Anda di halaman 1dari 221

H. Amari Ma’ruf KMA.

183
KURIKULUM 2019

KEMURNIAN

AKIDAH ISLAM
Dan
KESEMPURNAAN

AKHLAK MULIA
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt, yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita
semua, sehingga kita masih dalam satu ikatan ilmu dan iman, yaitu ilmu Allah swt yang menjadi
pedoman hidup bagi kita dan membuat iman kita selalu membara selalu di jalan Allah Swt.

Kami dapat menyelesaikan buku dengan judul ““Kemurnian Akidah Islam dan
Kesempurnaan Akhlak Mulia”” untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas. XII Kurikulum
2019untuk Madrasah Aliyah dengan ringkas,singkat, padat gambang dicerna, dan jauh dari kesan
menggurui.

Cara ini kami tempuh untuk memberi kenyamanan optimal kepada peserta didik/siswa.
Diharapkan buku ini menjadi mitra belajar yang mengasyikkan bagi kalian. Secara psikologis,
kalian akan menemukan kemerdekaan dalam belajar.

Buku ini disusun berdasarkan pada Standar Isi Madrasah Aliyah Tahun 2013, Kurikulum
Kementerian Agama. Dalam buku ini dibahas mengenai: asmaul husna, akhlak terpuji, akhlak
tercela, adab islami dan kisa-kisah orang-orang saleh.

Pembahasan tentang mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas. XII sesuai KMA.183 Tahun 2019
akan dihamparkan secara mendetail dalam setiap bab. Dengan dasar-dasar Al-qur’an Hadits dan
buku-buku yang relevan pada pembahasan.

Demikianlah tak ada gading yang retak. sumbangsih saran,kritik konstruktif yang selalu
kudambakan untuk perbaikan penyusunan buku selanjutnya. semoga bermanfaat bagi kita semua
amin.

Babakan,

Penyusun ;

Amari Ma’ruf
Pemetaan KI-KD dan Indikator
Akidah Akhlak Kelas XII

Materi Kompetensi Dasar Indikator


Bab 1 1.1. Menghayati kebenaran 1.1.1 Mengimani kebenaran dan kebesaran
Asmaul dan kebesaran Allah melalui Allah yang terkandung dalam alAsmā` al-Ḥusna
Husna alAsmā` al-Ḥusna; al- 1.1.2 Membentuk pendapat yang
‘Afuww, al-Rozzāq, alMalik, mendukung kebenaran dan kebesaran
al-Hasīb, al-Hādi, Allah dalam al-Asmā` al-Ḥusna
al-Khālik dan al-Hakīm
2.1 Mengamalkan keluhuran 2.1.1 Membiasakan diri dengan sikap yang
budi saling memaafkan dan mencerminkan sifat-sifat Allah dalam
peduli sebagai cermin yang al-Asmā` al-Ḥusna
terkandung dalam al-Asmā`
al-Ḥusna; al-‘Afuww, alRozzāq,
al-Malik, al-Hasīb,
al-Hādi, al-Khālik dan alHakīm
3.1 Menganalisis makna dan 3.1.1 Membedakan peristiwa yang
upaya meneladani al-Asmā` mencerminkan tiap sifat Allah dalam al-Asmā` al-
al-Ḥusna; al-‘Afuww, Ḥusna
alRozzāq, al-Malik, al-Hasīb, 3.1.2 Menemukan bukti tentang upaya
al-Hādi, al-Khālik dan alHakīm meneladani sifat Allah dalam Asmaul Husna
dalam suatu peristiwa

4.1 Menyajikan hasil analisis 4.1.1 Menyajikan analisis tentang sikap yang
tentang makna dan upaya mencerminkan sifat-sifat Allah dalam al-Asmā`
meneladani al-Asmā` al- al-Ḥusna
Ḥusna; al-`Afuww, alRozzāq,
al-Malik, al-Hasīb,
al-Hādi, al-Khālik dan alHakīm
Bab 2 1.2. Menghayati nilai-nilai 1.2.1 Meyakini nilai dan dampak positif dari
Akhlak positif dari tasāmuh toleransi, persaamaan derajat, moderat, dan
Terpuji (toleransi), musāwah persaudaraan
(persaamaan derajat), 1.2.2 Membuktikan nilai dan dampak positif dari
tawasuth (moderat), dan toleransi, persaamaan derajat, moderat, dan
ukhuwwah (persaudaraan) persaudaraan
2.2 Mengamalkan sikap 2.2.1 Membiasakan sikap toleransi, persaamaan
tasāmuh (toleransi), derajat, moderat, dan persaudaraan dalam
musāwah (persaamaan kehidupan seharihari
derajat), tawasuth (moderat),
dan ukhuwwah
(persaudaraan) dalam
kehidupan sehari-hari
3.2 Menganalisis makna, 3.2.1 Menganalisis nilai, urgensi, dan upaya yang
pentingnya, dan upaya mencerminkan sikap toleransi, persaamaan
memiliki sikap tasāmuh derajat, moderat, dan persaudaraan
(toleransi), musāwah 3.2.2 Menganalisis dan mengkritisi kejadian dan
(persaamaan derajat), peristiwa yang mencerminkan toleransi,
tawasuth (moderat), dan persaamaan derajat, moderat, dan persaudaraan
ukhuwwah (persaudaraan)
4.2 Menyajikan hasil analisis 4.2.1 Mengatasi permasalahan yang memuat
tentang makna, pentingnya, sikap toleransi, persaamaan derajat, moderat,
dan upaya memiliki sikap dan persaudaraan 4.2.2 Mengelola
tasāmuh (toleransi), permasalahan untuk mendapatkan solusi dengan
musāwah (persaamaan sikap toleransi, persaamaan derajat, moderat,
derajat), tawasuth (moderat), dan persaudaraan dalam menjaga keutuhan NKRI
dan ukhuwwah
(persaudaraan) dalam
menjaga keutuhan NKRI
Bab 3 1.3. Menghayati dampak 1.3.1 Menyadari dampak negatif dari sifat
Akhlak buruk sifat tercela yang harus nifāq (munafik), gaḍab (marah) dan
Tercela dihindari; nifāq (munafik), qaswah al-qalb (keras hati) 1.3.2 Membentuk
gaḍab (marah) dan qaswah pendapat tentang sisi negatif dari sifat nifāq
al-qalb (keras hati) (munafik),
gaḍab (marah) dan qaswah al-qalb (keras hati)
2.3 Mengamalkan sikap jujur, 2.3.1 Membiasakan diri untuk menghindari
tanggung jawab, dan santun nifāq (munafik), gaḍab (marah) dan
sebagai cermin dari qaswah al-qalb (keras hati) Ragam Penyakit Hat
pemahaman sifat tercela
nifāq (munafik), gaḍab
(marah) dan qaswah alqalb
(keras hati)
3.3 Menganalisis konsep, 3.3.1 Menganalisis peritiwa yang mencerminkan
penyebab, dan cara sifat nifāq (munafik),
menghindari sifat tercela gaḍab (marah) dan qaswah al-qalb (keras hati)
nifāq (munafik), gaḍab 3.3.2 Mengkritik peristiwa yang mencerminkan
(marah) dan qaswah alqalb sifat nifāq (munafik),
(keras hati) gaḍab (marah) dan qaswah al-qalb (keras hati)
4.3 Memaparkan hasil analisis 4.3.1 Menyajikan pemaparan hasil analisis
tentang konsep, penyebab, peristiwa yang mencerminkan sifat
dan cara menghindari sifat nifāq (munafik), gaḍab (marah) dan
tercela nifāq (munafik), qaswah al-qalb (keras hati) 4.3.2 Merumuskan
gaḍab (marah) dan qaswah konsep tentang sifat
al-qalb (keras hati) nifāq (munafik), gaḍab (marah) dan
qaswah al-qalb (keras hati)
Bab 4 1.4. Menghayati etika Islam 1.4.1 Meyakini etika bergaul dalam Islam
Adab dalam bergaul dengan orang
Pergaulan yang sebaya, yang lebih tua,
dalam Islam yang lebih muda dan lawan
jenis
2.4 Mengamalkan sikap jujur 2.4.1 Membiasakan etika bergaul dalam Islam
dan santun sebagai bentuk
pemahaman tentang etika
Islam dalam bergaul dengan
sebaya, yang lebih tua, yang
lebih muda dan lawan jenis
3.4 Menganalisis etika Islam 3.4.1 Menganalisis keadaan dan peristiwa dalam
dalam bergaul dengan sebaya, pergaulan sehari-hari
yang lebih tua, yang lebih 3.4.2 Mengkritik keadaan dan peristiwa dalam
muda dan lawan jenis pergaulan sehari-hari
4.4 Meyajikan hasil analisis 4.4.1 Menyimulasikan etika bergaul dalam Islam
tentang etika Islam dalam 4.4.2 Merumuskan konsep etika bergaul dalam
bergaul dengan sebaya, yang Islam
lebih tua, yang lebih muda
dan lawan jenis
Bab 5 1.5. Menghayati keteladanan 1.5.1 Meyakini sifat-sifat sufistik dari sufistik
Kisah sifat-sifat sufistik Imam Abu Imam Abu Hanifah, Imam
Teladan Hanifah, Imam Malik, Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal
Empat Imam Imam Syafi’i dan Imam Ahmad
Mazhab bin Hanbal
2.5 Mengamalkan sikap 2.5.1 Berakhlak mulia sebagai teladan dari sifat
takwa, wara, zuhud, sabar, sufistik dari empat imam maẓhab fikih
dan ikhlash yang 2.5.2 Membiasakan berakhlak mulia sebagai
mencerminkan sifat-sifat teladan dari sifat sufistik dari empat imam
kesufian Imam Abu Hanifah, maẓhab fikih
Imam Malik,
Imam Syafi’i dan Imam Ahmad
bin Hanbal
3.5 Mengevaluasi kisah 3.5.1 Memeperjelas kisah-kisah sufistik dari
kesufian Imam Abu Hanifah, empat imam maẓhab fikih
Imam Malik,
Imam Syafi’i dan Imam Ahmad
bin Hanbal
4.5 Menilai kisah kesufian 4.5.1 Menyajikan ragam sikap dan sifat sufistik
Imam Abu Hanifah, Imam dari empat imam maẓhab fikih
Malik, Imam Syafi’i dan Imam 4.5.2 Mengatasi masalah dengan bersuri teladan
Ahmad bin Hanbal dalam pada sikap dan sifat sufistik dari empat imam
kehidupan seharihari untuk maẓhab fikih
teladan kehidupan sehari-hari
Bab 6 1.6 Menghayati ragam bentuk 1.6.1 Meyakini dampak dan nilai positif dari sikap
Akhlak sikap terpuji melalui sikap semangat berlomba dalam kebaikan, bekerja
Terpuji semangat berlomba dalam keras dan kolaboratif, dinamis dan optimis, serta
kebaikan, bekerja keras dan kreatif dan inovatif
kolaboratif, dinamis dan 1.6.2 Membuktikan dampak dan nilai positif dari
optimis, serta kreatif dan sikap semangat berlomba dalam kebaikan,
inovatif. bekerja keras dan kolaboratif, dinamis dan
optimis, serta kreatif dan inovatif
2.6 Menganalisis makna sikap 2.6.1 Membiasakan diri dengan sikap semangat
terpuji diantaranya sikap berlomba dalam kebaikan, bekerja keras dan
semangat berlomba dalam kolaboratif, dinamis dan optimis, serta kreatif
kebaikan, bekerja keras dan dan inovatif
kolaboratif, dinamis dan
optimis, serta kreatif dan
inovatif.
3.6 Mengamalkan dan 3.6.1 Menganalisis peristiwa yang berhubungan
meneladani sikap terpuji yang dengan sikap semangat berlomba dalam
berkaitan dengan sikap kebaikan, bekerja keras dan kolaboratif, dinamis
semangat berlomba dalam dan optimis, serta kreatif dan inovatif
kebaikan, bekerja keras dan 3.6.2 Mengkritisi peristiwa yang berhubungan
kolaboratif, dinamis dan dengan sikap semangat berlomba dalam
optimis, serta kreatif dan kebaikan, bekerja keras dan kolaboratif, dinamis
inovatif. dan optimis, serta kreatif dan inovatif
4.6Menyajikan hasil analisis 4.6.1 Merumuskan konsep tentang sikap
tentang makna dan upaya semangat berlomba dalam kebaikan, bekerja
meneladani sikap terpuji keras dan kolaboratif, dinamis dan optimis, serta
semangat berlomba dalam kreatif dan inovatif
kebaikan, bekerja keras dan 4.6.2 Menyajikan konsep tentang sikap semangat
kolaboratif, dinamis dan berlomba dalam kebaikan, bekerja keras dan
optimis, serta kreatif dan kolaboratif, dinamis dan optimis, serta kreatif
inovatif. dan inovatif
Bab 7 1.7 Menghayati perbuatan 1.7.1 Menyadari bahaya dari fitnah dan berita
Akhlak tercela bohong (hoaks), adu domba, mencari-cari
Tercela yang harus dihindari; fitnah, kesalahan orang lain dan gosip
berita bohong (hoaks), 1.7.2 Membentuk pendapat tentang bahaya
namimah, tajassus dan ghibah fitnah dan berita bohong (hoaks), adu domba,
mencari-cari kesalahan orang lain dan gosip
2.7 Mengamalkan sikap jujur 2.7.1 Membiasakan diri untuk menghindari
dan tanggung jawab sebagai fitnah dan berita bohong (hoaks), adu domba,
cerminan menghindari mencari-cari kesalahan orang lain dan gosip
perilaku fitnah, berita bohong
(hoaks), namimah,
tajassus dan ghibah
3.7 Menganalisis konsep dan 3.7.1 Menganalisis peristiwa yang mencerminkan
cara menghindari perilaku perilaku fitnah dan berita bohong (hoaks), adu
fitnah, berita bohong (hoaks), domba, mencari-cari kesalahan orang lain dan
namimah, tajassus dan ghibah gosip
3.7.2 Mengkritik peristiwa yang mencerminkan
perilaku fitnah dan berita bohong (hoaks), adu
domba, mencari-cari kesalahan orang lain dan
gosip
4.7 Mengomunikasikan hasil 4.7.1 Merumuskan konsep dan cara menghindari
analisis tentang konsep dan perilaku fitnah dan berita bohong (hoaks), adu
cara menghindari perilaku domba, mencari-cari kesalahan orang lain dan
fitnah, berita bohong (hoaks), gosip
namimah, tajassus dan ghibah 4.7.2 Mengatasi permasalahan berhubungan
dengan perilaku fitnah dan berita bohong
(hoaks), adu domba, mencari-cari kesalahan
orang lain dan gosip
Bab 8 1.8 Menghayati akhlak mulia 1.8.1 Memahami etika dalam berorganisasi dan
Etika dalam dalam berorganisasi dan bekerja
Organisasi bekerja
dan Profesi 2.8 Mengamalkan sikap 2.8.1 Membiasakan adab yang baik dalam
santun dan tanggung jawab berorganisasi dan bekerja
sebagai cermin dari
pemahaman akhlak mulia
dalam berorganisasi dan
bekerja
3.8 Menerapkan akhlak mulia 3.8.1 Menganalisis ragam peristiwa tentang
dalam berorganisasi dan keorganisasian dan pekerjaan
bekerja 3.8.2 Mengkritik ragam peristiwa tentang
keorganisasian dan pekerjaan
4.8 Menyajikan hasil analisis 4.8.1 Menyajikan konsep etika yang baik dalam
tentang akhlak mulia dalam berorganisasi dan bekerja
adab berorganisasi dan 4.8.2 Mengatasi permasalahan dalam
bekerja berorganisasi dan bekerja
Bab 9 1.9 Menghayati keutamaan 1.9.1 Meyakini keutamaan sifat-sifat tokoh Islam
Kisah sifatsifat Kiai Kholil di Indonesia
Teladan alBangkalani, Kiai Hasyim
Tokoh Islam Asy’ari, dan Kiai Ahmad
di Indonesia Dahlan
2.9 Mengamalkan sikap 2.9.1 Berakhlak mulia sebagai cerminan dari
disiplin dan jujur sebagai sifat-sifat tokoh Islam di Indonesia
cermin keteladan dari sifat-
sifat Kiai Kholil al-Bangkalani,
Kiai
Hasyim Asy’ari, dan Kiai
Ahmad Dahlan
3.9 Menganalisis keteladanan 3.9.1 Memperjelas kisah-kisah dari tokoh Islam di
sifat-sifat positif Kiai Kholil al- Indonesia
Bangkalani, Kiai Hasyim
Asy’ari, dan Kiai Ahmad
Dahlan
4.9 Mengomunikasikan 4.9.1 Menyajikan ragam sikap dan sifat tokoh
contoh implementasi Islam di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari
keteladanan Kiai Kholil al- guna membentuk sikap cinta tanah air dan bela
Bangkalani, Kiai Hasyim negara
Asy’ari, dan Kiai Ahmad 4.9.2 Mengatasi masalah dengan bersuri teladan
Dahlan dalam kehidupan pada sikap dan sifat tokoh Islam di Indonesia
sehari-hari dan dalam dalam kehidupan sehari-hari guna membentuk
membentuk sikap cinta tanah sikap cinta tanah air dan bela negara
air dan bela negara
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................... i

Kata Pengantar................................................................... ii

Daftar Isi ........................................................................... iv

Semester I

BAB I INDAHNYA ASMAUL-HUSNA ALLAH SWT

A. Al Afuww
B. Al Rozzaq
C. Al Malik
D. Al Hasib
E. Al Hadi
F. Al Khaliq
G. Al Hakim

BAB II KESEMPURNAAN AKHLAK TERPUJI

A. Tasamuh (toleransi)
B. Musawah
C. Tawasuth (moderat)
D. Ukhuwwah (persaudaraan)

BAB III MENGHINDARI AKHLAK TERCELA

A. Nifāq (munafik),
B. Gaḍab (marah)
C. dan Qaswah al-qalb (keras hati)

BAB IV ADAB PERGAULAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Adab bergaul dengan teman sebaya


B. Adab bergaul dengan yang lebih tua
C. Adab bergaul dengan yang lebih muda
D. Adab bergaul dengan lawan jenis

BAB V KISAH TELADAN EMPAT MADZHAB DALAM ISLAM

A. Imam Hanafi
B. Imam Malik
C. Imam Asy-Syafi’i
D. Imam Ahmad bin Hanbal
SEMESTER II

BAB VI BUDAYAKAN PERILAKU TERPUJI

A. Kolaboratif
B. Fastabiqul Khairat
C. Optimis
D. Dinamis
E. Kreatif
F. Inovatif

BAB VII MENGHINDARI PERILAKU TERCELA

A. Fitnah
B. Berita Bohong (hoaks)
C. Namimah
D. Tajassus
E. Ghibah

BAB VIII ETIKA DALAM ORGANISASI DAN PROFESI

A. Etika Organisasi
B. Etika Profesi

BAB IX KISAH TELADAN ULAMA INDONESIA

A. Kyai Kholil al-Bangkalani


B. Kyai Hasyim Asy’ari
C. Kyai Ahmad Dahlan

LATIHAN BANK SOAL .........................................

BIBIOGRAFI PENULIS .............................. .........

DAFTAR PUSTAKA ..............................................


PELAJARAN 1
ASMAUL-HUSNA
Tujuan pembelajaran

Dengan mempelajari materi dan dalil, berdiskusi, serta mengerjakan latihan, siswa akan:

1. memantapkan keimanan tentang kebenaran dan kebesaran Allah yang terkandung dalam
Asmaul Husna
2. membentuk pendapat yang mendukung kebenaran dan kebesaran Allah dalam Asmaul
Husna
3. mau membiasakan diri dengan sikap yang mencerminkan sifat-sifat Allah dalam Asmaul
Husna
4. dapat membedakan peristiwa yang mencerminkan tiap sifat Allah dalam Asmaul Husna
5. dapat menemukan bukti tentang upaya meneladani sifat Allah dalam Asmaul Husna
dalam suatu peristiwa.
6. dapat menyajikan hasil analisis tentang sikap yang mencerminkan sifat-sifat Allah dalam
Asmaul Husna

Tilawah

Sebelum memulai pelajaran, bacalah dahulu ayat dan terjemahan berikut!

َ ُ‫َوهَّلِل ِ اَأْلمْس َ ا ُء الْ ُح ْسىَن فَا ْد ُعو ُه هِب َا َو َذ ُروا اذَّل ِ َين يُلْ ِحد‬
‫ون يِف َأمْس َ اِئ ِه َس ُي ْج َز ْو َن َما اَك ن ُوا‬
‫ون‬َ ُ‫ي َ ْع َمل‬
Artinya: “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa
yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf/7: 180)
Kerangka Konsep

Asmaul Husna

Al Afuww Al Rozzaq Al Malik Al Hasib

Al Hadi Al Khaliq Al Hakim

Kata Kunci

Asmaul Husna Naqli

Aqli Pengamalan

Iman Meneladani
Observasi M1 M2

Tahukah Kamu?

Perhatikan gambar di bawah ini!

GAMBAR SISWA TENTANG ASMAUL HUSNA

Apa yang dilakukan anak pada gambar?

Apa yang dimaksud dengan Asmaul Husna itu?

Bagaimana cara mengamalkan Asmaul Husna?

Kamu Harus Tahu


Pada kitab Tafsir Al Munir dijelaskan, al asma memiliki arti sesuatu yang
menunjukkan pada sebuah Dzat. Atau setiap lafal yang dibentuk untuk menunjukkan
sebuah makna jika ia tidak bersifat musytaq (pecahan dari kalimat lain). Kalau bersifat
musytaq, ia adalah sifat.

Al husna merupakan artinya terbaik. Dengan demikian, asmaul husna adalah nama-


nama Allah yang paling baik.

Pada Tafsir Al Azhar, Buya Hamka berpendapat, “Nama adalah perkataan yang


menunjukkan sesuatu Dzat atau menunjukkan Dzat dan sifat. Allah mempunyai nama-
nama dan semua nama itu adalah nama yang baik. Serulah Dia dengan nama-namaNya
yang semuanya baik itu.”

Adapun untuk manfaat mengamalkan asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari


diantaranya ;

Pertama, memperbanyak membaca atau melafadzkannya. Baik secara keseluruhan 99


asmaul husna maupun membaca masing-masingnya sebagai dzikir.
Kedua, menyebut asmaul husna saat berdoa. Yakni menyeru asmaul husna yang paling
sesuai dengan apa yang diminta dalam doa tersebut. .

Ketiga, merenungkan maknanya. Tak sekedar mengetahui artinya apa tiap asmaul husna,
tetapi juga merenungkan maknanya. Sehingga lebih mengenal Allah dan semakin
mencintainya.

Keempat, mengambil hikmah dan keteladanan sifat Allah dalam asmaul husna. Misalnya
terhadap nama-Nya Al Ghofur, kita kemudian mudah memaafkan orang lain karena
berharap ampunan-Nya. Dengan nama-Nya As Salam, kita kemudian berusaha
menciptakan kedamaian di mana pun berada karena berharap Allah memberikan
keamanan dan kesejahteraan bagi kita.

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ASMAUL HUSNA ?


Menurut bahasa, asma’ul husna berarti nama-nama yang baik, sedangkan menurut istilah
berarti nama-nama baik yang dimiliki Allah sebagai bukti keagungan dan kemuliaan-Nya.
Di dalam al-Qur’an nama-nama yang baik dijelaskan pada Qs. Al-A’raf/7: 180 sebagai
berikut :

َ ُ‫ون فِي َأسْ مَاِئ ِه َسيُجْ َز ْو َن َما َكا ُنوا َيعْ َمل‬
‫ون‬ َ ‫َوهَّلِل ِ اَأْلسْ َما ُء ْالحُسْ َنى َف ْادعُوهُ ِب َها َو َذرُوا الَّذ‬
َ ‫ِين ي ُْل ِح ُد‬
Artinya: “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan
menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa
yang telah mereka kerjakan.” (Qs. Al-A’raf/7: 180)

Asmaul husna ada dua kata singkat tetapi memiliki makna yang dalam dan luas , Asmaul
Husna adalah nama nama baik dan indah bagi Allah Swt, didalamnya mengandung sifat
sifat kesempurnaan , kemuliaan dan keagungan Allah  Swt , para ulama telah banyak
menulis buku yang membahas dan menggali makna yang terkandung dalam Asmaul
Husna, hal ini menunjukkan betapa Asmaul Husna mengandung samudra nilai yang
penting.

Selanjutnya kalian pelajari uraian berikut ini dan kalian kembangkan dengan mencari
materi tambahan dari sumber belajar lainnya.

A. AF-AFUWW
1. Pengertian Af-Afuww
Secara bahasa : Nama Allah “al-’Afuw” adalah wazan fa’ûl dari kata
al-’afwu(memaafkan) yang berarti memaafkan perbuatan dosa dan tidak
menghukumnya, asal maknanya:menghapus dan menghilangkan.
Kalimat 'afaa, sebagaimana yang disebutkan dalam kamus- memiliki dua
makna: memberi dengan penuh kerelaan dan
al-izalah(menghilangkan/menghapus).
Menurut Imam Al Ghazali , Al-Afuww berarti yang menghapuskan keburukan-
keburukan dan mengampuni kekejian.
Al-Fairuz Abadi rahimahullah berkata: “al-‘Afwu adalah permaafan dan
pengampunan Allah atas (dosa-dosa) makhluk-Nya, serta tidak memberikan siksaan
kepada orang yang pantas (mendapatkannya).
Adapun pengertian Af-Afuww adalah salah satu sifat Allah (asmaul husna)
yang menghapus dosa-dosa dan mengabaikan tindakan durhaka . Maknanya dekat
dengan al ghafuur (yang Maha Pengampun), tetapi nama ini lebih banyak
menyatakan perasaan daripada al ghafuur.

2. Dalil Naqli
Adapun dalil naqli atau Bukti bahwa Allah Swt mempunyai sifat Al Afuww adalah
sebagai berikut :
Firman Allah Swt pada QS. an-Nisa: 99 adalah
َ ‫فَُأولَِئ‬
)٩٩( ‫ك َع َسى هَّللا ُ َأ ْن يَ ْعفُ َو َع ْنهُ ْم َو َكانَ هَّللا ُ َعفُ ًّوا َغفُورًا‬
Artinya : mereka itu, Mudah-mudahan Allah memaafkannya. dan adalah Allah
Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (QS. an-Nisa: 99)

Firman Allah Swt pada QS. an-Nisa: 149 adalah

َ ‫ِإنْ ُت ْب ُدوا َخيْرً ا َأ ْو ُت ْخفُوهُ َأ ْو َتعْ فُوا َعنْ سُو ٍء َفِإنَّ هَّللا َ َك‬
)١٤٩( ‫ان َعفُ ًّوا َق ِديرً ا‬
Artinya : jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau Menyembunyikan atau
memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), Maka Sesungguhnya Allah Maha
Pema'af lagi Maha Kuasa. (QS. an-Nisa: 149)

3. Meneladani Allah dengan sifat al Af-Afuww


Kita dapat meneladani Allah Swt melalui sifat Af-Afuww dengan metode memilki
sifat-sifat sebagai berikut :
a. Memaafkan kesalahan orang lain
Memaafkan orang lain merupakan suatu kebaikan dan dapat dilakukan
kapan saja, oleh dan untuk siapa saja. Kita tidak dibenarkan bersikap keras hati,
enggan memaafkan kesalahan orang lain. Allah memerintahkan kita untuk
memaafkan orang lain, seperti diterangkan dalam al Qur’an :
)٤٣:‫ُور (الشعراء‬ َ ِ‫ص َب َر َو َغ َف َر ِإنَّ َذل‬
ِ ‫ك لَمِنْ َع ْز ِم األم‬ َ ْ‫َولَ َمن‬
Artinya : “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya
(perbuatan) yang demikian itu termasuk ha-hal yang diutamakan.” (QS. As-Syura
: 43)
b. Menghilangkan perasaan dendam
Sifat dendam tidak akan membawa akibat apapun selain kehancuran dan
kehinaan. Kehancuran dan kehinaan terjadi bukan kepada orang yang
ditimpakan rasa dendam tetapi, kehancuran akan menimpa pada pelaku
dendam.
Mengingat kebaikan dan melupakan keburukan orang lain, Mengingat kebaikan
dan melupakan keburukan orang lain adalah salah satu cara berlatih menjadi seorang
pemaaf.
Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4
1. Bagilah kelas menjadi kelompok 4 s.d 6 Peserta Didik!
2. Setiap anggota kelompok diminta untuk mencari bagaimana cara mengamalkan
asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari
3. Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk merumuskan cara mengamalkan
asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari.
4. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja.

B. AL RAZZAQ
1. Pengertian al Razzaq
Muhammad Khalil al-Harras berkata, “Salah satu nama Allah Swt adalah ‫اق‬ ُ ‫اَلرَّ َّز‬
(Ar-Razzaq), yang merupakan bentuk mubalaghah dari kata ‫از ُق‬ ِ َّ‫( اَل;;ر‬Ar-Raziq).
Perubahan bentuk kata tersebut menunjukkan sesuatu yang banyak, diambil dari
kata ‫( اَل;;رَّ ْز ُق‬ar-razq) yang bermakna pemberian rezeki, yang merupakan bentuk
mashdar.
Adapun pengertian Ar-Razzaq adalah Dzat Allah Swt yang banyak memberi
rezeki kepada hamba-hamba-Nya, yang bantuan dan keutamaan-Nya bagi mereka
tidak terputus walau sekejap mata.
Jaminan Allah Swt kepada rezeki makhluk-Nya tidak dapat diartikan apabila
kita menginginkan sesuatu bisa di dapatkan tanpa usaha.

Sebagai makhluk kita memiliki kewajiban untuk berusaha atau ikhtiar mencari
rezeki yang sudah disiapkan Allah Swt untuk kita. Cara memperoleh rezeki dengan
halal dan memanfaatkan dengan baik, sesuai dengan peraturan yang sudah
digariskan Allah Swt.

2. Meneladani Allah dengan sifat al Razzaq


Adapun meneladani Allah melalui sifat al-Razzaq adalah;

a. Membagikan dari sebagian rizki yang telah dianugerahkan oleh-Nya untuk


para fakir miskin dan orang-orang yang lebih membutuhkan.

Ketika perintah ini kita laksanakan, ketika kita membagikan sedikit rizki Allah
kepada mereka yang berhak menerimanya, maka saat itu sesungguhnya kita
sedang meneladani akhlak Allah, Ar-Razzaq.
b. Berkeyakinan bahwa Allah adalah penjamin rizki secara mutlak
Kesadaran tentang jaminan rezeki Allah harus kuat. Rezeki antara bayi dan
orang dewasa berbeda. Jaminan rezeki Allah, berbeda dengan jaminan rezeki
orang tua kepada bayinya. Allah menyiapkan sarana dan manusia diperintahkan
untuk mengolahnya.
ُ ‫شوا; فِي َم َناك ِِب َها َو ُكلُوا مِنْ ِر ْزقِ ِه َوِإلَ ْي ِه ال ُّن‬
)١٥:‫شو ُر (الملك‬ ُ ْ‫ض َذلُوال َفام‬
َ ْ‫ه َُو الَّذِي َج َع َل لَ ُك ُم األر‬
Artinya: “Dia yang menjadikan kamu bumi itu mudah (untuk dimanfaatkan)
maka berjalanlah dia segala penjurunya dan makanlah dari rezeki-Nya.” (QS. Al
Mulk :15)
c. Berusaha qona’ah

Qana’ah yaitu menerima atau merasa puas, dengan nikmat Allah Swt yang
diberikan kepada hamba-Nya, akan tetapi kepuasan tersebut harus didahului
oleh tiga hal.

1) Usaha maksimal yang halal, Keberhasilan memiliki hasil usaha maksimal


tersebut dan Dengan suka cita menyerahkan apa yang telah dihasilkan
karena puas dengan apa didapatkannya sebelumnya.
2) Memanfaatkan rizki ke jalan yang benar
Memanfaatkan rezeki dengan baik dijalan yang benar adalah salah satu
bukti rasa syukur hamba kepada Tuhannya. Seperti diterangkan dalam
firman Allah :
َ ُ‫َو ِممَّا َر َز ْق َنا ُه ْم ُي ْنفِق‬
)٣: ‫ون (البقرة‬
Artinya : “Dan nafkahkanlah sebagian rezeki yang Kami anugrahkan kepada
mereka.” (QS. Al Baqarah 2: 3)
C. AL MALIK
1. Pengertian al Malik
Al -Malik merupakan bentuk mubalaghah( Maha Raja). menurut istilah Al-
Malik berarti Allah Swt maha penguasa atas seluruh makhluk-Nya.

Menurut Imam Ghazali, Malik adalah yang tidak butuh pada zat dan sifat-Nya
yang wujud, bahkan Dia adalah yang butuh kepada-Nya, Wujud segala sesuatu
bersumber dari pada-Nya. Maka segala sesuatu selain-Nya menjadi Milik-Nya dalam
zat dan sifat serta membutuhkan-Nya. Dialah Allah Raja Yang Mutlak.

Adapun pengertian al-Malik dalam asmaul husna adalah Allah Swt menguasai
atas segala makhluknya.

2. Dalil Naqli tentang al-Malik


Adapun dalil naqli tentang al-Malik termaktub dalam QS. Al Mu’min: 16

ِ ‫ك ْال َي ْو َم هَّلِل ِ ْال َوا ِح ِد ْال َقه‬


)١٦:‫َّار (المؤمنون‬ ُ ‫ون ال َي ْخ َفى َعلَى هَّللا ِ ِم ْن ُه ْم َشيْ ٌء لِ َم ِن ْالم ُْل‬
َ ‫ار ُز‬
ِ ‫َي ْو َم ُه ْم َب‬
Artinya : “ (yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari
keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (lalu Allah berfirman):”Kepunyaan
siapa kerajaan pada hari ini? ”Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha
Mengalahkan.”( QS.al-Mu’min: 16)

3. Meneladani Allah dengan sifat al Malik


Adapun meneladani Allah Swt dengan sifat al-Malik diantaranya adalah
a. Tidak terlena dengan jabatan atau tahta

Manusia seharusnya sadar apabila kita sedang berada pada posisi teratas,
masih ada yang lebih tinggi dan itu akan menjadi koreksi dan motivasi kita
bahwa jabatan yang kita miliki adalah sebuah amanat dan akan
dipertanggungjawabkan, kekuasaan duniawi adalah fana atau sementara
sedangkan kekuasaan Allah adalah Mutlak dan Abadi.

b. Dapat mengendalikan hawa nafsu


Hawa nafsu adalah bujukan syaitan yang hanya akan menjerumuskan kita kepada
hal-hal negatif dan itu merupakan contoh ketundukan kita kepada syaitan. Seperti
dijelaskan dalam firman Allah :

َ ‫) َفَأ ْل َه َم َها فُج‬٧( ‫س َو َما َسوَّ ا َها‬


)٧-٨‫ُور َها َو َت ْق َوا َها (الشمس‬ ٍ ‫َو َن ْف‬
Artinya : “dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (Asy Syams:
7-8)

c. Menjadi hamba yang bersyukur

Mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan, sikap tesebut


menunjukkan bahwa kita adalah hamba yang pandai bersyukur.

‫ْ َأ‬
ِ ‫َوِإذ َت َّذ َن َر ُّب ُك ْم لَِئنْ َش َكرْ ُت ْ;م‬
)٧( ‫ألزي َد َّن ُك ْم َولَِئنْ َك َفرْ ُت ْم ِإنَّ َع َذ ِابي لَ َشدِي ٌد‬

Artinya : Dan (ingatlah juga) , tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya


jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS.
Ibrahim: 7)

d. Selalu mengharap pertolongan Allah

Dengan mengharap pertolongan Allah berarti kita menunjukan sikap yang


menumbuhkan kekuatan bathin dalam menghadapi segala sesuatu. Sebaliknya
dengan tidak mengharapkan pertolongan dari Allah merupakan cerminan sikap
yang angkuh. QS. Al Fatihah: 5-7

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4


1. Buatlah makalah dengan judul “ Pengaruh mengamalkan asmaul husna “ al-
Malik” terhadap kepemimpinan”
2. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja dan dilaporkan
kepada guru mata pelajaran.

D. AL HASIB
1. Pengertian al Hasib
Al Hasib secara bahasa artinya menghitung (mengira), mencukupkan,
melindungi dan menolong. Menurut Imam al Ghazali, al Hasib bermakna dia yang
mencukupi siapa yang mengandalkan-Nya.
Sifat ini hanya dimiliki oleh Allah, karena hanya Allah saja yang Maha
mencukupi semua makhluk-Nya dan diandalkan oleh seluruh makhluk-Nya.
Makna al Hasib adalah zat yang Maha membuat perhitungan atas perilaku
hamba-hamba-Nya. Allah memiliki hak preogatif untuk memberi atau sebaliknya
menahan pemberian-Nya. sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Anbiya’: 47.

‫ان م ِْث َقا َل َح َّب ٍة مِنْ َخرْ دَ ٍل َأ َت ْي َنا ِب َها‬


َ ‫ين ْالقِسْ َط لِ َي ْو ِم ْالقِ َيا َم ِة َفال ُت ْظلَ ُم َن ْفسٌ َش ْيًئ ا َوِإنْ َك‬ ِ ‫ض ُع ْال َم َو‬
َ ‫از‬ َ ‫َو َن‬

َ ‫َو َك َفى ِب َنا َحاسِ ِب‬


)٤٧( ‫ين‬
Artinya: Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka
Tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu) hanya
seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah Kami
sebagai Pembuat perhitungan.( QS. Al Anbiya’: 47)

Adapun pengertian al-Hasib adalah Allah Swt maha membuat


perhitungan, mencukupkan, melindungi dan menolong atas perbuatan seluruh
makhluk-Nya.

2. Meneladani sifat al Hasib


Adapun meneladani sifat al-Hasib adalah
a. Meyakini bahwa penciptaan alam raya dalam perhitungan yang akurat.
sistem perhitungan yang amat komplek atasnya yang begitu alamiah.
Perhitungan yang diperlukan untuk menjalankan kosmos besar itu tidak pernah
bisa dijangkau oleh “rasio” manusia.
َ ‫)الَّذ‬١٩٠( ‫ب‬
‫ِين‬ ْ ‫ت ألولِي‬
ِ ‫األل َبا‬ ٍ ‫ار آل َيا‬;ِ ‫ِالف اللَّي ِْل َوال َّن َه‬;ِ ‫اخت‬ ْ ‫ض َو‬ ِ ْ‫ت َواألر‬ ِ ‫ِإنَّ فِي َخ ْل ِق ال َّس َم َاوا‬
‫ض َر َّب َنا‬
ِ ْ‫ت َواألر‬ ِ ‫ُون فِي َخ ْل ِق ال َّس َم َاوا‬ ِ ‫ُون هَّللا َ قِ َيامًا َوقُعُو ًدا; َو َعلَى ُج ُن‬
;َ ‫وب ِه ْم َو َي َت َف َّكر‬ َ ‫َي ْذ ُكر‬
)١٩١( ‫ار‬ ِ ‫اب ال َّن‬ َ ‫ك َفقِ َنا َع َذ‬َ ‫ت َه َذا بَاطِ ال ُسب َْحا َن‬ َ ‫َما َخلَ ْق‬
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal,191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari
siksa neraka.(QS. Ali Imran- 190-191)
b. Pandai melakukan introspeksi terhadap diri sendiri.

Sayyidina Umar bin Khattab  pernah mengatakan: “koreksilah dirimu sebelum


dikoreksi, evaluasilah sebelum dievaluasi, dan berbekalah dengan amal shaleh
untuk menyambut hari penampilan yang besar (Hari Perhitungan)”.

Salah satu bentuk evaluasi diri yang paling berguna adalah menyendiri untuk
melakukan muhasabah dan mengoreksi berbagai amalan yang telah dilakukan.

c. Bersemangat dalam melakukan kebaikan


Berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan adalah salah satu akhlak
terpuji yang apabila kita melaksanakannya akan mendapat pahala dari Allah
swt. Allah Swt berfirman pad QS. Al-Baqarah:148:
ِ ‫ت َأ ْي َن َما َت ُكو ُنوا َيْأ‬
( ‫ت ِب ُك ُم هَّللا ُ َجمِي ًعا ِإنَّ هَّللا َ َعلَى ُك ِّل َشيْ ٍء َقدِي ٌر‬ ِ ‫َولِ ُك ٍّل ِوجْ َه ٌة ه َُو م َُولِّي َها َفاسْ َت ِبقُوا; ْال َخي َْرا‬
)١٤٨
Artinya: dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana
saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS.al-Baqarah:
148)
d. Merasa tentram dan merasa cukup dengan segala rizki dari Allah
Manusia yang meneladani sifat al Hasib akan merasakan tentram dan
merasa cukup dengan apapun yang Allah berikan kepadanya. Mereka akan
selalu merasa tentram, tidak terusik oleh gangguan dan tidak kecewa oleh
kehilangan materi atau kesempatan, karena selalu merasa cukup dengan Al-
Hasib.
Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4
1. Buatlah kelompok sebanyak 4-5 peserta didik atau sesuaikan dengan keadaan
kelas kalian!
2. Identifikasikan setiap anggota kelompok bagaimana cara
mengimplementasikan asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari

E. AL HADI
1. Pengertian al Hadi
Secara bahasa al hadi dapat diartikan dengan tampil kedepan memberi
petunjuk dan menyampaikan dengan lemah lembut.
Al Hadi dapat diartikan juga pemberi petunjuk, maksudnya adalah Allah swt
yang menganugrahkan petunjuk atau hidayah kepada hamba-hamba yang
dikehendaki-Nya, sesuai dengan peranan makhluk dan sesuai dengan tingkatannya.
Allah juga memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya untuk selalu
beribadah kepada-Nya, serta mengikuti ajaran Rasul-Nya. Dialah Allah yang
memberi petunjuk kepada orang-orang yang berbuat maksiat sehingga ia
bertaubat. Allahlah yang telah menunjukkan jalan kepada orang-orang yang sesat
sehingga mereka kembali ke jalan yang benar. Allah berfirman :
)٣١( ;‫ك َها ِديًا َو َنصِ يرً ا‬ َ ‫َو َك َذل َِك َج َع ْل َنا لِ ُك ِّل َن ِبيٍّ َع ُد ًّوا م َِن ْالمُجْ ِرم‬
َ ‫ِين َو َك َفى ِب َر ِّب‬
Artinya “Dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.” (QS. Al
Furqoon : 31)
Adapun pengertian al-Hadi adalah Allah swt yang menganugrahkan petunjuk atau
hidayah, penolong kepada hamba-hamba yang dikehendaki-Nya.

2. Meneladani Allah dengan sifat al Hadi


Adapun meneladani Allah Swt dengan sifat al-Hadi diantaranya adalah
a. Berharap terus mendapat petunjuk
Seorang muslim berkeyakinan bahwa yang dapat memberi tujuan hanya
Allah. Oleh karenanya tumpuhan harapan muslim hanya ditujukan kepada Allah
sebagai yang mempunyai petunjuk yang paling benar dan akurat, oleh karena itu
manusia perlu memohon kepada Allah dengan sepenuh hati. Seperti diterangkan
dalam QS, Al Baqarah: 120

)١٢٠( ‫ِإنَّ ُهدَى هَّللا ِ ه َُو ْال ُهدَى‬


Artinya: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”(QS.al-
Baqarah: 120)

b. Konsisten dalam menjaga aneka petunjuk yang telah diberikan Allah

Bagi yang dikehendaki Allah swt menerima hidayah berupa kebenaran


iman dan Islam tidaklah sulit. Sebagai muslim kita wajib bersyukur telah
mendapat hidayah-Nya.

Caranya adalah tetap menjaga dan memelihara keimanan dan keislaman


tersebut, antara lain dengan tetap melaksanakan perintah Allah swt dan
menjauhi larangan-Nya sesuai pengetahuan dan kemampuan kita. QS. Al Hajj:
54,

َ ‫َوِإنَّ هَّللا َ لَ َها ِد الَّذ‬


)٥٤( ‫ِين آ َم ُنوا ِإلَى صِ َراطٍ مُسْ َتق ٍِيم‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang
beriman kepada jalan yang lurus”(QS.al-Hajj: 54)

c. Memberi petunjuk yang benar dengan penuh amanah

Manusia diperintah Allah untuk menyampaikan amanah kepada yang


berhak menerimanya, hal ini berkaitan dengan tatanan berinteraksi sosial
(muamalah) atau hablun min al-nas.
Sifat dan sikap amanah harus menjadi kepribadian atau sikap mental
setiap individu dalam komunitas masyarakat agar tercipta harmonisasi hubungan
dalam setiap gerak langkah kehidupan. Allah Swt telah berfirman pada QS.an-
Nisa:58:

َ ‫اس َأنْ َتحْ ُكمُوا ِب ْال َع ْد ِل ِإنَّ هَّللا‬ ِ ‫ِإنَّ هَّللا َ َيْأ ُم ُر ُك ْ;م َأنْ ُتَؤ ُّدوا األ َما َنا‬
ِ ‫ت ِإلَى َأهْ لِ َها َوِإ َذا َح َكمْ ُت ْم َبي َْن ال َّن‬
ُ ‫ِن ِعمَّا َيع‬
َ ‫ِظ ُك ْ;م ِب ِه ِإنَّ هَّللا َ َك‬
)٥٨( ;‫ان َس ِميعً ا بَصِ يرً ا‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”.(QS. An Nisa’: 58)

F. AL -KHALIQ
1. Pengertian al Khaliq

Al- Khaliq secara bahasa berasal dari kata khalq atau khalaqa yang berarti
mengukur atau memperhalus.

Allah Al-Khaliq, artinya Allah Swt pencipta semua makhluk dan segala sesuatu.
Malaikat, jin, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, matahari, bulan, bintang, dan
segala yang ada di alam ini diciptakan oleh Allah.

Allah menciptakan setiap makhluk secara sempurna dan dalam bentuk yang
sebaik-baiknya dengan ukuran yang paling tepat. Allah Swt berfirman.

ِ ‫الَّذِي َأحْ َس َن ُك َّل َشيْ ٍء َخلَ َق ُه َو َب َدَأ َخ ْل َق اإل ْن َس‬


ٍ ِ‫ان مِنْ ط‬
)٧( ‫ين‬
Artinya: “Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai
penciptaan manusia dari tanah.”(QS. As-Sajadah : 7)

Adapun pengertian al-Khaliq adalah Allah Swt menciptakan semua makhluk dengan
sempurna dalam bentuk sebaik-baiknya dengan ukuran yang tepat.

2. Meneladani Allah dengan sifat al Khaliq


Adapun meneladani Allah Swt dengan sifat al-Khaliq adalah
a. Bersikap kreatif dan berfikir kritis

Kreatif dapat diartikan sebagai kesadaran keimanan seseorang, untuk


menggunakan keseluruhan daya dan kemampuan diri yang dimiliki sebagai
wujud syukur akan nikmat Allah, guna menghasilkan sesuatu yang terbaik dan
bermanfat bagi kehidupan sebagai wujud pengabdian yang tulus kehadirat Allah.

Allah Swt berfirman pada QS. Az-Zumar:5


َ ْ‫ار َعلَى اللَّي ِْل َو َس َّخ َر ال َّشم‬
‫س‬ ِ ‫ض ِب ْال َح ِّق ُي َكوِّ ُر اللَّ ْي َل َعلَى ال َّن َه‬
َ ‫ار َو ُي َكوِّ ُر ال َّن َه‬ ِ ‫َخلَ َق ال َّس َم َاوا‬
َ ْ‫ت َواألر‬
)٥( ‫ألج ٍل ُم َس ًّمى َأال ه َُو ْال َع ِزي ُز ْال َغ َّفا ُر‬
َ ;‫َو ْال َق َم َر ُك ٌّل َيجْ ِري‬
Artinya: Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu
yang ditentukan. ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
(QS. Az Zumar : 5)

b. Melakukan aneka amal kebaikan

Amal saleh adalah bukti dari keimanan seseorang. Artinya, orang yang
beriman kepada Allah SWT harus membuktikan keimanannya dengan melakukan
amal saleh. Dalam berbuat kebaikan harus disertai dengan niat yang ikhlas
karena Allah semata, sesuai dengan tuntunan Al-Qur'an,

ِ ‫ِين آ َم ُنوا َو َع ِملُوا الصَّال َِحا‬


‫ت‬ َ ‫)ِإنَّ اإل ْن َس‬١( ‫َو ْال َعصْ ِر‬
َ ‫)ِإال الَّذ‬٢( ‫ان لَفِي ُخسْ ٍر‬

َ ‫ص ْوا; ِب ْال َح ِّق َو َت َو‬


َّ ‫اص ْوا; ِبال‬
)٣( ‫صب ِْر‬ َ ‫َو َت َوا‬
Artinya : 1. demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran. (QS. Al Ashr: 1-3)

c. Memanfaatkan sumber daya alam


Allah menyatakan dalam Al-Qur’an bahwa alam diciptakan untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Allah berfirman:

ٍ ‫ض َجمِي ًعا ِم ْن ُه ِإنَّ فِي َذل َِك آل َيا‬


َ ‫ت لِ َق ْو ٍم َي َت َف َّكر‬
)١٣( ‫ُون‬ ِ ‫ َو َس َّخ َر لَ ُك ْم َما فِي ال َّس َم َاوا‬
ِ ْ‫ت َو َما فِي األر‬
Artinya: Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
kaum yang berfikir. (QS. Al-Jatsiyah:13).

d. Melestarikan lingkungan hidup

Islam mengajarkan agar umat manusia senantiasa menjaga lingkungan.


Allah Swt berfirman: QS.al-A’raf:56;

َ ‫ض َبعْ َد ِإصْ ال ِح َها َو ْادعُوهُ َخ ْو ًفا َو َط َمعً ا; ِإنَّ َرحْ َم َة هَّللا ِ َق ِريبٌ م َِن ْالمُحْ سِ ن‬
)٥٦( ‫ِين‬ ِ ْ‫َوال ُت ْفسِ ُدوا فِي األر‬
Artinya: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat
kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al A’raf: 56)

Aktivitas 1.1: Tugas M3 M4


1. Buatlah kelompok sebanyak 4-5 peserta didik atau sesuaikan dengan keadaan
kelas kalian!
2. Identifikasikan setiap anggota kelompok bagaimana cara
mengimplementasikan asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari
3. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja dan dilaporkan
kepada guru mata pelajaran

Ayo Mencari Tahu


Setelah mendengarkan penjelasan tentang asmaul husna bagaimana cara
menerapkan perilaku dalam kehidupan sehari-hari dan carilah referensi berbagai
buku yang ada di perpustakaan atau yang peserta didik miliki di rumah!

Aku Bisa
I. Kerjakan soal-soal berikut ini sesuai perintah!
1. Asmaul husna merupakan nama-nama baik yang dimiliki Allah sebagai
bukti keagungan dan kemuliaan-Nya. Sebutkan dan Jelaskan asmaul
husna?
2. Jelaskan pengertian secara lughowi dan istilahi asmaul husna?
3. Bukti bahwa Allah mempunyai sifat Al Afuww. dalam hal ini, tuliskanlah
dalil naqli tenang asmaul husna al-Afuw!
4. Orang yang beriman kepada Allah SWT harus membuktikan keimanannya
dengan melakukan amal saleh. dalam hal ini, jelaskan meneladani Allah
dengan sifat al-hadi
5. Bagaiman cara mengamalkan sifa Allah dalam asmaul husna dalam
kehidupan sehari-hari?

Ayo Mencari Tahu


Kemampuan Allah dalam menciptakan alam beserta isinya merupakan wujud dari
Asmaul Husna, Allah memiliki 99 Asma’ul Husna. Untuk mendapatkan penjelasan
tersebut, kamu dapat bertanya kepada ustaz atau tokoh agama yang ada di
lingkunganmu atau melalui buku, majalah, atau internet!

Sepercik Hikmah
 ‫صا َها دَ َخ َل ْال َج َّن َة‬
َ ْ‫َأح‬ َ ‫ِإنَّ هَّلِل ِ ِتسْ َع ًة َو ِتسْ ع‬
ْ‫ِين اسْ َما ِماَئ ًة ِإالَّ َوا ِح ًدا َمن‬
Artinya: “Sesungguhnya milik Allah 99 nama, barang siapa yang mengihsho nya
maka pasti masuk surga”. (HR. Bukhori  dan Muslim).

Rangkuman

1. Pada kitab Tafsir Al Munir dijelaskan, al asma memiliki arti yaitu sesuatu yang


menunjukkan pada sebuah Dzat. Atau setiap lafal yang dibentuk untuk
menunjukkan sebuah makna jika ia tidak bersifat musytaq (pecahan dari
kalimat lain). Kalau bersifat musytaq, ia adalah sifat.
2. Af-Afuww adalah salah satu sifat Allah (asmaul husna) yang menghapus dosa-
dosa dan mengabaikan tindakan durhaka . Maknanya dekat dengan al ghafuur
(yang Maha Pengampun), tetapi nama ini lebih banyak menyatakan perasaan
dari pada al ghafuur.
3. Meneladani Allah melalui sifat Af-Afuww dengan cara memilki sifat-sifat
sebagai berikut : Memaafkan kesalahan orang lain, Menghilangkan perasaan
dendam.

4. Pengertian Ar-Razzaq adalah Dzat yang banyak memberi rezeki kepada


hamba-hamba-Nya, yang bantuan dan keutamaan-Nya bagi mereka tidak
terputus walau sekejap mata.
5. Meneladani Allah melalui sifat al-Razzaq adalah a. Membagikan dari sebagian
rizki yang telah dianugerahkan oleh-Nya untuk para fakir miskin dan orang-
orang yang lebih membutuhkan b. Berkeyakinan bahwa Allah adalah penjamin
rizki secara mutlak
6. Menurut Imam Ghazali, Malik adalah yang tidak butuh pada zat dan sifat-Nya
yang wujud, bahkan Dia adalah yang butuh kepada-Nya, Wujud segala sesuatu
bersumber dari pada-Nya. Maka segala sesuatu selain-Nya menjadi Milik-Nya
dalam zat dan sifat serta membutuhkan-Nya. Dialah Allah Raja Yang Mutlak
7. Makna al Hasib adalah zat yang Maha membuat perhitungan atas perilaku
hamba-hamba-Nya. Allah memiliki hak preogatif untuk memberi atau
sebaliknya menahan pemberian-Nya.
8. Meneladani sifat al Hasib : Meyakini bahwa penciptaan alam raya dalam
perhitungan yang akurat
9. Al Hadi dapat diartikan juga pemberi petunjuk, maksudnya adalah Allah swt
yang menganugrahkan petunjuk atau hidayah kepada hamba-hamba yang
dikehendaki-Nya, sesuai dengan peranan makhluk dan sesuai dengan
tingkatannya.
10. Meneladani Allah dengan sifat al Khaliq : Bersikap kreatif dan berfikir kritis,
Melakukan aneka amal kebaikan, Melestarikan lingkungan hidup

Refleksi
Centanglah () tabel di bawah ini dengan jujur dan benar sesuai penguasaanmu dan
sikapmu terhadap materi-materi dalam bab ini!

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Saya dapat memahami pengertian dan bukti bahwa Allah
memiliki nama-nama indah dalam Asmaul Husna
2. Saya dapat menjelaskan pengertian Asmaul husna
3. Saya dapat Membiasakan diri dengan sikap yang
mencerminkan sifat-sifat Allah dalamal-Asmā` al-Ḥusna
4. Saya dapat Membedakan peristiwa yang mencerminkan
tiap sifat Allah dalam al-Asmā` al-Ḥusna
5. Saya dapat Menemukan bukti tentang upaya
meneladani sifat Allah dalam Asmaul Husna dalam suatu
peristiwa
6. Saya dapat Menganalisis tentang sikap yang
mencerminkan sifat-sifat Allah dalam al-Asmā` al-Ḥusna

Sekarang Aku Bisa


I. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada huruf
a, b, c, d atau e, pada jawaban yang paling benar !
1. Permaafan dan pengampunan Allah atas (dosa-dosa) makhluk-Nya, serta
tidak memberikan siksaan kepada orang yang pantas (mendapatkannya).
Pernyataan diatas menunjukan ….
a. Al Afuww
b. Al Rozzaq
c. Al Malik
d. Al Hasib
e. Al Hadi
2. Allah swt yang menganugrahkan petunjuk atau hidayah-Nya kepada hamba-
hamba-Nya yang dikehendaki sesuai dengan peranan makhluk dan sesuai
tingkatannya pernyataan diatas menunjukkan Asmaul Khusna…………..
a. al Malik d. al Hadi
b. al Hasib e. al Razzaq
c. al Ghaffar

3. َ ‫ِإنْ ُت ْب ُدوا َخيْرً ا َأ ْو ُت ْخفُوهُ َأ ْو َتعْ فُوا َعنْ سُو ٍء َفِإنَّ هَّللا َ َك‬
)١٤٩( ‫ان َعفُ ًّوا َق ِديرً ا‬
Firman Allah Swt pada QS. an-Nisa: 149 diatas dalil naqli asmaul husna tentang
….
a. al Malik d. al Hadi
b. al Hasib e. al Razzaq
c. al Ghaffar

4. Memaafkan orang lain adalah suatu kebaikan dan dapat dilakukan kapan saja,
oleh dan untuk siapa saja. Kita tidak dibenarkan bersikap keras hati, enggan
memaafkan kesalahan orang lain. Allah memerintahkan kita untuk
memaafkan orang lain. Pernyataan diatas dapat meneladani Allah melalui
sifat Af-Afuww dengan cara memilki sifat-sifat....
a. Memaafkan kesalahan orang lain
b. Memanfaatkan sumber daya alam
c. Melakukan aneka amal kebaikan
d. Berkeyakinan bahwa Allah adalah penjamin rizki secara mutlak
e. Bersikap kreatif dan berfikir kritis
5. Kesadaran tentang jaminan rezeki Allah harus kuat. Rezeki antara bayi dan orang
dewasa berbeda. Jaminan rezeki Allah, berbeda dengan jaminan rezeki orang tua
kepada bayinya. Allah menyiapkan sarana dan manusia diperintahkan untuk
mengolahnya. dalam hal ini sesuai dengan Qur’an surah Al Mulk :15 adalah

a. ُ ‫شوا فِي َم َناك ِِب َها; َو ُكلُوا مِنْ ِر ْزقِ ِه َوِإلَ ْي ِه ال ُّن‬
‫شو ُر‬ ُ ‫ض َذلُوال َفا ْم‬َ ْ‫ه َُو الَّذِي َج َع َل لَ ُك ُم األر‬
b. )٤٣:‫ُور (الشعراء‬ ِ ‫ص َب َر َوغَ َف َر ِإنَّ َذل َِك لمِنْ َعز ِم األم‬
ْ َ َ ْ‫َولَ َمن‬
c. )١٤٩( ‫ان َعفُ ًّوا َقدِيرً ا‬ َ ‫ِإنْ ُت ْبدُوا َخيْرً ا َأ ْو ُت ْخفُوهُ َأ ْو َتعْ فُوا َعنْ سُو ٍء َفِإنَّ هَّللا َ َك‬
d. )٩٩( ‫فَُأولَِئكَ َع َسى هَّللا ُ َأ ْن يَ ْعفُ َو َع ْنهُ ْم َو َكانَ هَّللا ُ َعفُ ًّوا َغفُورًا‬
e. َ ‫ِإنْ ُت ْبدُوا َخيْرً ا َأ ْو ُت ْخفُوهُ َأ ْو َتعْ فُوا َعنْ سُو ٍء َفِإنَّ هَّللا َ َك‬
)١٤٩( ‫ان َعفُ ًّوا َقدِيرً ا‬

6. Manusia seharusnya sadar apabila kita sedang berada pada posisi teratas,
masih ada yang lebih tinggi dan itu akan menjadi koreksi dan motivasi kita
bahwa jabatan yang kita miliki adalah sebuah amanat dan akan
dipertanggungjawabkan, kekuasaan duniawi adalah fana atau sementara
sedangkan kekuasaan Allah adalah Mutlak dan Abadi. pernyataan diatas
meneladani Allah dengan sifat al Malik ....
a. Tidak terlena dengan jabatan atau tahta
b. Dapat mengendalikan hawa nafsu
c. Menjadi hamba yang bersyukur
d. Selalu mengharap pertolongan Allah
e. Mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan

7. Sifat ini hanya dimiliki oleh Allah, karena hanya Allah saja yang Maha
mencukupi semua makhluk-Nya dan diandalkan oleh seluruh makhluk-Nya.
analisis pernyataan diatas adalah ....
a. al Malik d. al Hadi
b. al Hasib e. al Razzaq
c. al Ghaffar

8. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut !


(1) Bersikap kreatif dan berfikir kritis
(2) Melakukan aneka amal kebaikan
(3) Memanfaatkan sumber daya alam
(4) Melestarikan lingkungan hidup
Pernyataan tersebut adalah....
a. Meneladani Allah dengan sifat al Khaliq
b. Meneladani Allah dengan sifat al-Hasib
c. Meneladani Allah dengan sifat al-Hadi
d. Meneladani Allah dengan sifat al-Affuw
e. Meneladani Allah dengan sifat al-Razzaq

9. Seorang muslim berkeyakinan bahwa yang dapat memberi tujuan hanya Allah.
Oleh karenanya tumpuhan harapan muslim hanya ditujukan kepada Allah
sebagai yang mempunyai petunjuk yang paling benar dan akurat, oleh karena
itu manusia perlu memohon kepada Allah dengan sepenuh hati. analisis
meneladani Allah dengan sifat al Hadi adalah ....

a. Berharap terus mendapat petunjuk


b. Konsisten dalam menjaga aneka petunjuk yang telah diberikan Allah
c. Memberi petunjuk yang benar dengan penuh amanah
d. Bersikap kreatif dan berfikir kritis
e. Selalu mengharap pertolongan Allah

10. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!

1) Meyakini bahwa penciptaan alam raya dalam perhitungan yang akurat.


2) Pandai melakukan introspeksi terhadap diri sendiri.
3) Bersemangat dalam melakukan kebaikan
4) Merasa tentram dan merasa cukup dengan segala rizki dari Allah
5) Bersikap kreatif dan berfikir kritis

Pernyataan di atas yang merupakan meneladani sifat Allah al-Hasib adalah


nomor ....

a. 1,2,3,4
b. 2,3,4,5
c. 3,4,5,1
d. 1,3,4 dan 5
e. 3,, dan 5
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!

1. Permaafan dan pengampunan Allah atas (dosa-dosa) makhluk-Nya, serta


tidak memberikan siksaan kepada orang yang pantas (mendapatkannya).
mengapa pengampunan Allah atas dosa-dosa makhluknya? Jelaskan
2. Sebagai makhluk kita memiliki kewajiban untuk berusaha atau ikhtiar
mencari rezeki yang sudah disiapkan Allah untuk kita. Cara memperoleh
rezeki dengan cara yang halal dan memanfaatkan dengan baik, sesuai
dengan peraturan yang sudah digariskan Allah. sebutkan dan jelaskan cara
memperoleh rezeki dengan halal dan baik?
3. Manusia seharusnya sadar apabila kita sedang berada pada posisi teratas,
masih ada yang lebih tinggi dan itu akan menjadi koreksi dan motivasi kita
bahwa jabatan yang kita miliki adalah sebuah amanat dan akan
dipertanggungjawabkan, kekuasaan duniawi adalah fana atau sementara
sedangkan kekuasaan Allah adalah Mutlak dan Abadi. sebutkan dan
jelaskan Meneladani Allah dengan sifat al Malik?
4. Sayyidina Umar bin Khattab  pernah mengatakan: “koreksilah dirimu
sebelum dikoreksi, evaluasilah sebelum dievaluasi, dan berbekalah dengan
amal shaleh untuk menyambut hari penampilan yang besar (Hari
Perhitungan)”. pernyataan diatas meneladani sifat Allah al-Hasib sebutkan
dan jelaskan ?
5. Salah satu meneladani Allah dengan sifat al Khaliq adalah Bersikap kreatif
dan berfikir kritis. Tulislah dalil dalil yang menjadi dasarnya?

6. Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau Menyembunyikan atau


memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), dalam hal ini tuliskanlah dalil naqli
tentang sifat Allah dalam asmaul husna al-Affuw?
7. Ketika perintah ini kita laksanakan, ketika kita membagikan sedikit rizki Allah
kepada mereka yang berhak menerimanya, pernyataan diatas jelaskan
meneladani Allah Swt denga sifat al-Razaq?
8. Manusia seharusnya sadar apabila kita sedang berada pada posisi teratas,
masih ada yang lebih tinggi dan itu akan menjadi koreksi dan motivasi kita
bahwa jabatan yang kita miliki adalah sebuah amanat dan akan
dipertanggungjawabkan, jelaskan meneladani Allah Swt dengan sifat al-
Malik?
9. Sistem perhitungan yang amat komplek atasnya yang begitu alamiah.
Perhitungan yang diperlukan untuk menjalankan kosmos besar itu tidak
pernah bisa dijangkau oleh “rasio” manusia. sebutkan dan jelaskan
meneladani Allah Swt dengan sifat al-Hasib?
10. Allah menciptakan setiap makhluk secara sempurna dan dalam bentuk
yang sebaik-baiknya dengan ukuran yang paling tepat. tuliskanlah dalil
naqli tentang al-Khaliq?
PELAJARAN 2
AKHLAK TERPUJI
Tujuan Pembelajaran

1. Dapat mengkokohkan keimanan akhlak terpuji nilai dan dampak positif tentang
toleransi, persaamaan derajat, moderat, dan persaudaraan
2. Dapat melaksanakan akhlak terpuji tentang nilai dan dampak positif dari toleransi,
persaamaan derajat, moderat, dan persaudaraan
3. Dapat membiasakan akhlak terpuji tentang toleransi, persaamaan derajat,
moderat, dan persaudaraan dalam kehidupan seharihari
4. Dapat menganalisis nilai, urgensi, dan upaya yang mencerminkan sikap toleransi,
persaamaan derajat, moderat, dan persaudaraan
5. Dapat mengkritisi kejadian dan peristiwa yang mencerminkan tentang toleransi,
persaamaan derajat, moderat, dan persaudaraan
Tilawah

Sebelum memulai pelajaran, bacalah dahulu ayat dan terjemahan berikut!

‫ش َهدَا َء ِب ْال ِقسْ طِ َوال َيجْ ِر َم َّن ُك ْم َش َنآنُ َق ْو ٍم َع َلى َأال َتعْ ِدلُوا‬ ُ ِ ‫ِين هَّلِل‬َ ‫ِين آ َم ُنوا ُكو ُنوا َقوَّ ام‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
)٨( ‫ون‬ َ ُ‫اعْ ِدلُوا ه َُو َأ ْق َربُ لِل َّت ْق َوى َوا َّتقُوا هَّللا َ ِإنَّ هَّللا َ َخ ِبي ٌر ِب َما َتعْ َمل‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-
kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat dengan taqwa, dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah : 8)

Kerangka Konsep

AKHLAK
TERPUJI

TOLERANSI PERSAMAAN MODERAT PERSAUDARAAN


DERAJAT
Kata Kunci

Tasamuh Ukhuwah Membuktikan

Musaah Sunnah Membiasakan

Tawasuth Meneladani Menganalisis

Observasi M1 M2

Toleransi beragama merupakan wujud atau sikap saling menghormati dan


menghargai, antar pemeluk agama. Setiap orang mungkin memiliki pandangan agama
yang berbeda, tapi itu semua tidak membuat mereka berhenti melakukan kebaikan untuk
sesama.

Walaupun era pandemi Covid 19 yang mensengsarakan rakyat, banyak


madrasah/masjid yang peduli dengan membagikan makanan, obat-obatan untuk
dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan tidak pandang bulu itu agama Islam
maupun non Islam yang terjadi Kabupaten di Jawa Tengah.

Di madrasah setiap hari Jum’at (Sodaqah Jum’at) pagi hari membagikan nasi
bungkusan ke masyarakat sekitarnya, sekitar 100 bungkus. itupun baik yang menganut
agama Islam maupun agama kristen, hindu, buda dll

Mulai dari masjid di India, yang menyediakan 4000 makanan gratis untuk pasangan
beragama Hindu yang menikah di sana. Lalu ada aksi wanita nonmuslim yang selalu
kirimkan makanan gratis ke mesjid, dan keberagaman lainnya.

Tahukah Kamu?

Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar orang bertoleransi antara umat beragama

Apa maksud pada gambar diatas?

Apa yang dimaksud dengan akhlak terpuji?

Apakah anak melaksanakan toleransi dalam kehidupan sehari-hari?

Bagaimana Ciri-ciri orang yang berperilaku Toleransi?


Kamu Harus Tahu

Akhlak merupakan masalah yang sangat penting dalam islam. Seseorang dapat
dikatakan berakhlak ketika dia menerapakan nilai-nilai islam dalam aktifitas hidupnya.
Jika aktifitas itu terus dilakukan berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan
menghasilkan kebiasaan hidup yang baik. Akhlak merupakan perpaduan antara hati,
pikiran, perasaan, kebiasaan yang membentuk satu kesatuan tindakan dalam kehidupan.
Sehingga bisa membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang jelek dan mana
yang cantik dan hal ini timbul dari fitrahnya sebagai manusia.

. Apakah yang dimaksud dengan akhlak terpuji? Apakah pengertian toleransi?


Bagaimana Membiasakan Berperilaku tawasuth dalam Kehidupan Sehari-hari?Untuk
mengetahui tentang akhlak terpuji dan pembahasannya, yuk, kita simak pembahasannya.

A. TASAMUH (Toleransi)

1. Pengertian Toleransi
Kata toleransi berasal dari bahasa latin tolerare yang berarti berusaha untuk
tetap bertahan hidup, tinggal atau berinteraksi dengan sesuatu yang sebenarnya
tidak disukai atau disenangi.
Menurut istilah toleransi dikenal dengan tasamuh yang berarti kemuliaan,
lapang dada, ramah dan suka memaafkan. Secara umum, konsep tasamuh
mengandung makna kasih sayang (ar-Rahmah), keadilan (al-‘Adalah), keselamatan
(al-Salam) dan ketauhidan (al-Tauhid).
Konsep-konsep tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya,
konsep tersebut merupakan ciri khas Islam yang membedakan toleransi persfektif
Islam dengan lainnya.
adapun pengertian toleransi adalah Sesuatu yang dilakukan dengan berusaha
untuk tetap bertahan hidup, lapang dada, ramah dan suka memaafkan dengan
sesuatu yang sebenarnya.
2. Toleransi Menurut Al Qur’an dan Sunnah
Dalam Islam, toleransi berlaku bagi semua orang, baik sesama muslim
maupun non muslim.
Yusuf Qardhawi dalam bukunya Ghair al-Muslimin fii al-Mujtama’ al-Islami
menyebutkan ada tiga faktor utama yang menyebabkan toleransi yang unik selalu
mendominasi perilaku umat Islam terhadap non Muslim, yaitu :
a. Keyakinan terhadap kemuliaan manusia, apapun agamanya, kebangsaannya
dan keukunannya.

ٍ ‫ت َو َفض َّْل َنا ُه ْم َعلَى َكث‬


‫ِير‬ َّ ‫َولَ َق ْد َكرَّ ْم َنا َبنِي آ َد َم َو َح َم ْل َنا ُه ْ;م فِي ْال َبرِّ َو ْال َبحْ ِر َو َر َز ْق َنا ُه ْ;م م َِن‬
ِ ‫الط ِّي َبا‬

)٧٠( ‫ِممَّنْ َخلَ ْق َنا َت ْفضِ يال‬


Artinya : “Dan sesungghnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat
mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Isra’ : 70)
b. Perbedaan bahwa manusia dalam agama dan keyakinan merupakan realitas
yang dikehendaki Allah swt yang telah memberi mereka kebebasan untuk
memilih iman dan kufur.
Seorang muslim tidak dituntut untuk mengadili kekafiran seseorang
atau menghakimi sesatnya orang lain. Allah sajalah yang akan menghakiminya
nanti.

)٦٩( ‫ون‬ َ ُ‫ك َفقُ ِل هَّللا ُ َأعْ لَ ُم ِب َما َتعْ َمل‬


َ ُ‫)هَّللا ُ َيحْ ُك ُم َب ْي َن ُك ْم َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة فِي َما ُك ْن ُت ْم فِي ِه َت ْخ َتلِف‬٦٨( ‫ون‬ َ ‫َوِإنْ َجا َدلُو‬
Artinya: “Dan jika mereka membatah kamu, maka katakanlah:’Allah lebih
mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan’. Allah akan mengadili diantara
kamu paa hari kiamat tentan apa yang kamu dahulu selalu berselisih padanya.”
(QS. Al-Hajj : 68-69)
c. Keyakinan bahwa Allah swt memerintahkan untuk berbuat adil dan
mengajak kepada budi pekerti mulia meskipun kepada orang musyrik. Allah
juga mencela perbuatan zalim meskipun terhadap kafir.
Allah Swt berfirman pada QS. al-Maidah: 8 diantaranya

‫ش َهدَا َء ِب ْالقِسْ طِ َوال َيجْ ِر َم َّن ُك ْ;م َش َنآنُ َق ْو ٍم َعلَى َأال َتعْ ِدلُوا‬
ُ ِ ‫ِين هَّلِل‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
َ ‫ِين آ َم ُنوا ُكو ُنوا َق َّوام‬

َ ُ‫اعْ ِدلُوا ه َُو َأ ْق َربُ لِل َّت ْق َوى َوا َّتقُوا هَّللا َ ِإنَّ هَّللا َ َخ ِبي ٌر ِب َما َتعْ َمل‬
)٨( ‫ون‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat dengan
taqwa, dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah : 8)

3. Membiasakan Berperilaku Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari


Memiliki sikap toleransi adalah suatu keharusan dalam Islam, Islam sendiri
mengandung pengertian agama yang damai, selamat dan menyerahkan diri. Islam
adalah rohmatal lil ‘alamiin (agama yang menjadi rahmat bagi seluruh alam). Islam
selalu menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati dan
tanpa paksaan.
Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama yang didasarkan
kepada : Setiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan
memiliki betuk ibadah (ritual) dengan system dan tata cara sendiri yang
dibebankan serta menjadi tanggung jawab orang yang memeluknya. Atas dasar
itu, maka toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama bukanlah
toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan dalam sikap
keberagaman pemeluk agama dalam pergaulan hidup antara umat beragama
dalam masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum. Dalam al-Qur’an surat
al-Kafirun ayat 6 dijelaskan :
ِ ‫لَ ُك ْم دِي ُن ُك ْم َول َِي د‬
)٦( ‫ِين‬
Artinya : “untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku." (QS. al-Kafirun : 6)
4. Ciri-ciri orang yang berperilaku Toleransi
Adapun ada beberapa kriteria orang yang membiasakan diri berperilaku toleransi,
diantaranya :
a. Memahami dalam kehidupan ini selalu terdapat perbedaan
b. Tidak menjadikan perbedaan sebagai masalah
c. Menerima saran dan kritik dari orang lain
d. Menerima nasehat orang lain
e. Tidak sombong
f. Tidak egois
g. Tidak memaksakan kehendak
h. Tidak meremehkan orang lain.

5. Nilai-nilai positif Toleransi


Adapun Nilai-nilai positif toleransi adalah
a. Menjalin ukhuwah, persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat
b. Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat
c. Menimbulkan sikap saling menghormati antar sesama
d. Menciptakan rasa aman, tentram, tenang dan damai dalam masyarakat
e. Meghilangkan hasud, fitnah, kebencian, dendam dan permusuhan

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4

1. Buatlah makalah dengan judul “ Metode Berperilaku Toleransi dalam perspektif


Islam”
2. Presentasikan ke depan kelas makalah yang telah dibuat dan laporkan kepada
guru mata pelajaran

B. MUSAWAH
1. Pengertian Musawah
Secara bahasa musawwah adalah persamaan. Sedangkan secara istilah
musawwah adalah persamaan dan kebersamaan serta penghargaan terhadap
sesama manusia sebagai makhluk Tuhan.
Musawah juga dapat diartikan dengan persamaan derajat, artinya sikap
seseorang yang memandang dirinya sama atau sejajar dengan orang lain.
Bagaimanapun, dalam kehidupan ini selalu ada perbedaan, akan tetapi perbedaan
tersebut tidak lebih dari sekedar penanda identitas antara satu dan yang lainnya.
adapun pengertian Musawwah adalah Suatu sikap seseorang yang memandang
dirinya adanya persamaan dan kebersamaan serta penghargaan terhadap manusia
sebagai makhluk Allah Swt.

2. Membiasakan Berperilaku Musawwah dalam Kehidupan Sehari-hari


Sikap musawah sangat diperlukan dalam berbagai bidang keilmuan, karena
dengan demikian setiap memutuskan sebuah kebenaran maka kita akan besifat
relatif tidak berdasarkan ketentuan atau kedudukan tertentu.
Pada dasarnya manusia memiliki dua pilihan status. Pertama, status karena
ikatan primodial yaitu ikatan yang diperoleh melalui asal usul keturunan, warna
kulit dan suku bangsa. Status yang pertama ini tidak dapat digunakan sebagai tolak
ukur prestasi seseorang. Kedua, status yang diperoleh dari hasil kemampuan dan
usahanya sendiri. Status yang kedua ini, kemudian melahirkan sikap berkompetisi
dalam kebaikan (fastabiqul khairat).
3. Ciri-ciri Orang yang Berperilaku Musawah
Orang yang memiliki sifat musawwah dapat dilihat dari tingkah lakunya
setiap hari, diantaranya adalah:
a. Tidak sombong
b. Menghargai karya orang lain
c. Menghargai kedudukan dan profesi orang lain
d. Menerima kritikan sebagai saran yang membangun
e. Tidak merasa paling benar
f. Menyadari kekurangan dirinya dan menerima kekurangan orang lain

4. Nilai-nilai Positif Musawah


Nilai-nilai positif orang yang berperilaku musawwah diantaranya adalah :
a. Terciptanya hidup yang damai dan tentram
b. Terciptanya kehidupan yang harmonis karena sikap saling menghargai
c. Terhindar dari perbuatan memaksakan kehendak
d. Terhindar dari sikap diskriminasi

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4

1. Buatlah kelompok sebanyak 4-5 peserta didik atau sesuaikan dengan keadaan
kelas kalian!
2. Identifikasikan setiap anggota kelompok bagaimana cara
mengimplementasikan perilaku musawah dalam kehidupan sehari-hari
3. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja dan dilaporkan
kepada guru mata pelajaran.
C. Moderat (TAWASUTH)
1. Pengertian Tawasuth
Tawasuth, adalah sikap tengah – tengah atau sedang di antara dua
sikap, tidak terlalu keras (fundamentalis) dan terlalu bebas (liberalisme).
Dengan sikap inilah Islam bisa di terima di segala lapisan masyarakat.
adapun pengertian tawasuth/Moderat adalah suatu sikap seseorang
yang memandang antara dua sikap tidak terlalu keras maupun terlalu bebas.

2. Dalil naqli tentang Tawasuth adalah

Allah SWT berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 143:

‫ا‬GG‫اس َويَ ُكونَ ال َّرسُو ُل َعلَ ْي ُك ْم َش ِهيدًا َو َم‬ ِ َّ‫ لِتَ ُكونُوا ُشهَدَا َء َعلَى الن‬G‫م ُأ َّمةً َو َسطًا‬Gْ ‫َو َك َذلِكَ َج َع ْلنَا ُك‬
‫ ِه َوِإ ْن‬G ‫و َل ِم َّم ْن يَ ْنقَلِبُ َعلَى َعقِبَ ْي‬G ‫َّس‬ ُ ‫ا ِإال لِنَ ْعلَ َم َم ْن يَتَّبِ ُع الر‬GGَ‫ةَ الَّتِي ُك ْنتَ َعلَ ْيه‬G َ‫ا ْالقِ ْبل‬GGَ‫َج َع ْلن‬
ٌ ‫ َر ُء‬GGَ‫اس ل‬
‫وف‬ ِ َّ‫ضي َع ِإي َمانَ ُك ْم ِإ َّن هَّللا َ بِالن‬ِ ُ‫يرةً ِإال َعلَى الَّ ِذينَ هَدَى هَّللا ُ َو َما َكانَ هَّللا ُ لِي‬ َ ِ‫َت لَ َكب‬ ْ ‫َكان‬
)١٤٣( ‫َر ِحي ٌم‬
Artinya : dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat
yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan
agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak
menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami
mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang
membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali
bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan
menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kepada manusia. (al-Baqarah ayat 143)

Sikap Tawasuth yang berintikan kepada prinsip hidup yang menjunjung


tinggi keharusan adil dan lurus di tengah – tengah kehidupan bersama
bertindak lurus dan selalu bersifat membangun serta menghindari segala
bentuk pendekatan yang bersikap tathorruf (ekstrim). Penerapan sikap
Tawasuth (dengan berbagai dimensinya) bukan berarti bersifat serba boleh
(kompromistik) dengan mencampuradukan semua unsur (sinkretisme). Juga
bukan mengucilkan diri dan menolak pertemuan dengan unsure lain.

Karakter At Tawasuth dalam Islam adalah titik tengah diantara dua ujung
(At Tatharuf =ekstrimisme), dan hal itu merupakan kebaikan yang sejak semula
telah diletakkan Allah SWT. Prinsip dan karakter Tawasuth yang sudah menjadi
karakter Islam ini harus diterapkan dalam segala bidang, supaya agama Islam
dan sikap serta tingkah laku umat Islam selalu menjadi saksi dan pengukur
kebenaran bagi semua sikap dan tingkah laku manusia pada umumnya.
3. Membiasakan Berperilaku tawasuth dalam Kehidupan Sehari-hari
Hal yang perlu di perhatikan dalam membiasakan perilaku tawasuth adalah
a. tidak bersikap ekstrim dalam menyebarluaskan ajaran Ahlussunnah Wal
Jama’ah,
b. tidak mudah mengkafirkan sesama muslim karena perbedaan pemahaman
agama,
c. memposisikan diri dalam kehidupan bermasyarakat dengan senantiasa
memegang teguh prinsip persaudaraan (ukhuwah) dan toleransi, hidup
berdampingan baik dengan sesama warga NU, sesama umat Islam maupun
warga Negara yang memeluk agama lain.
Seorang hamba harus patut taat kepada Allah SWT, wajib sholat lima
waktu dan menjalankan ibadah-ibadah sunnah lainnya, akan tetapi seorang
hamba harus tahu, tidak benar jika memutuskan kegiatan lainnya seperti
bermasyarakat, bekerja, mencari ilmu. Keduanya haruslah simbang antara
urusan dunia dan urusan akhirat dan tidak terlalu berlebih-lebihan dari
keduanya.
Seperti halnya prinsip ahlussunnah wal jama’ah, yang memandang perlu
mengamalkan prinsip akidah, syari’ah tashawwuf, pergaulan antar golongan,
kehidupan bernegara, kebudayaan, dan dakwah.
Hal ini dilakukan supaya tercapai kesempurnaan hakiki dalam
melaksanakan perintah Allah dan tercapainya keseimbangan antar unsur dalam
kehidupan bermasyarakat
4. Pembagian Tawasuth

Adapun pembagian tawasuth adalah ;

a. At – Tawasuth Bidang Aqidah

Dalam hal akidah, Ahlussunnah Wal Jama’ah mempertimbangkan dan


menetapkan beberapa hal di bawah ini:

a. Keseimbangan dalam telaah dan penggunaan dalil akal (‘aqli) dan dalil
syara’ (naqli), agar tidak mengalahkan salah satunya.
b. Memurnikan akidah dengan cara membersihkan dan meluruskan dari
pengaruh akidah yang sesat, baik dari dalam maupun luar Islam.
c. Menjaga keseimbangan berfikir, supaya tidak mudah menilai salah,
menjatuhkan vonis musyrik, bud’ah pada orang lain, bahkan
mengkafirkannya.

b. At –Tawasuth Bidang Ibadah

Menurut Ahlussunnah Wal Jama’ah dasar yang menjadi sumber


hukum Islam (Syariah Islam) itu ada empat, yaitu : Al-Qur’an, Sunnah
Rasulullah SAW, Ijma’ dan Qiyas.
Dalam hal syari’ah . Ahlussunnah Wal Jama’ah mempertimbangkan
dan menetapkan beberapa hal di bawah ini:

1) Berpegang pada Al-Qur’an dan al-Hadist dengan cara-cara yang benar


menurut ahlinya, yakni ulama salaf yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
2) Akal dapat digunakan ketika terjadi masalah dan tidak ditemukan dalil
nash (Al-Qur’an dan Al-Hadist) yang jelas dan mengikat (sharih dan
qath’iyyud dilalah).
3) Menerima setiap perbedaan pendapat dalam menilai suatu masalah,
ketika dalil nash masih mungkin ditafsirkan yang lain (dzanniyyud
dilalah).
4) Selalu mempertimbangkan aspek kemaslahatan dalam mengamalkan
syariat di tengah-tengah lapisan masyarakat yang majmu’ (campuran).

c. At –Tawasuth Bidang Akhlak

Dalam bidang Tashawwuf (Akhlak), Ahlussunnah Wal Jama’ah selalu


berpegang teguh dan berhati – hati dalam beberapa hal penting, yaitu:

1) Mendorong dan mengajarkan faham Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam


bidang Tashawwuf (Akhlak )dengan menggunakan cara – cara yang tidak
bertentangan dengan syariat Islam dan peraturan perundang –
undangan (hukum positif):
2) Tidak merasa diri lebih baik dari dan lebih sempurna dibanding orang
lain
3) Bersikap sopan santun, rendah hati (Tawadlu’), dan menjaga hati
(Khusyu’) dengan siapapun dan dimanapun berada
4) Selalu berusaha mewujudkan rasa aman, tentram pada diri sendiri
khususnya, dan lapisan masyarakat pada umumnya
5) Tidak mudah tergoyah- goyah dan termakan isu-isu yang menyesatkan
dan tidak bertanggung jawab.

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4

1. Buatlah kelompok sebanyak 4-5 peserta didik atau sesuaikan dengan keadaan
kelas kalian!
2. Buatlah makalah dengan judul “Mengimplementasikan Berperilaku tawasuth
dalam Kehidupan Sehari-hari”.
3. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja dan dilaporkan
kepada guru mata pelajaran.
4. UKHUWWAH
a. Pengertian Ukhuwwah
Ukhuwah (brotherhood) diartikan sebagai “persaudaraan”. Sedangkan
menurut istilah ukhuwah adalah suatu sikap yang mencerminkan rasa
persaudaraan, kerukunan, persatuan dan solidaritas yang dilakukan seseorang
terhadap orang lain atau suatu kelompok pada kelompok lain dalam interaksi sosial.
Dalam konteks masyarakat Islam, istilah ukhuwah berkembang menjadi
ukhuwah islamiyah yang berarti persaudaraan yang bersifat Islami atau
persaudaraan yang diajarkan Islam.
َ ‫ون ِإ ْخ َوةٌ َفَأصْ لِحُوا; َبي َْن َأ َخ َو ْي ُك ْ;م َوا َّتقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم‬
)١٠( ‫ُون‬ َ ‫ِإ َّن َما ْالمُْؤ ِم ُن‬
Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat : 10)
Munculnya sikap ukhuwah dalam kehidupan masyarakat disebabkan adanya
dua hal, yaitu :
a. Adanya persamaan, baik dalam masalah keyakinan, wawasan, pengalaman,
kepentingan, tempat tinggal dan cita-cita.
b. Adanya kebutuhan yang dirasakan hanya dapat dicapai dengan melakukan kerja
sama dengan orang lain.
b. Macam-macam Ukhuwah
Ada beberapa macam bentuk ukhuwah yang sangat besar peranannya dalam
kehidupan kita, yaitu :
1) Ukhuwah keagamaan
Ukhuwah keagamaan adalah ukhuwah yang tumbuh dan berkembang
karena persamaan keimanan atau keagamaan. Kemudian kita mengenalnya
dengan ukhuwah islamiyah. Ukhuwah keagamaan mempunyai dasar
konseptual yang bersumber dari al Qur’an dan Hadis, antara lain :
َ ‫ت لِ َق ْو ٍم َيعْ لَم‬
)١١( ‫ُون‬ ِ ‫ص ُل اآل َيا‬ َّ ‫َفِإنْ َتابُوا َوَأ َقامُوا الصَّال َة َوآ َتوُ ا‬
ِ ‫الز َكا َة َفِإ ْخ َوا ُن ُك ْم فِي ال ِّد‬
ِّ ‫ين َو ُن َف‬
Artinya: “jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat.
Maka (mereka) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan kami menjelaskan
ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS. At Taubah : 11)

2) Ukhuwah Islamiyah
Prinsip ukhuwah Islamiyah (fi din al-Islam) harus diorientasikan pada delapan
prinsip pokok, yaitu :
Ukhuwah Islamiyah ditegakkan atas aqidah yang mantap, yakni aqidah yang
disimpulkan dalam kalimat sahadat
a) Al tasamuh fi al ikhtilaf (toleransi dalam setiap perbedaan)
b) At ta’awun (saling menolong antar sesama)
c) Al tawazun (sikap seimbang antara semua bidang)
d) Al tawassuth (bersikap sederhana dan tidak memihak)
e) Al wahdan wa ittishal (integritas dan konsolidasi di semua bidang)
f) Memandang Islam sebagai rohmatal lil ‘alamin
g) Membentuk pemerintahan yang Islami
3) Ukhuwah kebangsaan
Agama Islam tidak hanya mengenal ukhuwah diniyah atau Islamiyah saja,
Islam juga memiliki ajaran tentang ukhuwah kebangsaan atau yang kita kenal
dengan ukhuwah wathaniyyah, yaitu ukhuwah yang tumbuh dan berkembang
atas dasar nasionalisme. Allah berfirman :

ِ ‫َولَ ْو َشا َء هَّللا ُ لَ َج َعلَ ُك ْم ُأم ًَّة َوا ِح َد ًة َولَكِنْ لِ َي ْبلُ َو ُك ْم فِي َما آ َتا ُك ْم َفاسْ َت ِبقُوا ْال َخي َْرا‬
)٤٨( ‫ت‬
Artinya : “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah menguji kamu terhadap peberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan.” (QS. Al-Maidah :48)
Keberadaan ukhuwah dalam kehidupan sosial khususnya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sebuah kondisi yang diperlukan
untuk menciptakan partisipasi masyarakat dalam proses pencapaian tujuan
bersama. Konsep ukhuwah kebangsaan ini sudah Rasulullah saw ajarkan pada
peristiwa piagam madinah.
Beberapa konsep mendasar dari ukhuwah masyarakat madani yang
dibangun oleh Rasulullah saw antara lain;
a) Egalitarisme
Penghargaan kepada orang berdasarkan pada prestasi, bukan kesukuan,
keturunan, ras dan lain sebagainya.
b) Keterbukaan partisipasi seluruh anggota masyarakat
c) Penegakan hukum dan keadilan
d) Toleransi dan pluralism
e) Musyawarah

Dalam mewujudkan masyarakat tersebut, tentu saja dibutuhkan manusia


yang secara pribadi berpandangan hidup dengan semangat ukhuwah
kebangsaan. Ukhuwah kebangsaan merujuk pada firman Allah :

ًّ ‫ت َف‬
ِ ‫ظا َغلِي َظ ْال َق ْل‬
ْ‫ب ال ْن َفضُّوا مِنْ َح ْول َِك َفاعْ فُ َع ْن ُه ْم َواسْ َت ْغفِر‬ َ ‫َف ِب َما َرحْ َم ٍة م َِن هَّللا ِ لِ ْن‬
َ ‫ت لَ ُه ْم َولَ ْو ُك ْن‬

َ ‫ت َف َت َو َّك ْ;ل َعلَى هَّللا ِ ِإنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ْال ُم َت َو ِّكل‬


)١٥٩( ‫ِين‬ َ ْ‫اورْ ُه ْم فِي األم ِْر َفِإ َذا َع َزم‬
ِ ‫لَ ُه ْم َو َش‬
Artinya : “Maka disebabkan rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orag-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Ali Imran : 159)
Ukhuwah kebangsaan akan terwujud secara sempurna apabila setiap
masyarakat memiliki sikap yang sama walaupun dalam perbedaan, sikap-sikap
tersebutadalah :

a. Akomodatif; adanya kesediaan untuk saling memahami pendapat, aspirasi


dan kepentingan sesama
b. Selektif; adanya sikap kritis untuk menganalisa dan memilih yang terbaik
dan lebih memberi maslahat serta memberi manfaat dari beberapa
alternative yang ada
c. Integrative; kesediaan untuk menyesuaikan dan menyelenggarakan
berbagai macam kepentingan dan aspirasi secara benar, adil dan
proporsional.
4) Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al nasab
Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al nasab adalah saudara dalam
seketurunan dan kebangsaan. Model ukhuwah ini lebih sempit dari bentuk
sebelumnya, karena lingkup persaudaraannya hanya meliputi persaudaraan
sebangsa dan setanah air.
Prinsip paling cocok dalam ukhuwah ini adalah berpijak pada prinsip
al-tasamuh (toleransi), yaitu adanya interaksi timbal balik antar umat
beragama, menghargai kebebasan beragama bagi orang yang tidak sefaham,
tidak mengganggu peribadatan serta tetap menjaga ukhuwah wathaniyahnya.
5) Ukhuwah Insaniyah
Ukhuwah insaniyah adalah persaudaraan sesama umat manusia. Dalam
ajaran Islam kita mengenalnya dengan istilah ukhuwah basyariyah yaitu
ukhuwah yang tumbuh dan berkembang atas dasar kemanusiaan.
Manusia mempunyai motivasi dalam menciptakan iklim persaudaraan hakiki
yang berkembang atas dasar rasa kemanusiaan yang bersifat universal.
Seluruh manusia di dunia adalah bersaudara. Ayat yang mendasari ukhuwah
Insaniyah adalah
‫ِين آ َم ُنوا ال َيسْ َخرْ َقو ٌ;م مِنْ َق ْو ٍم َع َسى َأنْ َي ُكو ُنوا; َخيْرً ا ِم ْن ُه ْم َوال ن َِسا ٌء مِنْ ن َِسا ٍء َع َسى‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
ُ ‫س االسْ ُم ْالفُس‬
ِ ‫ُوق َبعْ دَ اإلي َم‬
‫ان‬ َ ‫ب ِبْئ‬ ْ ‫َأنْ َي ُكنَّ َخيْرً ا ِم ْنهُنَّ َوال َت ْل ِم ُزوا َأ ْنفُ َس ُك ْم َوال َت َنا َب ُزوا; ِب‬
ِ ‫األل َقا‬
)١١( ‫ُون‬ َ ‫الظالِم‬َّ ‫ِئك ُه ُم‬ َ َ‫َو َمنْ لَ ْم َي ُتبْ َفُأول‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-
laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih
baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merenahkan
sekumpulan yang lain, boleh jadi yang direndahkan itu lebi baik. Dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelar
yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang
buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, mereka itulah
orag-orang yang dzalim.” (QS. Al-Hujarat : 11).
c. Pendekatan Ukhuwah
Ukhuwah dapat dijaga apabila kita mengikuti empat prinsip dasar ukhuwah,
yaitu
1. Ta’aruf
Ta’aruf adalah usaha saling mengenal sesama manusia, baik secara
batiniah maupun lahiriyah. Saling mengenal antar umat Islam merupakan
wujud nyata ketaataan kepada Allah. Ketika kita saling mengenal, maka
akan tercipta interaksi, adanya interaksi dapat membuat ukhuwah lebih
solid dan abadi.

2. Tafahum
Tafahum artinya saling memahami kelebihan atau kekurangan
sesama. Seorang muslim hendaknya memperhatikan keadaan saudaranya,
sehingga dapat memberikan pertolongan sebelum diminta. Tanpa
tafahum, proses ukuwah tidak akan terjalin, dengan saling memahami kita
akan dapat menerima kelebihan dling an kekurangan saudara kita.
3. Ta’aawun
Ta’awun berarti saling menolong (tolong menolong). Ta’awun dapat
dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan
saling menasehati) dan aaman (saling membantu). Saling membantu disini,
tentu saja saling bantu dalam kebaikan bukan saling membantu keingkaran
atau perbuatan maksiat.
4. Tafakul
Tafakul dapat diartikan saling menjamin atau saling menjaga,
sehingga melahirkan rasa aman.

Dengan empat prinsip dasar diatas, ukhuwah dapat terjalin dengan


baik. Lebih spesifik untuk ukhuwah Islamiyah, empat prinsip dasar diatas
akan membuat umat Islam semakin mengenal, mencintai, memahami dan
tolong menolong satu dengan yang lainnya. Ketika ada saudara yang
menghadapi masalah, mereka dapat merasakan permasalahan saudaranya
dengan saling membantu keluar dari permasalahan tersebut.

d. Nilai-nilai Positif Ukhuwah

Ukhuwah atau persaudaraan dalam Islam bukan saja mencirikan kualitas


ketaatan seseorang terhadap ajaran Allah dan Rasul-Nya, tetapi sekaligus
sebagai perekat sosial untuk meperkokoh kebersamaan.
Nilai positif ukhuwah dapat kita lihat dari ada atau tidaknya sikap saling
memahami dalam interaksi sosial dan komunikasi. Diantara nilai-nilai positif
yang perlu kita perhatikan sebagai upaya menjaga ukhuwah adalah :
1) Memberitahukan rasa cinta kepada yang kita cinta
2) Menunjukkan kegembiraan dan senyuman apabila berjumpa
3) Memohon di do’akan apabila berpisah
4) Berjabat tangan apabila berjumpa (tidak berlaku bagi yang bukan muhrim)
5) Melaksanakan silaturrahmi
6) Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
7) Memperhatikan saudaranya dan membantu keperluannya
8) Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
9) Mengucapkan selamat berkenaan pada saat-saat keberhasilan

Dengan demikian penting bagi setiap umat Islam untuk mengetahuii


akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

Aktivitas 1.4: …. M3 M4
1. Buatlah kelompok sebanyak 4-5 peserta didik atau sesuaikan dengan keadaan
kelas kalian!
2. Identifikasikan setiap anggota kelompok bagaimana cara
mengimplementasikan perilaku ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari
3. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja dan dilaporkan
kepada guru mata pelajaran

Aku Bisa
I. Kerjakan soal-soal berikut ini sesuai perintah!

1. Dalam Islam, toleransi berlaku bagi semua orang, baik sesama muslim maupun
non muslim. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Ghair al-Muslimin fii al-Mujtama’ al-
Islami, menyebutkan ada tiga faktor. sebut dan jelaskan?
2. Keyakinan terhadap kemuliaan manusia, apapun agamanya, kebangsaannya dan
kerukunannya. dalam hal Tulislah dalil dalil yang menjadi dasarnya?
3. Orang yang memiliki sifat musawwah dapat dilihat dari tingkah lakunya setiap
hari, sebutkan dan jelaskan?
4. Seorang hamba harus patut taat kepada Allah SWT, wajib sholat lima waktu dan
menjalankan ibadah-ibadah sunnah lainnya, akan tetapi seorang hamba harus
tahu, tidak benar jika memutuskan kegiatan lainnya seperti bermasyarakat,
bekerja, mencari ilmu, pernyataan diatas adalah Membiasakan Berperilaku
tawasuth dalam Kehidupan Sehari-hari. jelaskan?
5. Dalam hal syari’ah . Ahlussunnah Wal Jama’ah mempertimbangkan dan
menetapkan beberapa hal di bawah ini: Berpegang pada Al-Qur’an dan al-Hadist
dengan cara-cara yang benar menurut ahlinya, yakni ulama salaf yang dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya.jelaskan pernyataan diatas menurut
pendapat saudara!
Sepercik Hikmah

َ ‫ون ِإ ْخ َوةٌ َفَأصْ لِحُوا َبي َْن َأ َخ َو ْي ُك ْم َوا َّتقُوا هَّللا َ َل َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم‬
)١٠( ‫ُون‬ َ ‫ِإ َّن َما ْالمُْؤ ِم ُن‬

Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara, sebab itu


damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat : 10)

Rangkuman

1. Dalam bahasa Arab, istilah toleransi dikenal dengan tasamuh yang berarti
kemuliaan, lapang dada, ramah dan suka memaafkan. Secara umum, konsep
tasamuh mengandung makna kasih sayang (ar-Rahmah), keadilan (al-‘Adalah),
keselamatan (al-Salam) dan ketauhidan (al-Tauhid).
2. Beberapa kriteria orang yang membiasakan diri berperilaku toleransi,
diantaranya :

Memahami dalam kehidupan ini selalu terdapat perbedaan,Tidak menjadikan


perbedaan sebagai masalah, Menerima saran dan kritik dari orang lain, Menerima
nasehat orang lain, Tidak sombong, Tidak egois, Tidak memaksakan kehendak

3. Adapun Nilai-nilai positif toleransi adalah Menjalin ukhuwah, persatuan dan


kesatuan dalam bermasyarakat,Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan
bermasyarakat, Menimbulkan sikap saling menghormati antar sesama,
Menciptakan rasa aman, tentram, tenang dan damai dalam masyarakat,
Meghilangkan hasud, fitnah, kebencian, dendam dan permusuhan
4. Musawah juga dapat diartikan dengan persamaan derajat, artinya sikap seseorang
yang memandang dirinya sama atau sejajar dengan orang lain
Orang yang memiliki sifat musawwah dapat dilihat dari tingkah lakunya setiap
hari, diantaranya adalah: Tidak sombong, Menghargai karya orang lain,
Menghargai kedudukan dan profesi orang lain, Menerima kritikan sebagai saran
yang membangun, Tidak merasa paling benar, Menyadari kekurangan dirinya dan
menerima kekurangan orang lain
5. Tawasuth, adalah sikap tengah – tengah atau sedang di antara dua sikap, tidak
terlalu keras (fundamentalis) dan terlalu bebas (liberalisme). Dengan sikap inilah
Islam bisa di terima di segala lapisan masyarakat
Membiasakan Berperilaku tawasuth dalam Kehidupan Sehari-hari : tidak bersikap
ekstrim dalam menyebarluaskan ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah, tidak mudah
mengkafirkan sesama muslim karena perbedaan pemahaman agama,
memposisikan diri dalam kehidupan bermasyarakat dengan senantiasa memegang
teguh prinsip persaudaraan (ukhuwah) dan toleransi, hidup berdampingan baik
dengan sesama warga NU, sesama umat Islam maupun warga Negara yang
memeluk agama lain.
6. Nilai positif ukhuwah dapat kita lihat dari ada atau tidaknya sikap saling
memahami dalam interaksi sosial dan komunikasi. Diantara nilai-nilai positif yang
perlu kita perhatikan sebagai upaya menjaga ukhuwah adalah : Memberitahukan
rasa cinta kepada yang kita cinta, Menunjukkan kegembiraan dan senyuman
apabila berjumpa, Memohon di do’akan apabila berpisah.

Refleksi

Centanglah () tabel di bawah ini dengan jujur dan benar sesuai penguasaanmu dan
sikapmu terhadap materi-materi dalam bab ini!

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Saya dapat memahami pengertian toleransi,
persaamaan derajat, moderat, dan persaudaraan
2. Saya dapat membuktikan nilai dan dampak positif dari
toleransi, persaamaan derajat, moderat, dan
persaudaraan
3. Saya dapat Membiasakan sikap toleransi, persaamaan
derajat, moderat, dan persaudaraan dalam kehidupan
seharihari
4. Saya dapat Menganalisis nilai, urgensi, dan upaya yang
mencerminkan sikap toleransi, persaamaan derajat,
moderat, dan persaudaraan
5. Saya dapat Menganalisis dan mengkritisi kejadian dan
peristiwa yang mencerminkan toleransi, persaamaan
derajat, moderat, dan persaudaraan
6. Saya dapat Mengatasi permasalahan yang memuat sikap
toleransi, persaamaan derajat, moderat, dan
persaudaraan
7. Saya dapat Mengelola permasalahan untuk
mendapatkan solusi dengan sikap toleransi, persaamaan
derajat, moderat, dan persaudaraan dalam menjaga
keutuhan NKRI
Uji Kompetensi Akhir Bab 2

I. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e, pada jawaban
yang paling benar !

1. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!


1) Kasih sayang (ar-Rahmah),
2) Keadilan (al-‘Adalah),
3) Keselamatan (al-Salam)
4) dan ketauhidan (al-Tauhid)
5) Pemaaf (al-Affuww)
Pernyataan diatas yang merupakan konsep tasamuh adalah nomor....
a. 1,2,3,4
b. 2,3,4,5
c. 3,4,5,1
d. 4,5,1,2
e. 5,1,2,3
2. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut !
1) Memahami dalam kehidupan ini selalu terdapat perbedaan
2) Tidak menjadikan perbedaan sebagai masalah
3) Menerima saran dan kritik dari orang lain
4) Menerima nasehat orang lain
5) Tidak Sombong

Pernyataan tersebut diatas merupakan....


a. Ciri-ciri orang yang berperilaku Toleransi
b. Ciri-ciri orang yang berperilaku Musawah
c. Ciri-ciri orang yang berperilaku Tawasuth (moderat)
d. Ciri-ciri orang yang berperilaku Ukhuwwah (persaudaraan)
e. Ciri-ciri orang yang berperilaku Persatuan
3. Sikap yang diperlukan dalam berbagai bidang keilmuan, karena dengan demikian setiap
memutuskan sebuah kebenaran maka kita akan besifat relatif tidak berdasarkan
ketentuan atau kedudukan tertentu, Perilaku tersebut adalah manifestasi dari sifat ....
a. Toleransi
b. Musawah
c. Tawasuth
d. Ukhuwah
e. Persatuan
4. Sikap tengah – tengah atau sedang di antara dua sikap, tidak terlalu keras
(fundamentalis) dan terlalu bebas (liberalisme). dalam hal ini menunjukkan sikap ....
a. Toleransi
b. Musawah
c. Tawasuth
d. Ukhuwah
e. Persatuan
5. Tidak bersikap ekstrim dalam menyebarluaskan ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah, tidak
mudah mengkafirkan sesama muslim karena perbedaan pemahaman agama,
pernyataan diatas merupakan implementasi dari ....

a. Membiasakan Berperilaku tawasuth dalam Kehidupan Sehari-hari


b. Membiasakan Berperilaku tasamuh dalam Kehidupan Sehari-hari
c. Membiasakan Berperilaku toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari
d. Membiasakan Berperilaku ta’awun dalam Kehidupan Sehari-hari
e. Membiasakan Berperilaku Ukhuwah dalam Kehidupan Sehari-hari
6. Menurut Ahlussunnah Wal Jama’ah dasar yang menjadi sumber hukum Islam (Syariah Islam) itu
ada empat, yaitu : Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah SAW, Ijma’ dan Qiyas. dalam hal merupakan
bagian tawasuth dalam bidang ....
a. At – Tawasuth Bidang Aqidah
b. At –Tawasuth Bidang Ibadah
c. At –Tawasuth Bidang Akhlak
d. At –Tawasuth Bidang Syariah
e. At –Tawasuth Bidang Muamalah
7. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut !
1) Mendorong dan mengajarkan faham Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam bidang
Tashawwuf (Akhlak )dengan menggunakan cara – cara yang tidak bertentangan
dengan syariat Islam dan peraturan perundang – undangan (hukum positif):
2) Tidak merasa diri lebih baik dari dan lebih sempurna dibanding orang lain
3) Bersikap sopan santun, rendah hati (Tawadlu’), dan menjaga hati (Khusyu’)
dengan siapapun dan dimanapun berada
4) Selalu berusaha mewujudkan rasa aman, tentram pada diri sendiri khususnya, dan
lapisan masyarakat pada umumnya
5) Mudah tergoyah- goyah dan termakan isu-isu yang menyesatkan dan tidak
bertanggung jawab
Pernyataan di atas yang merupakan pembagian At –Tawasuth Bidang Akhlak adalah....

a. 1,2,3,5
b. 1,2,3,4
c. 2,3,4,5
d. 3,4,5,1
e. 4,5,1,2

8. Suatu sikap yang mencerminkan rasa persaudaraan, kerukunan, persatuan dan solidaritas yang
dilakukan seseorang terhadap orang lain atau suatu kelompok pada kelompok lain dalam
interaksi sosial. dalam hal ini menunjukkan sikap ....
a. Toleransi
b. Musawah
c. Tawasuth
d. Ukhuwah
e. Persatuan
9. Adanya persamaan, baik dalam masalah keyakinan, wawasan, pengalaman,
kepentingan, tempat tinggal dan cita-cita. Adanya kebutuhan yang dirasakan hanya
dapat dicapai dengan melakukan kerja sama dengan orang lain . dalam hal ini sesuai
dengan Qur’an surah Al-Hujurat : 10 adalah....
a. َ ‫ون ِإ ْخ َو ٌة َفَأصْ لِحُوا َبي َْن َأ َخ َو ْي ُك ْم َوا َّت ُقوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم‬
)١٠( ‫ُون‬ َ ‫ِإ َّن َما ْالمُْؤ ِم ُن‬
b. ) ٤٣ :‫الشعراء‬ ( ‫ُور‬ ‫م‬ ‫األ‬ ‫م‬ ْ
‫ز‬ ‫ع‬ ْ‫ِن‬
‫م‬ َ ‫ل‬ ‫ك‬ َ
َ ِ ‫ص َب َر َو َ ِإ‬
‫ل‬ ‫ذ‬ َّ‫ن‬ ‫ر‬ َ
‫ف‬ َ‫غ‬ َ ْ‫َولَ َمن‬
ِ ِ َ
c. ً ُ
)١٤٩( ‫ان َعف ّوا َقدِيرً ا‬ ‫هَّللا‬ ‫َأ‬
َ ‫ِإنْ ُت ْبدُوا َخيْرً ا ْو تخفوهُ ْو َتعْ فوا َعنْ سُو ٍء َفِإنَّ َ َك‬
ُ ُ ْ ُ ‫َأ‬
d. )٩٩( ‫ك َع َسى هَّللا ُ َأ ْن يَ ْعفُ َو َع ْنهُ ْم َو َكانَ هَّللا ُ َعفُ ًّوا َغفُورًا‬ َ ‫فَُأولَِئ‬
e. َ ً
)١٤٩( ‫ان َعف ّوا قدِيرً ا‬ُ َ ‫هَّللا‬ َ َ ‫َأ‬
َ ‫ِإنْ ُت ْبدُوا خيْرً ا ْو تخفوهُ ْو تعْ فوا َعنْ سُو ٍء فِإنَّ َ ك‬
ُ ُ ْ ُ ‫َأ‬ َ
10. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut !
1) Ukhuwah keagamaan
2) Ukhuwah Islamiyah
3) Ukhuwah kebangsaan
4) Ukhuwah kebangsaan

Pernyataan tersebut diatas merupakan....


a. Pembagian ukhuwah
b. Macam-macam ukhuwah
c. Faedah ukhuwah
d. Ciri-ciri orang yang berperilaku Ukhuwwah (persaudaraan)
e. Fungsi ukhuwah

II. Kerjakanlah soal-soal di bawah ini sesuai perintah!


1. Dalam bahasa Arab, istilah toleransi dikenal dengan tasamuh yang berarti
kemuliaan, lapang dada, ramah dan suka memaafkan. Jelaskan pengertian akhlak
terpuji tasawuth baik menurut bahasa atau Istilah!
2. Sikap tengah – tengah atau sedang di antara dua sikap, tidak terlalu keras
(fundamentalis) dan terlalu bebas (liberalisme). Dengan sikap inilah Islam bisa di
terima di segala lapisan masyarakat. Jelaskan Membiasakan Berperilaku tawasuth
dalam Kehidupan Sehari-hari!
3. Tidak bersikap ekstrim dalam menyebarluaskan ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah.
dalam hal ini, Sebutkan Pembagian Tawasuth!
4. Nilai positif ukhuwah dapat kita lihat dari ada atau tidaknya sikap saling
memahami dalam interaksi sosial dan komunikasi. Diantara nilai-nilai positif yang
perlu kita perhatikan sebagai upaya menjaga ukhuwah jelaskan?
5. Menjalin ukhuwah, persatuan dan kesatuan dalam bermasyarakat. Tulislah dalil
dalil tentang ukhuwah!
6. Yang merupakan Ukhuwah Islamiyah ditegakkan atas aqidah yang mantap, yakni
aqidah yang disimpulkan dalam kalimat sahadat ....sebutkan dan jelaskan?
7. Jelaskan Konsep yang mendasar dari ukhuwah masyarakat madani yang dibangun
oleh Rasulullah saw antara lain....
8. Interaksi timbal balik antar umat beragama, menghargai kebebasan beragama
bagi orang yang tidak sefaham, tidak mengganggu peribadatan serta tetap
menjaga ukhuwah wathaniyahnya. Jelaskan Ukhuwah fi al-wathaniyah wa al
nasab?
9. Nilai positif ukhuwah dapat kita lihat dari ada atau tidaknya sikap saling
memahami dalam interaksi sosial dan komunikasi, Jelaskan nilai-nilai positif
ukhuwah?
10. Dalam konteks masyarakat Islam, istilah ukhuwah berkembang menjadi ukhuwah
islamiyah yang berarti persaudaraan yang bersifat Islami atau persaudaraan yang
diajarkan Islam. Tuliskanlah dalil naqli tentang ukhuwah!
PELAJARAN 3
AKHLAK TERCELA

Tujuan Pembelajaran

Dengan mempelajari materi dan dalil, berdiskusi, serta mengerjakan latihan, siswa akan:

1. mengokohkan keimanan tentang kebenaran dan kebesaran Allah Swt yang terkandung
dalam akhlak tercela.
2. membentuk pendapat yang mendukung kebenaran dan kebesaran Allah dalam akhlak
tercela
3. membiasakan diri untuk menghindari akhlak tercela
4. menganalisis peritiwa yang mencerminkan sifat akhlak tercela
5. mengkritik peristiwa yang mencerminkan sifat akhlak tercela dalam suatu peristiwa
6. menyajikan pemaparan hasil analisis peristiwa yang mencerminkan sifat akhlak tercela
dalam suatu perbuatan.
7. merumuskan konsep tentang sifat akhlak tercela tentang upaya dampak negatifnya.

Tilawah

Sebelum memulai pelajaran, bacalah dahulu ayat dan terjemahan berikut!

)١٤٥( ‫ار َولَنْ َت ِج َد لَ ُه ْم َنصِ يرً ا‬ َ ‫ِإنَّ ْال ُم َنافِق‬


ِ ‫ِين فِي الدَّرْ كِ األسْ َف ِل م َِن ال َّن‬
Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang
paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang
penolongpun bagi mereka. (QS. An-Nisa : 145)

Kerangka Konsep

AKHLAK
TERCELA

NIFAQ GADAB QASAH AL-QALB


(MUNAFIK) (MARAH) (KERAS HATI)
Kata Kunci

Akhlak Tercela Gadab

Nifaq Qasah al-qalb (Keras

Keras Hati

Observasi M1 M2

Pada suatu saat,Guru PNS menghadap Kepala Sekolah untuk mengundurkan diri
dengan alasan punya pekerjan lain yang menjanjikan. Kemudian permintaannya
dikabulkan oleh Kepala Sekolahnya. Tapi dia kemudian mengatakan ke para teman-
temannya bahwa dia dipecat tanpa alasan yang jelas. Dia pun menjelek-jelekkan sekolah
lama ke Kepala Sekolah yang baru. Karena kemahiranya berkomunikasi, dia bisa
membuat banyak orang percaya dan turut menyebar fitnah. Kepala Sekolah pun diserang
dari segala arah dan mendapat berbagai ancaman, termasuk ancaman pemecatan dari
jabatannya. Salah satu teman yang termakan fitnah si Guru, menuduh si Kepala Sekolah
iri pada si Guru sehingga si Guru dipecat sepihak, padahal si atasan bukan seorang pengiri
atau pendengki.
Dengan perlindungan Allah Swt, Kepala Sekolah masih aman hingga jabatannya
berakhir. Tapi ternyata Guru malah menganggap Kepala Sekolah sudah mendzaliminya
dan harus minta maaf padanya. Teman-teman pun menuntut demikian karena sudah
termakan hasutan Guru. Tapi Kepala Sekolah cukup punya harga diri untuk tidak meminta
maaf pada orang yang sudah mendzaliminya. Kepala Sekolah melakukan pembalasan
yang manis, memajukan sekolah dan menenggelamkan nama para pengkhianat itu hingga
tidak ada satupun orang di sekolah itu yang mengingatnya.

Tahukah Kamu?

Perhatikan gambar di bawah ini!

GAMBAR SISWA LARANGAN BERAKHLAK TERCELA

1. Apa yang dilakukan anak pada gambar?

2. Apa yang dimaksud dengan akhlak tercela?

3. Apakah anak perempuan yang telah melakukan perilaku tercela?

4. Jelaskan Macam-macam perilaku nifak?


5. Jelaskan Tanda-tanda Pelaku Nifak?

Kamu Harus Tahu


Perilaku Tercela adalah perbuatan yang tidak Diridhoi oleh Allah. Seorang
Menganiaya berarti menyiksa, menyakiti dan berbagai bentuk ketidakadilan seperti
menindas, mengambil hak orang lain dengan paksa dan lain-lainnya. Aniaya termasuk
perbuatan tercela yang dibenci Allah SWT bahkan sesama manusia. Berbuat Aniaya
berarti berbuat dosa.

Oleh karena itu, aniaya akan mendatangkan akibat-akibat buruk yang akan diterima
oleh pelakunya. Dewasa ini banyak sekali perilaku aniaya bahkan telah menjadi trend
dikalangan orang yang memiliki kedudukan tinggi. Mereka selalu menilai seseorang dan
memperlakukan seseorang sesuai dengan status sosialnya. Bila seorang pejabat telah
menilai seseorang itu jauh lebih rendah dari status sosial yang di jabatnya, bukan tidak
mungkin ia akan berbuat seenaknya sendiri. Sungguh moral manusia sudah sangat rusak
akibat perilaku tercela tersebut.

Disisi lain, Al-Qur’an juga mengemukakan dan memberi peringatan tentang akhlak-
akhlak buruk atau tercela yang dapat merusak iman seseorang dan pada akhirnya akan
merusak dirinya serta kehidupan masyarakat.

Akhlak buruk itulah yang disampaikan oleh rasulullah yang ditunjukkan oleh kaum
Quraisy dahulu untuk memojokkan kebenaran yang disampaikan rasulullah sebagaimana
yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Quraisy seperti Abu jalal, Walid bin mugirah, Akhnas bin
syariq, Aswad bin abdi Yaquts. Oleh karena itu, iman merupakan suatu pengakuan
terhadap kebenaran dan harus dipelihara serta di tingkat kan kualitas nya melalui sikap
dan perilaku terpuji.

Sifat terpuji dan tercela yang tertanam dalam diri manusia selalu berdampingan dan
terlihat dalam perilaku sehari-hari. Apabila perilaku seseorang menampilkan kebaikan,
maka terpujilah sikap orang tersebut. Sebaliknya, apabila perilaku seseorang menmpilkan
kebaikan atau kejahatan, maka tercelalah sikap orang tersebut. Sifat tercela sangat
dilarang oleh Allah SWT dan harus dihindari dalam pergaulan sehari-hari karena akan
merugikan diri sendiri maupun orang lain

Untuk mengetahui tentang akhlak tercela dan pembahasannya, yuk, kita simak
pembahasannya.
APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN AKHLAK TERCELA?

A. Pengertian Nifaq
Nifaq secara bahasa (etimologi) berarti ketidaksamaan antara lahir dan batin.

Nifaq menurut syara (terminologi) berarti menampakkan keislaman dan


kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Pelakunya dinamakan
munafik.

adapun pengertian Nifaq adalah sikap seseorang yang ketidaksamaan antara


hati dan perbuatan atau kebaikan dan kejahatan.

Menurut al-Hafizh Ibnu Katsir mereka adalah orang-orang yang keluar dari jalan
kebenaran masuk ke jalan kesesatan. Karena itu Allah memperingatkan dengan
firman-Nya:

)٦٧( َ‫ِإنَّ ا ْل ُم َنافِقِينَ ُه ُم ا ْل َفاسِ قُون‬


Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. (QS.
At Taubah: 67)

1. Macam-macam perilaku nifak


a. Nifaq ‘amaliy (perbuatan)
Nifaq ‘amaliy(nifak kecil) yaitu melakukan sesuatu yang merupakan
perbuatan orang-orang munafiq, tetapi masih tetapada iman di dalam hati.
Nifaq jenis ini tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama
(murtad).Rasulullah menjelaskan karakteristik pelaku nifak, perhatikan hadis
berikut,

‫ب‬ َ ;‫ث َك‬


َ ‫;ذ‬ ٌ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل آ َي; ُة ْال ُم َن;;اف ِ;ِق َث‬
َ ‫الث ِإ َذا َح; َّد‬ َ ِ ‫َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َةَأنَّ َرسُو َل هَّللا‬
َ َ‫َوِإ َذا َو َع َد َأ ْخل‬
َ ‫ف َوِإ َذا اْؤ ُتم َِن َخ‬
‫ان‬
Artinya : Dari Abu Hurairah ra , ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Ada tiga
tanda orang munafik; apabila berbicara ia berbohong, apabila berjanji ia
mengingkari dan apabila dipercaya ia berkhianat (HR. Muslim)

b. Nifaq I’tiqadi (Keyakinan)


adalah nifaq besar, di mana pelakunya menampakkan keislaman, tetapi
menyembunyikan kekufuran. Jenis nifaq ini menjadikan pelakunya keluar dari
agama dan dia berada di dalam kerak Neraka.

Allah menyifati para pelaku nifaq ini dengan berbagai kejahatan, seperti
kekufuran, ketiadaan iman, mengolok-olok dan mencaci agama dan
pemeluknya serta kecenderungan kepada musuh-musuh untuk bergabung
dengan mereka dalam memusuhi Islam.

)١٤٥( ‫ار َولَنْ َت ِج َد لَ ُه ْم َنصِ يرً ا‬ َ ‫ِإنَّ ْال ُم َنافِق‬


ِ ‫ِين فِي الدَّرْ كِ األسْ َف ِل م َِن ال َّن‬
Artinya : Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan
yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat
seorang penolongpun bagi mereka. (QS. An-Nisa : 145)

2. Tanda-tanda Pelaku Nifak


Pelaku nifak disebut dengan munafik. Adapun tanda-tanda orang munafik
seperti diterangkan dalam hadis Nabi Muhamad saw yang diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim yaitu :

a. Bila Berbicara Dusta


Berdusta adalah memberitakan sesuatu tidak sesuai dengan kebenaran,
baik dengan ucapan maupun dengan isyarat sepertimenggelengkan kepala atau
mengangguk. Dalam ajaran Islam, perbuatan dusta atau berbohong sangat-
sangat dicela.

Jangan mudah berkata dusta walau dalam perkara-perkara kecil. Karena


demikian itu akan mengurangi kepercayaan orang kepada kita saat kita
menyampaikan kebenaran.Karenanya, Umat Islam diperingatkan secara umum
agar tidak berdusta.

)١٠٥( ‫ُون‬ َ َ‫ت هَّللا ِ َوُأول‬


َ ‫ِئك ُه ُم ْال َكا ِذب‬ ِ ‫ون ِبآ َيا‬ َ ‫ِإ َّن َما َي ْف َت ِري ْال َكذ‬
َ ‫ِب الَّذ‬
َ ‫ِين ال يُْؤ ِم ُن‬
Artinya : Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-
orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orang-
orang pendusta.(QS. Al-Nahl: 105)

b. Bila berjanji mengingkari


Janji adalah ucapan yang menyatakan kesediaan atau kesanggupan untuk
berbuat, melakukan sesuatu tetapi tidak ditepati. Mengingkari janji berarti tidak
menepati kesediaan atau kesanggupan yang telah dibuat.

Pada masalah ini, terbagi kepada dua jenis: Pertama, seseorang berjanji
padahal di dalam niatannya tidak ingin menepatinya. Ini merupakan pekerti
paling buruk.

َ ‫َوَأ ْوفُوا ِب َع ْه ِد هَّللا ِ ِإ َذا َعا َه ْد ُت ْم َوال َت ْنقُضُوا األ ْي َم‬


َّ‫ان َبعْ; َد َت ْوكِي; ِد َها َو َق; ْ;د َج َع ْل ُت ُم هَّللا َ َعلَ ْي ُك ْم َكفِيال ِإن‬
)٩١( ‫ون‬ َ ُ‫هَّللا َ َيعْ لَ ُم َما َت ْف َعل‬
Artinya : Dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan
janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah
meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu
(terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang
kamu perbuat.(QS. Al-Nahl: 91)

Kedua, Berjanji pada dirinya untuk menepati janji, kemudian timbul sesuatu, lalu
mengingkarinya tanpa alasan.
c. Bila dipercaya mengkhianati
Khianat adalah mengingkari tanggung jawab, berbuat tidak setia atau
melanggar janji yang telah dibuat. Secara umum, khianat artinya mengingkari
tanggung jawab yang telah dipercayakan, baik daang dari Allah maupun dari
orang lain.

Apabila seseorang diberi amanah, maka ia wajib melaksanakannya. Hal ini


sebagaimana firman Allah SWT, 

ِ ‫ِإنَّ هَّللا َ َيْأ ُم ُر ُك ْم َأنْ ُتَؤ ُّدوا األ َما َنا‬


)٥٨(… ‫ت ِإلَى َأهْ لِ َها‬
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya…” (QS. An-Nisa’:58)

d. Bila Berseteru berbuat fajir


Makna fujur adalah keluar dari kebenaran secara sengaja sehingga
kebenaran ini menjadi kebatilan dan kebatilan menjadi kebenaran. Fajir dapat
diartikan juga dengan mempertahankan pendapat dengan cara apapun,
termasuk dengan membuat dalil-dalil palsu. Lain.

3. Nilai Negatif Perilaku


a. Berbohong
Orang munafik berbohong ketika berbicara dan bersumpah atas
kebohongan yang diucapkannya.
َ‫افِقِين‬GGَ‫هَ ُد ِإ َّن ْال ُمن‬G‫ك لَ َرسُولُهُ َوهَّللا ُ يَ ْش‬ َ َّ‫ك ْال ُمنَافِقُونَ قَالُوا نَ ْشهَ ُد ِإن‬
َ َّ‫ك لَ َرسُو ُل هَّللا ِ َوهَّللا ُ يَ ْعلَ ُم ِإن‬ َ ‫ِإ َذا َجا َء‬
)١( َ‫لَ َكا ِذبُون‬
Artinya : “Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata:
"Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". dan
Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah
mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang
pendusta”.(QS. al-Munafiqun: 1)
b. Malas beribadah
Mereka melakukan shalat dengan rasa malas dan sangat sedikit mengingat
Allah Swt.
َ ‫ُون ال َّن‬
‫اس‬ َ ;‫ُون هَّللا َ َوه َُو َخا ِد ُع ُه ْم َوِإ َذا َقامُوا ِإلَى الصَّال ِة َقامُوا ُك َس ;الَى ُي‬
َ ‫;راء‬ َ ‫ِإنَّ ْال ُم َنافِق‬
َ ‫ِين ي َُخا ِدع‬
)١٤٢( ‫ُون هَّللا َ ِإال َقلِيال‬َ ‫َوال َي ْذ ُكر‬
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri
dengan malas. mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia.
dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”. (QS. An Nisa: 142)
c. Mengejek orang beriman
Mereka mengejek orang-orang beriman demi menyukseskan tujuan
agama. Dan menilai mereka sebagai orang-orang bodoh yang tidak berakal.

ُّ ‫فَهَا ُء َأال ِإنَّهُ ْم هُ ُم‬G ‫الس‬


‫فَهَا ُء َولَ ِك ْن ال‬G ‫الس‬ ُّ َ‫ا آ َمن‬GG‫َوِإ َذا قِي َل لَهُ ْم آ ِمنُوا َك َما آ َمنَ النَّاسُ قَالُوا َأنُْؤ ِمنُ َك َم‬
)١٣( َ‫يَ ْعلَ ُمون‬
Artinya : Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana
orang-orang lain telah beriman." mereka menjawab: "Akan berimankah Kami
sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah,
Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu’.
(QS. Al Baqarah: 13)
d. Menganggap selain Allah ada penolong dan pemberi kemuliaan
Demi meraih kemuliaan mereka meminta tolong kepada orang lain dan
beranggapan dapat meraih kemuliaan selain kepada Allah Swt.

َ‫ ْؤ ِمنِين‬G‫ُون ْال ُم‬


ِ ‫ا َء ِم ْن د‬GGَ‫افِ ِرينَ َأوْ لِي‬GG‫)الَّ ِذينَ يَتَّخِ ُذونَ ْال َك‬١٣٨( ‫ا‬GG‫بَ ِّش ِر ْال ُمنَافِقِينَ بَِأ َّن لَهُ ْم َع َذابًا َألِي ًم‬
)١٣٩( ‫َأيَ ْبتَ ُغونَ ِع ْن َدهُ ُم ْال ِع َّزةَ فَِإ َّن ْال ِع َّزةَ هَّلِل ِ َج ِميعًا‬
Artinya : “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan
mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang
kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang
mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka
Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.(QS. AnNisa: 138-139)
e. Mengaku sebagai pelaku kebenaran
Menilai dirinya sebagai golongan yang mengedepankan kebenaran
sehingga membuat mereka tidak sudi merevisi pandangan dan keyakinannya.
)١١( َ‫ ِإنَّ َما نَحْ نُ ُمصْ لِحُون‬G‫ض قَالُوا‬
ِ ْ‫َوِإ َذا قِي َل لَهُ ْم ال تُ ْف ِسدُوا فِي األر‬
Artinya : “Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya Kami orang-orang
yang Mengadakan perbaikan”.(QS. Al Baqarah: 11)
f.Bermanis lidah
Mereka memiliki tampilan lahiriah yang indah dan ucapan yang menarik
tapi menipu. Tapi ucapan mereka tidak berasal dari pemahaman dan iman.
َ ‫ْجبُكَ َأجْ َسا ُمهُ ْم َوِإ ْن يَقُولُوا تَ ْس َم ْع لِقَوْ لِ ِه ْم َكَأنَّهُ ْم ُخ ُشبٌ ُم َسنَّ َدةٌ يَحْ َسبُونَ ُك َّل‬
‫ي َْح ٍة‬GG‫ص‬ ِ ‫َوِإ َذا َرَأ ْيتَهُ ْم تُع‬
)٤( َ‫م قَاتَلَهُ ُم هَّللا ُ َأنَّى يُْؤ فَ ُكون‬Gُْ‫َعلَ ْي ِه ْم هُ ُم ْال َعد ُُّو فَاحْ َذرْ ه‬
Artinya : “Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan
kamu kagum. dan jika mereka berkata kamu mendengarkan Perkataan mereka.
mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar mereka mengira bahwa tiap-
tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. mereka Itulah musuh (yang
sebenarnya) Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan
mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Al
Munafiqun: 4)
g. Pelaku keburukan
Tidak melakukan kewajiban Amar Makruf dan Nahi Munkar, bahkan
sebaliknya memerintahkan yang munkar dan melarang yang makruf.

ُ ِ‫ْض يَْأ ُمرُونَ بِ ْال ُم ْن َك ِر َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال َم ْعرُوفِ َويَ ْقب‬
َ‫ون‬GG‫ض‬ ٍ ‫م ِم ْن بَع‬Gُْ‫ضه‬ ُ َ‫ْال ُمنَافِقُونَ َو ْال ُمنَافِق‬
ُ ‫ات بَ ْع‬
)٦٧( َ‫َأ ْي ِديَهُ ْم نَسُوا هَّللا َ فَن َِسيَهُ ْم ِإ َّن ْال ُمنَافِقِينَ هُ ُم ْالفَا ِسقُون‬
Artinya : “orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan
sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang Munkar
dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya
mereka telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka.
Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik”.(QS.
AtTaubah: 67)
4. Akibat buruk sifat Nifak
Perbuatan nifak adalah salah satu perilaku tercela, perbuatan nifak akan
mendatangkan keburukan baik bagi pelaku nifak itu sendiri ataupun bagi orang lain.

a. Bagi diri sendiri


1) Tercela dalam pandangan Alloh swt. dan sesama manusia sehingga dapat
menjatuhkan nama baiknya sendiri.
2) Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya.
3) Tidak disenangi dalamj pergaulan hidup sehari-hari
4) Bisa mempersempit  jalan untuk memperoleh Rizqi kaqrena orang lain
tidak mempercayainya lagi.
5) Mendapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir
b. Bagi orang lain
1) Menimbulkan kekecewaan hati sehingga dapat merusakhubungan
persahabatan yang terjalin baik. Apabila kekecewaan terlalumendalam
sehingga tidak mampu mengendalikan,  tidak mustahil terjadi tindakan-
tindakan anarkhis.
2) Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan dan perbuatannya
yang tidak menentu.
3) Mencemarkan nama baik keluarga dan masyarakat sekitarnya sehingga
merasa malu karenanya.
5. Menghindari perilaku Nifak
a. Bersikap jujur
Jujur adalah salah satu sifat yang mulia, jujur berarti dapat menjaga
amanah. Jujur juga dapat diartikan berkata, bersikap atau bertingkah laku apa
adanya tidak dibuat-buat atau menutup nutupi dengan kebohongan.

Berbohong jelas perbuatan dosa. Sebaliknya, berkata dan berperilaku


jujur/benar adalah wajib. Seorang yang jujur/benar pasti akan jauh dari sifat-sifat
munafik. Allah SWT berfirman,

َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬


َ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َو ُكو ُنوا َم َع الصَّا ِدق‬
)١١٩( ‫ِين‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan
jadilah kalian beserta orang-orang yang jujur/benar (QS.At Taubah: 119).

b. Bersikap amanah
Amanah artinya jujur atau dapat dipercaya. Secara bahasa amanah berarti
segala sesuatu yang dipercayakan atau kepercayaan. Amanah dapat diartikan
titipan atau amanah adalah segala sesuatu yang dibebankan Allah kepada
manusia untuk dilaksanakan. Rasulullah dikenal sebagi orang yang paling
terpercaya dalam menjalankan amanah.  sikap ini harus ditanamkan sejak dini
sehingga terhindar dari perilaku nifak.

َ ‫ِين آ َم ُنوا ال َت ُخو ُنوا هَّللا َ َوالرَّ سُو َ;ل َو َت ُخو ُنوا; َأ َما َنا ِت ُك ْم َوَأ ْن ُت ْم َتعْ لَم‬
)٢٧( ‫ُون‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah
dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-
amanat yangdipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”. (QS Al Anfaal:
27).

c. Meneguhkan perjanjian
Berjanji itu harus ditepati dan melanggar janji berarti berdosa. Bukan
sekedar berdosa kepada orang yang kita janjikan tetapi juga kepada Allah. Ingkar
janji itu merupakan sifat dan perbuatan syetan. Dan mereka menggunakan janji
itu dalam rangka mengelabuhi manusia dan menarik mereka ke dalam
kesesatan.

Oleh karena itu Allah SWT telah memerintahkan kepada setiap muslim
untuk melaksanakan janji-janji yang pernah diucapkan.

ِ ‫دَد ُت ْ;م َعنْ َس; ِب‬


‫يل‬ ْ ;‫ص‬َ ‫الس;و َء ِب َم;ا‬ ُ ;‫َوال َت َّتخ ُِذوا َأ ْي َما َن ُك ْم د ََخال َب ْي َن ُك ْم َف َتز َّل َق َد ٌم َبعْ َد ُثبُو ِت َها َو َت‬
ُّ ‫;ذوقُوا‬ ِ
)٩٤( ‫هَّللا ِ َولَ ُك ْم َع َذابٌ عَظِ ي ٌم‬
Artinya: “Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di
antaramu, yang menyebabkan tergelincir kaki (mu) sesudah kokoh tegaknya,
dan kamu rasakan kemelaratan (di dunia) karena kamu menghalangi (manusia)
dari jalan Allah; dan bagimu azab yang besar”.(QS. An Nahl : 94)

d. Mengembangkan rasa tanggung jawab


Allah memerintahkan seluruh hamba-Nya agar tidak mengikuti sesuatu
yang tidak ada ilmunya. Orang yang berbohong berarti telah memperturutkan
hawa nafsu untuk mengikuti apa yang tidak dia ketahui, dan hal ini terlarang
dengan tegas sebagaimana dalam firman-Nya:

)٣٦( ‫ص َر َو ْالفَُؤا َد ُكلُّ ُأولَِئكَ َكانَ َع ْنهُ َم ْسُئوال‬


َ َ‫ك بِ ِه ِع ْل ٌم ِإ َّن ال َّس ْم َع َو ْالب‬ َ ‫َوال تَ ْقفُ َما لَي‬
َ َ‫ْس ل‬
Artinya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”.(QS. Al Israa’: 36)
Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4
1. Buatlah kelompok sebanyak 4-5 peserta didik atau sesuaikan dengan keadaan
kelas kalian!
2. Identifikasikan setiap anggota kelompok bagaimana cara
mengimplementasikan menghindari perilaku nifak dalam kehidupan sehari-
hari
3. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja dan dilaporkan
kepada guru mata pelajaran
B. Gadab

1. Pengertian Gadab
Kata gadab berasal dari kata gadiba-yagdabu berarti marah, mengamuk, murka,
berang, gusar, jengkel, naik pitam. kata gadab secara istilah adalah sikap
tercela dimana gejolak darah dalam diri seseorang meningkat karena tidak
senang pada perlakuan tidak pantas.

adapun pengertian gadab adalah suatu sikap seseorang yang mengedepankan


emosi, murka, berang adanya gejolak diri seseorang didasarkan atas
ketersinggungan, tidak senang terhadap sesuatu hal.

Gadab merupakan sifat seseorang yang mudah marah. Orang yang


memiliki sifat ghadab apabila menyelesaikan masalah tidak mempergunakan
cara yang baik dan kekeluargaan, tetapi mengedepankan(mendahulukan)
emosinya, sekalipun pada akhirnya ia menyesal.

2. Dalil naqli tentang Gadab


Rasulullah SAW bersabda : 
ِ ِ ِ ِ َّ ‫الص رع ِة اِمَّنَ ا‬ ِ َّ ‫لَيس‬
ِ ‫ض‬
‫ب (رواه‬ ُ ‫الش ديْ ُد الَّذى مَيْل‬
َ َ‫ك نَ ْس َس هُ عْن َد الْغ‬ َ ْ ُّ ِ‫الش ديْ ُد ب‬ َ ْ
)‫البخارى‬

Artinya :
‘Orang yang kuat itu bukanlah orang yang menang berkelahi, tetapi orang kuat
ialah yang dapat menguasai dirinya ketika sedang marah. (H.R. Bukhari)

3. Bahaya Gadab

Adapun bahaya gadab adalah

a. Gadab melahirkan sifat lemah


b. Gadab akan dimurkai oleh Allah
c. Jauh dari ampunan dan surga Allah
d. Gadab akan mudah dimasuki oleh setan.
e. Mudah menimbulkan masalah
f. Mendatangkan kerusakan.
4. Cara menghindari gadab

a.       Mewaspadai bahaya ghadab

b.      Sadarilah bahwa gadab menjadi sumber mara bahaya


c.       Tanam dan tumbuh kembangkanlah sifat sabar, karena orang yang sabar
akan disayang Allah Swt.  Firman Allah Swt :

)153 :‫ين (البقرة‬ ِ ‫صاَل ِة ِإنَّ هللاَ َم َع الص‬


َ ‫َّاب ِر‬ َّ ‫صب ِ;ْر َوال‬ َ ‫َياَأ ُّي َها الَّذ‬
َّ ‫ِين َءا َم ُنوا اسْ َتعِي ُنوا ِبال‬
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar.”  (Q.S. Al Baqarah [2] : 153)

Sabar dapat menyelesaikan persoalan tanpa menimbulkan masalah.

d.      Berusaha untuk mengoreksi kekurangan dan kesalahannya sendiri

e.      Melatih diri untuk dapat memiliki banyak kesabaran.

5. Cara meredam gadab


Adapun cara meredam gadab (marah) adalah
1. Bila kita sedang marah dalam keadaan berdiri, maka segeralah duduk,
2. Apabila dengan duduk belum juga bisa hilang rasa marahnya, maka
berbaringlah,
3. Jika dengan berbaring juga belum hilang rasa marahnya, maka ambillah
air untuk wudhu (berwudhulah), kemudian salat.
Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4

1. Buatlah makalah dengan judul “ Metode Menghindari Berperilaku Gadab dalam


perspektif Islam”
2. Presentasikan ke depan kelas makalah yang telah dibuat dan laporkan kepada
guru mata pelajaran

C. KERAS HATI (Qaswah al-Qalb)

1. Pengertian Keras Hati (pemarah)


Keras Hati adalah kodrat yanga ada pada diri setiap manusia yang dimana
setiap manusia pernah mengalami marah. tetapi hal itu tergantung dari diri
manusia ada yang bisa menahannya dan ada pula yang tidak bisa menshsn
amarahnya.

Menurut Imam al-Ghazali ada tiga macam hati diantaranya adalah

1. Hati yang sehat adalah iman yang kuat dan pengamalan yang konsisten
2. Hati yang sakit adalah adanya keimanan, ibadah, namun ternoda dengan
keburukan dan kemaksiatan
3. Hati yang mati adalah mengeras dan membantunya hati karena banyak
kemaksiatan yang diperbuat.

Keras Hati adalah jenis emosi yang dialami oleh seseorang. marah itu
memiliki tingkatannya masing-masing berdasarkan bentuk ekspresinya pada
setiap individu dan juga dari faktor umur. perbuatan marah adalah perbuatan
yang amat disenangi oleh setan karena kemarahan akan cenderung membawa
manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan keji.

2. Tingkatan Marah

a. Golongan tafrith, ini termasuk dalam golongan orang yang tidak memiliki sifat
marah. manusia ini sama sekali tidak akan marah jika ada yang menginjak-
injak agamanya. bahkan untuk ras tersinggung pu tidak ada. dan manusia ini
hanya akan lemah apabila menghadapi masalah yang terjadi pada diri sendiri
maupun keluarganya.
b. Golongan ifrath, yautu mereka yang tidak dapat mengawal perasaan marah
lalu bersikap berlebih-lebihan sehingga hilang pengawalan akal terhadap
dirinya. orang-orang seperti ini akan cenderung barkata kasar. bahkan dapat
menimbulkan pertumpahan darah akibat marah tersebut.
c. Golongan i'tidal, yaitu golongan yang bersikap sederhana diantara tafrith dan
ifrath. mereka ini adalah orang yang hanya akan marah dalam situasi tertentu
saja. kemarahan yang tergolong dalam kategori terpuji adalah kemarahan
yang timbul hanya karena menurut perintah Allah Swt. oleh karena itu
hendaklah kemarahan yang ada dalam jiwa seorang muslim itu bertindak
untuk menolak gangguan orang lain terhadap kehormatan dirinya,
keluarganya serta  umat islam keseluruhan.
3. Dalil naqli
Adapun dalil naqli tentang gadab adalah
‫س َّم ْي ُت ُموهَا َأ ْن ُت ْم َوآ َباُؤ ُك ْم‬ ٍ ‫ب َأ ُت َجا ِدلُو َننِي فِي َأ ْس َم‬
َ ‫اء‬ ٌ ‫ض‬ َ ‫س َو َغ‬ ٌ ‫َقال َ َقدْ َو َق َع َعلَ ْي ُك ْم مِنْ َر ِّب ُك ْم ِر ْج‬
)٧١( َ‫ان َفا ْن َتظِ ُروا ِإ ِّني َم َع ُك ْم مِنَ ا ْل ُم ْن َتظِ ِرين‬ ُ ْ‫َما َن َّزل َ هَّللا ُ بِ َها مِن‬
ٍ ‫س ْل َط‬
Artinya: ia berkata: "Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan
kemarahan dari Tuhanmu". Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku
tentang Nama-nama (berhala) yang kamu beserta nenek moyangmu
menamakannya, Padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan hujjah untuk itu?
Maka tunggulah (azab itu), Sesungguhnya aku juga Termasuk orang yamg
menunggu bersama kamu". (QS.al-‘Araaf : 71)

Hadits tentang keutamaan menahan amarah adalah


 
ً ‫َعنْ َك َظ َم َغي‬
ِ ‫ْظا َوه َُو َقا ِد ٌر َع َلى اَنْ ُي ْنف َِذهُ دَ َعاهُ هّللا ُ َع َّز َو َج َّل َع َلى رُُؤ ْو‬
ِ ‫س ْال َخاَل‬
‫ِئق‬
َ ‫ْن َما‬
‫شاَأ‬
ِ ‫َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة َح َّتى ي َُخي َِّرهُ هّللا ُ م َِن ْال ُخ ِر ْال ِعي‬

Artinya
“Barang siapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari
kiamat Allah akan memanggilnya dihadapan seluruh makhluk, kemudian Allah
menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai “ (H.R Ahmad )
4. Bahaya sikap marah
Adapun bahya sikap marah adalah
a. Kehilangan kendali diri sendiri yang mana mereka yang marah akan kehilangan
kontrol atas diri sendiri sehingga tidak akan bisa berfikir jernih.
b. Merugikan diri sendiri karena marah tersebut akan canderung mambawa
manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan tercela yang
berdasarkan bisikan setan dan iblis.
c. Terjerumus pada kemaksiatan.
d. Mandapap azab dari Allah Swt.
 
5. Nilai Negatif perilaku Keras Hati (pemarah)
a. Sumber keburukan
Jika seseorang marah dan tidak berusaha untuk mengendalikan akan
menyebabkan keburukan-keburukan.

1) Keputusan dan tindakan orang marah cenderung menambah masalah.


Kita tidak boleh memutuskan sesuatu ketika sedang dalam keadaan marah,
karena sudah pasti keputusan yang di ambil pasti tidak bijaksana dan pasti
keputusannya menjadi tidak adil.

2) Pemarah menimbulkan kerusakan baik antar manusia.


Orang yang mudah marah atau pemarah sulit mengontrol diri, sehingga
semua yang ada di sekitarnya akan menjadi sasaran kemarahannya.

3) Pemarah perusak hubungan baik antar manusia.


Hubungan antara anak dan orang tua bisa menjadi kacau bila salah satu atau
keduanya saling memarahi. Persahabatan bias menjadi tidak harmonis
bahkan akan bercerai berai bila mereka tidak dapat mengendalikan marah.

b. Membahayakan kesehatan tubuh 


1) Efek langsung ke tubuh
Ketika kehilangan kontrol. Pada beberapa kasus, tekanan darah tinggi dapat
menyebabkan sakit kepala mendadak. Dalam jangka panjang, dapat
meningkatkan risiko serangan jantung. Saat marah, suhu badan kita pun naik
sehingga tubuh mudah berkeringat.

2) Letih Ekspresi
Kemarahan tentu membutuhkan energi. Dalam proses itu, hormon stres akan
meningkat seakan-akan membuat perasaan bergejolak. Ketika marah, kita
mungkin merasa memegang kendali sementara, tapi tanpa disadari hal itu
justru menguras habis energi kita. Akibatnya, produktivitas dalam bekerja pun
berkurang karena merasa letih.

3) Sulit tidur
Ketika kita tidur dengan rasa marah, tidur pun tak akan nyenyak. Adapun
kekurangan tidur akan menyebabkan pikiran negatif yang akan memicu
emosi. Lebih lanjut, insomnia dan masalah tidur lainnya pun akan
berdatangan seiring dengan perasaan emosi Anda yang berkelanjutan.

4) Depresi
rasa marah dapat berujung pada depresi. Terkadang, orang menggunakan
amarah untuk meluapkan perasaan depresi dan ketidakberdayaan.

6. Menghindari perilaku Keras Hati (pemarah)


Adapun menghindari perilaku keras hati adalah sebagai berikut:

a. Meredam rasa amarah dengan cara menahan diri


Menahan amarah memiliki kedudukan, manfaat, dan keutamaan yang
tinggi. Seorang laki-laki datang kepada Nabi dan meminta  diberi wasiat. Nabi
mewasiatkan kepadanya untuk jangan marah. Hal itu diulangi beberapa kali,
menunjukkan pentingnya wasiat tersebut.

ِ ‫; َأ ْو‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس ;لَّ َم‬


:‫ َق;;ا َل‬،‫ص ;نِي‬ َ ِّ‫َعنْ َأ ِبي ه َُري َْر َة َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َأنَّ َر ُجالً َقا َل لِل َّن ِبي‬
ْ‫ضب‬ َ ‫ الَ َت ْغ‬:‫ َقا َل‬،ً‫ضبْ َف َر َّد َ;د م َِرارا‬
َ ‫الَ َت ْغ‬
Artinya : “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang laki-laki
berkata kepada Nabi SAW: “Berilah wasiat kepadaku”. Sabda Nabi SAW :
“Janganlah engkau marah”. Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali.
Sabda beliau: “Janganlah engkau marah”.(HR. Bukhari)

b. Meredam rasa amarah dengan cara beristighfar


Apabila seorang yang sedang marah itu dalam keadaan sedang berdiri,
maka berusaha duduk. Dan apabila kemarahan itu dilakukan ketika sedang
duduk, maka berusaha tiduran atau berbaring sambil membaca istighfar.

Karena kemarahan itu bagaikan bara api yang hanya dapat dipadamkan
dengan air. Sikap duduk dari berdiri dan berbaring dari duduk adalah bagian dari
airnya berperilaku.

c. Meredam rasa amarah dengan cara membaca Ta’awudz


Membaca ta’awudz (memohon perlindungan Allah dari godaan syaitan
yang selalu membangkitkan amarah. Rasulallah SAW. telah mengajarkan kita
untuk mengatasi rasa amarah yang ada di dalam diri kita. Amarah yang disertai
dengan bisikan dan tipu daya setan akan mengakibatkan manusia tersesat dan
terjerumus kepada murka Allah SWT.

Maka Allah melalui syari’atNya yang agung ini melindungi kita dari segala
kelicikan dan keburukan-keburukan setan. Allah SWT berfirman,

)٢٠٠( ‫ان َن ْز ٌغ َفاسْ َتعْ;ِذ ِباهَّلل ِ ِإ َّن ُه َسمِي ٌع َعلِي ٌم‬


ِ ‫ك م َِن ال َّش ْي َط‬
َ ‫َوِإمَّا َي ْن َز َغ َّن‬
Artinya: "Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Al-A’raf : 200).
d. Meredam rasa amarah dengan cara berwudhu
Apabila sedang marah, maka berwudulah. Karena berwudu dengan air
yang suci dan mensucikan, akan mampu mensucikan semua tindakan yang
kurang suci, seperti kemarahan.

‫ ف;;إذا‬,‫ وإنم;;ا تطف;;أ الن;;ار بالم;;اء‬,‫ وإن الش;;يطان خل;;ق من الن;;ار‬,‫إن الفض;;ب من الش;;يطان‬
)‫غضب أحدكم فليتوضأ (رواه أحمد‬
Artinya: “Sesungguhnya kemarahan berasal dari setan, setan itu diciptakan dari
api, dan api itu dipadamkan dengan air, karena itu jika salah seorang diantara
kalian marah, maka hendaklah ia mengambil air wudhu”. (HR. Imam Ahmad).

e. Meredam rasa amarah dengan cara merubah posisi


Merubah posisi dalam hal ini, jika kita sedang marah dalam keadaan
berdiri maka hendaklah kita duduk, kalau tidak reda juga maka hendaklah kita
berbaring. Rasulallah SAW. pernah bersabda

‫ض َط ِج ْع‬
ْ ‫ َوِإال َف ْل َي‬، ‫ب‬ ْ ‫إ َذا َغضِ َب َأ َح ُد ُك ْم َوه َُو َقاِئ ٌم َف ْل َي ْجل‬
َ ‫ َفِإنْ َذه‬، ‫ِس‬
َ ‫َب َع ْن ُه ا ْل َغ‬
ُ ‫ض‬
Artinya: “Jika salah seorang diantara kalian marah dan dia dalam keadaan
berdiri maka hendaklah dia duduk (hal itu cukup baginya), jika marahnya reda.
Namun, jika marahnya tidak reda juga maka hendaklah dia berbaring.” (HR. Abu
Daud dan Ibnu Hibban).

f. Meredam rasa amarah dengan cara berdiam diri


Berdiam diri merupakan obat yang sangat mujarab untuk meredam rasa
marah karena biasanya orang-orang yang sedang marah suka mengeluarkan
kata-kata kotor dan tidak baik. Ini disebabkan tidak terkontrolnya lisan karena
dorongan nafsu setan yang kuat dari dalam dirinya.Imam Ahmad meriwayatkan,

ْ ‫ب َأ َح ُد ُك ْم َف ْل َيسْ ُك‬
‫ت‬ َ ِ‫ِإ َذا َغض‬
Artinya: “Jika salah seorang diantara kalian marah maka hendaklah ia diam.”
(HR. Imam Ahmad).

َّ ;‫ْظا َوه َُو َقا ِد ٌر َعلَى َأنْ ُي ْنفِ; َ;ذهُ َد َع; اهُ هَّللا ُ َع‬ ً ‫َمنْ َك َظ َم َغي‬
ِ ‫ُوس ْال َخاَل‬
‫ِئق َي; ْ;و َم‬ ِ ‫;ز َو َج; َّل َعلَى ُرء‬
‫ِين َما َشا َء‬ِ ‫ُور ْالع‬ ;ِ ‫ْالقِ َيا َم ِة َح َّتى ي َُخي َِّرهُ هَّللا ُ مِنْ ْالح‬
Artinya : “Barangsiapa yang menahan amarah padahal ia mampu untuk
melampiaskannya, Allah akan panggil ia di hadapan para makhluk pada hari
kiamat, hingga Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari (terbaik) yang ia
inginkan” (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
g. Memberi Maaf
Memberi maaf bukanlah pekerjaan yang mudah, diperlukan kesadaran dan
kebesaran hati untuk melakukannya. Sebagai seorang muslim kita wajib
memberikan maaf kepada sesama. Allah memerintahkan kita untuk dapat
memberikan maaf dengan tulus kepada sesama, selalu memberi maaf dengan
tulus ikhlas, sebagaimana firman Allah :

)٤٠( ‫ِين‬ َّ ُّ‫َو َج َزا ُء َس ِّيَئ ٍة َس ِّيَئ ٌة م ِْثلُ َها َف َمنْ َع َفا َوَأصْ لَ َح َفَأجْ ُرهُ َعلَى هَّللا ِ ِإ َّن ُه ال ُيحِب‬
َ ‫الظالِم‬
Artinya : “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka
barang siapa memaafkan dan berbuat baik Maka pahalanya atas (tanggungan)
Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”. (Q.S. Asy Syura
: 40)
Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4
1. Buatlah kelompok sebanyak 4-5 peserta didik atau sesuaikan dengan keadaan
kelas kalian!
2. Identifikasikan setiap anggota kelompok bagaimana cara
mengimplementasikan menghindari perilaku keras hati dalam kehidupan
sehari-hari
3. Kelompok yang presentasi dianjurkan pakai media pembelajaran untuk
menunjang presentasinya
4. Kelompok laian mengkritisi atas presentasinya
5. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja dan dilaporkan
kepada guru mata pelajaran
Aku Bisa

I. Kerjakan soal-soal berikut ini sesuai perintah!


1. Menampakkan keislaman dan kebaikan tetapi menyembunyikan kekufuran dan
kejahatan. dalam hal ini jelaskan pengertian nifak menurut bahasa, istilah dan
pendapat para ulama’?
2. Melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-orang munafiq, tetapi
masih tetapada iman di dalam hati. Nifaq jenis ini tidak menjadikan pelakunya
keluar dari agama (murtad). Sebutkan dan Jelaskan macam-macam nifak?
3. Berdusta adalah memberitakan sesuatu tidak sesuai dengan kebenaran, baik
dengan ucapan maupun dengan isyarat sepertimenggelengkan kepala atau
mengangguk. Dalam ajaran Islam, perbuatan dusta atau berbohong sangat-sangat
dicela. Sebutkan dan jelaskan tanda-tanda munafik?
4. Menyelesaikan masalah tidak mempergunakan cara yang baik dan kekeluargaan,
tetapi mengedepankan(mendahulukan) emosinya, sekalipun pada akhirnya ia
menyesal. dalam hal jelaskan definisi gadab menurut para ulama’!
5. Jika seseorang marah dan tidak berusaha untuk mengendalikan akan
menyebabkan keburukan-keburukan. Jelaskan nilai negatif keras hati?
Sepercik Hikmah

Rasulullah SAW bersabda : 


ِ ِ ِ ِ َّ ‫الص رع ِة اِمَّنَ ا‬ ِ َّ ‫لَيس‬
ِ ‫ض‬
‫ب (رواه‬ ُ ‫الش ديْ ُد الَّذى مَيْل‬
َ َ‫ك نَ ْس َس هُ عْن َد الْغ‬ َ ْ ُّ ِ‫الش ديْ ُد ب‬ َ ْ
)‫البخارى‬

Artinya :
‘Orang yang kuat itu bukanlah orang yang menang berkelahi, tetapi orang kuat
ialah yang dapat menguasai dirinya ketika sedang marah. (H.R. Bukhari)

Rangkuman

1. Nifaq menurut syara (terminologi) berarti menampakkan keislaman dan kebaikan


tetapi menyembunyikan kekufuran dan pelakunya dinamakan munafik. Diantara
tanda-tandanya bila berbicara bohong, bila berjanji tidak menepati dan bila
dipercaya hianat.
2. Gadab (marah) yaitu merasa tidak senang dan panas hati karena suatu sebab,
seperti dihina dan lainnya. Marah secara umum mengakibatkan terganggunya
aktualisasi diri di dalam kehidupan kita atau marah merupakan penyakit jiwa yang
ada di dalam diri manusia.
3. Ciri-ciri orang munafik adalah apabila berbicara berdusta, apabila berjanji ingkar,
apabila diberikan amanat berkhianat dan apabila berdebat merasa paling benar.
4. Marah adalah salah satu fitrah manusia yang muncul ketika kebutuhan (needs)
dan motif (motive) mereka terhalangi atau terhambat untuk dipenuhi.
5. Membiasakan bersikap amanah dari dini berarti berusaha menghindari perialku
nifak.
Refleksi

Centanglah () tabel di bawah ini dengan jujur dan benar sesuai penguasaanmu dan sikapmu
terhadap materi-materi dalam bab ini!

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Saya dapat memahami pengertian dan dampak negatif nifāq
(munafik), gaḍab (marah) dan qaswah al-qalb (keras hati)
dalam Akhlak tercela
2. Saya dapat Membentuk pendapat tentang sisi negatif dari
sifat nifāq (munafik), gaḍab (marah) dan qaswah al-qalb
(keras hati)
3. Saya dapat Membiasakan diri untuk menghindari
nifāq (munafik), gaḍab (marah) danqaswah al-qalb (keras
hati) Ragam Penyakit Hati
4. Saya dapat Menganalisis peritiwa yang mencerminkan sifat
nifāq (munafik), gaḍab (marah) dan qaswah al-qalb (keras
hati)
5. Saya dapat Mengkritik peristiwa yang mencerminkan sifat
nifāq (munafik), gaḍab (marah) dan qaswah al-qalb (keras
hati)
6. Saya dapat Menyajikan pemaparan hasil analisis peristiwa
yang mencerminkan sifat nifāq (munafik), gaḍab (marah) dan
qaswah al-qalb (keras hati)
7. Saya dapat Merumuskan konsep tentang sifat
nifāq (munafik), gaḍab (marah) dan qaswah al-qalb (keras
hati)

Uji Kompetensi Akhir Bab 3


I. Pilihlah jawaban yang paling benar dan berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c,d,e
sesuai pilihan jawaban.

1. Orang-orang yang keluar dari jalan kebenaran masuk ke jalan kesesatan


Nifaq/hipokrit, bermuka dua secara bahasa (etimologi) dalam hal ini merupakan
pengertian…
a. Salah satu lubang tempat keluarnya yarbu’ (tikus)
b. Satu lubang tempat keluarnya yarbu’ (tikus)
c. Dua lubang tempat keluarnya yarbu’ (tikus)
d. Tiga lubang tempat keluarnya yarbu’ (tikus)
e. Lubang-lubang tempat keluarnya yarbu’ (tikus)
2. Melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-orang munafik, tetapi
masih tetap ada iman di dalam hati dalam hal ini merupakan, pernyataan diatas
merupakan....
a. Nifaq
b. Nifaq amaly
c. Nifaq I’tiqodi
d. Nifaq kasabi
e. Nifaq dalily

3. Membuka peluang munculnya fitnah karena ucapan dan perbuatannya yang tidak
menentu merupakan akibat buruk dari pelaku dalam hal ini pernyataan diatas
merupakan perilaku ....
a. Nifaq
b. Dusta
c. Hianat
d. Tidak menepati janji
e. Sombong
4. Perhatikan pernyataan bawah ini!
a. Tidak melakukan kewajiban Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
b. Mereka memiliki tampilan lahiriah yang indah dan ucapan yang menarik tetapi
menipu
c. Menilai dirinya sebagai golongan yang mengedepankan kebenaran
d. Mereka mengejek orang-orang beriman demi menyukseskan tujuan agama
e. Melakukan kewajiban Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Diantara pernyataan-pernyataan diatas, yang sesuai dengan perilaku nifak
adalah ....
a. 1,2,3,4
b. 2,3,4,5
c. 3,4,5,1
d. 4,5,1,2
e. 5,1,2,3
5. Keluar dari kebenaran secara sengaja sehingga kebenaran ini menjadi kebatilan
dan kebatilan menjadi kebenaran adalah dalam hal ini merupakan definisi....
a. Fujur
b. Nifaq
c. Nifaq amaly
d. Nifaq I’tiqodi
e. Ifaq kasabi
6. Sikap tercela dimana gejolak darah dalam diri seseorang meningkat karena tidak
senang pada perlakuan tidak pantas Kata gadab secara harfiah ....
a. Marah atau pemarah
b. Tidak sabar
c. Emosional
d. Keras kepala
e. Naik pitam
7. Marah itu memiliki tingkatannya masing-masing berdasarkan bentuk ekspresinya
pada setiap individu dan juga dari faktor umur. dalam hal ini, yang menampakkan
keislaman, tetapi menyembunyikan kekufuran adalah ....
a. Nifaq
b. Nifaq amaly
c. Nifaq I’tiqadi
d. Nifaq kasabi
e. Nifaq dalily
8. Perhatikan pernyataan bawah ini!
a. Efek langsung ke tubuh
b. Letih ekspresi
c. Sulit tidur
d. Depresi
e. Sulit membaca
Diantara pernyataan-pernyataan diatas, yang sesuai dengan Perilaku nifaq atau
pemarah sangat membahayakan kesehatan tubuh adalah ....
a.1,2,3,4
b.2,3,4,5
c.3,4,5,1
d.4,5,1,2
e.5,1,2,3
9. Perhatikan pernyataan bawah ini!
a. Tercela dalam pandangan Allah
b. Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya
c. Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari-hari
d. Bisa memperlebar jalan untuk memperoleh rizqi karena berhasil menipu
e. Mendapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir
Diantara pernyataan-pernyataan diatas, yang sesuai dengan Akibat buruk perilaku
nifaq bagi diri sendiri adalah ....
a.1,2,3,4
b.2,3,4,5
c.3,4,5,1
d.4,5,1,2
e.5,1,2,3
10. Jika seseorang marah dan tidak berusaha untuk mengendalikan untuk
mengendalikan akan menyebabkan keburukan-keburukan. Diantaranya,
kecuali……….
a. Keputusan orang marah cenderung menambah masalah
b. Tindakan orang marah cenderung menambah masalah
c. Pemarah menimbulkan kerusukan individu
d. Pemarah menimbulkan kerusakan antar manusia
e. Pemarah memperbaiki hubungan baik antar manusia
I. Kerjakanlah soal-soal di bawah ini sesuai perintah!
1. Jelaskan secara bahasa dan istilah pengertian nifaq dengan menunjukkan dasar
larangan perbuatan tersebut !
2. Berdusta adalah memberitakan sesuatu tidak sesuai dengan kebenaran, baik
dengan ucapan maupun dengan isyarat sepertimenggelengkan kepala atau
mengangguk. Dalam ajaran Islam, perbuatan dusta atau berbohong sangat-sangat
dicela. Sebutkan dan jelaskan tanda-tanda munafik?
3. Menyelesaikan masalah tidak mempergunakan cara yang baik dan kekeluargaan,
tetapi mengedepankan(mendahulukan) emosinya, sekalipun pada akhirnya ia
menyesal. dalam hal jelaskan definisi gadab menurut para ulama’!
4. Jelaskan secara bahasa dan istilah pengertian ghadab dengan menunjukkan dasar
larangan perbuatan tersebut !
5. Barang siapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari
kiamat Allah akan memanggilnya dihadapan seluruh makhluk, kemudian Allah
menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai. Tulislah dalil naqli tentang
gadab!
6. Hati yang sakit adalah adanya keimanan, ibadah, namun ternoda dengan
keburukan dan kemaksiatan, Menurut Imam al-Ghazali ada tiga macam hati
jelaskan?
7. Kehilangan kendali diri sendiri yang mana mereka yang marah akan kehilangan
kontrol atas diri sendiri sehingga tidak akan bisa berfikir jernih. Jelaskan bahaya
marah?
8. Jika seseorang marah dan tidak berusaha untuk mengendalikan akan
menyebabkan keburukan-keburukan. Sebutkan dan jelaskan Nilai Negatif perilaku
Keras Hati (pemarah)?
9. Menahan amarah memiliki kedudukan, manfaat, dan keutamaan yang tinggi.
Seorang laki-laki datang kepada Nabi dan meminta  diberi wasiat. Sebutkan cara
menghindari perilaku keras hati
10. Merubah posisi dalam hal ini, jika kita sedang marah dalam keadaan berdiri maka
hendaklah kita duduk, kalau tidak reda juga maka hendaklah kita berbaring. dalam
hal ini, tuliskanlah dalil naqli tentang gadab?
PELAJARAN 4

ADAB PERGAULAN DALAM ISLAM


Tujuan Pembelajaran

Dengan mempelajari materi dan dalil, berdiskusi, serta mengerjakan latihan, siswa akan:

1. memantapkan keimanan tentang etika bergaul dalam Islam


2. mau membiasakan diri dengan sikap yang mencerminkan etika bergaul dalam Islam
3. dapat Menganalisis keadaan dan peristiwa dalam pergaulan sehari-hari
4. dapat Mengkritik keadaan dan peristiwa dalam pergaulan sehari-hari
5. dapat Menyimulasikan etika bergaul dalam Islam
6. dapat Merumuskan konsep etika bergaul dalam Islam

Tilawah

Sebelum memulai pelajaran, bacalah dahulu ayat dan terjemahan berikut!

ِ ‫م بِ ِه َما َرْأفَةٌ فِي ِد‬Gْ ‫اح ٍد ِم ْنهُ َما ِماَئةَ َج ْل َد ٍة َوال تَْأ ُخ ْذ ُك‬
‫ين هَّللا ِ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم‬ ِ ‫ ُك َّل َو‬G‫ال َّزانِيَةُ َوال َّزانِي فَاجْ لِدُوا‬
)٢( َ‫د َع َذابَهُ َما طَاِئفَةٌ ِمنَ ْال ُمْؤ ِمنِين‬Gْ َ‫اآلخ ِر َو ْليَ ْشه‬ ِ ‫تُْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم‬
Artinya : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah
tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas
kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama
Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan
hendaklah(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman”. (QS. An Nur: 2)

Kerangka Konsep

ETIKA BERGAUL
DALAM ISLAM

Orang Lebih Sebaya Anak Lebih Lawan Jenis


Tua Muda
Kata Kunci

Etika Sebaya

Pergaulan Remaja Anak Lebih Muda

Orang lebih tua Lawan Jenis

Observasi M1 M2

Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan


individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Seperti yang dikemukakan oleh
Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia
sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain.

Pergaulan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan


kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan akan mencerminkan
kepribadiannya, baik pergaulan yang berbentuk positif maupun pergaulan yang negatif.
Pergaulan yang positif dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna
melakukan halhal yang positif.

Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas.


Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas”
yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada.

Tahukah Kamu?

Perhatikan gambar di bawah ini!

GAMBAR ETIKA PERGAULAN

Apa yang dilakukan anak pada gambar?


Apa yang dimaksud dengan adab bergaul dalam Islam?

Bagaimana tata cara pergaul dengan teman sebaya?

ApaLarangan dalam bergaul dengan teman sebaya?

Kamu Harus Tahu

Ahklak mulia dalam pergaulan adalah akhlak yang sesuai dengan ketentuan yang ada
dalam dalam alqur’an dan hadist. Akhlak dalam pergaulan yang baik telah diajarkan oleh
rasullullah kepada setiap umat khususnya umat islam. Setiap aturan dalam islam tentang
akhlak dalam pergaulan bertujuan tentang cara bagaimana manusia memposisikan
dirinya sebagai mahkluk tuhan demi terwujud suatu kehidupan yang bermakna, damai
dan bermartabat sesuai dengan yang diingankan oleh Allah SWT.
Akhlak yang baik adalah fondasi agama dan merupakan hasil dari usaha orang-orang
yang bertakwa. Memiliki akhlak yang baik, seseorang akan diangkat derajatnya kederajat
yang lebih tinggi oleh tuhan. Aklhak mulia tersebut menyangkut tentang etika, budi-
pekerti dan  moral sebagai manifestasi dari pendidikan agama.
Tegaknya aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itu yang dapat
menerangkan bahwa orang itu telah memiliki akhlak yang baik. Semua bermuara pada
realisasi tanggung jawab kepada Allah SWT. Jika seseorang telah memahami tentang
akhlak maka akan menghasilkan kebiasaan hidup yang baik yang diinginkan oleh Allah
SWT.

Apakah yang dimaksud dengan adab bergaul dalam Islam? Bagaimana tata cara bergaul?
Larangan dalam bergaul dengan teman sebaya? Untuk mengetahui tentang adab bergaul
dalam Islam dan pembahasannya, yuk, kita simak pembahasannya.

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ADAB BERGAUL DALAM ISLAM?

A. Adab Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Tua


1. Pengertian orang lebih tua

Menurut bahasa orangtua adalah orang yang dipandang tua atau


berpengalaman seperti pemimpin, kepala, penasihat.

Menurut istilah orangtua adalah orang yang sudah tua dalam fisik maupun
psikis.

adapun pengertian orangtua adalah orang yang memiliki sifat,sikap dan jiwa
kepemimpinan yang profesional dan porposional serta memiliki umur dan ilmu
yang sudah matang/tua.
Ada tiga kelompok yang disebut orang tua dalam ajaran Islam. Dan pada
ketiga kelompok inilah yang diwajibkan atas kita untuk menghormati dan berbuat
baik kepadanya.

a. bapak-ibu yang melahirkan, yaitu bapak-ibu kandung.


b. bapak-ibu yang mengawinkan, yaitu bapak-ibu mertua.
c. bapak-ibu yang mengajarkan, yaitu bapak-ibu guru.
Betapa mulianya kedudukan kedua orang tua, sehingga Allah
memerintahkan untuk berbakti kepada keduanya, dijelaskan dalam al Qur’an :

ْ ‫ْن َأ ِن‬
;َ ‫اش; ُكرْ لِي َول َِوالِ;;دَ ي‬
‫ْك‬ َ ِ‫ان ِب َوالِ َد ْي ِه َح َملَ ْت ُه ُأ ُّم ُه َوهْ ًنا َعلَى َوهْ ٍن َوف‬
ِ ‫صالُ ُه فِي َعا َمي‬ َ ‫ص ْي َنا اإل ْن َس‬
َّ ‫َو َو‬
)١٤( ‫ِإلَيَّ ْالمَصِ ي ُر‬
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. (QS.
Luqman: 14)

Orang yang lebih tua adalah sumber keberkahan, mereka telah banyak
pengalaman, lebih khusyuk dalam beribadah, mendalam ilmunya dan lebih
matang dalam berpikir dan menimbang sesuatu serta tidak terburu-buru dalam
memutuskan sesuatu. Berbedadengan para pemuda yang cenderung lebih
emosional, terburu-buru dan masih kurang pengalaman.

Ibu adalah salah satu dari kedua orang tua. Perbandingan seorang ibu
dengan ayah yaitu tiga banding satu. Pernah suatu ketika seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah SAW seperti hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra,

:‫ص;لَّى هللاُ َعلَيْ; ِه َو َس;لَّ َ;م َف َق;ا َل‬ ِ ‫ َج; ا َء َرجُ; ٌل ِالَى َر ُس; ْو ِل‬:‫ض; َي هللاُ َع ْن; ُه َق;ا َل‬
َ ‫هللا‬ ِ ‫َعنْ اَ ِبيْ ه َُري َْر َة َر‬
:‫ ُثـ َّم َمنْ ؟ َق;;ا َل‬:‫ُّك َق;;ا َل‬ َ ‫ ُأم‬:‫ ُث َّم َمنْ ؟ َق;ا َل‬:‫ك َق;ا َل‬
َ ‫ ُأ ُّم‬:‫ص; َحا َبتِيْ ؟; َق;ا َل‬ َ ‫هللا َمنْ اَ َح ُّق ِبحُسْ ِن‬ ِ ‫ارس ُْو َ;ل‬ َ ‫َي‬
َ ‫ُأ ُّم‬
َ ‫ ُث َّم َأب ُْو‬:‫ ُث َّم َمنْ ؟ َقا َل‬:‫ ُث َّم َمنْ ؟ َقا َل‬:‫ك َقا َل‬
‫ك‬
Artinya:“Dari Abu Hurairah ra berkata: seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah SAW, ia berkata: Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk
saya pergauli dengan baik? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu
siapa? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab:
“Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: kemudian bapakmu”.
(HR. Bukhari dan Muslim)

2. Tata cara bergaul dengan orang lebih tua


Adapun tata cara bergaul dengan orang lebih tua
a. Bersikap Sopan

Orang beriman akan menunjukkan perhatian kepada orang tuanya dan


memperlakukan mereka dengan rasa hormat, menanamkan kasih sayang bagi
mereka, memperlakukan mereka dengan baik, dan berusaha menyenangkan
hati mereka dengan perilaku baik dan bijak.

ُّ ‫اح‬
َ ‫الذ ِّل م َِن الرَّ حْ َم ِة َوقُ ْل َربِّ ارْ َحمْ ُه َما َك َما َر َّب َيانِي‬
)٢٤( ‫ص ِغيرً ا‬ ْ ‫َو‬
َ ‫اخفِضْ لَ ُه َما َج َن‬
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(QS. Al Isra’: 24)

b. Berkata Santun

Salah satu bentuk sikap santun kepada orangtua atau orang yang lebih
tua adalah jangan bersuara lebih keras dari suara mereka, jangan memutus
pembicaraan mereka, jangan berhohong saat beraduargumentasi dengan
mereka, jangan pula mengejutkan mereka saat sedang tidur, selain itu,jangan
sekali-kali meremehkan mereka. Allah Swt berfirman: QS. Al Isra’: 23

‫ك ْال ِك َب َر َأ َح; ُد ُه َما َأ ْو كِال ُه َم;;ا‬ ِ ‫ك َأال َتعْ ُب ُدوا; ِإال ِإيَّاهُ َو ِب ْال َوالِ َدي‬
َ َ‫ْن ِإحْ َسا ًنا ِإمَّا َي ْبلُ َغنَّ عِ ْند‬ َ ‫َو َق‬
َ ‫ضى; َر ُّب‬
)٢٣( ‫َفال َتقُ ْل لَ ُه َما ُأفٍّ َوال َت ْن َهرْ ُه َما َوقُ ْل لَ ُه َما َق ْوال َك ِريمًا‬
Artinya: “dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" Dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia”.
(QS. Al Isra’: 23)

c. Menolak dengan halus perintah buruk

Menolak dengan cara bersikap sopan dan berkata santun sehingga


mereka merasa tidak dilecehkan, dan pada saat bersamaan hendaknya
mendoakan para orang tua tersebut untuk tidak melakaukankegiatan buruk
tersebut.Nabi SAW bersabda.

َ ‫ك ِب ِه عِ ْل ٌم َفال ُتطِ عْ ُه َما َو‬


‫صا ِح ْب ُه َما فِي ال ُّد ْن َيا َمعْ رُو ًفا‬ َ َ‫ْس ل‬ َ ‫ك ِبي َما لَي‬ َ ‫ك َعلى َأنْ ُت ْش ِر‬ َ ‫َوِإنْ َجا َهدَا‬
)١٥( ‫ون‬ ‫ُأ‬ ُ
َ ُ‫اب ِإلَيَّ ث َّم ِإلَيَّ َمرْ ِج ُع ُك ْ;م َف َن ِّبُئ ُك ْم ِب َما ُك ْن ُت ْم َتعْ َمل‬ ‫َأ‬
َ ‫َوا َّت ِبعْ َس ِبي َل َمنْ َن‬
Artinya: “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS.
Luqman: 15).
d. Menghormati dengan penuh kasih sayang

Prinsip saling berkasih sayang adalah mencintai dan menghormati kepada


orang yang lebih tua dari kita. Rasulullah SAW menjamin surga bagi umatnya
yang menghormati orang yang lebih tua dengan penuh rasa hormat.

‫ِير ُت َرافِ ْقنِي فِي ْال َج َّن ِة‬


َ ‫صغ‬َّ ‫ير َوارْ َح ِ;م ال‬ َ ُ‫ َيا َأ َنس‬: ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َ;م‬
َ ‫و ِّق ِر ْال َك ِب‬، َ ‫َقا َل َرسُو ُل اللَّ ِه‬
Artinya: “Rasulullah SAW bersabda, Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan
sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga”. (HR. Baihaqi)
Berbuat baik kepada kedua orang tua harus diupayakan secara maksimal.
Jika sang anak ingin memberikan sesuatu kepada orang tua, berikanlah yang
maksimal. Karena yang maksimal saja belum tentu dapat sebanding dengan
jerih payah dan pengorbanan keduanya selama ini dalam mengasuh dan
membesarkannya.

e. Memuliakan tokoh masyarakat


Memuliakan manusia berdasarkan kemuliaan adalah menjaga hak-hak
pribadi yang dimiliki semua manusia. Salah satunya dalam bentuk dialog
dengan para pembesar Arab dan kerajaan-kerajaan non-muslim dalam
berbagai pertemuan dan surat-surat beliau kepada mereka.

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َذا َأ َتا ُك ْم َك ِري ُم َق ْو ٍم َفَأ ْك ِرمُوه‬


َ ِ ‫الرسُو ُل هَّللا‬
َ ‫ َق‬,‫ْن ُع َم َر َقا َل‬
ِ ‫َعنْ اب‬
Artinya: Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila
pemuka suatu kaum datang kepada kalian, maka muliakanlah ia. (HR. Ibnu
Majjah)

f. Mendahulukan Orang yang Lebih tua

Mengutamakan orangtua dalam berbagai hal,. Rasulullah SAW bersabda:

‫َأ َم َرنِي ِجب ِْري ُل َأنْ ُأ َق ِّد َم اَأل َك ِاب َر‬


Artinya: “Malikat Jibril memerintahkan aku untuk mengutamakan orang-orang
tua”. (HR. Al Baihaqi)

Ahlak mendahulukan orang tua ini, telah dicontohkan oleh Sayyidina


Ali bin Abi Thalib. Suatu hari, Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra terburu-buru keluar
rumah untuk menunaikan salat subuh berjamaah di masjid Nabi.

Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan lelaki yahudi yang sudah


berusia lanjut. Lelaki tua itu berjalan menuju arah yang sama dengan Sayyidina
Ali bin Abi Thalib ra. Karena keluhuran akhlaknya Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra
tidak mau mendahului yahudi tersebut meski jalannya sangat lamban.
3. Larangan dalam bergaul dengan orang lebih tua

Adapun larangan dalam bergaul dengan orang lebih tua adalah

a. Durhaka kepada orang tua

Berbuat durhaka artinya menentang, kebalikannya adalah berbuat baik


kepada kedua orang tuanya.Tidak ada alasan bagi anak untuk tidak berbuat
baik kepada kedua orang tuanya, ketundukan anak kepada kedua orang tuanya
adalah dalam segala hal yang diperintahkan.Barangsiapa yang durhaka
kepadakedua orang tua, Allah akan melaknatnya, dan mengharamkan surga
baginya.

ِ ‫ط الوَالَِدْي‬
‫ن‬ ِ ‫خ‬
ْ ‫س‬
ُ ‫في‬
ِ ‫هللا‬
ِ ‫ط‬ ُ ‫خ‬
ْ ُ‫ن وَس‬
ِ ‫ِرضَى هللا في رِضَى الوَالَِدْي‬
Artinya: “Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan kedua orang tua, dan
kemurkaan Allah tergantung pula pada kemurkaan kedua orang tua” (HR.
Muttafaq ‘Alaih)

b. Bersikap arogan

Bersikap arogan menurut Bahasa adalah sombong; congkak, angkuh,


mempunyai perasaan superioritas yang dimanifestasikan dalam sikap suka
memaksa atau pongah.

Sikap arogans adalah sikap kesombongan diri terhadap orang lain karena
kelebihan yang dimiliki seperti kekayaan, kepandaian, ketampanan, kecantikan,
kekuatan fisik yang semata-mata untuk menutupi kelemahannya.

‫ان‬ َ ‫الش ;ي‬


َ ‫ْط‬ َّ َّ‫;ز ُغ َب ْي َن ُه ْم ِإن‬
َ ;‫ان َي ْن‬
َ ‫ْط‬ َّ َّ‫ِي َأحْ َسنُ ِإن‬
َ ‫الش ;ي‬ َ ‫َوقُ ْل لِ ِع َبادِي َيقُولُوا الَّتِي ه‬
)٥٣( ‫ان َع ُد ًّوا; م ُِبي ًنا‬
ِ ‫ان لِإل ْن َس‬
َ ‫َك‬
Artinya: “Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka
mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu
menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh yang nyata bagi manusia”. (QS. Al Isra’: 53).

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4


1. Buatlah kelompok sebanyak 4-5 peserta didik atau sesuaikan dengan keadaan
kelas kalian!
2. Identifikasikan setiap anggota kelompok bagaimana cara menganalisis etika
pergaulan dengan orang yang lebihtua dalam Islam dalam kehidupan sehari-
hari
3. Kelompok yang presentasi dianjurkan pakai media pembelajaran untuk
menunjang presentasinya
4. Kelompok lain mengkritisi atas presentasinya
5. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja dan dilaporkan
kepada guru mata pelajaran
B. Adab Bergaul Dengan Teman Sebaya
1. Pengertian Teman Sebaya

Teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-
sama bekerja atau berbuat. Teman sebaya (peers) adalah hubungan individu pada
anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban
yang sosial besar dalam kelompoknya.

Teman sebaya adalah kelompok baru yang memiliki ciri, norma dan
kebiasaan yang jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan keluarganya,
dimana kelompok teman sebaya ini merupakan lingkungan sosial yang pertama
dimana anak belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan
merupakan anggota keluarganya. Disinilah anak dituntut untuk memiliki
kemampuan baru dalam menyesuaikan diri dan dapat dijadikan dasar dalam
interaksi sosial yang lebih besar.

adapun pengertian teman sebaya adalah seseorang yang memiliki


pekerjaan, jabatan, tingkatan yang sama dalam berinteraksi.

Di antara fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah:

a. Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga


b. Memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok teman
sebaya
c. Mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik, atau
kurang baik, dibandingkan remaja-remaja lainnya.
2. Tata cara bergaul dengan teman sebaya
Adapun tata cara bergaul dengan teman sebaya diantaranya ;

a. Saling menghormati dan toleransi


Teman sebaya dimungkinkan berasal dari berbagai latar belakang agama,
tradisi dan kebiasaan yang berbeda darilatar belakang sosial pendidikan dan
kondisi ekonomi yang berbeda. Karena perbedaan itu mereka harus memiliki
sikap saling menghormati dan saling toleransi.

Sikap saling menghormati adalah menempatan persamaan hak dan


kewajiban secara seimbang (egaliter). Menempatkan persamaan hak dan
kewajiban secara seimbang adalah sangat direstui islam sebagai wujud ukhuwah
insaniah dan ukhuwah basyariah. Karena Allah telah menempatkan manusia
sebagai mahluk yang termulia.

)٧٠(… ‫َولَ َق ْد َكرَّ ْم َنا َبنِي آ َد َم‬


Artinya: Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam.(QS. Al Isra’:
70)

b. Saling bekerjasama dan tolong menolong


Ketika teman kita sedang mempunyai hajat ataupun kegiatan yang
membutuhkan  bantuan maka sebisa mungkin kita membantunya kiat harus
saling bekerja sama, tolong menolong hingga melahirkan keharmonisan dalam
berteman, kita harus ingat bahwa saat nanti, kita juga membutuhkan bantuan
mereka.  Perhatikan hadits berikut !

‫قال َرسُو ُل هَّللا ِ صلى هللا عليه وسلم وهللا عون العبد ماكان العبد فى عون احيه‬
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda, ”Allah akan slalu
menolong hamba-Nya selama hamba itu mau menolong saudaranya”.(H.R
Muslim)

ْ ‫َو َت َع َاو ُنوا َعلَى ْال ِبرِّ َوال َّت ْق َوى َوال َت َع َاو ُنوا َعلَى‬
ِ ‫اإلث ِم َو ْالع ُْد َو‬
)٢(… ‫ان‬
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.
(QS. Al Maidah: 2)

c. Saling Mengasihi dan melindungi


Kasih sayang terdiri dari dua kata, kasih dan sayang. Rasa kasih sebenarnya
berasal dari rasa belas kasihan terhadap seseorang. Sesperti Allah mengasihi kita
karena kelemahan kita dan kita memang perlu dikasihani. Rasa kasih biasanya
menjadi awal munculnya rasa sayang.

Rasa sayang sendiri merupakan kata yang susah diterjemahkan terutama


pada hubungan antar manusia. Tetapi dapat kita terjemahkan kasih sayang
adalah perasaan ingin saling menjaga dan membuat bahagia siapapun yang kita
sayangi.

Dalam salah satu hadis, Rasulullah saw bersabda:

َ ‫َمنْ الَ َيرْ َح ُم ال َّن‬


ُ ‫اس الَ َيرْ َحمْ ُه هللا‬
Artinya : “Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya tidak
akan disayangi oleh Allah”.(HR. Bukhari Muslim)

d. Saling menasehati
Bergaul dengan sesama atau teman sebaya, baik dalam umur,
pendidikan, pengalaman, dan sebagainya, kadang-kadang tidak selalu berjalan
mulus. Mungkin saja terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti terjadi salah
pengertian (mis understanding) atau bahkan ada teman yang membatasi diri
terhadap kita (jaga image) serta suka membuat gara-gara dan masalah.
Menghadapi persoalan seperti itu, hendaklah kita mensikapi dengan
sikap terbaik yang kita miliki. Ketika ada teman kita yang berselisih atau
bertengkar ataupun melakukan perbuatan yang tidak baik terhadap teman-
teman yang lain maka kita wajib menasehatinya.

َ ‫ص ْوا; ِب ْال َح ِّق َو َت َو‬


َّ ‫اص ْوا; ِبال‬
)٣( ‫صب ِْر‬ َ ‫َو َت َوا‬
Artinya: “Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran”. (QS. Al Ashr: 3)

Jika ada yang berbuat salah, hendaklah kita segera memaafkan kesalahanya
sekalipun orang yang berbuat salah tidak meminta maaf. Begitu juga apabila kita
berbuat kesalahan atau kekeliruan, hendaklah kita segera meminta maaf kepada
orang yang kita sakiti, baik disengaja maupun tidak disengaja, jangan sampai kita
menunda-nunda untuk meminta maaf dari kesalahan yang kita lakukan.

3. Larangan dalam bergaul dengan teman sebaya

a. Bermusuhan
Bermusuhan berasal dari kata musuh yang artinya tidak ramah atau tidak
bersahabat. Ada yang berpendapat musuh adalah istilah untuk sesuatu yang
dipandang sebagai sesuatu yang akan merugikan atau menjadi ancaman bagi
yang lain. Bermusuhan berarti tindakan tidak bersahabat atau tidak ramah
dengan sesama. Kita dilarang untuk bermusuhan, apalagi dalam waktu yang
cukup lama. Rasulullah Saw bersabda:

;‫ث َأيا َّ ٍم َي ْل َتقِيا َ ِن َفيُعْ ِرضُ َه َذا َويُعْ ِرضُ َه َذا َو َخ ْي ُر ُه َما‬
ِ َ‫الَ َي ِح ُّل لِمُسْ ل ٍِم َأنْ َي ْهج َُر َأ َخاهُ َف ْو َق َثال‬
‫الَّذِيْ َي ْب َذُأ ِبال َّسالَ ِم‬
Artinya: “Tidaklah halal bagi seorang muslmi mendiamkan (tidak mengajak
bicara) sit van in yang muslim lebih dari tiga hari. Jika keduanya bertemu, lalu
ingin memalingkan muka, dan yang lain pun demikian juga. Dan yang paling baik
di antara keduanya adalah yang terlebili dahulu mengucapkan salam”. (HR.
Bukhari Muslim)

b. Pergaulan bebas
Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk akhlak tercela, kata bebas disini
berarti melewati norma-norma yang ada. Baik norma agama maupun norma
sosial. Pergaulan bebas adalah berbaurnya lelaki dan perempuan yang bukan
muhrim pada satu tempat.

Dimana mereka dapat saling memandang, memberi isyarat, berbicara,


bahkan saling bersentuhan dan berlanjut kepada perbuatan negatif yang
diharamkan. Pergaulan bebas juga mengakibatkan berkembangnya kebiasaan
negatif, seperti onani, homoseks, lesbian, serta perzinaan. Kebiasaan ini
khususnya banyak dialami oleh remaja. Mereka tidak mampu mengendalikan
hawa nafsu dan birahi mereka. Perilaku ini bisa terjadi karena sering menonton
film porno, melihat foto bugil yang hanya menganjurkan setiap orang untuk
memuaskan nafsu seksnya. Padahal Allah sangat melarang kita untuk tidak
melakukan aktifitas yang mengakibatkan zina,

)٣٢( ‫ان َفا ِح َش ًة َو َسا َء َس ِبيال‬ ِّ ‫َوال َت ْق َربُوا‬


َ ‫الز َنا ِإ َّن ُه َك‬
Artinya : “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Isra’: 32)

c. Melanggar norma agama, masyarakat dan Negara


Melanggar norma agama dapat kita ambi pengertian setiap perbuatan
yang tidak sesuai dengan aturan-aturan dalam agama yang dianut. Seperti
semua aturan yan ada dalam al Qur’an dan Hadis. Sedangkan norma masyarakat
dan Negara adalah segala aturan yang ada dalam masyarakat atau Negara baik
secara tertulis atau tidak tertulis. Diantara perbuatan-perbuatan yang melanggar
norma agama, masyarakat dan Negara antara lain :

1) Zina
Zina adalah hubungan suami istri antara laki-laki dan perempuan yang
tidak terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan). Diantara akibat buruk
zina adalah terkumpulnya bermacam-macam dosa dan keburukan, yakni
berkurangnya agama pezina, hilangnya sikap menjaga diri dari dosa,
kepribadian buruk, dan hilangnya rasa cemburu.

Zina membunuh rasa malu, padahal dalam Islam malu merupakan suatu
hal yang sangat diperdulikan dan perhiasan yang sangat indah
dimiliki perempuan. Perzinaan juga menyebabkan menularnya penyakit-
penyakit berbahaya seperti AIDS, sifilis, kencing nanah, dan penyakit-penyakit
lainnya yang ditularkan melalui hubungan seksual. Berdasarkan hukum Islam,
perzinaan termasuk salah satu dosa besar.

ْ‫ِين هَّللا ِ ِإن‬ ٌ ;‫;ذ ُك ْم ِب ِه َم;;ا َرْأ َف‬


ِ ‫;ة فِي د‬ ْ ;‫الزا ِني; َفاجْ لِ ُدوا ُك َّل َوا ِح ٍد ِم ْن ُه َم;;ا ِماَئ َة َج ْل; َد ٍة َوال َتْأ ُخ‬ َّ ‫الزا ِن َي ُة َو‬
َّ
)٢( ‫ِين‬ َ ‫ون ِباهَّلل ِ َو ْال َي ْو ِم اآلخ ِِر َو ْل َي ْش َه ْد َع َذا َب ُه َما َطاِئ َف ٌة م َِن ْالمُْؤ ِمن‬
َ ‫ُك ْن ُت ْم ُتْؤ ِم ُن‬
Artinya : “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah
tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas
kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama
Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan
hendaklah(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman”. (QS. An Nur: 2)

2) Mengkonsumsi minuman keras


Minuman keras adalah minuman yang memabukkan dan
menghilangkan kesadaran dalam semua jenisnya. Dalam bahasa Arab,
minuman keras disebut khamar. Hukum minuman keras (khamar) itu
hukumnya haram, meminumnya termasuk salah satu dosa besar.

َ ‫ِين آ َم ُنوا ِإ َّن َما ْال َخمْ ُر َو ْال َم ْيسِ ُر َواأل ْن‬
ْ ‫ص ;ابُ َو‬
ِ ;‫األزال ُم ِرجْ سٌ ِمنْ َع َم‬
‫;ل‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
)٩٠( ‫ُون‬ َ ‫ان َفاجْ َت ِنبُوهُ َل َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِح‬
ِ ‫ْط‬َ ‫ال َّشي‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al Maidah: 90)

3) Mengkonsumsi narkoba
Narkoba singkatan dari narkotika dan obat atau bahan berbahaya.
Selain narkoba, istilah lain yang diperkenalkan olehKementerian Kesehatan
Republik Indonesia adalah Napza. Napza adalah singkatan dari narkotika, 
psikotropika dan zat Adiktif.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009).
Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin
lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung
bersifat pasif, karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-
syaraf dalam otak. Contohnya: ganja, heroin, dan putaw.

4) Melanggar tata tertib lalu lintas


Lalu lintas dalam UU No. 22 tahun 2009 adalah gerak kendaraan dan
orang diruang lalu lintas jalan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan ruang
lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah
kendaraan, orang dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung.
Tata tetib lalu lintas dapat diterjemahkan sebagai aturan yang mengatur
penggunaan ruang lalu lintas jalan, yang harus ditaati oleh setiap warga
Negara.

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4


1. Buatlah makalah dengan judul “ Pengaruh Etika Pergaulan Remaja terhadap Prestasi
Belajar Peserta Didik ”
2. Presentasikan ke depan kelas makalah yang telah dibuat dan laporkan kepada
guru mata pelajaran

Ayo Mencari Tahu


Selain adab bergaul dengan teman sebaya, masih ada adab bergaul dengan orang yang lebih tua.
Coba kamu sebutkan dan jelaskan!

C. Adab Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Muda


a. Pengertian orang lebih muda

Menurut bahasa orang muda dari kata fatan, syabab yang berarti pemuda.
sedangkan menurut istilah adalah orang yang memiliki sifat dan sikap muda baik umur
maupun ilmunya.

Kata orang yang lebih muda atau pemuda mendapat perhatian yang cukup besar
dalam Al Quran dan hadis Nabi SAW, dengan kata syabab,fatan. Seperti istilah fatan
pada QS. Al Anbiya’: 60, dan kata syabab dalam hadis Nabi SAW.

)٦٠( ‫َقالُوا َسمِعْ َنا َف ًتى َي ْذ ُك ُر ُه ْم ُي َقا ُل لَ ُه ِإب َْراهِي ُم‬


Artinya: “Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela
berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim ".

Rasulullah SAW bersabda,

‫َس ْب َع ٌة يُظِ لُّ ُه ُم هَّللا ُ فِى ظِ لِّ ِه َي ْو َم الَ ظِ َّل ِإالَّ ظِ لُّ ُه … َو َشابٌّ َن َشَأ فِى عِ َبادَ ِة َر ِّب ِه‬
Artinya : “Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam
naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali
naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan)
kepada Allah …”(HR. Bukhari)

Islam memberi perhatian sangat besar terhadap upaya perbaikan mental para
pemuda. Karena generasi muda hari ini adalah pemeran utama di masa yang akan
datang.

Merekalah fondasi yang menopang masa depan umat Islam. Adab bergaul
dengan yang lebih muda pada dasarnya ditujukan untuk menjadikan generasi yang
dapat menggantikan tongkat estafet pengembangan umat yang lebih baik.

b. Tata cara bergaul dengan orang lebih muda


a. Memberi Nasehat
Masa muda mempunyai posisi yang sangat penting. Para pemuda dituntut
untuk memberikan gebrakan dalam membangun kemajuan. Tapi bersamaan
dengan itu, masa muda adalah masa yang penuh dengan godaan untuk
memperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda yang sedang dalam masa
pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak dalam pikiran
maupun jiwa, yang tak jarang menyebabkan hidupnya terguncang. Oleh karena itu
perlu mendapat nasehat oleh orang yang lebih tua.
Nasehat yang diberikan kepada pemuda intinya adalah agar pemuda selalu
berusaha untuk menjaga akhlak dan kepribadian sehingga tidak terjerumus pada
perbuatan asusila. Hal ini seperti kisah Nabi Yusuf dalam QS. Yusuf: 22-24,

‫)و َر َاودَ ْت; ُه الَّتِي ُه; َ;و فِي َب ْي ِت َه;;ا‬ َ ٢٢( ‫ِين‬ َ ‫ك َنجْ ِزي ْالمُحْ سِ ن‬ ُ ‫َولَمَّا َبلَ َغ َأ‬
َ ِ‫ش َّدهُ آ َت ْي َناهُ ح ُْكمًا َوعِ ْلمًا َو َك َذل‬
َ ‫ك َق;;ا َل َم َع;;ا َذ هَّللا ِ ِإ َّن ُه َربِّي َأحْ َس; َن َم ْث; َ;و‬
‫اي ِإ َّن ُه ال ُي ْفلِ ُح‬ َ َ‫ْت ل‬
َ ‫ت َهي‬ ْ َ‫اب َو َقال‬
َ ‫ت األب َْو‬ ِ ‫َعنْ َن ْفسِ ِه َو َغلَّ َق‬
‫الس;و َء‬ ُّ ‫ف َع ْن; ُه‬ َ ‫ص; ِر‬ َ ‫َّت ِب ِه َو َه َّم ِب َها لَ ْوال َأنْ َرَأى بُرْ َه‬
ْ ‫ان َر ِّب ِه َك َذل َِك لِ َن‬ ْ ‫)ولَ َق ْد َهم‬َ ٢٣( ‫ُون‬ َ ‫الظالِم‬ َّ
)٢٤( ‫ين‬ َ ِ‫َو ْال َفحْ َشا َء ِإ َّن ُه مِنْ عِ َبا ِد َنا ْالم ُْخلَص‬
Artinya: “ dan tatkala Dia cukup dewasaKami berikan kepadanya Hikmah dan
ilmu. Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat
baik. dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf
untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan Dia menutup pintu-pintu, seraya
berkata: "Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh
tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang
yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud
(melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan
pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya.
Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian.
Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”

b. Mempererat persaudaraan
Orang yang lebih tua mencintai saudaranya yang lebih muda karena Allah
akan memandang bahwa dirinya merupakan bagian integral suatu masyarakat,
yang harus membangun suatu tatanan untuk kebahagiaan bersama.

c. Memberi perhatian dan kasih sayang


Orang yang lebih muda usianya membutuhkan perhatian orang yang
lebih tua. Oleh karenaya hendaknya orang yang lebih tua menampakkan
perhatian kepada mereka yang muda. seorang anak atau pemuda bisa
berperilaku nakal, karena mau mendapat perhatian orang dewasa.
Mereka membutuhkan untuk diperhatikan, diantara caranya adalah
dengan mencari informasi latar belakang mengapa mereka berperilaku demikian
dan menunjukkan sikap secara langsung berupa kasih sayang dengan bergaul.
Rasulullah SAW bersabda,

‫ير تُ َرافِ ْقنِي فِي ْال َجنَّ ِة‬


َ ‫ َوقِّ ِر ْال َكبِي َر َوارْ َحمِ الص َِّغ‬، ُ‫ يَا َأنَس‬: ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫ل اللَّ ِه‬Gُ ‫ال َرسُو‬
َ َ‫ق‬
Artinya: “Rasulullah SAW bersabda, Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan
sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga”. (HR. Baihaqi).

d. Memberi teladan kebaikan


Menampilkan teladan yang baik dalam sikap dan tingkah laku kepada
siapa saja yang berusia lebih muda adalah metode pendidikan yang paling baik
dan utama. Bahkan para ulama menjelaskan bahwa pengaruh yang ditimbulkan
dari perbuatan dan tingkah laku yang langsung terlihat terkadang lebih besar
dari pada pengaruh ucapan.
e. Membina, membimbing dan memberi kesempatan untuk berdedikasi
Pemuda adalah tonggak penopang Umat. Dari mereka lah akan lahir para
ulama, para reformis, pada mujahid dan peran-peran lain dalam bangunan
masyarakat. Jika merekabaik, lingkungannya akan mendapat kebaikan di dunia
dan akhirat.

‫م ُذ ِّريَّتُهُ ْم بِِإي َما ٍن َأ ْل َح ْقنَا بِ ِه ْم ُذ ِّريَّتَهُ ْم َو َما َألَ ْتنَاهُ ْم ِم ْن َع َملِ ِه ْم ِم ْن َش ْي ٍء‬Gُْ‫ َوالَّ ِذينَ آ َمنُوا َواتَّبَ َع ْته‬
)٢١( ‫ين‬ ٌ ‫ب َر ِه‬ َ ‫ُكلُّ ا ْم ِرٍئ بِ َما َك َس‬
Artinya: “Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka
mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan
mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-
tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya”. (QS. At Thur: 21)

Usamah bin Zaid, yang pernah didaulat oleh Nabi SAW untuk menjadi
pemimpin pasukan kaum muslimin yang bergerak ke negeri Syam. Saat itu
umurnya belum mencapai tujuh belas tahun. Dan diantara pasukan yang
dipimpinnya ada para pembesar sahabat. Hingga Abu Bakar meminta izin
kepada Usamah bin Zaid agar Umar bin Khattab diperintahkan untuk tinggal
bersamanya di Madinah dan Usamah pun mengizinkannya.

f. Memberikan penghargaan atas capaian prestasi


Sebagai orang yang lebih tua dan memahami bahwa akan peran pemuda
di masa mendatang, mereka akan memberi penghargaan (reward) atas dedikasi
yang ditunjukkan oleh pemuda. Islam menganjurkan kepada segenap umatnya
untuk saling menghargai satu sama lain.
Sikap selalu menghargai orang lain itu (termasuk dalam karyanya)
didasari oleh jiwa yang santun,  dimana seseorang dapat menumbuhkan sikap
menghargai orang di luar dirinya sendiri. Termasuk bagian dari menghargai
orang di luar dirinya itu adalah penghargaan terhadap karyanya.
Setiap muslim diperintahkan untuk bekerja sebagai wujud penghargaan
terhadap pekerjaan itu sendiri. Allah berjanji akan melipatgandakan perbuatan
hamba-hamba-Nya yang berbuat kebaikan.

‫صالِحً ا مِنْ َذ َك ٍر َأ ْو ُأ ْن َثى َوه َُو مُْؤ ِمنٌ َفلَ ُنحْ ِي َي َّن ُه َح َيا ًة َط ِّي َب ًة َولَ َنجْ ِز َي َّن ُه ْم َأجْ ; َر ُه ْم ِبَأحْ َس ; ِن‬
َ ‫َمنْ َع ِم َل‬
)٩٧( ‫ون‬ َ ُ‫َما َكا ُنوا َيعْ َمل‬
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan”.(QS. An Nahl: 97)
c. Larangan dalam bergaul dengan orang lebih muda
a. Meminta dihormati
Meminta dihormati dengan cara berlebihan sehingga meletakkannya pada
martabat lebih dari kedudukannya sebagai manusia, merupakan perbuatan yang
dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits
dari Umar bin Khattab ra,

ُ‫ َع ْب ُد هللاِ َو َرسُوْ لُه‬G‫ ِإنَّ َما َأنَا َع ْب ٌد فَقُوْ لُوْ ا‬،‫ ِع ْي َسى ْب ِن َمرْ يَ َم‬G‫صا َرى‬
َ َّ‫ت الن‬ ْ ‫ي َك َما َأ‬Gْ ِ‫طرُوْ ن‬
ِ ‫ط َر‬ ْ ُ‫الَ ت‬
Artinya: “Janganlah kalian memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuji
‘Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah:
hamba Allah dan rasul-Nya.” (HR. Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)

b. Apatis terhadap pemuda


Apatis yaitu sikap kurang antusias atau acuh tak acuh bahkan tidak
tertarik terhadap suatu hal. Sikap apatis merupakan wujud dari sukap
individualis. Sikap individualistis adalah sikap mementingkan diri sendiri, tidak
memiliki kepekaan terhadap apa yang dirasakan oleh orang lain. Salah satunya
adalah tidak memperhatikan/peduli kepadayang lain.

َّ‫ الَ ُي;;ْؤ مِنُ َأ َح; ُد ُك ْم َح َّتى ُيحِب‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس ;لَّ َم َق;;ا َل‬
َ ِّ‫س َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َع ِن ال َّن ِبي‬ ٍ ‫َعنْ َأ َن‬
.ِ‫َِأل ِخ ْي ِه َما ُيحِبُّ لِ َن ْفسِ ه‬
Artinya: “Anas ra. berkata, bahwa Nabi SAW. bersabda, “Tidaklah termasuk
beriman seseorang di antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana
ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i)

c. Salah paham atas aktifitas pemuda


Islam memandang posisi pemuda di masyarakat bukan menjadi kelompok
pengekor yang sekedar berfoya-foya. Islam menaruh harapan yang besar kepada
para pemuda untuk menjadi pelopor dan motor penggerak dakwah islam. Allah
telah berfirman pada QS.al-Hujurat: 11)

)١١(… ‫ِين آ َم ُنوا ال َيسْ َخرْ َقو ٌم مِنْ َق ْو ٍم َع َسى َأنْ َي ُكو ُنوا َخيْرً ا ِم ْن ُه ْم‬
َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka”. (QS. Al Hujurat: 11)

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4


1. Peserta didik membuat makalah dan menganalisis etika pergaulan anak lebih
muda dalam Islam.
2. Diskusikan makalah tersebut di depan kelas
3. Buatlah soal setiap peserta didik 10 pilihan ganda kemudian ditukar soal
tersebut dengan teman lain dan cocokkan jawaban masing-masing
D. Adab Bergaul Dengan Lawan Jenis
a. Pengertian lawan jenis

Menurut bahasa lawan jenis adalah orang yang beda jenis kelamin sedang
menurut istilah lawan jenis adalah sesuatu yang membedakan dua jenis
manusia, yakni laki-laki dan perempuan.Lelaki dan perempuan secara sexualitas
di bedakan berdasarkan alat kelamin yang dimilikinya.

Laki-laki dan perempuan merupakan makhluk Allah yang telah diciptakan


untuk berpasang-pasangan sehingga merupakan suatu keniscayaan dan sangat
wajar, jika terjadi pergaulan di antara mereka. Dalam pergaulan tersebut,
masing-masing berusaha untuk saling mengenal. Bahkan lebih jauh lagi, ada yang
berusaha saling memahami, saling mengerti dan ada yang sampai hidup bersama
dalam kerangka hidup berumah tangga. lnilah indahnya kehidupan.Allah Swt
berfirman :

‫ارفُوا ِإنَّ َأ ْك َر َم ُك ْم‬ ُ ‫َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ ِإ َّنا َخ َل ْق َنا ُك ْم ِمنْ َذ َك ٍر َوُأ ْن َثى َو َج َع ْل َنا ُك ْم‬
َ ‫شعُوبًا َو َقبَاِئ َل لِ َت َع‬
)١٣( ‫عِ ْندَ هَّللا ِ َأ ْت َقا ُك ْم ِإنَّ هَّللا َ َعلِي ٌم َخ ِبي ٌر‬
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. QS. Al-
Hujurat, 13.

b. Tata cara bergaul dengan lawan jenis


1. Bersahabat karena Allah
Orang yang bersahabat, bergaül, dan berkomunikasi dengan yang
lainnya hanya karena Allah, tandanya adalah senantiasa berusaha untuk
melakukan aktifitas dengan saling menjaga kehormatan sesuai petunjuk Allah.

Persahabatan antar lawan jwnis dapat dengan mendoakan dengan


tulus. Dalam hal ini, Rasulullah SAW pernah bersabda,

َ ِ‫ك م ِْث ُل َذال‬


‫ك‬ ِ ‫ِإ َذا َد َعا الرَّ ُج ُل الَِ ِخ ْي ِه ِب َظه ِْر ْال َغ ْي‬
َ َ‫ َول‬:ُ‫ب َقا َل ْال َملَك‬
Artinya : “Jika seseorang berdoa untuk sahabatnya di belakangnya (jaraknya
berjauhan), maka berkatalah malaikat: “Dan untukmu pun seperti itu”. (HR.
Muslim).

2. Menjaga Aurat
Aurat secara bahasa adalah aib. Sedangkan secara istilah aurat adalah
bagian-bagian tertentu pada tubuh manusia yang wajib ditutup. Jadi dapat
disimpulkan aurat adalah bagian-bagian tertentu dari tubuh yang wajib
dilindungi dari pandangan rang lain selain mahrom, karena perbuatan
tersebut dianggap memalukan menurut pandangan agama.

Adapun melihat bagian yang tidak termasuk aurat wanita menurut


jumhur ulama, yaitu wajah dan telapak tangan, diperbolehkan dengan syarat
hal tersebut tidak menimbulkan fitnah dan bukan untuk memuaskan
kesenangan (ladzdzah). Bila hal tersebut menimbulkan fitnah dan
membangkitkan syahwat, maka melihatnya haram.

ْ‫;ك َأ ْد َنى َأن‬


َ ;ِ‫الب ِيب ِهنَّ َذل‬
ِ ‫ِين َعلَي ِْهنَّ مِنْ َج‬ َ ‫ك َون َِسا ِء ْال ُم;;ْؤ ِمن‬
َ ‫ِين ُي; ْ;دن‬ ;َ ‫ك َو َب َنا ِت‬ ْ ‫َيا َأ ُّي َها ال َّن ِبيُّ قُ ْل‬
َ ‫ألز َوا ِج‬
)٥٩( ‫ان هَّللا ُ َغفُورً ا َرحِيمًا‬ َ ‫يُعْ َر ْف َن َفال يُْؤ َذي َْن َو َك‬
Artinya : “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan
Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Ahzab: 59)

6. Menjaga Kemaluan
Menjaga kemaluan juga bukan hal yang mudah,karena dewasa ini
banyak sekali remaja yang terjebak ke dalam pergaulan dan seks bebas.
Sebagai muslim kita wajib tahu bagaimana caranya menjaga kemaluan.
Caranya antara lain dengan tidak melihat gambar-gambar yang senonoh atau
membangkitkan nafsu syahwat.

‫;ك َأ ْز َكى لَ ُه ْم ِإنَّ هَّللا َ َخ ِب;;ي ٌر ِب َم;;ا‬


َ ;ِ‫ُوج ُه ْم َذل‬ ُ ‫ْص;ار ِه ْ;م َو َيحْ َف‬
َ ‫ظ;;وا; فُ;ر‬ ‫َأ‬ َ ‫قُ; ْل ل ِْل ُم;;ْؤ ِمن‬
ُّ ‫ِين َي ُغ‬
ِ َ ‫ض;وا مِنْ ب‬
)٣٠( ‫ُون‬ َ ‫َيصْ َنع‬
Artinya: “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah
mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang
demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. An Nur: 30)

7. Menundukkan pandangan
Islam mengajarkan kita agar selalu menjaga mata kita agar tidak
melakukan zina mata. Jikalau ada satu kenikmatan, maka yang pertama itu
ibadah dan selanjutnya itu perangkap syaithan. Memandang wanita (bukan
muhram) merupakan salah satu anak panah iblis.

Barangsiapa meninggalkannya karena takut akan Adzab Allah. Maka


Allah akan menganugrahkan kepadanya iman yang dirasakan manisnya dalam
hatinya. Nabi Muhammad SAW bersabda:
ِ ‫ْن أدَ َم َن‬
‫ص;; ْي َب ُه‬ َ ‫ ُكت‬،‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قال‬
ِ ‫ِب َعلَى اب‬ َ ّ‫َعنْ ابى هريرة رضيى هللاُ عنه النبي‬
‫ واألدنان زنا هما االستماع واللسان زن;;اه‬،‫ان ِز َنا ُه َما ال َّن ْظر‬ ِ ‫ ْال َع ْي َن‬،‫ك اَل َم َحالَ ّة‬ ِّ ‫م َِن‬
ُ ‫الز َنا م ُْد ِر‬
;‫ والرج;;ل زن;;ا ه;;ا الخطى واقلب يه;;وى; ويتم;;نى ويص;;دق‬، ;‫ واليد زنا ها البطشى‬، ‫الكالم‬
.‫ذلك الفرج اويكذبه‬
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW. Beliau bersabda: “telah
ditentukan bagi anak adam (manusia) bagian zinanya. Dimana ia pasti
mengerjakannya. Zina kedua mata adalah melihat, zina kedua telinga adalah
mendengar, zina lisan adalah berbicara. Zina tangan adalah memukul, zina
kaki adalah berjalan serta zina hati adalah bernafsu dan berangan-angan,
yang semuanya dibuktikan atau tidak dibuktikan oleh kemaluan”.(HR. Bukhari
Muslim)
Dari Jarir bin Abdullah ra, dia berkata,
.‫ص ِرى‬ ;َ ‫ت َرسُو َل هَّللا ِ صلى هللا عليه وسلم َعنْ َن َظ ِر ْالفُ َجا َء ِة َفَأ َم َر ِنى; َأنْ َأصْ ِر‬
َ ‫ف َب‬ ُ ‫َسَأ ْل‬

Artinya: Aku bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai pandangan yang


tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan
pandanganku. (HR. Muslim)

8. Saling bertanggung jawab


Jika ada masalah yang dihadapi, maka diupayakan untuk dipikul atau
dipertanggung jawabkan bersama-sama, dan tidak membiarkan salah satu
pihak menderita. Dalam peribahasa diungkapkan: ‘Berat sama dipikul ringan
sama dijinjing” Rasulullah SAW bersabda:

ِ ‫ِن َك ْال ُب ْن َي‬


ُ ‫ان َي‬
َ ْ‫ش ُّد َبع‬
‫ض ُه َبعْ ضًا‬ ِ ‫اَ ْلمُْؤ مِنُ ْللمُْؤ م‬
Artinya: “Seseorang mukmin terhadap  orang mukmin lainnya adalah
bagaikan suatu bangunan, yang bagian-bagian saling menguatkan satu sama
lain”. (HR. Bukhari)

c. Larangan dalam bergaul dengan lawan jenis


1. Berada ditempat rahasia antar lawan jenis
Tempat rahasia bisa berupa tempat pribadi atau bahkan keramaian
yang dapat digunakan untuk berkhalwat yaitu tempat yang ramai tapi satu
dan yang lain sudah tidak saling peduli sehingga setiap orang bebas
melakukan apa saja yang mereka inginkan.
Islam tidak membenarkan masuk ke kamar-kamar perempuan bagi laki-
laki atau sebaliknya, bahwa kita dilarang duduk-duduk berdua-duaan saja
dalam sebuah bilik dengan seorang perempuan tanpa mahramnya.
Dari Uqbah Ibn Amir ra, sesungguhnya Rasulullah SAW, bersabda,

:‫ ق;;ال‬ ‫;و؟‬ َ ‫;رَأي‬
َ ;ْ‫ْت ْال َحم‬ َ ;‫هللا ! َأ َف‬
ِ ‫; يارسُو َل‬:‫ار‬
ِ ‫ص‬َ ‫ َف َقا َل َر ُج ٌل م َِن اَأل ْن‬.‫لى ال ِّن َسا ِء‬ ْ ‫ِإيَّا ُك ْم َوال ُّد‬
َ ‫خو َل َع‬
.‫ت‬ُ ‫ْال َحمْوُ ْال َم ْو‬
Artinya: “Bahwsannya Rasulullah SAW bersabda: janganlah kamu masuk ke
kamar-kamar perempuan. Seorang laki-laki Anshar berkata: Ya Rasulullah
terangkan padaku bagaimana hukum masuk ke dalam kamar ipar
perempuan. Nabi SAW menjawab; ipar itu adalah kematian/kebinasaan”.
(HR. Bukhari dan Muslim)

2. Bergaul bebas (ikhtilat) antar lawan jenis

Ikhtilat adalah bercampur baurnya seorang wanita dengan laki-laki di


satu tempat tanpa ada hijab. Di mana ketika tidak ada hijab atau kain
pembatas masing-masing wanita atau lelaki tersebut bisa melihat lawan jenis
dengan sangat mudah dan sesuka hatinya. Dan bahwa pergaulan bebas tidak
mengenal batas-batas pergaulan. Para remaja dengan bebas saling
bercengkrama, bercampur baur (ikhtilat) antara lawan jenis.

Firman Allah Swt yang termaktub pada QS.al-Israa:32,

)٣٢( ‫ان َفا ِح َش ًة َو َسا َء َس ِبيال‬ ِّ ‫َوال َت ْق َربُوا‬


َ ‫الز َنا ِإ َّن ُه َك‬
Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Israa: 32)

3. Larangan berhias berlebihan

Berhias adalah Baik lelaki dan perempuan dilarang memakai perhiasan


yang berlebihan (seronok) dan merangsang lawan jenis. Lelaki dilarang untuk
memakai emas, kalung dan anting (kalau cincin bukan emas diperbolehkan).
Wanita dilarang untuk memakai wewangian yang harum dan menunjukkan
perhiasan yang berlebihan, seperti memakai kutek, tato, maskara, dan
semacamnya. Allah berfirman:
َ ‫الز َك ا َة َوَأطِ ْعنَ هَّللا‬
َّ َ‫صال َة وآتِين‬ َّ ‫َو َق ْرنَ فِي ُب ُيوتِ ُكنَّ َوال َت َب َّر ْجنَ َت َب ُّر َج ا ْل َجا ِهلِ َّي ِة األولَى َوَأق ِْمنَ ال‬
)٣٣( ‫يرا‬ ِ ‫س َأهْ ل َ ا ْل َب ْي‬
ً ‫ت َو ُي َط ِّه َر ُك ْم َت ْط ِه‬ َ ‫سولَ ُه ِإ َّن َما ُي ِري ُد هَّللا ُ لِ ُي ْذه‬
ِّ ‫ِب َع ْن ُك ُم‬
َ ‫الر ْج‬ ُ ‫َو َر‬
Artinya: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias
dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah
shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah
bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan
membersihkan kamu sebersih-bersihnya”.(QS. Al Ahzab: 33).

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4


1. Peserta didik membuat makalah dan menganalisis etika pergaulan laan jenis
dalam Islam.
2. Diskusikan makalah tersebut di depan kelas

Aku Bisa
I. Kerjakan soal-soal berikut ini sesuai perintah!
1. Orang yang lebih tua adalah sumber keberkahan, mereka telah banyak
pengalaman, lebih khusyuk dalam beribadah, mendalam ilmunya dan lebih
matang dalam berpikir dan menimbang sesuatu serta tidak terburu-buru dalam
memutuskan sesuatu. pernyataan diatas merupakan etika pergaulan dengan
orang lebih tua. Jelaskan?
2. Teman sebaya adalah kelompok baru yang memiliki ciri, norma dan kebiasaan
yang jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan keluarganya, dimana
kelompok teman sebaya ini merupakan lingkungan sosial, Di antara fungsi
terpenting dari kelompok teman sebaya?
3. Sikap saling menghormati adalah menempatan persamaan hak dan kewajiban
secara seimbang (egaliter). Menempatkan persamaan hak dan kewajiban
secara seimbang adalah sangat direstui islam sebagai wujud ukhuwah insaniah
dan ukhuwah basyariah. Jelaskan Tata cara bergaul dengan teman sebaya?
4. Melanggar norma agama dapat kita ambi pengertian setiap perbuatan yang
tidak sesuai dengan aturan-aturan dalam agama yang dianut. Seperti semua
aturan yan ada dalam al Qur’an dan Hadis. Jelaskan Larangan dalam bergaul
dengan teman sebaya?
5. Memuliakan manusia berdasarkan kemuliaan adalah menjaga hak-hak pribadi
yang dimiliki semua manusia. Tuliskan dalil yang menerangkan tentang
pergaulan dengan lawan jenis!
Sepercik Hikmah

َ ْ‫ َوَأح‬, ‫ص ِر‬
ْ‫ َو َمن‬, ‫صنُ ل ِْل َفرْ ِج‬ َ ‫ َفِإ َّن ُه َأ َغضُّ ل ِْل َب‬, ْ‫اع ِم ْن ُك ُم ْال َبا َء َة َف ْل َي َت َزوَّ ج‬
َ ‫ َم ِن اسْ َت َط‬،ِ‫َيا َمعْ َش َر ال َّش َباب‬
‫ َفِإنَّ الص َّْو َم لَ ُه ِو َجا ٌء‬, ‫ص ْم‬ُ ‫ َف ْل َي‬, ْ‫لَ ْم َيسْ َتطِ ع‬

Artinya : Wahai para pemuda! Barangsiapa sudah mampu untuk menikah, maka
hendaklah dia menikah! Karena menikah lebih menjaga pandangan dan lebih
membentengi kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu maka hendaklah
dia berpuasa, sesungguhnya puasa itu adalah tameng bagi pelakunya (HR. Al-
Bukhâri dan Muslim).

Rangkuman
1. Menurut bahasa orangtua adalah orang yang dipandang tua atau berpengalaman
seperti pemimpin, kepala, penasihat.
2. Tata cara bergaul dengan orang lebih tua diantaranya adalah a. Bersikap Sopan,
Berkata Santun, b.Menolak dengan halus perintah buruk, c. Menghormati dengan
penuh kasih saying, d. Memuliakan tokoh masyarakat, e. Mendahulukan Orang
yang Lebih tua.

3. Larangan dalam bergaul dengan orang lebih tua diantaranya adalah a. Durhaka
kepada orang tua, b. Bersikap arogan
4. Teman sebaya diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama
bekerja atau berbuat. Teman sebaya (peers) adalah hubungan individu pada anak-
anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang
sosial besar dalam kelompoknya.
5. Lawan jenis merupakan istilah yang digunakan untuk membedakan dua jenis
manusia, yakni laki-laki dan perempuan.Lelaki dan perempuan secara sexualitas di
bedakan berdasarkan alat kelamin yang dimilikinya.
6. Tata cara bergaul dengan lawan jenis diantaranya : a. Bersahabat karena Allah, b.
Menjaga Aurat, c. Menjaga Kemaluan, d. Menundukkan pandangan, e. Saling
bertanggung jawab
7. Larangan dalam bergaul dengan lawan jenis adalah a. Berada ditempat rahasia
antar lawan jenis, b. Bergaul bebas (ikhtilat) antar lawan jenis, c. Larangan berhias
berlebihan
Sekarang Aku Bisa
Uji Kompetensi Akhir Bab 4
I. Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d
atau e, pada jawaban yang paling benar !

1. Hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama
serta melibatkan keakraban yang relative besar dalam kelompoknya. Pernyataan
tersebut adalah defenisi …
a. Kawan
b. Sahabat
c. Teman lama
d. Teman sebaya
e. Teman akrab
2. Sikap saling menghormati dari sisi kemanusiaan dengan penempatan persamaan
hak dan kewajiban secara seimbang (egaliter) antar teman sebaya. Pernyataan
tersebut merupakan tata cara pergaulan teman sebaya pada aspek....
a. Saling mengasihi dan melindungi
b. Saling menasehati
c. Saling berpesan kebaikan
d. Saling menghormati dan toleran
e. Saling bekerja sama dan tolong menolong
3. Ketika ada teman kita yang berselisih, bertengkar atau melakukan perbuatan yang
tidak baik terhadap teman-teman yang lain, maka kita wajib mendamaikannya.
Pernyataan tersebut merupakan tata cara pergaulan teman sebaya pada aspek ....
a. Saling mengasihi dan melindungi
b. Saling menasehati
c. Saling berpesan kebaikan
d. Saling menghormati dan toleran
e. Saling bekerja sama dan tolong menolong
4. Setiap muslim dilarang saling membenci karena hawa nafsu. Sebab Allah telah
menjadikan mereka teman dan saudara yang saling menyayangi bukan saling
membenci. Akibat yang timbul dari sikap saling membenci ....
a. Bermusuhan
b. Pergaulan bebas
c. Melanggar norma agama, masyarakat dan Negara
d. Melanggar tata tertib lalulintas
e. Mengkonsumsi narkoba
5. Kebiasaan negatif seperti onani, homoseksual, lesbian, perzinaan karena
ketidakmampuan mengendalikan hawa nafsu mereka. Perilaku ini bisa terjadi
karena ....
a. Bermusuhan
b. Pergaulan bebas
c. Melanggar norma agama, masyarakat dan Negara
d. Melanggar tata tertib lalulintas
e. Melanggar asusila
6. Mengkonsumsi narkoba Perilaku berkendara dengan tidak menggunakan helm,
berboncengan lebih dari seorang, mengurangi kelengkapan kendaraan. Perilaku
tersebut merupakan sikap....
a. Bermusuhan
b. Pergaulan bebas
c. Melanggar norma agama, masyarakat dan Negara
d. Melanggar tata tertib lalulintas
e. Mengkonsumsi narkoba
7. Orang yang dipandang tua atau berpengalaman seperti pemimpin, kepala,
penasehat adalah pengertian orang tua menurut...
a. Kamus besar bahasa Indonesia
b. Kamus bahasa Indonesia
c. Kamus al Munawwir
d. Kamus Munjit
e. Kamus bahasa
8. Salah satu sikap santun kepada orang yang lebih tua adalah...
a. Membantu pekerjaan orang tua
b. Kerja bakti bersama masyarakat
c. Menjalankan perintah kebaikan
d. Menolong orang yang lebih tua
e. Berkata yang tidak menyinggung perasaan orang tua
9. Ketika seseorang menginjak dewasa, bapak-ibu gurulah yang mengajarkannya
tentang banyak hal hingga ia menjadi mengerti tentang banyak hal dalam
kehidupan ini. Pernyataan tersebut merupakan sikap baik terhadap orang yang
sudah tua, ....
a. Menolak dengan halus perintah buruk
b. Menghormati dengan penuh kasih sayang
c. Memuliakan tokoh masyarakat
d. Mendahulukan orang yang lebih tua
e. Bersikap sopan dan santun
10. Seorang pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental,
banyak mengalami gejolak dalam fikiran maupun jiwa, yang tak jarang
menyebabkan hidupnya terguncang. Sikap orang yang lebih tua ....
a. Memberi nasehat
b. Mempererat persaudaraan
c. Memberi perhatian dan kasih sayang
d. Membina, membimbing dan memberi kesempatan untuk berdedikasi
e. Memberi teladan kebaikan
II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar dan tepat!

1. Kelompok baru yang memiliki ciri, norma dan kebiasaan yang jauh berbeda
dengan apa yang ada di lingkungan keluarganya, dimana kelompok teman
sebaya ini merupakan lingkungan sosial yang pertama Jelaskan pengertian
teman sebaya!
2. Mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik, atau
kurang baik, dibandingkan remaja-remaja lainnya, dalam hal ini Sebutkan
fungsi kelompok teman sebaya !
3. Ketika teman kita sedang mempunyai hajat ataupun kegiatan yang
membutuhkan  bantuan maka sebisa mungkin kita membantunya kiat harus
saling bekerja sama, tolong menolong hingga melahirkan keharmonisan dalam
berteman,Bagaimanakah cara kita bergaul dengan teman sebaya?
4. Bermusuhan berasal dari kata musuh yang artinya tidak ramah atau tidak
bersahabat. Ada yang berpendapat musuh adalah istilah untuk sesuatu yang
dipandang sebagai sesuatu yang akan merugikan atau menjadi ancaman bagi
yang lain, dalam hal ini jelaskan Larangan dalam bergaul dengan teman
sebaya?
5. Masa muda mempunyai posisi yang sangat penting. Para pemuda dituntut untuk
memberikan gebrakan dalam membangun kemajuan, dalam hal ini, Jelaskan Tata
cara bergaul dengan orang lebih muda ?
6. Meminta dihormati dengan cara berlebihan sehingga meletakkannya pada
martabat lebih dari kedudukannya sebagai manusia, merupakan perbuatan
yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya, Jelaskan Larangan dalam bergaul
dengan orang lebih muda?
7. Laki-laki dan perempuan merupakan makhluk Allah yang telah diciptakan untuk
berpasang-pasangan sehingga merupakan suatu keniscayaan dan sangat wajar,
jika terjadi pergaulan di antara mereka, Jelaskan Adab Bergaul Dengan Lawan
Jenis?
8. Orang yang bersahabat, bergaül, dan berkomunikasi dengan yang lainnya
hanya karena Allah, Jelaskan Tata cara bergaul dengan lawan jenis
9. Islam memberi perhatian sangat besar terhadap upaya perbaikan mental para
pemuda. Karena generasi muda hari ini adalah pemeran utama di masa yang akan
datang. Tulislah dalil naqli tentang adab bergaul dengan orang lebih muda?

10. Barangsiapa meninggalkannya karena takut akan Adzab Allah. Maka Allah akan
menganugrahkan kepadanya iman yang dirasakan manisnya dalam hatinya.
dalam hal ini, Tulislah dalil naqli tentang adab bergaul dengan lawan jenis?
PELAJARAN 5
KISAH TELADAN EMPAT MADZHAB
Tujuan Pembelajaran

Dengan mempelajari materi dan dalil, berdiskusi, serta mengerjakan latihan, siswa akan:

1. memantapkan keimanan tentang sifat-sifat sufistik dari sufistik Imam Abu Hanifah, Imam
Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal
2. membentuk akhlak mulia sebagai teladan dari sifat sufistik dari empat imam maẓhab fikih
3. mau membiasakan diri dengan berakhlak mulia sebagai teladan dari sifat sufistik dari
empat imam maẓhab fikih
4. dapat memeperjelas kisah-kisah sufistik dari empat imam maẓhab fikih
5. dapat menyajikan ragam sikap dan sifat sufistik dari empat imam maẓhab fikih
6. dapat mengatasi masalah dengan bersuri teladan pada sikap dan sifat sufistik dari empat
imam maẓhab fikih

Tilawah

Sebelum memulai pelajaran, bacalah dahulu ayat dan terjemahan berikut!

َ ‫ُول هَّللا ِ ُأسْ َوةٌ َح َس َن ٌة لِ َمنْ َك‬


‫ان َيرْ جُو هَّللا َ َو ْال َي ْو َم اآلخ َِر َو َذ َك َر هَّللا َ َك ِثيرً ا‬ ِ ‫ان َل ُك ْم فِي َرس‬
َ ‫َل َق ْد َك‬

Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri
teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” [QS. Al-Ahzaab: 21].

Kerangka Konsep

KISAH TELADAN
EMPAT MADZAB

ImamHanafi Imam Maliki Imam As-Syafii Imam Ahmad bin


Hanbal
Tahukah Kamu?
Perhatikan gambar di bawah ini!

GAMBAR TOKOH TELADAN

Apa yang dilakukan anak pada gambar?

Apa yang dimaksud dengan madzhab?

Apakah sejarah berdiri madzhab imam syafi’i?

Bagaimana metode yang digunakan imam syafi;i dalam menetapkan hukum Islam?

Bagaimana kisah teladan Imam Syafi’i?

Kamu Harus Tahu


Islam pada masa Rasulullah SAW masih hidup apabila terdapat kekurangan paham
terhadap suatu hukum, para sahabat langsung menanyakan kepada Rasulullah SAW,
sehingga bisa cepat terselesaikan. Kemudian sepeninggalan Rasulullah SAW, para sahabat
menggunakan pengalaman yang diperoleh dari perkataan, perbuatan dan kebiasaan
beliau ketika masih hidup.
Ketika sampai kepada masa tahap ini mereka berpegang kepada Al-Qur’an, As
Sunnah dan kepada perkataan sahabat. Seiring perkembangan jaman persoalan semakin
bertambah jumlahnya dari waktu ke waktu, sementara tidak seluruhnya solusi
permasalahan ditemukan dalam Al-Quran, As Sunnah maupun perkataan sahabat.
Sehingga dilakukan jalan ijtihad sendiri, termasuk melakukan qiyas (analogi) sebagai
syara’ (hukum Islam). Sehingga seiring perkembangan waktu pun banyak terjadi
perbedaan madzhab.
Madzhab adalah cara yang ditempuh atau jalan yang diikuti. Embrio dari
perbedaanm adzhab ini adalah karena terjadi perbedaan cara pandang dan analisis
terhadap nash (teks), walaupun semua mempunyai dasar yang sama yaitu Al-Qur’an dan
As Sunnah. Namun perbedaan tersebut dianggap wajar oleh para ulama fiqih. Karena
berbagai faktor yang mempengaruhinya, diantaranya faktor intuisi, interaksi sosial
budaya dan faktor adaptasi perkembangan jaman.
Madzhab dalam hukum islam pun semakin bermunculan. Sebagai contoh ada
madzhab sunni yang terdiri dari madzhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali. Sedangkan
madzhab syi’a terdiri dari madzhab Zaidi dan Jarani yang semua itu perlu untuk kita
ketahui sebagai pertimbangan dalam kita melaksanakan keislaman.       
Apakah yang dimaksud dengan madzhab? Bagaimana faktor yang mempengaruhi
mazhab? Untuk mengetahui tentang madzhab 4 dan pembahasannya, yuk, kita simak
pembahasannya.

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN MADZHAB?


A. Imam Abu Hanafi
1. Pengertian Mazhab dan Sejarah Pendiri Mazhab Hanafi

Menurut bahasa Mazhab (bahasa Arab: ‫ مذھب‬mazhab) adalah yang berarti


jalan yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkrit
maupun abstrak.
Pengertian mazhab menurut istilah adalah Sesuatu jalan yang ditempuh
untuk mencapai tujuan baik konkrit maupun abstrak sebagai pedoman yang jelas
ciri khas, prinsip-prinsip maupun kaidah melalui pemikiran dan penelitian.
Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah
metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian,
kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas
batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-
kaidah.
Allah Swt berfirman pada QS. an-Nahl : 43 adalah
ِّ ‫ك ِإال ر َجاال ُنوحِي ِإلَي ِْه ْم َفاسْ َألُوا َأهْ َل‬
َ ‫الذ ْك ِر ِإنْ ُك ْن ُت ْم ال َتعْ لَم‬
)٤٣( ‫ُون‬ َ ِ‫َو َما َأرْ َس ْل َنا مِنْ َق ْبل‬
ِ
Artinya : dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang
Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang
mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, (QS. an-Nahl: 43)

Imam-imam yang empat patut menjadi ikutan kita. Dan patut pula kita
tanyakan fatwa-fatwa mereka. Kalau mereka sudah tiada lagi, ada kitab-kitab yang
ditinggalkan oleh mereka. Bahkan kitab-kitab mereka itu telah pun diurai dan
dijelaskan lagi oleh ulama-ulama di belakang mereka. Kalau kita ikut mana-mana
mazhab yang empat itu, bererti kita tidak terkeluar daripada apa yang dianjurkan
oleh Allah Swt dan Rasul.

2. Biografi Imam Abu Hanifah


Imam Hanafi lahir dengan nama asli Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit Al Kufi.
Beliau dilahirkan di Irak pada tahun 80 Hijriah atau sekitar 699 Masehi. Ia berasal
dari keluarga keturunan Persia dan beliau lahir pada masa kekhalifahan Abdul Malik
bin Marwan dari Bani Ummayah.
Ayahnya bernama Thabit bin Zuta berprofesi sebagai seorang pedagang.
Kakek Abu Hanifah diketahui bernama Marzuban yang memeluk agama islam ketika
masa pemerintahan khalifah Umar Bin Khattab.
Diketahui bahwa gelar Abu Hanifah merupakan berkah dari doa Ali bin Abi
Thalib r.a, yang kala itu ayahnya (Tsabit) diajak oleh kakeknya (Zauti) untuk
berziarah ke kediaman Ali r.a yang saat itu sedang menetap di Kufa akibat
pertikaian politik yang mengguncang umat islam pada saat itu.

Kemudian khalifah Ali bin Abi Thalib r.a mendoakan agar keturunan Tsabit
kelak akan menjadi orang orang yang utama di zamannya. Doa itu pun terkabul
dengan hadirnya Imam hanafi yang merupakan anaknya, namun tak lama kemudian
Tsabit meninggal dunia.
3. Masa Kecil
Dalam biografi Imam Abu Hanifah diketahui bahwa ia tumbuh ditengah
keluarga yang berkecukupan. Sejak kecil, Imam Hanafi sudah memperlihatkan
kesungguhannya dalam beribadah sejak kecil. Mempunyai ahlak yang mulia dan
menjauhi dosa-dosa keji. Ia sudah menghafal Alquran sejak kecil.
Sembari memperdalam agama Islam, Abu Hanifah juga mengikuti ayahnya
dalam berbisnis kain dan pakaian. Ilmu agama ia pelajari dari berbagai ulama. Ia
pernah bertemu dengan para sahabat Nabi misalnya Anas bin Malik, Sahl bin Sa’d,
Jabir bin Abdullah, dll.
4. Masa Remaja
Pada masa remajanya, dengan segala kecemerlangan otaknya Abu Hanifah
telah menunjukkan kecintaannya kepada ilmu pengetahuan, terutama yang
berkaitan dengan hukum islam.
Kendati beliau anak seorang saudagar kaya namun beliau sangat menjauhi
hidup yang bermewah mewah, begitu pun setelah beliau menjadi seorang
pedagang yang sukses, hartanya lebih banyak didermakan ketimbang untuk
kepentingan sendiri.

Diketahui ketika Abu Hanifah berusia 16 tahun, Ia kemudian berangkat dari


Kuffah menuju Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.
Disana ia juga berziarah ke kota Madinah. Dalam perjalanannya, Abu Hanifah
bertemu dan berguru dengan Atha bin Abi Rabah, ulama terbaik di kota Mekah.
5. Mempunyai Ribuan Guru
Selama menimba ilmu agama, Diketahui jumlah guru Abu Hanifah adalah
sebanyak 4000 orang guru. Tujuh diantaranya merupakan sahabat dari Nabi
Muhammad SAW. Selain itu, terdapat 93 orang dari kalangan tabi’in, serta sisanya
dari kalangan tabi’ at-tabi’in.

Selama hidupnya Abu Hanifah berkunjung ke berbagai kota untuk


memperoleh ilmu agama. Beliau juga selalu ke Mekkah ketika musim haji tiba sebab
para ulama berkumpul untuk menunaikan haji dan berdakwah terhadap para kaum
muslimin. Tak heran jika Abu Hanafi diketahui sudah menunaikan haji sebanyak 55
kali.
Disamping kesungguhannya dalam menuntut ilmu fiqh, beliau juga
mendalami ilmu tafsir, hadis, bahasa arab dan ilmu hikmah, yang telah
mengantarkannya sebagai ahli fiqh, dan keahliannya itu diakui oleh ulama ulama di
zamannya, seperti Imam hammad bin Abi Sulaiman.
Imam hammad bin Abi Sulaiman bahkan mempercayakannya untuk memberi
fatwa dan pelajaran fiqh kepada murid muridnya. Keahliannya tersebut bahkan
dipuji oleh Imam Syafi’i ” Abu Hanifah adalah bapak dan pemuka seluruh ulama fiqh
“.
Karena kepeduliannya yang sangat besar terhadap hukum islam, Imam Hanafi
kemudian mendirikan sebuah lembaga yang di dalamnya berkecimpung para ahli
fiqh untuk bermusyawarah tentang hukum hukum islam serta menetapkan hukum
hukumnya dalam bentuk tulisan sebagai perundang undangan dan beliau sendiri
yang mengetuai lembaga tersebut.
Jumlah hukum yang telah disusun oleh lembaga tersebut berkisar 83 ribu, 38
ribu diantaranya berkaitan dengan urusan agama dan 45 ribu lainnya mengenai
urusan dunia.
6. Metode Abu Hanifah
Adapun Metode yang digunakan Imam Hanafi Dalam menetapkan hukum
(istinbat) berdasarkan pada tujuh hal pokok :

1. Al Quran sebagai sumber dari segala sumber hukum.


2. Sunnah Rasul sebagai penjelasan terhadap hal hal yang global yang ada dalam
Al Quran.
3. Fatwa sahabat (Aqwal Assahabah) karena mereka semua menyaksikan
turunnya ayat dan mengetahui asbab nuzulnya serta asbabul khurujnya hadis
dan para perawinya. Sedangkan fatwa para tabiin tidak memiliki kedudukan
sebagaimana fatwa sahabat.
4. Qiyas (Analogi) yang digunakan apabila tidak ada nash yang sharih dalam Al
Quran, Hadis maupun Aqwal Asshabah.
5. Istihsan yaitu keluar atau menyimpang dari keharusan logika menuju hukum
lain yang menyalahinya dikarenakan tidak tepatnya Qiyas atau Qiyas tersebut
berlawanan dengan Nash.
6. Ijma’ yaitu kesepakatan para mujtahid dalam suatu kasus hukum pada suatu
masa tertentu.
7. Urf yaitu adat kebiasaan orang muslim dalam suatu masalah tertentu yang
tidak ada nashnya dalam Al Quran, Sunnah dan belum ada prakteknya pada
masa sahabat.
Metode inilah yang kemudian memunculkan mazhab bernama mazhab
Hanafi. Selain itu muncul pula karya besar yang ditinggalkan oleh Imam hanafi yaitu
Fiqh Akhbar, Al ‘Alim Walmutam dan Musnad Fiqh Akhbar.
Abu Hanifah diketahui menjadi salah satu ulama besar paling berpengaruh
kala itu dan mempunyai banyak murid yang ingin menimba ilmu dengannya.
Dalam biografi Imam Abu Hanifah diketahui bahwa ia beberapa kali ditawari
untuk memegang jabatan sebagai seorang hakim di Kuffa, Irak karena kepandaian
dan pengetahuannya.
Namun tawaran tersebut selalu ia tolak. Penolakan inilah yang membuat Abu
Hanifah dipernjara oleh pemerintahan Bani Ummayah dan Bani Abbasiah.
7. Kisah Teladan

Adapun kisah teladan Imam Abu Hanifah adalah:

a. Semenjak kecilnya sangat tekun belajar dan menghayati setiap yang


dipelajarinya, maka ia dianggap seorang  yang hanif (kecenderungan/condong)
pada agama. Itulah sebabnya ia masyhur dengan gelaran Abu Hanifah.
b. Menurut bahasa Persia, Hanifah berarti tinta. Imam Hanafi sangat rajin menulis
hadith-hadith, ke mana, ia pergi selalu membawa tinta. Kerana itu ia dinamakan
Abu Hanifah.
c. Waktu ia dilahirkan, pemerintahan Islam berada di tangan Abdul Malik bin
Marwan, dari keturunan Bani Umaiyyah kelima. Kepandaian Imam Hanafi tidak
diragukan lagi, beliau mengerti betul tentang ilmu fiqih, ilmu tauhid, ilmu kalam,
dan juga ilmu hadith. Di samping itu beliau juga pandai dalam ilmu
kesusasteraan dan hikmah.
d. Imam Hanafi adalah seorang hamba Allah yang bertakwa dan soleh, seluruh
waktunya lebih banyak diisi dengan amal ibadah. Jika beliau berdoa matanya
bercucuran air mata demi mengharapkan keredhaan Allah SWT. Walaupun
demikian orang-orang yang berjiwa jahat selalu berusaha untuk menganiaya
beliau.
e. Sifat keberanian beliau adalah berani menegakkan dan mempertahankan
kebenaran. Untuk kebenaran ia tidak takut sengsara atau apa bahaya yang akan
diterimanya. Dengan keberaniannya itu beliau selalu mencegah orang-orang
yang melakukan perbuatan mungkar, kerana menurut Imam Hanafi kalau
kemungkaran itu tidak dicegah, bukan orang yang berbuat kejahatan itu saja
yang akan merasakan akibatnya, melainkan semuanya, termasuk orang-orang
yang baik yang ada di tempat tersebut
f. Sebahagian dilukiskan dalam sebuah hadith Rasulullah SAW bahawa bumi ini
diumpamakan sebuah bahtera yang didiami oleh dua kumpulan. Kumpulan
pertama adalah terdiri orang-orang yang baik-baik sementara kumpulan kedua
terdiri dari yang jahat-jahat. Kalau kumpulan jahat ini mahu merosak bahtera
dan kumpulan baik itu tidak mahu mencegahnya, maka seluruh penghuni
bahtera itu akan binasa. Tetapi sebaliknya jika kumpulan yang baik itu mahu
mencegah perbuatan orang-orang yang mahu membuat kerosakan di atas
bahtera itu, maka semuanya akan selamat.
g. Sifat Imam Hanafi yang lain adalah menolak kedudukan tinggi yang diberikan
pemerintah kepadanya. Ia menolak pangkat dan menolak wang yang dibelikan
kepadanya. Akibat dari penolakannya itu ia ditangkap dan dimasukkan ke dalam
penjara. Di dalam penjara ia diseksa, dipukul dan sebagainya.
h. Imam Hanafi menolak semua tawaran yang diberikan oleh kerajaan daulah
Umaiyyah dan Abbasiyah adalah kerana beliau tidak sesuai dengan corak
pemerintahan yang mereka kendalikan. Oleh sebab itu mereka berusaha
mengajak Imam Hanafi untuk bekerjasama mengikut gerak langkah mereka, dan
akhirnya mereka seksa hingga meninggal, kerana Imam Hanafi menolak semua
tawaran yang mereka berikan.
i. Sepanjang riwayat hidupnya, beliau tidak dikenal dalam mengarang kitab. Tetapi
madzab beliau Imam Abu Hanifah atau madzab Hanafi disebar luaskan oleh
murid-murid beliau. Demikian juga fatwa-fatwa beliau dituliskan dalam kitab-
kitab fikih oleh para murid dan pengikut beliau sehingga madzab Hanafi menjadi
terkenal dan sampai saat ini dikenal sebagai salah satu madzab yang empat. Di
antara murid beliau yang terkenal adalah Muhammad bin Al-Hassan Al-Shaibani,
yang merupakan guru dari Imam Syafi’iy.

8. Karya-karya

Pada saat beliau masih hidup, masalah-masalah agama dan buah fikirannya
tersebut dicatat oleh sahabatnya, dikumpulkan berikut juga paham mereka sendiri,
yang kemudian disebut sebagai “mazhab Imam Hanafi”. Dalam usaha itu, ulama
Hanafiyah membagi hasil yang mereka kumpulkan itu dibagi kepada 3 tingkatan,
yang tiap-tipa tingkatan itu merupakan suatu kelompok yaitu :

1. Tingkat pertama dinamakan Masailul –Ushul (masalah-masalah pokok)

Merupakan suatu kumpulan kitab yang bernama Zhaahirurriwayat yaitu


pendapat-pendapat Abu Hanifah yang terdapat dalam kumpulan kitab itu
mempunyai riwayat yang diyakini kebenarannya karena diriwiyatkan oleh murid-
murid dan sahabat-sahabat beliau yang terdekat dan kepercayaannya. Kitab
zhahirur riwayat dihimpun oleh Imam Muhammad bin Hasan terdiri atas 6 kitab
yaitu :

a. Kitab Al Mabsuth (Terhampar)


b. Kitab ini memuat maslah-masalah keagamaan yang dikemukakan oleh Imam
Abu Hanifah. Di samping itu juga memuat pendapat-pendapat Imam Abu
Yusuf dan Muhamamd bin Hasan yang berbeda dengan pendapat Imam Abu
Hanifah, juga perbedaan pendapat Abu Hanifah dengan Ibnu Abi Laila yang
meriwayatkan kitab Al-Mabsuth ialah Ahmad bin Hafash Al-Kabir, murid dari
Muhammad bin Hasan.
c. Kitab Al-Jaami’ush shaghir (himpunan kecil)
d. Diriwayatkan oleh Isa bin Abban dan Muhammad bin Sima’ah yang
keduanya murid Muhammad bin Hasan.kitab ini dimulai dengan bab shalat.
Karena sistematika kitab ini tidak teratur, maka disusun kembali oleh Al-
Qodhi Abdut-Thahir Muhammad bin Muhammad Adalah-Dabbas
e. Kitab Al Jaami’ul Kabir (Himpunan Besar). Kitab ini sama dengan Al-
Jaami’ush Shaghir hanya uraiannya lebih luas.
f. Kitab As-Sairu Al-shaghir (sejarah hidup kecil). Berisi tentang jihad (hukum
perang)
g. Ktab As-Sairul Kabiir (sejarah hidup besar). Berisi masalah-masalah fiqih
yang ditulis oleh Muhammad bin Hasan
h. Kitab Az-Ziyaadat.

Keenam buku tersebut dikumpulkan dalam Mukhtashar al-Kafi yang disusun


oleh Abu Fadhal Al-Muruzi.

2. Tingkat kedua ialah kitab Masaa-ilun Nawadhir (persoalan langka)

Merupakan persoalan yang diriwiyatkan dari pasa pemuka mazhab di atas,


tetapi tidak diriwayatkan dalam buku-buku yang sudah disebut tadi,
diriwayatkan dalam buku-buku lain yang ditulis oleh Muhammad, seperti Al-
Kisaniyat, Al-Haruniyyat, Al-Jurjaniyyat, Al-Riqqiyyat, Al-Makharij Fil Al-Hayil dan
Ziyadat Al Ziyadat yang diriwayatkan oleh Ibnu Rustam.

Buku-buku tersebut termasuk buku mengenai fiqih yang diimlakan


(didiktekan) oleh Muhammad. Riwayat seperti itu juga disebut ghair zhahir al-
riwayah karena pendapat-pendapat itu tidak diriwayatkan dari Muhammad
dengan riwayat-riwayat yang zhahir (tegas) kuat, dan shahih seperti buku-buku
pada kelompok pertama.

3. Tingkat yang ketiga dinamakan Al-Fataawa Al-Waaqi’aat (kejadian dan fatwa)

Merupakan kumpulan pendapat sahabat-sahabat dan murid-murid Imam


Abu Hanifah. Buku pertama mengenai al-Fatawa ialah Al-Nawazil ditulis oleh
Faqih Abu Laits Al-Samarqandi. Setelah itu sekelompok syaikh menulis buku yang
lain seperti Majmu’ al-Nawazil wa al-Waqiat yang ditulis oleh Al-Nathifi dan Al-
Waqiat yang ditulis oleh Shadr A-Syahid Ibnu Mas’ud.

Dalam bidang fiqih ada kitab Al Musnad kitab Al-Makharij dan Fiqih Al-
Akbar, dan dalam masalah aqidah ada kitab al-Fiqh Al-Asqar. Dalam bidang ushul
fiqih buah pikiran Imam Abu Hanifah dapat dirujuk antara lain dalam Ushul as-
Sarakhsi oleh Asy-Sarakhsi dan Kanz al-wusul ila ilm al usul karya Imam al-
Bazdawi.

Di samping itu terdapat kumpulan pendapat Imam Hanafi yang


berhubungan dengan masalah warisan yang bernama kitab Al-Faraidh dan kitab
yang memuat maslah-masalah muamalat yang bernama Asy-Syuruuth. Buku
yang memuat sirah (biografinya) adalah Khabar Abu Hanifah karya Asy-Syaibany
dan Abu Hanifah = Hayatihu, Wa’ Asruhu, Wa Arahu Wa Fiqhuhu karya
Muhammad Abu Zahrah. Ada lagi kitab Al-Kharraajkarya Abu Yusuf murid Abu
Hanifah, yaitu kitab pertama yang mula-mula meletakkan pokok-pokok undang-
undang tentang perbendaharaan negara.
9. Abu Hanifah Wafat

Imam Abu Hanifah wafat di Kota Baghdad pada tahun 150 H/767 M.
Dalam riwayatnya, Imam Ibnu Katsir mengatakan, Ada enam kelompok besar
Penduduk Baghdad kala itu yang menyolatkan jenazah Abu Hanifah secara
bergantian.
Sepeninggal Abu Hanifah, Mazhab fiqihnya terus digunakan oleh kaum
muslimin. Mazhab Hanafi bahkan secara resmi menjadi mazhab yang digunakan
oleh kekhalifahan Abbasiyah, Turki Utsmani serta kerajaan Mughal.
Bahkan sampai saat ini, Mazhab Imam Hanafi banyak digunakan di
daerah Turki, Suriah, Mesir, Irak, Balkan hingga India.

B. Imam Malik
1. Biografi Imam Malik

Nama asli Imam Malik adalah Abu Abdullah, Malik bin Anas bin Malik bin
Abi Amir bin Amr bin al-Harits bin Ghuyman bin Khutsail bin Amr bin Harits.
Ibunya adalah Aliyah bin Syarik al-Azdiyah. Keluarganya berasal dari Yaman, lalu
pada masa Umar bin Khattab, sang kakek pindah ke Kota Madinah dan menimba
ilmu dengan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga menjadi salah
seorang pembesar tabi’in.

Imam Malik dilahirkan di Kota Madinah 79 tahun setelah wafatnya Nabi kita
Muhammad, tepatnya tahun 93 H. Tahun kelahirannya bersamaan dengan tahun
wafatnya salah seorang sahabat Nabi yang paling panjang umurnya, Anas bin Malik
radhiallahu ‘anhu. Malik kecil tumbuh di lingkungan yang religius, kedua orang
tuanya adalah murid dari sahabat-sahabat yang mulia. Pamannya adalah Nafi’,
seorang periwayat hadis yang terpercaya, yang meriwayatkan hadis dari Aisyah,
Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, dan sahabat-sahabat besar lainnya, radhiallahu
‘anhum. Dengan lingkungan keluarga yang utama seperti ini, Imam Malik
dibesarkan.

Awalnya, saudara Imam Malik yang bernama Nadhar lebih dahulu darinya
dalam mempelajari hadits-hadits Nabi. Nadhar mendatangi para ulama tabi’in
untuk mendengar langsung hadits-hadits yang mereka riwayatkan dari para
sahabat. Kemudian Imam Malik pun mengikuti jejak saudaranya dalam mempelajari
hadits. Beberapa waktu berlalu, Imam Malik melangkahi saudaranya dalam ilmu
hadits. Kecemerlangannya semakin tampak karena Malik juga menguasai ilmu fiqh
dan tafsir.
2. Masa Hidupnya

Ibu Imam Malik adalah orang yang paling berperan dalam memotivasi dan
membimbingnya untuk memperoleh ilmu. Tidak hanya memilihkan guru-guru yang
terbaik, sang ibu juga mengajarkan anaknya adab dalam belajar. Ibunya selalu
memakaikannya pakaian yang terbaik dan merapikan imamah anaknya saat hendak
pergi belajar. Ibunya mengatakan, “Pergilah kepada Rabi’ah, contohlah akhlaknya
sebelum engkau mengambil ilmu darinya.”

Imam Malik belajar dari banyak guru, dan ia memilih guru-guru terbaik di
zamannya agar banyak memperoleh manfaat dari mereka. Di antara pesan dari
gurunya yang selalu beliau ingat adalah untuk tidak segan mengatakan “Saya tidak
tahu” apabila benar-benar tidak mengetahu suatu permasalahan. Salah seorang
guru beliau yang bernama Ibnu Harmaz berpesan, “Seorang yang berilmu harus
mewarisi kepada murid-muridnya perkataan ‘aku tidak tahu’.

Setelah mempelajari ilmu-ilmu syariat secara komperhensif, Malik bin Anas


mulai dikenal sebagai seorang yang paling berilmu di Kota Madinah. Beliau
menyampaikan pelajaran di Masjid Nabawi, di tengah-tengah penuntut ilmu yang
datang dari penjuru negeri.

Salah satu hal yang menarik dari kajian fiqih yang beliau sampaikan adalah
penafsiran-penafsiran hadits dan pendapat-pendapat beliau banyak dipengaruhi
oleh aktifitas yang dilakukan penduduk Madinah. Menurut Imam Malik, praktik-
praktik yang dilakukan penduduk Madinah di masanya tidak jauh dari praktik
masyarakat Madinah di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Penduduk
Madinah juga mempelajari Islam dari para leluhur mereka dari kalangan para
sahabat Nabi. Jadi kesimpulan beliau, apabila penduduk Madinah melakukan suatu
amalan yang tidak bertentangan dengan Alquran dan sunnah, maka perbuatan
tersebut dapat dijadikan sumber rujukan atau sumber hukum. Inilah yang
membedakan Madzhab Imam Malik disbanding 3 madzhab lainnya.

3. Kisah Teladan
a. Terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat
meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota
dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.
b. Dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut satu
riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk
membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai
derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan,
katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.
c. Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya
kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia
pendidikan. Tidak kurang empat khalifah, mulai dari Al Mansur, Al Mahdi, Hadi
Harun, dan Al Ma’mun, pernah jadi murid Imam Malik. Ulama besar, Imam Abu
Hanifah dan Imam Syafi’i pun pernah menimba ilmu dari Imam Malik. Belum lagi
ilmuwan dan para ahli lainnya. Menurut sebuah riwayat disebutkan murid
terkenal Imam Malik mencapai 1.300 orang.
d. Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat murid
kepada gurunya. Prinsip ini dijunjung tinggi olehnya sehingga tak segan-segan ia
menegur keras murid-muridnya yang melanggar prinsip tersebut. Pernah suatu
kali Khalifah Mansur membahas sebuah hadits dengan nada agak keras. Sang
imam marah dan berkata, ”Jangan melengking bila sedang membahas hadits
Nabi.”
e. Ketegasan sikap Imam Malik bukan sekali saja. Berulangkali, manakala
dihadapkan pada keinginan penguasa yang tak sejalan dengan aqidah Islamiyah,
Imam Malik menentang tanpa takut risiko yang dihadapinya. Salah satunya
dengan Ja’far, gubernur Madinah. Suatu ketika, gubernur yang masih keponakan
Khalifah Abbasiyah, Al Mansur, meminta seluruh penduduk Madinah melakukan
bai’at (janji setia) kepada khalifah. Namun, Imam Malik yang saat itu baru
berusia 25 tahun merasa tak mungkin penduduk Madinah melakukan bai’at
kepada khalifah yang mereka tak sukai.
f. Khalifah ingin jamaah meninggalkan ruangan tempat ceramah itu diadakan.
Namun, permintaan itu tak dikabulkan Malik. ”Saya tidak dapat mengorbankan
kepentingan umum hanya untuk kepentingan seorang pribadi.” Sang khalifah
pun akhirnya mengikuti ceramah bersama dua putranya dan duduk
berdampingan dengan rakyat kecil.
g. Pengendalian diri dan kesabaran Imam Malik membuat ia ternama di seantero
dunia Islam. Pernah semua orang panik lari ketika segerombolan Kharijis
bersenjatakan pedang memasuki masjid Kuffah. Tetapi, Imam Malik yang sedang
shalat tanpa cemas tidak beranjak dari tempatnya. Mencium tangan khalifah
apabila menghadap di baliurang sudah menjadi adat kebiasaan, namun Imam
Malik tidak pernah tunduk pada penghinaan seperti itu. Sebaliknya, ia sangat
hormat pada para cendekiawan, sehingga pernah ia menawarkan tempat
duduknya sendiri kepada Imam Abu Hanifah yang mengunjunginya.

4. Karya Imam Malik


Karya terbesar Imam Malik ialah bukunya Al Muwatha’ yaitu buku fiqh yang
menurut himpunan hadis hadis pilihan, menurut sejumlah riwayat menuliskan
bahwa kitab Al Muwatha’ itu tidak bakal ada bila Imam Malik tidak dipaksa oleh
Khalifah Al Mansur sebagai sangsi atas penolakannya guna datang ke Baghdad,
dan sangsinya yaitu mengoleksi hadis hadis dan membukukannya, Awalnya Imam
Malik tak mau untuk melakukannya, tetapi setelah dipikir pikir tak terdapat
salahnya melakukan urusan itu Akhirnya lahirlah Al Muwatha’ yang ditulis pada
masa khalifah Al Mansur (754-775 M) dan berlalu di masa khalifah Al Mahdi (775-
785 M), semula buku ini memuat 10 ribu hadis tetapi setelah dianalisis ulang,
Imam malik melulu memasukkan 1.720 hadis. Selain buku tersebut, beliau pun
mengarang kitab Al Mudawwanah Al Kubra.

Imam Malik tidak melulu meninggalkan warisan buku, tapi pun mewariskan
Mazhab fiqhinya di kalangan sunni yang dinamakan sebagai mazhab Maliki,
Mazhab ini sangat mengkhususkan aspek kemaslahatan di dalam memutuskan
hukum, sumber hukum yang menjadi pedoman dalam mazhab Maliki ini ialah Al
Quran, Sunnah Rasulullah, Amalan semua sahabat, Tradisi masyarakat Madinah,
Qiyas dan Al Maslaha Al Mursal ( kemaslahatan yang tidak didukung atau dilarang
oleh alasan tertentu.

5. Wafatnya Imam Malik


Imam malik jatuh sakit pada hari ahad dan menderita sakit sekitar 22 hari
lantas 10 hari setelah tersebut ia wafat. beberapa meriwayatkan Imam Malik
wafat pada 14 Rabiul awwal 179 H. sahnun meriwayatkan dari abdullah bin nafi’:”
imam malik wafat pada umur 87 tahun” ibn kinanah bin abi zubair, putranya
yahya dan sekretarisnya hubaib yang memandikan jenazah imam Malik.
ImamMalik dimakamkan di Baqi’

C. Imam Asy-Syafi’i
1. Biografi Imam Asy-Syafi’i

Imam Syafi’i memiliki nama asli Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-
Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi, Imam Syafi’i lahir di Gaza, Palestina pada tahun
150 H (767-820 M) berasal dari keturunan bangsawan Qurays dan masih keluarga
jauh Rasulullah SAW. Dari ayahnya, ia memiliki garis keturunan dari Abdul Manaf
(Kakek ketiga dari Rasulullah), sedangkan dari Ibunya yang merupakan cicit dari Ali
bin Abi Thalib.

Semasa dalam kandungan, kedua orangtuanya meninggalkan Mekkah


menuju Palestina, setibanya di Gaza ayahnya jatuh sakit dan berpulang ke
Rahmatullah kemudian beliau diasuh dan dibesarkan oleh ibunya dalam kondisi
yang sangat prihatin dan serba kekurangan. Pada usia 2 tahun, ia bersama ibunya
kembali ke Mekkah dan di kota inilah Imam Syafi’i mendapat pengasuhan dari ibu
dan keluarganya secara intensif.

Pada usia 9 tahun, Imam Syafi’i telah menghafal seluruh ayat Al-Quran
bahkan dengan lancar beliau sempat 16 kali khatam al-quran dalam perjalanan
dari Mekkah menuju Madinah. Setahun kemudian, kitab Al-Muwatha’ karangan
imam malik berisikan 1.720 hadist pilihan juga sudah dapat ia hafalkan di luar
kepala.
Imam Syafi’i juga menekuni bahasa dan sastra Arab di dusun Badui Bani
Hundail selama beberapa tahun, kemudian beliau kembali ke Mekkah dan belajar
Fiqh dari seorang ulama besar yang juga mufti kota Mekkah pada saat itu yaitu
Imam Muslim bin Khalid Azzanni.

Karena kecerdasannya inilah membuat Imam Syafi’i dalam usia sangat


muda yaitu 15 tahun telah duduk di kursi mufti kota Mekkah. Namun dengan
demikian Imam Syafi’i belum merasa puas untuk menuntut ilmu karena semakin
dalam beliau menekuni suatu ilmu maka Semakin banyak yang belum beliau
mengerti. Sehingga tidak heran bila guru Imam Syafi’i begitu banyak jumlahnya
sama dengan banyaknya para muridnya.

Meskipun Imam Syafi’i telah menguasai hampir seluruh disiplin ilmu,


namun beliau lebih dikenal sebgai ahli hadist dan hukum karena inti pemikirannya
hanya terfokus pada dua cabang ilmu tersebut. Pembelajaran yang besar terhadap
sunnah Nabi sehingga beliau di gelari sebagai Nasuru Sunnah yaitu seorang
pembela sunnah Nabi.

Dalam pandangannya, Sunnah Nabi mempunyai kedudukan yang sangat


tinggi, malah beberapa kalangan menyebutkan bahwa imam Syafi’i menyetarakan
kedudukan sunnah dengan Al-Quran dalam kaitannya sebagai seumber hukum
islam. Karena itu, menurut beliau setiap hukum yang ditetapkan oleh rasulullah
pada hakekatnya merupakan hasil pemahaman yang diperoleh Nabi dari
pemahamannya terhadap Al-Quran. Selain kedua sumber tersebut (Al Quran dan
Hadis), dalam mengambil suatu ketetapan hukum, Imam Syafi’i juga menggunakan
Ijma’, Qiyas dan istidlal (penalaran) sebagai dasar hukum islam.

2. Karya Imam Asy-Syafi’i
Adapun karya Imam Asy-Syafi’i aadalah

a. Ar-Risalah
Ar-Risalah merupakan buku pertama tentang ushul fiqh dan kitab “Al Umm”
yang berisi madzhab fiqhnya yang baru.
b. Al-Hujjah
Kitab Al-Hujjah merupakan madzhab lama diriwayatkan oleh empat imam Irak;
Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Za’farani, Al Karabisyi dari Imam Syafi’i. Dalam
masalah Al-Qur’an, dia Imam Asy-Syafi`i mengatakan, “Al-Qur’an adalah
Qalamullah, barangsiapa mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk maka
dia telah kafir.”
c. Al-Umm
Kitab Al-Umm sebagai madzhab yang baru Imam Syafi’i diriwayatkan oleh
pengikutnya di Mesir; Al Muzani, Al Buwaithi, Ar Rabi’ Jizii bin Sulaiman. Imam
Syafi’i mengatakan tentang madzhabnya,”Jika sebuah hadits shahih
bertentangan dengan perkataanku, maka buanglah perkataanku di belakang
tembok,”

3. Wafat Imam Syafi’i

Pada suatu hari, Imam Syafi’i menderita penyakit wasir, hingga terkadang
jika ia naik kendaraan darahnya mengalir mengenai celananya hingga sampai ke
pelana dan kaus kakinya. Penyakit wasir telah menyiksa Beliau selama hampir
empat tahun, Beliau menanggung sakit demi melakukan ijtihad yang baru di
Mesir, hingga menghasilkan empat ribu lembar. Selain ber-ijtihad, beliau terus
mengajar, meneliti dialog serta mengkaji baik siang maupun malam.

Pada suatu hari Al-Muzani murid Imam Syafi’i masuk menghadap dan
berkata, “Bagamana kondisi Anda wahai guru?” lalu Imam Syafi’i menjawab, “Aku
telah siap meninggalkan dunia, meninggalkan para saudara dan teman, mulai
meneguk minuman kematian, kepada Allah dzikir terus terucap. Sungguh, Demi
Allah, aku tak tahu apakah jiwaku akan berjalan menuju surga sehingga perlu aku
ucapkan selamat, atau sedang menuju neraka sehingga aku harus berkabung?”.

Setelah itu, Beliau melihat di sekelilingnya seraya berkata kepada murid-


muridnya,  “Jika aku meninggal, pergilah kalian kepada wali (penguasa), dan
mintalah kepadanya agar mau memandikanku,” lalu sepupunya berkata, “Kami
akan turun sebentar untuk salat.” Imam menjawab, “Pergilah dan setelah itu
duduklah disini menunggu keluarnya ruhku.”

Setelah sepupu dan murid-muridnya salat, Imam Syafi’i bertanya, “Apakah


engkau sudah salat?” lalu mereka menjawab, “Sudah”, lalu ia minta segelas air,
pada saat itu sedang musim dingin, muridnya berkata, “Biar kami campur dengan
air hangat,” Imam Syafi’i menjawab, “Jangan, sebaiknya dengan air safarjal”.
Tidak lama kemudian  Beliau wafat.

Imam Syafi’i wafat pada malam Jum’at menjelang subuh pada hari terakhir
bulan Rajab tahun 204 Hijriyyah atau tahun 809 Miladiyyah pada usia 52 tahun.

D. Imam Ahmad bin Hanbali


1. Bibiografi Imam Hambali

Nama lengkap Imam Hambali adalah , Ahmad bin Muhammad bin Hambal
bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi. Beliau lahir di kota Baghdad, Irak,
pada 20 Rabiul Awal 164 H atau 27 November 780 M.
Panggilan masa kecilnya Abu Abdillah, dikenal sebagai Imam Ahmad bin
Hambal atau Imam Ahmad atau juga Imam Hambali rahimahullah (rh). Beliau
berasal dari suku Shayban, seperti halnya Muhammad bin Hasan al-Shaybani.
Kakek beliau memerintah Sarkis, sedangkan ayahnya menjadi tentara
berpangkat rendah. Namun demikian, ia sangat murah hati dan ramah. Ia akan
menunjukkan keramahtamahan pada kafilah yang tiba dari Arab menuju
Khorasan.

Ketika ia pindah dari Khorasan ke Baghdad, kondisi keuangannya tidak stabil


dan hanya beberapa saat setelah kelahiran Imam Ahmad bin Hanbal, ia
meninggal. Imam Hambali kemudian dibesarkan oleh pamannya.

Sejak usia belia Imam Hambali rh telah hapal Al-Quran, beliau berbakat
dalam bahasa Arab. Beliau sangat tertarik dan tekun mempelajari hadits,
kehidupan para sahabat dan tabi’in (generasi yang mengikuti mereka).

Diketahui dari sejak usia sangat muda, Imam Ahmad sangat cerdas,
sederhana, rasional dan memiliki keinginan yang tulus untuk beribadah.

Mula-mula beliau berguru kepada Abu Yusuf rh, kemudian mulai tahun 186
H, pada usia 22, beliau melakukan perjalanan ke Basrah, Kufah dan Hijaz untuk
mempelajari hadits dari para muhaditsin (para cendekiawan hadits) yang terkenal
di dunia masa itu.

Dalam perjalanan itulah beliau berjumpa dengan Imam Syafi’i di Makkah dan


sangat terinspirasi olehnya. Ketika beliau kembali ke Baghdad, beliau menjadi
salah satu muridnya.

Beliau juga mempelajari Hadits dari Sufyan bin Uyanah di Mekkah. Di


Yaman, beliau mempelajari riwayat muhadits terkenal Abdur Razzaq bin Al-
Hammam dan memperoleh sertifikat.

2. Perjuangan Dalam Menimba Ilmu

Imam Ahmad bin Hambal telah melaksanakan beberapa kali ibadah haji.
Pada beberapa kesempatan, beliau menunaikan haji dengan berjalan kaki dari
Baghdad ke Mekkah, sambil belajar di sepanjang jalan.

Selama perjalanan itu sebagai seorang pelajar, beliau menghadapi banyak


tantangan. Beliau mengalami masalah keuangan, tetapi selalu menghadapinya
dengan tabah karena yang beliau inginkan adalah kekayaan pengetahuan.

Terkadang, beliau bekerja sebagai buruh harian lepas untuk bertahan hidup.

Suatu ketika, saat Imam Ahmad berada di Yaman, beliau mengalami


kesulitan keuangan, gurunya, Abdur Razzaq menyatakan keinginan untuk
membantunya.

Namun, beliau menolak bantuan keuangan apa pun. Untuk bertahan hidup,
beliau membuat topi dan menjualnya.
Suatu hari, pakaian beliau dicuri, sehingga selama beberapa hari beliau tidak
bisa keluar rumahnya. Seorang temannya, mengetahui hal ini dan ingin
menawarkan  bantuan uang kepadanya, namun Imam Hambali menolaknya.

Temannya bertahan dan bertanya, “Berapa lama Anda akan tetap


bersembunyi di rumah Anda? Ambil ini sebagai pinjaman dan ketika Anda
memiliki sarana, Anda dapat mengembalikannya. “

Imam Hambali bersikukuh tidak mau menerimanya. Akhirnya, mereka


mencapai kesepakatan bahwa Imam Hambali atau Imam Ahmad akan menulis
ulang catatannya dengan rapi untuk temannya itu, sebagai imbalan.

Dengan uang dari temanya itu, Imam Hambali dapat membeli pakaian yang
baru, sehingga beliau pun bisa keluar rumah.

3. Imam Ahmad Sebagai Guru

Pada usia 40, Imam Ahmad bin Hambal mendirikan sebuah madrasah atau
sekolah. Sekitar tahun 204 H ketika guru beliau, Imam Syafi’i rh telah wafat.

Madrasah hadits yang didirikan olehnya telah mendapatkan banyak pujian


karena disamping pelajaran hadits, Imam Hambali juga diakui karena ketaqwaan,
kesalehan dan akhlak luhurnya. Sehingga jumlah murid di madrasahnya berjumlah
banyak.

Imam Hambali bertahan dengan penghasilan yang sedikit, yang diperoleh


melalui menyewakan properti. Beberapa orang meriwayatkan penghasilannya
hanya sebesar 17 dirham sebulan.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Imam Hambali akan bekerja


bahkan sebagai buruh, sedemikian rupa sehingga setelah panen, beliau akan pergi
untuk mengumpulkan biji-biji gandum yang jatuh.

Meskipun demkian, Imam Hambali tidak pernah meminta bantuan dari para
khalifah atau gubernur saat itu.

4. Cobaan dan Ketabahan Imam Ahmad

Pada masa itu merupakan periode perdebatan dalam polemik agama dan
filosofi. Mu’tazila, pendiri skolastik Islam, memiliki pengaruh kuat dan dukungan
dari khalifah.

Persoalan-persoalan seperti: Apakah manusia memiliki kehendak bebas atau


takdirnya ditentukan sebelumnya? Apakah atribut Allah bagian dari esensi ilahi
atau berbeda? Apakah ucapan merupakan atribut Tuhan? Apakah Quran tidak
diciptakan atau diciptakan? Banyak terjadi perdebatan tentang topik-topik seperti
itu.

Khalifah Mamun al-Rashid sendiri menikmati debat semacam itu dan


Mu’tazilah akan mendesaknya untuk secara luas mempromosikan doktrin
semacam itu. Karena alasan ini, para ulama atau sarjana konservatif menghadapi
kesulitan.

Hal Ini juga membawa ujian bagi Imam Ahmad rh. Pendiriannya adalah
bahwa perdebatan doktrinal semacam itu tidak diajukan oleh para Sahabat ra ,
maupun oleh para tabi’iin.

Oleh karena itu, beliau percaya bahwa seseorang tidak boleh ikut serta
dalam debat semacam itu dan apa pun yang mereka yakini akan mencukupi bagi
kita juga, tetapi jika seseorang tetap bertahan, maka dia akan menanamkan
bahwa mereka sangat percaya pada Quran yang tidak diciptakan, karena
menyebutnya ciptaan adalah interpolasi agama.

Akan tetapi, di tahun-tahun terakhirnya, kegigihan Khalifah Mamun al-


Rashid tumbuh di mana ia akan memaksa orang untuk menerima bahwa Al-Quran,
sebagai Sabda Allah, adalah ciptaan. Dalam keadaan kacau ini, Imam Ahmad rh
dan Muhammad bin Nuh ditangkap.

Mereka dibawa ke pengadilan Mamun al-Rashid baik dalam Raqqa atau


Tartus ketika Mamun al-Rashid meninggal. Sebelum meninggal, ia menulis dalam
surat wasiatnya bahwa ia harus digantikan oleh Al-Mu’tasim [saudara tirinya] dan
menginstruksikan bahwa penggantinya itu harus menegakkan kebijakannya yang
kaku.

Muhammad bin Nuh meninggal selama perjalanan itu, tetapi Imam Ahmad
rh bin Hambal dikembalikan ke Baghdad dalam keadaan dibelenggu.

Setelah menghabiskan beberapa malam di sel penjara, beliau dibawa ke


hadapan Khalifah baru, Abu Ishaq Al-Mu’tasim. Mu’tasim berusaha sekuat tenaga
dan menjelaskan kepadanya bahwa beliau harus menerima apa yang ia klaim,
tetapi Imam Ahmad dengan kuat menegakkan pendiriannya. Setelah melihat ini,
Al-Mu’tasim menjadi geram dan memerintahkan agar Imam Hambali dicambuk.

Karena cambukan itu keras dan bertubi-tubi, beliau pun jatuh dan pingsan
beberapa kali, tetapi beliau tidak pernah goyah dalam keyakinannya. Karenannya
beliau tetap menjadi tahanan selama 28 bulan, dimana sesekali beliau disiksa
dengan cambukan, namun beliau tetap bertahan dalam pendiriannya. Akhirnya,
rezim pun menyerah dan membebaskannya.

5. Pandangan Fikih Imam Ahmad

Pandangannya tentang doktrin dan politik selalu tetap sesuai dengan


cendekiawan Muslim yang dihormati di masa lalu. Keyakinannya adalah bahwa
prinsip langsung adalah mematuhi penjelasan Al-Quran dan apa pun yang dapat
dibuktikan melalui hadits, itu sudah cukup.

Dalam hal politik, beliau menganggap kepatuhan para penguasa saat itu
sebagai wajib dan untuk mengangkat pedang terhadap mereka sebagai sangat
dilarang karena pedang mengganggu hukum umum dan ketertiban dan kontrol.
Di sisi lain, jika perlu, tidak boleh ada kekurangan dalam mempromosikan
perbuatan lurus, mencegah kesalahan, menyarankan solusi alternatif dan
berbicara kebenaran, karena ini juga wajib.

Imam Ahmad adalah seorang sarjana terkemuka dalam hadits dan seorang
ahli hukum Islam, namun beberapa sarjana telah menyangkal bahwa ia pernah
menjadi seorang ahli hukum.

Imam Jarir Al-Tabari menulis sebuah buku tentang Ikhtilaf al-fuqaha


[perselisihan di antara para ahli hukum Islam] di mana ia meninggalkan
menyebutkan Imam Ahmad rh, yang mengakibatkan pertanyaan yang diajukan.
Jawabannya adalah bahwa Imam Ahmad adalah muhadits, bukan ahli hukum, dan
karena alasan ini, ia meninggalkannya. Hal ini mengakibatkan kemarahan
menyebar di antara massa. Rumah Ibn Jarir dilempari batu dan dia melarikan diri
dengan susah payah.

Terlepas dari semua ini, sejumlah besar pandangan fiqh terkait Imam Ahmad
dan putusan agama diterima di antara sekolah Hanbali dan tidak ada alasan yang
dapat dipercaya untuk menyangkal otoritasnya. Namun, apa yang benar adalah
bahwa pandangan-pandangannya yang terkait dengan fiqh diilhami oleh
pengetahuannya tentang hadits dan pandangan para sahabat ra .

6. Kewafatan Imam Hambali

Imam Ahmad atau Imam Hambali wafat pada tanggal 22 Rabiul Awal 22
Rabiul Awal tahun 241H atau 855 M pada usia 75 atau 78 tahun.

Ketika beliau wafat seluruh penduduk Baghdad berduka karena telah


kehilangan seorang imam besar. Ratusan ribu orang berbondong-bondong
mengantarkannya ke pemakamannya.

Imam Ahmad bin Hambal, seorang yang Ingatannya sempurna, beliau telah
menghapal ribuan hadits. Meskipun demikian beliau tetap mencatat hadits yang
beliau dengar dan beliau meriwayatkannya dengan merujuk pada catatannya itu,
meskipun beliau sudah menghafalnya.

Dia belajar fiqh dari para ahli hukum saat itu. Dia mempelajari keputusan
hukum para sahabat ra dan para tabi’in.

Namun, bidang minatnya tetap hadits dan kehidupan para sahabat dan
karenanya, beliau mengabdikan seluruh hidupnya untuk belajar dan mengajar
mata pelajaran ini.

Imam Ahmad fasih berbahas Persia. Keluarganya telah tinggal di Persia dan
sebagai hasilnya, seluruh rumah tangga fasih berbahasa Persia.

Imam Ahmad bin Hambal memiliki kepribadian dan penampilan yang


menyenangkan, beliau menampilkan sikap kesabaran, ketekunan, keberanian,
kelemah lembutan, dan taqwa yang sempurna.
Aku Bisa
I. Kerjakan soal-soal berikut ini sesuai perintah!

1. Sesuatu dikatakan mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi
ciri khasnya. Jelas pengertian madzhab menurut para ulama?
2. Fatwa sahabat (Aqwal Assahabah) karena mereka semua menyaksikan
turunnya ayat dan mengetahui asbab nuzulnya serta asbabul khurujnya hadis
dan para perawinya. Sebutkan dan jelaskan metode yang digunakan Imam
Hanafi Dalam menetapkan hukum (istinbat) berdasarkan pada tujuh hal pokok!
3. Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat
murid kepada gurunya. Prinsip ini dijunjung tinggi olehnya sehingga tak segan-
segan ia menegur keras murid-muridnya yang melanggar prinsip
tersebut.Jelaskan dan sebutkan kisah teladan imam Malik?
4. Jelaskan dan sebutkan kisah teladan imam Syafi’i?
5. Pandangannya tentang doktrin dan politik selalu tetap sesuai dengan cendekiawan
Muslim yang dihormati di masa lalu. Jelaskan pandangan fikih menurut Imam
Hambali?

Sepercik Hikmah

َ ‫ِين َوال ُّش َهدَا ِء َوالصَّالِح‬


‫ِين‬ َ ‫ص ِّديق‬ َ ‫ِين َأ ْن َع َم هَّللا ُ َعلَي ِْه ْم م َِن ال َّن ِبي‬
ِّ ‫ِّين َوال‬ َ ‫َو َمنْ يُطِ ِع هَّللا َ َوالرَّ سُو َل َفُأولَِئ‬
َ ‫ك َم َع الَّذ‬
َ َ‫َو َحس َُن ُأول‬
‫ِئك َرفِي ًقا‬

Artinya : “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-
nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka
itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS. An Nisa’: 69)

Rangkuman

1. Mazhab (bahasa Arab: ‫ مذھب‬mazhab) adalah istilah dari bahasa Arab, yang berarti
jalan yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkrit
maupun abstrak
2. Metode yang digunakan Imam Hanafi Dalam menetapkan hukum (istinbat)
berdasarkan pada tujuh hal pokok : Al Quran sebagai sumber dari segala sumber
hukum, Sunnah Rasul sebagai penjelasan terhadap hal hal yang global yang ada
dalam Al Quran, Fatwa sahabat (Aqwal Assahabah),Qiyas, Istihsan, Ijma’ ,Urf.

3. Kisah teladan Imam Abu Hanifah adalah: semenjak kecilnya sangat tekun belajar
dan menghayati setiap yang dipelajarinya, maka ia dianggap seorang  yang hanif
(kecenderungan/condong) pada agama. Itulah sebabnya ia masyhur dengan
gelaran Abu Hanifah, Menurut bahasa Persia, Hanifah berarti tinta. Imam Hanafi
sangat rajin menulis hadith-hadith, ke mana, ia pergi selalu membawa tinta.
Kerana itu ia dinamakan Abu Hanifah, Waktu ia dilahirkan, pemerintahan Islam
berada di tangan Abdul Malik bin Marwan, dari keturunan Bani Umaiyyah kelima.
Kepandaian Imam Hanafi tidak diragukan lagi, beliau mengerti betul tentang ilmu
fiqih, ilmu tauhid, ilmu kalam, dan juga ilmu hadith.
4. Biografi Imam Malik : Abu Abdullah, Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin
al-Harits bin Ghuyman bin Khutsail bin Amr bin Harits. Ibunya adalah Aliyah bin Syarik al-
Azdiyah. Keluarganya berasal dari Yaman, lalu pada masa Umar bin Khattab, sang kakek
pindah ke Kota Madinah dan menimba ilmu dengan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam sehingga menjadi salah seorang pembesar tabi’in.
5. Kisah Teladan Imam Malik : Terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam
Malik tak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah
adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama
besarnya, Dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut
satu riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk
membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai
derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan,
katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.
6. Imam Syafi’i memiliki nama asli Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-
Muththalibi al-Qurasyi, Imam Syafi’i lahir di Gaza, Palestina pada tahun 150 H (767-820
M)
7. Nama lengkapnya, Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al
Marwazi Al Baghdadi. Beliau lahir di kota Baghdad, Irak, pada 20 Rabiul Awal 164
H atau 27 November 780 M.
8. Pandangannya tentang doktrin dan politik selalu tetap sesuai dengan cendekiawan
Muslim yang dihormati di masa lalu. Keyakinannya adalah bahwa prinsip langsung adalah
mematuhi penjelasan Al-Quran dan apa pun yang dapat dibuktikan melalui hadits, itu
sudah cukup

Refleksi

Centanglah () tabel di bawah ini dengan jujur dan benar sesuai penguasaanmu dan sikapmu
terhadap materi-materi dalam bab ini!

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Saya dapat meyakini sifat-sifat sufistik dari sufistik Imam Abu
Hanifah,Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin
Hanbal.
2. Saya dapat berakhlak mulia sebagai teladan dari sifat sufistik
dari empat imam maẓhab fikih
3. Saya dapat membiasakan berakhlak mulia sebagai teladan
dari sifat sufistik dari empat imam maẓhab fikih
4. Saya dapat memeperjelas kisah-kisah sufistik dari empat
imam maẓhab fikih
5. Saya dapat menyajikan ragam sikap dan sifat sufistik dari
empat imam maẓhab fikih
6. Saya dapat mengatasi masalah dengan bersuri teladan pada
sikap dan sifat sufistik dari empat imam maẓhab fikih
Sekarang Aku Bisa
I. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b,
c, d atau e, pada jawaban yang paling benar !

1. Metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian,


kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas
batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan
kaidah-kaidah. dalam ini merupakan definisi ....
a. madzhab
b. manhaj
c. metode
d. mahdzab
e. adzab
2. Metode yang digunakan Imam Hanafi Dalam menetapkan hukum (istinbat)
berdasarkan pada tujuh hal pokok, diantaranya... kecuali
a. Al Quran sebagai sumber dari segala sumber hukum.
b. Sunnah Rasul sebagai penjelasan terhadap hal hal yang global yang ada dalam
Al Quran.
c. Fatwa ulama’ (Aqwal Assahabah) karena mereka semua menyaksikan
turunnya ayat dan mengetahui asbab nuzulnya serta asbabul khurujnya hadis
dan para perawinya. Sedangkan fatwa para tabiin tidak memiliki kedudukan
sebagaimana fatwa sahabat.
d. Qiyas (Analogi) yang digunakan apabila tidak ada nash yang sharih dalam Al
Quran, Hadis maupun Aqwal Asshabah.
e. Istihsan yaitu keluar atau menyimpang dari keharusan logika menuju hukum
lain yang menyalahinya dikarenakan tidak tepatnya Qiyas atau Qiyas tersebut
berlawanan dengan Nash.
3. Dalam biografi Imam Abu Hanifah diketahui bahwa ia tumbuh ditengah keluarga
yang berkecukupan. dalam hal ini Nama asli Imam Hanafi ....
a. Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit Al Kufi
b. Abu Abdullah, Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin al-Harits bin
Ghuyman bin Khutsail bin Amr bin Harits
c. Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi
d. Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi
e. Abu Abdullah
4. Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat murid
kepada gurunya . dalam hal ini menunjukkan Kisah teladan Imam Malik adalah ....
kecuali
a. Terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat
meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu.
b. Dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja.
c. Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya
kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia
pendidikan.
d. Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat
murid kepada gurunya.
e. Ketegasan sikap Imam Malik hanya sekali saja.
5. Buku fiqh yang menurut himpunan hadis hadis pilihan. pernyataan merupakan
Karya terbesar Imam Malik ....
a. Al Muwatha’
b. Umm
c. Bulughol Maram
d. Tanqiqul Qaul
e. Nahwu
6. Semasa dalam kandungan, kedua orangtuanya meninggalkan Mekkah menuju
Palestina, setibanya di Gaza ayahnya jatuh sakit dan berpulang ke Rahmatullah
kemudian beliau diasuh dan dibesarkan oleh ibunya dalam kondisi yang sangat
prihatin dan serba kekurangan. dalam hal ini yang merupakan nama asli Imam
Syafi’i ....
a. Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit Al Kufi
b. Abu Abdullah, Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin al-Harits bin
Ghuyman bin Khutsail bin Amr bin Harits
c. Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi
d. Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi
e. Abu Abdullah
7. Karya terbesar Imam Syafi’i adalah ....
a. Al Muwatha’
b. Umm
c. Bulughol Maram
d. Tanqiqul Qaul
e. Nahwu
8. Nama asli Imam Hanafi....
a. Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit Al Kufi
b. Abu Abdullah, Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin al-Harits bin
Ghuyman bin Khutsail bin Amr bin Harits
c. Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi
d. Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi
e. Abu Abdullah
9. Mematuhi penjelasan Al-Quran dan apa pun yang dapat dibuktikan melalui hadits
merupakan pandangan fikih pada ahmad bin Hanbal....
a. mematuhi penjelasan Al-Quran dan apa pun yang dapat dibuktikan melalui
hadits, itu sudah cukup
b. Sunnah Rasul sebagai penjelasan terhadap hal hal yang global yang ada dalam
Al Quran.
c. Fatwa ulama’ (Aqwal Assahabah) karena mereka semua menyaksikan
turunnya ayat dan mengetahui asbab nuzulnya serta asbabul khurujnya hadis
dan para perawinya. Sedangkan fatwa para tabiin tidak memiliki kedudukan
sebagaimana fatwa sahabat.
d. Qiyas (Analogi) yang digunakan apabila tidak ada nash yang sharih dalam Al
Quran, Hadis maupun Aqwal Asshabah.
e. Istihsan yaitu keluar atau menyimpang dari keharusan logika menuju hukum
lain yang menyalahinya dikarenakan tidak tepatnya Qiyas atau Qiyas tersebut
berlawanan dengan Nash.
10. Imam Ahmad atau Imam Hambali wafat pada ....
a. tanggal 22 Rabiul Awal 22 Rabiul Awal tahun 241H atau 855 M pada usia 75 atau 78
tahun
b. tanggal 23 Rabiul Awal 12 Rabiul Awal tahun 242H atau 856 M pada usia 76 atau 79
tahun
c. tanggal 24 Rabiul Awal 12 Rabiul Awal tahun 242H atau 857 M pada usia 77 atau 77
tahun
d. tanggal 25 Rabiul Awal 12 Rabiul Awal tahun 242H atau 858 M pada usia 75 atau 78
tahun
e. tanggal 26 Rabiul Awal 22 Rabiul Awal tahun 242H atau 859M pada usia 78 atau 79
tahun.
II. Kerjakanlah soal-soal di bawah ini sesuai perintah!
1. Jalan yang dilalui dan dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik
konkrit maupun abstrak. Jelas pengertian madzhab menurut para ulama?
2. Sebutkan dan jelaskan metode yang digunakan Imam Hanafi Dalam
menetapkan hukum (istinbat) berdasarkan pada tujuh hal pokok!
3. Dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Jelaskan dan
sebutkan kisah teladan imam Malik?
4. Pandangannya tentang doktrin dan politik selalu tetap sesuai dengan
cendekiawan Muslim yang dihormati di masa lalu. Jelaskan pandangan fikih
menurut Imam Hambali?
5. Jelaskan pandangan fikih menurut Imam Hambali?
6. Pada masa itu merupakan periode perdebatan dalam polemik agama dan filosofi.
Mu’tazila, pendiri skolastik Islam, memiliki pengaruh kuat dan dukungan dari
khalifah. jelaskan Persoalan-persoalan seperti: Apakah manusia memiliki kehendak
bebas atau takdirnya ditentukan sebelumnya?
7. Imam Jarir Al-Tabari menulis sebuah buku tentang Ikhtilaf al-fuqaha [perselisihan di
antara para ahli hukum Islam], jelaskan?
8. Ar-Risalah merupakan buku pertama tentang ushul fiqh dan kitab “Al Umm”
yang berisi madzhab fiqhnya yang baru. sebut karya-karya Imam Asy-Syafi’i?
9. Imam Ahmad bin Hambal memiliki kepribadian dan penampilan yang
menyenangkan, beliau menampilkan sikap kesabaran, ketekunan, keberanian,
kelemah lembutan, dan taqwa yang sempurna, jelaskan menurut saudara?
10. Muhammad bin Nuh meninggal selama perjalanan itu, tetapi Imam Ahmad rh
bin Hambal dikembalikan ke Baghdad dalam keadaan dibelenggu. jelaskan
Cobaan dan Ketabahan Imam Ahmad
LATIHAN SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER

I. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c,
d atau e, pada jawaban yang paling benar !

1. Memaafkan orang lain adalah suatu kebaikan dan dapat dilakukan kapan saja,
oleh dan untuk siapa saja. Kita tidak dibenarkan bersikap keras hati, enggan
memaafkan kesalahan orang lain. Allah memerintahkan kita untuk memaafkan
orang lain. Pernyataan diatas dapat meneladani Allah melalui sifat Af-Afuww
dengan cara memilki sifat-sifat....
a. Memaafkan kesalahan orang lain
b. Memanfaatkan sumber daya alam
c. Melakukan aneka amal kebaikan
d. Berkeyakinan bahwa Allah adalah penjamin rizki secara mutlak
e. Bersikap kreatif dan berfikir kritis
2. Kesadaran tentang jaminan rezeki Allah harus kuat. Rezeki antara bayi dan
orang dewasa berbeda. Jaminan rezeki Allah, berbeda dengan jaminan rezeki
orang tua kepada bayinya. Allah menyiapkan sarana dan manusia
diperintahkan untuk mengolahnya. dalam hal ini sesuai dengan Qur’an surah
Al Mulk :15 adalah

a. ُ ‫شوا فِي َم َناك ِِب َها َو ُكلُوا مِنْ ِر ْزقِ ِه َوِإلَ ْي ِه ال ُّن‬
‫شو ُر‬ ُ ْ‫ض َذلُوال َفام‬ َ ْ‫ه َُو الَّذِي َج َع َل لَ ُك ُم األر‬
b. )٤٣:‫ُور (الشعراء‬ ِ ‫ك لَمِنْ َع ْز ِم األم‬ َ ِ‫ص َب َر َو َغ َف َر ِإنَّ َذل‬
َ ْ‫َولَ َمن‬
c. )١٤٩( ‫ان َعفُ ّوا َقدِيرً ا‬ ً ‫هَّللا‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
َ ‫ِإنْ ُت ْب ُدوا َخيْرً ا ْو ُت ْخفُوهُ ْو َتعْ فُوا َعنْ سُو ٍء َفِإنَّ َ َك‬
d. )٩٩( ‫فَُأولَِئكَ َع َسى هَّللا ُ َأ ْن يَ ْعفُ َو َع ْنهُ ْم َو َكانَ هَّللا ُ َعفُ ًّوا َغفُورًا‬
e. )١٤٩( ‫ان َعفُ ًّوا َقدِيرً ا‬ َ ‫ِإنْ ُت ْب ُدوا َخيْرً ا َأ ْو ُت ْخفُوهُ َأ ْو َتعْ فُوا َعنْ سُو ٍء َفِإنَّ هَّللا َ َك‬
3. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut !
(1) Bersikap kreatif dan berfikir kritis
(2) Melakukan aneka amal kebaikan
(3) Memanfaatkan sumber daya alam
(4) Melestarikan lingkungan hidup
Pernyataan tersebut adalah....
a. Meneladani Allah dengan sifat al Khaliq
b. Meneladani Allah dengan sifat al-Hasib
c. Meneladani Allah dengan sifat al-Hadi
d. Meneladani Allah dengan sifat al-Affuw
e. Meneladani Allah dengan sifat al-Razzaq
4. Seorang muslim berkeyakinan bahwa yang dapat memberi tujuan hanya Allah.
Oleh karenanya tumpuhan harapan muslim hanya ditujukan kepada Allah
sebagai yang mempunyai petunjuk yang paling benar dan akurat, oleh karena
itu manusia perlu memohon kepada Allah dengan sepenuh hati. analisis
meneladani Allah dengan sifat al Hadi adalah ....
a. Berharap terus mendapat petunjuk
b. Konsisten dalam menjaga aneka petunjuk yang telah diberikan Allah
c. Memberi petunjuk yang benar dengan penuh amanah
d. Bersikap kreatif dan berfikir kritis
e. Selalu mengharap pertolongan Allah

5. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut !


1) Memahami dalam kehidupan ini selalu terdapat perbedaan
2) Tidak menjadikan perbedaan sebagai masalah
3) Menerima saran dan kritik dari orang lain
4) Menerima nasehat orang lain
5) Tidak Sombong

Pernyataan tersebut diatas merupakan....


a. Ciri-ciri orang yang berperilaku Toleransi
b. Ciri-ciri orang yang berperilaku Musawah
c. Ciri-ciri orang yang berperilaku Tawasuth (moderat)
d. Ciri-ciri orang yang berperilaku Ukhuwwah (persaudaraan)
e. Ciri-ciri orang yang berperilaku Persatuan

6. Sikap tengah – tengah atau sedang di antara dua sikap, tidak terlalu keras
(fundamentalis) dan terlalu bebas (liberalisme). dalam hal ini menunjukkan
sikap ....
a. Toleransi
b. b. Musawah
c. c. Tawasuth
d. d. Ukhuwah
e. e. Persatuan
7. Menurut Ahlussunnah Wal Jama’ah dasar yang menjadi sumber hukum Islam
(Syariah Islam) itu ada empat, yaitu : Al-Qur’an, Sunnah Rasulullah SAW, Ijma’
dan Qiyas. dalam hal merupakan bagian tawasuth dalam bidang ....
a. At – Tawasuth Bidang Aqidah
b. At –Tawasuth Bidang Ibadah
c. At –Tawasuth Bidang Akhlak
d. At –Tawasuth Bidang Syariah
e. At –Tawasuth Bidang Muamalah
7. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut !
1) Mendorong dan mengajarkan faham Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam bidang
Tashawwuf (Akhlak )dengan menggunakan cara – cara yang tidak
bertentangan dengan syariat Islam dan peraturan perundang – undangan
(hukum positif):
2) Tidak merasa diri lebih baik dari dan lebih sempurna dibanding orang lain
3) Bersikap sopan santun, rendah hati (Tawadlu’), dan menjaga hati (Khusyu’)
dengan siapapun dan dimanapun berada
4) Selalu berusaha mewujudkan rasa aman, tentram pada diri sendiri khususnya,
dan lapisan masyarakat pada umumnya
5) Mudah tergoyah- goyah dan termakan isu-isu yang menyesatkan dan tidak
bertanggung jawab
Pernyataan di atas yang merupakan pembagian At –Tawasuth Bidang Akhlak
adalah....
a. 1,2,3,5
b. 1,2,3,4
c. 2,3,4,5
d. 3,4,5,1
e. 4,5,1,2
8. Adanya persamaan, baik dalam masalah keyakinan, wawasan, pengalaman,
kepentingan, tempat tinggal dan cita-cita. Adanya kebutuhan yang dirasakan
hanya dapat dicapai dengan melakukan kerja sama dengan orang lain. dalam hal
ini sesuai dengan Qur’an surah Al-Hujurat : 10 adalah....

a. َ ‫ون ِإ ْخ َوةٌ َفَأصْ لِحُوا َبي َْن َأ َخ َو ْي ُك ْم َوا َّتقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم‬
)١٠( ‫ُون‬ َ ‫ِإ َّن َما ْالمُْؤ ِم ُن‬
b. )٤٣:‫ُور (الشعراء‬ ِ ‫ك لَمِنْ َع ْز ِم األم‬ َ ِ‫ص َب َر َو َغ َف َر ِإنَّ َذل‬
َ ْ‫َولَ َمن‬
c. ً
)١٤٩( ‫ان َعفُ ّوا َقدِيرً ا‬ ‫هَّللا‬ ‫َأ‬ ْ ‫َأ‬
َ ‫ِإنْ ُت ْب ُدوا َخيْرً ا ْو ُتخفُوهُ ْو َتعْ فُوا َعنْ سُو ٍء َفِإنَّ َ َك‬
d. )٩٩( ‫ك َع َسى هَّللا ُ َأ ْن يَ ْعفُ َو َع ْنهُ ْم َو َكانَ هَّللا ُ َعفُ ًّوا َغفُورًا‬ َ ‫فَُأولَِئ‬
e. )١٤٩( ‫ان َعفُ ًّوا َقدِيرً ا‬ َ ‫ِإنْ ُت ْب ُدوا َخيْرً ا َأ ْو ُت ْخفُوهُ َأ ْو َتعْ فُوا َعنْ سُو ٍء َفِإنَّ هَّللا َ َك‬
9. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut !
1) Ukhuwah keagamaan
2) Ukhuwah Islamiyah
3) Ukhuwah kebangsaan
4) Ukhuwah kebangsaan

Pernyataan tersebut diatas merupakan....


a. Pembagian ukhuwah
b. Macam-macam ukhuwah
c. Faedah ukhuwah
d. Ciri-ciri orang yang berperilaku Ukhuwwah (persaudaraan)
e. Fungsi ukhuwah
10. Perhatikan pernyataan bawah ini!
1) Tidak melakukan kewajiban Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
2) Mereka memiliki tampilan lahiriah yang indah dan ucapan yang menarik
tetapi menipu
3) Menilai dirinya sebagai golongan yang mengedepankan kebenaran
4) Mereka mengejek orang-orang beriman demi menyukseskan tujuan agama
5) Melakukan kewajiban Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
Diantara pernyataan-pernyataan diatas, yang sesuai dengan perilaku nifak
adalah ....
a. 1,2,3,4
b. 2,3,4,5
c. 3,4,5,1
d. 4,5,1,2
e. 5,1,2,3
11. Keluar dari kebenaran secara sengaja sehingga kebenaran ini menjadi kebatilan
dan kebatilan menjadi kebenaran adalah dalam hal ini merupakan definisi....
a. Fujur
b. Nifaq
c. Nifaq amaly
d. Nifaq I’tiqodi
e. Ifaq kasabi
12. Marah itu memiliki tingkatannya masing-masing berdasarkan bentuk
ekspresinya pada setiap individu dan juga dari faktor umur. dalam hal ini, yang
menampakkan keislaman, tetapi menyembunyikan kekufuran adalah ....
a. Nifaq
b. Nifaq amaly
c. Nifaq I’tiqadi
d. Nifaq kasabi
e. Nifaq dalily
13. Perhatikan pernyataan bawah ini!
1) Efek langsung ke tubuh
2) Letih ekspresi
3) Sulit tidur
4) Depresi
5) Sulit membaca
Diantara pernyataan-pernyataan diatas, yang sesuai dengan Perilaku nifaq atau
pemarah sangat membahayakan kesehatan tubuh adalah ....
a.1,2,3,4
b.2,3,4,5
c.3,4,5,1
d.4,5,1,2
e.5,1,2,3
14. Jika seseorang marah dan tidak berusaha untuk mengendalikan untuk
mengendalikan akan menyebabkan keburukan-keburukan. Diantaranya,
kecuali……….
a. Keputusan orang marah cenderung menambah masalah
b. Tindakan orang marah cenderung menambah masalah
c. Pemarah menimbulkan kerusukan individu
d. Pemarah menimbulkan kerusakan antar manusia
e. Pemarah memperbaiki hubungan baik antar manusia
15. Sikap saling menghormati dari sisi kemanusiaan dengan penempatan
persamaan hak dan kewajiban secara seimbang (egaliter) antar teman sebaya.
Pernyataan tersebut merupakan tata cara pergaulan teman sebaya pada
aspek....
a. Saling mengasihi dan melindungi
b. Saling menasehati
c. Saling berpesan kebaikan
d. Saling menghormati dan toleran
e. Saling bekerja sama dan tolong menolong
16. Setiap muslim dilarang saling membenci karena hawa nafsu. Sebab Allah telah
menjadikan mereka teman dan saudara yang saling menyayangi bukan saling
membenci. Akibat yang timbul dari sikap saling membenci ....
a. Bermusuhan
b. Pergaulan bebas
c. Melanggar norma agama, masyarakat dan Negara
d. Melanggar tata tertib lalulintas
e. Mengkonsumsi narkoba
17. Mengkonsumsi narkoba Perilaku berkendara dengan tidak menggunakan helm,
berboncengan lebih dari seorang, mengurangi kelengkapan kendaraan.
Perilaku tersebut merupakan sikap....
a. Bermusuhan
b. Pergaulan bebas
c. Melanggar norma agama, masyarakat dan Negara
d. Melanggar tata tertib lalulintas
e. Mengkonsumsi narkoba
18. Ketika seseorang menginjak dewasa, bapak-ibu gurulah yang mengajarkannya
tentang banyak hal hingga ia menjadi mengerti tentang banyak hal dalam
kehidupan ini. Pernyataan tersebut merupakan sikap baik terhadap orang yang
sudah tua, ....
a. Menolak dengan halus perintah buruk
b. Menghormati dengan penuh kasih sayang
c. Memuliakan tokoh masyarakat
d. Mendahulukan orang yang lebih tua
e. Bersikap sopan dan santun

19. Seorang pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental,
banyak mengalami gejolak dalam fikiran maupun jiwa, yang tak jarang
menyebabkan hidupnya terguncang. Sikap orang yang lebih tua ....
a. Memberi nasehat
b. Mempererat persaudaraan
c. Memberi perhatian dan kasih sayang
d. Membina, membimbing dan memberi kesempatan untuk berdedikasi
e. Memberi teladan kebaikan
20. Hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama
serta melibatkan keakraban yang relative besar dalam kelompoknya.
Pernyataan tersebut adalah defenisi ……..
a. Kawan
b. Sahabat
c. Teman lama
d. Teman sebaya
e. Teman akrab
21. Setiap muslim dilarang saling membenci karena hawa nafsu. Sebab Allah telah
menjadikan mereka teman dan saudara yang saling menyayangi bukan saling
membenci. Akibat yang timbul dari sikap saling membenci ....
a. Bermusuhan
b. Pergaulan bebas
c. Melanggar norma agama, masyarakat dan Negara
d. Melanggar tata tertib lalulintas
e. Mengkonsumsi narkoba
22. Metode yang digunakan Imam Hanafi Dalam menetapkan hukum (istinbat)
berdasarkan pada tujuh hal pokok, diantaranya... kecuali
a. Al Quran sebagai sumber dari segala sumber hukum.
b. Sunnah Rasul sebagai penjelasan terhadap hal hal yang global yang ada
dalam Al Quran.
c. Fatwa ulama’ (Aqwal Assahabah) karena mereka semua menyaksikan
turunnya ayat dan mengetahui asbab nuzulnya serta asbabul khurujnya
hadis dan para perawinya. Sedangkan fatwa para tabiin tidak memiliki
kedudukan sebagaimana fatwa sahabat.
d. Qiyas (Analogi) yang digunakan apabila tidak ada nash yang sharih dalam
Al Quran, Hadis maupun Aqwal Asshabah.
e. Istihsan yaitu keluar atau menyimpang dari keharusan logika menuju
hukum lain yang menyalahinya dikarenakan tidak tepatnya Qiyas atau
Qiyas tersebut berlawanan dengan Nash.
23. Dalam biografi Imam Abu Hanifah diketahui bahwa ia tumbuh ditengah
keluarga yang berkecukupan. dalam hal ini Nama asli Imam Hanafi adalah ....
a. Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit Al Kufi
b. Abu Abdullah, Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin al-Harits
bin Ghuyman bin Khutsail bin Amr bin Harits
c. Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi
d. Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al
Baghdadi
e. Abu Abdullah

24. Metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian,
kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang
jelas batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip
dan kaidah-kaidah. dalam ini merupakan pengertian ....
a. madzhab
b. manhaj
c. metode
d. mahdzab
e. adzab

25. Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat
murid kepada gurunya . dalam hal ini menunjukkan Kisah teladan Imam Malik
adalah .... kecuali
a. Terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat
meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu.
b. Dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja.
c. Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya
kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia
pendidikan.
d. Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat
murid kepada gurunya.
e. Ketegasan sikap Imam Malik hanya sekali saja.
26. Buku fiqh yang menurut himpunan hadis hadis pilihan. pernyataan merupakan
Karya terbesar Imam Malik ialah ...
a. Al Muwatha’
b. Umm
c. Bulughol Maram
d. Tanqiqul Qaul
e. Nahwu
27. Semasa dalam kandungan, kedua orangtuanya meninggalkan Mekkah menuju
Palestina, setibanya di Gaza ayahnya jatuh sakit dan berpulang ke Rahmatullah
kemudian beliau diasuh dan dibesarkan oleh ibunya dalam kondisi yang sangat
prihatin dan serba kekurangan. dalam hal ini yang merupakan nama asli Imam
Syafi’i adalah ....
a. Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit Al Kufi
b. Abu Abdullah, Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin al-Harits
bin Ghuyman bin Khutsail bin Amr bin Harits
c. Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi
d. Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al
Baghdadi
e. Abu Abdullah
28. Nama asli Imam Hanafi adalah....
a. Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit Al Kufi
b. Abu Abdullah, Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin al-Harits
bin Ghuyman bin Khutsail bin Amr bin Harits
c. Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi
d. Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al
Baghdadi
e. Abu Abdullah
29. Pandangan fikih pada ahmad bin Hanbal adalah....
a. mematuhi penjelasan Al-Quran dan apa pun yang dapat dibuktikan melalui
hadits, itu sudah cukup
b. Sunnah Rasul sebagai penjelasan terhadap hal hal yang global yang ada
dalam Al Quran.
c. Fatwa ulama’ (Aqwal Assahabah) karena mereka semua menyaksikan
turunnya ayat dan mengetahui asbab nuzulnya serta asbabul khurujnya
hadis dan para perawinya. Sedangkan fatwa para tabiin tidak memiliki
kedudukan sebagaimana fatwa sahabat.
d. Qiyas (Analogi) yang digunakan apabila tidak ada nash yang sharih dalam
Al Quran, Hadis maupun Aqwal Asshabah.
e. Istihsan yaitu keluar atau menyimpang dari keharusan logika menuju
hukum lain yang menyalahinya dikarenakan tidak tepatnya Qiyas atau
Qiyas tersebut berlawanan dengan Nash.
30. Imam Ahmad atau Imam Hambali wafat pada ....
a. tanggal 22 Rabiul Awal 22 Rabiul Awal tahun 241H atau 855 M pada usia
75 atau 78 tahun
b. tanggal 23 Rabiul Awal 12 Rabiul Awal tahun 242H atau 856 M pada usia
76 atau 79 tahun
c. tanggal 24 Rabiul Awal 12 Rabiul Awal tahun 242H atau 857 M pada usia
77 atau 77 tahun
d. tanggal 25 Rabiul Awal 12 Rabiul Awal tahun 242H atau 858 M pada usia
75 atau 78 tahun
e. tanggal 26 Rabiul Awal 22 Rabiul Awal tahun 242H atau 859M pada usia 78
atau 79 tahun
SEMESETER GENAP

PELAJARAN VII
BUDAYAKAN AKHLAK TERPUJI

Tujuan Pembelajaran

Dengan mempelajari materi dan dalil, berdiskusi, serta mengerjakan latihan, siswa akan:

1. memantapkan keimanan tentang Budayakan akhlak terpuji dalam dampak dan nilai
positif dari sikap semangat berlomba dalam kebaikan, bekerja keras dan kolaboratif,
dinamis dan optimis, serta kreatif dan inovatif
2. membuktikan dampak dan nilai positif dari sikap semangat berlomba dalam kebaikan,
bekerja keras dan kolaboratif, dinamis dan optimis, serta kreatif dan inovatif
3. membiasakan diri dengan sikap semangat berlomba dalam kebaikan, bekerja keras dan
kolaboratif, dinamis dan optimis, serta kreatif dan inovatif
4. menganalisis peristiwa yang berhubungan dengan sikap semangat berlomba dalam
kebaikan, bekerja keras dan kolaboratif, dinamis dan optimis, serta kreatif dan inovatif
5. mengkritisi peristiwa yang berhubungan dengan sikap semangat berlomba dalam
kebaikan, bekerja keras dan kolaboratif, dinamis dan optimis, serta kreatif dan inovatif
mau membiasakan diri dengan sikap yang mencerminkan sifat-sifat Allah dalam Asmaul
Husna
Tilawah

Sebelum memulai pelajaran, bacalah dahulu ayat dan terjemahan berikut!

ِ ‫ت َأ ْي َن َما َت ُكو ُنوا; َيْأ‬


( ‫ت ِب ُك ُم هَّللا ُ َج ِميعً ا ِإنَّ هَّللا َ َعلَى ُك ِّل َشيْ ٍء َق ;دِي ٌر‬ ِ ‫َولِ ُك ٍّل ِوجْ َه ٌة ه َُو م َُولِّي َها; َفاسْ َت ِبقُوا ْال َخي َْرا‬
)١٤٨
Artinya: “dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.
Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti
Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah : 148)

Kerangka Konsep

BUDAYAKAN AKHLAK TERPUJI

Kolaboratif Fastabiqul Optimis Dinamis Kreatif Inovatif


Khairat
Kata Kunci

Kolaboratif Kreatif

Fastabiqul Khairat Inovatif

Optimis Berlomba-lamba dalam kebaikan

Observasi M1 M2

Pendidikan di Indonesia diera pandemi COVID 19 ini, serba kebinggungan belajar


dengan metode daring atu metode luring, berhubung covid-19 masih mencekam dibumi
persada ini, yang lebih tepat belajar dengan metode daring, al-kisah anak seorang tukang
becak bernama hendra. Selama pandemi, hendra melakukan pembelajaran secara online.
Hendra mengisi waktu luangnya dengan menggambar dan mengambil foto. 

Hendra memiliki banyak cita-cita, salah satunya adalah menjadi seorang desainer.
Menurut Hendra, dengan menjadi seorang desainer dirinya dapat berkreasi dan
membuat hal baru yang unik.

“Hello new normal” merupakan judul yang ia berikan untuk karyanya. Melalui
karyanya, Hendra ingin agar kita semua tetap disiplin menjaga kesehatan dan tetap
berada di rumah selama masa pandemi. Meski berada di rumah saja, ia berpesan supaya
kita tidak bermalas-malasan dan tetap produktif. Salah satunya adalah dengan belajar hal
baru yang positif.

Hendra berharap agar pandemi ini segera berakhir dan semuanya dapat kembali
normal. “Pesan saya kepada seluruh anak-anak Indonesia untuk tetap semangat
menjalani hari. Gunakan waktu yang ada dengan sebaik mungkin dan kembangkan
potensi diri menjadi lebih baik lagi.”
Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar akhlak terpuji

Apa yang dilakukan anak pada gambar?

Apa yang dimaksud dengan fastabiqul khairat?

Apakah pengertian kolaborasi menurut bahasa dan istilah?

Bagaimana Ciri-ciri pelaku kompetisi dalam kebaikan?

Apa hikmah perilaku optimis?

Kamu Harus Tahu


Kolaborasi tim akan membawa kita pada kesuksesan bersama”. Mungkin kita sering
mendengar pernyataan tersebut, namun apakah kita tahu apa yang dimaksud dengan
“kolaborasi”? Kolaborasi adalah suatu bentuk interaksi, diskusi, kompromi, kerjasama yang
berhubungan dengan individu, kelompok atau beberapa pihak lainnya, baik yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu, kolaborasi artinya memiliki nilai-nilai yang
sama dan kuat sebagai komponen kolaborasi efektif. Misalnya, memiliki arah tujuan yang
sama, persamaan persepsi, rasa keinginan untuk saling berkompromi, tekad untuk mencari
solusi bersama-sama, dan lain sebagainya.  .

Apakah yang dimaksud dengan kolaborasi? Bagaimana tujuan kolaborasi? Bagaimana


Kompetisi dan Kolaborasi dalam Membangun Mutu Pendidikan ? Untuk mengetahui tentang
kolaborasi dan pembahasannya, yuk, kita simak pembahasannya.

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN BUDAYAKAN AKHLAK TERPUJI?

A. Kolaborasi
1. Pengertian Kolaborasi
Adapun pengertian Kolaborasi menurut bahasa adalah (perbuatan) kerja
sama (dengan musuh dan sebagainya);sedangkan pengertian kolaborasi menurut
istilah adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait
baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak
langsung yang menerima akibat dan manfaat.
adapun pengertian Kolaborasi adalah suatu bentuk kerjasama, interaksi,
elemen yang terkait secara langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan
bersama.
Kolaborasi merupakan salah satu bentuk interaksi sosial. Menurut para
ulama Abdulsyani, Kolaborasi adalah suatu bentuk proses sosial, dimana
didalamnya terdapat aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling membantu dan saling memahami aktivitas masing-masing.
Sebagaimana dikutib oleh Abdulsyani, Roucek dan Warren, mengatakan
bahwa kolaborasi berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.
Ia adalah suatu proses sosial yang paling dasar. Biasanya, kolaborasi melibatkan
pembagian tugas, dimana setiap orang mengerjakan setiap pekerjaan yang
merupakan tanggung jawabnya demi tercapainya tujuan bersama.
Sedangkan dalam istilah administrasi, pengertian kolaborasi sebagaimana
yang dijelaskan oleh Hadari Nawawi adalah usaha untuk mencapai tujuan bersama
yang telah ditetapkan melalui pembagian tugas/pekerjaan, tidak sebagai
pengkotakan kerja akan tetapi sebagai satu kesatuan kerja, yang semuanya terarah
pada pencapaian tujuan.
2. Dalil naqli
ِ ‫ان َوا َّتقُوا هَّللا َ ِإنَّ هَّللا َ َشدِي ُد ْال ِع َقا‬
)٢( ‫ب‬ ْ ‫َو َت َع َاو ُنوا َعلَى ْال ِبرِّ َوال َّت ْق َوى َوال َت َع َاو ُنوا َعلَى‬
ِ ‫اإلث ِم َو ْالع ُْد َو‬
Artinya : dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS. al-
Maidah: 5/2)
3. Tujuan kolabolarasi
Adapun tujuan kolaborasi adalah
a. Untuk  melibatkan kerjasama yang erat,
b. Untuk mencapai tujuan bersama yang jelas, dan sistem yang terstruktur untuk
berdiskusi dan beraksi untuk mencapainya
4. Manfaat kolaborasi
Adapun manfaat kolaborasi adalah

a. Ide-ide baru bermunculan. Ini bermanfaat banget untuk menciptakan sesuatu


yang luar biasa.
Jika mengerjakan sebuah pekerjaan seorang diri, terkadang ada waktu di
mana kita sangat buntu sehingga tak ada ide yang muncul. Berkolaborasi dengan
orang lain, akan memudahkan kita memperoleh ide.

Banyaknya ide yang disuarakan, dapat dielaborasi menjadi sebuah jalan


keluar dalam menuntaskan pekerjaan. Kamu gak perlu pusing lagi dan takut
kalau kerjaan tidak dapat menghasilkan sesuatu yang maksimal.

b. Melatih kerjasama sebagai sebuah tim dam menyingkirkan rasa egois yang
selama ini mengendap.
Berkolaborasi juga jadi sarana tepat untuk melatih diri agar tidak egois.
Bekerja dengan banyak orang, membuatmu sebisa mungkin menahan ego agar
tidak terkesan mendominasi.
Kolaborasi juga mengajarkan kita akan perbedaan dalam diri masing-
masing individu. Hal ini sekaligus menyadarkan bahwa manusia adalah makhluk
yang unik. Jadi, hargai perbedaan.

c. Belajar menghargai komitmen yang telah disepakati.


Bekerja bersama dengan orang lain, mengasah kita agar menepati janji.
Jikalau sudah menyepakati suatu hal, maka menjadi kewajiban bersama untuk
menaati. Apabila komitmen diterapkan, niscaya keberhasilan dalam
menyelesaikan sebuah tugas dapat diperoleh dengan mudah.

Semakin terlatih menaati komitmen, kamu akan merasakan dampaknya


untuk hidupmu sendiri. Itu karena kamu mulai disiplin mengatur waktu.

d. Beban kerja bisa dibagi sesuai kemampuan. Berat sama dipikul ringan sama
dijinjing.
Perbedaan kolaborasi dan kerja individu adalah pada beban yang harus
ditanggung dalam menyelesaikan sebuah tugas. Jika dikerjakan sendiri, akan
terasa sulit menuntaskannya.
Namun bila dikerjakan bersama, maka beban akan terbagi. Tugas akan
cepat kelar. Yang diperlukan pada kolaborasi ialah kepercayaan dan koordinasi.
Dua kunci inilah yang membuat kolaborasi menampakkan hasil.

5. Kompetisi dan Kolaborasi dalam Membangun Mutu Pendidikan

Manusia terlahir sebagai makhluk individu dengan karakteristik yang unik.


Manusia sebagai individu diciptakan dengan segudang potensi. Individu
mempunyai sisi lahiriah dan batiniah, jasmani dan rohani, serta raga dan jiwa.
Potensi manusia sebagai makhluk individu terus berkembang seiring dengan
hasrat ingin dikenal, ingin dihargai dan ingin memanfaatkan potensi diri kepada
orang lain. Proses ini dinamakan beraktualisasi. Proses beraktualisasi menjadi cikal
bakal lahirnya kompetisi antar individu. Kompetisi sering diartikan sebagai
persaingan atau perlombaan menjadi  individu yang terbaik. Dalam Perspektif
agama dikenal istilah fastabikul khairat yang artinya maka berlomba-lomba dalam
kebaikan.    

Manusia juga diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin dapat
hidup sendiri. Pada awal penciptaan Adam sebagai individu, secara manusiawi
sangat merasakan kesendirian dan kesepian. Maka diciptakanlah Hawa sebagai
pendamping hidupnya yang kemudian beranak pinak menjadi umat manusia yang
menempati dunia hingga saat ini. Manusia sebagai makhluk sosial saling
membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan untuk saling melengkapi, saling
bergotong royong, mendorong hadirnya rasa kebersamaan atau bisa disebut pula
dengan istilah kolaborasi. Kolaborasi adalah berbagi peran dan potensi tanpa
harus melupakan jati diri.

Hakikat manusia sebagai makhluk individu dan sosial haruslah berjalan


seiring. Paham yang terlalu mementingkan aspek individu manusia akan
melahirkan budaya liberalisme yakni kompetisi dan persaingan bebas tanpa batas.
Siapa yang kuat dialah yang menang. Sementara Paham yang terlalu
mengedepankan prinsip sama rata, sama rasa, melahirkan budaya sosialisme dan
Marxisme. Paham ini tentunya sangat bertentangan dengan ideologi bangsa
Indonesia.

Selanjutnya muncul pertanyaan, apakah kompetisi dan kolaborasi


dibutuhkan dalam kehidupan manusia?, Atau bahkan biasa muncul pertanyaan
mana yang lebih baik kompetisi atau kolaborasi?. Tidak sedikit orang yang
mendikotomikan istilah tersebut. Pada penjelasan sebelumnya sudah terjawab
yakni sebagai individu manusia terlahir dengan potensi masing-masing, kemudian
seiring berjalannya waktu mengalami proses aktualisasi bersama individu yang
lain.

Kompetisi adalah sebuah keharusan dan niscaya adanya. Hidup tanpa


kompetisi artinya jalan di tempat, diam, tidak memiliki semangat, tidak
termotivasi, dan tiada gairah hidup.  Fauzi Asis dalam artikelnya yang dimuat
dalam harian Neraca, berjudul Keniscayaan Kompetisi dan Kolaborasi
menyebutkan bahwa hidup tanpa kompetisi maka dunia akan sepi, dan tanpa
kompetisi maka kreativitas dan inovasi menjadi mati. Demikian pula dengan
kolaborasi. Manusia membutuhkan kolaborasi dalam mencapai tujuan hidupnya.

Kompetisi dalam kehidupan membutuhkan tata kelola yang baik. Kompetisi


yang sehat akan melahirkan individu yang mempunyai semangat kerja, daya saing,
dan akan melekat karakter pejuang dan pemenang dalam dirinya. Kompetisi yang
tidak sehat akan melahirkan individu yang menang secara semu, namun pada
hakikatnya mereka telah tereliminasi. Tidak sedikit fenomena dalam kehidupan
khususnya dalam dunia pendidikan yang menunjukkan adanya kompetisi yang
tidak sehat. Saling sikut, saling menyalahkan, merasa paling benar dan
merendahkan kompetitornya, menggunakan segala cara untuk menang, bahkan
memarjinalkan para pesaing-pesaingnya. Yang menang merasa paling unggul,
merasa paling baik, dan yang kalah merasa dicurangi, iri dan benci terhadap
pemenang. Mereka itu bukanlah pemenang melainkan pecundang. Sekali lagi
pecundang. 

Kompetisi yang tidak sehat harus diminimalisir dan mengubah tata kelola
kompetisi menjadi persaingan sehat yang saling memenangkan. Kompetisi yang
mengubah cara pandang persaingan win-lose menjadi persaingan win-win.
Mengutip dari tulisan pada laman beastudy Dompet Duafa, tata kelola kompetisi
yang baik adalah Kolaborasi dalam kompetisi, dan Kompetisi untuk Kolaborasi.
Kompetisi yang baik adalah kompetisi yang terorganisir dan hasil dari kompetisi
untuk kepentingan bersama. 

Apabila cara pandang kolaborasi dalam berkompetisi dan kompetisi untuk


kolaborasi diterapkan dalam dunia pendidikan, maka akan menghasilkan produk
output pendidikan negara yang berdaya saing. Tidak dipungkiri bahwa budaya
kompetisi dalam dunia pendidikan kita belum terkelola dengan baik. Hasil dari
kompetisi yang dilaksanakan selama ini masih bersifat individualistik dan didorong
oleh motif keserakahan dan ingin menang sendiri.

Tidak sedikit prestasi yang telah diraih siswa, tidak sedikit prestasi yang
diraih oleh guru, segudang prestasi telah dikantongi oleh sekolah, namun cukup
dan hanya terhenti pada perolehan gelar, peringkat dan deretan trofi. Pernahkah
terpikir, segala bentuk kemenangan yang diperoleh melalui sebuah kompetisi kita
kolaborasikan dengan kompetitor lainnya atau bahkan kepada masyarakat dan
pihak lain. Banyak prestasi yang mengendap, banyak kelebihan dan keunggulan
yang kemudian terkubur dan hanya terpajang di lemari piala. Banyak prestasi yang
kemudian hanya terukir indah dalam piagam penghargaan. Apakah hasil yang
diperoleh itu dapat berkontribusi terhadap pendidikan di negara kita secara
global? 

Budaya berbagi dan memberi dari apa yang diperoleh dalam sebuah
kompetisi memang sangat minim. Banyak orang yang terobsesi dan sangat ingin
berkompetisi, tapi sangat sedikit yang ingin berkompetisi untuk kolaborasi.
Sebagai contoh terdekat, apakah proses pembelajaran di kelas telah menanamkan
kesadaran bagi siswa yang punya keunggulan dan prestasi untuk berbagi? apakah
guru yang memiliki kelebihan, keunggulan, prestasi juga memiliki kesadaran
berbagi dan memberi dengan teman sejawatnya tanpa iming-iming dan imbalan?
Pada skala yang lebih luas, apakah sekolah yang berprestasi juga memiliki
kesadaran untuk berbagi dan memberi kepada sekolah lain, atau malah diam dan
tidak ingin disaingi? Dan seterusnya hingga skala yang lebih luas lagi.        

Kompetisi yang sehat dan kemauan berkolaborasi sangat dibutuhkan dalam


dunia pendidikan. Beberapa hal yang menurut penulis dapat diterapkan di sekolah
tempat kita mengabdi diantaranya, pertama, bangun kompetisi antar siswa yang
sehat dalam pembelajaran di kelas, di sekolah maupun di luar sekolah. Ransang
mereka untuk berprestasi dibarengi penguatan dan penghargaan. Tanamkan
budaya kerjasama, gotong royong, berbagi dan memberi ilmu dan kelebihan yang
dimiliki kepada orang lain.

Kedua, Guru memiliki kemauan untuk senantiasa mengupgrade diri agar


dapat berdaya saing dan tidak ketinggalan. Terdapat empat kompetensi yang
mutlak dikuasai oleh seorang guru yakni kompetensi pedagogik, profesional,
sosial, dan kepribadian. Dalam petunjuk teknis penilaian kinerja guru tahun 2018
yang diterbitkan oleh Kemendikbud, dari empat kompetensi guru terdapat 14 sub
kompetensi dan 78 indikator penilaian kompetensi yang disyaratkan untuk
dikuasai oleh guru. Hal lain yang penting bagi guru adalah memberanikan diri ikut
serta dalam berbagai ajang kompetisi bukan untuk memperoleh ketenaran
melainkan menambah wawasan dalam peningkatan kompetensinya.

Yang tak kalah penting guru mempunyai keinginan dan upaya untuk berbagi
dan memberi ilmu dan pengalaman kepada teman sejawat baik di sekolah,
KKG/MGMP, organisasi profesi PGRI maupun wadah dan kesempatan lainnya.
Ketiga, demikian pula dengan satuan pendidikan, selain berkompetisi secara
sehat, juga berkolaborasi saling berbagi dan memberi melalui gugus sekolah,
sekolah rujukan, sekolah model, maupun sekolah imbas sehingga program
pemerintah dalam upaya pemerataan mutu pendidikan dapat tercapai.

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4


1. Peserta didik membuat makalah dan menganalisis budayakan akhlak terpuji
dalam perspektif Islam.
2. Diskusikan makalah tersebut di depan kelas
3. Peserta didik yang lain mengkritisi dan memberi saran yang konstruktif untuk
perbaikan makalah berikutnya

Ayo Mencari Tahu


Selain kolaborasi, masih ada materi tentang Kompetisi dalam kebaikan. Coba kamu
jelaskan tersebut!

A. KOMPETISI DALAM KEBAIKAN


1. Pengertian Kompetisi Dalam Kebaikan

Menurut bahasa Kompetensi dalam Kebaikan (fastabiqul khoirot) arti ber


lomba-lomba dalam kebaikan. Menurut istilah Kompetensi dalam Kebaikan
(fastabiqul khoirot) adalah suatu kegiatan dilaksanakan dalam hal berlomba-lomba
untuk mencapai tujuan tertentu dalam kebaikan.

Dalam Islam, istilah fastabiqul khairat merujuk pada firman Allah SWT QS. Al
Baqarah: 148 :

ِ ‫ت َأ ْي َن َما َت ُكو ُنوا; َيْأ‬


‫ت ِب ُك ُم هَّللا ُ َج ِميعً ا ِإنَّ هَّللا َ َعلَى ُك; ِّل َش;يْ ٍء‬ ِ ‫َولِ ُك ٍّل ِوجْ َه ٌة ه َُو م َُولِّي َها; َفاسْ َت ِبقُوا ْال َخي َْرا‬
)١٤٨( ‫َقدِي ٌ;ر‬
Artinya: “dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap
kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja
kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah : 148)
2. Makna Kompetisi Dalam Kebaikan
Islam memberi motifasi kepada pemeluknya untuk mengedepankan berbuat
kebaikan dengan penuh antusias disebabkan antara lain:

1. Melakukan dan menyebarkan kebaikan adalah tugas pokok setiap insan. Tanpa
kebaikan Allah manusia di muka bumi ini bisa dipastikan telah musnah sejak
ratusan tahun yang silam. Kata fastabiquu  memberi kesan perintah berlomba
jangan sampai keduluan yang lain. Bergerak cepat dan bersegera untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Usia manusia terbatas, dan tidak ada seorang pun tahu kapan ia akan
meninggal dunia. Karena itu seorang hamba hendaknya segera melakukan
kebaikan. Jika tidak, ia akan menjadi orang yang paling sengsara tidak hanya di
dunia melainkan lebih dari itu di akhirat. Allah berfirman,

َ ‫اع ًة َوال َيسْ َت ْق ِدم‬


)٣٤( ‫ُون‬ َ ‫َولِ ُك ِّل ُأ َّم ٍة َأ َج ٌل َفِإ َذا َجا َء َأ َجلُ ُه ْم ال َيسْ َتْأ ِخر‬
َ ‫ُون َس‬
Artinya: “Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang
waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak
dapat (pula) memajukannya” (QS. Al-A’raaf: 34).

3. Lakukanlah kebaikan dan kemudian berlombalah dalam kebaikan-kebaikan dan


berupayalah satu dengan yang lain untuk saling menyusul dalam kebaikan.

Manusia diperintahkan untuk berlomba dalam berbuat kebajikan


terhadap manusia dan alam sekitarnya. Salah satu petunjuk berkaitan dengan
aplikasi berlomba-lomba dalam kebaikan adalah QS. al Maidah: 2:

ِ ‫َو َت َع َاو ُنوا َعلَى ا ْلبِ ِّر َوال َّت ْق َوى َوال َت َع َاو ُنوا َعلَى اإل ْث ِم َوا ْل ُعدْ َو‬
)٢(… ‫ان‬
Artinya: “Dan tolong menolonglahkalian dalam kebaikan dan takwa dan
janganlahkalian tolong menolong dalam perbuatan dosa
danpermusuhan”(QS.al-Maidah : 2)

Menurut Ibnu Katsir, berdasarkan redaksinya, ayat ini memiliki makna


umum, yaitu bagi semua hamba agar senantiasa tolong menolong dalam
melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran sebagai realisasi dari takwa.
Sebaliknya, jangan sampai seorang hamba berbuat kemungkaran yang akan
melahirkan dosa dan permusuhan bagi sesama manusia.

3. Ciri-ciri pelaku kompetisi dalam kebaikan


a. Niat ikhlas
Niat yang ikhlas merupakan faktor penting dalam setiap amal. Karena di
dalam Islam, niat yang ikhlas merupakan rukun amal yang pertama dan
terpenting. Niat yang ikhlas karena Allah dalam melakukan kebaikan akan
membuat seseorang memiliki perasaan yang ringan dalam mengerjakan amal-
amal yang berat sekalipun, apalagi bila amal kebaikan itu tergolong amal yang
ringan. Sedangkan tanpa keikhlasan, jangankan amal yang berat, amal yang
ringan pun akan terasa berat.

b. Cinta kebaikan dan orang baik


Cinta kepada kebaikan, agar kita suka melakukan kebaikan, harus tertanam
juga di dalam jiwa kita rasa cinta kepada siapa saja yang berbuat baik. Hal ini
akan membuat kita ingin selalu meneladani dan mengikuti segala bentuk
kebaikan, siapa pun yang melakukannya. Allah SWT telah menyebutkan
kecintaan-Nya kepada siapa saja yang berbuat baik, karenanya kita pun harus
mencintai mereka yang berbuat baik, Allah berfirman: QS. Al Baqarah (2) : 195

َ ‫يل هَّللا ِ َوال ُت ْلقُوا ِبَأ ْيدِي ُك ْم ِإلَى ال َّت ْهلُ َك ِة َوَأحْ سِ ُنوا ِإنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ْالمُحْ سِ ن‬
)١٩٥( ‫ِين‬ ِ ‫َوَأ ْنفِقُوا فِي َس ِب‬
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik"( QS. Al Baqarah
(2) : 195)

c. Merasa beruntung bila melakukan aktifitas


Berbuat baik merupakan sesuatu yang sangat mulia dan seseorang akan
bersemangat melakukan kebaikan apabila dengan kebaikan itu dia merasa yakin
memperoleh keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Ada banyak
keuntungan yang akan diperoleh manusia bila ia berbuat baik.

d. Merasa rugi bila meninggalkan aktifitas


Apabila seseorang merasa beruntung dengan kebaikan yang dilakukannya
karena sejumlah keutamaan yang disebutkan dalam Al-Qur’an, maka bila
seseorang tidak berbuat baik dia akan merasa sangat rugi, baik di dunia ini
maupun di akhirat kelak.

Bagi seorang mukmin, bagaimana mungkin dia tidak merasa rugi bila
tidak melakukan kebaikan, karena kehidupan ini memang harus dijalani untuk
mengabdi kepada Allah SWT yang merupakan puncak dari segala bentuk
kebaikan yang harus dijalani.

e. Meneladani Generasi Yang Baik


Perbuatan baik dan yang lebih baik lagi akan dilakukan oleh seorang
muslim apabila dia mau meneladani orang yang berbuat baik.

Hal ini menjadi penting karena dengan demikian dia menyadari bahwa
meskipun ia merasa sudah banyak perbuatan baik yang dilakukannya, tetap saja
dia merasa masih sedikit dibanding orang lain yang jauh lebih baik dari dirinya.

4. Balasan pelaku kompetisi dalam kebaikan


Adapun balasan pelaku kompetisi dalam kebaikan adalah sebagai beriku ;
a. Selalu bersama Allah SWT
QS. An Nahl: 128.
)١٢٨( َ‫ِإنَّ هَّللا َ َم َع الَّذِينَ ا َّت َق ْوا َوالَّذِينَ ُه ْم ُم ْحسِ ُنون‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-
orang yang berbuat kebaikan”.
b. Menambah kenikmatan
QS. Al Ahzab (33) : 29
)٢٩( ‫ت ِم ْن ُكنَّ َأجْ رً ا عَظِ يمًا‬
ِ ‫ار اآلخ َِر َة َفِإنَّ هَّللا َ َأ َع َّد ل ِْلمُحْ سِ َنا‬
َ ‫َوِإنْ ُك ْن ُتنَّ ُت ِر ْد َن هَّللا َ َو َرسُولَ ُه َوال َّد‬
Artinya: “dan jika kamu sekalian menghendaki (keredhaan) Allah dan
Rasulnya-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, Maka Sesungguhnya Allah
menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang besar”.

c. Dicintai Allah
QS. Ali Imran (3) : 134
ُّ‫اس َوهَّللا ُ ُيحِب‬ َ ‫ْ;;;ظ َو ْال َع;;;اف‬
ِ ‫ِين َع ِن ال َّن‬ َ ‫ِين ْال َغي‬
َ ‫الض;;;رَّ ا ِء َو ْال َك;;;اظِ م‬
َّ ‫الس;;;رَّ ا ِء َو‬
َّ ‫;;;ون فِي‬ َ ‫الَّذ‬
َ ُ‫ِين ُي ْنفِق‬
)١٣٤( ‫ِين‬َ ‫ْالمُحْ سِ ن‬
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan”.
d. Memperoleh rahmat Allah
Allah Swt telah berfirman pad QS.al-A’raaf : 56 :
َ ‫ِإنَّ َرحْ َم َة هَّللا ِ َق ِريبٌ م َِن ْالمُحْ سِ ن‬
)٥٦( ‫ِين‬
Artinya: “Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik”. QS. Al A'Raaf (7) : 56.
e. Memperoleh pahala
َ ‫ِإنَّ هَّللا َ ال يُضِ ي ُع َأجْ َر ْالمُحْ سِ ن‬
)١٢٠( ‫ِين‬
Artinya:“Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
berbuat baik QS. At Taubah (9) : 120
f. Dimasukkan ke dalam surga
َ ‫ِين فِي َها َو َذل َِك َج َزا ُء ْالمُحْ سِ ن‬
)٨٥( ‫ِين‬ ٍ ‫َفَأ َثا َب ُه ُ;م هَّللا ُ ِب َما َقالُوا َج َّنا‬
َ ‫ت َتجْ ِري مِنْ َتحْ ِت َها األ ْن َها ُر َخالِد‬
Artinya: “Maka Allah memberi mereka pahala terhadap Perkataan yang mereka
ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka
kekal di dalamnya. dan Itulah Balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan
(yang ikhlas keimanannya)”. QS. Al Maidah (5) : 85
5. Hikmah perilaku kompetisi dalam kebaikan
Berkompetisi dalam kebaikan memiliki beberapa hikmah yang dapat kita
ambil dalam kehidupan sehari-hari. Diantara hikmah berperilaku kompetisi dalam
kebaikan adalah :

a. Setiap agama mempunyai tujuan untuk mengenal tuhan sesuai ajaranya


masing-masing. Salah satu cara yang ditempuh adalah melakukan kebaikan yang
telah ditentukan.
b. Islam mengajarkan kepada penganutnya untuk melakukan persaingan dalam
melakukan kebaikan sesuai dengan situasi dan kondisi. Karena kemampuan tiap
muslim beragam tingkat pendidikan, ekonomi, statusnya dalam masyarakat.
c. Amal saleh hendaknya didasari iman kepada Allah dan dilakukan dengan tekad
yang teguh.

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4


1. Peserta didik membuat makalah dan menganalisis budayakan akhlak terpuji dalam
perspektif Islam.
2. Diskusikan makalah tersebut di depan kelas
3. Peserta didik yang lain mengkritisi dan memberi saran yang konstruktif untuk
perbaikan makalah berikutnya

C. OPTIMIS

1. Pengertian optimis
Menurut bahasa Optimis yaitu terbaik. Optimis menurut istilah adalah
orang yang selalu berpengharapan baik dalam menghadapi segala hal. Optimis
merupakan perasaan yakin terhadap sesuatu yang baik akan terjadi yang memberi
harapan positif serta menjadi pendorong untuk berusaha ke arah kemajuan atau
kejayaan.

Dengan sikap optimis, seseoarng akan bersemangat dalam menjalani


kehidupan,baik demi kehidupan di dunia maupun dalam menghadapi kehidupan
akhirat kelak. Allah berfirman dalam QS. Ali Imran: 139,

َ ‫َوال َت ِه ُنوا َوال َتحْ َز ُنوا; َوَأ ْن ُت ُم األعْ لَ ْو َن ِإنْ ُك ْن ُت ْم مُْؤ ِمن‬
)١٣٩( ‫ِين‬
Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman”. (QS. Ali Imran: 139)

2. Nilai positif optimis


a. Berpengharapan baik kepada Allah
Optimisme dalam konsep Islam menuntut kepada umat muslim untuk
terus berusaha dan dalam usahanya tidak lupa akan Tuhanya, karena pada
dasarnya setiap hasil usaha atau ikhtiar manusia itu berada di tangan Allah SWT,
dalam memberikan atau menentukan takdir manusia sesungguhnya Allah
memberikanya sesuai dengan usaha yang dilakukan oleh manusia itu sendiri.
Sebagaimana tercantum dalam QS. At Thalaq: 3,

ُ ‫مْ;ر ِه َق ْ;د َج َع; َل هَّللا‬‫َأ‬


ِ ‫ْث ال َيحْ َتسِ بُ َو َمنْ َي َت َو َّك ْل َعلَى هَّللا ِ َفه َُو َحسْ ُب ُه ِإنَّ هَّللا َ َب;الِ ُغ‬
ُ ‫َو َيرْ ُز ْق ُه مِنْ َحي‬
)٣( ‫لِ ُك ِّل َشيْ ٍء َق ْدرً ا‬
Artinya: “Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan
Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-
tiap sesuatu”.

b. Berfikir positif
Pikiran orang optimis senantiasa positif, Ia akan berfikir positif dalam
segala hal. Dengan pikiran positif itu akan terbentuk energi positif dalam
diri orang yang optimis. Energi positif inilah yang akan membakar semangat
juang untuk mewujudkan harapannya.Berpikir positif dapat menyelamatkan hati
dan hidup kita. perintah Allah pasti ada hikmah dan pelajaran bagi manusia.

)٩٢( ‫ُّون َو َما ُت ْنفِقُوا مِنْ َشيْ ٍء َفِإنَّ هَّللا َ ِب ِه َعلِي ٌم‬
َ ‫لَنْ َت َنالُوا ْال ِبرَّ َح َّتى ُت ْنفِقُوا ِممَّا ُت ِحب‬
Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja
yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”.(QS. Ali
Imran: 92)

c. Percaya diri, berani dan bertanggung jawab

Rasa percaya diri yang besar danberanidalam menghadapi bahaya,


kesulitan, tidak takut (gentar) mempertahankan kebenaran. Salah satu sifat yang
dikaruniakan oleh Allah SWT kepada setiap manusia yang dijadikanNya. Berani
merupakan satu kekuatan tersembunyi yang wujud di dalam diri setiap manusia
untuk menghadapi cobaan dan masalah hidup. Keberanian yang di tuntut di sini
ialah keberanian pemikiran dan keberanian moral yang dapat
dipertanggungjawabkan dihadapan manusia lebih-lebih dihadapan Allah SWT.

;‫ِين َقالُوا َر ُّب َنا هَّللا ُ ُث َّم اسْ َت َقامُوا; َت َت َن َّز ُل َعلَي ِْه ُم ْالمَالِئ َك ُة َأال َت َخافُوا; َوال َتحْ َز ُنوا; َوَأبْشِ رُوا‬
َ ‫ِإنَّ الَّذ‬
)٣٠( ‫ون‬ َ ‫ِب ْال َج َّن ِة الَّتِي ُك ْن ُت ْم ُتو َع ُد‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah
Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan
turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan
janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah
dijanjikan Allah kepadamu". (QS. Fushshilat: 30)
d. Muslim yang optimis lebih disukai Allah
Sikap optimis merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap
manusia,khususnya seorang muslim,Karena dengan optimis,seorang muslim
akan lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang
lemah,seorang muslim akan selalu bersusah payah semaksimal mungkin
mencapai cita-citanya dengan penuh keiklasan karena Allah tanpa sedikitpun
rasa takut dan khawatir akan mengalami kegagalan.

e. Mengambil pelajaran berharga dalam setiap kesulitan


Optimis merupakan salah satu sikap yang sangat mulia dalam Islam.
Karenanya seorang muslim yang taat hendaklah senantiasa bersikap optimis
dalam arti tidak gampang menyerah dan putus Asa.

Optimisme merupakan sebuah sikap yang akan mendorong seorang


individu untuk terus berusaha pantang menyerah guna mencapai tujuan dan
cita-cita yang diinginkan, meskipun seberat apapun problematika yang dihadapi
namun dengan adanya keteguhan dan sikap optimisme akan menjadikan
seseorang dapat menghadapinya dan mencari problem solving.Allah SWT
berfirman:

‫وب َجمِيعً;ا‬ ُ ‫ِين َأسْ َرفُوا; َعلَى َأ ْنفُسِ ِه ْم ال َت ْق َن‬


َ ‫طوا مِنْ َرحْ َم ِة هَّللا ِ ِإنَّ هَّللا َ َي ْغفِ; ُر ال; ُّ;ذ ُن‬ َ ‫ِي الَّذ‬
َ ‫قُ ْل َيا عِ َباد‬
)٥٣( ‫ِإ َّن ُه ه َُو ْال َغفُو ُر الرَّ حِي ُم‬
Artinya: “Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap
diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah
yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53).

f. Hikmah perilaku optimis


Hikmah berperilaku optimis diantaranya adalah :
a. Optimisme adalah sebuah keyakinan yang akan membawa pada pencapaian
hasil. Tidak ada yang bisa diperbuat tanpa harapan dan percaya diri.
b. Berfikir positif akan memberikan dorongan sikap dan tingkah lakuyang positif
pula. Jiwa yang positif tampak bergairah penuh antusiasme dan keberanian
yang sangat mendalam, dalam hidupnya tidak ada kata putus asa dan
menyerah, karena bagi Allah semuanya mudah, siapa saja yang Allah
kehendaki pasti dia akan mendapatkan rahmatNya,
c. Memiliki kepercayaan diri dalam menjalani kehidupan ini sangat di anjurkan
dalam agama dan sangat penting sekali agar dapat terus bertindak
menghadapi tantangan.

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4


1. Peserta didik membuat makalah dan menganalisis budayakan akhlak terpuji dalam
perspektif Islam.
2. Diskusikan makalah tersebut di depan kelas
3. Peserta didik yang lain mengkritisi dan memberi saran yang konstruktif untuk
perbaikan makalah berikutnya

D. INOVATIF

1. Pengertian inovatif
Menurut bahasa Inovasi artinya memperkenalkan sesuatu yang baru
sedangkan innovative berarti bersifat memperbarui.

Menurut Istilah inovasi adalah sesuatu yang bersifat memperkenalkan yang


baru yang belum dapat diterima secara luas oleh seluruh masyarakat menyangkut
sikap dan belum diterima dan diterapkan oleh masyarakat tertentu.

Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau perekayasaan


yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu
pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah ada. Dan dapat berarti temuan baru yang menyebabkan
berdayagunanya produk atau jasa ke arah yang lebih produktif dan mempunyai
nilai manfaat bagi masyarakat.

Misalnya dalam dunia perbankan, aplikasi bank syariah di Indonesia baru


dikembangkan pada dekade awal tahun 1990-an sebagai inovasi dari penerapan
bank konfensional. Bank syariah lebih mengembangkan ajaran muamalah dalam
tradisi syariah islam yakni adanya akad bagi hasil dalam pengelolaan hasil pada
satu sisi dan sama-sama menanggung resiko kerugian pada sisi yang lain.
Sedangkan bank konfensional lebih berorientasi profit sehingga rentan dengan
masalah suku bunga atau riba.

)١٣( َ‫ت لِ َق ْو ٍم َي َت َف َّك ُرون‬


ٍ ‫ِيعا ِم ْن ُه ِإنَّ فِي َذلِ َك آل َيا‬
ً ‫ض َجم‬
ِ ‫األر‬
ْ ‫ت َو َما فِي‬ َّ ‫س َّخ َر لَ ُك ْم َما فِي ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬ َ ‫َو‬
Artinya: Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di
bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berfikir. (QS. Al Jaatsiyah: 13)

2. Nilai positif inovatif


a. Berfikiri imiah, obyektif, cerdas dan kritis
Kegiatan berfikir yang teratur dan sistematis menghasilkan pengetahuan
yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Berbagai macam problem,
mendorong kita untuk berfikir lebih mendalam dan sistematis dengan
mengunakan metode ilmiah tertentu untuk memecahkanya.

Seorang yang bersikap inovatif akan mengerahkan segala kemampuan


nalarnya untuk menemukan beberapa hal baru yang lebih baik dan bermanfaat
dari temuan-temuan yang telah ada.
ُ ُ‫ج بِ ِه َز ْر ًعا َتْأ ُكل ُ ِم ْن ُه َأ ْن َعا ُم ُه ْم َوَأ ْنف‬
‫س ُه ْم‬ ُ ‫ض ا ْل ُج ُر ِز َف ُن ْخ ِر‬ ْ ‫وق ا ْل َما َء ِإلَى‬
ِ ‫األر‬ ُ ‫س‬ُ ‫َأ َولَ ْم َي َر ْوا َأ َّنا َن‬
)٢٧( َ‫َأ َفال ُي ْبصِ ُرون‬
Artinya: Dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami
menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami
tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya Makan hewan
ternak mereka dan mereka sendiri. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan?
(AsSajdah : 27)

b. Melakukan perbaikan
Untuk mencapai kemajuan harus diusahakan dan dijemput dengan ikhtiar
yang maksimal. Perubahan keadaan manusia itu merupakan sunnatullah, yang
letak keberhasilannya digantungkan dari usaha manusia itu sendiri untuk
berubah.

Allah SWT memberikan respon tentang perubahan yang dimulai dari


perubahan dari apa yang ada dalam diri manusia itu sendiri, baik kondisi
manusia secara individual, maupun di masyarakat.  

c. Menerapkan prinsip amar makruf nahi mungkar

Prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar, Pelaku sikap inovatif mengharuskan
diri untuk bersikap lembut, santun, lapang dada, sabar, menyayangi manusia,
bersahabat, sungguh-sungguh/mujahadah dan rela berkorban.

Penerapan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar akan tetap


mempertimbangkan nilai-nilai dan budaya masyarakat yang tidak bertentangan
dengan nilai-nilai ajaran agama.

Sedangkan untuk mengaplikasikan prinsip amar ma’ruf dan nahi munkar,


berikut petunjuk Nabi SAW dalam sabdanya,

َ ِ‫نْ َرَأى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َكرً ا َف ْل ُي َغيِّرْ هُ ِب َي ِد ِه َفِإنْ لَ ْم َيسْ َتطِ عْ َف ِبلِ َسا ِن ِه َفِإنْ لَ ْم َيسْ َتطِ عْ َف ِب َق ْل ِب ِه َو َذل‬
َ‫ك‬
ِ ‫َأضْ َعفُ اِإلي َم‬
‫ان‬
Artinya: “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran, maka hendaklah ia
mengubahnya dengan tangannya. Sekiranya ia tidak mampu, maka dengan
lisannya. Sekiranya ia tidak mampu (juga) maka dengan hatinya, dan itulah
selemah-lemahnysa iman”. (HR. Muslim).

d. Berorientasi kemanfaatan dan kemaslahatan


Segala ciptaan-Nya mengandung maksud dan manfaat. Perintah
memakmurkan alam, berarti perintah untuk menjadikan alam semesta sebagai
media mewujudkan kemaslahatan hidup manusia di muka bumi. Sikap pelaku
inovatif dengan potensi akalnya akan menjadikan realitas kealaman dapat
dimanfaatkan demi kemaslahatan manusia.
َ‫ض َو َما َب ْي َن ُه َما َباطِ ال َذلِ َك َظنُّ الَّذِينَ َك َف ُروا َف َو ْيل ٌ لِ َّلذِينَ َك َف ُروا مِن‬
َ ‫األر‬ َّ ‫َو َما َخلَ ْق َنا ال‬
ْ ‫س َما َء َو‬
)٢٧( ‫ار‬ ِ ‫ال َّن‬
Artinya: “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya tanpa hikmah. yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir,
Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka”. (QS.
Shaad: 27)

3. Hikmah perilaku inovatif


Adapun hikmah dalam kehidupan sehari-hari perilaku inovasi adalah :
a. Inovasi adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru yakni
mendayagunakan kemampuan dan keahlian dalam melakukan ataupun
mengembangkan karya tertentu. Dalam proses berfikir Allah SWT mengajak
manusia dengan penuh kasih sayang dan kelembutan dalam memikirkan ciptaan
Allah dan jangan memikirkan zat Allah kerana manusia tidak akan mampu
memikirkan tentang zat Allah.
b. Inovasi yang dilakukan seorang muslim akan berorientasi pada kebaikan dan
menghindari keburukan. Dengan orientasi tersebut seorang muslim ingin
membangun sebuah peradaban masyarakat yang berlandaskan pada nilai-nilai
ajaran islam yang bersumber pada Al Qur’an dan hadis serta mempertimbangkan
kearifan budaya yang tidak bertentangan dengan ajaran islam.
Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4
1. Bagilah kelas menjadi kelompok 4 s.d 6 Peserta Didik!
2. Setiap anggota kelompok diminta untuk mencari bagaimana cara mengamalkan
perilaku inovatif dalam kehidupan sehari-hari
3. Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk merumuskan cara mengamalkan
asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari.
4. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja.

E. KREATIF
1. Pengertian kreatif
Menurut bahasa Kreatif artinya yang menciptakan sesuatu atau membuat,
Sedangkan dalam bahasa Arab kata kreativitas atau menciptakan biasanya
mengunakan kata khalaqa (menjadikan, membuat, menciptakan), yakni
menciptakan sesuatu tanpa ada pangkal atau asal dan contoh terlebih dahulu,
atau dapat berarti kemampuan untuk mencipta atau mempunyai sifat
menciptakan tidak dengan cara meniru. 

Menurut bahasa kreatif diartikan memiliki daya cipta atau memiliki


kemampuan untuk menciptakan. kreatif adalah menemukan, menggabungkan,
membangun, mengarang, mendesain, merancang, mengubah ataupun
menambah. Dalam perspektif islam, kreatif dapat diartikan sebagai
kesadaran keimanan seseorang, untuk menggunakan keseluruhan daya dan
kemampuan diri yang dimiliki sebagai wujud syukur akan nikmat Allah, guna
menjadikan atau menghasilkan sesuatu yang terbaik dan bermanfat bagi
kehidupan sebagai wujud pengabdian yang tulus kehadirat Allah.

adapun pengertian kreatif adalah menciptakan sesuatu yang memilki daya


cipta, menemukan, menggabungkan, membangun, mengarang, mendesain,
merancang, mengubah sesuatu yang terbaik dan bermanfaat bagi kehidupan
sebagai perwujudan pengabdian kepada Allah Swt.

2. Nilai positif kreatif


a. Berfikir orisinil (originality)
Manusia selalu menghadapi berbagai persoalan dan peristiwa dalam
kehidupannya, semua persoalan yang yang tidak diketahui jawabannya dianggap
sebagai masalah. Biasanya seseorang akan berusaha mengkaji problem yang
dihadapinya dari berbagai aspek agar dapat memahaminya dengan baik
kemudian menghimpun berbagai data dan informasi yang berkaitan dengannya.

Penghimpunan data dan informasi yang relevan dengan problem yang


ada membantunya memperjelas, memahami dan membatasi problem itu
dengan teliti dan mengantarkannya menyusun berbagai hipotesa sebagai
langkah pemecahan.

َ ‫ون ِب َها َأ ْو َآذانٌ َيسْ َمع‬


‫ُون ِب َها َفِإ َّن َها; ال َتعْ َمى‬ َ ُ‫ون لَ ُه ْم قُلُوبٌ َيعْ قِل‬ ِ ْ‫َأ َفلَ ْم يَسِ يرُوا; فِي األر‬
َ ‫ض َف َت ُك‬
)٤٦( ‫ور‬ ِ ‫ص ُد‬ ُّ ‫ْصا ُ;ر َولَكِنْ َتعْ َمى ْالقُلُوبُ الَّتِي فِي ال‬
َ ‫األب‬
Artinya: “Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka
mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai
telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya
bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”.
(QS. Al Hajj : 46).

b. Beretos kerja tinggi


Etos kerja yang kuat memerlukan kesadaran pada orang bersangkutan
tentang kaitan suatu kerja dengan pandangan hidupnya yang lebih menyeluruh,
yang pandangan hidup itu memberinya keinsafan akan makna dan tujuan
hidupnya.
Etos kerja dalam Islam adalah hasil suatu kepercayaan seorang Muslim,
bahwa kerja mempunyai kaitan dengan tujuan hidupnya, yaitu memperoleh
perkenan Allah SWT. Berkaitan dengan ini, penting untuk ditegaskan bahwa
pada dasarnya, Islam adalah agama amal atau kerja (praxis).
Inti ajarannya ialah bahwa hamba mendekati dan berusaha memperoleh
ridha Allah melalui kerja atau amal saleh, dan dengan memurnikan sikap
penyembahan hanya kepada-Nya.
َ ‫)وَأنَّ َسعْ َي ُه َس ْو‬
)٤٠( ‫ف ي َُرى‬ َ ‫َوَأنْ لَي‬
ِ ‫ْس لِإل ْن َس‬
َ ٣٩( ‫ان ِإال َما َس َعى‬
Artinya: “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya,40. dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat
(kepadanya)”.(QS. An-Najm : 39-40)

c. Berhasil karya (produktif)


Dalam Islam, amal atau kerja itu juga harus dilakukan dalam bentuk saleh
sehingga dikatakan amal saleh, yang secara harfiah berarti sesuai, yaitu sesuai
dengan standar mutu. Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik .

ُّ ‫ َأ‬:َ‫س ِئل‬
ِ ‫ي اَ ْل َك ْس‬
‫ب‬ ُ ‫اع َة ْب ِن َراف ٍِع رضي هللا عنه َأنَّ اَل َّن ِب َّي صلى هللا عليه وسلم‬ َ ‫َعنْ ِر َف‬
َّ َ‫ َع َمل ُ ا‬:َ‫ب? َقال‬
ٍ ‫ َو ُكل ُّ َب ْي ٍع َم ْب ُر‬,ِ‫لر ُج ِل ِب َي ِده‬
‫ور‬ ُ ‫َأ ْط َي‬
Artinya: “Dari Rifa’ah Ibnu Rafi’ r.a. bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya:
Pekerjaan apakah yang paling baik?. Beliau bersabda: “Pekerjaan seseorang
dengan tangannya dan setiap jual-beli yang bersih”. (HR. Al Bazzar dan
dishahihkan oleh al-Hakim)

d. Tidak mudah putus asa


Putus asa yang dilandaskan pada iman, menyebabkan segala bentuk
tekanan tidak dijadikan sebagai kendala, tetapi sebuah tantangan yang akan
membentuk kepribadian dirinya menjadi lebih cemerlang.

Sebaliknya orang yang memiliki sikap tidak percaya diri, putus asa, dan
pesimis adalah termasuk orang-orang yang putus harapan, fasik dan sesat, serta
kufur. Firman Allah,

)٨٧( َ‫س مِنْ َر ْو ِح هَّللا ِ ِإال ا ْل َق ْو ُم ا ْل َكافِ ُرون‬


ُ ‫سوا مِنْ َر ْو ِح هَّللا ِ ِإ َّن ُه ال َي ْيَئ‬
ُ ‫َوال َت ْيَأ‬
Artinya: “dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".

e. Tawakkal
Tawakal tidak identik dengan kepasrahan yang tidak beralasan. Namun
tawakal harus terlebih dahulu didahului dengan adanya usaha yang maksiman.
Hilangnya usaha, berarti hilanglah SAW telah memberikan contoh tawakal yang
disertai usaha yang memperjelas bahwa tawakal tidak lepas dari ikhtiyar dan
penyandaran diri kepada Allah.

Muslim yang kreatif akan menunjukkan dedikasinya dengan berusaha


maksimal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan untuk kemudian
menyandarkan hasil kepada Allah.

َ ‫ت َف َت َو َّك ْل َعلَى هَّللا ِ ِإنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ْال ُم َت َو ِّكل‬


)١٥٩( ‫ِين‬ َ ْ‫َفِإ َذا َع َزم‬
Artinya: “kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya”.(Ali Imran : 159).

f. Memohon bantuan dan pertolongan Allah


Seorang yang bersikap kreatif akan selalu memohon kepada Allah dengan
tulus, bahwa tiada daya upaya dalam menghasilkan sebuah karya tanpa
pertolongan-Nya.

Kesadaran ini muncul atas kenyakinan diri bahwa Allah melalui kreasi dan
karya-Nya adalah sumber inspirasi.

3. Hikmah kreatif
Hikmah membiasakan berperilaku kreatif dalam kehidupan sehari-hari adalah :
a. Setiap pribadi diberi kemampuan Allah untuk mencipta, termasuk menciptakan
realitas baru dalam kehidupan. Sehingga dalam situasi apapun dan dengan
segala keterbatasan akan memiliki potensi untuk menciptakan berbagai hal,
termasuk keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup ini.
b. Keterikatan kepada Allah SWT yang menjadi tempat bergantung dan berharap
satu-satunya. Allah yang menjadi tempat sekalian makhluk kembali. Maka
dorongan dan motivasi ini bisa membuat kita berusaha untuk sejalan dengan
hukum syara. Belajar dan mehamaminya. Kemudian setelah memahaminya
maka kita berusaha mewujudkan dan meraih nilai amal tersebut dengan sebaik-
baiknya.
c. Sikap reatif menuntut seorang muslim mempunyai etos kerja, yakni seperangkat
nilai-nilai etis yang terkandung dalam ajaran Islam (Alquran dan hadis) tentang
keharusan dan keutamaan bekerja untuk mencapai hasil yang diharapkan lebih
baik dan produktif.
Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4
1. Bagilah kelas menjadi kelompok 4 s.d 6 Peserta Didik!
2. Setiap anggota kelompok diminta untuk mencari bagaimana cara mengamalkan kreatif
dalam kehidupan sehari-hari
3. Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk merumuskan cara mengamalkan
kreatif dalam kehidupan sehari-hari.
4. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja.

F. DINAMIS
1. Pengertian dinamis
Dinamis berasal dari kata dynamic yang berarti bergerak. Dalam bahasa
Belanda dynamisch yang berarti giat bekerja, tidak mau tinggal diam, selalu
bergerak, terus tumbuh. dinamis menurut bahasa berarti penuh semangat dan
tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.

adapun pengertian dinamis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk


bekerja giat penuh semangat sehingga mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.
Misalnya, seorang yang ingin merubah pribadinya menjadi orang yang
berilmu pengetahuan karena keutamaan dan derajat disisi Allah, dengan sendirinya
dia melakukan kegiatan secara serius untuk mencapai tingkat pendidikan yang
tertinggi, walaupun keadaan ekonomi keluarganya sangat minim.

Seseorang yang berjiwa dinamis, tentu selama hidupnya, tidak akan diam
berpangku tangan. Dia akan terus berusaha secara sungguh-sungguh, untuk
meningkatkan kualitas dirinya ke arah yang lebih baik dan lebih maju. Misalnya,
seorang petani akan berusaha agar hasil pertaniannya meningkat, seorang
pedagang akan terus berusaha agar hasil usaha dagangnya berkembang, seorang
pelajar akan meningkatkan kegiatan belajarnya supaya ilmunya bertambah.

ْ ‫)وِإلَى َر ِّب َك َف‬


)٨( ‫ار َغ ْب‬ َ ‫َفِإ َذا َف َر ْغ َت َفا ْن‬
َ ٧( ‫ص ْب‬
Artinya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya
kamu berharap.(QS. Al Insyirah: 7-8)

2. Nilai positif dinamis


a. Berfikir progresif
Kemampuan manusia untuk menyerap, mengingat, mereproduksi,
mengimajinasikan, memperbandingkan, dan menyusun informasi sejak usia dini
melalui panca indera, menyebabkan kemajuan teknologi dan pengetahuan pun
menjadi suatu hal yang tidak dapat ditahan dan dihindari.

Seorang yang berfikir dinamis menjadikan Al Quran dan petunjuk Nabi


SAW dalam hadis sebagai arah seluruh potensi akliah demi kebaikan kini dan
akan datang.

ْ ‫ان مِنْ عِ ْن ِد َغي ِْر هَّللا ِ لَ َو َج ُدوا فِي ِه‬


)٨٢( ‫اختِال ًفا َك ِثيرً ا‬ َ ‫َأ َفال َي َت َد َّبر‬
َ ْ‫ُون ْالقُر‬
َ ‫آن َولَ ْو َك‬
Artinya: Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al
Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
banyak di dalamnya.(An-Nisa’ : 82)

b. Menyesuaikan dan menentukan pilihan terbaik dalam perkembangan masa


Ajaran islam hadir bersifat dinamis, bukan statis. Pastilah menuntut
pemeluknya untuk menampilkan aneka aktifitas yang dapat menjawab
persoalan yang muncul. Alternatif-alternatif jawaban persoalan pada tiap
perkembangan masa haruslah alternatif yang terbaik. Sehingga eksistensi islam
sebagai rahmatan lil alamin tetap terjaga. Seorang yang bersikap dinamis akan
berusaha untuk turut mewarnai perkembangan masa dengan tampil sebagai
teladan kebaikan dilingkungan tempat yang bersangkutan tinggal.
َ ;‫ِإنَّ هَّللا َ ال ُي َغ ِّي ُر َما ِب َق ْو ٍم َح َّتى ي َُغ ِّيرُوا; َما ِبَأ ْنفُ ِس; ِه ْم َوِإ َذا َأ َرا َد هَّللا ُ ِب َق; ْ;و ٍم ُس;وءًا َفال َم‬
( … ‫;ر َّد لَ; ُه‬
)١١
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat
menolaknya.(QS. Ar Ra’d : 11)

c. Berpikir tentang masa depan (futuristik)


Seseorang yang memiliki semangat tinggi, penuh energi, selalu bergairah
untuk mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik dan memiliki kekuatan
jiwa dan kemauan untuk menghadapi tantangan kesulitan yang dihadapi disebut
sebagai pribadi yang dinamis.

Pribadi dinamis adalah pribadi yang aktif yang selalu memiliki rasa
optimisme yang tinggi di dalam mencapai apa yang dicita-citakan.

َ ‫ِين َجا َه ُدوا فِي َنا لَ َن ْه ِد َي َّن ُه ْم ُس ُبلَ َنا َوِإنَّ هَّللا َ لَ َم َع ْالمُحْ سِ ن‬
)٦٩( ‫ِين‬ َ ‫َوالَّذ‬
Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-
benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya
Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.(QS. Al Ankabut: 69)

d. Bekerja dengan prinsip amal saleh


Seorang yang dinamis tidak pernah merasa lelah untuk berbuat, baik
perbuatan itu memiliki manfaat pada dirinya sendiri maupun untuk orang lain.

Karena mereka tahu bahwa suatu perbuatan yang berdampak positif pada
orang lain pada dasarnya juga bermanfaat buat diri sendiri, QS. Al Isra’ 17:7.

)٧(… ‫ِإنْ َأحْ َس ْن ُت ْم َأحْ َس ْن ُت ْم أل ْنفُسِ ُك ْم َوِإنْ َأ َسْأ ُت ْم َفلَ َها‬


Artinya: jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri
dan jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. (QS.al-
Isra’: 7)

e. Teguh dalam menerima cobaan


Ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah keharusan, siapa pun tidak
bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam
menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda kebenaran dan kejujuran iman
seseorang kepada Allah SWT.
Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup
manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah. Tidak satu
pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut. Dan bagi seorang
yang besikap dinamis ujian dan cobaan tersebut merupakan sarana untuk
meningkatkan derajat sebagai seorang yang berpredikat sebagai hamba yang
tahan uji.
.‫ص ْد َم ِة اُأْلوْ لَى‬
َّ ‫ص ْب ُر ِع ْن َد ال‬
َّ ‫ِإنَّ َما ال‬
Sesungguhnya kesabaran itu terjadi pada saat awal benturan (musibah)” (HR.
Bukhari dan Muslim)
3. Hikmah perilaku dinamis
Hikmah membiasakan berperilaku dinamis dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya adalah :
a. Dinamis adalah sikap penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan
mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.
b. Orang yang dinamis akan terus berkembang, berpikir, cerdas, dan berkreasi,
serta selalu beradaptasi dengan lingkungan.
c. Orang yang dinamis tidak mudah putus asa dengan prestasi-prestasi yang telah
dicapai dan selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas diri.
Orang yang dinamis akan bekerja keras dalam melakukan usaha, baik yang
berhubungan dengan aspek duniawi maupun ukhrawi.

Aktivitas 1.4: …. M3 M4
1. Bagilah kelas menjadi kelompok 4 s.d 6 Peserta Didik!
2. Setiap anggota kelompok diminta untuk mencari bagaimana cara mengamalkan perilaku
dinamis dalam kehidupan sehari-hari
3. Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk merumuskan cara mengamalkan
asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari.

Sepercik Hikmah

)٧(… ‫ِإنْ َأحْ َس ْن ُت ْم َأحْ َس ْن ُت ْم أل ْنفُسِ ُك ْم َوِإنْ َأ َسْأ ُت ْم َفلَ َها‬


Artinya: jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
jika kamu berbuat jahat, Maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri. (QS.al-Isra’: 7)

Rangkuman

1. Kolaborasi menurut  istilah adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi


beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang
terlibat secara langsung dan tidak langsung yang menerima akibat dan manfaat.
2. Tujuan kolaborasi adalah Kolaborasi melibatkan kerjasama yang erat, tujuan
bersama yang jelas, dan sistem yang terstruktur untuk berdiskusi dan beraksi
untuk mencapainya.
3. Kompetensi dalam Kebaikan Menurut bahasa (fastabiqul khoirot) arti ber lomba-
lomba dalam kebaikan.
4. Balasan pelaku kompetisi dalam kebaikan adalah Selalu bersama Allah SWT,
Menambah kenikmatan, Dicintai Allah, Memperoleh rahmat Allah, Memperoleh
pahala
5. Optimis menurut istilah adalah orang yang selalu berpengharapan baik dalam
menghadapi segala hal.
6. Hikmah berperilaku optimis diantaranya adalah : Optimisme adalah sebuah
keyakinan yang akan membawa pada pencapaian hasil. Tidak ada yang bisa
diperbuat tanpa harapan dan percaya diri, Berfikir positif akan memberikan
dorongan sikap dan tingkah lakuyang positif pula. Jiwa yang positif tampak
bergairah penuh antusiasme dan keberanian yang sangat mendalam, dalam
hidupnya tidak ada kata putus asa dan menyerah, karena bagi Allah semuanya
mudah, siapa saja yang Allah kehendaki pasti dia akan mendapatkan rahmatNya,
Memiliki kepercayaan diri dalam menjalani kehidupan ini sangat di anjurkan
dalam agama dan sangat penting sekali agar dapat terus bertindak menghadapi
tantangan.
7. Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan atau perekayasaan yang
bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu
pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah ada.

Refleksi

Centanglah () tabel di bawah ini dengan jujur dan benar sesuai penguasaanmu dan sikapmu
terhadap materi-materi dalam bab ini!

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Saya dapat memahami dampak dan nilai positif dari sikap
semangat berlomba dalam kebaikan, bekerja keras dan
kolaboratif, dinamis dan optimis, serta kreatif dan inovatif
2. Saya dapat membuktikan dampak dan nilai positif dari sikap
semangat berlomba dalam kebaikan, bekerja keras dan
kolaboratif, dinamis dan optimis, serta kreatif dan inovatif
3. Saya dapat membiasakan diri dengan sikap semangat
berlomba dalam kebaikan, bekerja keras dan kolaboratif,
dinamis dan optimis, serta kreatif dan inovatif
4. Saya dapat menganalisis peristiwa yang berhubungan dengan
sikap semangat berlomba dalam kebaikan, bekerja keras dan
kolaboratif, dinamis dan optimis, serta kreatif dan inovatif
5. Saya dapat mengkritisi peristiwa yang berhubungan dengan
sikap semangat berlomba dalam kebaikan, bekerja keras dan
kolaboratif, dinamis dan optimis, serta kreatif dan inovatif
Sekarang Aku Bisa
I. Pilihlah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (X) A,B,C,D dan E
yang benar.

1. Suatu kegiatan dilaksanakan dalam hal berlomba-lomba untuk mencapai tujuan


tertentu dalam kebaikan Fastabiqul Khoirot mengandung pengertian …
A. berlomba-lomba dalam kejuaraan positif
B. berlomba-lomba dalam kejujuran
C. berlomba-lomba dalam masalah ibadah
D. berlomba-lomba dalam kebaikan
E. bersaing dalam kebaikan
2. Bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka
berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti
Allah akan mengumpulkan kamu sekalian. dalam hal dasar pelaksanaan anjuran
Fastabiqul Khoirot ....
A. QS. Al Baqarah: 148 dan QS. Al-Hadid: 21
B. QS. Al Baqarah: 21 dan QS. Al-Hadid: 148
C. QS. Al Baqarah: 147 dan QS. Al-Hadid: 22
D. QS. Al Baqarah: 22 dan QS. Al-Hadid: 147
E. QS. Al Baqarah: 148 dan QS. Al-Hadid: 20
3. Faktor penting dalam setiap amal perbuatan adalah
A. peribadatan
B. muamalah
C. riya’
D. banyaknya amal
E. niat ikhlas
4. Merasa masih sedikit dibanding orang lain yang jauh lebih baik dari dirinya,
merupakan ciri pelaku kompetisi dalam kebaikan pada aspek …
A. Niat ikhlas
B. Cinta kebaikan dan orang baik
C. Merasa beruntung bila melakukan
D. Meneladani generasi yang baik
E. Merasa rugi bila meninggalkan
5. Ingin selalu meneladani dan mengikuti segala bentuk kebaikan, siapa pun yang
melakukannya, merupakan ciri pelaku kompetisi dalam kebaikan pada aspek …
A. Niat ikhlas
B. Cinta kebaikan dan orang baik
C. Merasa beruntung bila melakukan
D. Meneladani generasi yang baik
E. Merasa rugi bila meninggalkan
6. Tidak akan bertambah semangat hanya karena dipuji dan tidak akan melemah
karena dicela, merupakan ciri pelaku kompetisi dalam kebaikan pada aspek …
A. Niat ikhlas
B. Cinta kebaikan dan orang baik
C. Merasa beruntung bila melakukan
D. Meneladani generasi yang baik
E. Merasa rugi bila meninggalkan
7. Seseorang akan bersemangat melakukan kebaikan apabila dengan kebaikan itu dia
merasa yakin memperoleh keberuntungan, baik di dunia maupun di akhirat,
merupakan ciri pelaku kompetisi dalam kebaikan pada aspek …
A. Niat ikhlas
B. Cinta kebaikan dan orang baik
C. Merasa beruntung bila melakukan
D. Meneladani generasi yang baik
E. Merasa rugi bila meninggalkan
8. Bila seseorang tidak berbuat baik dia akan merasa sangat rugi, baik di dunia ini
maupun di akhirat kelak
A. Niat ikhlas
B. Cinta kebaikan dan orang baik
C. Merasa beruntung bila melakukan
D. Meneladani generasi yang baik
E. Merasa rugi bila meninggalkan
9. Hal yang tidak termasuk ke dalam sikap perilaku muslim/muslimah yang bersifat
optimis adalah ….
A. berprasangka baik terhadap Allah
B. meyakini akan datangnya pertolongan  Allah
C. berusaha agar kualitas hidupnya  meningkat
D. senantiasa bertawakal kepada Allah  
E. usahanya selalu berhasil dan tidak pernah gagal
10. Selalu mengharap ridho, rahmat, dan pertolongan Allah serta yakin semua itu
dapat diraih disebut….
A. roja
B. taubat
C. optimis
D. dinamis
E. gigih
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaandibawah ini tepat dan benar

1. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada


pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu Jelaskan pengertian berlomba-lomba dalam
kebaikan!
2. Buatlah contoh berlomba-lomba dalam kebaikan dalam kehidupan sehari-hari!
3. Cinta kepada kebaikan, agar kita suka melakukan kebaikan, harus tertanam juga di
dalam jiwa kita rasa cinta kepada siapa saja yang berbuat baik.Sebutkan dan
jelaskan ciri-ciri pelaku kompetisi dalam kebaikan?
4. Berkompetisi dalam kebaikan memiliki beberapa hikmah yang dapat kita ambil
dalam kehidupan sehari-hari. Jelaskan hikmah berperilaku kompetisi dalam
kebaikan?
5. Orang yang selalu berpengharapan baik dalam menghadapi segala hal, jelaskan
definis optimis?
6. Optimisme dalam konsep Islam menuntut kepada umat muslim untuk terus
berusaha dan dalam usahanya tidak lupa akan Tuhanya, sebutkan dan jelaskan
nilai positif optimis?
7. Berfikir positif akan memberikan dorongan sikap dan tingkah lakuyang positif
pula. Jiwa yang positif tampak bergairah penuh antusiasme dan keberanian yang
sangat mendalam, sebutkan dan jelaskan hikmah perilaku positif optimis?
8. Kegiatan berfikir yang teratur dan sistematis menghasilkan pengetahuan yang
sangat dibutuhkan dalam kehidupan, sebutkan dan jelaskan perilaku positif
inovatif?
9. Keterikatan kepada Allah SWT yang menjadi tempat bergantung dan berharap
satu-satunya. Allah yang menjadi tempat sekalian makhluk kembali, sebutkan dan
jelaskan perilaku kreatif?
10. Kemampuan manusia untuk menyerap, mengingat, mereproduksi,
mengimajinasikan, memperbandingkan, dan menyusun informasi sejak usia dini
melalui panca indera, tuliskanlah dalil naqli tentang dinamis?
PELAJARAN VII
MENGHINDARI PERILAKU TERCELA

Tujuan Pembelajaran

Dengan mempelajari materi dan dalil, berdiskusi, serta mengerjakan latihan, siswa akan:

1. Menyadari bahaya dari fitnah dan berita bohong (hoaks), adu domba, mencari-cari
kesalahan orang lain dan gosip dalam menghindari perilaku tercela
2. Membentuk pendapat tentang bahaya fitnah dan berita bohong (hoaks), adu domba,
mencari-cari kesalahan orang lain dan gosip dalam menghindari perilaku tercela
3. Membiasakan diri untuk menghindari fitnah dan berita bohong (hoaks), adu domba,
mencari-cari kesalahan orang lain dan gosip dalam menghindari perilaku tercela
4. Menganalisis peristiwa yang mencerminkan perilaku fitnah dan berita bohong (hoaks),
adu domba, mencari-cari kesalahan orang lain dan gosip dalam menghindari perilaku
tercela.
5. Mengkritik peristiwa yang mencerminkan perilaku fitnah dan berita bohong (hoaks), adu
domba, mencari-cari kesalahan orang lain dan gosip dalam menghindari perilaku tercela.

Tilawah

Sebelum memulai pelajaran, bacalah dahulu ayat dan terjemahan berikut!

َ ‫;;;د َف َت َّنا الَّذ‬


‫ِين مِنْ َق ْبل ِِه ْم‬ ْ ‫)ولَ َق‬ َ ‫ب ال َّناسُ َأنْ ُي ْت َر ُك;;;وا َأنْ َيقُولُ;;;وا آ َم َّنا َو ُه ْم ال ُي ْف َت ُن‬
َ ٢( ‫;;;ون‬ َ ;;;‫َأ َح ِس‬
)٣( ‫ين‬ َ ‫ص َدقُوا; َولَ َيعْ لَ َمنَّ ْال َكاذ ِِب‬ َ ‫َفلَ َيعْ لَ َمنَّ هَّللا ُ الَّذ‬
َ ‫ِين‬
Artinya: “ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? dan
Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta". (QS. Al Ankabut : 2-3)

Kerangka Konsep

Menghindari
Perilaku Tercela

Fitnah Berita Namimah Tajassus Ghibah


Bohong
(hoaks)
Kata Kunci

Fitnah Tajassus

Berita Bohong (hoaks) Ghibah

Namimah

Observasi M1 M2

Di zaman sekarang ini, informasi menyebar dengan cepat karena didukung oleh
kecanggihan tekhnologi. Dengan sekali klik saja sebuah informasi apapun dapat diakses
ke penjuru dunia.

Akan sangat bermanfaat jika keberadaan teknologi diiringi dengan rasa tanggung
jawab dalam penggunaannya. Realita di lapangan, masih banyak orang yang belum bijak
dalam menyikapi sebuah informasi yang diterima melalui media komunikasi. Informasi
diterima dengan bulat tanpa disaring atau ditelaah terlebih dahulu sehingga
menghasilkan prasangka yang jauh dari kebenaran. 

Prasangka inilah yang banyak dipertontonkan di media komunikasi dalam bentuk


ujaran kebencian, menghujat, menghina, memaki dan lainnya kepada pihak lain. kami
sudah 5 tahun dihina-hina, difitnah, dijelek-jelekkan, direndah-rendahkan, dihujat-hujat.
Saya diam..saya diam..saya diam, saya sabar..saya sabar ya Allah. Tetapi hari ini saya
minta saudara saudara sekalian, meluruskan fitnah fitnah itu setuju." 

Prasangka merupakan perbuatan yang tidak dibenarkan. Agama apapun tidak


merestui seseorang melakukan prasangka, karena akan membawa cara pandang ke arah
negatif kepada orang lain.  Terlebih jika prasangka sudah mejadi kebiasaan yang buruk,
kemudian dibawa dalam sebuah komunikasi sehingga merugikan orang lain.

Berbincang dalam hati atas sesuatu yang di anggap kurang sesuai, bahkan
menggunjingkan  seseorang berdasarkan perspektif diri sendiri tanpa mencari tahu lebih
dalam kebenarannya. Yang dilihat hanya tampak muka, tanpa mengetahui apa sajakah
yang ada di balik permukaan atau penyebab timbulnya kenyataan tersebut, lalu dengan
mudah membuat berprasangka lalu berujung fitnah. 
Tahukah Kamu?
Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar menghindari perilaku tercela

Apa yang dilakukan anak pada gambar?

Apa yang dimaksud dengan FITNAH itu?

Apakah bahaya perilaku fitnah?

Bagaimana cara menghindari perilaku fitnah?

Apa saja larangan bagi perilaku hoaks?

Kamu Harus Tahu


Fitnah merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Karena dampak yang ditimbulkan
selalu negatif, tidak akan pernah positif. Luka yang digoreskan/ditusukkan oleh fitnah lebih tajam
daripada pedang. Kehancuran akibat fitnah lebih dahsyat daripada bombardir senjata rudal.
Fitnah dapat merusak tali silaturahim, merusak persatuan dan kesatuan,
merugikan/mencelakakan/menyengsarakan orang lain, bahkan dapat menghancurkan Islam,
mengotori perjuangan.
 
Jadi, Fitnah dan adu domba merupakan bentuk kezholiman, yang ditegakkan atas tiga perkara
yaitu berpondasi pada kedustaan, kedengkian sebagai alasnya dan kemunafikan sebagai atapnya.
Orang yang suka memfitnah dan mengadu domba berjalan dengan baju kesombongan, mengikuti
kehendak hawa nafsu dan bujukan syetan. Otaknya dikotori dengan prasangka buruk. Hatinya
beku, sulit menerima kebenaran, merasa dirinya paling benar dan paling berjasa sehingga merasa
tidak enak dan cemburu ketika orang lain mendapat kesuksesan. Kebahagiannya di atas
penderitaan orang lain. Kehidupannya terlena dengan tipu daya syetan. Aqidah dan idealismenya
dijual hanya untuk memperoleh kesenangan dunia. Ingatlah, Rasulullah SAW bersabda, "Aku tidak
khawatir kalian miskin, tetapi aku khawatir (kalian mendapatkan) dunia (lalu) kalian bersaing
dalam urusan dunia itu." (HR. Ahmad)
Kita harus waspada dan hati-hati terhadap fitnah dan adu domba, juga terhadap orang
yang suka memfitnah dan mengadu domba. Karena mereka tergolong orang yang munafik, kufur
ni'mat dan berpotensi menjadi pengkhianat.
.
Apakah yang dimaksud dengan fitnah? Bagaimana bahaya fitnah, Hoaks?
Bagaimanacara menghindari fitnah hoaks? Apa saja larangan bagi perilaku hoaks? Untuk
mengetahui tentang perilaku tercela dan pembahasannya, yuk, kita simak
pembahasannya.

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN PERILAKU TERCELA?


A. FITNAH
1. Pengertian Fitnah
Fitnah menurut bahasa merupakan bentuk masdar dari fatana-yaftinu-
fatnanatau fitnatan yang berarti ujian dan cobaan, yang asal mula katanya bararti
membakar logam emas dan perak untuk membersihkan dan mengetahui kadarnya.

Dalam kamus Al Munawwir fitnah adalah bermakna memikat, menggoda,


membujuk, menyesatkan, membakar, menghalang-halangi, membelokkan,
menyeleweng, menyimpang, dan gila. Menurut bahasa fitnah berarti perkataan
bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud
menjelekkan orang,

adapun pengertian fitnah adalah suatu perbuatan yang memiliki tujuan utnuk
menyesatkan, menghalang-halangi, menyelewengkan tanpa dasar kebenaran yang
disebarkankan.

Seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang.Menurut Mahmud


Muhammad al Khazandar fitnah adalah sesuatu yang menimpa, individu atau
golongan, berupa kebinasaan atau kemunduran tingkatan iman, atau kekacauan di
dalam barisan Islam.

Dalam Al Quran, kata fitnah dalam berbagai bentuknya digunakan untuk


beberapa makna diantaranya:

a. Fitnah berarti al ikhtibar.


Yakni ujian dan cobaan, seperti pada ayat,
)٢٨( ‫َواعْ لَمُوا َأ َّن َما َأم َْوالُ ُك ْ;م َوَأ ْوال ُد ُك ْم فِ ْت َن ٌة َوَأنَّ هَّللا َ عِ ْن َدهُ َأجْ ٌر عَظِ ي ٌم‬

Artinya: "Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah


sebagai cobaan." (QS al Anfal [8]: 28)

‫ِّك َكيْ َت َقرَّ َع ْي ُن َه;;ا َوال َتحْ ; َز َن‬ َ ‫ك ِإلَى ُأم‬


;َ ‫ك َف َتقُو ُل َه ْل َأ ُدلُّ ُك ْم َعلَى َمنْ َي ْكفُلُ ُه َف َر َجعْ َنا‬ َ ‫ِإ ْذ َتمْشِ ي ُأ ْخ ُت‬
ٍ ;‫ت َعلَى َق‬
‫;دَر َي;;ا‬ َ ‫ِين فِي َأهْ; ِل َم; ْ;د َي َن ُث َّم ِجْئ‬
َ ‫ت سِ ن‬ َ ‫ك فُ ُتو ًنا َفلَ ِب ْث‬
;َ ‫ك م َِن ْال َغ ِّم َو َف َت َّنا‬ َ ‫َو َق َت ْل‬
َ ‫ت َن ْفسً ا َف َنجَّ ْي َنا‬
)٤٠( ;‫مُو َسى‬
Artinya: “(yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata
kepada (keluarga Fir'aun): "Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang
akan memeliharanya?" Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar
senang hatinya dan tidak berduka cita. dan kamu pernah membunuh seorang
manusia, lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah
mencobamu dengan beberapa cobaan; Maka kamu tinggal beberapa tahun
diantara penduduk Madyan, kemudian kamu datang menurut waktu yang
ditetapkan Hai Musa”,(QS Thaha [20]: 40).
b. Fitnah berarti al bala'
Adalah bencana (QS. al Anfal [8]: 25) atau siksaan dan penganiayaan yang
sangat kejam dan melampaui batas-batas peri kemanusiaan, seperti interogasi
disertai penyiksaan yang biasa dilakukan di tempat tahanan atau penjara.
Pernyataan Alquran bahwa "Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan"
(QS. al Baqarah [2]: 191) dimaksudkan untuk makna kedua ini. Hal ini disebabkan
mati (dibunuh) tentu lebih ringan daripada dibiarkan hidup, tetapi disiksa secara
biadab.
َ َ ‫اعلَ ُموا َأنَّ هَّللا‬
ِ ‫شدِي ُد ا ْل ِع َقا‬
)٢٥( ‫ب‬ ْ ‫ص ًة َو‬
َّ ‫َوا َّتقُوا ِف ْت َن ًة ال ُتصِ ي َبنَّ الَّذِينَ َظلَ ُموا ِم ْن ُك ْم َخا‬
Artinya: “dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa
orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat
keras siksaan-Nya”. (QS. al Anfal [8]: 25)
َ ‫َوا ْلفِ ْت َن ُة َأ‬
)١٩١(… ‫ش ُّد مِنَ ا ْل َق ْت ِل‬
Artinya: dan fitnahitu lebih besar bahayanya dari pembunuhan.”(QS. al Baqarah
[2]: 191)
c. Fitnah berarti al 'adzab.
Yakni siksa Allah di akhirat.
)١٤( َ‫ُذوقُوا ِف ْت َن َت ُك ْم ه ََذا الَّذِي ُك ْن ُت ْم ِب ِه َت ْس َت ْع ِجلُون‬

Artinya: Rasakanlah siksaanmu itu. Inilah azab yang dulu kamu minta untuk
disegerakan." (QS al Dzariyat [51]: 14).
Berdasar uraian diatas, fitnah bermakna ujian atau cobaan dalam
berbagai macam bentuknya. Ada ujian yang buruk seperti siksaan, kesusahan,
penderitaan, penyakit.

2. Bahaya Perilaku Fitnah


a. Merusak Keharmonisan Keluarga dan Masyarakat
Kisah besar tentang fitnah yang menimpa ‘Aisyah istri Rasulullah SAW,
yang telah diftnah berbuat selingkuh dengan salah seorang shahabat bernama
Shafwan bin Mu’aththal.
Orang-orang munafiq menghembuskan fitnah itu dalam rangka
mendiskreditkan keluarga Rasulullah SAW. Dengan menyebarkan fitnah itu
mereka berharap bahwa Rasulullah SAW beserta keluarganya akan kehilangan
kepercayaan dari kaum muslimin. Kepercayaan adalah pintu kesetiaan, kesetiaan
adalah pintu untuk mendapatkan dukungan dan dukungan adalah pintu untuk
meraih keberhasilan. Maka untuk menggagalkan dukungan dari kaum muslimin,
orang-orang munafiq menebarkan fitnah untuk menghilangkan kepercayaan
kaum muslimin kepada Rasulullah dan keluarganya.
Begitu besarnya bahaya fitnah tersebut terhadap kelangsungan dakwah
Rasulullah SAW, maka Allah merasa perlu membersihkan nama ‘Aisyah dengan
menurunkan beberapa ayat-Nya, QS. an Nur [24]: 12
ٌ ‫َات بَِأ ْنفُ ِس ِه ْم خَ ْيرًا َوقَالُوا هَ َذا ِإ ْف‬
ٌ ِ‫ك ُمب‬
)١٢( ‫ين‬ Gُ ‫لَوْ ال ِإ ْذ َس ِم ْعتُ ُموهُ ظَ َّن ْال ُمْؤ ِمنُونَ َو ْال ُمْؤ ِمن‬
Artinya: “mengapa di waktu kamu mendengar berita bohon itu orang-orang
mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan
(mengapa tidak) berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata."
b. Merusak karakter dan nama baik individu lain
Perilaku fitnah merugikan idifidu lain, malah menyebabkan hilangnya
perasaan kasih sayang, hormat dan kepercayaan di kalangan masyarakat,
sehingga runtuh segala sendi kebahagiaan hidup bermasyarakat.

Diantara faktor yang menimbulkan fitnah ialah dorongan


perasaan iri hati atau dengki terhadap orang lain, ditambah minimnya iman,
memperturutkan hawa nafsu dan sulit menerima kebenaran.

Seseorang melakukan fitnah  kepada  saudaranya dapat terjadi karena


ingin mendapatkan kuasa, pengaruh serta kepercayaan orang terhadap diri dan
dakwaannya, malah ingin menunjukkan dirinya seorang yang lebih baik daripada
saudaranya itu. Keadaan ini biasanya dibarengi dengan usaha membeberkan
keburukan yang pernah dilakukan orang lain yang bisa jadi tanpa dasar, sehingga
karakter dan nama baiknya rusak.

c. Menyebar Permusuhan dan perpecahan


Persatuan dan solidaritas merupakan langkah logis dan rasional, juga
sesuai dengan ajaran agama Islam. Sebaliknya perpecahan merupakan fenomena
tidak logis dan bertentangan dengan karakter manusia bahkan bertentangan
dengan anjuran Al Quran.
Tidak dapat dimungkiri bahwa dampak dari fitnah bukan saja terhadap mereka
yang difitnah, tapi juga terhadap masyarakat luas.

Di tanah air kita sendiri seringkali terjadi keributan dan kerusuhan yang
disebabkan oleh fitnah dan adu domba. Begitu besarnya bahaya dan dosa fitnah,
Bahkan, Nabi Muhammad SAW SAW lebih mempertegasnya lagi dengan
sabdanya, ''Tidak akan masuk surga orang yang menghambur-hamburkan fitnah
(suka mengadu domba).'' (HR. Abu Dawud dan Thurmudzi).

d. Menyesatkan Kebenaran Informasi


Pelaku fitnah pada dasarnya dilakukan oleh mereka yang pengalaman
religiusnya rendah, sehingga mempunyai kecenderungan mengada-adakan
informasi yang bertentangan dengan ajaran agama dan bahkan melakukan
banyak kegiatan yang mengarah pada berbagai bentuk kemusyrikan serta
menolak kebenaran.

Fitnah dalam beberapa hal dan keadaan tertentu, dapat menyesatkan


manusia. Al-Qur'an berulang-kali menceritakan kisah orang-orang yang tersesat.
Sebagai contoh, ketika Musa meninggalkan umatnya, mereka mengikuti Samiri
yang membuat patung anak sapi dan memujanya.
3. Menghindari Perilaku Fitnah
a. Meningkatkan keimanan
Akidah yang lurus itu memiliki pengaruh yang besar dan peran yang sangat
vital untuk membantu mengatasi dan menyikapi berbagai kejadian dan musibah
serta ujian yang menimpa manusia. Hal itu dikarenakan seorang yang memiliki
iman dan akidah yang benar mendapatkan berbagai prinsip dan kaedah penting
dari agamanya. Seorang mukmin tidak akan terpengaruh dan merasa takut
dengan berbagai propaganda.

Bahkan seorang mukmin itu jika ditakut-takuti dengan berbagai


sesembahan selain Allah maka dia akan semakin beriman dan yakin kepada Allah
sebagaimana para sahabat. Firman Allah QS. Ali Imran: 173-174)

( ‫;زا َد ُه ْم ِإي َما ًن;;ا َو َق;;الُوا َح ْس;; ُب َنا هَّللا ُ َونِعْ َم ْال َوكِي;; ُل‬ ْ ‫اس َق; ْ;د َج َم ُع;;وا لَ ُك ْم َف‬
َ ;‫اخ َش ; ْو ُه ْم َف‬ َ ‫الَّذ‬
َ ‫ِين َق;;ا َل لَ ُه ُم ال َّناسُ ِإنَّ ال َّن‬
)١٧٤( ‫ان هَّللا ِ َوهَّللا ُ ُذو َفضْ ٍل َعظِ ٍيم‬ َ ‫) َفا ْن َقلَبُوا ِبنِعْ َم ٍ;ة م َِن هَّللا ِ َو َفضْ ٍل َل ْم َي ْم َسسْ ُه ْم سُو ٌء َوا َّت َبعُوا ِرضْ َو‬١٧٣

Artinya: “ (yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada
mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada
mereka", Maka Perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab: "Cukuplah Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-
baik Pelindung". Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar)
dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti
keridhaan Allah. dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Ali Imran: 173-
174)

b. Menerima dan menyebar informasi secara proporsional


Tidak menyebarkan semua berita yang didengar, terlebih berita yang bisa
menimbulkan kekhawatiran atau rasa aman di tengah-tengah masyarat.Sebagian
orang ketika timbul fitnah sangat bersemangat untuk menyebarkan berita apa
pun keadaannya dan menyampaikannya sebagaimana yang dia dengar tanpa
mengecek berita yang benar dan berita yang salah. Demikian juga tanpa
mempertimbangkan dampak yang timbul jika berita tersebut disebarluaskan.

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan menyikapi adanya suatu


berita.memastikan keabsahan beritasumber berita atau penyampai berita
merenungkan dan menimbang-nimbang apakah menyebarluaskan berita itu
bermanfaat bagi manusia baik dari sisi agama ataupun dunia ataukah malah
menimbulkan bahaya berupa masyarakat menjadi ketakutan, merasa resah dan
sebagainya.

c. Bersikap sabar dan mengharap rahmat Allah


Sesungguhnya ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi yang  menerpa
hidup manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan Allah. Bagi
orang-orang mukmin sabar adalah solusi, dalam menghadapi berbagai macam
ujian dan cobaan hidup di dunia ini. Kesabaran merupakan perkara yang amat
dicintai oleh Allah.

Dengan berbagai musibah yang datang silih berganti ini, hendaknya


seorang bermuhasabah diri dan makin mendekatkan diri kepada Allah swt.
Karena tidak ada yang bisa memberikan solusi terbaik dari berbagai ujian dan
cobaan hidup melainkan hanya Allah.

َ ‫)الَّذ‬١٥٥( ‫ين‬ َّ ‫ت َو َب ِّش ; ِر‬ َّ ‫س َو‬ ِ ُ‫ال َواأل ْنف‬ ٍ ‫ُوع َو َن ْق‬ ْ ْ ُ
‫ِين‬ َ ‫الص ; ِاب ِر‬ ِ ‫الث َم َرا‬ ِ ‫ص م َِن األمْ َو‬ ِ ‫َولَ َن ْبل َو َّن ُك ْم ِب َشيْ ٍء م َِن ال َخ ْوفِ َوالج‬
‫ك ُه ُم‬َ ‫;ة َوُأولَِئ‬
ٌ ;‫ات مِنْ َرب ِِّه ْم َو َرحْ َم‬
ٌ ‫صلَ َو‬
َ ‫ك َعلَي ِْه ْم‬ َ ‫)ُأولَِئ‬١٥٦( ‫ُون‬ َ ‫ِإ َذا َأ‬
َ ‫صا َب ْت ُه ْم مُصِ ي َب ٌة َقالُوا ِإ َّنا هَّلِل ِ َوِإ َّنا ِإلَ ْي ِه َرا ِجع‬
)١٥٧( ‫ون‬ َ ‫ْال ُم ْه َت ُد‬

Artinya: dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang
apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi
raaji'uun" mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk.(QS. al Baqarah [2]: 155-157)

d. Bersikap bijaksana
Pemahaman yang tepat terhadap realitas informasi al Quran bahwa
kehidupan dunia adalah tempat terjadinya fitnah/ ujian yang berfungsi untuk
membedakan apakah seseorang itu benar-benar beriman atau tidak.

َ ‫;;;د َف َت َّنا الَّذ‬


‫ِين مِنْ َق ْبل ِِه ْم‬ ْ ‫)ولَ َق‬ َ ‫ب ال َّناسُ َأنْ ُي ْت َر ُك;;;وا َأنْ َيقُولُ;;;وا آ َم َّنا َو ُه ْم ال ُي ْف َت ُن‬
َ ٢( ‫;;;ون‬ َ ;;;‫َأ َح ِس‬
)٣( ‫ين‬ َ ‫ص َدقُوا; َولَ َيعْ لَ َمنَّ ْال َكاذ ِِب‬ َ ‫َفلَ َيعْ لَ َمنَّ هَّللا ُ الَّذ‬
َ ‫ِين‬
Artinya: “ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? dan
Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta". (QS. Al Ankabut : 2-3)

e. Memohon agar terhindar yang membahayakan diri dan lingkungan dari ujian
Bagi orang beriman yang memahami hakekat kehidupan dunia, tetap
belum aman terhadap fitnah, karena syetan selalu mengawasi mereka dan
menggodanya sehingga orang beriman itu, lalai, jatuh dan terkena fitnah dunia
dengan segala macamnya.

َ ‫ك َأ ْن‬
)٥( ‫ت ْال َع ِزي ُز ْال َحكِي ُم‬ َ ‫اغفِرْ لَ َنا َر َّب َنا ِإ َّن‬ َ ‫َر َّب َنا ال َتجْ َع ْل َنا فِ ْت َن ًة لِلَّذ‬
ْ ‫ِين َك َفرُوا َو‬

Artinya: “Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan Kami (sasaran) fitnah bagi
orang-orang kafir. dan ampunilah Kami Ya Tuhan kami. Sesungguhnya
Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Al-Mumtahanah : 5)
Rasulullah selalu mengajarkan kepada umatnya agar berlindung kepada
Allah dari berbagai macam fitnah yang membahayakan manusia. Diantara do’a
Rasul saw. untuk membentengi fitnah tersebut yaitu :

‫ك مِنْ ِف ْت َن ِة‬ ُ ‫ َوأع‬،‫ك أنْ ُأ َر َّد ِإلَى َأرْ َذ ِل ال ُعمُر‬


َ ‫ُوذ ِب‬ ُ ‫ َوأع‬،‫ْن‬
َ ‫ُوذ ِب‬ ِ ‫ك م َِن ال ُجب‬ ُ ‫ َوَأ‬،‫ك م َِن الب ُْخ ِل‬
َ ‫عوذ ِب‬ ُ ‫اللَّ ُه َّم إ ِّني أع‬
َ ‫ُوذ ِب‬
ِ
ِ ‫ك مِنْ َع َذا‬
‫ب ال َقب ِْر‬ ُ ‫ َوَأع‬،‫ال ُّد ْن َيا‬
َ ‫ُوذ ِب‬

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebakhilan, aku berlindung
kepada-Mu dari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari kepikunan, dan
aku berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia dan siksa kubur”. (HR. Al-Bukhari,
Al-Tirmidzi, al-Nasai, dan Ahmad)

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4


1. Buatlah kelompok sebanyak 4-5 peserta didik atau sesuaikan dengan keadaan
kelas kalian!
2. Identifikasikan setiap anggota kelompok bagaimana cara
mengimplementasikan menghindari perilaku fitnah dalam kehidupan sehari-
hari
3. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja dan dilaporkan
kepada guru mata pelajaran.

B. HOAKS
1. Pengertian Hoax
Menurut bahasa Hoax memiliki makna olok-olokan, cerita bohong, dan
senda gurau.
Sedangkan berita hoax dalam bahasa Arab disebut ‫ )„أفك‬dan sepadan pula
dengan kata ‫ )كذب‬kadzab) yang memiliki makna dusta. Perkembangan teknologi
media sosial saat ini benar-benar menjadi sasaran bagi produsen pembuat berita
hoax.
adapun menurut istilah Hoax adalah suatu perbuatan yang dilakukan
seseorang untuk mengolok-olokan, cerita bohong dengan tujuan tertentu
Tak bisa dipungkiri lagi bahwa masyarakat saat ini konsumtif sekali terhadap
peredaran berit-berita atau informasi-informasi yang ada di media sosial.
Sayangnya juga, terkadang masyarakat mengambil bagian menjadi distributor
berita-berita hoax tersebut.
Sehingga berita menyebar secara masif tanpa ada yang tahu sumber asli
berita tersebut dan tidak meneliti secara baik terhadap kebenaran berita
tersebut. Berita hoax dibuat dengan unsur-unsur provokatif, sebagaiman yang
telah penulis kemukakan diatas. Maka sikap kehati-hatian merupakan hal yang
juga harus ditonjolkan oleh masayarakat. Jika diukur dari segi dampak, maka
berita hoax memiliki dampak yang sangat besar. Adapun dampak besar yang
ditimbulkan oleh berita hoax memiliki dua sisi. Pertama, dampak pada individu
atau orang yang menyebarkan hoax, kredebilitasnya turun dan tidak bisa
dipercayai orang lagi. Pelaku juga bisa terjerat pasal 28 ayat 1 UU ITE, karena
telah sengaja menyebarkan berita hoax dan menyesatkan, hukumannya sampai 6
tahun penjara dandenda 1 miliar rupiah. Kedua, dampak bagi masyarakat yakni
bisa memicu perselisihan, keributan, serta ketidaktenangan di masyarakat.
Bahkan lebih parah lagi, jika menyangkut politik dan SARA, bisa memecah belah
persatuan bangsa.

2. Bentuk-bentuk Hoax dalam al-Qur’an


Adapun bentuk-bentuk hoax dalam Al-Qur‟an yakni sebagai berikut,
1. Informasi yang disampaikan tidak boleh mengandung unsur merendahkan,
mencela, mencemarkan nama baik orang lain. (Al-Hujarat: 49/11).
2. Tidak boleh mengandung unsur mencari-cari kesalahan orang lain. (Al-
Hujarat: 49/12).
3. Informasi tidak boleh ditambah-tambah interpretasi subjektif dengan tujuan
agar berita menjadi menarik dan menghebohkan. (An-Nahl: 16/116). “Dan
janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu
secara Dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan
terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah Tiadalah beruntung”.
4. Tidak boleh menyampaikan berita yang sengaja dibalikkan dari fakta
sebenarnya atau memutarbalikkan informasi

3. Akibat Hoax menurut al-Qur’an


Adapun Akibat Hoax Menurut Al-Qur’an Berkenaan dengan informasi yang
sangat mudah di dapat saat ini, setiap orang perlu memiliki sikap kehati-hatian,
ketelitian serta pemahaman, sebab banyak informasi yang kurang akurat,
khususnya media sosial. Media sosial saat ini benar-benar menjadi momok yang
cukup menakutkan, sebab kolaborasinya bersama teknologi dari tahun ke tahun
terus mengalami kemajuan yang pesat.
Tidak dinafikan lagi bahwa teknologi informasi dan komunikasi
berkembang dengan begitu cepat melalui internet. Bukan hanya piranti PC yang
dapat terkoneksi dengan internet, namun koneksi melalui internet juga dapat
diperoleh dengan piranti yang portable dan handy. Ponsel atau handphone
berubah menjadi inovasi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan komunikasi
melainkan juga informasi, yang kemudian disebut dengan smartphone (telepon
pintar) dan tablet (atau sejenisnya)
4. Cara Menanggapi Hoax dalam perspektif al-Qur’an
Cara Menanggapi Hoax Perspektif Al-Qur’an Sebagai seorang muslim kita
diperintahkan untuk meneliti kebenaran sebuah berita sebelum mempercayai
apalagi menyebarkannya. Dikarenakan saat ini banyak sekali berita atau
informasi-informasi yang memiliki unsur hoax.
Mengingat juga bahwa hoax merupakan suatu alat yang dapat memicu ke
ranah fitnah, kehebohan, perpecahan bahkan dendam yang terus berlanjut. Allah
telah mengajarkan di dalam kitab suci-Nya untuk melakukan hal-hal berikut
sebagai langkah pencegahan atau langkah menyikapi berita hoax.
adapun cara menanggapi hoax adalah
a. Berpikir Positif
Allah menganjurkan umat Islam untuk berpikir positif saat menerima berita-
berita yang sekiranya mengandung unsur-unsur provokasi ataupun berita yang
tidak sesuai dengan faktanya.
b. Jangan Ikut Menyebarkan
Setelah dianjurkan untuk berikir positif, maka langkah selanjutnya
adalah Allah melarang umat muslim untuk tidak ikut handil dalam
menyebarkan berita-berita hoax.
Sebagaimana firman-Nya di dalam surat al-Isra‟ [17]: 36, yang artinya:
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”
c. Tabayyun
Setelah langkah berpikir positif dan larangan untuk menyebarkan berita
hoax, selanjutnya umat Islam dianjurkan untuk bertabayyun, agar terhindar
sekaligus meminimalisir massifnya peredaran berita hoax di jagat media sosial.
Hal ini difirmankan Allah di dalam surat al-Hujarat [49]: 6, yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa
suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
d. Membaca
Pada firman Allah Surat Al-Alaq [96]: 1, yang berbunyi, “Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang menciptaka”. Perintah pertama kali saat
wahyu turun yang dianjuran oleh Allah adalah membaca.
Karena membaca merupakan hal yang sangat penting guna menyerap
informasi-informasi yang ada. Jika dikaitkan dengan hoax, jelas hal ini menjadi
landasan utama melawan hoax.
e. Bertanya
Gusnar Zain juga menambahkan bahwa salah satu usaha yang dilakukan
untuk mencari kebenaran informasi atau bertabayyun adalah sebagaimana
yang terdapat di dalam Al-Qur‟an Surat Yunus [10]: 94, yang artinya:
‫ك ْال َح ُّق‬
َ ‫ك لَ َق ْد َجا َء‬ َ ‫ُون ْال ِك َت‬
َ ِ‫اب مِنْ َق ْبل‬ َ ‫ك َفاسْ َأ ِل الَّذ‬
َ ‫ِين َي ْق َرء‬ َ ‫ك ِممَّا َأ ْن َز ْل َنا ِإلَ ْي‬ َ ‫َفِإنْ ُك ْن‬
ٍّ ‫ت فِي َش‬
)٩٤( ‫ين‬ َ ‫ك َفال َت ُكو َننَّ م َِن ْالمُمْ َت ِر‬ َ ‫مِنْ َر ِّب‬

Artinya : “Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan


tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-
orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang
kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu
temasuk orang-orang yang ragu-ragu”.(QS.Yunus/10/94)
Saat ini informasi sangatlah banyak dan mudah di dapat melalui kecanggihan
teknologi yang semakin pesat kemajuannya. Banyaknya informasi terkadang
membuat masyarakat kebingungan dan ragu untuk memilih mana yang benar
dan mana salah.

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4


1. Identifikasikan setiap anggota kelompok bagaimana cara
mengimplementasikan menghindari perilaku Hoax dalam kehidupan sehari-
hari
2. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja dan dilaporkan
kepada guru mata pelajaran.

C. ADU DOMA/NAMIMAH
1. Pengertian Adu domba/Namimah

Menurut bahasa Adu Domba/namimah bermakna suara pelan atau


gerakan. Namimah mengandung arti mengadu domba antara pihak satu dengan
pihak yang lain.

Menurut istilah adu domba adalah suatu perbuatan menceritakan aib


seseorang dengan tujuan mengadu domba terhadap orang lain.

Menurut para ahli Al Baghawi menjelaskan bahwa Adu Domba/namimah


adalah mengutip suatu perkataan dengan tujuan untuk mengadu domba antara
seseorang dengan si pembicara.

Menurut Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalaani Adu Domba /namimah adalah


membeberkan sesuatu yang tidak suka untuk dibeberkan. Baik yang tidak suka
adalah pihak yang dibicarakan atau pihak yang menerima berita, maupun pihak
lainnya. Baik yang disebarkan itu berupa perkataan maupun perbuatan. Baik berupa
aib ataupun bukan. Orang yang mempunyai penyakit hati namimah suka sekali
menyebarkan berita yang menimbulkan kekacauan antara manusia. Contoh dari
Namimah ini:

Contoh : Ketika si A berkata kepada si B tentang si C; bahwa si C itu orangnya


tamak, rakus, lalu si B tanpa tabayyun (klarifikasi) menyampaikan kepada
si C perkataan si A dengan tujuan agar si C marah dan benci kepada si A,
sehingga dengan demikian si B dapat dikatakan sebagai orang yang
berbuat Fitnah (Namimah) yaitu sebagai penyebar fitnah.
2. Nilai negatif perilaku Adu Domba/Namimah
a. Mendapat dosa
Rasulullah SAW mengingatkan kaum muslimin agar jangan melakukan
namimah, karena namimah merupakan dosa besar, kelak Allah mengazabnya di
dalam kubur dan tidak dapat masuk surga,

 ‫ل ْال َج َّن َة َن َما ٌم‬


ُ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم الَ َي ْد ُخ‬ ِ ‫ َقا َل َرسُو ُ;ل‬:‫َعنْ ح َُذ ْي َف َة َقا َل‬
َ ‫هللا‬
Artinya: “Tidak akan bisa masuk surga orang yang suka melakukan namimah”.
(HR. Bukhari dan Muslim). 

b. Mendapat predikat orang fasik


Allah mensifati pelaku namimah sebagai orang fasiq yakni orang yang
menyaksikan tetapi tidak meyakini dan melaksanakan. Ia juga bermaksud
melakukan maksiat, meninggalkan perintah Allah, dan menyimpang dari jalan
yang benar.

Berita dari seorang yang diduga pelaku namimah dibutuhkan klarifikasi,


cek dan ricek akan kebenarannya. Atau tidak segera menyebarkan berita yang
tidak jelas sumbernya tersebut sebelum jelas kedudukannyasebagaimana firman
Allah,

;َ ‫ِين آ َم ُنوا ِإنْ َجا َء ُك ْم َفاسِ ٌق ِب َن َبٍإ َف َت َب َّي ُنوا َأنْ ُتصِ يبُوا َق ْومًا ِب َج َهالَ ٍة َف ُتصْ ِبحُوا َعلَى َما َف َع ْل ُت ْم َن;;ا ِدم‬
( ‫ِين‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik
membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al Hujurat: 6)

c. Informasi yang diberikan menyesatkan


Dalam keseharian kadangkala kita mendengar berita yang tidak jelas asal-
usulnya, atau isu yang diperbesarkan dalam lembar provokasi. Berita itu kadang
terkait dengan kehormatan seseorang muslim, atau dengan jabatan. dengan
jelas kita dilarang percaya kepada berita angin, sebelum memastikan kebenaran
berita.

Jika jelas yang membawa berita adalah orang dikenal sebagai provokator
keburukan, maka wajib bagi kita untuk tidak mempercayai karena akan
cenderung menyesatkan.

ٍ ‫َّاز َم َّشا ٍء ِب َنم‬


)١١( ‫ِيم‬ ٍ ‫) َهم‬١٠( ‫ين‬ ٍ ‫َوال ُتطِ عْ ُك َّل َحال‬
ٍ ‫ف َم ِه‬
Artinya: “ dan janganlah kamu ikuti Setiap orang yang banyak bersumpah lagi
hina. yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah. yang banyak
menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa”, (QS. Al
Qalam: 10-11)

d. Menimbulkan sikap saling membenci


Namimah termasuk cara syaitan yang paling keji untuk memisahkan
persatuan antara dua kelompok, merusak ukhuwah (persaudaraan) dan
mahabbah (rasa kasih sayang).

ْ‫ َو َمنْ َفرَّ َج َعن‬،ِ‫اج ِته‬ َ ‫ان هللاُ في َح‬ َ ‫ َك‬، ‫اجة أخِيه‬ َ ‫ان في َح‬ َ ‫ َمنْ َك‬. ‫ َوالَ يُسْ لِ ُم ُه‬، ‫ الَ َي ْظلِ ُم ُه‬، ‫المُسْ لِ ُم أ ُخو المُسْ ل ِِم‬
‫ َو َمنْ َس َت َر مُسْ لِما ً َس َت َرهُ هللاُ َيو َم القِ َيا َم ِة‬، ‫وم القِ َيا َم ِة‬
ِ ‫ب َي‬ِ ‫كر‬َ ْ‫ َفرَّ َج هللاُ َع ْن ُه ِب َها ُكرْ َب ًة مِن‬،‫مُسْ ل ٍِم ُكرْ َب ًة‬

Artinya: “Seorang Muslim adalah saudara Muslim yang lain, dia tidak
menzaliminya dan tidak menyerahkannya (kepada musuh), barangsiapa yang
memenuhi keperluan saudaranya (Muslim) nescaya Allah akan memenuhi
keperluannya, barangsiapa yang menghilangkan kesusahan seorang Muslim
nescaya Allah akan menghilangkan kesusahan-kesusahannya pada Hari Kiamat,
dan barangsiapa menutupi aib seorang Muslim nescaya Allah akan menutupi
aibnya pada Hari Kiamat”. (Riwayat Bukhari dan Muslim)

e. Merusak hubungan persahabatan


Al-Qur’an telah menyatakan bahwa perbuatan namimah atau
mengadukan perkataan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak
atau mengadu domba, pelakunya dicap oleh Al-Qur’an sebagai orang fasik.

Oleh karena itu, Allah berpesan, jika kita menghadapi orang-orang


seperti itu, kita harus mengecek kebenaran perkataannya. Karena lidah orang
yang suka namimah pandai menyebarkan fitnah, sehingga akhirnya akan
menimpa orang-orang yang tak tahu menahu. Setelah itu baru kita sadar dan
menyesal, apa yang telah dikatakannya tiada lain fitnah belaka. 

‫اَ ْلمُسْ لِ ُم َمنْ َسلِ َم ْالمُسْ لِم ُْو َن مِنْ لِ َسا ِن ِه َو َي ِد ِه‬

Artinya: “Seorang muslim (yang baik) adalah seseorang, yang kaum muslimin
selamat dari lisan dan tangannya”. (HR. Bukhari)

3. Menghindari perilaku Adu Domba/Namimah


Adapun menghindari perilaku adu domba/namimah adalah sebagai berikut ;
a. Menjaga lisan
Berusaha dan bersungguh-sungguhlah untuk menjaga lisan dan
menahannya dari perkataan yang tidak berguna, apalagi dari perkataan yang
karenanya saudara kita tersakiti dan terdzalimi. Bukankah mulut seorang
mukmin tidak akan berkata kecuali yang baik.

ْ ‫هلل َو ْال َي ْو ِم اآلخ ِِر َف ْل َيقُ ْل َخيْرً ا َأ ْو لِ َيصْ م‬


‫ُت‬ َ ‫َمنْ َك‬
ِ ‫ان يُْؤ مِنُ ِبا‬

Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
ucapkanlah (perkataan) yang baik atau diam”.(HR. Bukhari)
b. Berusaha selalu dekat dengan Allah (muqarabah)
Muraqabah adalah salah satu sifat mulia, dimana seseorang yang
senantiasa muraqabah kepada Allah, maka dia akan merasakan bahwa dirinya
merasa diawasi Oleh Allah, karena dia tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala
yang Maha Melihat, Maha Mengetahui, Maha Mendengar, tidak satupun yang
luput dari pengetahuannya.

Dengan sifat ini maka dia merasa takut untuk berbuat Namimah.

)٤(... ‫َوه َُو َم َع ُك ْم َأي َْن َما ُك ْن ُت ْم‬

Artinya: dan Dia (Allah) bersama kamu dimana saja kamu berada. (QS.al-Hadiid:
4)

c. Mengakui kesalahan dengan meminta maaf


Bila sudah terlanjur memanas-manasi keadaan, maka dia harus segera
meluruskan kembali permasalahannya sehingga suasana menjadi tenteram
kembali, kemudian meminta maaf kepada keduanya. Jika telah terjadi
permusuhan dan perselisihan antar pihak yang diadu domba, maka dia harus
berusaha untuk mendamaikanya kembali dan meminta maaf kepada kedua
belah pihak serta berjanji tidak akan mengulanginga lagi.

Kesadaran tersebut tumbuh akan keyakinan bahwa Allah selalu mengawasi


dan adanya Malaikat yang mengawasi,

)٣٦( ‫ان َع ْن ُه َمسْ ُئوال‬ َ ‫ص َر َو ْالفَُؤ ا َد ُك ُّل ُأولَِئ‬


َ ‫ك َك‬ َ ‫ك ِب ِه عِ ْل ٌم ِإنَّ السَّمْ َع َو ْال َب‬ َ ‫َوال َت ْقفُ َما َلي‬
َ َ‫ْس ل‬

Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya”. (QS. Al Isra’: 36)

d. Intropeksi diri (muhasabah)


Introspeksi diri diawali dengan sikap rendah hati, menyadari bahwa kita
tidak luput dari kekeliruan dan kesalahan. Orang yang sombong tidak mau
melakukan evaluasi diri karena selalu merasa benar. Akibatnya tidak ada
pertumbuhan pribadi, karena hanya bersikap menyalahkan orang lain, situasi
atau bahkan Tuhan.

Introspeksi diri bukan berarti bersikap menghakimi atau menyalahkan diri


sendiri. Tetapi bentuk kebesaran hati untuk memperbaiki dan mengembangkan
diri sendiri kearah yang lebih baik. 

)١٩( ‫ون‬ َ ‫ِين َنسُوا هَّللا َ َفَأ ْن َسا ُه ْم َأ ْنفُ َس ُه ْم ُأولَِئ‬


َ ُ‫ك ُه ُم ْال َفاسِ ق‬ َ ‫َوال َت ُكو ُنوا َكالَّذ‬

Artinya: “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu
Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-
orang yang fasik”. (QS. Al Hasyr: 19).
D. MENCARI-CARI KESALAHAN ORANG LAIN
1. Pengertian Mencari-cari Kesalahan Orang Lain
Mencari-cari kesalahan orang lain dalam bahasa Arab disebut dengan
tajassus berarti mencari berita dan menyelidikinya. Secara istilah, kata tajassus
berarti mencari-cari kesalahan orang lain dengan cara menyelidiki dan
mematainya. Perbuatan tajassus merupakan perbuatan yang dilarang oleh
agama Islam. Perbuatan ini sama dengan memakan daging saudaranya sendiri
yang sudah mati. Allah Swt. berfirman:
ُ ْ‫الظنِّ ِإ ْث ٌم َوال َت َج َّسسُوا َوال َي ْغ َتبْ َبع‬
‫ض ُك ْم‬ َّ ‫ض‬ َ ْ‫الظنِّ ِإنَّ َبع‬ َّ ‫ِين آ َم ُنوا اجْ َت ِنبُوا َك ِثيرً ا م َِن‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
)١٢( ‫َبعْ ضً ا َأ ُيحِبُّ َأ َح ُد ُك ْم َأنْ َيْأ ُك َل لَحْ َم َأخِي ِه َم ْي ًتا َف َك ِرهْ ُتمُوهُ َوا َّتقُوا هَّللا َ ِإنَّ هَّللا َ َت َّوابٌ َرحِي ٌم‬

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-


sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang”. (QS. al-Hujurāt [49]: 12)
Perbuatan tajassus akan mengundang retaknya hubungan manusia
karena dengan kesalahan-kesalahan yang dicari, aib seseorang akan terbongkar.
Hal itu sama dengan mengingkari perintah Allah untuk saling bersaudara.

2. Penyebab Perbuatan Mengadu domba


Adapun penyebab perbuatan mengadu domba adalah ;
a. Menginginkan citra buruk melekat pada seseorang
Tujuan seseorang melakukan perbuatan adu domba di antaranya
karena si pengadu domba menginginkan seseorang memiliki citra negatif di
tengah-tengah masyarakat.
Hal yang seharusnya ditutupi malahan dibicarakan kepada orang lain
sehingga yang mendapat cerita memiliki asumsi buruk tentang sosok yang
diceritakan. Padahal agama memerintahkan untuk menutupi aib
saudaranya.
b. Menginginkan citra baik di mata seseorang
Orang yang mengadu domba terkadang menginginkan dirinya
senantiasa baik di mata orang lain. Misalkan si A akrab dengan si pengadu
domba. Hanya saja si A memiliki musuh si B. Agar hubungan si pengadu
domba tetap baik dengan si A, maka apa saja prilaku buruk si B diceritakan
kepada si A. Dengan demikian si A akan senantiasa memiliki simpati
kepada si pengadu domba. Perbuatan adu domba atau namimah di sini
jelas sangat tercela karena membiarkan permusuhan terjadi antara si A
dan si b terus terjadi bahkan semakin memperuncing masalah.
c. Memiliki hobi mengadu domba orang lain
Di antara tujuan orang melakukan adu domba adalah karena hobi.
Seseorang tidak menginginkan adanya kedamaian di lingkungannya.
Oleh karena itu ia selalu saja mempengaruhi si A misalnya agar
bermusuhan dengan si B dengan menceritakan keburukan si B. Demikian
pula sebaliknya.

d. Berlebihan di dalam pembicaraan atau kebatilan


Dalam berbicara sesungguhnya ada hal-hal yang memang patut
dibicarakan, tetapi ada hal-hal yang tidak patut dibicarakan. Dengan kata
lain tidak semua yang kita tahu harus kita bicarakan, tetapi yang kita
bicarakan kita harus tahu manfaat dan bahayanya. Itulah barangkali prinsip
yang harus dipegang.
Ada satu pribahasa yang menyatakan keselamatan seseorang ada
pada menjaga lisannya. Dengan demikian tindakan berlebihan dalam
berbicara atau kebatilan ini justru yang dapat menghantarkan pada
terjadinya adu domba antar pihak-pihak yang semestinya menerapkan
perdamaian.
3. Cara Mengantisipasi Adu Domba/ Namimah

Tindakan namimah atau mengadu domba pada umumnya terjadi di tengah


masyarakat. Oleh karena itu kita harus melakukan langkah-langkah agar terhindar
dan tidak terjerumus di dalamnya.

a. Tidak segera mempercayai gosip.


Kabar burung atau gosip kerap beredar di masyarakat. Agar tidak
terperosok dan terprovokasi, maka tindakan yang harus dilakukan adalah tidak
segera percaya kepada berita tersebut melainkan melakukan tabbyun atau
klarifikasi.
b. Mencegah dan menasehati pembawa berita.
Amar ma’ruf dan nahi munkar merupakan ajaran agama. Sudah seharusnya
sebagai seorang muslim memberanikan diri untuk mencegah dan memberi
nasehat kepada orang-orang atau pihak-pihak yang terindikasi melakukan
perbuatan namimah atau mengadu domba. Dengan demikian sebaikanya
pelaku namimah seharusnya dimarahi dan tidak dipercaya begitu saja
perkataannya.
c. Memiliki asas praduga tak bersalah

Sebagai seorang muslim tidak boleh begitu saja percaya terhadap berita yang
belum jelas sumbernya. Oleh karena ketika ada seseorang membawa berita
dengan menceritakan keburukan si A misalnya, maka hal pertama yang kita
lakukan adalah berpegangan pada asas praduga tidak bersalah terlebih dahulu.
Hal ini perlu dilakukan agar kita tidak termasuk orang yang terkecoh dan
terjerumus di dalam pusaran namimah. Betapapun namimah akan membawa
korbannya pada kerusakan dan perpecahan yang dibenci oleh Allah Swt dan
rasulnya.
Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4
1. Identifikasikan setiap anggota kelompok bagaimana cara
mengimplementasikan menghindari perilaku adu domba dalam kehidupan
sehari-hari
2. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja dan dilaporkan
kepada guru mata pelajaran.

E. GHIBAH
1. Pengertian Ghibah

Menurut bahasa Ghibah berasal dari bahasa Arab dengan ghaaba, yang
berarti tidak hadir atausesuatu yang tertutup dari pandangan. Kata gibah dalam
bahasa Indonesia berarti menggunjing yakni, menyebutkan kata-kata keji atau
meniru-niru suara atau perbuatan orang lain dibelakangnya (tidak dipintunya)
dengan maksud untuk menghinanya.

adapun pengertian ghibah adalah suatu perbuatan menceritakan aib


seseorang yang tidak ada orangnya dengan tujuan menggunjing. menyebutkan
kata-kata keji dll.

Menurut para ahli Ibnu Mas’ud, ghibah adalah engkau menyebutkan apa
yang kau ketahui pada saudaramu, dan jika engkau mengatakan apa yang tidak
ada pada dirinya berarti itu adalah kedustaan. Syaikh Salim Al-Hilali menjelaskan
Ghibah adalah menyebutkan aib (saudaramu) dan dia dalam keadaan tidak hadir
dihadapan engkau (goib). Jadi ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang
terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan).

Hukum ghibah adalah haram.

َ ;‫ِين آ َم ُن;;وا لَ ُه ْم َع; َذابٌ َألِي ٌم فِي ال; ُّد ْن َيا َواآل ِخ‬
‫;ر ِة َوهَّللا ُ َيعْ لَ ُم‬ َ ِ‫ُّون َأنْ َتش‬
َ ‫يع ْال َفا ِح َش ُة فِي الَّذ‬ َ ‫ِين ُي ِحب‬َ ‫ِإنَّ الَّذ‬
)١٩( ‫ُون‬ َ ‫َوَأ ْن ُت ْم ال َتعْ لَم‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan
yang Amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka
azab yang pedih di dunia dan di akhirat. dan Allah mengetahui, sedang, kamu
tidak mengetahui”. (QS. An Nur: 19)

Batas ghibah adalah membicarakan sesuatu yang terdapat pda orang lain,
yang jika sampai kepada dia tidak akan menyukainya. Pembicaraan itu misalnya ;

a. Pembicaraan yang berkenaan dengan Keburukan atau kekurangan


tubuhnya, misalnya menyebutkan bahwa orang itu penglihatannya rabun,
kepalanya juling, kepalanya botak atau sifat-sifat lain yang sekiranya tidak
disukai untuk dibicarakan
b. Pembicaraan yang berkenaan dengan keturunan, misalnya menyebutkan
ayahnya bahwa seorang yang fasik, seorang yang struktur sosialnya rendah
atau sebutan-sebutan lainnya yang tidak disukai jika dibicarakan.
c. Pembicaraan yang berkenaan dengan akhlak, misalnya menyebutkan orang
itu kikir, congkak, sombong, atau sifat lain yang tidak disukai jika
dibicarakan.
d. Pembicaraan yang berkenaan dengan masalah agama, misalnya
menyebutkan bahwa orang itu pencuri, pendusta, peminum khamar,
penghianat, penganiaan atau sebutan-sebutan lain yang tidak suka
dibicarakan.
e. Pembicaraan yang berkenaan dengan urusan dunia, misalnya menyebutkan 
bahwa orang itu berbudi pekerti rendah, menganggap remeh orang lain,
tidak pernah menganggap hak orang lain pada dirinya, dan sebutan-sebuatn
lain yang tidak disukai jika dibicarakan.

2. Nilai negatif perilaku Ghibah


a. Mendapat dosa
Al Qur’an menceritakan tentang orang-orang musyrik yang memperolok
orang-orang mukmin, di hari kiamat, neraca menjadi terbalik, yang mengolok-
olok menjadi yang diolok-olok dan ditertawakan.
‫)وِإ َذا‬
َ ٣٠( ‫ون‬ َ ‫)وِإ َذا َم;;رُّ وا ِب ِه ْم َي َت َغ;;ا َم ُز‬
َ ٢٩( ‫ون‬ َ ‫ض; َح ُك‬ َ ‫ِين َأجْ َرمُوا َكا ُنوا م َِن الَّذ‬
ْ ‫ِين آ َم ُنوا َي‬ َ ‫ِإنَّ الَّذ‬
‫)و َم;;ا ُأرْ ِس ;لُوا‬
َ ٣٢( ‫ون‬ َ ُّ‫ض ;ال‬ َ َ‫)وِإ َذا َرَأ ْو ُه ْم َقالُوا ِإنَّ َهُؤ ال ِء ل‬
َ ٣١( ‫ين‬ َ ‫ا ْن َقلَبُوا ِإلَى َأهْ ل ِِه ُم ا ْن َقلَبُوا َفك ِِه‬
)٣٤( ‫ون‬ َ ‫ار َيضْ َح ُك‬ ِ ‫ِين آ َم ُنوا م َِن ْال ُك َّف‬
َ ‫) َف ْال َي ْو َم الَّذ‬٣٣( ‫ين‬ َ ِ‫َعلَي ِْه ْم َحافِظ‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang
menertawakan orang-orang yang beriman. dan apabila orang-orang yang
beriman lalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.
dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali kepada kaumnya, mereka
kembali dengan gembira. dan apabila mereka melihat orang-orang mukmin,
mereka mengatakan: "Sesungguhnya mereka itu benar-benar orang-orang yang
sesat", Padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk penjaga bagi
orang-orang mukmin. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman
menertawakan orang-orang kafir”. (QS. Al Muthaffifin: 29-34)

b. Merendahkan derajat manusia


Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang
digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan
seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya.

‫ِين آ َم ُنوا ال َيسْ َخرْ َقو ٌ;م مِنْ َق ْو ٍم َع َسى َأنْ َي ُكو ُنوا; َخيْرً ا ِم ْن ُه ْم َوال ن َِسا ٌء مِنْ ن َِسا ٍء‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
‫وق‬;ُ ;‫االس; ُم ْالفُ ُس‬
ْ ‫س‬ َ ‫ب ِبْئ‬ ْ ‫َع َسى َأنْ َي ُكنَّ َخيْرً ا ِم ْنهُنَّ َوال َت ْل ِم ُزوا َأ ْنفُ َس ُك ْم َوال َت َن;;ا َب ُزوا; ِب‬
ِ ‫األل َق;;ا‬
)١١( ‫ُون‬ َ ‫الظالِم‬ َّ ‫ِئك ُه ُم‬ َ َ‫ان َو َمنْ لَ ْم َي ُتبْ َفُأول‬ِ ‫َبعْ َد اإلي َم‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki
merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik
dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan
lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela
dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.
seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan
Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim..
(QS. Al Hujurat: 11)

c. Berperasangka buruk dan menghancurkan martabat seseorang


Berprasangka buruk merupakan perkara yang haram sebagaimana perkataan
yang buruk. Sebagaimana haram bagimu untuk menyampaikan kepada orang
lain tentang kejelekan-kejelekan saudaramu dengan lisanmu maka demikian juga
tidak boleh bagimu untuk menyampaikan kepada hatimu (tentang kejelekan-
kejelekan saudaramu) dan engkau berprasangka buruk terhadap saudraramu itu.
Ghibah juga berakibat menghancurkan moralitas manusia dan merenggut
martabat dan kualitas-kualitas mulia dengan kecepatan yang menakjubkan.

ُ ‫الظنِّ ِإ ْث ٌم َوال َت َجس‬


ْ‫َّس;;وا َوال َي ْغ َتب‬ َّ ‫ض‬ َ ‫َي;;ا َأ ُّي َه;;ا الَّذ‬
َّ ‫ِين آ َم ُن;;وا اجْ َت ِنبُ;;وا َك ِث;;يرً ا م َِن‬
َ ْ‫الظنِّ ِإنَّ َبع‬
)١٢(... ‫ض ُك ْ;م َبعْ ضً ا‬ ُ ْ‫َبع‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain”.
(QS. Al Hujurat: 12)

d. Pemakan bangkai
Pelaku ghibah disamakan dengan pemakan bangkai, suatu makanan yang tentu
menjijikan dan tidak disukai,
‫َأ ُيحِبُّ َأ َح ُد ُك ْم َأنْ َيْأ ُك َل لَحْ َم َأخِي ِه َم ْي ًتا َف َك ِرهْ ُتمُوه‬
Artinya: “Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging
saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya”.
(QS. Al Hujurat: 12)

e. Pembicaraan selalu buruk


Menceritakan dan mengadukan buruk dengan terang-terangan baik dihadapan
seseorang maupun dalam komunitas masyarakat tentu akan menambah sedih
jika hal tersebut diketahui oleh yang bersangkutan,walaupun pada tataran
tertentu perilaku tersebut boleh dilakukan.

)١٤٨( ‫ان هَّللا ُ َس ِميعً ا َعلِيمًا‬ ُ ْ‫ال ُيحِبُّ هَّللا ُ ْال َجه َْر ِبالسُّو ِء م َِن ْال َق ْو ِل ِإال َمن‬
َ ‫ظلِ َم َو َك‬
Artinya: “Allah tidak menyukai Ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus
terang kecuali oleh orang yang dianiaya”. (QS. An Nisa’: 148)
f. Membawa berita bohong (gosip)
Menceritakan kejelekan orang lain ada dua jenis, yaitu yang benar-benar terjadi
dan yang tidak benar-benar terjadi. Adapun yang benar-benar terjadi disebut
ghibah, Sedangkan jika cerita tersebut adalah karangan/khayalan yang tidak
benar-benar terjadi maka disebut fitnah. Beberapa berita di infotaiment,
sebagian besar adalah ghibah namun sebagian besar mengenai fitnah/gosip.

ِ ‫ِين َجاءُوا ِباإل ْفكِ عُصْ َب ٌة ِم ْن ُك ْم ال َتحْ َسبُوهُ َش ًّرا لَ ُك ْم َب ْل ه َُو َخ ْي ٌر لَ ُك ْم لِ ُك ِّل‬
‫امْرٍئ ِم ْن ُه ْم َم;;ا‬ َ ‫ِإنَّ الَّذ‬
)١١( ‫اإلث ِم َوالَّذِي َت َولَّى ِكب َْرهُ ِم ْن ُه ْم لَ ُه َع َذابٌ عَظِ ي ٌم‬ ْ ‫ب م َِن‬َ ‫ا ْك َت َس‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah
dari golongan kamu juga. janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk
bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang dari mereka
mendapat Balasan dari dosa yang dikerjakannya. dan siapa di antara mereka
yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu
baginya azab yang besar”. (QS. An Nur: 11).

3. Menghindari perilaku Ghibah


a. Bersikap Pemaaf
Pemberian maaf atau menyembunyikan suatu keburukan adalah lebih baik. Hal
ini dalam firman Allah,

َ ‫ِإنْ ُت ْب ُدوا َخيْرً ا َأ ْو ُت ْخفُوهُ َأ ْو َتعْ فُوا َعنْ سُو ٍء َفِإنَّ هَّللا َ َك‬
)١٤٩( ‫ان َعفُ ًّوا َق ِديرً ا‬
Artinya: “Jika kamu melahirkan sesuatu kebaikan atau Menyembunyikan atau
memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), Maka Sesungguhnya Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Kuasa”. (QS. An Nisa’: 149)

b. Menjaga pembicaraan dan memikirkan lebih dulu


Hendaknya sebelum berucap kita renungkan dahulu akibat yang timbul dari
ucapan-ucapan kita.Janganlah seseorang sampai mengeluarkan sebuah kata
dengan sia-sia. Bahkan janganlah ia berbicara kecuali tentang sesuatu yang
mendatangkan keuntungan dengan merenungkan terlebih dahulu, apakah
perkataan tersebut mendatangkan keuntungan dan berfaedah atau tidak.

َ‫ ِإنَّ ْال َعبْ;د‬: ‫ رضي هللا عن;ه َأ َّن ُه َس;م َِع ال َّن ِبيَّ ص;لى هللا علي;ه و س;لم َيقُ ْ;و ُل‬ ‫َعنْ َأ ِبيْ ه َُري َْر َة‬
‫هللا الَ ي ُْلقِيْ لَ َها َباالً َيه ِْويْ ِب َها فِيْ َج َه َّن َم‬
ِ ِ‫لَ َي َت َكلَّ ُم ِب ْال َكلِ َمة مِنْ َس َخط‬
Artinya: “Dari Abu Huroiroh ra, bahwasanya beliau mendengar Nabi SAW
bersabda :”Sungguh seorang hamba benar-benar akan mengatakan suatu
kalimat yang mendatangkan murka Allah yang dia tidak menganggap kalimat
itu, akibatnya dia terjerumus dalam neraka jahannam gara-gara kalimat itu”.
(HR. Bukhari).
c. Mempertebal rasa percaya diri
Orang yang tidak percaya diri, suka mengikut saja perbuatan orang lain, sehingga
ia mudah terseret perbuatan ghibah temannya. Bahkan ia pun berpotensi
menyebabkan ghibah, karena tak memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri
sehingga lebih senang memperhatikan, membicarakan dan menilai orang lain.
Oleh karena itu salah satu cara adalah mempertebal rasa percaya diri untuk tidak
terlibat perbuatan ghibah.

d. Menghindar dengan melakukan aktifitas lain


Hindarilah segala sesuatu yang mendekatkan kita pada ghibah. Seperti acara-
acara bernuansa ghibah di televisi dan radio. Juga berita-berita koran dan
majalah yang membicarakan kejelekan orang. Jika terjebak dalam situasi ghibah,
ingatkanlah mereka akan kesalahannya. Jika tak mampu, setidaknya anda diam
dan tak menanggapi ghibah tersebut. Atau anda memilih hengkang dan
menyelamatkan diri.

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4


1. Identifikasikan setiap anggota kelompok bagaimana cara
mengimplementasikan menghindari perilaku gibah dalam kehidupan sehari-
hari
2. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja dan dilaporkan
kepada guru mata pelajaran.

Sepercik Hikmah

َ‫ ِإنَّ ْال َعبْ;د‬: ‫ رضي هللا عن;ه َأ َّن ُه َس;م َِع ال َّن ِبيَّ ص;لى هللا علي;ه و س;لم َيقُ ْ;و ُل‬ ‫َعنْ َأ ِبيْ ه َُري َْر َة‬
‫هللا الَ ي ُْلقِيْ لَ َها َباالً َيه ِْويْ ِب َها فِيْ َج َه َّن َم‬
ِ ِ‫لَ َي َت َكلَّ ُم ِب ْال َكلِ َمة مِنْ َس َخط‬
Artinya: “Dari Abu Huroiroh ra, bahwasanya beliau mendengar Nabi SAW
bersabda :”Sungguh seorang hamba benar-benar akan mengatakan suatu
kalimat yang mendatangkan murka Allah yang dia tidak menganggap kalimat
itu, akibatnya dia terjerumus dalam neraka jahannam gara-gara kalimat itu”.
(HR. Bukhari)

Rangkuman

1. Menurut bahasa fitnah berarti perkataan bohong atau tanpa berdasarkan


kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang,
2. Bahaya Perilaku Fitnah adalah Merusak Keharmonisan Keluarga dan Masyarakat,
Merusak karakter dan nama baik individu lain, Menyebar Permusuhan dan
perpecahan, Menyesatkan Kebenaran Informasi.
3. Bentuk-bentuk hoax dalam Al-Qur‟an yakni sebagai berikut : Informasi yang
disampaikan tidak boleh mengandung unsur merendahkan, mencela,
mencemarkan nama baik orang lain. Tidak boleh mengandung unsur mencari-cari
kesalahan orang lain. Informasi tidak boleh ditambah-tambah interpretasi
subjektif dengan tujuan agar berita menjadi menarik dan menghebohkan. Tidak
boleh menyampaikan berita yang sengaja dibalikkan dari fakta sebenarnya atau
memutarbalikkan informasi.
4. Menurut Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalaani Adu Domba /namimah adalah
membeberkan sesuatu yang tidak suka untuk dibeberkan.
5. Menurut Ibnu Mas’ud, ghibah adalah engkau menyebutkan apa yang kau ketahui
pada saudaramu, dan jika engkau mengatakan apa yang tidak ada pada dirinya
berarti itu adalah kedustaan

Refleksi

Centanglah () tabel di bawah ini dengan jujur dan benar sesuai penguasaanmu dan sikapmu
terhadap materi-materi dalam bab ini!

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Saya dapat menyadari bahaya dari fitnah dan berita bohong
(hoaks), adu domba, mencari-cari kesalahan orang lain dan
gosip dalam perilaku tercela
2. Saya dapat membentuk pendapat tentang bahaya fitnah dan
berita bohong (hoaks), adu domba, mencari-cari kesalahan
orang lain dan gossip dalam perilaku tercela
Saya dapat Membiasakan diri untuk menghindari fitnah dan
berita bohong (hoaks), adu domba, mencari-cari kesalahan
orang lain dan gossip dalam perilaku tercela
Saya dapat menganalisis peristiwa yang mencerminkan
perilaku fitnah dan berita bohong (hoaks), adu domba,
mencari-cari kesalahan orang lain dan gosip dalam perilaku
tercela
Saya dapat mengkritik peristiwa yang mencerminkan perilaku
fitnah dan berita bohong (hoaks), adu domba, mencari-cari
kesalahan orang lain dan gossip dalam perilaku tercela
Saya dapat merumuskan konsep dan cara menghindari
perilaku fitnah dan berita bohong (hoaks), adu domba,
mencari-cari kesalahan orang lain dan gosip dalam perilaku
tercela

Saya dapat Mengatasi permasalahan berhubungan dengan


perilaku fitnah dan berita bohong (hoaks), adu domba,
mencari-cari kesalahan orang lain dan gosip dalam perilaku
tercela
Sekarang Aku Bisa

Uji Kompetensi Akhir Bab 7


I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, d atau e, di depan jawaban yang paling
benar !

1. Sesuatu yang menimpa, individu atau golongan, berupa kebinasaan atau


kemunduran tingkatan iman, atau kekacauan di dalam barisan Islam. dalam hal ini,
Perkataan bohong yang disebarluaskan tanpa adanya bukti disebut ....
A. Fitnah
B. Hasad
C. Dholim
D. Gosip
E. Iri
2. Fitnah adalah bermakna memikat, menggoda, membujuk, menyesatkan, membakar,
menghalang-halangi, membelokkan, menyeleweng, menyimpang, dan gila.
Pernyataan diatas merupakan definisi fitnah menurut ....
A. Kamus Al Munawwir 
B. Kamus Besar Bahas Indonesia
C. Mahmud Muhammad al Khazandar
D. Imam Ghazali
E. Ibnu Faris
3. Fitnah adalah sesuatu yang menimpa, individu atau golongan, berupa kebinasaan
atau kemunduran tingkatan iman, atau kekacauan di dalam barisan Islam. Pengertian
fitnah secara bahasa menurut …
A. Kamus Al Munawwir 
B. Kamus Besar Bahas Indonesia
C. Mahmud Muhammad al Khazandar
D. Imam Ghazali
E. Ibnu Faris
4. perhatian ayat dibawah ini
‫الفتنة أش ّد من القتل‬
Maksud potongan ayat QS. Al Baqoroh ayat 191 adalah ....

A. Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan


B. Dosa syirik lebih besar daripada pembunuhan
C. Pembunuhan sama dengan fitnah
D. Syirik sama dengan pembunuhan
E. Syirik perbuatan dosa besar
5. Menerima dan menyebar informasi secara proporsional , dalam hal ini cara
menghindari sifat fitnah adalah, kecuali …
A. Meningkatkan keimanan
B. Menerima dan menyebar informasi secara proporsional
C. Bersikap sabar dan mengharap rahmat Allah
D. Bersikap bijaksana
E. Berbicara dengan lantang
6. Syetan memilki tabiat selalu sangat ingkar pada Tuhan, bahkan membangkang atas
apa yang diperintahkan oleh Allah. Untuk itu syetan mencari kawan dengan cara ....
A. Menggoda manusia untuk melakukan perbuatan yang wajar dan mungkar
B. Mengawal manusia untuk melakukan perbuatan yang keji dan mungkar
C. Mengancam nanusia untuk melakukan perbuatan yang ada dan mungkar
D. Mengancam manusia untuk melakukan perbuatan yang patut dan mungkar
E. Mengancam manusia untuk melakukan perbuatan yang pantas dan mungkar.
7. Ghibah adalah engkau menyebutkan apa yang kau ketahui pada saudaramu, dan jika
engkau mengatakan apa yang tidak ada pada dirinya berarti itu adalah kedustaan.
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh …
A. Ibnu Abbas
B. Ibnu Hati
C. Ibnu Mas’ud
D. Syaikh Salim Al-Hilali
E. Imam Ghazali
8. Ghibah adalah menyebutkan aib (saudaramu) dan dia dalam keadaan tidak hadir
dihadapan engkau (goib).Pernyataan tersebut dikemukakan oleh …
A. Ibnu Abbas
B. Ibnu Hati
C. Ibnu Mas’ud
D. Syaikh Salim Al-Hilali
E. Imam Ghazali
9. Diantara ayat Al Qur’an dibawah ini yang menerangkan tentang ghibah ialah …
A. QS. Al Qalam : 10-11 
B. QS.Al Baqarah : 183
C. QS.Al Baqarah : 110
D. QS.At Tahrim : 9
E. QS. An Nur: 19
10. Menjaga pembicaraan dan memikirkan lebih dulu, dalam hal ini, cara menghindari
perilaku ghibah adalah, kecuali …
A. Bersikap Pemaaf
B. Menjaga pembicaraan dan memikirkan lebih dulu
C. Menghindar dengan melakukan aktifitas lain
D. Mempertebal rasa percaya diri
E. Percaya diri
II. Jawab pertanyaan-pertanyaan dibawah dengan jelas dan benar!

1. Membakar logam emas dan perak untuk membersihkan dan mengetahui


kadarnya, pernyataan diatas, Jelaskan pengertian fitnah!
2. Kisah besar tentang fitnah yang menimpa ‘Aisyah istri Rasulullah SAW, yang telah
diftnah berbuat selingkuh dengan salah seorang shahabat bernama Shafwan bin
Mu’aththal, Jelaskan bahaya fitnah?
3. Tidak menyebarkan semua berita yang didengar, terlebih berita yang bisa
menimbulkan kekhawatiran atau rasa aman di tengah-tengah masyarat, Jelaskan
menghindari perilaku ftnah?
4. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa masyarakat saat ini konsumtif sekali terhadap
peredaran berit-berita atau informasi-informasi yang ada di media sosial, dalam
hal ini merupakan definisi hoax. Jelaskan?
5. Akibat Hoax Menurut Al-Qur’an Berkenaan dengan informasi yang sangat mudah
di dapat saat ini, setiap orang perlu memiliki sikap kehati-hatian, Jelaskan hoax?
6. Rasulullah SAW mengingatkan kaum muslimin agar jangan melakukan namimah,
karena namimah merupakan dosa besar, jelaskan nilai negatif adu domba?
7. Hal yang seharusnya ditutupi malahan dibicarakan kepada orang lain sehingga
yang mendapat cerita memiliki asumsi buruk tentang sosok yang diceritakan,
dalam hal ini menunjukkan penyebab perbuatan adu domba, jelaskan?
8. Tindakan namimah atau mengadu domba pada umumnya terjadi di tengah
masyarakat, jelaskan bagaimana cara mengantisipasi adu domba?
9. Batas ghibah adalah membicarakan sesuatu yang terdapat pda orang lain, yang
jika sampai kepada dia tidak akan menyukainya, jelaskan contoh ghibah?
10. Al Qur’an menceritakan tentang orang-orang musyrik yang memperolok orang-
orang mukmin, di hari kiamat, Tuliskanlah dalil naqli tentang ghibah?
PELAJARAN VIII
ETIKA DALAM ORGANISASI DAN PROFESI

Tujuan Pembelajaran

Dengan mempelajari materi dan dalil, berdiskusi, serta mengerjakan latihan, siswa akan:

1. memantapkan dan memahami etika dalam berorganisasi dan bekerja


2. membiasakan adab yang baik dalam berorganisasi dan bekerja
3. menganalisis ragam peristiwa tentang keorganisasian dan pekerjaan
4. dapat mengkritik ragam peristiwa tentang keorganisasian dan pekerjaan
5. dapat menyajikan konsep etika yang baik dalam berorganisasi dan bekerja
6. dapat mengatasi permasalahan dalam berorganisasi dan bekerja

Tilawah

Sebelum memulai pelajaran, bacalah dahulu ayat dan terjemahan berikut!

ِ ‫ون ِإلَى َعال ِِم ْال َغ ْي‬


‫ب َوال َّش َهادَ ِة‬ َ ‫َوقُ ِل اعْ َملُوا َف َس َي َرى هَّللا ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُولُ ُه َو ْالمُْؤ ِم ُن‬
َ ‫ون َو َس ُت َر ُّد‬
)١٠٥( ‫ون‬ َ ُ‫َف ُي َن ِّبُئ ُك ْ;م ِب َما ُك ْن ُت ْم َتعْ َمل‬
Artinya dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-
Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. al-Taubah (9): 105).

Tahukah Kamu?

Perhatikan gambar di bawah ini!

Gambar etika berorganisasi


Apa yang dilakukan anak pada gambar?

Apa yang dimaksud dengan etika berorganisasi?

Apa yang dimaksud dengan etika profesi?

Kamu Harus Tahu


Etika merupakan suatu istilah yang banyak didengar. Tidak hanya di kalangan
akademisi, namun juga di masyarakat secara umum. Etika menentukan baik buruknya
seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Ia tidak hanya sebatas teori belaka, namun
juga sangat berkaitan dengan praktik kehidupan.

Etika memiliki pengertian yang cukup luas. Istilah ini juga masih dibagi menjadi
beberapa macam jenis. Oleh karena itu, berikut ini adalah ulasan mengenai etika, mulai
dari pengertian, macam hingga contoh dari etika itu sendiri.

Dalam surah al-Shaff ayat 4 dikemukakan:


ِِ ِ ِ َّ‫ب ال‬ ِ ‫ِإ‬
‫وص‬
ٌ ‫ص‬ َ ‫ين يُ َقاتلُو َن يِف َسبِيله‬
ُ ‫ص ًّفا َكَأنَّ ُه ْم بُْنيَا ٌن َم ْر‬ َ ُّ ‫َّن اللَّهَ حُي‬
‫ذ‬
Artinya: Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam
barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan   yang tersusun kokoh.
(QS.al-Shaff: 4)
Maksud dari shaff disitu menurut al-Qurtubi adalah menyuruh masuk dalam sebuah
barisan (organisasi) supaya terdapat keteraturan untuk mencapai tujuan.

Apakah yang dimaksud dengan etika berorganisasi? Bagaimana etika profesi? Untuk
mengetahui tentang etika organisasi dan profesi dan pembahasannya, yuk, kita simak
pembahasannya.

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN ETIKA ORGANISASI?

A. Pengertian organisasi 
1. Pengertian organisasi 
Secara bahasa organisasi berasal dari bahasa Yunani organon yang berarti
alat bantu atau instrumen. Apabila dilihat dari asal katanya, organisasi berarti alat
bantu yang sengaja didirikan atau diciptakan untuk membantu manusia memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan-tujuannya. Secara istilah organisasi adalah sistem
sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan aturan yang telah dibuat dan
disepakati bersama untuk mencapai tujuan tertentu.
adapun pengertian organisasi adalah sebuah wadah atau tempat
berkumpulnya sekelompok orang untuk bekerjasama secara rasional dan
sistematis, terkendali, dan terpimpin untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada.

pengertian organisasi menurut para ahli adalah sebuah pola hubungan-


hubungan melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan untuk mencapai
tujuan bersama.

2. Tujuan Organisasi

Secara umum, beberapa tujuan organisasi adalah sebagai berikut:

1.Sebagai wadah untuk bersama-sama mencapai tujuan dengan efektif dan efisien.
2.Meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan sumberdaya yang dimiliki.
3.Sebagai wadah bagi individu-individu yang ingin memiliki jabatan, penghargaan,
dan pembagian kerja.
4.Sebagai wadah untuk mencari keuntungan secara bersama-sama.
5.Organisasi berperan dalam pengelolaan lingkungan secara bersama-sama.
6.Organisasi dapat membantun individu-individu untuk menambah pergaulan dan
memanfaatkan waktu luang dengan baik.
7.Sebagai wadah untuk memiliki kekuasaan dan pengawasan.

3. Etika dalam organisasi

Adapun Etika Dalam Berorganisasi adalah

a. Memiliki niat dan tujuan yang mulia Sebuah organisasi pasti didirikan karena ada
niat dan tujuan. Niat dan tujuan didirikan organisasi ini sangat menentukan
langkah-langkah yang akan dilakukan dalam organisasi meskipun nantinya
keberlangsungan organisasi akan bergantung pada etos individu dan kelompok
dalam organisasi. Jikalau niat dan tujuannya mulia, maka dibentuknya organisasi
akan lebih bermanfaat sesuai dengan niat dan tujuannya.
b. Amanah Seseorang dalam organisasi haruslah memiliki sikap amanah dalam
mengemban tugas. Dengan adanya sikap amanah, pembagian tugas yang
dilakukan oleh pembina organisasi menjadi lebih optimal. Sikap ini menimbulkan
kepercayaan organisasi menjadi lebih tumbuh sehingga pemberi dan pelaksana
tugas akan lebih ulet dalam tindakan.
c. Saling tolong-menolong Dalam organisasi, pembagian tugas merupakan suatu
unsur signifikan untuk mencapai tujuan dalam organisasi. Oleh karena itu sikap
saling-tolong menolong merupakan sikap yang wajib dilakukan dalam organisasi
d. Berkomunikasi dengan baik Untuk menjalankan organisasi yang baik, hubungan
antar individu dan kelompok dalam organisasi pun juga harus baik. Hubungan
baik dapat ditumbuhkan dan dijaga dengan komunikasi yang baik. Dalam Islam,
ada lima prinsip dalam berkomunikasi yaitu
1) Menggunakan kata-kata yang mulia dan penuh penghormatan terhadap
sesama atau diam jika tidak mampu (Qaulan Karīman),
2) Perkataan dikakukan dengan lemah lembut meskipun dengan lawan atau
rival (Qaulan Layyinan),
3) Isi perkataan berupa sesuatu yang benar dan jujur (Qaulan Sadīdan),
4) Pantas diucapkan sesuai dengan situasi dan kondisi (Qaulan Balīghan),
5) Perkataan yang keluar mudah dimengerti oleh pendengar (Qaulan
Ma’rūfan/Masyuran).
B. Pengertian Etika profesi
1. Pengertian Etika profesi

adapun pengertian Etika Profesi (professional ethics) adalah sikap hidup berupa
keadilan untuk dapat/bisa memberikan suatu pelayanan professional terhadap
masyarakat itudengan penuh ketertiban serta juga keahlian yakni sebagai
pelayanan dalam rangka melakukan tugas yang merupakan kewajiban terhadap
masyarakat.
2. Etika Profesi Menurut Para Ahli

Pengertian Etika profesi menurut Prakoso adalah merupakan etika sosial dalam
etika khusus memiliki tugas serta juga tanggung jawab kepada ilmu dan juga profesi
yang disandangnya.

3. Manfaat Etika Profesi

Melakukan etika profesi yang baik serta benar pasti dapat mendatangkan banyak
khasiat. Paling utama dalam suatu industri yang mengutamakan nilai- nilai etika
tersebut. Sebagian khasiat yang dapat didapatkan antara lain bagaikan berikut:

a. Meningkatkan tanggung jawab.

Apabila Kamu merupakan seseorang handal telah sepatutnya Kamu


bekerja dengan memegang teguh etika yang menyangkut profesionalitas diri.
Perihal ini secara tidak langsung jadi tanggung jawab Kamu sehingga seluruh
perihal yang dicoba berkaitan dengan pekerjaan Kamu hendak dinilai baik serta
bermutu.

b. Menekankan prinsip profesionalitas.

Dalam bekerja pasti seseorang tenaga kerja mempunyai pedoman. Tiap


profesi di dalam sesuatu industri pula telah pasti berjalan cocok dengan
pedoman serta aturannya tiap- tiap. Oleh sebab itu etika yang dipegang oleh
seseorang profesionalitas telah sepatutnya senantiasa dihargai . Dengan
demikian prinsip profesionalitas dikatakan telah dijalankan oleh tenaga kerja
yang bersangkutan.
c. Menghasilkan kedisiplinan.

Terdapatnya kode etik profesi yang terdapat di suatu industri telah


sepatutnya dipegang teguh serta dijalankan oleh para profesionalitas. Dengan
melaksanakan kode etik profesi ini tiap tenaga kerja akan bekerja cocok dengan
tugasnya tiap- tiap. Perihal ini hendak memperkecil kesempatan terbentuknya
penyimpangan di suatu industri sebab pekerjaan dari tiap- tiap tenaga kerja bisa
berjalan dengan baik serta tertib.

d. Menghindari campur tangan dari pihak lain.

Suatu industri memanglah hendaknya membagikan rincian tugas yang jadi


kewajibannya. Rincian tugas haruslah jelas sehingga tiap pegawai dapat
menguasai kedudukan serta gunanya di dalam sesuatu industri. Tidak hanya itu
terdapatnya rincian tugas yang jelas hendak menyebabkan seseorang pegawai
bekerja secara lebih baik tanpa terdapatnya campur tangan dari pihak lain.

e. Melindungi hak pekerja.

Terdapatnya kode etik pekerjaan warnanya tidak cuma berperan


memperjelas kewajiban dari tenaga kerja saja. Namun tiap etika yang
diberlakukan di sesuatu industri secara tidak langsung menolong Kamu dapat
melindungi bermacam hak Kamu sebagai pekerja. Proteksi hak pegawai
memanglah ialah perihal yang berarti untuk tenaga kerja paling utama
menyangkut kesejahteraan hidupnya.

f. Menolong penyelesaian permasalahan.

Tiap kasus pasti sempat terjalin di suatu industri. Tetapi tiap permasalahan
yang terdapat haruslah dituntaskan secara terbuka. Pasti saja penyelesaian yang
ditawarkan umumnya berkaitan dengan profesionalitas Kamu bagaikan
seseorang pegawai di industri.

4. Prinsip yang kokoh dalam profesi

Prinsip yang kokoh dalam profesi Sebagai agama yang menekankan arti penting
amal dan kerja, Islam mengajarkan bahwa kerja itu harus dilaksanakan berdasarkan
beberapa prinsip berikut:

a. Profesi atau pekerjaan itu dilakukan berdasarkan pengetahuan.


b. Profesi atau pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan keahlian atau
profesional, tekun dan sungguh-sungguh.
c. Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik.
d. Profesi atau pekerjaan dilaksanakan dengan jujur amanah dan penuh tanggung
jawab.
e. Profesi atau pekerjaan dilakukan dengan semangat dan etos kerja yang tinggi.
f. Pekerja ialah orang berhak mendapatkan imbalan atas apa yang telah ia
kerjakan.
g. Profesi, kerja, atau amal adalah bentuk eksistensi manusia. Artinya manusia ada
karena kerja, dan kerja itulah yang membuat atau mengisi keberadaan
kemanusiaan.
h. Menghindari larangan-larangan dalam agama. Larangan dari sisi substansi
pekerjaannya contohnya menjual minuman keras, menebarkan hoax,
menyebarkan video asusila. Larangan sisi perihal yang tidak terkait langsung
dengan pekerjaan, seperti melanggar batasan antara laki-laki dengan
perempuan, membuat fitnah dalam persaingan, dan melanggar batasan aurat
dalam bekerja.
i. Profesi atau pekerjaan dilakukan dengan turut saling menjaga persaudaraan.
Seperti Rasulullah Saw. bersabda, "Dan janganlah kalian menjual barang yang
sudah dijual kepada saudara kalian" (HR. Muslim). Selain menganjurkan untuk
menjual sesuatu yang berbeda dari barang yang dijual oleh saudara kita, hadis ini
juga menganjurkan untuk memilih tempat yang berbeda apabila memiliki
kesamaan dalam barang dagangan dengan saudara kita untuk menghindari
rusaknya persaudaraan karena persaingan.

Aktivitas 1.1: Berdiskusi M3 M4

1. Bagilah kelas menjadi kelompok 4 s.d 6 Peserta Didik!


2. Setiap anggota kelompok diminta untuk mencari bagaimana cara mengamalkan Etika
Dalam Organisasi Dan Profesi dalam kehidupan sehari-hari
3. Masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk merumuskan cara mengamalkan
Etika Dalam Organisasi Dan Profesi dalam kehidupan sehari-hari.
4. Masing-masing kelompok melakukan presentasi hasil kerja. dan dilaporkan kepada
guru mata pelajaran

Sepercik Hikmah

ِ ‫اَحْل ُّق بِالَ نِظَ ٍام ي ْغلِبه اْلب‬


‫اط ُل بِالنِّظَ ِام‬َ ُُ َ َ
Artinya : “Kebenaran yang tidak diorganisir dapat dikalahkan oleh kebatilan yang
diorganisir.”

Rangkuman

1. Pengertian organisasi adalah sebuah wadah atau tempat berkumpulnya


sekelompok orang untuk bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali,
dan terpimpin untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada.
2. Secara umum, beberapa tujuan organisasi adalah sebagai berikut ini: Sebagai
wadah untuk bersama-sama mencapai tujuan dengan efektif dan efisien,
Meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan sumberdaya yang dimiliki., Sebagai
wadah bagi individu-individu yang ingin memiliki jabatan, penghargaan, dan
pembagian kerja.
3. Etika Dalam Berorganisasi adalah Memiliki niat dan tujuan yang mulia Sebuah organisasi
pasti didirikan karena ada niat dan tujuan. Niat dan tujuan didirikan organisasi ini sangat
menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam organisasi meskipun nantinya
keberlangsungan organisasi akan bergantung pada etos individu dan kelompok dalam
organisasi. Jikalau niat dan tujuannya mulia, maka dibentuknya organisasi akan lebih
bermanfaat sesuai dengan niat dan tujuannya.

4. Pengertian Etika profesi menurut Prakoso adalah merupakan etika sosial dalam
etika khusus memiliki tugas serta juga tanggung jawab kepada ilmu dan juga
profesi yang disandangnya.

Refleksi

Centanglah () tabel di bawah ini dengan jujur dan benar sesuai penguasaanmu dan sikapmu
terhadap materi-materi dalam bab ini!

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Saya dapat memahami Memahami etika dalam berorganisasi
dan bekerja
2. …Saya dapat Membiasakan adab yang baik dalam
berorganisasi dan bekerja
3. Saya dapat Menganalisis ragam peristiwa tentang
keorganisasian dan pekerjaan
4. Saya dapat Mengkritik ragam peristiwa tentang
keorganisasian dan pekerjaan
5. Saya dapat Menyajikan konsep etika yang baik dalam
berorganisasi dan bekerja
6. Saya dapat Mengatasi permasalahan dalam berorganisasi dan
bekerja

Sekarang Aku Bisa

Uji Kompetensi Akhir Bab 8


1. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Sebuah wadah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk bekerjasama
secara rasional dan sistematis, dalam hal ini merupakan definisi ….
A. Organon
B. Oryanon
C. Onanon
D. Orgaty
E. Orgatun
2. Alat bantu yang sengaja didirikan atau diciptakan untuk membantu manusia
memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan-tujuannya. pernyatan diatas
merupakan pengertian ….
A. Organisasai
B. Profesi
C. Profesional
D. Organda
E. Orgation
3. Meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan sumberdaya yang dimiliki. Secara
umum, beberapa tujuan organisasi adalah sebagai berikut….kecuali

A. Sebagai wadah untuk bersama-sama mencapai tujuan dengan efektif dan


efisien.
B. Meningkatkan kemampuan, kemandirian, dan sumberdaya yang dimiliki.
C. Sebagai wadah bagi individu-individu yang ingin memiliki jabatan,
penghargaan, dan pembagian kerja.
D. Sebagai wadah untuk mencari keuntungan secara bersama-sama.
E. Organisasi tidak berperan dalam pengelolaan lingkungan secara individu
4. Merupakan etika sosial dalam etika khusus memiliki tugas serta juga tanggung jawab
kepada ilmu dan juga profesi yang disandangnya, dalam hal ini yang menunjukkan Etika
dalam Berorganisasi adalah ….. kecuali
A. Memiliki niat dan tujuan yang mulia
B. Amanah Seseorang dalam organisasi haruslah memiliki sikap amanah dalam
mengemban tugas
C. Saling tolong-menolong Dalam organisasi
D. Berkomunikasi dengan baik Untuk menjalankan organisasi yang baik
E. Memiliki niat dan tujuan yang tidak mulia
5. Prinsip yang kokoh dalam profesi Sebagai agama yang menekankan arti penting
amal dan kerja. pernyataan diatas merupakan lima prinsip dalam berkomunikasi yaitu
…. kecuali
A. Menggunakan kata-kata yang mulia dan penuh penghormatan terhadap sesama atau
diam jika tidak mampu (Qaulan Karīman),
B. Perkataan dikakukan dengan lemah lembut meskipun dengan lawan atau rival
(Qaulan Layyinan),
C. Isi perkataan berupa sesuatu yang benar dan jujur (Qaulan Sadīdan),
D. Pantas diucapkan sesuai dengan situasi dan kondisi (Qaulan Balīghan),
E. Perkataan yang keluar sulit dimengerti oleh pendengar.
6. Sikap hidup berupa keadilan untuk dapat/bisa memberikan suatu pelayanan
professional terhadap masyarakat itudengan penuh ketertiban serta juga
keahlian, dalam hal merupakan pengertian ….
A. Etika sosial
B. Etika busines
C. Etika bermoral
D. Etika berpolitik
E. Etika Profesi

7. Melakukan etika profesi yang baik serta benar pasti dapat mendatangkan banyak
khasiat Manfaat Etika Profesi…. Kecuali

A. Meningkatkan tanggung jawab


B. Menekankan prinsip profesionalitas.
C. Menghasilkan kedisiplinan.
D. Menghindari campur tangan dari pihak lain.
E. Melindungi hak pengusaha
8. Dalam bekerja pasti seseorang tenaga kerja mempunyai pedoman. Tiap profesi di
dalam sesuatu industri pula telah pasti berjalan cocok dengan pedoman serta
aturannya tiap- tiap, dalam hal merupakan manfaat etika profesi ….

A. Meningkatkan tanggung jawab


B. Menekankan prinsip profesionalitas.
C. Menghasilkan kedisiplinan.
D. Menghindari campur tangan dari pihak lain.
E. Melindungi hak pengusaha
9. Terdapatnya kode etik profesi yang terdapat di suatu industri telah sepatutnya dipegang
teguh serta dijalankan oleh para profesionalitas, dalam hal ini merupakan manfaat etika
….

A. Meningkatkan tanggung jawab


B. Menekankan prinsip profesionalitas.
C. Menghasilkan kedisiplinan.
D. Menghindari campur tangan dari pihak lain.
E. Melindungi hak pengusaha
10. Prinsip yang kokoh dalam profesi yang benar adalah ….
A. Profesi atau pekerjaan itu dilakukan berdasarkan ilmu.
B. Profesi atau pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan keahlian atau
profesional, tekun dan malas.
C. Berorientasi kepada mutu dan hasil yang baik.
D. Profesi atau pekerjaan dilaksanakan dengan sombong dan penuh tanggung
jawab.
E. Profesi atau pekerjaan dilakukan dengan semangat dan etos kerja yang
rendah.
II. Kerjakan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar!

1. Sebuah wadah atau tempat berkumpulnya sekelompok orang untuk bekerjasama


secara rasional dan sistemati. Jelaskan pengertian organisasi menurut bahasa dan
istilah?
2. Sebagai wadah untuk mencari keuntungan secara bersama-sama .Sebutkan dan
Jelaskan tujuan organisasi?
3. Memiliki niat dan tujuan yang mulia Sebuah organisasi pasti didirikan karena ada
niat dan tujuan. Sebutkan dan jelaskan etika organisasi?
4. sikap hidup berupa keadilan untuk dapat/bisa memberikan suatu pelayanan
professional terhadap masyarakat itudengan penuh ketertiban serta juga
keahlian. Jelaskan pengertian profesi menurut para ahli?
5. Melakukan etika profesi yang baik serta benar pasti dapat mendatangkan banyak
khasiat. Jelaskan manfaat etika profesi?
6. Sebuah pola hubungan-hubungan melalui mana orang-orang di bawah
pengarahan atasan untuk mencapai tujuan bersama. Jelaskan pengertian
organisasi menurut para ahli?
7. Berkomunikasi dengan baik Untuk menjalankan organisasi yang baik, hubungan antar
individu dan kelompok dalam organisasi pun juga harus baik. Hubungan baik dapat
ditumbuhkan dan dijaga dengan komunikasi yang baik. Dalam Islam, ada lima prinsip
dalam berkomunikasi, Jelaskan?
8. Etika sosial dalam etika khusus memiliki tugas, jelaskan pengertian etiak menurut
prakoso?
9. Prinsip yang kokoh dalam profesi Sebagai agama yang menekankan. Jelaskan
Prinsip yang kokoh dalam profesi?
10. Sebagai wadah bagi individu-individu yang ingin memiliki jabatan, penghargaan,
dan pembagian kerja. Tuliskanlah dalil naqli tentang organisasi?

PELAJARAN XI
KISAH TELADAN TOKOH INDONESIA

Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari materi dan dalil, berdiskusi, serta mengerjakan latihan, siswa akan:

1. memantapkan yakinan keutamaan sifat-sifat tokoh Islam di Indonesia


2. berakhlak mulia sebagai cerminan dari sifat-sifat tokoh Islam di Indonesia
3. memperjelas kisah-kisah dari tokoh Islam di Indonesia
4. dapat menyajikan ragam sikap dan sifat tokoh Islam di Indonesia dalam kehidupan sehari-
hari guna membentuk sikap cinta tanah air dan bela negara
5. dapat mengatasi masalah dengan bersuri teladan pada sikap dan sifat tokoh Islam di
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari guna membentuk sikap cinta tanah air dan bela
negara
Tilawah

Sebelum memulai pelajaran, bacalah dahulu ayat dan terjemahan berikut!

Allah berfirman,

َ‫ق َو َموْ ِعظَةٌ َو ِذ ْك َرى لِ ْل ُمْؤ ِمنِين‬


ُّ ‫ك َو َجا َءكَ فِي هَ ِذ ِه ْال َح‬ ُ ‫ك ِم ْن َأ ْنبَا ِء الرُّ س ُِل َما نُثَب‬
َ ‫ِّت بِ ِه فَُؤا َد‬ َ ‫َو ُكال نَقُصُّ َعلَ ْي‬

Artinya : “Dan semua kisah para rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang
dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu
kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman” (QS Huud:
120).

Tahukah Kamu?

Perhatikan gambar di bawah ini!

GAMBAR TOKOH ISLAM INDONESIA

Apa yang dilakukan anak pada gambar?

Bagaimana mengetahui ciri dan karakter tokoh Islam?


Bagaimana meneladani tokoh Islam?

Kamu Harus Tahu

Kisah keteladanan para ulama Salaf dalam ketekunan beribadah, ketaatan dan sifat
zuhud, tentu merupakan pembicaraan yang tidak asing bahkan sangat dikenal di kalangan
kaum muslimin. Akan tetapi, tahukah kita bahwa kisah keteladanan dari anggota keluarga
mereka juga tidak kalah menariknya dan sangat patut untuk kita baca serta kita
renungkan.

Sebagai bukti bahwa para ulama Salaf tidak hanya memperhatikan dan
mengusahakan kebaikan untuk diri mereka sendiri saja, tapi mereka juga sangat
memperhatikan pengajaran dan bimbingan kebaikan bagi anggota keluarga mereka.

Untuk mengetahui tentang biografi kisah teladan para ulama’ di Indonesia dan
pembahasannya, yuk, kita simak pembahasannya.

APAKAH BIOGRAFI KISAH TELADAN INDONESIA?

A. Kyai Kholil al-Bangkalani


1. Biografi K. Kholil al-Bangkalani

Nama asli K.Kholil al-Bangkalani adalah Syekh KH Muhammad Kholil bin


Kiyai Haji Abdul Lathif bin Kiyai Hamim bin Kiyai Abdul Karim bin Kiyai Muharram
bin Kiyai Asrar Karamah bin Kiyai Abdullah bin Sayid Sulaiman.

Sayid Sulaiman adalah cucu Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati
Cirebon. Syarif Hidayatullah itu putera Sultan Umdatuddin Umdatullah Abdullah yang
memerintah di Cam (Campa). Ayahnya adalah Sayid Ali Nurul Alam bin Sayid
Jamaluddin al-Kubra.

Syekh Muhammad Kholil dilahirkan pada 11 Jamadilakhir 1235 Hijrahatau 27


Januari 1820 Masihi di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan,
Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura, Jawa Timur. Beliau berasal dari keluarga Ulama
dan digembleng langasung oleh ayah Beliau. Setelah menginjak dewasa beliau ta’lim
diberbagai pondok pesantren.

2. Pendidikan
Syekh Kholil al-Bangkalani dididik dengan sangat ketat oleh ayahnya. Mbah
Kholil kecil memiliki keistimewaan yang haus akan ilmu, terutama ilmu Fiqh dan
nahwu. Bahkan ia sudah hafal dengan baik 1002 bait nadzam Alfiyah Ibnu Malik sejak
usia muda.

Setelah dididik, orang tua Mbah Kholil kecil kemudian mengirimnya ke berbagai
pesantren untuk menimba ilmu. Mengawali pengembaraannya, Mbah Kholil muda
belajar kepada Kiai Muhammad Nur di Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa
Timur. Dari Langitan ia pindah ke Pondok Pesantren Cangaan, Bangil, Pasuruan.
Kemudian ke Pondok Pesantren Keboncandi. Selama belajar di Pondok Pesantren ini
beliau belajar pula kepada Kiai Nur Hasan yang menetap di Pondok Pesantren
Sidogiri, 7 kilometer dari Keboncandi. Di setiap perjalanannya dari Keboncandi ke
Sidogiri, ia tak pernah lupa membaca Surat Yasin.

Sewaktu menjadi santri, Mbah Kholil telah menghafal beberapa matan,


seperti Matan Alfiyah Ibnu Malik. Disamping itu ia juga merupakan seorang Hafidz
Al-Quran dan mampu membaca Al-Qur’an dalam Qira'at Sab'ah.

Saat usianya mencapai 24 tahun setelah menikah, Mbah Kholil memutuskan


untuk pergi ke Makkah. Untuk ongkos pelayaran bisa ia tutupi dari hasil
tabungannya selama nyantri di Banyuwangi, sedangkan untuk makan selama
pelayaran, konon Mbah Kholil berpuasa. Hal tersebut dilakukannya bukan dalam
rangka menghemat uang, akan tetapi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah
agar perjalanannya selamat.

3. Karya-karyanya
a. Al-Matnus Syarif

Sesuai namanya, kitab Al-Matnus Syarif al-Mulaqqab bi Fat-hil Latif ini


merupakan kitab matan (inti) yang berbicara mengenai fundamen dasar hukum
Islam (ilmu fiqih).

Yang menarik dari kitab setebal 52 halaman ini, adalah bukan hanya karena
kemasyhuran penulisnya, melainkan kitab ini telah menampilkan landscape
keilmuan yang selama ini terkesan rumit, menjadi demikian lugas dan mudah
difahami.

4. Karomah Mbah Kholil

Ulama besar yang digelar oleh para Kyai sebagai “Syaikhuna” yakni guru kami,
karena kebanyakan Kyai-Kyai dan pengasas pondok pesantren di Jawa dan Madura
pernah belajar dan nyantri dengan beliau. Pribadi yang dimaksudkan ialah Mbah
Kholil. Tentunya dari sosok seorang Ulama Besar seperti Mbah Kholil mempunyai
karomah.

Istilah karomah berasal dari bahasa Arab. Secara bahasa berarti mulia, Syeikh
Thahir bin Shaleh Al-Jazairi dalam kitab Jawahirul Kalamiyah mengartikan kata
karomah adalah perkara luar biasa yang tampak pada seorang wali yang tidak
disertai dengan pengakuan seorang Nabi.
Adapun karomah Mbah Kholil diantaranya:
a. Lebah Gaib
Kekeramatan Mbah Kholil, yang sangat terkenal adalah pasukan lebah gaib.
Dalam situasi kritis, beliau bisa mendatangkan pasukan lebah untuk menyerang
musuh. Ini sering beliau perlihatkan semasa perang melawan penjajah. Termasuk
saat peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

KH. Ghozi menambahkan, dalam peristiwa 10 November 1945, Mbah Kholil,


bersama Kyai-Kyai besar seperti Bisri Syansuri, Hasyim Asy’ari, Wahab Chasbullah
dan Mbah Abas Buntet Cirebon, mengerahkan semua kekuatan gaibnya untuk
melawan tentara Sekutu.
Hizib-hizib yang mereka miliki, dikerahkan semua untuk menghadapi lawan
yang bersenjatakan lengkap dan modern.
Sebutir kerikil atau jagung pun, di tangan Kyai-Kyai itu bisa difungsikan
menjadi bom berdaya ledak besar. Tak ketinggalan, Mbah Kholil mengacau
konsentrasi tentara Sekutu dengan mengerahkan pasukan lebah gaib piaraannya.
Disaat ribuan ekor lebah menyerang, konsentrasi lawan buyar. Saat konsentrasi
lawan buyar itulah, pejuang kita gantian menghantam lawan.
“Hasilnya terbukti, dengan peralatan sederhana, kita bisa mengusir tentara lawan
yang senjatanya super modern. Tapi sayang, peran ulama yang mengerahkan
kekuatan gaibnya itu, tak banyak dipublikasikan,” Papar KH. Ghozi, cucu KH. Wahab
Chasbullah ini

b.Membelah Diri
Kesaktian lain dari Mbah Kholil, adalah kemampuannya membelah diri. Dia
bisa berada di beberapa tempat dalam waktu bersamaan. Pernah ada peristiwa
aneh saat beliau mengajar di pesantren. Saat berceramah, Mbah Kholil melakukan
sesuatu yang tak terpantau mata. ”Tiba-tiba baju dan sarung beliau basah kuyup,”
Cerita KH. Ghozi.

Para santri heran. Sedangkan beliau sendiri cuek, tak mau menceritakan
apa-apa. Langsung ngeloyor masuk rumah, ganti baju.

Teka-teki itu baru terjawab setengah bulan kemudian. Ada seorang nelayan sowan
ke Mbah Kholil. Dia mengucapkan terimakasih, karena saat perahunya pecah di
tengah laut, langsung ditolong Mbah Kholil.
”Kedatangan nelayan itu membuka tabir. Ternyata saat memberi pengajian,
Mbah Kholil dapat pesan agar segera ke pantai untuk menyelamatkan nelayan yang
perahunya pecah. Dengan karomah yang dimiliki, dalam sekejap beliau bisa sampai
laut dan membantu si nelayan itu,” Papar KH. Ghozi yang kini tinggal di
Wedomartani Ngemplak Sleman ini.

c.Menyembuhkan Orang Lumpuh Seketika


Dalam buku yang berjudul “Tindak Lampah Romo Yai Syeikh Ahmad Jauhari
Umar” menerangkan bahwa Mbah Kholil Bangkalan termasuk salah satu guru Romo
Yai Syeikh Ahmad Jauhari Umar yang mempunyai karomah luar biasa. Diceritakan
oleh penulis buku tersebut sebagai berikut:
“Suatu hari, ada seorang keturunan Cina sakit lumpuh, padahal ia sudah
dibawa ke Jakarta tepatnya di Betawi, namun belum juga sembuh. Lalu ia
mendengar bahwa di Madura ada orang sakti yang bisa menyembuhkan penyakit.
Kemudian pergilah ia ke Madura yakni ke Mbah Kholil untuk berobat. Ia dibawa
dengan menggunakan tandu oleh 4 orang, tak ketinggalan pula anak dan istrinya
ikut mengantar.
Di tengah perjalanan ia bertemu dengan orang Madura yang dibopong karena
sakit (kakinya kerobohan pohon). Lalu mereka sepakat pergi bersama-sama berobat
ke Mbah Kholil. Orang Madura berjalan di depan sebagai penunjuk jalan. Kira-kira
jarak kurang dari 20 meter dari rumah Mbah Kholil, muncullah Mbah Kholil dalam
rumahnya dengan membawa pedang seraya berkata: "Mana orang itu?!! Biar saya
bacok sekalian."
Melihat hal tersebut, kedua orang sakit tersebut ketakutan dan langsung lari
tanpa ia sadari sedang sakit. Karena Mbah Kholil terus mencari dan membentak-
bentak mereka, akhirnya tanpa disadari, mereka sembuh. Setelah Mbah Kholil
wafat kedua orang tersebut sering ziarah ke makam beliau.

d. Kisah Pencuri Timun Tidak Bisa Duduk


Pada suatu hari petani timun di daerah Bangkalan sering mengeluh. Setiap
timun yang siap dipanen selalu kedahuluan dicuri maling. Begitu peristiwa itu terus-
menerus, akhirnya petani timun itu tidak sabar lagi. Setelah bermusyawarah, maka
diputuskan untuk sowan ke Mbah Kholil. Sesampainya di rumah Mbah Kholil,
sebagaimana biasanya Kyai tersebut sedang mengajarkan kitab Nahwu. Kitab
tersebut bernama Jurumiyah, suatu kitab tata bahasa Arab tingkat pemula.

5. Peninggalan

Dalam bidang karya, memang hampir tidak ada literatur yang menyebutkan
tentang karya Mbah Kholil. akan tetapi Mbah Kholil meninggalkan banyak sejarah
dan sesuatu yang tidak tertulis dalam literatur yang baku. Ada pun peninggalan
Mbah Kholil di antaranya:

Pertama: Mbah Kholil turut melakukan pengembangan pendidikan pesantren


sebagai pendidikan alternatif bagi masyarakat Indonesia. Pada saat penjajahan
Belanda, hanya sedikit orang yang dibolehkan belajar, itu pun hanya dari golongan
priyayi saja; di luar itu, tidaklah dapat belajar di sekolah. Dari sanalah pendidikan
pesantren menjadi jamur di daerah Jawa, dan terhitung sangat banyak santri Mbah
Kholil yang setelah lulus, mendirikan pesantren. Seperti Kyai Hasyim (Pendiri
Pesantren Tebu Ireng), Kyai Wahab Chasbullah (Pendiri Pesantren Tambak Beras),
Kyai Ali Ma’shum (Pendiri Pesantren Lasem Rembang), dan Kyai Bisri Musthafa
(Pendiri Pesantren Rembang). Dari murid-murid Mbah Kholil, banyak muridnya
yang di kemudian hari mendirikan pesantren, dan begitu seterusnya sehingga
pendidikan pesantren menjadi jamur di Indonesia.

Kedua: Selain Pesantren yang Mbah Kholil tinggal di Madura –khususnya, ia juga
meninggalkan kader-kader Bangsa dan Islam yang berhasil ia didik, sehingga
akhirnya menjadi pemimpin-pemimpin umat.

Mbah Kholil (KH. Muhammad Kholil Bangkalan Al-Maduri), adalah satu


fenomena tersendiri. Dia adalah salah seorang tokoh pengembang pesantren di
Nusantara. Sebagian besar pengasuh pesantren, memiliki sanad (sambungan)
dengan para murid Mbah Kholil, yang tentu saja memiliki kesinambungan dengan
Mbah Kholil.

6. Wafat
Syekh Kholil Al-Bangkalani wafat pada malam Jum’at Legi tanggal 29
Ramadhan 1343 H., bertepatan dengan tanggal 24 April 1925 M. dan jasadnya
dikebumikan di Desa Mertajesa, Kecamatan Bangkalan.

Aktivitas 1.4: …. M3 M4
1. Kelompokkan 4-5 peserta didik kemudian praktikan secara individu atau kelompok
2. Guru membagi materi yang telah dibahas/dipelajari
3. Carilah gambar tokoh teladan Indonesia dan analisis serta diambil hikmah dalam cerita
tersebut
4. Presentasikan materi tersebut di depan kelas
5. Teman yang lain untuk mengkritis untuk perbaikan materi berikutnya

B. KH. Hasyim Asy’ari


1. Biografi

KH. Muhammad Hasyim, lahir pada hari Selasa Tanggal 24 Dzulqo’dah 1287
H, bertepatan dengan tanggal 14 Pebruari 1871 M. Masa dalam kandungan dan
kelahiran KH.M. Hasyim Asy’ari, nampak adanya sebuah isyarat yang menunjukkan
kebesarannya. diantaranya, ketika dalam kandungan Nyai Halimah bermimpi melihat
bulan purnama yang jatuh kedalam kandungannya, begitu pula ketika melahirkan
Nyai Halimah tidak merasakan sakit seperti apa yang dirasakan wanita ketika
melahirkan.

2. Belajar Pada Keluarga

Perjalanan keluarga beliau pulalah yang memulai pertama kali belajar ilmu-
ilmu agama baik dari kakek dan neneknya. Desa Keras membawa perubahan hidup
yang pertama kali baginya, disini mula-mula ia menerima pelajaran agama yang luas
dari ayahnya yang pada saat itu pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren
Asy’ariyah.

Dengan modal kecerdasan yang dimiliki dan dorongan lingkungan yang


kondusif, dalam usia yang cukup muda, beliau sudah dapat memahami ilmu-ilmu
agama, baik bimbingan keluarga, guru, atau belajar secara autodidak.
Ketidakpuasannya terhadap apa yang sudah dipelajari, dan kehausan akan mutiara
ilmu, membuatnya tidak cukup hanya belajar pada lingkungan keluarganya. Setelah
sekitar sembilan tahun di Desa Keras (umur 15 tahun) yakni belajar pada
keluarganya, beliau mulai melakukan pengembaraanya menuntut ilmu.

a. Mengembara ke Berbagai Pesantren

Dalam usia 15 tahun, perjalanan awal menuntut ilmu, Muhammad Hasyim


belajar ke pondok-pondok pesantren yang masyhur di tanah Jawa, khususnya Jawa
Timur. Di antaranya adalah Pondok Pesantren Wonorejo di Jombang, Wonokoyo di
Probolinggo, Tringgilis di Surabaya, dan Langitan di Tuban (sekarang diasuh oleh K.H
Abdullah Faqih), kemudian Bangkalan, Madura, di bawah bimbingan Kiai
Muhammad Khalil bin Abdul Latif (Syaikhuna Khalil).

Ada cerita yang cukup mengagumkan tatkala KH.M. Hasyim Asy’ari “ngangsu
kawruh” dengan Kiai Khalil. Suatu hari, beliau melihat Kiai Khalil bersedih, beliau
memberanikan diri untuk bertanya. Kiai Khalil menjawab, bahwa cincin istrinya
jatuh di WC, Kiai Hasyim lantas usul agar Kiai Khalil membeli cincin lagi. Namun, Kiai
Khalil mengatakan bahwa cincin itu adalah cincin istrinya. Setelah melihat
kesedihan di wajah guru besarnya itu, Kiai Hasyim menawarkan diri untuk mencari
cincin tersebut didalam WC. Akhirnya, Kiai Hasyim benar-benar mencari cincin itu
didalam WC, dengan penuh kesungguhan, kesabaran, dan keikhlasan, akhirnya Kiai
Hasyim menemukan cincin tersebut. Alangkah bahagianya Kiai Khalil atas
keberhasilan Kiai Hasyim itu. Dari kejadian inilah Kiai Hasyim menjadi sangat dekat
dengan Kiai Khalil, baik semasa menjadi santrinya maupun setelah kembali ke
masyarakat untuk berjuang. Hal ini terbukti dengan pemberian tongkat saat Kiai
Hasyim hendak mendirikan Jam’iyah Nahdlatul Ulama’ yang dibawa KH. As’ad
Syamsul Arifin (pengasuh Pondok Pesantren Syafi’iyah Situbondo).

Setelah sekitar lima tahun menuntut ilmu di tanah Madura (tepatnya pada
tahun 1307 H/1891 M), akhirnya beliau kembali ke tanah Jawa, belajar di pesantren
Siwalan, Sono Sidoarjo, dibawah bimbingan K. H. Ya’qub yang terkenal ilmu nahwu
dan shorofnya. Selang beberapa lama, Kiai Ya’qub semakin mengenal dekat santri
tersebut dan semakin menaruh minat untuk dijadikan menantunya.

Pada tahun 1303 H/1892 M., Kiai Hasyim yang saat itu baru berusia 21 tahun
menikah dengan Nyai Nafisah, putri Kiai Ya’qub. Tidak lama setelah pernikahan
tersebut, beliau kemudian pergi ke tanah suci Mekah untuk menunaikan ibadah haji
bersama istri dan mertuanya. Disamping menunaikan ibadah haji, di Mekah beliau
juga memperdalam ilmu pengetahuan yang telah dimilkinya, dan menyerap ilmu-
ilmu baru yang diperlukan. Hampir seluruh disiplin ilmu agama dipelajarinya,
terutama ilmu-ilmu yang berkaitan dengan hadits Rasulullah SAW yang menjadi
kegemarannya sejak di tanah air.

Perjalanan hidup terkadang sulit diduga, gembira dan sedih datang silih
berganti.demikian juga yang dialami Kiai Hasyim Asy’ari di tanah suci Mekah. Setelah
tujuh bulan bermukim di Mekah, beliau dikaruniai putra yang diberi nama Abdullah.
Di tengah kegembiraan memperoleh buah hati itu, sang istri mengalami sakit parah
dan kemudian meninggal dunia. empat puluh hari kemudian, putra beliau, Abdullah,
juga menyusul sang ibu berpulang ke Rahmatullah.
Kesedihan beliau yang saat itu sudah mulai dikenal sebagai seorang ulama,
nyaris tak tertahankan. Satu-satunya penghibur hati beliau adalah melaksanakan
thawaf dan ibadah-ibadah lainnya yang nyaris tak pernah berhenti dilakukannya.
Disamping itu, beliau juga memiliki teman setia berupa kitab-kitab yang senantiasa
dikaji setiap saat. Sampai akhirnya, beliau meninggalkan tanah suci, kembali ke tanah
air bersama mertuanya

b. Mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng

Sepulang dari tanah suci sekitar Tahun1313 H/1899 M, beliau memulai


mengajar santri, beliau pertama kali mengajar di Pesantren Ngedang yang diasuh
oleh mediang kakeknya, sekaligus tempat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan.
Setelah itu belaiu mengajar di Desa Muning Mojoroto Kediri. Disinilah beliau sempat
menikahi salah seoarang putri Kiai Sholeh Banjar Melati. Akungnya, karena berbagai
hal, pernikahan tersebut tidak berjalan lama sehingga Kiai Hasyim kembali lagi ke
Jombang.

Ketika telah berada di Jombang beliau berencana membangun sebuah


pesantren yang dipilihlah sebuah tempat di Dusun Tebuireng yang pada saat itu
merupakan sarang kemaksiatan dan kekacauan. Pilihan itu tentu saja menuai tanda
tanaya besar dikalangan masyarakat, akan tetapi semua itu tidak dihiraukannaya.

Nama Tebuireng pada asalnya Kebo ireng (kerbau hitam). Ceritanya, Di


dearah tersebut ada seekor kerbau yang terbenam didalam Lumpur, dimana tempat
itu banyak sekali lintahnya, ketika ditarik didarat, tubuh kerbau itu sudah berubah
warna yang asalnya putih kemerah-merahan berubah menjadi kehitam-hitaman yang
dipenuhi dengan lintah. Konon semenjak itulah daerah tadi dinamakan Keboireng
yang akhirnya berubah menjadi Tebuireng.

Pada tanggal 26 Robiul Awal 1317 H/1899 M, didirikanlah Pondok Pesantren


Tebuireng, bersama rekan-rekan seperjuangnya, seperti Kiai Abas Buntet, Kiai Sholeh
Benda Kereb, Kiai Syamsuri Wanan Tara, dan beberapa Kiai lainnya, segala kesuliatan
dan ancaman pihak-pihak yang benci terhadap penyiaran pendidikan Islam di
Tebuireng dapat diatasi.

KH. M. Hasyim Asya’ri memulai sebuah tradisi yang kemudian menjadi salah
satu keistimewaan beliau yaitu menghatamkan kitab shakhihaini “Al-Bukhori dan
Muslim” dilaksanakan pada setiap bulan suci ramadlan yang konon diikuti oleh
ratusan kiai yang datang berbondong-bondong dari seluruh jawa. Tradisi ini berjalan
hingga sampai sekarang (penggasuh PP. Tebuireng KH. M.Yusuf Hasyim). Para
awalnya santri Pondok Tebuireng yang pertama berjumlah 28 orang, kemudian
bertambah hingga ratusan orang, bahkan diakhir hayatnya telah mencapai ribuan
orang, alumnus-alumnus Pondok Tebuireng yang sukses menjadi ulama’ besar dan
menjadi pejabat-pejabat tinggi negara, dan Tebuireng menjadi kiblat pondok
pesantren.

c. Mendirikan Nahdlatul Ulama’

Disamping aktif mengajar beliau juga aktif dalam berbagai kegiatan, baik yang
bersifat lokal atau nasional. Pada tanggal 16 Sa’ban 1344 H/31 Januari 1926 M, di
Jombang Jawa Timur didirikanlah Jam’iyah Nahdlotul Ulama’ (kebangkitan ulama)
bersama KH. Bisri Syamsuri, KH. Wahab Hasbullah, dan ulama’-ulama’ besar lainnya,
dengan azaz dan tujuannya: “Memegang dengan teguh pada salah satu dari madzhab
empat yaitu Imam Muhammad bin Idris Asyafi’i, Imam Malik bin Anas, Imam Abu
Hanifah An-Nu’am dan Ahmad bin Hambali. Dan juga mengerjakan apa saja yang
menjadikan kemaslahatan agama Islam”. KH. Hasyim Asy’ari terpilih menjadi rois
akbar NU, sebuah gelar sehingga kini tidak seorang pun menyandangnya. Beliau juga
menyusun qanun asasi (peraturan dasar) NU yang mengembangkan faham ahli
sunnah waljama’ah.

Nahdlatul ulama’ sebagai suatu ikatan ulama’ seluruh Indonesia dan


mengajarkan berjihad untuk keyakinan dengan sistem berorganisasi. Memang tidak
mudah untuk menyatukan ulama’ yang berbeda-beda dalam sudut pandangnya,
tetapi bukan Kiai Hasyim kalau menyerah begitu saja, bahwa beliau melihat
perjuangan yang dilakukan sendiri-sendiri akan lebih besar membuka kesempatan
musuh untuk menghancurkannya, baik penjajah atau mereka yang ingin
memadamkan sinar dan syi’ar Islam di Indonesia, untuk mengadudomba antar
sesama. Beliau sebagai orang yang tajam dan jauh pola pikirnya dalam hal ini,
melihat bahaya yang akan dihadapkannya oleh umat Islam, dan oleh karena itu
beliau berfikir mencari jalan keluarnya yaitu dengan membentuk sebuah organisasi
dengan dasar-dasar yang dapat diterima oleh ulama’ulama lain.

Jam’iyah ini berpegang pada faham ahlu sunnah wal jama’ah, yang
mengakomodir pada batas-batas tertentu pola bermadzhab, yang belakangan lebih
condong pada manhaj dari pada sekedar qauli. Pada dasawarsa pertama NU
berorentasi pada persoalan agama dan kemasyarakatan. Kegiatan diarahkankan pada
persoalan pendidikan, pengajian dan tabligh. Namun ketika memasuki dasawarsa
kedua orentasi diperluas pada persoalan-persolan nasional. Hal tersebut terkait
dengan keberadaannya sebagai anggota federasi Partai dan Perhimpunan Muslim
Indonesia (MIAI) NU bahkan pada perjalanan sejarahnya pernah tampil sebagai salah
satu partai polotik peserta pemilu, yang kemudian menyatu dengan PPP, peran NU
dalam politik praktis ini kemudian diangulir dengan keputusan Muktamar Situbono
yanh menghendaki NU sebagai organisasi sosial keagamaan kembali pada khitohnya.

3. Karya / Buku KH Hasyim Asy’ari


Adapun karya-karya KH Hasyim Asy’ari adalah

1. Risalah Ahlis-Sunnah Wal Jama’ah: Fi Hadistil Mawta wa Asyrathis-sa’ah wa baya


Mafhumis-Sunnah wal Bid’ah.
2. Al-Nuurul Mubiin fi Mahabbati Sayyid al-Mursaliin.
3. Adab al-alim wal Muta’allim fi maa yahtaju Ilayh al-Muta’allim fi Ahwali Ta’alumihi
wa maa Ta’limihi.
4. Al-Tibyan: fin Nahyi ‘an Muqota’atil Arham wal Aqoorib wal Ikhwan.
5. Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam’iyyat Nahdlatul Ulama. Pemikiran dasar
beliau tentang NU. Di dalamnya terdapat ayat dan hadits serta pesan penting yang
menjadi landasan awal pendirian NU.
6. Risalah fi Ta’kid al-Akhdzi bi Mazhab al-A’immah al-Arba’ah. Mengikuti manhaj
para imam empat yakni Imam Syafii, Imam Malik, Imam Abu Hanifah dan Imam
Ahmad bin Hanbal,
7. Sebuah kitab yang bisa menjadi solusi cerdas bagi para pelaku dan pegiat di
masyarakat.
8. Arba’ina Haditsan Tata’allaqu bi Mabadi’ Jam’iyyat Nahdlatul Ulama.
9. Al-Tanbihat al-Wajibat liman Yushna’ al-Maulid bi al-Munkarat. Kitab yang
menyajikan beberapa hal yang harus diperhatikan saat memperingati maulid
rasullullah.
4. Kisah Teladan
Adapun kisah teladan KH. Hasyim Asy’ari
a. Selalu menarik tiap kita berbicara tentang kisah perjuangan para kiai dalam
menegakkan syariat Islam di bumi pertiwi ini. Tak hanya sekadar berdakwah,
mereka juga turut andil mengusir para penjajah yang ingin menguasai negeri ini.
b. KH. Hasyim Asy’ari misalnya. Ia adalah salah satu sosok kiai yang begitu
berwibawa dan berperangai mulia. Ia adalah sosok yang sangat layak dijadikan
keteladanan oleh siapa saja, terlebih para generasi muda bangsa ini.
c. Kiai Hasyim merupakan tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sebuah ormas Islam
terbesar di Indonesia. Kisah hidupnya selama berjuang di jalan Allah dan upayanya
dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia sangat menarik disimak dan
penuh dengan keteladanan. 
d. Masa mudanya dihabiskan untuk menimba berbagai ilmu pengetahuan. Ia pergi
menimba ilmu dari pesantren ke pesantren. Bahkan ia juga pergi mengembara ke
Mekah dan Madinah, menimba ilmu di sana seraya mengharap barokahnya para
ulama.

5. Wafatnya Sang Tokoh

Pada Tanggal 7 Ramadhan 1366 M. jam 9 malam, beliau setelah


mengimami Shalat Tarawih, sebagaimana biasanya duduk di kursi untuk
memberikan pengajian kepada ibu-ibu muslimat. Tak lama kemudian, tiba-tiba
datanglah seorang tamu utusan Jenderal Sudirman dan Bung Tomo. Sang Kiai
menemui utusan tersebut dengan didampingi Kiai Ghufron, kemudian tamu itu
menyampaikan pesan berupa surat. Entah apa isi surat itu, yang jelas Kiai Hasyim
meminta waktu semalam untuk berfikir dan jawabannya akan diberikan keesokan
harinya.

Namun kemudian, Kiai Ghufron melaporkan situasi pertempuran dan kondisi


pejuang yang semakin tersudut, serta korban rakyat sipil yang kian meningkat.
Mendengar laporan itu, Kiai Hasyim berkata, “Masya Allah,Masya Allah…”
kemudian beliau memegang kepalanya dan ditafsirkan oleh Kiai Ghufron bahwa
beliau sedang mengantuk. Sehingga para tamu pamit keluar. Akan tetapi, beliau
tidak menjawab, sehingga Kiai Ghufron mendekat dan kemudian meminta kedua
tamu tersebut untuk meninggalkan tempat, sedangkan dia sendiri tetap berada di
samping Kiai Hasyim Asy’ari. Tak lama kemudian, Kiai Ghufron baru menyadari
bahwa Kiai Hasiyim tidak sadarkan diri. Sehingga dengan tergopoh-gopoh, ia
memanggil keluarga dan membujurkan tubuh Kiai Hasyim. Pada saat itu, putra-
putri beliau tidak berada di tempat, misalnya Kiai Yusuf Hasyim yang pada saat itu
sedang berada di markas tentara pejuang, walaupun kemudian dapat hadir dan
dokter didatangkan (Dokter Angka Nitisastro).
Tak lama kemudian baru diketahui bahwa Kiai Hasyim terkena pendarahan
otak. Walaupun dokter telah berusaha mengurangi penyakitnya, namun Tuhan
berkehendak lain pada kekasihnya itu. KH.M. Hasyim Asy’ari wafat pada pukul
03.00 pagi, Tanggal 25 Juli 1947, bertepatan dengan Tanggal 07 Ramadhan 1366
H. Inna LiLlahi wa Inna Ilaihi Raji’un.

Kepergian belaiu ketempat peristirahatan terakhir, diantarkan bela


sungkawa yang amat dalam dari hampir seluruh lapisan masyarakat, terutama dari
para pejabat sipil maupun militer, kawan seperjuangan, para ulama, warga NU,
dan khususnya para santri Tebuireng. Umat Islam telah kehilangan pemimpin
besarnya yang kini berbaring di pusara beliau di tenggah Pesantrn Tebuireng. Pada
saat mengantar kepergianya, shahabat dan saudara beliau, KH. Wahab hazbulloh,
sempat mengemukakan kata sambutan yang pada intinya menjelaskan prinsip
hidup belaiu, yakni, “berjuang terus dengan tiada mengenal surut, dan kalau perlu
zonder istirahat”.

Aktivitas 1.4: …. M3 M4
1. Kelompokkan 4-5 peserta didik kemudian praktikan secara individu atau kelompok
2. Guru membagi materi yang telah dibahas/dipelajari
3. Carilah gambar tokoh teladan Indonesia dan analisis serta diambil hikmah dalam
cerita tersebut
4. Presentasikan materi tersebut di depan kelas
5. Kumpulkan kepada Guru Mata pelajaran

C. KH. Ahmad Dahlan

a. Biografif KH. Ahmad Dahlan

Kyai Haji Ahmad Dahlan lahir pada 1 Agustus 1868 di Yogyakarta, beliau
mempunyai nama kecil Muhammad Darwis. Beliau merupakan anak  keempat dari
tujuh orang bersaudara, keseluruhan saudara beliau  adalah perempuan kecuali
adik bungsu beliau.

Pendiri Muhammadiyah ini termasuk keturunan ke dua belas dari


Maulana Malik Ibrahim , yang merupakan salah seorang terkemuka di antara
Walisongo , yaitu pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Silsilah tersebut
ialah Maulana Malik Ibrahim , Maulana Ishaq, Maulana ‘Ainul Yaqin, Maulana
Muhammad Fadhlullah ( Sunan Prapen ) , Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig
( Djatinom ), Demang Djurung Djuru Sapisan , Demang Djurung Djuru Kapindo ,
Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH Muhammad Sulaiman , KH Abu Bakar , dan
Muhammad Darwisy ( Ahamd Dahlan )

b. Pengalaman Organisisasi
Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah
untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan
ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut
tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali
hidup menurut tuntunan al-Qur’an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri
bertepatan pada tanggal 18 Nopember 1912. Dan sejak awal Dahlan telah
menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial
dan bergerak di bidang pendidikan.

Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga


mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya.
Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. la
dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Ada yang
menuduhnya kyai palsu, karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen,
mengajar di sekolah Belanda, serta bergaul dengan tokoh-tokoh Budi Utomo yang
kebanyakan dari golongan priyayi, dan bermacam-macam tuduhan lain. Saat itu
Ahmad Dahlan sempat mengajar agama Islam di sekolah OSVIA Magelang, yang
merupakan sekolah khusus Belanda untuk anak-anak priyayi. Bahkan ada pula
orang yang hendak membunuhnya. Namun ia berteguh hati untuk melanjutkan
cita-cita dan perjuangan pembaruan Islam di tanah air bisa mengatasi semua
rintangan tersebut.

Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan


kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum.
Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan
Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk daerah
Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta. Dari
Pemerintah Hindia Belanda timbul kekhawatiran akan perkembangan organisasi
ini. Maka dari itu kegiatannya dibatasi. Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi
di daerah lain seperti Srandakan, Wonosari, Imogiri dan lain-Iain telah berdiri
cabang Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah
Hindia Belanda. Untuk mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan menyiasatinya
dengan menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta memakai
nama lain. Misalnya Nurul Islam di Pekalongan, Al-Munir di Ujung Pandang,
Ahmadiyah di Garut. Sedangkan di Solo berdiri perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh
Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan dari cabang Muhammadiyah. Bahkan
dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan adanya jama’ah dan perkumpulan
untuk mengadakan pengajian dan menjalankan kepentingan Islam.

Perkumpulan-perkumpulan dan Jama’ah-jama’ah ini mendapat bimbingan


dari Muhammadiyah, yang diantaranya ialah Ikhwanul Muslimin, Taqwimuddin,
Cahaya Muda, Hambudi-Suci, Khayatul Qulub, Priya Utama, Dewan Islam,
Thaharatul Qulub, Thaharatul-Aba, Ta’awanu alal birri, Ta’ruf bima kanu wal- Fajri,
Wal-Ashri, Jamiyatul Muslimin, Syahratul Mubtadi. Dahlan juga bersahabat dan
berdialog dengan tokoh agama lain seperti Pastur van Lith pada 1914-1918. Van
Lith adalah pastur pertama yang diajak dialog oleh Dahlan. Pastur van Lith di
Muntilan yang merupakan tokoh di kalangan keagamaan Katolik. Pada saat itu Kiai
Dahlan tidak ragu-ragu masuk gereja dengan pakaian hajinya.

Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan


dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, disamping juga melalui relasi-relasi
dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan sambutan yang besar
dari masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah
lain berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan terhadap
Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin berkembang hampir di
seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan mengajukan
permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-
cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh
pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.

Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas gerakan


dakwah Muhammadiyah, Dahlan juga memfasilitasi para anggota Muhammadiyah
untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan pemimpin dalam Muhammadiyah.
Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan dakwah Muhammadiyah, telah
diselenggarakan dua belas kali pertemuan anggota (sekali dalam setahun), yang
saat itu dipakai istilah AIgemeene Vergadering (persidangan umum).

c. Pemikiran KH Ahmad Dahlan

Pemikiran KH Ahmad Dahlan bahwa Islam hendak didekati serta dikaji


melalui kacamata modern sesuai dengan panggilan dan tuntutan zaman, bukan
secara tradisional.
Beliau mengajarkan kitab suci Al Qur’an dengan terjemahan dan tafsir agar
masyarakat tidak hanya pandai membaca ataupun melagukan Qur’an semata,
melainkan dapat memahami makna yang ada di dalamnya.

Dengan demikian diharapkan akan membuahkan amal perbuatan sesuai


dengan yang diharapkan Qur’an itu sendiri. Menurut pengamatannya, keadaan
masyarakat sebelumnya hanya mempelajari Islam dari kulitnya tanpa mendalami
dan memahami isinya.

Sehingga Islam hanya merupakan suatu dogma yang mati. Di bidang


pendidikan, ia mereformasi sistem pendidikan pesantren zaman itu.
Yang menurutnya tidak jelas jenjangnya dan tidak efektif metodenya
lantaran mengutamakan menghafal dan tidak merespon ilmu pengetahuan
umum.

Maka KH Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah agama dengan


memberikan pelajaran pengetahuan umum serta bahasa Belanda. Bahkan ada
juga Sekolah Muhammadiyah seperti H.I.S. met de Qur’an. Sebaliknya, beliau pun
memasukkan pelajaran agama pada sekolah-sekolah umum.

Ia terus mengembangkan dan membangun sekolah-sekolah. Sehingga


semasa hidupnya, beliau telah banyak mendirikan sekolah, masjid, langgar, rumah
sakit, poliklinik, dan rumah yatim piatu.

Kegiatan dakwah pun tidak ketinggalan. Beliau semakin meningkatkan


dakwah dengan ajaran pembaruannya. Di antara ajaran utamanya yang terkenal,
beliau mengajarkan bahwa semua ibadah diharamkan kecuali yang ada
perintahnya dari Nabi Muhammad SAW.
Artikel diambil dari Biografiku.com. Silahkan di copy sebagai bahan
referensi, Mohon cantumkan sumber : https://www.biografiku.com/biografi-kh-
ahmad-dahlan.

d. Kisah Teladan

a. Pendiri Muhammadiyah ini sangat bersemangat mengajarkan dan sekaligus


mengamalkan
b. kepedulian dalam bentuk perhatian yang tulus dan maksimal. Simak contoh,
fragmen Ahmad Dahlan dan pemberian terbaik. Pernah, seorang sahabat
bertamu ke rumahnya. Setelah berbincang cukup lama, waktu shalat pun tiba.
Tamu itu menyatakan pakaiannya terkena najis yang tentu tak bisa dipakai
untuk shalat.
c. kepedulian atas kualitas perjalanan atau pengalaman hidup orang lain dan
terutama anak muda.

Di sini ada contoh, bagaimana Kiai Dahlan peduli masa depan pemuda. Pada
sebuah kesempatan memberi arahan kepada pemuda, Kiai Dahlan menyatakan
Muhammadiyah sekarang ini lain dengan Muhammadiyah di masa yang akan
datang.

e. Karya-karyanya

1. Menerbitkan buku-buku meliputi masalah fiqih, akaid, tajwid, hadist, sejarah


Para Nabi dan Rasul dan terjemahan ayat-ayat al-Quran mengenai akhlak
dan hukum.
2. Menerbitkan terjemahan bku-buku untuk pengajian tingkat lanjut bagi
orang tua, seperti Maksiat Anggota yang Tujuh dari Ihyaul Ulumiddin karya
Al- Ghazali.
3. Terbitan lainnya yaitu, Rukuning Islan lan Iman, Aqaid, Salat, Asmaning Para
Nabi kang selangkung, Nasab Dalem Sarta Putra Dalem Kanjeng Nabi, Sarat
lan Rukuning Wudhu Tuwin salat,Rukun lan Bataling Shiyam, Bab Ibadah lan
Maksiyating Nggota utawi Poncodriyo, serta tulisan syeikh Abdul Karim
Amrullah di dalam sejarah Al-Munir yang di termahkan ke dalam bahasa
jawa

f. Wafat KH. Ahmad Dahlan

Pada usia 54 tahun, tepatnya pada tanggal 23 Februari 1923, Kiai Haji
Akhmad Dahlan wafat di Yogyakarta. Beliau kemudian dimakamkan di
kampung Karangkajen, Brontokusuman, wilayah bernama Mergangsan di
Yogyakarta.

Aktivitas 1.4: …. M3 M4
1. Kelompokkan 4-5 peserta didik kemudian praktikan secara individu atau kelompok
2. Guru membagi materi yang telah dibahas/dipelajari
3. Carilah gambar tokoh teladan Indonesia dan analisis serta diambil hikmah dalam
cerita tersebut
4. Kumpulkan kepada Guru Mata pelajaran

Sepercik Hikmah

‫ب‬ ْ ‫ان فِي َقصَصِ ِه ْم عِ ب َْرةٌ ألولِي‬


ِ ‫األل َبا‬ َ ‫لَ َق ْد َك‬
Artinya : Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-
orang yang mempunyai akal. (QS. Yusuf/12/111)

Rangkuman

1. Nama Asli Syekh KH Muhammad Kholil bin Kiyai Haji Abdul Lathif bin Kiyai Hamim
bin Kiyai Abdul Karim bin Kiyai Muharram bin Kiyai Asrar Karamah bin Kiyai
Abdullah bin Sayid Sulaiman.
2. Adapun karomah Mbah Kholil diantaranya: a. Lebah Gaib, b.Membelah Diri,
c.Menyembuhkan Orang Lumpuh Seketika, d. Kisah Pencuri Timun Tidak Bisa
Duduk
3. Muhammad Hasyim, lahir pada hari Selasa Tanggal 24 Dzulqo’dah 1287 H,
bertepatan dengan tanggal 14 Pebruari 1871 M.
4. Adapun kisah teladan KH. Hasyim Asy’ari : Selalu menarik tiap kita berbicara
tentang kisah perjuangan para kiai dalam menegakkan syariat Islam di bumi
pertiwi ini. Tak hanya sekadar berdakwah, mereka juga turut andil mengusir para
penjajah yang ingin menguasai negeri ini, KH. Hasyim Asy’ari misalnya. Ia adalah
salah satu sosok kiai yang begitu berwibawa dan berperangai mulia. Ia adalah
sosok yang sangat layak dijadikan keteladanan oleh siapa saja, terlebih para
generasi muda bangsa ini, Kiai Hasyim merupakan tokoh pendiri Nahdlatul Ulama
(NU).
5. Kyai Haji Ahmad Dahlan lahir pada 1 Agustus 1868 di Yogyakarta, beliau
mempunyai nama kecil Muhammad Darwis. Beliau merupakan anak  keempat dari
tujuh orang bersaudara, keseluruhan saudara beliau  adalah perempuan kecuali
adik bungsu beliau.
6. Kisah Teladan KH.Ahmad Dahlan adalah Pendiri Muhammadiyah ini sangat
bersemangat mengajarkan dan sekaligus mengamalkan, kepedulian dalam bentuk
perhatian yang tulus dan maksimal.
Refleksi

Centanglah () tabel di bawah ini dengan jujur dan benar sesuai penguasaanmu dan sikapmu
terhadap materi-materi dalam bab ini!

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Saya dapat memahami pengertian dan bukti bahwa
Allah memiliki nama-nama indah dalam Asmaul Husna
2. Saya dapat meyakini keutamaan sifat-sifat tokoh Islam di
Indonesia
3. Saya dapat berakhlak mulia sebagai cerminan dari sifat-
sifat tokoh Islam di Indonesia
4. Saya dapat Memperjelas kisah-kisah dari tokoh Islam di
Indonesia
5. Saya dapat menyajikan ragam sikap dan sifat tokoh
Islam di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari guna
membentuk sikap cinta tanah air dan bela negara
6. Saya dapat Mengatasi masalah dengan bersuri teladan
pada sikap dan sifat tokoh Islam di Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari guna membentuk sikap cinta
tanah air dan bela negara

Uji Kompetensi Akhir Bab 9


I. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b,
c, d atau e, pada jawaban yang paling benar!

1. Kiai Khalil al-Bangkalani telah menghafal al-Qur’an dan memahami ilmu perangkat
Islam, seperti nahwu dan sharaf sebelum berangkat ke Makkah, beliau merupakan
seorang alim yang berasal....
a. Bangkalan
b. Jawa Tengah
c. Madura
d. Jawa Timur
e. Jawa Barat
2. Kiai Khalil al-Bangkalan, tidak pernah membebani orangtua atau pengasuhnya, Nyai
Maryam. Beliau bekerja menjadi buruh tani ketika belajar di kota Pasuruan. Beliau
juga bekerja menjadi pemanjat pohon kelapa ketika belajar di kota Banyuangi, dan
beliau penyalin naskah kitab Alfiyah Ibn Malik untuk diperjual belikan ketika belajar
di Makkah. Setengah dari hasil penjualannya diamalkan kepada guru-gurunya.
Berikut ini salah beberapa teladan yang dapat diambil dari Kiai tersebut kecuali ....
a. giat bekerja
b. pantang menyerah
c. tulus dalam beramal
d. malu dalam bekerja
e. malas bekerja

3. Yang menarik dari kitab setebal 52 halaman ini, adalah bukan hanya karena
kemasyhuran penulisnya, melainkan kitab ini telah menampilkan landscape keilmuan
yang selama ini terkesan rumit, menjadi demikian lugas dan mudah difahami.
pernyataan diatas merupakan karya-karya ulama’....

a. Kiai Kholil Bankalan


b. Kiai Hasyim Asy’ari
c. Kiai Ahmad Dahlan
d. Kiai Abdurahman wahid
e. Kiai at-Tabik
4. Kiai Hasyim Asy’ari sejak kecil memiliki tanda-tanda kecerdasan dan ketokohan
terlihat pada diri beliau. beliau adalah merupakan seorang pendiri dari organisasi
masyarakat ....
a. Nahdlatul ‘Ulama
b. Muhammadiyah
c. Ibnu Tahiriyah
d. al- Wathoniyah
e. Lembaga Dakwah Islam
5. Kiai Hasyim Asy’ari tidak hanya dikenal sebagai kiai karismatik, melainkan sebagai
petani dan pedagang yang sukses, berikut ini beberapa teladan dari beliau adalah ....
kecuali
a. semangat memperjuangkan kemerdekaan
b. menghilangkan tradisi untuk kemajuan
c. menghormati guru
d. menghubungkan pendidikan agama
e. giat dalam belajar
6. Pada umur ke 15, Kiai Hasyim mulai pergi menuntut ilmu ke berbagai pesantren di
Jawa dan Madura. berikut ini adalah guru dari Kiai Hasyim Asy’ari.... kecuali
a. Kiai Khalil al-Bangkalan
b. Syekh Imam Nawai al-Bantani
c. Kiai Ahmad Dahlan
d. Kiai Abdurahman Wahid
e. Kiai Syaikh Mahmud Khatib al-Minangkabauwy
7. Kiai Hasyim mengajarkan anak didiknya untuk bergaul dan bersatu diantara sesama
anak bangsa se Indonesia, apapun suku, latar belakang dan agamanya. Berikut ini
adalah cerminan sikap dari Kiai Hasyim Asy’ari ..... kecuali
a. bekerja keras untuk menggapai kekayaan
b. mengutamalan sikap tolong menolong
c. mengajarkan pengetahuan ke sekolahmodern
d. membuat organisasi yang berorientasi pada pembangunan
e. kreatif dalam belajar dan mengajar
8. Kiai Ahmad Dahlan sejak kecil beliau sudah terlihat sebagai anak yang cerdas dan
kreatif. merupakan salah seorang pendiri dari organisasi masyarakat bernama....
a Nahdlatul ‘Ulama
b. Muhammadiyah
c. Ibnu Tahiriyah
d. al- Wathoniyah
e. Lembaga Dakwah Islam
9. Kia Ahmad Dahlan dalam menciptakan masyarakat Islam yang sejahtera menekankan
pada bentuk-bentuk pelayanan, hal ini terlihat pada beberapa sekolah, berikut ini
adalah beberapa teladan yang dapat diambil dari Kiai Ahmad Dahlan, .... kecuali.
a. menghidupkan kemajuan Islam dalam pendidikan
b. mengutamakan sikap tolong-menolong
c. memajukan masyarakat pada bidang sosial
d. menolak perubahan pada pendidikan
e. menerima penggabungan pendidikan Barat dan Timur.
10. Kepedulian dalam bentuk perhatian yang tulus dan maksimal. Simak contoh, fragmen
Ahmad Dahlan dan pemberian terbaik. Pernah, seorang sahabat bertamu ke
rumahnya. Setelah berbincang cukup lama, waktu shalat pun tiba. Tamu itu
menyatakan pakaiannya terkena najis yang tentu tak bisa dipakai untuk
shalat.pernyataan diatas merupakan ....
a. Biografi Kiai Ahmad Dahlan
b. Teladan Kiai Ahmad Dahlan
c. Ciri-ciri kehidupan Kiai Ahmad Dahlan
d. Karya-karya Kiai Ahmad Dahlan
e. Pemikiran Kiai Ahmad Dahlan

II. Kerjakan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar!

1. Saat usianya mencapai 24 tahun setelah menikah, Mbah Kholil memutuskan untuk
pergi ke Makkah. Untuk ongkos pelayaran bisa ia tutupi dari hasil tabungannya
selama nyantri di Banyuwangi, Jelaskan bibiografi Kiai Khalil Bangkalan?
2. Ulama besar yang digelar oleh para Kyai sebagai “Syaikhuna” yakni guru kami,
karena kebanyakan Kyai-Kyai dan pengasas pondok pesantren di Jawa dan
Madura pernah belajar dan nyantri dengan beliau. Pribadi yang dimaksudkan ialah
Mbah Kholil. Tentunya dari sosok seorang Ulama Besar seperti Mbah Kholil
mempunyai karomah. Jelaskan karomah Kiai Khalil Bengkalan?
3. Dalam bidang karya, memang hampir tidak ada literatur yang menyebutkan
tentang karya Mbah Kholil. akan tetapi Mbah Kholil meninggalkan banyak sejarah
dan sesuatu yang tidak tertulis dalam literatur yang baku. Jelaskan peninggalan
Kiai Khalil Bangkalan?
4. Dengan modal kecerdasan yang dimiliki dan dorongan lingkungan yang kondusif,
dalam usia yang cukup muda, beliau sudah dapat memahami ilmu-ilmu agama,
baik bimbingan keluarga, guru, atau belajar secara autodidak. Jelaskan Kiai Khalil
dalam perjalanan menuntut Ilmu?
5. Muqaddimah al-Qanun al-Asasi li Jam’iyyat Nahdlatul Ulama. Pemikiran dasar
beliau tentang NU. Di dalamnya terdapat ayat dan hadits serta pesan penting yang
menjadi landasan awal pendirian NU. Sebutkan karya-karya Kiai KH. Hasyim
Asy’ari
6. Kiai Hasyim merupakan tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sebuah ormas Islam
terbesar di Indonesia. Kisah hidupnya selama berjuang di jalan Allah dan upayanya
dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia sangat menarik disimak dan
penuh dengan keteladanan. Jelaskan kisah teladan Kiai Hasyim Asy’ari?
7. Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga mendapatkan
resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya. Berbagai
fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. Jelaskan
pengalaman organisasi Ahmad Dahlan?
8. Islam hendak didekati serta dikaji melalui kacamata modern sesuai dengan
panggilan dan tuntutan zaman, bukan secara tradisional. Jelaskan pemikiran
Hasyim Asy’ari?
9. Kepedulian atas kualitas perjalanan atau pengalaman hidup orang lain dan
terutama anak muda, Jelaskan kisah teladan Kiai Ahmad Dahlan?
10. Menerbitkan terjemahan bku-buku untuk pengajian tingkat lanjut bagi orang tua,
seperti Maksiat Anggota yang Tujuh dari Ihyaul Ulumiddin karya Al- Ghazali.
Sebutkan Karya-karya Kiai Ahmad Dahlan?

LATIHAN SOAL PENILAIAN AKHIR TAHUN

I. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b,
c, d atau e, pada jawaban yang paling benar!
1. Memaafkan orang lain adalah suatu kebaikan dan dapat dilakukan kapan saja,
oleh dan untuk siapa saja. Kita tidak dibenarkan bersikap keras hati, enggan
memaafkan kesalahan orang lain. Allah memerintahkan kita untuk
memaafkan orang lain. Pernyataan diatas dapat meneladani Allah melalui
sifat Af-Afuww dengan cara memilki sifat-sifat....
a. Memaafkan kesalahan orang lain
b. Memanfaatkan sumber daya alam
c. Melakukan aneka amal kebaikan
d. Berkeyakinan bahwa Allah adalah penjamin rizki secara mutlak
e. Bersikap kreatif dan berfikir kritis
2. Kesadaran tentang jaminan rezeki Allah harus kuat. Rezeki antara bayi dan orang
dewasa berbeda. Jaminan rezeki Allah, berbeda dengan jaminan rezeki orang tua
kepada bayinya. Allah menyiapkan sarana dan manusia diperintahkan untuk
mengolahnya. dalam hal ini sesuai dengan Qur’an surah Al Mulk :15 adalah

a. ُ ‫شوا فِي َم َناك ِِب َها; َو ُكلُوا مِنْ ِر ْزقِ ِه َوِإلَ ْي ِه ال ُّن‬
‫شو ُر‬ ُ ‫ض َذلُوال َفا ْم‬
َ ْ‫ه َُو الَّذِي َج َع َل لَ ُك ُم األر‬
b. )٤٣:‫ُور (الشعراء‬ ِ ‫ص َب َر َوغَ َف َر ِإنَّ َذل َِك لَمِنْ َع ْز ِم األم‬
َ ْ‫َولَ َمن‬
c. )١٤٩( ‫ان َعفُ ًّوا َقدِيرً ا‬ ‫هَّللا‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
َ ‫ِإنْ ُت ْبدُوا َخيْرً ا ْو ُت ْخفُوهُ ْو َتعْ فُوا َعنْ سُو ٍء َفِإنَّ َ َك‬
d. )٩٩( ‫فَُأولَِئكَ َع َسى هَّللا ُ َأ ْن يَ ْعفُ َو َع ْنهُ ْم َو َكانَ هَّللا ُ َعفُ ًّوا َغفُورًا‬
e. َ ‫ِإنْ ُت ْبدُوا َخيْرً ا َأ ْو ُت ْخفُوهُ َأ ْو َتعْ فُوا َعنْ سُو ٍء َفِإنَّ هَّللا َ َك‬
)١٤٩( ‫ان َعفُ ًّوا َقدِيرً ا‬
3. Manusia seharusnya sadar apabila kita sedang berada pada posisi teratas,
masih ada yang lebih tinggi dan itu akan menjadi koreksi dan motivasi kita
bahwa jabatan yang kita miliki adalah sebuah amanat dan akan
dipertanggungjawabkan, kekuasaan duniawi adalah fana atau sementara
sedangkan kekuasaan Allah adalah Mutlak dan Abadi. pernyataan diatas
meneladani Allah dengan sifat al Malik ....
a. Tidak terlena dengan jabatan atau tahta
b. Dapat mengendalikan hawa nafsu
c. Menjadi hamba yang bersyukur
d. Selalu mengharap pertolongan Allah
e. Mensyukuri segala nikmat yang telah Allah berikan

4. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut !


(1) Bersikap kreatif dan berfikir kritis
(2) Melakukan aneka amal kebaikan
(3) Memanfaatkan sumber daya alam
(4) Melestarikan lingkungan hidup
Pernyataan tersebut adalah....
a. Meneladani Allah dengan sifat al Khaliq
b. Meneladani Allah dengan sifat al-Hasib
c. Meneladani Allah dengan sifat al-Hadi
d. Meneladani Allah dengan sifat al-Affuw
e. Meneladani Allah dengan sifat al-Razzaq

5. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!

1) Meyakini bahwa penciptaan alam raya dalam perhitungan yang akurat.


2) Pandai melakukan introspeksi terhadap diri sendiri.
3) Bersemangat dalam melakukan kebaikan
4) Merasa tentram dan merasa cukup dengan segala rizki dari Allah
5) Bersikap kreatif dan berfikir kritis

Pernyataan di atas yang merupakan meneladani sifat Allah al-Hasib adalah


nomor ....

a. 1,2,3,4
b. 2,3,4,5
c. 3,4,5,1
d. 1,3,4 dan 5
e. 3,, dan 5

6. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!


1) Kasih sayang (ar-Rahmah),
2) Keadilan (al-‘Adalah),
3) Keselamatan (al-Salam)
4) dan ketauhidan (al-Tauhid)
5) Pemaaf (al-Affuww)
Pernyataan diatas yang merupakan konsep tasamuh adalah nomor....
a. 1,2,3,4
b. 2,3,4,5
c. 3,4,5,1
d. 4,5,1,2
e. 5,1,2,3
7. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut !
1) Memahami dalam kehidupan ini selalu terdapat perbedaan
2) Tidak menjadikan perbedaan sebagai masalah
3) Menerima saran dan kritik dari orang lain
4) Menerima nasehat orang lain
5) Tidak Sombong

Pernyataan tersebut diatas merupakan....


a. Ciri-ciri orang yang berperilaku Toleransi
b. Ciri-ciri orang yang berperilaku Musawah
c. Ciri-ciri orang yang berperilaku Tawasuth (moderat)
d. Ciri-ciri orang yang berperilaku Ukhuwwah (persaudaraan)
e. Ciri-ciri orang yang berperilaku Persatuan
8. Tidak bersikap ekstrim dalam menyebarluaskan ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah,
tidak mudah mengkafirkan sesama muslim karena perbedaan pemahaman
agama, pernyataan diatas merupakan implementasi dari ....

a. Membiasakan Berperilaku tawasuth dalam Kehidupan Sehari-hari


b. Membiasakan Berperilaku tasamuh dalam Kehidupan Sehari-hari
c. Membiasakan Berperilaku toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari
d. Membiasakan Berperilaku ta’awun dalam Kehidupan Sehari-hari
e. Membiasakan Berperilaku Ukhuwah dalam Kehidupan Sehari-hari
9. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut !
1) Mendorong dan mengajarkan faham Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam bidang
Tashawwuf (Akhlak )dengan menggunakan cara – cara yang tidak bertentangan
dengan syariat Islam dan peraturan perundang – undangan (hukum positif):
2) Tidak merasa diri lebih baik dari dan lebih sempurna dibanding orang lain
3) Bersikap sopan santun, rendah hati (Tawadlu’), dan menjaga hati (Khusyu’)
dengan siapapun dan dimanapun berada
4) Selalu berusaha mewujudkan rasa aman, tentram pada diri sendiri khususnya,
dan lapisan masyarakat pada umumnya
5) Mudah tergoyah- goyah dan termakan isu-isu yang menyesatkan dan tidak
bertanggung jawab
Pernyataan di atas yang merupakan pembagian At –Tawasuth Bidang Akhlak
adalah....
a. 1,2,3,5
b. 1,2,3,4
c. 2,3,4,5
d. 3,4,5,1
e. 4,5,1,2
10. Adanya persamaan, baik dalam masalah keyakinan, wawasan, pengalaman,
kepentingan, tempat tinggal dan cita-cita. Adanya kebutuhan yang dirasakan hanya
dapat dicapai dengan melakukan kerja sama dengan orang lain . dalam hal ini sesuai
dengan Qur’an surah Al-Hujurat : 10 adalah....

a. َ ‫ون ِإ ْخ َوةٌ َفَأصْ لِحُوا َبي َْن َأ َخ َو ْي ُك ْم َوا َّتقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم‬
)١٠( ‫ُون‬ َ ‫ِإ َّن َما ْالمُْؤ ِم ُن‬
b. )٤٣:‫ُور (الشعراء‬ ِ ‫ك لَمِنْ َع ْز ِم األم‬ َ ِ‫ص َب َر َو َغ َف َر ِإنَّ َذل‬
َ ْ‫َولَ َمن‬
c. )١٤٩( ‫ان َعفُ ًّوا َقدِيرً ا‬ ‫هَّللا‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
َ ‫ِإنْ ُت ْبدُوا َخيْرً ا ْو ُت ْخفُوهُ ْو َتعْ فُوا َعنْ سُو ٍء َفِإنَّ َ َك‬
d. َ ‫فَُأولَِئ‬
)٩٩( ‫ك َع َسى هَّللا ُ َأ ْن يَ ْعفُ َو َع ْنهُ ْم َو َكانَ هَّللا ُ َعفُ ًّوا َغفُورًا‬
e. َ ‫ِإنْ ُت ْبدُوا َخيْرً ا َأ ْو ُت ْخفُوهُ َأ ْو َتعْ فُوا َعنْ سُو ٍء َفِإنَّ هَّللا َ َك‬
)١٤٩( ‫ان َعفُ ًّوا َقدِيرً ا‬
11. Perhatikan pernyataan bawah ini!
1) Tidak melakukan kewajiban Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
2) Mereka memiliki tampilan lahiriah yang indah dan ucapan yang menarik tetapi
menipu
3) Menilai dirinya sebagai golongan yang mengedepankan kebenaran
4) Mereka mengejek orang-orang beriman demi menyukseskan tujuan agama
5) Melakukan kewajiban Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
6) Diantara pernyataan-pernyataan diatas, yang sesuai dengan perilaku nifak
adalah ....
a. 1,2,3,4
b. 2,3,4,5
c. 3,4,5,1
d. 4,5,1,2
e. 5,1,2,3

12. Marah itu memiliki tingkatannya masing-masing berdasarkan bentuk ekspresinya


pada setiap individu dan juga dari faktor umur. dalam hal ini, yang menampakkan
keislaman, tetapi menyembunyikan kekufuran adalah ....
a. Nifaq
b. Nifaq amaly
c. Nifaq I’tiqadi
d. Nifaq kasabi
e. Nifaq dalily
13. Perhatikan pernyataan bawah ini!
1) Efek langsung ke tubuh
2) Letih ekspresi
3) Sulit tidur
4) Depresi
5) Sulit membaca
Diantara pernyataan-pernyataan diatas, yang sesuai dengan Perilaku nifaq atau
pemarah sangat membahayakan kesehatan tubuh adalah ....
a.1,2,3,4
b.2,3,4,5
c.3,4,5,1
d.4,5,1,2
e.5,1,2,3
14. Perhatikan pernyataan bawah ini!
1) Tercela dalam pandangan Allah
2) Hilangnya kepercayaan dari orang lain atas dirinya
3) Tidak disenangi dalam pergaulan hidup sehari-hari
4) Bisa memperlebar jalan untuk memperoleh rizqi karena berhasil menipu
5) Mendapat siksa yang amat pedih kelak di hari akhir
Diantara pernyataan-pernyataan diatas, yang sesuai dengan Akibat buruk perilaku
nifaq bagi diri sendiri adalah ....
a.1,2,3,4
b.2,3,4,5
c.3,4,5,1
d.4,5,1,2
e.5,1,2,3
15. Jika seseorang marah dan tidak berusaha untuk mengendalikan untuk
mengendalikan akan menyebabkan keburukan-keburukan. Diantaranya,
kecuali……….
a. Keputusan orang marah cenderung menambah masalah
b. Tindakan orang marah cenderung menambah masalah
c. Pemarah menimbulkan kerusukan individu
d. Pemarah menimbulkan kerusakan antar manusia
e. Pemarah memperbaiki hubungan baik antar manusia
16. Ketika ada teman kita yang berselisih, bertengkar atau melakukan perbuatan yang
tidak baik terhadap teman-teman yang lain, maka kita wajib mendamaikannya.
Pernyataan tersebut merupakan tata cara pergaulan teman sebaya pada aspek ....
a. Saling mengasihi dan melindungi
b. Saling menasehati
c. Saling berpesan kebaikan
d. Saling menghormati dan toleran
e. Saling bekerja sama dan tolong menolong
17. Setiap muslim dilarang saling membenci karena hawa nafsu. Sebab Allah telah
menjadikan mereka teman dan saudara yang saling menyayangi bukan saling
membenci. Akibat yang timbul dari sikap saling membenci ....
a. Bermusuhan
b. Pergaulan bebas
c. Melanggar norma agama, masyarakat dan Negara
d. Melanggar tata tertib lalulintas
e. Mengkonsumsi narkoba
18. Kebiasaan negatif seperti onani, homoseksual, lesbian, perzinaan karena
ketidakmampuan mengendalikan hawa nafsu mereka. Perilaku ini bisa terjadi
karena ....
a. Bermusuhan
b. Pergaulan bebas
c. Melanggar norma agama, masyarakat dan Negara
d. Melanggar tata tertib lalulintas
e. Melanggar asusila
19. Mengkonsumsi narkoba Perilaku berkendara dengan tidak menggunakan helm,
berboncengan lebih dari seorang, mengurangi kelengkapan kendaraan. Perilaku
tersebut merupakan sikap....
a. Bermusuhan
b. Pergaulan bebas
c. Melanggar norma agama, masyarakat dan Negara
d. Melanggar tata tertib lalulintas
e. Mengkonsumsi narkoba
20. Ketika seseorang menginjak dewasa, bapak-ibu gurulah yang mengajarkannya
tentang banyak hal hingga ia menjadi mengerti tentang banyak hal dalam
kehidupan ini. Pernyataan tersebut merupakan sikap baik terhadap orang yang
sudah tua, ....
a. Menolak dengan halus perintah buruk
b. Menghormati dengan penuh kasih sayang
c. Memuliakan tokoh masyarakat
d. Mendahulukan orang yang lebih tua
e. Bersikap sopan dan santun
21. Seorang pemuda yang sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental,
banyak mengalami gejolak dalam fikiran maupun jiwa, yang tak jarang
menyebabkan hidupnya terguncang. Sikap orang yang lebih tua ....
a. Memberi nasehat
b. Mempererat persaudaraan
c. Memberi perhatian dan kasih sayang
d. Membina, membimbing dan memberi kesempatan untuk berdedikasi
e. Memberi teladan kebaikan
22. Dalam biografi Imam Abu Hanifah diketahui bahwa ia tumbuh ditengah keluarga
yang berkecukupan. dalam hal ini Nama asli Imam Hanafi adalah ....
a. Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit Al Kufi
b. Abu Abdullah, Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin al-Harits bin Ghuyman
bin Khutsail bin Amr bin Harits
c. Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi
d. Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi
e. Abu Abdullah
23. Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat murid
kepada gurunya . dalam hal ini menunjukkan Kisah teladan Imam Malik adalah ....
kecuali
a. Terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat
meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu.
b. Dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja.
c. Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya
kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia
pendidikan.
d. Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat
murid kepada gurunya.
e. Ketegasan sikap Imam Malik hanya sekali saja.
24. Buku fiqh yang menurut himpunan hadis hadis pilihan. pernyataan merupakan
Karya terbesar Imam Malik ialah ...
a. Al Muwatha’
b. Umm
c. Bulughol Maram
d. Tanqiqul Qaul
e. Nahwu
25. Semasa dalam kandungan, kedua orangtuanya meninggalkan Mekkah menuju
Palestina, setibanya di Gaza ayahnya jatuh sakit dan berpulang ke Rahmatullah
kemudian beliau diasuh dan dibesarkan oleh ibunya dalam kondisi yang sangat
prihatin dan serba kekurangan. dalam hal ini yang merupakan nama asli Imam
Syafi’i adalah ....
a. Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit Al Kufi
b. Abu Abdullah, Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin al-Harits bin
Ghuyman bin Khutsail bin Amr bin Harits
c. Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi
d. Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi
e. Abu Abdullah
26. Karya terbesar Imam Syafi’i adalah ....
a. Al Muwatha’
b. Umm
c. Bulughol Maram
d. Tanqiqul Qaul
e. Nahwu
27. Nama asli Imam Hanafi adalah....
a. Abu Hanifah Nu’man bin Tsabit Al Kufi
b. Abu Abdullah, Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin al-Harits bin
Ghuyman bin Khutsail bin Amr bin Harits
c. Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi’i al-Muththalibi al-Qurasyi
d. Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad Al Marwazi Al Baghdadi
e. Abu Abdullah
28. Pandangan fikih pada ahmad bin Hanbal adalah....
a. mematuhi penjelasan Al-Quran dan apa pun yang dapat dibuktikan melalui hadits, itu
sudah cukup
b. Sunnah Rasul sebagai penjelasan terhadap hal hal yang global yang ada dalam
Al Quran.
c. Fatwa ulama’ (Aqwal Assahabah) karena mereka semua menyaksikan
turunnya ayat dan mengetahui asbab nuzulnya serta asbabul khurujnya hadis
dan para perawinya. Sedangkan fatwa para tabiin tidak memiliki kedudukan
sebagaimana fatwa sahabat.
d. Qiyas (Analogi) yang digunakan apabila tidak ada nash yang sharih dalam Al
Quran, Hadis maupun Aqwal Asshabah.
e. Istihsan yaitu keluar atau menyimpang dari keharusan logika menuju hukum
lain yang menyalahinya dikarenakan tidak tepatnya Qiyas atau Qiyas tersebut
berlawanan dengan Nash.

29. Metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian,
kemudian orang yang menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas
batasan-batasannya, bagian-bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-
kaidah. dalam ini merupakan pengertian ....
a. madzhab
b. manhaj
c. metode
d. mahdzab
e. adzab
30. Metode yang digunakan Imam Hanafi Dalam menetapkan hukum (istinbat)
berdasarkan pada tujuh hal pokok, diantaranya... kecuali
a. Al Quran sebagai sumber dari segala sumber hukum.
b. Sunnah Rasul sebagai penjelasan terhadap hal hal yang global yang ada dalam
Al Quran.
c. Fatwa ulama’ (Aqwal Assahabah) karena mereka semua menyaksikan
turunnya ayat dan mengetahui asbab nuzulnya serta asbabul khurujnya hadis
dan para perawinya. Sedangkan fatwa para tabiin tidak memiliki kedudukan
sebagaimana fatwa sahabat.
d. Qiyas (Analogi) yang digunakan apabila tidak ada nash yang sharih dalam Al
Quran, Hadis maupun Aqwal Asshabah.
e. Istihsan yaitu keluar atau menyimpang dari keharusan logika menuju hukum
lain yang menyalahinya dikarenakan tidak tepatnya Qiyas atau Qiyas tersebut
berlawanan dengan Nash.

BIODATA PENULIS

Drs. H. Amari Ma’ruf, S.Ag. M.Ag , Kota wali Demak Tempat


Kelahirannya dan Berdomosili di Jl. Ponpes Babakan Lebaksiu Kab.
Tegal. Kholisoh, S,Ag Istri tercintanya , Maulidia Felasufah, Dina
salma Al-Mahmudah dan seorang putra Much Najih Birohmatillah
buah hatinya.

Pendidikan penulis dimulai di SDN Tlogorejo 2 dan Madrasah Awaliyah/Wusto/Ulya “


Riyadlotul Tholibin Tlogotirto”, melanjutkan pendidikanya di MTsN Mranggen dan
pondok pesantren “ Futuhiyyah” Mranggen. MAN 1 Semarang dan Pondok Pesantren “
Nurul hidayah “ Penggaron Genuk Semarang. dan pondok pesantren “ At-Thohiriyah”
Penggaron Genuk Semarang. IBN Tegal di Slawi Fak.Tarbiyah. Kemudian melanjutkan ke
program pasca sarjana Institut Agama Islam (IAIN) “Sunan Gunungjati”,Bandung.
Pengalaman Mengajar : Madrasah diniyah “At-Tohiriyah “ Penggaron Semarang. MAN 1
Semarang, Madin “Islamiyah “ Babakan Tegal. Dosen STAIC di Kampus Islamic Center
Brebes, Dosen STAIC di kampus yayasan manunggal Dukuhwaru Tegal, Dosen STAIC di
kampus SMA/SMK Diponegoro Lebaksiu Tegal. Dosen Universitas Terbuka Pokjar
Lebaksiu. Guru MAN Babakan Lebaksiu Tegal. Prestasi Akademik :1. Guru Teladan Tk.
Kab.Tegal (2006), 2. Guru Prestasi (Bahasa Arab) Tk.Propinsi Jawa Tengah dll.

I. Pengalaman Organisasi Formal:

1. Ketua dan Tutor/Dosen Pokjar UT UPBJJ Purwokerto,


2. Dosen dan Korwil Pasca Sarjana (S.2) STAIN di Kab. Tegal
3. Koordinator wilayah dan Dosen STAIC di Tegal,
4. Pengurus K3MA Kab. Tegal,
5. MGMP “ Al-Islamiyah” Kab. Tegal,
6. Ketua MGMP KKMA MAN Babakan Tegal,
7. LSM MAN Babakan Tegal,
8. Pengurus Yayasan Pendidikan Islam ‘Darul Khoir’ Babakan Tegal.
9. Tim Pengembang Kurikulum Tk. Propinsi Jawa Tengah
10. Ketua Penelitian dan Pengembangan MAN Babakan Tegal dll
11. Ketua Forum Guru Profesional (FGP)
12. Pimpinan Redaksi Jurnal Ilmiah
13. Pimpinan Redaksi Majalah ‘Kamil”
14. Dewan Pers (Wartawan Media) wil Jateng dan DIY

II. Pengalaman Non Formal:

1. Pengurus Persatuan Guru NU ( PERGUNU )Cabang Kab. Tegal,


2. MWC NU Kec. Lebaksiu Kab. Tegal,
3. Pengurus Ranting NU Babakan Lebaksiu Tegal.
4. Pembina GP Ansor Babakan Lebaksiu Tegal
5. Ketua BMT ‘Al –Ikhlas” Babakan Tegal. Dll
6. Pengurus Daerah Universitas Terbuka UPBJJ-UT Purwokerto

III. Pengalaman menulis :


1.Aqidah Akhlak kelas X Tingkat Jawa Tengah (Madrasah Aliyah) 2. Aqidah Akhlak
kelas XI Tingkat Jawa Tengah (Madrasah Aliyah) 3. Aqidah Akhlak kelas XII untuk
Madrasah Aliyah 4. Mata Pelajaran Bahasa Arab . III. Kab. Tegal 5. Qowaid Bahasa
Arab (Umum), 6. Memasyarakatan Nahdlotul Ulama’ Menuju Jalan Lurus 7.
Psikologi Pembelajaram fiqih, Bahasa arab, Aqidah Akhlak. 8. Strategi Belajar
Mengajar (Perguruan Tinggi), 9. Fiqih, Ushul Fiqih (Perguruan Tinggi) 10. Ulumul
Hadis (Perguruan Tinggi), 11. Tafsir Tarbawi (Perguruan Tinggi) 12. Hadits Tarbawi
(Perguruan Tinggi), 13. Etika Keguruan (Perguruan Tinggi) , 14. Model
pembelajaran PAI di Madrasah Aliyah. 15. Mantap Beraqidah Akhlak Kelas. X
(Madrasah Aliyah), 16. Mantap Beraqidah Akhlak Kelas. XI (Madrasah Aliyah), 17.
Mantap Beraqidah Akhlak Kelas.XII (Madrasah Aliyah), 18. Akhlaq Kelas. XI MA
Program Keagamaan, 19. Ilmu Kalam Kelas XI MA Program Keagamaan, 20. Tafsir
Kelas XI MA Program Keagamaan, dll, 21.Tafsir Ilmu Tafsir Kelas. X ( Tiga
Serangkai) 22. Tafsir Ilmu Tafsir Kelas XI ( Tiga Serangkai) 23. Tafsir Ilmu Tafsir
Kelas XII ( Tiga Serangkai). 24. Mengkaji Ilmu Tafsir X Kurtilas (TK.Nasional),, 25.
Mengkaji Ilmu Tafsir XI Kurtilas (TK.Nasional), 26. Mengkaji Ilmu Tafsir XII Kurtilas
(TK.Nasional), 27. Akhlak Tasawuf X Kurtilas (TK.Nasional), 28. Akhlak Tasawuf XI
Kurtilas (TK.Nasional), 29. Akhlak Tasawuf XII Kurtilas (TK.Nasional). 30. Menyikab
Tabir DZIKIR” dalam perspektif Islam

DAFTAR PUSTAKA
Abudinata, 1998. Ilmu Kalam Filsafat dan Tasawuf. Jakarta: Rajawali Pres

Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Minhaajul Muslim, Beirut: Darul Fikri

Ade Armando dkk, 2004. Ensiklopedi Islam untuk Pelajar. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, Cet. 3

Amari Ma’ruf dkk, 2004. Aqidah Akhlak Kelas. X. Semarang: CV.Gani & Son

Amari Ma’ruf dkk, 2004. Aqidah Akhlak Kelas. XI. Semarang: CV.Gani & Son

Al-Ghazali, Muhammad. 1970. Khuluq al-Muslim. Kuwait: Dar al-Yan

Al-Jilani, Abdul Qadir: Rahasia Sufi. Yogyakarta: Oustaka Sufi

As Saraj, Abu Nasr. 1987. Al Luma Rujukan Lengkap Ilmu Tasawuf

Bakhtiar, Laleh. 2002. Meneladani Akhlak Allah Melalui Al-Asma Al-Husna. Bandung:
Mizan

Departemen Agama RI. 2006. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta. CV .Naladana

Habanakah, Abdul Rahman. 1990. Metode Merusak Akhlak dari Barat. Jakarta. Gema
Insan Press

Harun Nasution,1985. Islam di Tinjau dari Aspeknya. Jakarta. UI Pres,cet.V

------- 1985. Teologi Islam:Aliran-aliran, Sejarah, Analisa dan Perbandingan. Jakarta: UI


Pres, Cet V

-------- 1973. Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, Jakarta. Bulan Bintang

Halwahi, Abu Firdaus. 2003. Membangun Akhlak Mulia dalam Bingkai al-Qur’an dan as-
Sunah Seri Rujukan Dakwah Para Da’i. Yogyakarta. Al-Munir

Ibn Miskawaih, 1999. Menuju Kesempurnaan Akhlak. Bandung: Mizan, Cet

Lydia Harlina Martono,2006. Menangkal Narkoba dan Kekerasan. Jakarta: Balai Pustaka

Mulyadi Kertanegara. 2006. Menyelami Lubuk Tasawuf, Jakarta: Erlangga

Roli Abdul Rahman, M.Khamzah. Menjaga Akidah Akhalk Kelas XI. Solo: Tiga serangkai
Thoyib Sah Putra. Wahyudin.2004. Aqidah Akhlak, Madrasah Aliyah Kelas.X. Semarang. PT
Karya Toha Putra

Tim Penulis. 1992 Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Djembatan

WJS.Poerwadarminto.1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka

Yunahar Ilyas, 2001. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: LPPI. Cet IV

--------- 2001. Ensiklopedi Islam, Jakarta. PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Cet. 4

Anda mungkin juga menyukai