Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Mata kuliah : ASWAJA DAN KE DARUL ULUMA

Dosen Pengampu: Fandy Ahmad, S.Sos,M.ag

Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum


Prodi Sistem Informasi
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pancasila. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan dari
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga
makalah inidapat terselesaikan.Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan
yang kami miliki. Oleh karena itu,kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan.

Jombang, 26 Juni 2022

DAFTAR ISI
                                                                               
3

KATA PENGANTAR………………………………………………….
………………………………      i

DAFTAR
ISI…………………………………………………………… ……………………
…………       ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………...
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Trisula Darul Ulum dan Sula 1( Sejarah pondok pesantren Darul Ulum
Jombang & Pengembangan sekolah madrasah ) ………………………………... 3
2.1.1 Sula 2 ( Pusat pembinaan thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah )
…………………………………………………... 3
2.1.2 Sula 3 ( Pengembangan Perguruan Tinggi )
………………………………………………….. 4
2.1.3 Nilai-nilai kepesantrenan Darul Ulum
…………………………………………………… 6

BAB III : PENUTUP


3.1. Kesimpulan........................................................................................... 20   
   
4

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pesantren merupakan faktor pentingdalam perkembangan pendidikan Islam di

Indonesia. Keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional di


Indonesia

Sudah lama dikenal oleh masyarakat sejak 500 tahun silam, sebagaian pakar
sejarah

Menyebut pendiri pertama pondok pesantren adalah Syekh Maulana Malik


Ibrahim di

Gresik, sebagian lagi menyebutkan Sunan Ampel Raden Rahmat sebagai pendiri
pesantren

Pertama di Surabaya. Ulama dan kiai tidak hanya mengajarkan kitab kuning dan
keagamaan

Saja, tapi juga yang mengajarkan spiritualitas seperti akhlak dan tasawuf. Ulama
atau kiai

Juga merupakan tokoh penting dalam perkembangan sosial dalam politik, serta
membangun

Karakter dan moralitas bangsa dalam segala sendi kehidupan.

Pesantren Darul Ulum merupakan pesantren tertua dan terbesar di Jawa Timur
dan
5

Menjadi rujukan bagi pesantren-pesantren yang ingin mengembangkan


pendidikan formal.

Hal ini karena inovasi dan ide para kiai Pondok Pesantren Darul Ulum dalam

Mengembangkan keilmuan yang bertujuan tidak ingin hanya mencetak para santri
yang

Unggul di bidang ilmu agama saja tetapi juga ilmu umum lainnya, sehingga ilmu
para santri

Bisa lebih bermanfaat dan memiliki peran lebih banyak bagi masyarakat.
6

 BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Trisula Darul Ulum dan Sula 1.


Pesantren Darul Ulum merupakan pesantren tertua dan terbesar di Jawa Timur
dan

Menjadi rujukan bagi pesantren-pesantren yang ingin mengembangkan pendidikan


formal.

Hal ini karena inovasi dan ide para kiai Pondok Pesantren Darul Ulum dalam

Mengembangkan keilmuan yang bertujuan tidak ingin hanya mencetak para santri
yang

Unggul di bidang ilmu agama saja tetapi juga ilmu umum lainnya, sehingga ilmu
para santri

Bisa lebih bermanfaat dan memiliki peran lebih banyak bagi masyarakat.
Pemimpin pertama yang mendirikan pendidikan ini, yaitu KH. Tamim Irsyad
dibantu

KH. Cholil Al Juraemi sebagai teman dan sekaligus menjadi menantunya. KH.
Tamim

Irsyad berasal dari Bangkalan Madura. Beliau adalah salah satu murid KH. Cholil

Bangkalan. Maksud kedatangan beliau ke Desa Rejoso adalah untuk mensyiarkan


agama
7

Islam di desa tersebut dan sekitarnya. Hal ini dikarenakan pada masa itu, Desa
Rejoso

Terkenal masih dihuni oleh masyarakat yang sangat jauh dari agama.

KH. Tamim Irsyad dan KH. Cholil Al Juraemi tidak secara langsung mendirikan

Pondok pesantren, tetapi berusaha untuk mendidik akhlak masyarakat di Desa


Rejoso

Dengan pengetahuan agama yang mereka miliki pada tahun 1885. KH. Tamim
Irsyad

Bertugas mengajarkan ilmu Al-Qur’an dan Fiqih sedangkan KH. Cholil Cholil Al
Juraemi

Bertugas pada pengajaran ilmu Tasawuf dan Tarekat. Kemudian seiring


berjalannya waktu,

Pada tahun 1898 beliau bersama warga membangun Mushola sebagai sarana
ibadah

Sekaligus tempat pembelajaran. Setelah pembangunan Musholah ini selesai,


kemudian mulai

Banyak orang berdatangan ke Desa Rejoso, mereka ingin menimba ilmu dengan
berguru
8

Kepada KH. Tamim Irsyad dan KH. Cholil Al Juraemi.


Santri pada periode ini masih didominasi oleh masyarakat sekitar Jombang, mulai
dari

Daerah Jombang, Mojokerto, Surabaya, dan Madura yang jumlahnya kurang lebih
sekitar

200 santri. Setelah KH. Tamim Irsyad dan KH. Cholil Al Juraemi wafat,
Kepemimpinan

Dakwah dilanjutkan oleh putra KH. Tamim Irsyad yang bernama KH. Romli
Tamim, yang

Kemudian pada tahun 1932 Pondok Pesantren ini kemudian diberi nama Darul
‘Ulum yang

Sebelumnya terkenal dengan sebutan Pondok Rejoso. Nama ini terinspirasi dari
Madrasah

Darul ‘Ulum yang ada di Makkah yang juga merupakan almamater dari KH. Romli
Tamim.

Setelah KH. Romli Tamim wafat, PPDU kemudian dipimpin oleh K.H. Mustain
Romly.

Pada masa kepemimpinan ini, beliau mulai membentuk struktur organisasi.


Struktur
9

Organisasi tersebut dikelompokan menjadi empat dewan, yaitu Dewan Kiai,


Dewan Guru,

Dewan Harian dan Dewan Keuangan. Dan beliau juga mulai merintis lembaga
pendidikan

Formal di dalam Pondok Pesantren, yang saat itu dianggap aneh oleh para kiai dari
pondok

Pesantren lainnya. Setelah wafat, K.H. Mustain Romly digantikan oleh K.H. Muh.
As’ad

Umar. Pada kepemimpinan K.H. Muh. As’ad Umar, Pondok Pesantren Darul Ulum

Mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang struktur organisasi, pendidikan dan
sarana

Prasarana. Dalam pengembangan struktur organisasi, beliau membentuk Majelis


Pimpinan Pondok (MPP) yang dipimpin oleh delapan orang perwakilan dari setiap
bani di Pondok
Pesantren Darul Ulum.
K.H. Muh. As’ad Umar saat itu sangat prihatin terhadap anggapan orang selama
ini
pada santri yang selalu dikesankan kumuh dan terbelakang, beliau ingin
mengubah anggapan
itu dengan cara mengubah tradisi pesantren. Jalan yang ditempuh adalah dengan
membuka
10

banyak pendidikan umum bagi para santrinya. Karena beliau memiliki motto
utama dalam
pendidikan adalah salah satu hadis Nabi yang berbunyi, “sebaik-baik manusia
adalah ia
yang paling bermanfaat bagi orang lain” (khayr al-nās anfa‘uhum li-al-nās).
beliau berusaha membantu mendirikan beberapa unit sekolah umum seperti SMA
Unggulan, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN), MA
Program Khusus, SMK, SMK Telekomunikasi, MAN dan SMPN 3 DU. Untuk
meningkatkan kualitas santri beliaupun mendirikan Akademi Keperawatan
(AKPER),
Akademi Kebidanan (AKBID), Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Ulum
(STAIDU) dan
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa (STIBA) yang saat ini telah disatukan menjadi
Universitas
Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu). Bahkan untuk menunjang sarana
kesehatan santri
beliau juga membantu proses pembangunan Rumah Sakit (RS).

2.1.1  Sula 2 (pusat pembinaan tariqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah)


Tarekat Qodiriyah Wa Nasyabandiyah merupakan salah satu pendidikan non formal
yang dibentuk oleh Pondok Pesantren Darul Ulum untuk menyelenggarakn
pendidikan Islam. Tujunnya adalah menambah khasanah pengetahuan bagi santri
dan masyarakat dalam memperdalam ilmu agama Islam, ilmu tasawuf, dan ilmu
syari’ah. Pelaksanaan dakwah tarekat dalam pembinaan keagamaan bertujuan
untuk mendidik santri agar dapat berprilaku baik, mengamalkan ajaran-ajaran
Islam, beribadah kepada Allah, mensucikan hati, memperbanyak dzikir mengingat
Allah, dan menjauhkan diri dari perbuatan tercela. Tujuan penelitian tersebut
adalah ingin mengetahui pelaksanaan dakwah tarekat Qodiriyah Wa
11

Naqsybandiyah dalam pembinaan keagamaan santri Pondok Pesantren Darul Ulum


Rejoso Peterongan Jombang Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan menggunakan studi lapangan (field research) dalam pengumpulan
data. Dari hasil penelitin dapat disimpulkan: bahwa pelaksanaan dakwah tarekat
Qodiriyah Wa Naqsybandiyah dalam pembinaan keagamaan santri yang
dilaksanakan oleh pengurus dalam kegiatan pengajian rutin kamisan, sewelasan
dan sya’banan di Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang Jawa
Timur.

2.1.4  Sula 3 ( Pengembangan Perguruan Tinggi )


Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum disingkat Unipdu adalah salah satu
perguruan tinggi swasta terakreditasi B oleh BAN-PT. Unipdu berada di Jombang,
tepatnya di komplek Pondok Pesantren Darul ‘Ulum, Peterongan, Jombang, Jawa
Timur.

Unipdu adalah salah satu kampus di Indonesia yang memasukkan nuansa pesantren ke dalam
kegiatan belajar mengajarnya. Universitas ini memiliki empat program unggulan, yaitu
pengembangan Al-Quran melalui PSQ (Pusat Studi Al-Quran), pengembangan bahasa melalui
PSB (Pusat Studi Bahasa), pengembangan teknologi komputer dan internet melalui Puskomnet
(Pusat Komputer dan Internet), dan yang terbaru adalah pembelajaran tentang negara-negara
ASEAN melalui PSA (Pusat Studi Asean).

Unipdu saat ini memiliki 2 (dua) Program Studi Jenjang D3, 11 Program Studi Jenjang S1 dan 1
(Satu) program pasca sarjana. Semuanya telah terakreditasi Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT), hal ini sesuai dengan moto Unipdu “Kedepankan Legalitas dan
Kualitas!”.

        

2.1.5  Nilai–nilai kepesantrenan Darul Ulum


    Proses internalisasi nilai-nilai kepesantrenan Darul ‘Ulum yaitu, seperti
pembiasaan

Akhlak terhadap diri sendiri dilakukan dengan cara menanamkan kesopanan dalam
kebiasaan
12

Sehari-hari, akhlak kepada guru dan sesama teman dilakukan dengan membangun interaksi

Yang tawadlu’ dan sikap saling menghargai perbedaan. Selain hal tersebut menjaga

Kebersamaan adalah hal yang ditekankan para kyai untuk para santri, seperti membiasakan

Istiqomah dalam shalat berjama’ah, ngaji dan sekolah/kuliah. Serta bergotong royong ketika

Kegiatan bersih-bersih lingkungan pondok, karena perbuatan yang mencerminkan akhlak

Seseorang itu muncul ketika berinteraksi dengan orang lain. Selain akhlak terhadap sesama,

Ada juga akhlak yang diajarkan para kyai yaitu akhlak kepada Allah dengan membiasakan

Menjalankan ibadah sesuai dengan syariah, dan akhlak terhadap alam semesta dengan cara

Menjaga kebersihan lingkungan.

BAB III

PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Pondok Pesantren Darul Ulum Rejoso, Peterongan, Jombang, Jawa Timur

Merupakan lembaga pendidikan Islam yang didirikan oleh K.H. Tamim


Irsyad

Dan K.H. Cholil Juraemi pada tahun 1885. Pendirian pesantren ini bertujuan

Untuk membenahi perilaku masyarakat Rejoso dengan mengajarkan agama

Islam. Pada waktu itu, keadaaan masyarakat Rejoso cukup memprihatinkan,

Perilakunya masih jauh dari norma-norma Islam, K.H. Tamim Irsyad dan
K.H.

Cholil Juraemi berupaya memperbaiki keadaan masyarakat Rejoso dengan


13

Memberikan pengajaran ilmu keagamaan. Ilmu keagamaan tersebut diajarkan

Dengan sistem yang masih tradisional, yaitu dengan ceramah dan praktik
secara Langsung.

Anda mungkin juga menyukai