Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

METODOLOGI STUDI ISLAM : TOKOH CENDIKIWAN MUSLIM

“ KH. IMAM ZARKASYI “

DOSEN PENGAMPU

Bp Anis Tyas Kuncoro, S.Ag,. M.A.

DISUSUN OLEH

Bayu Arif Mahendra ( 30502000012 )

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI SYARI’AH

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. karena atas berkah dan
rahmat-NYA, kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Penulisan makalah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Motodologi Study Islam : Tokoh
Cendikiawan Muslim “KH. Imam Zarkasyi” Fakultas Agama Islam prodi syari’ah
Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA). Kami menyadari bahwa akan sulit bagi kami
untuk menyelesaikan makalah ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Anis Tyas Kuncoro, S.Ag,. M.A. selaku dosen pengampu mata kuliah
Metodologi Studi Islam
2. Kepada teman-teman kelas syari’ah A fakultas agama islam universitas islam sultan
agung tahun 2020, yang telah berkontribusi dalam mengatur tokoh-tokoh cendikiawan
islam yang akan di bahas.

Akhir kata, kami berharap semoga Allah SWT. berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiiin.

Semarang, Rabu 28 Oktokber 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

2.1 Biografi KH. Imam Zarkasyi............................................................................................5

2.2 Gagasan Pemikiran KH. Imam Zarkasyi..........................................................................6

2.3 Kontribusi KH. Imam Zarkasyi Untuk Agama Islam......................................................9

BAB III.....................................................................................................................................10

PENUTUP................................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama islam adalah merupakan agama yang Rohmatan Lil’alamin, Agama yang telah
Allah turunkan kepada Baginda Muhammad Sallahu ‘Alaihi Wassalam dengan menggunakan
bahsa arab dan setiap perjalanan waktu Agama Islam terus berkembang pesat dari masa
Khulafaur Rosyidin hingga masa Tabi’in bahkan Tabi’u Tabi’in dan akan terus berkembang
hingga akhir zaman, maupun setelah masa Tabi’u Tabi’in yang akan terus membela dan
memperjuangkan Agama Islam dari ‘Ulama, terlebih lagi terdapat banyaknya cendikiawan
muslim yang berada di nusantara yang memiliki kontribusi penuh dalam perkembangan
Agama Islam.

Maka kewajiban kita bagi seorang muslim yaitu untuk meneruskan perjuangan para
‘Ulama di masa lampau, dan salah satu contoh ‘Ulama besar yang berkontribusi penuh dalam
perjuangan Agama Islam adalah KH. Imam Zarkasyi yaitu salah satu pendiri dari Pondok
Modern Darussalam Gontor, yang mana kita berusaha untuk meneruskan perjuangan beliau
hingga saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


1) Siapa kah itu Al Ustadz KH. Imam Zarkasyi itu ?
2) Bagaimana gagasan pemikirannya tentang pondok pesantren ?
3) Apakah kontribusi beliau yang beliau turahkan untuk Agama Islam ?

1.3 Tujuan Penulisan


1) Untuk mengetahui biografi dari Al Ustadz KH. Imam Zarkasyi.
2) Untuk memahami bagaimana gagasan beliau mendirikan pondok pesantren hingga
saat ini.
3) Untuk memahami kontribusi beliau yang beliau turahkan untuk Agama Islam.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi KH. Imam Zarkasyi


Lahir di desa Gontor pada tanggal 21 Maret 1910. Putera ketujuh Kyai Santoso Anom
Besari.Pendidikan: Sekolah Dasar Ongko Loro di Jetis Ponorogo, sementara itu mondok di
pondok pesantren Josari Ponorogo, pernah pula belajar di pondok Joresan Ponorogo. Selesai
dari Sekolah Ongko loro beliau melanjutkan ke pondok pesantren Jamsaren Solo. Pada
waktu yang sama beliau belajar pula di Sekolah Mamba’ul ‘Ulum dan kemudian masih di
kota yang sama pula meneruskan ke sekolah Arabiyah Adabiyah pimpinan Ustadz M.O.
Al-Hasyimy sampai tahun 1930. Selama belajar di sekolah-sekolah tersebut ( khususnya
Sekolah Arabiyah Adabiyah)beliau mendalami bahasa Arab. Diantara guru beliau yang
banyak mendidik, membibing dan mendorong beliau selama belajar di Solo adalah Ustadz
Hasyimy, bekas pejuang Tunisia itu. Tidak lama setelah menyelesaikan pendidikannya di
Solo beliau meneruskan ke Kweekschool di Padang Panjang sampai tahun 1935.

Pada tanggal 30 April 1985 pukul 21.00 WIB beliau meninggal dunia di Rumah Sakit
Umum Madiun dengan meninggalkan seorang Isteri dan 11 orang putera puteri. Yaitu : KH.
Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A. (Alumni al-Azhar University Cairo dan salah seorang
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor), 2). Hj. Siti Khuriyyah Subakir (Alumni
Mu’alimmat Muhammadiyah Yogyakarta), 3). Hj. Dra. Siti Rosyidah (Alumni IKIP Negeri
Yogyakarta), guru SMA-SPG Negeri Ponorogo, Dosen ISID Gontor), 4) Drs. Amal Fathullah
Zarkasyi, M.A (Alumni Darul Ulum Cairo, Pudek I Fak. Ushuluddin ISID Gontor), 5). Dra.
Hj. Annisah Fatimah Tijani (Alumni IAIN Sunan Kalijogo, Direktris Mu’alimmat Al Amin
Madura), 6). Siti Farid Ismail (Alumni PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Bidan SRSU
Ponrorogo). 7) Dra. Maimunah Alamsyah (Alumni IAIN Sunan Ampel. Dosen STIE
Banjarmasin. 8). H. DR Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, M.A (Alumni College University of
the Punjab Pakistan , Pengasuh Pondok Putri Mantingan, Dosen ISID Gontor). 9) H. Hamid
Fahmi Zarkasyi, MA Ed (Alumni Institut of Educatioan an Research University of the Punjab
University Lahore), 10). Drs. Nasrullah Zainul Muttaqin (Alumni SASDAYA UGM
Yogyakarta, Dosen ISID Gontor). 11) Ir. Muhammada Ridho, MM (Alumni FTP
Yogyakarta).

5
2.2 Gagasan Pemikiran KH. Imam Zarkasyi.

Secara garis besar, pemikiran KH. Imam Zarkasyi meliputi empat hal pokok, yaitu
sistem dan metode pendidikan, materi dan kurikulum pendidikan, struktur dan manajemen,
dan pola pikir dan kebebasan.” Keempat pemikiran KH. Imam Zarkasyi inilah yang
kemudian banyak diadopsi oleh pesantren-pesantren di Indonesia. Hal ini dilakukan karena
sistem seperti inilah yang dipandang layak dan mampu menjawab tantangan dan kebutuhan
zaman. Di era sekarang ini sangat dibutukan manusia-manusia yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan mempuni dengan didasari oleh iman takwa kepada Allah Yang Maha Esa.

a. Sistem dan metode pendidikan

Sistem pendidikan yang diterapkan di Gontor adalah sistem pendidikan klasikal dan sistem
pendidikan berasrama (boarding institution). kitab-kitab kuning dikemas sedemikian rupa ke
dalam buku-buku teks pelajaran yang disesuaikan dengan jenjang pendidikan para santrinya.

Sistem pendidikan klasikal dikembangkan secara terpimpin dan terorganisir dalam bentuk
penjenjangan kelas dalam jangka waktu yang ditetapkan. Sistem klasikal ini merupakan
bentuk pembaharuan karena berbeda dengan sistem pesantren model lama. Pengajaran
dengan sistem ini menjadi lebih efisien, karena dengan biaya dan waktu yang relatif sedikit
dapat menghasilkan produk yang besar dan bermutu. Perbaikan terhadap sistem pengajaran
menghendaki sejumlah perombakan sistem pengajaran yang dianut oleh pesantren tradisional.

Metode lebih penting dibanding materi, tetapi pribadi guru jauh lebih penting dari metode itu
sendiri. Beberapa metode dan kaidah pengajaran dalam proses belajar mengajar di kelas
antara lain pelajaran harus dimulai dari yang mudah dan sederhana, tidak tergesa-gesa pindah
ke pelajaran yang lain sebelum siswa memahami betul pelajaran yang telah diberikan, proses
pengajaran harus teratur dan sistematik, latihan-latihan diperbanyak setelah pelajaran selesai,
dan lain-lain yang kesemua kaidah tersebut bisa dipraktikkan oleh setiap guru dengan
persyaratan guru harus memiliki dan menguasai metode dalam mengajar.

6
Pembaharuan yang dilakukan Imam Zarkasyi hanya menyangkut metodologi pengajaran di
kelas-kelas, sedangkan esensi pelajaran agama yang menjadi inti kitab kuning pada pesantren
tradisional tetap ada dan dikemas sedemikian rupa dalam buku-buku yang lebih praktis dan
sistematis serta disesuaikan dengan jenjang pendidikan para santri. Santri tetap diberi
kesempatan untuk membongkar dan memahami kumpulan kitab-kitab kuning dalam jumlah
besar dari berbagai disiplin ilmu agama. Dengan bekal bahasa Arab yang dimiliki, santri
diharapkan sudah dapat membaca dan memahami kitab-kitab tebal tersebut dengan
sendirinya, tanpa harus dibantu dan diterjemahkan oleh kyai sebagaimana yang dilakukan
pada metode sorogan atau wetonan yang dilakukan pesantren tradisional.

b. Materi dan kurikulum pendidikan

Kurikulum yang diterapkan Imam Zarkasyi adalah 100% umum dan 100% agama,
Kurikulum pada pesantren tradisional lebih memfokuskan pada materi agama yang tertera
dalam kitab-kitab klasik (kuning). Imam Zarkasyi tetap mempertahankan materi-materi
agama tersebut, selain itu juga menambahkan materi pengetahuan umum ke dalam kurikulum
lembaga pendidikan yang diasuhnya.

Materi dan kurikulum Pondok Modern Gontor pada dasarya adalah totalitas dari kehidupan
pondok itu sendiri, yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu dengan lainnya. Tidak ada
perbedaan antara pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Semua siswa mendapat dua
pengetahuan tersebut sekaligus sesuai dengan tingkatan kelas mereka masing-masing. Materi
dan kurikulum yang dikembangkan dibagi menjadi dua bagian, yaitu materi kurikulum yang
bersifat intrakurikuler (akademik), dan yang bersifat ekstrakurikuler (nonakademik).
Kurikulum intrakurikuler dilakukan oleh Kulliyat Al-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI),
sedangkan kurikulum ekstrakurikuler ditangani oleh Organisasi Pelajar Pondok Pesantren.

Materi agama dan umum tersebut menjadi kurikulum wajib yang harus dikuasai oleh para
santri. Selain itu ada kompetensi yang sangat ditekankan dan harus menjadi karakteristik
lembaga pendidikan, yaitu kompetensi bahasa Arab dan bahasa Inggris. Kemampuan dalam
penguasaan bahasa Arab dan bahasa Inggris serta berbagai pengetahuan tersebut tetap harus
didasarkan pada asas dan konsep Panca Jiwa untuk mendukung tercapai moralitas dan
kepribadian mulia.

7
c. Struktur dan manajemen

Demi kepentingan pendidikan dan pengajaran Islam, Imam Zarkasyi mewakafkan Pondok
Modern Gontor kepada lembaga yang disebut Badan Wakaf Pondok Modern Gontor,
sehingga tidak menjadi milik pribadi atau perorangan sebagaimana yang umumnya dijumpai
dalam lembaga pendidikan pesantren tradisional. Selanjutnya lembaga ini menjadi badan
tertinggi yang bertanggung jawab untuk mengangkat kyai untuk masa jabatan lima tahun.
Dengan demikian kyai bertindak menjadi mandataris dan bertanggungjawab kepada Badan
Wakaf.

Dengan struktur yang demikian, maka kyai dan keluarga tidak mempunyai hak material
apapun terhadap pesantren. Pesantren menjadi lembaga publik yang terbuka dan obyektif.

d. Pola pikir dan kebebasan

Pola pikir dan kebebasan, ini terutama menyangkut diri santri. Setiap santri diberi arahan
melalui pembiasaan, keteladanan, dan pengkondisian lingkungan. Dengan konsep ini
diharapkan santri memiliki jiwa berdiri di atas kaki sendiri atau berdikari, santri bebas untuk
menentukan masa depannya, memiliki jiwa keikhlasan dan jiwa kesederhanaan dalam hidup.

Jiwa berdikari dan bebas ditanamkan kepada santri. Hal ini berarti bahwa santri harus belajar
dan berlatih mengurus kepentingannya sendiri serta bebas menentukan hidupnya di
masyarakat. Selain itu, pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan juga harus tetap
independen dan tidak tergantung kepada pihak lain.

8
2.3 Kontribusi KH. Imam Zarkasyi Untuk Agama Islam
a) Pada tahun 1936 setelah menyelesaikan jenjang pendidikan di kweekschool
Islam Padang Panjang beliau dipercaya menjadi guru dan direktur di
perguruan tersebut.
b) Pendiri KMI di Pondok Modern Darussalam Gontor dan beliau menjadi
Direkturnya setelah setahun kembali ke Gontor dan bersama kakaknya . Selain
sebagai Direktur.
c) Kepala Kantor Agama Karesidenan Madiun. Sesudah Indonesia merdeka.
d) pada tahun 1946 diangkat menjadi Seksi Pendidikan pada Kementrian Agama.
e) Sejak tahun 1948-1955 menjadi ketua PB Persatuan Guru Islam Indonesia
(PGII), selanjutnya tetap menjadi penasehatnya hinga akhir.
f) Di Kementrian Agama, KH Imam Zarkasyi menjadi Kepala Bagian
Perencanaan Pendidikan Agama pada sekolah dasar mulai tahun 1951-1953
dan Kepala Dewan Pengawas Pendidikan Agama pada tahun 1953. Pada
Kementrian Pendidikan menjadi anggota Badan Perencanaan Peraturan Pokok
Pendidikan Swasta tahun 1957.
g) Pada tahun 1959 diangkat oleh Presiden Soekarno menjadi anggota Dewan
Perancang Nasional (Deppernas). Pernah pula menjadi anggota Komite
Penelitian Pendidikan. Meskipun telah keluar dari Departemen Agama,
h) namun beliau masih dipercaya untuk menjadi ketua Majelis Pertimbangan
Pendidikan dan Pengajaran Agama (MP3A) hingga wafatnya.
i) Di Pondok Modern Darussalam Gontor sebagai Direktur KMI dan Pj. Rektor
IPD hingga berpulang ke rahmatullah pada tahun 1985. Dalam kancah
Internasional pernah menjadi Anggota Delegasi Indonesia dalam peninjauan
ke negara-negara Uni Sovyet tahun 1962 dan menjadi wakil Indonesia dalam
Mu’tamar Majma’ al-Buhuts al-Islamiyah (Muktamar Akademi Islam se
Dunia) ke VII di Kairo Mesir tahun 1972. Disamping itu juga menjadi Dewan
Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari yang telah kita ketahui bersama KH. Imam Zarkasyi adalah pelopor pertama kali
untuk mendirikan pondok yang berbasis modern di Indonesia, dan ada salah satu slogan
beliau yang masih menjadi semangat bagi para santri pondok modern yaitu : “Andaikata
murid saya tinggal satu, akan tetap saya ajar. Yang satu ini sama dengan seribu. Jika yang
satu ini pun tidak ada, saya akan mengajar dunia dengan pena”. Pemikiran cerdas yang
penggalian awalnya dari visi dan misi ditempat lain, akhirnya membuat KH. Imam Zarkasyi
bisa berkreasi, berinovasi yang nampaknya perlu mendapat tempat bagi siapa saja yang mau
bergelut dalam pengembangan pendidikan Islam terutama yang berbasis pesantren. Sudah
banyak pesantren “Imam Zarkasyi” ini “menelorkan” para pemikir, fuqaha sebut saja
misalnya : Cak Nur, KH. Hasyim Muzadi, Din Syamsuddin, Amin Abdullah, M. Maftuh
Basyuni, Hidayat Nur Wahid, Emha Ainun Nadjib, Abu Bakar Ba’asyir dan lain-lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor,1986,Wasiat, Pesan, Nasehat & Harapan
Pendiri Pondok Modern Darussalam gontor,Ponorogo,Darussalam Press.

Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor,2013,Diktat Pekan Perkenalan Pondok


Modern,Ponorogo,Darussalam Press

11

Anda mungkin juga menyukai