Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh:
JURUSAN TARBIYAH
2020/ 2021
KATA PENGANTAR
ُو َب َر َكاتُ"ه
َ السال ُم عَل
َ
ِهلال ر ك ُ يْ
ح ْم
ُ َ
مة و
Puji syukur alhamdulillah kami haturkam kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya berupa iman, Islam, dan ihsan kepada kami. Sebab
dengan segala kuasa-Nya itulah kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Shalawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW. Rasul
yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang yang penuh
barakah ini.
Selanjutnya kami sampaikan terima kasih tak terhingga terutama kepada Bapak Toha
Makhshun, S.Pd.I., M.Pd.I. selaku dosen pengampu mata kuliah kapita selekta pendidikan
agama Islam yang telah memberikan bimbingan, semangat dan motivasi yang bermanfaat
dalam proses pembelajaran selama ini.
Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut serta
membantu menyampaikan pemikirannya terhadap penyelesaian makalah ini yang tidak bisa
kami sebutkan satu per satu.
Kami berharap agar makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para
pembaca. Kami mohan maaf apabila masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, untuk
itu kami sangat mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
agar makalah ini menjadi lebih baik kedepannya.
ُ "ُو َب َر َكات
ه
َ َوال سا عل
ِهلال لَ ْي ُك ر
ح ْم ُم
َُمة و
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Secara garis besar adanya modernisasi pendidikan Islam tidak terlepas dari beberapa
faktor yang melatarbelakanginya. Dengan dorongan dan pengaruh faktor-faktor ini,
kemudian muncullah modernisasi pendidikan Islam. Faktor faktor tersebut meliputi:
1. Faktor Internal
Kebutuhan pragmatis umat Islam. Dalam hal ini yang dimaksud adalah sebuah
kebutuhan terhadap suatu sistem yang mana dengan adanya sistem tersebut
diharapkan dapat mewujudkan kemajuan dalam pendidikan Islam.
Harapan untuk dapat melahirkan muslim yang memiliki kualitas, akhlak
mulia, iman dan taqwa terhadap Allah, serta sisi yang professional dan
inovatif.
Keadaan pendidikan Islam yang secara nyata terlihat tidak dapat mengikuti
arus perubahan sosial dan modernisasi.
Manajemen pendidikan yang tergolong tradisional dan statis.
Metode pendidikan tergolong tradisional dengan karakteristik menghafal,
tidak dengan metode penghayatan.
2. Faktor Eksternal
Peradaban Islam melangsungkan kontak dengan dunia Barat.
Hal ini sebenarnya sudah terjadi bahkan sebelum periode modern. Tepatnya
yaitu pada masa Turki Usmani. Dikarenakan menderita kekalahan, akhirnya
pembaharuan/ modernisasi awal dimulai. Pada permulaan abad 18 untuk
mengatasi bidang militer yang menjadi penyebab kekalahan, didatangkanlah
para ahli Eropa, diantaranya: De Rochefort (Prancis), Macarthy (Irlandia),
Ramsay (Scotlandia) dan Comte de Benneval (Prancis). Usaha ini berlanjut
pada abad 19, namun kemunduran dan keterbelakangan menyerbu umat Islam.
Kekuatan militer Mesir berrhasil dikalahkan oleh Napoleon Bona Parte. Hal
ini kemudian menyebabkab munculnya modernisasi pendidikan Islam.
Dalam menghadapi tantangan modernisasi yang muncul di masa kini, seperti:
kolonialisme, imperialisme, materialisme, kapitalisme, industrialisme, dan
sejenisnya, para pemikir intelektual Islam meyakini bahwa pendidikan
merupakan solusi terbaik dalam menghadapi hal-hal tersebut. Setidaknya
dengan perantara pendidikan, nilai-nilai Islam dapat masuk di dalamnya untuk
membentengi tantangan-tantangan modernisasi yang muncul. Peradaban Islam
yang modern pun dapat dihasilkan.
4
Dikuasainya politik Islam dan dilakukannya eksploitasi kekayaan alam secara
cepat oleh kolonialisme Barat. Dikarenakan hal ini pada akhirnya bangsa
Barat banyak menjadikan daerah Islam sebagai daerah jajahan mereka.
Dampak dari ikut sertanya Turki Usmani di Perang Dunia I dengan Jerman
sebagai sekutunya, sehingga intervensi oleh negara-negara sekutu pada dinasti
itu pun terjadi pada tahun 1920 dan lahirlah beberapa negara yang memiliki
bangsa yang modern. Melalui perjanjian Sevres, Palestina masuk dalam
kekuasaan Inggris, begitu juga dengan Yordan modern. Syria dengan Lebanon
modern di bawah kekuasaan Prancis.
(Effendi, 2014)
5
pendidikan akidah atau bisa kita sebut dengan
6
Tauhid. Akidah dan tauhid menjadi prioritas utama dalam bidang pendidikan
Islam dibanding dengan pendidikan lain.
3. Metode Pendidikan
Setelah mengetahui aspek kurikulum, selanjutnya pada aspek metode pendidikan,
antara lain:
a. Metode Mengahafal
Masa turki usmani metode yang digunakan dalam bidang pendidikan Islam
menggunakan metode hafalan, metode hafalan diterapkan oleh rekto
Universitas Al-Azhar Kairo, akan tetapi ketika Muhammad Abduh mejabat
sebagai rector metode hafalan dirubah menjadi metode penjiwaan dan juga
metode diskusi. Metode ini dinilai kurang membawa dampak baik terhadap
anak didik karena mendorong anak didik tidak menjadi kreatif, cerdas, dan
inovatif karena cenderung kaku, tradisional, dan menjadi kan dayar piker
menjadi terhambat. Metode hafalan banyak digunakan untuk mata pelajaran
seperti Al-Qur’an Hadist, Tafsir, akhlak, dan sebagainya.
b. Metode Sorogan
Di Indonesia khususnya di pesantren banyak sekali metode yang
dikembangkan salah satunya metode sorogan, metode sorogan merupakan
metode pembelajaran dengan cara face to face di mana seorang santri dan kyai
saling berhadap-hadapan dengan membawa kitab yang akan dipelajari.
Umumnya santri sudah menguasai Al-Qur’an dengan baik dalam hal bacaan.
c. Metode Bandongan
Metode ini juga digunakan dalam pesantren di Indonesia, metode bandongan
merupakan metode teacher on center di mana para kyai atau guru dikelilingi
oleh para santri dengan mendengarkan mata pelajaran yang akan disampaikan
oleh kyai atau guru.
Metode-metode di atas dirasa kurang efektif di dalam memajukan lembaga
pendidikan yang berbasis agama, maka dari itu dikembangkanlah metode
pembelajaran seperti metode demonstrasi, metode dialog, dan metode konferensi.
Metode tersebut telah dikembangkan sejak masa dinasti Abbasiyah yang berada di
Baghdad. Metode-metode tersebut dipercaya dapat menjadikan peserta didik
untuk berpikir rasional, kritis, objektif, dan sistematis.
4. Tenaga Pendidik
7
Modernisasi terhadap tenaga pendidik dapat dijadikan sebagai prioritas utama agar
lembaga pendidikan menjadi berkembang dan akan lebih maju. Jika dirasa melalui
tenaga pendidik akan lebih cepat melakukan revolusi serta gagasan yang terdapat
dalam jiwa pendidik agar dapat langsung disampaikan kepada peserta didik.
Berbagai permasalahan terkait pendidik, diantaranya: seorang pendidik dalam
Islam dengan tugasnya yaitu menyampaikan materi pelajaran merupakan seorang
sarjana non kependidikan. Seharusnya latar belakangnya ialah sarjana pendidikan.
Oleh sebab itulah, agar pendidikan Islam berkembang dan lebih maju kriteria yang
harus dimiliki seorang tenaga pendidik, antara lain:
a. Tenaga pendidik harus memiliki sikap yang selaras antara apa yang dikatakan
dan apa yang diperbuat, dan hendaknya menjadi contoh yang bagik bagi
peserta didik.
b. Tenaga pendidik harus selalu terbuka dan jujur terhadap ilmu yang
dimilikinya, tidak boleh disembunyikan ilmu yang dimilikinya, dan senantiasa
tidak menolak apabila ada peserta didik yang hendak belajar dengannya.
c. Tenaga pendidik tidak boleh menggunakan tekanan dalam proses pembelajaran.
d. Tenaga pendidik harus menunjukkan sikap yang tamak dalam ilmu yang
dibuktikan dengan kegemaran dalam membaca, menelaah, meneliti, dan juga
mengkaji.
e. Tenaga pendidik harus memiliki sikap rendah hati terhadap peserta didik.
f. Tenaga pendidik dituntut untuk bersikap sabar dalam melakukan proses
pembelajaran.
g. Dalam hadist Nabi disampaikan bahwa seorang tenaga pendidik dituntut harus
dapat memperhatikan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, agar ilmu
yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki seorang
peserta didik.
5. Media Pendidikan
Dalam dunia pendidikan Islam selama ini lebih banyak yang menggunakan media
tradisional, sedangkan masa modernisasi ini memiliki inovas baru dalam bidang
media pendidikan, seperti white board, slide, tape recorder, DVD, computer,
LCD, dan juga internet, diharapkan dengan adanya media pendidikan yang
inovatif ini dapat digunakan oleh tenaga pendidik dan peserta didik sebagai sarana
belajar dan diharapkan agar tanggap teknologi, sehingga pendidikan Islam lebih
berkembang dan maju.
8
6. Lembaga-lembaga Pendidikan Islam
Masa Turki Usmani dan juga mesir lembaga pendidikan dibagi menjadi tiga
yakni, madrasah, masjid, dan juga kuttab. Kemudian kuttab dibagi lagi menjadi
dua, yakni kutab yang mana memberi pembelajaran mengenai baca tulis tentang
puisi arab, di mana tenaga pendidiknya berasal dari kalangan non-muslim.
Kemudian, kuttab yang memberikan pembelajaran Al-Qur’an dan juga dasar ilmu
agama.
Di Indonesia sendiri lembaga-lembaga pendidikan terbilang banyak, seperti:
pesantren, sekolah, madrasah, dan juga perguruan tinggi agama neger (IAIN,
STAIN, dan UIN). Ada juga perguruan tinggi swasta yang berbasis agama dan
juga pendidikan Islam non formal.
D. Pola-Pola Moderanisasi Pendidikan Islam
Ada beberapa sebab yang menjadikan kelemahan dan kemunduran umat Islam yang
nampak pada masa sebelumnya. Jika memperhatikan sebab dari kemajuan dan
kekuatan yang dialami di Eropa ada tiga pola pembaruan pendidikan Islam yaitu:
1. Pola pembaruan pendidikan Islam dengan orientasi terhadap pola pendidikan
modern di Eropa.
Di Barat pola pendidikan modern itu berpandangan bahwa pada dasarnya sumber
kekuatan dan kesejahteraan hidup yang dialami merupakan hasil dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, yang mana hal tersebut
adalah sebuah pengembangan terhadap ilmu pengetahuan dan kebudayaan di
dunia Islam. Agar kekuatan dan kejayaan umat kembali, harus dapat menguasai
juga sumber kekuatan dan kesejahteraan tersebut.
Penguasaan harus dicapai melalui proses pendidikan yang meniru pola pendidikan
yang dikembangkan pada dasarnya dulu dunia Barat pernah meniru dan
mengembangkan sistem pendidikan dunia Islam. Usaha pembaruan pendidikan
Islam dalam hal ini adalah dengan mendirikan sekolah-sekolah ala barat baik dari
segi menejemen pendidikan, kurikulum ataupun isi pendidikannya.
Awal dari pola pembaruan pendidikan di Barat yaitu pada pada akhir abad ke-11
H/ 17 M. Tepatnya yakni saat Turki Usmani mengalami kekalahan dari perang
dengan berbagai negara Eropa Timur. Hal ini pula yang menjadikan benih atas
munculnya usaha sekularisasi Turki dan membentuk Turki modern. Tokohnya
yaitu Sultan Mahmud II (1807-1809 M), Selain itu juga usaha pembaruan
pendidikan yang nampak yaitu usaha Muhammad Ali Pasha di Mesir yang
9
berkuasa pada tahun 1805-1848 M.
1
2. Pola pembaruan pendidikan Islam dengan orientasi terhadap sumber ajaran murni
Islam.
Pandangan dari pola ini adalah bahwa Islam sendiri merupakan sumber bagi
kemajuan dan perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan modern. Pada
dasarnya Islam sudah penuh dengan ajaran-ajaran yang berpotensi untuk
kemajuan, kesejahteraan dan kekuatan umat Islam.
Sebab dari kelemahan umat menurut pola ini adalah karena mereka tidak
melaksanakan ajaran Islam secara baik dan benar, meninggalkan ajaran Islam
yang mana sebagai sumber kemajuan dan kekuatan, dan ajaran Islam yang sudah
tidak murni lagi justru mereka terima. Perintis pola ini yaitu Abdul Wahab.
Namun, yang mencanangkan kembali pola ini adalah Jamaluddin Al-Afghani dan
Muhammad Abduh (akhir abad 19 M)
3. Pola pembaruan pendidikan Islam yang berorientasi pada nasionalisme.
Timbulnya rasa nasionalisme timbul bersamaan dengan berkembangnya pola
kehidupan modern yang berawal dari barat. Rasa nasionalisme bangsa-bangsa
barat yang mengalami kemajuan kemudian keadaan tersebut pada umumnya
mendorong bangsa-bangsa timur untuk mengembangkan nasionalime masing-
masing. Kenyataan yang didapat oleh umat Islam adalah bahwa mereka terdiri
dari berbagai bangsa dan latar belakang yang berbeda serta sejarah
perekembangan rasa nasionalisme di dunia Islam. Ide dari pembaruan yang
berorientasi pada nasionalisme bersesuaian dengan ajaran Islam karena adanya
keyakinan di kalangan pemikiran-pemikiran pembaruan umat Islam. Pada
hakikatnya bahwa ajaran Islambisa diterapkan dan
disesuaikan dengan zaman. Golongan nasionalisme
selalu berusaha untuk memperbaiki kehidupan umat dengan memperhatikan
situasi dan kondisi yang obyektif. Umat Islam yang bersangkutan pada
perkembanan berikutnya ide nasionalisme mendorong timbulnya usaha untuk
merebut kemerdekaan dan mendirikan pemberintahan sendiri di kalangan umat
Islam.
1
BAB III
ANALISIS TEORI
1
menyadari bahwa sebuah kemodernisasian diperlukan dalam dunia Islam
sendiri. Sehingga seiring berkembangnya zaman, kontak dengan Barat pun
semakin banyak adanya.
Politik Islam berhasil dikuasai oleh kolonialisme Barat. Bahkan mereka
melakukan kegiatan eksploitasi secara cepat terhadap kekayaan alam.
Kekayaan alam yang ada dengan cepat dieksploitasi oleh kolonialisme
Barat. Sehingga banyak daerah Islam yang berakhir menjadi daerah
jajahan mereka.
Pada tahun 1920 Turki Usmani terlibat dalam Perang Dunia I, yang mana
pada saat itu Jerman merupakan sekutu baginya. Hal ini menyebabkan
adanya intervensi dari negara-negara sekutu terhadap dinasti Turki
Usmani. Sehingga kemudian lahir beberapa negara yang mempunyai
sebuah bangsa yang modern.
C. Aspek-Aspek Modernisasi Pendidikan Islam
Untuk melakukan pembaharuan dan juga inovasi di dalam bidang pendidikan Islam,
baiknya terlebih dahulu kita mengetahui aspek apa saja yang akan kita rubah semisal
dari manajemen waktu, pengorganisasian, kurikulum pendidikan, metode pendidikan,
tenaga pendidik, dan media pendidikan. Beberapa aspek tersebut merupakan hal yang
paling penting untuk dilakukan pembaharuan dan juga inovasi dalam bidang
pendidikan Islam. Berikut aspek-aspek modernisasi pendidikan Islam:
1. Manajamen waktu.
Dalam hal ini beberapa yang harus dilakukan pembaharuan yakni pada sistem
perencanaan, pengkoordinasian, pergerakan, bagaimana cara memimpin, dan juga
dalam hal penilaian harus disesuaikan dengan tuntuan zaman, mengingat sistem
pendidikan Islam yang masih bersifat konservatif, sehingga menimbulkan
kelemahan dalam bidang pendidikan Islam.
2. Kurikulum pendidikan.
Sumber utama dalam memberlakukan kurikulum pendidikan ialah harus
berdasarkan ilmu agama dan umum, dan sumber utamanya yakni Al-Qur’an dan
Hadits. Karena dengan menggunakan kedua sumber tersebut dunia pendidikan
Islam akan lebih baik, mengingat isi dari kedua sumber tersebut selalu relevan
dengan arus modernisasi.
3. Metode pendidikan.
1
Dalam memilih metode hendaknya tidak menggunakan metode pembelajaran
konvensional akan tetapi menggunakan metode pembelajaran ke arah modernisasi
akan tetapi tidak meninggalkan nilai-nilai Islam.
4. Tenaga pendidik.
Seorang pendidik bisa dikatakan kunci sebuah lembaga pendidikan agar selangkah
lebih maju, maka dari itu seorang pendidik harus memiliki kemampuan
pedadogik, kepribadian, professional, dan juga sosial. Jika seorang pendidik
memiliki kemampuan empat tersebut, diyakini dapat memberikan perubahan pada
dunia pendidikan Islam.
5. Media pendidikan.
Revolusi 4.0 banyak memberikan perubahan yang signifikan terhaap bidang
pendidikan, di antaranya dalam hal media pendidikan, banyak sekali media
pendidikan yang digunakan saat ini di mana akan mempermudah proses
pembelajaran, baik untuk guru dan juga peserta didik. Berikut media pendidikan
yang memiliki inovasi baru: tape recorder, DVD, computer, LCD, dan juga
jejaring internet.
6. Lembaga pendidikan Islam.
Pada masa Turki Usmani lembaga pendidikan dibagi menjadi dua yakni masjid
dan kuttab. Di Indonesia sendiri lembaga pendidikan terbilang banyak sekali,
seperti pesantren, sekolah, madrasah, IAIN, STAIN, UIN, hingga perguruan
tingga swasta yang berbasis agama dan juga pendidikan Islam non formal.
D. Pola-Pola Modernisasi Pendidikan Islam
Penyebab dari kemunduran dan kelemahan dari umat Islam itu disebabkan dari
berbagai macam pola pembaruan pendidikan Islam diantaranya:
1. Pola pembaruan pendidikan Islam dengan orientasinya terhadap pola pendidikan
modern di Eropa.
Telah diketahui bahwa pendidikan modern di Barat itu berpandangan bahwa
sumber kekuatan dan kesejahteraan hidup yang dialami oleh Barat itu merupakan
hasil dari ilmu pengetahuan dan juga teknologi modern yang pada saat ini
perkembangan teknogi berkembang sangat pesat maka dari itu di dunia
pendidikan teknologi modern itu sangat dibutuhkan dan juga harus diimbangi
dengan pendidikan Islam. Maka kita juga harus meniru pola pendidikan yang
berkembang di Barat sebagaimana dahulu Barat juga meniru dan mengembangkan
pendidikan dunia Islam.
1
2. Pola pembaruan pendidikan Islam dengan orientasi atas sumber ajaran murni
Islam. Islam merupakan sumber bagi kemajuan dan perkembangan peradaban dan
juga ilmu pegetahuan modern maka pendidikan Islam itu sangatlah penting karena
dengan adanya ajaran Islam dapat mempengaruhi kemajuan dan keejahteraan
umat Islam penyebab dari lemahnya pola ini adalah ajaran agama Islam yang
diajarkan itu tidak sesuai dengan apa yang telah diajarkan sebelumnya.
3. Pola pembaruan pendidikan Islam yang berorientasi pada nasionalisme.
Rasa nasionalisme itu muncul bersamaan dengan berkembangnya pola kehidupan
modern yang mengalami kemajuan dan kemudian mendorong bangsa timur untuk
mengembangkan rasa nasionalisme dan kenyataan yang dihadapi oleh umat Islam
adalah mereka itu terdiri dari berbagai bangsa dan latar belakang yang berbeda
golongan nasionalisme ini akan selalu berusaha untuk memperbaiki umat Islam
ide nasionalisme berusaha untuk selalu mendorong timbulnya merebut
kemerdekaan dan juga mendirikan pemerintahan di kalangan umat Islam.
1
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan terkait dengan modernisasi pendidikan
Islam, dapat disimpulkan bahwa:
1. Modernisasi pendidikan Islam merupakan proses pembaharuan yang berciri aktual
dan maju sesuai dengan tuntutan zaman di dalam dunia pendidikan Islam.
2. Adapun faktor yang melatarbelakangi modernisasi pendidikan Islam, yaitu:
a. Faktor internal, yang meliputi: kebutuhan pragmatis umat Islam, adanya
harapan atas lahirnya muslim yang berkualitas, keadaan pendidikan Islam
dilihat tidak dapat mengikuti arus perkembangan zaman, serta manajemen dan
metode pendidikan yang tergolong tradisional,
b. Faktor eksternal, yang meliputi: kontak perabadan Islam dengan dunia Barat,
politik Islam dikuasai dan dieksploitasi kekayaan alamnya secara cepat oleh
Barat, dan dampak dari keikutsertaan Turki Usmani di Perang Dunia I.
3. Adapun mengenai aspek di dalam melakukan modernisasi pendidikan Islam di
antaranya: tata laksana dan kurikulum pendidikan Islam, metode dan media
pendidikan, serta tenaga pendidik.
4. Pola-pola modernisasi pendidikan Islam yang dialami di Negara eropa meliputi:
pendidikan Islam memiliki orientasi pada pola pendidikan modern di Eropa, pada
sumber ajaran murni Islam, dan pada masa nasionalisme.
B. Saran
Dengan semakin berkembangnya modernitas dalam segala aspek kehidupan, sudah
seharusnya bagi kita, sebagai makhluk Allah yang telah diberi anugerah akal untuk
mempergunaknnya. Kita yang saat ini berkecimpung di dunia pendidikan Islam juga
patut untuk mengadakan modernitas agar tidak mudah hanyut dalam gemerlap
modernitas tanpa meninggalkan nilai-nilai ajaran Islam.
1
DAFTAR PUSTAKA
Azra, A. (2014). Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Milenium
III. Jakarta: Kencana.
Effendi, R. (2014). Epistemologi. Jurnal Ilmu KeIslaman, Pendidikan, dan Sosial, 109-110.
Subhan, A. (2012). Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia Abad Ke 20. Jakarta: Kencana .
1
LAMPIRAN UJI PLAGIARISME
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2