PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana
yang telah memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan
hanya kepada-Nya. Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada
nabi Muhammad SAW yang membimbing umat nya degan suri tauladan-
Nya yang baik .
Terimakasih.
halaman
MODUL..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
MODUL 1..........................................................................................................................1
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH
PENGEMBANGAN KEPRIBADIA.................................................................................1
MODUL 2........................................................................................................................15
IDENTITAS NASIONAL................................................................................................15
MODUL 3........................................................................................................................47
NEGARA DAN KONSTITUSI......................................................................................47
MODUL 4........................................................................................................................68
Hak dan Kewajiban Warga Negara.............................................................................68
MODUL 5........................................................................................................................78
DEMOKRASI DI INDONESIA......................................................................................78
MODUL 6........................................................................................................................92
Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)........................................................92
MODUL 7......................................................................................................................106
GEOPOLITIK DAN WAWASAN NUSANTARA.......................................................106
MODUL 8......................................................................................................................118
MODUL 9......................................................................................................................119
INTEGRASI NASIONAL.............................................................................................119
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................126
MODUL 1
3. Persatuan Indonesia
Identitas sendiri memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki setiap pihak
yang dimaksud sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan
pihak yang lain. Sedangkan nasional atau Nasionalisme memiliki arti
suatu paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu
harus diserahkan kepada Negara kebangsaan.Identitas nasional
adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu
bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
Identitas nasional dalam kosteks bangsa cenderung mengecu
pada kebudayaan, adat istiadat, serta karakter khas suatu negara.
Sedangkan identitas nasional dalam konteks negara tercermin dalam
simbol-simbol kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih,
Bahasa Nasional yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu
Bhinneka Tunggal Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila,
Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
Pahlawan – pahlawan rakyat pada masa perjuangan nasional seperti
Pattimura, Hasanudin, Pangeran Antasari dan lain – lain.
Dengan terwujudnya identitas bersama sebagai bangsa dan
negara Indonesia dapat mengikat eksistensinya serta memberikan
daya hidup. Sebagai bangsa dan negara yang merdeka, berdaulat
dalam hubungan internasional akan dihargai dan sejajar dengan
bangsa dan negara lain. Identitas bersama itu juga dapat menunjukkan
jatidiri serta kepribadiannya. Rasa solidaritas sosial, kebersamaan
sebagai kelompok dapat mendukung upaya mengisi kemerdekaan.
Dengan identitas bersama itu juga dapat memberikan motivasi untuk
mencapai kejayaan bangsa dan negara di masa depan.
Identitas nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang
tidak pernah ada padanan sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-
suku tersebut. Istilah Identitas Nasional secara terminologis adalah
suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu
bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena
pengaruh kekuasaan internasional.
Ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam
menghadapi pengaruh budaya asing akan menghadapi challence dan
response. Jika challence cukup besar sementara response kecil maka
bangsa tersebut akan punah dan hal ini sebagaimana terjadi pada
bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika. Namun
demikian jika challance kecil sementara response besar maka bangsa
tersebut tidak akan berkembang menjadi bangsa yang kreatif.
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam
menghadapi globalisasi maka harus tetap meletakkan jati diri dan
identitas nasional yang merupakan kepribadian bangsa Indonesia
sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya globalisasi.
Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam era
globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan
nasionalisme, muncullah kebangkitan kembali kesadaran nasional.
Sifat-sifat Negara
Sebagai organisasi kekuasaan negara mempunyai sifat :
a. Memaksa
b. Monopoli
c. Mencakup semua
1) Penaklukan
2) Peleburan atau fusi
3) Pemecahan
4) Pemisahan diri
5) Perjuangan atau Revolusi
6) Penyerahan atau pemberian
7) Pendudukan atas wilayah yang belum ada pemerintahan
sebelumnya
Nilai-nilai Pancasila sudah ada pada zaman itu, tidak hanya pada
era kolonial atau pasca kolonial. Proses terbentuknya nasionalisme
yang berakar pada budaya ini menurut Mohammad Yamin diistilahkan
sebagai fase nasionalisme lama (Kaelan, 2007: 52).
A. PENGERTIAN NEGARA
1. Rakyat
Suatu negara harus memiliki rakyat yang tetap. Rakyat
merupakan unsur terpenting dari terbentuknya negara. Rakyat
menjadi pendukung utama keberadaan sebuah negara. Hal ini
karena rakyatlah yang merencanakan, mengendalikan, dan
menyelenggarakan sebuah negara. Dalam hal ini rakyat adalah
semua orang yang berada di wilayah suatu negara serta tunduk
pada kekuasaan negara tersebut.
2. Wilayah
a. Memaksa
b. Monopoli
c. Mencakup semua
D. PENGERTIAN KONSTITUSI
2. Jenis-jenis Konstitusi
Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam.
a. Konstitusi tertulis,
yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan)
kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan
pemerintahan serta menentukan cara kerja dari badan-badan
pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal dengan
sebutan undang-undang dasar.
3. Klasifikasi Konstitusi
4. Unsur-unsur Konstitusi
H. PERILAKU KONSTITUSIONAL
D. Asas Kewarganegaraan
Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga
negara, digunakan 2 kriterium, yaitu:
1. Kriterium kelahiran.
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
a. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut
pula Ius Sanguinis. Di dalam asas ini, seseorang memperoleh
kewarganegaraan suatu negara berdasarkan asas
kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli.
Di dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganeraannya
berdasarkan negara tempat di mana dia dilahirkan, meskipun
orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.
E. Contoh Kasus
a. Perlindungan hukum
Kita sebagai warga negara berhak mendapatkan perlindungan
hukum tetapi kenyataannya masih banyak dari kita yang belum
mendapatkaan perlindungan hukum dengan baik. Contoh kasus
belakangan yang marak terjadi yaitu “begal” dimana pemerintah
(dalam hal ini di wakilkan oleh aparat keamanan ) lebih banyak
bertindak setelah adanya kejadian bukan sebelumnya kejadian.
b. Membayar pajak dan menaati hukum lalu lintas
Keajiban kita sebagai warga negara yaitu membayar pajak ( pajak
bumi & bangunan,pajak kendaraan,pajak bea & cukai,dll),menaati
UU,menaati perpu,hukum lalu lintas,mengikuti wajib militer bila
negara dalam keadaan darurat,dll.
MODUL 5
DEMOKRASI DI INDONESIA
2. Prinsip-prinsip demokrasi
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi
telah terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik
Indonesia.[42] Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat
Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi". [43]
Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah: [43]
Kedaulatan rakyat;
Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
Kekuasaan mayoritas;
Hak-hak minoritas;
Jaminan hak asasi manusia;
Pemilihan yang bebas, adil dan jujur;
Persamaan di depan hukum;
Proses hukum yang wajar;
Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
1. Asas Kerakyatan
Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memiliki
kesadaran dasar rasa cinta dan padu dengan rakyat, sehingga
dapat mewujudkan cita-citanya yang satu.
2. Asas Musyawarah
Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia
memperhatikan aspirasi dan kehendak seluruh rakyat melalui
permusyawaratan untuk mencapai kesepakatan bersama.
Dalam hal ini, musyawarah menjadi media untuk
mempersatukan pendapat dengan memberikan pengorbanan
dan kasih sayang untuk kebahagiaan rakyat Indonesia.
Dari uraian diatas terlihat jelas hubungan antara negara hukum dan
hak asasi manusia, hubungan mana bukan hanya dalam bentuk formal
semata-mata, dalam arti bahwa perlindungan hak asasi manusia
merupakan cirri utama konsep negara hukum, tapi juga hubungan
tersebut dilihat secara materil. Hubungan secara materil ini dilukiskan
atau digambarkan dengan setiap sikap tindak penyelenggara negara
harus bertumpuh pada aturan hukum sebagai asas legalitas.
Konstruksi yang demikian ini menunjukan pada hakekatnya semua
kebijakan dan sikap tindak penguasa bertujuan untuk melindungi hak
asasi manusia. Pada sisi lain, kekuasaan kehakiman yang bebas dan
merdeka, tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan manapun, merupakan
wujud perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia
dalam negara hukum.
A. Pengertian Geopolitik
Kata geopolitik berasal dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi
dan “Politik” berasal dari bahasa Yunani politeia, berarti kesatuan
masyarakat yang berdiri sendiri (negara) dan teia yang berarti urusan.
Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas
(prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-
cita atau tujuan tertentu.
Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai
makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik
merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan
alat yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita
kehendaki.
Secara umum geopolitik adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri, lingkungan, yang berwujud Negara kepulauan
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Geopolitik secara etimologi berasal dari kata geo (bahasa Yunani)
yang berarti bumi yang menjadi wilayah hidup. Sedangkan politik dari
kata polis yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri atau
negara ; dan teia yang berarti urusan (politik) bermakna kepentingan
umum warga negara suatu bangsa. Sebagai acuan bersama,
geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap
kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah
atau tempat tinggal suatu bangsa. Frederich Ratzel mengenalkan
istilah ilmu bumi politik (political geography), Rudolf Kjellen menyebut
geographical politic dan disingkat geopolitik.
Konsep Geopolitik Indonesia
Geopolitik Indonesia tiada lain adalah Wawasan Nusantara :
1. Wawasan Nusantara tidak mengandung unsur-unsur
ekspansionisme maupun kekerasan
2. Cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD
1945, yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka,
berdaulat dan bermartabat serta menjiwai tata hidup dan tindak
kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional.
3. Wawasan nusantara juga sering dimaknai sebagai cara pandang,
cara memahami, cara menghayati, cara bertindak, berfikir dan
bertingkah laku bagi bangsa Indonesia sebagai hasil interaksi
proses psikologis, sosiokultural dengan aspek-aspek ASTAGATRA
B. Teori Geopolitik
Istilah geopolitik awalnya sebagai ilmu bumi politik kemudian
berkembang menjadi pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan
dengan konstelasi ciri khas negara. Teori geopolitik kemudian
berkembang menjadi konsepsi wawasan nasional. Oleh karena itu,
geopolitik selalu mengacu pada wawasan nasional. Berikut ini adalah
teori-teori mengenai geopolitik yang pernah ada di dunia;
A. PENGERTIAN GEOSTRATEGI
Geostrategi di artikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan dan
kepurusan dan keputusan terukur dan terimajinasi guna mewujudkan
masa depan yang lebih baik, lebih aman dan bermartabat.
Bagi bangsa Indonesia geostrategi di artikan sebagai metode untuk
mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional.
Karena tujuan itulah maka hal itu sebagai pegangang atau bahkan
doktrin pembangunan dan hal ini lazim disebut sebagai suatu
ketahanan nasional.
Berdasarkan pengertian tersebut maka perkembangan geostrategi
Indonesia sangat terkait erat dengan hakikat terbentuknya bangsa
Indonesia yang terbentuk dari berbagai macam etnis, suku, ras,
golongan, agama, bahkan terletak dalam teritorial yang terpisahkan
oleh pulau-pulau dan lautan. Selain itu, hal itu terwujud karena adanya
proses sejarah, nasib serta tujuan untuk mencapai martabat
kehidupan yang lebih baik.
Menurut Notonagor, terbentuknya bangsa Indonesia merupakan
proses monopluralis. Oleh karena itu prinsip-prinsip nasionalisme
Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan
berkembang dalam suatu proses sejarah, sejak zaman prasejarah,
Sriwijaya, Majapahit, Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan
sampai proklamasi 17 Agustus 1945, dan kemudian membentuk
bangsa dan Negara Indonesia.
b. Kesatuan nasib, yaitu segenap unsur bangsa berada dalm suatu
proses sejarah yang sama dan mengalami nasib yang sama, yaitu
penderitaan penjajahan dan kebahagiaan yang sama.
c. Kesatuan budaya, yaitu beraneka ragam kebudayaan tumbuh dan
berkembang dan secara bersama-sama membentuk puncak-
puncak kebudayaan nasional Indonesia.
d. Kesatuan wilayah, yaitu segenap unsur bangsa Indonesia berdiam
disegenap wilayah territorial yang dalam wujud berbagai pulau
dengan lautannya, namun merupakan satu kesatuan wilayah
tumpah darah Negara dan bangsa Indonesia.
e. Kesatuan asas kerohanian, yaitu adanya kesatuan ide, tujuan, cita-
cita dan nilai-nilai kerohanian yang secara filosofi Negara
Indonesia Pancasila.
B. Pengertian dan Sejarah Ketahanan Nasional Indonesia
INTEGRASI NASIONAL
A. Pengertian Integrasi Nasional
Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi
dan nasional. Istilah integrasi mempunyai arti
pembauran atau penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh /
bulat. Sedangkan istilah nasional mempunyai pengertian kebangsaan,
bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita-cita
nasional, tarian nasional, perusahaan nasional.
Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah diatas maka
interasi nasional mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau
pembaruan berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah
dan pembentukan identitas nasional atau bangsa yang harus dapat
menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian dan keseimbangan
dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.
Nazaruddin berpendapat istilah integrasi nasional merujuk
kepada seluruh unsur dalam rangka melaksanakan kehidupan
bangsa, meliputi sosial, budaya ekonomi, maka pada intinya integrasi
nasional lebih menekankan persatuan persepsi dan prilaku diantara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Dengan demikian Integrasi nasional dapat diartikan penyatuan
bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu
keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan masyarakat-
masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.
Proses Integrasi Nasional biasanya akan dipengaruhi oleh
aspek-aspek sosiologis dan antropologis. Dalam prosesnya, integrasi
dituntut adanya kesepakatan terhadap nilai-nilai umum yang ada
didalam masyarakat melalui proses :
1. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses seumur hidup yang
berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup,
norma dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat
berkenbangan menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya.
2. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala
suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan
dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
3. Asimilasi
Asimilasi adalah pebauran dua kebudayaan yang disertai
dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk
kebudayaan baru.
4. Enkulturasi
Enkulturasi merupakan proses mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran dan sikap individu dengan sistem
norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam
kebudayaannya.
Contoh bentuk integrasi nasional adalah sumpah pemuda yang
menghasilkan nasionalisme dan menyatukan rakyat Indonesia secara
sosial dan politik, melalui semboyan “satu tanah air, satu bahasa, satu
bangsa”.
Proses Integrasi Nasional harus melalui fase-fase sosial dan politik :
1. Melakukan pengorbanan sebagai langkah penyesuaian antara
banyak perbedaa, keinginan, dan ukuran penilaian.
2. Mengembangkan sikap toleransi didalam kelompok sosial.
3. Terciptanya kesadaran dan kesediaan untuk mencapai suatu
konsensus.
4. Mengidentifikasi akar persamaan diantara kultur-kultur etnis yang
ada.
5. Kemampuan segenap kelompok yang ada untuk berperan secara
bersama-sama dalam kehidupan busaya dan politik.
6. Mengakomodasi timbulnya etnis.
7. Adanya upaya kuat dalam melawan prasangka dan diskiriminasi.
8. Menghilangkan pengkotak-kotak kebudayaan.
Dalam konteks Indonesia, maka proses Integrasi Nasional
haruslah berjalan alamiah sesuai dengan keanekaragaman budayanya
dan harus lepas dari hegemoni pengaruh kekuasaan suatu nefara atas
negara-negara lain dan ominasi peran politik etnik tertentu.
B. Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional
1. Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
a. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan
seperjuangan.
b. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia
sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928.
c. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia,
sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan
mengisi kemerdekaan.
d. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara,
sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang
gugur di medan perjuangan.
e. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan
Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera
Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa
kesatuan bahasa Indonesia.
f. Adanya simbol kenegaraan dalam bentuk Garuda Pancasila,
dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:
a. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam
faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing
kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut,
ras dan sebagainya.
b. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan
yang dikelilingi oleh lautan luas.
c. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan
bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
d. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan
pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan
berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA
(Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme
dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
e. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku
bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
f. Lemahnya nilai-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh
budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa,
baik melewati kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
g. Kontak langsung, antara lain melalui unsur-unsur pariwisata,
sedangkan kontak tidak langsung, antara lain melalui media
cetak (majalah, tabloid), atau media elektronik (televisi, radio,
film, internet, telepon seluler yang mempunyai fitur atau fasilitas
lengkap).
http://Gatot_sby.staff.Gunadarma.ac.id/download/files/17664/draft-1.pdf
diakses pada tanggal 4 Oktober 2019 pukul 20.59 WITA
http://mardiahoctarina19.blogspot.com/2015/03/latar-belakang-
pendidikan.html?m=1 diakses pada tanggal 4 Oktober 2019 pukul 20.59
WITA
http://nur-ratih-fib13.web.unair.ac.id/artikel_detail-94656-PPKN-
PENDIDIKAN%20KEWARGANEGARAAN%20SEBAGAI%20MATA
%20KULIAH%20PENGEMBANGAN%20KEPRIBADIAN.html diakses
pada tanggal 4 Oktober 2019 pukul 20.59 WITA
ü www.google.com
ü www.wikipedia.com
ü www.prince-mienu.blogspot.com
Panut Panuju, Ida Umami ; Psikologi Remaja, PT. Tiara Wacana Yogya,
Yogyakarta, 1999
https://guruppkn.com/ciri-ciri-negara-hukum
https://henssabu.blogspot.com/2015/05/hubungan-negara-hukum-dan-
hak-asasi.html
http://setia.student.umm.ac.id/about/
http://deluk12.wordpress.com/makalah-ham/
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-macam-dan-jenis-hak-
asasi-manusia-ham-yang-berlaku-umum-global-pelajaran-ilmu-
ppkn-pmp-indonesia.html?m=1
https://henawan.blogspot.com/2014/01/makalah-lengkap-negara-hukum-
dan-ham.html
https://id.search.yahoo.com/yhs/search?hspart=itm&hsimp=yhs-
001&type=smy_ydef_19_18_xtn&p=penegakan%20ham%20di
%20indonesia¶m1=1¶m2=f%3D4%26b%3Dchrome
%26ip%3D140.213.74.188%26pa%3Dsearch-manager%26type
%3Dsmy_ydef_19_18_xtn%26cat%3Dweb%26a
%3Dsmy_ydef_19_18_xtn%26xlp_pers_guid%3D
%26xlp_sess_guid%3D575a8111-aabd-4fb3-8290-
a7e4d51bc320%26uref%3D%26abid%3D%26xt_abg%3D
%26xt_ver%3D10.1.3.98%26ls_ts
%3D1556802938#01DPFQQFFXYFCWDY5ZFHBE5237
https://henssabu.blogspot.com/2015/05/hubungan-negara-hukum-dan-
hak-asasi.html
https://www.pinterdisini.com/upaya-upaya-penegakan-ham-di-indonesia-
lembaga-penegakan-pencegahan-pelanggaran-kasus-
pelanggaran-ham-di-indonesia/#
https://ukhuwahislah.blogspot.com/2016/05/makalah-geostrategi-
indonesia.html
https://dokumen.tips/dokuments/potensi-ancaman-terhadap-ketahanan-
nasional.html
http://rima-kurniawati-feb15.web.unair.ac.id/artikel detail-158822-Makalah-
Makalah:%20Geostrategi%20Indonesia.html
https://www.kompasiana.com/oktaviolarifanda/5528512af17e61893b458e/
ketahanan-nasional
http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-integrasi-nasional.html