Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah : Penddikan Kewarganegaraan

Dosen pengajar : H.Azwar Djabur,SH.MH

Oleh :

1. NURUL ANISA ASYSYFA (04020200239)

2. ATHYYAH AMIRAH RISMI (04020200243)

3. NURUL AYU FARADIBA (04020200270)

4. PUTERI AYU SUCI RAMADHANI .R (04020200284)

5.SYAHRAWANA (04020200272)

KELAS B4
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Hakikat Pendidikan
Kewarganegaraan” dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini diajukan
guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi teman-teman.Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami. Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari teman-teman dan Dosen demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita. Amin.

Makassar, 21 Oktober 2020

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ......................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................. 1


B. RUMUSAN MASALAH ............................................................. 5
C. TUJUAN PEMBAHASAN .......................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 6

A. MAKNA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ............................ 6


B. ISI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN................................... 9
C. TUJUAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ....... 13
D. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA ................. 17

BAB III PENUTUP........................................................................... 25

A. KESIMPULAN ........................................................................ 25
B. SARAN .................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran


yangdiwajibkan dari tingkat Sekolah Dasar, menengah, hingga
PerguruanTinggi. Hal ini dimaksudkan agar dapat memupuk karakter siswa
untukmemiliki rasa nasionalisme, juga membentuk karakter sosial dan
karakterbangsa sejak dini. Karakter Bangsa adalah perilaku
yang diharapkanyang dimiliki oleh warga Negara sebagai cerminan dari
Pancasila danUUD 1945.Pendidikan Kewarganegaraan juga merupakan
pondasi atau modal utamabagi seluruh bangsa Indonesia untuk dapat
mempelajari, memahami, danmencintai setiap aspek dari Indonesia sendiri.

Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia, sejak era sebelum


penjajahan, era kemerdekaan hingga era reformasi sekarang ini, telah
menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan
zamannya. Kondisi tuntutan itu ditanggapi oleh bangsa Indonesia
berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa
tumbuh dan berkembang. Kesamaan nilai-nilai ini dilandasi oleh jiwa,
tekad, dan semangat kebangsaan.

Semua itu tumbuh menjadi kekuatan yang mampu mendorong


proses terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam
wadah nusantara. Semangat perjuangan bangsa yang tidak kenal
menyerah telah terbukti pada perang Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Semangat perjuangan bangsa tersebut dilandasi oleh keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa dan keikhlasan untuk berkorban.
Landasan perjuangan ini menjadi nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia.
Nilai-nilai tersebut menjelma berupa semangat yang menjadi kekuatan
mental spiritual yang dapat melahirkan sikap dan perilaku heroik dan
patriotik serta menumbuhkan kekuatan, kesanggupan, dan kemauan yang
luar biasa.

1
Semangat perjuangan bangsa inilah yang harus dimiliki oleh setiap
warga negara dalam segala zaman, situasi dan kondisi. Karena nilai-nilai
perjuangan bangsa itu selalu relevan dan handal serta efektif sebagai
landasan memecahkan setiap permasalahan dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia dalam
perjuangan fisik merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan
telah mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semangat perjuangan bangsa
telah mengalami penurunan pada titik yang kritis. Hal ini disebabkan
antara lain pengaruh globalisasi.

Era globalisasi ditandai oleh kuatnya pengaruh lembaga-lembaga


kemasyarakatan internasional dan negara-negara maju yang ikut
mengatur percaturan perpolitikan, perekonomian, sosial budaya serta
pertahanan, dan keamanan global. Kondisi ini akan menumbuhkan
berbagai konflik kepentingan, baik antara negara maju dan negara
berkembang, antara negara berkembang dan lembaga internasional,
maupun antara negara berkembang. Di samping itu, isu global yang
meliputi demokratisasi, HAM, dan lingkungan hidup turut pula
mempengaruhi keadaan nasional. Globalisasi juga ditandai oleh pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang
informasi, komunikasi, dan transportasi.

Hal ini membuat dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi


sebuah kampung tanpa mengenal batas negara. Kondisi ini menciptakan
struktur baru, yaitu struktur global. Kondisi ini akan mempengaruhi
struktur dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
akan mempengaruhi pola pikir, pola sikap, pola tindakan masyarakat
Indonesia. Pada akhirnya, kondisi tersebut akan mempengaruhi kondisi
mental spiritual bangsa Indonesia.

Dengan demikian, globalisasi melahirkan suatu perubahan struktur


dan tatanan kehidupan baru di dunia ini. Perubahan itu terasa begitu
cepat, sehingga tatanan yang ada di dunia ini berubah.

2
Di sisi lain, tatanan yang baru belum terbentuk. Juga akibatnya, sendi-
sendi kehidupan yang selama ini di yakini kebenarannya menjadi usang.
Masyarakat dan pemerintah suatu negara berupaya untuk menjamin
kelangsungan hidup serta kehidupan generasi penerusnya secara berguna
(berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaitan dengan
kemampuan kognitif dan psikomotorik).

Generasi penerus tersebut diharapkan akan mampu mengantisipasi


hari-hari depan mereka yang selalu berubah dan selalu terkait dengan
konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dan hubungan internasional.
Pemerintah perlu membuat tindakan yang signifikan agar tidak menuju
suatu kondisi yang lebih memprihatinkan. Salah satu tindakan yang dapat
dilakukan pemerintah dalam menjaga nilai-nilai panutan hidup dalam
berbangsa dan bernegara secara lebih efektif yaitu melalui bidang
pendidikan. Adapun upaya di bidang pendidikan khususnya Pendidikan
Tinggi yaitu dengan mengadakan perubahan-perubahan di bidang
kurikulum, yang diharapkan mampu menjawab problem transformasi nilai-
nilai tersebut.

Pendidikan yang diharapkan mampu untuk mengantisipasi


pergeseran nilainilai tersebut adalah “Pendidikan nilai dan pengembangan
kepribadian”, yang dalam konteks pendidikan di Perguruan Tinggi
diserahkan kepada Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK).
Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Nomor : 38/Dikti/Kep/2002, Kelompok
Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) di Perguruan Tinggi meliputi
: Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila dan Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). Oleh karena itu, Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) merupakan salah satu dari Kelompok Matakuliah Pengembangan
Kepribadian (MPK) yang misi utamanya sebagai matakuliah yang bertujuan
untuk membentuk kepribadian warga negara (nation and character
building).

Khusus Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan


pendidikan yang menfokuskan pada pembentukan

3
warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hakhak dan
kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan Tinggi tidak dapat mengabaikan realita kehidupam global


yang digambarkan sebagai perubahan kehidupan yang bersifat paradoks
dan ketakterdugaan. Karena itu, Pendidikan Kewarganegaraan di
maksudkan agar kita memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela
negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak
cinta tanah air berdasarkan Pancasila. Semua itu di perlukan demi tetap
utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pendidikan Kewarganegaraan yang kita kenal sekarang telah mengalami


perjalanan panjang dan melalui kajian kritis sejak tahun 1960-an yang di
kenal dengan Mata Pelajaran Civic di Sekolah Dasar dan merupakan embrio
dari Civic Education“ sebagai “the Body Of Knowledge“. Pendidikan sebagai
instrumen pengetahuan (the Body of Knowledge) diarahkan untuk
membangun masyarakat demokrasi beradab. Secara normatif, Pendidikan
Kewarganegaraan memperoleh dasar hukum yang diatur dalam pasal 3
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dengan demikian, Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan


semangat perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan mental spiritual
telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik,
senantiasa dapat memberi spirit dalam menghadapi globalisasi dan
menatap masa depan untuk mengisi kemerdekaan, kita memerlukan
perjuangan nonfi sik sesuai dengan profesi masing-masing.

4
B . RUMUSAN MASALAH

1. JELASKAN MAKNA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN!

2. BAGAIMANA ISI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN?

3. JELASKAN TUJUAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN!

4. BAGAIMANA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA?

C. TUJUAN PEMBAHASAN

1. AGAR MEMAHAMI MAKNA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

2. UNTUK MENGETAHUI ISI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

3. UNTUK MENGETAHUI TUJUAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN

4. AGAR MEMAHAMI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI


INDONESIA

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. MAKNA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Istilah pendidikan kewarganegaraan merupakan terjemahan dari


terminology Bahasa inggris “citizenship education” atau “civic education”.
Selain diterjemahkan sebagai pendidikan kewarganegaraan, ada yang
menggunakan istilah “pendidikan kewargaan” (Azumardi Azra, 2003; HAR
Tilaar, 2007).

Citizenship education sebagai proses pendidikan dalam rangka


menyiapkan warga muda akan hak-hak, peran, dan tanggung jawabnya
sebagai warga negara. sedangkan civic education adalah citizenship
education yang dilakukan melalui persekolahan.

Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa Pendidikan


Kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk mencakup proses
penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya
sebagai warga negara, dan secara khusus, peran pendidikan termasuk di
dalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar, dalam proses penyiapan
warga negara tersebut.

Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya


didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada tekad
suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu
negara yang sama, walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda
agama, ras, etnik, atau golongannya.

Pendidikan kewarganegaraan menjadi sesuatu yang wajib dilakukan


dalam sebuah negara, terlebih di negara demokrasi. Internasional
Commission Of Jurist menyebut bahwa salah satu syarat dasar
pemerintahan yang demoktratis di bawah Rule Of Law adalah adanya
pendidikan kewarganegaraan (Miriam Budiardjo, 2008). Di mana-mana
diakui bahwa tugas dasar pendidikan adalah menyiapkan generasi muda
untuk mengemban tanggung jawab mereka sebagai warga negara.

6
Menjadi warga tidak melulu hanya menjadi anggota sebuah
komunitas dari suatu negara, tetapi memerlukan seperangkat karakter,
perilaku dan sikap yang muncul dari sifat keanggotaan itu. Di sisi lain
warga bukan hanya anggota suatu komunitas politik negara atau disebut
warga negara, tetapi juga anggota dari komunitas lainnya.

Berikut beberapa definisi pendidikan kewarganegaraan melalui jalur


pemikiran akademik dari para pakar Indonesia;

1. Cholisin (2000)

Menyatakan pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang


fokus materinya peranan warga negara dalam kehidupan bernegara yang
kesemuanya itu diproses dalam rangka untuk membina peranan tersebut
sesuai dengan ketentuan Pancasila dan UUD 1945 agar menjadi warga
negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

2. Numan Somantri (2001)

Mendefinisikan pendidikan kewarganegaraan program pendidikan yang


berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber
pengetahuan lainnya, pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat
dan orang tua yang kesemua itu diproses guna melatih para siswa untuk
berfikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demoktratis dalam
mempersiapkan hidup demoktratis yang berdasar Pancasila dan UUD 1945.

3. Sapriya (2012)

Menyatakan pendidikan kewarganegaraan lebih dikenal sebagai program


pendidikan untuk membangun karakter warga negara dengan tujuan akhir
agar ia menjadi warga negara yang cerdas dan baik (to be smart and good
citizens).

Berikut Makna pendidikan kewarganegaraan melalui jalur pemikiran yuridis


atau legal formal yaitu pemikiran yang bersumber dari peraturan
perundangan di Indonesia.

7
4. UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 1989 TENTANG SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL.

menyatakan bahwa pendidikan kewarganegaran adalah upaya untuk


membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar
berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta
pendidikan pendahuluan bela negara (PPBN) agar menjadi warganegara
yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara kesatuan republik
Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan memiliki ciri-ciri (1) materi berupa
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara
warga negara dengan negara dan materi pendidikan pendahuluan bela
negara (PPBN), (2) bersifat interdisipliner dan (3) bertujuan membentuk
warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.

5. UNDANG-UNDANG NO. 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN


NEGARA.

Menyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakaan salah satu


bentuk keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara. dalam
pendidikan kewarganegaraan sudah tercakup pemahaman tentang
kesadaran bela negara.

6. UNDANG-UNDANG NO. 20 TAHUN 2003 TENTANG PERTAHANAN


NEGARA.

Menyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk


membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air.

7. UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN


TINGGI.

Menyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang


mencakup Pancasila, undang-undang dasar negara republik Indonesia
tahun 1945, negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka
Tunggal Ika untuk membentuk mahasiswa menjadi warga negara yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

8
8. PERATURAN PEMERINTAHAN NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN.

Menyatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk


membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air dalam konteks nilai dan moral Pancasila, kesadaran
berkonstitusi undang-undang dasar negara republik Indonesia 1945, nilai
dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, serta komitmen Negara kesatuan
republik Indonesia.

B. ISI PENDIDIKAN KEWARGANEGRAAN

Ketiga komponen utama Pendidikan kewarganegaraan itu adalah


pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan
kewarganegaraan (civic skills) dan sikap kewarganegaraan (civic
dispositions).

1. (Civic knowledge), .berkaitan dengan isi atau apa yang seharus


warga negara ketahui dan berkaitan juga dengan kandungan atau
nilai apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara. Aspek ini
menyangkut kemampuan akademik-keilmuan yang dikembangkan
dari berbagai teori atau konsep politik, hukum dan moral.
2. (Civic skills), merupakan keterampilan apa yang harus dimiliki oleh
warganegara yang mencakup; keterampilan intelektual dan
keterampilan partisipasi.
3. (Civic dispositions), berkaitan dengan karakter privat dan public dari
warga negara yang perlu dikembangkan dan dipelihara dalam
kehidupan bernrgara.
Senada dengan pendapat di atas, Udin S. Winataputra (2001)
menyatakan bahwa yang menjadi jantungnya dan benang emas yang
mengikat unsur-unsur dalam membangun tatanan yang koheren dari
semua subsistem pendidikan kewarganegaraan adalah Civic knowledge,
yakni pengetahuan dan wawasan kewarganegaraan, Civic dispositions,
yakni nilai, komitmen, dan sikap kewarganegaraan dan Civic skill,
9
yakni perangkat keterampilan intelektual, sosial, personal
kewarganegaraan yang seyogiannya dikuasai oleh setiap individu
warganegara.Ketiga komponen Pendidikan kewarganegaraan berkaitan
erat dengan sasaran pembentukan pribadi warga negara. Warga negara
yang memiliki pengetahuan dan sikap kewarganegaraan akan menjadi
warga negara yang percaya diri (civic confidence), warga negara yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan kewarganegaraan akan menjadi
warga negara yang mampu (civic competence), warga negara yang
memiliki sikap dan keterampilan kewarganegaraan akan menjadi warga
negara yang komitmen (civic commitment), dan pada akhirnya warga
negara yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan
kewarganegaraan akan menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart
and good citizens). Kesimpulannya Pendidikan kewarganegaraan
mengembangkan 3 (tiga) komponen yakni pengetahuan kewarganegaraan
(civic knowledge), keterampilan kewarganegaraan (civic skills) dan sikap
kewarganegaraan (civic dispositions) dalam rangka pembentukan warga
negara yang cerdas dan baik.
Secara lebih rinci, materi yang dipelajari dalam Pendidikan
kewarganegaraan jenjang perguruan tinggi selama ini telah mengalami
perubahan dan pembaharuan. Berdasarkan penjelasandari undang-undang
No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan kewarganegaraaan di perguruan tinggi berisi materi pojok:
Pancasila, Undang-undang Dasar Negara republic Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika.
Keempat materi tersebut dikenal dengan sebutan Empat pilar
Konsensus Dasar Kebangsaan yang sebelumnya diistilahkan Empat
Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (MPR RI,2012)
Pada perkembangan terakhir, berdasarkan buku bahan ajar materi
Pendidikan kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Direktorat
Kemahasiswaan dan pembelajaran, Komenristekdiki tahun 2016, subtansi
kajian MKWU Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi, terdiri
atas:
10
1. Hakikat PKn, adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan
menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan
hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan
kejayaan bangsa dan negara.dengan tujuan pembelajaran mahasiswa
mampu memahami hakikat Pendidikan kewarganegaraan dalam
pengembangan kemampuan utuh sarjana atau profesioanal,dengan
keikutsertaan yang memiliki tanggungjawab. Bahkan selain itu, hal ini juga
menyangkut dengan mutu yang berkualitas dalam kehidupan masyarakat
maupun politik. Bukan hanya lokal saja, namun juga mencakup Negara
bagian dan nasional.

2. Identitas nasional, merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang


tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dengan suatu
cirikhas yang menjadikannya berbeda dengan bangsa lain. dengan tujuan
pembelajaran mahasiswa mampu menganalisis esensi dan urgensi identitas
nasional sebagai salah satu determinan dalam pembangunan bangsa dan
karakter yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila.memiliki tujuan utama
yakni sebagai alat untuk mempersatukan bangsa. Seperti kita ketahui
bahwa Indonesia memiliki berbagai macam suku, agama dan
kebudayaan. Identitas nasional digunakan sebagai merek untuk
mempersatukan keberagaman Indonesia tersebut.
3. Integrasi nasional, adalah proses persatuan wilayah yang di
dalamnya terdapat sebuah perbedaan. Jika dilihat dalam makna
politis, integrasi nasional adalah sebuah penyatuan berbagai kelompok
sosial dan budaya ke dalam kesatuan wilayah nasional yang akan
membentuk sebuah identitas nasional dengan tujuan pembelajaran
mahasiswa mampu menganalisis Urgensi integrasi nasyonal sebagai salah
satu parameter persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah negara
kesatuan republik Idonesia.dan bertujuan juga untuk menghilangkan
kelas2 sosial yang dapat memecah belah persatuan bangsa dan
menjadikan semua perbedaan2 yang ada menjadi sebuah anugrah
11
dari Tuhan Yang Maha Esa, dan menjadikan perbedaan sebagai modal dan
bekal untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang
4. Konstitusi Negara, bersumber dari kata “Constituer” yang berasal dari
bahasa Prancis yang memiliki arti membentuk. Penggunaan kata konstitusi
tatkala ditinjau dari ketatanegaraan memiliki makna pembentukan suatu
bangsa atau menyusun dan menyatakan suatu negara.dengan tujuan
pembelajaran mahasiswa mampu menganalisis nilai dan norma yang
terkandung dalam konstitusi di Indonesia dan konstitusinalitas ketentuan di
bawah UUD dalam konteks kehidupan bernegara-kebangsaan
Indonesia. Dan juga untuk mengatur jalannya kekuasaan dengan jalan
membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya kesewenangan
yang dilakukan penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan arahan
kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan Negara.
5. Kewajiban dan Hak, adalah sesuatu yang mutlak dimiliki oleh setiap
orang dari sejak lahir dan penggunaannya tergantung pribadi masing-
masing.Menurut KBBI, kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan, yang
harus dilaksanakan; pekerjaan, tugas menurut hukum; segala sesuatu
yang menjadi tugas manusia dengan tujuan pembelajaran mahasiswa
mampu menerapkan harmoni kewajiban dan hak negara dan warga negara
dalam tatanam kehidupan demokrasi Indonesia yang berporos pada
kedaulatan rakyat dan musyawarah untuk mufakat.
6. Demokrasi Indonesia, adalah sebuah bentuk pemerintahan yang
seluruh rakyatnya memiliki kesetaraan hak dalam keputusan yang dapat
mempengaruhi kehidupan warga negara.dengan tujuan mampu
mengevaluasi hakikat, instrumentasi, dan praksis demokrasi Indonesia
yang bersumber dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sebagai wahana penyelenggaraan negara yang
sejahtera dan keadilan. demokrasi dalam kehidupan bernegara juga
meliputi kebebasan berpendapat dan kedaulatan rakyat
7. Penegakan Hukum, adalah proses dilakukannya upaya untuk
tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai
pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-
hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat
12
8. dan bernegara.dengan tujuan mampu menganalisis dinamika histori
konstitusional, sosial-politik, kultural, serta konteks kontenporer penegakan
hukum dalam konteks pembangunan negara hukum yang
berkeadilan.Tujuan utama penegakan hukum adalah untuk mewujudkan
adanya rasa keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan dalam
masyarakat. Dalam proses tersebut, maka harus mencerminkan aspek
kepastian dan ketertiban hukum.
9. Wawasan Nusantara, merupakan cara pandang terhadap bangsa
Indonesia dengan orientasi menjaga kesatuan dan persatuan untuk
mencapai tujuan nasional. Tentunya sebagai warga Indonesia yang
mencintai bangsanya, sudah selayaknya harus memahami Indonesia dari
berbagai aspek.dengan tujuan pembelajaran mahasiswa mampu
menganalisis dinamika historis, dan urgensi wawasan nusantara sebagai
konsepsi dan pandangan kolektif kebangsaan Indonesia dalam konteks
pergaulan dunia, dan menjamin persatuan dan kesatuan di segenap aspek
kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
10. Ketahanan Nasional, adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia yang
meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, yaitu
kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur
sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun
fungsional.dengan tujuan pembelajaran mahasiswa mampu mencipta
langka operasional untuk menjawab tantangan ketahanan nasional bagi
Indonesia dalam membangun komitmen kolektif yang kuat dari seluruh
komponen bangsa untuk mengisi kemerdekaan Indonesia, dan kekuatan
yang meyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita
atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya. Adalah usaha secara
giat dengan kemampuan yang keras dalam menggunakan kemampuan
tersebut diatas untuk mencapai tujuan.

C. TUJUAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Secara umum, tujuan dari pendidikan kewarganegaraan di semua


Negara adalah membentuk warga Negara yang baik. Tujuan utamanya
adalah “mewarganegarakan” warga Negara di Negara tersebut.

13
Misalnya, Amerika serikat sebagai pelopor pendidikan kewarganegaraan,
mengenalkan pelajaran pada tahun 1970 dalam rangka “mengAmerikakan
bangsa amerika” isinya membicarakan mengenai pemerintahan, hak dan
kewajiban warga Negara. (Numan Sumantri, 2001). Mengapa Amerika
perlu mewarganegarakan bangsanya? Sebab bangsa Amerika sebenarnya
berasal dari para emigran yang berlatar belakang berbeda. Mereka ingin
membentuk karakter baru sebagai warga Negara Amerika.

Tujuan umum membentuk warga Negara yang baik ini telah di akui oleh
komunitas internasional. Misalkan National council for the social studies
(NCSS) menyebut bahwa tujuan dari pendidikan kewarganegaraan adalah
sebagai berikut.

1. Supaya warga Negara memiliki pengetahuan serta keterampilan


untuk pemecahan masalah yang dihadapi dewasa ini.
2. Warga Negara memiliki kesadaran adanya pengaruh sains dan
teknologi terhadap peradaban serta mampu memanfaatkannya untuk
memperbaiki nilai kehidupan.
3. Warga Negara memiliki kesiapan guna kehidupan ekonomi yang
efektif.
4. Warga Negara memiliki kemampuan untuk menyusun berbagai
pertimbangan nilai-nilai untuk kehidupan yang efektif dalam dunia
yang selalu mengalami perubahan.
5. Warga Negara menyadari bahwa mereka hidup dalam dunia yang
terus berkembang, yang membutuhkan kesediaan untuk menerima
fakta baru, gagasan baru serta tata cara hidup yang baru.
6. Warga Negara dapat berperan serta dalam poses pembuatan
keputusan melalui pernyataan pendapat kepada wakil-wakil rakyat,
para pakar dan para spesialis.
7. Warga Negara memiliki keyakinan terhadap kebebasan individu serta
persamaan hak bagi setiap orang yang dijamin oleh konstitusi.
8. Warga Negara memiliki kebanggaan terhadap prestasi bangsa,
penghargaan terhadap sumbangan yang diberikan bangsa lain serta
dukungan untuk perdamaian serta kerjasama.
14
9. Warga Negara mampu memanfaatkan seni yang kreatif untuk
meningkatkan perasaan terhadap pengalaman manusia yang
universal serta pada keunikan individu.
10. Mempersiapkan warga Negara yang mampu menentukan
pilihan yang tepat diantara berbagai macam alternatif yang terdapat
dalam suatu masyarakat.
11. Warga Negara memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk
bela Negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku untuk
cinta tanah air Indonesia.
12. Menumbuh kembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran
berbangsa dan bernegara sehingga terbentuk daya tangkal sebagai
ketahanan nasional.
13. Menumbuh kembangkan pola sikap dan pola pikir yang
komprehensif, integral pada aspek kehidupan nasional.

Dengan tujuan-tujuan di atas maka, pendidikan kewarganegaraan


diharpakan mampu memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar
kepada warga Negara mengenai hubungan antara warga Negara dengan
Negara serta pendidikan pendahuluan Bela Negara agar dapat menjadi
warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.

Menurut Udin S. Winaputra (2014), secara konseptual dan paradigmatic


tujuan akhir atau capaian pembelajaran (learning outcomes) pendidikan
kewarganegaraan Indonesia adalah terwujudnya kebajikan/keadaban
kewarganegaraan (civic virtues/civility) dalam diri setiap warga Negara
Indonesia. Pengembangan kebajikan kewarganegaraan perlu ditopang
dengan pengembangan elemen-elemennya, yakni: wawasan/pengetahuan
kewarganegaraan (civic skills), komitmen kewarganegaraan (civic
commitment), kepercayaan diri kewarganegaraan (civic confidence), dan
kecakapan kewarganegaraan (civic competence). Secara keseluruhan
kebajikan/keadaban kewarganegaraan tersebut sangat diperlukan oleh
setiap orang agar mau dan mampu mewujudkan partisipasi
kewarganegaraan secara cerdas dan bertanggung jawab (intelligent and
responsible civic participation).

15
Maka fungsi dari pendidikan kewarganegaraan yaitu:

1. Membantu generasi muda memperoleh pemahamaman cita-cita


nasional/ tujuan Negara
2. Dapat mengambil keputusan-keputusan yang bertanggung jawab
dalam menyelesaikan masalah pribadi, masyarakat dan Negara
3. Tempat untuk membentuk Negara yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang setia kepada bangsa dan Negara Indonesia dengan
merefleksikan -dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai
dengan amanat Pancasila dan UUD NKRI 1945.
4. Dapat mengapresiasikan cita-cita nasional dan dapat membuat
keputusan-keputusan yang cerdas.

Fungsi pokok dari pendidikan kewarganegaraan di Indonesia adalah


sebagai pendidikan kebangsaan (nationalistic education). Hal ini merujuk
pada pengertian kewarganegaraan sebagai “… pendidikan yang
membentuk manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air” (Pasal 37 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) dan
“pendidikan... yang membentuk mahasiswa menjadi warga Negara yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. (Penjelasan atas Pasal 35
huruf c Undang-Undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi).

Namun demikian, fungsi pendidikan kewarganegaraan sebenarnya tidak


hanya sebagai pendidikan kebangsaan, tetapi juga bisa mengemban fungsi
pendidikan lainnya. Misalnya pendidikan kewarganegaraan yang
diwujudkan melalui pelajaran PKn berdasar kurikulum 2006, mengemban
berbagai fungsi yakni sebagai pendidikan kebangsaan, pendidikan
multicultural, pendidikan lingkungan hidup, pendidikan hukum dan
pendidikan anti korupsi. Pendidikan kewarganegaraan yang diwujudkan
melalui PPKn 2013 membuat fungsi sebagai pendidikan nilai dan karakter
kewarganegaraan yang khas Indonesia yakni karakter pancasila. Pendapat
lain menyatakan bahwa PKn memiliki sifat multidimensionalitas yang
menjadikan bidang studi PKn dapat disikapi sebagai:

16
pendidikan kewarganegaraan, pendidikan politik, pendidikan nilai dan
moral, pendidikan karakter kebangsaan, pendidikan kemasyarakatan,
pendidikan hukum dan hak asasi manusia, dan pendidikan demokrasi
(Sapriya, 2012)

D. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA

Pendidikan kewarganegaaran di Indonesia menjadi pelajaran yang


wajib di pelajari di sekolah, dari sekolah dasar hingga perguruan
tinggi.Pewujudan pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai berikut:

1. Pendidikan kewarganegaraan di sekolah

Sejarah perkembangan pendidikan kewarganegaraan pada jenjang


persekolahan di Indonesia sebagai berikut:

a. Kewarganegaraan tahun 1957


b. Civics sebagai pengganti Kewarganegaraan tahun 1961
c. Pendidikan Kewargaan Negara tahun 1968
d. Pendidikan Moral Pancasila (PMP) tahun 1975 dan 1984
e. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tahun1994
f. Kewarganegaraan (civics) tahun 2004
g. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) tahun 2006
h. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tahun 2013

Wujud pendidikan kewarganegaraan tersebut lebih kepada pewujudan


sebagai mata pelajaran di sekolah atau pendidikan kewarganegaraan di
tingkat persekolahan (school civic education). Awal PKn di Indonesia
muncul dengan nama civics,yakni dalam buku Manusia dan Masyarakat
Baru Indonesia kebudayaan tahun 1960.

Perkembanga terakhir bahwa pendidikan kewarganegaraan di sekolah


berdasar kurikulum 2013 diwujudkan dalam bentuk mata pelajaran
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn).

17
Ketentuaan akan mata pelajaran PPKn tersebut termuat dalam
permendikbud No.24 Tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi
dasar,khususnya pada lampiran 18 mengenai PPKn SD, lampiran 19
mengenai PPKn SMP dan lampiran 20 mengenai PPKn SMA.

Menurut buku guru mata pelajaran PPKn (2016) dikatakan bahwa tujuan
mata pelajaran PPKn pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah
pengembangan potensi peserta didik dalam seluruh dimensi
kewarganegaraan,yakni : (1) sikap kewarganegaraan termasuk
keteguhan,komitmen, dan tanggung jawab kewarganegaraan (civic
confidence,civic commitment, and civic responsiblitty); (2) pengetahuan
kewarganegaraan (civic knowledge); (3) keterampilan kewarganegaraan
termasuk kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence
andcivic participation)

Tujuan mata pelajaran PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi tersebut


sehingga peserta didik mampu:

a. Menampilkan karakter yang mencerminkan


penghayatan,pemahaman,dan pengalaman nilai dan moral pancasila
secara personal dan social.
b. Memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif dan
pemahaman utuh tentang undang-undang dasar Negara republik
Indonesia tahun 1945.
c. Berpikir secara kritis,rasional,dan kreatif serta memiliki semangat
kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai pancasila,
undang-undang dasar Negara republic Indonesia tahun
1945,semangat bhinneka tunggal ika,dan komitmen Negara kesatuan
republik Indonesia.
d. Berprestasi secara aktif,cerdas dan bertanggung jawab sebagai
anggota masyarakat,tunas bangsa,dan warga Negara sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang maha
Esa yang hidup bersama dalam berbagai tatanan social kultural.

18
2. Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi

Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi diawali dengan


dimunculkannya mata kuliah kewiraan. Pendidikan kewiraan dimulai tahun
1973/1974,sebagai bagian dari kurikulum pendidikan nasional,dengan
tujuan untuk menumbuhkan kecintaan pada tanah air dalam bentuk PPBN
yang dilaksanakan dalam dua tahap,yaitu tahap awal yang diberikan
kepada peserta didik SD sampai sekolah menegah dan pendidikan luar
sekolah dalam bentuk pendidikan kepramukaan,sedangkan PPBN tahap
lanjut diberikan di PT dalam bentuk pendidikan kewiraan.

Penyelenggaraan pendidikan kewarganegaraan ini didasarkan pada


surat keputusan bersama Mendikbud dan Menhankam tahun
1973,merupakan realisasi pembelaan Negara melalui jalur pengajaran
khusus di perguruan tinggi. Di dalam SK itu dipolakan penyelenggaraan
pendidikan kewiraan dan pendidikan perwira cadangan di perguruan tinggi.
Berdasarkan UU No. 20 tahun 1982 tentang pokok-pokok penyelenggaraan
pertahanan dan keamanan Negara di tentukan bahwa:

1) Pendidikan kewarganegaraan adalah PPBN tahap lanjutan pada


tingkat perguruan tinggi, merupakan bagian terpisahkan dari
penyelenggaraan system pendidikan nasional
2) Wajib diikuti seluruh mahasiswa (setiap warga Negara)

Berdasarkan Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan


nasional dinyatakan bahwa:

1) Pendidikan kewarganegaraan bagi perguruan tinggi adalah bagian


dari pendidikan kewarganegaraan.
2) Termasuk isi kurikulum pada setiap jenis,dan jenjang pendidikan

Surat keputusan Dirjen Dikti tahun 1993 menentukan bahwa pendidikan


kewiraan termasuk dalam kurikulum MKDU bersama-sama dengan
pendidikan Agama, Pancasila,ISD,IAD, dan IBD sifatnya wajib.

19
Pengaturan dasar pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan di perguruan
tinggi,sebagai berikut :

1. Surat keputusan bersama Menteri Dikbud dan Menhankam No


061/U/1985 dan Kep/002/II/1985 tentang kerjasama dalam
pembinaan pendidikan kewiraan di lingkungan perguruan tinggi
tertanggal 1 februari 1985.
2. Surat keputusan Menhankam/ Pangab No Skep 768/VI/1969 tentang
tata laksana penyelenggaraan bantuan teknis program pendidikan
kewiraan.

Pendidikan kewarganegaraan yang menekankan sebagai pendidikan


pendahuluan bela neagara,pada materi-materi pokok pendidikan kewiraan
sebagai berikut :

1. Wawasan Nusantara
2. Ketahanan Nasional
3. Politik Strategi Nasional
4. Politik dan Strategi Pertahanan dan Keamanan Nasional
5. Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta

Tujuan Pendidikan kewarganegaraan adalah untuk memupuk kesadaran


bela Negara dan membiasakan berfikir komprehentif integral di kalangan
mahasiswa dalam rangka ketahanan nasional.

Pada tahun 2000,mata kuliah kewiraan diubah menjadi mata kuliah


pendidikan kewarganegaraan. Hal tersebut berdasarkan pada Kep. Dirjen
Dikti No. 267/Dikti/kep/2000 tanggal 10 agustus,menentukan antara lain:

1) Mata kulian PKn serta PPBN merupakan salah satu komponen


yang tidak dapat dipisahkan dari MPK
2) MPK termasuk dalam susunan kurikulum inti PT di Indonesia

Mata kulian PKn adalah MK wajib untuk diikuti oleh setiap mahasiswa
pada PT untuk program Diploma/ Politeknik, dan program Sarjana.

20
Kep Mendiknas No.232/U/2000 tanggal 20 deember 2000 tentang
pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian belajar
mahasiswa menentukan antara lain:

1) Kurikulum inti program sarjana dan program diploma, terdiri atas:


a) Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
b) Kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK)
c) Kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
d) Kelompok Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MKB)
e) Kelompok Mata Kuliah Kehidupan Bermasyarakat (MKB)
2) MPK adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk
mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
terhadap tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, berkpribadian
mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
3) Kurikulum inti merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran
yang harus dicakup dalam suatu program studi yang dirumuskan
dalam kurikulum yang berlaku secara nasional.
4) MPK pada kurikulum inti yang wajib diberikan dalam kurikulum
setiap program studi/kelompok program studi terdiri dari bahasa
Indonesia, Pendidikan pancasila, pendidikan agama, dan
pendidikan kewarganegaraan.
5) MPK untuk PT besdasarkan UU No.200 Tahun 2003 tentang
system pendidikan nasional terdiri dari pendidikan
bahasa,pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan

Menurut surat keputusan Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000 tentang


penyempurnaan kurikulum inti mata kuliah pengembangan
kepribadian,mata kuliah pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan
pancasila merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan
dari kelompok mata kuliah pengembangan jepribadian (MKPKP) dalam
susunan kurikulum inti perguruan tinggi.

21
Pendidikan kewarganegaraan yang mengemban misi pendidikan
pendahuluan bela Negara dan pendidikan yang membahas hubungan
warga Negara dengan Negara sesuai dengan SK Dirjen Dikti No
267/Dikti/2000,berisi materi pokok atau subtansi kajian:

1. Pengantar pendidikan kewarganegaraan yang mencakup


a. Hak dan kewajiban warga Negara
b. Pendidikan pendahuluan warga Negara
c. Demokrasi Indonesia
d. Hak asasi manusia
2. Wawasan Negara
3. Ketahanan nasional
4. Politik strategi nasional

Tujuan khusus dari pendidikan kewarganegaraan di perguruan


tinggi edisi tahun 2000 adalah :

1. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai persoalan dasar


dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta
dapat menanganinya dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab
yang berlandaskan pancasila,wawasan nusantara dan ketahanan
nasional.
2. Agar mahasiswa memiliki sukap dan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai kejuangan,cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa
bangsa dan Negara.

Perkembangan berikutnya terjadi pada tahun 2002 berdasar surat


keputusan Dirjen Dikti No 38/Dikti/2002 tentang rambu-rambu
pelaksanaan mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi
khususnya untuk bahan kajian pendidikan kewarganegaraan. Adapun
subtansi kajian pendidikan kewarganegaraan tahun 2006 tersebut adalah
meliputi :

22
1. Filsafat Pancasila
2. Identitas Nasional
3. Hak dan Kewajiban Warga Negara
4. Negara dan konstitusi
5. Hak dan Konstitusi
6. Hak Asasi Manusia dan Rule of Law
7. Geopolitik Indonesia
8. Geostrategic Indonesia

Pada tahun 2012 keberadaan pendidikan kewarganegaraan di


perguruan tinggi semakin dipertegas dengan keluarnya Undang-Undang
No. 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi. Pasal 35 Ayat (3) undang-
undang tersebut menyatakan bahwa “Kurikulum Pendidikan tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah :

a. Agama
b. Pancasila
c. Kewarganegaraan
d. Bahasa Indonesia

Dengan adanya undang- undang tersebut maka pendidikan


kewarganegaraan menjadi mata kuliah wajib untuk semua mahasiswa baik
jenjang diploma dan sarjana di Indonesia. Yang dimaksud mata kuliah
kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup pancasila, undang-
undang dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, neagara kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika untuk membentuk
mahasiswa menjadi warga Negara yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air.

Pada tahun 2016 pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi


kembali mengalami perubahan terutama berkaitan dengan kajian pokok
atau materi pembelajaran. Materi pokok subsatensi kajian PKn PT tahun
2016 terdiri atas:

23
1. Hakikat PKn
2. Identitas nasional
3. Integrasi nasional
4. Konstitusi nasional
5. Kewajiban dan Hak
6. Demokrasi Indonesia
7. Wawasan nusantara
8. Penegakan Hukum
9. Ketahanan nasional

Berdasarkan di atas,Nampak bahwa isi pendidikan kewarganegaraan


selalu mengalami perubahan dan pembaharuan sejalan dengan
perkembangan ilmu, bahkan tuntutan kepentingan suatu komunitas politik,
dalam hal ini dikehidupan bernegara. Namun demikian perubahan dan
perkembangan tersebut diharapkan tetap dalam konteks hakekat dan
fungsi pendidikan kewarganegaraan di Indonesia yakni sebagai pendidikan
yang mengembangkan warga Negara agar memilikinsemangat kebangsaan
dan cinta tanah air, sebagaimana amanat Undang-Undang No. 2 Tahun
2003 tentang system pendidiksn nasional dan Undang-Undang No. 12
Tahhun 2012 tentang pendidikan tinggi.

24
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Setelah menelaah pemahaman dari Pendidikan Kewarganegaraan,


makadapat kami simpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
berorientasipada penanaman konsep Kenegaraan dan juga bersifat
implementatifdalam kehidupan sehari - hari. Adapun harapan yang ingin
dicapai setelahpengajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, maka akan
didapatkangenerasi cerdas yang menjaga keutuhan dan persatuan
bangsaPendidikan Kewarganegaraan senantiasa menghadapi
dinamikaperubahan dalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan
sertatantangan kehidupan berbangsa dan bernegara
PendidikanKewarganegaraan Indonesia untuk masa depan sangat di
tentukan olehpandangan bangsa Indonesia, eksistensi konstitusi negara,
dan tuntutandinamika perkembangan bangsa.

B. SARAN

Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu untuk


lebihmengefisienkan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraaan
ini.Pendidikan Kewarganegaraan dinilai masih kurang, dengan
pembelajaranyang hanya diadakan satu kali dalam seminggu. Sebaiknya
pembelajaranebih diefektifkan lagi. Masyarakat juga harus lebih
berpartisipasi dalampelaksanaan Pendidikan Kewarganegaraan, harus
dapat memahami dan mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari bukan
hanya menjadisebatas teori didalam kelas saja. Kita sebagai masyarakat
juga harusmendukung setiap upaya dari pemerintah dalam mengatasi
setiappermasalahan di negeri ini. Sehingga dapat tercipta Indonesia yang
lebihbaik kedepannya.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.kompasiana.com/war/56f14c1b4b7a61c1090
35ce0/pentingnya-pendidikan-kewarganegaraan-pkn-
untuk-anak-bangsa
2. BUKU SUMBER MATERI; PARADIGMA BARU PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
OLEH : Dr. WINARNO, S,Pd., M.Si.
3. https://www.silabus.web.id/hakikat-pendidikan-
kewarganegaraan/

26

Anda mungkin juga menyukai