Anda di halaman 1dari 15

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK

MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : M. Imam Zaenal Abidin, M.Pd, M.Pd
Oleh :
Muhammad Arnauli Aminullah (2250410105)
Rizqi Fitriana (2250410108)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI PERBANKAN SYARIAH
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kuliah pendidikan kewarganegaraan dengan judul “ Pendidikan
kewarganegaraan untuk membangun karakter bangsa”.

Kami juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak M.


Imam Zaenal Abidin, M.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhir kata, kami berharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.

Kudus, 1 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB 1...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan............................................................................3
B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan..................................................................................4
C. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan..............................................................................5
D. Jenis Pendidikan Kewarganegaraan......................................................................................5
E. Pentingnya Membangun Karakter Bangsa Dalam Pendidikan...........................................7
F. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan.....................................................................8
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17


Agustus 1945 dibangun di atas landasan falsafah Pancasila, dengan harapan tetap
kuat sepanjang zaman. Salah satu indikator penentu eksistensi suatu bangsa dan
negara adalah apakah penduduk bangsa tersebut memiliki karakter yang baik
(menurut falsafah dasar negara). Nilai-nilai karakter tersebut dibangun melalui
Pendidikan kewarganegaraan yang merupakan salah satu dari mata pelajaran wajib
pada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Membangun karakter masyarakat melalui pendidikan kewarganegaraan


sangat penting, Karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi
cerdas, Tetapi juga berakhlak mulia, sehingga kehadirannya di masyarakat Menjadi
bermakna. Oleh karena itu, melalui Pendidikan Kewarganegaraan peserta didik
maupun mahasiswa dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan beramal yang baik, etika
moral sedemikian rupa sehingga dipahami, dihayati dan diamalkan secara lestari
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Proses dari pendidikan Kewarganegaraan yaitu memberdayakan dan


membudayakan peserta didik dalam arti bahwa proses dan hasil pendidikan tersebut
harus mampu memfasilitasi peserta didik untuk melakukan proses belajar dan
memperluas wawasan belajar untuk membangun kemampuan belajar yang akan
berguna untuk kehidupan. Pendidikan kewarganegaraan merupakan proses pendidikan
untuk membangun keteladanan kemauan dan kemampuan mengembangkan kreatifitas
yang mencerminkan jati diri bangsa yang syarat dengan nilai-nilai sosial kultural ke-
indonesiaan. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) yang menempatkan
secara proporsional aspek pendidikan, seperti: pengajaran sejarah pembentukan
bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta tanah air, semangat bela negara dan budi
pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan kewarganegaraan?
2. Apa tujuan pendidikan kewarganegaraan?
3. Bagaimana landasan pendidikan kewarganegaraan?
4. Apa saja jenis pendidikan kewarganegaraan?
5. Apa pentingnya membangun karakter bangsa dalam pendidikan?
6. Bagaimana pengembangan pendidikan karakter bangsa?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan kewarganegaraan.
2. Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan kewarganegaraan.
3. Untuk memahami landasan pendidikan kewarganegaraan.
4. Untuk mengetahui jenis pendidikan kewarganegaraan.
5. Untuk mengetahui pentingnya membangun bangsa dalam pendidikan.
6. Untuk memahami pengembangan pendidikan karakter bangsa.

D. Manfaat
1. Para pembaca diharapkan dapat mengerti tentang pendidikan kewarganegaraan
untuk membangun pengembangan karakter bangsa.
2. Para pembaca diharapkan menambah wawasan tentang pendidikan
kewarganegaraan.
3. Dapat memotivasi seluruh generasi muda dan mahasiswa agar lebih mempelajari
tentang pendidikan kewarganegaraan.
4. Dapat mendidik bagaimana seharusnya perilaku karakter bangsa.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Cholisin Pendidikan Kewarganegaraan atau Civic Education adalah


program pendidikan dengan lingkungan interdisipliner berdasarkan teori dari jurusan
ilmu sosial, yaitu interdisipliner dan multidimensi, dan dari jurusan ini, berlandaskan
disiplin ilmu politik yang terstruktur. Menurut National Council for Social Research
(NCSS), kewarganegaraan adalah proses yang mencakup semua pengaruh positif dan
berupaya membentuk pandangan warga tentang peran mereka dalam masyarakat.
Sebagai program pendidikan, tujuan utama kewarganegaraan adalah untuk menghasilkan
warga negara yang lebih baik berdasarkan kondisi, norma dan norma (sebagaimana diatur
dalam pembukaan UUD 1945).
Dalam konteks yang sama, Nu'man Soemantri menjelaskan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan merupakan program pendidikan, berintikan demokrasi politik, yang
dikembangkan sambil mengembangkan sumber informasi lainnya dan berdampak besar
terhadap pengajaran. , masyarakat dan orang tua. Agar berdampak positif, ke semua ini
dilatih untuk mengembangkan pemikiran kritis siswa. Kinerja analitis operasi demokrasi
dan persiapan untuk kehidupan demokrasi menurut Pancasila dan UUD 1945.
Susunan atau pendidikan kewarganegaraan universal dibangun di atas paradigma
berikut: Pertama, kurikulum pendidikan kewarganegaraan dibuat sebagai mata pelajaran
dengan tujuan mengembangkan kekuatan diri dan menjadi warga negara yang
berakhlak mulia, cerdas, berpartisipasi dan obligasi. Kedua, kewarganegaraan diteorikan
sebagai mata pelajaran yang meliputi aspek kognitif, emosional, dan psikomotorik,
perpaduan antara cita-cita, nilai, konsep, dan moralitas Pancasila, kewarganegaraan
demokratis, dan hakikat negara atau saling menembus dan membingungkan pertahanan.
Ketiga, Warga secara praktis dirancang sebagai mata pelajaran, menekankan bahwa
konten mengandung nilai dan pengalaman belajar berupa perilaku berbeda yang harus
tercermin dalam kehidupan sehari-hari, yaitu kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pemikiran Pancasila, nilai-nilai, konsep dan moral, demokrasi
kewarganegaraan dan perlindungan kehidupan sosial nasional.1
1
Muhamad Fikri Zulfikar dan Dinie Anggraeni Dewi, Pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Membangun Karakter Bangsa, April 2021,
https://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/PEKAN/article/download/1171/918,hlm.107.

3
B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan nilai dan


moral setiap warga negara Pancasila, nilai dan standar Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan komitmen terhadap persatuan dalam keberagaman
dan kebhinnekaan. Oleh karena itu, secara sadar dan sistematis mengikuti perkembangan
dan psikologi serta latar belakang kehidupan, mendorong peserta didik untuk
mempelajari kehidupan demokrasi secara utuh, yaitu. belajar demokrasi, belajar iklim dan
melestarikan demokrasi melalui pembelajaran dan kurikulum pusat yang dikutip oleh
Sunarson dkk (2008:11), tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah memberikan
kemampuan sebagai berikut :
a. Pikirkan secara kritis, rasional dan kreatif tentang masalah kewarganegaraan.
b. Berkualitas tinggi, berpartisipasi secara bertanggung jawab, dan bertindak bijak dalam
kegiatan ke-masyarakatan, nasional, dan ke-negaraan.
c. Berkembang secara positif dan demokratis, membentuk diri dengan karakter bangsa
Indonesia, dan memungkinkan mereka untuk hidup bersama negara lain.
d. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk berinteraksi langsung atau
tidak langsung dengan negara lain di dunia.
Secara holistik pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar setiap warga negara
muda (young citizens) memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam konteks nilai
dan moral Pancasila, nilai dan norma Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, nilai dan komitmen Bhineka Tunggal Ika, dan komitmen bernegara kesatuan
Republik Indonesia. Oleh karena itu secara sadar dan terencana peserta didik sesuai
dengan perkembangan dan psikologis dan konteks kehidupannya secara sistem difasilitasi
untuk belajar berkehidupan demokrasi secara utuh, yakni belajar tentang demokarsi
(learning about democracy), belajar dalam iklim dan melalui proses demokrasi (learning
through democracy) dan belajar untuk membangun demokarsi (learning for democracy).

C. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

UUD 1945 sebagai landasan Konstitusional pada bagian Pembukaan alinea


keempat memberikan dasar pemikiran tentang tujuan negara. Salah satu tujuan negara
tersebut dapat dikemukakan dari pernyataan ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’.

4
Apabila dikaji maka tiga kata ini mengandung makna yang cukup dalam. Mencerdaskan
kehidupan bangsa mengandung pesan pentingnya pendidikan bagi seluruh anak bangsa.
Dalam kehidupan berkewarganegaraan, pernyataan ini memberikan pesan kepada
penyelenggara negara dan segenap rakyat agar memiliki kemampuan dalam berpikir,
bersikap, dan berperilaku serta cerdas baik dalam proses pemecahan masalah maupun
dalam pengambilan keputusan kenegaraan kebangsaan, dan kemasyarakatan.
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas sebagai landasan operasional dan
Pesan yang terkait dengan pendidikan kewarganegaraan. Pada Pasal 3 ayat (2) tentang
fungsi dan tujuan negara dikemukakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
yang menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Selanjutnya pada pasal 37 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat: “.....b. pendidikan kewarganegaraan;....” dan pada Ayat (2)
dikemukakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:... “b.
Pendidikan kewarganegaraan....”. sedangkan pada bagian penjelasan Pasal 37
dikemukakan bahwa pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.2

D. Jenis Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan dapat dibagi atas dua golongan besar yaitu


pendidikan kewarganegaraan untuk sekolah (Civic Education for School) dan Pendidikan
kewarganegaraan untuk masyarakat (Civic Education for Society). Kedua golongan
pendidikan kewarganegaraan ini mempunyai tujuan yang sama yaitu mendidik
warganegara yang baik yaitu berpengetahuan, cerdas dan terampil dalam kehidupannya
sebagai warga Negara. Berikut ini akan dijelaskan tentang kedua golongan pendidikan
kewarganegaraan dimaksud.
1. Pendidikan kewarganegaraan untuk sekolah (Civic Education for School)
Pendidikan kewarganegaraan (Pkn) adalah pendidikan untuk sekolah
2
Muhammad Akbal, Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pembangunan Bangsa, (Makasar, 29 Oktober
2016), https://media.neliti.com/media/publications/242909-pendidikan-kewarganegaraan-dan-pendidika-
909418c6.pdf , hlm.487-488.

5
kewarganegaraan wajib sekolah, baik negeri maupun swasta
dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai Perguruan Tinggi (PT).
Hal ini sesuai dengan pengesahan UU Pendidikan
hukum nasional (UU No. 20/2003), menekankan bahwa kurikulum sekolah harus
meliputi pendidikan agama, bahasa Indonesia dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Oleh karena itu pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan bersama-sama
perangkat melakukannya petunjuk penulisan kurikulum tingkat satu pembentukan
permen No. 22/2006, 23/2006 dan 24/2006 tentang standar isi, standar kelayakan
dan pedoman untuk lulusan implementasi kurikulum di tingkat unit pendidikan.
Jadi pendidikan kewarganegaraan sekolah telah menjadi berjalan, meskipun masih
terdapat kekurangan- kekurangan implementasi. 
2. Pendidikan kewarganegaraan untuk masyarakat (Civic Education for Society)
Pendidikan kewarganegaraan masyarakat bertujuan untuk memungkinkan
semua elemen individu anggota masyarakat dapat mengetahui, mengerti,
memahami dan
melaksanakan tata krama, ketertiban, dan tindakan menurut standar hukum
berlaku di masyarakat. Tidak cerdas ketika masyarakat mereka tidak tahu dan
untuk memahami aspek-aspek yang diperlukan dirasakan dalam kehidupan
masyarakat. Seperti membuang sampah di sungai, memahami peraturan lalu
lintas, hati-hati di jalan raya, membiasakan antri adalah contohnya perilaku terpuji
yang membutuhkan pelatihan masyarakat bagi orang-orang untuk hidup teratur
dan perdamaian.
Sejak lahirnya era reformasi, pendidikan kewarganegaraan untuk
masyarakat (civic education for society) tidak ada satu instansi pun yang
memperhatikan bagaimana mendidik warganegara agar menjadi warganegara
yang baik. Warganegara yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil, anggota
ABRI/POLRI, pegawai BUMN/Swasta, anggota DPR/DPRD, pejabat sipil militer
dan lainnya, harus senantiasa dididik menjadi warganegara yang agar bisa hidup
dilingkungannya secara baik. Hal ini tidak ada jaminan seorang pejabat public
atau pegawai negeri sipil menjadi warganegara yang baik dilingkungan tempat
tinggalnya. Apalagi saudara-saudara kita yang berprofesi sebagai sopir angkot,
sebagai sopir bis kota, nelayan, pedagang, pedagang kaki lima, pedagang asongan,
tukang becak, tukang ojek, petani yang dalam kehidupan sehari-hari tidak lagi
diinisiasikan bagaimana menjadi warganegara yang baik. Maka mereka harus

6
selalu dididik bagaimana hidup secara baik dalam kehidupan bersama dalam
masyarakat, berbangsa dan bernegara.3

E. Pentingnya Membangun Karakter Bangsa Dalam Pendidikan

Dalam kebijakan nasional ditegaskan, antara lain bahwa pembangunan


karakter merupakan kebutuhan asasi dalam proses berbangsa dan bernegara. Sejak
awal kemerdekaan, bangsa Indonesia sudah bertekad untuk menjadikan
pembangunan karakter bangsa sebagai bahan penting dan tidak dipisahkan dari
pembangunan nasional.
“Pendidikan mempunyai 2 tujuan utama yaitu membuat manusia menjadi pribadi
yang cerdas dan menjadi pribadi yang bermoral”. Pendidikan karakter bertujuan
untuk membentuk manusia Indonesia yang bermoral, membentuk manusia Indonesia
yang cerdas dan rasional, membentuk manusia yang inovatif dan suka bekerja
keras, optimis dan percaya, serta berjiwa patriot. Dengan demikian pendidikan yang
sangat dibutuhkan saat ini adalah pendidikan yang dapat mengintegrasikan
pendidikan karakter dengan pendidikan yang dapat mengoptimalkan perkembangan
seluruh dimensi anak baik dari ranah kognitif, fisik, sosial-emosi, kreativitas dan
spiritual harus seimbang.
Pendidikan dengan model pendidikan seperti ini berorientasi pada
pembentukan anak sebagai manusia yang utuh, padahal pendidikan yang di tuntut saat
ini adalah pembelajaran yang berpusat pada aktivitas peserta didik dalam suasana yang
lebih demokratis, adil, manusiawi, menyenangkan, membangkitkan minat belajar,
merangsang timbulnya inspirasi, imajinasi, kreasi, inovatif dan semangat hidup.
Dengan demikian secara tidak langsung pendidik yang hanya mengedepankan aspek
kognitif saja sudah membunuh karakter anak. Dengan pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik akan menjadikan kualitas peserta didik menjadi
unggul tidak hanya dalam aspek kognitif, namun juga dalam karakternya. Anak
yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi persoalan dan tantangan dalam
hidupnya.

3
Azwar Ananda, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Karakter Bangsa,
https://media.neliti.com/media/publications/242909-pendidikan-kewarganegaraan-dan-pendidika-
909418c6.pdf, hlm.261.

7
Dengan demikian, maka perlu upaya penerapan pendidikan dengan berbagai
metode yang dilakukan oleh pendidik untuk mengembangkan karakter. Beberapa
contohnya adalah sebagai berikut:
1. Mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa sehingga menjadi
manusia yang seutuhnya yaitu cerdas secara fisik, intelektual, emosional
maupun spiritual, melalui proses pembelajaran yang telah dirancangkan dan
menggunakan metode pembelajaran yang modern sehingga siswa berkembang
secara optimal.
2. Mengembangkan karakter contohnya; hormat, integritas, baik hati, warga,
inisiatif.
3. Mengembangkan rasa percaya diri pada siswa. Percaya diri merupakan dasar
dari motivasi unsur-unsur kecerdasan emosional yang lain (kesadaran diri,
pengelolaan emosi, empati, dan hubungan sosial, percaya diri mendorong
seseorang untuk berani bertindak dan berani berkarya. Mengembangkan rasa
senang sekolah atau belajar memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar dan
berkarya secara otomatis mempengaruhi prestasi belajar. 4

F. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam rencana induk pengembangan pendidikan karakter bangsa (Depdiknas:


2010) mengemukakan ada 18 (delapan belas) nilai karakter bangsa yang harus
dikembangkan secara sungguh-sungguh. Kedelapan belas karakter bangsa dimaksud
adalah:
1. Religius: Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan selalu hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur: Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang
yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.
3. Toleransi: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.

4
Normawati, Pentingnya Pembentukan Karakter Dalam Rangka Pendidikan Menuju Perbaikan, (Palu, 2 Juli
2018), https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/299/1342, hlm.42-43.

8
5. Kerja Keras: Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
6. Kreatif: Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri: Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis: Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan: Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air: Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan rasa
kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi: Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif: Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai: Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca: Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial: Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.

9
18. Tanggung-Jawab: Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya di lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan Budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.5

5
Azwar Ananda, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Karakter Bangsa,
https://media.neliti.com/media/publications/242909-pendidikan-kewarganegaraan-dan-pendidika-909418c6.pdf,
hlm. 266-267.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran yang sesuai dalam pembentukan karakter bangsa yaitu pembelajaran


yang dapat dilaksanakan dengan peserta didik yang ikut berpartisipasi aktif, sehingga
peserta didik dapat memahami dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
karakter yang dimilikinya. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pembelajaran yang
mendasari bagi warga negaranya untuk memiliki karakter bangsa yang baik dan berbudi
luhur. Namun begitu, untuk dapat membentuk karakter bangsa yang baik tersebut bukan
hanya tanggung jawab lembaga pendidikan semata, tetapi orang tua, keluarga dan
lingkungan sekitar pun memiliki peran penting dalam pembangunan karakter. Untuk itu,
lembaga pendidikan, orang tua dan juga lingkungan sekitar harus bekerja sama dalam
pembentukan karakter bangsa. Jika salah satunya tidak dapat mendukung pembentukan
karakter, maka jangan menyalahkan kepada salah satu pihak saja apabila pembentukan
karakter yang dibangun justru tidak membuahkan hasil yang maksimal, karena
pembentukan karakter bangsa tidak hanya tanggung jawab salah satu pihak saja.

B. Saran

Pendidikan karakter perlu dipersiapkan dalam pembelajaran mulai dari tahap


perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Pada tahap perencanaan harus
disiapkan materi, metode, media, sumber belajar, tahapan kegiatan pembelajaran dan
evaluasi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan karakter. Komponen - komponen
pembelajaran secara tidak langsung dapat membantu pengembangan tipe karakter yang
ditentukan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Zulfikar Muhammad Fikri dan Dewi Dinie Anggraeni, Pentingnya Pendidikan


Kewarganegaraan untuk Membangun Karakter Bangsa, April 2021,
https://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/PEKAN/article/download/1171/918
Akbal Muhammad, Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Pembangunan Bangsa, (Makasar,
29 Oktober 2016), https://media.neliti.com/media/publications/242909-pendidikan-
kewarganegaraan-dan-pendidika-909418c6.pdf
Ananda Azwar, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Karakter Bangsa,
https://media.neliti.com/media/publications/242909-pendidikan-kewarganegaraan-
dan-pendidika-909418c6.pdf
Normawati, Pentingnya Pembentukan Karakter Dalam Rangka Pendidikan Menuju
Perbaikan, (Palu, 2 Juli 2018),
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/IQRA/article/view/299/1342

12

Anda mungkin juga menyukai