Anda di halaman 1dari 28

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DOSEN PENGAMPU : Drs. Sunaryo H.I.,M.pd.


NO NPM NAMA KETERANGAN NILAI
1. 201815500024 Wahyu Saputra
2. 201815500051 Gary Sadewo
3. 201515500091 Siti Masropah
4. 201515500119 Siti Nur Izza
5. 201815500014 Meilina Fardani
6. 201815500023 Hafidatul Ulum

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JAKARTA NOVEMBER 2018


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terimakasih kepada
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan dapat memberikan wawasan
lebih luas, khususnya bagi mahasiswa sekalian.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
terwujudnya sebuah makalah yang baik dan benar.

Jakarta, 20 November 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perjalanan panjang sejarah bangsah indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama
penjajahan, kemudian di lanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan kemerdekaan
sampai hingga era pengisian kemerdekaan yang menimbulkan kondisi dan tutunan yang
berbeda sesuai dengan jamannya. Semangat perjuang bangsa yang telah ditujukan pada
kemerdekaan 17 Agustus 1945 tersebut ditunjukan dengan keimanan serta ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan keikhlasan untuk berkoban. Landasan perjuangan tersebut
merupakan nilai-nilai perjuangan Bangsa Indonesia. Nilai-nilai perjuangan itu kini telah
mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Semangat perjuangan bangsa telah mengalami penurunan pada titik yang kritis.
Hal ini disebabkan antara lain oleh pengaruh globalisasi. Globalisasi ditandai oleh kuatnya
pengaruh lembaga.
Lembaga kemasyarakatan internasional, negara-negara maju yang ikut mengatur percaturan
politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan global. Disamping itu, isu
global yang meliputi demokratisasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup turut pula
mempengaruhi keadaan nasional. Dan juga ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya dibidang informasi, komunikasi, dan transportasi.
Hingga membuat dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi sebuah kampung tanpa
mengenal batas negara. Semangat perjuangan bangsa ynag merupakan kekuatan mental
spiritual telah melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam masa perjuangan fisik. Sedangkan
dalam era globalisasi dan masa yang akan datang kita memerlukan perjuangan non fisik
sesuai dengan bidang profesi masing-masing.

B. Rumusan Masalah

1. Apa latar pendidikan Kewarganegaraan dan Kompetensi yang Diharapkan ?

1.1 Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan

1.2 Kompetensi yang diharapkan dari Pendidikan Kewarganegaraan

2. Apa pemahaman tentang Bangsa, Negara, Hak dan Kewajiban Warga Negara,
Hubungan Warga Negara dengan Negara atas dasar Demokrasi, Hak Asasi Manusia
(HAM) dan Bela Negara ?
2.1
C. Tujuan Pembahasan

1. Memahami tentang latar pendidikan Kewarganegaraan dan Kompetensi yang


Diharapkan

2. Mengetahui isi pemahaman tentang Bangsa, Negara, Hak dan Kewajiban Warga
Negara, Hubungan Warga Negara dengan Negara atas dasar Demokrasi, Hak Asasi
Manusia (HAM) dan Bela Negara
A. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan dan Kompetensi yang
Diharapkan

1. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan

Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejark era sebelum
dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan
mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan
menimbulkan kondisi dan tuntutan yang berbeda sesuai dengan zamannya.
Kondisi dan tuntutan yang berbeda tersebut ditanggapi oleh bangsa Indonesia
berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan
berkembang kesamaan nilai-nilai ini dilandasi oleh jiwa, tekad, dan semangat
kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh menjadi kekuatan yang mampu mendorong
proses terwujudnya Negara Kesatuan Repunlik Indonesia dalam wadah Nusantara.
Semangat perjuangan bangsa yang tak kenal menyerah telah terbukt pada perang
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Semangat perjuangan bangsa tersebut dilandasi
oleh keimanan serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan keikhlasan
untuk berkorban. Landasan perjuangan tersebut merupakan nilai-nilai perjuangan
bangsa Indonesia.

2. Kompetensi yang Diharapkan dari Pendidikan Kewarganegaraan

a. Hakikat Pendidikan
Masyarakat dan pemerintahan suatu negara berupaya untuk menjamin
kelangsungnan hidup serta kehidupan generasi penerusnya secara berguna (
berkaitan dengan kemampuan spiritual) dan bermakna (berkaitan dengan
kemampuan kognitif dan psikomotorik). Generasi penerus tersebut diharapkan
akan mampu mengantisipasi hari depan mereka yang senantiasa berubah dan
selalu terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, negara, dan hubungan
internasional.
Oleh karena itu, pendidkan Kewarganegaraan dimaksudkan agar kita
memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola
pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air
berdasarkan pancasila. Semua itu diperlukan demi tetap utuh dan tegaknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Kemampuan Warga Negara
Untuk hidup berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi
perkembangan, perubahan masa depannya, suatu negara sangat memerlukan
pembekalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang berlandaskan
nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai keagamaan, dan nilai-nilai perjuangan bangsa.
Nilai-nilai dasar negara tersebut akan menjadi panduan dan mewarnai
keyakinan warga negara, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara di Indonesia.
Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan
wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku ynag cinta tanah air
dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasann nusantara, serta Ketahana
Nasional dalam diri para mahasiswa calon sarjana/ilmuwan warga negara
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sedang mengkaji dan akan
menguasai iptek dan seni.

c. Menumbuhkan Wawasan Warga Negara


Setiap warga negara Republik Indonesia harus menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang merupakan misi atau tanggung jawab pendidikan
Kewarganegaraan untuk menumbuhkan wawasan warga negara dalam hal
persahabatan, pengertian antarbangsa, perdamaian dunia, kesadaran bela
negara, dan sikap serta perilaku yang bersendikan nilai-nilai budaya bangsa,
wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Pendidikan Kewarganegaraan
ini dilaksanakan oleh Depdiknas di bawah kewenangan Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi (Ditjendikti). Hak dan kewajiban warga negara, terutama
kesadaran bela negara, akan mewujudkan dalam sikap dan perilakunya bila ia
dapat merasakan bahwa konsepsi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia
sungguh-sungguh merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan
kehidupannya sehari-hari.

d. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan


Rakyat Indonesia, melalui majelis perwakilannya (MPR), menyatakan
bahwa: Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia
diarahkan untuk “ meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa,
mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas mandiri, sehinga mampu
membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi
kebutuhan pembangunan Nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa”.
Jiwa patriotik, rasa cinta tanah air, semangat kebangsaan, kesetiakawanan
sosial, kesadaran pada sejarah bangsa, dan sikap menghargai jasa para
pahlawan di kalangan mahasiswa hendak dipupuk melalui Pendidikan
Kewarganegaraan. Kehidupan kampus pendidikan tinggi dikembangkan
sebagai lingkungan ilmiah yang dinamis, berwawasan budaya bangsa,
bermoral keagamaan, dan berkepribadian Indonesia.
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum dan isi pendidikan yang memuat Pendidikaan
Pancasila, Pendidikan Agama dan pendidkan Kewarganegaraan terus di
tingkatkan dan dikembangkan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.
itu berarti bahwa materi instruksional Pendidikan Kewarganegaraan di
perguruan tinggi harus terus-menerus ditingkatkan, metodologi pengajarannya
dikembangkan kecocokannya, dan efektivitas manajemen pembelajaraannya,
termasuk kualitas dan prospek karier pengajarnya, dibenahi.

e. Kompetensi yang Diharapkan


Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional
menjelaskan bahwa “ Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk
membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar
berkenaan dengan hubungan antara warga negara dan negara serta Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat
diandalkan oleh Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap
mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini
disertai dengan perilaku yang:
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghayati
nilai-nilai falsafah bangsa.
2) Berbudi pekerti luhur, disiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3) Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara.
4) Bersifat profesional, yang dijiwai oleh kesadaran Bela Negara.
5) Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni untuk
kepentingan kemanusiaan, bangsa, dan negara.

B. Pemahaman tentang Bangsa, Negara, Hak dan Kewajiban Warga Negara,


Hubungan Warga Negara dengan Negara atas dasar Demokrasi, Hak
Asasi Manusia (HAM), dan Bela Negara

1. Pengertian dan Pemahaman tentang Bangsa dan Negara

a. Pengertian Bangsa
Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan adat,
bahasa dan sejarah serta berpemerintahan sendiri. Bangsa adalah kumpulan
manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan wilaya tertentu di
muka bumi ( Kamus besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Depdikbud, halaman
98). Dengan demikian, bangsa Indonesia adalah sekelompok manusia yang
mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa
serta berproses dalam satu wilayah :Nusantara/Indonesia.

b. Pengertian dan pemahaman Negara

1. Pengertian Negara
- Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui
adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta kesalamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.
- Negara adalah satu perserikatan yang melaksanakan satu pemerintahan
melalui hukum yang mengkat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa
untuk ketertiban sosial. Masyarakat ini berada dalam satu wilayah tertentu
yang membedakan dari kondisi masyarakat lain diluarnya.

2. Teori Terbentuknya Negara


a) Teori Hukum Alam, pemikiran pada masa Plato dan Aristoteles Kondisi
Alam  Tumbuhnya Manusia  Berkembangnya Negara.
b) Teori Ketuhanan, ( Islam + Kristen )  segala sesuatu adalah ciptaan
tuhan.
c) Teori Perjanjian ( Thomas Hobbes ) Manusia menghadapi kondisi alam
dan timbullah kekerasan. Manusia akan musnah bila ia tidak mengubah
cara-caranya. Manusia pun bersatu untuk mengatasi tantangan dan
menggunakan persatuan dalam gerak tunggal untuk kebutuhan bersama.

3. Proses Terbentuknya Negara di Zaman Modern


Proses tersebut dapat berupa peaklukan, peleburan (fusi) pemisahan diri, dan
pendudukan atas negara atau wilayah yang belum ada pemerintahn
sebelumnya.

4. Unsur Negara
a) Bersifat Konstitutif, ini berarti bahwa dalam negara tersebut terdapat
wilayah yang meliputi udar, darat, dan perairan ( dalam hal ini unsur
perairan tidak mulak ), rakyat atau masyarakat, dan pemerintahan yang
berdaulat.
b) Bersifat Deklaratif, Sifat ini ditunjukan oleh adanya tujuan negara,
undang-undang dasar, pengakuan dari negar lain baik secara “ de jure “
maupun “ de facto “, dan masuknya negara dalam perhimpunan bangsa-
bangsa, misalnya PBB.
5. Bentuk Negara
Sebuah negara dapat berbentuk negara kesatuan ( unitary state ) dan negara
serikat ( federation ).

2. Negara dan Warga Negara dalam Sistem Kenegaraan di Indonesia

Kedudukan Negara Kesatuan Republk Indonesia. Negara ayang pada dasarnnya


mensyaratkan adanya wilayah, pemerintahan, penduduk sebagai warga negara, dan
pengakuan dari negara-negara lain sudah dipenuhi oleh Negara Kesatuan Republik
Indonesia. NKRI adalah negara berdaulat yang dapat penagkuan dari dunia
internasioal dan menjadi anggota PBB. NKRI mempunyai kedudukan dan kewajiban
yang sama dengan negara-negara lain di dunia, yaitu ikut serta memelihara dan
menjaga perdamaian dunia karena kehidupan di NKRI tidak dapat terlepas dari
pengaruh kehidupan dunia internasional ( global ). Dan NKRI didirikan berdasarkan
UUD 1945.

3. Proses Bangsa yang Menegara

Proses bangsa yang menegara memberikan gambaran tentang bagaimana


terbentuknya bangsa, di mana sekelompok manusia yang berada di dalamnya merasa
sebagai bagian dari bangsa. Negara merupakan organisasi yang mewadahi bangsa.
Bangsa tersebut merasakan pentingnya keberadaan negara, sehingga tumbuhlah
kesadaran untuk mempertahankan tetap tegak dan utuhnya negara melalui upaya bela
negara.
Bangsa Indonesia beranggapan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sudah
ada sejak kemerdekaannya diproklamasikan. Bahkan apabila kita kaji rumusan Alinea
kedua Pembukaan UUD 1945, bangsa Indonesia beranggapan bahwa terjadinya
negara merupakan suatu proses atau rangkaian tahap-tahap yang berkesinambungan.
Secara ringkas, proses tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia.
b. Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan.
c. Keadaan bernegara yang nilai-nilai dasarnya ialah merdeka,bersatu, berdaulat,
adil, dan makmur.

4. Pemahaman Hak dan Kewajiban Warga Negara


Dalam UUD 1945 Bab X, pasal tentang Warga negara telah diamanatkan pad pasal
26,27,28,30, sebagai berikut :
A. Pasal 26, Ayat (1) yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-Undang
sebagai warga negara. Pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan
ditetapkan dengan undang-undang.
B. Pasal 27, ayat (1) Segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya didalam
huku dan pemrintahan wajib menjunjung hukum dan pemrintahan itu dengan tidak
ada kecualinya. Pada ayat (2), Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
C. Pasal 28, Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikran dengan
lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
D. Pasal 30, ayat (1) Hak dan Kewajiban Warga Negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan
undang-undang.

5. Hubungan Warga Negara dan Negara


a. Siapakah Warga Negara ?
Pasal 26 ayat (1) mengatur siapa saja yang temasuk warga negara Republik
Indonesia. Dan pada pasal 26 ayat (2) adalah syarat-syarat menjadi warga negara
b. Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan
Pasal 27 ayat (1) menyatakan kesamaan kedudukan warga negara di dalam hukum
dan pemerintahan dan kewajiban warga nergara dalam menjunjung hukum dan
pemerintahan tanpa pengecualian.
c. Hak Atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak Bagi Kemanusiaan
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga near berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
d. Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul
Pasal 28 UUD 1945 menetapkan hak dan warga negara dan penduduk untuk
berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tertulis, dan
sebagainya.
e. Kemerdekaan Memeluk Agama
Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 menyatakan “ Negara berdasar atas ketuhanan Yang
Maha Esa”. Selanjutnya pada ayat (2) yang menyatakan : “ negara menjamin
kemerdakaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing.”
f. Hak dan Kewajiban Pembelaan Negara
Pasal 30 ayat (1) UUD 1945 menyatakan hak dan kewajiban setiap warga negara
untuk ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Ayat (2) menyatakan bahwa
penganturannya lebih lanjut dilakukan dengan undang-undang. Undang-undang
yang dimaksud adalah undang-undang Nomor 20 Tahun 1982.
g. Hak mendapat Pengajaran
Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 menetapkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak
mendapat pengajaran. Untuk itu , UUD 1945 mewajibkan pemerintah
megusahakan dan menyelengarakan satu sistem pengajran nasional yang diatur
dengan undang-undang pasal 31 ayat (2).
h. Kebudayaan Nasional Indonesia
Pasal 32 menetapkan bahwa pemerintah hendaknya memajukan kebudayaan
nasional Indonesia.
i. Kesejahteraan Sosial
Pasal 33 dan 34 UUD 1945 mengatur kesejahteraan sosial.pasal 33 yang terdiri
atas tiga ayat menyatakan :
1. Perekonomia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan kekeluargaan.
2. Cabang- cabamg produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalam dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

6. Pemahaman tentang Demokrasi


a. Konsep Demokrasi
Definisi demokrasi adalah sebuah bentuk kekuasaan (kratein) dari/oleh/untk
rakyat (demos). Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik
dan pemerintahan, sedangkan rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan
sebagai warga negara. Kenyataannya baik dari segi konsep mauoun praktek,
demos menyiratkan definisi diskriminatif. Demos bukanlah rakyat keseluruhan,
tetapi hanya populus tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau
kesepakatan formal mengontrol akses ke sumber-sumber kekuasaan dan bisa
mengklaim kepemilikan atas hak-hak prerogratif dalam proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan urusan publik atau pemerntahan.

b. Bentuk Demokrasi dalam pengertian sistem pemerintahan Negara


1. Bentuk demokrasi
Setiap negara mempunyai ciri khas dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat
atau demokrasinya. Ada berbagai bentuk demokrasi dalam sistem
pemerintahan negara, antara lain:
a) Pemerintahan monarki : mutlak (absolut),monarki konstitusional, dan
monarki parlementer.
b) Pemerintahan Republik: berasal dari bahasa latin Res yang berarti
pemerintah dan publica yang berarti ralkyat.dengan demikian
pemerintahan Republik dapat diartikan sebagai pemerintahan yang
dijalankan oleh dan untuk kepentingan orak banyak (rakyat).

2. Kekuasaan dalam Pemerintahan


Kekuasaaan pemerntahaan dalam negara dipisahkan menjadi tiga cabang
yaitu:
1. Kekuasaan legislatif (kekuasaan untuk membuat undang-undang yang
dijalankan oleh parlemen).
2. Kekuasaan eksekutif (kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang
yang dijalankan oleh pemerintahan).
3. Kekuasaan federatif (kekuasaan yang menyatakan perang dan damai,dan
yang berkaitan dengan pihak luar negri).
4. Kekuasaan yudikatif (mengadili) merupakan bagian dari kekuasaan
eksekutif. (teori Trias Politica oleh Jhon Locke).
3. Pemahaman Demokrasi di Indonesia
a) Dalam sistem Kepartaian dikenal adanya tiga sistem kepartaian, yaitu
sistem multi partai (polyparty system), sistem dua partai (biparty system)
dan sistem satu partai (monoparty system).
b) Sistem pengisian jabatan pemegang kekuasaan negara.
c) Hubungan antar pemegang kekuasaan negara , terutama antara eksekutif
dan legislatif.
Mengenai model sistem-sistem pemerintahan negara, ada empat macam
sistem-sistem pemerintahan negara, yaitu:
a. Sistem pemerintahan diktator (diktator borjuis dan proletar)
b. Sistem pemerintahan parlementer
c. Sistem pemerintahan presidentil dan
d. Sistem pemerintahan campuran.

4. Prinsip Dasar Pemerintahan Republik Indonesia


Pancasila sebagai landasan idiil bagi bangsa Indonesia memiliki arti bahwa
Pancasila merupakan pandangan hidup dan jiwa bangsa, kepribadian bangsa,
tujuan dan cita-cita bangsa hukum bangsa dan negara, serta cita-cita moral
bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara mempunyai kedudukan
yang pasti dalam penyelenggaraan pemerintahan negara Indoensia.

5. Beberapa Rumusan Pancasila


Rumusan Mr. Muhammad Yamin yang disampaikannya dalam pidato pada
sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945 adalah
a. Rumusan dasar Negara yang diajukan oleh Muhammad Yamin yang
diajukan secara lisan pada tanggal 29 Mei 1945.

1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat

b. Rumusan dasar Negara yang diajukan oleh Mr. Soepomo tanggal 31 Mei
1945.

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

c. Rumusan dasar Negara yang diajukan oleh Muh. Yamin yang diajukan
secara tertulis !

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

d. . Rumusan dasar Negara yang diajukan oleh Ir. Soekarno, Tgl. 1 Juni
1945!

1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan

e. Rumusan Versi Piagam Djakarta (Jakarta Charter), 22-6-1945

1. Ketoehanan, dengan kewadjiban mendjalankan sjari’at Islam bagi


pemeloek2-nja*
2. Kemanoesiaan jang adil dan beradab
3. Persatoean Indonesia
4. Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat, kebidjaksanaan dalam
permoesjarawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia.

f. Rumusan Pancasila yang Sah:


Rumusan Pancasila yang sah dan sistematika yang benar terdapat dalam
Pembukaan UUD 1945 yang telah disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus
1945. Berkaitan dengan hal tersebut, Presiden Republik Indonesia telah
mengeluarkan Instruksi No. 12/1968 pada 13 April 1968. Dalam Instruksi
tersebut ditegaskan bahwa tata urutan (sistematika) dan rumusan.
Pancasila sebagai berikut.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

g. Panitia Sembilan dalam Piagam Djakarta:

1. Ir. Soekarno
2. Mohammad Hatta
3. Sir A.A. Maramis
4. Abikoesno Tjokrosoejoso
5. Abdul Kahar Muzakir
6. H. Agus Salim
7. Sir Achmad Subardjo
8. Wahid Hasyim
9. Sir Muhammad Yamin.

Sebelumnya, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat


untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung
usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang
pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul
secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun
anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan (8) orang, yaitu:

1. Ir. Soekarno,
2. Ki Bagus Hadikusumo,
3. K.H. Wachid Hasjim,
4. Mr. Muh. Yamin,
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo,
6. Mr. A.A. Maramis,
7. R. Otto Iskandar Dinata,
8. Drs. Muh. Hatta

Hasil Sidang BPUPKI I dan II


BPUPKI didirikan pada tanggal 1 Maret 1945. Ketuanya adalah dr.K.R.T.
Radjiman Wedyodiningrat dan wakilnya adalah R.P. Suroso.

Hasil Sidang Pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945
Menghasilkan Rumusan PANCASILA oleh:

1. Muh.Yamin (29 Mei 1945), seperti pada rumusan di atas point A


2. Prof.Dr.Supomo (31 Mei 1945), seperti pada rumusan di atas point B
3. Ir.soekarno (1 Juni 1945), seperti pada rumusan di atas point D
Hasil Sidang BPUPKI Kedua Pada Tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945

1. Pernyataan Indonesia merdeka


2. Pembukaan Undang-Undang Dasar
3. Undang-Undang Dasar itu sendiri dan Batang Tubuh

6. Struktur Pemerintahan Republik Indonesia


A. Badan Pelaksana Pemerintahan (eksekutif)
1. Pembagian berdasarkan tugas dan fungsi:
a. Departemen beserta aparat dibawahnya.
b. Lembaga pemerintahan bukan departemen.
c. Badan usaha milik negara (BUMN).
2. Pembagian berdasarkan kewilayahan dan tingkat pemerintahan:
a. Pemerintah pusat.
b. Pemerintah wilayah, yang tediri dari provinsi, daerah khusus ibu
kota/ daerah istimewa, kabupaten, kota-kota administratif,
kecamatan, desa/kelurahan.
c. Pemerintah daerah, yang terdiri dari pemerintahan daerah tngkat I
dan pemerintahan daerah tingkat II
B. Hal Pemerintahan pusat
1. Organisasi Kabinet di bawah Menteri Koordinator (Menko).
2. Badan Pelaksana Pemerintahan yang Bukan Departemen dan BUMN.
a. Tentara Nasional Indonesia dan Kepoliasian RI
b. Kejaksaan Agung RI
c. Lembaga-lembaga non departemen yang secara administratif
dikoordinasikan oleh setneg, yaitu : LAN, LAPAN, LIPI, LSN dan
BULOG.
3. Pola administrasi dan manajemen Pemerintahan RI menggunakan
pola musyawarah dan mufakat. Pelaksanaan pola ini berpedoman pada
pengutamaaan kepentingan negara dan masyarakat, tidak adanya
pemaksaan kehendak kepada orang lain, semangat kekeluargaan, sikap
konsekuen dalam melaksanakan keputusan hasil musyawarah yang
dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani luhur,
keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan sikap menjunjung tinggi martabat manusia
serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
4. Tugas pokok Pemerintahan Negara RI
Tugas pokoknya meliputi: melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mncerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
5. Hal Pemerintahan Wilayah
Wilayah dibentuk berdasarkan asas dekonsentrasi. Wilayah ini
disebut wilayah administrasi yang selanjutnya disebut wilayah.
Wilayah-wilayah disusun secara vertikal dan merupakan lingkungan
kerja perangkat pemerintah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan umum di daerah.

6. Hal Pemerintahan Daerah


Daerah dibentuk berdasarkan asas desentralisasi yang selanjutnya
disebut daerah otomoni. pemberian otonomi kepada daerah adalah
untuk memungkinkan daerah yang bersangkutan mengatur rumah
tangganya sendiri agar dapat meningkatkan daya guna dan hasil guna
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangkapelayanan tehadap
masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.

C. Pemahaman tentang Demokrasi Indonesia

Demokrasi dapat kita pandang sebagai suatu mekanisme dan cita-cita hidup
berkelompok yang di dalam UUD 1945 disebut kerakyatan. Demokrasi dapat
dikatakan merupakan pola hidup berkelompok di dalam organisasi negara,
sesuai dengan keinginan orang-orang yang hidup berkelompok tersebut.

Demokrasi Indonesia adalah pemerintahan rakyat yang berdasarkan nilai-nilai


falsafah Pancasila atau pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat berdasarkan
sila-sila Pancasila. Ini berarti bahwa:

a. Demokrasi atau pemerintahan rakyat yang digunakan oleh pemeritah


Indonesia adalah sistem pemerintahan rakyat yang dijiwai dan dituntun
oleh nilai-nilai pandangan hidup bangsa Indonesia (Pancasila).
b. Demokrasi Indonesia pada dasarnya adalah transformasi nilai-nilai falsafah
Pancasila menjadi suatu bentuk dan sistem pemerintahan khas Pancasila.
c. Demokrasi Indonesia yang dituntun oleh nilai-nilai pancasila adalah
konsekuensi dari komitmen pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni dan konsekuen di bidang pemerintahan atau politik.
d. Pelaksanaan Demokrasi Indonesia dengan baik mensyaratkan pemahaman
dan penghayatan nilai-nilai falsafah Pancasila.
e. Pelaksanaan Demokrasi Indonesia dengan benar adalah pengamalan
Pancasila melalui olitik pemerintahan.
7. . Pemahaman tentang Hak Asasi Manusia

Di dalam Mukadimah Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia yang telah
disetujui dan diumumkan oleh Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa
Bangsa Nomor 217 (III) tanggal 10 Desember 1948 terdapat pertimbangan-
pertimbangan berikut :
1. Menimbang bahwa pengankuan atas martabat yang melekat dan hak-hak
yang sama dan tidak terasingkan dari semua anggota keluarga
kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian di dunia.
2. Menimbang bahwa mengabaikan dan memandang rendah pada hak-hak
asasi manusia telah mengakibatkan perbuatan-perbuatan bengis yang
menimbulkan rasa kemarahn dalam hati nurani umat manusia dan bahwa
terbentuknya suara dunia di mana manusia akan mengecap kenikmatan
kebebasan berbicara dan agama serta kebebsan dari rasa takut dan
kekurangan telah dinyatakan sebagai aspirasi tertinggi dari rakyat jelata.
3. menimbang bahwa hak-hak manusia perlu dilindungi oleh peraturan hukum
supaya orang tidak akan terpaksa mmilih pemberontakan sebagai usaha
yang terakhir guna menentang kezaliman dan penjajahan.
4. Menimbang bahwa persahabatan antara negara-negara perlu dianjurkan
5. Menimbang bahwa pengertian umum terhdapat hak-hak dan kebebasan-
kebebasan ini adalah penting sekali untuk pelaksanaan janji ini secara
bebas.
Atas pertimbangan di atas, Majelis Umum PBB menyatakan deklarasi
Uniersal tentang Hak-hak Asasi Manusia ini merupakan satu pelaksanaan
umum yang baku bagi semua bangsa dan negara.
Dan di Indonesia tentang Hak-hak Asasi Manusia tercantum pada hukum di
Indonesia dan masing-masing individu dan semua orang yang beragama akan
sependapat dengan ketiga puluh pasal Deklarasi Universal tentang HAM yaitu :

Pasal 1
Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka
dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat
persaudaraan.
Pasal 2
Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum di dalam
Pernyataan ini tanpa perkecualian apapun, seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa,
agama, politik atau pendapat yang berlainan, asal mula kebangsaan atau kemasyarakatan, hak
milik, kelahiran ataupun kedudukan lain. Di samping itu, tidak diperbolehkan melakukan
perbedaan atas dasar kedudukan politik, hukum atau kedudukan internasional dari negara
atau daerah dari mana seseorang berasal, baik dari negara yang merdeka, yang berbentuk
wilayah-wilayah perwalian, jajahan atau yang berada di bawah batasan kedaulatan yang lain.

Pasal 3
Setiap orang berhak atas penghidupan, kebebasan dan keselamatan individu.

Pasal 4
Tidak seorang pun boleh diperbudak atau diperhambakan, perbudakan dan perdagangan
budak dalam bentuk apapun mesti dilarang.

Pasal 5
Tidak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam, memperoleh perlakuan atau
dihukum secara tidak manusiawi atau direndahkan martabatnya.

Pasal 6
Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai pribadi di mana saja ia berada.

Pasal 7
Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang sama tanpa
diskriminasi. Semua berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap bentuk diskriminasi
yang bertentangan dengan Pernyataan ini dan terhadap segala hasutan yang mengarah pada
diskriminasi semacam itu.

Pasal 8
Setiap orang berhak atas bantuan yang efektif dari pengadilan nasional yang kompeten untuk
tindakan pelanggaran hak-hak dasar yang diberikan kepadanya oleh undang-undang dasar
atau hukum.
Pasal 9
Tak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang dengan sewenang-wenang.

Pasal 10
Setiap orang, dalam persamaan yang penuh, berhak atas pengadilan yang adil dan terbuka
oleh pengadilan yang bebas dan tidak memihak, dalam menetapkan hak dan kewajiban-
kewajibannya serta dalam setiap tuntutan pidana yang dijatuhkan kepadanya.

Pasal 11
Ayat 1
Setiap orang yang dituntut karena disangka melakukan suatu pelanggaran hukum dianggap
tidak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya menurut hukum dalam suatu pengadilan yang
terbuka, di mana dia memperoleh semua jaminan yang diperlukan untuk pembelaannya.
Ayat 2
Tidak seorang pun boleh dipersalahkan melakukan pelanggaran hukum karena perbuatan atau
kelalaian yang tidak merupakan suatu pelanggaran hukum menurut undang-undang nasional
atau internasional, ketika perbuatan tersebut dilakukan.

Juga tidak diperkenankan menjatuhkan hukuman lebih berat daripada hukuman yang
seharusnya dikenakan ketika pelanggaran hukum itu dilakukan.

Pasal 12
Tidak seorang pun dapat diganggu dengan sewenang-wenang urusan pribadinya,
keluarganya, rumah-tangganya atau hubungan surat-menyuratnya, juga tak diperkenankan
pelanggaran atas kehormatannya dan nama baiknya. Setiap orang berhak mendapat
perlindungan hukum terhadap gangguan atau pelanggaran seperti itu.

Pasal 13
Ayat 1
Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan berdiam di dalam batas-batas setiap negara.
Ayat 2
Setiap orang berhak meninggalkan sesuatu negeri, termasuk negerinya sendiri, dan berhak
kembali ke negerinya.

Pasal 14
Ayat 1
Setiap orang berhak mencari dan menikmati suaka di negeri lain untuk melindungi diri dari
pengejaran.
Ayat 2
Hak ini tidak berlaku untuk kasus pengejaran yang benar-benar timbul karena kejahatan-
kejahatan yang tak berhubungan dengan politik, atau karena perbuatan-perbuatan yang
bertentangan dengan tujuan dan dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pasal 15
Ayat 1
Setiap orang berhak atas sesuatu kewarga-negaraan.

Ayat 2
Tidak seorang pun dengan semena-mena dapat dicabut kewarga-negaraannya atau ditolak
haknya untuk mengganti kewarga-negaraan.

Pasal 16
Ayat 1
Pria dan wanita yang sudah dewasa, dengan tidak dibatasi kebangsaan, kewarga-negaraan
atau agama, berhak untuk nikah dan untuk membentuk keluarga. Mereka mempunyai hak
yang sama dalam soal perkawinan, di dalam masa perkawinan dan pada saat perceraian.
Ayat 2
Perkawinan hanya dapat dilaksanakan berdasarkan pilihan bebas dan persetujuan penuh oleh
kedua mempelai.
Ayat 3
Keluarga adalah kesatuan alamiah dan fundamental dari masyarakat dan berhak mendapat
perlindungan dari masyarakat dan Negara.
Pasal 17
Ayat 1
Setiap orang berhak memiliki harta, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain.
Ayat 2
Tak seorang pun boleh dirampas hartanya dengan semena-mena.

Pasal 18
Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dalam hal ini termasuk
kebebasan berganti agama atau kepercayaan, dan kebebasan untuk menyatakan agama atau
kepercayaan dengan cara mengajarkannya, mempraktekkannya, melaksanakan ibadahnya dan
mentaatinya, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain, di muka umum maupun
sendiri.

Pasal 19
Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hak ini
termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa gangguan, dan untuk mencari, menerima dan
menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui media apa saja dan dengan tidak
memandang batas-batas (wilayah).

Pasal 20
Ayat 1
Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat secara damai.
Ayat 2
Tidak seorang pun boleh dipaksa untuk memasuki sesuatu perkumpulan.

Pasal 21
Ayat 1
Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintahan negerinya, secara langsung atau melalui
wakil-wakil yang dipilih dengan bebas.
Ayat 2
Setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat dalam jabatan pemerintahan
negerinya.
Ayat 3
Kehendak rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah; kehendak ini harus dinyatakan
dalam pemilihan umum yang dilaksanakan secara berkala dan jujur dan yang dilakukan
menurut hak pilih yang bersifat umum dan yang tidak membeda-bedakan, dan
dengan pemungutan suara yang rahasia ataupun menurut cara-cara lain yang menjamin
kebebasan memberikan suara.

Pasal 22
Setiap orang, sebagai anggota masyarakat, berhak atas jaminan sosial dan berhak
melaksanakan dengan perantaraan usaha-usaha nasional dan kerjasama internasional,dan
sesuai dengan organisasi serta sumber-sumber kekayaan dari setiap Negara, hak-hak
ekonomi, sosial dan kebudayaan yang sangat diperlukan untuk martabat dan pertumbuhan
bebas pribadinya.

Pasal 23
Ayat 1
Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas memilih pekerjaan, berhak atas
syarat-syarat perburuhan yang adil serta baik, dan berhak atas perlindungan dari
pengangguran.
Ayat 2
Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak atas pengupahan yang sama untuk pekerjaan yang
sama.
Ayat 3
Setiap orang yang melakukan pekerjaan berhak atas pengupahan yang adil dan baik yang
menjamin kehidupannya dan keluarganya, suatu kehidupan yang pantas untuk manusia yang
bermartabat, dan jika perlu ditambah dengan perlindungan sosial lainnya.
Ayat 4
Setiap orang berhak mendirikan dan memasuki serikat-serikat pekerja untuk melindungi
kepentingannya.

Pasal 24
Setiap orang berhak atas istirahat dan liburan, termasuk pembatasan-pembatasan jam kerja
yang layak dan hari libur berkala, dengan menerima upah.

Pasal 25
Ayat 1
Setiap orang berhak atas taraf hidup yang menjamin kesehatan dan kesejahteraan untuk
dirinya dan keluarganya, termasuk pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatannya
serta pelayanan sosial yang diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat menganggur,
menderita sakit, cacat, menjadi janda, mencapai usia lanjut atau mengalami kekurangan mata
pencarian yang lain karena keadaan yang berada di luar kekuasaannya.

Ayat 2
Para ibu dan anak-anak berhak mendapat perawatan dan bantuan istimewa. Semua anak, baik
yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus mendapat perlindungan sosial
yang sama.

Pasal 26
Ayat 1
Setiap orang berhak mendapat pendidikan. Pendidikan harus gratis, setidak-tidaknya untuk
tingkat sekolah rendah dan pendidikan dasar. Pendidikan rendah harus diwajibkan.
Pendidikan teknik dan jurusan secara umum harus terbuka bagi semua orang, dan pengajaran
tinggi harus secara adil dapat diakses oleh semua orang, berdasarkan kepantasan.
Ayat 2
Pendidikan harus ditujukan ke arah perkembangan pribadi yang seluas-luasnya serta
memperkokoh rasa penghargaan terhadap hak-hak manusia dan kebebasan asasi. Pendidikan
harus menggalakkan saling pengertian, toleransi dan persahabatan di antara semua bangsa,
kelompok ras maupun agama, serta harus memajukan kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa
dalam memelihara perdamaian.
Ayat 3
Orang-tua mempunyai hak utama untuk memilih jenis pendidikan yang akan diberikan
kepada anak-anak mereka.
Pasal 27
Ayat 1
Setiap orang berhak untuk turut serta dengan bebas dalam kehidupan kebudayaan
masyarakat, untuk mengecap kenikmatan kesenian dan berbagi dalam kemajuan ilmu
pengetahuan dan manfaatnya.

Ayat 2
Setiap orang berhak untuk memperoleh perlindungan atas kepentingan-kepentingan moril dan
material yang diperoleh sebagai hasil dari sesuatu produksi ilmiah, kesusasteraan atau
kesenian yang diciptakannya.

Pasal 28
Setiap orang berhak atas suatu tatanan sosial dan internasional di mana hak-hak dan
kebebasan-kebebasan yang termaktub di dalam Pernyataan ini dapat dilaksanakan
sepenuhnya.

Pasal 29
Ayat 1
Setiap orang mempunyai kewajiban terhadap masyarakat tempat satu-satunya di mana ia
memperoleh kesempatan untuk mengembangkan pribadinya dengan penuh dan leluasa.
Ayat 2
Dalam menjalankan hak-hak dan kebebasan-kebebasannya, setiap orang harus tunduk hanya
pada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh undang-undang dengan maksud semata-
mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan yang layak terhadap hak-hak dan
kebebasan-kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi syarat-syarat yang adil dalam hal
kesusilaan, ketertiban dan kesejahteraan umum dalam suatu masyarakat yang demokratis.
Ayat 3
Hak-hak dan kebebasan-kebebasan ini dengan jalan bagaimana pun sekali-kali tidak boleh
dilaksanakan bertentangan dengan tujuan dan dasar Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pasal 30
Tidak satu pun di dalam Pernyataan ini boleh ditafsirkan memberikan sesuatu Negara,
kelompok ataupun seseorang, hak untuk terlibat di dalam kegiatan apa pun atau melakukan
perbuatan yang bertujuan untuk merusak hak-hak dan kebebasan-kebebasan.

8. Kerangka Dasar Kehidupan Nasional Meliputi Keterkaitan


antara Falsafah Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara,
dan Ketahanan Nasional
a. Konsepsi Hubungan antara Pancasila dan Bangsa
Penduduk yang ada di Nusantara unu menyatakan dirinya sebagai satu bangsa,
yaitu Indonesia, sejak tanggal 28 oktober 1928 yang dikenal sebagai hari sumpah
pemuda. Pada zaman kerajaan, walaupun filosofi tentang kebenaran yang hakiki
dan sila-sila yang terdapat dalam pancasila sudah diakui, penduduk Nusantara
secara kelompok belum dinyatakan sebagai bangsa karena filosofi Pancasila
tersebut lebih tepat ditunjukan pada bangsa yang sudah jelas ada namanya: Bangsa
Indonesia.
Manusia Indonesia yang sudah menjadi Bangsa Indonesia saat itu terdiri dari
berbagai paham keagamaan : Hindu, Buddha, Islam, Kristen, Khong Hu Chu.
Semuanya mengakui bahwa di atas manusia ada penciptanya, yaitu Tuhan Yang
Maha Esa sebagai kebenaran yang hakiki.

b. Pancasila sebagai Landasan Idiil Negara


Bangsa Indonesia yang sudah mempunyai bekal kebenaran tersebut beritikad
untuk mewujudkannya. Karena itu, sebagai bangsa yang merdeka mereka
membentuk sebuah wadah yang disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Landasan Hubungan UUD 1945 dan Negara Kesatuan


Republik Indonesia
a. Pancasila sebagai Ideologi Negara
Dalam pembahasan sebelumnya telah disebutkan bahwa Pancasila merupakan
falsafah bangsa. Ketika bangsa Indonesia menjadi menegara, falsafah pancasila
pun ikut masuk dalam negara. Karena itu, negara mempunyai cita-cita, yaitu
kebenaran yang hakiki yang terdapat dalam sila-sila Pancasila. Pancasila sebagai
kebenaran yang hakiki dan harus diperjuangkan oleh negara harus menjadi muatan
dalam UUD berdirinya sebuah negara. Cita-cita tersebut tercermin dalam
pembukaan UUD 1945. Dengan demikian, Pancasila merupakan ideologi negara.

b. UUD 1945 sebagai Landasan Konstitusi


Tanggal 17 agustus 1945 merupakan hari proklamasi Kemerdekaan bangsa
Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang. Bangsa Indonesia meraih
kemerdekaan itu setelah berjuang selama puluhan tahun baik melalui perjuangan
bersenjata maupun jalur sosial budaya (pendidikan).
c. Implementasi Konsepsi UUD 1945 sebagai Landasan Konstitusi
1) Pancasila: Cita-cita dan ideologi negara.
2) Penataan : Supra dan infrastruktur politik negara.
3) Ekonomi: peningkatan taraf hidup melalui penguasaan bumi dan air oleh
negara untuk kemakmuran bangsa. Polanya adalah politik dan strategi
ekonomi.
4) Kualitas bangsa: mencerdaskan bangsa agar sejajar dengan bangsa-bangsa
lain. Bentuknya politik dan strategi sosial budaya.
5) Agar bangsa dan negara ini tetap berdiri dengan kokoh, diperlakukan
kekuatan pertahanan dan keamanan melalui pola politk dan strategi
pertahanan dan keamanan.

d. Konsepsi Pertama tentang Pancasila sebagai Cita-cita dan Ideologi Negara

Hal ini dapat lihat dalam penjelasan tentang makna pembukaan UUD 1945:
1. Alinea pertama mengatakan “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah
hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Alinea ini menunjukan bahwa kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan
penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia.
2. Alinea kedua mengatakan “dan perjuangan pergerakan kemerdekaan
Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentosa mengantarkan rakyat Indonesia kedapan pintu gerbang kemerdakaan
negara Indonesia yang merdeka, berdaulat,adil, dan makmur.” Alinea ini
menunjukan bahwa adanya masa depan yang harus diraih.
3. Alinea ketiga berbunyi “ atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa
dandengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Alinea ini menunjukan ridho Allah Yang Maha Kuasa.
4. Alinea keempat mengatakan “kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu
pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.

e. Konsepsi UUD 1945 dalam Mewadahi perbedaan Pendapat dalam


Kemasyarakatan Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia mengakui adanya kemerdekaan, hak asasi
manusia serta musyawarah dan mufakat. Ini berarti bahwa paham Negara
Kesatuan Republik Indonesia bersifat demokratis.

f. Konsepsi UUD 1945 dalam Infrastruktur politik


Infrastruktur politik adalah wadah masyarakat yang menggambarkan bahwa
masyarakat ikut menetukan keputusan politik dalam mewujudkan cita-cita
nasional berdasarkan falsafah bangsa. Infrastruktur politik yang dimaksud adalah
partai-partai yang menampung aspirasi dari kelompok organisasi kemasyarakatan.

10. Perkembangan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

a. Situasi NKRI Terbagi dalam Periode-periode


Periode yang dimaksud tersebut adalah yang berkaitan dengan kepentingan
sejarah perkembangan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara berkembang berdasarkan situasi yang dihadapi oleh
penyelenggara kekuasaan. Periode-periode tersebut adh sebagai berikut :
1. Tahun 1945 sejak NKRI diproklamasikan sampai tahun 1965 disebut periode
lama atau Orde Lama.
2. Tahun 1965 sampai tahun 1998 disebut periode baru atau orde baru.
3. Tahun 1998 sampai sekarang disebut periode Reformasi.

b. Pada Periode Lama Bentuk Ancaman yang Dihadapi adalah Ancaman Fisik
Ancaman yang datangnya dari dalam maupun dari luar, langsung maupun tidak
langsung, menumbuhkan pemikiran mengenai cara menghadapinya. Pada tahun
1954, terbitlah produk Undang-undang tentang pokok-pokok Perlawanan Rakyat
(PPPR) dengan nomor 29 tahun 1954.

c. Periode Orde Baru dan Periode Reformasi


Ancaman yanng dihadapi dalam periode-periode ini berupa tantangan non fisik
dan gejolak sosial. Untuk mewujudkan bela negara dalam berbagai aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan strategis baik dari dalam maupun dari luar, langsung
maupun tidak langsung, bangsa Indonesia pertama-tama perlu membuat rumusan
tujuan bela negara. Tujuaannya adalah menumbuhkan rasa cinta tanah air, bangsa,
dan negara.Tahap lanjutan ini bertitik berat pada pemahaman bela negara secara
filosofi. Tahapan ini disebut pendidikan pendahuluan bela negara tahap lanjutan.
Penegasan secara hukum Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) ini adalah
Undang-Undang tentang sistem Pendidikan Nasional dengan Nomor 2 Tahun
1989. Undang-undang ini, antara lain pada pasal 39, mengatur kurikulum
pendidikan, termasuk kurikulum pendidikan kewarganegaraan. Pasal ini
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan kewarganegaraan adalah:
a. Hubungan antara negar dan warga negara, hubungan antarwarga negara, dan
pendidikan pendahuluan bela negara.
b. Pendidikan kewiraan bagi mahasiswa di perguruan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai