Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas batas dan hak haknya ditetapkan dengan undang
undang
Warga Negara ialah orang orang bangsa Indonesia asli dan orang orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang undang sebagai warga negara
Penduduk ialah warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia Hal hal mengenai warga Negara dan penduduk diatur dengan undang undang
(Warga Negara dan Penduduk, Pasal 26)
Pengalaman pembelajararan KADEHAM membuat peserta didik menemukan jati
dirinya (learning to be) sebagai manusia yang sadar akan tanggung jawab individu dan sosial
Pengetahuan dan kesadaran diri yang tercipta dari hasil pembelajaran tersebut mendorong
peserta untuk melakukan sesuatu (learning to do) yang didasari oleh pengetahuan yang
dimilikinya dan dimaksudkan dalam rangka pembelajaran untuk membangun kehidupan
bersama (learning to live together) yang dibangun atas dasar kesadaran akan realitas
kemajemukan dan saling membutuhkan (interdependensi)
Learning to live together menjadi penting, khususnya menghadapi Indonesia yang
senantiasa diwarnai dengan konflik, disintegrasi, dan separatisme, serta banyaknya
pelanggaran HAM Learning to live together dalam konteks masa depan Indonesia, berarti
juga upaya pelestarian nilai nilai budaya dan kemanusiaan sehingga ada usaha bersama untuk
saling mengasihi dalam kehidupan bersama
Dengan demikian, pembelajaran Pendidikan KADEHAM baik sebagai penanaman
kebangsaan, demokrasi, maupun pengembangan HAM mensyaratkan adanya situasi
pembelajaran yang interaktif, empiris, kontekstual, kasuistis, dialogis, demokratis, dan
humanis
Adapun tujuan yang hendak dicapai pada akhirnya peserta didik dapat:
1. Menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas
sebagai manusia intelektual, dan mengantarkan mahasiswa selaku WNI yang
memiliki:
Wawasan kesadaran bernegara untuk bela Negara dengan perilaku cinta tanah air,
Wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa demi ketahanan nasional, dan
Pola pikir, sikap yang komprehensif integral pada seluruh aspek kehidupan
nasional
2. Mendidik peserta didik memiliki motivasi bahwa Pendidikan Kadeham yang
diberikan berkaitan erat dengan peranan dan kedudukan serta kepentingan mereka
sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, dan sebagai WNI yang
terdidik serta bertekad bersedia untuk mewujudkannya
3. Memberikan pemahaman akan hubungan antara warga negara dan negaranya, harus
terus ditingkatkan agar mahasiswa dapat menjawab tantangan masa depan sehingga
memiliki etos bela Negara dalam profesinya masing masing Perguruan tinggi sebagai
institusi ilmiah juga harus dapat mengembangkan ilmu dan teknologi (iptek) untuk
mencetak kader pimpinan bangsa yang dapat diharapkan, dapat berperan dalam
pembangunan
4. Memberikan pemahaman filosofi dan praktek Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional
Pendidikan Kadeham yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas dan
penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik Sikap tersebut antara lain:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan menghayati nilai nilai
falsafah bangsa;
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
3. Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warganegara Indonesia;
4. Bersifat professional yang dijiwai oleh kesadaran bela Negara;
5. Aktif memanfaatkan iptek serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa, dan
negara
SEMANGAT KEBANGSAAN
A. Kebangsaan
Kebangsaan adalah hubungan hukum antara orang dan negara (White, Philip L, 2006)
Kebangsaan memberi yurisdiksi negara atas orang, dan memberi orang perlindungan dari
negara Yang menjadi hak hak dan kewajiban merupakan hal yang beragam dari suatu
negara dengan negara lainnya
Bangsa Indonesia hanya dapat mempertahankan kesatuannya, jika warganegaranya
memiliki semacam komitmen untuk bertekad membangun nasionalisme Dalam suatu
masyarakat yang sangat pluralistik, di mana terdapat berbagai ragam nilai yang berkaitan
erat dengan etnis, bahasa, kedaerahan, dan agama, maka pembangunan nasionalisme
Indonesia memerlukan pendekatan multidisiplin dan dilakukan secara berkesinambungan
Alasan inilah yang menjadi dasar mengapa nasionalisme atau paham kebangsaan
mempunyai peranan yang sangat signifikan di dalam membentuk kepribadian bangsa
(nation and character building)
B. Latar Belakang
Mengingat dasar utama negara Indonesia adalah kebangsaan (nationhood), maka
nasionalisme harus dipelihara agar tetap relevan menghadapi tantangan jaman Oleh
karena itu, merosotnya nasionalisme pada dasarnya akan membahayakan kelangsungan
hidup bangsa dan negara Indonesia
C. Kebhinekaan NKRI
Agar kita tetap dapat mempertahankan keutuhan bangsa dan negara kita, dan ke
Bhinneka Tunggal Ika an masyarakat kita, maka sudah selayaknya dewasa ini, generasi
muda (mahasiswa) meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan apresiasi terhadap
kebangsaan Indonesia dan eksistensi negara bangsa Indonesia (Zamroni, 2001; Tilaar,
2007)
Nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki beberapa nilai
nilai, antara lain mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa Mematuhi dan
mentaati peraturan negara, mematuhi dan menghayati nilai nilai yang ada pada UUD
1945 dan Pancasila, serta membangun rasa persaudaraan, solidaritas, kedamaian, dan anti
kekerasan antar kelompok masyarakat dengan semangat persatuan Masih banyak lagi
nilai nilai nasionalisme yang harus dimiliki oleh warga negara Indonesia
Pengakuan terhadap Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara adalah sangat
relevan dengan eksistensi Indonesia sebagai sebuah negara yang terdiri dari berbagai
bangsa dengan semangat nation statenya
D. Hakekat Nasionalisme
Istilah nasionalisme berasal dari bahasa Latin, yaitu natio yang berarti bangsa yang
dipersatukan karena kelahiran, dan dari kata nasci yang berarti dilahirkan Nasionalisme
berarti bangsa yang bersatu karena faktor kelahiran yang sama
Pengertian Nasionalisme, mengalami perkembangan beragam, yang secara
keseluruhan dapat diklasifikasikan menjadi tiga pengertian
Pertama, nasionalisme adalah sebuah ideologi sekaligus merupakan satu bentuk
dari perilaku (behaviour)
Kedua, nasionalisme adalah sebuah cita cita yang ingin memberi batas antara kita
yang sebangsa dengan mereka dari bangsa lain, antara negara kita dengan negara
lain
Ketiga, nasionalisme adalah ibarat satu koin yang mempunyai dua sisi, yaitu sisi
pertama adalah politik, dan sisi lainnya adalah ernisitas atau rasa kesukubangsaan
Tidak ada nasionalisme tanpa elemen politik, sedangkan substansinya tidak bisa
lain kecuali sentimen etnik (Nodia, 1998)
Secara obyektif nasionalisme mengandung unsur unsur bahasa, ras, etnik, agama,
peradaban (civilization), wilayah, negara dan kewarganegaraan Unsur unsur pokok
tersebut amat kuat membentuk nasionalisme dan membantu mempercepat proses evolusi
nasionalisme ke arah pembentukan negara nasional
Nasionalisme merupakan paham kebangsaan yang timbul karena adanya persamaan
nasib dan sejarah, serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang
merdeka, bersatu, dan berdaulat Oleh karena itu nasionalisme sering dipandang sebagai
suatu ideologi pemelihara negara bangsa (nation state) (Eriksen, 1993)
Nasionalisme merupakan filsafat politik dan sosial yang menganggap bahwa kebaikan
bangsa adalah yang paling utama Dengan demikian, negara menjadi milik seluruh rakyat
sebagai keseluruhan Hal ini yang membuat nasionalisme dilihat sebagai suatu dasar
ideologi Dengan demikian seorang nasionalis adalah seorang yang memiliki kebanggaan
terhadap bangsanya (memujanya)
Nasionalisme mengajarkan tentang sikap terhadap negara, yaitu bangga terhadap
negara, cinta tanah air dan rela membela negara Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
salah satu mata pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan nilai, yaitu mata pelajaran
yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai nilai Pancasila atau budaya bangsa
Indonesia Salah satu hal yang paling penting dalam Pendidikan Kewarganegaraan yaitu:
Pendidikan nilai nasionalisme yang mengandung dan menanamkan nilai nasionalisme
guna membentuk karakter mahasiswa yang cinta dan bangga akan bangsanya
DEMOKRASI
A. Arti Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki
hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan
—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum (Wikipedia)
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara Demokrasi juga merupakan
seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta praktik dan prosedurnya
Demokrasi mengandung makna penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia
E. Hakikat Demokrasi
Ditinjau dari asal usul katanya, istilah demokrasi berasal dari kata Yunani
“demos”yang berarti rakyat, dan “kratia” berarti kewenangan untuk mengatur (rule) Kata
“demokrasi”dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal
sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat Konsep demokrasi
menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik Hal ini menjadi wajar,
sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara
Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada
abad ke-5 SM Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem
yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern Namun, arti dan istilah ini telah
berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18,
bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” dibanyak negara
Dalam demokrasi, kekuasaan politik dianggap sah bila kekuasaan itu merupakan
aspirasi rakyat Rakyat mempunyai kewenangan penuh untuk menyetujui atau menolak
berbagai kebijakan yang dibuat oleh penguasa/pemerintah Bahkan rakyat juga
mempunyai kekuasaan untuk mengawasi semua tindakan dan kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah dan lembaga-lembaga politik lainnya
Pengertian yang paling mendasar adalah bahwa masyarakat mayoritas selalu dituntut
untuk bersikap berperilaku menghargai eksistensi masyarakat minoritas, karena
bagaimanapun mereka adalah bagian dari rakyat secara keseluruhan Karena itu
masyarakat minoritas tidak dapat diperlakukan secara diskriminatif atau tidak adil Jadi
apabila dalam praktiknya terdapat masyarakat minoritas yang masih diperlakukan tidak
adil, maka negara yang bersangkutan belum memenuhi syarat sebagai penganut sistem
demokrasi konsep demokrasi di atas merupakan formulasi yang ideal, walaupun dalam
praktiknya belum ada suatu negara pun di dunia yang secara politik dapat
melaksanakannya secara konkrit Namun demikian sekurang-kurangnya, konsep ini dapat
digunakan sebagai standar untuk menilai, apakah suatu negara dapat disebut sebagai
negara demokratis, atau tidak (HA Prayitno, Trubus Rahardiansah P 2012)
F. Prinsip-prinsip Demokrasi
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga
jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang
sejajar satu sama lain Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini
diperlukan agar ketiga lembaga ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol
G. Sistem Demokrasi
Demokrasi langsung, warganegara memegang kedaulatannya secara langsung, dan
biasanya dilakukan oleh majelis rakyat Majelis rakyat ini berwenang merancang,
membuat, mengesahkan, dan mengawasi pelaksanaan semua kebijakan politik yang
ditetapkan Sistem demokrasi perwakilan banyak diterapkan di negara-negara yang
mayoritas berpenduduk relatif besar dan heterogen
Demokrasi Konsosiasional, yaitu sistem demokrasi, di mana hukum tidak dapat
disahkan tanpa mendapat persetujuan dan kesepakatan, baik oleh mayoritas mutlak
maupun oleh badan legislatif yang mewakili kepentingan kelompok masyarakat
Dalam system demokrasi ini, semua aturan atau produk hukum harus mendapatkan
pengesahan oleh sebuah Lembaga yang dianggap mewakili masyarakat
Demokrasi Kompetitif, yaitu demokrasi di mana proses keputusan masalah politik
dirancang untuk mengakomodasi setiap aspirasi politik, yang di dalamnya
mencerminkan kepentingan dan tujuan yang beragam Keputusan politik yang
mendapat dukungan terbanyak biasanya dianggap yang terbaik untuk
diimplementasikan
Demokrasi Kopensus, yaitu demokrasi yang dalam proses pengambilan keputusan
politik, biasanya dirancang untuk mencapai harmoni atau keselarasan dari berbagai
kepentingan dan tujuan yang beragam ke dalam persetujuan yang dapat diterima oleh
seluruh warganegara yang menekankan pada toleransi dan kebersamaan
Demokrasi Sentralisasi, yaitu demokrasi di mana peran pemerintah pusat sangat
dominan dalam mengendalikan semua kepentingan/aspirasi rakyatnya Rakyat harus
tunduk dan patuh terhadap semua keputusan pemerintah, meskipun seringkali
kebijakan itu merugikan/mengorbankan kepentingan rakyat Hubungan pemerintah
dengan rakyatnya relative jauh, karena peran pemerintah yang menonjol dan
cenderung otoriter
Demokrasi Desentralisasi, yaitu demokrasi yang antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah memiliki peran dan kedudukan yang hampir sama Semua
kewenangan pemerintah pusat diserahkan ke daerah untuk mengelola dan
mengurusnya Biasanya hanya bidang-bidang tertentu yang dikuasai oleh pusat,
misalnya sistem moneter, hubungan luar negeri, pertahanan keamanan, dan lain
sebagainya
I. Pemilihan Umum
Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,
dengan kata lain, pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatan
dan merupakan lembaga demokrasi.
Secara teoritis pemilihan umum dianggap merupakan tahap paling awal dari berbagai
rangkaian kehidupan tata negara yang demokratis Sehingga pemilu merupakan motor
penggerak mekanisme sistem politik Indonesia
Melalui pemilu, rakyat juga bisa menyampaikan keinginan dalam politik atau sistem
kenegaraan (Serafica Gischa, 2020)
Pemilihan Umum Dalam suatu negara demokrasi, Pemilu dilaksanakan secara teratur
Setiap warga negara yang sudah dewasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih dan
bebas menggunakan haknya tersebut sesuai dengan kehendak hati nuraninya. Dia bebas
untuk menentukan partai atau calon mana yang akan didukungnya, tanpa ada rasa takut
atau paksaan dari orang lain Pemilih juga bebas mengikuti segala kampanye dan
menyaksikan perhitungan suara
Dengan pemilu, demokrasi dianggap sistem yang menjamin kebebasan warga negara
terwujud melalui penyerapan suara sebagai bentuk partisipasi publik secara luas. Dalam
Demokrasi Pancasila seperti di Indonesia, Pemilu sebagai sarana untuk membentuk
kekuasaan berdasarkan kedaulatan rakyat
Menurut Pasal 22E ayat 1 UUD 1945, pemilu dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, dan jujur serta adil
Langsung artinya rakyat memilij wakilnya secara langsung sesuai hati nuraninya
Umum yaitu semua warga negara yang sudah memenuhi persyaratan untuk
memilih, berhak mengikuti pemilu
Bebas adalah setiap warga negara bebas menentukan pilihannya tanpa ada
tekanan atau paksaan dari siapapun
Rahasia yaitu dalam memberikan hak suaranya, pemilih dijamin kerahasiaan data
dan tidak diketahui oleh pihak manapun
Jujur menekankan bahwa setiap penyelenggaraan pemilu, aparat pemerintah,
peserta pemilu, pengawas, pemantau, serta semua pihak harus bersikap jujur
Asas adil, bahwa dalam penyelenggaraan pemilu peserta dan pemilih mendapat
perlakukan yang sama sesuai peraturan yang berlaku
J. Tujuan Pemilu
Sebagai pelaksanaan kedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila, pemilu memiliki beberapa
tujuan:
1. Memungkinkan terjadinya peralihan pemerintahan secara aman dan tertib
2. Melaksanakan kedaulatan rakyat
3. Dalam rangka melakukan hak-hak asasi warga negara
Sesuai dengan apa yang dicantumkan pada Pembukaan dan Pasal 1 UUD 1945
Indonesia menganut asas kedaulatan rakyat. Sehingga pemilu merupakan kesempatan
kepada warga negara untuk melaksanakan haknya dengan tujuan:
A. Untuk memilih wakil-wakilnya yang akan menjalankan kedaulatan yang dimiliki
B. Terbuka kemungkinan bagi warga negara untuk duduk dalam badan perwakilan
rakyat sebagai wakil yang dipercaya oleh pemilihnya
C. Sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945 serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan
memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
sebagaimana Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
KEWARGANEGARAAN
Warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan,
tempat kelahiran, dan sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai
seorang warga dari negara itu (KBBI).
Pada pasal 26 UUD 1945, yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara. Syarat-
syarat menjadi warga negara ditetapkan dengan UU.
Kewarganegaraan, hubungan antara individu dan negara. Di mana individu berutang
budi dan pada gilirannya berhak atas perlindungan
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan
bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam
undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi.
Dalam pandangan teori klasik tentang negara, peran negara dalam pembangunan,
termasuk peran kesejahteraan, mencakup lima hal.
o Pertama, peran ekstraksi, yakni mengumpulkan sumberdaya, misalnya
memperoleh devisa dari ekspor, eksploitasi sumberdaya alam, menarik pajak
warga, atau menggali pendapatan asli daerah.
o Kedua, peran regulasi, yakni melancarkan kebijakan dan peraturan yang
digunakan untuk mengatur dan mengurus barang-barang publik dan warga.
o Ketiga, peran konsumsi, yakni menggunakan (alokasi) anggaran negara untuk
membiayai birokrasi agar fungsi pelayanan publik berjalan secara efektif dan
profesional.
o Keempat, peran investasi ekonomi, yakni mengeluarkan biaya untuk untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi (GNP, GDP dan PDR dan membuka
lapangan kerja bagi warga).
o Kelima, peran distribusi sosial, yakni negara mengeluarkan belanja untuk
membiayai pembangunan sosial atau kebijakan sosial. Wujud konkretnya adalah
pelayanan publik untuk memenuhi hak-hak dasar warga.
Dalam mencapai kesejahteraan, dibutuhkan peran normal negara untuk menciptakan
pembangunan yang seimbang (balanced devel¬opment), yaitu keseimbangan antara
pembangunan ekonomi dan pembanngunan sosial.
Tugas dan tanggung jawab negara tentang HAM
Terdapat korelasi yang jelas antara hukum, yang bertumpu pada konstitusi, dengan
kedaulatan rakyat, yang dijalankan melalui sistem demokrasi. Korelasi ini tampak dari
kemunculan istilah demokrasi konstitusional. Dalam sistem demokrasi, partisipasi rakyat
merupakan intinya. Negara hukum harus ditopang dengan sistem demokrasi, demokrasi
tanpa pengaturan hukum akan kehilangan bentuk dan arah, sedangkan hukum tampa
demokrasi akan kehilangan makna.
Dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia mengamanahkan bahwa :
o Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan, HAM adalah tanggung
jawab negara, terutama pemerintah. (sebagaimana bunyi Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 psl 28I ayat 4 dan Pasal 8 Undang
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia)
o Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakan,
dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-undang ini,
peraturan perundang-undangan lain dan hukum internasional tentang hak asasi
manusia yang diterima oleh negara Republik Indonesia (Undang Nomor 39 Tahun
1999 tentang hak asasi manusia psl 71)
Pasal 28i Ayat 5: Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai
dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundangundangan.
Kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71,
meliputi langkah-langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik,
ekonomi,sosial, budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang lain (Pasal 72
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia)
Hubungan antara Pancasila dan HAM di Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Sila Ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk
agama , melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama. Sila tersebut
mengamanatkan bahwa setiap warga negara bebas untuk memeluk agama dan
kepercayaannya masing-masing. Hal ini selaras dengan Deklarasi Universal tentang
HAM (Pasal 2) yang mencantumkan perlindungan terhadap HAM
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara
pada kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang
sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan undang-undang. Sila Kedua,
mengamanatkan adanya persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban
antara sesama manusia sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 Deklarasi HAM PBB
yang melarang adanya diskriminasi.
3. Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga
Negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan
Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM
Pasal 1 bahwa Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-
hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu
sama lain dalam persaudaraan.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan,
bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis. Menghargai hak setiap warga negara
untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan,
ataupun intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat. Inti dari sila
ini adalah musyawarah dan mufakat dalam setiap penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan sehingga setiap orang tidak dibenarkan untuk mengambil
tindakan sendiri, atas inisiatif sendiri yang dapat mengganggu kebebasan orang lain.
Hal ini sesuai pula dengan Deklarasi HAM.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan
dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-
besarnya pada masyarakat. Asas keadilan dalam HAM tercermin dalam sila ini,
dimana keadilan disini ditujukan bagi kepentingan umum tidak ada pembedaan atau
diskriminasi antar individu.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia sudah
memberikan jaminan bahwa nilai-nilai yang ada dalam Pancasila itu sejalan dengan HAM.
Oleh sebab itu, penghormatan kita terhadap HAM harus bersifat juga berskala universal. Kita
menerapkan HAM dengan tidak mengenyampingkan nilai-nilai keluhuran sebagai manusia
Indonesia.(Business-law.binus.ac.id, 2016)