Anda di halaman 1dari 20

PENTINGNYA PENDIDIKAN KEWARGA NEGARAAN

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara dengan wilayah yang batas batas dan hak haknya ditetapkan dengan undang
undang
Warga Negara ialah orang orang bangsa Indonesia asli dan orang orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang undang sebagai warga negara
Penduduk ialah warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia Hal hal mengenai warga Negara dan penduduk diatur dengan undang undang
(Warga Negara dan Penduduk, Pasal 26)
Pengalaman pembelajararan KADEHAM membuat peserta didik menemukan jati
dirinya (learning to be) sebagai manusia yang sadar akan tanggung jawab individu dan sosial
Pengetahuan dan kesadaran diri yang tercipta dari hasil pembelajaran tersebut mendorong
peserta untuk melakukan sesuatu (learning to do) yang didasari oleh pengetahuan yang
dimilikinya dan dimaksudkan dalam rangka pembelajaran untuk membangun kehidupan
bersama (learning to live together) yang dibangun atas dasar kesadaran akan realitas
kemajemukan dan saling membutuhkan (interdependensi)
Learning to live together menjadi penting, khususnya menghadapi Indonesia yang
senantiasa diwarnai dengan konflik, disintegrasi, dan separatisme, serta banyaknya
pelanggaran HAM Learning to live together dalam konteks masa depan Indonesia, berarti
juga upaya pelestarian nilai nilai budaya dan kemanusiaan sehingga ada usaha bersama untuk
saling mengasihi dalam kehidupan bersama
Dengan demikian, pembelajaran Pendidikan KADEHAM baik sebagai penanaman
kebangsaan, demokrasi, maupun pengembangan HAM mensyaratkan adanya situasi
pembelajaran yang interaktif, empiris, kontekstual, kasuistis, dialogis, demokratis, dan
humanis

A. Visi, Misi Pendidikan Kewarganegaraan


Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti No 43 / Dikti / Kep / 2006, terdapat visi dan misi
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut:
1. Visi Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber nilai
dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya
Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah
sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi intelektual, religius, berkeadaban,
berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya
2. Misi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan tinggi adalah untuk membantu
mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan
nilai nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai,
menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan rasa
tanggung jawab dan bermoral

B. Tujuan Pendidikan KADEHAM


Secara umum tujuan Pendidikan Kadeham adalah agar peserta didik memiliki
motivasi bahwa pendidikan Kadeham yang diberikan kepada mereka berkaitan erat dengan
peranan dan kedudukan individu, anggota keluarga, anggota masyarakat dan sebagai
warganegara Indonesia yang terdidik, serta bertekad dan bersedia untuk mewujudkannya

Sedangkan secara khusus Pendidikan Kadeham bertujuan, sebagai berikut:


 Pertama, membentuk kecakapan partisipatif yang bermutu dan bertanggung jawab
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara baik di tingkat lokal, nasional, regional
maupun global
 Kedua, memberdayakan warga masyarakat yang baik, dan mampu menjaga persatuan
dan integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, dan
demokratis serta menegakkan etika kemajemukan
 Ketiga, menghasilkan peserta didik yang berpikir komprehensif, analitis, kritis, serta
bangga terhadap bangsa dan negara, bertindak demokratis, dan menjunjung tinggi
nilai nilai HAM dengan berpegang teguh pada ideologi Pancasila dan UUD 1945;
 Keempat, mengembangkan budaya dan perilaku demokratis, yaitu kebebasan,
persamaan, kemerdekaan, toleransi, kemampuan mengendalikan diri, kemampuan
melakukan dialog, negosiasi, mampu mengambil keputusan secara tepat dan bijak,
kemampuan menyelesaikan konflik serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan
penyelenggaraan negara;
 Kelima, mampu membentuk peserta didik menjadi good and responsible citizen
(warganegara yang baik dan bertanggungjawab) melalui penanaman moral dan
keterampilan sosial (social skills)

Adapun tujuan yang hendak dicapai pada akhirnya peserta didik dapat:
1. Menguasai kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas
sebagai manusia intelektual, dan mengantarkan mahasiswa selaku WNI yang
memiliki:
 Wawasan kesadaran bernegara untuk bela Negara dengan perilaku cinta tanah air,
 Wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa demi ketahanan nasional, dan
 Pola pikir, sikap yang komprehensif integral pada seluruh aspek kehidupan
nasional
2. Mendidik peserta didik memiliki motivasi bahwa Pendidikan Kadeham yang
diberikan berkaitan erat dengan peranan dan kedudukan serta kepentingan mereka
sebagai individu, anggota keluarga, anggota masyarakat, dan sebagai WNI yang
terdidik serta bertekad bersedia untuk mewujudkannya
3. Memberikan pemahaman akan hubungan antara warga negara dan negaranya, harus
terus ditingkatkan agar mahasiswa dapat menjawab tantangan masa depan sehingga
memiliki etos bela Negara dalam profesinya masing masing Perguruan tinggi sebagai
institusi ilmiah juga harus dapat mengembangkan ilmu dan teknologi (iptek) untuk
mencetak kader pimpinan bangsa yang dapat diharapkan, dapat berperan dalam
pembangunan
4. Memberikan pemahaman filosofi dan praktek Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional

Pendidikan Kadeham yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang cerdas dan
penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik Sikap tersebut antara lain:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan menghayati nilai nilai
falsafah bangsa;
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
3. Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warganegara Indonesia;
4. Bersifat professional yang dijiwai oleh kesadaran bela Negara;
5. Aktif memanfaatkan iptek serta seni untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa, dan
negara

Salah satu indikator keberhasilan kuliah pendidikan pengembangan kepribadian,


khususnya Pendidikan Kewarganegaraan, yang bertujuan membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, rasa kebangsaan diperlukan
untuk menyatukan tekad menjadi bangsa yang kuat, dihormati, dan disegani oleh bangsa lain
dan mempererat persatuan dan kesatuan, baik dalam arti spirit, maupun geografi, sehingga
dapat meniadakan frontier, rasa kebangsaan dan cinta tanah air akan meningkatkan paham,
yang merupakan perwujudan terhadap apa, bagaimana dan sikap bangsa dalam menghadapi
masa depan Situasi yang didambakan adalah Visi Indonesia 2030 yang berlandaskan pada
nilai nilai kebangsaan, demokrasi, dan HAM
Pendidikan Kadeham, diharapkan: Mahasiswa menjadi ilmuwan yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, demokrasi yang berkeadaban, menjadi warganegara yang
memiliki daya saing; berdisplin, dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang
damai berdasarkan sistem nilai Pancasila

SEMANGAT KEBANGSAAN
A. Kebangsaan
Kebangsaan adalah hubungan hukum antara orang dan negara (White, Philip L, 2006)
Kebangsaan memberi yurisdiksi negara atas orang, dan memberi orang perlindungan dari
negara Yang menjadi hak hak dan kewajiban merupakan hal yang beragam dari suatu
negara dengan negara lainnya
Bangsa Indonesia hanya dapat mempertahankan kesatuannya, jika warganegaranya
memiliki semacam komitmen untuk bertekad membangun nasionalisme Dalam suatu
masyarakat yang sangat pluralistik, di mana terdapat berbagai ragam nilai yang berkaitan
erat dengan etnis, bahasa, kedaerahan, dan agama, maka pembangunan nasionalisme
Indonesia memerlukan pendekatan multidisiplin dan dilakukan secara berkesinambungan
Alasan inilah yang menjadi dasar mengapa nasionalisme atau paham kebangsaan
mempunyai peranan yang sangat signifikan di dalam membentuk kepribadian bangsa
(nation and character building)
B. Latar Belakang
Mengingat dasar utama negara Indonesia adalah kebangsaan (nationhood), maka
nasionalisme harus dipelihara agar tetap relevan menghadapi tantangan jaman Oleh
karena itu, merosotnya nasionalisme pada dasarnya akan membahayakan kelangsungan
hidup bangsa dan negara Indonesia

C. Kebhinekaan NKRI
Agar kita tetap dapat mempertahankan keutuhan bangsa dan negara kita, dan ke
Bhinneka Tunggal Ika an masyarakat kita, maka sudah selayaknya dewasa ini, generasi
muda (mahasiswa) meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan apresiasi terhadap
kebangsaan Indonesia dan eksistensi negara bangsa Indonesia (Zamroni, 2001; Tilaar,
2007)
Nasionalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki beberapa nilai
nilai, antara lain mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa Mematuhi dan
mentaati peraturan negara, mematuhi dan menghayati nilai nilai yang ada pada UUD
1945 dan Pancasila, serta membangun rasa persaudaraan, solidaritas, kedamaian, dan anti
kekerasan antar kelompok masyarakat dengan semangat persatuan Masih banyak lagi
nilai nilai nasionalisme yang harus dimiliki oleh warga negara Indonesia
Pengakuan terhadap Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara adalah sangat
relevan dengan eksistensi Indonesia sebagai sebuah negara yang terdiri dari berbagai
bangsa dengan semangat nation statenya

D. Hakekat Nasionalisme
Istilah nasionalisme berasal dari bahasa Latin, yaitu natio yang berarti bangsa yang
dipersatukan karena kelahiran, dan dari kata nasci yang berarti dilahirkan Nasionalisme
berarti bangsa yang bersatu karena faktor kelahiran yang sama
Pengertian Nasionalisme, mengalami perkembangan beragam, yang secara
keseluruhan dapat diklasifikasikan menjadi tiga pengertian
 Pertama, nasionalisme adalah sebuah ideologi sekaligus merupakan satu bentuk
dari perilaku (behaviour)
 Kedua, nasionalisme adalah sebuah cita cita yang ingin memberi batas antara kita
yang sebangsa dengan mereka dari bangsa lain, antara negara kita dengan negara
lain
 Ketiga, nasionalisme adalah ibarat satu koin yang mempunyai dua sisi, yaitu sisi
pertama adalah politik, dan sisi lainnya adalah ernisitas atau rasa kesukubangsaan
Tidak ada nasionalisme tanpa elemen politik, sedangkan substansinya tidak bisa
lain kecuali sentimen etnik (Nodia, 1998)
Secara obyektif nasionalisme mengandung unsur unsur bahasa, ras, etnik, agama,
peradaban (civilization), wilayah, negara dan kewarganegaraan Unsur unsur pokok
tersebut amat kuat membentuk nasionalisme dan membantu mempercepat proses evolusi
nasionalisme ke arah pembentukan negara nasional
Nasionalisme merupakan paham kebangsaan yang timbul karena adanya persamaan
nasib dan sejarah, serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa yang
merdeka, bersatu, dan berdaulat Oleh karena itu nasionalisme sering dipandang sebagai
suatu ideologi pemelihara negara bangsa (nation state) (Eriksen, 1993)
Nasionalisme merupakan filsafat politik dan sosial yang menganggap bahwa kebaikan
bangsa adalah yang paling utama Dengan demikian, negara menjadi milik seluruh rakyat
sebagai keseluruhan Hal ini yang membuat nasionalisme dilihat sebagai suatu dasar
ideologi Dengan demikian seorang nasionalis adalah seorang yang memiliki kebanggaan
terhadap bangsanya (memujanya)
Nasionalisme mengajarkan tentang sikap terhadap negara, yaitu bangga terhadap
negara, cinta tanah air dan rela membela negara Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
salah satu mata pelajaran yang berfungsi sebagai pendidikan nilai, yaitu mata pelajaran
yang mensosialisasikan dan menginternalisasikan nilai nilai Pancasila atau budaya bangsa
Indonesia Salah satu hal yang paling penting dalam Pendidikan Kewarganegaraan yaitu:
Pendidikan nilai nasionalisme yang mengandung dan menanamkan nilai nasionalisme
guna membentuk karakter mahasiswa yang cinta dan bangga akan bangsanya

E. Identitas Nasional Bangsa Indonesia


Identitas suatu bangsa berkaitan erat dengan pengertian suatu bangsa Identitas bangsa
(national identity) sebagai suatu kesatuan, biasanya dikaitkan dengan nilai keterikatan
dengan tanah air (ibu pertiwi), yang berwujud identitas atau jati diri bangsa, dan biasanya
menampilkan karakteristik tertentu yang berbeda dengan bangsa bangsa lain, yang pada
umumnya dikenal dengan istilah kebangsaan atau nasionalisme (Anderson, 2001)
Menurut seorang sejarahwan Indonesia, Taufik Abdullah (1999), bangsa Indonesia
tumbuh sebagai suatu solidaritas dari kelompok, dimulai pada pertengahan 1930
Menurutnya, bahwa pada pertengahan tahun 1930 an telah Nampak adanya suatu
masyarakat baru, yang dapat dinamakan masyarakat Indonesia Masyarakat ini terdiri atas
berbagai suku bangsa yang sudah sanggup membedakan antara identitas suku dan
kepentingan nasional
Ciri ciri masyarakat baru nampak dalam pikiran mereka yang tidak lagi terbatas pada
alam pikiran tradisional Yang lebih penting adalah cita cita mereka yang mengarah ke
suatu satuan politik baru yang terlepas dari ikatan ikatan tradisional maupun kolonial
Belanda Indonesia merdeka adalah semboyan yang paling ekstrem dari cita cita itu Daya
pengikat mereka adalah Bahasa Indonesia yang muncul dari Bahasa Melayu Inilah unsur
unsur solidaritas dari suatu kelompok yang dinamakan “bangsa Indonesia”
Secara formal istilah bangsa Indonesia digunakan melalui hasil Kongres Pemuda
kedua, Pemuda Indonesia di Jakarta tanggal 27 28 Oktober 1928 butir kedua, yaitu:
“Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, BANGSA
INDONESIA”
Sedangkan nama Indonesia, pertama kali secara formal dirumuskan oleh organisasi
mahasiswa Indonesia di negeri Belanda pada tahun 1922 yang diberi nama “Perhimpunan
Indonesia” (Indonesische Vereniging), sebagai pengganti nama sebelumnya Indische
Vereeniging yang didirikan tahun 1908 (Abdullah, 1999)

F. Integrasi Nasional Indonesia


Negara Indonesia adalah suatu organisasi negara disebut warganegara yang diatur
oleh undang undang Bangsa (nation) Indonesia merupakan suatu kesatuan solidaritas
kebangsaan Kesatuan solidaritas berasal dari nation nation yang sudah lama ada di
kepulauan Nusantara seperti Jawa, bangsa Minang, bangsa Minahasa, bangsa bangsa
Papua (Tilaar, 2007)
Tumbuhnya nation Indonesia dapat dilihat dari kebangkitan nasional dengan lahirnya
Budi Utomo pada tahun 1908 Pada mulanya gerakan Budi Utomo terbatas sebagai
gerakan sekelompok mahasiswa kedokteran yang berasal dari Jawa Kemudian gerakan
Budi Utomo tersebut merangkum kepentingan nasional yang lebih luas Terbentuknya
dalam Sumpah Pemuda 1928

DEMOKRASI
A. Arti Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki
hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan
—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum (Wikipedia)
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara Demokrasi juga merupakan
seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta praktik dan prosedurnya
Demokrasi mengandung makna penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia

B. Arti Demokrasi Menurut Para Ahli


 Abraham Lincoln, demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
 Charles Costello, demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri
dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk
melindungi hak-hak perorangan warga negara
 John L Esposito, demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat
Oleh karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun
mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Selain itu, tentu saja
lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif,
legislatif, maupun yudikatif
 Hans Kelsen, demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat Yang
melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih Di mana
rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan di
dalam melaksanakan kekuasaan Negara
 Sidney Hook, demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak didasarkan pada kesepakatan
mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa
 C F Strong, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota
dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang
menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya
pada mayoritas tersebut
 Hannry B Mayo, demokrasi adalah kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-
pemilihan yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam
suasana di mana terjadi kebebasan politik
 Merriem, demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat;
khususnya, oleh mayoritas; pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada
rakyat dan dilakukan oleh mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah
sistem perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas
yang diadakan secara periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat sumber
otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau
kesewenang-wenangan
 Samuel Huntington, demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang
paling kuat dalam sebuah sistem dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil,
jujur dan berkala dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk
memperoleh suara dan hampir seluruh penduduk dewasa dapat memberikan suara

Arti demokrasi: Rakyat memiliki kekuasaan tertinggi dalam hal pembuatan


keputusan yang berdampak bagi kehidupan rakyat secara keseluruhan Sistem
pemerintahan demokrasi memberikan kesempatan penuh kepada warganya untuk
berpartisipasi secara aktif dalam proses perumusan, pengembangan, dan penetapan
undang-undang, baik itu melalui perwakilan ataupun secara langsung

C. Arti Demokrasi Pancasila


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demokrasi Pancasila adalah
demokrasi yang berdasarkan sila Pancasila yang dilihat sebagai suatu keseluruhan yang
utuh
Penggunaan sistem demokrasi dalam penyelenggaraan kekuasaan negara adalah
mutlak untuk itu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) telah menggunakan sistem
demokrasi yang sangat tepat bagi bangsa Indonesia yang pluralisme adalah Demokrasi
Pancasila
Demokrasi liberal, demokrasi kapitalis, dan demokrasi terpimpin yang pernah
diberlakukan Indonesia pada zaman dulu tidak sesuai dan bertentangan dengan demokrasi
Pancasila
D. Keunggulan Demokrasi Pancasila
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), demokrasi
Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 memiliki keunggulan tertentu
 Mengutamakan pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat dalam
semangat kekeluargaan
 Mengutamakan keselarasan dan keseimbangan antara hak dan kewajiban, antara
kepentingan pribadi dan sosial
 Lebih mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa di atas kepentingan
pribadi dan golongan (Ari Welianto, 2012)

E. Hakikat Demokrasi
Ditinjau dari asal usul katanya, istilah demokrasi berasal dari kata Yunani
“demos”yang berarti rakyat, dan “kratia” berarti kewenangan untuk mengatur (rule) Kata
“demokrasi”dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal
sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat Konsep demokrasi
menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik Hal ini menjadi wajar,
sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara
Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada
abad ke-5 SM Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem
yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern Namun, arti dan istilah ini telah
berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18,
bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” dibanyak negara
Dalam demokrasi, kekuasaan politik dianggap sah bila kekuasaan itu merupakan
aspirasi rakyat Rakyat mempunyai kewenangan penuh untuk menyetujui atau menolak
berbagai kebijakan yang dibuat oleh penguasa/pemerintah Bahkan rakyat juga
mempunyai kekuasaan untuk mengawasi semua tindakan dan kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah dan lembaga-lembaga politik lainnya
Pengertian yang paling mendasar adalah bahwa masyarakat mayoritas selalu dituntut
untuk bersikap berperilaku menghargai eksistensi masyarakat minoritas, karena
bagaimanapun mereka adalah bagian dari rakyat secara keseluruhan Karena itu
masyarakat minoritas tidak dapat diperlakukan secara diskriminatif atau tidak adil Jadi
apabila dalam praktiknya terdapat masyarakat minoritas yang masih diperlakukan tidak
adil, maka negara yang bersangkutan belum memenuhi syarat sebagai penganut sistem
demokrasi konsep demokrasi di atas merupakan formulasi yang ideal, walaupun dalam
praktiknya belum ada suatu negara pun di dunia yang secara politik dapat
melaksanakannya secara konkrit Namun demikian sekurang-kurangnya, konsep ini dapat
digunakan sebagai standar untuk menilai, apakah suatu negara dapat disebut sebagai
negara demokratis, atau tidak (HA Prayitno, Trubus Rahardiansah P 2012)

F. Prinsip-prinsip Demokrasi
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga
jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang
sejajar satu sama lain Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini
diperlukan agar ketiga lembaga ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol

G. Sistem Demokrasi
 Demokrasi langsung, warganegara memegang kedaulatannya secara langsung, dan
biasanya dilakukan oleh majelis rakyat Majelis rakyat ini berwenang merancang,
membuat, mengesahkan, dan mengawasi pelaksanaan semua kebijakan politik yang
ditetapkan Sistem demokrasi perwakilan banyak diterapkan di negara-negara yang
mayoritas berpenduduk relatif besar dan heterogen
 Demokrasi Konsosiasional, yaitu sistem demokrasi, di mana hukum tidak dapat
disahkan tanpa mendapat persetujuan dan kesepakatan, baik oleh mayoritas mutlak
maupun oleh badan legislatif yang mewakili kepentingan kelompok masyarakat
Dalam system demokrasi ini, semua aturan atau produk hukum harus mendapatkan
pengesahan oleh sebuah Lembaga yang dianggap mewakili masyarakat
 Demokrasi Kompetitif, yaitu demokrasi di mana proses keputusan masalah politik
dirancang untuk mengakomodasi setiap aspirasi politik, yang di dalamnya
mencerminkan kepentingan dan tujuan yang beragam Keputusan politik yang
mendapat dukungan terbanyak biasanya dianggap yang terbaik untuk
diimplementasikan
 Demokrasi Kopensus, yaitu demokrasi yang dalam proses pengambilan keputusan
politik, biasanya dirancang untuk mencapai harmoni atau keselarasan dari berbagai
kepentingan dan tujuan yang beragam ke dalam persetujuan yang dapat diterima oleh
seluruh warganegara yang menekankan pada toleransi dan kebersamaan
 Demokrasi Sentralisasi, yaitu demokrasi di mana peran pemerintah pusat sangat
dominan dalam mengendalikan semua kepentingan/aspirasi rakyatnya Rakyat harus
tunduk dan patuh terhadap semua keputusan pemerintah, meskipun seringkali
kebijakan itu merugikan/mengorbankan kepentingan rakyat Hubungan pemerintah
dengan rakyatnya relative jauh, karena peran pemerintah yang menonjol dan
cenderung otoriter
 Demokrasi Desentralisasi, yaitu demokrasi yang antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah memiliki peran dan kedudukan yang hampir sama Semua
kewenangan pemerintah pusat diserahkan ke daerah untuk mengelola dan
mengurusnya Biasanya hanya bidang-bidang tertentu yang dikuasai oleh pusat,
misalnya sistem moneter, hubungan luar negeri, pertahanan keamanan, dan lain
sebagainya

H. Semangat Demokrasi Pancasila


Demokrasi Pancasila secara umum adalah suatu paham demokrasi yang bersumber
dari pandanan hidup atau falsafah hidup bangsa Indonesia yang digali berdasarkan
kepribadian rakyat Indonesia sendiri Dari falsafah hidup bangsa Indonesia, kemdian akan
timbul dasar falsafah negara yang disebut dengan Pancasila yang terdapat, tercemin,
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
Nilai Musyawarah untuk mufakat terkandung dalam sila ke-4 bunyi yang terdapat
dalam sila ke-4 Pancasila adalah “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan” Hal ini mengindikasikan bahwa hakekat dasar
manusia sebagai makhluk sosial (zoon politicon) tidak bisa hidup sendiri dan memerlukan
aturan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan dari serangkaian hubungan sosial Isi
yang terkandung secara keseluruh Sila Ke-4 dalam Pancasila berasal dari naluriah
manusia yang dilahirkan sebagai makhluk sosial
Hal tersebut menunjukkan makna permusyawaratan adapun hikmat kebijaksanaan
dalam arti ini adalah kondisi sosial yang menampilkan cara rakyat berpikir dalam tahap
yang lebih tinggi sebagai bangsa dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran
berasaskan kelompok dan aliran tententu yang sempit

I. Pemilihan Umum
Pemilu adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945,
dengan kata lain, pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatan
dan merupakan lembaga demokrasi.
Secara teoritis pemilihan umum dianggap merupakan tahap paling awal dari berbagai
rangkaian kehidupan tata negara yang demokratis Sehingga pemilu merupakan motor
penggerak mekanisme sistem politik Indonesia
Melalui pemilu, rakyat juga bisa menyampaikan keinginan dalam politik atau sistem
kenegaraan (Serafica Gischa, 2020)
Pemilihan Umum Dalam suatu negara demokrasi, Pemilu dilaksanakan secara teratur
Setiap warga negara yang sudah dewasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih dan
bebas menggunakan haknya tersebut sesuai dengan kehendak hati nuraninya. Dia bebas
untuk menentukan partai atau calon mana yang akan didukungnya, tanpa ada rasa takut
atau paksaan dari orang lain Pemilih juga bebas mengikuti segala kampanye dan
menyaksikan perhitungan suara
Dengan pemilu, demokrasi dianggap sistem yang menjamin kebebasan warga negara
terwujud melalui penyerapan suara sebagai bentuk partisipasi publik secara luas. Dalam
Demokrasi Pancasila seperti di Indonesia, Pemilu sebagai sarana untuk membentuk
kekuasaan berdasarkan kedaulatan rakyat
Menurut Pasal 22E ayat 1 UUD 1945, pemilu dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, dan jujur serta adil
 Langsung artinya rakyat memilij wakilnya secara langsung sesuai hati nuraninya
 Umum yaitu semua warga negara yang sudah memenuhi persyaratan untuk
memilih, berhak mengikuti pemilu
 Bebas adalah setiap warga negara bebas menentukan pilihannya tanpa ada
tekanan atau paksaan dari siapapun
 Rahasia yaitu dalam memberikan hak suaranya, pemilih dijamin kerahasiaan data
dan tidak diketahui oleh pihak manapun
 Jujur menekankan bahwa setiap penyelenggaraan pemilu, aparat pemerintah,
peserta pemilu, pengawas, pemantau, serta semua pihak harus bersikap jujur
 Asas adil, bahwa dalam penyelenggaraan pemilu peserta dan pemilih mendapat
perlakukan yang sama sesuai peraturan yang berlaku

J. Tujuan Pemilu
Sebagai pelaksanaan kedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila, pemilu memiliki beberapa
tujuan:
1. Memungkinkan terjadinya peralihan pemerintahan secara aman dan tertib
2. Melaksanakan kedaulatan rakyat
3. Dalam rangka melakukan hak-hak asasi warga negara

Sesuai dengan apa yang dicantumkan pada Pembukaan dan Pasal 1 UUD 1945
Indonesia menganut asas kedaulatan rakyat. Sehingga pemilu merupakan kesempatan
kepada warga negara untuk melaksanakan haknya dengan tujuan:
A. Untuk memilih wakil-wakilnya yang akan menjalankan kedaulatan yang dimiliki
B. Terbuka kemungkinan bagi warga negara untuk duduk dalam badan perwakilan
rakyat sebagai wakil yang dipercaya oleh pemilihnya
C. Sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun
1945 serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan
memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional
sebagaimana Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

K. Pemilu dengan Konsep Demokrasi


Demokrasi diartikan sebagai istilah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, maka
konsep untuk rakyat ini seharusnya diterjemahkan dengan pengertian sebesar-besarnya
untuk kemakmuran rakyat Negara berkewajiban untuk memenuhi hak-hak rakyat
termasuk dalam hal politik.
Pelaksanaan prinsip kedaulatan rakyat dapat dilakukan melalui demokrasi langsung
maupun demokrasi perwakilan. Demokrasi langsung bercirikan rakyat mengambil bagian
secara pribadi dalam tindakan-tindakan dan pemberian suara untuk membahas dan
mengesahkan undang-undang. Sedangkan demokrasi perwakilan, rakyat memilih warga
lainnya sebagai wakil yang duduk di lembaga perwakilan rakyat untuk membahas dan
mengesahkan undang-undang
Pemilu diadakan sebagai sarana untuk melaksanakan kedaulatan rakyat dan juga salah
satu instrument yang mencerminkan negara demokrasi, pemilu juga untuk menentukan
dan memilih siapa-siapa saja yang pantas yang akan mewakili rakyat dan juga untuk
memilih pemimpin yang akan memimpin dan membawa negeri, atau nasib bangsa dan
Negara Indonesia ke arah yang lebih baik (Muhammad Abdillah, 2014)
Di dalam demokrasi modern, pemilu selalu dikaitkan dengan konsep demokrasi
perwakilan atau demokrasi tidak langsung (indirect democracy), yang berarti
keikutsertaan rakyat di dalam pemerintahan dilakukan oleh wakil-wakil rakyat yang
dipilih sendiri oleh rakyat secara langsung dan bebas, sehingga hasil pemilu haruslah
mencerminkan konfigurasi aliran-aliran dan aspirasi politik yang hidup di tengah-tengah
rakyat Konsep dan pemahaman yang seperti itu pulalah yang mendasari penyelenggaraan
pemilu di sepanjang sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia

L. Demokrasi Indonesia di Masa Depan


1. Pilar-pilar Demokrasi
Pada masa mendatang, UUD 1945 cukup strategis menjadi landasan demokrasi
asalkan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan jiwa yang terdapat dalam UUD 1945
Selama ini UUD 1945 hanya dijadikan konstitusi yang semantik (formal) Ketentuan yang
mengatur demokrasi sengaja tidak dilaksanakan atau dikesampingkan, tetapi yang
menguntungkan penguasa dikedepankan
Adapun pilar-pilar demokrasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
 Kedaulatan rakyat
 Pemerintahan yang mewujudkan good governance
 Kekuasaan mayoritas
 Terjaminnya hak-hak minoritas
 Jaminan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM)
 Pemilihan umum yang bebas, jujur, dan adil
 Persamaan hak di depan hukum (supremasi hukum)
 Peradilan yang bebas dan tidak memihak
 Pembatasan kekuasaan pemerintah secara konstitusional melalui pengawasan
yang akuntabel (accountability)
 Kemajemukan sosial, ekonomi dan politik
 Nilai-nilai toleransi, pragmatism, Kerjasama, dan mufakat
 Terwujudnya masyarakat adab (civil society)
Upaya menerapkan pilar-pilar demokrasi tersebut di atas dalam
menumbuhkembangkan demokrasi di Indonesia bukanlah suatu impian (yang mengada-
ada) Perlu diketahui bahwa pilar-pilar tersebut telah dijadikan pedoman untuk
menerapkan sistem demokrasi

2. Kondisi Demokrasi Indonesia Pada Masa Pandemi Covid 19


Membicarakan masa depan demokrasi pada umumnya akan mengarah setidaknya
pada dua hal, yakni penguatan demokrasi atau pelemahan demokrasi Dalam hal
pelemahan demokrasi, ada dua model atau varian Pertama, mengarah kembali pada
kondisi otoriter (authoritarian resurgence) dan kedua, mengalami kondisi yang disebut
oleh Colin Crouch (2004) sebagai “post-democracy”
Masa depan demokrasi kita tampaknya belum akan pulih dalam waktu dekat Model
post-democracy akan tetap bercokol dalam kehidupan politik kita. Memang kita tidak
akan mengarah pada model pemerintahan otoriter, namun juga belum akan mengarah
pada bentuk pemerintahan demokrasi tulen Berbagai indikasi menjelang dan saat
terjadinya pandemi COVID-19, tidak menunjukkan tanda-tanda yang mengarah pada
dukungan bagi perbaikan demokrasi
Jika tidak ada sebuah terobosan politik yang berarti, bisa jadi kualitas demokrasi kita
semakin melorot pasca-pandemi ini. Munculnya berbagai regulasi yang bernuansa
sentralisasi kekuasaan, selain juga karakter demokrasi kita yang mengarah pada post-
democracy, dan situasi politik yang tengah berjalan saat pandemi, menjadi persoalan-
persoalan pokok demokrasi kita hari ini. Belum lagi kondisi kehidupan ekonomi yang
makin melemah dan potensi renggangnya kohesi sosial yang dapat memperburuk situasi
Oleh karena itu, tidak ada pilihan bagi kalangan civil society untuk bangkit kembali
memainkan peran asasinya dalam melindungi dan menyuburkan kehidupan demokrasi
kita, baik pada masa pandemi COVID-19 maupun sesudahnya Kerja kolektif para pihak
yang peduli terhadap kualitas kehidupan demokrasi harus makin digiatkan, sebagai
bentuk tanggung jawab moral dan konstitusional anak bangsa (Prof Dr Firman Noor)

KEWARGANEGARAAN

 Warga negara adalah penduduk sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan,
tempat kelahiran, dan sebagainya yang mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai
seorang warga dari negara itu (KBBI).
 Pada pasal 26 UUD 1945, yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan UU sebagai warga negara. Syarat-
syarat menjadi warga negara ditetapkan dengan UU.
 Kewarganegaraan, hubungan antara individu dan negara. Di mana individu berutang
budi dan pada gilirannya berhak atas perlindungan

Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015).


A. Tugas dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Setiap warga negara Indonesia mempunyai tugas dan kewajiban yang sama, yang terdapat
pada UUD 1945.

B. Berikut hak warga negara Indonesia:


 Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. “Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
 Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan. “setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya”(pasal 28A).
 Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah (pasal 28B ayat 1).
 Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan berkembang”.
 Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat
1).
 Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
 Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
 Hak untuk mempunyai hak milik pribadi. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa,
hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak.
 Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apa pun. (pasal 28I ayat 1).
C. Kewajiban Warga Negara Indonesia
 Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi
"Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya".
 Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang
berbunyi, "Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”. (*Pembelaan negara hak dan kewajiban bela negara).
 Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Di mana tertuang dalam Pasal 28J
ayat 1 yang berbunyi," Setiap orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain".
 Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Tertuang
dalam Pasal 28J ayat 2 yang berbunyi menyatakan, “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan
undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis".
 Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Tertuan dalam Pasal
30 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan, “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”.

D. Kewarganegaraan RI UU No. 12 Thn 2006


Kewarganegaraan adalah undang-undang yang melahirkan suatu kehidupan masyarakat
bangsa Indonesia di mana problem-problem itu diselesaikan.
Asas-asas yang dipakai dalam Undang-undang No. 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia meliputi:
 Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan bukan negara tempat kelahiran;
 Asas ius soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diperuntukkan terbatas bagi anak-anak
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang;
 Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu kewarganegaraan
bagi setiap orang.
 Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.

E. Hak dan Kewajiban Warganegara dalam Bela Negara


Konsepsi hukum bela negara di Indonesia sudah ada. Dan itu sudah tercantum dan
mendasarkan kepada Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 khususnya Pasal 27 ayat (3)
yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
Pembelaan Negara.
Lalu Pasal 30 ayat (1) menjelaskan bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Dari kedua ketentuan tersebut
dapat dipahami bahwa bela negara merupakan hak dan kewajiban konstitusional
warga negara Indonesia.
Konsepsi Bela Negara ini secara substansial mengandung lima nilai yaitu:
 Cinta tanah air
 Sadar berbangsa dan bernegara
 Yakin pancasila sebagai ideologi negara
 Rela berkorban untuk bangsa dan negara
 Dan memiliki kemampuan awal bela negara.

Kemudian hak dan kewajiban konstitusional tersebut selanjutnya dijabarkan di dalam


Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. (indonesiabaik.id)

Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan
bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam
undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokrasi.

F. Tugas dan Tanggung Jawab Negara


 Tugas dan tanggung jawab negara terhadap rakyat
Fungsi dasar negara adalah mengatur untuk menciptakan law and order dan untuk
mencapai welfare atau kesejahteraan.

Dalam pandangan teori klasik tentang negara, peran negara dalam pembangunan,
termasuk peran kesejahteraan, mencakup lima hal.
o Pertama, peran ekstraksi, yakni mengumpulkan sumberdaya, misalnya
memperoleh devisa dari ekspor, eksploitasi sumberdaya alam, menarik pajak
warga, atau menggali pendapatan asli daerah.
o Kedua, peran regulasi, yakni melancarkan kebijakan dan peraturan yang
digunakan untuk mengatur dan mengurus barang-barang publik dan warga.
o Ketiga, peran konsumsi, yakni menggunakan (alokasi) anggaran negara untuk
membiayai birokrasi agar fungsi pelayanan publik berjalan secara efektif dan
profesional.
o Keempat, peran investasi ekonomi, yakni mengeluarkan biaya untuk untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi (GNP, GDP dan PDR dan membuka
lapangan kerja bagi warga).
o Kelima, peran distribusi sosial, yakni negara mengeluarkan belanja untuk
membiayai pembangunan sosial atau kebijakan sosial. Wujud konkretnya adalah
pelayanan publik untuk memenuhi hak-hak dasar warga.
Dalam mencapai kesejahteraan, dibutuhkan peran normal negara untuk menciptakan
pembangunan yang seimbang (balanced devel¬opment), yaitu keseimbangan antara
pembangunan ekonomi dan pembanngunan sosial.
 Tugas dan tanggung jawab negara tentang HAM
Terdapat korelasi yang jelas antara hukum, yang bertumpu pada konstitusi, dengan
kedaulatan rakyat, yang dijalankan melalui sistem demokrasi. Korelasi ini tampak dari
kemunculan istilah demokrasi konstitusional. Dalam sistem demokrasi, partisipasi rakyat
merupakan intinya. Negara hukum harus ditopang dengan sistem demokrasi, demokrasi
tanpa pengaturan hukum akan kehilangan bentuk dan arah, sedangkan hukum tampa
demokrasi akan kehilangan makna.

Dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia mengamanahkan bahwa :
o Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan, HAM adalah tanggung
jawab negara, terutama pemerintah. (sebagaimana bunyi Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 psl 28I ayat 4 dan Pasal 8 Undang
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia)
o Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati, melindungi, menegakan,
dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-undang ini,
peraturan perundang-undangan lain dan hukum internasional tentang hak asasi
manusia yang diterima oleh negara Republik Indonesia (Undang Nomor 39 Tahun
1999 tentang hak asasi manusia psl 71)

Pasal 28i Ayat 5: Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai
dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundangundangan.

Kewajiban dan tanggung jawab Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71,
meliputi langkah-langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik,
ekonomi,sosial, budaya, pertahanan keamanan negara, dan bidang lain (Pasal 72
Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia)

HAK ASASI MANUSIA


A. Latar Belakang
HAM, dalam Bahasa inggris sebagai human right atau fundamental rights. Artinya:
“Seperangkat hak yang melekat pada keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa, dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Dalam upaya memberikan jaminan atas penegakan HAM, materi muatan HAM
dimasukkan dalam Amandemen Kedua, dan UUD 1945. Di dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 juga terdapat ketentuan mengenai HAM. Setiap negara
bertanggungjawab terhadap hak asasi tiap warga negaranya.
Di dalam UU RI Nomor 11 Tahun 2005 yang merupakan hasil ratifikasi dari
International Covenant on Economic, Social and 3 Cultural Rights (ICESCR) 1966,
memaparkan bentuk perlindungan pemerintah dalam pemenuhan hak ekosob antara lain
hak untuk memperoleh pekerjaan, hak untuk memperoleh pendidikan, hak atas jaminan
sosial, dan lain-lain. Apabila hak-hak tersebut dapat direalisasikan maksimal, dengan
demikian pemerintah akan memberikan kesejahteraan pada warga negaranya sehingga
berdampak positif terhadap pembangunan nasional.
(MR. Abror, 2013)

B. HAM DALAM UUD 1945


Hak-hak yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
terdiri atas:
1. Hak untuk hidup. Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup,
meningkatkan taraf kehidupannya, hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera
lahir batin serta memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat.
2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan. Setiap orang berhak untuk
membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah atas
kehendak yang bebas.
3. Hak mengembangkan diri. Setiap orang berhak untuk memperjuangkan hak
pengembangan dirinya, baik secara pribadi maupun kolektif, untuk membangun
masyarakat, bangsa dan negaranya.
4. Hak memperoleh keadilan. Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak untuk
memperoleh keadilan dengan mengajukan permohonan, pengaduan, dan gugatan, baik
dalam perkara pidana, perdata, maupun administrasi serta diadili melalui proses
peradilan yang bebas dan tidak memihak, sesuai dengan hukum acara yang menjamin
pemeriksaan secara obyektif oleh Hakim yang jujur dan adil untuk memperoleh
putusan adil dan benar.
5. Hak atas kebebasan pribadi. Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai
keyakinan politik, mengeluarkan pendapat di muka umum, memeluk agama masing-
masing, tidak boleh diperbudak, memilih kewarganegaraan tanpa diskriminasi, bebas
bergerak, berpindah dan bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia.
6. Hak atas rasa aman. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, hak milik, rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
7. Hak atas kesejahteraan. Setiap orang berhak mempunyai milik, baik sendiri maupun
bersama-sama dengan orang lain demi pengembangan dirinya, bangsa dan masyarakat
dengan cara tidak melanggar hukum serta mendapatkan jaminan social yang
dibutuhkan, berhak atas pekerjaan, kehidupan yang layak dan berhak mendirikan
serikat pekerja demi melindungi dan memperjuangkan kehidupannya.
8. Hak turut serta dalam pemerintahan. Setiap warga negara berhak turut serta dalam
pemerintahan dengan langsung atau perantaraan wakil yang dipilih secara bebas dan
dapat diangkat kembali dalam setiap jabatan pemerintahan.
9. Hak wanita. Seorang wanita berhak untuk memilih, dipilih, diangkat dalam jabatan,
profesi dan pendidikan sesuai dengan persyaratan dan peraturan perundang-undangan.
Di samping itu berhak mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan
pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan
atau kesehatannya.
10. Hak anak. Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat
dan negara serta memperoleh pendidikan, pengajaran dalam rangka pengembangan
diri dan tidak dirampas kebebasannya secara melawan hukum (Masyur Effendi, 2005)

C. Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja, atau kelalaian yang
secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak
Asasi Manusia seseorang atau sekelompok orang yang dijamin oleh undang-undang, dan
tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 angka 6 UU No. 39
Tahun 1999 tentang HAM).
Penangkapan atas pelanggaran HAM, penangkapannya dilakukan oleh Jaksa
Agung yang dilakukan penyidik dengan surat tugas, dan surat perintah penangkapan,
kecuali apabila tertangkap tangan. Penahanan dilakukan oleh Jaksa Agung sebagai
penyidik dan penuntut umum, hakim pengadilan HAM dengan penetapannya berwenang
melakukan penahanan untuk kepentingan pemeriksaan di sidang pengadilan. Perintah
penahanan dilakukan karena dikhawatirkan akan melarikan diri/merusak/menghilangkan
alat bukti/ mengulangi kejahatan HAM berat.

D. Hak dan kewajiban asasi manusia


Dalam memenuhi dan menuntut hak tidak terlepas dari pemenuhan kewajiban yang
harus dilaksanakan. Pemenuhan, perlindungan dan penghormatan terhadap HAM harus
diikuti dengan pemenuhan terhadap kewajiban asasi manusia dan tanggung jawab asasi
manusia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara.
(Arum Sutrisni Putri, 2020)

E. Hubungan Pancasila dan HAM


Dasar-dasar HAM tertuang dalam UUD 1945 Republik Indonesia selanjutnya dapat
ditemukan dalam sejumlah pasal Batang Tubuh UUD:
o Pasal 27 ayat (1): “Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya”
o Pasal 28: “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”
o Pasal 29 ayat (2): “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu”
o Pasal 30 ayat (1): “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pembelaan negara”
o Pasal 31 ayat (1): “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”.

Hubungan antara Pancasila dan HAM di Indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Sila Ketuhanan yang maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk
agama , melaksanakan ibadah dan menghormati perbedaan agama. Sila tersebut
mengamanatkan bahwa setiap warga negara bebas untuk memeluk agama dan
kepercayaannya masing-masing. Hal ini selaras dengan Deklarasi Universal tentang
HAM (Pasal 2) yang mencantumkan perlindungan terhadap HAM
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara
pada kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang
sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan undang-undang. Sila Kedua,
mengamanatkan adanya persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban
antara sesama manusia sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 Deklarasi HAM PBB
yang melarang adanya diskriminasi.
3. Sila Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu diantara warga
Negara dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan
Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan prinsip HAM
Pasal 1 bahwa Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-
hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu
sama lain dalam persaudaraan.
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan,
bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis. Menghargai hak setiap warga negara
untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan,
ataupun intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat. Inti dari sila
ini adalah musyawarah dan mufakat dalam setiap penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan sehingga setiap orang tidak dibenarkan untuk mengambil
tindakan sendiri, atas inisiatif sendiri yang dapat mengganggu kebebasan orang lain.
Hal ini sesuai pula dengan Deklarasi HAM.
5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengakui hak milik perorangan
dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-
besarnya pada masyarakat. Asas keadilan dalam HAM tercermin dalam sila ini,
dimana keadilan disini ditujukan bagi kepentingan umum tidak ada pembedaan atau
diskriminasi antar individu.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia sudah
memberikan jaminan bahwa nilai-nilai yang ada dalam Pancasila itu sejalan dengan HAM.
Oleh sebab itu, penghormatan kita terhadap HAM harus bersifat juga berskala universal. Kita
menerapkan HAM dengan tidak mengenyampingkan nilai-nilai keluhuran sebagai manusia
Indonesia.(Business-law.binus.ac.id, 2016)

F. Lembaga Komisi Nasional HAM


Komnas HAM adalah sebuah lembaga mandiri di Indonesia yang kedudukannya
setingkat dengan lembaga negara lainnya dengan fungsi melaksanakan kajian,
perlindungan, penelitian, penyuluhan, pemantauan, investigasi, dan mediasi terhadap
persoalan-persoalan hak asasi manusia.
Komisi ini berdiri sejak tahun 1993 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50
Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Komnas HAM mempunyai
kelengkapan yang terdiri dari Sidang Paripurna dan Subkomisi. Di samping itu, Komnas
HAM mempunyai Sekretariat Jenderal sebagai unsur pelayanan. Ketua Komnas HAM
dijabat bergiliran dengan masa jabatan 2,5 tahun. Namun mulai 2013, ketua Komnas
HAM dijabat bergiliran dengan masa jabatan satu tahun.

G. Tujuan Komnas HAM


Adapun tujuan Komnas HAM di Indonesia sudah tertera di dalam Undang-undang
Pasal 75 tentang HAM yang berisi dua tujuan Komnas HAM utama yaitu,
1. Mengembangkan kondisi kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan
Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta deklarasi universal HAM.
2. Meningkatkan perlindungan dan penegakan HAM guna berkembangnya pribadi
manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai
bidang kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai