Disusun Oleh :
Muhammad Rafli Dahlan (H071221104)
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
Rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas makalah yang digunakan untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah
Pendidikan kewarganegaraan ini.
Saya harap dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua, dan dapat menambah wawasan kita khususnya bagi penyusun.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kebaikan menuju arah yang
lebih baik.
A. LATAR BELAKANG
Seluruh WNI perlu dibekali kemampuan bela Negara dalam rangka
mempertahankan dan mengamankan bangsa dan Negara. Kemampuan
tersebut harus diberikan sedini mungkin kepada warga yang berhak dan
wajib ikut serta bela Negara. Bela Negara adalah tekad, sikap dan semangat
serta tindakan seluruh warga Negara secara teratur, menyeluruh, terpadu dan
berlanjut yang harus diberikan kepada peserta didik setingkat PT dalam
betuk Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang
menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dan warga negara.
Kewarganegaraan dapat diartikan segala jenis hubungan dengan suatu
negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi
orang yang bersangkutan. Adapun menurut Undang-Undang
Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala
ikhwal yang berhubungan dengan negara. Kewarganegaraan (warganegara)
secara singkat diatikan sekelompok manusia yang menjdi anggota suatu
Negara. Kewarganegaraan dalam rangka pendidikan diartikan kesadaran dan
kecintaan serta berani membela bangsa dan negara
Pendidikan kewarganegaraan adalah salah satu ilmu pengetahuan yang
wajib dilaksanakan di sekolah-sekolah sampai perguruan tinggi. Untuk di
perguruan tinggi itu sendiri pendidikan kewarganegaraan diatur dalam pasal
37 UU No.20 Tahun 2003 mengenai sistem pendidikan nasional. Pendidikan
kewarganegaraan ditujukkan untuk memfokuskan para generasi bangsa
untuk dapat menjadi warga negara yang baik. Ini sejalan dengan
penyampaian (Shofi dkk: 2020) yang menyebutkan bahwa pendidikan
kewarganegaraan ini bertujuan untuk menjadikan masyarakatnya sadar dan
berpikir kritis terhadap hak dan kewajibannya.
Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan adalah tentang hubungan
antara warganegara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
(PPBN). Setiap warga negara dituntut untuk dapat hidup berguna dan
bermakna dari negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi
perkembangan dan perubahan masa depannya. Untuk itu diperlukan
pembekalan pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks) yang berdasarkan
nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-
nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup sebagai
warganegara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Maka dari itu, urgensi karakter mahasiswa dalam akademik harus
diperhatikan. Sebab, dengan mengimplementasikan nilai-nilai luhur melalui
pendidikan kewarganegaraan pun akan memberikan pengaruh pada
kehidupan sosialnya nanti.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Visi Pendidikan Kewarganegaraan di PT yaitu Mengantarkan
mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia
seutuhnya dan memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur (SK Dirjen
Dikti Depdiknas RI Nomor 43/DIKTI/Kep/2006). Sedangkan Misi
Pendidikan Kewarganegaraan di PT yaitu membantu mahasiswa
memantapkan kepribadiannya sehingga konsisten mampu mewujudkan nilai
dasar Pancasila, kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam
menguasai, menerapkan dan mengembangkan IPTEK dengan
tanggungjawab serta memegang teguh persatuan dan kesatuan bangsa.
Berdasar visi dan misi tersebut maka tujuan pendidikan
kewarganegaraan adalah memupuk kesadaran bela Negara dan berpikir
komprehensif integral di kalangan mahasiswa dalam rangka ketahanan
nasional dan geostrategic nasional dengan didasari dengan cinta tanah air,
sadar berbangsa dan bernegara, Memupuk rasa persatuan dan kesatuan,
keyakinan pancasila yang tangguh, dan Rela berkorban untuk Negara dan
Bangsa. Selain itu, Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap
dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan bangsa.
Pendidikan Kewarganegaraan dapat disejajarkan dengan Civics Education
yang dikenal diberbagai negara. Sebagai bidang studi ilmiah, Pendidian
Kewarganegaraan bersifat interdisipliner (antar bidang) bukan
monodisipliner, karena kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu
Kewarganearan ini diambil dari berbagai disiplin ilmu. Warganegara adalah
rakyat tertentu dalam hubungannya antara wargnegara dan negara,
warganegara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap negara dan
sebaliknya warganegara juga mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan
dilindungi oleh negara.
Tujuan umum Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi
adalah sebagai berikut:
1. Membentuk pola sikap dan pola perilaku peserta didik untuk menjadi
warga negara yang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
2. Membentuk peserta didik menjadi warga negara yang baik dan
bertanggung jawab (good and responsible citizen) yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta Tanah Air serta memiliki kesadaran bela negara
dengan rela berkorban demi bangsa dan memiliki nasionalisme dan
patriotisme.
3. Membekali peserta didik agar memahami dan mampu melaksanakan
hak dan kewajiban secara santun, jujur, dan demokratis serta ikhlas
sebagai warga negara yang terdidik dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara selaku warga negara Republik Indonesia yang bertanggung
jawab.
4. Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam masalah
dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
perlu diatasi melalui penerapan pemikiran yang berlandaskan nilai-
nilai Pancasila, wawasan nusantara, dan ketahanan nasional secara
kritis dan bertanggung jawab.
BAB II
PEMBAHASAN
B. SISTEM KONSTITUSI
1. Pengertian Sistem Konstitusi
konstitusi secara umum adalah asas-asas dasar serta hukum suatu
bangsa, negara atau kelompok sosial. Di mana yang menentukan kekuasaan,
tugas pemerintah dan menjamin hak-hak tertentu bagi warganya. bagi
sebuah negara, konstitusi merupakan kumpulan doktrin serta praktik yang
membentuk prinsip pengorganisasian fundamental.
Setiap negara pasti memiliki konstitusi, Konstitusi sangat penting bagi
sebuah negara. Secara bahasa Makna dari konstitusi adalah hukum dasar
dari sebuah negara. Konstitusi merupakan kumpulan asas-asas mengenai
kekuasaan pemerintah, hak-hak pemerintah, dan hubungan diantara
keduanya. Konstitusi dilihat dari sudut pandang luas berbicara tentang
seluruh ketentuan ketentuan dasar, hukum-hukum dasar baik yang tertulis
maupun tidak tertulis, dan juga gabungan antara keduanya. Sedangkan jika
berbicara konstitusi jika dilihat dari sudut pandang yang sempit konstitusi
adalah diagram dasar atau undang-undang dasar, sebuah dokumen lengkap
mengenai peraturan-peraturan dasar negara, dan Di Indonesia disebut
dengan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
2. Macam-Macam Konstitusi
Secara umum terdapat dua macam konstitusi yaitu, Konstitusi tertulis
dan Konstitusi tak tertulis. Hampir semua negara di dunia memiliki
konstitusi tertulis atau Undang-Undang Dasar (UUD) yang pada umumnya
mengatur mengenai pembentukan, pembagian wewenang dan cara bekerja
berbagai lembaga kenegaraan serta perlindungan hak azasi manusia.
D. DEMOKRASI INDONESIA
1. Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata Yunani, yaitu demos dan kratos.
Demos artinya rakyat dan kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi
artinya pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang rakyatnya
memegang peranan yang sangat menentukan.
Demokrasi merupakan gagasan atau pandangan hidup yang
mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama bagi semua warga negara. Demokrasi dapat pula dimaknai
sebagai bentuk pemerintahan di mana seluruh rakyatnya turut serta
memerintah melalui perantaraan wakilnya. Akar konsep demokrasi
dapat ditemukan dalam peradaban Yunani kuno yang bercorak polis
(kota yang otonom). Pada sistem polis, setiap persoalan kepentingan
publik diselesaikan melalui pemungutan suara, Itulah yang menjadi
ciri pemerintahan demokratis. Di negara yang menganut sistem
demokrasi, setiap warga negara memiliki hak demokrasi dan
kebebasan atas penyelenggaraan, penggunaan dan pemenuhan
demokrasi itu sendiri. Dalam sistem politik demokratis, salah satu
poin penting yang harus ada adalah terjalinnya komunikasi serasi
antara opini publik dan pemerintah yang disalurkan melalui wakil
rakyat, media massa, agamawan dan cendekiawan.
Demokrasi adalah sistem pemerintahan di mana mayoritas
rakyat berusia dewasa turut serta dalam politik atas dasar sistem
perwakilan, yang kemudian menjamin pemerintahan
mempertanggungjawabkan setiap tindakan dan keputusannya.
Kekuasaan negara harus dibagi dan dilaksanakan oleh tiga lembaga
atau institusi yang berbeda dan terpisah satu sama lainnya, yaitu
pertama, legislatif yang merupakan pemegang kekuasaan untuk
membuat undang-undang, kedua, eksekutif yang memiliki kekuasaan
dalam melaksanakan undangundang, dan ketiga adalah yudikatif, yang
memegang kekuasaan untuk mengadili pelaksanaan undangundang.
Dan masing-masing institusi tersebut berdiri secara independen tanpa
dipengaruhi oleh institusi lainnya. Prinsip demokrasi adalah
kebebasan, karena hanya melalui kebebasanlah setiap warga negara
bisa saling berbagi kekuasaan di dalam negaranya.
E. RULE OF LAW
Negara Indonesia adalah negara hukum. Semua penyelenggaraan
pemerintahan, kenegaraan, dan kemasyarakatannya berdasarkan pada
hukum. Hukum adalah himpunan peraturan peraturann yang dibuat oleh
yang berwenang dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan
bermasyarakat. Hukum mempunyai ciri yaitu memerintah dan melarang
serta memaksa, dengan menjatuhkan sanksi hukuman bagi yang melanggar.
Cicero mengatakan ”Ubi Societas ibi ius” artinya Dimana ada
masyarakat, disana ada hukum. Thomas Hobbes dalam bukunya Leviathan
pernah mengatakan ”Homo Homini Lupus” artinya Manusia adalah serigala
bagi manusia lainnya. Ada 4 Fungsi negara yang dianut oleh negara-negara
di dunia
• Melaksanakan penertiban dan keamanan
• Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
• Mewujudkan pertahanan
• Menegakkan keadilan
Agar negara dapat melaksanan tugasnya dalam bidang-bidang
tersebut, maka disusunlah peraturan-peraturan yang disebut dengan hukum.
Hukum dibagi menjadi dua, Hukum Privat, yaitu hukum yang mengatur
Hubungan antar manusia yang menyangkut Kepentingan pribadi. Dan
Hukum Publik, yaitu hukum yang mengatur Hubungan antara negara dan
organ Negara atau negara dengan perorangan yang menyangkut kepentingan
umum.
untuk menjamin kelangsungan keseimbangan dalam hubungan
antara anggota masyarakat, diperlukan peraturan hukum, di mana setiap
pelanggar hukum akan dikenai sanksi hukuman. Tujuan Hukum
yaitu ,Keadilan, Kemanfaatan, dan Kepastian. Fungsi dari hukum yaitu
Mengontrol sosial, Rekayasa sosial, dan instrumen politic
1. Kekuasaan kehakiman
Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum
Republik Indonesia.
Mahkamah Agung
Mahkamah Konstitusi
Komisi Yudisial
KPK
3. Lembaga peradilan
PERADILAN KHUSUS, yaitu mengadili Perkara" tertentu atau
mengadili Golongan/Kelompok Rakyat tertentu. Perdilan khusus
yaitu Peradilan Militer, Peradilan Agama, dan Peradilan Tata
Usaha Negara
Untuk Menyelesaikan Perkara” yang termasuk wewenang
PERADILAN UMUM, digunakan beberapa Tingkat atau Badan
Pengadilan yaitu : Pengadilan Negeri Pengadilan Tinggi
Pengadilan Tingkat Kasasi
PENASEHAT HUKUM, Salah satu asas yang berlaku dalam
Hakum Acara Pidana, yang menyatakan bahwa: "Setiap orang
yang tersangkut perkara wajib diberi kesempatan untuk
mendapatkan bantuan hukum yang semata-mata diberikan untuk
melaksanakan kepentingan pembelaan atas dirinya".
F. WAWASAN NUSANTARA
1. Pengertian Wawasan Nusantara
Secara etimologi Kata Wawasan Nusantara berasal dari dua kata
Wawasan dan Nusantara. Wawasan dari kata Wawas (Bhs Jawa) yang
artinya Pandangan. Nusantara, merupakan gabungan kata Nusa dan
Antara. Kata NUSANTARA Secara Historis bermula dari bunyi
Sumpah Palapa dari Patih Gajah Mada yang diucapkan dalam upacara
pengangkatannya sebagai Mahapatih di Kerajaan Majapahit tahun
1336 M, tertulis di dalam Kitab Pararaton Nusantara pada waktu itu
diartikan Pulau-pulau di Luar Majapahit (Jawa). Pada acara Kongres
Pemuda Indonesia II tahun 1928 (peristiwa Sumpah Pemuda),
digunakan Istilah Indonesia Sebagai Pengganti Nusantara. Nama
Indonesia berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu Indo/Indu yang
berarti Hindu/Hindia dan Nesia/Nesos yang berarti Pulau. Kata
Nusantara Bisa dipakai sebagai Sinonim Kata Indonesia, yang
menunjuk pada Wilayah (Sebaran Pulau-pulau) yang berada di antara
Dua Samudra dan Dua Benua.
Wawasan nusantara Adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia tentang dirinya yang Bhinneka, serta Lingkungan
Geografinya yang berwujud Negara Kepulauan berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
Secara Terminologis
Hasnan Habib mengatakan wawasan nusantara adalah
Kebulatan Wilayah Nasional, termasuk satu Kesatuan Bangsa,
satu Tujuan dan Tekad Perjuangan, satu kesatuan Hukum, Sosial
Budaya, Ekonomi dan Hankam.
MPR Tahun 1998, Wawasan Nusantara adalah Cara pandang
dan sikap bangsa Indonesia mengenai Diri dan
Lingkungannya,dengan mengutamakan Persatuan dan Kesatuan
Bangsa serta Kesatuan Wilayah, dalam penyelenggaraan
kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.
LEMHANAS Th. 1999, Wawasan Nusantara adalah Cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai Diri dan
Lingkungannya, yang serba beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan Persatuan dan Kesatuan Bangsa serta
Kesatuan Wilayah, dalam penyelenggaraan kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara, untuk mencapai
tujuan nasional.
G. KETAHANAN NASIONAL
1. Pengertian Ketahanan Nasional
Konsepsi Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah
konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi
dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan
menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD NRI 1945 dan
Wawasan Nusantara.
Untuk mewujudkan cita-cita nasionalnya, setiap negara
menghadapi berbagai tantangan, ancaman, hambatan, dan campur
tangan dari dalam maupun luar yang mengancam kelangsungan
hidupnya. Untuk melindungi diri dari semua pelanggaran ini, suatu
negara perlu memiliki keuletan, kekuatan, dan ketahanan agar dapat
bertahan dari berbagai turbulensi yang ditimbulkan. Ketahanan
tersebut dinamakan “Tannas. Konsep ini pada dasarnya berpijak pada
Pancasila dan UUD 1945 berdasarkan “Wasantara”, mengatur dan
melaksanakan konsep kesejahteraan dan keamanan sepanjang
kehidupan bernegara secara seimbang dan harmonis. Oleh karena itu,
Tanduk mempunyai fungsi sebagai sistem kehidupan bangsa dan
model dasar pembangunan nasional, serta berstatus sebagai syarat,
doktrin, dan cara penyelesaian masalah bangsa. Sebagai kondisi,
Tannas tidak lain adalah hasil atau keluaran dari pembangunan
nasional, yakni integrasi kehidupan bangsa atau perkembangan
berbagai aspek Astargatra. Oleh karena itu, keberhasilan perbaikan
Tanduk sekaligus mencerminkan keberhasilan seluruh aspek
kehidupan bangsa saat itu.
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Raisa A. L., & Dini, A. D. (2021). ”Kajian Deskriptif tentang Identitas Nasional
Untuk Integrasi Bangsa Indonesia”. Jurnal Penelitian Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan 1(11), 1 – 7
Jadidah, F. (2020). ” Perubahan Konstitusi Dalam Transisi Orde Baru Menuju
Reformasi Di Indonesia”. Jurnal Ilmiah Mandala Edition 6(1), 149-161
Prasetyo, D. M., T. S. Manik., D. Riyanti. (2021). ”Konseptualisasi Hak Dan
Kewajiban Warga Negara Dalam Upaya Bela Negara” Jurnal Pancasila dan
Bela Negara 1(1), 1-7
Indianto, D., W. Nurasih., D. Witro. (2021). ”Demokrasi Hibrid: Pemikiran Yasraf
Amir Piliang tentang Demokrasi Indonesia di Era Digital” Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik 11(1), 175-194
Iswari, F. (2020). ”Aplikasi Konsep Negara Hukum Dan Demokrsi Dalam
Pembentukan Undang Undang Di Indonesia”. Jurnal Cendekia Hukum 6(1),
127-140
Rokilah (2020). ”Dinamika Negara Hukum Indonesia: Antara Rechtsstaat Dan
Rule Of Law” Jurnal Ilmu Hukum 2(1), 12-22
Rahmawati, L. C., & Dewi, A. D, M.Pd. (2021). “Pendidikan Kewarganegaraan
Perspektif Pancasila Sebagai Landasan Ketahanan Nasional” Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha 9(2), 259-267