Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TAKE HOME UAS PPKN

PAPER












Di susun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan

Oleh:

Trie Rahmatullah ( 201010420311202 )



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG
2014


1. Keterkaitan antara tujuan PPKN dengan keberadaan mahasiswa generasi muda,
generasi penerus bangsa
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral
bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi
kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela negara
berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan jati diri dan
moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) terdiri dari dua kata yaitu Pendidikan dan
Kewarganegaraan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara ( pasal 1 UU No.20 Tahun 2003 ).
Masyarakat dan pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup, terutama
kepada generasi penerus bangsa untuk hidup lebih berguna dan bermakna serta mampu
mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya. Hal ini sangat memerlukan
pembekalan ilmu pengetahuan , teknologi dan seni yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan
dan nilai-nilai budaya bangsa.
Kewarganegaraan dalam bahasa latinnya disebut CIVIS selanjutnya dari kata CIVIS
dalam bahasa Inggris timbul kata CIVIC yang artinya warga negara atau kewarganegaraan.
Akhirnya dari kata CIVIC lahir kata CIVICS yang artinya ilmu kewarganegaraan atau
Civic Education, Pendidikan Kewarganegaraan, menurut kansil (2002:3).
Civics atau Civic Education atau Pendidikan Kewarganegaraan sebagian ahli berpendapat
merupakan bagian dari ilmu politik. Sepeti dijelaskan oleh Prof Dr. Achmad Sanusi, S.H.
MPA , dalam Seminar Pengajaran Civics di Tawangmangu, Surakarta tahun 1972. Sejauh
Civics dapat dipandang sebagai disiplin dalam ilmu politik, maka fokus studinya adalah
mengenai kedudukan dan peran warga negara dalam menjalankan hak dan kewajibannya
sesuai dan sepanjang batas-batas ketentuan konstitusi negara yang bersangkutan (2002:4),
sehingga isi dan manfaat dari Civics menurut beliau yang merupakan bagian dari ilmu politik,
diambil demokrasi politiknya.
Sedangkan menurut undang-undang pendidikan yang lama, undang-undang Nomor 2
tahun 1989 menyebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk
membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan
hubungan antara warga negara dengan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (
PPBN ). Sedang menurut UU Sisdiknas yang baru yaitu UU No. 20 tahun 2003, pada
penjelasan pasal 37 dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memilikiu rasa kebangsaan dan cinta tanah
air ( 2003 : 66 )
Berkaitan dengan pengertian di atas seperti ditulis oleh Noor MS Bakry (2002 : 2 )
DALAM BUKU Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan,
keberanian untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia.
Jadi tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air, bersendikan kebudayaan
bangsa,wawasan nusantara dan ketahanan nasional kepada siswa,mahasiswa, calon ilmuwan
warga negara Republik Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan seni yang dijiwai
dan berdasarkan Pancasila. Kemampuasn warga negara untuk hidup berguna dan bermakna
serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya sangat tergantung
pembekalan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan
dan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai dasar negara akan menjadi panduan dan mewarnai
keyakinan serta pegangan hidup warganegara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Oleh karena itu peserta didik seyogyanya memiliki motivasi bahwa
pendidikan kewarganegaraan yang diberikan kerpada mereka berkaitan erat dengan
penanaman dan kedudukan serta kepentingan mereka sebagai individu, anggota keluarga,
anggota masyarakat dan sebagai warganegara Indonesia yang terdidik, serta bertekad dan
bersedia mewujudkannya.
Di dalam buku Prendidikan Kewarganegaraan (Kewiraan) ditulis olerh NoorMs Bakry
(2002:7) mengatakan bahwa tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum adalah
memupuk kesadaran bela negara dan berpikir komprehensif integral di kalangan mahasiswa
dalam rangka ketahanan Nasional dengan didasari :
1. Kecintaan kepada tanah air.
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara.
3. Memupuk rasa persatuan dan kesatuan.
4. Keyakinan akan ketangguhan pancasila.
5. Rela berkorb an demi bangsa dan negara.
6. Kemampuan awal bela negara.
Tujuan di atas sesuai dengan visi,misidan kompetensi pendidikan kewarganegaraan :
1. Visi Pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi menjadi sumber nilai dan
pedoman penyelenggaraan progran studi dalam mengantarkan mahasiswea
mengembangkan kepribadiannya selaku warganegara yang berperan aktif menegakkan
demokrasi menuju masyarakat madani.
2. Misi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi membantu mahasiswa selaku
warganegara agar mampu mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa
3. Indonesia serta kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menerapkan ilmunya secara
bertanggung jawab terhadap kemanusiaan.
4. Kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk menguasai kemampuan
berpikir, bersikap rasional, dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual,
serta mengantarkan mahasiswa selaku warganegara RI memilik :
a. Wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dengan perilaku cinta tanah air.
b. Wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa demi ketahanan nasional.
c. pola pikir, sikap, yang komprehensif integral pada seluruh aspek kehidupan nasional.

2. Analisis makna yang terkandung dalam lagu Indonesia Raya
Lirik lagu Indonesia Raya:
Pencipta: W.R. Supratman

Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu

Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta

Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya

Setiap kalimat dan bait pada lagu Indonesia Raya, mempunyai arti dan makna, terdapat 12
item, sebagai berikut :
1. Indonesia Tanah Airku, kalimat ini menanamkan kesadaran,
a. Bahwa setiap warga memiliki tanah air yaitu Indonesia,
b. Bahwa setiap warga memilik hak dan kewajiban terhadap tanah airnya.
c. Bahwa setiap warga mengaktualisasikan dirinya dalam upaya merealisasikan makna
sumpah pemuda.
2. Tanah tumpah darahku, kalimat ini menanamkan kesadaran,
a. Bahwa setiap warga telah memiliki wadah/ruang/tempat, yaitu di tanah yang termasuk
wilayah Indonesia.
b. Bahwa Tanah Air Indonesia adalah tempat untuk berusaha, berjuang, dan berdarma
bakti dengan kerja keras membanting tulang, menguras keringat dan air mata, sampai
menumpahkan darah.
3. Disanalah aku berdiri, kalimat ini menanamkan kesadaran,
a. Bahwa setiap warga telah berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa
lainnya,
b. Bahwa di tanah air Indonesia kita semua memiliki derajat yang sama dengan bangsa
lainnya di dunia ini.
4. Jadi pandu ibuku, kata ibuku maksudnya adalah ibu pertiwi atau pemerintahan yang sah.
Kalimat ini menanamkan kesadaran,
a. Bahwa pemerintahan yang sah, mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam
berperan menjadi pandu/penuntun/pembimbing bagi semua warga negaranya untuk
meningkatkan kesejahteraan semua warganya;
b. Bahwa sikap setiap warga terhadap ibu pertiwi harus bersikap sama seperti sikapnya
terhadap ibu kandung/orang tua.
5. Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan tanah airku, kedua kalimat ini menanamkan
kesadaran,
a. Bahwa setiap warga memiliki kebangsaan yaitu berbangsa Indonesia,
berkewarganegaraan Indonesia.
b. Bahwa setiap warga bersikap tegas dalam pengakuannya berkebangsaan Indonesia dan
bertanah air Indonesia.
6. Marilah kita berseru, Indonesia bersatu, kedua kalimat ini menanamkan kesadaran,
a. Bahwa setiap warga berseru, bersikap dan berusaha membina persatuan dan kesatuan
Indonesia agar Indonesia benar-benar bersatu, baik melalui sikap, kata, tingkahlaku dan
perbuatan sehari-hari.
b. Bahwa setiap warga berusaha sedapat mungkin menjauhkan semua hal yang dapat
memecah belah Indonesia.
7. Hiduplah tanahku, Hiduplah negeriku, Bangsaku rakyatku, Semuanya, bait ini terdiri dari
empat kalimat menanamkan kesadaran,
a. Bahwa setiap warga selalu berusaha agar Indonesia menjadi tanah air yang hidup untuk
waktu yang tidak terbatas.
b. Bahwa setiap warga, setiap rakyat , semuanya, harus menjadi penduduk yang benar-
benar hidup, benar-benar dinami dan kreatif untuk merubah keadaan, agar keadaan
selalu berubah menjadi lebih baik
c. Bahwa semua rakyat, semua warga berusaha agar jangan sampai rakyat mati dan
berusaha agar Indonesia jangan sampai mati, punah atau bubar.
8. Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, kedua kalimat ini menanamkan kesadaran,
a. Bahwa setiap warga lebih mengutamakan dalam berusaha membangun jiwa kebangsaan,
ruh nasionalisme, semangat berbangsa dan bernegara, mental spiritual dengan sangat
prima, dan menjadi prioritas utama.
b. Bahwa setiap warga juga membangun badannya, melaksanakan pembangunan fisik
dengan sangat maksimal untuk kesejahteraan lahir batin.
9. Untuk Indonesia Raya, kalimat ini menanamkan kesadaran,
a. Bahwa setiap warga dalam berusaha disemua bidang, harus merupakan bagian kegiatan
yang integral dalam suatu strategi besar untuk pembangunan Indonesia seutuhnya,
b. Bahwa semua warga dalam melaksanakan usahanya dalam bidang apapun harus maju
bersama, berjalan seiring menuju Indonesia Raya, harus saling bersinergi, dan harus
diupayakan tidak boleh ada yang saling menghambat.
10. Indonesia Raya merdeka merdeka, dalam kalimat ini kata merdeka diucapkan dua kali,
menanamkan kesadaran,
a. Bahwa seluruh wilayah Indonesia harus benar-benar merdeka, tidak ada lagi penjajahan,
penyerobotan dari pihak asing, tidak ada penguasaan daerah oleh pihak asing.
b. Bahwa setiap warga harus berusaha untuk tidak ada lagi penjajahan di seluruh wilayah
Indonesia dalam bentuk apapun, dalam bidang apapun.
11. Tanahku negeriku yang kucinta, kalimat ini menanamkan kesadaran, Bahwa setiap warga
dalam semua usahanya untuk berprestasi, berproduksi, berkreasi, berinovasi berdasarkan
atas cintanya kepada negerinya dan tanah airnya.
12. Hiduplah Indonesia Raya, kalimat ini menanamkan kesadaran Bahwa cita-cita tertinggi
dari setiap warga adalah Indonesia mampu berjuang hidup untuk waktu yang tidak
terbatas, mampu bersaing dalam globalisasi internasional di semua bidang. Dan
Indonesia hidup terus menjadi negara yang besar dan menjadi negara yang disenangi
dunia internasional.

3. Teks Pancasila beserta analisis makna yang terkandung dalam masing-masing sila:
1. KeTuhanan Yang Maha Esa. Ini berarti pengakuan bangsa Indonesia akan eksistensi
Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya. Tuhan sebagai kausaprima. Oleh
karena itu sebagai umat yang berTuhan, adalah dengan sendirinya harus taat kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, makna dari sila kedua ini yaitu penghargaan kepada
sesama umat manusia apapun suku bangsa dan bahasanya. Sebagai umat manusia kita
adalah sama dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. Adil dan beradab berarti bahwa adil
adalah perlakuan yang sama terhadap sesama manusia, dan beradab berarti perlakuan
yang sama itu sesuai dengan derajat kemanusiaan. Atas dasar perlakuan ini maka kita
menghargai akan hak-hak asasi manusia seimbang dengan kewajiban-kewajibannya.
Dengan demikian harmoni antara hak dan kewajiban adalah penjelmaan dari
kemanusaiaan yang adil dan beradab. Adil dalam hal ini adalah seimbang antara hak dan
kewajiban. Dapat dikatakan hak timbul karena adanya kewajiban.
3. Persatuan Indonesia, bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa. Di dalam
persatuan itulah dapat dibina kerja sama yang harmonis. Dalam hubungan ini, maka
persatuan Indonesia kita tempatkan di atas kepentingan sendiri. Pengorbanan untuk
kepentingan bangsa, lebih ditempatkan dari pada pengorbanan untuk kepentingan pribadi.
Ini idak berarti kehidupan pribadi itu diingkari. Sebagai umat yang takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, maka kehidupan pribadi adalah utama. Namun demikian tidak berarti
bahwa demi kepentingan pribadi itu kepentingan bangsa dikorbankan.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh nikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
keadilan, makna dari sila ke empat ini menyatakan bahwa kehidupan kita dalam
kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem demokrasi. Demokrasi yang
dianut adalah demokrasi Pancasila.
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia, keadilan dalam kemakmuran adalah cita-
cita bangsa kita sejak masa lampau. Sistem pemerintahan yang kita anut bertujuan untuk
tercapainya masyarakat yang adil dan makmur. itulah sebabnya disarankan agar seluruh
masyarakat kita bekerja keras dan menghargai prestasi kerja sebagai suatu sikap hidup
yang diutamakan. Demikian secara pokok karakteristik dari Pancasila. Karakteristik yang
satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain, karena Pancasila itu merupakan suatu
kesatuan,keutuhan yang saling berkaitan.

4. Penjelasan konsep bela Negara
Bela Negara secara umum adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat
perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau
seluruh komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara
tersebut.
Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan fisik
atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan secara
Nonfisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam memajukan
bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun peningkatan kesejahteraan
orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah
tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau
sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya israel
dan iran) dan singapura memberlakukan wajib militer bagi warga yang memenuhi syarat
(kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti gangguan fisik, mental atau
keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak
memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis
perekrutan selama masa perang.

Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan uud 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. pembelaan negara bukan semata-mata
tugas tni, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di republik
indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi tampaknya ada
juga yang negatif dan pada gilirannya akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan
negara kesatuan republic indonesia. suasana keterbukaan pasca pemerintahan orde baru
menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. berbagai
ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita,
khususnya generasi muda, untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari
jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem
pemerintahan yang otoriter.
Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme dan
kecintaan pada negara. perbedaan pendapat antar golongan atau ketidaksetujuan dengan
kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu sistem politik yang
demokratis. namun berbagai tindakan anarkis, konflik sara dan separatisme yang sering
terjadi dengan mengatas namakan demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi
semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa. kepentingan kelompok, bahkan kepentingan
pribadi, telah menjadi tujuan utama. semangat untuk membela negara seolah telah memudar.
Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah
kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada tentara nasional
indonesia. Padahal berdasarkan pasal 30 uud 1945, bela negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga Negara republik indonesia. bela negara adalah upaya setiap warga
negara untuk mempertahankan republic indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun
dalam negeri.
UU no 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara ri mengatur tata cara penyelenggaraan
pertahanan negara yang dilakukan oleh tentara nasional indonesia (tni) maupun oleh seluruh
komponen bangsa. upaya melibatkan seluruh komponen bangsa dalam penyelenggaraan
pertahanan negara itu antara lain dilakukan melalui pendidikan pendahuluan bela negara. di
dalam masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi, tentu timbul
pertanyaan apakah pendidikan pendahuluan bela negara masih relevan dan masih dibutuhkan.
makalah ini akan mencoba membahas tentang relevansi pendidikan pendahuluan bela negara
di era reformasi dan dalam rangka menghadapi era globalisasi abad ke 21.

Anda mungkin juga menyukai