Review Buku Pendidikan dan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi
Judul Buku Pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi
Pengarang PROF. DR. H. Kaelan, M.S. & DRS. H. Achmad Zubaidi, M.Si.
Reviewer Nurraheni
Penerbit Paradigma
Tahun Terbit 2016
Jumlah Halaman 208
Kota Terbit Yogyakarta
Edisi 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
1. Pengertian pendidikan kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan dilakukan dan dikembangkan di
seluruh dunia, meskipun dengan berbagai macam istilah mata kuliah yang dimiliki. Mata kuliah tersebut sering disebut sebagai civil education, citizenship education dan bahkan ada juga yang meyebut democracy education. Yang artinya mata kuliah ini adalah mata kuliah yang memiliki peran yang srategis dalam memepersiapkan warga negara yang cerdas, bertanggung jawab dan berkeadaban.
Berdasarkan Undang-Undang Repiblik Indonesia No.12 Tahun
2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, serta surat keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 43/DIKTI/Kep/2006, tentang Rambu- Rambu pelaksanaan kelompok mata kuliah Perkembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi terdiri atas nama mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia. Berdasarkan ketentuan tersenut maka kelompok mata kuliah perkembangan kepribadian tersebut wajib diberikan disemua fakultas dan jurusan di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
Dengan adanya penyempurnaan kurikulum mata kuliah
pengemabangan kepribadian, paradigma pendidikan kewarganegaraan berubah menjadi pendidikan kewarganegaraan yang berbasis Pancasila, yaitu berlandaskan filsafat Pancasila, mengandung identitas nasional indonesia serta muatan makna pendidikan pendahuluan bela negara.
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Berdasarkan keputusan DIRJEN DIKTI
No.43/DIKTI/Kep/2006, tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah dirumuskan dalam visi,misi dan kompetensi sebagai berikut:
Visi pendidikan di perguruan tinggi adalah merupakan
sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan progam studi, guna menghantarkan mahasiswa memmantapkan kepribadian sebagai manusia seutuhnya. Hal ini berdasar pada realitas yang dihadapi, bahwa mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi intelektual, religius, berkeadaban, berperikemanusiaan serta cinta tanah air dan bangsanya.
Misi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi
adalah untuk membantu mahasiswa menetapkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila rasa kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai, memerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi srta seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral.
Kompetensi yang diharapkan mahasiswa adalah untuk
menjadi ilmuan yang profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis, berkeadaban. Selain itu kompetensi yang diharapkan agar seorang mahasiswa bisa menjadi warga negara yang memiliki daya saing, berdisiplin, berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai-nilai Pancasila.
Tujuan utama Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara,serta membentuk nilai dan prilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila.
B. Landasan Ilmiah dan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan
1. Landasan Ilmiah Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap warga negara ditintut untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya. Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai keagamaan, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai budaya bangsa. Nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup setiap warganegara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Bahasan Pendidikan Kewarganegaraan meliputi hubungan antara warganegara dan negara, serta pedidikan pendahuluan bela negara yang semua ini berpijak pada nilai- nilai budaa serta dasar filosofi bangsa. Sebagai suatu perbandingan, diberbagai negara juga dikembangkan materi Pendidikan Umum (General Education/humanities) sebagai pembekalan nilai-nilai yang mendasari sikap dan prilaku warganegaranya. Amerika Serikat : History, Humanity, dan Philosophy. Jepang : Japanese History, Ethics, dan Philosophy. Filipina : Philipino, Family Planning, Taxation and Land Reform, The Philiphine New Constitution, dan Study of Human Rights. Babarapa negara juga mengembangkan bidang studi yang sejenis dengan Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu yang dikenal dengan Civics Education.
Objek Pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan
Setiap ilmu harus memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode, sistem dan bersifat universal. Objek pembahasan setiap ilmu harus jelas, baik objek material, maupun objek formalnya. Objek material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu bidang atau cabang ilmu. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang dipilih untuk membahas objek material tersebut. Adapun objek material dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah segala hal yang berkaitan dengan warganegara baik yang empirik maupun ang nonempirik, yang meliputi wawasan, sikap dan perilaku warganegara dalam kesatuan bangsa dan negara. Sebagai objek formalnya mencakup dua segi, yaitu segi hubugan antar warganegara dan negara (termasuk hubungan antar warganegara) dan segi pembelaan negara. Dalam hal ini pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan terarah pada warga negara Indonesia dalam hubungannya dengan negara Indonesia dan pada upaya pembelaan negara Indonesia. Objek pembahasan Pendidikan Kewarganegaraan menurut putusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. 43/DIKTI/KEP/2006, dijabarkan lebih rinci yang meliputi pokok-pokok bahasan sebagai berikut: Substansi Kajian Pendidikan Kewarganegaraan mencakup: Filsafat Pancasila, Identitas Nasional, Negara dan Konstitusi, Demokrasi Indonesia, Rule of Law dan Hak Asasi Manusia. Hak dan Kewajiban Warganegara serta Negara, Geopolitik Indonesia, Geostrategi Indonesia
2. Landasan Hukum UUD 1945
Pembukaan UUD 1945,alenia ke-2 dan ke-4 yang memuat
cita-cita tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaannya. Pasal 27 (1)
Pasal 30 (1)
Pasal 31 (1)
Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis-garis
Besar Haluan Negara.
Undang-Undang No. 20 Tahun 1982
Dalam pasal 18 (a)
Dalam pasal 19 (2)
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Adapun pelaksanaannya berdasarkan surat Keputusan Direktur
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Nomor 43/DIKTI/Kep/2006, yang memuat rambu-rambu pelaksanaan kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.