PERTEMUAN 14
Pendidikan Kewarganegaraan
A. TUJUAN BELAJAR
1.1 Mahasiswa dapat menjelaskan Pengertian dan Latar Belakang dari Pendidikan
Kewarganegaraan
1.2 Mahasiswa dapat mendeskripsikan Landasan Hukum Pendidikan
Kewarganegaraan
B. URAIAN MATERI
a. Maksud
Untuk memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan
dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga
negara dengan negara serta PPBN sebagai bekal, agar menjadi warga
negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara.
b. Tujuan
Agar para mahasiswa memahami dan mampu melaksanakan hak dan
kewajibannya secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas.
Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan,
patriotisme, cinta tanah air dan rela berkorban bagi bangsa dan negara.
Menguasai pengetahuan dan memahami aneka ragam masalah dasar
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang akan diatasi dengan
pemikiran berdasarkan Pancasila, Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional secara kritis dan betanggung jawab.
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.
Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati.
Hukum atau aturan baku diatas tidak selalu dalm bentuk tertulis. Landasan hukum
dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatn pendidikan.
Pendidikan Menurut Undang-undang Dasar 1945 Undang-undang Dasar 1945 adalah
merupakan hukum tertinggi di Indonesia. Ia mendasari semua perundang-undangan
yang ada yang muncul kemudian. Pasal-pasal yang bertalian dengan pendidikan
yaitu pasal 31 dan pasal 32. Pasal 31 ayat 1 berbunyi: Tiap-tiap warga Negara berhak
mendapt pengajaran. Dan ayat 2 berbunyi: Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu system pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-
undang. Pasal 32 berbunyi:
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen Pasal 10 ayat
(2), pasal 11 ayat (4), pasal 13 ayat (2), pasal 14 ayat (2), pasal 16 ayat (4), pasal
(18) ayat (4), pasal 19 ayat (3), pasal 21 ayat (2), pasal 22 ayat (2), pasal 25 ayat (2),
pasal 26 ayat (2), pasal 28 ayat (5), pasal 29 ayat (5), pasal 35 ayat (3), pasal 37 ayat
(5) dan pasal 40 ayat (3).
1
Dahlan Thaib, dkk, Teori dan Hukum Konstitusi , PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2012, hal 87
a. Bangsa
1) Menurut Hans Kohn bahwa bangsa terbentuk oleh persamaan bahasa, ras,
agama, peradaban, wilayah, negara dan kewarganegaraan.
2) Sedangkan Ernest Renan menyatakan bahwa bangsa (nation) adalah suatu
solidaritas, suatu jiwa, suatu asas spiritual, suatu solidaritas yang dapat
tercipta oleh perasaan pengorbanan yang telah lampau dan bersedia dibuat di
masa yang akan datang2.
2
Kaelan, Filsafat Bahasa: Masalah dan Perkembangannya, Paradigma, Yogyakarta, 2002,
hal 212-213
b. Negara
Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di
mana terdapat pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya,
pertahanan keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu negara minimal
terdapat unsur-unsur negara seperti rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat
serta pengakuan dari negara lain. Pengertian Negara Berdasarkan Pendapat Para
Ahli :
orang-orang yang menurut hukum atau secara resmi merupakan anggota resmi
dari suatu Negara tertentu,atau dengan kata lain warganegara adalah warga suatu
Negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Oleh karena
itu seorang warga negara senantiasa berinteraksi dengan negara, dan
bertanggung jawab atas keberlangsungan kehidupan negaranya. Menurut Pasal
26 ayat 1 bahwa “yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara”. Perkataan “asli” di atas mengandung syarat biologis bahwa asal
usul atau turunan menentukan kedudukan sosial seseorang itu “asli” atau “tidak
asli”. Keaslian ditentukan oleh turunan atau adanya hubungan darah antara yang
melahirkan dan yang dilahirkan. Dengan demikian penentuan keaslian bisa
didasarkan atas tiga alternatif, yaitu:
a. Hak Mahasiswa :
1) Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk
menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku
dalam lingkungan akademik.
2) Memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik
sesuai dengan minat, bakat, kegemaran dan kemampuan.
3) Memanfaatkan fasilitas perguruan tinggi dalam rangka kelancaran proses
belajar.
4) Mendapatkan bimbingan dari dosen yang bertanggung jawab atas program
studi yang diikuti serta hasil belajarnya.
5) Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi yang
diikutinya serta hasil belajarnya.
6) Menyelesaikan studi lebih awal dari jadwal yang ditetapkan sesuai dengan
persyaratan yangberlaku.
7) Memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
lumpuh dan praktek tanpa teori buta”. Jadi hubungan antara ilmu dan
penelitian serta pengembangan itu sangat erat dan tidak bisa dipisahkan
satu sama yang lainnya. Disini penelitian berguna untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan yang kita dapat. Penelitian di perguruan tinggi juga tidak
hanya dilakukan untuk penelitian yang bisa langsung diterapkan dalam
jangka pendek tetapi juga sekaligus yang berguna bagi masa mendatang
saat mahasiswa telah bergabung dalam masyarakat.
Kesimpulan
a. UUD 1945 :
1) Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita, tujuan dan
aspirasi Bangsa Indonesia tentang kemerdekaanyaa
2) Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan Warganegara di dalam hukum dan
pemerintahan.
3) Pasal 27 (3), hak dan kewajiban Warganegara dalam upaya bela
negara.
4) Pasal 30 (1), hak dan kewajiban Warganegara dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
5) Pasal 31 (1), hak Warganegara mendapatkan pendidikan.
Soal :
D. DAFTAR PUSTAKA
Dahlan Thaib, dkk, Teori dan Hukum Konstitusi , PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2012.
Peraturan Perundang-Undangan :