Anda di halaman 1dari 100

MODUL MENGAJAR

PENDIDIKAN KEWARGAAN NEGARA


(PKN)

OLEH:

DR. ZAINUR WULA, M.SI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG


TAHUN 2020

1
BAB I
PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Dasar Kelompok MPK


Dalam, Undang Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 39 ayat I dinyatakan bahwa di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan
wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 30 tahun 1990 sebagai
peraturan pelaksanaan dari UU No. 2 tahun 1989, dinyatakan sesungguhnya
sudah harus dirancang kurikulum inti yang berlaku wajib secara nasional untuk
Pendidikan Kewarganegaraan (Dikwar).
Selanjutnya, dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
0561U/1994 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dinyatakan bahwa : "Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewiraan/Kewarganegaraan termasuk dalam
Mata Kuliah Umum (MKU) dan wajib diberikan dalam kurrikulum setiap program studi".
Keputusan Mendikbud ini mengamanatkan bahwa Pendidikan Kewiraan dibebani
tugas sebagai Pendidikan Kewarganegaraan. MKU adalah kelompok bahan kajian
dari pelajaran dalam perguruan tinggi yang menunjang pembentukan kepribadian dan
sikap sebagai bekal mahasiswa memasuki kehidupan masyarakat.
Dengan digantinya PP No. 30 tahun 1990 dengan PP No. 60 tahun
1999 maka Kep. Mendikbud No. 056/U11994 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa juga diganti
dengan Kep. Mendiknas No. 232/U/2000. Kep. Mendiknas ini mengandung
perubahan konsepsional tentang pengembangan kurikulurn pendidikan tinggi serta
implementasinya. Perubahan itu berkenaan dengan faham
1.Rancangan kurikulum pendidikan tinggi harus berbasiskan kompetensi dan
proses pembelajarannya diasuh untuk menumbuhkan pengalaman belajar
ketimbang menghafal data, fakta dan informasi dengan pendekatan inkuairi, dialog
kreatif dan sebagainya.

2
2. Bangunan kurikulum tinggi terdiri atas kelompok
a. Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
b. Matakulish Keilmuan dan Ketrampilan (MKK)
c. Matakullah Keahlian Berkarya MKB)
d. Matakuliah Prilaku Berkarya (MPB) dan
e. Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB).
Khususnya kelompok MPK (sebagai pengganti kelompok MKU) yang
memuat matakuliah Pendidikan Pancasila, Agama dan Kewarganegaraan wajib
diberikan di setiap jenis dan jenjang program studi. Dengan Kep. Mendiknas ini
maka kelompok MKU diganti dengan nama kelompok MPK.
Dengan penyempurnaan kurikulum ini, materi Pendidikan Kewiraan selain
membahas PPBN juga membahas hubungan antara warga negara dengan
negara. Sebutan Pendidikan Kewiraan kemudian diganti dengan Pendidikan
Kewarganegaraan. Menurut Kep. Dirjen Dikti No. 267/DIKT112000, matakuliah
Pendidikan Kewarganegaraan serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PP$N)
merupakan salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok
MPK dalam susunan kurikulum inti perguruan tinggi.

B. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


Dalam penjelasan pasal 39 ayat 2 UU No. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dikatakan. bahwa pendidikan kewarganegaraan
merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan
kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan
negara serta PPBN agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara. Pada jenjang .pendidikan tinggi PPBN diselenggarakan
melalui Pendidikan.Kewiraan.
Pengetahuan. dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan
antara warga negara dengan negara yang perlu dijadikan pembekalan bagi
peserta didik pada perguruan tinggi yang diasumsikan adalah
1. Pengetahuan yang relevan sebagai bekal warga negara agar mampu berperan

3
sebagai warga negara yang dapat diandalkan adalah ilmu - ilmu sosial seperti
hukum, ketatanegaraan, administrasi negara, sejarah perjuangan bangsa dan
humaniora.
2. Diyakini bahwa pembekalan di bidang ketrampilan berfikir, akademik dan
kepemimpinan sangat menentukan seorang warga negara dalam berhubungan
secara sehat dan bermakna bagi. negara.
3. Sikap dan nilai yang akan melandasi kemampuan dasar dalam membangun
hubungan warga negara Indonesia dengan negara tidak lain adalah nilai - nilai
demokrasi Pancasila, kemanusiaan, budaya bangsa dan nilai kejuangan bangsa
Indonesia. Pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai yang efektif akan
menjadikan seorang peserta didik mampu berperan sebagai warga negara untuk
melaksanakan hubungan konsktruktif dan normatif dengan negaranya seperti
disebutkan di atas sudah dirancang dalam program pendidikan Pancasila,
Agama dan Kewiraan / Kewarganegaraan sebagai MPK inti.
Hubungan antara warga negara dengan negara dapat dikategorikan atas 3
jenis yaitu
1. Hubungan yang bersifat emosional yaitu hubungan berupa sikap seperti bangga,
cinta dan rela berkorban untuk bangsa dan negara.
2. Hubungan yang bersifat formal yaitu hubungan berupa kemampuan
berkesadaran hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Hubungan yang bersifat fungsional yaitu hubungan yang menggambarkan peran,
fungsi dan partisipasi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Nilai - Nilai tersebut di atas cukup padat terdapat dalam materi
Pendidikan Pancasila,
Kewiraan bahkan juga Agama. Secara teoritis, masing-masing bentuk
hubungan tersebut di atas memerlukan pengetahuan dan kemampuan dasar
sendiri-sendiri namun dalam kenyataannya sulit dipisahkan.
Selanjutnya, yang dimaksudkan dengan PPBN adalah pendidikan dasar
bela negara guna menumbuhkan kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa
dan bernegara Indonesia, keyakinan akan kebenaran Pancasila sebagai ideologi

4
negara, kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara, serta memberikan
kemampuan awal bela negara.
Sasaran yang ingin dicapai dalam PPBN adalah terwujudnya warga negara
Indonesia yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hak dan kewajiban dalam upaya
bela negara dengan ciri – cirri :
1. Cinta tanah air yaitu mengenal dan mencintai wilayah nasional Indonesia sehingga
selalu waspada serta siap membelanya terhadap segala kemungKinan adanya
unsur-unsur yang membahayakan keamanan serta kelangsungan hidup bangsa
dan negara baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri: Cinta tanah
air juga berarti senantiasa menjaga agar negeri tetap aman dan sejahtera.
2. Sadar berbangsa Indonesia yaitu selalu membina kerukunan, persatuan dan
kesatuan di lingkungan keluarga, pemukiman, pendidikan dan pekerjaan,
mencintai budaya bangsa serta- selalu mengutamaka, kepentingan bangsa di
atas kepentingan pribadi maupun golongan.
3. Sadar bernegara Indonesia yaitu sadar bertanah air satu, bernegara satu dan
berbahasa satu yaitu Indonesia, mengakui dan menghormati bendera merah
putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, lambang negara Garuda Pancasila dan
kepala negara serta mentaati segala peraturan perundang - undangan yang
berlaku.
4. Yakin akan kesaktian Pancasila yaitu yakin akan Pancasila sebagai satu -
satunya falsafah dan ideologi bangsa dan negara yang telah terbukti
kesaktiannya dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara,
menghayati serta mengamalkannya.
5. Rela berkorban untuk bangsa dan negara yaitu bersedia mengorbankan waktu,
tenaga, pikiran, harta benda bahkan jiwa dan raga untuk membela kepentingan
bangsa dan negara, mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi maupun golongan serta timbul keinginan untuk berbuat
sesuatu yang baik bagi kepentingan bangsa dan negara.
6. Memiliki kemampuan awal bela negara yaitu
a. Secara psikis (mental) memiliki sifat disiplin, ulet, kerja keras. percaya

5
akan kemampuan sendiri, tahan uji dan pantang menyerah dalam
menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan nasional serta mentaati
segalaa peraturan perundang - undangan yang berlaku.
b. Secara fisik (jasmaniah) diharapkan memiliki kondisi kesehatan,
kemampuan dan ketrampilan fisik yang tidak bersifat latihan kemiliteran
yang dapat mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.

C. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Berdasarkan Kep. Dirjen Dikti No. 267/DIKTI/2000, tujuan pendidikan
kewarganegaraan mencakup
 Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara
santun, jujur, demokratis dan ikhlas sebagai warga negara RI terdidik dan
bertanggung jawab.
 Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasinya
dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancaaila,
Wawasan Nusantara dan ketahanan nasional
 Agar mahasiswa memiliki sikap dan prilaku yang sesuai dengan nilai - nilai
kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban untuk bangsa dan negara.

D. Dasar Pemikiran Pendidikan Kewarganegaraan


Setiap, warga negara dituntut untuk dapat hidup bermakna dan berguna bagi
bangsa dan negaranya serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan
masa depannya. Untuk itu diperlukan pembekalan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai keagamaan, nilai moral dan nilai budaya
bangsa. Nilai - nilai dasar ini berperan sebagai pegangan hidup setiap warga
negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Materi
Pendidikan Kewarganegaraan yang meliputi hubungan antara warga negara dengan
negara serta PPBN berpijak pada nilai - nilai tersebut. Tujuan utama pendidikan
kewarganegaraan adalah menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara serta

6
membentuk sikap dan .prilaku cinta tanah air yang berlandaskan nilai - nilai budaya
bangsa.

Di berbagai negara juga dikembangkan materi Pendidikan Umum (General


Education/Humanities) sebagai pembekalan nilai yang mendasari sikap dan prilaku
warga negaranya. Misalnya

1. Amerika Serikat : History, Humanity, dan Philosophy,


2. Jepang : Japanese History, Ethics, dan Philosophy,
3. Filipina : Philipino, Family Planning, Taxaton and Landreform, The Philiphine
New Constitution, dan Study of Human Rights.
Di beberapa negara juga dikembangkan bidang studi yang sejenis dengan
Pendidikan Kewarganegaraan yang dikenal dengan istilah Civics Education.

E. Landasan Hukum
1.UUD 1945
a. Pembukaan UUD 1945, khususnya alinea kedua dan keempat yang memuat
cita - cita,
tujuan dan,aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaannya.
b. Pasal 27 ayat 1 yang menyatakan bahwa segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung
hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
c. Pasal 30 ayat 1 menyatakan bahwa tiap - tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
d. Pasal 31 ayat 1 yang menyatakan bahwa tiap - tiap warga negara berhak
mendapatkan pengajaran.
2. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999 tentang Garis Garis Besar Haluan Negara.
3. Undang Undang No. 20 tahun 1982 tentang Ketentuan - ketentuan vokok Pertanahan
dan Keamanan Negara Republik Indonesia (Jo. UU No. tahun 1988).
a. Dalam pasal 18 (a) disebutkan bahwa hale dan kewajiban warga negara yang
diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan

7
rneialui Pendidikan Pendahukuan Bela Negara sebagai bagian tak terpisabkan
dalam sistem pendidikan nasional.
b. Dalam pasal 19 (2) disebutkan bahwa Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
wajib diikuti oleh setiap warga negara' dan dilaksanakan secara bertahap.
Tahap awal pada tingkat pendidikan dasar sampai menengah dan dalam
gerakan pramuka. Tahap
lanjutan pada tingkat pendidikan tinggi yaitu dalarn bentuk pendidikan kewiraan.
4 . Undang Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam
penjelasan Bab IX pasal 39 (2) dinyatakan bahwa PPBN atau pendidikan
kewiraan di perguruan tinggi termasuk dalam pendidikan kewarganegaraan
yang merupakan matakuliah wajib dan dirancang utuh kait mengait dengan MKU
inti lainnya yaitu pendidikan Pancasila dan pendidikan Agama.
5. Keputusan Dirjen Dikti No. 267/DIKTI/KEP/2000 tentang Penyempurnaan
Kurikulum Inti Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) pendidikan
kewarganegaraan pada perguruan tinggi di Indonesia.
6. Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas No. 38/DIKTUKep/2002 tentang Rambu - rambu
Pelaksanaan Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Dalam
pasal 4 keputusan ini ditetapkan dasar substansi kajian kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama, Pancasila dan
Kewarganegaraan.

8
BAB II
HAK ASASI MANUSIA (HAM)

A. Pengertian HAM ,
Jan Materson dari komisi HAM PBB merumuskan pengertian HAM antara
lain "Human Rights could be generally defined as those rights which are inherent in our
nature and without which cannot live as human being" yang artinya hak asasi
manusia adalah hak yang melekat pada setiap manusia yang tanpa hak tersebut
manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia.
Definisi lainnya yaitu hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak
pokok manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa, bukan pemberian manusia atau penguasa. Hak ini sifatnya sangat
mendasar bagi hidup dan kehhidupan manusia yang bersifat kodrati.yakni i a
tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia.
Dalam pasal I Undang Undang No. 38 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia dinyatakan "hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhkluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah - Nya yang waj ib diho rma ti ,
dij unju ng tin ggi dan dilin dung i ol eh nega ra, huku m, peme rin ta h da n
setiap orang demi kehormatan serta perl indungan harkat dan martabat
manusia ".

9
B. Macam - Macam HAM
Hak - hak dasar yang dimiliki oleh manusia meliputi hak hidup; hak untuk
hidup tanpa ada perasaan takut dilukai atau dibunuh oleh orang lain; hak
kebebasan; hak untuk bebas, hak untuk memiliki agama/kepercayaan, hak
untuk memperoleh informasi, hak menyatakan pendapat, hak berserikat dan
berkumpul dan sebagainya; hak pemilikan; hak untuk memilih sesuatu
seperti.pakaian, rumah, mobil, perusahaan, pabrik dan sebagainya.
Menurut deklarasi HAM PBB secara singkat dijelaskan beberapa hak
dasar yang sarat dengan hak - hak yuridis seperti hak untuk hidup, tidak
menjadi budak, tidak disiksa dan tidak ditahan, dipersamakan di muka hukum
(equality before the law), mendapat praduga tidak bersalah dan sebagainya. Hak -
hak lain yang juga dinnuat dalam deklarasi tersebut adalah hak akan nasionalitas,
pemilikan, pemikiran, agama, pendidikan, pekerjaan dan kehidupan berbudaya.

C. Sejarah Perkembangan HAM


Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki manusia yang diperolehnya
sejak ia lahir atau hadir di dalam kehidupan masyarakat. Hak - hak ini dimiliki
manusia tanpa adanya perbedaan bangsa, suku, ras, agama atau jenis kelamin
karenanya bersifat abadi dan universal.
Pada tahun 1948 ditetapkanlah Universal Declaration of Human Rights
(Pernyataan Sedunia tentang Hak - Hak Asasi Manusia) oleh negara - negara
yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Deklarasi ini
merupakan reaksi terhadap kejahatan keji kemanusiaan yang dilakukan oleh
kaum sosialis nasional di Jerman selama 1933 sampai 1945. Selama periode ini,
dunia mengalami perang yang melibatkan hampir seluruh kawasan dunia
dimana hak asasi manusia diinjak - injak. Atas dasar ini, timbul keinginan untuk
merumuskan hak asasi manusia itu dalam suatu naskah internasional. Naskah
itu adalah Deklarasi sedunia tentang hak - hak asasi manusia.
Terwujudnya Deklarasi Sedunia Hak Asasi Manusia pada tanggal 10
Desember 1948 harus melewati proses yang cukup panjang. Dalam proses

10
tersebut telah lahir beberapa naskah HAM penting yang mendasari kehidupan
manusia dan bersifat universal dan asasi.

Naskah - naskah tersebut adalah :

1. Magna Charta.(Piagam Agung 1215) : suatu dokumen yang mencatat


beberapa hak yang diberikaan oleh raja Jhon dari Inggris kepada
beberapa bangsawan bawahannya atas tuntutan. mereka Naskah ini sekaligus
membatasi kekuasaan raja Jhon itu.
2. Bill of Rights (Undang Undang Hak 1689) : yaitu suatu UU yang diterima oleh
parlemen Inggris sesudah berhasil dalam tahun sebelumnya mengadakan
perlawanan terhadap raja James II dalam suatu revolusi hak berdarah yang
dikenal dengan istilah The Gloriuos Revolution of 1688. Dalam UU ini
ditetapkan bahwa penetapan pajak, pembuatan UU dan kepemilikan
tentara harus seijin parlemen. Parlemen juga berhak mengubah keputusan
raja, mempunyai kekebasan berbicara dan berpendapat. Di samping itu,
pemilihan parlemen berlaku bebas.
3. Declaralon de Droits de I'Homme et du citoyen (pernyataan hak - hak manusia
dan warga negara, 1789) : suatu naskah yang dicetuskan pada permulaan
revolusi Perancis sebagai 'perlawanan terhadap rejim lama. Deklarasi ini
meniru deklarasi kemerdekaan Amerika Seriikat. Deklarasi ini menetapkan
hak asasi manusia secara lebih rinci yang kemudian menghasilkan dasar -
dasar negara hukum atau the Rule of Law. Dasar - dasar ini antara lain bahwa
tidak boleh terjadi penangkapan dan penahanan yang semena - mena tanpa
alasan yang sah atau surat perintah yang dikeluarkan oleh pejabat yang sah;
orang yang ditangkap, ditahan dan dituduh berhak dinyatakan tidak bersalah
sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Selain itu,
dipertegas pula asas freedom of expression (kebebasan mengeluarkan
pendapat), freedom of religion (kebebasan menganut keyakinan/agama), the
Right of Property (perlindungan hak milik) dan hak - hak dasar lainnya.
4. Bill of Rights (Undang Undang Hak) : suatu naskah yang disusun oleh rakyat
Amerika

11
pada tahun 1769 yang kemudian menjadi bagian dari UUD pada tahun 1791.
Perkembangan hak asasi manusia dan demokrasi di Inggris dan dunia pada abad
17 dan 18 tidak dapat dilepaskan dari pemikiran para filsuf antara lain : Thomas
Hobbes (1588 - 1679), John Locke (1632 -- 1714) dan Jean Jaques Rousseau
(1712 - 1778) dari Perancis. Thomas Hobbes melihat kondisi masyarakat yang
kacau dan liar seperti dalam ungkapannya homu homoni lupus, bellum omnium
contra omnes. Teori ini melahirkan kekuasaan absolut. Sedangkan, John Locke
memandang manusia sebagai makhluk sosial yang padanya rmelekat hak - hak
asasi yang diberikan oleh alam yaitu hak hidup, hak atas kemerdekaan, dan hak
atas milik (life. Liberty and property). Teori John Locke ini mempengaruhi
Declaratlion of Independence Amerika Serikat pada 4 Juli 1776. Rumusan hak
asasi manusia sepanjang abad 17 dan 18 hanya terbatas pada hak politis
seperti hak atas kebebasan, hak untuk mernilih dan sebagainya.
Pada abad 20 rumusan mengenai hak asasi manusia tidak hanya terbatas
pada hak politis tetapi sudah lebih luas mencakup hak lainnya. Rumusan hak
asasi manusia di abad 20 antara lain :
1. The Four Freedoms (empat kebebasan) yang dirumuskan oleh Presiden Amerika
Serikat, Franklin D. Roosevelt di depan Konggres pada tahun 1941 yang isinya :
freedom of speech (kebebasan berbicara), freedom of religion (kebebasan
beragama), freedom from fear (kebebasan dari rasa takut) dan freedom from
want (kebebasan dari kemelaratan).
2. Universal Declaration of Human Rights (pernyataan sedunia tentang hak - hak
asasi manusia) yang dicetuskan oleh PBB pada 10 Desember 1948. Deklarasi
ini memuat secara rinci beberapa hak politis, ekonomi dan sosial. Hak - hak
politis seperti:
a. Hak hidup, kebebasan dan keamanan pribadi (pasal 3)
b. Larangan perbudakan (pasal 4)
c. Larangan penganiayaan (pasal 5)
d. Larangan penangkapan, penahanan atau pengasingan sewenang -
wenang (pasal 9)

12
e. Hak atas, pemeriksaan pengadilan yang jujur (pasal 10)
f. Hak atas kebebasan bergerak (pasal 13)
g. Hak atas harta dan benda (pasal 17)
h. Hak atas kebebasan berfikir, menyuarakan hati nurani dan beragama (pasal
18)
i. Hak untuk mengemukakan pendapat dan mencurahkan pikiran (pasal 19)
j. Hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat (pasal 20)
k. Hak untuk turut serta dalam pemerintahan (pasal 21).
Deklarasi sedunia, ini juga menyebutkan beberapa hak sosial dan ekonomi
yang penting
Yaitu :
a. Hak atas pekerjaan (pasal 23)
b. Hak atas taraf hidup yang layak termasuk makanan, pakaian, perumahan,
kesehatan (pasal 25)
c. Hak-atas pendidikan (pasal 26)
d. Hak kebudayaan yang meliputi hak untuk turut serta dalam kehidupan
kebudayaan.
masyarakat, ambil bagian dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan hak atas
perlindungan kepentingan moral dan material yang timbul dari hasil karya
cipta seseorang dalam bidang ilmu, kesusasteraan dan seni (pasal 27).

D. Penegakan dan Perlindungan HAM di Indonesia


Penegakan dan perlindungan HAM di Indonesia dilakukan melalui sarana
dan prasarana yang dapat dikategorikan atas dua bagian yaitu.
1. Sarana yang berbentuk institusi atau kelembagaan seperti Lembaga advokasi
HAM,
Komisi Nasional HAM, Komisi Nasional HAM Perempuan dan institusi lainnya.
2. Sarana yang berbentuk peraturan atau UU seperti adanya beberapa pasal UUD
1945 tentang HAM'(pasal 27, 28, 29, 30, .31, 32, 33, 34), UU RI No. 38 Tahun
1999 tentang HAM, Keppres RI No. 50 Th. 1993, Keppres RI No. 129 Th.
1998, Keppres RI No. 181 Th. 1998 dan Inpres RI No. 26 Th. 1998. Semua

13
perangkat hukum ini merupakan sarana pendukung perlindungan HAM.

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA

A. Warga Negara dan Penduduk


Warga negara adalah anggota atau warga dari suatu negara. Juga warga
negara adalah orang - orang sebagai bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur
negara atau rakyat yang menetap di suatu wilayah negara tertentu.
Dalam hubungan internasional di setiap wilayah negara selalu ada warga
negara dan orang asing yang semuanya disebut penduduk. Setiap warga negara
adalah penduduk suatu negara tetapi setiap penduduk belum tentu warga negara
karena mungkin seorang asing. Penduduk suatu negara dapat dibagi atas warga
negara dan bukan warga negara (orang asing). Dalam hubungannya dengan
negara, keduanya sangat berbeda, yaitu :
1. Setiap warga negara mempunyai hubungan yang tidak- terputus dengan
negaranya meskipun ia bertempat tinggal di luar negeri, selama ia tidak
memutuskan hubungannya atau terikat oleh ketentuan hukum internasional.
Misalnya seorang wanita Indonesia kawin dengan orang Amerika maka ia
otomatis mengikuti kewarganegaraan suaminya.

14
2. Penduduk yang bukan warga negara (orang asing) mempunnyai hubungan
dengan negara hanya selama dia tinggal dalam wilayah negara tersebut.
Menurut UUD 1945, negara melindungi segenap penduduk misalnya
dalam pasal 29 ayat 2 dinyatakan : "negara menjamin kemerdekaan tiap - tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing - masing dan beribadat menurut
agama dan kepercayaannya itu". Disini terlihat bahwa negara memberi
perlindungan bukan hanya warga negara Indonesia tetapi juga orang asing
untuk beragama dan beribadah menurut kepercayaannya. Dalam pasal yang lain,
negara hanya mengatur perlindungan bagi warga negaranya misalnya pasal 27
ayat 2 menyatakan tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaannya". Oleh karena pasal ini hanya mengatur
perlindungan bagi warga negara maka bagi orang asing yang berkehendak untuk
bekerja di Indonesia dengan menanarnkan rnodalnya, bidang pekerjaan, bagi mereka
dibatasi dan ditentukan oleh negara.

B. Asas asas Kewarganegaraan


Ada 3 asas (unsur) yang menentukan status kewarganegaraan seseorang yaitu
1. Asas keturunan atau hubungan darah (ius sanguinis) artinya bahwa
kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh orang tuanya. Dalam hal ini,
seseorang adalah warga negara A karena orang tuanya adalah warga negara
A.
2. Asas daerah kelahiran (ius solis) artinya status kewarganegaraan seseorang
ditentukan oleh tempat kelahirannya di negara tersebut. Di samping bersama
- sama dengan prinsip ius sanguinis, prinsip ius solis berlaku juga di Amerika,
Inggris, Perancis dan Indonesia. Sedangkan di Jepang, prinsip ius solis ini
tidak berlaku. Di sini barang siapa tidak dapat membuktikan bahwa orang
tuanya berkebangsaan Jepang maka ia tidak dapat diakui sebagai warga
negara Jepang.
3. Asas pewarganegaraan (naturalisasi). Apabila seseorang tidak dapat
memenuhi prinsip ius sanguinis atau ius solis ia dapat memperoleh

15
kewarganegaraan dengan jalan naturalisasi setelah memenuhi syarat - syarat
dan prosedur perwarganegaraan dari negara tertentu. Dalam pewarganegaraan,
ada yang aktif dan ada pula yang pasif. Dalam pewarganegaraan aktif-seseorang
dapat mengguriakan hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak menjadi
warga negara dari suatu negara. Sedangkan dalam pewarganegaraan pasif.
seseorang yang tidak mau dijadikan warga negara suatu negara maka ia dapat
menggunakan hak repudiasi yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan
tersebut (Kartasapoetra, 1993: 216 -7).

C. Hak dan Kewajiban Warga Negara


Setiap warga negara suatu negara pasti mempunyai hak dan kewajiban. Di
Indonesia hak dan kewajiban warga negara secara umum diatur dalam UUD 1945.
1 . Hak – hak warga negara menurut UUD 1945 antara lain :
a. Pasal 27 ayat 1 : segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan .
b. Pasal 27 ayat 2 : tiap - tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaannya.
c. Pasal 28 : kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang Undang.
d. Pasal 29 ,ayat 2 : negara menjamin kemerdekaan tiap - tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing - masing dan beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu.
e. Pasal 30 : tiap '- tiap warga negara berhak (dan wajib) ikut serta dalam usaha
pembelaan negara.
f. Pasal 31 : tiap - tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
2. Kewajiban Warga Negara Dalam UUD 1945, pasal - pasal yang mengatur tentang
hak warga negara lebih banyak dari pada pasal - pasal yang mengatur tentang
kewajiban warga negara. Walaupun pasal - pasal UUD 1945 yang mengatur
tentang kewajiban warga negara lebih sedikit tetapi isinya sangat luas. Pasal – pasal
itu adalah :
a. Pasal 27 ayat 1 : segala warga negara (bersamaan kedudukannya di dalam

16
hukum dan pemerintahan dan) wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya.
b. Pasal 30 : tiap - tiap warga negara (berhak dan ) wajib ikut serta dalam
usaha pembelaan negara.
Misalnya, pasal 27 yang mengatur kewajiban warga negara untuk
menjunjung hukum dan pemerintahan ini mempunyai cakupan yang sangat luas.
Menjunjung tinggi hukum berarti menjunjung tinggi segala peraturan yang ada
dan berlaku dalam negara Indonesia termasuk hukum tertulis dan tidak tertulis.
Dalam pasal 30 kita lihat bahwa usaha pemberaan negara itu dinyatakan sebagai
hak dan kewajiban tiap - tiap warga negara. Dikatakan hak sebab
mempertahankan negara adalah sesuatu yang harus dipandang sebagai suatu
hak oleh tiap - tiap warga negara. Dikatakan kewajiban sebab mempertahankan
negara itu mau atau tidak harus dilaksanakan oleh tiap - tiap warga negara (wajib
bela negara) (Simorangkir dan Say : 1971 : 180 -1).

D. Karakteristik Warga Negara yang Demokrat


Untuk membangun suatu masyarakat yang demokratis, setiap warga negara
harus memiliki jiwa yang demokrat pula. Ada beberapa karakteristik warga
negara yang demokrat yaitu :
1. Rasa hormat dan tanggung jawab. Dalam hal ini, warga negara harus memiliki
rasa hormat dan tanggung jawab menjaga keteraturan negara yang terdiri dari
masyarakat yang pluralistis (suku, ras, agama, dan ideologi politik).

2. Bersikap kritis, yaitu kritis terhadap kenyataan empiris (realitas sosial, budaya dan
politik) maupun supra empiris (agama, mitologi, kepercayaan), diri sendiri dan
pendapat orang lain.

3. Membuka diskusi dan dialog. Dengan diskusi pandangan yang asing dan baru
menjadi lebih tajam, jelas dan meyakinkan, dan pendapat pribadi semakin
bersesuaian sehingga muncul kemungkinan pencapaian kesepakatan.

17
4. Bersikap terbuka. Sikap terbuka merupakan rasa hormat terhadap kebebasan
sesama manusia termasuk tenggang rasa pada hal - hal baru dan asing.

5. Rasional yaitu menyangkut kemampuan penggunaan akal sehat dalam


pengambilan keputusan secara bebas. Rasional dalam pengambilan keputusan
berarti keputusan yang diambil tidak di bawah tekanan atau emosi. Menjadikan
emosi sebagai dasar pengambilan kepututusan adalah cara seorang warga
negara yang otoriter.

6. Adil dalam arti bahwa tujuan bersama bukanlah sesuatu yang didiktekan tetapi
ditawarkan. Mayoritas suara bukan diatur tetapi diperoleh.

7. Jujur dalam arti kejujuran politik adalah bahwa kesejahteraan warga negara
merupakan tujuan yang ingin dicapai yaitu kesejahteraan dari masyarakat yang
memilih para politisi. Ketidakjujuran politik adalah seorang politisi mencari
keuntungan bagi dirinya sendiri atau partainya karena partai itu penting bagi
kedudukannya.

SYARAT LULUS :
1. KULIAH MINIIMAL 90%
2. Makalah : Judul :Politik, idiologi, ekonomi, Hukum, HAM,
Perikanan, Pendidikan, Lingkungan Hidup, Pendidikan,
Pertahanan, Multikultural, Ketenagakerjaan, Gender, Sosial

18
Budaya. MINIMAL 15 HALAMAN
3. SPASI 1,5, HURUF NEW ROMAN
4. DAFTAR PUSTAKA
5. DILARANG COPY PASTE
6. COPY PASTE TIDAK DILULUSKAN, BATAL, PROGRAM
ULANG TAHUN DEPAN.
7. UTS
8. UAS
9. KUMPULL TUGAS PALING LAMBAT 7 JANUARI 2020

BAB IV
BELA NEGARA

A. Pengertian
Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan
warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bagi
warga negara Indonesia, usaha pembelaan negara dllandasi oleh kecintaan pada
tanah air (wilayah nusantara) dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia
dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara serta UUD 1945
sebagai konstitusi negara.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap warga
negara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara,
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah nusantara dan
yurisdiksi nasional serta nilai - nilai Pancasila dan UUD 1945.

19
B. Hak dan Kewajiban Bela Negara
Hak dan kewajiban dalam pembelaan negara diatur dalam pasal 17 sampai
dengan 25 UU No. 20 tahun 1982 tentang Ketentuan - ketentuan Pokok Pertahanan
dan Keamanan Negara. Beberapa pasal dari UU ini adalah :
1. Pasal 17 ayat 1 : hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan
keikutsertaan dalam upaya bela negara tidak dapat dihindarkan, kecuali
menurut ketentuan - ketentuan yang ditetapkan dengan undang - undang.
2. Pasal 17 ayat 2 : upaya bela negara merupakan kehormatan yang dilakukan
oleh setiap warga negara secara adil dan merata.
3. Pasal 18 : hak dan kewajiban warp negara yang diwujudkan dengan
keikutsertaan dalarn upaya beta negara diselenggarakan melalui
a. Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) sebagai bagian tidak
terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional;
b. Keanggotaan rakyat terlatih secara wajib;
c. Keanggotaan Angkatan Bersenjata secara sukarela atau wajib;
d. Keangggotaan Cadangan Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau
wajib;
e. Keanggotaan Perlindungan Masyarakat secara sukarela.
4. Pasal 19 ayat 1 : PPBN diselenggarakan guna memasyarakatkan upaya bela
negara serta menegakkan hak dan kewajiban warga negara dalam upaya bela
negara.
5. Pasal 19 ayat 2 : PPBN sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini wajib diikuti
oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap yaitu :
a. Tahap awal pada tingkat pendidikan dasar sampai menengah dan dalam gerakan
Pramuka.
b. Tingkat lanjutan dalam bentuk pendidikan kewiraan pada tingkat
pendidikan tinggi.
Demokrasi dalam pembelaan negara mencakup dua arti yaitu :
 Bahwa setiap warga negara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang
pembelaan negara melalui lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan

20
peraturan perundang - undangan yang berlaku.
 Bahwa setiap warga negara turut serta dalam pembelaan negara secara non fisik
sesuai dengan kemampuan dan profesi masing - masing.

Dalam menghadapi globalisasi dan menatap masa depan untuk


mengisi kemerdekaan kita perlu turut serta dalam bela negara melalui kemampuan
dan profesi kita masing - masing. Bela negara inipun harus dilandasi oleh nilai - nilai
perjuangan, kesadaran bernegara, cinta tanah air dan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa demi tegaknya NKRI.
Pada waktu merebut dan mempertahankan kemerdekaan, Indonesia
menunjukkan kesadaran bela negara yang optimal di mana seluruh rakyat
bersatu padu berjuang tanpa mengenal perbedaan, pamrih dan sikap menyerah yang
timbul dari jiwa heroisme dan patriotisme karena perasaan senasib sepenanggungan
dan setia kawan dalam perjuangan fisik mengusir penjajah. Dalam mengisi
kemerdekaan, perjuangan yang dihadapi adalah perjuangan non fisik yang mencakup
seluruh aspek kehidupan, khususnya dalam memerangi keterbelakangan,
kemiskinan, kesenjangan sosial, KKN dan dalam menguasai IPTEK, meningkatkan
kualitas SDK serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam perjuangan non -
fisik, kesadaran bela negara mengalami penurunan yang tajam apabila
dibandingkan dengan perjuangan fisik. Hal ini tampak dari kurangnya rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan adanya beberapa daerah yang ingin
memisahkan diri dari NKRI sehingga mengarah ke disintegrasi bangsa.

C. Motivasi Dalam Pembelaan Negara


Upaya pembelaan negara berturnpu pada kesadaran setiap warga negara
akan hak dan kewajibannya. Kesadaran seperti itu perlu ditumbuhkan melalui proses
motivasi. Proses motivasi ini akan berhasil jika setiap warga negara memahami
keunggulan bangsa dan negaranya serta memahami kemungkinan adanya berbagai
ancarnan terhadap eksistensi bangsa dan negara Indonesia. Ada beberapa dasar
pemikiran yang dapat dijadikan sebagai bahan motivasi setiap warga negara untuk

21
ikut serta membela negara Indonesia yaitu :
1. Pengalaman sejarah perjuangan RI
2. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
3. keadaan penduduk (demografis) yang besar
4. Kekayaan sumber daya alam
5. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan
6. Kemungkinan timbulnya bencana perang.

BAB V
DEMOKRASI

A. Pengertian dan Perkembangan Demokrasi


Istilah demokrasi berasal dari kata. Yunani, demos yang berarti rakyat dan
kratos / kratein berarti kekuasaan. Konsep dasar demokrasi berarti rakyat yang
berkuasa (government of rule of the people). Ada pula definisi singkat istilah
demokrasi yaitu pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat.
Terdapat perbedaan fundamental antara demkorasi konstitusional dan
demokrasi yang mendasarkan kekuasaan pada komunisme. Demokrasi
konstitusional adalah demkorasi yang terbatas kekuasaannya dalam suatu negara
hukum (recthsstaat) yang tunduk pada rule of law. Sedangkan, demokrasi yang
mendasarkan pada komunisme mencita - citakan pemerintahan yang tidak
terbatas kekuasaannya (machtsstaat) dan bersifat totaliter. Penerapan demokrasi
dalam aliran komunisme sesungguhnya bertentangan dengan makna demokrasi itu

22
sendiri.
Bentuk demokrasi klasik terdapat di Yunani kuno pada abad 6 sampai
ke 3 Sebelum Masehi dalam lingkup negara kota (city state; polls). Sifat
demokrasi ini adalah demokrasi langsung yaitu suatu bentuk pemerintahan yang di
dalamnya hak untuk membuat keputusan politik dijalankan secara langsung oleh
seluruh warganegara berdasarkan prosedur mayoritas.
Dalam negara modern, demokrasi tidak lagi bersifat langsung tetapi
bersifat perwakilan. Demokrasi modern mulai berkembang di Eropa Barat dalam
abad 15 dan 16 namun wujudnya yang konkrit baru tercapai pada abad 19.
Demokrasi modern menonjolkan asas kebebasan manusia. terhadap segala
bentuk kekangan dan penindasan baik dalam bidang agama, pemikiran maupun
politik. Demokrasi modern juga menekankan pentingnya jaminan terhadap hak
asasi manusia.
Dalam konfernsi Komisi Internasional Ahli Hukum di Bangkok tahun
1965 dirumuskan syarat syarat dasar penyelenggaraan pemerintahan yang
demokratis di bawah rule of law yaitu :
1. Perlindungan konstitusional yang menjamin hak - hak individu dan menentukan
prosedur untuk memperoleh perlindungan hak - hak yang dijami
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3. Pemilihan umum yang bebas
4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat
5. Kebebasan berserikat dan beroposisi
6. Pendidikan kewarganegaraan (civic education).
Secara umum (universal) demokrasi sering dicirikan dengan adanya
unsur – unsure yang disebut soko guru demokrasi yaitu :
1. kedaulatan rakyat
2. pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
3. kekuasaan mayoritas (pemenang Mayoritas suara pemilih/rakyat)
4. diakuinya hak - hak minoritas
5. jaminan terhadap hak - hak asasi manusia

23
6. pemilihan yang bebas dan jujur
7. persamaan di depan hukum
8. pembatasan pemerintahan secara konstitusional
9. pluralisasi sosial, ekonomi dan politik
10. nilai - nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat

B. Demokrasi Dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam seminar Angkatan Darat II Agustus 1966 dirumuskan pengertian


demokrasi yaitu

1. Bidang politik dan konstitusional : demokrasi Indonesia , seperti yang dimaksud


dalam

UUD 1945 berarti menegakkan kembali asas - asas negara hukum di mana
kepastian hukum dirasakan oleh segenap warga negara, hak asasi manusia
baik kolekif maupun
perorangan dijamin dan penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindarkan secara
institusional. Dalam rangka ini perlu diusahakan supaya lembaga - lembaga
dan tata kerja Orde Baru dilepaskan dari ikatan pribadi dan lebih
diperlembagakan.

2. Bidang ekonomi : demokrasi ekonomi sesuai dengan asas - asas yang menjiwai
ketentuan mengenai ekonomi dalam UUD 1945 yang pada hakekatnya berarti
kehidupan yang layak bagi semua warga negara yang mencakup:

a. pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan


keuangan negara
b. Koperasi
c. Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum
dalam penggunaannya
d. Peranan pemerintah yang bersifat pembinaan, petunjuk jalan
serta pelindung.

24
Munas II Persahi :The Rule of Law (Desember 1966) mengemukakan asas
negara hukum Pancasila yang mengandung prinsip :
1. Pengakuan dan perlindungan hak asasi yang mengandung persamaan dalam
bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, kultural dan pendidikan
2. Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh sesuatu
kekuasaan/ kekuatan apapun
3. Jaminan kepastian hukum dalam semua persoalan, dalam arti bahwa ketentuan
hukumnya dapat dipahami, dilaksanakan dan aman dalam pelaksanaannya.
Demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang berdasarkan nilai - nilai
falsafah Pancasila atau pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat berdasarkan
nilai - nilai Pancasila ini berarti bahwa demokrasi yang digunakan oleh
pemerintah Indonesia adalah sistem pemerintahan yang dijiwai dan dituntun
oleh nilal - nilai Pancasila. Demokrasi Indonesia pada dasarnya adalah
transformasi nilai - nilai falsafah Pancasila menjadi satu bentuk dan sistem
pemerintahan khas Pancasila. Pelaksanaan demokrasi Indonesia dengan baik
dan benar mensyaratkan pemahanan, penghayatan dan pengamalan nilai - nilai
falsafah Pancasila dalam politik pemerintahan.
Demokrasi Indonesia adalah satu sitem pemerintahan berdasarkan
kedaulatan rakyat dalam bentuk musyawarah untuk mufakat untuk memecahkan
masalah - masalah kehidupan berbangsa dan bernegara demi terwujudnya suatu
kehidupan masyarakat yang adil dan makmur merata material dan spiritual.
Kedaulatan rakyat disini mempunyai anti demokrasi indonesia menolak niat
memanipulasi kekuasaan rakyat seperti yang terjadi dalam demokrasi liberal
yang dijalankan oleh kelompok pemilik modal dan demokrasi rakyat yang
dijalankan oleh kelompok yang karena kelihalannya berhasil merebut, menguasai
dan mengendalikan negara. Penekanan . pada bentuk musyawarah untuk mufakat
karena bentuk ini lebih berorientasi pada kepentingan masyarakat umum dan
bukan individu. Demokrasi Indonesia ini akan terlihat dalam mekanismenya.
Mekanisme demokrasi Indonesia pada dasarnya adalah keseluruhan langkah
pelaksanaan kekuasaan pemerintahan rakyat yang dijiwai oleh nilai - nilai falsafah

25
Pancasila dan yang berlangsung menurut hukum yang berorientasi pada
kepentingan, aspirasi dan kesejahteraan rakyat banyak. Falsafah Pancasila yang
merupakan hukum tertinggi ini kemudian dijabarkan lebih lanjut secara formal
menjadi hukum dasar tertulis yang disebut UUD 1945.
Paham yang dianut dalam sistem kenegaraan RI adalah negara kesatuan
(United Stare . Republic of Indonesia). Penyelenggara kekuasaan adalah rakyat
yang membagi kekuasaan atas enam yaitu :
 Kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya
oleh MPR yang disebut Lembaga Konstitutif.
 DPR sebagai pembuat Undang Undang yang disebut Lembaga Legislatif.
 Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan disebut Lembaga Eksekutif
 DPA sebagai pemberi saran kepada penyelenggara pemerintahan disebut
Lembaga
Konsultatif.
 MA sebagai lembaga peradilan dan penguji Undang Undang disebut
Lembaga Yudikatif.
 BPK sebagai lembaga yang mengaudit keuangan negara disebut Lembaga
Audiatif.
Dalam sistem otonomi daerah di NKRI, penyelenggaraan pemerintahan
didasarkan atas luasnya wilayah dan asas kewilayahan yaitu daerah merupakan
daerahnya pusat dan pusat merupakan pusatnya daerah. Dalam rangka otonomi
daerah ini, wilayah NKRI dibagi dalam daerah propinsi, kabupaten dan kota yang
bersifat otonorn. Dalam pasal 4 ayat I UU No. 22
tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan : dalam rangka
pelaksanaan asas desentralisasi dibentuk dan disusun daerah propinsi,
kabupaten dan kota yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.
Titik berat otonomi daerah, ada di daerah kabupaten dan kota kecuali urusan luar
negeri, moneter, pertahanan dan keamanan.

26
C. Perkembangan Demokrasi di Indonesia
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi atas empat periode yaitu,:
1. Periode 1945 1959, masa demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan
parlemen serta partai – partai. Pada masa ini, kelemahan demokrasi
parlementer adalah memberi peluang untuk dominasi partai politik dan DPR.
Akibatnya persatuan yang telah digalang selama perjuangan bersama
melawan musuh menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan yang
konstruktif sesudah kemerdekaan.
2. Periode 1959 1965, masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak espek
telah menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan
beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi
presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh
komunisme dan peran ABRI sebagai unsur sosial politik semakin meluas.
3. Periode 1066, - 1999, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru yang
merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem
presidensial Landasan formal periode ini adalah Pancasila, UUD 1945,
Tap MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan kembali penyelewengan
terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa Demokrasi Terpimpin. Dalam
perkembangannya peran presiden semakin dominan terhadap lembaga -
lembaga negara lain.
4. Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi dengan
berakar pada kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan
perimbangan kekuatan antar lembaga negara, antara eksekutif, Legislatif dan
yudikatif. Pada masa ini peran partai politik kembali menonjol sehingga iklim
demokrasi memperoleh nafas baru. Perkembangan berikutnya masih dalam
tanda tanya.

27
BAB VI
WAWASAN NUSANTARA

A . Pengertian Wawasan Nusantara


Istilah Wawasan Nusantara terdiri dua kata yaitu Wawasan dan Nusantara
Kata wawasan berasal dari kata 'wawas' yang berarti pandangan, tinjauan atau
penglihatan indrawi. Dengan demikian `wawasan' berarti cara pandang, cara tinjau
atau cara melihat. Sedangkan istilah Nusantara berasal dari kata 'nusa' yang berarti
pulau - pulau dan 'antara' yang berarti diapit oleh dua hal Istilah Nusantara dipakai

28
untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau - pulau
Indonesia yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra lodonesia serta di
antara benua Asia dan Australia.
Mengingat kekhasan dan karakter bangsa Indonesia serta pemahamannya
terhadap makna nusantara maka Wawasan Nasional bangsa Indonesia dinyatakan
sebagai Wawasan Nusantara, Secara terminologis ada beberapa pengertian
Wawasan Nusantara yaitu :
1. Berdasarkan Tap. No. II/ MPR/1993 dan No. IIIMPR11998 tentang GBHN :
wawasan nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada
Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 yaitu cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional.
2. Menurut Prof. Dr. Wan Usman (Ketua Program S2 PKN - UI) : "Wawasan
Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara kepulauan dengan sernua aspek kehidupannya yang beragam".
1a juga menjelaskan bahwa Wawasan Nusantara merupakan geopolitik
Indonesia.
3. Berdasarkan naskah Wawasan Nusantara untuk KSA dan KRA XXXIII
Lemhannas tahun 2000: Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri yang serba beragam dan lingkungan yang
bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah namun
tetap menghargai dan menghormati kebhinekaan dalam setiap kehidupan nasional
untuk mencapai tujuan nasional.
Dari pengertian-pengertian di atas, pengertian yang digunakan sebagai
acuan pokok wawasan Nusantara adalah Wawasan Nusantara sebagai geopolitik
Indonesia yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan wilayah namun tetap menghargai dan menghormati

29
kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wawasan


Nusantara Wilayah (Geografi)

Asas Kepulauan.
Sesuai dengan Hukum Laut Internasional secara garis besar,
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki laut teritorial,
perairan pedalaman, Zona Ekonomi Eksklusif, dan landas kontinen. Masing -
masing dapat dijelaskan sebagai berikut

 Negara kepulauan adalah suatu negara yang seluruhnya terdiri dari


satu atau lebih pulau dan dapat mencakup pulau - pulau lain. Pengertian
`kepulauan' adalah suatu gugusan pulau termasuk bagian pulau,
perairan di antaranya dan lain - lain wujud alamiah yang
hubungannya satu sama lain demikian erat sehingga merupakan
satu kesatuan geografi, ekonomi dan politik yang hakiki atau yang
secara historis dianggap demikian.
 Laut Teritorial adalah wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12
mil laut diuknr dari garis pangkal. Garis pangkal adalah garis air
surut terendah sepanjang pantai seperti yang terlihat pada peta laut
skala besar yang berupa garis yang menghubungkan titik - titik
terluar dari pulau - pulau tertentu. Sesuai konvensi ini, kedaulatan
suatu negara pantai mencakup daratan, perairan pedalaman dan
laut territorial tersebut.
 Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau garis
pangkal. Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melebihi 200 mil
laut dari garis pangkal. Di dalam ZEE, negara yang bersangkutan
mempunyai hak berdaulat untuk keperluan eksplorasi, eksploitasi,
konservasi dan pengelolaan sumber kekayaan hayati dari perairan.

30
 Landas Kontinen suatu negara pantai meliputi dasar laut dan tanah
di bawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang
merupakan kelanjutan alamiah. wilayah daratannya Jaraknya 200
mil laut dari garis pangkal atau dapat lebih dari itu dengan tidak
melebihi 350 mil, tidak boleh melebihi 100 mil dari garis batas
kedalaman dasar laut sedalam 2500 m.

B . Karakteristik wilayah Indonesia.


Nusantara berarti kepulauan Indonesia yang terletak di antara benua Asia dan
Australia dan di antara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia yang terdiri dari
17.508 pulau besar dan kecil. Jumlah pulau yang telah memiliki nama adalah
6.044 buah. Kepulauan Indonesia terletak pada batas - batas astronomi sebagai
berikut :
Utara : ± 6° 08'
Selatan :LU ± 11°
Barat :15' ±LS 94°
Timur :45'± BT1410

Jarak Utara - Selatan sekitar 1.888 Km sedangkan jarak Barat - Timur


sekitar 5.110 Bila diproyeksikan pada peta dunia Eropa maka jarak Barat - Timur sama
dengan jarak antara London (inggris) dan Ankara (Turki). Bila diproyeksikan pada peta
amerika serikat maka jarak tersebut sama dengan jarak antara pantai barat dan pantai timur
Amerika Serikat.
Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 Km2 yang terdiri dari
daratan icluas 2.027.087 Km2 dan perairan seluas 3:166.163 Km 2. luas wilayah
daratan Indonesia jika dibandingkan dengan negara - negara Asia Tenggara
merupakan yang, terluas. Sedangkan jika dibandingkan dengan negara-negara di
dunia maka luas wilayah daratan Indonesia menempati urutan ke-14.

C . Geopolitik
Geopolitik,berasal dari kata "geo" atau bumi dan politik yang berarti

31
kekuatan yang didasarkan pada pertimbangan - pertirnbangan dasar dalam
menentukan alternatif kebijaksanaan nasional untuk mewujudkan tujuan nasional.
Geopolitik telah dipraktekan sejak abad XIX namun pengertiannya baru tumbuh pada
awal abad XX yaitu sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang kebijakannya
dikaitkan dengan masalah - masalah geografi yang menjadi tempat tinggal
suatu bangsa. Beberapa pendapat dari pakar Geopolitik adalah sebagai berikut
:
a. Pandangan Frederich Ratzel
Pada abad 19, Ratzel merumuskan untuk pertama kali Ilmu Bumi Politik sebagai
hasil
penelitiannya yang ilmiah dan universal. Pokok - pokok ajaran Ratzel adalah
 Dalam hal - hal tertentu pertumbuhan negara dapat dianalogikan
dengan pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang lingkup
melalui proses lahir, tumbuh, berkembang mempertahankan hidup,
menyusut dan mati
 Negara identik dengan suatu ruang yang ditempati oleh kelompok
politik dalam arti kekuatan. Makin luas potensi tuang tersebut makin
besar kemungkinan kelompok politi itu tumbuh (teori / konsep ruang)
 Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak
terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang unggul yang dapat
bertahan hidup terus dan langgeng.
 Semakin tinggi budaya suatu bangsa semakin besar kebutuhannya akan
sumber daya alam. Apabila wilayah / ruang hidup . tidak mendukung,
bangsa tersebut akan mencari pemenuhan kebutuhan kekayaan alam
di luar wilayahnya (ekspansi). Hal ini melegitimasikan hukum ekspansi
yaitu perkembangan atau dinamika budaya dalam bentuk gagasan,
kegiatan (ekonomi, perdagangan, perinduastrian / produksi) harus
diimbangi dengan pemekaran wilayah; Batas - batas suatu negara pada
hakekatnya bersifat sementara. Apabila ruang hidup negara sudah tidak
dapat memenuhi keperluan, ruang itu dapat diperluas dengan mengubah

32
batas negara baik secara damai maupun melalui jalan kekerasan atau
perang.
Ilmu bumi politik berdasarkan ajaran Ratzel tersebut menimbulkan dua
aliran di mana yang satu berfokus pada kekuatan di darat dan yang lainnya pada
kekuatan di laut. Ratzel melihat,adanya persaingan di antara kedua aliran itu
sehingga ia mengemukakan pemikiran baru yaitu dasar - dasar suprastruktur
geopolitik : kekuatan total suatu negara harus mampu mewadahi pertumbuhan
kondisi dan kedudukan geografinya. Dengan demikian, esensi pengertian
politik adalah penggunaan kekuatan fisik dalam rangka mewujudkan keinginan
atau aspirasi nasional suatu bangsa. Hal ini sering menjurus ke arah politik
adu kekuatan dan kekuasaan dengan tujuan dominasi. Pemikiran Ratzel
menyatakan bahwa ada kaitan antara struktur atau kekuatan politik serta
geografi dan tuntutan perkembangan atau pertumbuhan negara yang
dianalogikan dengan organisme.

b. Pandangan Rudolf Kjellen


Kjellen melanjutkan ajaran Ratzel tentang teori organisme. Kjellen
menegaskan bahwa negara adalah suatu organisme yang dianggap sebagai
"prinsip dasar". Esensi ajaran Kjellen adalah :
 Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup yang
memiliki intelektual. Negara dimungkinkan untuk memperoleh ruang yang
cukup luas agar kemampuan dan kekuatan rakyatnya dapat berkembang
secara bebas.

 Negara merupakan suatu sistem politik / pemerintahan yang meliputi


bidang.- bidang geopolitik, ekonomi politik, demopolitik, sosial politik, dan
krato politik (politik pemerintahan).

 Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar harus


mampu berswasembada serta memanfaatkan kemajuan kebudayaan dan
teknologi untuk meningkatkan kekuatan nasionalnya : ke dalam untuk
mencapai persatuan dan kesatuan yang harmonis, dan ke luar untuk

33
memperoleh batas - batas negara yang lebih baik. Sementara itu,
kekuasaan imperium kontinental dapat mengontrol kekuatan di laut.

c . Pandangan Karl Haushofer


Pandangan Karl Haushofer berkembang di Jerman ketika negara ini
berada di bawah kekuasaan Adolf Hitler. Pandangan ini juga dikembangkan di
Jepang dalam ajaran Hako Ichu yang dilandasi oleh semangat militerisme dan
fasisme. Pokok - pokok teori Haushofer ini pada dasarnya menganut
terori/pandangan Kjellen yaitu :
 Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan
imperiurn maritim untuk menguasai pengawasan di laut.
 Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan menguasai Eropa, Afrika,
Asia Barat (Jerman dan Italia) dan Jepang di Asia Timur Raya
 Rumusan ajaran Haushofer lainnya adalah : Geopolitik adalah doktrin negara
yang menitikberatkan soal - soal strategi perbatasan. Ruang hidup bangsa
dan tekanan - tekanan kekuasaan dan sosial yang rasial mengharuskan
pembagian baru kekayaan alam di dunia. Geopolitik adalah landasan bagi
tindakan politik dalam perjuangan mendapatkan ruang hidup.
Pokok - pokok teori Haushofer pada dasarnya menganut teori Kjellen dan
bersifat ekspansif.

D . Geopilitik Indonesia
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia didasarkan pada pemahaman tentang
paham perang dan damai serta disesuaikan dengan kondisi dan konstelasi
geografi Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai tetapi lebih
cinta kemerdekaan. Bargsa Indonesia menolak segala bentuk penjajahan karena
penjajahan tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan, ekspansionisme
dan adu kekuatan yang berkembang di Barat, serta paham rasialisme karena semua

34
manusia mempunyai martabat, hak dan kewajiban yang sama sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam hubungan internasional, bangsa Indonesia berpijak pada paham
kebangsaan (nasionalisme), dan selalu terbuka untuk menjalin kerja sama antar
bangsa yang saling menguntungkan. Semua ini dalam rangka ikut mewujudkan
perdamaian dan ketertiban dunia yang abadi.

E. Geostrategis
Geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan yaitu upaya bagaimana
mencapai tujuan atau sasaran. yang ditetapkan sesuai dengan keinginan politik.
Karena strategi merupakan upaya pelaksanaan, maka strategi pada hakekatnya
merupakan suatu seni yang implementasinya berdasarkan intuisi, perasaan, dan
hasil pengawasan Strategi juga dapat merupakan ilmu yang langkah - langkahnya
selalu berkaitan dengan data dan fakta yang ada. Seni dan ilmu digunakan sekaligus
untuk mengelola sumber daya yang dimiliki dalam suatu rencana dan tindakan.
Strategi biasanya menjangkau masa depan sehingga umumnya strategi
disusun secara bertahap dengan memperhitungken faktor - faktor yang
mempengaruhinya. Dengan demikian geostrategi adalah perumusan strategi
nasional dengan memperhitungkan kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor
utamanya serta kondisi sosial budaya. penduduk, sumber daya alam, lingkungan
regional dan internasional sebagai faktor pendukung.

3. Perkembangan Wilayah Indonesia -dan Dasar


Hukumnya
a). Sejak 17 - 08 -1945 sampai dengan 13 -12-1957
Wilayah negara RI ketika proklamasi kemerdekaan meliputi wilayah bekas Hindia
Belanda berdasarkan ketentuan dalam "Territoriale Zee en Maritieme
Ordonantie " tahun 1939 tentang batas wilayah laut territorial Indonesia. Ordonansi
ini menetapkan lebar wilayah laut 3 mil dari garis pantai ketika air surut. Pada

35
masa ini wilayah negara RI bertumpu pada wilayah daratan pulau - pulau yang
saling terpisah oleh perairan dan selat di antara pulau - pulau itu sehingga sebagian
besar wilayah perairan dalam pulau - pulau itu merupakan perairan bebas. Hal ini
tidak menjamin keselamatan dan keamanan NKRI.

b). Deklarasi Juanda (13 - 12- 1957 sampai dengan 17 - 02 -1969)


Deklarasi Juanda, dikeluarkan pada tanggal 13 - 12 - 1957 sebagai
pengganti Ordonansi 1939 yang berbunyi : "... berdasarkan pertimbangan -
pertimbangan maka pemerintah menyatakan bahwa segala perairan di sekitar, di
antara dan yang menghubungkan pulau - pulau yang termasuk negara Indonesia
dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian - bagian yang wajar
dari pada wilayah daratan negara Indonesia dan dengan demikiani bagian dari pada
perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawwh kedaulatan mutlak negara
Indonesia. Lalulintas yang damai di perairan pedalaman mil bagi kapal - kapal asing
dijamin, selama dan sekedar tidak bertentangan dengan/mengangau kedaulatan
dan keselamatan negara Indonesia. Penentuan batas lautan terotorial (yang
lebarnya 12 mil) diukur dari garis yang menghubungkan titik - titik ujung yang
terluar pada pulau - pulau negara Indonesia ...".. Deklarasi ini menyatakan bahwa
 Bentuk geografi Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas ribuan
pulau besar dan kecil dengan sifat dan corak tersendiri.
 Demi keutuhan teritorial dan untuk melindungi kekayaan negara yang
terkandung di dalamnya, pulau - pulau serta laut yang ada di antarar ya
harus dianggap sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh.

Untuk mengukuhkan asas negara kepulauan ini maka ditetapkanlah UU No.


4(Prp/ tahun 1960 tentang Perairan Indonesia. Sejak itu berubalah luas wilayah dari ±
2 juta Km2 menjadi ± 5 juta Km2 di mana ± 65 % wilayahnya terdiri dari
laut/perairan Karena itu, negara Indonesia juga dikenal sebagai negara kepulauan
(negara maritim).

36
c) . Deklarasi Landas Kontinen (17 - 02 -1969 sampai sekarang)
Landas kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah di
bawahnya, terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah
wilayah daratannya, Jaraknya 200 mil laut dari garis pangkal dari mana batas
teritorial diukur atau dapat lebih dari itu dengan tidak melebihi 350: mil atau tidak
boleh melebehi 100 mil dari garis batas kedalaman dasar laut-sedalam 2500 m.
Deklorasi landas kontinen negara Indonesia merupakan korsep politik
berdasarkan konsep wilayah. Deklarasi ini dipandang sebagai upaya untuk
mengesahkan wawasan nusantara dan mewujudkan pasal 33, ayat 3 UUD 1945.
Asas - asas pokok deklarasi ini yang termuat dalam UU No. 1/1973 tentang Landas
Kontinen Indonesia adalah :
 Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia
adalah milik eksklusif negara RI.
 Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landas
kontinen dengan negara - negara tetangga melalui perundingan.
 Jika tidak ada garis batas maka landas kontinen adalah suatu garis yang ditarik di
tengah - tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar negara
tetangga
 Klaim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan di atas
landas kontinen Indonesia maupun udara di atasnya.
UU Landas Kontinen juga memberi dasar bagi pengaturan eksplorasi dan
penyelidikan ilmiah atas kekayaan alam di landas kontinen dan masalah - masalah
yang ditimbulkannya.

d). Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)


Melalui sidang PBB di Montego tentang Hukum Laut Internasional yang
ketiga tahun 1982, pokok - pokok asas negara kepulauan diakui dan dicantumkan
dalam UNCLOS 82 (United Nation Convention on the Law of the Sea atau
Konvensi Perserikatan Bangsa Bangsa tentang Hukum Laut). Indonesia meratifikasi

37
UNCLOS 1982 tersebut dalam UU No. 17 tahun 1985 pada tanggal 31 Desember
1985. Sejak tanggal 16 Nopember 1993, UNCLOS 1982 telah diratifikasi oleh 60
negara dan menjadi hukum positif sejak 16 Nopember 1994.
Berlakunya UNCLOS 1982 akan berpengaruh pada upaya pemanfaatan laut
bagi kepentingan kesejahteraan seperti bertambah luasnya ZEE dan Landas
Kontinen Indonesia. Pada situ sisi UNCLOS 1982 memberikan keuntungan bagi
pembangunan nasional yaitu bertambah luasnya perairan yurisdiksi nasional yang
sekaligus berarti bertambahnya kekayaan alam yang terkandung di dalamnya serta
terbukanya peluang untuk memanfaatkan laut sebagai medium transportasi. Namun
pada sisi. lain, potensi kerawanan juga bertambah besar. Dengan telah
dikukuhkannya wilayah darat dan laut/perairan, perjuangan bangsa Indonesai
selanjutnya adalah menegakkan kedaulatan di ruang udara dan memperjuangkan
kepentingan RI di wilayah antariksa nasional, termasuk Geo Stationary Orbit
(GSO).
Kondisi, dan konstelasi geografi Indonesia mengandung beraneka ragam
kekayaan alam baik yang berada di dalam maupun di atas permukaan bumi, potensi
di ruang udara dan antariksa, dan jumlah penduduk yang besar yang terdiri dari
berbagai suku yang memiliki budaya, tradisi, serta pola kehidupan yang beraneka
ragam. Dengan demikian, secara kontekstual, geografi Indonesia mengandung
keunggulan dan kelemahan/kerawanan. Karena itu, kondisi dan konstelasi geografi
ini harus dicermati secara utuh menyeluruh dalam permusan kebijaksanaan politik
yang disebut Geopolitik Indonesia. Dengan kata lain, setiap rumus kebijaksanaan
nasional harus memiliki wawasan kewilayahan atau ruang hidup bangsa yang diatur
oleh politik ketatanegaraan.

F. Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara


Konsepsi Wawasan Nusantara terdiri atas tiga unsur dasar yaitu wadah
(contour, isi (content), dan tata laku (conduct). Ketiganya dapat dijelaskan sebagai
berikut

38
1. Wadah (Contour) - meliputi tiga kornponen
a. Wujud wilayah yaitu seluruh wilayah Indonesia yang dibatasi oleh lautan dan
daratan serta dihubungkan oleh perairan di dalamnya yang memiliki kekayaan
alam dan penduduk dengan aneka ragam budaya.
b. Tata Inti Organisasi yaitu rerupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan
dalam wujud suprastruktur politik. Tata Inti organisasi negara didasarkan pada
UUD 1945 yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan
pemerintahan, sistem pemerintahan dan sistem perwakilan. Tata inti organisasi
ini dapat dijelaskan bahwa
 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik,
 Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh
MPR,
 Sistem pemerintahan negara menganut sistem presidensial,
 Presiden memegang kekuasaan pemerintahan berdasarkan. UUD 1945,
 Indonesia adalah negara hukum (rechts staat) bukan negara kekuasaan,
(machts staat),
 DPR mempunyai kedudukan kuat yang tidak dapat dibubarkan oleh
presiden,
 Anggota DPR merangkap anggota MPR.
c. Tata Kelengkapan organisasi yaitu merupakan wadah dalam kehidupan
bermasyarakat berupa berbagai lembaga dalam wujud infrastruktur politik.
Infrasturktur politik ini mencakup partai politik, golongan dan organisasi
masyarakat, pers serta seluruh aparatur negara. Seluruh komponen
masyarakat ini diharapkan dapat mewujudkan demokrasi secara konstitusional
berdasarkan UUD 1945 dan secara ideal berdasarkan dasar falsafah negara
Pancasila dalam berbagai kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Isi (Content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita- cita
serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk

39
mencapai aspirasi masyarakat, cita -cita dan tujuan nasional, bangsa Indonesia
harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam
kehidupan nasional.
a. Cita - cita dan tujuan nasional tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menyebutkan
 Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
 Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas
 Pemnerintah negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, - dan Ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional yaitu
 Satu kesatuan wilayah nusantara yang mencakup daratan, perairan dan
dirgantara.
 Satu kesatuan politik dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya,
satu ideologi dan identitas nasional
 Satu kesatuan sosial budaya dalam arti satu perwujudan masyarakat
Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal lka, satu tertib sosial dan satu
tertib hukum.
 Satu kesatuan ekonomi yang berdasarkan asas usaha bersama dan
kekeluargaan dalam satu sisten ekonomi kerakyatan.
 Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu sistem terpadu
yaitu sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).
 Satu kesatuan kebijakan nasional dalam arti pemerataan pembangunan
dan basil - hasilnya yang mencakup seinua aspek kehidupan national.

3 . Tata Laku (Conduct) - mencakup dua segi yaitu


 Tata laku batiniah mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari

40
bangsa Indonesia yang berlandaskan falsafah bangsa.
 Tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan dan prilaku bangsa
Indonesia, Kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri dan
kepribadian bangsa Indonesia berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan
yang memiliki rasa bangga dan cinta kepada bangsa dan tanah air sehingga
menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupak
nasional.

G. Hakekat Wawasan Nusantara


Hakekat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara dalam arti cara
pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi
kepentingan nasional. Untuk itu, setiap warga, aparatur, negara dan lembaga
negara harus berfikir, bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam
kepentingan bangsa dan negara Indonesia tanpa menghilangkan kepentingan lainnya
seperti kepentingan daerah, golonngan dan orang perorang.

H. Asas Wawasan Nusantara


Asas Wawasan Nusantara adalah ketentuan atau kaidah dasar yang harus
dipatuhi, ditaati, dipelihera dan diciptakan agar terwujud cara pandang yang utuh
menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan nasional dengan mengutamakan
persatuan bangsa dan kesatuan wilayah Indonesia dengan tetap menghormati dan
menghargai kebhlnekaan dalam setiap aspek kehidupan nesional. Harus disadari
bahwa apabila asas ini diabaikan maka dapat dipastikan komponen pembentuk
bangsa (suku bangsa atau golongan) akan melanggar kesepakatan bersama dalam
membentuk bangsa, yang berarti tercerai - berainya bangsa dan negara Indonesia.
Adapun asas wawasan nusantara terdiri dari :
1. Kepeatingan bersama bangsa Indonesia meliputi
 meaghadapi penjajahan secara fisik dari bangsa lain ketika menegakkan
dan merebut kemerdekaan
 menghadgpi jenis penjajahan yang berbeda dari bangsa asing pada

41
jaman sekarang seperti tekanan, paksaan, adu domba dan pecah belah
bangsa dengan menggunakan dalil HAM, demokratisasi dan lingkungan
hidup pengurasan kekayaan gaya baru.
 Tercapainya kesejahteraan serta rasa aman yang lebih baik dari
sebelumnya.
2. Keadilan dalam arti pembagian hasil yang proporsional dengan adil, jerih payah
usaha dan kegiatan baik orang perorang, golongan, kelompok maupun
daerah. Hal ini dapat tercapai jika ada kejujuran dan keterbukaan dari semua
komponen bangsa dan pengelola negara.
3. Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan
Negara Indonesia yang dirintis, dicetuskan oleh Boedi Oetomo tahun 1908,
Sumpah Pemuda tahun 1928, dan Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus
1945. Asas ini sangat penting dan menjadi tonggak utama terciptanya,
persatuan dan kesatuan,dalam kebhinekaan bangsa Indonesia. Jika kesetiaan
terhadap kesepakatan bersama ini goyah apalagi ambruk maka dapat dipastikan
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan ini akan hancur pula Ini berarti
hilangnya NKRI.

I. Arah Pandang Wawasan Nusantara


Dengan memperhatikan latar belakang budaya, sejarah, kondisi dan
konstelasi geografis, dan perkembangan lingkungan strategis maka arah
pandang ,wawasan nusantara meliputi arah pandang ke dalam dan ke luar.
1. Arah Pandang Kedalam, bertujuan menjamin terwujudnya persatuan dan
kesatuan segenap aspek kehidupan nasional baik aspek alarniah maupun
sosial. Arah pandang ini mengandung arti bahwa bangsa Indonesia harus
peka dan berusaha tetap membina dan memelihara persatuan dan kesatuan
dalam kebhinekaan, serta mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor -
faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa.
2. Arah, Pandang Keluar, bertujuan menjamin terwujudnya kepentingan

42
nasional dalam dunia yang serba berubah dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
mengembangkan kerja sama dan saling menghormati. Arah pandang ini
mengandung arti bahwa dalam hubunsan internasional, bangsa Indonesia
harus berusaha mengamankan kepentingan nasional dalam semua aspek
kehidupan bangsa serta menumbuhkan daya saing di arena global.
J. Kedudukan, Fungsi dan Tujuan
1. Kedudukan.
Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari
stratifikasinya sebagai berikut :
 Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan
sebagai landasan adil.
 UUD 1945 sebagai konstitusi negara berkedudukan sebagai landasan
konstitusional,
 Wawasan Nusantara sebagai visi nasional berkedudukan sebagai landasan
visional
 Ketahanan - nasional sebagai konsepsi nasional berkedudukan sebagai
landasan konsepsional.
 GBHN sebagai politik dan strategi (kebijaksanaan) nasional berkedudukan
sebagai landasan operasional.
Paradigma di atas perlu dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan perundang -
undangan. Paradigma nasional ini secara struktural dan fungsional mewujudkan
keterkaitan hierarkis piramidal dan secara instrumental mendasari kehidupan
nasional yang berdimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Fungsi
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta
rambu - rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan
perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah, dan seluruh
rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

43
3. Tujuan
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di
segala aspek kehidupan bangsa Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan
nasional dari pada kepentingan individu, golongan maupun daerah. Hal ini bukan
berarti menghilangkan kepentingan individu, golongan maupun daerah.
Kepentingan - kepentingan ini tetap dihormati, diakul dan dipenuhi selama tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional.. Pemahaman dan penghayatan wawasan
nusantara secara mendalam akan menghasilkan nasionalisme yang tinggi (dalam arti
meningkatnya rasa, paham dan semangat kebangsaan dalam jiwa.bangsa Indonesia)
di segala aspek kehidupan nasional.

K. Wawasan Nusantara Dalam Pembangunan Nasional


1. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik
a. Kebulatan wilayah dengan segala isinya merupakan modal dan milik bersama
- bangsa Indonesia
b. Keanekaragaman suku, budaya, bahasa daerah dan agama yang dianut
tetap dalarn kesatuan bangsa Indonesia
c. Secara spikologis bangsa Indonesia merasa sepersaudaraan, senasib dan
seperjuangan,
Sebangsa dan setanah air untuk mencapai satu cita - cita dan tujuan yang
sama
d. Pancasila merupakan falsafah dan ideologi pemersatu bangsa Indonesia
membimbing
ke arah tujuan dan cita - cita yang sama
e. Kehidupan politik di seluruh wilayah nusantara merupakan satu kesatuan
politik yang
diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
f. Seluruh kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan sistem hukum
nasional

44
g. Bangsa Indonesia bersama - sama bangsa lain ikut menciptakan ketertiban
dunia dan
perdamaian abadi melalui politik luar negeri yang bebas dan aktif.

2. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai sear kesatuan ekonomi


a. Kekayaan di wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal
dan milik bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah
Indonesia secara merata
b. Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh
daerah tanpa mengabaikan ciri khas yang dimiliki daerah masing – masing
c. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenagarakan
sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dalam sistem
ekonomi kerakyatan untuk sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.

3. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya


a. Masyarakat Indonesia adalah satu bangsa yang harus bersama memiliki
kehidupan yang serasi dengan tingkat kemajuan yang merata dan
seimbang sesuai dengan kemajuan bangsa.
b. Budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu kesatuan dengan corak
ragam budaya yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa.
Budaya Indonesia tidak menolak nilai - nilai, budaya asing asalkan tidak
bertentangan dengan nilai budaya bangsa sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.
4. Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertaharian keamanan
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada
hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara
b. Tiap - tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk
ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara dalam rangka
pemebelaan negara.

L. Sasaran Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Nasional


Sebagai visi nasional Indonesia, Wawasan Nusantara harus menjadi acuan,

45
pedoman, dan tuntunan bagi setiap warga bangsa Indonesia dalam membangun
dan memelihara tuntutan bangsa dan negara Indonesia. Wawasan nusantara harus
menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap dan bertindak dalam
menghadapi, menyikapi dan menangani berbagai permasalahan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam implementasi wawasan nusantara
harus tercermin pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang senantiasa
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara dari pada kepentingan pribadi,
golongan maupun daerah. Implementasi wawasan nusantara harus. senantiasa
berorientasi pada kepentingan masyarakat dan wilayah tanah air secara utuh
menyeluruh. Sasaran implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan nasional
dapat dijelaskan sebagai beriikut :
1. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut nampak dalam
wujud
pemerintahan yang kuat, aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai
penjelmaan
kedaulatan rakyat.
2. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan
tatanan ekonomi yang benar - benar menjamin pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan rnerata di samping itu,
implementasi wawasan nusantara mencerminkan tanggung jawab pengelolaan
sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat antar daerah
secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam..1tu sendiri.
3. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan
menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan
menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinekaan sebagai kenyataan
hidup sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa. Implernentasi ini juga akan
menciptakan kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa
membeda - bedakan suku, asal daerah, agama atau kepercayaan, golongan dan
status sosial.

46
4. Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan
akan menumbuh - kembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang
lebih lanjut akan membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara
Indonesia Kesadaran dan sikap seperti ini akan menjadi modal utama yang
akan menggerakkan partisipasi. setiap warga negara Indonesia dalam,
menghadapi setiap bentuk ancaman, seberapa pun kecilnya dan dari manapun
datangnya, atau setiap gejala yang membahayakan keselamatan dan kedaulatan
bangsa dan negara.
Dalam pembinaan. seluruh aspek kehidupan nasional seperti dijelaskan di
atas, implementasi wawasan nusantara harus menjadi nilai yang menjiwai segenap
peraturan perundangan - undangan yang berlaku pada setiap strata di seluruh
wilayah negara. Selain itu, wawasan nusantara pun harus dapat diimplementasikan dalam
segenap pranata sosial yang ada dalam masyarakat dalam nuansa kebhinekaan
sehingga mendorong terciptanya kehidupan sosial yang akrab, peduli, toleran, hormat
dan taat hukum Semua ini akan menggambarkan sikap, paham dan semangat
nasionalisme yang tinggi sebagai jati diri bangsa Indonesia.

M. Tantangan Inplementasi Wawasan Nusantara


1. Kondisi Nasional. Pembangunan nasional secara menyeluruh belum merata
menyebabkan
adanya beberapa daerah masih tertinggal dan terbelakang. Kondidi ini
menimbulkan kemiskinan dan kesenjangan sosial. Apabila kondisi ini berlarut -
larut masyarakat di beberapa daerah tertinggal akan berubah pola pikir, pola
sikap dan pola tindakan karena
mereka tidak berdaya dalam aspek kehidupannya. Hal ini merupakan ancaman
terhadap tetap tegaknya NKRI. Untuk itu, perlu ada prioritas pembangunan
daerah tertinggal agar masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam
pembangunan di seluruh aspek kehidupan yang pelaksanaannya diatur dalam
UU No. 20 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Perkembangan IPTEK dan Perkembangan Masyarakat Global. Perkembangan

47
IPTEK khususnya teknologi informasi, komunikasi dan transportasi, dan
perkembangan masyarakat global di mana kehidupan dalam suatu negara tidak
mungkin dapat membatasi kekuatan global berupa informasi, investasi,
industri dan konsumen yang makin individualis yang menyebabkan dunia
seakan - akan sudah menyatu menjadi kampung sedunia atau yang dikenal
dengan istilah dunia tanpa batas merupakan tantangan Wawasan Nusantara
karena perkembangan tersebut akan dapat mempengaruhi pola pikir, pola
sikap dan pola tindak masyarakat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
3. Era Baru Kapitalisme Sloan dan Zureker dalam bukunya Dictionary of
Economics menyebutkan bahwa kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi
berdasarkan hak milik swasta atas macam-- macam barang dan kebebasan
individu untuk meneadakan perjanjian dengan pihak lain untuk berkecimpung
dalam aktifitas ekonomi yang dipilihnya sendiri berdasarkan kepentingannya
sendiri dan untuk mencapai laba bagi dirinya sendiri. Lebih lanjut, Lester Thurow
dalam bukunya The Future of Capitalism menegaskan bahwa untuk dapat
bertahan dalarn era baru kapitalisme, kita harus membuat strategi baru yaitu
keseimbangan antara paham. individualis dan sosialis. Era baru kapitalisme
tidak terlepas dari globalisasi di mana negara - negara kapitalis yaitu negara -
negara maju berusaha mempertahankan eksistensinya di bidang ekonomi
dengan menekan negara - negara berkembang melalui isu global yang
mencakup demokratisasi, HAM, dan lingkungan hidup. Era baru kapitalisme ini
sangat perlu diwaspadai karena merupakan tantangan bagi Wawasan
Nusantara.
4. Kesadaran Warga Negara.
a. Pandangan bangsa Indonesia tentang hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban
dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan karena merupakan satu
kesatuan. Tiap hak mengandung kewajiban dan tiap kewajiban mengandung
hak. Negara Indonesia yang menganut paham negara kesatuan
menempatkan kewajiban di muka. Kepentingan umum masyarakat,

48
bangsa dan negara harus lebih diutamakan dari pada kepentingan pribadi
atau golongan.
b. Kesadaran bela negara. Pada waktu merebut dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia menunjukkan kesadaran bela negara yang
optimal di mana seluruh rakyat bersatu padu berjuang tanpa mengenal
perbedaan dan pamrih dalam perjuangan fisik mengusir penjajah. Dalam
mengisi kemerdekaan, perjuangan yang dihadapi adalah perjuangan non-
fisik yang mencakup seluruh aspek kehidupan khusunya dalam
memerangi. keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial, KKN,
dan dalam menguasai IPTEK, meningkatkan kualitas SDM dan menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam perjuangan non - fisik kesadaran
bela negara mengalami penurunan yang tajam karena kurang adanya
persatuan dan kesatuan bangsa dan adanya beberapa daerah yang
ingin memisahkan diri dari NKRI. Uraian - uraian di atas menunjukkan
bahwa anak - anak bangsa belum sepenuhnya sadar bahwa sebagai warga
negara mereka harus selalu mengutamakan kepentingan nasional di atas
kepentingan pribadi mapun golongan. Kondisi ini merupakan tantangan
bagi Wawasan Nusantara.

N. Keberhasilan Implementasi Wawasan Nusantara


Wawasan nusantara perlu menjadi dasar cara berpikir, bersikap dan
bertindak dalam mengahadapi, menyikapi dan menangani berbagai
permasalahan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
berorientasi kepada kepentingan rakyat dan keutuhan wilayah tanah air.
Wawasan nusantara juga perlu diimplementasikan dalam kehidupan politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, dan dalam upaya
menghadapi tantangan - tantangan dewasa ini. Untuk itu maka setiap warga
negara Indonesia perlu memiliki kesadaran untuk :
1. Mengerti, memahami dan menghayati hak dan kewajiban warga negara
serta hubungan

49
warga negara dengan negara.
2. mengerti, memahami dan menghayati bahwa dalam menyelenggarakan
kehidupannya, negara memerlukan konsepsi wawasan nusantara guna
mencapai cita - cita dan tujuan nasional.
Hal - hal ini akan mewujudkan keberhasilan implementasi wawasan nusantara.

BAB VII
KETAHANAN NASIONAL

A. Latar Belakang
Sejak prokiamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, bangsa dan negara
Indonesia tidak luput dari berbagai gejolak dan ancaman dari luar - maupun dari
dalam negeri yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Walaupun demikian, bangsa dan negara' Indonesia telah mampu
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya terhadap ancaman dari
luar seperti agresi Belanda dan mampu menegakkan wibawa pemerintah
dengan berhasil merampas gerakan separatis pemberontakan PKI; DI/TII
bahkan merebut kembali Irian Jaya.

50
Selain itu, posisi geografis, potensi sumber kekayaan alam serta
besarnya jumlah dan kemampuan penduduk yang dimiliki menjadikan
bangsa dan negara Indonesia sebagai ajang persaingan kepentingan dan
perebutan pengaruh negara negara besar dan adikuasa. Hal tersebut secara
langsung maupun tidak langsung akan menirnbuilkan dampak negatif
terhadap segala aspek kehidupan nasional bahkan membahayakan
kelangsungan hidup dan eksistensi NKRI.
Kendatipun demikian, NKRI masih tetap tegak berdiri sebagai bangsa
dan negara yang merdeka, bersatu dan berdaulat. Hal ini membuktikan
bahwa bangsa dan negara Indonesia memiliki keuletan dan ketangguhan
untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam mengatasi setiap ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan dari manapun datangnya. Untuk menjamin
eksistensinya di masa kini dan akan datang, bangsa dan negara Indonesia
harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang perlu dibina secara
konsisten dan berkelanjutan.

B. Landasan Ketahanan Nasional


1. Pancasila sebagai Landasan Ideal
Pancasila sebagai landasan ideal tidak dapat dipisahkan dari kedudukannya
sebagai pandangan hidup, ideologi dan dasar negara. Menurut Kaelan (1999, 57),
pandangan hidup adalah kesatuan rangkaian nilai - nilai luhur yang merupakan
wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan. Pandangan hidup ini
berfungsi sebagai acuan untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam
interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitar. Pancasila
sebagai pandangan hidup akan mewarnai perbuatan manusia Indonesia baik dalam
pelaksanaan secara obyektif dalam penyelenggaraan negara maupun dalam
kehidupan sehari-hari sebagai individu atau pelaksanaan secara subyektif.

51
Pancasila sebagai pandangan hidup pada hakekatnya mengandung nilal dan
norma yang rewarnai sikap dan tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai ideologi merupakan cita - cita, asas kerohanian bangsa
yang harus diwujudkan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur material dan
psiritual, arnan, tertib, damai dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia. Dalam
kapasitasnya sebagai dasar negara, Pancasila mencerminkan nilai - nilai dasar
yaitu keseimbangan, keserasian, keselarasan, persatuan dan kesatuan.
Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber tertib, hukum, Indonesia
atau sumber cita hukum dasar negara baik tertulis maupun tidak
tertulis,mengandung norma yang dalam penyelenggaraan negara terus
dipelihara dan dipegang teguh, dan juga merupakan sumber semangat
penyelenggaraan negara.

2. UUD.1945 sebagai Landasan Konstitusional

NKRI adalah negara yang memiliki UUD 1945 sebagai konstitusinya. Sesuai
dengan UUD 1945, kekuasaan pemerintahan tidak bersifat absolut atau tidak tak
terbatas. Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh
MPR Penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan dituangkan lebih lanjut dalam
kelembagaan tinggi negara dan tata kelembagaan negara. Sistem negara bersifat
demokratis. Sifat ini tercermin dalam proses pengambilan keputusan yang
bersumber dan mengacu kepada kepentingan dan aspirasi rakyat.

3. Wawasan Nusantara sebagai Landasan Visional


Setelah menegara, bangsa dan negara Indonesia menyelenggarakan
kehidupan nasionalnya untuk mewujudkan cita - cita dan tujuan nasional
sebagaimana termasuk dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam upaya mewujudkan
cita - cita dan tujuan nasional tersebut bangsa dan negara Indonesia dihadapkan
pada perkembangan lingkungan lokal, nasional, regional dan internasional yang
selalu berubah dan mempengaruhi kehidupan kenegaraan Indonesia. Hal ini

52
menuntut bangsa dan negara Indonesia untuk memiliki cara pandang atau
wawasan nasional yang disebut Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara pada
hakekatnya merupakan pancaran dari falsafah Pancasila yang diterapkan dalam
kondisi nyata Indonesia berfungsi menentukan rambu - rambu guna menjamin
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara. Wawasan Nusantara melandasi
upaya meningkatkan Ketahanan Nasional berdasarkan dorongan untuk
mewujudkan cita - cita dan tujuan nasional serta menjamin kepentingan
nasional. Untuk mencapai cita - cita dan tujuan nasional, bangsa dan negara
Indonesia selain diperlukan cara pandang yang disebut wawasan nusantara
sebagai landasan visional juga perlu dibina keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional yang
disebut Ketahanan Nasional.

C. Pokok- pokok Pikiran Ketahanan Nasional


1. Manusia Berbudaya
Sebagai makhluk Tuhan, manusia dikatakan sebagai makhluk yang
sempurna karena memilIki naluri, kemampuan berpikir, akal, dan ketrampilan. Secara
kodrati manusia selalu berjuang mempertahankan eksistensi, pertumbuhan dan
kelangsungan hidupnya serta berusaha memenuhi kebutuhan material dan
spiritiual. Karena itu, manusia yang berbudaya akan selalu mengadakan hubungan
:
a. Dengan Tuhan disebut agama
b. Dengan cita- cita disebut ideologi,
c. Dengan kekuatan / kekuasaan disebut politik,
d. Dengan pemenuhan kebutuhan disebut ekonorni,
e. Dengan manusia disebut sosial,
f.Dengan rasa. keindahan disebut seni / budaya,
g. Dengan pemanfaatan alam disebut ilmu pengetahuan dan teknologi,
h. Dengan rasa aman disebut pertahanan dan keamanan.

53
2. Tujuan Nasional, Falsafah Bangsa dan Ideologi'Negara
Suatu negara dalam mencapai tujuannya tentu akan selalu berhadapan
dengan masalah - masalah internal, dan eksternal. Karena itu, perlu ada kesiapan yaitu
ketahanan nasional untuk enghadapai,masalah- masalah tersebut. Falsafah dan
idoelogi juga menjadi pokok pikiran Ketahanan Nasional. Hal ini tampak pada makna
falsafah dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu :
a. Bahwa kemerdekaan adalalah hak semua bangsa dan penjajahan
bertentangan dengan hak asasi manusia,
b. Adanya masa depan, yang harus diraih yaitu cita - cita untuk mewujudkan
negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
c. Bahwa bila negara ingin mencapai cita - citanya maka kehidupan berbangsa
dan bernegara harus mendapat ridho Allah. Hal ini merupakan dorongan
spiritual
d. Penegasan mengenai cita - cita yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia
melalui wadah NKRI.

D. Pengertian Ketahanan Nasional Indonesia


Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa
Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi
yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun
dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Dalam pengertian tersebut, Ketahanan Nasional merupakan suatu kondisi
dinamis yang harus diwujudkan dan dibina secara dini, terus menerus dan
sinergis mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan nasional. Proses
berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi ini dilakukan berdasarkan pemikiran
geostrategi berupa konsepsi yang dirumuskan dengan memperhatikan kondisi
dan konstelasi geografi Indonesia. Konsepsi tersebut dinamakan Konsepsi

54
Ketahanan Nasional Indonesia.

E. Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia


Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan
kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan
secara utuh menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan
Wawasan Nusantara.
Kesejahteraan adalah kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai - nilai nasionalnya demi sebesar - besarnya kemakmuran
rakyat secara adil dan merata. Keamanan adalah kemampuan bangsa untuk
melindungi nilai - nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam
negeri.

F. Hakekat Tannas dan Konsepsi Tannas Indonesia


 Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan
nasional.
 Hakekat, Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan
selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional

G. Asas - Asas Tannas Indonesia


Asas,Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku berdasarkan nilai - nihi
Pancasila, UUD 1945 dan Wawasen Nusantara. Asas - asas ini terdiri atas :
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang esensial. Kesejahteraan
dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa

55
kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional. tidak akan dapat
berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan harus selalu ada, berdampingan
pada kondisi apapun. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan
keamanan nasional merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional.
2. Asas, Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
Ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan nasional. Aspek -
aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan yang
seimbang, serasi dan selaras.
3. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar
Sistem kehidupan nasional selalu berinteraksi dalam segenap aspek
kehidupan bangsa maupunn dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses
interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak, baik positif maupun negatif.
Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam dan mawas ke luar.
 Mawas ke dalam- bertujuan menumbuhkan hakekat, sifat dan kondisi
kehidupan nasional berdasarkan nilai - nilai kemandirin untuk meningkatkan
kualitas kemandirin bangsa yang ulet dan tangguh.
 Mawas ke luar - bertujuan untuk mengantisipasi dan berperan serta
mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri dan menerima
kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional.
Kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan, nasional agar
dapat memiliki daya tangkal dan daya tawar terhadap -dampak dari luar.
Interaksi dengan pihak luar diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling
menp untungkan.
4. Asas Kekelaurgaan
Asas ini mengandung sikap hidup yang diliputi oleh keadilan, kesamaan,
gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini perbedaan diakui
namun harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak
berkembang menjadi konflik yang merusak.

56
H. Sifat ketahanan Nasional Indonesia
1. Mandiri
Artinya bahwa ketahanan nasional percaya pada kemampuan dan
kekuatan sendiri serta pada keuletan,dan ketangguhan yang mengandung prinsip
tidak mudah rnenyerah dengan tumpuan pada-ldentitas, integritas dan
kepribadian bangsa. Kemandirian merupakan prasyarat untuk menjalin
kerjasama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.
2. Dinamis
Artinya bahwa ketahanan nasional tidak tetap, dapat meningkat atau menurun
tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta lingkungan
strategisnya. Karena itu, upaya peningkatan ketahanan nasional harus selalu
diorientasikan ke masa depan dan diarahkan untuk mencapai kondisi
kehidupan yang lebih balk.
3. Wibawa
Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional Indonesia secara berkesinambungan
akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa. Makin tinggi tingkat
ketahanan nasional Indonesia pula kewibawaan dan daya tangkal bangsa dan
negara Indonesia.
4. Konsultasi dan kerjasama
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap.
konfromatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuasaan
fisik semata tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif dan kerjasama serta
saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian
bangsa.

I. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Terhadap Kehidupan Berbangsa dan


Bernegara
Konsepsi Tannas mencakup hubungan antar aspek yang mendukung
kehidupan nasional yaitu aspek alamiah yang bersifat statis yang meliputi geografi,
kependudukan dan sumber kekayaan alam, dan aspek sosial yang bersifat dinamis

57
yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dan
keamanan. Aspek - aspek tersebut di atas dapat dijelaskan seperti di bawah ini.

1 . Aspek Geografi
Indonesia secara geografis berada pada posisi silang memberikan peranan
yang sangat penting dalam persoalan global yang berdampak positif dan negatif.
Secara umum, kondisi geografi wilayah negara RI berbentuk kepulauan yang terdiri
dari ± 17.508 buah pulau besar dan kecil. Sesuai dengan ZEE, luas wilayah
Indonesia adalah 7,9 juta Km.
Bagian Barat wilayah Indonesia terdiri dari pulau - pulau besar sedangkan
bagian Timur merupakan kumpulan pulau - pulau kecil kecuali Irian Jaya. Pantai -
pantai Indonesia umumnya bersifat memanjang. Pantai - pantai yang berbatasan
dengan Samudra Hindia dan Pasifik pada umumnya lebih jurang dan terjal bila
dibandingkan dengan pantai - pantai landai yang berbatasan dengan laut pedalaman
Indonesia.
Indonesia berada di daerah tropik. Wilayah Indonesia merupakan wilayah
katulistiwa terpanjang di dunia. Karena letaknya ini maka iklim Indonesia secara
umum panas dan lembab serta banyak gunung berapi. Tumbuh - tumbuhan hidup
subur, hutan terdapat di pulau - pulau sebelah. Barat sedangkan semakin ke Timur
hutan semakin jarang kecuali di Irian Jaya. Di Pulau-pulau seperti Sumba,
Sumbawa dan sekitarnya terdapat padang rumput yang luas, iklim tersebut
berpengaruh terhadap aspek dan prikehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan dan keamanan. Sebelah Timur wilayah Indonesia berbatasan dengan
Samudra Pasifik, Papua Nugini dan Australia sedangkan sebelah Utara berbatasan
dengan wilayah India (Andaman, Nikobar), Malaysia, Singapura, Filipina dan
Vietnam. Sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau dengan
luas lautan 4 x luas daratan akan menyebabkan masalah komunikasi dan
transportasi menjadi sangat vital. Lalu lintas internasional banyak melintasi laut dan
udara wilayah Indonesia. Hal ini memberi kemungkinan kepada Indonesia untuk
memainkan peranan sebagai "pengawas" dan 'pengatur" lalr lintas tersebut sesuai

58
dengan kepentingan nasional Indonesia.
Selain itu, wilayah Indonesia sebagai ruang hidup belum dimanfaatkan secara
optimal. persebaran penduduk juga masih belum merata. Penduduk di pulau Jawa
yang sangat padat dibandingkan dengan penduduk di pulau - pulau lain yang sangat
tipis adalah sangat vital dan strategic sehingga memerlukan perhatian. Wilayah -
wilayah Indonesi t yang relatif "kosong " beserta kekayaan alamnya yang potensial
dan melimpah dapat dijadikan sasaran bagi pencarian "lebensraum" oleh kekutan
dari luar.
Dengan memperhatikan kondisi dan konstelasi geografi Indonesia maka
diperlukan arah pembinaan yaitu :
a. Wilayah kedaulatan dan yurisdiksi Indonesia harus jelas terutama dengan negara
- negara tetangga dapat dilakukan dengan perjanjian sedangkan wilayah yang
tidak berbatasan langsung dengan negara lain ditetapkan sesuai ketentuan
internasional.
b. Indonesia menjamin kepentingan lintas damai bangsa - bangsa di dunia baik
melalui laut
maupun udara sesuai dengan ketentuan.
c. Pemanfaatan wilayah didasarkan atas konsepsi tata ruang dengan pendekatan
kesejahteraan dan keamanan, mempertahankan kelestariannya dengan
memperhatikan cirikhas potensi wilayah.
d. Membangun seluruh wilayah secara merata dan seimbang guna menekan
kesenjangan spasial (antar wilayah / daerah).
e. Untuk mewujudkan kesatuan wilayah diperlukan sarana, prasarana
komunikasi dan transportasi sehingga menjamin mobilitas informasi, orang,
barang dan jasa.
f. Menanamkan kesadaran masyarakat sedini mungkin tentang konstelasi geografi
Indonesia, ketawanan serta potensinya.

2. Aspek Kependudukan
Penduduk adalah sejumlah orang yang mendiami suatu tempat atau wilayah
tertentu dalam waktu tertentu. Masalah kependudukan berkaitan dengan jumlah,

59
susunan, persebaran, pertu mbuhan, kualitas, kesejahteraan dan kondisi
lingkungannya. Jumlah penduduk yang besar merupakan modal yang, sangat besar
dan menguntungkan bagi pembangunan nasional. Tetapi, jumlah penduduk yang
besar dengan tingkat pengangguran yang besar dapat menimbulkan masalah
sosial yang dapat melemahkan ketahanan nasional.
Komposisi penduduk dipengaruhi oleh mortalitas, fasilitas dan migrasi.
Mortalitas relatif kecil tetapi fasilitas dapat menyebabkan bertambahnya jumlah
penduduk. Hal ini akan menimbulkan persoalan penyediaan fasilitas pendidlkan,
kesehatan, lapangan kerja dan sebagainya. Migrasi penduduk juga tidak dapat
dilaksanakan secara besar - besaran karena biaya terbatas. Bila hal - hal ini tidak
dapat diatasi, akan menimbulkan kegoncangan sosial.
Faktor yang berpengaruh terhadap persebaran penduduk adalah bahwa pada
umumnya anusia bertempat tinggal di daerah yang aman dan memungkinkan
jaminan kehidupan ekonomi semaksimal mungkin yaitu daerah yang ekonomis
strategis. Konsekuensinya adalah daerah tertentu yang terlampau padat penduduknya
sedangkan daerah lain jarang bahkan tidak sama sekali. Untuk itu pemerintah perlu
membuat kebijakan yang mengatur persebaran penduduk melalui transmigrasi,
mendirikan pusat pembangunan dan Indsutri yang bertujuan engembangkan jumlah
penduduk dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan penyebaran ang merata. Selain
itu, perlu didorong transmigrasi swakarsa.
Kualitas.penduduk dapat bersifat fisik dan non fish:. Faktor fisik meliputi
kesehatan, gizi dan kebugaran sedangkan non fisik meliputi kualitas mental dan
intelektual. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah perlu menetapkan kebijakan
untuk mengatur dan mengendalikan masalah komposisi, persebaran dan kualitas
penduduk melalui pengembangan pusat pusat pertumbuhan, gerakan KB,
penyuluhan transmigrasi, meningkatkan ketrampilan, kecerdasan, sikap mental
serta,peningkatan,kondisi sosial ekonomi.

3 . Aspek Sumber Kekayaan Alam


Kekayaan, alam Indonesia adalah segala sumber dan potensi alam yang

60
terdapat di permukaan bumi, di dalam bumi, laut dan perairan serta dirgantara
yang terdapat di wilayah kekuasaan dan yurisdiksi nasional negara RI.
Kekayaan alam menurut jenisnya dapat digolongkan atas 8 yaitu : hewani
(fauna), nabati (flora), mineral (minyak bumi, uranium, biji besi, batu bara dan lain -
lain), tanah (tempat tinggal, berpijak dan bercocok tanam), udara (sinar matahari,
oksigen, karbondioksida), potensi ruang angkasa, energi alami (gas alain, panas
alam, air artetis, dan geotermis), air dan lautan.
Kekayaan alam menurut sifatnya dibedakan atas tiga golongan yaitu yang
dapat diperbaharui, yang tidak dapat diperbaharui dan yang tetap. Pemanfaatan
sumber kekayaan alam dapat dilaksanakan berdasaarkan asas optimal, lestari dan
berdaya saing. Permasalahan yang berkaitan dengan aspek sumber kekayaan
alam adalah bahwa lokasi dan konsentrasi sumber kekayaan alam tidak merata di
seluruh wilayah Indonesia serta tidak sesuai dengan persebaran dan kemampuan
penduduk dapat menimbulkan kesenjangan spasial. Selain itu, dengan semakin
meningkatnya intensitas pembangunan nasional maka akan semakin meningkat
pula eksploitasi dan eksplorasi kekayaan alam. Khususnya kekayaan alam yang
tidak dapat diperbaharui, eksploitasi terus menerus akan mengakibatkan kekayaan
alam tersebut menjadi komoditi langka yang nilainya akan menjadi strategis dari
dapat mengundang kekuatan dari luar untuk menguasainya.
Pengelolaan dan pemanfaatan sumber kekayaan alam memerlukan arah
pembinaan yaitu :
 Melakukan inventarisasi jumlah, jenis dan mutu kekayaan alam untuk
mengetahui potensi riil yang dapat.dimanfaatkan.
 Pemanfaatan kekayaan alam Indonesia pada dasarnya oleh dan untuk
bangsa Indonesia, menghindari cara yang merusak lingkungan hidup serta
memperhitungkan kebutulhan generasi yang akan datang. Dalam hal
kemampuan nasional terbatas maka kerjasamaa dengan pihak asing
diperbolehkan dengan syarat menguntungkan bagi kepentingan nasional.
 Pemanfaatan kekayaan. alam yang mempunyai nilai ekonomis harus
didasarkan pada prinsip peningkatan kesempatan kerja bagi penduduk

61
setempat sehingga mengurangi kesenjangan spasial pembangunan daerah.
 Pemanfaatan sumber energi minyak dan gas bumi harus hemat dan
menggantikannya dengan sumber non minyak seperti batu bara, tenaga air,
tenaga panas bumi, tenaga nuklir serta energi non konvensional seperti
biogas, biomas, tenaga angin dan tenaga surya.
 Meningkatkan kemampuan teknologi tepat guna dan kualitas SDM agar
mampu mengelola sumber kekayaan alam secara lebih tepat, terarah dan
bijaksana sehingga memberi manfaat kepada rakyat banyak.
 Membina kesadaran nasional agar pemanfaatan sumber kekayaan alam oleh
berbagai pihak tersinkronisasi dan terkoordinasi sehingga tercapai hasil
yang optimal dan terjaga kelestarian lingkungan.

4 . Aspek Ideologi
Ideologi adalah suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang
memberikan motivasi. Ideologi mengandung konsep dasar tentang kehidupan yang
dicita - citakan oleh suatu bangsa. Keampuhan suatu ideologi tergantung dari
rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjamin segala
aspirasi kehidupan manusia baik sebagai individu maupun anggota masyarakat.
Secara teoritis, suatu ideologi bersumber dari suatu falsafah dan merupakan
pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi
bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional guna menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dari luar maupun
dari dalam negeri yang langsung maupun tidak langsung dalam rangka menjamin
kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara RI.
Untuk mewujudkan ketahanan ideologi, diperlukan kondisi mental yang
berlandaskan keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi
bangsa dan negara serta berlandaskan pengamalannya secara konsisten dan
berlanjut. Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali dari nilai - nilai dasar

62
budaya bangsa Indonesia yang tumbuh berkembang di Indonesia sejak ratusan
tahun yang lalu. Sila - sila Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh
sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang
terkandung di dalamnya.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai spiritual, meberikan
kesempatan seluas - luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia.
Nilai ini berfungsi sebagai kekuatan mental spiritual dan landasan etik dalam
ketahanan nasional Indonesia. Dengan demikian, atheisme tidak berhak hidup di
Indonesia. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai
kesamaan derajat, hak dan kewajiban, cinta mencintai, hormat menghormati,
keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi dan gotong royong.
Sila Persatuan Indonesia dalam masyarakat Indonesia yang pluralistik
mengandung nilai persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang merupakan
faktor pengikat yang menjamin keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
Nilai ini menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan golongan. Sebaliknya, kepentingan pribadi dan golongan diserasikan dalam
rangka kepentingan bangsa dan negara.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan / Perwakilan menunjukkan bahwa kedaulatan berada di tangan
rakyat yang dijelmakan oleh persatuan yang riil dan wajar. Nilai ini mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara dengan tetap menghargai kepentingan pribadi dan
golongan, musyawarah untuk mufakat, kebenaran dan keadilan. Sila Keadilan
Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia mengandung nilai keadilan, keseimbangan
bangan antara hak dan kewajiban, pengharagaan terhadap hak orang, gotong
royong dalam suasana kekeluargaan, ringan tangan dan kerja keras untuk bersama -
sama mewujudkan kemajuan yang merata dan adil.
Pancasila. merupakan ideologi nasional, dasar negara, sumber hukum serta
pandangan hidup bangsa Indonesia. Untuk mencapai ketahanan ideologi
diperlukan penghayatan dan pengamalan Pancasila secara murni dan konsekuen

63
baik obyketif maupun subyektif. Pelaksanaan, obyektif adalah pelaksanaan yang
secara tersurat terkandung di dalam ideologi atau paling tidak secara tersirat dalam
UUD 1945 serta segala peraturan perundang - undangan yang berada di bawahnya
dan segala kegiatan penyelenggaraan negara. Pelaksanaan subyektif adalah
pelakasanaan nilai - nilai tersebut oleh masing - masing individu dalarn kehidupan
sehari -.hari sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Pancasila mengandung sifat
idealistik, realistik dan fleksibel sehingga terbuka untuk perkembargan yang terjadi.
Tetapi perkembarigan itu sesuai dengan idealisme yang terkandung di
dalamnya. Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai
berikut :
a. Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif terus dikembangkan dan
ditingkatkan.
b. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus direlevansikan dan
diaktualisasikan nilai instrumentalnya agar tetap mampu membimbing
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara selaras dengan
peradaban dunia yang berubah dengan cepat tanpa kehilangan jati diri
sebagai bangsa Indonesia.
c. Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara yang
bersumber dari Pancasila harus terus dikembangkan dan ditanamkan dalam
masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk selalu menjaga persatuan
bangsa dan kesatuan wilayah serta moralitas yang loyal dan bangga terhadap
bangsa dan negara. Di samping itu, anggota masyarakat dan pemerintah
perlu bersikap wajar terhadap kebhinekaan.
d. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara RI harus
dihayati dan diamalkan secara nyata oleh setiap penyelenggara negara,
lembaga negara, lembaga masyarakat dan setiap warga negara Indonesia
agar kelestarian dan keampuhannya terjaga dan cita - cita dan tujuan nasional
bangsa Indonesia terwujud. Dalam hal ini teladan para pemimpin negara dan
tokoh masyarakat adalah sangat mendasar.
e. Pembangunan sebagai pengamalan Pancasila harus seimbang secara fisik

64
material dan mental spiritual untuk menghindari tumbuhnya materialisme
dan sekularisme Dengan memperhatikan kondisi geografi Indonesia,
pembangunan harus adil dan merata di seluruh wilayah untuk mernupuk rasa
persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
f. Pendidikan Moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikannya ke dalam mata pelajaran lain seperti Pendidikan Budi
Pekerti. Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, Bahasa Indonesia dan
Kepramukaan. Pendidikan Moral Pancasila juga perlu diberikan kepada
masyarakat luas secara non formal.

5. Aspek Politik
Politik adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang di satu pihak
berkaitan dengan kekuasaan / kekuatan dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan di lain pihak berkaitan dengan penyaluran aspirasi rakyat sebagai wujud dari
kedauhtan rakyat.
Ketahanan politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik bangsa
yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam mengahadapi dan mengatasi
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun
dari dalam negeri yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin
kehidupan politik bangsa dan negara RI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Dalam rangka mewujudkan ketahanan politik, diperlukan kehidupan politik
bangsa yang sehat dan dinamis yang mengandung kemampuan memelihara
stabilitas politik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Stabilitas politik yang sehat
dan dinamis diwujudkan oleh adanya keseimbangan, keserasian dan keselarasan
hubungan antara penyelenggara negara dan masyarakat. Hubungan ini tercermin
dalam fungsi pemerintahan negara sebagai penentu kebijaksanaan serta aspirasi
masyarakat sebagai tujuan yang ingin diwujudkan.
Dalam konteks ketahanan nasional masalah politik meliputi dua bagian utama
yaitu politik dalam negeri dan luar negeri:

65
a. Politik Dalam Negeri
Politik dalam negeri adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirasi dan mendorong
partisipasi masyarakat dalam satu sistem. Unsur - unsurnya terdiri atas :
 Struktur politik merupakan wadah penyaluran kepentingan masyarakat dan
sekaligus wadah pengkaderan pemimpin nasional.
 Proses politik merupakan suatu rangkaian pengambilan keputusan tentang
berbagai kepentingan politik/umum yang bersifat nasional dan penentuan
kepemimpinan yang terselenggara dalam pemilu.
 Budaya politik merupakan pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban
rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang
dilaksanakan secara sadar dan rasional melalui pendidikan maupun kegiatan
politik yang sesuai dengan disiplin nasional.
 Komunikasi politik merupakan hubungan timbal balik antara semua pihak yang
terlibat dalam proses politik secara jujur dan terbuka yang memungkinkan
terselenggaranya sosialisasi politik dengan baik.
 Partisipasi politik adalah wujud kedaulatan rakyat dalam berbagai kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di mana rakyat merupakan sumber
aspirasi dan sumber pimpinan nasional.

b. Politik Luar Negeri


Politik luar negeri adalah salah satu sarana pencapaian kepentingan
nasional dalam peraturan antar bangsa yang berlandaskan pada Pembukaan
UUD 1945 yakni melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, serta anti penjajahan karena tidak sesuai
dengan prikemanusiaan dan prikeadilan.
 Politik luar negeri sebagai bagian integral dari strategi nasional Politik luar
negeri merupakan proyeksi kepentingan nasional dalam kehidupan antar
bangsa. Dijiwai oleh falsafah Pancasila sebagai tuntutan moral dan etika, politik
guar negeri Indonesia diabdikan kepada kepentingan nasional terutama untuk

66
pembangunan nasional. Dengan demikian politik luar negeri merupakan bagian
integral dari strategi nasional dan secara keseluruhan merupakan salah satu
sarana pencapaian tujuan nasional.
 Garis Politik Luar Negeri.
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas dalam arti bahwa
Indonesia tidak memihak pada kekuatan yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa. Aktif dalam arti peran Indonesia dalam peraturan internasional tidak
bersifat reaktif dan Indonesia tidak menjadi obyek peraturan internasional
tetapi berperan serta atas dasar cita - cita bangsa yang tercermin dalam
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Karena heterogenitas
kepentingan bangsa - bangsa di dunia maka politik luar negeri harus bersifat
kenyal dalam arti bersikap moderat dalam hal yang kurang prinsipil dan tetap
berpegang pada prinsip dasar yang ditentukan dalam Pembukaan UUD 1945.
Politik luar negeri juga harus lincah dalam menghadapi dinamika perubahan
hubungan antar bangsa yang cepat dan tidak menentu. Daya penyesuaian yang
tinggi diperlukan dalam menanggapi dan menghadapi perkembangan -
perkembangan itu. Perwujudan ketahanan
Politik memerlukan pembinaan kehidupan politik bangsa yang sehat,
dinamis dan mampu memelihara stabilitas politik.

a. Pembukaan ketahanan politik dalam negeri


 Sistem pemerintahan berdasarkan hukum, tidak bersifat absolut di mana
kedaulatan berada dalam tangan rakyat dan dilaksanakan sepenunya oleh
MPR sebagai penjelmaaan seluruh rakyat.
 Mekanisme politik yang memungkinkan, adanya perbedaan pendapat namun
perbedaan tersebut tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak menjurus
kepada konflik fisik. Di samping itu, timbulnya-diktator mayoritas dan tirani
minoritas harus dicegah. Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi
yang hidup dalam masyarakat dan tetap berada dalam lingkup Pancasila, UUD
1945 dan wawasan nusantara.

67
 Terjalinnya komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan masyarakat, dan
antar golongan dalam masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan
kepentingan nasioiai.
b. Pembinaan ketahanan politik luar negeri
 Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama internasional di
berbagai
 bidang atas dasar sikap saling menguntungkan, meningkatkan citra positif
Indonesia di luar negeri, dan memantapkan persatuan bangsa dan keutuhan NKRl.
 Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka
meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang serta
antara negara berkembang dengan negara maju sesuai kemampuan demi
kepentingan nasional. Peran Indonesia dalam membina dan mempererat
persahabatan dan kerjasama antar bangsa yang saling menguntungkan perlu
terus diperluas dan ditingkatkan. Kerjasama dengan negara - negara anggota
ASEAN terutama di bidang ekonomi, Iptek dan sosial budaya peran aktif
Indonesia dalam Gerakan Non Blok dan OKI; serta kerjasama antar negara di
kawasan Asia Pasifik perlu terus dilanjutkan, dikembangkan dan ditingkatkan.
 Citra positif Indonesia terus ditingkatkan dan diperluas melalui promosi,
diplomasi, lobi internasional, pertukaran pemuda, pelajar dan mahasiswa, serta
kegiatan olahraga.
 Perkembangan, perubahan dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan
saksama agar dampak negatif yang dapat mempengaruhi stabilitas
nasional dan menghambat kelancaran pembangunan dan pencapaian tujuan
nasional dapat diperkirakan secara dini.
 Langkah bersama negara berkembang dengan negara industri maju untuk
memperkecil ketimpangan dan ketidakadilan perlu ditingkatkan melalui perjanjian
perdagangan internasional serta ketjasama dengan lembaga - lembaga keuangan
internasional.
 Perjuangan mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial terus digalang melalui pemupukan solidaritas, kesamaan

68
sikap serta
 kerjasama internasional dalam berbagai forum regional dan global. Peran aktif
Indonesia dalam perlujutan senjata, pengiriman serta pelibatan pasukan
perdamaian dan penyelesaian konflik antar bangsa perlu terus ditingkatkan. Upaya
restrukturisasi PBB terutama Dewan
 Keamanan agar efektit, efisien, dan demokratis harus terus ditaksanakan.
 Peningkatan kualitas SDM perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem
perididikan, pelatihan dan penyuluhan calon diplomat secara menyeluruh agar
dapat menjawab tantangan tugas yang dihadapi. Selain itu, aspek
kelembagaan dan sarana penunjang lainnya perlu ditingkatkan.
 Perjuangan bangsa Indonesia yang menyangkut kepentingan nasional seperti
melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain
dan melindungi hak -hak warga negara RI di luar negeri perlu ditingkatkan.
6. Aspek Ekonomi
Ekonomi adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang meliputi produksi, distribusi serta
konsumsi barang dan jasa, dan dengan usaha untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat.

Sistem perekonomian yang dianut oleh suatu negara akan memberi corak
pada kehidupan per konomian negara tersebut. Sistem perekonomian bangsa Indonesia
mengacu pada pasal 33 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa perekonomian
Indonesia disusun, sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Cabang
- cabang produksi yang penting dan menguasai hayat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara. Bumi dan kekayaan alam yaiig terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar - besarnya kemakmuran rakyat.

Sistem perekonomian sebagai usaha bersama berarti bahwa setiap, warga


negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama dalam menjalankan roda
perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan bangsa. Dengan demikian,

69
perekonomian tidak hanya dijalankan oleh pemerintah dalam bentuk badan usaha
milik negara (BMUN). Masyarakat dapat turut serta dalam kegiatan perekonomian
dalam bentuk usaha swasta di berbagai bidang. Dalam perekonomian Indonesia
tidak dikenal adanya usaha monopoli dan monopsoni baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun oleh swasta. Masyarakat yang tidak termasuk dalarn
BUMN atau badan usaha swasta masih mempunyai peluang untuk membentuk
badan usaha dalam bentuk koperasi. Koperasi adalah badan usaha yang
dilaksanakan atas dasar kekeluargaan. Masyarakat secara berkelompok dapat
membentuk koperasi.

Secara makro, sistem perekonomian Indonesia dapat disebut sebagai sistem


perekonomian kerkyatan. Bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar - besamya
kemakmuran rakyat. Kemakmuran rakyat yang dimaksud adalah kemakmuran
rakyat Indonesia termasuk mereka yang ada di pulau - pulau kecil terpencil, di
puncak gunung atau di tengah hutan belantara. Negara, dalam hal ini pemerintah,
harus dapat memakmurkan rakyat setempat melalui pemanfaatan sumber kekayaan
alam yang ada di daerah mereka masing - masing.

Dalam era globalisasi, suatu negara tidak mungkin menutup diri dari sistem
perekonomian dunia. Demikian juga Indonesia ia terbuka terhadap perkembangan
sistem ekonomi dunia. Tingkat integrasi ekonomi nasional dengan ekonomi global
sangat penting karena hal ini merupakan ukuran kemampuan ekonomi nasional untuk
secara adaptif mengikuti irama dan dinamika pasar internasional. Keberanian
Indonesia untuk menyetujui GATT, AFTA dan APEC menunjukkan kemauan Indonesia
untuk menjadi bagian integral dari sistem pasar internasional.

Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan


perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan, ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam mengahadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang langsung

70
maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan
negara RI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian


bangsa yang mampu. memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis,
menciptakan kemandirian ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi, dan
mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata. Dengan demikian,
pembangunan ekonomi diarahkan pada mantapnya ketahanan ekonomi melalui iklim
usaha yang sehat serta pemanfaatan Iptek, tersedianya barang dan jasa,
terpeliharanya lingkungan hidup serta meningkatnya Masa saing dalam lingkup
perekonomian global. Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan
memerlukan pembinaan berbagai hal yaitu :.

a. Sistem ekonomi Indonesia diarahakan untuk dapat mewujudkan kemakmuran


dan
kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah nusantara melalui
ekonomi kerakyatan serta menjamin kesinambungan pembangunan nasional
dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
b. Ekonomi kerrakyatan hares menghindarkan :
 Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku
ekonomi kuat dan tidak memungkinkan berkembangnya ekonomi
kerakyatan.
 Sistem etatisme dalam arti negara beserta aparatur ekonorni negara
bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan Masa kreasi
unit ekononii di luar sektor negara.
 Pernusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli
yang

71
merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita - cita keadilan
sosial.
c. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan
dalam keselarasan dan keterpaduan antara sektor pertanian, perindustrian dan
jasa.
d. Pembangunan ekonomi yang merupakan usaha bersama atas asas
kekeluargaan di bawah pengawasan anggota masyarakat, memotivasi dan
mendorong peran serta masyarakat secara aktif. Keterkaitan dan kemitraan
antar para pelaku dalam wadah kegiatan ekonomi yaitu pemerintah, BUMN,
koperasi, badan usaha swasta dan sektor informal harus diusahakan demi
mewujudkan perturnbuhan, pemerataan dan stabilitas ekonomi.
e. Pemerataan pembangunan dan pernanfaatan hasil - hasilnya selalu dilaksanakan
dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian pembangunan antar
wilayah dan-sekior.
f. Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan secara sehat dan dinamis untuk
mempertahankan serta meningkatkan eksistensi dan kemandirian perekonomian
nasional. Upaya ini dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya nasional dan
sarana Iptek secara optimal dan tepat guna dalam menghadapi setiap
permasalahan dan dengan tepat memperhatikan kesempatan kerja.
Dengan demikian ketahanan ekonorni adalah kondisi kehidupan perekonomian
bangsa berlandaskan Pancasila yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang
sehat dan dinarnis serta menciptakan kemandirian perekonomian nasional dengan
daya saing yang tinggi.

7. Aspek Sosial Budaya


Isitilah sosial budaya mencakup dua segi utama kehidupan bersama
rnanusia yaitu segi sosial di mana manusia harus mengadakan kerjasama demi
kelangsungan hidupnya dan segi budaya yang merupakan keseluruhan tata nilai
dan cara hidup yang manifestasinya nampak dalam tingkah laku dan basil tingkah
laku yang terlembagakan.

72
Pengertian sosial pada hakekatnya adalah pergaulan hidup manusia dalam
bermasyarakat yang mengandung nilai kebersamaan, senasib, sepenanggungan
dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu. Sedangkan, budaya adalah
sistem nilai yang merupakan basil cipta, rasa dan karsa manusia yang
menumbuhkan gagasan utama dan menjadi kekuatan pendukung dalam
menggerakkan kehidupan. Fokus budaya dapat berupa nilai dan norma religius,
ekonomis atau sosial kultural lain seperti ideologi modern dan Iptek.

a. Struktur Sosial di Indonesia


Dalam masyarakat, manusia hidup secara berkelompok sesuai fungsi, peran
dan profesinya untuk memudahkannya menjalankan tugas. Dengan kata lain,
kehidupan masyarakat terstruktur berdasarkan peran dan fiingsi masing -
masing anggota masyarakat. Pembangunan nasional Indonesia selama ini
menghasilkan struktur sosial masyarakat yang beragam. Sejalan dengan
modernisasi dan tuntutan perkembangan teknologi, fragmentasi kelompok
dalam masyarakat semakin berkembang baik secara horizontal sesuai dengan
bidang pekerjaan maupun secara vertikal sesuai dengan tingkat pekerjaan
dan keahlian. Semakin lebarnya struktur sosial akan menimbulkan
keanekaragaman aspirasi yang sulit untuk diakomodasikan bersama.
b. Kondisi Budaya di Indonesia
 Kebudayaan daerah
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku dan subetnis yang masing -
masing memiliki kebudayaan sendiri. Karena suku - suku bangsa tersebut
mendiami daerah - daerah tertentu, kebudayaannya sering disebut
kebudayaan daerah. Dalam kehidupan sehari - hari kebudayaan daerah
sebagai suatu sistem nilai yang menuntun sikap, prilaku dan gaya hidup
merupakan identitas dan menjadi kebanggaan dari suku bangsa yang
bersangkutan. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang
tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing yang disebut local genius. Local

73
genius inilah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir
pengaruh negatif budaya asing.
 Kebudayaan nasional
Mengingat bangsa Indonesia dibentuk dari persatuan suku - suku bangsa
yang mendiami bumi nusantara, kebudayaan bangsa Indonesia
(kebudayaan nasional) merupakan hasil interaksi budaya - budaya suku
bangsa (budaya daerah) yang kemudian diterima sebagai nilai bersama
seluruh bangsa. Kebudayaan nasional juga merupakan hasil interaksi dari
nilai budaya yang telah ada dengan budaya luar (asing) yang kemudian
juga diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Hal yang penting
adalah bahwa interaksi budaya tersebut harus berjalan, secara, wajar dan
alamiah tanpa unsur pemaksaan dan dominasi budaya satu daerah tertentu
terhadap budaya daerah lain. Dengan demikian kebudayaan nasional tumbuh
dan berkembang sesuai dengan berkembangnya budaya daerah.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan
Indonesia. Bangsa Indonesia telah sepakat menggunakan Pancasila sebagai
falsafah hidup sehingga nilai - nilai yang terkandung dalam Pancasila akan
menjadi tuntunan dasar segenap sikap, prilaku dan gaya hidup bangsa
Indonesia. Secara umum, gambaran identitas bangsa Indonesia berdasarkan tuntunan
Pancasila adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat - sifat dasar yaitu
religius, kekeluargaan, serba selaras dan kerakyatan.
 Integrasi nasional
Komunikasi dan interaksi suku - suku bangsa yang mendiami bumi nusantara
ini pada tahun 1928 telah menghasilkan aspirasi bersama untuk hidup bersama
sebagai satu bangsa di satu tanah air. Aspirasi ini terwujud secara sah dan
diakui oleh bangsa - bangsa lain di dunia melalui Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945. Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa keanekaragaman budaya
justru merupakan hikmah bagi bangsa Indonesia dan di masa lalu telah
mampu memunculkan faktor - faktor perekat persatuan bangsa. Di masa
depan upaya untuk melestarikan keberadaan faktor perekat persatuan

74
bangsa yaitu keinginan dan semangat untuk hidup dan meraih cita - cita
bersama, akan menjadi tugas seluruh warga bangsa.
 Kebudayaan dan alam lingkungan
Sejak jaman dahulu, suku - suku bangsa yang mendiami kepulauan nusantara
ini sudah terbiasa hidup dekat dengan alam entah sebagai petani,
peladang atau pelaut. Namun kedekatan ini terbatas hanya sampai pada
pemanfaatan alam berserta kekayaannya dengan pengetahuan yang
terbatas. Pemanfaatan alam belum dibarengi dengan budaya untuk
melestarikan alam demi kepentingan masa depan. Kebiasaan untuk membuka
hutan tanpa pemikiran untuk penghijauan dan menjadikan sungai sebagai tempat
pembuangan limbah manusia merupakan budaya yang tidak ramah lingkungan.
Demi kepentingan masa depan, budaya melestarikan alam harus ditumbuhkan.
Bangsa Indonesia harus disadarkan bahwa mereka adalah bagian dari alam
dan mereka tidak boleh memanfaatkan alam tanpa batas. Apabila alam
lingkungan rusak, manusia Indonesia pun akan rusak.

J. Ketahanan pada aspek Sosial Budaya


Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis budaya bangsa
Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dari luar maupun dari
dalam negeri yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan
kehidupan sosial budaya bangsa dan negara RI.
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kehidupan sosial budaya
bangsa yang mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya
manusia dan nmasyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera
dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta mampu
menangkal penetrasi budaya asing yang bertentangan dengan kebudayaan
nasional. Esensi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan sosial budaya
bangsa Indonesia dengan demikiari adalah pengembangan kondisi sosial budaya

75
di mana setiap warga masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan segenap
potensi manusiawinya berdasarkan nilai - nilai Pancasila. Nilai - nilai Pancasila
yang akan diwujudkan sebagai ukuran tuntunan sikap dan tingkah laku bagi
bangsa dan negara Indonesia akan memberikan landasan, semangat dan jiwa
yang menjadi elemen sosial budaya bangsa dan negara RI.

8. Aspek Pertahanan dan Keamanan


a. Pokok - pokok Pengetahuan Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah kesemestaan daya upaya
seluruh rakyat Indonesia dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi
kelangsungan hidup bangsa dan NKRI. Pertahanan dan keamanan NKRI
dilaksanakan dengan menyusun, mengarahkan dan menggerakan seluruh potensi
nasional termasuk kekuatan masyarakat di seluruh bidang kehidupan secara,
terintegrasi dan terkoordinasi. Penyelenggaraan pertahanan dan keamanan secara
nasional merupakan salah satu fungsi utama pemerintah dan negara RI dengan TNI
dan Polri sebagai intinya. Tujuannya adalah untuk menciptakan keamanan
bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.
Ketahanan, pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik
kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang mengandung
keuletan, ketangguhan dan kemampuan dalam mengembangkan kekuatan
nasional guna menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung
maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan
hidup bangsa dan NKRI.
Wujud pertahanan dan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal
bangsa yang dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat. Kondisi ini
mengandung kemampuan bangsa dalam memelihara stabilitas pertahanan dan
keamanan negara, mengamankan pembangunan dan hasil - hasilnya, serta
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkai segala bentuk ancaman.
Analog dengan pengertian ketahanan nasional, ketahanan

76
pertahanan dan keamanan pada hakekatnya adalah keuletan dan
ketangguhan bangsa dalam mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela
negara. Ini merupakan perjuangan rakyat semesta di mana seluruh potensi dan
kekuatan ideologi, politik, ekonorni, sosial budaya, militer dan kepolisian disusun,
dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi dan terkoordinasi untuk menjamin
penyelenggaraan sistem keamanan nasional (dahulu sishankamrata) dan
menjamin kesinambungan pembangunan nasional serta kelangsungan hidup
bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang ditandai sebagai
berikut :
 Pandangan bangsa Indonesia tentang perang dan damai. Bangsa Indonesia cinta
damai dan ingin bersahabat dengan semua bangsa di dunia serta tidak
menghendaki terjadinya sengketa bersenjata atau perang. Bangsa Indonesia
berhasrat untuk selalu mengutamakan cara - cara damai dalam setiap
penyelesaian pertikaian nasional maupun intemasional. Walaupun cinta damai
namun bangsa Indonesia lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan. bagi bangsa
Indonesia, perang adalah jalan terakhir yang terpaksa harus ditempuh untuk
mempertahankan ideologi dan dasar negara Pancasila, kemerdekaan dan
kedaulatan NKRI serta keutuhan bangsa.
 Penyelenggaraan pertahanan dan keamanan NKRI. Dilandasi oleh landasan idiil
Pancasila. landasan konstitusional UUD 1945 dan landasan visional Wawasan
Nusantara, bangsa Indonesia berhak dan wajib, mempertahankan kemerdekaan dan
kedaulatan negara. keutuhan bangsa dan wilayah memeliharanya keamanan
nasional guna mencapai tujuan nasional.
 Pertahanan dan keamanan negara merupakan upaya nasional terpadu. Hal ini
melibatkan segenap potensi dan kekuatan nasional. Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara yang dilaksanakan dengan
penuh kesadaran dan tanggung jawab, dan kerelaan berjuang serta berkorban bagi
bangsa dan negara tanpa kenal menyerah. Upaya pertahanan dan keamanan negara
yang melibatkan segenap potensi dan kekuatan nasional tersebut dirumuskan
dalam doktrin yang selama ini disebut Doktrin Pertahanan,dan Keamanan Negara RI.

77
 Pertahanan dan Keamanan Negara RI diselenggarakan dengan siskamnas
(sishankamrata). Hal ini bersifat total, kerakyatan dan kewilayahan.
Pendayagunaan potensi nasional dalam pertahanan dan keamanan negara
dilakukan secara optimal dan terkoordinasi untuk mewujudkan kekuatan dan
kemampuan Hankam negara yang menyeimbangkan dan
menyerasikan,kepentingan kesejahteraan dengan keamanan. Segenap kekuatan dan
kemampuan Hankamrata diorganisasikan dalam satu wadah tunggal yang
dinamakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian RI (Polri).
Pembangunan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang memiliki
jati diri
sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional tetap mengabdi
pada kepentingan bangsa dan NKRI.
b. Postur Kekuatan Pertahanan dan Keamanan
Postur kekuatan Hankam. Postur kekuatan Hankam mencakup struktur, tingkat
kemampuan dan gelar kekuatan. Terdapat empat kekuatan yang digunakan
untuk membangun postur kekuatan Hankam yaitu pendekatan ancaman, misi,
kewilayahan dan politik. Dalam konteks ini perlu ada pembagian tugas dan fungsi
yang jelas antara masalah pertahanan dan keamanan. Pertahanan difokuskan
untuk menghadapi ancaman dari luar negeri dan menjadi tanggung jawab TNI.
Keamanan difokuskan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi
tanggung jawab POLRI. TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah
keamanan apabila diminta atau POLRI sudah tidak mampu lagi karena eskalasi
ancaman yang meningkat ke keadaan darurat.
Pembangunan Kekuatan Hankam. Konsepsi Hankam mengacu pada konsep
wawasan Nusantara di mana Hankam mengarah pada upaya pertahanan
seluruh wilayah kedaulatan NKRI ; yang meliputi wilayah darat, laut dan udara.,
Di samping itu, kekuatan Hankam perlu mengantisipasi ancaman dari luar
sejalan dengan pesatnya perkembangan Iptek militer yang telah menghasilkan
daya gempur yang tinggi dan jarak jangkau jauh.
Hakekat Ancaman. Rumusan ini akan mempengaruhi kebijaksanaan dan

78
strategi pembangunan kekuatan Hankam. Kekeliruan dalam merumuskan hakekat
ancaman akan mengakibatkan postur kekuatan Hankam menjadi kurang efektif
dalam menghadapi berbagai gejolak dalam negeri bahkan tidak mampu
melakukan perang konvensional. Perumusan hakekat ancaman juga perlu
mempertimbangkan konstelasi geografi Indonesia dan kemajuan Iptek. Kedaulatan
RI yang dua pertiga wilayahnya terdiri dari laut menempatkan laut dan udara di
atasnya sebagai mandala perang yang pertama kali akan terancam karena
keduanya inerupakan initial point untuk memasuki kedaulatan RI di darat.
Ancaman dari luar senantiasa akan' menggunakan media laut dan udara di atasnya
karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Dengan demikian pembangunan
postur kekuatan Hankam masa depan perlu diarahkan ke pembangunan kekuatan
secara proporsional dan seimbang antar unsur - unsuir utama kekuatan
pertahanan yaitu TNI AD, AL dan AU serta unsur utama keamanan yaitu POLRI.
Pesatnya kemajuan Iptek membawa implikasi meningkatkya kemampuan
tempur termasuk daya hancur dan jarak jangkau. Dengan demikian ancaman
masa depan yang perlu diwaspadai adalah serangan Iangsung lewat udara dan
laut oleh kekuatan asing yang memiliki kepentingan terhadap Indonesia.
Gejolak Dalam Negeri. Dalam era globalisasi saat ini dan di masa datang,
tidak tertutup kemungkinan munculnya campur tangan asing dengan alasan
menegakkan HAM, demokrasi, penerakan hukum dan lingkungan hidup di balik
kepentingan nasional mereka. Situasi seperti ini kemungkinan besar dapat terjadi
apabila unsur - unsur utama kekuatan Hankam dan komponen bangsa yang lain
tidak mampu mengatasi permasalahan dalam negeri. Untuk itu, ancaman yang
paling realistik adalah adanya link up antara kekuatan dalam dan luar negeri.
Geopolitik ke arah Geoekonomi Kondisi ini mengimplikasikan semakin
canggihnya upaya diplomasi guna, mencapai tujuan politik dan ekonomi.
Pergeseran ini seolah - olah tidak akan menimbulkan ancaman yang serius dari luar
negeri. Namun bila dikaji secara mendalam, pergeseran, tersebut justru dapat
menimbulkan ancaman yang sangat membahayakan integritas bangsa dan, NKRI.
Sebelum melakukan tindakan agresi, pihak asirQ akan menggunakan wahana

79
diplomasi dan membangun opini untuk mencari dukungan internasional.
Kemajuan Iptek informasi sangat memungkinkan untuk itu, terlebih saat dunia
internasional sedang mengalami unbalance of power.
Perkembangan Lingkungan Strategis. Perkembangan ini mengisyaratkan
bahwa pergeseran geopolitik ke arah geoekonomi membawa perubahan besar
dalam penerapan kebijaksanaan dan strategi negara - negara di dunia dalam
mewujudkan kepentingan nasionalnya masing - masing. Penerapan cara - cara
baru telah meningkatkan eskalasi konflik regional dan konflik dalam negeri yang
mendorong keterlibatan negara super power. Dalam menyikapi dinamika,
perkembangan, seperti ini, kita perlu membangun postur kekuatan Hankam yang
memiliki profesionalisme yang tinggi untuk melaksanakan : perlama.kegiatan intel
strategis dalam semua aspek kehidupan nasional; kedua, upaya pertahanan
darat, laut dan udara; keitiga, pemeliharaan dan penegakan keamanan dalam
negeri secara berlanjut dalam semua aspek kehidupan nasional; keempat,
pembinaan potensi dan kekuatan wilayah dalam semua aspek kehidupan nasional
untuk meningkatkan Tannas; dan kelima, pemeliharaan stabilitas nasional dan
Tannas secara menyeluruh dan berlanjut.

Mewujudkan Postur Kekuatan Hankam. Perwujudan postur kekuatan Hankam


yang memiliki daya bendung dan daya tangkal yang tinggi dalam menghadapi
kemungkinan ancaman dari luar membutuhkan anggaran yang sangat besar. Di
sisi lain, kita dihadapkan kepada keterbatasan. Dengan mengacu kepada negara -
negara lain yang membangun kekuatan Hankam melalui pendekatan misi yaitu
hanya untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan inovasi barangkali
konsep standing armed forces secara proporsional perlu dikembangkan.
Pengembangan konsep dengan susunan kekuatan Hankamneg ini meliputi :
pertama, perlawanan bersenjata yang terdiri dari bala nyata yang merupakan
kekuatan TNI yang, selalu siap dan yang dibina sebagai kekuatan cadangan
serta bala potensial, yaitu Polri dan Ratih yang fungsinya adalah sebagai Wanra;
kedua perlawanan tidak bersenjata yang terdiri dari Ratih yang berfungsi sebagai
Tibum, Linra, Kamra dan Linmas; ketigga, komponen pendukung perlawanan

80
bersenjata dan tidak bersenjata sesuai bidang profesi masing - masing dengan
pemanfaatan semua sumber daya rasional, sarana dan prasarana serta
perlindungan masyarakat terhadap bencana perang dan becana lain.

K. Pembinaan Ketahanan Pertahanan dan Keamanan


 Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta
upaya bela negara yang berisi ketangguhan, kemampuan dan kekuatan
melalui penyelenggaraan Siskamnas (Sishankamrata) untuk menjamin
kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa
dan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
 Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan
kedaulatan. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan mengarnankan kedaulatan
negara merupakan suatu kehormatan demi martabat bangsa dan negara.
Karena itu, pertahanan dan keamanan harus diselenggarakan dengan
mengandalkan kekuatan dan kemampuan sendiri.
 Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan
dimanfaatkan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan demi
kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan
negara.
 Potensi nasional flan hasil - hasil pembangunan yang telah dicapai harus
dilindungi dari segala ancaman dan gangguan agar dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin segenap lapisan
masyarakat Indonesia.
 Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan
kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat mungkin dihasilkan oleh
industri dalam negeri. Pengadaan dari luar negeri dilakukan karena
kemampuan industri dalam negeri masih terbatas. Karena itu, kemampuan
industri dalam negeri harus ditingkatkan.
 Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan Hankam harus
diselenggarakan oleh manusia yang berbudi luhur, arif, bijaksana,

81
menghormati HAM dan menghayati makna nilai dan hakekat perang• dan
damai. Kelangsungan dan perkembangan hidup bangsa memerlukan
dukungan manusia yang bermutu tinggi, tangguh, bertanggung jawab, rela
berjuang dan berkorban demi kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
 Sebagai tentara rakyat tentara pejuang dan tentara nasional, TNI
berpedoman pada Sapta Marga yang merupakan penjabaran Pancasila.
Dalam keadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan kecil, professional,
efektif, efisien dan modern bersama segenap kekuatan perlawanan
bersenjata dalam wadah Siskamnas (Sishankamrata) yang strateginya
adalah penangkalan.
 Sebagai kekuatan inti kamtibmas, Polri berpedoman kepada Tri Brata dan
Catur Prasetia dan dikembangkan sebagai kekuatan yang mampu
melaksanakan penegakan hukum, pemeliharaan keamanan dan penciptaan
ketertiban masyarakat. Kesadaran dan ketaatan masyarakat kepada hukum
perlu terus menerus ditingkatkan.
Pada prinsipnya, Ketahanan Pertahanan. dan Keamanan yang dinginkan
adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi oleh kesadaaran bela
negara seluruh rakyai. Dan mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan dan keamanan negara yank. dinamis mengamankan pembangunan dan
basil - hasilriya serta mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala
bentuk ancaman.

L . Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia


Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional setiap warga negara
Indonesia perlu
1. Memiliki semangat perjuangan dalam bentuk perjuangan non-fisik yang
disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu
mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka, menghadapi segala
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun

82
dari dalam negeri yang langsung maupun tidak langsung untuk menjamin
identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta pencapaian
tujuan nasional.
2. Sadar dan peduli akan pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan sehingga setiap
warga negara Indonesia dapat mengeliminir pengaruh tersebut.
Perwujudan ketahanan nasional memerlukan satu kebijakan umum yang disebut
Politik dan Strategi Nasional (Polstranas).

83
BAB VIII
POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

A. Pengertian Politik
Politik secara urnum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan
cara melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan -
kebijakan umum (public policies) yang menyangkut pengaturan dan alokasi
sumber - sumber yang ada. Perlu diingat bahwa penentuan kebijakan umum
memerlukan kekuasaan dan wewenang (authority). Kekuasaan dan
wewenang ini memainkan peran yang sangat penting dalam pembinaan
kerjasama dan penyelesaian konflik yang mungkin muncul dalam proses
pencapaian tujuan. Politik umumnya membicarakan hal - hal yang berkaitan
dengan negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan (policy) dan
distribusi atau alokasi sumber daya.

l. Negara
Negara merupakan suatu organisasi politik dalarn satu wilayah yang
memiliki kekuasaan tertinggi yang ditaati oleh rakyatnya.
2. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginannya. Dalam politik yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
kekuasaan itu diperoleh, bagaimana mempertahankannya dan bagaimana
melaksanakannya.
3. Pengambilan Keputusan

84
Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Dalam pengambilan
keputusan perlu diperhatikan siapa, pengambil keputusan itu dan untuk siapa
keputusan itu dibuat. Politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana
umum. Keputusan yang diambil menyangkut sektor publik dari suatu negara.

4. Kebijakan Umum
Kebijakan (policy) merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil
oleh seseorang atau kelompok politik dalam memilih tujuan dan cara
meacapai tujuan itu. Dasar pemikirannya adalah bahwa masyarakat
memiliki beberapa tujuan bersama yang ingin dicapai secara bersama pula
sehingga perlu ada rencana yang mengikat yang dirumuskan dalam
kebijakan - kebijakan oleb pihak yang berwenang.
5. Distribusi
Distribusi adalah pembagian dan pengalokasian nilai - nilai (values)
dalam masyarakat. Nilai. adalah sesuatu yang diinginkan dan penting. Ia
harus dibagi secara adil. Politik membicarakan bagaimana pembagian dan
pengalokasian nilai - nilai secara mengikat. Dari berbagai sudut pandang
pemahaman politik, pengertian - pengertian di atas dapat saling melengkapi
dan memperluas wacana tentang politik.

B. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari kata Yunani strategia yang berarti the art of general
atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Karl
von Clausewitz (1780 - 183 1) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan
tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan Sedangkan,
perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik. Dalam pengertian umum,
strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencapaian tujuan. Dalam
abad modern sekarang ini, penggunaan konsep strategi tidak hanya terbatas pada
bidang militer tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan. Strategi pada
dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan

85
kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam) untuk mencapai
tujuan yang telal ditetapkan sebelumnya.

C. Pengertian Politik dan Strategi.Nasional


Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan
untuk mencapai cita-cita dari tujuan nasional. Dengan demikian, definisi politik
nasional adalah asas. haluan. usaha serta kebijaksanaan negara tentang
pembinaan (perencanaan pengembangan, pemeliharaan dan pengendalian) serta
penggunaan kekuatan nasiona untuk mencapai tujuan nasional. Strategi nasional
disusun untuk melaksanakan politik nasional misalnya strategi Jangka pendek,
menengah dan panjang. Jadi strategi nasional adalah cara melaksanakan politik
nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.

D. Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional


Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok - pokok
pikiran yang terkandung dalam sistem manajenmen nasional yang berlandaskan
ideologi Pancasila. UUD 1945. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
Landasan pemikiran dalam sistem manajemen nasional ini sangat penting
sebagai kerangka acuan dalam penyusunan politik dan strategi nasional karena di
dalamnya terkandung dasar negara, cita - cita nasional dan konsep strategis
bangsa Indonesia.

E. Penyusunan Politik dan Strategi Nasional


Politik dan strategi nasional selama ini disusun berdasarkan sistem.
Kenegaraan menurut UUD 1945. Dalam pemerintahan negara RI, dipahami
bahwa lembaga - lembaga negara seperti MPR, Presiden, DPR, MA, DPA dan
BPK yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan suprastruktur politik Sedangkan,
badan - badan yang ada dalam masyarakat seperti partai politik, ormas, media
massa, kelompok kepentingan dan kelompok penekan disebut infrastruktur politik
Kedua struktur politik ini harus dapat bekerjasama dan memiliki kekuatan yang
seimbang agar memudahkan tercapainya cita - cita dan tujuan nasional.

86
Penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politik
dilakukan oleh Presiden sebagai mandataris MPR setelah menerima GBHN
dari MPR. Selanjutnya, Presiden menyusun program kabinet dan memilih
menteri - menteri yang nkan melaksanakan program itu. Program kabinet dapat
dikatakan sebagai politik nasional. Strategi nasional dilaksanakan oleh para
menteri berdasarkan petunjuk Presiden.
Di tingkat infrastruktur politik, politik dan strategi nasional merupakan
sasaran yang hendak dicapai. Melalui pranata politik, masyarakat ikut
berpartisipasi dalam kehidupan politik nasional. Dalam era reformasi ini,
masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam mengontrol jalannya
politik dan strategi nasional baik yang ditetapkan oleh MPR maupun yang
dilaksanakan oleh Presiden. Hal ini dimungkinkan karena semakin tingginya
kesadaran masyarakat akan hak mereka dalarn kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta semakin kritis dan terbukanya masyarakat
terhadap ide baru karena ditunjang oleh tingginya tingkat pendidikan dan
kemajuan Iptek.

F . Stratifikasi PolitikNasional
Sesuai dengan sistem pemerintahan negara, stratifikasi politik (kebijakan)
nasional dalam NKRI mencakup : Kebijakan Puncak yang menyeluruh secara
nasional, dilakukan oleh MPR dalam bentuk penentuan UUD, GBHN dan
ketetapan MPR, dan oleh Presiden sebagai kepala negara dalam kekuasaannya
yang bekkaitan dengan pelaksanaan pasal 10, 11, 12, 13, 14 dan 15 UUD 1945
dalam bentuk dekrit dan.piagam kepala negara. Kebijakan umum yang lingkupnya
juga menyeluruh secara nasional, dilakukan oleh Presiden sebagai kepala
pernerintahan dan DPR. Bentuknya adalah Undang Undang, Peraturan Pernerintah
Pengganti Undang Undang (Perpu), Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan
Instruksi Presiden.
Kebijakan Khusus dilakukan oleh Menteri dalam menjabarkan kebijakan umum
guna merumuskan strategi masing - masing bidang sesuai tanggung jawabnya.

87
Hasilnya berupa Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, lnstruksi Menteri
dalam bidang pemerintahan masing - masing. Kebijakan Teknis, dilakukan oleh
Pimpinan Eselon I Departemen Pemerintahan dan Non Departemen. Bentuk
kebijakannya adalah Peraturan, Keputusan, atau Instruksi Pimpinan
Lembaga/Departemen dan Dirjen dalam masing - masing sektor yang menjadi
tanggung jawabnya. Kebijakan yang dibuat berisikan penuaturan pelaksanaan
secara teknis administratif dan lazim disebut dengan Pedoman Pelaksanaan.
Kebijakan di Daerah, dibuat oleh Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD. Hasil
kebijaksanaannya berupa Peraturan Daerah (Perda) Propinsi, Kota atau
Kabupaten, Keputusan Kepala Daerah dan Instruksi Kepala Daerah.

G. Politik Pembangunan Nasional


Politik pembangunan nasional harus berpedoman pada tujuan negara
sebagaimana tertuang dalam alinea ke - 4 Pembukaan UUD 1945. GBHN pada
dasarnya merupakan haluan negara tentang pembangunan nasional yang ditetapkan
oleh MPR setap lima tahun dengan mempertimbangkan..perkembangan dan
tingkat kemajuan kehidupan rakyat dan bangsa Indonesia. Pelaksanaannya
dituangkan. dalam kebijaksanaan pelaksanaan oleh Presiden sebagai
mandataris MPR dengan persetujuan DPR. Kebijaksanaan yang telah mendapat
persetujuan DPR merupakan politik pemerintah. Dalam hal ini, politik petnerintah
tidak bertentangan dengan jiwa demokrasi dan tetap berpedoman pada ketetapan
MPR.
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia
dan masyarakat Indonesia. secara berkelanjutan dengan memanfaatkan
kemajuan Iptek dan memperhatikan. perkembangan global. Tujuan pembangunan
nasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.
Pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. tetapi juga
seluruh rakyat Indonesia. Keikutsertaan rakyat dalam melaksanakan
pembangunan nasional sesuai dengan profesi dan kemampuan masing - masing,
dapat dilaksanakan dengan berbagai cara seperti mengikuti program wajib belajar,

88
membayar pajak, melestarikan lingkungan hidup, mentaati segala peraturan
perundang - undangan yang berlaku, menjaga keamanan dari ketertiban dan
sebagainya.
Pembangunan nasional mencakup hal - hal yang bersifat lahiriah maupun
batiniah yang selaras, serasi dan seimbang. Itulah sebabnya pembangunan
nasional bertujuan untuk mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia
seutuhnya yaitu sejahtera lahir dan batin.
Pembangunan yang bersifat lahiriah dilaksanakan untuk memenuhi
kebutuhan fisik mailusia seperti sandang, pangan, papan, pabrik, gedung
perkantoran, pengairan, sarana dan prasarana. transportasi dan olahraga dan
sebagainya. Sedangkan pembangunan yang bersifat batiniah adalah
pembangunan sarana dan prasaran ibadah, pendidikan, rekreasi, kesehatan,
hiburan dan sebagainya. Proses politik pembangunan nasional itu umumnya
berlangsung dalam sistem manajemen nasional.
H. Manajemen Nasional
Pada dasarnya sistem manajemen nasional (SISMENNAS) merupakan
perpaduan antara tata nilai, struktur dan proses untuk rnencapai daya guna dan hasil
guna dalam penggunaan sumber dana dan daya nasional guna mewujudkan tujuan
nasional. Proses penyelenggaraan yang serasi dan terpadu meliputi siklus kegiatan
perumusan, pelaksanaan dan penilaian hasil pelaksanaan kebijakan. Sebuah sistem
manajemen nasional minimal harus dapat menjelaskan unsur, struktur, proses,
fungsi serta lingkungan yang mempengaruhinya.
Unsur - unsur utama sistem manajemen nasional dalam bidang
ketatanegaraan meliputi Negara
1.Sebagai "organisasi kekuasaan" berperan mengatur dan melayani kepentingan
masyarakat guna mewujudkan cita - cita bangsa termasuk usaha produksi dan
distribusi barang dan jasa.
2. Bangsa Indonesia sebagai "pernilik negara" berperan menentukan sistem nilai dan
haluan negara yang digunakan sebagai landasan bagi penyelenggaraan fungsi -
fungsi negara

89
3. Pemerintah sebagai "manajer atau penguasa" berperan melaksanakan fungsi
pemcrintahar dan pembangunan ke arah cita - cita bangsa, kelangsungan dan
pertumbuhan negara.
4. Masyarakat sebagai "penunjang dan pemakai" berperan sebagai kontributor dan
konsumen bagi berbagai hasil penyelenggaraan fungsi pemerintahan tersebut di
atas.

Dilihat dari struktur, SISMENNAS terdiri atas Tata Laksana Pemerintahan


(TLP), Tata, Administrasi Negara (TAN), Tata Politik Nasional (TPN) dan Tata
Kehidupan Masyarakat (TKM). TLP dan TAN merupakan tatanan dalam
SISMENNAS.
Dilihat dari proses, SISMENNAS berpusat pada satu rangkaian pengambilan
keputusan yang berkewenangan yang terjadl dalam TAN dan TLP. Kewenangan di
sini mempunya konotasi bahwa keputusan yang diambil adalah berdasarkan
kewenangan pemutus berdasarkar hukum. Karena itu, bersifat mengikat dan
dapat dipaksakan dengan sanksi atau insentif dan disisentif tertentu yang
ditujukan kepada seluruh anggota masyarakat. TLP dan TAN dapat disebut
sebagai "Tatanan Pengambilan Keputusan Berkewenangan (TPKB)".
Penyelenggaraan TPKB memerlukan arus masuk yang dimulai dari TKM
lewat TPN Aspirasi dari TKM berasal dari rakyat baik bersifat individual maupun
melalui organisa! kemasyarakatan, partai politik, kelompok penekan, organisasi
kepentingan dan pers. Aspirasi ini akan diproses dalam TPKB sehingga
menghasilkan berbagai keputusan yang terhimpun dalam arus keluar yang
selanjutnya disalurkan ke TPN dan TKM. Arus keluar ini merupakan tanggapan
pemerintah terhadap berbagai tuntutan, tantangan serta peluang dari
lingkungannya Sementara itu, terdapat juga proses umpan balik sebagai bagian
dari siklus kegiatan SISMENNAS yang menghubungkan arus keluar dan arus
masuk maupun TPKB. Dengan demikian secara prosedural, SISMENNAS
merupakan suatu siklus yang berkesinambungan.
Dalam proses melaraskan diri serta pengaruh mempengaruhi dengan

90
lingkungannya SISMENNAS memiliki fungsi pokok pemasyarakatan politik. Hal ini
berarti bahwa segala usaha dan kegiatan SISMENNAS diarahkan pada
penjaminan hak dan kewajiban rakyat. Harap rakyat pada dasarnya adalah
terpenuhinya berbagai kepentirgan. Sedangkan, kewajiban rakyat adalah
keikutsertaan dan tanggung jawab atas terbentuknya situasi dan kondisi
kenegaraan yang baik di mana setiap warga negara Indonesia setia dan taat
kepada negara, falsafah bangsa serta peraturan perundang - undangan yang
berlaku.

Dalam proses arus masuk terdapat dua fungsi yaitu pengenalan kepentingan
dan pemilihan kepemimpinan. Pada TPKB terdapat fungsi mentransformasikan
kepentingan masyarakat yang bersifat politis menjadi tindakan administratif untuk
memudahkan pelaksanaan dan meningkatkan dayaguna dan hasilguna. Fungsi -
fungsi itu adalah
1. Perencanaan sebagai rintisan sebelum pelaksanaan sesuai
kebijakan yang dirumuskan.
2. Pengendalian sebagai pengarahan, bimbingan dan
koordinasi selama pelaksanaann.
3. Penilaian untuk membandingkan hasil pelaksanaan dengan keinginan.
Ketiga fungsi TPKB tersebut merupakan proses pengelolaan lebih lanjut
secara strategis manajerial dan operasional berbagai keputusan,
kebijaksanaan.
Pada arus keluar, SISMENNAS diharapkan menghasilkan
1. Aturan, norma, pedoman dan lain - lain yang disebut kebijakan umum (public
policies).
2. Penegakan dan pelaksanaan berbagai kebijakan nasional yang biasanya
dijabarkan dalam sejumlah program dan kegiatan.
3. Penyelesaian segala macam perselisihan dan penyelewengan yang timbul
sehubungan dengan kebijakan umum dan program dalam rangka
pemeliharaan tertib hukum.

91
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pada arus keluar
SISMENNAS terdapat tiga fungsi utama yaitu pembuatan. penerapan dan
penghakiman aturan. Implementasi Politik dan Stratcgi Nasional dalam
Pembangunan Nasional

I. Implementasi Politik dan Staregi Dalam Pembangunan Nasional

lmplementasi politik dan strategi nasional mencakup bidang - bidang


pembangunan nasional seperti yang dituangkan dalam GBHN. Dalam GBHN 1999
- 200 bidang pembangunan nasional meliputi hukum, ekonomi, politik, agama,
pendidikan, sosial budaya pembangunan daerah, sumber daya alam dan
lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan.
GBHN tahun. 1999-2004 yang ditetapkan oleh MPR dalam SU MPR 1999
harus menjadi arah penyelenggaraan negara bagi lembaga tinggi negara dan
segenap rakyat Indonesia. Karena.itu perlu ditetapkan kaidah - kaidah pelaksanaan
sebagai berikut :
1. Presiden selaku kepala pemerintahan negara menjalankan tugas
penyelengggaraan
pemerintahan negara untuk mengerahkan semua potensi dan kekuatan
pemerintahan dalam melaksanakan dan mengendalikan pembangunan nasional.
2. DPR, MA, BPK, DPA, berkewajiban melaksanakan GBHN sesuai dengan tugas,
fungsi
dan wewenangnya berdasarkan UUD 1945.
3. Semua lembaga tinggi negara berkewajiban menyampaikan laporan
pelaksanaan GBHN dalam sidang tahunan MPR sesuai dengan tugas, fungsi
dan wewenangnya berdasarkan UUD 1945.
4. GBHN dituangkan dalam Program Pembangunan nasional lima tahun
(PROPENAS) yang memuat uraian kebijakan secara terperinci dan terukur
yang ditetapkan oleh Presides bersama DPR.
5. PROPENAS dirinci dalam Rencana Pembangunan Tahunan (REPETA) yang
memuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditetapknn oleh

92
Presiden bersama DPR
GBHN tahun 1999 - 2004 merupakan produk politik nasional yang ditetapkan oleh
MPR hasil pemilu 1998, berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai
ditetapkannya, GBHN oleh Sidung Umum MPR hasil pemilu 2004. Pada
tahun pertama pelaksanaannya, Presiden diberi kesempatan untuk melakukan
langkah - langkah persiapan dan penyesuaian guna menyusun program
pembangunan nasional dan rencana pembangunan tahunan yang memuat APBN
dengan tetap rnemelihara kelancaran penyelenggaraan pemerintahan negara.
Selama rencana pembangunan tahunan berdasarkan GBHN tahun 1999 - 2004
belum ditetapkan, pemerintah dapat menggunakan RAPBN yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Berhasilnya penyelenggaraan negara untuk mencapai cita - cita bangsa
tergantung pada peran aktif masyarakat serta pada mental, tekad, semangat,
ketaatan dan disiplin para penyelenggara negara. Sehubungan dengan itu,
semua kekuatan sosial politik. Organisasi dan lembaga kemasyarakatan perlu
menyusun program menurut f'ungsi dan kemampuan masing dalam melaksanakan
GBHN.
Dalam rangka melaksanakan tanggung jawab bersama dan memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa. perlu dikembangkan peran aktif masyarakat
dalam menyiapkan GBHN yang akan datang. Flasil pembangunan harus dapat
dinikmati secara lebih merata dan adil oleh seluruh rakyat Indonesia. Pada
akhirnya pembangunan nasional yang merupakan Wujud nyata politik dan strategi
nasional akan memperkuat jati diri dan kepribadian manusia, masyarakat dan
bangsa Indonesia dalam suasana yang demokratis, tentram, aman dan damai.

J. Keberhasilan Politik dan Strategi Nasional


Politik dan strategi nasional selama ini dituangkan dalam bentuk GBHN yang
ditetapkan oleh MPR dan dilaksanakan oleh Presiden sebagai mandataris MPR.
Pemerintahan harus bersih dan berwibawa. bebas dari KKN guna mencapai cita
- cita dan tujuan nasional. Dengan demikian pemerintah dan setiap warga negara
Indonesia harus memiliki

93
a. Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai nilai
luhur yang menjadi landasan spiritual; moral dan etika dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
b. Semangat kekeluargaan yang berisi kebersamaan, kegotong royongan
dan kesatuan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat guna
kepentingan nasional.
c. Kepercayaan akan kernampuan dan kekuatan sendiri yang bersendikan
Kepribadian bangsa sehingga mampu meraih masa depan yang lebih
baik.
d. Kesadaran, kepatuhan dan ketaatan pada hukum. Karena itu,
pemerintah diwajibkan menegakan dan menjamin kepastian hukum.
e. Pengendalian ,diri sehingga terjadi keseimbangan, keserasian dan
keselarasan dalam berbagai kepentingan.
f. Mental, jiwa, tekad, semangat pengabdian, disiplin dan etos kerja yang
tinggi yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi maupun golongan sehingga tercipta kesadaran
cinta tanah air dalam bela negara rnelalui perjuangan non fisik.
g. IPTEK dengan memperhatikan nilai - nilai agama dan nilai - nilai luhur
budaya bangsa sehingga memiliki daya saing (kompetitif) dan dapat
berbicara dalam percaturan global.
Apabila penyelenggara negara dan setiap warga negara Indonesia
merniliki ketujuh unsur ini, keberhasilan politik dan strategi nasional dalam
rangka mencapai cita -- cita dan tujuan nasional melalui perjuangan non fisik
sesuai dengan tugas dan profesi masing - masing akan terwujud. Kesadaran
bela negara pun diperlukan untuk mempertahankan keutuhan dan tegaknya
NKRI.

94
DAFTAR PUSTAKA

Basri Chaidir, Drs., MSi, Politik Nasional dan Strategi Nasional Perwujudan dalam
Kehidupan Bermasyarakat, Berhangsa dan Bernegara,
Yogyakarta, 2002

Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Pendidikan


Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa, bagian 1 dan II, Jakarta,
2001

Effendi N. K., Drs., MBA. Majen TNI (Purn), Penguntar Kewiraan, Lembaga Ketahanan
Nasional Jakarta, 1989.

Kaelan H, D,rs.. MS., Pendidikan Pancasila, Penerbit 1?aradigma Yogyakarta, 2000


Kelompok Kerja Tannas Suscadoswar XLVI, Ketahanan
Nasionat Indonesia, Lembaga Ketahanan Nasional Jakarta, 2001

Lembaga Ketahanan Nasional Ditjen Dikti Depdikbud, Kewiraan Buku Induk Pendidikan
Kewiraan / Kewarganegaraan, Repro Dit PKBN
Persmanvet Dephankam, Jakarta, 1997.

Rosyadi, Drs.. Pancasila dan Kewiraan untuk Pendidikan Tenaga Kesehatan, Penerbit widya
Medika Jakarta. 2000

Sukaya H. Endang Zaelani, Drs., dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Unluk

95
Sumarsono S., Drs.. MBA.. dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama Jakarta. 2001

Suscadoswar XLVI, Buku Induk wawasan Nusantara (Nuskah Sementara),

Lembaga Ketahanan Nasional RI, Jakarta, 2002

Ubaidillah A. , dkk, Pendidikan Kewargaan : Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani,


LAIN Jakarta Press, 2000

Undang Undang Dasar 1945 berserta Amandemennya, Penerbit PT Pabelan Surakarta,


2000

Undang Undang No. 20 Tahun 1982 yo. Undang Undang No. I tahun 1988 tentang Ketentuan
- ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan Negara.
Undang Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang Undang No. 39 tahun 1999 tentang HAM, Penerbit Citra Umbara Bandung, 2000.

KATA PENGANTAR

Saat ini bangsa Indonesia sedang memasuki era berdemokrasi dalam berbagai
aspek kehidupan setelah hampir 70 tahun tidak memperoleh momentum untuk
melakukan itu. Berbicara sistem berdemokrasi dalam berbagai aspek kehidupan,
pendidikan merupakan pilar yang amat penting sebagai penopangnya. Tanpa ada
pendidikan yang baik, sulit diharapkan demokrasi dapat lahir dan berkembang secara
baik.

Civic education merupakan salah satu upaya pendidikan yang bertujuan untuk
mengembangkan seseorang menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab
sesuai dengan prinsip-prinsip dasar hak-hak azasi manusia, Idiologi Pancasila,
Pembukaan Undang-Undang dasar 1945, Batang Tubuh dan Penjelasannya serta
ketentuan perundang-undangan Republik Indonesia tentang Hak-Hak Azazsi Manusia,
Partai Politik, Pemilihan Umum, Bela Negara, pemerintahan Daerah, Ekonomi,
Pendidikan dan sebagainya.

96
Materi ini disusun dalam rangka membantu mahasiswa dalam memperoleh
referensi Pendidikan Kewargaan Negara serta dengan penjelasan dan tulisan yang
mudah di baca di harapkan mahasiswa dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan
dan wawasan berpikir dalam bidang pendidikan kewargaan negara dan dapat
diaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai individu, keluarga,
masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Tentunya modul Pendidikan Kewargaan Negara ini masih jauh dari sempurnah
dan kami berharap pada tahun-tahun berikutnya akan disempurnahkan sesuai dengan
perkembangan bangsa dan negara serta sesuai dengan kurikulum yang berlaku di
Indonesia khususnya Kurikulum Pendidikan Kewargaan Negara.

Kupang, April 2018

Penulis.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii

BAB I PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN...........................1

A. Pendidikan kewarganegaraan sebagai dasar kelompok MPK...........1

B. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan..........................................2

C. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.............................................. .4

D. Dasar pemikiran pendidikan kewarganegaraan................................. 4

E. Landasan hukum............................................................................... 6

97
BAB II HAK ASASI MANUSIA........................................................................... 8

A. Pengertian HAM......................................................................... 8

B. Macam-Macam Ham................................................................. 8

C. Sejerah Perkembangan HAM.......................................................... .9

D. Penegakan dan Perlindungan HAM di Indonesia......................... 12

BAB III HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA INDONESIA................ 13

A. Warga Negara dan Penduduk.................................................. 13

B. Asas-Asas Kewarganegaraan.................................................. 14

C. Hak dan Kewajiban Warga Negara.......................................... 14

D. Karakteristik Warga Negara yang Demokrat............................ 16

BAB IV BELA NEGARA........................................................................... 18

A. Pengertian Bela Negara............................................................ 18

B. Hak dan Kewajiban Bela Negara.............................................. 18

C. Motivasi dalam Pembelaan Negara.......................................... 20

BAB V DEMOKRASI....................................................................................... 21

A. Pengertian dan Perkembangan Democracy................................. 22

B. Demokrasi Dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia..24.

C. Perkembangan Democracy di Indonesia.........................................25

BAB VI WAWASAN NUSANTARA....................................................................27

A. Pengertian Wawasan Nusantara.....................................................27

B. Karakter Wilayah Indonesia............................................................ 29

98
C. Geo Politik...................................................................................... 30

D. Geo Politik Indonesia...................................................................... 33

E. Geo Strategis...................................................................................33

F. Unsur-Unsur Wawasan Nusantara................................................. 37

G. Hakekat wawasan Nusantara......................................................... 39

H. Asas-Asas wawasan Nusantara......................................................39

I. Arah pandang wawasan nusantara.................................................40

J. Kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara......................41

K. Wawasan nusantara dalam pembangunan nasional.....................42

L. Sasaran inplementasi wawasan nusantara.....................................43

M. Tantangan implementasi wawasan nusantara............................... 45

N. Keberhasilan implementasi wawasan nusantara.......................... 47

BAB VII KETAHANAN NASIONAL..................................................................48

A. Latar belakang..............................................................................48

B. Landasan ketahanan nasioal...................................................... 49

C. Pokok-pokok pikiran ketahanan nasional.....................................50

D. Pengertian ketahanan nasional....................................................51

E. Pengertian konsepsi ketahanan nasional.....................................52

F. Hakekat tannas dan dan konsepsi tannas Indonesia..................52

G. Asas-asas tannas Indonesia.........................................................53

H. Sifat ketahanan nasional Indonesia..............................................54

I. Pengaruh aspek ketahanan nasional terhadap kehidupan berbangsa


dan bernegara............................................................................... 55

99
J. Ketahanan Pada Aspek Sosial Budaya.........................................72

K. Pembinaan Ketahanan Pertahanan dan Keamanan.................. 77

L. Keberhasilan ketahanan nasional Indonesia................................79

BAB VIII POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL...............................................80

A. Pengertian politik...........................................................................80

B. Pengertian strategi........................................................................81

C. Pengertian politik dan strategi nasional........................................81

D. Dasar pemikiran penyusun politik dan strategi nasional.............82

E. Penyusun politik dan strategi nasional..........................................82

F. Stratifikasi politik nasional.............................................................83

G. Politik pembangunan nassional....................................................84.

H. Manejemen nasional....................... .............................................85

I. Implementasi politik dan strategi nasional dalam pembangunan


nasional..............................................................................................87

J. Keberhasilan politik dan strategi nasional.........................................89

DAFTAR PUSTAKA

100

Anda mungkin juga menyukai