Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PANCASILA

PANCASILA DAN KEDUDUKAN PENDIDIKAN PANCASILA

DISUSUN OLEH : Kelompok 1


1. Iqbal Syahputra
2. Meisarah Winertah Rasyidah

KELAS : 1B

DOSEN PENGAMPU : Nelvia Ibrahim, S.Pd.I., M.Pd.

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUSKA RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan segala kemudahan. Adapun judul makalah
yang kami tulis ini adalah Pengertian Pancasila dan Kedudukan Pendidikan Pancasila. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas darimata kuliah Pancasila
oleh Ibuk Nelvia Ibrahim, S.Pd.I., M.Pd.

Oleh sebab itu, sudah sepantasnya kami mengucapkan terimakasih yang


sebesarbesarnya kepada dosen mata kuliah Perilaku dan Pengembangan Organisasi yang
telah membimbing kami. Orang tua yang tak henti memotivasi kami dengan doa-doanya.
Rekanrekan seperjuangan yang telah memberi semangat kepada kami sehingga makalah ini
dapat selesai pada waktunya, dan pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, kami
ucapkan terimakasih.

Tak ada gedung yang tak retak, itulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan
makalah ini. Kami masih masih banyak kekurangan. Untuk itu, tegur sapa, kritik serta saran
dari semua pihak sangat kami harapkan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Harapnya,
agar makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami umumnya bagi semua pembaca.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 4
A. Pengertian Pancasila .................................................................................................. 4
B. Tujuan Pancasila ........................................................................................................ 4
C. Kedudukan Pendidikan Pancasila .............................................................................. 4
D. Kedudukan Pancasila dan Fungsi Pancasila .............................................................. 6
E. Pancasila Sebagai Jiwa, Kepribadian, Pandangan Hidup, dan Dasar Negara ........... 9
F. Pendoman Penghayatan dan Pengamalan .................................................................. 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pancasila yang merupakan dasar negara Indonesia, menjadi dasar pedoman dalam
segala pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan
perundang-undangan. Pancasila merupakan cerminan bangsa Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalam
Pancasila menjadi tolak ukur bagi bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan bernegara.
Karena konsekuensi dari hal itu bahwa penyelenggaraan bernegara tidak boleh menyimpang
dari nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan
mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia
hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan
makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sedari nilai-nilai makna yang
terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat. Di dalam Pancasila terkandung
banyak nilai dimana dari keseluruhan nilai tersebut terkandung di dalam 5 garis besar dalam
kehidupan berbangsa bernegara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak lepas
dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan sampai sekarang, kita selalu menjunjung tinggi
nilai-nilai Pancasila tersebut.

Kedudukan dan Fungsi Pancasila sangat penting karena segala aturan kita untuk
bertingkah laku dan bertindak sebagai warga negara Indonesia terkandung di setiap sila-sila
Pancasila. Kita sebagai warga negara Indonesia juga harus memahami betul makna-makna
setiap butir Pancasila, fungsi Pancasila dan wujud tindakan dari cerminan Pancasila itu
sendiri.

Pendidikan Pancasila adalah jargon, kita bahkan dapat menyatakan bahwa itu adalah
personifikasi dari pemerintah Orde Baru untuk menyimpan dan mempertahankan
kekuasaannya dengan memberikan pemahaman tentang pendidikan Pancasila dan praktek
dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan Pendidikan Pancasila, Pendidikan
kewarganegaraan dianggap sebagai komponen penting dalam membentuk orientasi politik
orang-orang muda ketika mereka pergi ke sekolah. Untuk mengungkapkan bagaimana

1
dampak dari pendidikan kewarganegaraan dalam keterlibatan politik. (Nadiroh & Umasih,
2018).

Proses pendidikan merupakan upaya sadar manusia yang tidak pernah ada hentinya
sebab jika manusia berhenti melakukan pendidikan sulit dibayangkan apa yang akan terjadi
pada sistem peradaban dan budayanya. Sejak zaman batu sampai zaman modern, seperti saat
ini, proses pendidikan manusia tetap bejalan meskipun tidak harus terjadi di jenjang
persekolahan. Karena proses pendidikan harus berjalan sampai kapan pun, suatu bangsa
akhirnya membangun sistem pendidikan bagi bangsa itu sendiri. Sistem pendidikan yang
dibangun akhirnya disesuaikan dengan tuntutan zamannya agar pendidikan dapat
menghasilkan outcome yang relevan dengan tuntutan zaman. Oleh karena itu sistem dan
praksis pendidikan kita juga harus relevan dengan tuntutan kualitas global. Itulah sebenarnya
menjadi persoalan besar bagi pendidikan kita menghadapi tuntutan globalisasi dunia.

Pada saat ini kita berada pada era globalisasi yang ditandai dengan terbukanya arus
informasi, barang, jasa, tenaga kerja, baik antar negara maupun antar bangsa. Dampak
langsung arus globalisasi antara lain semakin meningkatnya interaksi buhungan antar bangsa,
meningkatnya ketergantungan antar negara serta meningkatnya skala persaingan global yang
tidak lagi mengenal batas-batas suatu negara. Perubahan lingkungan strategis yang begitu
cepat sebagai dampak langsung globalisasi di samping sangat berpengaruh terhadap semua
aspek kehidupan manusia seluruh dunia, juga berpengaruh secara signifikan terhadap
eksistensi organisasi baik organisasi bisnis, orgnisasi publik, maupun organisasi sosial.
Persaingan global tidak lain merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat dihindari lagi
oleh setiap organisasi jenis apapun.

Persaingan yang begitu ketat dan keras menciptakan suatu kondisi di mana hanya
organisasi yang memiliki keunggulan kompetitif yang dapat mempertahankan eksstensinya
dan memenangkan persaingan lokal, regional, maupun global. Untuk memenangkan
persaingan dimaksud, setiap organisasi dituntut untuk mampu terus beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan strategis yang sangat cepat serta dituntut untuk mampu menciptakan
inovasi-inovasi secara terus menerus di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan rekayasa
sosial sehingga memiliki berbagai keunggulan yang memiliki standar kompetensi yang diakui
seara internasional, baik bilateral ataupun multilateral karena mengandung prinsip mutual
recognition.

2
Salah satu prasyarat dasar untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif adalah
ketersediaan sumberdaya manusia yang handal dan kompeten sesuai dengan karakteristik
organisasi, visi, misi, dan tujuan strategis organisai merupakan core competente untuk dapat
membangun sikap dan perilaku organisasi yang mampu menghadapi berbagai gejala
perkembangan dunia di masa depan. Dengan demikian dalam memasuki kondisi persaingan
yang semakin tajam dan ruang gerak yang kian menyempit memiliki implikasi need of
achievement yang mampu mendorong kinerja superrior dan berkontribusi secara optimal
dalam iklim kompetensi yang sehat guna mempertahankan eksistensi dan organisasi yang
unggul dalam menghadapi berbagai persaingan.

Globalisasi memang cenderung identik dengan kompetisi, tapi pada saat bersamaan
mulai timbul kesadaran bahwa situasi tersebut mendorong perlunya strategi kerjasama, yang
karena itu dibutuhkan manajemen dan sumber daya manusia yang berwawasan lintas dan
negara, yang berpeluang untuk mendorong pengelolaan kegiatan produktif dan cakap
membangun network pemasaran yang lebih luas serta melembaga di antara pihak-pihak yang
terkait.

Untuk memperoleh sumber daya manusia yang handal dan kompeten yang telah
diutarakan, diperlukan adanya manajemen sumber daya manusia yang aktivitasnya mulai dari
perencanaan SDM, rekrutmen seleksi, penempatan (the right man on the right job), pelatihan
dan pengembangan, rotasi, promosi, suksesi untuk memastikan terisinya setiap posisi jabatan
secara tepat dan pemegang jabatan dalam berperan secara optimal, serta sistem pengelolaan
kinerja yang mendorong setiap individu termotivasi untuk mengerahkan kemampuan
terbaiknya untuk berkontribusi secara optimal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pancasila?
2. Bagaimana Kedudukan Pendidikan Pancasila?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari pancasila.
2. Mengetahui kedudukan pendidikan pancasila.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PANCASILA
Secara etimologis istilah Pancasila berasal dari bahasa sansekerta. Dalam bahasa
sansekerta pancasila memiliki arti yaitu Panca artinya lima dan Syila artinya batu sendi,
alas/dasar, Syila artinya peraturan tingkah laku yang baik.
Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945,
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun II No. 7 tanggal 15 februari 1945
bersama-sama dengan Batang Tubuh UUD 1945.

Pandangan hidup suatu bangsa adalah masalah pilihan, masalah putusan suatu bangsa
mengenai kehidupan bersama yang dianggap baik. Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa, berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu dijadikan tuntunan dan
pegangan dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia dalam hubungannya
dengan Tuhan, masyarakat dan alam semesta. Pancasila sebagai dasar Negara, ini berarti
bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dijadikan dasar dan pedoman dalam
mengatur tata kehidupan bernegara seperti yang diatur dalam UUD.

B. TUJUAN PANCASILA
Berikut ini adalah penjabaran dari tujuan yaitu :
1. Menghendaki Bangsa yang religius yang taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menjadi Bangsa yang adil secara sosial ekonomi.
3. Menjadi Bangsa yang menghargai HAM (Hak Asasi Manusia).
4. Menghendaki Bangsa yang demokratis.
5. Untuk menjadikan Bangsa yang patriot yang mencintai tanah air Indonesia.

C. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA


1. Landasan Historis
Setiap bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidup yang berbeda satu dengan yang
lainnya, diambil dari nilai-nilai yang tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan
bangsa yang bersangkutan. Demikian halnya dengan Pancasila yang merupakan ideologi dan
pandangan hidup bangsa Indonesia digali dari tradisi dan budaya yang tumbuh, hidup, dan
berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sendiri sejak kelahirannya dan

4
berkembangnya menjadi bangsa yang besar seperti yang dialami oleh dua kerajaan besar
tempo dulu yaitu Kedaulatan Sriwijaya dan Keprabuan Majapahit.

Setelah berproses dalam rentang perjalanan sejarah yang panjang sampai kepada
tahap pematangannya oleh para pendiri Negara pada saat akan mendirikan Negara Indonesia
merdeka telah berhasil merancang dasar Negara yang justru bersumber pada nilai-nilai yang
telah tumbuh, hidup, dan berkembang dalam kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia
yang kemudian diformulasikan dan disistematisasikan dalam rancangan dasar Negara yang
diberi nama Pancasila. Nama tersebut untuk pertama kalinya diberikan oleh salah seorang
penggagasnya yaitu Ir. Soekarno dalam pidatonya tanggal 1 Juni 1945 dalam persidangan
Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atas saran dan
petunjuk seorang temannya yang ahli bahasa.

Dengan demikian kiranya jelas pada kita bahwa secara historis kehidupan bangsa
Indonesia tidak dapat dilepaskan dari dan dengan nilai-nilai Pancasila serta telah melahirkan
keyakinan demikian tinggi dari bangsa Indonesia terhadap kebenaran dan ketepatan Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia, sejak resmi disahkan
menjadi dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia sampai dengan saat ini dan insya Allah untuk selamanya.

2. Landasan Kultural

Pandangan hidup suatu bangsa merupakan sesuatu yang tidak dapat dilepas-pisahkan
dari kehidupan bangsa yang bersangkutan. Bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup
adalah bangsa yang tidak memiliki jati diri (identitas) dan kepribadian, sehingga akan dengan
mudah terombang-ambing dalam menjalani kehidupannya, terutama pada saat-saat
menghadapi berbagai tantangan dan pengaruh dan baik yang datang dari luar maupun yang
muncul dari dalam, lebih-lebih di era globalisasi dewasa ini.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah jati diri dan kepribadian
bangsa yang merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam budaya
masyarakat Indonesia sendiri dengan memiliki sifat keterbukaan sehingga dapat
mengadaptasikan dirinya dengan perkembangan zaman di samping memiliki dinamika
internal secara selektif dalam proses adaptasi yang dilakukannya. Dengan demikian generasi
penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai Pancasila sesuai dengan tingkat perkembangan

5
dan tantangan zaman yang dihadapinya terutama dalam meraih keunggulan IPTEK tanpa
kehilangan jati dirinya.

3. Landasan Yuridis

Alinea IV Pembukaan UUD 1945 merupakan landasan Yuridis konstitusional antara


lain di dalamnya terdapat rumusan dan susunan sila-sila Pancasila sebagai dasar Negara yang
sah, benar, dan otentik sebagai berikut:

1) Ketuhanan Yang Maha Esa


2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
5) Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia

Batang tubuh UUD 1945 pun merupakan landasan yuridis konstitusional karena dasar
Negara yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 dijabarkan lebih lanjut dan rinci dalam
pasal-pasal dan ayat-ayat yang terdapat di dalam batang tubuh UUD 1945 tersebut.

4. Landasan Filosofis

Nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila Pancasila secara filosofis dan
obyektif merupakan filosofis bangsa Indonesia yang telah tumbuh, hidup dan berkembang
jauh sebelum berdirinya Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu sebagi konsekuensi
logisnya menjadi kewajiban moral segenap bangsa Indonesia untuk dapat merealisaikannya
dalam kehidupan sehari-hari, baik kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagai dasar filsafat Negara, maka Pancasila harus menjadi sumber bagi setiap tindakan
para penyelenggara Negara dan menjiwai setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku
di Indonesia.

D. KEDUDUKAN PANCASILA DAN FUNGSI PANCASILA

Pancasila sebagai objek pembahasan ilmiah memiliki ruang lingkup yang


sangat luas terutama berkaitan dengan kedudukan dan fungsi Pancasila.
Setiap kedudukan dan fungsi Pancasila pada hakikatnya memiliki makna serta
dimensi masing masing yang konsekuensinya, aktualisasinyapun juga memiliki
aspek yang berbeda-beda, walaupun hakikat dan sumbernya sama. Pancasila

6
sebagai dasar negara memiliki pengertian yang berbeda dengan fungsi
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, demikian pula berkaitan
dengan kedudukan dan fungsi Pancasila lainnya.

Dari berbagai macam kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai titik


sentral pembahasan adalah kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar
negara Republik Indonesia, hal ini sesuai dengan kausa finalis Pancasila
yang dirumuskan oleh pembentuk negara pada hakikatnya adalah sebagai dasar
negara Republik Indonesia.

Asal mula Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia, adalah digali dari
unsur-unsur yang berupa nilai-nilai yang terdapat pada bangsa indonesia sendiri yang berupa
pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu dari berbagai macam kedudukan dan
fungsi Pancasila sebenarnya dapat dikembalikan pada dua macam kedudukan dan
fungsi Pancasila yang pokok yaitu sebagai dasar negara Republik Indonesia
dan sebagai Pandangan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu kedudukan Pancasila dapat
dipahami melalui uraian berikut :

1. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa dalam perjuangan untuk
mencapai kehidupan yang lebih sempurna senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang
dijunjungnya sebagai suatu pandangan hidup. Nilai-nilai luhur adalah suatu tolok ukur
kebaikan yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat mendasar dan abadi dalam hidup
manusia seperti cita-cita yang hendak dicapainya dalam hidup manusia.

Proses perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan dan dilembagakan


menjadi pandangan hidup bangsa yang disebut sebagai ideologi bangsa (nasional) dan
selanjutnya pandangan hidup bangsa dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup
Negara yang disebut sebagai ideologi Negara. Transformasi pandangan hidup dasar Negara
juga terjadi pada pandangan hidup Pancasila. Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar
Negara dan ideologi Negara, nilai-nilainya telah terdapat pada bangsa Indonesia dalam adat
istiadat, budaya serta dalam agama-agama sebagai pandangan hidup masyarakat Indonesia.

Dengan suatu pandangan hidup yang jelas maka bangsa Indonesia akan memiliki
pandangan dan pedoman bagaimana mengenal dan memecahkan berbagai masalah politik,

7
sosial budaya, ekonomi, hukum, hankam, dan persoalan lainnya dalam gerak masyarakat
yang semakin maju.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-
nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia, maka pandangan hidup tersebut dijunjung
tinggi oleh warganya karena pandangan hidup Pancasila berakar pada budaya dan pandangan
hidup masyarakat.

2. Pancasila Sebagai Dasar Negara Republik Indonesia

Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar
filsafat Negara (Philosofische Grondslag) dari Negara, ideologi Negara (Staatsidee). Dalam
pengertian ini Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur
pemerintahan Negara atau dengan kata lain Pancasila merupakan suatu dasasr untuk
mengatur penyelenggaraan Negara.

3. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia

Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
hukum hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok
orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai
adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup
masyarakat Indonesia.

Sedangkan fungsi dari pancasila, yaitu :

1) Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia


2) Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
3) Pancasila sebagai Sumber dari segala Sumber Hukum
4) Pancasila sebagai Perjanjian Luhur
5) Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia
6) Pancasila sebagai Satu-Satunya Asas dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
7) Pancasila sebagai Moral Pembangunan

8
E. PANCASILA SEBAGAI JIWA, KEPRIBADIAN, PANDANGAN HIDUP DAN
DASAR NEGARA

Setiap bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas ke arah mana
tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup
inilah sesuatu bangsa akan memandang persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan
menentukan arah serta cara bagaimana bangsa itu memecahkan persoalan-persoalan tadi.
Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami, menghayati, dan
mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini, maka Pancasila hanya akan
merupakan rangkaian kata-kata indah yang terlukis dalam pembukaan UUD 1945, yang
merupakan rumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa
ini.

F. PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA

Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar Negara seperti tercantum
dalam pembukaan UUD 1945, adalah seluruh jiwa rakyat Indonesia serta merupakan
kepribadian dan pandangan hidup bangsa kita. Pedoman penghayatan dan pengamalan
Pancasila dinamakan “Ekaprasetia Pancakarsa”. Ekaprasetia Pancakarsa berasal dari bahasa
sansekerta. Secara harfiyah “eka” berarti satu/tunggal, “prasetia” berarti janji/tekad, “panca”
artinya lima, dan karsa artinya kehendak yang kuat. Dengan demikian Ekaprasetia
Pancakarsa berarti tekad yang tunggal.

9
BAB III
KESIMPULAN

Sadar sedalam-dalamnya bahwa Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar
Negara Republik Indonesia, serta merasakan bahwa Pancasila adalah sumber kejiwaan
masyarakat dan Negara Republik Indonesia, maka manusia Indonesia menjadikan
pengalaman Pancasila sebagai perjuangan utama dan kehidupan kemasyarakatan dan
kenegaraan. Oleh karena itu pengalamannya harus dimulai dari setiap warga Negara
Indonesia, setiap penyelenggara Negara yang secara meluas akan berkembang menjadi
pengamalan Pancasila oleh setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di
pusat maupun di daerah.

Dalam konteks Pendidikan Pancasila, character building berarti upaya optimal untuk
menumbuhkan karakter-karakter utama pada masyarakat yang sejalan atau relevan dengan
nilai-nilai Pancasila. Tujuannya adalah agar masyarakat benar-benar memahami makna
karakter, menghayati alasan perlunya karakter dimiliki, dan mengaplikasikan karakter dalam
interaksi, posisi, dan peran sosial yang mereka jalankan dikehidupan sehari-hari. Sekurang-
kurangnya terdapat lima karakter pribadi pancasilais yang harus dimiliki, dihayati dan
diimplementasikan dalam kehidupan mahasiswa.

Kelima karakter pribadi pancasilais itu adalah pengejawantahan nilai-nilai ketuhanan


dalam kehidupan serta mampu menunjukkan sikap religius, toleran, berkonstribusi dalam
peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan beradaban
berdasarkan Pancasila, berperan sebagai warga negara yang bangga, cinta tanah air, memiliki
nasionalisme serta rasa tanggung jawab terhadap negara dan bangsa, menginternalisasi
semangat kemandirian, kejuangan dan kewirausahaan

Dengan demikian Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan Negara Republik
Indonesia akan mempunyai arti nyata bagi manusia Indonesia dalam hubungannya dengan
kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan. Untuk itu perlu usaha yang sungguh-sungguh
dan terus-menerus serta terpadu demi terlaksanannya penghayatan dan pengamalan Pancasila.
Demikianlah manusia Indonesia menjamin kelestarian dan kelangsungan hidup Negara
Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berkedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila,
serta penuh gelora membangun masyarakat yang maju, sejah tera, adil, dan makmur.

10
DAFTAR PUSTAKA
[PDF] KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA DI NEGARA REPUBLIK
INDONESIA - Free Download PDF (caridokumen.com)
Nadiroh & Umasih. PANCASILA EDUCATION JARGON FOR ITS IMPROVEMENT
NEW ORDER GOVERNMENT. (Advances in Social Science, Education and
Humanities Research, Volume 251:2018)
Nurul & Cecep. PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SEBAGAI PENDIDIKAN DEMOKRASI TERHADAP CIVIC RESPONSIBILITY
PADA MAHASISWA, ( Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi:2016)
Pancasila : Pengertian, Sejarah, Makna, Tujuan, Dasar, Bunyi, Fungsi (ppkn.co.id)
Pancasila - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Putra, Zulfikar. Implementasi pendidikan Pancasila sebagai character building mahasiswa di
Universitas Sembilanbelas November Kolaka. Jurnal Citizenship: Media Publikasi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Vol. 1, No. 1 Hal. 9-13. 2018.
Rizal A Hidayat. FUNDAMENTALISME PASAR DAN FUNDAMENTALISME AGAMA
SEBAGAI ANTITESIS IDEOLOGI PANCASILA ,( Jurnal Ilmiah Mimbar
Demokrasi:2013)
Tirtaraharja. Umar dan La Sula. S.L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Rukiyati, dkk. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press.

11

Anda mungkin juga menyukai