Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA


BERBANGSA, BERNEGARA, DAN
BERMASYARAKAT

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah: Pendidikan Pancasila


Dosen Pembina: Dr. M. Sabil Rahman

Disusun oleh:
Elda Mei Zahra
Ade Firmansyah
Muhamad Dwiki Raihan
Raka Dimaswara
Dinar Arisandi

Pendidikan Pancasila
Institut Bisnis & Informatika KOSGORO 1957, Jakarta , 2023

i
KATA PENGANTAR

Bismilahirahmanirahim…

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh Subhanahu wata’ala yang


telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada saya sehingga makalah ini
dapat diselesaikan. Salawat serta salam tak lupa selalu kita curahkan kepada Nabi
Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. Kepada keluarga, para sahabatnya,
tabiut tabi‟in dan kita semua selaku ummatnya yang insyaAllah senantiasa
istiqomah dalam menjalankan sunnahnya hingga hari akhir.

Alhamdulillah makalah dengan judul “URGENSI PENDIDIKAN


PANCASILA BERBANGSA, BERNEGARA, DAN BERMASYARAKAT”
dapat kami selesaikan dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila, yang kami harapkan semoga
dapat menjadi manfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi yang lainya.
kami menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata kesempurnaan,
oleh karena itu kami sangat menerima kritik dan saran yang membangun demi
memperbaiki isi dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Jakarta, …………….. 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HAALAMAN JUDUL............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan.......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Pentingnya Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila........................................3

2.2 Peran Pendidikan Pancasila dalam Membentuk Identitas Nasional........4

2.3 Kontribusi Pendidikan Pancasila terhadap Pembangunan Karakter .........


Bangsa.............................................................................................................6

2.3.1 Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pancasila................................7

2.3.2 Pendidikan Karakter ......................................................................8

2.3.3 Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Membentuk Karakter........8

2.4 Relevansi Nilai-Nilai Pancasila dengan Tantangan Zaman...................10

2.5 Pentingnya Pendidikan Pancasila dalam Membentuk Kepemimpinan .....


yang Berkualitas...........................................................................................14

BAB III PENUTUPAN........................................................................................17

3.1 Kesimpulan.............................................................................................17

3.2 Saran.......................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan Pancasila sangat penting bagi generasi milenial di tengah


perkembangan teknologi serta arus globalisasi. Pembelajaran dari pendidikan
kewarganegaraan atau Pancasila mengandung makna untuk membentuk suatu
kondisi karakter yang baik serta moral dan juga spriritual bagi setiap generasi
milenial. Terutama untuk membangun suatu pemikiran yang tajam dan sadar akan
terus dan kewajiban bermasyarakat dan berbangsa

Melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, warga negara


Republik Indonesia diharapkan mampu “memahami, menganalisa, dan menjawab
masalah–masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara
konsisten dan berkesinambungan dengan cita–cita dan tujuan nasional seperti
yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945”. Implikasi dari pendidikan
pancasila tersebut adalah agar mahasiswa dapat menjadi insan professional yang
berjiwa pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selain itu,
urgensi pendidikan pancasila adalah untuk membentengi dan menjawab tantangan
perubahan-perubahan di masa yang akan datang.

Dalam rangka membangun karakter bangsa yang kuat, maka pendidikan


Pancasila harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Dengan
demikian, setiap warga negara Indonesia akan memiliki kesadaran akan
pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga akan
membantu memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia serta menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ¹.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Pentingnya Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila
2. Peran Pendidikan Pancasila dalam Membentuk Identitas Nasional
3. Kontribusi Pendidikan Pancasila terhadap Pembangunan Karakter Bangsa
4. Relevansi Nilai-Nilai Pancasila dengan Tantangan Zaman
5. Pentingnya Pendidikan Pancasila dalam Membentuk Kepemimpinan yang
Berkualitas

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Urgensi Pendidikan Pancasila
2. Menganalisis Peran Nilai-Nilai Pancasila dalam Membentuk Karakter
Warga Negara
3. Menjelaskan Kontribusi Pendidikan Pancasila terhadap Identitas Nasional
4. Menyoroti Peran Pendidikan Pancasila dalam Pembentukan Kepemimpinan
yang Berkualitas
5. Menganalisis Tantangan dan Kendala Implementasi Pendidikan Pancasila

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila

Pancasila merupakan sistem nilai yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia. Nilai-nilai tersebut telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Bahkan
pada masa kerajaan telah berkembang nilai-nilai dasar yang merupakan karakter
masyarakat. Bukti bahwa nilai-nilai tersebut berkembang adalah adanya tulisan
dalam kitab Sutasoma karangan Mpu Prapanca pada jaman kerajaan Majapahit.
Bukti lain adalah adanya prasasti dan candi-candi yang dipercaya sebagai bukti
tumbuh berkembangnya kepercayaan terhadap Tuhan, budaya musyawarah dan
gotong royong juga terlihat dalam setiap relief candi. Nilai-nilai itu kemudian
digali dan dirumuskan menjadi suatu tatanan norma dan nilai yang kita sebut
dengan Pancasila. Perumusan Pancasila sendiri mempunyai sejarah yang cukup
panjang sampai pada akhirnya dijadikan sebagai akta pendirian Negara Indonesia
dengan sebutan staat fundamental norm. Globalisasi adalah sebuah istilah yang
memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar
bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi,
perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-
batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses
dimana antar individu, antar kelompok, dan antarnegara saling berinteraksi,
bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas
negara. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama
dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan.
Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan
berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

Pemahaman nilai-nilai Pancasila sangat penting bagi bangsa Indonesia,


karena Pancasila merupakan dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup yang
mencerminkan jati diri dan kepribadian bangsa. Nilai-nilai Pancasila yang
terkandung dalam lima sila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang

3
4

Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia, merupakan nilai-nilai luhur yang harus dihayati dan
diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Pemahaman nilai-nilai Pancasila dapat membantu kita untuk


mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma moral dan
etika yang berlaku di masyarakat. Pemahaman nilai-nilai Pancasila juga dapat
membangkitkan semangat juang dan nasionalisme kita untuk menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa, serta untuk memajukan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat. Pemahaman nilai-nilai Pancasila juga dapat mendorong kita untuk
berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi dan pembangunan nasional, serta
untuk menghormati hak-hak dan kewajiban-kewajiban sebagai warga negara.
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai
Pancasila, kita dapat membaca berbagai sumber yang berkaitan dengan Pancasila,
seperti buku-buku, artikel-artikel, makalah-makalah, dan lain-lain.

2.2 Peran Pendidikan Pancasila dalam Membentuk Identitas Nasional

Pancasila merupakan identitas nasional yang berkedudukan sebagai dasar


negara dan ideologi nasional Indonesia. Pancasila adalah kepribadilan bangsa
yang digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat
dan budaya Indonesia. Pancasila dirumuskan melalui musyawarah dalam sidang
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
yang diwakili oleh anggota yang berasal dari berbagai wilayah dan bukan
dipaksakan oleh kekuatan tertentu. Prinsip-prinsip dasar ditemukan oleh para
pendiri bangsa dari filsafat hidup bangsa Indonesia dan kemudian digeneralisasi
menjadi suatu prinsip dasar filsafat negara, yaitu Pancasila. Dengan demikian,
Pancasila betul-betul merupakan nilai dasar yang merupakan identitas dan
karakter bangsa Indonesia. Pancasila sebagai identitas nasional Indonesia adalah
sumber motivasi, inspirasi, pedoman berperilaku, dan sekaligus tolak ukur
kebenarannya.
5

Pendidikan Pancasila memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk


identitas nasional suatu negara. Di Indonesia, Pancasila adalah dasar dan ideologi
negara yang menentukan karakter dan arah bangsa. Peran pendidikan Pancasila
dalam membentuk identitas nasional dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendidikan nilai-nilai kebangsaan: Pancasila sebagai ideologi negara
Indonesia mengandung nilai-nilai kebangsaan yang mendasar, seperti
gotong-royong, keadilan sosial, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melalui pendidikan Pancasila, nilai-nilai
ini ditanamkan dalam masyarakat untuk membangun identitas nasional
yang kuat dan solid.
2. Membentuk kesadaran kolektif: Pendidikan Pancasila membantu dalam
membentuk kesadaran kolektif di antara warga negara untuk menjaga
persatuan dan kesatuan. Melalui pemahaman akan prinsip-prinsip
Pancasila, masyarakat dapat memahami pentingnya keragaman dalam
kesatuan, sehingga tercipta rasa solidaritas yang kuat di antara berbagai
kelompok etnis, agama, dan budaya yang ada di Indonesia.
3. Membangun rasa tanggung jawab: Pendidikan Pancasila juga bertujuan
untuk membentuk rasa tanggung jawab terhadap bangsa dan negara.
Dengan memahami nilai-nilai moral yang terkandung dalam Pancasila,
individu dituntut untuk bertindak secara bertanggung jawab dan
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi maupun
golongan.
4. Meningkatkan kesadaran politik: Pendidikan Pancasila dapat membantu
meningkatkan kesadaran politik di kalangan masyarakat. Dengan
memahami prinsip-prinsip demokrasi dan keadilan sosial yang menjadi
landasan Pancasila, masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam
proses demokrasi, memahami pentingnya hak dan kewajiban sebagai
warga negara, serta mendorong terciptanya sistem pemerintahan yang adil
dan demokratis.
6

5. Membentuk identitas nasional yang inklusif: Pancasila sebagai dasar negara


Indonesia juga memberikan ruang bagi keragaman budaya, agama, dan
suku di Indonesia. Melalui pendidikan Pancasila, masyarakat didorong
untuk menghargai dan menghormati perbedaan, serta membangun
identitas nasional yang inklusif tanpa mengesampingkan keberagaman
yang ada.
Dengan demikian, pendidikan Pancasila berperan penting dalam membentuk
identitas nasional yang kuat, inklusif, dan berlandaskan pada nilai-nilai
kebhinekaan serta keadilan. Hal ini penting untuk menjaga persatuan dan kesatuan
serta memperkuat jati diri bangsa di tengah tantangan globalisasi dan perubahan
yang terus berkembang.

2.3 Kontribusi Pendidikan Pancasila terhadap Pembangunan Karakter


Bangsa

Indonesia memiliki banyak ragam kebudayaan baik suku, ras, dan agama
tentu hal ini membutuhkan suatu hal yang dapat dijadikan sebagai pedoman agar
tidak terjadi perpecahan akibat banyak perbedaan tersebut. Perkembangan arus
globalisasi dan pesatnya perkembangan ilmu teknologi tentu dapat menimbulkan
berbagai macam masalah dan rintangan yang harus dihadapi karena hal ini tentu
memiliki dampak positif namun tentu juga memiliki dampak negatif. Konflik
yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia harus kita hadapi bersama. Semakin cepatnya arus globalisasi juga
dapat menimbulkan munculnya paham dan ideologi baru yang bertentangan
dengan nilai-nilai Pancasila. Dampak nya yaitu pada penurunan nilai Pancasila.
Penguatan mengenai ideologi dan nilai Pancasila harus dilakukan agar tetap
memperkuat nilai yang ada dalam setiap butir sila Pancasila .

Dalam kehidupan, Pancasila memiliki kedudukan dan peran yang sangat


penting. Tercantum pada ketetapan MPR NO II/MPR/1978, Pancasila diartikan
sebagai jiwa yang dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia, dimana di dalamnya
6

terdapat pandangan hidup bangsa, kepribadian serta dasar Negara bagi seluruh
rakyat di Indonesia. Dengan demikian tentu harus ada upaya untuk tetap menjaga
7

nila-nilai luhur yang terdapat di dalamnya. Pancasila sebagai dasar negara tentu
dijadikan sebagai dasar dan pedoman dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Karena didalam Pancasila terdapat tujuan, cita-cita dan harapan yang dimiliki oleh
Bangsa Indonesia yang tertulis dalam setiap butir sila nya. Dalam Pendidikan
Pancasila ini lah kita dapat belajar dan mengetahui nilai-nilai apa saja yang
terdapat pada Pancasila serta bagaimana cara untuk menerapkan nilai-nilai yang
tersebut dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan Pancasila sangatlah penting
untuk didapat setiap warga negara Indonesia karena sebagai pondasi dasar dalam
membentuk karakter, dimana sekolah menjadi salah satu lingkungan yang tepat
sebagai sarana untuk berlangsungnya kegiatan dimana memberikan Pendidikan
Pancasila yang diberikan sejak usia dini. Dalam hal ini tentu sekolah memiliki
peran dan harus memberikan dorongan kepada peserta didik agar berperilaku dan
memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat didalam Pancasila.
Pengembangan moral dan karakter peserta didik dilingkungan sekolah menjadi hal
yang wajib dilakukan agar terbentuk moral dan karakter peserta didik yang baik,
serta menjadi generasi yang sesuai dengan nilai-nilai dan karakter Pancasila.

2.2.1 Nilai-nilai yang Terkandung dalam Pancasila

Pancasila merupakan dasar Negara dimana sila-sila yang terdapat dalam


Pancasila merupakan suatu sistem nilai, oleh sebab itu pada dasarnya sila-sila
pada Pancasila merupakan satu kesatuan. Nilai-nilai dalam Pancasila juga dapat
dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia karena sesuai dengan cita-
cita dan tujuan yang dimiliki bangsa Indonesia. Seperti yang telah disampaikan
bahwa nilai Pancasila memiliki fungsi yaitu untuk menjadi landasan,
mengarahkan, mengendalikan serta menentukan bagaimana cara berperilaku
seseorang untuk berinteraksi antara manusia dengan manusia dalam menjalankan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila memiliki lima sila
dimana setiap butir silanya mengandung maknanya tersendiri yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia
2.2.2 Pendidikan Karakter

Dijelaskan juga bahwa karakter yang dimiliki setiap individu yang terdapat
pada nilai dari setiap butir sila-sila Pancasila yang terdiri dari dua sumber yaitu
karakter yang bersumber dari hati nurani dan dari pola pikir manusia. Karakter
yang bersumber dari hati antara lain yaitu jujur, beriman dan bertaqwa, adil, tertib,
amanah, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko,
pantang menyerah, rela berkorban dan berjiwa nasionalisme. Sedangkan untuk
karakter yang bersumber dari olah pikir manusia antara lain yaitu cerdas, inovativ,
rasa ingin tahu nya tinggi, produktif dan peka terhadap lingkungan sekitar. Sesuai
dengan apa yang tercantum dalam UU N0 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa " Pendidikan Nasional

Tujuan Pendidikan Karakter yang diharapkan oleh Kementrian Pendidikan


Nasional (sekarang: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) adalah seperti
berikut, yang pertama adalah mengembangkan kemampuan yang terdapat pada
hati nurani peserta didik sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang
memiliki sifat dan karakter sesuai bangsa. Kedua, mengembangkan dan
menerapkan sikap dan perilaku sesuai dengan nilai dan kebiasaan bangsa
Indonesia sebagai orang yang taat, patuh, serta religius. Ketiga mengembangkan
dan menerapkan jiwa sebagai seorang pemimpin serta mengembangkan
menerapkan rasa tanggung jawab sebaggai generasi penerus bangsa. Keempat,
mengembangkan dan menerapkan kemampuan peserta didik sehingga dapat
menjadi manusia mandiri, memiliki kreatifitas, dan memiliki wawasan
kebangsaan. Kelima, menjadikan lingkungan sekolah sebagai tempat yang
nyaman, sehingga tidak akan membuat bosan ketika berada di lingkungan
sekolah.

2.2.3 Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Membentuk Karakter

Sebagai makhluk individu manusia tentu tidak dapat hidup tanpa bantuan
dan campur tangan orang lain. Hal ini tentu menjadi alasan segala sesuatu yang

8
kita lakukan pada dasarnya ada bantuan dari orang lain. Sebagai alasan mengapa
sebagai

8
9

manusia harus selalu berbuat baik pada sesama. Pentingnya pengendalian diri
untuk dapat membangun koneksi antar masyarakat sangat dibutuhkan terlebih
Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, dan budaya.
Sehingga tercipta rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat.
Menurut pandangan Pancasila hubungan antar individu dengan Pancasila dijiwai
oleh nilai-nilai yang terkandung dalam setiap silasila Pancasila sebagai satu
kesatuan. Manusia tentu membutuhkan bantuan dari orang lain dengan kata lain
kita hidup saling berdampingan dan juga hidup saling membutuhkan. Itulah
pentingnya membangun relasi di masyarakat untuk mempermudah dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa Pancasila dalam hal ini
menjadi aspek penting untuk membangun karakter generasi bangsa (Sakti, 2017).
Nilai-nilai karakter yang diterapkan diambil dari nilai-nilai yang terdapat pada
Pancasila. Pancasila memuat nilai-nilai atau karakter bangsa Indonesia yang
tercermin dalam sila-sila Pancasila sebagai berikut: a. Nilai-nilai ketuhanan yang
maha esa yaitu mengenai kepercayaan dan ketaqwaan setiap orang pada tuhannya,
kebebasan setiap orang dalam menganut agama sesuai dengan hati nurani,
mencintai setiap makhluk hidup yang diciptakan oleh tuhan dan toleransi antar
umat beragama lainnya. b. Nilai-nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yaitu
mengenai memiliki rasa empati dan simpati pada sesama, bersikap jujur,
memandang setiap orang memiliki derajat yang sama, dan bersikap adil serta
dapat memanusiakan manusia selaknya mereka sebagai seorang manusia. c. Nilai-
nilai Persatuan Indonesia yaitu mengenai rasa persatuan dan kesatuan, bagaimana
kita mencintai bangsa dan negara Indonesia, memiliki jiwa nasioalisme dan
patriotisme, mengesampingkan perbedaan dengan Bhineka Tunggal Ika. d. Nilai-
nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan yaitu mengenai kebebasan dalam menyampaikan
pendapat, pelaksanaan musyawarah secara mufakat untuk mencapai tujuan
bersama, serta hikmat kebijaksanaan. e. Nilai-nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia yaitu mengenai keadilan sosial yang diberikan sebagai seorang
warga negara hal ini dapat berupa perlindungan dan jaminan atas hak asasi , upaya
unntuk memberikan kesejahteraan bagi setiap warga negara, serta gotong royong
9

untuk mewujudkan kerja sama dan rasa kekluargaan di masyarakat. Semua itu
bisa didapatkan pada mata pelajaran pendidikan Pancasila dan
10

kewarganegaraan, saat ini nilai-nilai yang ada dalam Pancasila diberikan


kemudian diterapkan pada seluruh mata pelajaran lain (Kurikulum 2013 revisi).
Dengan hal ini tentu diharapkan akan terwujud penanaman nilai-nilai Pancasila
disetiap pembelajaran yang dilakukan dalam lingkungan sekolah. Nilai karakter
yang diterapkan tentu harus berdasarkan dengan kompetensi dasar yang dijadikan
sebuah tujuan untuk dicapai dalam setiap pembelajaran. Nilai karakter ini tentu
juga dapat dijadikan sebagai dasar pedoman dalam menyikapi isu yang
berkembang di masyarakat jika dilihat dalam sudut pandang Pancasila. Sehingga
dapat menyikapi isu yang berkembang tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang ada
dalam Pancasila, dengan hal ini maka tidak akan menimbulkan dampak buruk
dalam cara menyikapi suatu isu. Dengan hal ini maka kita dapat mengikuti arus
globalisasi namun juga tetap dapat mempertahankan nila-nilai Pancasila agar tetap
mempertahankan budaya Indonesia.

2.4 Relevansi Nilai-Nilai Pancasila dengan Tantangan Zaman

“Ketahanan ideologi Pancasila kembali diuji ketika dunia masuk pada era
globalisasi di mana banyaknya ideologi alternatif merasuki ke dalam segenap
sendi-sendi bangsa melalui media informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh
anak bangsa,” kata Deputi Bidang Pengkajian Strategik Prof. Dr. Ir. Reni
Mayerni, M.P. membuka Focus Group Discussion (FGD) tentang Mencari Bentuk
Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Era Globalisasi bertempat di Ruang
Gatot Kaca, Senin, 9 Maret 2020.

Reni menjelaskan bahwa Pancasila sejatinya merupakan ideologi terbuka,


yakni ideologi yang terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat
bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa. Namun, di sisi lain diharuskan
adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi baru. Apabila Indonesia tidak
cermat, maka masyarakat akan cenderung ikut arus ideologi luar tersebut,
sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah
terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-
hari.
11

Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno Laksono, M.E.,


menjelaskan mengenai tantangan yang dihadapi saat ini. Tantangan pertama
adalah banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi yang mudah
dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti radikalisme, ekstremisme,
konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami penurunan
intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik
pembelajaran Pancasila.

Kemudian tantangan selanjutnya adalah eksklusivisme sosial yang terkait


derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan
politisasi identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA.
Bonus demografi yang akan segera dinikmati Bangsa Indonesia juga menjadi
tantangan tersendiri untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi
muda di tengah arus globalisasi.

Pada kesempatan tersebut Dave juga memberikan rekomendasi


implementasi nilai-nilai Pancasila di era globalisasi. Pertama, dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi yang menarik bagi generasi muda dan
masyarakat. Rekomendasi selanjutnya adalah membumikan nilai-nilai Pancasila
melalui pendidikan dan/atau pembelajaran berkesinambungan yang berkelanjutan
di semua lini dan wilayah. Oleh karena itu, Dave menganggap perlu ada
kurikulum di satuan pendidikan dan perguruan tinggi yaitu Pendidikan Pancasila
dan Pendidikan Kewarganegaraan (P3KN).

Menanggapi pernyataan Dave, Analis Kebijakan Direktorat Sekolah


Menengah Atas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Kemendikbud RI) Dr. Juandanilsyah, S.E., M.A., menjelaskan bahwa Pancasila
saat ini diajarkan dan diperkuat melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKN) dengan penekanan pada teori dan praktik. Tidak dapat
dipungkiri bahwa pengaruh perkembangan global juga berdampak pada anak-
anak.
11

Menurut Juan, Pancasila di masa mendatang akan mempertahankan otoritas


negara dan penegakan hukum serta menjadi pelindung hak-hak dasar warga
negara sebagai manusia. Oleh karena itu, sangat penting untuk menanamkan
kesadaran terhadap potensi bahaya gangguan dari luar yang dapat merusak dan
mengajak
12

siswa untuk mempertahankan identitas bangsa serta meningkatkan ketahanan


mental dan ideologi bangsa.

“Seharusnya representasi sosial tentang Pancasila yang diingat orang adalah


Pancasila ideologi toleransi, Pancasila ideologi pluralisme, dan Pancasila ideologi
multikulturalisme,” kata Pakar Psikologi Politik Universitas Indonesia Prof. Dr.
Hamdi Moeloek.

Representasi sosial tentang Pancasila yang dimaksud adalah kerangka acuan


nilai bernegara dan berbangsa yang menjadi identitas Bangsa Indonesia. Hamdi
menjelaskan bahwa jika Pancasila menjadi acuan, maka implementasi nilai-nilai
Pancasila akan lebih mudah terlihat dalam praktik bernegara, misalnya saat
pengambilan kebijakan-kebijakan politik. Selanjutnya Hamdi menjelaskan bahwa
terlihat Pancasila bisa memberikan solusi di tengah adanya beragam ideologi
seperti sosialis dan liberal serta di tengah usaha politik identitas oleh agama, etnik,
dan kepentingan

Relevansi Pancasila di era modern biasanya mengacu pada pentingnya nilai-


nilai dan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila dalam menghadapi
tantangan dan dinamika yang terjadi dalam masyarakat kontemporer. Pancasila
sebagai dasar negara Republik Indonesia tetap memiliki relevansi yang kuat di era
modern. Pancasila memiliki relevansi penting dalam memandu pembangunan
berkelanjutan di era modern. Prinsip-prinsip Pancasila, seperti keadilan sosial dan
tanggung jawab terhadap alam dan lingkungan hidup, dapat membimbing
kebijakan dan praktik pembangunan yang berkelanjutan dan menjaga
keberlanjutan sumber daya alam.

Relevansi Pancasila di era modern adalah sangat penting dan relevan dalam
menghadapi berbagai tantangan dan dinamika sosial, politik, dan ekonomi yang
terjadi saat ini. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Pancasila tetap relevan di
era modern:
13

1. Identitas Nasional

Pancasila memainkan peran penting dalam membangun identitas nasional


Indonesia. Di tengah globalisasi dan integrasi global, Pancasila membantu
menjaga keunikan dan keberagaman budaya, agama, dan suku bangsa
Indonesia, serta memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan.

2. Pilar-pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Pancasila menyediakan landasan yang kokoh untuk kehidupan berbangsa


dan bernegara di era modern. Nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan sosial,
demokrasi, musyawarah, dan persatuan, tetap relevan dalam membangun
masyarakat yang adil, harmonis, dan berkeadilan.

3. Kesetaraan dan Keadilan

Prinsip keadilan sosial dalam Pancasila tetap relevan di era modern yang
ditandai dengan ketimpangan sosial dan ekonomi yang meningkat.
Pancasila mendorong upaya untuk mengatasi kesenjangan, memberikan
kesempatan yang sama bagi semua warga negara, dan mencapai
pembangunan yang inklusif.

4. Harmoni dan Kerukunan Antaragama

Pancasila mendorong kerukunan dan toleransi antaragama di tengah


masyarakat yang semakin multikultural. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
dalam Pancasila menjembatani hubungan harmonis antara berbagai agama
dan meyakinkan kebebasan beragama bagi semua warga negara.

5. Kepemimpinan yang Berkepribadian

Pancasila memberikan pedoman untuk kepemimpinan yang adil,


berkepribadian, dan berintegritas di era modern. Prinsip-prinsip Pancasila
membantu membentuk pemimpin yang bertanggung jawab, memperhatikan
kepentingan umum, dan bekerja untuk kesejahteraan rakyat.
2.5 Pentingnya Pendidikan Pancasila dalam Membentuk Kepemimpinan
yang Berkualitas

Pancasila merupakan inti dari karakter bangsa Indonesia. Pancasila dapat


disebut sebagai reduksi nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila
merupakan norma dasar dan dasar negara Indonesia. Pancasila merupakan sebuah
konsepsi dan cita-cita bangsa Indonesia. Soekarno (1989:64) mengemukakan arus
sejarah memperlihatkan dengan nyata bahwa semua bangsa memerlukan suatu
konsepsi dan cita-cita, jika mereka tidak memilikinya atau jika konsepsi dan
citacita itu menjadi kabur dan usang, maka bangsa itu
adalah dalam bahaya. Pentingnya cita-cita ideal sebagai landasan moralitas bagi
kebesaran
bangsa.

Kepemimpinan Pancasila berarti kepemimpinan yang mengacu kepada sila-


sila Pancasila. Seorang pemimpin berbagai level dan bidang harus mengacu
kepada sila-sila Pancasila. Seorang pemimpin yang berjiwa Pancasila selalu
berupaya menerapkan fungsi kepemimpinannya dengan berlandaskan pada nilai-
nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila yang diterapkan oleh seorang pemimpin,
pada nantinya akan diinternalisasi kepada segenap bawahannya. Nilai-nilai
Pancasila menjadi parameter dalam berperilaku setiap warga negara. Nilai-nilai
Pancasila menjadi seperangkat moral dan etika bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (2013:vi) menyatakan
bahwa nilai-nilai Pancasila dari segi implementasi terdiri atas: (1) nilai dasar; (2)
nilai instrumental; dan (3) nilai praksis.

Nilai dasar terdiri atas nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan
yang adil dan beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai instrumental merupakan
penjelasan dari nilai dasar, dengan kata lain semua perangkat perundang-
undangan haruslah merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila yang

14
terdapat pada pembukaan dan batang tubuh Undang-undang Dasar 1945. Para
penyusun

24
15

peraturan perundang-undangan (legal drafter) di lembaga-lembaga legislatif,


eksekutif, dan yudikatif dari tingkat pusat hingga daerah adalah orang-orang yang
bertugas melaksanakan penjabaran nilai dasar Pancasila menjadi nilai-nilai
instrumental. Jika seluruh warga bangsa taat asas pada nilai-nilai instrumental,
taat pada semua peraturan perundang-undangan yang betul-betul merupakan
penjabaran dari nilai dasar Pancasila, maka sesungguhnya nilai praksis Pancasila
telah wujud pada amaliyah setiap warga.

Jika mengacu pada sila-sila Pancasila, maka seorang pemimpin yang


berlandaskan Pancasila harus menerapkan sila-sila Pancasila. Hal senada juga
dikemukakan oleh Tandiasa (2015) yang menyatakan kepemimpinan Pancasila
adalah kepemimpinan yang membawa masyarakat dalam kesadaran
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945. Kepemimpinan Pancasila berpedoman pada nilai-nilai
Pancasila dan merupakan kriteria sosok pemimpin bangsa Indonesia. Hal ini
dipertegas oleh Sutrisno (2013:4) yang berpendapat bahwa setiap bangsa harus
mampu menentukan sendiri kriteria sosok pemimpinnya, agar bangsa tersebut
mampu mengembangkan dan mencapai tujuannya secara berkelanjutan. Kriteria
sosok pemimpin nasional, haruslah ditetapkan berdasarkan undang-undang,
sehingga dapat ditampilkan sosok pemimpin yang tepat sesuai harapan
masyarakat luas di dalam mencapai
cita-cita masyarakat adil dan makmur.

Indonesia sebagai negara yang berdasarkan Pancasila, sudah seharusnyalah


kriteria tersebut merupakan penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk karakter
seseorang. Untuk itu, menurut Sutrisno (2013:6) seorang pemimpin yang ideal
diharapkan memenuhi kriteria: (1) seorang yang takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa; (2) seorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan
beradab; (3) seorang yang memiliki rasa persatuan Indonesia yang tinggi tanpa
membedakan seseorang berdasarkan kepentingan tertentu; (4) seorang yang
mampu mengembangkan semangat musyawarah/mufakat secara baik demi
kepentingan bangsa dan negara; dan (5) seorang yang mampu mengembangkan
15

pembangunan nasional untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat


Indonesia.
16

Nilai-nilai Pancasila sesungguhnya harus menjadi landasan kehidupan


berbangsa dan bernegara, untuk bisa menjadi instrumen menangkal krisis yang
bersifat multidimensional. Mengembalikan Pancasila sebagai landasan hidup
harus dimulai dari kepemimpinan yang bisa memberi dan menjadi contoh untuk
membuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila masih sangat relevan, yaitu
kepemimpinan yang betul-betul dipercaya oleh masyarakat. Purnama (2010)
menyatakan hanya kepemimpinan yang bersih, transparan, dan profesional yang
bisa dipercaya masyarakat. Sehingga dengan demikian untuk mengembalikan
Pancasila sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara, dibutuhkan
kepemimpinan yang bersih, transparan, dan profesional. Pancasila seringkali
dianggap sekedar wacana, nilai-nilanya tidak termanifestasikan secara nyata
dalam kehidupan, dan tidak bisa jadi solusi bangsa.

Pancasila sering dianggap sebagai bagian dari masalah, karena dianggap


sebagai instrumen dari Orde Baru untuk memanipulasi dan menindas rakyat.
Namun di sisi lain, rakyat sudah tidak percaya siapapun, terutama yang sudah
berkuasa dan jadi pemimpin, karena mereka dianggap sudah gagal memenuhi janji
proklamasi dan tidak perduli kepada rakyat. Ketika para pemimpin ini bicara soal
Pancasila, rakyat semakin antipati terhadap Pancasila itu sendiri. Hanya dengan
kepemimpinan yang betul-betul bersih, transparan, dan
profesional, nilai-nilai luhur Pancasila bisa betul-betul menjadi landasan hidup
yang nyata
dan membawa kesejahteraan bagi bangsa dan negara. Azra (2008) menegaskan
berbagai upaya perlu dilakukan guna mengembangkan relevansi Pancasila sebagai
dasar wawasan kebangsaan dan identitas nasional Indonesia di tengah berbagai
tantangan yang dihadapi negara-bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Dalam makalah ini, kita telah menjelajahi urgensi pendidikan Pancasila


berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Pemahaman nilai-nilai Pancasila
memiliki peran sentral dalam membentuk karakter dan identitas nasional
Indonesia. Pendidikan Pancasila bukan hanya tentang pengajaran konsep filosofis,
tetapi juga tentang menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan Pancasila berperan signifikan dalam membentuk karakter


bangsa melalui penanaman nilai-nilai seperti gotong royong, keadilan sosial, dan
persatuan. Hal ini tidak hanya berpengaruh pada tingkat individu, tetapi juga pada
tingkat masyarakat secara keseluruhan. Pendidikan karakter yang dilandaskan
pada nilai-nilai Pancasila memiliki potensi untuk menghasilkan generasi yang
berkualitas, memiliki integritas, dan berkontribusi positif dalam pembangunan
bangsa.

Relevansi nilai-nilai Pancasila dengan tantangan zaman menekankan


perlunya adaptasi, namun juga menegaskan bahwa inti dari nilai-nilai tersebut
tetap relevan dan berharga dalam menghadapi dinamika global. Pendidikan
Pancasila juga memiliki dampak yang besar terhadap pembentukan
kepemimpinan berkualitas, dengan memberikan dasar moral dan etika yang kuat
bagi calon pemimpin.

3.1 Saran

Diharapkan penguatan dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di dalam


kurikulum pendidikan formal. Dengan demikian hal ini dapat dicapai dengan
meningkatkan peran dan kejelasan mata pelajaran Pancasila, sekaligus
memberikan

17
18

pelatihan yang lebih intensif kepada guru agar mereka dapat lebih efektif
mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam pembelajaran sehari-hari.

Selain itu, penelitian dan evaluasi berkala juga perlu diperkuat untuk
memastikan bahwa metode dan materi pembelajaran Pancasila sesuai dengan
tujuan dan efektif dalam membentuk karakter dan identitas nasional. Hal ini akan
membantu dalam terus meningkatkan kualitas pendidikan Pancasila.

Selanjutnya, penggunaan teknologi pendidikan dapat ditingkatkan untuk


membuat pembelajaran lebih menarik dan relevan bagi generasi muda. Integrasi
media sosial dan platform daring dapat digunakan untuk menyebarkan informasi
positif seputar nilai-nilai Pancasila.

Terakhir, kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan


masyarakat sangat penting. Melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan
keputusan dan implementasi kebijakan pendidikan Pancasila dapat menciptakan
dukungan yang lebih luas dan berkelanjutan. Melalui langkah-langkah ini,
diharapkan pendidikan Pancasila akan terus menjadi pondasi yang kuat dalam
membentuk karakter, identitas nasional, dan kepemimpinan berkualitas di
kalangan generasi mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

A, Sekar. “URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA.” Sunshine, 26 Nov. 2017,


karrse.wordpress.com/2017/11/26/urgensi-pendidikan-pancasila/.
Accessed 8 Oct. 2023.

Dwi, Anugrah. “Relevansi Pancasila Di Era Modern.” Fakultas Keguruan Dan


Ilmu Pendidikan, 19 July 2023, fkip.umsu.ac.id/2023/07/19/relevansi-
pancasila-di-era-modern/. Accessed 8 Oct. 2023.

Fara Dimarta, Ayura . " NILAI-NILAI PANCASILA ". 13 June 2020.

Gunawan, Imam. MEREVITALISASI KEPEMIMPINAN PANCASILA


DALAM BIDANG PENDIDIKAN.

Iqipedia, Admin. “Esennsi Urgensi Pendidikan Pancasila Dalam Masa Depan.”


Iqipedia, 25 Jan. 2022, iqipedia.com/2022/01/25/esensi-dan-urgensi-
pendidikan-pancasila-untuk-masa-depan/.

Kompasiana.com. “Urgensi Pendidikan Pancasila Bagi Generasi Milenial Di


Tengah Perkembangan Teknologi Dan Arus Globalisasi.” KOMPASIANA,
15 Nov. 2021,
www.kompasiana.com/aldi45717/61927607c26b770727103f13/urgensi-
pendidikan-pancasila-bagi-generasi-milenial-di-tengah-perkembangan-
teknologi-serta-arus-globalisasi. Accessed 8 Oct. 2023.

Lestari, Silvia Oktaviana, and Heri Kurnia. “Peran Pendidikan Pancasila Dalam
Pembentukan Karakter.” Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan
Pancasila Dan Kewarganegaraan, vol. 5, no. 1, 14 Feb. 2022, p. 25,
https://doi.org/10.12928/citizenship.v5i2.23179.

19
20

Nugraha, Duden Nugraha. Duden Nugraha, 2019 IMPLEMENTASI PEMBINAAN


NILAI-NILAI PANCASILA DI ASRAMA BINA SISWA SMA plus
CISARUA PROVINSI JAWA BARAT. 2019.

Permatasari, C. Hildamona. “Pancasila Di Tengah Era Globalisasi.”


Www.lemhannas.go.id, 9 Mar. 2020,
www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-
tengah-era-globalisasi.

Yuwono, Harto Trihadi. “MAKALAH IMPLEMENTASI NILAI-NILAI


PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT.”
Www.academia.edu, 2020,
www.academia.edu/41938450/MAKALAH_IMPLEMENTASI_NILAI_N
ILAI_PANCASILA_DALAM_KEHIDUPAN_BERMASYARAKAT.
Accessed 8 Oct. 2023.

Anda mungkin juga menyukai