Disusun Oleh :
KELOMPOK 12
ANGGOTA:
SATRIA PINANDITA 19512215
MUHAMMAD ZUS’AN ARIENTAKA 19512222
INAYA JAYA PRAMESVARA 19512235
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menjadi lebih dekat dengan-Nya dalam keadaan sehat
wal afiat. Shalawat serta salam tidak lupa haturkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad
SAW. Karena berkat bimbingan beliau kita dapat menikmati indahnya Islam serta membawa
kita dari alam yang gelap menuju alam yang terang benderang.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas tentang “Keteladanan Pendiri UII dan
Tokohnya” karena sebagai manusia yang tidak sempurna, hendaknya kita berkaca pada orang
lain serta mengambil pelajaran positif terhadap perjalanan hidup mereka baik itu mengenai
dunia maupun akhirat. Sehingga dapat menjadikan pelajaran untuk diri sendiri dan
memberikan pelajaran kepada orang lain.
Dengan makalah yang singkat ini, penulis mengharapkan agar dapat menambah
wawasan serta diambil pelajarannya bagi para pembaca. Kritik dan saran membangun kami
terima demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami haturkan banyak terima kasih.
TIM PENYUSUN
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1. LATAR BELAKANG..............................................................................................................4
2. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................4
3. TUJUAN...................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
1. SEJARAH SINGKAT UII......................................................................................................6
2. TOKOH DAN KETELADANAN PENDIRI UII..................................................................7
1.1 Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta.............................................................................7
1.2 Mohammad Natsir...........................................................................................................8
1.3 K.H. A. Wachid Hasjim...................................................................................................9
1.4 Prof. K.H. A. Kahar Moezakir......................................................................................10
1.5 Mohammad Roem..........................................................................................................10
3. KETELADANAN TOKOH KONTEMPORER UII...........................................................11
1.1 Prof. K.H.R. Muhammad Adnan..................................................................................11
1.2 Prof. Dr. Sardjito...........................................................................................................12
1.3 H. GBPH. Prabuningrat................................................................................................13
1.4 Prof. Dr. H. Zanzawi Soejoeti, M. Sc............................................................................14
1.5 Dr. Sukiman Wirjosandjojo..........................................................................................15
1.6 KH. Mas Mansur...........................................................................................................15
1.7 Prof. Dr. Ace Partadiredja............................................................................................16
1.8 Prof. Mr. H. Muhammad Yamin, S.H,.........................................................................17
1.9 Ki Bagoes Hadikoesoemo..............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
3. TUJUAN
PEMBAHASAN
Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta (populer sebagai Bung Hatta; lahir
dengan nama Mohammad Athar di Fort de Kock, Hindia Belanda, 12 Agustus 1902 –
meninggal di Jakarta, 14 Maret 1980 pada umur 77 tahun) adalah negarawan dan
ekonom Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama.
Mohammad Hatta lahir dari pasangan Muhammad Djamil dan Siti Saleha
yang berasal dari Minangkabau. Ayahnya merupakan seorang keturunan ulama
tarekat di Batuhampar, dekat Payakumbuh, Sumatera Barat dan ibunya berasal dari
keluarga pedagang di Bukittinggi. Ia lahir dengan nama Muhammad Athar pada
tanggal 12 Agustus 1902. Namanya, Athar berasal dari bahasa Arab, yang berarti
"harum". Athar lahir sebagai anak kedua, setelah Rafiah yang lahir pada tahun 1900.
Sejak kecil, ia telah dididik dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang taat
melaksanakan ajaran agama Islam. Kakeknya dari pihak ayah, Abdurrahman
Batuhampar dikenal sebagai ulama pendiri Surau Batuhampar, sedikit dari surau yang
bertahan pasca-Perang Padri. Sementara itu, ibunya berasal dari keturunan pedagang.
Beberapa orang mamaknya adalah pengusaha besar di Jakarta.
Prof. KH. Abdoel Kahar Moezakir atau ejaan baru Abdul Kahar Muzakir,
(lahir di Gading, Playen, Gunung Kidul, Yogyakarta, 16 April 1907 – meninggal di
Yogyakarta, 2 Desember 1973 pada umur 66 tahun) adalah Rektor Magnificus yang
dipilih Universitas Islam Indonesia untuk pertama kali dengan nama STI selama 2
periode 1945—1948 dan 1948—1960. Ia adalah anggota BPUPKI (Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Setelah masa kolonial, perhatian Abdul Kahar lebih berkonsentrasi kepada usaha
memajukan pendidikan (tinggi) Islam. Ia begitu besar andilnya dalam pendirian
Sekolah Tinggi Islam (STI), ketika menjelang berakhirnya masa pendudukan Jepang.
Ia pula yang akhirnya bersama Moh. Hatta memimpin lembaga pendidikan ini.
Ketika itu Hatta sebagai direktur Badan Usahanya, dan ia sendiri merupakan
rektor pertamanya. Pada tahun 1946, STI dipindahkan ke Yogyakarta. Yang
kemudian berganti nama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII), tepatnya pada
tanggal 10 Maret 1948. Selain itu, beliau juga pernah ikut berpartisipasi mendirikan
Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri Yogyakarta, yang sekarang dikenal sebagai
IAIN Sunan Kalijaga itu.
Bagi UII, ia mempunyai arti amat penting. Selain memang ia sendiri termasuk
pendirinya, Prof. Abdul Kahar Muzakkir merupakan orang pertama dan terlama yang
pernah memegang jabatan rektor yang dipegangnya selama tak kurang dari 15 tahun
selama 2 periode.
Muhammad Adnan, lahir pada hari kamis Kliwon tanggal 6 Ramadhan 1818
bertepatan dengan tanggal 16 Mei 1889, di dalam rumah "pengulon" (tempat
kediaman Penghulu) di kampung Kauman, tengah-tengah kota Surakarta, Jawa
Tengah. Nama lain Muhammad Adnan pada waktu kecil adalah Muhammad
Shauman. Orang tuanya Muhammad Adnan adalah almarhum Kanjeng Raden
Penghulu Tafsir Anom V (lima), seorang ulama bangsawan sebagai abdi dalem
(pegawai) keraton Surakarta. Penghulu Tafsir Anom V (lima) dilahirkan pada hari
Rabu, 17 Rabiul Awal tahun Jimakir 1786 Jawa 1854 M dan wafat pada tanggal 21
september 1933, dalam usia 79 tahun.
Muhammad Adnan pertama kali mengenal huruf-huruf Al-Qur'an (huruf
Arab) melalui ayahnya sendiri Tafsir Anom V. Waktu itu belum banyak sekolah yang
didirikan, apalagi sekolah yang memberikan baca tulis huruf Al-Qur'an. Sedangkan
sekolah Rakyat baik yang dinamakan Volksschool (sekolah desa) maupun HIS
(Hollands Inlandse School) bisa dihitung dengan jari. Pengetahuan menulis dan
membaca Jawa di peroleh di sekolah partikelir di Solo. Sedangkan pengetahuan baca
tulis huruf latin dan pengetahuan umum lainnya mula-mula diperoleh dengan belajar
secara pribadi dengan mengundang guru di rumahnya. Dengan memperhatikan bahwa
ayah Muhammad Adnan adalah seorang kanjeng raden penghulu Tafsir Anom V
(lima), seorang ulama bangsawan sebagai abdi dalem (pegawai) keraton Surakarta
maka tidak mengherankan jika darah perjuangan mengalir kepadanya.
Dengan dukungan pendidikannya tentang agama, baik di lingkungan keluarga
maupun di pesantren, sehingga dapat membentuk jiwanya dengan nilai-nilai agama di
kemudian hari, menjadikannya sebagai seorang pejuang untuk nusa, bangsa dan
agama. Tetapi kemudian Adnan berkesempatan juga memperoleh pendidikan formal
di sekolah rakyat, dan sesudah berdiri Madrasah Manba'ul Ulum, diapun belajar
disana sampai selesai. Selain di Madrasah Manbaul Ulum, pada usia 13 tahun
Muhammad Adnan juga belajar dan memperdalam ilmu agama Islam di berbagai
pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Antara lain, pesantren “Mojosari”
Nganjuk pada Kyai Zainuddin, pesantren “Mangunsari” pada Kyai Imam Bukhari,
pesantren “Tremas” Pacitan pada Kyai Dimyati Abdullah, lalu kembali ke Surakarta
berguru kepada Kiai Idris di Pondok Jamsaren. Pondok Jamsaren ketika itu
merupakan pesantren yang besar dan terkenal, dengan kiainya yang masyhur, dan
yang juga mendapat simpati dari Sri Susuhunan. Di Pondok Jamsaren Muhammad
Adnan mempelajari sampai hafal kitab nahwu Alfiyah, karya Ibnu Malik. Alfiah
adalah kitab gramatika bahasa Arab yang ditulis dalam bentuk puisi yang terdiri dari
1.000 bait.
Pada tahun 1951 Mohammad Adnan mempelopori berdirinya ”Al Djami’atul
Islamiyah” Perguruan Tinggi Islam Indonesia (PTII) di Surakarta bersama KH. Imam
Ghozali dan KH. As’at. Selanjutnya PTII Solo ini digabung dengan UII Yogyakarta
dan dikenal kemudian dengan nama UII cabang Solo. Pada tahun ini pula ia diangkat
sebagai Dewan Kurator/Pengawas serta diangkat sebagai Guru Besar tidak tetap pada
Fakultas Hukum PTII. Tahun 1950 ketika Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri
(PTAIN) diresmikan diberi kepercayaan menjadi ketuanya sampai perguruan tinggi
itu menjadi IAIN (1960), selain itu ia juga diangkat menjadi guru besar dalam bidang
fiqh ia juga menjadi dosen luar biasa di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta
1.2 Prof. Dr. Sardjito
Sardjito merupakan putra dari seorang guru bernama Sajit. Sardjito lahir pada
tanggal 13 Agustus 1889 di Desa Purwodadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Pada
tahun 1907 Sardjito menyelesaikan pendidikan formalnya di Sekolah Belanda
Lumajang. Setelah itu, Sardjito melanjutkan pendidikan di STOVIA (School tot
Opleiding voor Indische Artsen), Jakarta, dan berhasil Lulus pada tahun 1915. Lulus
dari Stovia, ia bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Jakarta selama kurang satu
tahun, lalu pindah ke Institut Pasteur Bandung sampai tahun 1920. Jiwa Sardjito
sebagai seorang peneliti berkembang ketika ia mengikuti tim penelitian khusus di
influenza di Institut Pasteur. Pada waktu itu, influenza menjadi momok bagi
masyarakat. Beliau juga merupakan penemu dari Biskuit Sardjito yang menjadi
makanan dan vitamin bagi tentara Indonesia di Perang Dunia II. Beliau juga
mendirikan pos-pos kesehatan bagi tentara yang sedang berjuang.
Selain memiliki rekam jejak pendidikan yang cemerlang, Sardjito juga aktif di
dalam organisasi dan perhimpunan mahasiswa. Dia pernah didaulat menjadi Ketua
Budi Utomo Cabang Jakarta. Kecintaannya pada dunia pendidikan nampak saat tahun
Proklamasi 1945. Belanda dan sekutu yang masih belum menyerah, menyerbu
beberapa daerah di Indonesia.
Sebelum terpilih sebagai Rektor UII periode 1990-1993, Zanzawi terlebih dulu
diangkat menjadi anggota Presidium yang menyelenggarakan tugas-tugas kerektoran
di UII antara bulan November hingga Desember 1989 bersama Prof. H. Zaini Dahlan,
M.A. (ketua) dan Dr. Ahmad Syafi’i Ma’arif.
Selama menjadi rektor, titik berat program Zanzawi adalah pembangunan
bidang akademik tanpa mengesampingkan penataan bidang administrasi. Hal ini
terlihat dari semakin dimantapkannya penyelenggaraan program studi lanjut bagi
dosen-dosen (karyasiswa), pemantapan kurikulum, serta perhatiannya pada rasio
dosen-mahasiswa.
Dr. Sukiman Wirjosandjojo merupakan salah satu tokoh yang terlibat langsung
dalam rapat Masyumi yang salah satu isinya tentang rencana pendirian STI. Nama
beliau diabadikan menjadi nama gedung Fakultas Psikologi & Ilmu Sosial Budaya
dan Fakultas Kedokteran untuk menghargai jasa beliau.
Prof. Dr. H. Ace Partadiredja atau juga ditulis sebagai Atje Partadiredja (lahir
di Garut, 20 September 1935 – meninggal di Yogyakarta, 6 Desember 2002 pada
umur 67 tahun) adalah seorang ahli ekonomi dari Universitas Gadjah Mada yang juga
pernah menjabat Rektor Universitas Islam Indonesia periode 1983-1989.
Sebelum diangkat menjadi rektor, Ace adalah dosen Fakultas Ekonomi UGM
yang juga mengajar di Fakultas Ekonomi UII. Setelah rektor UII GBPH Prabuningrat
meninggal dunia di awal masa jabatannya pada 1982, Ace yang menjabat Pembantu
Rektor I (Bidang Akademik) diangkat jadi pengganti terhitung sejak 21 April 1983.
Sebagai rektor, Ace antaranya berperan besar dalam pembangunan kampus terpadu
UII di Bonjotan, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman. Pada masa kepemimpinannya,
Ace juga menggalakkan pemberian beasiswa dengan menggandeng pelbagai
organisasi seperti Bank Niaga dan Departemen Pekerjaan Umum.
Setelah menyelesaikan masa jabatan pertama pada 1985, Ace kembali dipilih
menjadi rektor. Di masa jabatan kedua ini, Ace antaranya mengambil kebijakan yang
memperbolehkan calon mahasiswa untuk mendaftar di lebih dari satu fakultas. Ia juga
mewajibkan kuliah kerja nyata untuk mahasiswa fakultas Syariah Tarbiyah dan
fakultas Teknik.
Sejak Juni 1989, Ace mulai menjadi Visiting Professor (Tan Chin Tuan
Chair) di National University of Singapore dan kepemimpinan rektorat diserahkan ke
pembantu rektor. Absennya Ace bagaimanapun memantik demonstrasi mahasiswa
yang kemudian berujung bentrok antar kelompok mahasiswa yang berakibat pada
tewasnya dua orang mahasiswa pada awal November 1989. Tak berselang lama Ace
mengembalikan mandatnya sebagai rektor. Sebuah presidium yang diketuai Prof. H.
Zaini Dahlan, M.A. dan beranggotakan Prof. Dr. H. Zanzawi Soejoeti, M.Sc. serta Dr.
Ahmad Syafi’i Ma’arif kemudian dilantik untuk merampungkan jabatan Ace.
Namanya diabadikan sebagai nama gedung Fakultas Bisnis dan Ekonomika.
PENUTUP
Sekolah Tinggi Islam atau yang saat ini disebut UII merupakan universitas tertua di
Indonesia. UII memiliki perjalanan yang sangat panjang dalam merintis sebuah perguruan
tinggi hingga saat ini menjadi salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. dalam
perjalanannya, UII memiliki banyak pemikir-pemikir Islam yang memiliki tujuan mulia
dalam dunia pendidikan.
Tokoh-tokoh pendiri UII dan juga tokoh kontemporer UII merupakan orang-orang
yang memberikan berbagai contoh keteladanan baik untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Nama-nama tersebut adalah Dr. (H.C.) Drs. H. Mohammad Hatta, Mohammad
Natsir, K.H. A. Wachid Hasjim, Prof. K.H. A. Kahar Moezakir, Mohammad Roem. Mereka
adalah yang tercatat sebagai pendiri STI/UII. Terdapat juga tokoh-tokoh yang menjadi rektor
UII dari masa ke masa dan juga tokoh-tokoh yang berperan untuk kemajuan UII. Seperti,
Prof. Dr. Sardjito, H. GBPH. Prabuningrat, Prof. K.H.R. Muhammad Adnan, Prof. Dr. H.
Zanzawi Soejoeti, M.Sc. , Dr. Sukiman Wirjosandjojo, K.H Mas Mansur, Prof. Dr. Ace
Partadiredja, Prof. Mr. H Mohammad Yamin, S.H, Ki Bagoes Hadikoesoemo.
Nama-nama tersebut sangat dihargai dan kemudian diabadikan sebagai nama gedung
pada setiap fakultas di UII. Mereka memberikan berbagai sifat dan sikap yang dapat menjadi
teladan untuk kita. Kedisiplinan, kegigihan, cerdas, dan lain-lain. Sepatutnya kita sebagai
generasi Ulil Albab dapat meniru para pemikir-pemikir Islam pada masa itu.
DAFTAR PUSTAKA
● https://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Adnan
● https://id.wikipedia.org/wiki/Abdoel_Kahar_Moezakir
● https://id.wikipedia.org/wiki/Mohamad_Roem
● https://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Natsir
● https://id.wikipedia.org/wiki/Wahid_Hasjim
● https://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Hatta
● https://id.wikipedia.org/wiki/Zanzawi_Soejoeti
● https://id.wikipedia.org/wiki/Prabuningrat
● https://www.liputan6.com/news/read/4106383/profil-prof-dr-m-sardjito-
penerima-gelar-pahlawan-nasional
● https://id.wikipedia.org/wiki/Soekiman_Wirjosandjojo
● https://id.wikipedia.org/wiki/Mas_Mansoer
● https://id.wikipedia.org/wiki/Ace_Partadiredja
● https://id.wikipedia.org/wiki/Mohammad_Yamin