AKHLAK AL-HAUDH
(TELAGA)
Tugas ini diajukan untuk memenuhi tugas Aqidah Akhlak
Dosen Pengampu : Bapak Mu’tasim Lidinillah, Lc. M.si
Disusun Oleh :
Kelompok
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji dan syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat, rahmat serta
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda
besar Nabi Muhammad SAW.
Dengan selesainya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik
isi maupun teknik cara pembuatannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, agar makalah ini dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
pembaca.Penyusun mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1
1.2 Rumusan Masalah
1
1.3 Tujuan Perumusan Masalah
1
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHAS
AN
2.1 Pengertian Al-Haudh (Telaga)
2
2.2 Gambaran Al-Haudh (Telaga)
2
2.3 Golongan Yang Ditolak Al-Haudh (Telaga)
3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
17
3.2 Saran
ii
17
DAFTAR PUSTAKA
iii
LAMPIRAN – LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULU
AN
1.4 Manfaat
Setelah membaca dan mempelajari tentang Al-Haudh semoga
1
penulis dan juga pembaca menjadi lebih faham dan mengerti seperti
2
apakah Al-Haudh, dan menjadikannya sebagai acuan untuk berlaku
taat kepada Allah SWT dan juga Rasul-rasulnya.
3
BAB II
PEMBAHAS
AN
4
Kami telah memberimu (Muhammad) Al Kautsar, Maka laksanakanlah
shalat karena Tuhanmu, dan
5
berkurbanlah, Sungguh orang-orang yang membencimu dialah yang
terputus (dari rahmat Allah).” (Qs. Al Kautsar: 1-3) Kemudian Beliau
bersabda, “Tahukah kamu apa Al Kautsar?” Kami menjawab, “Allah dan
Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya ia adalah sungai
yang dijanjikan Tuhanku ‘Azza wa Jalla kepadaku, di atasnya terdapat
kebaikan yang banyak; yaitu telaga yang akan didatangi umatku pada
hari Kiamat, bejananya sejumlah bintang (di langit), lalu ada seorang
hamba yang ditarik darinya, maka aku pun berkata, “Yaa Rabbi,
sesunggunya ia termasuk umatku.” Allah berfirman, “Engkau tidak
mengetahui apa yang mereka perbuat setelahmu.” Ibnu Hujr
–salah seorang rawi- menambahkan dalam haditsnya, “(Rasulullah
SAW) berada di antara kami di masjid (HR. Muslim).
Hadits tentang telaga kautsar ini berkaitan dengan turunnya
surat Al-Kautsar. Menurut Syaikh Abdurrahman bin Nashir bin As-Sa’di
dalam Taisir al-Karim fi Tafsir Kalam al-Manan, menjelaskan bahwa
“Allah SWT berfirman kepada Nabi-Nya memberikan nikmat kepadanya,
“Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.”
Yakni kebaikan yang banyak dan karunia yang melimpah yang di
antaranya adalah apa yang Allah berikan kepada Nabi SAW pada hari
Kiamat berupa sungai yang disebut dengan Al Kautsar, dan telaga yang
panjangnya selama sebulan, lebarnya selama sebulan, airnya lebih putih
daripada susu, lebih manis daripada madu, bejananya seperti bintang-
bintang di langit karena banyak dan bersinarnya. Barang siapa yang
meminumnya, maka dia tidak akan haus setelahnya selama-lamanya.
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shahih
Muslim Bab Hujjatu Man Qala al-Basmalah nomor 921. Juga
diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunan Abu Dawud Bab Fi al-
Haudh, nomor 4749.
8
disebutkan dalam hadits ini (yang diusir dari telaga Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam).
9
BAB IV
PENUT
UP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Untuk penulis dan pembaca diharapkan dapat mencari referensi
lain dan ilmu lebih mengenai Al-Haudh ini dan menjadikannya acuan
untuk tetap berbuat kebaikan dan ketaatan pada Allah SWT dan juga
kepada Rasul-rasulnya.
1
DAFTAR
PUSTAKA