Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Al-Haudh (Telaga) Para Nabi; Bentuk, Tempat,

Luas dan Sumber Airnya

Telaga ( Ilustrasi ).
Lafadz al-Haudh ( ) secara bahasa (etomologi) adalah jamu (kumpulan).
dikatakan artinya menghimpun (mengumpulkan) air. Kata haudh
juga digunakan untuk tempat berkumpulnya air. Secara istilah syari (terminologi), alhaudh maknanya telaga air yang turun dari sungai surga pada hari Kiamat di Mauqif
(Padang mahsyar) yang diperuntukkan bagi Nabi saw. sebagaiamana yang ditunjukkan
oleh Hadits-hadits mutawattir dan berdasarkan kesepakatan ulama Ahlus-Sunnah wal
Jamaah.
Telaga Nabi saw.
Rasulullah saw.bersabda:
( Innii farathukum 'alal haudh). Artinya: Sesungguhnya aku telah
mendahului kalian menuju al haudh....[1].
Setiap Nabi memiliki telaga. Namun telaga Nabi Muhammad saw. adalah yang paling
besar, paling mulia, dan paling indah. Hal ini berdasarkan sabda Nabi saw.:

Sesungguhnya setiap Nabi memiliki al-haudh (telaga), mereka membanggakan diri,


siapa diantara mereka yang paling banyak peminumnya (pengikutnya). Dan aku
berharap, akulah yang paling banyak pengikutnya. [2].
Telaga yang diperuntukkan bagi Rasulullah saw. airnya lebih putih daripada susu, lebih
manis dari madu, lebih harum daripada minyak kesturi, panjang dan lebarnya sejauh
perjalanan sebulan, bejana-bejananya seindah dan sebanyak bintang di langit. Maka
kaum Mukminin dari ummat beliau akan meminum seteguk air dari haudh (telaga) ini,
maka ia tidak akan merasa haus lagi setelah itu selamanya. [3]
Nabi saw. bersabda:
Telagaku (panjang dan lebarnya) satu bulan perjalanan, airnya lebih putih daripada
susu, aromanya lebih harum daripada kesturi, berjananya sebanyak bintang di langit,
siapa yang minum darinya, ia tidak akan merasa haus selamanya. [4].

Pengetahuan Tentang al-Haudh


1. Dari sisi bentuknya, ukurannya
Di dalam riwayat-riwayat hadits disebutkan bahwa Telaga (Al Haudh) itu
berbentuk segi empat (murobba). Panjang sisi-sisinya sama. Hal itu adalah
sebagaimana dalam Hadits

Artinya: Telagaku itu
,

sejarak satu bulan, tepi-tepinya juga sejarak itu.[5]. Yang dimaksudkan Hadits
tersebut menurut penjelasan para Ulama Ahlus Sunnah adalah bahwa panjang
sisi telaga itu adalah sejarak perjalanan dengan onta ( Yang bisa dihitung
secara kasar, bila onta berjalan 1 jam bisa menempuh rata-rata 5 Km, dan setiap
hari onta berjalan selama 10 jam, maka setiap hari onta tersebut bisa menempuh
jarak 50 Km. Dalam sebulan kira-kira bisa menempuh 30 X 50 Km = 1.500 Km.
Jadi kira-kira panjang Telaga Rasuulullah adalah sekitar 1.500
Km dan lebarnya adalah sama dengan panjangnya pen.).
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa panjang sisi-sisi Telaga Rasuulullah
sama dengan jarak dari Makkah ke Baitul Maqdis. bahwa Nabi
bersabda




Artinya: Sesungguhnya panjang telagaku antara Makkah ke Baitul Maqdis. Lebih
putih dari susu. Bejananya sebanyak bilangan bintang di langit. Sungguh aku
diantara para Nabi yang paling banyak pengikutnya di hari Kiamat.[6]. Dan
dalam kenyataannya setelah dihitung ukuran jarak antara Madinah sampai Baitul
Maqdis adalah berjarak sekitar 1.500 Km.
Kemudian dalam Hadits yang lain juga dikatakan bahwa panjang Telaga
Rasuulullah itu adalah sama dengan jarak antara Madinah
sampai Oman (kira-kira 1.500 Km). Atau sejauh antara Madinah dengan Shona
(Yaman). Bahwa Rasulullah bersabda:

Artinya: Sesungguhnya ukuran telagaku sebagaimana dari Ailah (Palestina) dan


Shona (Yaman). Padanya terdapat bejana sebanyak bilangan bintang di
langit.[7].
2. Tempat Telaga (Al Haudh) berada
Tempat Al Haudh adalah berada di atas bumi yang telah ditukar ( jadi bukan
diatas bumi yang kita diami di dunia ini pen.). Sesuai dengan QS. Ibrahim (14)
ayat 48 bahwa hari itu hamparan tanahnya sudah diganti oleh Allah dengan
hamparan yang baru, sesuai dengan keadaan Hari Kiamat (di Padang Mahsyar),
Telaga (Al Haudh) itu akan berada di atas permukaan tanah yang berbeda
dengan permukaan bumi yang kita diami sekarang.
Perhatikanlah firman Allah dalam QS. Ibrahim (14) ayat 48 berikut
ini:




Artinya: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan
(demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul
menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.
3. Telaga (Al Haudh) ditinjau dari sisi Bejana-nya
Telaga Rasuulullah paling banyak pengunjung yang akan
mereguk airnya, maka gelas-gelas yang tersedia di sana pun amatlah banyak.
Hal ini adalah sebagaimana Rasuulullah bersabda:













Artinya: Airnya lebih putih dari susu, aromanya lebih harum dibandingkan
minyak misik. Bejananya bagaikan bintang-bintang di langit. Barang siapa minum
darinya; niscaya ia tidak akan pernah merasa dahaga selamanya! [8].

Juga Rasuulullah bersabda,



Artinya:
Gelas-gelas telagaku sebanyak bintang-bintang di langit. [9]. Para Ulama Ahlus
Sunnah meninjau kata sama dengan bintang-bintang di langit itu adalah dari
segi banyaknya dan dari segi kualitas. Sebagian Ulama Ahlus Sunnah lainnya
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan sama dengan bintang-bintang di
langit adalah banyaknya (jumlahnya). Dengan demikian berarti bahwa
banyaknya gelas / bejana di Telaga (Al Haudh) adalah sama dengan banyaknya
bilangan bintang di langit. Semua itu merupakan tanda kebesaran Allah
. Sementara ada pula pendapat Ulama Ahlus Sunnah yang lainnya bahwa
yang dimaksud dengan sama dengan bintang-bintang di langit adalah dari sisi
cemerlangnya, jernihnya, bersinarnya, terangnya adalah seterang bintangbintang di langit. Allahu a'lam.
4. Telaga Al Haudh ditinjau dari sisi airnya
Bahwa Rasuulullah bersabda:




Artinya: Al Kautsar adalah sungai di surga. Tepiannya terbuat dari emas.
Salurannya adalah mutiara dan batu permata. Tanahnya lebih harum dari misik.
Airnya lebih manis dari madu dan lebih putih dari salju. [10].
Kemudian dalam Hadits juga dijelaskan dengan lafadz :

Artinya: lebih putih daripada perak. [11].
Dan dalam sebuah hadits Rasuulullah bersabda:

Artinya:
Airnya lebih putih dari susu, aromanya lebih harum dibandingkan minyak misik.
Bejananya bagaikan bintang-bintang di langit. Barang siapa minum darinya;
niscaya ia tidak akan pernah merasa dahaga selamanya! [12].

Juga dalam Hadits yang lain, Rasuulullh bersabda:

Artinya: (Airnya) lebih dingin dari es dan lebih manis dari madu.[13].
5. Darimana sumber air Telaga (Al Haudh) itu?

Dijelaskan bahwa air Al Haudh itu berasal dari Al Kautsar, yaitu sungai yang
terdapat dalam surga. Akan tersalur dari Telaga yang di surga itu melalui Mizaab
(kran, saluran, pancuran).
Hal ini adalah sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits bahwa Rasuulullah
bersabda:


Artinya: Air mengalir dengan deras ke dalamnya melalui dua pancuran dari
surga. Salah satunya terbuat dari emas dan yang kedua dari perak. [14].

Semoga Bermanfaat.

Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.
Sumber: Syarah Aqidah Ahlus-Sunnah wal Jama'ah, hal.323 - 324, Yazid bin Abdul
Qadir Jawas. Penerbit; Pustaka Imam Syafi'i.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------[1]. (H.R.Bukhari no.6483 dan Muslim no.2290 dari Sahl bin Sad).
[2]. (H.R. Tirmidzi no.2443 dari Samurah r.a.,lihat shahihut tirmidzi no.1988 dan Silsilatul Ahaaadiits ashShahiihah no.1589).
[3]. (Hadits-hadits tentang adanya al-haudh riwayatnya mutawattir. Lihat hadits-hadits Bukhari dalam Kibaabur
Riqaaq: bab ke-53, Muslim dalam Kitaabul Fathaa-il bab. Itsbaat Hadhi Nabiyyina wa Shifaatihi (IV/1792-1801).
lihat Kitaabus Sunnah li Ibni Abi Ashim; bab Dzikru Hadhin Nabi hal. 307-344, Syarhul Aqidha Thahaawiyyah
hal.227-228, Takhrij Syaikh al-Bani dan Syarah Lumatil Itiqaad hal.123-125 oleh Syaikh Muhammad bin Shalih
al-Utsamain.)
[4]. (H.R.Bukhari no.6579 dan Muslim no.2292).
[5].yang diriwayatkan oleh Al Imaam Muslim no: 2292, dari Shohabat Abdullah bin Amr ,
[6].Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Aashim dalam Kitab As Sunnah no: 723, dari Shahabat Abu Saaid Al
Khudry ,
[7]. Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhary no: 6580 dan Al Imaam Muslim no: 2303, dari Shahabat Anas bin
Maalik ,
[8]. Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhary no: 7579 dan Al Imaam Muslim no: 2292 dari Shahabat Abdullah bin
Amr bin Al Ash ,
[9]. Hadits Riwayat Al Imaam Ahmad no: 6162, dari Shahabat Ibnu Umar , dan sanadnya dishhiihkan oleh Imaam Al Hakim,
[10]. Hadits Riwayat Al Imaam At Turmudzy no: 3361 dan kata beliau Hadits ini Hasan Shahiih, juga
dishahiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany, dari Shahabat Abdullah bin Umar ,
[11]. Riwayat Al Imaam Muslim no: 2292, dari Shahabat Abdullh bin Umar
[12]. Hadits Riwayat Al Imaam Al Bukhary no: 7579 dan Al Imaam Muslim no: 2292 dari Shahabat Abdullah bin
Amr bin Al Ash ,
[13]. Hadits Riwayat Al Imaam Ahmad no: 6162, dan sanadnya di-Hasankan oleh Al Mundziry dalam At-Targhiib
wa at-Tarhiib (Jilid III halaman 1310) no: 5194,
[14]. Hadits Riwayat Al Imaam Muslim no: 2301, dari Shahabat Tsauban ,

Anda mungkin juga menyukai