Fertilisasi merupakan suatu proses penyatuan atau fusi dari dua sel gamet yang berbeda, yaitu
sel gamet jantan dan betina untuk membentuk satu sel yang disebut zygote. Secara
embriologik fertilisasi merupakan pengaktifan sel ovum oleh sperma dan secara genetik
merupakan pemasukkan faktor-faktor hereditas pejantan ke ovum. Fertilisasi biasanya
melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nucleus
(kariogami). Dengan meiosis, zigot membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus
seksual eukariota dan pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Kelompok
unggas merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok unggas tidak memiliki alat kelamin
luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka. Pada unggas betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri.
Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium
dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk
membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada unggas jantan terdapat sepasang
testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke
dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan
menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh
materi cangkang berupa zat kapur.
1. FERTILISASI
Fertilisasi merupakan suatu proses penyatuan atau fusi dari dua sel gamet yang berbeda,
yaitu sel gamet jantan dan betina untuk membentuk satu sel yang disebut zygote. Secara
embriologik fertilisasi merupakan pengaktifan sel ovum oleh sperma dan secara genetik
merupakan pemasukkan faktor-faktor hereditas pejantan ke ovum (Toelihere, 1985).
Hanya beberapa lusin sel sperma yang dapat mendekati ovum dan hanya beberapa
sperma yang bisa masuk ke dalam zona pelusida yang akhirnya hanya satu buah sperma yang
bisa membuahi ovum (Nalbandov, 1990). Begitu pula pada unggas, setelah terjadi
perkawinan sperma akan mencapai infundibulum dan akan menembus membran vitelina
ovum untuk bertemu sel benih betina, sehingga terbentuk calon embrio. Telur yang dibuahi
disebut telur fertil dan telur yang tidak dibuahi disebut telur infertil atau telur konsumsi
(Nuryati et al., 1998).
DAFTAR PUSTAKA
Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.
Toelihere, M. R., 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa, Bandung.
Nuryati, T. N., Sutarto, M. Khamim dan P. S. Hardjosworo, 1998. Sukses Menetaskan Telur.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Nalbandov, A. V., 1990. Reproductive Physiology of Mammals and Birds. Alih Bahasa: S. Keman.
UI-Press, Jakarta.
Bertelur merupakan cara alamiah ayam untuk memperbanyak keturunannya. Ayam
betina rata-rata dapat menghasilkan sebutir telur setiap pagi,dan jumlah telur yang
sudah dibuahi dapat mencapai 15 butir, tergantung. Ayam betina akan mengerami
telurnya setelah telur terakhir keluar dari badannya.
Kuning telur dibentuk dalam tubuh ayam betina oleh sistem perkembangbiakannya
sewaktu sedang birahi dan siap untuk dikawini ayam jantan. Sel telur betina (ovum)
akan masuk ke dalam kuning telur dan tepat berada di tengah-tengahnya.
Untuk terjadi pembuahan dibutuhkan sel jantan (sperma) yang kuat yang dapat
menerobos masuk ke dalam kuning telur sehingga dapat bersatu dengan ovum.
Proses selanjutnya kuning telur ini dilapisi oleh lapisan yang terbuat dari zat
fosfoprotein (vitellin), yang berfungsi sebagai bagian pengaman pertama pada
pembuahan. Pada saat ini dibentuk pula semacam tambang penyeimbang, yang
biasa disebut chalaza, agar kuning telur dapat tepat berada di tengah-tengah lapisan
putih telur. Tambang ini berada tepat di bagian ujung atas dan ujung bawah bulatan
kuning telur.Kuning telur..
Selanjutnya telur akan diproses seperti dijelaskan pada proses terjadinya telur yang
sudah sama kita simak sebelumnya.
Yang masih menjadi pertanyaan berapa kuning telur yang dapat dibuahi dalam
sekali perkawinan?