POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM KEMENKES RI JURUSAN ANALIS KESEHATAN PRODI DIPLOMA III (D-III) MATARAM 2020 Analisis indeks eritrosit pada laki-laki pekerja pabrik tahu di Abian Tubuh Kota Mataram
Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Darah terdiri dari bagian padat yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), trombosit dan bagian cairan yang berwarna kekuningan yang disebut plasma. Pemeriksaan hematologi rutin dapat menentukan kualitas kesehatan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk membantu diagnosis dan memantau penyakit dengan melihat kenaikan dan penurunan jumlah sel darah. (Azizi Satria Bararah, 17 maret 2017) Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel – sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat – zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Manusia rata-rata mempunyai enam liter darah atau sekitar 8% dari total berat badan manusia. (Ernawati, 17 maret 2017) Haemoglobin adalah komponen molekul protein sel darah merah yang menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Pada haemoglobin terdapat zat besi yang membuat darah berwarna merah. Zat besi merupakan bahan pembuat sel darah merah. Haemoglobin diukur secara kimiawi serta jumlah Hb per 100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen dalam darah (10). Kadar haemoglobin adalah ukuran pigmenrespiratorik yang terdapat dalam sel-sel darah merah, digunakan sebagai parameter terjadinya anemia. Haemoglobin dapat diukur dengan berbagai metode antara lain metode sahli, metode oksihemoglobin dan metode sianmethemoglobin. Metode sianmethemoglobin merupakan metode yang direkomendasikan oleh International Committe for Standarization in Hematology (ICSH). (Kusumawati et al, September 2018) Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata yang dapat memberi keterangan mengenai rata-rata eritrosit dan mengenai banyaknya hemoglobin per-eritrosit. Pemeriksaan Indeks eritrosit digunakan sebagai pemeriksaan penyaring untuk mendiagnosis terjadinya anemia dan mengetahui anemia berdasarkan morfologinya (Gandasoebrata R, 2013).
Status anemia seseorang dapat dinilai melalui pemeriksaan kadar
hemoglobin (Hb), hematokrit, dan indeks sel darah merah (eritrosit) yaitu volume sel rata-rata atau Mean Corpuscular Volume (MCV) dengan satuan femtoliter, hemoglobin sel rata-rata atau Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) dengan satuan pikogram per sel, dan rata-rata konsentrasi hemoglobin per volume sel darah atau Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) dengan satuan gram per desiliter (Satrio & dkk, 2016). Penyebab utama anemia di Indonesia adalah asupan zat besi (Fe) yang rendah. Anemia defisiensi besi tetap menjadi salah satu kekurangan gizi paling parah dan penting di dunia saat ini. Setiap kelompok usia rentan mengalaminya. Kekurangan zat besi dapat mengganggu mekanisme kekebalan tubuh, dan berhubungan dengan tingkat morbiditas yang meningkat. Sebesar 30% penurunan kapasitas kerja fisik dan kinerja dilaporkan dalam kekurangan zat besi pria dan wanita. (Dita Anggia Duana Putri, 2016) Dari latar belakang diatas tujuan dari penilitian yaitu untuk mengetahui indeks eritrosit pada laki-laki dewasa khususnya pada pekerja pabrik yang akan mempengaruhi hemoglobin dalam darah yang dapat menyebabkan anemia