PESANTREN
HALAMAN DEPAN
Disusun Oleh:
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini yang berjudul “Ruang Lingkup Pesantren dan Sejarah Munculnya
Pesantren” guna memenuhi tugas mata kuliah Islam Nusantara.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN ................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
F. Penyebaran Pesantren................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 17
B. Saran........................................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,
mengahayati, dan mengamalkan ajaran Islam. Salah satunya dengan cara
menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup
bermasyarakat sehari-hari. Lembaga pendidikan pesantren berbentuk asrama
yang merupakan suatu komunitas tersendiri di bawah pimpinan kiai dan
dibantu oleh para ulama atau ustadz yang hidup bersama di dalamnya. Dan
sebagai masjid atau surau sebagai pusat kegiatan peribadatan keagamaan,
gedung-gedung sekolah sebagai pusat kegiatan belajar mengajar serata
pondok-pondok sebagai tempat tinggal bagi para santri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pesantren?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Pesantren.
1
3. Untuk mengetahui karakteristik Pesantren.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pesantren
Islam yang pertama kali ke Indonesia adalah versi sufisme. Pendapat ini
menurut Karel A. Streenbrink, merupakan pendapat umum para sarjana Barat
dan pendapat yang belum pernah dibantah oleh orang Indonesia sendiri.
Terdapat kesepakatan dikalangan sejarahwan dan peneliti, orientalis dan
cendikiawan Indonesia bahwa tasawuf adalah fakta terpenting bagi
tersebarnya Islam secara luas di Asia Tenggara.
Pondok pesantren lahir dan berkembang semenjak masa-masa pemulaan
kedatangan islam di Indonesia. Pesantren sebagai lembaga pendidikan dan
pusat penyebaran agama islam lahir dan berkembang semenjak masa-masa
permulaan kedatangan agama islam di Nusantara. Lembaga ini berdiri untuk
pertama kalinya di zaman walisongo Syeikh Maulana Malik Ibrahim di
anggap sebagai pendiri pesantren pertama di Jawa. Lembaga pendidikan ini
telah berkembang khususnya di Jawa selama berabad-abad. Bahkan secara
historis, pesantren yang merupakan lembaga pendidikan islam dan
dikembangkan secara indigenous oleh masyarakat Indonesia. Enam abad
sebelum berkembangnya imperium Sriwijaya dan Mataram Kuno, penduduk
wilayah nusantara dikenal sebagai bangsa bahari dan mampu meramu
peradaban dari luar menjadi bagian dari peradaban nusantara yang hebat. Bisa
dilihat dari peninggalan-peninggalannya, yakni; Candi Borobudur,
Prambanan, kekayaan peradaban melayu dan jawa kuno, huruf sanskrit
menjadi huruf honocoroko, sistem pemerintahan kepulauan, dan sistem
pertahan kelautan yang sangat tangguh. Masa penjajahan Belanda, Indonesia
diisolasikan dari pencaturan bangsa-bangsa lain sehingga pesantren tidak
mengenal sains dan teknologi serta dinamikanya juga melemah. Melemahnya
perkembangan pesantren berimbas pada melemahnya ketangguhan bangsa
Indonesia. Bangsa yang dahulunya dikenal sabagai bangsa bahari dan
pedagang menjadi bangsa petani. Disadari betapa besar peran pesantren dalam
kancah perkembangan bangsa ini.
3
Karena keaslian tersebut, sebenarnya pesantren merupakan produk budaya
masyarakat Indonesia yang sadar sepenuhnya akan pentingnya sebuah
pendidikan bagi orang pribumi yang trumbuh secara natural. Pesantren juga
dianggap sebagai satu-satunya sistem pendidikan di Indonesia yang menganut
sistem tradisional. Pondok pesantren sebagai lembaga keagamaan yang relatif
tua berdiri dengan tujuan untuk menyampaikan dan mengembangkan ajaran-
ajaran islam sesuai dengan misi awalnya yaitu tafaqohu fiddin. Kemudian,
karena podnok pesantren tumbuh dan berkembang di tengah-tengah
masyarakat yang plural, maka pondok pesantren mendapatkan porsi dalam
bidang sosial yaitu pada dimensi dakwah Islamiyah.
Pesantren berarti tempat para santri. Poerwadarminta mengartikan
pesantren sebagai asrama dan tempat murid-murid belajar menagaji. Pondok
juga bermakna rumah sementara waktu seperti yang didirikan di ladang, hutan
dan sebagainya. Secara definitif Imam Zarkasyi mengartikan pesantren
sebagai lemabag pendidikan islan dengan sistem asrama atau pondok, dimana
kyai sebagai figur sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatan dan menjiwainya,
dan ajaran agama islam dibawah bimbingan kyai yang diikuti santri sebagai
sebagai kegiatan utamanya.
Menurut Ahmad Syalabi, Kuttab merupakan awal mula tempat belajar
yang ada di dunia Islam, yang di ambil dari kata Taktib yang berarti mengajar
menulis, dan memang itulah funsi Kuttab. Akan tetapi, karena yang belajar di
Kuttab adalah anak-anak dan mereka yang mempelajari al-qur’an serta
pengetahuan agama, maka Kuttab berarti tempat pengajaran anak-anak. Pada
masa awal Islam, Kuttab hanya mengajarkan baca tulis saja dengan
menggunakan puisi kuno sebagai buku pelajaran, sedangkan pengajaran
tentang agama islam (terutama al-qur’an) berlangsung di forum-forum
informal. Akan tetapi, pada perkembangan selanjutanya Kuttab justru
digunakan untuk kegiatan mengajar al-qur’an dan mengajar ajaran islam.
Adapun pengertian secara terminologi, dapat dikemukakan beberapa
pendapat yang mengarah pada definisi pesantren. Pesantren secara teknis
dapat didefinisikan sebagai A place where student live, and the word
pesantren stems from “santri”which means one who seeks islamic knowladge.
4
Ussually the word pesantren refers to a place where the santri devotes most of
his or her time to live in and acquire knowladge. Dalam penyebutan sehari-
hari, istilah pesantren biasanya dikaitkan dengan kata pondok. Sehingga
penyebutan pesantren akan lebih pas dengan menyandingkan istilah pondok
pesantren. Kata pondok berasal dari bahasa arab Funduqun (wisma,tempat
tidur,hotel sederhana,asrama).
Secara bahasa, kata pesantren berasal dari kata santri dengan awalam “pe”
dan akhiran “an” (pesantrian) yang berarti tempat tinggal para santri.
Sedangkan kata santri berasal dari kata “sastri” sebuah kata sansekerta yang
artinya melek huruf. Santri adalah kelas literary bagi orang jawa yang
berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa Arab.
6
b. Santri kalong yaitu santri yang berasal dari desa-desa di sekeliling
pondok pesantren dan tidak bermalam di pesantren.
Hampir semua ulama atau kyai di jawa memimpin sebuah pesantren besar,
memperdalam pengetahuan dan memperluas penguasaan ilmu agamanya
dengan cara mengembara dari pesantren ke pesantren (berkelana). Akan
tetapi, setelah pesantren mengadopsi sistem pendidikan modern seperti
sekolah atau madrasah, tradisi kelana ini mulai ditinggalkan.
5. Pengajaran kitab-kitab islam klasik
Kitab kuning sebagai kurikulum pesantren ditempatkan pada posisi
istimewa. Karena keberadaannya menjadi unsur utama dan sekaligus ciri
pembeda antara pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan islam lainnya.
Pada pesantren di Jawa dan Madura, penyebaran keilmuan, jenis kitab dan
sistem pengajaran kitab kuning memiliki kesamaan, yaitu sorogan dan
bandongan, kesamaan-kesamaan ini menghasilkan homogenitas pandangan
hidup, kultur dan praktik-praktik keagamaan dikalangan santri. Berdasarkan
catatan sejarah, pesantren telah mengajarkan kitab-kitab klasik, khususnya
karangan-karangan madzhab syafi’iyah. Pengajaran kitab kuning berbahasa
Arab dan tanpta harakat atau sering disebut kitab gundul merupakan satu-
satunya metode yang secara formal diajarkan dalam pesantren di Indonesia.
Ada beberapa tipe pondok pesantren misalnya, pondok pesantren salafiyah,
khalaf, modern dan takhassus al-qur’an. Boleh jadi lembaga-lembaga pondok
pesantren mempunyai dasar-dasar ideologi keagamaan yang sama dengan
pondok pesantren yang lain, namun kedudukan masing-masing pondok
pesantren yang bersifat personal dan sangat bergantung pada kualitas
keilmuan yang dimiliki kyai.
C. Karakteristik Pesantren
Pondok pesantren memiliki karakteristik yang pada umumnya pondok
pesantren memiliki tempat-tempat belajar yang saling berdekatan sehingga
memudahkan para santri untuk melangsungkan proses pembelajaran, diantara
tempat itu berupa madrasah sebagai tempat pembelajaran, asrama sebagai
tempat tinggal santri yang mondok, masjid sebagai tempat ibadah para
penghuni pesantren dan juga sebagai pusat belajar para santri, perpustakaan
7
sebagai tempat peminjaman berbagai kitab dan buku-buku pelajaran, rumah
tempat tinggal kyai, ustadz dan ustadzah, dapur umum yang digunakan
sebagai tempat memasak untuk para santri, dan tempat pemandian para santri.
9
3. Mendidik siswa atau santri untuk memperoleh kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya dan
bertanggungjawab kepada pembangunan bangsa dan Negara
Kebanyakan pesantren didirikan secara pribadi oleh seorang kiai. Hal ini
merupakan faktor yang memperkuat eksistensi pesantren, meski faktor ini pula
yang jika tanpa di perkuat oleh faktor pendukung lain akan menjadikan
pesantren tertentu menjadi lemah atau mati. Bahkan, lantaran harisma dan
pengaruh yang di miliki, tidak sedikit kiai atau ulama’ yang di anggap oleh
masyarakat sebagi cikal bakal berdiri nya suatu daerah.
11
belajar lanjut biasanya akan pergi mondok ke Jawa atau apabila
memungkinkan akan pergi ke Mekkah.1
F. Penyebaran Pesantren
Sebagaimana yang telah diketahui, pesantren merupakan suatu komunitas
yang didalamnya terdapat unsur-unsur dan memiliki budaya tersendiri. Kiai,
ustadz, pengurus pesantren, dan santri hidup bersama dalam satu kalangan
yang berlandaskan nilai-nilai agama Islam dengan norma dan kebiasaan yang
berbeda dengan masyarakat umum sekitarnya. Pesantren bukan hanya untuk
lembaga pendidikan saja, melainkan juga sebagai lembaga sosial dan
penyiaran agama.2
Pada abad ke-18, pesantren telah dikenal dengan lembaga pendidikan yang
sangat penting terutama dalam bidang penyiaran agama. Pesantren yang baru
berdiri, selalu diawali dengan cerita “perang nilai” antara pihak pesantren
yang akan berdiri dengan masyarakat sekitarnya, dan diakhiri dengan
kemenangan dari pihak pesantren sehingga pesantren dapat diterima dengan
baik dikalangan masyarakat serta menjadi panutan dalam kehidupan bidang
moral. Tak hanya itu, kehadiran pesantren juga menyebabkan adanya kontak
budaya antar berbagai suku dan masyarakat sekitar dilihat dari jumlah santri
yang banyak yang berasal dari berbagai daerah.
1
Mahasiswa Prodi PBA Angkatan 2016, Islam Nusantara dan Kepesantrenan, (Jember:
Mahasiswa Prodi PBA Angkatan 2016, 2017), hlm.107.
2
Suparman Yassin, H. Yana Sutiana, Kultur Islam Nusantara dari Masa Klasik Hingga
Modern,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2019), hlm.178.
12
Pesantren berhasil menjadikan dirinya sebagai pusat gerakan
pengembangan Islam, seperti yang diakui oleh Soebardi dan Jhons, yang
dikutip oleh Zamachsyari Dhofier dalam bukunya, Tradisi Pesantren (1982).
Ia menyebutkan bahwa lembaga-lembaga pesantren itulah yang menentukan
watak keislaman dari kerajaan Islam dan yang memegang peranan paling
penting bagi penyebaran Islam sampai pelosok. Dari lembaga-lembaga
pesantren itulah, kita dapat mengetahui asal-usul sejumlah masukrip tentang
pengajaran Islam di Asia Tenggara yang tersedia secara terbatas, yang
dikumpulkan oleh pengembara pertama dari perusahaan dagang Belanda dan
Inggris sejak akhir abad ke-16.3
3
Zamachsyari Dhofier, Op.Cit.
13
Dalam posisi “uzlah” atau hidup secara terpisah dengan pemerintah
kolonial, pesantren terus berkembang dan menjadi pusat pendidikan bagi umat
Islam di pelosok-pelosok pedesaan. Keadaan zaman terus berkembang sampai
zaman revolusi kemerdekaan. Pada saat itu, pesantren merupakan salah satu
pusat bergerilya dalam peperangan melawan Belanda untuk merebut
kemerdekaan. Dan banyak santri, membentuk barisan Hisbullah yang
kemudian menjadi salah satu embrio Tentara Nasional Indonesia.4
G. Tipologi Pesantren
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mengajarkan
tentang agama dengan cara non-klasikal (sistem pesantren), yaitu seorang Kiai
mengajar santri-santri berdasarkan kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab.
Tipologi Pesantren itu dapat dipandang dari sudut sehingga menghasilkan
beberapa kategori yang rinci, antara lain
1. Dilihat dari segi kurikulumnya, pesantren dibagi menjadi tiga macam,
yaitu pesantren modern, pesantren tahassus dan pesantren campuran.
2. Dilihat dari segi kemajuan berdasarkan muatan kurikulumnya,
pesantren dibagi menjadi tiga macam, yaitu pesantren paling
sederhana, pesantren sedang dan pesantren paling maju.
3. Dilihat dari segi jumlah santri dan pengaruhnya, pesantren dibagi
menjadi tiga macam, yaitu pesantren kecil, pesantren menengah dan
pesantren besar.
4. Dilihat dari segi spesifikasi keilmuan, pesantren dibagi menjadi empat
macam, yaitu pesantren alat, pesantren fiqh, pesantren qiro’ah, dan
pesantren tasawuf.
5. Dilihat dari segi santri, pesantren dibagi menjadi tujuh macam, yaitu
pesntren khusus untuk anak-anak balita, pesantren khusus orang tua,
pesantren putra, pesantren putri, pesantren putra-putri, pesantren
mahasiswa, dan pesantren umum.
4
Suparman Yassin, H. Yana Sutiana, Kultur Islam Nusantara dari Masa Klasik Hingga
Modern,(Bandung: CV Pustaka Setia, 2019), hlm.181.
14
6. Dilihat dari segi kecenderungan pada organisasi sosial keagamaan,
yaitu pesantren NU, pesantren Muhammadiyah, Pesantren Persis,
pesantrel netral dan sebagainya.
7. Dilihat dari segi keterbukaannya terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi, yaitu pesantren salafi dan pesantren khalafi.5
Menurut Zamachsyari Dhofier, jenis-jenis pesantren dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu salaf dan khalaf. Pondok pesantren salaf adalah pondok
pesantren yang masih tetap mempertahankan pengajaran kitab Islam klasik
yang menjadi inti dari pendidikan pesantren. Sedangkan pondok pesantren
khalafi adalah pondok pesantren yang telah memasukkan pelajaran umum
dalam madrasah yang dikembangkan, atau mendirikan tipe sekolah umum
dalam lingkungan pesantren.6
5
Gunawan, Islam Nusantara, (Yogyakarta: Interpena, 2016), hlm. 138.
6
Ibid: 138
7
Mustajab, Masa Depan Pesantren, (Yogyakarta: LkiS, 2015), hlm. 60.
15
berproses, dan kembali pada kebenaran tuhan. Semua aktifitas pendidikan
dipandang sebagai ibadah kepada tuhan.
Kemudian menghasilkan santri yang memiliki pribadi yang sukarela dan
mengabdi, seperti yang telah disebutkan di atas bahwa semua aktifitas
pendidikan merupakan ibadah kepada tuhan jadi, penyelenggaraan pesantren
dilaksanakan dengan suka rela dan mengabdi kepada sesama dalam rangka
mengabdi kepada tuhan.
Juga menghasilkan santri yang memiliki pemikiran arif, dalam pesantren
pentingnya kearifan dalam menyelenggarakan pendidikan pesantren dan
dalam tingkah laku sehari-hari. Kearifan yang dimaksud disini adalah
bersikap dan berperilaku sabar, mudah hati, mampu mencapai tujuan dengan
tidak merugikan orang lain serta memberikan manfaat bagi kepentingan
bersama.
Dan yang terakhir, mengahasilkan santri yang memiliki pribadi yang
sederhana, dalam pesantren juga menekankan pentingnya berpenampilan
sederhana sebagai saah satu nilai luhur pesantren dan menjadi pedoman
perilaku sehari-hari bagi warga pesantren. Kesederhanaan ini maksudnya
kemampuan dalam bersikap dan berpikir wajar.8
8
Mahasiswa Prodi PBA Angkatan 2016, Islam Nusantara dan Kepesantrenan, (Jember:
Mahasiswa Prodi PBA Angkatan 2016, 2017), hlm.117.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang
dikembangkan secara indigenous oleh masyarakat Indonesia karena pada
dasarnya, pesantren merupakan sebuah produk budaya masyarakat Indonesia
yang menyadari akan pentingnya pendidikan bagi warga pribumi yang tumbuh
secara natural.
Adapun unsur-unsur yang ada dalam pesantren, yaitu adanya kiai sebagai
pimpinan, dan dibantu oleh para ustadz atau guru yang mengajar, adanya
santri sebagai peserta didik dalam pesantren, dan tempat peribadatan, yaitu
masjid sekaligus sebagai pusat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sedangkan
karakteristik pesantren, yaitu kiai, pondok (asrama), masjid, santri dan
pengajaran kitab-kitab klasik
17
walisongo beberapa pesantren berdiri dan tidak pernah lepas dari ulama’. Dan
penyebarannya, pesantren mulai dikenal di bumi Nusantara pada abad ke-13
sampai 17 M, dan di Jawa terjadi pada abad ke-15 sampai 16 M. Pada abad
ke-18, pesantren telah dikenal dengan lembaga pendidikan yang sangat
penting terutama dalam bidang penyiaran agama.
Tipologi pesantren dapat dilihat dari berbagai segi, dalam segi kurikulum,
kemajuan muatan kurikulumnya, jumlah santri, dari santri itu sendiri dibagi
menjadi tujuh macam, salah satunya pesantren yang khusus untuk mahasiswa
saja. Kemudian nilai-nilai yang terkandung dalam pesantren yaitu, adanya
jiwa keikhlasan, kesederhanaan, Ukhuwah Islamiyah, kemandirian dan lain
sebagainya.
B. Saran
Makalah ini dibuat dengan harapan, pembaca lebih mengenal dan
memahami lagi apa makna pesantren tersebut. Dalam makalah ini, sudah
disebutkan dan dijelaskan bahwa pesantren sangatlah penting dan berpengaruh
bagi kehidupan masyarakat. Dan setelah pembaca memahami makna
pesantren secara menyeluruh, hendaknya menyampaikan apa-apa saja yang
telah diketahui kepada seluruh masyarakat agar lebih mengenal kembali
makna sebuah pesantren dalam kehidupan khususnya dalam kehidupan Islam.
18
DAFTAR PUSTAKA
19