Anda di halaman 1dari 3

Aksiologi Pengetahuan Sains

Secara bahasa Aksiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata axios dan logos. Kata
axios artinya nilai sedangkan logos artinya teori atau ilmu. Jadi, aksiologi merupakan ilmu
pengetahuan yang menyelidiki atau meneliti hakikat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut
pandang kefilsafatan (Kallsolt, 2004:318). Sedangkan aksiologi sains merupakan pembahasan
tentang manfaat yang diperoleh oleh seseorang dari ilmu pengetahuan yang didapatkannya. Pada
pembahasan kali akan membahas beberapa sub bab yang akan dipelajari, antara lain kegunaan
ilmu sains, cara sains menyelesaikan masalah, dan netralitas sains.

Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, seharusnya ketahui terlebih dahulu


pengertian dari sains itu sendiri. Sains berasal dari bahasa latin “scientia” yang artinya
pengetahuan. Sains merupakan suatu cara untuk mempelajari berbagai aspek dari alam secara
teratur dan sistematik. Sains juga diperlukan dalam dunia ini, sebagai buktinya sains merupakan
salah satu indikator dalam kemajuan suatu bangsa. Karena dalam kehidupan sehari-hari pun
manusia membutuhkan sains untuk menyelesaikan semua keperluan hidupnya.

Sub bab yang akan dipelajari pada pembahasan kali ini yang pertama tentang kegunaan
ilmu sains. Ada beberapa kegunaan dalam ilmu sains, (a) sebagai alat eksplanasi atau sains
sebagai alat untuk menjelaskan keadaan sesuatu yang terjadi, seperti kasus perceraian yang
mengikutsertakan seorang anak yang masih perlu kasih sayang akan orang tuanya. Anak tersebut
masih terlalu kecil untuk mengerti permasalahan yang dialami oleh orang tuanya, sampai-sampai
anak tersebut tidak diperhatikan oleh orang tuanya dan menyebabkan anak tersebut berkembang
menjadi seorang anak yang nakal. Penyebabnya yang tidak lain yaitu kurangnya kasih sayang
dari orang tua tersebut padahal pendidikan dari orang tua sangatlah penting dalam perkembangan
seorang anak. (b) sebagai alat peramal atau memprediksi suatu keadaan yang akan datang.
Sebelum para ilmuwan memprediksi keadaan tersebut, para ilmuwan akan membuat eksplanasi
dulu kemudian dalam membuat eksplanasi, para ilmuwan telah mengetahui beberapa faktor yang
menyebabkan timbulnya suatu kejadian tersebut. Seperti contoh sebelumnya tentang kasus
perceraian. Semakin banyaknya kasus perceraian yang akan terjadi dalam sebuah pernikahan
maka, diprediksi kasus tentang kenakalan remaja akan semakin meningkat. (c) sebagai alat
pengontrol atau pengendalian dalam menyelesaikan sebuah permasalahan, misalnya tetap tentang
kasus perceraian, jika banyak kasus yang seperti itu yang disebabkan karena kurangnya kasih
sayang dari orang tua mereka, cara untuk mengatasinya adalah anak yang sedang mengalami
masalah “Broken Home” tersebut sebaiknya diasuh oleh kakek atau nenek mereka agar mereka
mengerti dan merasakan arti dari sebuah kasih sayang. (d) sebagai alat deskripsi atau
menggambarkan suatu keadaan. Dalam membuat suatu penjelasan atau eksplanasi dalam sebuah
kasus, jika penjelasan tersebut ingin dipahami maka, seharusnya para ilmuwan menjelaskan
suatu kejadian tersebut dengan pemaparan atau penggambaran yang jelas dan terperinci agar
dapat dipahami oleh semua orang. (e) sebagai alat penafsiran atau upaya menjelaskan sesuatu
yang kurang jelas seperti al-Qur’an, ilmu dalam mempelajari tersebut salah satunya yaitu ilmu
tafsir. Ilmu tafsir adalah ilmu yang dapat membantu seseorang dalam memahami sebuah kitab,
tentunya ilmu tafsir dapat menafsirkan al-Qur’an. (f) sebagai alat analisis diagnosis atau
penyelidikan terhadap sesuatu yang kurang jelas untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
dalam memecahkan sebuah permasalahan. Alat ini juga untuk memilih, memilah, dan
menggolongkan. Sebagai alat analisis, menggunakan teori etika untuk menilai baik atau
buruknya sebuah obyek.

Sub bab selanjutnya yaitu, cara sains menyelesaikan masalah. Ada beberapa cara sains
dalam menyelesaikan masalah diantaranya yaitu, (1) mengidentifikasi masalah, biasanya dalam
meneliti suatu masalah dibutuhkan suatu observasi atau pengamatan untuk memperoleh suatu
informasi sebanyak-banyaknya dan mengetahui secara mendalam masalah suatu kejadian
tersebut. (2) mencari teori sebab-akibat yang diambil dari literatur masalah tersebut, dalam hal
ini bertujuan untuk mengetahui beberapa penjelasan dari masalah yang timbul agar memahami
betul alur permasalahan yang terjadi. (3) membaca kembali literatur tersebut, setelah mengetahui
faktor yang mempengaruhi akan terjadinya permasalahan tersebut sebaiknya membaca kembali
literatur agar dapat mengambil suatu tindakan yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah
tersebut.

Selanjutnya akan membahas sub bab tentang netralisasi sains. Netralisasi berasal dari
kata netral yang artinya tidak memihak, dan netralisasi sendiri menurut KBBI artinya hal yang
menjadikan netral, tidak terikat atau bebas. Artinya, sains tidak memihak pada kebaikan dan
pada keburukan. Biasanya istilah netralisasi sains bisa disebut dengan istilah sains bebas nilai
atau value free. Sains bebas nilai memiliki keuntungan yaitu, perkembangannya akan cepat
terjadi karena tidak ada yang menghalangi peneliti dalam meneliti dan memilih suatu obyek
tersebut. Perlu diketahui bahwa Sains Barat memakai istilah sains bebas nilai atau value free
maka dari itu, perkembangan sains di Barat sangatlah pesat karena mereka tidak memihak
kebaikan atau keburukan terhadap obyek yang akan diteliti. Misalnya, dalam meneliti sebuah
anatomi jantung, sains Barat menggunakan obyek tanpa memerdulikan apakah obyek tersebut
menderita atau tidak. Kemungkinan mereka akan mengambil jantung dari seseorang yang
tunawisma untuk dijadikan sebuah obyek. Berbeda dengan Sains Islam yaitu tidak menerapkan
istilah sains bebas nilai atau value free. Karena Sains Islam terikat dengan aturan agama yang
aturan tersebut tidak bisa diganggu gugat.

Anda mungkin juga menyukai