Dosen Pengampu:
Drs, Faizal Chan, S.Pd., M.Pd
Alirmansyah, S.Pd., M.Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 1 R-005/VI
Puji Isratulhasanah (A1D121141)
Siti Marwiyah (A1D121144)
Nara Mayangsari (A1D121146)
Nadila Putri Rizkia (A1D121147)
Sobrini Fauziah (A1D121148)
Lita (A1D121152)
Sri Mulyanti (A1D121153)
Helisa (A1D121156)
Rara Nasywa Aprilia (A1D121160)
Anisa Hidayati (A1D121163)
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada penulis
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah dan Seragam Pramuka” tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kepramukaan di Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Jambi. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang permasalahan penerapan
teknologi dalam pembelajaran dan solusi dalam mengatasinya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs. Faizal Chan, S.Pd.,
M.Pd dan Bapak Alirmansyah, S.Pd., M.Pd selaku Dosen pengampu mata kuliah
Kepramukaan , serta pengarang buku maupun jurnal yang hasil karangannya dapat penulis
jadikan sebagai sumber referensi.
Sebagai manusia yang jauh dari kata sempurna, penulis memohon maaf apabila ada
kesalahan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran
dari para pembaca agar penulis dapat memperbaiki kesalahan pada pembuatan makalah
berikutnya. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan para
pembaca. Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
2.1 Sejarah Pramuka..........................................................................................................6
2.2 Seragam Pramuka........................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................................136
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................136
3.2 Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
Patriotisme. Namun pada zaman sekarang ini anak generasi bangsa malah
semakin sedikit memiliki jiwa Nasionalisme dan Patriotisme, ini dibuktikan dengan
sedikitnya anak hafal dengan lagu kebangsaan Indonesia raya dan anak lebih suka
dengan lagu keong racun atau lagu-lagu lain yang bertema cinta. Anak cenderung
kurang suka dengan kebudayaan bangsa Indonesia karena mereka menganggap
kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan kuno atau tradisional, sehingga
kebudayaan Indonesia perlahan -lahan menghilang dan akibatnya kebudayaan kita
diklaim oleh negara lain seperti kesenian reog Ponorogo, musik Angklung bahkan
Batik. Perlu diketahui sikap Nasionalisme timbul pada waktu tertentu saja seperti
pada waktu kejuaraan piala AFF. Nasionalisme anak Indonesia mengebu-gebu tapi
setelah selesai kejuaraan, selesai pulalah sikap Nasionalisme anak Indonesia. Agar
sikap Nasionalisme dan Patriotisme tidak menghilang dan tetap tertanam di jiwa
peserta didik, maka perlu diadakan suatu kegiatan untuk membentuk rasa
Nasionalisme dan Patriotisme salah satunya kegiatan Gerakan Pramuka.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Jambore Dunia
7
Tahun 2003 ke XX di Thailand
2.2.2 Sejarah Pramuka Pramuka di Indonesia
Ternyata gagasan organisasi Boden Powell tersebut dalam waktu singkat
menyebar ke berbagai negara termasuk Belanda. Di belanda gerakan pramuka
dinamai Padvinder. Pada masa itu Belanda yang menguasai Indonesia pun
membawah gagasan itu ke Indonesia. Akhirnya mereka pun mendirikan
organisasi tersebut di Indonesia dengan nama NIPV (Nederland Indische
Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda).
Dalam perkembangan pemimpin-pemimpin gerakan nasional membentuk
organisasi kepanduan dengan tujuan membentuk manusia Indonesia yang baik
dan siap menjadi kader pergerakan nasional. Dalam waktu singkat muncul
berbagai organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Padvinders
Organizatie) JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitsche
Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon).
Kemudian pemerintah Hindia Belanda memberikan larangan penggunaan
istilah Padvindery. Maka K.H. Agus Salim mengganti nama Padvindery menjadi
Pandu atau Kepanduan dan menjadi cikal bakal dalam sejarah pramuka di
Indonesia
Setelah sumpah pemuda kesadaran nasional juga semakin meningkat,
maka pada tahun 1930 berbagai organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu
Kesultanan), PPS (Pandu Pemuda Sumatra) bergabung melebur menjadi KBI
(Kepanduan Bangsa Indonesia). Pada tahun 1931 dibentuk PAPI (Persatuan
Antar Pandu Indonesia) kemudian pada tahun 1938 berubah menjadi BPPKI
(Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia).
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia organisasi Kepanduan
dilarang. Maka banyak dari tokoh Pandu yang beralih dan memilih masuk masuk
Keibondan, Seinendan, dan PETA. Setelah proklamasi kemerdekaan kembali
dibentuk orgasisasi kepanduan yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28
Desember 1945 dan menjadi satu-satunya organisasi kepanduan.
Pada tahun 1961 organisasi kepanduan di Indonesia terpecah menjadi
100 organisasi kepanduan dan terhimpun dalam 3 federasi organisasi yaitu
IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) berdiri 13 September 1951, POPPINDO
(Persatuan Pandu Puteri Indonesia) tahun 1954 dan PKPI (Persatuan Kepanduan
8
Puteri Indonesia). Sadar akan kelemahan terpecah-pecah akhirnya ketiga federasi
yang menghimpun bergabung menjadi satu dengan nama PERKINDO (Persatuan
Kepanduan Indonesia).
Sejarah Pramuka di Indonesia dianggap lahir pada tahun 1961. Hal tersebut
didasarkan pada Keppres RI No.112 tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia
Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan
seperti yang disebutkan Presiden pada 9 Maret 1961.
a. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang puteri dipasang
pada bagian depan topi, tepat di tengah.
b. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Puteri lainnya serta orang dewasa wanita,
dipasang pada pici sebelah kiri depan 2 cm dari sisi depan pici tersebut.
c. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang dan Pramuka
Penegak Putera, dipasang pada baret, tepat di atas bingkai baret, disebelah atas
pelipis kiri pemakainya.
d. Tanda Tutup Kepala untuk Pramuka Pandega dan orang dewasa pria, dipasang pada
pici hitam di sebelah kiri depan, 2 cm dari sisi depandan 1 cm dari sisi atas pici
yang bersangkutan
9
2) Lambang Pandu Dunia
Dasar setangan leher menggunakan kain berwarna putih dengan pemberian lis
berwarna merah pada masing-masing sisi kaki segitiga. Sisi panjang segitiga tidak
menggunakan lis warna merah. Lebar lis warna merah tersebut adalah 5 cm. Ukuran
setangan leher pramuka dibedakan berdasarkan golongan usia anggota pramuka. Yang
menjadi tolok ukur pembeda adalah panjang sisi terpanjang atau sisi alas dari segitiga
sama kaki. Karena itu panjang kedua sisi kaki akan menyesuaikan dengan
panjang sisi alas.
Meskipun demikian, ukuran panjang sisi terpanjang tersebut tidak mutlak harus
diikuti. Karena yang terpenting, setelah setangan leher tersebut dilipat dan dikenakan,
ujung setangan leher bisa mencapai pinggang pemakainya. Dengan kata lain panjang
setangan leher harus disesuaikan dengan tinggi badan pemakai.
Adapun ukuran sisi terpanjang setangan leher sebagai mana disebutkan
dalam PP No. 174 Tahun 2012 untuk masing-masing golongan anggota pramuka adalah
sebagai berikut:
a. Setangan leher untuk anggota pramuka siaga putra dan putri sisi panjang
10
berukuran 90 cm
b. Setangan leher untuk anggota pramuka penggalang putra dan putri sisi panjang
berukuran antara 100 - 120 cm.
c. Setangan leher untuk anggota pramuka penegak dan pandega putra dan putri sisi
panjang berukuran antara 120 - 130 cm
d. Setangan leher untuk anggota pramuka dewasa (pembina pramuka, andalan,
dan anggota Majlis Pembimbing) putra maupun putri sisi panjang berukuran
antara 120 - 130 cm.
4) Lambang Daerah
Logo kwartir daerah sekaligus merupakan badge dari Gerakan Pramuka di Propinsi.
Badge daerah merupakan salah satu tanda pengenal dalam gerakan Pramuka yang
ditetapkan dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka no 055 tahun 1982 dan
no 005 tahun 1989. Sesuai dengan peraturan tersebut bagde daerah berupa bentuk perisai
dan bergambar ciri daerah tersebut
5) TKK
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) adalah tanda yang menunjukkan kecakapan,
keterampilan, kemahiran, ketangkasan, atau keahlian Pramuka dalam bidang — bidang
yang khusus atau tertentu. Penggolongan TKK berdasarkan WARNA DASAR.
11
6) TKU
TKU (Tanda Kecakapan Umum) adalah bagian dari sistem tanda kecakapan
dalam Gerakan Pramuka di samping TKK (Tanda Kecakapan Khusus). Tanda
Kecakapan Umum diberikan setelah seorang anggota Gerakan Pramuka menyelesaikan
Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) dalam tingkatannya masing-masing. Tanda
Kecakapan Umum hanya berlaku bagi anggota Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang,
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. TKU tidak berlaku bagi seperti Pembina,
Andalan dan anggota dewasa lainnya.
12
7) Tanda Pelantikan
13
Tanda jabatan lainnya
9) Tanda Barung/Regu/Sangga
14
b. Tanda sangga bergambar sesuai dengan pilihan anggota sangga
yang bersangkutan.
c. Tanda sangga dapat mengambil : 1) nama tahap perjuangan bangsa
Indonesia, seperti Perintis, Pencoba, Penegas, Pendobrak dan
Pelaksana, dengan gambar dan warna seperti contoh terlampir. 2)
angka romawi sebagai nomor sangga, berwarna hitam diatas dasar
berwarna kuning. 3) gambar siluet bunga berwarna hitam di atas
dasar berwarna kuning (khusus untuk sangga puteri). 4) gambar lain
yang diciptakan sendiri oleh sangga yang bersangkutan.
Tanda Reka Pandega
a. Tanda Reka Pandega, berbentuk bujur sangkar, dengan panjang sisi 4 cm.
b. Tanda reka sama dengan tanda sangga, warna dasar coklat muda.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pramuka merupakan kependekaan dari Praja Muda Karana yang berarti kaum muda
yang berkarya. Di Indonesia sendiri penggunaan istilah pramuka baru diresmikan pada tahun
1961. Akan tetapi gerakan pramuka sejatinya telah ada sejak zaman penjajahan Belanda
dengan nama kepanduan. Sejarah pramuka di dunia sendiri dimulai pada 25 Juli 1907
ketika Lord Robert Baden Powell saat itu sebagai Letnan Eendral tentara Inggris
untuk pertama kalinya mengadakan perkemahan pramuka di pulau Brown Sea,
Inggris selama 8 hari. Selanjutnya pada tahun 1908 Baden Powel menulis buku
tentang prinsip dasar kepramukaan DScouting for Boys” yang artinya pramuka
untuk laki- laki. Sedangkan sejarah Pramuka di Indonesia dianggap lahor pada tahun
1961. Hal tersebut didasarkan pada Keppres RI No.112 tahun 1961 tanggal 5 April 1961,
tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan
keanggotaan seperti yang disebutkan Presiden pada 9 Maret 1961
Seragam Pramuka adalah pakaian yang digunakan oleh semua anggota Gerakan
Pramuka. Warna Seragam Pramuka adalah coklat muda dan coklat tua. Warna tersebut
dipilih karena merupakan salah satu warna yang digunakan para pejuang Indonesia ketika
masa perang kemerdekaan. Seragam pramuka tersebut memiliki beberapa kelengkapan
(atribut) yang lain, diantaranya tanda tutup kepala, lambang pandu dunia, papan nama,
tanda lokasi, badge daerah, pita nomor, TKK, tanda pelantikan, tanda jabatan, tanda
barung/regu/sangga, setangan leher dan tanda pelantikan.
3.2 Saran
Gerakan Pramuka dengan ragam kegiatan yang bernuansa cinta tanah air
memegang peran penting untuk mempertebal semangat nasionalisme di tengah-
tengah fenomena globalisasi itu. Dengan adanya makalah ini, penulis berharap dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kita terkait pentingnya kegiatan gerakan
pramuka dalam dunia pendidikan
16
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, M. Amin, dkk, 1994. Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka. Halim Jaya.
Surabaya.
Anugrah, F. Hubungan Partisipasi aktif pada kegiatan kepramukaan terhadap disiplin Belajar
siswa.
Asha, L. (2015). Pendidikan Kepramukaan.
Dila, R., Lukman, L., & Anggraini, D. (2018). Karakter Disiplin Siswa dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler Pendidikan Kepramukaan. JURIDIKDAS: Jurnal Riset Pendidikan
Dasar, 1(3).
Firmansyah, Z. A. (2014). Panduan Resmi Pramuka. Wahyumedia.
Rizky, S. N. (2018). GERAKAN PRAMUKA DI INDONESIA (1940-1961). Risalah, 5(1).
Sa'adah, A. (2020). kegiatan pramuka untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan santri di
pondok pesantren al iman putri babadan ponorogo (Doctoral dissertation, IAIN
Ponorogo).
17