Anda di halaman 1dari 15

KEPRAMUKAAN

Oleh:
Decequen Putri Setiadi
Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT,yang telah memberikan


rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Kepramukaan ini dapat diselesaikan
dengan baik.Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan yang berjudul Makalah Kepramukaan ini. Dan kami juga menyadari
pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu
dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya.Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
Makalah Kepramukaan ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan,karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT,dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.Semoga Makalah
Kepramukaan ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Dasar Kepramukaan............................................................... 3
B. Kiasan Dasar Kepramukaan..................................................................... 3
1. Kiasan Dasar Kepramukaan Siaga..................................................... 3
2. Kiasan Dasar Kepramukaan Penggalang........................................... 3
3. Kiasan Dasar Kepramukaan Penegak................................................ 4
4. Kiasan Dasar Kepramukaan Pendega................................................ 4
C. Karakteristik Pramuka............................................................................. 5
1. Karakteristik Sifat Pramuka Siaga..................................................... 5
2. Karakteristik Sifat Pramuka Penggalang........................................... 5
3. Karakteristik Sifat Pramuka Penegak................................................ 6
4. Karakter Sifat Pramuka Pendega....................................................... 6
D. Tata Upacara Pembukaan Latihan........................................................... 7
1. Tata Upacara Pembukaan Latihan Siaga........................................... 7
2. Tata Upacara Pembukaan Latihan Penggalang.................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bentuk investasi jangka panjang, di samping itu
dengan pendidikan manusia dapat dibentuk karakternya, baik itu karakter yang
baik ataupun karakter yang buruk. Tentulah dengan adanya pendidikan semua
orang menginginkan terbentuknya karakter yang baik. Pendidikan bagi suatu
bangsa sangatlah diperlukan karena akan mengeluarkan suatu bangsa dari
kebodohan dan keterbelakangan, serta akan memperbaiki sumber daya
manusianya (SDM).
Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-undang
Dasar RI 1945 adalah pendidikan yang dapat menumbuhkan, mengembangkan
dan membina kepribadian manusia seutuhnya yang memiliki sikap
nasionalisme dan patriotisme. Dengan pendidikan, manusia diajarkan untuk
memiliki sikap nasionalisme dan patriotisme. Sikap tersebut biasanya mereka
peroleh ketika menduduki bangku sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai
tingkat atas. Pendidikan di Indonesia bukan hanya pendidikan formal tetapi
juga pendidikan informal (pendidikan di luar sekolah). Salah satu contoh dari
pendidikan informal atau pendidikan luar sekolah adalah pendidikan
kepramukaan.
Pendidikan kepramukaan adalah organisasi kepemudaan yang
memiliki visi dan misi membangun penerus bangsa untuk melanjutkan
pembangunan bangsa yang jauh lebih baik. Pendidikan kepramukaan sangat
berkaitan dengan pendidikan formal, karena untuk saat ini kurikulum 2013
mewajibkan pendidikan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler wajib di setiap
jenjang pendidikan yang harus diikuti oleh seluruh siswanya.
Dengan adanya pendidikan kepramukaan di setiap jenjang pendidikan
diharapkan agar sikap nasionalisme dan patriotisme penerus bangsa tidak
terkikis oleh zaman. Bahkan diharapkan sikap tersebut semakin tumbuh
dengan baik, serta dapat memperbaiki tatanan kehidupan bangsa Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
maka penulis mengambil perumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana kiasan dasar dalam gerakan kepramukaan?
2. Bagaimana karakteristik dari gerakan kepramukaan?
3. Bagaimana sandi-sandi dalam kepramukaan?
4. Bagaimana pelaksanaan upacara pembukaan latihan siaga dan
penggalang?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Kepramukaan


Kiasan dasar dalam kepramukaan adalah alam pikiran yang
mengandung kiasan/gambaran suatu yang mengesankan, digunakan sebagai
latar belakang suatu kegiatan kepramukaan, sehingga peserta didik merasakan
ikut terlihat pada kegiatan yang mengesankan tersebut. Sumber kiasan dasar
kepramukaan Indonesia didasarkan pada sejarah perjuangan Bangsa Indonesia
dan budaya Bangsa Indonesia.

B. Kiasan Dasar Kepramukaan


1. Kiasan Dasar Kepramukaan Siaga
Siaga adalah sebutan bagi anggota pramuka yang berumur antara
7-10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan (kiasan
dasar) masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia
menyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya
Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa
Indonesia. Tingkatan dalam pramuka siaga yaitu mula, bantu dan tata.
Tanda tingkatan pramuka siaga adalah bunga kelapa yang baru akan
mekar.
Satuan terkecil dalam Siaga disebut burung (tempat
penjagaan/rumpun bambu/tempat persatuan kecil), burung terdiri dari 5-10
orang dan pemimpinnya disebut sulung. Kumpulan 2-4 burung disebut
perindukan (rumah besar).
2. Kiasan Dasar Kepramukaan Penggalang
Penggalang adalah sebutan bagi anggota pramuka yang berumur
antara 11-15 tahun. Mengiaskan perjuangan para pemuda Indonesia di
dalam mengalang persatuan dan kesatuan bangsa dalam sumpah pemuda
(1928). Tingkatan dalam pramuka penggalang yaitu ramu, rakit dan terap.
Tanda tingkatannya bunga yang sudah mekar.

3
Dalam pramuka penggalang kumpulan 5-10 orang disebut regu
(gardu, tempat berkumpul) dan kumpulan dari 2-4 regu disebut pasukan
(tempat para suku berkumpul).
3. Kiasan Dasar Kepramukaan Penegak
Penegak adalah sebutan bagi anggota pramuka yang berumur
antara 16-20 tahun. Mengiaskan menegakkan kesatuan Republik
Indonesia. Tingkatan dalam pramuka penegak yaitu bantara dan laksana.
Tanda tingkatannya sudah menjadi tunas kepala.
Dalam pramuka penegak kumpulan 3-10 orang disebut sangga
(rumah kecil untuk penggarap sawah), sangga dipimpin salah seorang
Penegak yang disebut Pimpinan Sangga (Pinsa). Kumpulan 2-4 sangga
disebut ambalan (tempat kegiatan yang hidup, dinamis dan berulang),
ambalan dipimpin oleh seorang ketua yang disebut pradana, seorang
sekretaris yang disebut kerani, seorang bendahara yang disebut hartaka,
dan seorang pemangku adat.
4. Kiasan Dasar Kepramukaan Pendega
Pendega adalah sebutan bagi anggota pramuka yang berumur
antara 21-25 tahun. Mengiaskan mengisi atau mendegani dan menjaga
pembangunan pasca kemerdekaan. Tanda tingkatannya sudah menjadi
tunas kepala. Satuan pramuka pandega disebut reka (tempat anak muda
berkreasi).
Pramuka Pandega dihimpun di gugus depan dalam satuan yang
disebut Racana. Racana dikelola oleh Dewan Racana yang terdiri dari
anggota racana yang telah dilantik menjadi Pandega. Racana ini dipimpin
oleh seorang Ketua, seorang Sekretaris, seorang bendahara, dan seorang
Pemangku Adat. Jika racana memerlukan racana dapat membentuk satuan
terkecil yaitu reka. Racana dapat dinamai sesuai aspirasi anggota dengan
nama yang mencerminkan karakter racana. Di tingkat Kwartir. Pramuka
Pandega dapat bergabung dalam wadah pembinaan Satuan Karya dan
Dewan Kerja.

4
C. Karakteristik Pramuka
Karakteristik pramuka adalah gambaran sifat para anggota pramuka
sesuai dengan golongan atau tingkatan yang mereka jalani.
1. Karakteristik Sifat Pramuka Siaga
Sifat karakter pramuka siaga perlu dihayati oleh pembinanya,
karena pramuka tingkat ini masih tergolong anak-anak yang perlu
bimbingan. Sifat karakter yang positif antara lain:
a. Senang bermain, bergerak dan bekerja;
b. Senang meniru, senang mengkhayal;
c. Senang menyanyi, gemar mendengar cerita;
d. Senang bertanya, ingin tahu, ingin mencoba;
e. Senang pamer, senang disanjung, senang kejutan;
f. Spontan, lugu, polos;
g. Senang bersenda gurau dan lain-lain.
h. Sifat dan karakter yang kurang positif antara lain:
i. Labil, emosional, egois;
j. Manja, mudah putus asa;
k. Sensitif, rawan, mudah kecewa;
l. Malu-malu, memerlukan perlindungan dan lain-lain.
5. Karakteristik Sifat Pramuka Penggalang
Berdasarkan usianya, pramuka penggalang adalah masa
perkembangan dari masa kanak-kanak menuju ke masa remaja/pemuda.
Sifat karakter Pramuka Penggalang antara lain sebagai berikut:
a. Sangat bangga bila mendapat pujian
b. Gemar bertualang
c. Suka berkelompok dengan teman sebaya terutama yang satu aspirasi
d. Bangga apabila diberi tanggung jawab
e. Bangga diperlakukan/disamakan dengan orang dewasa
f. Suka usil/mengganggu orang lain
g. Cepat bosan

5
h. Selalu ingin bergerak /tidak mau berdiam lama-lama.
i. Ingin menjadi yang terbaik
j. Menyukai hal-hal yang baru
6. Karakteristik Sifat Pramuka Penegak
Karakter pramuka penegak memerlukan bimbingan karena pada
tahap ini mereka memasuki tahap remaja madya yang mengalami
perubahan fisik yang sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang
meliputi tinggi badan, berat badan, organ tubuh, dan perubahan bentuk
fisik. Pramuka penegak sangatlah memerlukan bimbingan, agar merak
tidak salah arah dalam pengambilan keputusan. Sifat karakter dari
pramuka penegak antara lain:
a. Semangat juang yang tinggi
b. Idealisme
c. Kemauan yang kuat
d. Percaya diri
e. Mencari jati diri
f. Kreatif dan peduli terhadap lingkungan masyarakat
g. Serta memiliki loyalitas yang tinggi terhadap kelompoknya
h. Belajar menangani hubungan interaksi dengan lawan jenis.
7. Karakter Sifat Pramuka Pendega
Karakteristik pramuka pandega adalah memerlukan bimbingan
orang dewasa dalam proses pendidikan dan pembinaan kepribadian,
watak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, ketangkasan, kesehatan
dan kesegaran jasmani, dan kepemimpinan sehingga dapat hidup mandiri.
Sifat karakter dari pramuka pandega antara lain:
a. Kesinambungan dan keteraturan.
b. Kegiatan yang menarik dan mengandung pendidikan.
c. Memanfaatkan sumber setempat yang tersedia.

D. Tata Upacara Pembukaan Latihan

6
Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu
ketentuan, peraturan yang wajib dilaksanakan, sehingga merupakan kegiatan
yang teratur dan tertib, untuk membentuk suatu tradisi dan budi pekerti yang
baik. Prinsip yang terpenting upacara haruslah dilaksanakan dengan khidmat,
tenang, dan tertib.
Upacara Pembukaan dan Penutupan Latihan, yaitu upacara yang
dilaksanakan dalam rangka usaha memulai dan mengakhiri suatu pertemuan
dilingkungan Gerakan Pramuka.
1. Tata Upacara Pembukaan Latihan Siaga
a. Pemeriksaan kebersihan dan kerapian anggota.
Kegiatan pemeriksaan kebersihan dan kerapian dilakukan di
luar tempat upacara. Pemimpin burung memeriksa anggotanya tentang
kebersihan dan kerapian. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bebas,
tidak dalam bentuk lingkaran.
b. Memilih burung terbaik untuk menjadi petugas upacara.
Pada pemilihan burung terbaik, Pembina siaga dan Pembantu
Pembina Siaga bisa memilih dari burung terbaik pada latihan
sebelumnya. Tetapi jika kegiatan permulaan, Pembina siaga dapat
memilih langsung burung yang dianggap terbaik untuk melaksanakan
upacara.
c. Barung terbaik menyiapkan perlengkapan upacara.
Kelengkapan upacara yang disiapkan meliputi: bendera merah
putih, tongkat bendera, tempat bendera.
d. Pemimpin Upacara (Sulung) mengumpulkan seluruh anggota siaga
untuk membentuk lingkaran besar.
Untuk mengumpulkan anggota perindukan, sulung bisa
menggunakan aba-aba “Siaga....”, maka anggota perindukan berlari
sambil berucap “Siap” dan membentuk lingkaran mengitari sulung dan
tempat bendera.
e. Pemimpin Upacara (Sulung) menjemput Pembina upacara.

7
Sulung keluar dari lingkaran melewati pintu upacara, kemudian
menemui Pembina Siaga (menjemput) untuk diantar ke tengah-tengah
perindukan.
f. Pembina Upacara (Pembina Siaga) dijemput pemimpin upacara,
mengambil tempat di tengah lingkaran menghadap standar bendera dan
pintu upacara.
g. Para pembantu siaga berada pada lingkaran upacara.
h. Pemimpin Upacara (Sulung) mengambil bendera untuk dikibarkan.
Sulung keluar dari lingkaran untuk mengambil bendera yang
berada di luar untuk ditempatkan di standar bendera (dalam lingkaran)
melewati pintu upacara. Bendera digulung dengan posisi warna merah
berada di luar. Saat berada pada pintu upacara, Pembina Siaga diikuti
seluruh anggota perindukan memberikan penghormatan sampai
bendera berada pada standar bendera.
i. Pembina upacara (Pembina siaga) membaca Pancasila dan ditirukan
oleh semua anggota.
j. Pemimpin upacara (sulung) membaca Dwi Dharma dan diikuti oleh
semua anggota perindukan Sulung mengucapkan Dwi Dharma, diikuti
seluruh anggota perindukan.
k. Pemimpin upacara (Sulung) kembali ke barungnya.
Setelah mengucapkan Dwi Dharma dengan lantang, sulung
kembali ke barungya (berada pada posisi paling kanan dari
barungnya).
l. Pembina upacara (Pembina Siaga) mengumumkan hal-hal yang perlu
diketahui oleh anggota perindukan.
m. Pembina upacara (Pembina siaga) memimpin doa yang diikuti oleh
anggota perindukan.
n. Upacara selesai, dilanjutkan dengan kegiatan perindukan.
2. Tata Upacara Pembukaan Latihan Penggalang
a. Pemeriksaan kebersihan dan kerapian anggota regu oleh ketua regu.

8
b. Masing-masing ketua regu memeriksa kebersihan dan kerapian
anggota regunya, termasuk absensi regu dan iuran regu.
c. Regu petugas menyiapkan perlengkapan upacara.
d. Pemimpin regu utama (Pratama) memanggil anggota pasukan dengan
membentuk barisan Angkare.
e. Pratama mencek persiapan dan petugas upacara, jika sudah siap
Pratama menjemput Pembina penggalang.
f. Pratama memilih dari anggota regunya untuk menjadi petugas
pengibar bendera dan pengucap Dasa Dharma Pramuka
g. Pembina upacara (Pembina Penggalang) memasuki tempat upacara
menghadap pasukan, para pembantu Pembina berada di belakang
Pembina Upacara dalam bentuk bersaf.
h. Pratama memimpin penghormatan dan laporan kepada Pembina
Upacara, menyerahkan kegiatan Upacara pada Pembina, kemudian
kembali ke regunya.
i. Pengibaran Sang Merah Putih oleh petugas
j. Pembina upacara (Pembina Penggalang) membaca Pancasila ditirukan
anggota pasukan
k. Pembacaan Dasa Dharma
Petugas pembaca Dasa Dharma maju satu langkah untuk
mengucapkan Dasa Dharma Pramuka. Tanpa menggunakan laporan
pada Pembina Upacara. Setelah selesai, mundur satu langkah menuju
barisan regunya.
l. Kata pengantar Upacara oleh Pembina Penggalang tentang tema
latihan dan sebagainya.
m. Pembina upacara memimpin doa menurut agama dan kepercayaannya
masing-masing.
n. Pasukan diserahkan kepada pratama untuk melanjutkan acara
1) Pembina Upacara bisa meninggalkan tempat upacara. Pembina
upacara (Pembina Penggalang) mengucapkan terima kasih pada
pembantu Pembina serta siap melaksanakan latihan

9
2) Pratama membubarkan barisan, terus siap mengikuti kegiatan
latihan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
kepramukaan adalah alam pikiran yang mengandung kiasan/gambaran
suatu yang mengesankan, digunakan sebagai latar belakang suatu kegiatan
kepramukaan, sehingga peserta didik merasakan ikut terlihat pada kegiatan
yang mengesankan tersebut. Sumber kiasan dasar kepramukaan Indonesia
didasarkan pada sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dan budaya Bangsa
Indonesia.
Dalam gerakan kepramukaan terdapat kiasan dasar dari setiap
tingkatan pramuka mulai dari siaga, penggalang, penegak hingga pandega
serta memiliki karakteristik masing-masing. Pramuka memiliki sandi-sandi
yang digunakan pada setiap kegiatan kepramukaan. Dalam melakukan upacara
pembukaan latihan pramuka siaga dan penggalang, memiliki tata upacaranya.

B. Saran
Sebaiknya dalam penyusunan makalah ini memerlukan referensi yang
memadai agar tercapainya makalah sesuai topik yang diinginkan. Saya sebagai
menulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekeliruan dalam menulis
makalah ini, maka saya sangat membutuhkan kritik dan saran untuk dapat
memperbaiki penulisan makalah yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://nenggnurhayati.blogspot.com/2013/10/sandi-sandi-dalam-pramuka.html.

http://agungrisnawan.blogspot.com/2011/03/sandi-koordinat.html.

http://harrysubiardi.mywapblog.com/pengertian-sandi-dan-macam-macam-
sandi.xhtm.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pramuka_Siaga.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pramuka_Pennggalang.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pramuka_Penegak.

Anda mungkin juga menyukai