Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK


“Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Profesi Keguruan”
Dosen Pengampu: Arnianti, M.Pd

Disusun Oleh
Kelompok : 7
1. Pina Sopiana
2. Nia Maratul Jannah
3. Sumaini

PROGRAM STUDI PEDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
PALAPA NUSANTARA
2024
2

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjunan kita, Nabi Muhammad SAW.
Kami panjatkan Puja dan Puji syukur kehadirat-Nya, yang atas berkat rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pendidik dan Peserta Didik”, guna memenuhi tugas mata kuliah “Profesi Keguruan”.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini.

Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Keruak, 25 Februari 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan pembahasan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidik..............................................................................................................3
1. Pengertian Pendidik................................................................................3
2. Jenis-jenis Pendidik................................................................................3
3. Ciri-ciri Pendidik....................................................................................4
4. Sifat-sifat pendidik..................................................................................4
5. Syarat pendidik.......................................................................................7
6. Fungsi pendidik......................................................................................8
7. Kompetensi pendidik..............................................................................8
B. Peserta didik........................................................................................................9
1. Pengertian Peserta Didik........................................................................10
2. Ciri-ciri Peserta Didik............................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti
bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk selalu
berkembang didalamnya, pendidikan tidak akan ada habisnya. Pendidikan secara
umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap
individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang
yang terdidik itu sangat penting. Kita dididik menjadi orang yang berguna baik bagi
Negara, Nusa dan Bangsa. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan
keluarga (Pendidikan Informal), lingkungan sekolah (Pendidikan Formal),dan
lingkungan masyarakat (Pendidikan Nonformal).Pendidikan Informal adalah
pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau
tidak sadar,sejak seseorang lahir sampai mati. Proses pendidikan ini berlangsung
seumur hidup. Pendidikan bertujuan untuk menciptakan karakter yang berkualitas,
dengan terciptanya manusia yang berkarakter, manusia berkeinginan untuk
menciptakan perubahan, tentunya untuk menciptakan keinginan tersebut harus di
dapatkan melalui proses belajar.
Belajar sangat penting bagi manusia, dan secara alamiah manusia tumbuh dan
berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal mengalami proses tahap demi
tahap. Manusia tidak mampu akan mampu mencapai kesempurnaan tanpa adanya
proses belajar yang disebut belajar. Belajar, sebagai usaha memupuk dan
mengembangkan pribadi manusia dari aspek rohani dan jasmani. Belajar sebagai
proses mengarahkan manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan
mengangkat derajat manusia sesuai fitrahnya. Belajar sangat penting untuk peserta
didik, terutama dalam mengantisipasi kebodohan sebagai dampak negative dan era
persaingan bebas yang melanda dunia.
Otak manusia lebih berbeda dari otak hewan lain. Ini terdiri dari miliaran
neuron, dan masing-masing saling berhubungan dan dengan demikian membantu
untuk membuat otak menjadi bagian dari sistem saraf. Otak manusia adalah bagian
utama dari sistem saraf pusat. Hal ini tidak otak terberat di antara hewan, dan tidak
memiliki berat badan yang proporsional dengan tubuh mereka (dengan berat kurang
dari 1,5 kg). Hal ini hanya sedikit lebih kompleks daripada hewan. Otak manusia
dikelilingi oleh tiga membran pelindung yang disebut meninges (selaput otak). Ruang
yang disebut ventrikel diisi dengan cairan serebrospinal, yang memasok gas dan
nutrisi ke jutaan nutrisi di otak. Ada dua daerah yang berbeda dalam otak, yaitu
materi putih dan materi abu-abu. Materi putih sebagian besar terdiri dari serat saraf,
5

dan abu-abu terdiri dari badan sel neuron. Otak manusia dapat dibagi menjadi tiga
wilayah; otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
Otak hewan, pada hewan tertentu tingkat kecerdasan dapat dibandingkan
dengan ukuran otak masing-masing. Namun, hal ini tidak berlaku untuk semua
hewan. Pada hewan primitif seperti cnidaria tidak memiliki otak atau struktur seperti
otak; sebaliknya, mereka memiliki jaring saraf, di mana semua neuron yang mirip dan
terkait satu sama lain dalam sebuah jaring. Pertama, cacing pipih telah berevolusi
‘otak’ primitif, dengan membentuk massa pembesaran jaringan saraf dan sel-sel di
bagian depan tubuh mereka. Ini ‘otak’ adalah sistem saraf dasar yang lebih kompleks
daripada jaring saraf pada cnidaria. Ia juga memiliki kemampuan mengendalikan
respon otot dengan cara yang lebih baik. Tahap awal otak vertebrata pertama kali
ditemukan dari bukti fosil ikan awal seperti Agnathan. Otak mereka yang kecil tapi
sudah dibagi menjadi tiga divisi dasar yang juga ditemukan di saat hidup otak
vertebrata. Ketiga divisi dasar terutama, otak belakang, otak tengah dan otak depan.
Jadi manusia lebih mampu berfikir untuk mendaptkan pendidikan. Sehingga
kami membuat makalah berjudul "Pendidik dan Peserta Didik”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidik?
2. Apa saja jenis-jenis pendidik?
3. Bagaimana ciri-ciri pendidik?
4. Bagaimana sifat-sifat pendidik?
5. Apa saja syarat seorang pendidik?
6. Apa fungsi pendidik?
7. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki pendidik?
8. Apa pengertian peserta didik?
9. Bagaimana ciri-ciri peserta didik?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian pendidik.
2. Mengetahui jenis-jenis pendidik.
3. Mengetahui ciri-ciri pendidik.
4. Mengetahui sifat-sifat pendidik.
5. Mengetahui syarat pendidik.
6. Mengetahui fungsi pendidik.
7. Mengetahui kompetensi yang harus dimiliki pendidik.
8. Mengetahui pengertian peserta didik.
9. Mengetahui ciri-ciri peserta didik.
6

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidik
1. Pengertian pendidik
Pendidik didefiniskan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dalam memberikan ilmu dan membimbing anak tersebut bisa
menuju ke arah kedewasaan dengan gambaran kedewasaan yang senatiasa dibayangkan
oleh anak dalam diri pendidiknya, di dalam pergaulan antara pendidik dan anak didik,
dalam istilah Langeveld disebut situasi pendidikan.
2. Jenis-jenis pendidik
Pendidik sebagai orang yang bertanggung jawab membimbing anak untuk mencapai
kedewasaan, dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pertama pendidik karena keharusan atas
kewajaran kehidupan, sedangkan yang kedua adalah pendidik karena diserahi tugas untuk
mendidik anak.
Pendidik pertama yaitu orang tua ayah dan ibu. Pendidik kedua ialah pendidik
pendidik sebagai suatu profesi yang karena jabatannya ia harus mendidik anak, misalnya
guru di sekolah (TK-SMA), pembimbing pada kelompok bermain (play group), para
pembimbing dilembaga pemeliharaan anak yatim piatu, dan sebagainnya.
a. Orang tua
Orang tua secara wajar menjadi pendidik karena merasa bertanggung jawab
terhadap anaknya. Sehingga dengan tanggung jawab itu mengundang para orang
tua untuk membantu berkembangnya si anak, dan membantu perkembangan itulah
disebut mendidik. Peran pendidik pertama ini sangat besar, karena mereka bukan
saja sekedar mendidik anak agar ia menjadi besar dan pandai sagala macam,
namun terutama ia membantu perkembangan anak dalam segi kemanusiannya,
menjadikan anak didik menjadi manusia yang mampu hidup bersama dengan orang
lain, manusia bermoral dan berhati nurani.
Orang tua memiliki pengaruh langsung dari orang tua terhadap masa depan
anak kedua pada berbagai jenjang kehidupannya, baik pada periode kanak-kanak,
remaja, dan dewasa. Karena itu islam mengganggap tugas pendidikan anak sebagai
suatu kewajiban bagi orang tua yang harus didahulukannya.
b. Guru
Pendidik kedua adalah mereka yang diberi tugas menjadi pendidik. Mereka
mendapat tugas dari orang tua, sebagai pengganti orang tua. Mereka menjadi
pendidik karena profesinya sebagai pendidik, guru di sekolah mislanya.
7

Guru sebagai pendidik harus memenuhi beberapa syaratk husus untuk


mengajar dibekali dengan berbagai ilmu kependidikan dan keguruan sebagai dasar,
disertai perangkat latihan keterampilan keguruan (Praktek Pengalaman Lapangan),
disitulah ia belajar mempersonalisasikan beberapa sikap keguruan dan
kependidikan yang diperlukan.

3. Ciri-ciri pendidik
a. Adanya kewibawaan
Kewibawaan yangterpancar daripada dirinya terhadap anak didik. Kewibawaan a
dalah suatu pengaruh yang diakui suatu kebenaran dan kebesarannya, bukan sesuatu
yang memaksa. Kewibawaan harus berbanding dengan ketidakberdayaan anak didik,
jika pendidik kemampuannya tidak berbeda dengan anak didik,maka kewibawaan ters
ebut sukar ditegakan.
Dengan demikian kewibawaan seorang pendidik akan diakui apabila pendidik me
mpunyai kelebihan dari anak didiknya baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.
b. Mengenal Anak Didik
Seorang pendidik harus mengenal anak didik secara khusus agar pendidikannya
dapat sesuai dengan setiap anak secara perorangan, hal tersebut dapat dipelajari dari
psikologi perkembangan.
Setiap anak dalam satu kelas memiliki usia yang tidak jauh berbeda, sifatnya
secara khusus juga berbeda. Untuk itu seorang pendidik harus mengenal anak
didiknya.
c. Membantu Anak Didik
Ciri ketiga seorang pendidik adalah mau membantu anak didiknya, dan bantuan
yang di berikan harus sesuai dengan yang diharapkan anak didiknya. Setiap anak didik
mau menjadi dirinya sendiri, ingin berdiri sendiri, mau bertanggung jawab sendiri dan
ingin menentukan sendiri, untuk itu pendidik tidak boleh terlalu memaksakan
kehendak tapi ingat pada keingina anak didiknya tersebut.

4. Sifat-sifat Pendidik
Mahmud Yunus dengan memberikan gambaran tentang sifat-sifat yang harus
dimiliki seorang guru, agar guru tersebut berhasil dalam tugasnya sebagai tenaga
pengajar dan juga sebagai seorang figur yang akan selalu diingat dan dicontoh oleh anak
didiknya. Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki seorang guru adalah sebagai berikut:
a. Guru harus mengasihi muridnya seperti ia mengasihi anaknya sendiri.
Sudah menjadi suatu tugas bagi guru untuk mengasihi dan menyayangi anak
didiknya seperti ia mengasihi dan menyayangi anaknya sendiri dan memikirkan
keadaan mereka seperti memikirkan keadaan anaknya sendiri. Rasa kasih sayang
wajib dan harus ada pada tiap individu seorang guru. Rasa kasih sayang tersebut
8

lebih-lebih harus dicurahkan kepada anak didik yang kurang mampu, bajunya
kotor, kelakuannya buruk, perkataannya kasar, mukanya masam, hatinya keras
seperti batu.
Menurut Mahmud Yunus anak yang seperti inilah yang menjadi kesempatan
bagi seorang guru untuk beruasaha membangkitkan semangat mereka yang telah
padam dan menghidupkan jiwa mereka yang telah mati. Maka salah satu jalan
untuk menghidupkan jiwa anak-anak tadi, guru haruslah mengetahui hal ikhwal
dan kecendrungan hati anak tersebut, serta berusaha menolong dan membantuya
dan juga memberi petunjuk serta pengertian kepada anak tersebut dengan penuh
kejujuran dan kasih sayang.
b. Guru juga harus mempunyai sifat rasa kesadaran akan kewajibannya terhadap
masyarakat.
Dan seorang gurupun harus tahu bahwa tiap pelajaran yang diajarkannya
adalah untuk dan demi kepentingan masyarakat. Guru juga harus berusaha
menanamkan akhlaq dan cinta tanah air dalam jiwa muridnya. Menurut Mahmud
Yunus dasar pendidikan agama yang praktis dan cinta tanah air serta teladan yang
baik, guru akan dapat membentuk generasi baru dan umat yang sempurna dalam
segala segi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Maka di tangan gurulah dididik
semua generasi bangsa, kemudian mereka masuk ke dalam masyarakat, bekerja
dalam lapangan masing-masing.
c. Seorang guru harus berlaku jujur dan juga ikhlas dalam pekerjaannya.
Kejujuran dan keikhlasan seorang guru dalam pekerjaannya adalah jalan yang
terbaik untuk kesuksesannya dalam mengajar sekaligus kesuksesan anak didiknya
dalam belajar. Guru harus menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya sebagai
suatu kewajiban yang dipikul di atas pundaknya. Guru yang terlambat datang ke
kelas untuk mengajar adalah guru yang tidak jujur. Oleh sebab itu guru haruslah
jujur dan menjaga waktu murid supaya jangan terbuang dengan percuma.
Hendaklah guru datang ke sekolah tepat pada waktu yang telah ditentukan dan
jangan sekali-kali terlambat, supaya guru jadi contoh dan tauladan bagi muridnya
dalam menjaga waktu dan menepati janji.
d. Guru harus berhubungan terus dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Guru harus mengetahui sedikit tentang berbagai macam ilmu pengetahuan.
Hal tersebut berguna untuk menjawab pertanyaan dari muridnya sewaktu-waktu.
Guru haruslah luas pengetahuan dan materinya, maka guru yang luas wawasan
keilmuannya akan dapat menata situasi kelasnya ketika pelajaran berlangsung
sekaligus akan menumbuhkan kecintaan anak didik terhadap pelajaran yang
diajarkannya tersebut.
e. Guru juga harus membiasakan muridnya untuk percaya pada diri sendiri dan bebas
berfikir.
9

Mahmud Yunus menyarankan untuk memberantas pendidikan yang


menyerahkan segala-galanya kepada guru, yang akan mengakibatkan kegagalan
anak didik pada masa yang akan datang. Menurut Mahmud Yunus pembiasaan
berfikir dan bekerja sendiri akan melatih kedewasaan pada anak didik dan akan
menimbulkan rasa tanggung jawab pada diri anak didik tersebut.
f. Seorang guru hendaknya berbicara dengan bahasa yang difahami dan dimengerti
oleh anak didik.
Guru yang berbicara dengan bahasa yang tidak difahami samalah artinya
dengan ibu memberikan makanan keras kepada bayinya yang baru lahir, tentu anak
tersebut tidak akan dapat menelannya. Demikian pula dengan anak didik yang
tidak memahami bahasa guru, maka anak didik tersebut tidak akan dapat menerima
pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut.
g. Seorang guru harus memikirkan pendidikan akhlaq.
Guru harus ingat bahwa tujuan yang utama dalam pendidikan ialah pendidikan
akhlaq, baik perangai, keras kemauan, mengerjakan kebaikan dan menjauhi
kejahatan. Menurut Mahmud Yunus tujuan pendidikan akhlaq bukanlah semata-
mata belajar ilmu akhlaq. melainkan membentuk pemuda pemudi yang berakhlaq
baik, bercita-cita tinggi, baik perkataan dan perbuatannya, bijaksana dalam segala
tindakan. Menurut Mahmud Yunus bahwa tujuan pendidikan akhlaq adalah
membentuk akhlaq dan mendidik ruhani, yang mana tujuan ini haruslah menjadi
arah dan tujuan yang tetap dari setiap para guru, baik guru pelajaran agama
maupun guru pelajaran umum. Maka tiap pelajaran adalah pelajaran akhlaq dan
tiap guru adalah guru akhlaq.
Prof. Dr Moh Atthiyah Ap-abrasi mengemukakan bahwa seorang guru harus memiliki
sifat-sifat tertentu agar ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Adapun sifat-sifat
tersebut adalah:
a. Memiliki sifat zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari
keridaan allah.
b. Ikhlas dalam pekerjaan.
c. Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap muridnya, ia sanggup menahan diri,
menahan kemarahan, lapang hati, banyak sabar dan jangan pemarah karena sebab-
sebab yang kecil.
d. Seorang guru harus mencintai murid-muridnya seperti ia mencintai anak- anaknya
sendiri.
e. Seorang guru harus mengetahui tabiat, pembawaan, adat kebiasaan dan pemikiran
murid-muridnya.
10

f. Seorang guru harus menguasai materi mata pelajaran yang akan diberikannya, serta
memperdalam pengetahuannya sehingga meteri mata pelajaran yang diajarkannya
tidak akan bersifat dangkal.
Imam Al-Ghazali menasehati kepada para pendidik Islam agar memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
a. Seorang guru harus menaruh kasih sayang terhadap murid-muridnya dan
memperlakukan mereka seperti perlakuan mereka terhadap anaknya sendiri.
b. Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih, tetapi dengan
mengajar itu ia bermaksud mencari keridoan Allah dan mendekatkan diri
kepadanya.
c. Memperhatikan tingkat akal anak-anak dan berbicara menurut kadar akalnya dan
jangan membicarakan sesuatu melebihi daya tangkap siswanya.
d. Jangan menimbulkan rasa benci pada diri murid mengenai cabang ilmu yang lain,
tetapi seyogyanya membukakan jalan bagi mereka untuk belajar mempelajari ilmu
tersebut.
e. Seorang guru harus mengamalkan ilmunya dan jangan berlainan kata dengan
perbuatannya.
Abdurrahman An Nahlawi juga menyarankan kepada guru untuk memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
a. Tingkah laku dan pola pikir guru bersifat Rabbani.
b. Guru seorang yang ikhlas.
c. Guru harus bersabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada anak-anak.
d. Guru jujur dalam menyampaikan apa yang diserukannya kepada anak didiknya.
e. Guru harus mampu mengelola siswa, tegas dalam bertindak serta meletakkan
berbagai perkara secara proporsional.
f. Guru mempelajari kehidupan psikis para pelajar selaras dengan masa
perkembangannya ketika ia mengajar sehingga ia dapat memperlakukan sesuatu
sesuai dengan kemampuan dan kesiapan psikis mereka. Guru tanggap terhadap
berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwa, keyakinan,
dan pola berpikir angkatan muda.

5. Syarat-syarat Pendidik
Setiap pekerjaan memerlukan syarat tertentu agar seseorang yang memiliki pekerjaan
tersebut bisa berperan secara efektif dan efisien. Bagi seorang pendidik yang bergaul dengan
peserta didik yang berbeda karakter dan harus berubah ke arah yang lebih baik, maka syarat
tersebut harus dipenuhi. Menurut Edi Suardi (1984) pendidik harus memenuhi beberapa
persyaratan, yakni :
a. Seorang pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan.
11

Sudah pasti tujuan akhir pendidikan harus ia sadari benar. Pendidik harus
mempunyai banyak pengetahuan tentang apa yang disebut manusia dewasa, sesuai
dengan tempat dan waktu. Apabila di suatu negara terdapat suatu lembaga
pendidikan, maka seorang pendidik harus mengenal tujuan pendidikan nasional
atau cita-cita nasional negara tersebut.
b. Seorang pendidik harus mengenal peserta didiknya.
c. Seorang pendidik harus tahu prinsip dan penggunaan alat pendidikan.
Ia harus tahu pula memilih yang mana yang cocok untuk seorang anak pada situasi
tertentu. Ia harus menentukan jalan atau prosedur mendidik yang bagaimana yang
harus ia gunakan atau tempuh.
d. Seorang pendidik harus menyatu dengan anak didiknya.
Seorang pendidik harus bisa menyatu dengan anak didiknya, tetapi bukan berarti ia
lupa akan dirinya sendiri. Ia tetap orang dewasa tetapi harus menyesuaikan cara
mendidik anak yang sesuai dengan dunia anak-anak.
6. Fungsi Pendidik
Menurut Ahmad Farid mengutip CeceWijayadan A. Tabrani Rusyan, menjelaskan
beberapa peranan dan fungsi pendidik tersebut sebagai berikut:
a. Guru sebagai pengajar dan pendidik
b. Guru sebagai anggota masyarakat
c. Guru sebagai pemimpin
d. Guru sebagai pelaksana administrasi
e. Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar.
7. Kompetensi Pendidik
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pendidik/guru atau dosen dalam melakukan tugas
keprofesionalan. Drs. Akmal Hawi mengemukakan bahwa kompetensi merupakan
kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Kompetensi
tersebut dapat dinilai dan sangat penting dalam hubungannnya dengan kegiatan belajar-
mengajar dan hasil belajar siswa, demikian pula dapat digunakan sebagai pedoman dalam
rangka pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik. Untuk menjadi pendidik yang
profesional tentunya harus memiliki kompetensi keguruan.
Dalam pasal pasal 28 ayat 3 PP RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pendidik sebagai agen pembelajaran harus memiliki empat jenis kompetensi
yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan
kompetensi sosial.
a. Kompetensi paedagogik.
Kompetensi paedagogik adalah pemahaman guru terhadap anak didik,
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
anak didik untuk mengaktualisasikan sebagai potensi yang dimilikinya.
12

b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian, berupa kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa arif,
berwibawa dan berakhlak mulia, sehingga dapat menjadi teladan. Bagi seorang
guru hal ini merupakan modal dasar untuk menjalankan tugasnya secara
professional.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional, menurut ahli pendidikan, sebuah pekerjaan dikatakan
profesi jika dilakukan untuk mencari nafkah, sekaligus dilakukan dengan tingkat
keahlian yang tinggi. Dalam konteks profesionalisme mengajar, menurut J.B.
Situmorang dan Winarno mengemukakan secara umum seorang guru dikatakan
professional paling tidak harus menguasai dua hal yaitu: Pertama, menguasai
materi dan ilmu pengetahuan yang diajarkan atau yang menjadi tanggung
jawabnya. Kedua, menguasai cara mengajar dengan baik.
d. Kompetensi sosial.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi, menjalin
kerjasama dan berinteraksi secara efektif dan efisien, baik itu dengan anak didik,
sesama pendidik, orang tua/wali, maupun dengan masyarakat sekitar.
Dari keempat kompetensi yang telah diuraikan tersebut, tentunya pendidik akan
berhasil menjalankan tugasnya apabila memiliki kompetensi tersebut dan akan menciptakan
kualitas yang baik.

B. Peserta Didik
Dalam kegiatan pendidikan, peserta didik menjadi tumpuan harapan agar
menjadi manusia yang utuh, manusia berasusila dan bermoral, bertanggung jawab
bagi kehidupan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Peserta didik
menunjukkan seorang manusia yang belum dewasa, yang akan dibimbing oleh
pendidiknya untuk menuju kedewasaannya. Dewasa disini
bukan dewasa dalam bentuk jasmani kecil, akan tetapi peserta didik memang manusia
yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan potensi yang
dimiliki. Kemampuan berpikir, merasa, menganalisa, mengemukakan pendapat,
berbahasa, social memang masih belum berkembang, masih memerlukan bantuan dari
luar dirinya untuk mewujudkannya.
Karena itu pendidikan harus dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untu
k terlib ataktif dan kreatif.
Peserta didik harus merasakan suasana yang menyenangkan yang dilandasi
rasa kasih sayang yang
penuh dengan tantangan atau motivasi sehingga peserta didik dapat mengembangkan
segala potensi dan bakat yang dimiliki. Disamping itu, perlu disadari dalam
pelaksanaan proses Pendidikan bahwa masing-masing peserta didik memiliki pribadi-
13

pribadi yang membedakan dirinya satu dengan yang lainnya, tidak ada dua individu
yang sama. Pembinaan yang dilakukan terhadap peserta didik dalam Pendidikan harus
memperhatikan masing-masing individu peserta didik.
1. Pengertian Peserta Didik
Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab
disebut Tilmidz jamaknya Talamid yang artinya murid. Menurut Abu Ahmadi
peserta didik merupakan anak yang belum dewasa, yang memerlukan usaha,
bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, supaya dapat
melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan.
Peserta didik adalah individu yang belum dewasa yang mempunyai
suatu potensi yang harus di berkembangkan, yang memiliki kepribadian dan
ciri khas yang berbeda dan berusaha mengembangkan potensi yang
dimilikinya melalui pembelajaran. Peserta didik merupakan objek dari
pendidikan. Suatu individu yang sangat membutuhkan orang dewasa untuk
membimbingnya, salah satunya adalah guru (pengajar), untuk membimbing
mereka menjadi dewasa.
2. Ciri-ciri Peserta Didik
a. Individu yang memiliki potensi atau bakat yang berbeda-beda.
Sejak lahir, anak telah dianugrahi bakat atau potensi yang berbeda-beda. Tidak
ada anak yang lahir tanpa memiliki potensi, namun hanya saja karena kurang
dikembangkan. Oleh sebab itu untuk mengembangkan potensi yang dimilki maka
diperlukan suatu bimbingan, baik itu dari orang tua ataupun lingkungan tempat
tinggalnya.

b. Individu yang sedang berkembang


Dapat diartikan bahwa individu akan terus berkembang, dan sedang
berkembang baik itu berkembang tentang pola pikirnya atau pun dalam fisiknya.
Individu tidak akan tetap begitu saja, dia akan terus berkembang khususnya sesuai
dengan usianya. Ia akan berkembang dengan sendirinya. Ketika individu sedang
berkembang maka peran orang tua atau guru pun sangat diperlukan. Atas dasar itu
pendidik harus dapat mengatur kondisi dan strategi yang relevan dengan kebutuhan
peserta didik.
c. Individu yang mebutuhkkan bimbingan secara manusiawi
Dalam proses berkembang, peserta didik membutuhkan bimbingan, seperti
halnya bayi yang baru lahir ia sangat membutuhkan seorang ibu untuk berkembang
dan untuk hidup. Namun disini berbeda, peserta didik memang bukan lagi bayi.
Namun mereka membutukan bimbingan, dan tentunya masih tergantung kepada
yang ia anggap dewasa.
14

d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri


Dalam perkembangnya, peserta didik mempunyai kemampuan yang akan
membawanya kepada kedewasaan. Dimana orang tua ataupun pendidik dapat
membebaskannya, namun tidak membebaskan begitu saja melainkan sedikit demi
sedikit. Dimana peserta didik suah bisa menjalani kehidupannya sendiri, agar dia
dapat memperoleh kesempatan untuk bertanggung jawab dengan apa yang dia
perbuat.
15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam
mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan.
Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidik dan peserta didik adalah
komponen utama dalam penyelenggaran pendidikan.
Pendidik didefiniskan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dalam memberikan ilmu dan membimbing anak tersebut bisa menuju
ke arah kedewasaan sedangkan peserta didik adalah individu yang belum dewasa yang
mempunyai suatu potensi yang harus di berkembangkan, yang memiliki kepribadian dan ciri
khas yang berbeda dan berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui
pembelajaran.
Pendidik bukan hanya guru di sekolah saja, tetapi orangtua juga merupakan pendidik
yang utama. Pendidik dalam mendidik anak didiknya harus memenuhi syarat dan juga
memiliki empat kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik. Peserta didik merupakan
individu yang berbeda-beda baik dalam kepribadiannya maupun potensi yang dimilik
masing-masing peserta didik. Untuk mencapai tujuan pendidikan, seorang pendidik harus
mampu memahami ciri-ciri peserta didik.

Sadulloh, U. dkk. (2011). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta cv.

Kurniawan, A. dkk. (2011). Jurnal Hakikat Peserta Didik (Kelompok 4).[Online].

Tersedia: http://poenyabioeks09.blogspot.co.id/2011/10/jurnal-hakikat-peserta-didik-kelompok-4.html. (20 Februari 2018).

Firdaus. (2011). Sifat-sifat Guru dalam Pandangan Mahmud Yunus. (Tesis).

Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau.


16

DAFTAR PUSTAKA

Sadulloh, U. dkk. (2011). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta cv.


Kurniawan, A. dkk. (2011). Jurnal Hakikat Peserta Didik (Kelompok 4).[Online].
Tersedia: http://poenyabioeks09.blogspot.co.id/2011/10/jurnal-hakikat-peserta-didik-
kelompok-4.html. (20 Februari 2018).
Firdaus. (2011). Sifat-sifat Guru dalam Pandangan Mahmud Yunus. (Tesis).
Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau.

Sadulloh, U. dkk. (2011). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta cv.

Kurniawan, A. dkk. (2011). Jurnal Hakikat Peserta Didik (Kelompok 4).[Online].

Tersedia: http://poenyabioeks09.blogspot.co.id/2011/10/jurnal-hakikat-peserta-didik-kelompok-4.html. (20 Februari 2018).

Firdaus. (2011). Sifat-sifat Guru dalam Pandangan Mahmud Yunus. (Tesis).

Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau.

Anda mungkin juga menyukai