Anda di halaman 1dari 16

Pendidik dan Peserta Didik

DISUSUN OLEH :
1. ECHA PERITIWI (2023143493)
2. AULIA NAZAHIRA (2023143497)
3. CHANDARA KINASIH SEKARWARI (2023143498)
4. SHERLY RAVIKA BALKIS (2023143499)
5. ADE RAHMADANIA SAZIDAH (2023143505)

DOSEN PENGAMPU : SITI ASIYAH M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjunan kita, Nabi
Muhammad SAW. Kami panjatkan Puja dan Puji syukur kehadirat-Nya, yang atas
berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidik dan Peserta Didik”, guna memenuhi
tugas mata kuliah “Pedagogik”.

Makalah ini telah kami susun dengansemaksimal mungkin dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
A.Latar Belakang Masalah.......................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan pembahasan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidik.............................................................................................................
1. Pengertian Pendidik............................................................................................
2. Jenis-jenis Pendidik............................................................................................
3. Ciri-ciri Pendidik................................................................................................
4. Sifat-sifat pendidik.............................................................................................
5. Syarat pendidik...................................................................................................
6. Fungsi pendidik...................................................................................................
7. Kompetensi pendidik...........................................................................................
B. Peserta didik.......................................................................................................
1. Pengertian Peserta Didik.................,...................................................................
2. Ciri-ciri Peserta Didik..........................................................................................
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti
bahwa setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk selalu
berkembang didalamnya, pendidikan tidak akan ada habisnya. Pendidikan secara
umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap
individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang
yang terdidik itu sangat penting. Kita dididik menjadi orang yang berguna baik bagi
Negara, Nusa dan Bangsa. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan
keluarga (Pendidikan Informal), lingkungan sekolah (Pendidikan Formal),dan
lingkungan masyarakat (Pendidikan Nonformal).Pendidikan Informal adalah
pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau
tidak sadar,sejak seseorang lahir sampai mati. Proses pendidikan ini berlangsung
seumur hidup. Pendidikan bertujuan untuk menciptakan karakter yang berkualitas,
dengan terciptanya manusia yang berkarakter, manusia berkeinginan untuk
menciptakan perubahan, tentunya untuk menciptakan keinginan tersebut harus di
dapatkan melalui proses belajar.
Belajar sangat penting bagi manusia,dan secara alamiah manusia tumbuh dan
berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal mengalami proses tahap demi
tahap. Manusia tidak mampu akan mampu mencapai kesempurnaan tanpa adanya
proses belajar yang disebut belajar. Belajar, sebagai usaha memupuk dan
mengembangkan pribadi manusiadari aspek rohani dan jasmani. Belajar sebagai
proses mengarahkan manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan
mengangkat derajat manusiasesuai fitrahnya. Belajar sangat penting untuk peserta
didik, terutama dalam mengantisipasi kebodohan sebagai dampak negative dan era
persaingan bebas yang melanda dunia.
Otak manusia lebih berbeda dari otak hewan lain. Ini terdiri dari miliaran
neuron, dan masing-masing saling berhubungan dan dengan demikian membantu
untuk membuat otak menjadi bagian dari sistem saraf. Otak manusia adalah bagian
utama dari sistem saraf pusat. Hal ini tidak otak terberat di antara hewan, dan tidak
memiliki berat badan yang proporsional dengan tubuh mereka (dengan berat kurang
dari 1,5 kg). Hal ini hanya sedikit lebih kompleks daripada hewan. Otak manusia
dikelilingi oleh tiga membran pelindung yang disebut meninges (selaput otak). Ruang
yang disebut ventrikel diisi dengan cairan serebrospinal, yang memasok gas dan
nutrisi ke jutaan nutrisi di otak. Ada dua daerah yang berbeda dalam otak, yaitu materi
putih dan materi abu-abu. Materi putih sebagian besar terdiri dari serat saraf, dan abu-
abu terdiri dari badan sel neuron. Otak manusia dapat dibagi menjadi tiga wilayah;
otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
Otak hewan, pada hewan tertentu tingkat kecerdasan dapat dibandingkan
dengan ukuran otak masing-masing. Namun, hal ini tidak berlaku untuk semua
hewan. Pada hewan primitif seperti cnidaria tidak memiliki otak atau struktur seperti
otak; sebaliknya, mereka memiliki jaring saraf, di mana semua neuron yang mirip dan
terkait satu sama lain dalam sebuah jaring. Pertama, cacing pipih telah berevolusi
„otak‟ primitif, dengan membentuk massa pembesaran jaringan saraf dan sel-sel di
bagian depan tubuh mereka. Ini „otak‟ adalah sistem saraf dasar yang lebih kompleks
daripada jaring saraf pada cnidaria. Ia juga memiliki kemampuan mengendalikan
respon otot dengan cara yang lebih baik. Tahap awal otak vertebrata pertama kali
ditemukan dari bukti fosil ikan awal seperti Agnathan. Otak mereka yang kecil tapi
sudah dibagi menjadi tiga divisi dasar yang juga ditemukan di saat hidup otak
vertebrata. Ketiga divisi dasar terutama, otak belakang, otak tengah dan otak depan.
Jadi manusia lebih mampu berfikir untuk mendaptkan pendidikan. Sehingga
kami membuat makalah berjudul "Pendidik dan Peserta Didik”.
B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian pendidik?
2.Apa saja jenis-jenis pendidik?
3.Bagaimana ciri-ciri pendidik?
4.Bagaimana sifat-sifat pendidik?
5.Apa saja syarat seorang pendidik?
6.Apa fungsi pendidik?
7.Apa saja kompetensi yang harus dimiliki pendidik?
8.Apa pengertian peserta didik?
9.Bagaimana ciri-ciri peserta didik?

C. Tujuan Masalah
1.Mengetahui pengertian pendidik.
2.Mengetahui jenis-jenis pendidik.
3.Mengetahui ciri-ciri pendidik.
4.Mengetahui sifat-sifat pendidik.
5.Mengetahui syarat pendidik.
6.Mengetahui fungsi pendidik.
7.Mengetahui kompetensi yang harus dimiliki pendidik.
8.Mengetahui pengertian peserta didik.
9.Mengetahui ciri-ciri peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pendidik
1. Pengertian pendidik
Pendidik didefiniskan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dalam memberikan ilmu dan membimbing anak tersebut bisa
menuju ke arah kedewasaan dengan gambaran kedewasaan yang senatiasa
dibayangkan oleh anak dalam diri pendidiknya, di dalam pergaulan antara pendidik
dan anak didik, dalam istilah Langeveld disebut situasi pendidikan.

2. Jenis-jenis pendidik
Pendidik sebagai orang yang bertanggung jawab membimbing anak untuk
mencapai kedewasaan, dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pertama pendidik karena
keharusan atas kewajaran kehidupan, sedangkan yang kedua adalah pendidik karena
diserahi tugas untuk mendidik anak.
Pendidik pertama yaitu orang tua ayah dan ibu. Pendidik kedua ialah pendidik
pendidik sebagai suatu profesi yang karena jabatannya ia harus mendidik anak,
misalnya guru di sekolah (TK-SMA), pembimbing pada kelompok bermain (play
group), para pembimbing dilembaga pemeliharaan anak yatim piatu, dan sebagainnya.
a. Orang tua
Orang tua secara wajar menjadi pendidik karena merasa bertanggung jawab
terhadap anaknya. Sehingga dengan tanggung jawab itu mengundang para orang tua
untuk membantu berkembangnya si anak, dan membantu perkembangan itulah
disebut mendidik. Peran pendidik pertama ini sangat besar, karena mereka bukan saja
sekedar mendidik anak agar ia menjadi besar dan pandai sagala macam, namun
terutama ia membantu perkembangan anak dalam segi kemanusiannya, menjadikan
anak didik menjadi manusia yang mampu hidup bersama dengan orang lain, manusia
bermoral dan berhati nurani.
Orang tua memiliki pengaruh langsung dari orang tua terhadap masa depan
anak kedua pada berbagai jenjang kehidupannya, baik pada periode kanak-kanak,
remaja, dan dewasa. Karena itu islam mengganggap tugas pendidikan anak sebagai
suatu kewajiban bagi orang tua yang harus didahulukannya.
b. Guru
Pendidik kedua adalah mereka yang diberi tugas menjadi pendidik. Mereka
mendapat tugas dari orang tua, sebagai pengganti orang tua. Mereka menjadi pendidik
karena profesinya sebagai pendidik, guru di sekolah mislanya.
Guru sebagai pendidik harus memenuhi beberapa syaratk husus untuk
mengajar dibekali dengan berbagai ilmu kependidikan dan keguruan sebagai dasar,
disertai perangkat latihan keterampilan keguruan (Praktek Pengalaman Lapangan),
disitulah ia belajar mempersonalisasikan beberapa sikap keguruan dan kependidikan
yang diperlukan.

3. Ciri-ciri pendidik
a.Adanya kewibawaan
b.Mengenal Anak Didik
c.Membantu Anak Didik

Ciri ketiga seorang pendidik adalah mau membantu anak didiknya, dan bantuan yang
diberikan harus sesuai dengan yang diharapkan anak didiknya. setiap anak didik mau menjadi
dirinya sendiri ingin berdiri sendiri, bertanggung jawab sendiri dan ingin menentukan sendiri
untuk itu pendidik tidak boleh terlalu memaksakan kehendak tapi ingat pada keinginan anak
didiknya tersebut.

4. Sifat-sifat Pendidik
Mahmud Yunus dengan memberikan gambaran tentang sifat-sifat yang harus
dimiliki seorang guru, agar guru tersebut berhasil dalam tugasnya sebagai tenaga
pengajar dan juga sebagai seorang figur yang akan selalu diingat dan dicontoh oleh
anak didiknya. Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki seorang guru adalah sebagai
berikut:
a.Guru harus mengasihi muridnya seperti ia mengasihi anaknya sendiri.
Sudah menjadi suatu tugas bagi guruuntuk mengasihi dan menyayangi anak
didiknya seperti ia mengasihi dan menyayangi anaknya sendiri dan memikirkan
keadaan mereka seperti memikirkan keadaan anaknya sendiri. Rasa kasih sayang
wajib dan harus ada pada tiap individu seorang guru. Rasa kasih sayang tersebut
lebih-lebih harus dicurahkan kepada anak didik yang kurang mampu, bajunya kotor,
kelakuannya buruk, perkataannya kasar, mukanya masam, hatinya keras seperti batu.
Menurut Mahmud Yunus anak yang seperti inilah yang menjadi kesempatan
bagi seorang guru untuk beruasaha membangkitkan semangat mereka yang telah
padam dan menghidupkan jiwa mereka yang telah mati. Maka salah satu jalan untuk
menghidupkan jiwa anak-anak tadi, guru haruslah mengetahui hal ikhwal dan
kecendrungan hati anak tersebut, serta berusaha menolong dan membantuya dan juga
memberipetunjukserta pengertian kepada anak tersebut dengan penuh kejujuran dan
kasih sayang.
b. Guru juga harus mempunyai sifat rasa kesadaran akan kewajibannya terhadap
masyarakat.
Dan seorang gurupun harus tahu bahwa tiap pelajaran yang diajarkannya
adalah untuk dan demi kepentingan masyarakat. Guru juga harus berusaha
menanamkan akhlaq dan cinta tanah air dalam jiwa muridnya. Menurut Mahmud
Yunus dasar pendidikan agama yang praktis dan cinta tanah airserta teladan yang
baik, guru akan dapat membentuk generasi baru dan umat yang sempurna dalam
segala segi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Maka di tangan gurulah dididik semua
generasi bangsa, kemudian mereka masuk ke dalam masyarakat, bekerja dalam
lapangan masing-masing.
c. Seorang guru harus berlaku jujur dan juga ikhlas dalam pekerjaannya.
Kejujuran dan keikhlasan seorang guru dalam pekerjaannya adalah jalan
yang terbaik untuk kesuksesannya dalam mengajar sekaligus kesuksesan anak
didiknya dalam belajar. Guru harus menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya
sebagai suatu kewajiban yang dipikul di atas pundaknya. Guru yang terlambat datang
ke kelas untuk mengajar adalah guru yang tidak jujur. Oleh sebab itu guru haruslah
jujur dan menjaga waktu murid supaya jangan terbuang dengan percuma. Hendaklah
guru datang ke sekolah tepat pada waktu yang telah ditentukan dan jangan sekali-kali
terlambat, supayaguru jadi contoh dan tauladan bagimuridnya dalam menjaga waktu
dan menepati janji.
d. Guru harus berhubungan terus dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Guru harus mengetahui sedikit tentang berbagai macam ilmu pengetahuan. Hal
tersebut berguna untuk menjawab pertanyaan dari muridnya sewaktu-waktu. Guru
haruslah luas pengetahuan dan materinya, maka guru yang luas wawasan
keilmuannya akan dapat menata situasi kelasnya ketika pelajaran berlangsung
sekaligus akan menumbuhkan kecintaan anak didik terhadap pelajaran yang
diajarkannya tersebut.
e. Guru juga harus membiasakan muridnya untuk percaya pada diri sendiri dan bebas
berfikir.
Mahmud Yunus menyarankan untuk memberantas pendidikan yang
menyerahkan segala-galanya kepada guru, yang akan mengakibatkan kegagalan anak
didik pada masa yang akan datang. Menurut Mahmud Yunus pembiasaan berfikir dan
bekerja sendiri akan melatih kedewasaan pada anak didik dan akan menimbulkan rasa
tanggung jawab pada diri anak didik tersebut.
f. Seorang guru hendaknya berbicara dengan bahasa yang difahami dan dimengerti oleh
anak didik.
Guru yang berbicara dengan bahasa yang tidak difahami samalah artinya
dengan ibu memberikan makanan keras kepada bayinya yang baru lahir, tentu anak
tersebut tidak akan dapat menelannya. Demikian pula dengan anak didik yang tidak
memahami bahasa guru, maka anak didik tersebut tidak akan dapat menerima
pelajaran yang diberikan oleh guru tersebut.
g. Seorang guru harus memikirkan pendidikan akhlaq.
Guru harus ingat bahwa tujuan yang utama dalam pendidikan ialah
pendidikan akhlaq, baik perangai, keras kemauan, mengerjakan kebaikan dan
menjauhi kejahatan. Menurut Mahmud Yunus tujuan pendidikan akhlaq bukanlah
semata-mata belajar ilmu akhlaq. melainkan membentuk pemuda pemudi yang
berakhlaq baik, bercita-cita tinggi, baik perkataan dan perbuatannya, bijaksana dalam
segala tindakan. Menurut Mahmud Yunus bahwa tujuan pendidikan akhlaq adalah
membentuk akhlaq dan mendidik ruhani, yang mana tujuan ini haruslah menjadi arah
dan tujuanyang tetap dari setiap para guru, baik guru pelajaran agama maupun guru
pelajaran umum. Maka tiap pelajaran adalah pelajaran akhlaq dan tiap guru
adalahguru akhlaq.
Prof. Dr Moh Atthiyah Ap-abrasi mengemukakanbahwa seorang guru
harusmemiliki sifat-sifat tertentu agar ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Adapun sifat-sifat tersebut adalah:
a.Memiliki sifat zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridaan
allah.
b.Ikhlas dalam pekerjaan.
c. Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap muridnya, ia sanggup menahan diri,
menahan kemarahan, lapang hati, banyak sabar dan jangan pemarah karena sebab-
sebab yang kecil.
d.Seorang guru harus mencintai murid-muridnya seperti ia mencintai anak- anaknya
sendiri.
e. Seorang guru harus mengetahui tabiat, pembawaan, adat kebiasaan dan pemikiran
murid-muridnya.
f.Seorang guru harus menguasai materi mata pelajaran yang akan diberikannya, serta
memperdalam pengetahuannya sehingga meteri mata pelajaran yang diajarkannya
tidak akan bersifat dangkal.
Imam Al-Ghazali menasehati kepada para pendidik Islam agar memiliki sifat-
sifat sebagai berikut:
a. Seorang guru harus menaruh kasih sayang terhadap murid-muridnya dan
memperlakukan mereka seperti perlakuan mereka terhadap anaknya sendiri.
b.Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih, tetapi dengan mengajar itu
ia bermaksud mencari keridoan Allah dan mendekatkan diri kepadanya.
c. Memperhatikan tingkat akal anak-anak dan berbicara menurut kadar akalnya dan jangan
membicarakan sesuatu melebihi daya tangkap siswanya.
d.Jangan menimbulkan rasa benci pada diri murid mengenai cabang ilmu yang lain, tetapi
seyogyanya membukakan jalan bagi mereka untuk belajar mempelajari ilmu tersebut.
e. Seorang guru harus mengamalkan ilmunya dan jangan berlainan kata dengan
perbuatannya.
AbdurrahmanAn Nahlawi juga menyarankan kepada guru untuk memiliki sifat-
sifat sebagai berikut:
a. Tingkah laku dan pola pikir guru bersifat Rabbani.
b.Guru seorang yang ikhlas.
c. Guru harus bersabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada anak-anak.
d.Guru jujur dalam menyampaikan apa yang diserukannya kepada anak didiknya.
e. Guru harus mampu mengelola siswa, tegas dalam bertindakserta meletakkan berbagai
perkara secara proporsional.
f.Guru mempelajari kehidupan psikis para pelajar selaras dengan masa perkembangannya
ketika ia mengajar sehingga ia dapat memperlakukan sesuatu sesuai dengan
kemampuan dan kesiapan psikis mereka. Guru tanggap terhadap berbagai kondisi dan
perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwa, keyakinan, dan pola berpikir angkatan
muda.

5. Syarat-syarat Pendidik
Setiap pekerjaan memerlukan syarat tertentu agar seseorang yang memiliki
pekerjaan tersebut bisa berperan secara efektif dan efisien. Bagi seorang pendidik
yang bergaul dengan peserta didik yang berbeda karakter dan harus berubah ke arah
yang lebih baik, maka syarat tersebut harus dipenuhi. Menurut Edi Suardi (1984)
pendidik harus memenuhi beberapa persyaratan, yakni :
a. Seorang pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan.
Sudah pasti tujuan akhir pendidikan harus ia sadari benar. Pendidik harus
mempunyai banyak pengetahuan tentang apa yang disebut manusia dewasa, sesuai
dengan tempat dan waktu. Apabila di suatu negara terdapat suatu lembaga
pendidikan, maka seorang pendidik harus mengenal tujuan pendidikan nasional atau
cita-citanasional negara tersebut.
b.Seorang pendidik harus mengenal peserta didiknya.
c. Seorang pendidik harus tahuprinsip dan penggunaan alat pendidikan.
Ia harus tahu pula memilih yang mana yang cocok untuk seorang anak pada
situasi tertentu. Ia harus menentukan jalan atau prosedur mendidik yang bagaimana
yang harus ia gunakan atau tempuh.
d.Seorang pendidik harus menyatu dengan anak didiknya.
Seorang pendidik harus bisa menyatu dengan anak didiknya, tetapi bukan
berarti ia lupa akan dirinya sendiri. Ia tetap orang dewasa tetapi harus menyesuaikan
cara mendidik anak yang sesuai dengan dunia anak-anak.
6. Fungsi Pendidik
Menurut Ahmad Farid mengutip CeceWijayadan A. Tabrani Rusyan,
menjelaskan beberapa peranan dan fungsi pendidik tersebut sebagai berikut:
a. Guru sebagai pengajar dan pendidik
b.Guru sebagai anggota masyarakat
c. Guru sebagai pemimpin
d.Guru sebagai pelaksana administrasi
e. Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar.
Fungsi guru juga dapat diuraikan sebagai berikut :
a.Korektor, guru harus bias membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang
buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul-betul dipahami dalam kehidupan di
masyarakat.Kedua nilai ini mungkin telah anak didik miliki dan mungkinpula
telah mempengaruhinya sebelum anak didik masuk sekolah.
b.Inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik.
Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik. Guru
harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang
baik. Petunjuk itu tidak mesti harus bertolak dari teori-teori belajar, dari penaglaman pun
bias dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Yang penting bukan teorinya,
tapi bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi anak didik.
c.Informator, guru
harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengeahuan dan teknologi,
selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang
telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari
guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi anak didik. Untuk menjadi informator yang
baik dan efektif, penguasaan bahasalah sebagai kuncinya, ditopang dengan bahan yang
akan diberikan kepada anak didik.
d.Organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam bidang ini guru
memiliki kegiatan pengelolaan kegiatana kademik, menyusun tata tertib sekolah,
menyusun kalender akademik dan sebagainya. Semuanya diorganisasikan,
sehingga dapat mencapai efektivitas dan efesiensi belajar pada diri anak didik.
e. Motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar.
Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang
melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun perestasinya di sekolah. Peranan
guru sebagai motivator
sangat penting dalam intrkasiedukatif, karena menyangkut esensi pekerjaan pendidik yang
membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance
dalam personalisasi dan sosialisasi diri.
f. Inisiator, dalam perannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide
kemajuan dalam pendidikan pengajaran. Proses intraksi edukatif yang
ada sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang pendidikan.
g. Fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan belajar yang
tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan,
fasilitas belajar yang kurang memadai akan menyebabkan anak didik malas belajar.
h. Pembimbing, peranan guru yang tak kalah pentingnya dari semua peranan yang
telah disebutkan di atasa dalah sebagai pembimbing.
Peranan ini harus lebih dipentingkan. Karena kehadiran guru di
sekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa. Tanpa bimbingan,
anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.
i. Demonstrator, dalam interaksi edukatif,
tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik pahami. Apalagi anak didik yang
memiliki intelegensi yang sedang. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik.
Guru harus berusaha membantunya, dengan cara memperagakan apa yang
diajarkan secara didaktis, sehingga apa yang guru
inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tidak terjadi kesalahan pengertian antara
guru dan anak didik. Tujuan pengajaran pun dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
j. Pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik,
karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru
dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang
dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Sebaliknya, kelas yang
tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran. Kelas yang
terlalu padat dengan anak didik, pertukaran udara kurang, penuh kegaduhan,
lebih banyak tidak menguntungkan bagi terlaksananya interaksi edukatif yang optimal.
k. Mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan dalarn berbagai bentuk dan jenisnya, baik media nonmaterial
maupun materil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses
interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan semua media itu diharapkan dari guru yang
disesuaikan dengan pencapaian tujuan pengajaran.
l. Supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki,
dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervise harus guru
kuasai dengan baik agar
dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik. Untuk it
u kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya karena posisi atau kedudukan yang
ditempatinya, akan tetapi juga karena pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya,
atau keterampilan-keterampilan yang dimilikinya. Atau karena memiliki sifat-
sifat kepribadian yang menonjol daripada orang-orang yang disupervisinya.
Dengan sernua kelebihan yang dimiliki, ia dapat melihat,
menilai atau mengadakan pengawasant erhadap orang ataus esuatu yang disupervisi.
m.Evaluator, guru dituntut untuk menjadis eorang evaluator yang baik dan jujur,
dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik.

7. Kompetensi Pendidik
Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pendidik/guru atau dosen dalam melakukan
tugas keprofesionalan. Drs. Akmal Hawi mengemukakan bahwa kompetensi
merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi
keguruannya. Kompetensi tersebut dapat dinilai dan sangat penting dalam
hubungannnya dengan kegiatan belajar-mengajar dan hasil belajar siswa, demikian
pula dapat digunakan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan pengembangan
tenaga pendidik. Untuk menjadi pendidik yang profesional tentunya harus memiliki
kompetensi keguruan.
Dalam pasal pasal 28 ayat 3 PP RINo.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pendidik sebagai agen pembelajaran harus memiliki empat jenis
kompetensi yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional dan kompetensi sosial.
a.Kompetensi paedagogik.
Kompetensi paedagogik adalah pemahaman guru terhadap anak didik, perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan anak didik
untuk mengaktualisasikan sebagai potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian, berupa kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa
arif, berwibawa dan berakhlak mulia, sehingga dapat menjadi teladan. Bagi seorang
guru hal ini merupakan modal dasar untuk menjalankan tugasnya secara professional.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional, menurut ahli pendidikan, sebuah pekerjaan dikatakan
profesi jika dilakukan untuk mencari nafkah, sekaligus dilakukan dengan tingkat
keahlian yang tinggi. Dalam konteks profesionalisme mengajar, menurutJ.B.
Situmorang dan Winarno mengemukakan secara umum seorang guru dikatakan
professional paling tidak harus menguasai dua hal yaitu: Pertama, menguasai materi
dan ilmu pengetahuan yang diajarkan atau yang menjadi tanggung jawabnya. Kedua,
menguasai cara mengajar dengan baik.
d. Kompetensi sosial.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi, menjalin
kerjasama dan berinteraksi secara efektif dan efisien, baik itu dengan anak didik,
sesama pendidik, orang tua/wali, maupun dengan masyarakat sekitar.
Dari keempat kompetensi yang telah diuraikan tersebut, tentunya pendidik akan
berhasil menjalankan tugasnya apabila memiliki kompetensi tersebut dan akan
menciptakan kualitas yang baik.
B. Peserta didik
Dalam kegiatan pendidikan, peserta didik menjadi tumpuan harapan agar
menjadi manusia yang utuh, manusia berasusila dan bermoral, bertanggung jawab
bagi kehidupan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Peserta didik
menunjukkan seorang manusia yang belum dewasa, yang akan dibimbing oleh
pendidiknya untuk menuju kedewasaannya.

1.Pengertian Peserta Didik


Secara etimologi peserta didikdalam bahasa arab disebut Tilmidz jamaknya
Talamid yang artinya murid. Menurut Abu Ahmadi peserta didik merupakan anak
yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk
menjadi dewasa, supaya dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan.
Peserta didik adalah individu yang belum dewasa yang mempunyai suatu potensi
yang harus di berkembangkan, yang memiliki kepribadian dan ciri khas yang berbeda
dan berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui pembelajaran.
Peserta didik merupakan objek dari pendidikan. Suatu individu yang sangat
membutuhkan orang dewasa untuk membimbingnya, salah satunya adalah guru
(pengajar), untuk membimbing mereka menjadi dewasa.
2.Ciri-ciri Peserta Didik
a. Individu yang memiliki potensi atau bakat yang berbeda-beda.
Sejak lahir, anak telah dianugrahi bakat atau potensi yang berbeda-beda. Tidak ada
anak yang lahir tanpa memiliki potensi, namun hanya saja karena kurang
dikembangkan. Oleh sebab itu untuk mengembangkan potensi yang dimilki maka
diperlukan suatu bimbingan, baik itu dari orang tua ataupun lingkungan tempat
tinggalnya.
b.Individu yang sedang berkembang
Dapat diartikan bahwa individu akan terus berkembang, dan sedang berkembang
baik itu berkembang tentang pola pikirnya atau pun dalam fisiknya. Individu tidak
akan tetap begitu saja, dia akan terus berkembang khususnya sesuai dengan usianya.
Ia akan berkembang dengan sendirinya. Ketika individu sedang berkembang maka
peran orang tua atau guru pun sangat diperlukan. Atas dasar itu pendidik harus dapat
mengatur kondisi dan strategi yang relevan dengan kebutuhan peserta didik.
c. Individu yang mebutuhkkan bimbingan secara manusiawi
Dalam proses berkembang, peserta didik membutuhkan bimbingan, seperti halnya
bayi yang baru lahir ia sangat membutuhkan seorang ibu untuk berkembang dan untuk
hidup. Namun disini berbeda, peserta didik memang bukan lagi bayi. Namun mereka
membutukan bimbingan, dan tentunya masih tergantungkepada yang ia anggap
dewasa.
d.Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
Dalam perkembangnya, peserta didik mempunyai kemampuan yang akan
membawanya kepada kedewasaan.Dimana orang tua ataupun pendidik dapat
membebaskannya, namun tidak membebaskan begitu saja melainkan sedikit demi
sedikit. Dimana peserta didik suah bisa menjalani kehidupannya sendiri, agar dia
dapat memperoleh kesempatan untuk bertanggung jawab dengan apa yang dia
perbuat.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam
mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan.
Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidik dan peserta didik
adalah komponen utama dalam penyelenggaran pendidikan.
Pendidik didefiniskan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dalam memberikan ilmu dan membimbing anak tersebut bisa
menuju ke arah kedewasaan sedangkan peserta didik adalah individu yang belum
dewasa yang mempunyai suatu potensi yang harus di berkembangkan, yang memiliki
kepribadian dan ciri khas yang berbeda dan berusaha mengembangkan potensi yang
dimilikinya melalui pembelajaran.
Pendidik bukan hanya guru di sekolah saja, tetapi orangtua juga merupakan
pendidik yang utama. Pendidik dalam mendidik anak didiknya harus memenuhi syarat
dan juga memiliki empat kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik. Peserta
didik merupakan individu yang berbeda-beda baik dalam kepribadiannya maupun
potensi yang dimilik masing-masing peserta didik. Untuk mencapai tujuan
pendidikan, seorang pendidik harus mampu memahami ciri-ciri peserta didik.

B. Saran
Pada dasarnya, pendidik dan peserta didik merupakan dwi tunggal yang
kokoh bersatu. Keduanya, memiliki hubungan yang erat. Untuk itu pendidik harus
bisa menjalin hubungan yang harmonis dengan para peserta didiknya dengan
senantiasa bersikap profesional sehingga harapan tercapainya tujuan pendidikan bisa
dengan mudah terwujudkan.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/url?sa=t& source=web&rct=j&url=http://ejournal.iainpurwekerto.a
c.id/index.php/jurnalkependidikan/article/view/55o&ved=2ahUKEwiUjKTImr3ZAhUHiLw
KHQhEDjUQFjAAegQICBAB&usg=AOvVaw3fdTIRi9mTDNWoSoMj8Bme. (24 Februari
2018).
http://wardonojakarimba.blogspot.co.id/2012/05/aku-cinta-indonesia.html?m=1.Diakses pada
24 Februari 2018 pada pukul 14:26.
M.Ramli.(2015). Hakikat Pendidik dan Peserta Didik. Volume 5. Nomor1.
https://artikelpe.blogspot.co.id/2016/03/ciri-khas-peserta-didik.html. Diakses pada 24
Februari 2018 pada pukul 15:23.

Anda mungkin juga menyukai