Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN

“PEMIKIRAN TENTANG PENDDIKAN”

Disusun Oleh :
1. Cahya Ilga Mutyarani (23029056)
2. Dian Meutia Sari (23029118)
3. Fauziah Syamti (23029124)
4. Padli Hasibuan (23029141)

Dosen Pengampu :
Drs Syafril M.Pd
Rahmi Pratiwi M.Pd

UNIVERSITAS NEGARI PADANG


2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kita untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kita dapat menyelesaikan makalah berjudul “Pemikiran Tentang Pendidikan” tepat
waktu.
Makalah “Pemikiran Tentang Pendidikan” disusun guna memenuhi tugas bapak
dan ibu dosen Drs. Syafril, M.Pd dan Rahmi Pratiwi, M.Pd. pada mata kuliah Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan di Universitas Negeri Padang. Selain itu, kami juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan pembaca terutama mahasiswa tentang
Pemikiran Tentang Pendidikan.
Kami juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak dan Ibu
selaku dosen mata kuliah Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan saya mengenai materi ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 31 Oktober 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL........................................................................................................................ ......i

KATA PENGANTAR....................................................................... ...............................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................... ..........2
C. TUJUAN.......................................................................................................2

BAB II
PEMBAHASAN............................................................................... ...............................3
A. PEMIKIRAN KLASK.......................................................................... .......3
B. PEMIKIRAN BARU TENTNG PENDIDIKA..........................................7

BAB III PENUTUP............................................................................. ..........................10


KESIMPULAN......................................................................... ........................10

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia merupakan realisasi dari
salah satu didirikannya Negara Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa itulah
diselenggarakannya pendidikan di Indonesia yang berdasarkan kepada Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan juga menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia
melalui kegiatan pembelajaran. Setiap manusia membutuhkan pendidikan
karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan
terbelakang.
Serta pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi manusia untuk
menjalani kehidupan ini, tanpa pendidikan maka manusia sekarang tidak akan
berubah dengan keadaan pendahulunya pada masa purbakala.
Sejak zaman kolonial Belanda, pendidikan sejarah telah memegang peran
penting dalam kurikulum di Indonesia. Pendidikan Islam telah dimulai di
Indonesia sejak masuknya Islam ke kawasan ini. Ki Hajar Dewantara adalah
tokoh yang sangat jasa dibidang pendidikan, beliaulah orang yang mendirikan
Perguruan Taman Siswa yang pada mulanya bernama “National Onderwijs
Institut Taman Siswa” di Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 1922. Dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan, perlu adanya perubahan kurikulum dan
sistem pelaksanaan pendidikan.
Selain itu pendidikan karakter merupakan bagian dari proses
pembentukan akhlak anak bangsa, dan diharapkan mampu menjadi pondasi
utama dalam meningkatkan derajat dan martabat bangsa Indonesia.
Pada makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai beberapa
pemikiran mengenai penidikan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemikiran klasik dari pendidikan?


2. Bagaimana pemikiran baru tentang pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pemikiran klasik dari pendidikan


2. Untuk mengetahui pemikiran baru tentang pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemikiran Klasik
Pemikiran klasik pendidikan adalah pemikiran-pemikiran tentang
pendidikan yang telah dikembangkan sejak zaman dahulu. Pemikiran-pemikiran
ini telah menjadi dasar bagi perkembangan pendidikan modern.
Beberapa pemikian klasik mengenai pendidikan yaitu diantaranya sebagai
berikut :
1. Emperisme
Pemikiran klasik emperisme adalah aliran filsafat yang bependapat bahwa
semua pengetahuan berasal dari pengalaman. Aliran emperisme dipelopori oleh
John Locke (1632-1704), seorang filsuf berkebangsaan Inggris. Locke
bependapat bahwa manusia lahir dalam keadaan tabula rasa, yaitu seperti kertas
putih yang belum tertulis apa-apa. Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman
yang diterima melalui indra.
Menurut John Locke ada dua jenis pengalaman, yaitu :
 Sensasi : Pengalaman yang diperoleh oleh panca indra. Misalnya dengan
melihat berbagai macam warna, mendengar suara musik, Mendengar
suara kicauan burung, mencium bau bunga, merasakan manisnya gula,
dan menyentuh lembutnya kain.
 Refleksi : Pengalaman yang diperoleh melalui akal budi. Misalnya, berpikir
tentan pengalaman kita sebelumnya, membandingkan dua hal, atau
membuat kesimpulan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengetahuan bawaan tetapi
pengetahuan itu dapat kita peroleh dari berkembang secara bertahap melalui
pengalaman yang kita terima.
Menurut John Locke (dalam Blishen, 1970), hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pendidikan yaitu:
a. Pendidikan hrus diberikan sejak awal mungkin
b. Pebiasaan dan latihan lebih penting daripada peraturan, perintah atau
nasehat.
c. Anak didik harus diamati dari dekat untuk melihat:
1) Apa yang paling tepat untuk anak itu sesuai dengan umurnya
2) Hasrat-hasratnya yang sangat kuat
3) Kecenderungannya mengikuti orangtua tanpa merusak semangat
anak tersebut
4) Anak harus dianggap sebagai makhluk rasional

3
5) Memberikan pelajaran yang menyenangkan selain dari
pembelajaran di sekolah agar si anak tidak merasa terbebani.
Pemikiran emperisme memiliki pengaruh yang besar terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan. Karena semua pengetahuan
itu berasal dari pengalaman, manusia lahir dalam keadaan tebula rasa,
pengetahuan diperoleh melalui sensasi dan refleksi, serta pengetahuan
berkembang secara bertahap melalui pengalaman.
Contoh penerapan pemikiran klasik emperisme dalam pendidikan yaitu
dengan melalui beberapa metode dan pendekatan pembelajaran, antara lain :
 Metode pembelajaran yang mengunakan berbagai media pembelajaran
seperti gambar, video, dan benda-benda nyata. Yang bertujun untuk
memberikan pengalaman langsung dalam pembelajaran.
 Pembelajaran berbasis proyek. Yang bertujuan untuk memberi
kesempatan bagi siswa untuk belajar melalui pengalaman nyata dalam
mengerjakan sebuah proyek.
 Pembelajaran berbasis masalah. Bertujuan untuk memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar melalui pemecahan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pemikiran klasik emperisme memberikan


dasar yang kuat bagi pngembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan modern.
Aliran emperisme lebih menekankan pentingnya pengalaman dalam proses
pembelajaran.

2. Nativisme
Istilah nativisme berasal dari kata natives yang artinya terlahir. Pemkiran
klasik nativisme adalah aliran filsafat yang berpendapat bahwa manusia lahir
dengan pengetahuan dan kemempuan bawaan. Aliran nativisme dipelopori oleh
Plato (427-374 SM), seorang filsuf Yunani. Plato berpendapat bahwa manusia
lahir dengan jiwa yang tidak kosong, melainkan sudah berisi pengetahuan dan
kemampuan bawaan.
Menurut Plato, pengetahuan manusia dibagi menjadi dua jenis yaitu:
 Pengetahuan ingatan (recollection). Pengetahuan yang sudah ada sejak
lahir dalam jiwa manusia secara tersembunyi yang dapat dibangkitkan
melalui proses pembelajaran.
 Pengetahuan baru(acquisition). Pengetahuan yang diperoleh manusia
melalui pengalaman dan pembelajaran.

Pada ilmu pendidikan pandangan nativisme ini disebut pesimistis pedagogis.


Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan bawaan anak didik tidak akan
berguna untuk perkembangan anak itu sendiri. Bagi nativisme lingkungan

4
sekitar tidak mempengaruhi perkembangan anak, penganut aliran ini
menyatakan bahwa jika anak mempunyai pembawaan jahat maka dia akan
menjadi jahat bagitu juga sebaliknya jika pembawaan baik maka dia akan
menjadi baik.

Pembawa baik dan buruk tidak dapat di ubah dari luar, jadi menurut aliran
ntivisme bahwa pendidikan tidak bisa mengubah sifat-sifat pembawaan dan
pekembangan seorang anak atau tidak mempunyai pengaruh sama sekali. Tetapi
peran pendidikan digunakan untuk mengembangkan bakat anak itu.
Pemikiran klasik nativisme dapat diterapkan dalam pendidikan melalui
beberapa metode dan pendekatan pembelajaran yang digunakan unuk
membangun bakat anak itu yaitu sebagai berikut :
 Metode pembelajaran yang berpusat pada siswa. Metode ini bertujuan
untuk memaksimalkan potensi bawaan siswa.
 Pembelajaran yang berfokus pada pengembangan keterampilan berpikir
kritis dan kreatif.
 Pembelajaran yang berfokus pada pengembangan nilai-nilai moral dan
spiritual
Jadi pendidikan penting dalam mengembangkan bakat yang dimiliki oleh
seseorang tetapi pendidikan tidak bisa mengubah sifat-sifat dari bawaan
seseorang itu.

3. Naturalisme
Aliran naturalisme mempunyai kesamaan dengan teori nativisme bahkan
kadang-kadang di samakan. Padahal mempunya perbedan tersendiri. Ajaran
dalam teori naturalisme mengatakan bahwa anak sejak lahir sudah memiliki
pembawaan sendiri baik bakat minat , kemampuan, sifat, tingkah laku atau watak
dan lain-lain pembawaan akan berkembang sesuai dengan lingkungan alami,
maka pendidikan yang terakhir ini sangatlah berpengaruh baik terhadap
perkembangan anak.Pendidikan progresivisme sangat memuliakan harkat dan
martabat anak dalam pendidikan, anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk
kecil. Anak adalah anak, yang sangat berbeda dengan orang dewasa. Setiap anak
memiliki individualitas tersendiri begitupun alur pemikirannya serta
keinginannya tersendiri, yang sangat jauh berbeda dengan orang dewasa,
demikian anak harus diperlukan berbeda dari orang dewasa.
Naturalisme berasal dari bahasa latin dari kata “nature” artinya alam,
tabiat, dan pembawaan. Aliran naturalisme dipelopori oleh Jean-Jacues Rousseu
(1712-1778), seorang filsuf Prancis. Rousseau berpendapat bahwa manusia lahir
dengan potensi yang baik, tetapi potensi ini dapat rusak oleh pengaruh
lingkugan.

5
Menurut Rousseau, pendidikan harus berpusat pada alam dan sesuai
dengan perkembangan alamiah anak dan mengembalikannya ke keadaan
alaminya.
Pendidikan hendaklah dikembangkan dalam aturan-aturan masyarakan
yang demokratis, sehingga kencendrungan alamiah anggota masyarakat dapat
terwujud, untuk menjaga agar pembawaan seseorng yang baik itu tidak di
rugikan. Anak tidak boleh dianggap sebagai manusia kecil, akan tetapi dia
mempunyai perkembangan yang perlu di kembangkan secara alamiah.
Pendidikan hendaklah dimulai dengan mengetahui perkembangan anak.
Pada pemikiran klasik naturalisme dapat diterapkan dalam pendidikan
melalui beberapa metode pendekatan pebelajaran, antara lain :
 Metode pembelajaran yang berpusat pada anak. Bertujuan untuk
memfasilitasi perkembangan alamiah anak.
 Pembelajaran yang berfokus pada pengalaman langsung. Bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar melalui pengalaman
langsung.
 Pembelajaran yang berfokus pada perkembangan fisik, intelektual,
emosional, dan sosial. Bertujuan untuk mengembangkan potensi anak
secara keseluruhan.

4. Konvergensi
Aliran konvergensi berasal dari bahasa Inggris, asal katanya Convergency,
artinya pertemuan pada suatu titik. Aliran ini dipelopori oleh William Stern,
seorang ahli pendidikan bangsa Jerman (1871-1937), aliran ini mempertemukan
atau mengawinkan dua aliran yang berlawanan di atas antara nativisme dan
empirisme. Perkembangan seseorang tergantung kepada pembawaan dan
lingkungannya.
Menurut Froebel, pendidikan harus berpusat pada anak dan sesuai
dengan perkembangannya. Pendidikan harus bertujuan untuk mengembangkan
potensi anak secara keseluruhan, baik aspek fisik, intelektual, emosional,
maupun sosial.
Pemikiran klasik konvergensi dapat diterapkan dalam pendidikan melalui
beberapa metode dan pendekatan pembelajaran, antara lain:
 Metode pembelajaran yang berpusat pada anak. bertujuan untuk
memfasilitasi perkembangan anak secara keseluruhan.
 Pembelajaran yang berfokus pada pengalaman langsung. bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar melalui pengalaman
langsung.
 Pembelajaran yang berfokus pada pengembangan fisik, intelektual,
emosional, dan sosial. bertujuan untuk mengembangkan potensi anak
secara keseluruhan.
Menurut teori konvergensi:
a. Pendidikan mungkin dilaksanakan

6
b. Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan
pada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan
mencegah perkembangan potensi yang buruk
c. Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai
pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia
tetapi terdapat variasi pendapat tentang faktor mana yang paling
menentukan tumbuh kembang itu. Variasi-variasi itu tercermin dalam
perbedaan pandangan tentang strategi yang tepat untuk memahami
perilaku manusia, model atau teori mengajar, dan gagasan tentang
belajar mengajar.
Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik
tanpa adanya dukungan dari lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat
itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan
anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang
diperlukan untuk mengembangkan itu.

B. Pemikiran Baru Tentang Pendidikan


1. Pengajaran Alam
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan
pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan
heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.

Pengajaran alam sekitar adalah salah satu pemikiran baru dalam


pendidikan yang mendekatkan anak dengan lingkungan sekitarnya. Konsep ini di
petik dari Emmanuel Kant, yaitu “pengertian tanpa pengamatan adalah kosong
dan pengamatan tanpa pengertian adalah buta”. Beberapa prinsip dari
pengajaran alam sekitar yaitu guru yang dapat secara langsung, membangkitkan
perhatian para siswa untuk melakukan kegiatan, mendorong unruk aktif dan
kreatif, dan mempunyai nilai praktis.
Dalam pengajaran alam sekitar, guru dapat membawa para siswa keluar
kelas atau sekolah sehingga mereka dapat belajar dari lingkungan, keluarga, dan
masyarakat. Hal ini dapat membantu siswa untuk memahami lingkungan sekitar
dan menjadi lebih peka dan prihatin terhadap isu-isu alam sekitar serta
memperoleh pengetahuan, kemahiran, nilai dan komitmen untuk berusaha dan
bertindak secara individu atau bersama ke arah penyelesaiaan isu-isu alam
sekitar.

2. Pengajaran Pusat Perhatian


Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia
dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang
pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi
pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre d’interet.

7
Prinsip model pembelajaran pusat perhatian adalah sekolah merupakan
laboratorium untuk mengadakan penyelidikan demi kebaikan sistem pendidikan dan
pengajaran. Dalam sekolah, anak didik diuji berbagai dasar aliran dalam dunia
pengajaran modern seperti: sekolah berhubungan langsung dengan alam dan
penghidupan sekitarnya, sekolah kerja, pendidikan yang fungsional dan praktis,
pendidikan kesosialan dan kesusilaan dengan member kesempatan untuk
bekerjasama, kerjasama antar rumah dan sekolah, co edukasi, dan mempergunakan
alat baru.

3. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari
pandangan- pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam
pendidikan. J.A.Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran,
ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata
pelajaran pertukaran di sekolahnya.

4. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di
Indonesia, antara lain dengan pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang
perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk
memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multi disiplin
tersebut makin lama makin penting,utamanya masyarakat maju.
5. Home Schooling
Homeschooling adalah sebuah system pendidikan alternatif untuk anak selain
disekolah. Dimana saat ini mulai perkembang di Indonesia , dan keberadaanya sah
dan dijamin undang - undang. Homeschooling mulai menjadi pilihan masyarakat
sebagai alternatif metode pendidikan karena beberapa hal, misalnya karena adanya
keinginan masyarakat untuk lebih fleksibel dalam mendidik anak,menyediakan
system pendidikan yang lebih ramah terhadap perkembangan anak,maupun menjamin
bahwa proses belajar mengajar anak bisa terlaksana secara maksimal.

6. Sekolah Alam
Sekolah alam kebanyakan tidak menggunakan bangunan berdinding sebagai
tempat belajar, melainkan menggunakan alam terbuka sebagai tempat belajar
mengajar. Konsep ini menekankan pentingnya ‘back to nature’, jadi anak dapat
memaknai kehidupan apa adanya, dan apa yang dipelajari akan dipraktekan saat itu
juga. Sekolah alam menekankan metode belajar sambil bermain (fun learning),dan
konsep ini diharapkan lebih mampu meningkatkan kemampuan emosi dan intelektual
anak.

7. Pendidikan Bersrama

8
Sekolah Berasrama adalah alternative terbaik buat para orang tua menyekolah
kananak mereka dalam kondisi apapun. Selama 24 jam anak hidup dalam pemantauan
dan control yang total dari pengelola, guru, dan pengasuh diseklolah-sekolah
berasrama. Anak betul-betul dipersiapkan untuk masuk kedalam dunia nyata dengan
modal yang cukup, tidak hanya kompetensi akademis, tapi skill-skill lainnya
dipersiapkan sehingga mereka mempunyai senjata yang ampuh untuk memasuki dan
menaklukan dunia ini. Di sekolah berasrama anak dituntut untuk dapat menjadi
manusia yang berkontribusi besar bagi kemanusiaan. Mereka tidak hanya hidup untuk
dirinya dan keluarganya tapi juga harus berbuat untuk bangsa dan Negara. Oleh sebab
itu dukungan fasilitas terbaik, tenaga pengajar berkualitas, dan lingkungan yang
kondusif harus didorong untuk dapat mencapai cita-cita tersebut.

8. Pendidikan Inklusi
Pendidikan inklusi adalah sebuah pendeatan pendidikan yang bertujuan untuk
menyediakan pendidikan yang berkualitas bagi semua siswa, termasuk siswa
berkebutuhan khusus.
Pemikiran baru penddidian inklusi meneankan pada aspek-aspek berikut :
 Kerjasama anatra guru dan orangtua yang bertujuan agar guru dan orang tua
dapat bekerja sama untuk memberikan dukungan yang terbaik bag siswa.
 Pengembangan lingkungan belajar yang inklusif maksudnya ialah lingkungan
belajar yang dapat mengakomodasi kebutuhan semua siswa dapat belajar
dengan nyaman dan aman.
 Pembelajaran yang berpusat pada siswa yang bertujuan agar siswa dapat
belajar secara efektif dan brmakna.

9
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pemkiran tentang pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pemikiran klasik dan
pemikiran baru. Pemkiran klasik pendidikan adalah pemikiran-pemikiran tentang
pendidikan yang telah dikembangkan sejak zaman dahulu. Pemikiran-pemikiran ini
telah menjadi dasar bagi perkembangan pendidikan modern.
Yang mana pendidikan klasik itu terbagi lgi menjadi 4 yaitu emperisme, nativisme,
naturalisme daan konvergensi.
Sedangkan pemikiran baru terdiri dari 8 yaitu pengajaran alam sekitar,
pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja, pengajaran proyek, home schooling,
sekolah alam, pendidikan berasrama, dan pendidikan inklusi.
Jadi pemahaman mengenai aliran pendidikan memiliki arti yang sangat
penting, pemikiran pendidikan yang tengah terjadi merupakan gagasan dari para
pemikir berpengaruh secara luas pada zamannya, sehingga tidak bisa terabaikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. (2013). Learning to teach (9th ed.). New York: McGraw-Hill.


https://id.scribd.com/document/524905278/MAKALAH-PEMIKIRAN-TENTANG-
PENDIDIKAN-Kel-7

11

Anda mungkin juga menyukai