Anda di halaman 1dari 6

TEORI-TEORI PENDIDIKAN DALAM ALIRAN BARU

MAKALAH

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah
Dasar-dasar Teori Pendidikan
Dosen pengampu : Inten Mustika Kusumaningtias, M. Pd
Disusun oleh :
Diah Rastri Anggraini 234110405102
Kysheva Maharani 234110405116
Siti Fatichatul Ulmi 234110405129

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN PROF. KH. SAIFUDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2023

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi …………………………………………………………………...……...2


BAB I Pendahuluan ………………………………………………………..……..3
A. Latar Belakang ………………………………………………………………....3
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………...3
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………….3
BAB II Pembahasan ………………………………………………………….…..4
A. Pengertian Aliran Pendidikan …………………………………………………..4
B. Macam-macam Aliran Klasik Dalam Pendidikan ……………………………...4
BAB III Penutup …………………………………………………………………..5
A.Kesimpulan ………………………………………………………………………6
B.Penutup …………………………………………………………………………...6

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara historis bahwa aliran-aliran pendidikan ataupun berbagai pemikiran tentang
pendidikan dapat ditemukan dalam berbagai literature. Pendidikan yang sempat tercatat
dalam sejarah pendidikan dimulai sejak zaman yunani kuno hingga sekarang ini. Setiap
aliran pendidikan sebagai upaya untuk memperbaiki martabat manusia, oleh karna itu dalam
setiap aliran pendidikan memiliki muatan agar setiap keturunan sebagai wujud generasi yang
berikutnya mendapatkan arti atau pemaknaan pendidikan yang jauh lebih baik dengan
pendidikan yang didapat atau dirasaakan oleh para orang tua mereka zaman dulu. Pemahan
terhadap berbagai aliran pendidikan memiliki arti yang sangatlah penting, ketika seorang
pendidik hendak menangkap dari setiap dinamika perkembangan pemikiran tentang
pendidikan yang tengah terjadi bagaimanpun juga aliran-aliran pendidikan pada dasarnya
merupakan gagasan dari para pemikir berpengaruh secara luas pada zamannya, sehingga
tidak akan bisa terabaikan.
Penting dalam pendidik sebagai bekal bagi tenaga pendidik, sehingga memiliki wawasan
historis yang lebih luas, dan menambah ketajaman analisis dalam mengaitkan keberadaan
masa lampau dan masa sekarang. Pada setiap aliran pendidikan memiliki pandangan yang
berbeda dalam memandang perkembangan manusia. Hal ini berdasarkan faktor-faktor
dominan yang dijadikan sebagai dasar pijakan bagi perkembangan manusia.
Oleh karena itu berbagai pandangan yang menyatakan bahwa pendidikan itu merupakan
proses budaya untuk mengangkat harkat dan martabat manusia dan berlangsung sepanjang
hayat. Apabila demikian, maka pendidikan memegang peranan eksistensi dan perkembangan
manusia, karena pendidikan merupakan usaha melestarikan dan mengalihkan serta
menstransformasikan nilai- nilai kebudayaan dalam segala aspeknya dan jenisnya kepada
generasi penerus, untuk mengangkat harkat dan martabat manusia. Mengingat pendidikan
merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia, negara, maupun pemerintah, maka
pendidikan harus selalu di tumbuh kembangkan secara sistematis oleh para pengambil
kebijaksanaan yang berwenang di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Aliran Baru?


2. Apa saja macam macam aliran baru?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui apa itu aliran baru pada pendidikan.


2. Mengetahui macam-macam aliran baru pendidikan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Aliran “baru” dalam pendidikan tidak lagi mempersoalkan perlu atau tidak perlunya
pendidikan bagi individu yang perlu dikembangkan adalah bagaimana menyelenggarakan
pendidikan yang benar-benar bermanfaat secara maksimal bagi individu yang sedang
berkembang itu dan bagi lingkungan atau masyarakatnya. Disini kita akan membahas
beberapa aliran “baru” dalm pendidikan.

B. Macam Macam Aliran Baru


1. Pendidikan Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan
pengajaran alam sekitar, perintis gerakan ini antara lain: Fr. A. Finger (1808-1888) di
Jerman dengan heimatkunde (pengajaran alam sekitar, dan J. Ligthart (1859-1916) di
Belanda dengan Het Volle Leven (kehidupan senyatanya). Beberapa prinsip gerakan
Heimatkunde adalah:
a. Dengan pengajaran alam sekitar itu guru dapat meragakan secara langsung.
Betapa pentingnya pengajaran dengan meragakan atau mewujudkan itu sesua
dengan sifat-sifat atau dasar-dasar orang pengajaran.
b. Pengajaran alam sekitar memberikan kesempatan sebanyak- banyaknya agar anak
aktif atau giat tidak hanya duduk, dengar, dan catat saja.
c. Pengajaran alam sekitar memungkinkan untuk memberikan pengajaran totalitas,
yaitu suatu bentuk pengajaran dengan ciri-ciri dalam garis besarnya sebagai
berikut, suatu pengajaran yang tidak mengenai pembagian mata pelajaran dalam
daftar pengajaran, tetapi guru memahami tujuan pengajaran dan mengarahkan
usahanya untuk mencapai tujuan. Suatu pengajaran yang menarik minat, karena
segala sesuatu dipusatkan atas suatu bahan pengajaran yang menarik perhatian
anak dan diambilkan dari alam sekitarnya. Suatu pengajaran yang memungkinkan
segala bahan pengajaran itu berhubung- hubungan satu sama lain seerat-eratnya
secara teratur.
d. Pengajaran alam sekitar memberi kepada anak bahan apersepsi intelektual yang
kukuh dan tidak verbalitas. Yang dimaksud dengan apersepsi intelektual ialah
segala sesuatu yang baru dan masuk dalam intelek anak, harus dapat luluh
menjadi satu dengan kekayaan pengetahuan yang sudah dimiliki anak. Harus
terjadi proses asimilasi antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru.
e. Pengajaran alam sekitar memberikan apersepsi emosional,
f. Pokok-pokok pendapat pengajaran alam sekitar tersebut telah banyak dilakukan di
sekolah, baik dengan peragaan, penggunaan bahan lokal dalam pengajaran, dan
lain-lain. Seperti telah dikemukakan bahwa beberapa tahun terakhir ini telah
ditetapkan adanya muatan lokal dalam kurikulum, term,asuk penggunaan alam
sekitar. Dengan muatan lokal tersebut diharapkan anak makin dekat dengan alam
dan masyarakat lingkungannya. Di samping alam sekitar sebagai bahan ajaran,
alam sekitar juga menjadi kajian empirik melalui percobaan, studi banding, dan
sebagainya. Dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar, anak
akan lebih menghargai, mencintai, dan melestarikan lingkungannya.

2. Pendidikan Pusat Perhatian


Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly (1871- 1932) dari
Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat (Centres d'interet), di samping
pendapatnya tentang pengajaran global. Pendidikan menurut Decroly berdasar pada
semboyan: Ecole pour la vie, par la vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Anak harus
dididik untuk dapat hidup dalam masyarakat dan dipersiapkan dalam masyarakat. Oleh
karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan terhadap diri sendiri (tentang hasrat da
cita-citanya) dan pengetahuan tentang duninya (lingkungannya, tempat hidup di hari
depannya). Menurut Decroly dunia ini terdiri dari alam dan kebudayaan. Dan dunia itu
harus hidup dan dapat mengembangkan kemampuan untuk

4
mencapai cita-cita. Oleh karena itu, anak harus mempunyai pengetahuan atas diri sendiri
dan dunianya.
Pengetahuan anak-anak harus bersifat subjektif dan objektif. Dari penelitian
secara tekun, Decroly menyumbangkan duan pendapat yang sangat berguna bagi
pendidikan dan pengajaran, yang merupakan dua hal yang khas dari Decroly, yaitu:
1) Metode global (keseluruhan). Dari hasil yang didapat dari observasi dan tes, dapatlah
ia menetapkan, bahwa anak-anak mengamati dan mengingat secara global (keseluruhan).
2) Centre d'interet (pusat-pusat minat). Dari penyelidikan psikologik, ia menetapkan
bahwa anak-anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya).

3. Pendidikan Sekolah Kerja


Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-
pandangan yang mementingan pendidikan keterampilan. Model pembelajaran sekolah
kerja ini dipelopori oleh G.Kerschensteiner (1854-1932) dengan konsep ”Arbeitschule”
(sekolah kerja) di Jerman.
Model pembelajaran sekolah kerja ini bertolak dari pandangan bahwa pendidikan
tidak hanya tidak hanya demi kepentingan individu, tetapi juga demi kepentingan
masyarakat. Dengan kata lain sekolah berkewajiban menyiapkan warga negara yang baik
yakni:
1) Setiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan kerja
2) Setiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan Negara.
3) Menunaikan kedua tugas tesebut haruslah selalu diusahakan kesempurnaannya,
agar dengan jalan itu tiap warga Negara ikut membantu mempertinggi dan
menyempurnakan kesusilaan dan keselamatan Negara.

Tujuan Pembelajaran sekolah kerja adalah:


1) Menambah pengetahuan anak baik buku maupun dari pengalaman sendiri.
2) Agar anak dapat memiliki pengetahuan dan kemahiran tertentu.
3) Agar anak memiliki pekerjaan sebagai persiapan untuk mengabdi kepada Negara.
Intinya bahwa kewajiban utama sekolah adalah mempersiapkan peserta didik
untuk dapat bekerja.

4. Pembelajaran Proyek.
Pembelajaran proyek merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan k
FCebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan
proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat
dipresentasikan kepada orang lain.
Contohnya adalah guru mengajak murid berkeliling halaman sekolah untuk
melihat kondisi di sana. Kemudian, guru dapat melempar pertanyaan pemantik seperti
menanyakan pendapat apakah lingkungan sekolah mereka bersih atau kotor.
Tujuan Pembelajaran:
1) Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah proyek.
2) Untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemahaman terhadap berbagai aliran pendidikan memiliki arti yang sangatlah penting,
ketika seorang pendidik hendak menangkap dari setiap dinamika perkembangan pemikiran
tentang pendidikan yang tengah terjadi bagaimanpun juga aliran-aliran pendidikan pada dasarnya
merupakan gagasan dari para pemikir berpengaruh secara luas pada zamannya, sehingga tidak
akan bisa terabaikan. Aliran Pendidikan Klasik lebih menekankan pada pewarisan budaya, tujuan
pendidikan dan lebih menekan keahlian dalam diri peserta didikSedangkan gerakan dalam
pendidikan berfungsi untuk mengembangkan cara pengajaran supaya tidak monoton.
Penting dalam pendidik sebagai bekal bagi tenaga pendidik, sehingga memiliki wawasan
historis yang lebih luas, dan menambah ketajaman analisis dalam mengaitkan keberadaan masa
lampau dan massa sekarang.
B. Penutup
Dengan ini penulis meminta dan memohon maaf kepada pembaca apabila menemukan
beberapa kesalahan yang terdapat pada rangka karya tulis ini. karena masih minimnya
pengalaman penulis yang masih sangat mengharapkan nasihat-nasihat dan perbaikan dari para
pembaca yang berbentuk dalam saran, kritik, motivasi-motivasi atau nasihat-nasihat yang dapat
membangun kepercayaan diri penulis sehingga penulis mampu berkarya lebih baik lagi
dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai