Anda di halaman 1dari 11

ILMU PENDIDIKAN

GERAKAN BARU PENDIDIKAN DAN PENGARUHNYA


TERHADAP PELAKSANAAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

Dr. Bowo Sugiharto, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. Erma Nur Setiyaningrum (K4319035)


2. Indah Nurlita Trisnawati (K4319042)
3. Kaysa Hafshah S. (K4319047)
4. Meisi Anggraini R. (K4319052)
5. Musfinda Al Fisani (K4319054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup


manusia dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan juga merupakan proses
budaya untuk mengangkat harkat dan martabat manusia yang berlangsung
sepanjang hayat. Pendidikan menjadi kebutuhan penting bagi semua manusia,
negara, maupun pemerintah maka dari itu pendidikan harus selalu mengalami
perkembangan dan pembaharuan. Untuk mencapai kemajuan pendidikan yang ada
maka diperlukan gerakan-gerakan baru dalam pendidikan.

Menurut Umar Tirtarahardja (2015), gerakan baru dalam pendidikan


bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan hanya dalam satu atau beberapa
komponen saja, namun juga mempengaruhi komponen lainnya. Gerakan baru
memusatkan perhatian pada peningkatan kualitas belajar mengajar pada sistem di
sekolah. Gerakan-gerakan baru tersebut diantaranya ada pengajaran alam sekitar,
pengajaran pusat perhatian, sekolah kerja, dan pengajaran proyek. Gerakan-
gerakan baru tersebut pada umumnya telah memberi kontribusi bervariasi
terhadap penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah pada saat ini.

B. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas ilmu pendidikan

2. Untuk mengetahui gerakan baru dalam pendidikan serta pengaruhnya


terhadap pendidikan di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengajaran Alam Sekitar

Pengajaran alam sekitar yaitu proses pengajaran yang menggunakan alam


sekitar anak sebagai pangkal semua pendidikannya dengan tujuan untuk
memberikan dasar agar pengajaran dan pendidikan berhasil dengan
baik.Pengajaran alam sekitar dirintis oleh Fr.A.Finger yang menamakan
pengajaran itu dengan Heimatkunde di Jerman,J.Ligthart di Belanda dengan Het
Volle Leven(Kehidupan senyatanya).Prinsip yang dianut dalam heimatkunde yakni
(Tirtarahardja & Sulo ,2005) :

a. Dalam pengajaran alam sekitar,guru dapa memeragakan secara langsung.


b. Pengajaran alam sekitar memberikan kesempataan sebanyak-banyaknya agar anak
berpartisipasi aktif.
c. Pengajaran alam sekitar memungkinkan diberlakukan pengajaran totalita dengan
ciri segala bahan pengaajaran berhubung-hubungan satu sama lain
d. Pengajaran alam sekitar memiliki apersepsi emosional intelektual yang kukuh
dan tidak verbalistis.
e. Pengajaran alam sekitar memberika apersepsi emosional terhadap anak didik.

Sementara Het Volle Leven memilikiprinsip sebagai berikut :


a) Pengajaran alam sekitar mengajarkan anak untuk mengetahui barangnya terlebih
dahulu sebelum mendengarkan namanya
b) Pengajaran sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya atau
mata pengajaran yang lain harus dipusatkan pada pengajaran itu.
c) Harus diajarkan pengajaran memasuki hidup agar murid paham akan hubungan
antara bermacam-macam lapangan dalam hidupnya.
Pada dasarnya banyak factor yang mempengaruhi sistem pendidikan baik
factor yang berasal dari dalam maupun dari luar .Secara makro factor dari luar
merupakan factor yang berasal dari luar pendidikan antara lain yaitu ideology,
ekonomi, politik, sosial budaya lingkungan alam, dan lain-lain.Faktor-faktor
tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya.Selanjutnya,factor
itu saling berinteraksi dan saling mempengaruhi dengan sistem
pendidikan.Dengan demikian, pendididikan akan dipengaruhi oleh bahkan
berinteraksi dengan lingkungann social maupun lingkungan alam dalam ekosistem
yang lebih luas.

Model pembelajaran alam sekitar saat ini telah banyak dilaksanakan oleh
sekolah dengan peragaan, ataupun dengan metode lain.Progam pengajaran pada
beberapa tahun terakhir ini telah ditetapkan adanya materi pengajaran muaatan
local dalam kurikulum.Dengan kurikulim yang sedemikian rupa peserta didik
diharapkan semakin dekat dengan alam sekitar dan lingkungannya.Dengan
mrmanfaatkan sumber-sumber dari alam sekitar diharapkan pesrta didik akan
lebih menghargai,melestarikan lingkungan alam sebagai sumber kehidupannya.

Ruang lingkup pendidikan alam sekitar

a. Lingkungan keluarga
Didalam keluaarga anaak didik mulai mengenal hidupnya dari kecil sampai
dewasa.Dari hal itulah yang menyebabkan bahwa lingkungan keluarga adalaah
factor yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Lingkungan sekolah
Sekolah merupakan sebuah sarana dan prasarana yang menjadi kepercayaan setiap
orang tua untuk mendidik anaknya agar menjadi anak yang baik.Disekolah anak-
anak akan memili berbagai macam kecakapan seperti
membaca,menggambar,menulis dan juga mahir dalam bidanh ilmu
tertenu.Melalui sekolah seorang anak juga dapat belajar mengenai persaudaraan
dan persaahabatan.
c. Lingkungan masyarakat
Pendidikan dan cita-cita seorang anak dapat dipengaruhi kondusi masyarakat di
sekelilingnya.Alangkah baiknya setiap masyarakat mem punyai tujuan tertentu
yaitu agar anak didik yang masih muda itu kelak dapat mrngabdi kepada
masyarakat dan negara dengan baik.

B. Pengajaran Pusat Perhatian

Pengajaran pusat perhatian dikemukaan oleh Ovideminat Declory (1871-


1932) dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat (centres
d’nternet). Pendidikan menurut declory berdasar pada semboyan ecole pour ia
vie, par la vie (sekolah untuk hidup dan oleh hidup). Dalam hal ini anak
diharuskan dididik untuk hidup di masyarakat dan diersiapkan dalam masyarakat,
anak tersebut diarahkan kepada pembentukan individu dan anggota masyarakat.
Declory mempunyai dua pendapat yang sangat bermanfaat bagi pendidikan dan
pengajaran :
1) Metode global (keseluruhan), dalam hal ini anak – anak mengamati dahulu
lalu mengingat secara global (keseluruhan). Diawali dengan mengingat
seluruhnya, baru kemudian bagian-bagiannya. Dalam hal ini berdasarkan pada
prinsip psikologi Gestalt. Dalam belajar membaca dan menulis, lebih mudah
mengajarkan kalimat daripada kata-kata lepas. Belajar kata-kata lebih mudah
daripada mengajarkan huruf-huruf. Dengan kata lain metode ini mempunyai sifat
vidiovisual artinya sesuatu kata yang diajarkan itu selalu diasosiasiakan dengan
tanda(tulisan), atau suatu gambar yang datpat dilihat.
2) Pusat-pusat minat (Centre d’interet). Menurut penelitian ini ditetapkan
bahwa anak – anak mempunyai minat yang spontan (sewajarnya). Pengajarannya
pun harus disesuaikan dengana minat anak-anak tersebut. Apabila dalam
pengajaran tidak sesuai dengan minat anak maka pelajaran itu tidak akan banyak
hasilnya. Minat spontan anak dibedakan menjadi dua yaitu minat spontan terhadap
diri sendiri dan terhadap masyarakat. Minat spontan terhadap diri sendiri antara
lain:
a) Dorongan mempertahankan diri
b) Dorongan mencari makan dan minum
c) Dorongan memelihara diri.
Minat spontan terhadap masyarakat (biososial) ialah:
a) Dorongan sibuk bermain-main
b) Dorongan meniru orang lain
Dorongan dorongan tersebut, yang digunakan untuk pusat-pusat minat.
Sedangkan pendidikan dan pengajaran harus selalu dihubungakan dengan pusat-
pusat minat tersebut.dalam pengajaran pusat perhatian mendorong terciptanya
berbagai variasi belajar yang membuat perhatian siswa tetap terpusat pada materi
yang diajarkan.

C. Sekolah Kerja
Yaitu titik kulminasi dari pandangan yang mementingkan keterampilan
dalam pendidikan . J.A Comunity menekankan supaya pendidikan
mengembangkan pemikiran, ingatan, bahasa, dan tangan (keterampilan). G.
Kereschensteiner dijuliki bapak sekolah kerja dengan arbeitschule (sekolah kerja)
di Jerman. Sekolah kerja ini bertolak belakang dengan pandangan bahwa
pendidikan tidak hanya untuk kepentingan individu tetapi juga kepentingan
masyarakat. Sehingga sekolah berkewajiban menyiapkan negara yang baik, yakni:
1. Tiap orang adalah pekerjaan dalam salah satu lapangan kerja.
2. Tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan negara.
3. Dalam menunaikan keduanya harus dilengkapi dengan kesempurnaan.
Berdasarkan hal tersebut, menurut G.Kerschenister tujuan sekolah kerja adalah:
1. Menambah pengetahuan anak yaitu pengetahuan yang didapat dari buku buku
atau orang lain atau didapatkan dari pengalaman sendiri.
2. Agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran.
3. Agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dan mengabdi pada
Negara.
Karena banyaknya macam pekerjaan yang menjadi pusat pelajaran, maka sekolah
kerja di bagi menjadi tiga golongan besar yaitu:
1. Sekolah-sekolah perindustrian (tukang cukur, tukang cetak, tukang kayu, tukang
daging, masinis, dll).
2. Sekolah sekolah perdagangan (makanan, pakaian, bank, asuransi, dll).
3. Sekolah sekolah rumah tangga, bertujuan mendidik para calon ibu yang
diharapkan akan menghasilkan warga negara yang baik.
Gagasan sekolah kerja ini sangat mendukung serta mendorong
berkembangnya sekolah kejuruan di setiap negara, termasuk Indonesia.
Manfaat serta keuntungan sekolah kejuruan pada tingkat merupakan tulang
punggung sebagai penyiapan tenaga terampil yang diperlukanoleh negara
negara sedang membangun seperti Indonesia.
Dasar dasar sekolah kerja:
1. Di dalam sekolah kerja anak aktif.
2. Pusat kegiatan dan pengajaran ialah anak.
3. Sekolah kerja mendidik anak menjadi pribadi yang berani berdiri
sendiri dan bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat baru.
4. Bahan pelajaran disusun dalam suatu keseluruhan yang berpusat pada
masalah Kehidupan.
5. Sekolah kerja tidak mementingkan pengetahuan yang bersifat hafalan
atau hasil peniruan tetapi pengetahuan praktek dan dapat
dipergunakan untuk berprakarsa, mencipta dan membuat.
6. Pendidikan kecerdasan tidak bisa hanya dengan memberitahu dan
menerangkan tetapi anak itu sendiri yang melakukan.
7. Sekolah kerja itu semacam masyrakat yang didalamnya terdapat anak
anak mendapat pelatihan atau secara langsung melakukan praktek.

D. Pengajaran Proyek

Dasar filosofi dan pedagogis dari pengajaran-pengajaran proyek diletakkan


oleh John Dewey (1859-1952), namun daalm pelaksanaanya dilakukan oleh
pengikutnya, utamanya W.H. Kilpatrick. Dalam pengajaran proyek anak bebas
menentukan pilihannya, merancang, serta memimpinnya. Proyek yang ditentukan
anak, mendorongnya mencari jalan pemecahan bila ia menemui kesukaran. Anak
dengan sendirinya giat dan aktif karena sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Dalam pengajaran proyek, pekerjaan dikerjakan secara berkelompok untuk
menghidupkan rsa gotong-royong.

Pengajaran proyek biasa digunakan sebagai salah satu metode mengajar di


Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran proyek, pengajaran unit, dan
sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pwngajaran proyek akan
menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara
komprehensif, dengan kata lain, menumbuhkan kemampuan pemecahan masalah
secara multidisiplin.

Langkah-langkah pokok pengejaran proyek:

a. Persiapan
Langkah ini adalah penetapan masalah yang akan dibahas. Dalam hal ini guru
merangsang anak-anak agar mereka dapat memikirkan, mengusulkan, dan
mendiskusikan apa yang perlu mereka pelajari. Setelah masalah itu
ditetapkan persiapan lebih lanjut yang dilakukan, seperti menetapkan jenis
kegiatan yang akan dilakukan, siapa yang akan melakukan kegiatan itu,
peralatan yang diperlukan, jadwal kegiatan. Persiapan ini perlu disusun
dalam bentuk rencana nyata, lengkap dan jelas. Dalam menyusun persiapan
ini perlu dipraktikkan metode ilmiah berupa penyusunan hipotesis dan
pengajuan alternatif terdahulu.
b. Kegiatan belajar
Kegiatan ini merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah disiapkan
terlebih dahulu. Kegiatan ini dapat diawali dengan perjalanan sekolah, karya
wisata, pengamatan suatu objek, membaca buku, membaca majalah, dan
membuat catatan tentang apa yang diamati atau dibaca. Kegiatan ini pada
dasarnya merupakan usaha mencari jawaban atas pertanyaan atau hipotesis
yang telah dikemukakan terdahulu.
c. Penilaian
Bentuk penilaian yang sering dilakukan ialah dengan mengadakan pameran.
Semua hasil kegiatan yang dilakukan oleh siswa (misalnya gambar, karangan,
laporan, model) dipamerkan. Seluruh warga kelas memperhatikan apa yang
dipamerkan itu, memberi tanggapan, kritik, menambah hal-hal yang dirasa
masih kurang dan sebagainya.

E. Pengaruh Gerakan Baru dalam Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan


Pendidikan di Indonesia
Telah dikemukakan bahwa gerakan baru dalam pendidikan tersebut
terutama berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah, namun dasar-
dsar pikirannya tentulah menjangkau semua dari segi pendidikan, baik aspek
konseptual maupun operasional. Sebab itu, mungkin saja gerakan-gerakan itu
tidak diadopsi seutuhnya di suatu masyarakat atau negara tertentu, namun asas
pokonya menjiwai kebijakan-kebijakan pendidikan dalam masyarakat atau negara
itu. Sebagai contoh yang telah dikemukakan pada setiap paparan tentang gerakan
itu, untuk Indonesia, seperti muatan lokal dalam kurikulum untuk mendekatkan
peserta didik dengan lingkungannya, berkembangnya sekolah kejuruan,
pemupukan semangat kerja sama multidisiplin dalam menghadapi masalah, dan
sebagainnya.
Akhirnya, perlu ditekankan lagi bahwa kajian tentang pemikiran-
pemikiran pendidikan pada masa lalu akan sangat bermanfaat untuk memperluas
pemahaman tentang seluk beluk pendidikan, serta memupuk wawasan historis
dari setiap tenaga kependidikan. Kedua hal itu sangt penting karena setiap
keputusan dan tindakan di bidang pendidikan, termasuk di bidang pembelajaran,
akan membawa dampak bukan hanya pada masa kini tetapi juga masa depan. Oleh
karena itu, setiap keputusan dan tindakan itu harus dapat dipertanggungjawabkan
secara profesional. Sebagai contoh, beberapa tahun terakhir ini telah terjadi
polemik tentang peran pokok pendidikan (utamanya jalur sekolah) yakni tentang
masalah relevansi tentang dunia kerja (siap pakai), apakah tekanan pada
pembudayaan manusia yang menyadari harkat dan martabatnya, ataukah memberi
bekal keterampilan untuk memasuki dunia kerja. Kedua hal itu tentulah sama
pentinggnya dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang bermutu.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Dalam setiap proses pembelajaran terdapat sebuah tujuan dari pembeljaran
itu sendiri yang harus dicapai.Salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam sebuah
pembelajarann yaitu siswa dapat memahami dan mencerna pelajaran yang
sedang disampaikan dengan baik.Di Indonesia terdapat beberapa corak dan
metode pendidikan dan semua metode harus ditujukan membangun pendidikan
yang relevan dan bermutu sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia.Konsep
pendidikan senantiasa terus berkembang dan menghendaki pembaruan yang
disesuaikan dengan irama perkembangan dan kemjuan peradapan serta berbagai
persoalan yang muncul dalam kehidupan manusia seiring dengan berjalannya
waktu.
Daftar Pustaka

Anshory,I.,& Utami, I.W.P. (2018). Pengantar Pendidikan


Indrakusuma, A.D.1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Usaha
Nasional

Tim Dosen Pengantar Pendidikan,2012,Pengantar Pendidikan , Universitas


Khairun ternate.

Tirtarahardja, Umardan Sulo, S.L.La Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi)


Jakarta : PT Asdi Mahasatya

Anda mungkin juga menyukai