Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Hakikat Pendidikan
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan
Dosen Pengajar : Dr. Yulma

Di susun oleh :
1. Idah Daniar (201901500821)
2. Khoirunnisa (201901500835)
3. Nyi Rondang Cayahi (201901500827)

Kelas R.I
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetauan Sosial
Universitas Indraprasta PGRI
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Yang Maha Kuasa, atas
limpahan segala rahmat Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
tentang Hakikat Pendidikan dengan tepat waktu. Adapun tujuan dari makalah ini
adalah sebagai salah satu tugas dari Dasar-dasar Pendidikan.
Harapan penulis semoga dengan adanya pembuatan makalah ini dapat
membuat bakat dan kreativitas kita sebagai calon guru sekolah dalam bidang tulis
menulis semakin bertambah. Penulisan makalah ini diambil dari berbagai sumber
yang masih belum sempurna,karena keterbatasan dan kemampuan penyusun. Oleh
sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Akhirnya tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih dengan harapan
mudah-mudahan bahan makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi teman-
teman sekalian.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...…..........ii

DAFTAR
ISI………………………………………………………………………...........................iii

BAB I
PENDAHULUAN...................................………………………………………………....1
A. Latar belakang ……………………………………………..............…….......……....1
B. Fungsi & tujuan …………………………….......………………………….............2
C. Rumusan masalah ...............................................................................................3
D. Tujuan..................................................................................................................3
E. Manfaat.................................................................................................................3
BAB II
PEBAHASAN………………………………………………………………………............4

A. Hakikat Pendidikan …………………………………………………..............…….. 4

B. PengertianPendidikan …………………………………………………………….. ..5

C. PeranPendidikan ……………………….…………………………….................... 7
D. Pilar Pendidikan ............................................................................................... 10

BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………………… 14
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………………… 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Telah kita ketahui pendidikan itu sangat penting bagi kita semua. Pendidikan merupakan
salah satu kebutuhan pokok dalam hidup kehidupan manusia yang berfikir, bagaimana
menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup. Dalam
pendidikan kita mengenal berbagai macam teori tentang kehidupan dan segala aspek-aspek
pendidikan.

Manusia diberikan akal pikiran yang tidak dimiliki makhluk lain, bahwa untuk mengelola
akal pikirannya diperlukan pendidikan. Hakikat pendidikan diartikan sebagai kupasan secara
konseptual terhadap kenyataan-kenyataan kehidupan manusia baik disadari maupun tidak
disadari manusia telah melaksanakan pendidikan mulai dari keberadaan manusia pada zaman
primitif sampai zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia
didunia, pendidikan akan tetap berlangsung. Kesadaran akan konsep tersebut diatas
menunjukan bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan. Artinya sebagai pertanda bahwa
manusia sebagai makhluk budaya yang salah satu tugas kebudayaan itu tampak pada proses
pendidikan ( Syaifullah, 1981 ).

Maka pembahasan tentang hakikat pendidikan merupakan tinjauan yang menyeluruh dari
segi kehidupan manusia yang menampakan konsep-konsep pendidikan. Bahkan dapat
dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Tetapi
seringkali orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri. Layaknya hal lain
yang sudah menjadi rutinitas,cenderung terlupakan makna dasar dan Karena itu benarlah
kalau dikatakan bahwa setiap orang yang terlihat dalam dunia pendidikan sepatutnyalah
selalu merenungkan makna dan hakikat pendidikan,merefleksikannya di tengah-tengah
tindakan aksi sebagai buah. Makalah singkat ini mencoba mengungkap makna hakikat
pendidikan,dan bentuk pendidikan sepanjang hayat.

1
B. Fungsi dan Tujuan
Dalam makalah ini kami akan menjelaskan fungsi dan tujuan dari Hakikat Pendidikan,
yaitu:
1. Mengidentifikasi komponen-komponen pendidikan
Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya
proses pendidik, komponen-komponen itu yakni:

a. Tujuan pendidikan
b. Peserta didik
c. Pendidik

2. Menjelaskan fungsi pendidikan


Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata
(manifest) seperti berikut:

 Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.


 Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan dan bagi kepentingan
masyarakat.
 Melestarikan budaya.
 Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi
Adapun fungsi pendidikan lainnya antara lain:

 Alat untuk mengadakan reformasi masyarat


 Menghilangkan segala sumber penderitaan masyarakat yang berupa:
a. Raja yang kurang memperhatikan rakyatnya
b. Orang makin menjauhkan diri dari agama
c. Makin suburnya verbalisme.
Pendidikan pada akhirnya harus ditujukan pada upaya mewujudkan sebuah masyarakat yang
ditandai adanya keluhuran budi dalam diri individu, dan keadilan dalam negara, atau sebuah
kehidupan yang lebih bahagia dan saleh dari setiap invidunya.

3. Mendeskripsikan tujuan pendidikan


Pendidikan sebagai sebuah ilmu, mendasarkan prinsip-prinsipnya pada etika dan
psikologi. Etika memberinya konsep-konsep tetntang moralitas yang menjadi dasar tujuan
pendidikan. Psikologi memberinya konsep-konsep tentang karakteristik kehidupan
kejiwaan yang menjadi dasar metode pendidikan.

2
Tujuan pendidikan :

a. Tujuan akhir pendidikan adalah individu yang berkarakter atau bermoral, yaitu invidu
yang memiliki kebebasan, kesempurnaan, kemauan baik, kebenaran dan kesamaan.
b. Individu yang berkarakter atau bermoral hanya dapat terwujud dengan cara
mengembangkan individu untuk memiliki minat yang luas bercabang-cabang ( many
sidedness of interest ) sebagai suatu hasil dari pengetahuan yang luas.
c. Minat, adalah sesuatu kecendrungan batin yang menyebabkan bertahannya objek
pemikiran dalam kesadaran, atau kembalinya objek pemikiran dalam kesadaran.

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat pendidikan ?
2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan ?
3. Apa saja peran pendidikan dalam kehidupan sehari-hari ?
4. Apa saja pilar pendidikan yang ada di Indonesia ?

D. Tujuan
Berdasarkan masalah diatas, maka tujuan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan hakikat pendidikan.


2. Untuk menjelaskan pengertian pendidikan.
3. Untuk menjelaskan peran pendidikan
4. Untuk menjelaskan pilar pendidikan di Indonesia

E. Manfaat
Makalah ini ditulis dengan tujuan agar mahasiswa dapat memahami tentang Hakikat
Pendidikan beserta komponen-komponennya sehingga pendidikan dapat terlaksana dengan
baik dan semoga dapat memberikan manfaat dengan materi yang disampaikannya, sebagai
acuan dalam bidang pendidikan. Selain itu juga diharapkan dapat menambah kepustakaan
tentang pendidikan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan

Pendidikan adalah hidup. Pendidikan adalah suatu proses interaksi manusiawi antara
pendidikan dengan subjek didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu berlangsung
dalam lingkungan tertentu dengan menggunakan bermacam-macam tindakan yang disebut
alat pendidikan. Istilah pendidikan adalah berasal dari Bahasa Yunani “paedagogie” yang
akar katanya “pais” berarti anak dan “again” berarti bimbingan. Jadi “paedagogie” berarti
bimbingan yang diberikan kepada anak. Dalam Bahasa Inggris pendidikan diterjemahkan
menjadi “Education”. Education berasal dari Bahasa yunani “educare” yang berarti
membawa keluar yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan
berkembang.

Hakikat pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab urusan utama
pendidikan adalah manusia. Beberapa asumsi dasar yang berkenaan dengan hakikat
pendidikan tersebut dinyatakan oleh Raka Joni, sebagai berikut:

1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusia yang ditandai oleh keseimbangan


antara kedaulatan subjek didik dengan tenaga didik atau guru.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup
yang mengalami perubahan yang semakin pesat.
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
5. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam pembentukan manusia seutuhnya.
Pada dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus sebagai tujuan.
Pendidikan sebagai kegiatan kehidupan dalam masyarakat mempunyai arti penting baik bagi
individu maupun masyarakat. Sebab antara masyarakat dan invidu saling berkaitan.

4
B. Pengertian Pendidikan

A. Secara umum

Pengertian Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup
atau untuk kemajuan lebih baik. Secara sederhana, Pengertian Pendidikan adalah proses
pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih
kritis dalam berfikir

B. Secara Etimologi

Secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam bahasa inggris disebut dengan
education, dalam bahasa latin pendidikan disebut dengan educatum yang tersusun dari dua
kata yaitu E dan Duco dimana kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau
dari sedikit banyak, sedangkan Duco berarti erkembangan atau sedang berkembang. Jadi,
Secara Etimologi pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan diri
sendiri dan kekuatan individu. Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia, Pendidikan
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui pendidikan dan pelatihan .Pendidikan dapat diperoleh baik
secara formal dan non formal. Pendidikan secara formal diperoleh dengan mengikuti
program-program yang telah direncanakan, terstruktur oleh suatu insititusi, departemen atau
kementtrian suatu negara. Sedangkan pendidikan non formal adalah pengetahuan yang
diperoleh dari kehidupan sehari-hari dari berbagai pengalaman baik yang dialami atau
dipelajari dari orang lain.

5
C. Pengertian Pendidikan Berdasarkan Ruang Lingkup

Pengertian pendidikan berdasarkan ruang lingkupnya dibagi menjadi tiga bagian yaitu :

a. Maha luas ; pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup.

b. Luas terbatas ; pendidikan merupakan usaha dasar yang dilakukan keluarga, masyarakat
dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung
disekolah dan luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang
(Redja Mudyahardjo,2001:11)

c. Secara sempit ; pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai


lembaga pendidikan formal. Artinya bahwa pendidikan lebih menekankan pengaruh sekolah
terhadap peserta didiknya sehingga dengan kemapuan dan kecakapan yang diperolehnya
dapat melaksanakan tugas-tugas sosialnya dalam masyarakat.

D. Menurut Para Ahli

Menurut para ahli, pendidikan didefinisikan sebagai berikut:

a. Langeveld, adalah seorang ahli pendidikan bangsa Belanda, yang pendidikannya


berorientasi ke Eropa dan lebih menekankan kepada teori-teori (ilmu). Dapat
dikenal dari bukunya yaitu Sistematis. Menurut ahli pendidikan ini adalah:
“bimbingan atau pertolongan yang diberikan orang dewasa kepada perkembangan
anak untuk mencapai kedewasaanya dengan tujuan agar anak cukup cakap dalam
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain”.
b. Jhon Dewey, seorang ahli filsafat pendidkan dari Amerika. Mengartikan
pendidkan sabagai berikut: “proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia”.
c. Ki Hajar Dewantara, Sebagai Tokoh Pendidikan Nasional, pengertian
pendidikan sebagai berikut: “pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan,batin,karakter), pikiran (intelek
dan tubuh anak), dalam siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu
supaya kita memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak-
anak yang kita didik, selaras dengan dunianya”.

6
d. Oemar Hamalik, “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi
siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan
dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat”.
e. H. Horne, “Pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari
penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang
secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti
termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari
manusia.”

E. Menurut Undang-undang

1. UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989 : Pendidikan adalah usaha sadar untuk


menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.
2. UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.
3. GBHN ( Tap MPR No.II/MPR/1988 ) : menyatakan bahwa “pendidikan pada
hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dengan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan dalam lingkungan keluarga,sekolah,dan masyarakat. Karena itu
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,masyarakat,dan
pemerintah”.
4. UUSPN No. 20 tahun 2003 Bab I, pasal 1: menggariskan pengertian: “pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri,

7
C. PERAN PENDIDIKAN

Pendidikan mempunyai fungsi dan peran yang sangat besar, baik untuk diri sendiri,
lingkungan, masyarakat, bangsa, agama, seperti di jelaskan dibawah ini:

1. Mewujudkan Individu Yang Ta’at dan Bertaqwa Kepada Tuhan

Dengan berdasarkan negara Indonesia yang ada pada sila pertama Pancasila, yakni
ketuhanan yang maha esa, maka pendidikan mempunyai peran dalam mewujudkan
individu yang taat dalam beragama dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa denga
tujuan menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjahui seluruh larangan-Nya.

2. Mewujudkan Individu Yang Beretika dan Bermoral

Pada sila kedua dalam Pancasila, maka peran penting suatu pendidikan di negara kita
Indonesia ialah sebagai wujud individu serta masyarakat yang mempunyai pengendalian
diri, bermoral, tanggung jawab, serta memiliki akhlak yang karimah.

3. Mencetak Generasi Muda Yang Cerdas dan Kreatif

Pendidikan mempunyai peran dalam mencerdaskan generasi muda, bukan hanya itu
saja namun harus mampu mengembangkan potensi pada diri setiap individu. Tanpa
adanya pendidikam maka generasi yang layu dan lemah.

4. Mengembangkan Pola Pikir Kritis dan Dinamis

Pendidikan juga tidak hanya untuk mencetak generasi muda yang ungguls aja, tetapi
mengmbangkan pola pikir yang dinamis dan kritis, sehingga bisa menentukan mana yang
lebih baik dan yang buruk dengan berdasarkan hati nurani dan akal.

5. Membentuk Kepribadian Yang Sehat Jasmani dan Rohani

Pendidikan juga tidak terhindar dari usaha nyata sebagai wujud individu yang
memiliki keperibadian sehat, baik rohani ataupun jasmami. Dengan demikian, pendidikan
mengajarkan agar individu bisa menjaga kesehatan akal dan mental. dan kesehatan hati
dari sifat yang tercela.

6. Mewujudkan Individu Yang Mampu Bersosialisasi Baik Dalam Masyarakat

Pendidikan sebagai dasar utama dalam bersosialisasi, yakni manusia yang


homosapien yang bermakna makhluk yang tidak dapat hidup tanpa partisipasi dan peran
dari orang lainnya. Pendidikan juga memiliki peran sebagai pencipta individu yang bisa
bersosialisasi baik pada masyarakat.

8
7. Mewujudkan Masyarakat Yang Bersatu

Dengan berdasrkan sila ke tiga pada Pancasila serta Bhenika Tunggal Ika,maka
pendidikan mergerak kerah setiap individu agar saling bersatu tanpa memandang agama,
jenis, suku, status sosial, keturunan dan adat.

8. Mewujudkan Individu Yang Cinta dan Peduli Dengan Lingkungan

Lingkungan merupakan hal yang juga dibutuhkan dalam kehidupan, sebab bila
lingkungan bersahabat maka dapat mempengaruhi ketentraman di dalam berkomunikasi
lingkungan tersebut. Untuk itu dalam setiap proses pendidikan yang selalu diajarkan
kepada perserta didik untuk bisa mencintai serta peduli terhadap lingkungan disekitarnya.

9. Mewujudkan Masyarakat Yang Tentram dan Bahagia

Pendidikan juga memiliki peran sebagai pencipta suasana masyarakat yang damai,
bahagia dan tentaram, dimana setiap individu di masyarakat itu saling memahami dan
mengerti, saling bertoleransi, saling menghormati dan menghargai, dan saling sayang-
menyayangi sesama dengan terbentuknya pondasi moral yang kuat.

10. Menyongsong Masa Depan Cemerlang Sebuah Negara

Suatu negara memiliki masa depan terletak pada generasi mudanya, mundur atau majunya
suatu negara tergantung pada generasi muda. Sedangkan itu menwujudkan cita-cita untuk
menjadi negara yang lebih berkembang dan lebih baik, pendidikan menjadi salah satu titik
pusat dalam hal ini. Generasi muda bisa menjadi generasi yang unggul ke depannya
tergantung bagaimana pendidikan akan diterapkan. Di sinilah pendidikan begitu penting
untuk mempengaruhi kualitas suatu negara di masa mendatang.

9
D .PILAR PENDIDIKAN

A. Pengertian Pilar Pendidikan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “pilar” diartikan sebagai“tiang penyangga”
(terbuat dari besi atau beton). kata pilar dalam bahasa Inggris berarti pillars (sama artinya
dengan pilar dalam bahasa Indonesia).Dalam bahasa Arab sering disebut ‫سﺎﺳأ‬.

Eksistensi pilar dalam berbagai hal bisa dikatakan sangat penting peranannya sebagai
penopang agar menjadi suatu yang utuh (unity). Bangunan atau rumah berangkat dari
pondasi yang dilengkapi dengan pilar agar atap bisa berdiri kokoh dan tidak mudah roboh
sehingga tampak menjadi lengkap dan melengkapi. Istilah pilar dalam pendidikan bisa
menjadi bagian yang tak kalah penting, eksistensinya seperti halnya tujuan, sasaran,
instrument pendidikan, dll. Adapun maksud dari pembahasan pilar-pilar pendidikan adalah
bahwa sendi pendidikan ditopang oleh semangat belajar yang kuat melalui pola belajar yang
bervisi ke depan dengan melihat perubahan-perubahan kehidupan.Dalam pendidikan, belajar
merupakan bagian yang tak terpisahkan karena pendidikan adalah usaha sadar untuk
menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran
(belajar-mengajar). Belajar juga dikatakan sebagai key term (kata kunci) paling vital dalam
setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.

Sebagai objek sekaligus subjek pendidikan manusia menjadi titik sentral dalam proses
belajar yang mengarah pada tujuan pendidikan. Manusia belajar dari apa saja di sekitarnya
untuk survive sekaligus pengembangan potensi diri, lahir dari ketidaktahuan dari rahim
seorang ibu dan dibekali pengelihatan, pendengaran dan akal untuk digunakan dalam
tugasnya sebagai khalifatullah fil ardh.

Berangkat dari sinilah, paradigma learning ingin diusung sebagai pilar pendidikan untuk
kepentingan manusia dengan perubahan zaman dan ini berangkat dari paradigma belajar. Jadi
maksud dari pilar-pilar pendidikan yang penulis maksud dalam pembahasan ini adalah sendi-
sendi pendidikan menurut Unesco harus ditopang setidaknya oleh empat hal, learning to
know, learning to do, learning to be dan learning to live together. Pendidikan merupakan
kebutuhan mendasar bagi manusia yang berakal budi untuk mempersiapkan dirinya dalam
memasuki era teknologi dan globalisasi di masa kini dan akan datang. Kegagalan dalam
pendidikan menyebabkan tidak berkembangnya potensi siswa untuk menjadi manusia
produktif dan berkualitas. Jadi pendidikan pada hakekatnya adalah hak asasi manusia dalam
proses mempersiapkan diri menuju masa depan yang lebih baik.

Paradigma pendidikan idealnya adalah untuk menciptakan generasi penerus bangsa dan
kebutuhan masyarakat, baik masyarakat umum maupun masyarakat dunia kerja dapat
terpenuhi oleh anak-anak yang memiliki keterampilan dalam hal-hal tertentu. Untuk
mencapai tujuan mulia tersebut, diperlukan strategi dan paradigma baru dalam pengelolaan
pendidikan. Dalam laporan hasil konferensi UNESCO pada tahun 1998, kepada Komisi
Internasional tentang Pendidikan harus berlandaskan pada 4 pilar.

10
Ada 4 pilar-pilar pendidikan universal yang dirumuskan oleh UNESCO (Geremeck, 1986)
yaitu, belajar untuk mengetahui ( learning to know) , belajar untuk melakukan (learning to
do) , belajar menjadi ( learning to be), belajar dengan berkerjasama ( learning to live
together) merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap peserta didik.

B. Macam-macam Pilar Pendidikan

Keempat pilar tersebut secara sinergi membentuk dan membangun pola pikir
pendidikan di Indonesia. Adapun empat pilar tersebut adalah sebagai berikut:

1. learning to know ( belajar mengetahui )

Pilar pertama ini memeliki arti bahwa para peserta didik dianjurkan untuk mencari
dan mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melalui pengalaman-pengalaman.
Hal ini akan dapat memicu munculnya sikap kritis dan semangat belajar peserta didik
meningkat. Learning to know selalu mengajarkan tentang arti pentingnya sebuah
pengetahuan, karena didalam learning to know terdapat learning how to learn, artinya
peserta didik belajar untuk memahami apa yang ada di sekitarnya, karena itu adalah
proses belajar. Hal ini sesuai pendapat Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 128)
yaitu belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan menurut Purwanto (2004: 44), belajar merupakan proses dalam diri
individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam
perilakunya. Dari dua pendapat diatas menunjukkan bahwa belajar bukan saja berasal dari
bangku sekolahan saja tetapi belajar dapat terjadi melalui interaksi dengan lingkungan.
Belajar bukan hanya dinilai dari segi hasilnya saja, melainkan dinilai dari segi proses,
bagaimana cara anak tersebut memperoleh pengetahuan, bukan apa yang diperoleh anak
tersebut. Learning to know juga mengajarkan tentang live long of education atau yang
disebut dengan belajar sepanjang hayat. Arti pendidikan sepanjang hayat (long life
education) adalah bahwa pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa,
tetapi tetap berlanjut sepanjang hidupnya (Suprijanto, 2008: 4). Hal ini menegaskan
bahwa pendidikan di sekolah merupakan kelanjutan dalam keluarga. Sekolah merupakan
lembaga tempat dimana terjadi proses sosialisasi yang kedua setelah keluarga, sehingga
mempengaruhi pribadi anak dan perkembangan sosialnya. Sekolah diselenggarakan

11
secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada di dalam kehidupan, dengan
kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah
tidak boleh dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan
perkembangan budayanya.

2. learning to do ( Belajar melakukan sesuatu )

Pilar kedua menekankan pentingnya interaksi dan bertindak. “di sini para peserta
didik diajak untuk ikut serta dalam memecahkan permasalahan yang ada di sekitarnya
melalui sebuah tindakan nyata”. Belajar untuk menerapkan ilmu yang didapat, bekerja
sama dalam sebuah tim guna untuk memecahkan masalah dalam berbagai situasi dan
kondisi. Learning to do berkaitan dengan kemampuan hard skill dan soft skill. Soft skill
dan hard skill sangat penting dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan, karena
sesungguhnya pendidikan merupakan bagian terpenting dari proses penyiapan SDM
(Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, tangguh, dan terampil dan siap untuk
mengikuti tuntutan zaman. Peserta didik sebagai hasil dari produk pendidikan memang
harus dituntut memiliki kemampuan soft skill dan hard skill.

Hard skill merupakan kemampuan yang harus menuntut fisik, artinya hard skill
memfokuskan kepada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis
yang berhubungan dengan kemampuan peserta didik. Penguasaan kemampuan hard skill
dapat dilakukan dengan menerapkan apa yang dia dapatkan /apa yang telah dipelajarinya
di kehidupan sehari-hari, contohnya anak disekolah belajar tentang arti penting sikap
disiplin, maka untuk memahami dan mengerti tentang disiplin itu, anak harus belajar
untuk melakukan sikap disiplin, baik dirumah, disekolah atau dimanapun. Dengan begitu
anak menjadi tahu dan faham tentang pentingnya sikap disiplin.

Selanjutnya adalah soft skill, artinya keterampilan yang menuntut intelektual. Soft
skill merupakan istilah yang mengacu pada ciri-ciri kepribadian, rahmat sosial,
kemampuan berbahasa dan pengoptimalan derajat seseorang Jadi yang dimaksud dengan
kemampuan soft skill adalah kepribadian dari masing-masing individu. Soft skill tidak
diajarkan tetapi gurulah yang harus mencontohkan, seperti sikap tanggung jawab,
disiplin, dan lain sebagainya. Dengan memberikan contoh tersebut, anak akan mencoba
untuk menirukan apa yang dilihat. Hal itu merupakan bagian dari menumbuhkan
kemampuan soft skill.

12
3. learning to be ( belajar menjadi sesuatu )

Pilar ketiga artinya bahwa pentingnya mendidik dan melatih peserta didik agar menjadi
pribadi yang mandiri dan dapat mewujudkan apa yang peserta didik impikan dan cita-citakan.
Penguasaan pengetahuan dan keterampilan (soft skill dan hard skill) merupakan bagian dari
proses menjadi diri sendiri (learning to be). Menjadi diri sendiri dapat diartikan sebagai
proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar untuk berperilaku sesuai dengan
norma-norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil,
sesungguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi diri.

Learning to be sangat erat kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan
anak serta kondisi lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati
dirinya bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang
pasif, peran guru sebagai fasilitator bertugas sebagai penunjuk arah sekaligus menjadi
mediator bagi peserta didik. Hal ini sangat diperlukan untuk menumbuh kembangkan potensi
diri peserta didik secara utuh dan maksimal. Selain itu, pendidikan juga harus bermuara pada
bagaimana peserta didik menjadi lebih manusiawi, menjadi manusia yang berperi
kemanusiaan.

4. learning to live together ( belajar hidup bersama )

Pilar terakhir artinya menanamkan kesadaran kepada para peserta didik bahwa mereka
adalah bagian dari kelompok masyarakat. jadi, mereka harus mampu hidup bersama. Dengan
makin beragamnya etnis di Indonesia, kita perlu menanamkan sikap untuk dapat hidup
bersama.

Pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi
dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh
peserta didik, sebagai hasil dari proses pembelajaran, dapat dijadikan sebagai bekal untuk
mampu berperan dalam lingkungan di mana individu tersebut berada, dan sekaligus mampu
menempatkan diri sesuai dengan perannya. Pemahaman tentang peran diri dan orang lain
dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live
together). Untuk itu, pembelajaran di lembaga formal dan non formal harus diarahkan pada
peningkatan kualitas dan kemampuan intelektual dan profesional serta sikap dalam hal ini
adalah kemampuan hard skill dan soft skill. Dengan kemampuan dan sikap manusia

13
Indonesia yang demikian maka pada gilirannya akan menjadikan masyarakat Indonesia
masyarakat yang bermartabat di mata masyarakat dunia.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidikan merupakan suatu proses mentransfer ilmu yang pada umumnya dilakukan
melalui tiga cara yaitu: lisan, tulisan, dan perbuatan. Pada dasarnya pendidikan erat
hubungannta dengan ilmu karena objek utama dari pendidikan adalah ilmu. Pada
dasarnya, pendidikan dan ilmu pendidikan saling berkaitan erat namun yang mebedakan
hanya komponen yang ada didalamnya.

B. Saran

Pada umumnya pendidikan di Indonesia ini masih kurang pemahaman tentang arti
dari hakikat pendidikan. Karena tenaga ahli dalam pendidikan masih kurang dan
keinginan untuk memperoleh pendidikan masih minim. Pemerintah diharapakan
memeratakan pendidikan di negeri ini, karena tanpa adanya pendidikan tidak akan
menghasilkan masyarakat yang beradap dan berkarakter. Terlebih lagi pada saat ini
sistem pendidikan di Indonesia belum siap untuk menghasilkan kurikulum yang tetap dan
bisa digunakan secara terus menerus. Bisa di ambil contoh seperti kurukulum 2013 yang
kebijakannya sering kali membuat pro dan kontra di masyarakat.

14
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. 2001

https://www.gurupendidikan.co.id.2016/11/20-peran-pendidikan.

Http://Atikaatikaaziz.Blogspot.com.2010/09/4-pilar-pendidikan-
menurut-unesco.html?m=1
http://alveean.wordpress.com/2008/10/24/empat-pilar-pendidikan-menurut-unesco/

Permatasari Indah. 2012. Peran Pendidikan (http://s4riblog.blogspot.in2012/03/peranan-


pendidikan-bagi-kemajuan-suatu.html)

15

Anda mungkin juga menyukai