Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DASAR-DASAR PENDIDIKAN

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah Dasar-Dasar Pendidikan

Dosen Pengampu : Muhtarom, M,Sc.

Disusun oleh : AMELIA AZZAHRAH

PROGRAM PENDIDIKAN : MPI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

Pringsewu Lampung
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW. Kami
panjatkan Puja dan Puji syukur kehadirat-Nya, yang atas berkat rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pendidik dan Peserta Didik”, guna memenuhi tugas mata kuliah "Dasar-dasar Pendidikan".
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan makalah ini, terutama kepada Bapak Muhtarom,M.Sc yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan kami.
Dan kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu,25 November 202


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………..… … … … . … … … … … … … … . … .

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................. ..


B. Rumusan Masalah.............................................................................................
C. Tujuan pembahasan.................................................................................... .. ..

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendidik.

1.Pengertian Pendidik..............................................................................
2.Jenis-jenis Pendidik...............................................................................
3.Ciri-ciri Pendidik...................................................................................
4.Sifat-sifat pendidik................................................................................
5.Syarat pendidik......................................................................................
6.Fungsi pendidik.....................................................................................
7.Kompetensi pendidik.............................................................................

B. Peserta didik.

1.Pengertian Peserta Didik.......................................................................


2.Ciri-ciri Peserta Didik...........................................................................

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan..................................................................................................
B.Saran............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa
setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk selalu
berkembang didalamnya, pendidikan tidak akan ada habisnya. Pendidikan secara umum
mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk
dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu
sangat penting. Kita dididik menjadi orang yang berguna baik bagi Negara, Nusa dan
Bangsa. Pendidikan pertama kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga (Pendidikan
Informal), lingkungan sekolah (Pendidikan Formal),dan lingkungan masyarakat (Pendidikan
Nonformal).Pendidikan Informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari
pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar,sejak seseorang lahir sampai mati.
Proses pendidikan ini berlangsung seumur hidup. Pendidikan bertujuan untuk menciptakan
karakter yang berkualitas, dengan terciptanya manusia yang berkarakter, manusia
berkeinginan untuk menciptakan perubahan, tentunya untuk menciptakan keinginan tersebut
harus didapatkan melalui proses belajar.
Belajar sangat penting bagi manusia, dan secara alamiah manusia tumbuh dan
berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal mengalami proses tahap demi
tahap. Manusia tidak mampu akan mampu mencapai kesempurnaan tanpa adanya proses
belajar yang disebut belajar. Belajar, sebagai usaha memupuk dan mengembangkan pribadi
manusia dari aspek rohani dan jasmani. Belajar sebagai proses mengarahkan manusia
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan mengangkat derajat manusia sesuai
fitrahnya. Belajar sangat penting untuk peserta didik, terutama dalam mengantisipasi
kebodohan sebagai dampak negative dan era persaingan bebas yang melanda dunia.
Otak manusia lebih berbeda dari otak hewan lain. Ini terdiri dari milyaran neuron, dan
masing-masing saling berhubungan dan dengan demikian membantu untuk membuat otak
menjadi bagian dari sistem saraf. Otak manusia adalah bagian utama dari sistem saraf
pusat. Hal ini tidak otak terberat di antara hewan, dan tidak memiliki berat badan yang
proporsional dengan tubuh mereka (dengan berat kurang dari 1,5 kg). Hal ini hanya sedikit
lebih kompleks daripada hewan. Otak manusia dikelilingi oleh tiga membran pelindung yang
disebut meninges (selaput otak). Ruang yang disebut ventrikel diisi dengan cairan
serebrospinal, yang memasok gas dan nutrisi ke jutaan nutrisi di otak. Ada dua daerah yang
berbeda dalam otak, yaitu materi putih dan materi abu-abu. Materi putih sebagian besar
terdiri dari serat saraf, dan abu-abu terdiri dari badan sel neuron. Otak manusia dapat dibagi
menjadi tiga wilayah; otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
Otak hewan, pada hewan tertentu tingkat kecerdasan dapat dibandingkan dengan ukuran
otak masing-masing. Namun, hal ini tidak berlaku untuk semua hewan. Pada hewan primitif
seperti cnidaria tidak memiliki otak atau struktur seperti otak; sebaliknya, mereka memiliki
jaring saraf, di mana semua neuron yang mirip dan terkait satu sama lain dalam sebuah
jaring. Pertama, cacing pipih telah berevolusi ‘otak’ primitif, dengan membentuk massa
pembesaran jaringan saraf dan sel-sel di bagian depan tubuh mereka. Ini ‘otak’ adalah
sistem saraf dasar yang lebih kompleks daripada jaring saraf pada cnidaria. Ia juga memiliki
kemampuan mengendalikan respon otot dengan cara yang lebih baik. Tahap awal otak
vertebrata pertama kali ditemukan dari bukti fosil ikan awal seperti Agnathan. Otak mereka
yang kecil tapi sudah dibagi menjadi tiga divisi dasar yang juga ditemukan di saat hidup otak
vertebrata. Ketiga divisi dasar terutama, otak belakang, otak tengah dan otak depan.
Jadi manusia lebih mampu berpikir untuk mendapatkan pendidikan. Sehingga kami
membuat makalah berjudul "Pendidik dan Peserta Didik”.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian pendidik?


2. Apa saja jenis-jenis pendidik
3. Bagaimana ciri-ciri pendidik?
4. Bagaimana sifat-sifat pendidik?
5. Apa saja syarat seorang pendidik?
6. Apa fungsi pendidik?
7. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki pendidik?
8. Apa pengertian peserta didik?
9. Bagaimana ciri-ciri peserta didik?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui pengertian pendidik.


2. Mengetahui jenis-jenis pendidik.
3. Mengetahui ciri-ciri pendidik.
4. Mengetahui sifat-sifat pendidik.
5. Mengetahui syarat pendidik.
6. Mengetahui fungsi pendidik.
7. Mengetahui kompetensi yang harus dimiliki pendidik.
8. Mengetahui pengertian peserta didik.
9. Mengetahui ciri-ciri peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidik
1. Pengertian pendidik

Pendidik didefinisikan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap


pelaksanaan pendidikan dalam memberikan ilmu dan membimbing anak tersebut bisa
menuju ke arah kedewasaan dengan gambaran kedewasaan yang senantiasa dibayangkan
oleh anak dalam diri pendidiknya, di dalam pergaulan antara pendidik dan anak didik, dalam
istilah Langeveld disebut situasi pendidikan.

2. Jenis-jenis pendidik

Pendidik sebagai orang yang bertanggung jawab membimbing anak untuk


mencapai kedewasaan, dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu pertama pendidik karena
keharusan atas kewajaran kehidupan, sedangkan yang kedua adalah pendidik karena
diserahi tugas untuk mendidik anak.
Pendidik pertama yaitu orang tua ayah dan ibu. Pendidik kedua adalah pendidik
pendidik sebagai suatu profesi yang karena jabatannya ia harus mendidik anak, misalnya
guru di sekolah (TK-SMA), pembimbing pada kelompok bermain (playgroup), para
pembimbing di lembaga pemeliharaan anak yatim piatu, dan sebagainnya.
a. Orang tua
Orang tua secara wajar menjadi pendidik karena merasa bertanggung jawab terhadap
anaknya. Sehingga dengan tanggung jawab itu mengundang para orang tua untuk
membantu berkembangnya si anak, dan membantu perkembangan itulah disebut mendidik.
Peran pendidik pertama ini sangat besar, karena mereka bukan saja sekedar mendidik anak
agar ia menjadi besar dan pandai segala macam, namun terutama ia membantu
perkembangan anak dalam segi kemanusiannya, menjadikan anak didik menjadi manusia
yang mampu hidup bersama dengan orang lain, manusia bermoral dan berhati nurani.
Orang tua memiliki pengaruh langsung dari orang tua terhadap masa depan anak kedua
pada berbagai jenjang kehidupannya, baik pada periode kanak-kanak, remaja, dan dewasa.
Karena itu islam menganggap tugas pendidikan anak sebagai suatu kewajiban bagi orang
tua yang harus didahulukannya.
b. Guru
Pendidik kedua adalah mereka yang diberi tugas menjadi pendidik. Mereka mendapat
tugas dari orang tua, sebagai pengganti orang tua. Mereka menjadi pendidik karena
profesinya sebagai pendidik, guru di sekolah misalnya.
Guru sebagai pendidik harus memenuhi beberapa syarat khusus untuk mengajar dibekali
dengan berbagai ilmu kependidikan dan keguruan sebagai dasar, disertai perangkat latihan
keterampilan keguruan (Praktek Pengalaman Lapangan), disitulah ia belajar
mempersonalisasikan beberapa sikap keguruan dan kependidikan yang diperlukan.

3. Ciri-ciri pendidik.

a. Adanya kewibawaan
Kewibawaan yang terpancar daripada dirinya terhadap anak didik. Kewibawaan
adalah suatu pengaruh yang diakui suatu kebenaran dan kebesarannya, bukan sesuatu
yang memaksa. Kewibawaan harus berbanding dengan ketidakberdayaan anak didik, jika
pendidik kemampuannya tidak berbeda dengan anak didik, maka kewibawaan tersebut
sukar ditegakkan.
Dengan demikian kewibawaan seorang pendidik akan diakui apabila pendidik mempunyai
kelebihan dari anak didiknya baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.
b. Mengenal Anak Didik
Seorang pendidik harus mengenal anak didik secara khusus agar pendidikannya dapat
sesuai dengan setiap anak secara perorangan, hal tersebut dapat dipelajari dari psikologi
perkembangan.
Setiap anak dalam satu kelas memiliki usia yang tidak jauh berbeda, sifatnya secara khusus
juga berbeda. Untuk itu seorang pendidik harus mengenal anak didiknya.
c. Membantu Anak Didik
Ciri ketiga seorang pendidik adalah mau membantu anak didiknya, dan bantuan yang
diberikan harus sesuai dengan yang diharapkan anak didiknya. Setiap anak didik mau
menjadi dirinya sendiri, ingin berdiri sendiri, mau bertanggung jawab sendiri dan ingin
menentukan sendiri, untuk itu pendidik tidak boleh terlalu memaksakan kehendak tapi ingat
pada keinginan anak didiknya tersebut.

4. Sifat-sifat Pendidik.

Mahmud Yunus dengan memberikan gambaran tentang sifat-sifat yang harus dimiliki
seorang guru, agar guru tersebut berhasil dalam tugasnya sebagai tenaga pengajar dan
juga sebagai seorang figur yang akan selalu diingat dan dicontoh oleh anak didiknya.
Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki seorang guru adalah sebagai berikut :

a. Guru harus mengasihi muridnya seperti ia mengasihi anaknya sendiri.


Sudah menjadi suatu tugas bagi guru untuk mengasihi dan menyayangi anak didiknya
seperti ia mengasihi dan menyayangi anaknya sendiri dan memikirkan keadaan mereka
seperti memikirkan keadaan anaknya sendiri. Rasa kasih sayang wajib dan harus ada pada
tiap individu seorang guru. Rasa kasih sayang tersebut lebih-lebih harus dicurahkan kepada
anak didik yang kurang mampu, bajunya kotor, kelakuannya buruk, perkataannya kasar,
mukanya masam, hatinya keras seperti batu.Menurut Mahmud Yunus anak yang seperti
inilah yang menjadi kesempatan bagi seorang guru untuk berusaha membangkitkan
semangat mereka yang telah padam dan menghidupkan jiwa mereka yang telah mati. Maka
salah satu jalan untuk menghidupkan jiwa anak-anak tadi, guru haruslah mengetahui hal
ihwal dan kecenderungan hati anak tersebut, serta berusaha menolong dan membantunya
dan juga memberi petunjuk serta pengertian kepada anak tersebut dengan penuh kejujuran
dan kasih sayang.
b. Guru juga harus mempunyai sifat rasa kesadaran akan kewajibannya terhadap
masyarakat.
Dan seorang guru pun harus tahu bahwa tiap pelajaran yang diajarkannya adalah untuk dan
demi kepentingan masyarakat. Guru juga harus berusaha menanamkan akhlak dan cinta
tanah air dalam jiwa muridnya. Menurut Mahmud Yunus dasar pendidikan agama yang
praktis dan cinta tanah air serta teladan yang baik, guru akan dapat membentuk generasi
baru dan umat yang sempurna dalam segala segi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Maka
di tangan gurulah dididik semua generasi bangsa, kemudian mereka masuk ke dalam
masyarakat, bekerja dalam lapangan masing-masing.
c. Seorang guru harus berlaku jujur dan juga ikhlas dalam pekerjaannya.
Kejujuran dan keikhlasan seorang guru dalam pekerjaannya adalah jalan yang terbaik untuk
kesuksesannya dalam mengajar sekaligus kesuksesan anak didiknya dalam belajar. Guru
harus menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya sebagai suatu kewajiban yang dipikul di
atas pundaknya. Guru yang terlambat datang ke kelas untuk mengajar adalah guru yang
tidak jujur. Oleh sebab itu guru haruslah jujur dan menjaga waktu murid supaya jangan
terbuang dengan percuma. Hendaklah guru datang ke sekolah tepat pada waktu yang telah
ditentukan dan jangan sekali-kali terlambat, supaya guru jadi contoh dan teladan bagi
muridnya dalam menjaga waktu dan menepati janji.
d. Guru harus berhubungan terus dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Guru harus mengetahui sedikit tentang berbagai macam ilmu pengetahuan. Hal tersebut
berguna untuk menjawab pertanyaan dari muridnya sewaktu-waktu. Guru haruslah luas
pengetahuan dan materinya, maka guru yang luas wawasan keilmuannya akan dapat
menata situasi kelasnya ketika pelajaran berlangsung sekaligus akan menumbuhkan
kecintaan anak didik terhadap pelajaran yang diajarkannya tersebut.
e. Guru juga harus membiasakan muridnya untuk percaya pada diri sendiri dan bebas
berfikir.
Mahmud Yunus menyarankan untuk memberantas pendidikan yang menyerahkan
segala-galanya kepada guru, yang akan mengakibatkan kegagalan anak didik pada masa
yang akan datang. Menurut Mahmud Yunus pembiasaan berpikir dan bekerja sendiri akan
melatih kedewasaan pada anak didik dan akan menimbulkan rasa tanggung jawab pada diri
anak didik tersebut.
f. Seorang guru hendaknya berbicara dengan bahasa yang dipahami dan dimengerti
oleh anak didik.
Guru yang berbicara dengan bahasa yang tidak dipahami sama artinya dengan ibu
memberikan makanan keras kepada bayinya yang baru lahir, tentu anak tersebut tidak akan
dapat menelannya. Demikian pula dengan anak didik yang tidak memahami bahasa guru,
maka anak didik tersebut tidak akan dapat menerima pelajaran yang diberikan oleh guru
tersebut.
g. Seorang guru harus memikirkan pendidikan akhlak.
Guru harus ingat bahwa tujuan yang utama dalam pendidikan adalah pendidikan akhlak,
baik perangai, keras kemauan, mengerjakan kebaikan dan menjauhi kejahatan. Menurut
Mahmud Yunus tujuan pendidikan akhlak bukanlah semata-mata belajar ilmu akhlaq.
melainkan membentuk pemuda pemudi yang berakhlak baik, bercita-cita tinggi, baik
perkataan dan perbuatannya, bijaksana dalam segala tindakan. Menurut Mahmud Yunus
bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah membentuk akhlak dan mendidik ruhani, yang mana
tujuan ini haruslah menjadi arah dan tujuan yang tetap dari setiap para guru, baik guru
pelajaran agama maupun guru pelajaran umum. Maka tiap pelajaran adalah pelajaran
akhlak dan tiap guru adalah guru akhlak.

Prof. Dr Moh Athiyah Al-abrasyi mengemukakan bahwa seorang guru harus


memiliki sifat-sifat tertentu agar ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Adapun
sifat-sifat tersebut adalah:
a. Memiliki sifat zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari
keridhaan allah.
b. Ikhlas dalam pekerjaan.
c. Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap muridnya, ia sanggup menahan diri,
menahan kemarahan, lapang hati, banyak sabar dan jangan pemarah karena
sebab-sebab yang kecil.
d. Seorang guru harus mencintai murid-muridnya seperti ia mencintai anak- anaknya
sendiri.
e. Seorang guru harus mengetahui tabiat, pembawaan, adat kebiasaan dan pemikiran
murid-muridnya.
f. Seorang guru harus menguasai materi mata pelajaran yang akan diberikannya,
serta memperdalam pengetahuannya sehingga materi mata pelajaran yang
diajarkannya tidak akan bersifat dangkal.

Imam Al-Ghazali menasehati kepada para pendidik Islam agar memiliki sifat-sifat
sebagai berikut :

a. Seorang guru harus menaruh kasih sayang terhadap murid-muridnya dan


memperlakukan mereka seperti perlakuan mereka terhadap anaknya sendiri.
b. Tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih, tetapi dengan
mengajar itu ia bermaksud mencari keridhoan Allah dan mendekatkan diri kepadanya.
c. Memperhatikan tingkat akal anak-anak dan berbicara menurut kadar akalnya dan
jangan membicarakan sesuatu melebihi daya tangkap siswanya.
d. Jangan menimbulkan rasa benci pada diri murid mengenai cabang ilmu yang lain,
tetapi seyogyanya membukakan jalan bagi mereka untuk belajar mempelajari ilmu tersebut.
e. Seorang guru harus mengamalkan ilmunya dan jangan berlainan kata dengan
perbuatannya.

Abdurrahman An Nahlawi juga menyarankan kepada guru untuk memiliki sifat-sifat


sebagai berikut:
a. Tingkah laku dan pola pikir guru bersifat Rabbani.
b. Guru seorang yang ikhlas.
c. Guru harus bersabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada anak-anak.
d. Guru jujur dalam menyampaikan apa yang diserukannya kepada anak didiknya.
e. Guru harus mampu mengelola siswa, tegas dalam bertindak serta meletakkan
berbagai perkara secara proporsional.
f. Guru mempelajari kehidupan psikis para pelajar selaras dengan masa
perkembangannya ketika ia mengajar sehingga ia dapat memperlakukan sesuatu sesuai
dengan kemampuan dan kesiapan psikis mereka. Guru tanggap terhadap berbagai kondisi
dan perkembangan dunia yang mempengaruhi jiwa, keyakinan, dan pola berpikir angkatan
muda.

5. Syarat-syarat Pendidik.

Setiap pekerjaan memerlukan syarat tertentu agar seseorang yang memiliki pekerjaan
tersebut bisa berperan secara efektif dan efisien. Bagi seorang pendidik yang bergaul
dengan peserta didik yang berbeda karakter dan harus berubah ke arah yang lebih baik,
maka syarat tersebut harus dipenuhi. Menurut Edi Suardi (1984) pendidik harus memenuhi
beberapa persyaratan, yakni :

a. Seorang pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan.


Sudah pasti tujuan akhir pendidikan harus disadari benar. Pendidik harus mempunyai
banyak pengetahuan tentang apa yang disebut manusia dewasa, sesuai dengan tempat dan
waktu. Apabila di suatu negara terdapat suatu lembaga pendidikan, maka seorang pendidik
harus mengenal tujuan pendidikan nasional atau cita-cita nasional negara tersebut.
b. Seorang pendidik harus mengenal peserta didiknya.
c. Seorang pendidik harus tahu prinsip dan penggunaan alat pendidikan.
Ia harus tahu pula memilih yang mana yang cocok untuk seorang anak pada situasi tertentu.
Ia harus menentukan jalan atau prosedur mendidik yang bagaimana yang harus digunakan
atau tempuh.
d. Seorang pendidik harus menyatu dengan anak didiknya.
Seorang pendidik harus bisa menyatu dengan anak didiknya, tetapi bukan berarti ia lupa
akan dirinya sendiri. Ia tetap orang dewasa tetapi harus menyesuaikan cara mendidik anak
yang sesuai dengan dunia anak-anak.6. Fungsi Pendidik
Menurut Ahmad Farid mengutip Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, menjelaskan beberapa
peranan dan fungsi pendidik tersebut sebagai berikut:
a. Guru sebagai pengajar dan pendidik
b. Guru sebagai anggota masyarakat
c. Guru sebagai pemimpin
d. Guru sebagai pelaksana administrasi
e. Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar.
Fungsi guru juga dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang
buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul-betul dipahami dalam kehidupan di
masyarakat. Kedua nilai ini mungkin telah anak didik miliki dan mungkin pula telah
mempengaruhinya sebelum anak didik masuk sekolah.
b. Inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar
anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik. Guru harus dapat
memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk itu tidak mesti
harus bertolak dari teori-teori belajar, dari pengalaman pun bisa dijadikan petunjuk
bagaimana cara belajar yang baik. Yang penting bukan teorinya, tapi bagaimana
melepaskan masalah yang dihadapi anak didik.
c. Informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran
yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari
guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi anak didik. Untuk menjadi informator yang baik
dan efektif, penguasaan bahasalah sebagai kuncinya, ditopang dengan bahan yang akan
diberikan kepada anak didik.
d. Organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam
bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib
sekolah, menyusun kalender akademik dan sebagainya. Semuanya diorganisasikan,
sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi belajar pada diri anak didik.
e. Motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif
belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang
melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Peranan
guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi edukatif, karena menyangkut esensi
pekerjaan pendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam
personalisasi dan sosialisasi diri.
f. Inisiator, dalam perannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus
ide-ide kemajuan dalam pendidikan pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada
sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
pendidikan.
g. Fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan
kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan,
suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang
kurang memadai akan menyebabkan anak didik malas belajar.
h. Pembimbing, peranan guru yang tak kalah pentingnya dari semua peranan
yang telah disebutkan diatas adalah sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih
dipentingkan. Karena kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik
menjadi manusia dewasa. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam
menghadapi perkembangan dirinya.i. Demonstrator, dalam interaksi edukatif, tidak
semua bahan pelajaran dapat anak didik pahami. Apalagi anak didik yang memiliki
intelegensi yang sedang. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik. Guru
harus berusaha membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara
didaktis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tidak
terjadi kesalahan pengertian antara guru dan anak didik. Tujuan pengajaran pun dapat
tercapai dengan efektif dan efisien.
j. Pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena
kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan
pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi
edukatif. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan
pengajaran. Kelas yang terlalu padat dengan anak didik, pertukaran udara kurang, penuh
kegaduhan, lebih banyak tidak menguntungkan bagi terlaksananya interaksi edukatif yang
optimal.
k. Mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media non material
maupun materil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses
interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan semua media itu diharapkan dari guru yang
disesuaikan dengan pencapaian tujuan pengajaran.
l. Supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai
secara kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervisi harus guru kuasai dengan
baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik.
Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya karena posisi atau kedudukan
yang ditempatinya, akan tetapi juga karena pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya,
atau keterampilan-keterampilan yang dimilikinya. Atau karena memiliki sifat-sifat kepribadian
yang menonjol daripada orang-orang yang disupervisinya. Dengan semua kelebihan yang
dimiliki, ia dapat melihat, menilai atau mengadakan pengawasan terhadap orang yang
disupervisi.
m. Evaluator, guru dituntut untuk menjadis eorang evaluator yang baik dan jujur,
dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik.

6. Kompetensi Pendidik

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang


harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pendidik/guru atau dosen dalam melakukan tugas
keprofesionalan. Drs. Akmal Hawi mengemukakan bahwa kompetensi merupakan
kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Kompetensi
tersebut dapat dinilai dan sangat penting dalam hubunganya dengan kegiatan
belajar-mengajar dan hasil belajar siswa, demikian pula dapat digunakan sebagai pedoman
dalam rangka pembinaan dan pengembangan tenaga pendidik. Untuk menjadi pendidik
yang profesional tentunya harus memiliki kompetensi keguruan.
Dalam pasal pasal 28 ayat 3 PP RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pendidik sebagai agen pembelajaran harus memiliki empat jenis kompetensi
yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan
kompetensi sosial.
a.Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik adalah pemahaman guru terhadap anak didik, perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan anak didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b.Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian, berupa kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa arif,
berwibawa dan berakhlak mulia, sehingga dapat menjadi teladan. Bagi seorang guru hal ini
merupakan modal dasar untuk menjalankan tugasnya secara profesional.
c.Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional, menurut ahli pendidikan, sebuah pekerjaan dikatakan
profesi jika dilakukan untuk mencari nafkah, sekaligus dilakukan dengan tingkat keahlian
yang tinggi. Dalam konteks profesionalisme mengajar, menurut J.B. Situmorang dan
Winarno mengemukakan secara umum seorang guru dikatakan profesional paling tidak
harus menguasai dua hal yaitu: Pertama, menguasai materi dan ilmu pengetahuan yang
diajarkan atau yang menjadi tanggung jawabnya. Kedua, menguasai cara mengajar dengan
baik.
d.Kompetensi sosial.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi, menjalin
kerjasama dan berinteraksi secara efektif dan efisien, baik itu dengan anak didik, sesama
pendidik, orang tua/wali, maupun dengan masyarakat sekitar.
Dari keempat kompetensi yang telah diuraikan tersebut, tentunya pendidik akan berhasil
menjalankan tugasnya apabila memiliki kompetensi tersebut dan akan menciptakan kualitas
yang baik.

B.Peserta didik

Dalam kegiatan pendidikan, peserta didik menjadi tumpuan harapan agar menjadi
manusia yang utuh, manusia berasusila dan bermoral, bertanggung jawab bagi kehidupan,
baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat. Peserta didik menunjukkan seorang manusia
yang belum dewasa, yang akan dibimbing oleh pendidiknya untuk menuju kedewasaannya.
Dewasa disini bukan dewasa dalam bentuk jasmani kecil, akan tetapi peserta didik memang
manusia yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan potensi
yang dimiliki. Kemampuan berpikir, merasa, menganalisa, mengemukakan pendapat,
berbahasa, social memang masih belum berkembang, masih memerlukan bantuan dari luar
dirinya untuk mewujudkannya. Karena itu pendidikan harus dapat memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk terlibat aktif dan kreatif.
Peserta didik harus merasakan suasana yang menyenangkan yang dilandasi rasa kasih
sayang yang penuh dengan tantangan atau motivasi sehingga peserta didik dapat
mengembangkan segala potensi dan bakat yang dimiliki. Disamping itu, perlu disadari dalam
pelaksanaan proses pendidikan bahwa masing-masing peserta didik memiliki pribadi-pribadi
yang membedakan dirinya satu dengan yang lainnya, tidak ada dua individu yang sama.
Pembinaan yang dilakukan terhadap peserta didik dalam pendidikan harus memperhatikan
masing-masing individu peserta didik.
1.Pengertian Peserta Didik
Secara etimologi peserta didik dalam bahasa arab disebut Tilmidz jamaknya Talamid
yang artinya murid. Menurut Abu Ahmadi peserta didik merupakan anak yang belum
dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa,
supaya dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan.
Peserta didik adalah individu yang belum dewasa yang mempunyai suatu potensi yang
harus di berkembangkan, yang memiliki kepribadian dan ciri khas yang berbeda dan
berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui pembelajaran. Peserta didik
merupakan objek dari pendidikan. Suatu individu yang sangat membutuhkan orang dewasa
untuk membimbingnya, salah satunya adalah guru (pengajar), untuk membimbing mereka
menjadi dewasa.
2.Ciri-ciri Peserta Didik
a.Individu yang memiliki potensi atau bakat yang berbeda-beda.
Sejak lahir, anak telah dianugerahi bakat atau potensi yang berbeda-beda. Tidak ada anak
yang lahir tanpa memiliki potensi, namun hanya saja karena kurang dikembangkan. Oleh
sebab itu untuk mengembangkan potensi yang dimiliki maka diperlukan suatu bimbingan,
baik itu dari orang tua ataupun lingkungan tempat tinggalnya.b. Individu yang sedang
berkembang
Dapat diartikan bahwa individu akan terus berkembang, dan sedang berkembang baik itu
berkembang tentang pola pikirnya atau pun dalam fisiknya. Individu tidak akan tetap begitu
saja, dia akan terus berkembang khususnya sesuai dengan usianya. Ia akan berkembang
dengan sendirinya. Ketika individu sedang berkembang maka peran orang tua atau guru
pun sangat diperlukan. Atas dasar itu pendidik harus dapat mengatur kondisi dan strategi
yang relevan dengan kebutuhan peserta didik.
b.Individu yang membutuhkan bimbingan secara manusiawi
Dalam proses berkembang, peserta didik membutuhkan bimbingan, seperti halnya bayi
yang baru lahir ia sangat membutuhkan seorang ibu untuk berkembang dan untuk hidup.
Namun disini berbeda, peserta didik memang bukan lagi bayi. Namun mereka
membutuhkan bimbingan, dan tentunya masih tergantung kepada yang ia anggap dewasa.
c. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri
Dalam perkembangan, peserta didik mempunyai kemampuan yang akan membawanya
kepada kedewasaan. Dimana orang tua ataupun pendidik dapat membebaskannya, namun
tidak membebaskan begitu saja melainkan sedikit demi sedikit. Dimana peserta didik sudah
bisa menjalani kehidupannya sendiri, agar dia dapat memperoleh kesempatan untuk
bertanggung jawab dengan apa yang didia perbuat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan
diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi
seorang yang terdidik itu sangat penting. Pendidik dan peserta didik adalah komponen
utama dalam penyelenggaran pendidikan.
Pendidik didefinisikan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dalam memberikan ilmu dan membimbing anak tersebut bisa
menuju ke arah kedewasaan sedangkan peserta didik adalah individu yang belum dewasa
yang mempunyai suatu potensi yang harus di berkembangkan, yang memiliki kepribadian
dan ciri khas yang berbeda dan berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui
pembelajaran.
Pendidik bukan hanya guru di sekolah saja, tetapi orangtua juga merupakan pendidik yang
utama. Pendidik dalam mendidik anak didiknya harus memenuhi syarat dan juga memiliki
empat kompetensi yang harus dimiliki seorang pendidik. Peserta didik merupakan individu
yang berbeda-beda baik dalam kepribadiannya maupun potensi yang dimiliki masing-masing
peserta didik. Untuk mencapai tujuan pendidikan, seorang pendidik harus mampu
memahami ciri-ciri peserta didik.
B. Saran
Pada dasarnya, pendidik dan peserta didik merupakan dwi tunggal yang kokoh bersatu.
Keduanya, memiliki hubungan yang erat. Untuk itu pendidik harus bisa menjalin hubungan
yang harmonis dengan para peserta didiknya dengan senantiasa bersikap profesional
sehingga harapan tercapainya tujuan pendidikan bisa dengan mudah terwujudkan.

DAFTAR PUSTAKA

Sadulloh, U. dkk. (2011). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta cv.


Kurniawan, A. dkk. (2011). Jurnal Hakikat Peserta Didik (Kelompok 4).[Online].
Tersedia: http://poenyabioeks09.blogspot.co.id/2011/10/jurnal-hakikat-
peserta-didik-kelompok-4.html. (20 Februari 2018).
Firdaus. (2011). Sifat-sifat Guru dalam Pandangan Mahmud Yunus. (Tesis).
Sekolah Pascasarjana, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Riau.
di:https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.uinsuska.ac.id/1
488/1/2011_201140.pdf&ved=2ahUKEwip_ICqmr3ZAhWCe7wKHZjlC1sQFjAAegQIBxAB&u
sg=AOvVaw2s67qe7e7A2zNUtD6Sfvum. (24 Februari 2018).
Mukroji. (2014). Hakikat Pendidikan dalam Pandangan Islam. Jurnal:
Kependidikan, 2, 15-29. di: https://www.google.co.id/url?sa=t&
source=web&rct=j&url=http://ejournal.iainpurwekerto.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/artic
le/view/55o&ved=2ahUKEwiUjKTImr3ZAhUHiLwKHQhEDjUQFjAAegQICBAB&usg=AOvVa
w3fdTIRi9mTDNWoSoMj8Bme. (24 Februari 2018).
Jaka Rimba, Wardono. (2012). Peserta Didik. [Online]. Tersedia di:
http://wardonojakarimba.blogspot.co.id/2012/05/aku-cinta-indonesia.html?m=1. Diakses
pada 24 Februari 2018 pada pukul 14:26.
M.Ramli.(2015). Hakikat Pendidik dan Peserta Didik. Volume 5. Nomor1.
http://idr.uin-antasari.ac.id/4626/1/M%20Ramli_Hakikat%20Pendidik.pdf. . Diakses
pada 24 Februari 2018 pada pukul 14:35.
_[online].tersedia di : https://artikelpe.blogspot.co.id/2016/03/ciri-khas-peserta-didik.html.
Diakses pada 24 Februari 2018 pada pukul 15:23.

Anda mungkin juga menyukai