Anda di halaman 1dari 2

Nama : Vikria Tahta Alvina

NIM : T20182124

Kelas : B3/PBA

Mata Kuliah : UAS Filsafat Ilmu

Larangan Mandi sebelum Nikah

Sebagaimana telah diketahui, Indonesia memiliki banyak ragam kebudayaan di


berbagai daerah. Maka tak heran, masyarakat pada zaman dulu memakai kebiasaan-kebiasaan
yang aneh atau dapat dikatakan bahwa orang pada zaman dahulu sampai memercayai sebuah
mitos. Apa itu mitos? Mitos merupakan cerita masa lalu yang dipercayai oleh masyarakat
zaman dulu biasanya dalam bentuk kebiasaan, kebudayaan yang terjadi pada zaman dulu dan
sampai sekarang masih diyakini oleh masyarakat yang terdapat pada suatu daerah.

Salah satu kebiasaan pada masa lampau yang tergolong mitos yaitu kebiasaan yang
pernah terjadi di daerah Banyuawangi, Jawa Timur. Kebiasaan masyarakat pada zaman dulu
tepatnya di daerah Banyuawangi, sebelum mengadakan pesta pernikahan dianjurkan bagi
seluruh anggota keluarga agar tidak melakukan ritual mandi karena dipercaya akan terjadi
suatu bencana yang besar apabila seluruh anggota keluarga tersebut mandi, bencana yang tak
lain adalah hujan yang sangat deras sampai-sampai mengakibatkan kerusakan yang cukup
parah terhadap properti yang akan digunakan menjelang acara pernikahan.

Biasanya masyarakat pedesaan seperti daerah yang terdapat di Banyuawangi, Jawa


Timur menyiapkan acara pesta pernikahan berhari-hari kadang ada yang mempersiapkan
seminggu sebelum acara pernikahan dimulai. Dan berlangsungnya acara pernikahan tersebut
selama dua hari atau paling maksimal tiga hari lamanya. Mulai kapan mereka tidak boleh
mandi? Mulai dari pesta acara pernikahan dipersiapkan atau diadakan mereka semua anggota
keluarga terutama sang mempelai pria dan wanita tentunya yang tidak boleh mandi.

Masyarakat Banyuawangi mempercayai mitos tersebut dikarenakan pernah ada satu


kejadian yang mana pada acara pesta pernikahan tersebut terjadi hujan yang sangat deras
pada saat itu. Seperti yang telah dijelaskan, apabila ada salah satu anggota yang mandi pada
saat acara pesta pernikahan atau sebelum acara tersebut, maka pada saat itu akan turun hujan
yang sangat deras. Kejadian tersebut, diakibatkan karena sang mempelai wanita dengan
cerobohnya mandi sebelum acara pesta pernikahan dilaksanakan. Akibatnya, pada saat itu
turunlah hujan yang sangat deras sampai mengakibatkan tenda untuk acara pesta tersebut
roboh, jalanan yang akan dilewati oleh para tamu menjadi becek bahkan bisa-bisa banjir dan
lain sebagainya. Tidak hanya itu, acara yang telah dipersiapkan juga akan mengalami
kerusakan. Dan membuat orang-orang disana merasa tidak nyaman.

Selain itu, pada acara pesta pernikahan biasanya banyak orang-orang yang membantu
dalam mempersiapkan jalannya acara. Dimulai dari mereka yang mendapat bagian memasak,
menyiapkan kebutuhan calon pasutri, dan lain sebagainya. Dan yang masih dipertanyakan
sampai hari ini yaitu, adanya mereka yang masih bersedia untuk menjaga persediaan beras
pada saat itu. Tujuan yang tak lain dari kebiasaan tersebut yaitu takutnya beras yang akan
dipersiapkan untuk acara pernikahan habis apabila tidak dijaga oleh satu orang. Biasanya
orang yang mengambil beras tersebut akan diawasi oleh orang yang memiliki tugas tersebut.
Jadi, tugas dari orang yang menjaga tersebut hanya menjaga dan melihat isi dari sebuah
karung beras tersebut.

Hingga sampai pada zaman yang modern ini, masyarakat Banyuawangi, Jawa Timur
masih tetap menggunakan kebiasaan tersebut. Mereka percaya terhadap mitos tersebut
dikarenakan sudah ada bukti yang nyata yang telah dilakukan oleh pasangan calon pasutri
pada zaman dahulu. Sebagian masyarakat Banyuawangi ada yang mempercayai mitos
tersebut akan tetap percaya sedangkan sebagian yang lainnya ada yang tidak percaya pasti
mereka akan meninggalkan mitos tersebut karena perubahan zaman yang sangat modern pada
hari ini. Sebaiknya yang percaya silahkan mempercayainya dan yang tidak maka tidak akan
mereka lakukan bahkan bisa saja mereka meninggalkan kebiasaan atau mitos tersebut dan
beralih pada kebiasaan yang lebih modern.

Anda mungkin juga menyukai