Anda di halaman 1dari 22

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA

DINASTI BANI UMMAYAH

( Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam)

Dosen pengampu : Yoga Anjas Pratama

DISUSUN OLEH :

Kelompok : 4

Fatma Wati 2111100207


Tami Yuliana 2111100131
Tania Fetri Anjani 2111100132

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MADRASAH


IBTIDAIYAHFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNGTAHUN AJARAN 2021/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam sejarah
pendidikan islam. Makalah ini membahas mengenai Pendidikan Islam pada masa
dinasti Bani Ummayah. Kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada
bapak dosen atas segala arahan dan bimbingan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan
utamanya kepada penulis sendiri. Penulis menyadari, bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan
kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.

Bandar lampung, 08 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i


DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................3

A. Sejarah pendidikan pada masa dinasti Bani Ummayah.............. .................3

B. Pola dan sistem pendidikan pada masa dinasti Bani Ummayah...................


C. Kemunduran dan runtuhnya dinasti Bani Ummayah ...................................11
BAB III PENUTUP ...........................................................................................14

Kesimpulan .........................................................................................................14

Daftar Pustaka

ii
MAKALAH

SEJARAH MUNCULNYA ILMU KALAM


( Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam )

Dosen pengampu : Ahmad Sodiq, M. Ag

DISUSUN OLEH :

Kelompok : 2

Ika Ratna Sari 2111100059


Isnaini Nurhafizah Rizki 2111100062
Riska Ayu Melani 2111100355
Ria Nur Riyanti 2111100284
Putri Ayu Lestari 2111100278
Semester/kelas 2/J

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

ii
TAHUN AJARAN 2021/2022

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Ilmu Kalam. Makalah ini membahas mengenai sejarah munculnya ilmu kalam.
Kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada bapak dosen atas segala arahan
dan bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan
utamanya kepada  penulis sendiri. Penulis menyadari, bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan
kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.

Bandar lampung, 02 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3
A. Sejarah Munculnya Ilmu Kalam …...........................................................3
B. Perkembangan Ilmu Kalam Pada Masa Ke Masa.......................................6
C. Aliran-aliran Yang Berkembangan Dalam Pemikiran Kalam Umat Islam.
................................................................................................................9
BAB III PENUTUP...........................................................................................14
Kesimpulan.........................................................................................................14
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1

A. Latar Belakang
Setiap orang yang ingin memahami seluk beluk agamanya perlu
mempelajari ilmu teologi/kalam. Yang merupakan salah satu disiplin ilmu
yang dikembangkan secara sistematis oleh para pemikir muslim
klasik(salafi). Sehingga pemikiran kalam bersentuhan dengan ilmu fiqh,
filsafat dan tasawuf.
Ilmu kalam mempunyai arti pembicaraan yang bukan pembicaraan
biasa, akan tetapi sebuah pembicaraan yang menggunakan rasio atau akal
sehat manusia. Kalam sendiri berasal dari kata ”kalm” dengan arti cacat
atau luka, karena berpicu pada argumen rasional dari pada wahyu (nash al-
qur’an).
Sebagai unsur dalam studi klasik pemikiran keislaman. Ilmu
Kalam menempati posisi yang cukup terhormat dalam tradisi keilmuan
kaum Muslim. Ini terbukti dari jenis-jenis penyebutan lain ilmu itu, yaitu
sebutan sebagai Ilmu Aqo’id (Ilmu Akidah-akidah), Ilmu Tawhid (Ilmu
tentang Kemaha-Esaan Allah), dan Ilmu Ushul al-Din (Ushuluddin, yakni,
Ilmu Pokok-pokok Agama). Ilmu Kalam menjadi tumpuan pemahaman
tentang sendi-sendi paling pokok dalam ajaran agama Islam.
Adapun yang melatar belakangi sejarah munculnya persoalan-
persoalan kalam adalah disebabkan faktor-faktor politik pada awalnya
setelah khalifah Ustman terbunuh kemudian digantikan oleh Ali menjadi
khalifah. Peristiwa menyedihkan dalam sejarah Islam yang sering
dinamakan al-Fitnat al-Kubra (Fitnah Besar), sebagaimana telah banyak
dibahas, merupakan pangkal pertumbuhan masyarakat Islam di berbagai
bidang, khususnya bidang-bidang politik, sosial dan paham keagamaan.
Maka Ilmu Kalam sebagai suatu bentuk pengungkapan dan penalaran

1
paham keagamaan juga hampir secara langsung tumbuh dengan bertitik
tolak dari Fitnah Besar itu.

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Munculnya Ilmu Kalam ?
2. Bagaimana Perkembangan Ilmu Kalam Pada Masa Ke Masa ?
3. Apa saja Aliran-aliran Yang Berkembangan Dalam Pemikiran Kalam
Umat Islam ?

B. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan Sejarah Munculnya Ilmu Kalam
2. Menjelaskan Perkembangan Ilmu Kalam Pada Masa Ke Masa
3. Memaparkan Aliran-aliran Yang Berkembangan Dalam Pemikiran
Kalam Umat Islam

2
BAB I

PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Ilmu Kalam


Munculnya Ilmu Kalam dipicu oleh persoalan politik yang
menyangkut peristiwa pembunuhan ‘Utsman bin Affan yang berbuntut
pada penolakan Mu’awiyah atas kekholifahan Ali bin Abi Thalib.
Ketegangan antara Mu’awiyah dan Ali bin Abi Tholib mengkristal
menjadi Perang Shiffin yang berakhir dengan keputusan tahkim yakni
tawaran yang diusulkan untuk memecah kubu Sayyidina ali menjadi dua
bagian yaitu Syi’ah dan Khowarij (arbitrase).
Sikap Ali yang menerima tipu muslihat Amr bin Ash, utusan dari
pihak Mu’awiyah dalam tahkim, ia dalam keadaan terpaksa, itu tidak
disetujui oleh sebagian tentaranya dalam arti menentang. Mereka
memandang Ali bin Abi Tholib telah berbuat salah sehingga mereka
meninggalkan barisannya. Dalam sejarah Islam, mereka terkenal dengan
sebutan Khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri.
Sedangkan, sebagian besar pasukan yang membela dan tetap mendukung
Ali menamakan dirinya sebagai kelompok Syi’ah.
Adapun faktor –faktor penyebab ilmu kalam ada dua, yaitu faktor
internal dan eksternal ialah sebagai mana akan dibahas ;
1. Faktor Internal.
a. Al-Qur’an disamping ajakannya kepada tauhid dan mempercayai
kenabian dan hal-hal lain yang berhubungan dengan itu, al-qur’an
juga menyinggung golongan-golongan dan agama-agama yang ada
pada masa Nabi Muhammad SAW yang mempunyai kepercayaan-
kepercayaan yang tidak benar. Al-qur’an tidak membenarkan
kepercayaan mereka dan membantah alas an-alasannya antara lain:
1. Golongan yang mengingkari agama dan adanya Tuhan, dan
mereka mengatakan bahwa yang menyebabkan kebinasaan dan
kerusakan hanyalah waktu saja

3
2. Golongan-golongan syirik, yang menyembah bintang-bintang,
bulan, matahari, yang mempertuhan Nabi Isa dan Ibunya, yang
menyembah berhala-berhala.
3. Golongan-golongan yang tidak percaya akan keutusan Nabi-
nabi dan tidak mempercayai kehidupan kembali di akhirat
nanti.
4. Golongan yang mengatakan bahwa semua yang terjadi di dunia
ini adalah dari perbuatan Tuhan semuanya dengan tidak ada
campur tangan manusia ( yaitu orang-orang munafik).
Tuhan membantah alasan-alasan dan perkataan-perkataan
mereka semua dan juga memerintahkan Nabi Muhammad
SAW untuk tetapmenjalankan dakwahnya sambil menghadapi
alasan-alasan mereka yang tidak percaya dengan cara yang
halus.2
b. Ketika kaum muslimin telah selesai menaklukkan negeri-negeri
baru, dan keadaan mulai stabil serta melimpah ruah rizkinya, di
sinilah akal pikiran mereka mulai memfilsafatkan agama, dan
bersungguh-sungguh dalam membahasnya dan mempertemukan
nash-nash agama yang kelihatannya bertentangan. Keadaan seperti
ini hampir merupakan gejala umum bagi tiap-tiap agama. Pada
mulanya agama itu hanyalah kepercayaan yang sederhana dan kuat,
tidak perlu diperselisihkan dan tidak memerlukan penyelidikan.
Pemeluk-pemeluknya menerima bulat-bulat apa yang diajarkan
agama, kemudian dianutnya dengan sepenuh hatinya tanpa
memerlukan penyelidikan dan pemilfisatan. Setelah itu datang fase
pemfilsatan dan pemikiran dalam membicarakan soal agama secara
ilmiah dan filosofis. Kemudian tokoh-tokoh agama mulai memakai
filsafat untuk memperkuat hujjah-hujjah dan penjelasan-
penjelasanny. Inilah yang telah terjadi pada agama yahudi dan ini
pulalah yang terjadi pada agama nasrani.
2
Ahmad Hanafi, theology islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1990), cet ke 8, hlm. 6-7.

4
c. Sebab yang ke tiga adalah soal-soal politik. Contoh yang paling
jelas dalam persoalan tersebut adalah masalah khilafah.
Sebenarnya masalah khilafah itu adalah soal politik belaka. Agama
tidak mengharuskan kaum muslimin mengambil bentuk khilafah
dengan cara tertentu. Tetapi agama hanya memberikan ketentuan
supaya memperhatikan kepentingan umum. Wakil-wakil umat bisa
membuat peraturan-peraturan yang menjamin sebaik-baiknya cara
dan menghilngkan sebab-sebab pertikaian. Jika terjadi suatu
perselisihan, maka perselisihan tersebut adalah semata-mata soal
politik. Oleh karena perselisihan politik adalah factor yang besar
dari sebab-sebab perselisihan soal agama, kepercayaan, dan
perpecahan.3
2. Faktor Eksternal
a. Banyak diantara pemeluk-pemeluk Islam yang mula-mula
beragama yahudi, masehi dan lain-lain, bahkan diantara mereka ada
yang sudah pernah menjadiulamanya. Setelah fikiran mereka
tenang dan sudah memegang teguh agama yang baru yaitu Islam,
mereka mulai mengingat-ingat kembali ajaran-ajaran agamanya
yang dulu, dan di masukkannyadi dalam ajaran Islam. Karena itu
dalam buku-buku aliran dan golongan Islam sering kita dapati
pendapat-pendapatyang jauh dari ajaran Islam sebenarnya.
b. Golongan Islam yang dahulu, terutama golongan mu’tazilah
memusatkan perhatiannya yang terpenting adalah untuk dakwah
Islam dan bantahan alasan orang-orang yang memusihi Islam.
Mereka tidak akan bisa menghadapi lawan-lawannya kalau mereka
sendiri tidak mengetahui pendapat-pendapat lawan-lawannya
beserta alasan-alasannya. Dengan demikian harus mereka
menyelami pendapat-pendapat tersebut, dan akhirnya Negeri Islam
menjadi arena perdebatan bermacam-macam pendapat dan
bermacam-macam agama. Hal ini bisa mempengaruhi masing-

3
Sahilun A. Nasir, Pemikiran Kalam, (Jakarta, PT Raja Grafindo, 2010), cet 1, hlm. 36

5
masing pihak yang bersangkutan. Salah satu seginya yang terang
ialah penggunaan filsafat sebagai senjata kaum muslimin.
c. Factor ketiga ini merupakan kelanjutan factor kedua, yaitu para
mutakalimmin hendak mengimbangi lawan-lawannya
menggunakan filsafat, terutama segi ketuhanan. Karena itu
Annazzam (tokoh mu’tazilah) membaca buku-buku Aristotelesdan
membantah beberapa pendapatnya. Demikian pula Abul Huzail al-
Allaf (juga tokohMu’tazilah).4

B. Perkembangan Ilmu Kalam Pada Masa Ke Masa.


a. Pada masa nabi.
Pada masa Nabi SAW,dan para khulafaurosyiddin, umat
islam bersatu, mereka satu akidah, satu syariah dan satu akhlaqul
karimah,kalau mereka ada perselisihan pendapat dapat di atasi
dengan wahyu dan tidak ada perselisihan di antara mereka.awal mula
adanya perselisihan di picu oleh abdullah bin saba (seorang
yahudi)pada pemerintahan khalifah usman bin afan dan berlanjut
pada masa khalifah ali. Dan awal mula adanya gejala timbulnya
aliran-aliran adalah sejak khalifah usman bin afan, (setelah wafatnya
rosulullah) pada masa itu di latar belakangi oleh kepentingan
kelompok,yang mengarah terjadinya perselisihan sampai
terbunuhnya khalifah utsman bin afan.kemudian di gantikan oleh ali
bin abi thalib,pada masa itu perpecahan di tubuh umat islam terus
berlanjut.5
Umat islam pada masa itu ada yang pro terhadap kekhalifan
ali bin abi tholib yang menamakan dirinya kelompok syi’ah,dan
yang kontra yang menamakan dirinya khawarij.akhirnya perpecahan
memuncak kemudian terjadilah perang jamal yaitu perang antara ali
dengan aisyah dan perang siffin yaitu perang antara ali dengan
mu’awiyah.bermula dari itulah akhirnya timbul berbagai aliran di
4
Ahmad Hanafi, Theologi Islam (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1990), cet ke 8, hlm. 11-12.
5
Harun nasution,teologi islam:aliran-aliran sejarah analisa perbandingan,ui pres,jakarta,hal 6

6
kalangan umat islam masing-masing kelompok juga terpecah
belah,akhirnya jumlah aliran di kalangan umat islam menjadi
banyak,seperti aliran syi’ah , khowarij,murji’ah,jabariyah,mu’tazilah
dll.
b. Pada masa bani umayah(661-750 M)
Masalah aqidah menjadi pendebatan yang hanyat di kalangan
umat islam. Di zaman inilah lahir berbagai aliran teologi seperti
murjiah, qodariyah jabariyah dan muktazilah. Kaum muslim tidak
bisa mematahkan argumentasi filosofi orang lain tanpa mereka
menggunakan senjata filsafat rasional pula. Untuk itu bangkitlah
mu’tazilah mempertahankan kehidupan dengan argumentasi-
argumentasi filosofis tersebut. Namun sikap mu’tazilah yang terlalu
mengagungkan akaldan melahirkan berbagai pendapat controversial
menyababkan kaum tradisional tidak menyukainya akhirnya lahir
aliran ahlusunnah waljama’ah dengan tokoh besarnya abu hasan al-
asy’ari dan abu mansyur al-maturidi. Pada zaman bani umayah
hampir keseluruhan umat islam di dalam keimanan yang bersih dari
sebarang pertikaian dan perdebatan.dan apabila kaum muslimin
selesai melakukan pembukaan negri dan kedudukanya telah pun
mantap, mereka beralih tumpuan kepada pembahasan sehingga
menyebabkan berlaku perse;isihan pendapat di kalangan mereka.
c. Pada zaman abasiyah
Telah banyak pembahasan di dalam perkara-perkara akidah
termasuk perkara-perkara yang tidak wujud pada zaman nabi saw
atau xaman para sahabatnya, pembahasan tersebut memberi
penumpuan menjadi satu ilmu yang baru yang di beri nama ilmu
kalam.
Setelah kaum muslimin selesai membuka negeri-negeri,lalu
ramai dari kalangan penganut agama lain yang memeluk islam.
Mereka ini menzahirkan pemikiran-pemikiran baru yang di ambil
dari agama lain yang memeluk islam.mereka ini menzahirkan

7
pemikiran-pemikiran baru yang di ambil dari agama lama mereka,
tetapi di beri rupa bentuk islam iraq khusunya di basrah merupakan
tempat segala agama dan aliran. Maka terjadilah perselisihan apabila
ada suatu golongan yang menafikan irodah manusia. Kelompok ini
di ketuai oleh jahnm bin safwan6 dan para antara pengikutnya ialah
para pengikut aliran jabariyah yang di ketuai oleh ma’bad al juhni,
aliran ini lahir di tengah-tengah kekacauan dan asa yang di bentuk
oleh setiap kelompok untuk diri mereka. Kemudian bangkitlah
sekelompok orang yang ikhlas memberi penjelasan mengenai
akidah-akidah kaum muslimin berdasarkan jalan yang di tempuh
oleh al-qur’an antara yang masyhur di kalangan mereka ialah hasan
al basyri.dan sebagian dari kesan perselisihan antara hasan al-basyri
dengan muridnya washil bin atho ialah lahirnya suatu kelompok baru
yang di kenal dengan muktazilah, perselisihan tersebut ialah
mengenai hukum orang beriman yang mengerjakan dosa besar.
Kemudian mati sebelum sempat bertaubat.
Pada akhir kurun ketiga dan awal kurun keempat, lahirlah
imam abu matrudi yang berusaha menolak golongan yang berakidah
batil. Mereka membentuk aliran al-maturu\idiah kemudian muncul
pula abu hassan al asy’ari yang telah mengumumkan keluar dari
kelompok mu’tazilah dan menjelaskan asas-asas pegangan barunya
yang bersesuaian dengan para ulama dari kalangan fuqoha dan ahli
hadis. Dia dan pengikutnya di kenal sebagai aliran asy-ariyah dan
dari dua kelompok ini terbentuklah kelompok ahli sunnah wal
kamaah
Dan kesimpulanya kita dapat melihat bahwa kemunculan
kelompok-kelompok di dalam islam adalah kembali pada dua
perkara yaitu, perselisihan mengenai pengetahuan,perselisihan di
dalam masalah usul atau asal agama.

6
W.montgomery watt,pemikiran teologi dan filsafat islam terj. Umar basalim hal 10

8
C. Aliran-aliran Yang Berkembangan Dalam Pemikiran Kalam Umat
Islam.
Adapun aliran – aliran dalam perkembangan ilmu kalam
disebabkan, karena adanya perbedaan dalam mengambil suatu kaidah –
kaidah dan dasar – dasar kalam. Seperti halnya masalah tenteng ayat
qur’an yang menimbulkan pemahaman yang berbeda – beda dalam
menyikapi sifat atau dzat Allah.
Ilmu kalam secara garis besar terbagi menjadi 6 aliran, berikut
adalah pemaparannya ;
1. Aliran Qodariyyah.
Secara bahasa Qodariyyah berasal dari bahasa arab “qodara“ yang
mempunyai arti kemampuan atau kekuatan, sedangkan secara
terminologi qodariyyah adalah aliran ilmu kalam yang percaya bahwa
manusia mampu mengendalikan dirinya sendiri tanpa ada perantara
sang Kholiq. Aliran ini berpendapat bahwa segala sesuatu yang terjadi
ialah atas kehendak makhluk itu sendiri, seperti halnya kesuksesan
seseorang terjadi karena atas kemampuan dan kerja keras manusia
tanpa adanya ikut campur dari Allah.
Menurut Ahmad Amin sebagaimana dikutip oleh Dr.
Hadariansyah, orang - orang yang berpaham Qadariyah adalah mereka
yang mengatakan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak
dan memiliki kemampuan dalam melakukan perbuatan. Manusia
mampu melakukan perbuatan, mencakup semua perbuatan, yakni baik
dan buruk.
Sejarah lahirnya aliran Qadariyah tidak dapat diketahui secara pasti
dan masih merupakan sebuah perdebatan. Akan tetepi menurut Ahmad
Amin, ada sebagian pakar teologi yang mengatakan bahwa Qadariyah
pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad al-Jauhani dan Ghilan ad-
Dimasyqi sekitar tahun 70 H/689M.7
2. Aliran Jabariyyah.

7
Hadariansyah, loc.cit.,; Harun Nasution, op.cit., h. 32; Rosihan Anwar, op.cit., h. 71

9
Secara bahasa Jabariyah berasal dari kata jabara yang
mengandung pengertian memaksa. Di dalam kamus Munjid dijelaskan
bahwa nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung arti
memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Salah satu sifat
dari Allah adalah al-Jabbar yang berarti Allah Maha Memaksa.
Sedangkan secara istilah Jabariyah adalah menolak adanya perbuatan
dari manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah.
Dengan kata lain adalah manusia mengerjakan perbuatan dalam
keadaan terpaksa.8
Menurut Harun Nasution Jabariyah adalah paham yang
menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari
semula oleh Qadha dan Qadar Allah. Maksudnya adalah bahwa setiap
perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan kehendak
manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan dan dengan kehendak-Nya, di sini
manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena tidak
memiliki kemampuan. Ada yang mengistilahlkan bahwa Jabariyah
adalah aliran manusia menjadi wayang dan Tuhan sebagai dalangnya.
3. Aliran Mu’tazilah.
Aliran Mu’tazilah tumbuh pada masa khalifah Umaiyah. Tetapi
melibatkan pemikiran Islam pada khalifah Abbasyiah dalam waktu
yang cukup lama. Kaum ini merupakan golongan yang membawa
pesoalan-persoalan teologi yang lebih mendalam dan bersifat filosofis
dari pada persoalan-persoalan yang dibawa kaum Khawarij dan
Murji’ah. Dalam pembahasan mereka banyak memakai akal sehingga
mereka mendapat nama “kaum Rasionalais Islam”.9
Kebanyakan Ulama sepakat bahwa pendiri kaum ini adalah Washil
bin Atha’, salah satu murid Al-Hasan Basri yaitu ketika timbul suatu
masalah tentang kedudukan orang yang melakukan dosa besar. Washil
menentang gurunya, Al-Hasan Al-Basri, dengan mengatakan, “aku
8
Rosihan Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung: Puskata Setia, 2006), cet ke-2, h. 63
9
Harun Nasution, Teologi Islam; Aliran-aliran Sejarah Analisis Perbandingan,(Jakarta: UI-Press,
2002)hal. 40

10
berpendapat bahwa orang yang melakukan dosa besar bukan mukmin
sama sekali, akan tetapi dia berada di antara dua posisi (al-manzilah
baina al-manzilataini)”. Setelah itu kemudia ia meninggalkan gurunya
dan mendirikan majelis lain di masjid.10
4. Aliran Murji’ah.
Nama Murji’ah berasal dari kata irja atau arja’a yang berarti
penundaan, penangguhan, dan pengharapan. Kata arja’a bermakna juga
memberi harapan, yakni memberi harapan kepada pelaku dosa besar
untuk memperoleh pengampunan dan Rahmat Allah. Selain itu, arja’a
juga berarti meletakkan di belakang atau mengkudiankan, yaitu orang
yang mengutamakan iman daripada amal. Oleh karena itu, Murji’ah
artinya orang yang menunda penjelasan kedudukan seseorang yang
bersengketa (yakni Ali dan Muawiyah serta pengikut masing-masing)
kelak dihari kiamat.
Ada beberapa teori yang berkembang mengenai asal-usul
kemunculan Murji’ah. Teori pertama mengatakan bahwa gagasan irja
atau arja’a dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan tujuan
menjamin persatuan dan kesatuan umat Islam ketika terjadi pertikaian
politik dan untuk menghindari sektarianisme. Murji’ah sebagai
kelompok politik maupun Teologis diperkirakan lahir bersamaan
dengan kemunculan Syi’ah dan Khawarij. Yang mana kelompok
Murji’ah merupakan musuh berat Khawarij. Aliran Khowarij.
Pengertian khowarij, secara etimologi berasal dari kata khoroja
yang artinya keluar, secara terminologi adalah orang atau kelompok
yang keluar dari pimpinan yang sah, yang telah disetujui, baik dari
masa khulafa’urrosyiddin, tabi’in, maupun sesudahnya.
Golongan khorij ini, semula merupakan pengikut shahabat Ali,
dalam menghadapi Mu’awiyyah ketika perang siffin, suatu peperangan
antara kholifah Ali melawan Mu’awiyyah. Mereka mengundurkan diri
dari kelompok Ali lantaran pihak Ali menerima tahkim yang
10
M. Abu Zahrah, Sejarah Aliran-aliran dalam Islam Bidang Politik dan Aqidah, (Jawa Timur,
PSIA, 1991)hal. 151

11
ditawarkan pihak mu’awiyyah. Sebenarnya Ali menolak tawaran itu,
lantaran kemenangan telah didepan mata.
5. Aliran Syi’ah.
Seacara lughowi, syi’ah berarti pengikut, pendukung, atau
penolong. Menurut az-Zawi kata ini di kenal sebagai pendukung Ali
atau pendukungnya. Tetapi secara terminologi, adlah sikap dukungan
kepada Ali untuk meneruskan kepemimpinan rasullullah, yang dalam
hal ini dapat dibedakan pada dua masalah
1) Yang hanya menekankan keutamaan Ali untuk meneruskan
kepemimpinan rasullullah, termasuk keutamaannya dari abu bakar,
umar, dan utsman.
2) Yang menekankan pada keyakinan bahwa imamah Ali bukan
sekedar lebih utama, tetapi sudah merupakan wasiat dari rasullullah
atas kehendak Allah.
6. Aliran Asy’ariyyah.
Dalam kemuktazilah yang keruh,muncullah al asy’ari, di besarkan
dan di didik,sampai mencapai umur lanjut.ia telah membela aliran
muktazilah sebaik-baiknya,akan tetapi aliran tersebut kemudian di
inggalkanya,bahkan memberinya pukulan-pukulan hebat dan
menganggapnya lawwan yang berbahaya. Namanya Abu hasan ali bin
ismail al- asy-ari,keturunan dari abu musa al-asy’ari. Salah seorang
perantara ali dan muawiyyah.al asy’ari lahir pada tahun 260H/873 M
dan wafat pada tahun 324 H/935 M 11.
7. Aliran maturidiyyah.
Aliran maturidiyyah seperti aliran asy’ariyah masih tergolong ahli
sunnah .pendirinya ialah muhamad bin muhamad abu mansyur.ia di
lahirkan di maturid,sebua kota kecil di daerah samarkand (termasuk
daerah usbekistan sekarang pada pertengahan abad ketiga hijriyah dan
meninggal di samarkand tahun 332H.

11
Ahmad hanafi,teologi islam. Jakarta : bulan bintang .1974. hlm 43

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Munculnya Ilmu Kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut
peristiwa pembunuhan ‘Utsman bin Affan yang berbuntut pada penolakan
Mu’awiyah atas kekholifahan Ali bin Abi Thalib.
Ilmu kalam sebagai ilmu yang berdiri sendiri belum di kenal pada masa nabi,
maupun pada masa sahabat , akan tetapi baru di kenal pada masa-masa
sesudahnya
Dari semua yang tersebut di atas mengenai dalil-dalil wujud tuhan,tidak

13
berlebih lebihan kiranya kalau di katakan bahwa dalil-dalil aliran asy’ariyah
dan muktazilah bukan dalil syara bukan pula dalil yang rasional murni, dan
dengan sengaja mereka mengesampingkan dalil-dalil syara.
Dalil-dalil yang di kemukakan ibnu rosydi sesuai dengan dalil-dalil qur’an
yang juga menjadi dalil. Teori kausalitas di ambil dari aris toteles dan dalil
tujuan (teologi) di ambil dari plato akan tetapi ibnu rusydi telah dapat
memperbaiki pikiran-pikiran kedua orang filosof tersebut.
B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat, jika terdapat kesalahan dalam
penulis maupun penyampaiannya penulis mengharapkan kritikan dan saran
dari pembaca. Atas kritikan dan saran dari pembaca penulis ucapkan terima
kasih.

14
DAFTAR PUSTAKA

Hadariansyah. 2008. Pemikiran-pemikiran Teologi dalam Sejarah Pemikiran


Islam. Banjarmasin : Antasari Press.
Anwar. Rosihan. 2006. Ilmu Kalam. Bandung: Puskata Setia.
Nasution. Harun. 1986. Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa
Perbandingan. Jakarta: UI-Press.
Hanafi ahmad. 1974. teologi islam. Jakarta : bulan bintang Jakarta.
A. Nasir Sahilun.2010. Pemikiran Kalam. Jakarta. PT Raja Grafindo.
Munir ghozali. 2010. ilmu kalam aliran aliran dan pemikiran islam, Semarang :
Media Group.

Anda mungkin juga menyukai