Disusun Oleh :
Kelompok
KELAS 1IF1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
2022
KATA PENGATAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah
singkat ini adalah “Sejarah Peradaban Islam”.
Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah manajemen perusahaan yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah
singkat ini. Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah singkat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat
makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................3
D. Manfaat...........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4
A. Pengertian Sejarah...........................................................................................................4
BAB II PENUTUP...................................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eksistensi peradaban manusia dapat menentukan kemajuan atau kemunduran sebuah
peradaban itu sendiri. Kemajuan atau kemunduran tersebut dapat dilihat dan dianalisa dari
berbagai aspek sudut pandang. Salah satu faktor yang menjadi unsur pembentuk sebuah
peradaban yaitu sudut pandang yang dapat berupa sumber daya manusia, pemimpin, dan gaya
kepemimpinan yang digunakan untuk mengatur segala urusan masyarakatnya di dalam
wilayah kekuasaannya. Peradaban yang diartikan sebagai sesuatu yang merupakan bukan
bagian dari kebutuhan pokok, melainkan halhal yang berada di luar kebutuhan pokok
manusia. Merujuk pada apa yang ditulis oleh Koentjaraningrat, peradaban adalah bagian-
bagian yang halus dan indah seperti seni masyarakat yang telah maju dalam kebudayaan
tertentu berati memiliki peradaban yang tinggi. Penggunaan istilah peradaban sendiri sering
kali digunakan utuk menamai suatu aktivitas masyarakat yang berhubungan dengan
kebudayaan manusia yang bersifat baik, indah, luhur, serta memiliki manfaat bagi manusia
sebagai pemilik kebudayaan tersebut. Berawal dari hal ini, pemahaman mengenai peradaban
berangkat dan berkembang bahwa yang dimaksud dengan peradaban adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan aktivitas manusia didalamnya, yang bukan merupakan hal pokok, dan
mengandung estetika serta budaya masyarakat setempat. Dan berbicara tentang peradaban,
terdapat beberapa klasifikasi atau pengelompokan peradaban. Salah satunya yaitu sejarah
peradaban Islam yang menjadi salah satu penyumbang sejarah terbesar di dunia.
Pada abad pertengahan, peradaban Islam mulai menguat dan mendominasi. Islam
menjadi “pusat kiblat” masyarakat Eropa yang mulai meniru budaya Islam yang memiliki
suatu peradaban yang maju pada masa itu. Pada masa ini, Islam mencapai puncak masa
kejayaan yang disebut sebagai “The Golden Age of Islam” atau dapat diartikan sebagai masa
keemasan Islam. Masa keemasan Islam ini terjadi pada masa kepemimpinan Bani Abbasiyah,
tepatnya pada saat kepemimpinan Harun dan anaknya Ma’mun. Berbagai macam kemajuan
terjadi pada masa ini, seperti ekonomi, politik, sosial, dan lain sebagainya. Hal ini tidak
terlepas dari adanya Darul Hikmah yang diketahui sebagai perpustakan terbesar dengan
ratusan ribu buku yang bersumber dari berbagai literatur dunia yang telah dialih bahasakan.
Kemajuan dunia Islam tentang ilmu pengetahuan umum tentunya tidak terlepas dari sifat
keterbukaan terhadap hal baru, baik budaya dan ilmu dari berbagai bangsa oleh pemerintahan
Islam pada masa itu. Salah satu gerakan keilmuan yang dilaksanakan pada masa keemasan ini
1
adalah gerakan penerjemahan terhadap buku-buku yang berasal dari berbagai bangsa, dengan
bahasa yang berbeda-beda ke dalam bahasa Arab. Gerakan tersebut berlangsung dari masa
kepemimpinan Khalifah Al-Mansyur (745-775 M) hingga Harun Al-Rasyid yang berkaitan
dengan perkembangan imu pengetahuan umum, terutama di bidang astronomi, kedokteran,
filsafat, kimia, farmasi, biologi, fisika dan sejarah. Dengan adanya gerakan untuk
mengembangkan peradaban Islam tersebut, menjadi tanda munculnya periode kreativitas
besar, di mana ketertarikan untuk menguasai ilmu pengetahuan sangat besar dan lahirlah
keilmuan-keilmuan baru yang berasal dari para ahli pikir. Hal ini lah yang menjadi salah satu
aspek kemajuan pada masa bani Abbasiyah yang menorehkan sejarah besar bagi umat Islam.
Berbagai cara yang digunakan pada masa bani Abbasiyah menunjukan adanya suatu
kemajuan dalam berperadaban. Pemberlakuan gerakan mencintai ilmu pengetahuan melalui
metode pembangunan perpustakaan besar dan budaya belajar menjadikan masyarakat muslim
pada masa itu benar-benar dalam gulungan ombak ilmu yang melimpah. Marshall
berpendapat bahwa periode kekhalifahan pada masa bani Abbasiyah merupakan periode
pengembangan di bidang ilmu. Proses islamisasi tradisi merupakan aktivitas yang melampaui
sebuah integrasi ataupun perbaikan. Sehingga menghasilkan energi kreatif yang luar biasa
dari tokoh-tokoh di bidsng keilmuannya masing-masing. Terdapat berbagai pusat pendidikan
dan perpustakaan besar di berbagai wilayah, seperti di Cordova, Palermo, Nisyapur, Kairo,
Baghdad, Damaskus, dan Bukhara. Kehidupan kebudayaan dan politik masyarakat setempat
mulai berkembang dengan peradaban Islam sebagai alirannya, meskipun terdapat berbagai
macam suku dan agama yang berbeda.
Pada masa bani Abbasiyah ini, umat Islam telah memiliki sebuah peradaban yang maju
pesat jika dibanding peradaban yang lain. Kemajuan peradaban Islam ini jauh meninggalkan
peradaban Eropa yang tenggelam dan mulai berkiblat kepada Islam. Terdapat beberapa aspek
yang menjadi menunjang adanya kemajuan ini, seperti tradisi keilmuan, membaca, dan
menganalisis suatu hal yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sehingga, pada masa itu
perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat dan mengakibatkan lompatan kemajuan di
bidang keilmuan yang menghasilkan berbagai karya ilmiah.
Kemajuan peradaban pada masa bani Abbasiyah terjadi melalui beberapa cara dan
metode yang diterapkan oleh para cendekiawan serta para khalifah. Berbagai proses yang
tejadi seperti penerjemahan, pengkajian teks yang disertai komentar, memodifikasi dan
mengasimilasiknnya dengan ajaran Islam. Menurut Thomas Brown, proses asimilasi terjadi
saat peradaban Islam sudah kuat dan mengakar, sains, filsafat dan kedokteran Yunani
diadopsi, dan melebur menjadi satu dengan lingkungan pandangan hidup Islam (Islamic
2
Worldview). Proses ini menunjukkan bahwa kreativitas ilmuwan muslim pada masa itu
sangatlah tinggi, dan akhirnya dapat melahirkan pemikiran yang berbeda dengan pemikiran
Yunani.
Selain itu dengan adanya perkembangan zaman modern yang mempengaruhi kebudayaan
yang ada di Indonesia yang pada akhirnya secara perlahan budaya tersebut akan mulai di
lupakan oleh masyarakat, karena lebih memilih sistem modern. Dari kajian tersebut, maka
perlu mempelajari sejarah-sejarah masa lampau yang tersebar di nusantara.
Khusus peradaban Islam di Indonesia, sebagian masyarakat Indonesia yang beragama islam
tidak mengetahui tentang peradaban tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang
diperoleh. Untuk mengkaji kembali peradaban tersebut, maka perlu di susun suatu tulisan
yang membahas tentang masalah peradaban islam di Indonesia. Salah satu bentuk tulisan itu
adalah penulisan makalah ini, yang diharapkan mampu memberikan informasi secara singkat
tentang peradaban islam di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sejarah?
2. Bagaimana sejarah perkembangan dan peradaban islam ?
3. Bagaimana islam di Indonesia masuk?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sejarah
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan dan peradaban islam
3. Untuk mengetahui cara islam masuk di Indonesia
D. Manfaat
Hasil dari kajian ini diharapkan, dapat berguna bagi pegiat sejarah dan ilmu sejarah.
Penelitian ini juga diharapkan sebagai masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dalam bidang ini. Serta menambah wacana keilmuan tentang teori pengembangan peradaban
Islam. Penelitian ini kiranya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas, agar bisa lebih mengenal
teori yang digunakan untuk mengembangkan peradaban Islam. Sehingga, meningkatkan
antusias dan minat masyarakat muslim Indonesia, untuk mengkaji dan mempelajari lebih
lanjut serta dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan atau rujukan, dalam menelaah
suatu penelitian yang berkaitan dengan teori pengembangan peradaban Islam.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab "Syajaratun", artinya pohon. Apabila digambarkan
secara sistematik, sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki cabang dan ranting, bermula
dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan tumbang. Demikian pula
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah peradaban Islam yang mengalami masa
pertumbuhan, perkembangan, lalu kemunduran dan kehancuran.
Kata sejarah secara etimologi dapat diungkapkan dalam bahasa Arab disebut tarikh, yang
bermakna ketentuan masa atau waktu, sedang ilmu tarikh berarti ilmu yang mengandung atau
yang membahas penyebutan peristiwa dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut.
Literatur Inggris menyebut sejarah dengan istilah history, yang berarti pengalaman masa
lampau dari umat manusia.
Adapun secara terminologi berarti keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada
masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada. Kata tarikh juga dipakai dalam arti
perhitungan tahun, seperti keterangan mengenai tahun sebelum atau sesudah masehi dipakai
sebutan sebelum atau sesudah tarikh masehi. Kemudian yang dimaksud dengan ilmu tarikh
ialah suatu pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui keadaan-keadaan atau kejadian-
kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat.
Sejarawan Muslim Ibnu Khaldun mendefinisikan sejarah adalah catatan tentang
masyarakat umat manusia atau peradaban dunia; tentang perubahan-perubahan yang terjadi
pada watak masyarakat, seperti keliaran, keramahtamahan, dan solidaritas golongan; tentang
revolusi dan pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain dengan
akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat bermacammacam;
tentang bermacam-macam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai
penghidupannya, maupun dalam bermacammacam cabang ilmu pengetahuan dan keahlian;
dan pada umumnya tentang segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena watak
masyarakat itu sendiri.
Kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut suatu pembatasan. Oleh
karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu
pada masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu. Dengan demikian, muncullah kajian
sejarah suku bangsa tertentu, di tempat tertentu, atau pada zaman tertentu. Seperti sejarah
4
bangsa Eropa, sejarah Yunani, sejarah Islam, sejarah Islam abad pertengahan, sejarah Islam
di Spanyol, dan sebagainya.
Sejarah mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan dunia dari
masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dan bernilai, sehingga manusia dapat membuat
sejarah sendiri dan sejarah pun membentuk manusia. Menggunakan sejarah sebagai bahan
hidup akan menimbulkan berbagai macam analisis dalam suasana budaya sejarah tersebut.
5
Dengan demikian, mempelajari sejarah peradaban Islam dapat memberikan semangat
back projecting theory untuk membuka lembaran dan mengukir kejayaan atau kemajuan
peradaban Islam yang baru dan lebih baik. Sejarah peradaban Islam sebagai studi tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah peradaban sudah tentu akan sangat
bermanfaat terutama dalam rangka memberikan sumbangan bagi pertumbuhan atau
perkembangan peradaban.
Dengan mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat mengetahui
dan memahami pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam, sejak zaman lahirnya
sampai masa sekarang. Sejarah peradaban Islam tidak hanya memiliki manfaat yang sangat
besar dalam pembangunan dan pengembangan peradaban Islam, namun dapat pula
menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa kini. Di samping itu, dapat
memunculkan sikap positif terhadap berbagai perubahan sistem peradaban Islam.
10
2. Bahwa daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatera dan bahwa
setelah terbentuknya masyarakat Islam, maka raja Islam yang pertama berada di Aceh.
3. Bahwa mubaliq-mubaliq Islam pertama yang datang ke Indonesia merangkap sebagai
saudagar.
4. Bahwa penyiaran itu di Indonesia dilakukan secara damai.
5. Bahwa Kedatangan Islam membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam
membentuk kepribadian bangsa Indonesia dalam menahan penderitaan dan perjuangan
melawan penjajahan bangsa asing.
Sedangkan itu Dr. Hamka memberi kesimpulan, bahwa:
1. Agama Islam telah berangsur datang ke tanah air kita ini sejak abad pertama (abad ke-
7M) dibawa oleh saudagar-saudagar Islam yang intinya adalah orang-orang Arab diikuti
oleh orang Persia dan Gujarat.
2. Oleh karena penyebaran Islam itu tidak dijalankan dengan kekerasan dan tidak ada
penaklukan negeri, maka jalannya itu adalah berangsur-angsur.
3. Mazhab Syafi’I telah berpengaruh sejak semula perkembangan itu, sampai Raja Islam
Pasai Samudera itu adalah seorang alim ahli fiqih Mazhab Syafi’i.
4. Kedatangan ulama-ulama Islam dari luar negari ke Aceh memperteguh odeologi Mazhab
Syafi’I yang telah ditanam raja-raja Pasai.
5. Saya mengakui bahwa ulama luar yang datang kemari, disamping ada ulama kita belajar
ke Mekkah, Syam, Yaman, Aden, dan lainnya.
Tapi semua itu bukanlah menghilangkan kepribadian Muslim Indonesia dalam rangka
umat Islam sedunia, tetapi mengesankan kebesaran Salafussalihin Indonesia, sehingga Aceh
menjadi “Serambi Mekkah”.
Dan juga Haji Abubakar Aceh membuat kesimpulan, bahwasanya:
1. Islam masuk ke Indonesia mula pertama di Aceh, tidak mungkin di daerah lain.
2. Penyiar Islam pertama di Indonesia tidah hanya terdiri dari saudagar India dari Gujarat,
tetapi juga terdiri dari mubaligh-mubaligh Islam dari bangsa Arab.
3. Diantara mazhab pertama yang dipeluk di Aceh ialah Syi’ah dan Syafi’i.
Bersumber pada keterangan para musafir dan pedagang Arab tentang Asia Tenggara,
maka ke-2 sarjana tersebut menyebutkan bahwa sudah sejak abad ke-8, pelabuhan-pelabuhan
yang terkenal di Asia Tenggara pada masa itu, telah dikunjungi oleh para pedagang dan
musafir-musafir Arab. Dan bahkan pada kota-kota dagang itu telah terdapat Fondasi-fondasi
para pedagang Islam. Jadi dapat ditafsirkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia sejak
awal ke-8 M, langsung dibawa oleh para pedagang dan musafir Arab.
11
G. Pengaruh Islam Terhadap Peradaban Bangsa Indonesia
1. Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia Sebelum Kedatangan Islam
Secara geografis, wialayah Indonesia termasuk ke dalam kawasan Asia Tenggara.
Masyarakat di wilayah ini telah memiliki peradaban yang tinggi sebelum kedatangn Islam.
Hal itu disebabkan karena wilayah Asia Tenggara merupakan Negara-negara yang memiliki
kesamaan budaya dan agama.
Bangsa Indonesia dalam sejarahnya telah mengenal tulisan yang diajarkan oleh para
penyebar agama Hindu dan Budha.pengaruh ini telah berlangsung cukup lama, mungkin
sejak abad ke-6 atau ke-7 M sampai abad ke-14 dan ke-15 M. pengaruh Hinduisme dan
Budhisme membawa perubahan besar, terutama dalam sistem pemerintahan.
Bukti dari pengaruh agama Hindu dan Budha bagi masyarakat Indonesia dapat dilihat
dari banyaknya bangunan-bangunan suci untuk peribadatan, seperti candi-candi, ukiran, dan
sebagainya. Semua bangunan itu merupakan perpaduan antara seni bangunan zaman
megalithicum, seperti punden berundak-undak.ukiran dan relief yang terdapat di dalamnya
menggambarkan kreatifitas bangsa Indonesia.
12
b. Pengaruh Adat Istiadat
Adat istiadat yang ada dan berkembang di Indonesia banyak dipengaruhi oleh peradaban
Islam. Di antara pengaruh itu adalah ucapan salam kepada setiap muslim yang dijumpai, atau
penggunaannya dalam acara-acara resmi pemerintahan.
Pengaruh lainnya adalah berupa ucapan-ucapan kalimat penting dalam doa yang
merupakan pengaruh dari tradisi Islam yang lestari.
c. Pengaruh Dalam Kesenian dan Bangunan Ibadah
Pengaruh kesenian yang paling menonjol dalam hal ini terlihat dalam irama qasidah dan
lagu-lagu yang bernafaskan ajaran Islam. Syair pujian yang mengagungkan nama-nama Allah
yang sering diucapkan oleh umat Islam, merupakan bukti pengaruh ajaran Islam terhadap
kehidupan beragama masyarakat Islam Indonesia.
Begitu pula pengaruh dalam bidang bangunan peribadatan. Banyak bangunan mesjid
yang ada di Indonesia, terpengaruh dari bangunan mesjid yang ada di Negara-negara Islam,
baik yang ada di Timur Tengah ataupun di tempat-tempat lainnya di dunia Islam.
d. Pengaruh Dalam Bidang Politik
Ketika kerajaan-kerajaan Islam mengalami masa kejayaannya, banyak sekali undur
politik Islam yang berpengaruh dalam system politik pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam
tersebut. Misalnya tentang konsep khalifatullah fil ardi dan dzilullah fil ardi. Kedua konsep
ini diterapkan pada masa pemerintahan kerajaan Islam Aceh Darussalam dan kerajaan Islam
Mataram.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut suatu pembatasan. Oleh
karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu
pada masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu. Dengan demikian, muncullah kajian
sejarah suku bangsa tertentu, di tempat tertentu, atau pada zaman tertentu. Seperti sejarah
bangsa Eropa, sejarah Yunani, sejarah Islam, sejarah Islam abad pertengahan, sejarah Islam
di Spanyol, dan sebagainya. Sejarah mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi
perkembangan dunia dari masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dan bernilai,
sehingga manusia dapat membuat sejarah sendiri dan sejarah pun membentuk manusia.
Menggunakan sejarah sebagai bahan hidup akan menimbulkan berbagai macam analisis
dalam suasana budaya sejarah tersebut.
Di kalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat dimulainya sejarah Islam. Secara
umum, perbedaan pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, sebagian
sejarawan berpendapat bahwa sejarah Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw diangkat
menjadi rasul. Oleh karena itu, menurut pendapat ini, selama 13 tahun Nabi Muhammad saw
tinggal di Mekah telah lahir masyarakat muslim meskipun belum berdaulat. Kedua, sebagian
sejarawan berpendapat bahwa sejarah umat Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw hijrah
ke Madinah karena masyarakat muslim baru berdaulat ketika Nabi Muhammad saw tinggal di
Madinah. Muhammad saw tinggal di Madinah tidak hanya sebagai rasul, tetapi juga
merangkap sebagai pemimpin atau kepala negara berdasarkan konstitusi yang disebut Piagam
Madinah. Sedangkan menurut Harun Nasution dan Nourouzaman Shidiqi membagi sejarah
Islam menjadi tiga periode, yaitu: Periode Klasik (650-1250 M), Perode Pertengahan (1250-
1800 M), dan Periode Modern (1800-sekarang).
Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ke tujuh/ke delapan
masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang
bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya yang bertahun 475 H atau 1082 M.
Sedangkan menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu Batutah yang mengunjungi
Samudra Pasai dalam perjalanannya ke Negeri Cina pada 1345M, Agama islam yang
bermadzhab Syafi’I telah mantap disana selama seabad. Oleh karena itu, abad XIII biasanya
dianggap sebagai masa awal masuknya agama Islam ke Indonesia. Adapun daerah pertama
yang dikunjungi adalah pesisir Utara pulau Sumatera. Mereka membentuk masyarakat Islam
15
pertama di Peureulak Aceh Timur yang kemudian meluas sampai bisa mendirikan kerajaan
Islam pertama di Samudera pasai, Aceh Utara
B. Saran
Berbagai hal yang penulis paparkan pada bagian sebelumnya merupakan sebagian kecil
dari peradaban masa lampau. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia merupakan pemeluk
agama islam terbesar dan tentunya agar kiranya dapat kita manfaatkan secara baik dengan
menjalankan agama islam dengan sebaik mungkin. Maka, sebagai generasi bangsa yang sadar
akan sisi akademis, perlu bagi penulis untuk melakukan penelaahan terhadap hasil peradaban
islam di Indonesia dan menjadi sebuah karya ilmiah, skripsi.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya koreksi dari berbagai pihak. Dengan
harapan bahwa koreksi, saran dan kritik tersebut menjadi acuan bagi penulis untuk dapat
menyempurnakan penulisan karya ilmiah ini di masa yang akan datang.
16
DAFTAR PUSTAKA
Asari, H. (2020). Sejarah pendidikan islam sebagai tema tugas akhir di pascasarjana UIN SU
Medan (1994-2017). Islamijah: Journal of Islamic Social Sciences, 1(1), 49-84.
Fadholi, M., & Fauzi, M. (2019). Membumikan Pemikiran Islam Modern Dalam Framework
Pemikiran Syaikh Muhammad Al-Ghozali. Al Hikmah: Jurnal Studi Keislaman, 9(1),
101-111.
Fajrin, R. (2019). Urgensi Telaah Sejarah Peradaban Islam Memasuki Era Revolusi Industri
4.0. Intizam, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(2), 107-119.
Ibrahim, Q. A., Saleh, M. A., & Husnil, M. (2014). Buku Pintar Sejarah Islam: Jejak Langkah
Peradaban Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini.
Nasution, F. (2020). Kedatangan dan Perkembangan Islam ke Indonesia. MAWA IZH Jurnal
Dakwah Dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan, 11(1), 26-46.
Posha, B. Y. (2015). Perkembangan Islam Di Indonesia Pasca Kemerdekaan. HISTORIA:
Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 3(2), 75-82.
Pulungan, H. S. (2022). Sejarah Peradaban Islam. Amzah.
Ramadhan, T. (2020). Islam Di Indonesia Dan Aspek Historisnya: Analisis Dan Review
Buku Carool Kersten,“A History Of Islam In Indonesia: Unity In Diversity”. Historis:
Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 5(2), 123-128.
Sulistyo, W. D., & Pamungkas, O. Y. (2020). Pemanfaatan situs sejarah peradaban Islam di
kota Malang sebagai aktivitas belajar untuk menanamkan nilai karakter. Agastya:
Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 10(1), 1-15.
Suma, M. A. (2009). Fenomena Perkembangan Islam dan Hukum Islam di Indonesia. Jurnal
Hukum PRIORIS, 2(2), 68-83.
Tabrani, Z. A. (2021). Diskursus Simbiotik Agama Dan Politik Dalam Epistemologis
Pemikiran Islam. Al-Ijtimai: International Journal of Government and Social
Science, 7(1), 75-86.
Wijaya, M. B. S., Joebagio, H., & Sariyatun, S. (2018). Konstruksi pembelajaran sejarah
islam berbasis teks Kajen dan serat Cebolek dengan pendekatan ways of
knowing. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 2(2), 166-182.
Yakub, M. (2013). Perkembangan Islam Indonesia. KALAM, 7(1), 135-162.