Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH PERADABAN ISLAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu : FATONI ACMAD S.PD I.,M.PD.I

Disusun Oleh :

Kelompok

Ketua Kelompok : Destitha Almaqvira Bachmid NPM 07352211024


Anggota : Haerani Ramli NPM 07352211013
Indah Audila Rauf NPM 07352211050

KELAS 1IF1

PRODI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KHAIRUN

2022
KATA PENGATAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah
singkat ini adalah “Sejarah Peradaban Islam”.
Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah manajemen perusahaan yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah
singkat ini. Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah singkat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat
makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Maluku Utara, 11 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................3

D. Manfaat...........................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................4

A. Pengertian Sejarah...........................................................................................................4

B. Urgensi Mempelajari Sejarah Peradaban Islam..............................................................5

C. Dasar-Dasar Peradaban Islam.........................................................................................6

D. Perkembangan Peradaban Islam.....................................................................................7

E. Masuknya Islam Ke Indonesia........................................................................................9

F. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia...........................................................................10

G. Pengaruh Islam Terhadap Peradaban Bangsa Indonesia...............................................12

H. Kerajaan-Kerajaan Islam Di Indonesia.........................................................................13

BAB II PENUTUP...................................................................................................................15

A. Kesimpulan...................................................................................................................15

B. Saran..............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Eksistensi peradaban manusia dapat menentukan kemajuan atau kemunduran sebuah
peradaban itu sendiri. Kemajuan atau kemunduran tersebut dapat dilihat dan dianalisa dari
berbagai aspek sudut pandang. Salah satu faktor yang menjadi unsur pembentuk sebuah
peradaban yaitu sudut pandang yang dapat berupa sumber daya manusia, pemimpin, dan gaya
kepemimpinan yang digunakan untuk mengatur segala urusan masyarakatnya di dalam
wilayah kekuasaannya. Peradaban yang diartikan sebagai sesuatu yang merupakan bukan
bagian dari kebutuhan pokok, melainkan halhal yang berada di luar kebutuhan pokok
manusia. Merujuk pada apa yang ditulis oleh Koentjaraningrat, peradaban adalah bagian-
bagian yang halus dan indah seperti seni masyarakat yang telah maju dalam kebudayaan
tertentu berati memiliki peradaban yang tinggi. Penggunaan istilah peradaban sendiri sering
kali digunakan utuk menamai suatu aktivitas masyarakat yang berhubungan dengan
kebudayaan manusia yang bersifat baik, indah, luhur, serta memiliki manfaat bagi manusia
sebagai pemilik kebudayaan tersebut. Berawal dari hal ini, pemahaman mengenai peradaban
berangkat dan berkembang bahwa yang dimaksud dengan peradaban adalah segala sesuatu
yang berkaitan dengan aktivitas manusia didalamnya, yang bukan merupakan hal pokok, dan
mengandung estetika serta budaya masyarakat setempat. Dan berbicara tentang peradaban,
terdapat beberapa klasifikasi atau pengelompokan peradaban. Salah satunya yaitu sejarah
peradaban Islam yang menjadi salah satu penyumbang sejarah terbesar di dunia.
Pada abad pertengahan, peradaban Islam mulai menguat dan mendominasi. Islam
menjadi “pusat kiblat” masyarakat Eropa yang mulai meniru budaya Islam yang memiliki
suatu peradaban yang maju pada masa itu. Pada masa ini, Islam mencapai puncak masa
kejayaan yang disebut sebagai “The Golden Age of Islam” atau dapat diartikan sebagai masa
keemasan Islam. Masa keemasan Islam ini terjadi pada masa kepemimpinan Bani Abbasiyah,
tepatnya pada saat kepemimpinan Harun dan anaknya Ma’mun. Berbagai macam kemajuan
terjadi pada masa ini, seperti ekonomi, politik, sosial, dan lain sebagainya. Hal ini tidak
terlepas dari adanya Darul Hikmah yang diketahui sebagai perpustakan terbesar dengan
ratusan ribu buku yang bersumber dari berbagai literatur dunia yang telah dialih bahasakan.
Kemajuan dunia Islam tentang ilmu pengetahuan umum tentunya tidak terlepas dari sifat
keterbukaan terhadap hal baru, baik budaya dan ilmu dari berbagai bangsa oleh pemerintahan
Islam pada masa itu. Salah satu gerakan keilmuan yang dilaksanakan pada masa keemasan ini
1
adalah gerakan penerjemahan terhadap buku-buku yang berasal dari berbagai bangsa, dengan
bahasa yang berbeda-beda ke dalam bahasa Arab. Gerakan tersebut berlangsung dari masa
kepemimpinan Khalifah Al-Mansyur (745-775 M) hingga Harun Al-Rasyid yang berkaitan
dengan perkembangan imu pengetahuan umum, terutama di bidang astronomi, kedokteran,
filsafat, kimia, farmasi, biologi, fisika dan sejarah. Dengan adanya gerakan untuk
mengembangkan peradaban Islam tersebut, menjadi tanda munculnya periode kreativitas
besar, di mana ketertarikan untuk menguasai ilmu pengetahuan sangat besar dan lahirlah
keilmuan-keilmuan baru yang berasal dari para ahli pikir. Hal ini lah yang menjadi salah satu
aspek kemajuan pada masa bani Abbasiyah yang menorehkan sejarah besar bagi umat Islam.
Berbagai cara yang digunakan pada masa bani Abbasiyah menunjukan adanya suatu
kemajuan dalam berperadaban. Pemberlakuan gerakan mencintai ilmu pengetahuan melalui
metode pembangunan perpustakaan besar dan budaya belajar menjadikan masyarakat muslim
pada masa itu benar-benar dalam gulungan ombak ilmu yang melimpah. Marshall
berpendapat bahwa periode kekhalifahan pada masa bani Abbasiyah merupakan periode
pengembangan di bidang ilmu. Proses islamisasi tradisi merupakan aktivitas yang melampaui
sebuah integrasi ataupun perbaikan. Sehingga menghasilkan energi kreatif yang luar biasa
dari tokoh-tokoh di bidsng keilmuannya masing-masing. Terdapat berbagai pusat pendidikan
dan perpustakaan besar di berbagai wilayah, seperti di Cordova, Palermo, Nisyapur, Kairo,
Baghdad, Damaskus, dan Bukhara. Kehidupan kebudayaan dan politik masyarakat setempat
mulai berkembang dengan peradaban Islam sebagai alirannya, meskipun terdapat berbagai
macam suku dan agama yang berbeda.
Pada masa bani Abbasiyah ini, umat Islam telah memiliki sebuah peradaban yang maju
pesat jika dibanding peradaban yang lain. Kemajuan peradaban Islam ini jauh meninggalkan
peradaban Eropa yang tenggelam dan mulai berkiblat kepada Islam. Terdapat beberapa aspek
yang menjadi menunjang adanya kemajuan ini, seperti tradisi keilmuan, membaca, dan
menganalisis suatu hal yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sehingga, pada masa itu
perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat dan mengakibatkan lompatan kemajuan di
bidang keilmuan yang menghasilkan berbagai karya ilmiah.
Kemajuan peradaban pada masa bani Abbasiyah terjadi melalui beberapa cara dan
metode yang diterapkan oleh para cendekiawan serta para khalifah. Berbagai proses yang
tejadi seperti penerjemahan, pengkajian teks yang disertai komentar, memodifikasi dan
mengasimilasiknnya dengan ajaran Islam. Menurut Thomas Brown, proses asimilasi terjadi
saat peradaban Islam sudah kuat dan mengakar, sains, filsafat dan kedokteran Yunani
diadopsi, dan melebur menjadi satu dengan lingkungan pandangan hidup Islam (Islamic
2
Worldview). Proses ini menunjukkan bahwa kreativitas ilmuwan muslim pada masa itu
sangatlah tinggi, dan akhirnya dapat melahirkan pemikiran yang berbeda dengan pemikiran
Yunani.
Selain itu dengan adanya perkembangan zaman modern yang mempengaruhi kebudayaan
yang ada di Indonesia yang pada akhirnya secara perlahan budaya tersebut akan mulai di
lupakan oleh masyarakat, karena lebih memilih sistem modern. Dari kajian tersebut, maka
perlu mempelajari sejarah-sejarah masa lampau yang tersebar di nusantara.
Khusus peradaban Islam di Indonesia, sebagian masyarakat Indonesia yang beragama islam
tidak mengetahui tentang peradaban tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang
diperoleh. Untuk mengkaji kembali peradaban tersebut, maka perlu di susun suatu tulisan
yang membahas tentang masalah peradaban islam di Indonesia. Salah satu bentuk tulisan itu
adalah penulisan makalah ini, yang diharapkan mampu memberikan informasi secara singkat
tentang peradaban islam di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sejarah?
2. Bagaimana sejarah perkembangan dan peradaban islam ?
3. Bagaimana islam di Indonesia masuk?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari sejarah
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan dan peradaban islam
3. Untuk mengetahui cara islam masuk di Indonesia

D. Manfaat
Hasil dari kajian ini diharapkan, dapat berguna bagi pegiat sejarah dan ilmu sejarah.
Penelitian ini juga diharapkan sebagai masukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dalam bidang ini. Serta menambah wacana keilmuan tentang teori pengembangan peradaban
Islam. Penelitian ini kiranya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas, agar bisa lebih mengenal
teori yang digunakan untuk mengembangkan peradaban Islam. Sehingga, meningkatkan
antusias dan minat masyarakat muslim Indonesia, untuk mengkaji dan mempelajari lebih
lanjut serta dapat menggunakan penelitian ini sebagai acuan atau rujukan, dalam menelaah
suatu penelitian yang berkaitan dengan teori pengembangan peradaban Islam.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab "Syajaratun", artinya pohon. Apabila digambarkan
secara sistematik, sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki cabang dan ranting, bermula
dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan tumbang. Demikian pula
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah peradaban Islam yang mengalami masa
pertumbuhan, perkembangan, lalu kemunduran dan kehancuran.
Kata sejarah secara etimologi dapat diungkapkan dalam bahasa Arab disebut tarikh, yang
bermakna ketentuan masa atau waktu, sedang ilmu tarikh berarti ilmu yang mengandung atau
yang membahas penyebutan peristiwa dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut.
Literatur Inggris menyebut sejarah dengan istilah history, yang berarti pengalaman masa
lampau dari umat manusia.
Adapun secara terminologi berarti keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada
masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada. Kata tarikh juga dipakai dalam arti
perhitungan tahun, seperti keterangan mengenai tahun sebelum atau sesudah masehi dipakai
sebutan sebelum atau sesudah tarikh masehi. Kemudian yang dimaksud dengan ilmu tarikh
ialah suatu pengetahuan yang gunanya untuk mengetahui keadaan-keadaan atau kejadian-
kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat.
Sejarawan Muslim Ibnu Khaldun mendefinisikan sejarah adalah catatan tentang
masyarakat umat manusia atau peradaban dunia; tentang perubahan-perubahan yang terjadi
pada watak masyarakat, seperti keliaran, keramahtamahan, dan solidaritas golongan; tentang
revolusi dan pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan golongan yang lain dengan
akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara, dengan tingkat bermacammacam;
tentang bermacam-macam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai
penghidupannya, maupun dalam bermacammacam cabang ilmu pengetahuan dan keahlian;
dan pada umumnya tentang segala perubahan yang terjadi dalam masyarakat karena watak
masyarakat itu sendiri.
Kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut suatu pembatasan. Oleh
karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu
pada masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu. Dengan demikian, muncullah kajian
sejarah suku bangsa tertentu, di tempat tertentu, atau pada zaman tertentu. Seperti sejarah

4
bangsa Eropa, sejarah Yunani, sejarah Islam, sejarah Islam abad pertengahan, sejarah Islam
di Spanyol, dan sebagainya.
Sejarah mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan dunia dari
masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dan bernilai, sehingga manusia dapat membuat
sejarah sendiri dan sejarah pun membentuk manusia. Menggunakan sejarah sebagai bahan
hidup akan menimbulkan berbagai macam analisis dalam suasana budaya sejarah tersebut.

B. Urgensi Mempelajari Sejarah Peradaban Islam


Sejarah mencatat kondisi kebesaran Islam berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, di mana pada waktu itu dunia Islam menjadi kiblat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dunia. Namun, sangat memilukan bahwa masyarakat Indonesia
yang religius dewasa ini terpuruk dalam himpitan krisis dan terbelakang dalam berbagai
aspek kehidupan. Oleh karena itu, hendaknya perlu ada upaya rekonstruksi untuk menata
kehidupan, baik ilmu pengetahuan maupun teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi
merupakan unsur penting bagi terbentuknya suatu peradaban, bukan menjadi monopoli hanya
pada satu agama tertentu.
Sejarah yang membahas berbagai peristiwa masa lalu, jangan diremehkan dan dibiarkan
seiring dengan berlalunya waktu, sebab begitu besar makna sejarah bagi kehidupan manusia.
"Belajarlah dari sejarah", demikian kata-kata mutiara yang dapat mengingatkan akan makna
sejarah. Bahkan Presiden Pertama RI, Sukarno telah menitipkan sesuatu yang sangat
berharga, berupa "Jasmerah" sebagai akronim dari "Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah"
Sejarah memiliki nilai dan arti penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.
Hal tersebut dikarenakan sejarah menyimpan atau mengandung kekuatan yang dapat
menimbulkan dinamisme atau melahirkan nilai-nilai baru bagi perkembangan kehidupan
manusia. Pentingnya memahami sejarah peradaban Islam tidak semata-mata untuk
mengetahui tanggal, bulan, tahun dan abad suatu peristiwa peradaban Islam di masa lampau.
Namun juga memahami realitas muslim untuk mengetahui suatu peristiwa peradaban Islam.
Dengan mengkaji sejarah, dapat diperoleh informasi tentang aktivitas peradaban Islam dari
zaman Rasulullah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan,
kemunduran, dan kebangkitan kembali peradaban Islam. Dari sejarah dapat diketahui segala
sesuatu yang terjadi dalam peradaban Islam dengan segala ide, konsep, konstitusi, sistem, dan
operasionalnya yang terjadi dari waktu ke waktu. Jadi, sejarah pada dasarnya tidak hanya
sekedar memberikan romantisme, tetapi lebih dari itu merupakan refleksi historis.

5
Dengan demikian, mempelajari sejarah peradaban Islam dapat memberikan semangat
back projecting theory untuk membuka lembaran dan mengukir kejayaan atau kemajuan
peradaban Islam yang baru dan lebih baik. Sejarah peradaban Islam sebagai studi tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah peradaban sudah tentu akan sangat
bermanfaat terutama dalam rangka memberikan sumbangan bagi pertumbuhan atau
perkembangan peradaban.
Dengan mempelajari sejarah peradaban Islam diharapkan seseorang dapat mengetahui
dan memahami pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam, sejak zaman lahirnya
sampai masa sekarang. Sejarah peradaban Islam tidak hanya memiliki manfaat yang sangat
besar dalam pembangunan dan pengembangan peradaban Islam, namun dapat pula
menyelesaikan problematika peradaban Islam pada masa kini. Di samping itu, dapat
memunculkan sikap positif terhadap berbagai perubahan sistem peradaban Islam.

C. Dasar-Dasar Peradaban Islam


Umat Islam mencapai puncak keemasan pada masa Dinasti Abbasiyyah. Pada masa
tersebut, tumbuh dan berkembang berbagai bidang ilmu pengetahuan, baik ilmu agama
maupun ilmu umum tanpa adanya dualisme. Oleh karena itu, umat Islam memiliki peradaban
yang tinggi pada masa Dinasti Abbasiyah tersebut. Peradaban yang tinggi itu dihasilkan oleh
umat Islam setelah melewati perjalanan panjang sejak masa Nabi Muhammad saw.
Dasar-dasar yang merupakan pondasi umat Islam sehingga dapat menggerakkannya
untuk berkarya dalam kehidupan di dunia ini dan menghasilkan Peradaban Islam adalah:
1. Iman, merupakan keyakinan yang dimiliki setiap manusia. Rasulullah Muhammad saw.
sebagai peletak dasar, pembawa risalah Islam yang mengajak umat manusia menyembah
Allah swt. Berkat kegigihan perjuangannya dan rahmat Allah swt, beliau berhasil
menegakkan Islam, agama rahmatan lil ‘alamin, di muka bumi ini. Kini sebagian besar
umat manusia dari berbagai penjuru dunia telah memilih Islam sebagai panutannya.
Dengan keimanannya, umat Islam mengisi hidupnya dengan tuntunan ilmu.
2. Ilmu, merupakan pengetahuan yang dimiliki umat Islam yang bersumber pada al-Quran
dan al-Hadis. Dengan keuletan dan semangat berijtihad, menyebabkan timbulnya
berbagai macam ilmu pengetahuan terutama ilmu agama, filsafat, dan sain. Dengan ilmu-
ilmu itu, umat Islam mengekspresikan dirinya dan membaktikan hidupnya demi
kemaslahatan umat manusia.
3. Amal, merupakan sesuatu yang telah dihasilkan oleh umat Islam berdasarkan ilmu yang
dimilikinya. Sepanjang sejarah, umat Islam telah menjadi pelopor kemajuan peradaban
6
dunia. Hal ini terbukti dengan ditemukannya angka 0 (aljabar) oleh al-Khawarizmi yang
sangat berpengaruh pada percepatan perubahan dunia terutama kemajuan sain dan
teknologi. Tokoh lainnya seperti al-Razi dan Ibnu Sina ahli kedokteran, Jabir Ibn Hayyan
ahli ilmu kimia, al-Biruni ahli astronomi, Ibn Haitsam ahli optik, alKhazini ahli fisika,
Zamakhsyari ahli geografi, dll.

D. Perkembangan Peradaban Islam


Di kalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat dimulainya sejarah Islam. Secara
umum, perbedaan pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, sebagian
sejarawan berpendapat bahwa sejarah Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw diangkat
menjadi rasul. Oleh karena itu, menurut pendapat ini, selama 13 tahun Nabi Muhammad saw
tinggal di Mekah telah lahir masyarakat muslim meskipun belum berdaulat.
Kedua, sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah umat Islam dimulai sejak Nabi
Muhammad saw hijrah ke Madinah karena masyarakat muslim baru berdaulat ketika Nabi
Muhammad saw tinggal di Madinah. Muhammad saw tinggal di Madinah tidak hanya
sebagai rasul, tetapi juga merangkap sebagai pemimpin atau kepala negara berdasarkan
konstitusi yang disebut Piagam Madinah.
Di samping perbedaan mengenai awal sejarah umat Islam, sejarawan juga berbeda dalam
menentukan fase-fase atau periodesasi sejarah Islam. Periodisasi sejarah Islam secara lengkap
dibagi dalam periode-periode sebagai berikut:
1. Periode Sejarah Klasik (Masa Nabi Adam–sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw).
Periode ini merupakan fase sejarah sejak Nabi Adam dan dilanjutkan dengan masa-masa
para nabi hingga sebelum diutusnya Rasulullah saw.
2. Periode Sejarah Rasulullah saw (570-632 M) Yang dimulai dari tahun 52 sebelum
hijriyah hingga tahun 11 H (570 M- 632 M). Di dalamnya diungkapkan tentang
berdirinya negara Islam yang dipimpin langsung oleh Rasulullah saw, yang menjadikan
Madinah al-Munawwarah sebagai pusat awal dari semua aktivitas negara yang kemudian
meliputi semua jazirah Arabia. Sejarah pada periode ini merupakan sejarah yang
demikian indah yang seharusnya dijadikan contoh dan suri teladan oleh kaum muslimin
baik penguasa maupun rakyat biasa.
3. Periode Sejarah Khulafa' Rasyidin (632-661 M) Periode ini dimulai sejak tahun 11 H
hingga 41 H (632-661 M). Pada masa itu terjadi penaklukan-penaklukan Islam di Persia,
Syam (Syiria), Mesir, dan lain-lain. Pada periode sejarah Khulafa' Rasyidin manusia
betul-betul berada dalam manhaj Islam yang benar.
7
4. Periode Pemerintahan Bani Umaiyah (661-749 M) Periode ini dimulai sejak tahun 41 H
hingga 132 H (661-749 M). pada masa ini pemerintahan Islam mengalami perluasan
yang demikian signifikan. Hanya ada satu khalifah dalam pemerintahan Islam yang
demikian luasnya itu. Sayangnya, komitmen kepada syariat Islam mengalami sedikit
kemerosotan daripada periode sebelumnya.
5. Periode Pemerintahan Bani Abbasiyah (749-1258 M) Masa ini dimulai sejak tahun 132
H-656 H (749-1258 M). Periode ini merupakan masa kejayaan bagi pendidikan Islam
meskipun pada fase yang kedua terdapat beberapa pemerintahan dan kerajaan yang
independen, namun sebagiannya telah memberikan kontribusi yang besar terhadap Islam.
Misalnya pemerintahan Saljuk, pemerintahan keturunan Zanki, pemerintahan bani
Ayyub, Ghazni, dan Murabithun. Pada masa ini pula muncul gerakan perang salib yang
dilakukan oleh negara-negara Eropa yang menaruh kebencian dan dendam pada negara-
negara Islam di kawasan Timur. Pemerintahan Abbasiyah hancur bersamaan dengan
penyerbuan orang-orang Mongolia yang melumatkan pemerintahan bani Abbasiyah ini.
6. Periode Pemerintahan Mamluk (1250-1517 M) Pemerintahan Mamluk dimulai sejak
tahun 648 H-923 H (1250- 1517 M). Goresan sejarah Islam paling penting di masa ini
adalah berhasil dibendungnya gelombang penyerbuan pasukan Mongolia ke beberapa
belahan negeri Islam. Juga berhasil dihabiskannya eksistensi kaum Salibis dari negara
Islam.
7. Periode Pemerintahan Usmani (1517-1923 M) Pemerintahan Usmani dimulai sejak tahun
923 H-1342 H (1517- 1923 M). Pada awal pemerintahan ini telah berhasil melakukan
ekspansi wilayah Islam terutama di kawasan Eropa Timur. Pada saat itu Hongaria
berhasil ditaklukkan, demikian pula dengan Beograd, Albania, Yunani, Romania, Serbia
dan Bulgaria. Pemerintahan ini juga telah mampu melebarkan kekuasaannya ke kawasan
timur wilayah Islam. Salah satu goresan sejarah paling agung yang berhasil dilakukan
oleh pemerintahan Usmani adalah ditaklukkannya Konstantinopel (yang merupakan
ibukota Imperium Romawi). Namun pada masa akhir pemerintahan Turki, kaum kolonial
berhasil menaburkan benih pemikiran nasionalisme. Kemudian pemikiran ini menjadi
pemicu hancurnya pemerintahan Islam serta terkoyak-koyaknya kaum muslimin menjadi
negeri-negeri kecil yang lemah dan terbelakang serta jauh dari agama mereka.
8. Periode Dunia Islam Kontemporer (1922-2000 M) Periode ini dimulai sejak tahun 1342-
1420 H (1922-2000 M). Periode ini merupakan masa sejarah umat Islam sejak
berakhirnya masa Dinasti Turki Usmani hingga perjalanan sejarah umat Islam pada masa
sekarang.
8
Sedangkan menurut Harun Nasution dan Nourouzaman Shidiqi membagi sejarah Islam
menjadi tiga periode, yaitu: Periode Klasik (650-1250 M), Perode Pertengahan (1250-1800
M), dan Periode Modern (1800-sekarang).

E. Masuknya Islam Ke Indonesia


Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar
yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan
perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara.
Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang
menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para
pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan
cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual
kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad
ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi para pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan
Palembang di Sumatra; Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur Tengah.
Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang
berupaya menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia
ini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut. Meskipun belum tersebar
secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.
Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ke tujuh/ke delapan
masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang
bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya yang bertahun 475 H atau 1082 M.
Sedangkan menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu Batutah yang mengunjungi
Samudra Pasai dalam perjalanannya ke Negeri Cina pada 1345M, Agama islam yang
bermadzhab Syafi’I telah mantap disana selama seabad. Oleh karena itu, abad XIII biasanya
dianggap sebagai masa awal masuknya agama Islam ke Indonesia.
Adapun daerah pertama yang dikunjungi adalah pesisir Utara pulau Sumatera. Mereka
membentuk masyarakat Islam pertama di Peureulak Aceh Timur yang kemudian meluas
sampai bisa mendirikan kerajaan Islam pertama di Samudera pasai, Aceh Utara.
Sekitar permulaan abad XV, Islam telah memperkuat kedudukannya di Malaka, pusat
rute perdagangan Asia Tenggara yang kemudian melebarkan sayapnya ke wilayah-wilayah
Indonesia lainnya. Pada permulaan abad tersebut, Islam sudah bisa menjejakkan kakinya ke
Maluku, dan yang terpenting ke beberapa kota perdagangan di Pesisir Utara Pulau Jawa yang
9
selama beberapa abad menjadi pusat kerajaan Hindu yaitu kerajaan Majapahit. Dalam waktu
yang tidak terlalu lama yakni permulaan abad XVII, dengan masuk islamnya penguasa
kerajaan Mataram yaitu Sulthan Agung, kemenangan agama tersebut hampir meliputi
sebagian besar wilayah Indonesia.
Berbeda dengan masuknya islam ke Negara-negara di bagian dunia lainnya yakni dengan
kekuatan militer, masuknya islam ke Indonesia itu dengan cara damai disertai dengan jiwa
toleransi dan saling menghargai antara penyebar dan pemeluk agama baru dengan penganut-
penganut agama lama (Hindu-Budha). Ia dibawa oleh pedagang-pedagang Arab dan Ghujarat
di India yang tertarik dengan rempah-rempah. Masuknya Islam melalui India ini menurut
sebagian pengamat, mengakibatkan bahwa islam yang masuk ke Indonesia ini bukan islam
yang murni dari pusatnya di Timur Tengah, tetapi islam yang sudah banyak dipengaruhi
paham mistik, sehingga banyak kejanggalan dalam pelaksanannnya .
Berbeda dengan pendapat diatas, S.M.N. Al-Attas berpendapat bahwa pada tahap
pertama islam di Indonesia yang menonjol adalah aspek hukumnya bukan aspek mistiknya
karena ia melihat bahwa kecenderungan penafsiran al-Quran secara mistik itu baru terjadi
antara 1400-1700 M.
Akan tetapi, sejak pertengahan abad XIX, agama islam Indonesia secara bertahap mulai
meninggalkan sifat-sifatnya yang sinkretik setelah banyak orang Indonesia yang mengadakan
hubungan dengan Mekkah dengan cara melakukan ibadah haji. Apalagi setelah transportasi
laut yang makin membaik, semakin banyaklah orang Indonesia yang melakukan ibadah haji
bahkan sebagian mereka ada yang bermukim bertahun-tahun lamanya untuk mempelajari
ajaran islam dari pusatnya, dan ketika kembali ke Indonesia mereka menjadi penyebar aliran
islam yang ortodoks.

F. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia


Setiap seminar mengadakan siding-sidangnya mulai hari ahad 21 s/d 24 syawal 1382 H, (
17 s/d 20 Maret 1963) di Medan, yaitu seminar sejarah masuknya Islam ke Indonesia. Para
peserta terdiri dari beberapa negarawan, sejarawan, dan cendekiawan. Tema seminar
dirumuskan dalam 2 hal pokok yaitu: Pertama tentang masuknya islam ke Indonesia,kedua
tentang daerah Islam pertama di Indonesia yang menyangkut daerah/lokasi dimana Islam
mula-mula tertanam. Dari hasil seminar dapat disimpulkan:
1. Bahwa menurut sumber-sumber yang kita ketahui, islam untuk pertama kalinya telah
masuk ke Indonesia pada abad pertama hijrah (abad ke 7/8 M) dan langsung dari Arab.

10
2. Bahwa daerah yang pertama didatangi oleh Islam ialah pesisir Sumatera dan bahwa
setelah terbentuknya masyarakat Islam, maka raja Islam yang pertama berada di Aceh.
3. Bahwa mubaliq-mubaliq Islam pertama yang datang ke Indonesia merangkap sebagai
saudagar.
4. Bahwa penyiaran itu di Indonesia dilakukan secara damai.
5. Bahwa Kedatangan Islam membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam
membentuk kepribadian bangsa Indonesia dalam menahan penderitaan dan perjuangan
melawan penjajahan bangsa asing.
Sedangkan itu Dr. Hamka memberi kesimpulan, bahwa:
1. Agama Islam telah berangsur datang ke tanah air kita ini sejak abad pertama (abad ke-
7M) dibawa oleh saudagar-saudagar Islam yang intinya adalah orang-orang Arab diikuti
oleh orang Persia dan Gujarat.
2. Oleh karena penyebaran Islam itu tidak dijalankan dengan kekerasan dan tidak ada
penaklukan negeri, maka jalannya itu adalah berangsur-angsur.
3. Mazhab Syafi’I telah berpengaruh sejak semula perkembangan itu, sampai Raja Islam
Pasai Samudera itu adalah seorang alim ahli fiqih Mazhab Syafi’i.
4. Kedatangan ulama-ulama Islam dari luar negari ke Aceh memperteguh odeologi Mazhab
Syafi’I yang telah ditanam raja-raja Pasai.
5. Saya mengakui bahwa ulama luar yang datang kemari, disamping ada ulama kita belajar
ke Mekkah, Syam, Yaman, Aden, dan lainnya.
Tapi semua itu bukanlah menghilangkan kepribadian Muslim Indonesia dalam rangka
umat Islam sedunia, tetapi mengesankan kebesaran Salafussalihin Indonesia, sehingga Aceh
menjadi “Serambi Mekkah”.
Dan juga Haji Abubakar Aceh membuat kesimpulan, bahwasanya:
1. Islam masuk ke Indonesia mula pertama di Aceh, tidak mungkin di daerah lain.
2. Penyiar Islam pertama di Indonesia tidah hanya terdiri dari saudagar India dari Gujarat,
tetapi juga terdiri dari mubaligh-mubaligh Islam dari bangsa Arab.
3. Diantara mazhab pertama yang dipeluk di Aceh ialah Syi’ah dan Syafi’i.
Bersumber pada keterangan para musafir dan pedagang Arab tentang Asia Tenggara,
maka ke-2 sarjana tersebut menyebutkan bahwa sudah sejak abad ke-8, pelabuhan-pelabuhan
yang terkenal di Asia Tenggara pada masa itu, telah dikunjungi oleh para pedagang dan
musafir-musafir Arab. Dan  bahkan pada kota-kota dagang itu telah terdapat Fondasi-fondasi
para pedagang Islam. Jadi dapat ditafsirkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia sejak
awal ke-8 M, langsung dibawa oleh para pedagang dan musafir Arab.
11
G. Pengaruh Islam Terhadap Peradaban Bangsa Indonesia
1. Peradaban dan Agama Masyarakat Indonesia Sebelum Kedatangan Islam
Secara geografis, wialayah Indonesia termasuk ke dalam kawasan Asia Tenggara.
Masyarakat di wilayah ini telah memiliki peradaban yang tinggi sebelum kedatangn Islam.
Hal itu disebabkan karena wilayah Asia Tenggara merupakan Negara-negara yang memiliki
kesamaan budaya dan agama.
Bangsa Indonesia dalam sejarahnya telah mengenal tulisan yang diajarkan oleh para
penyebar agama Hindu dan Budha.pengaruh ini telah berlangsung cukup lama, mungkin
sejak abad ke-6 atau ke-7 M sampai abad ke-14 dan ke-15 M. pengaruh Hinduisme dan
Budhisme membawa perubahan besar, terutama dalam sistem pemerintahan.
Bukti dari pengaruh agama Hindu dan Budha bagi masyarakat Indonesia dapat dilihat
dari banyaknya bangunan-bangunan suci untuk peribadatan, seperti candi-candi, ukiran, dan
sebagainya. Semua bangunan itu merupakan perpaduan antara seni bangunan zaman
megalithicum, seperti punden berundak-undak.ukiran dan relief yang terdapat di dalamnya
menggambarkan kreatifitas bangsa Indonesia.

2. Pengaruh Islam terhadap Peradaban Bangsa Indonesia dan Perkembangannya


Islam sebagai agama baru yang dianut sebagian masyarakat Indonesia, telah banyak
memainkan peranan penting dalam berbagai kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan
kebudayaan. Peranan itu dapat dilihat dari perkembangan Islam dan pengaruhnya di
masyarakat Indonesia sangat luas, sehingga agak sulit untuk memisahkan antara kebudyaan
local dengan kebudayaan Islam. Masuknya kebudayaan Islam dalam kebudayaan nasional,
meliputi bahasa, nama, adat istiadat dan kesenian.
a. Pengaruh Bahasa dan Nama
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional banyak terpengaruh dari bahasa Arab. Bahasa
ini sudah begitu menyatu dalam lidah bangsa Indonesia. Tidak hanya dalam bahasa
komunikasi sehari-hari, bahakan dipergunakan pula dalam bahasa surat kabar, dan
sebagainya.
Pengaruh Islam dalam bidang nama, sungguh banyak sekali. Banyak tokoh dan bukan
tokoh masyarakat menggunakan nama berdasarkanpada bahasa Arab,yang merupakan bahasa
simbol pemersatu Islam. Semua itu bukti adanya pengaruh Islam dalam kehidupan
masyarakat dan bangsa Indonesia.

12
b. Pengaruh Adat Istiadat
Adat istiadat yang ada dan berkembang di Indonesia banyak dipengaruhi oleh peradaban
Islam. Di antara pengaruh itu adalah ucapan salam kepada setiap muslim yang dijumpai, atau
penggunaannya dalam acara-acara resmi pemerintahan.
Pengaruh lainnya adalah berupa ucapan-ucapan kalimat penting dalam doa yang
merupakan pengaruh dari tradisi Islam yang lestari.
c. Pengaruh Dalam Kesenian dan Bangunan Ibadah
Pengaruh kesenian yang paling menonjol dalam hal ini terlihat dalam irama qasidah dan
lagu-lagu yang bernafaskan ajaran Islam. Syair pujian yang mengagungkan nama-nama Allah
yang sering diucapkan oleh umat Islam, merupakan bukti pengaruh ajaran Islam terhadap
kehidupan beragama masyarakat Islam Indonesia.
Begitu pula pengaruh dalam bidang bangunan peribadatan. Banyak bangunan mesjid
yang ada di Indonesia, terpengaruh dari bangunan mesjid yang ada di Negara-negara Islam,
baik yang ada di Timur Tengah ataupun di tempat-tempat lainnya di dunia Islam.
d. Pengaruh Dalam Bidang Politik
Ketika kerajaan-kerajaan Islam mengalami masa kejayaannya, banyak sekali undur
politik Islam yang berpengaruh dalam system politik pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam
tersebut. Misalnya tentang konsep khalifatullah fil ardi dan dzilullah fil ardi. Kedua konsep
ini diterapkan pada masa pemerintahan kerajaan Islam Aceh Darussalam dan kerajaan Islam
Mataram.

H. Kerajaan-Kerajaan Islam Di Indonesia


Semakin berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sekitar abad ke 13 juga
didukung oleh faktor lalu lintas perdagangan laut nusantara saat itu. Banyak pedagang-
pedagang Islam dari berbagai penjuru dunia seperti dari Arab, Persia, India hingga Tiongkok
masuk ke nusantara. Para pedagang-pedagang Islam ini pun akhirnya berbaur dengan
masyarakat Indonesia. Semakin tersebarnya agama Islam di tanah air melalui perdagangan ini
pun turut membawa banyak perubahan dari sisi budaya hingga sisi pemerintahan nusantara
saat itu. Munculnya berbagai kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang tersebar di nusantara
menjadi pertanda awal terjadinya perubahan sistem pemerintahan dan budaya di Indonesia.
Keterlibatan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia juga turut berperan dalam tersebarnya
agama Islam hingga ke seluruh penjuru tanah air.
Beberapa kerajaan Islam tertua di tanah air yang menjadi bukti jejak peninggalan Islam
dan masih bisa disaksikan hingga hari ini di antaranya ialah Kerajaan Perlak (840-1292),
13
Kerajaan Ternate (1257), Kerajaan Samudera Pasai (1267-1521), Kerajaan Gowa (1300-
1945), Kesultanan Malaka (1405-1511), Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677), Kerajaan
Demak 1478-1554), Kerajaan Islam Banten (1526-1813), Kerajaan Pajang (1568-1586), dan
Kerajaan Mataram Islam (1588-1680). Sebagai kerajaan Islam pertama, Kesutanan Samudra
Pasai seringkali dikagumi oleh berbagai orang. Salah satunya adalah penjelajah dunia asal
Italia Marco Polo yang dapat kamu baca pada buku Mneyusuri Kota Jejak Kejayaan Islam.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut suatu pembatasan. Oleh
karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu
pada masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu. Dengan demikian, muncullah kajian
sejarah suku bangsa tertentu, di tempat tertentu, atau pada zaman tertentu. Seperti sejarah
bangsa Eropa, sejarah Yunani, sejarah Islam, sejarah Islam abad pertengahan, sejarah Islam
di Spanyol, dan sebagainya. Sejarah mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi
perkembangan dunia dari masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dan bernilai,
sehingga manusia dapat membuat sejarah sendiri dan sejarah pun membentuk manusia.
Menggunakan sejarah sebagai bahan hidup akan menimbulkan berbagai macam analisis
dalam suasana budaya sejarah tersebut.
Di kalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat dimulainya sejarah Islam. Secara
umum, perbedaan pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, sebagian
sejarawan berpendapat bahwa sejarah Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw diangkat
menjadi rasul. Oleh karena itu, menurut pendapat ini, selama 13 tahun Nabi Muhammad saw
tinggal di Mekah telah lahir masyarakat muslim meskipun belum berdaulat. Kedua, sebagian
sejarawan berpendapat bahwa sejarah umat Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw hijrah
ke Madinah karena masyarakat muslim baru berdaulat ketika Nabi Muhammad saw tinggal di
Madinah. Muhammad saw tinggal di Madinah tidak hanya sebagai rasul, tetapi juga
merangkap sebagai pemimpin atau kepala negara berdasarkan konstitusi yang disebut Piagam
Madinah. Sedangkan menurut Harun Nasution dan Nourouzaman Shidiqi membagi sejarah
Islam menjadi tiga periode, yaitu: Periode Klasik (650-1250 M), Perode Pertengahan (1250-
1800 M), dan Periode Modern (1800-sekarang).
Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijrah atau abad ke tujuh/ke delapan
masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang
bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya yang bertahun 475 H atau 1082 M.
Sedangkan menurut laporan seorang musafir Maroko Ibnu Batutah yang mengunjungi
Samudra Pasai dalam perjalanannya ke Negeri Cina pada 1345M, Agama islam yang
bermadzhab Syafi’I telah mantap disana selama seabad. Oleh karena itu, abad XIII biasanya
dianggap sebagai masa awal masuknya agama Islam ke Indonesia. Adapun daerah pertama
yang dikunjungi adalah pesisir Utara pulau Sumatera. Mereka membentuk masyarakat Islam
15
pertama di Peureulak Aceh Timur yang kemudian meluas sampai bisa mendirikan kerajaan
Islam pertama di Samudera pasai, Aceh Utara

B. Saran
Berbagai hal yang penulis paparkan pada bagian sebelumnya merupakan sebagian kecil
dari peradaban masa lampau. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia merupakan pemeluk
agama islam terbesar dan tentunya agar kiranya dapat kita manfaatkan secara baik dengan
menjalankan agama islam dengan sebaik mungkin. Maka, sebagai generasi bangsa yang sadar
akan sisi akademis, perlu bagi penulis untuk melakukan penelaahan terhadap hasil peradaban
islam di Indonesia dan menjadi sebuah karya ilmiah, skripsi.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya koreksi dari berbagai pihak. Dengan
harapan bahwa koreksi, saran dan kritik tersebut menjadi acuan bagi penulis untuk dapat
menyempurnakan penulisan karya ilmiah ini di masa yang akan datang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Asari, H. (2020). Sejarah pendidikan islam sebagai tema tugas akhir di pascasarjana UIN SU
Medan (1994-2017). Islamijah: Journal of Islamic Social Sciences, 1(1), 49-84.
Fadholi, M., & Fauzi, M. (2019). Membumikan Pemikiran Islam Modern Dalam Framework
Pemikiran Syaikh Muhammad Al-Ghozali. Al Hikmah: Jurnal Studi Keislaman, 9(1),
101-111.
Fajrin, R. (2019). Urgensi Telaah Sejarah Peradaban Islam Memasuki Era Revolusi Industri
4.0. Intizam, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(2), 107-119.
Ibrahim, Q. A., Saleh, M. A., & Husnil, M. (2014). Buku Pintar Sejarah Islam: Jejak Langkah
Peradaban Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini.
Nasution, F. (2020). Kedatangan dan Perkembangan Islam ke Indonesia. MAWA IZH Jurnal
Dakwah Dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan, 11(1), 26-46.
Posha, B. Y. (2015). Perkembangan Islam Di Indonesia Pasca Kemerdekaan. HISTORIA:
Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 3(2), 75-82.
Pulungan, H. S. (2022). Sejarah Peradaban Islam. Amzah.
Ramadhan, T. (2020). Islam Di Indonesia Dan Aspek Historisnya: Analisis Dan Review
Buku Carool Kersten,“A History Of Islam In Indonesia: Unity In Diversity”. Historis:
Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 5(2), 123-128.
Sulistyo, W. D., & Pamungkas, O. Y. (2020). Pemanfaatan situs sejarah peradaban Islam di
kota Malang sebagai aktivitas belajar untuk menanamkan nilai karakter. Agastya:
Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 10(1), 1-15.
Suma, M. A. (2009). Fenomena Perkembangan Islam dan Hukum Islam di Indonesia. Jurnal
Hukum PRIORIS, 2(2), 68-83.
Tabrani, Z. A. (2021). Diskursus Simbiotik Agama Dan Politik Dalam Epistemologis
Pemikiran Islam. Al-Ijtimai: International Journal of Government and Social
Science, 7(1), 75-86.
Wijaya, M. B. S., Joebagio, H., & Sariyatun, S. (2018). Konstruksi pembelajaran sejarah
islam berbasis teks Kajen dan serat Cebolek dengan pendekatan ways of
knowing. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 2(2), 166-182.
Yakub, M. (2013). Perkembangan Islam Indonesia. KALAM, 7(1), 135-162.

Anda mungkin juga menyukai