Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PASAR UANG SYARI’AH

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Pasar Uang dan Pasar Modal
syariah

Dosen Pengampu : Irwandi. ME

Disusun oleh :

USWATUN HASANAH HASIBUAN

PRODI PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DINIYAH PEKANBARU


Jl. Kuau No.01, Kp. Melayu, Kec. Sukajadi, Kota Pekanbaru,
Riau 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan


kehadiran Allah Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada kita berupa pengetahuan dan kesempatan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah


limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk
yang paling benar yakni syariah agama islam yang sempurna, dan
merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi alam semesta.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas pada mata kuliah Pasar Uang dan Pasar Modal
Syariah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
keilmuan tentang “Pasar Uang Syariah” baik bagi para pembaca ataupun
bagi penulis sendiri.

Penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Irwandi, ME selaku


dosen mata kuliah Pasar Uang dan Pasar Modal Syariah yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai bidang studi yang saya tekuni.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan


bagi para pembaca. Meskipun saya menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
dibutuhkan untuk memperbaiki penyusunan makalah saya selanjutnya.
Kemudian apabila terdapat kesalahan dalam makalah baik dari segi
penyusunan ataupun pembahasan, saya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

2
Pekanbaru, 19 Oktober 2022

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......,m,,,,,,,,,2

DAFTAR ISI,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,hhhhhhhhhhhhhhhhhkkkkkkk.......3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................hjhjh...................................................................4
B. Rumusan Masalah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,jjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjkkkkkkkkkkkkkkkk........5
C. Tujuan Penulisan.............................../5

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pasar Uang Syariah..................................jjjj....6


1. Pengertian Pasar Uang Syariah .....kkkkkkkkk..................6
2. Perbedaan Pasar Uang Syariah dan
Konvensional...........kkkkk............7
3. Tujuan Pasar Uang Syariah.........................8
B. Prinsip-prinsip dalam Pasar Uangl...............9
1. Firman Allah SWT.................9
2. Hadis Nabi......................................9
3. Kaidah Ushul...............................10
4. Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Pasar
Uang....................................10
a) Ketentuan Umum..................................................11
b) Ketentuan Khusus....................11
c) Hal-hal yang Dilarang dalam Pasar Uang Syariah.........13

3
C. Instrumen yang Ditawarkan dalam Pasar Uang
Syraiah...........14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............l,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,kkkkkk..........................16

DAFTAR PUSTAKA.............................ooooooooooo..................17

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan lembaga keuangan tidak telepas dari uang. Uang telah lama digunakan
dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan utama dalam menggerakkan
perekonomian. Belakangan, uang bukan lagi sekedar berfungsi sebagai alat tukar, namun
juga memiliki fungsi-fungsi lainnya yang lebih luas. Seiring dengan perkembangan zaman
banyak hal baru yang ditemukan, mulai dari konsep uang, fungsi uang sampai kepada pasar
uang.Seiring dengan pesatnya perkembangan perbankan syariah tanah air, inovasi produk
sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan permintaan dari nasabah. Dimana hal ini
harus disiapkan oleh industri perbankan syariah. Karena industri perbankan syariah terus
berkembang, dan perlunya inovasi akad untuk menjawab setiap kebutuhan dari nasabah,
maka Bank Indonesia dari Direktorat Perbankan Syariah telah berinisiatif
mengumpulkan para decision maker yang terkait untuk memajukan pasar uang
syariah tanah air. Baik itu dari pihak pemerintah yang dalam hal ini didukung oleh
Kementerian Keuangan, dan juga dari pembuat fatwa yaitu diwakili oleh Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).Dalam tulisan ini akan di bahas lebih lanjut
dan lebih lengkap tentang transaksi pasar uang pada perbankan syariah mulai dari
pengertian pasar uang,fungsi, peserta dan tujuan pasar uang kemudian instrumen
dan mekanisme pasar uang syariah, serta perbedaan pasar uang konvensional
dan pasar uang syariah.

4
B. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan pasar uang syariah?
b) Apa saja perbedaan pasar uang syarian dan
konvensional?
c) Apa tujuan pasar uang syariah?
d) Bagaimana prinsip-prinsip dalam pasar uang syariah?
e) Apa saja instrumen yang ditawarkan dalam pasaar modal?
C. Tujuan Penulisan
a) Mengetahui konsep dasar pasar uang syariah.
b) Mengetahui perbedaan pasar uang syariah dan konvensional.
c) Mengetahui tujuan pasar uang syariah.
d) Mengetahui prinsip-prinsip pasar uang syariah.
e) Mengetahui instrumen yang ditawarakan dalam pasar modal.

5
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pasar Uang Syariah


1. Pengertian Pasar Uang Syariah

Pasar uang (money market) adalah kelompok pasar yang


memperjualbelikan instrumen kredit jangka pendek, yang umumnya berkualitas
tinggi. Fungsi pasar uang sebagai sarana alternatif bagi lembaga-lembaga
keuangan, perusahaan-perusahaan non-keuangan untuk memenuhi kebutuhan
dana jangka pendek ataupun untuk menempatkan dana atas kelebihan
likuiditasnya.

Pasar uang syariah (PUAS) adalah pasar uang untuk bank syariah
yang memperjualbelikan surat-surat berharga syariah dengan jangka
waktu pendek (kurang dari 1 tahun).

Pasar uang syariah adalah pasar yang diperdagangkan surat berharga


yang diterbitkan berkaitan dengan penempatan atau peminjaman uang
dalam jangka pendek (satu tahun atau kurang dari satu tahun) untuk
memobilisasi sumber dana jangka pendek dan me-manage likuiditas
secara efisien, dapat memberikan keuntungan dan sesuai dengan syariah.

6
Adapun barang yang ditransaksikan dalam pasar secara kertas
berupa surat utang atau janji untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada waktu tertentu pula. Surat-surat berharga yang diperdagangkan di
dalam pasar uang bervariasi, dapat surat berharga yang berjangka kurang
dari satu tahun sampai dengan surat berharga yang berjangka lima tahun,
tetapi pada kenyataannya sebagian besar aktiva keuangan yang
diperdagangkan di pasar uang adalah surat berharga yang berjangka
kurang dari satu tahun.1

2. Perbedaan Pasar Uang Syariah dan Konvensional

Pada dasarnya, pasar uang syariah dan pasar uang konvensional


memiliki beberapa fungsi yang sama, yaitu:

a) Merupakan instrumen likuiditas yang fungsinya memudahkan perbankan yang


mengalami kesulitan likuiditas,baik berupa kekurangan maupun kelebihan likuiditas.
Jika bank memiliki kelebihan likuiditas, ia dapat menggunakan instrumen pasar
uang untuk menginvestasikan dananya. Apabila kekurangan likuiditas, ia dapat
menerbitkan instrumen yang dapat dijual untuk mendapatkan dana tunai
b) Memiliki jangka waktu paling lama 90 hari atau merupakan jenis investasi jangka
pendek.

pembayaran dapat dilakukan dengan nota kredit melalui kliring atau bilyet
giro Bank Indonesia atau transfer dana secara elektronis.

Adapun perbedaan yang mendasar di antara keduanya, yaitu sebagai

1) PUAS tidak mendasarkan transaksinya pada suku bunga,


tetapi pada pola bagi hasil, sedangkan PUAB seluruhnya
mendasarkan transaksinya pada suku bunga.

1
Mia Lasmi Wardiyah,Manajemen Pasar Uang dan Pasar Modal,(Bandung:Pustaka
Setia,2017),hlm.229

7
2) Peserta PUAS meliputi bank syariah dan bank
konvensional, sedangkan peserta PUAB hanya bank
konvensional.
3) Peranti yang digunakan dalam PUAS adalah sertifikat
IMA, sedangkan peranti yang umum digunakan dalam
PUAB adalah promes atau promisary notes.
4) Sertifikat IMA sebagai peranti utama PUAS hanya dapat dialihkan 1
kali, sedangkan promes dapat dipindah tangankan berulang-ulang
selama belum jatuh tempo.
5) Dalam perhitungan imbalan peranti utama, PUAS tidak
mengikutkan komponen bunga, sedangkan dalam PUAB,
bunga merupakan komponen utama perhitungan imbalan.
6) Risiko yang timbul dari aktivitas transaksi pada PUAS relatif jauh
lebih kecil daripada risiko transaksi PUAB.
7) Sertifikat IMA sebagai peranti utama PUAS diterbitkan sebagai
tanda bukti penyertaan dalam suatu proyek investasi sehingga
hanya dapat dipindahtangankan satu kali, sedangkan promes
merupakan suatu negotiable instrument yang tidak membatasi para
pihak dalam menegosiasikannya hingga waktu jatuh tempo
berakhir.2
3. Tujuan Pasar Uang Syariah

Tujuan pasar uang adalah memberikan alternatif, baik bagi lembaga


keuangan bank maupun bukan bank untuk memperoleh sumber dana
atau menanamkan dananya sesuai dengan syariat Islam. Tanpa adanya
pasar keuangan ini, peminjam uang (kreditor) akan mengalami kesulitan dalam
menemukan debitur yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepadanya.
Perantara seperti bank membantu dalam melakukan proses ini, yaitu bank
menerima deposito dari nasabahnya yang memiliki uang untuk ditabung,
kemudian bank dapat meminjamkan uang ini kepada orang yang berniat untuk
meminjam uang.
2
Ibid,hlm.230-231

8
Dengan demikian, manfaat pasar uang adalah sebagai berikut:

1) Perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka


pendek;
2) Penghimpunan dana berupa surat-surat berharga jangka pendek;
3) Sumber pembiayaan bagi perusahaan untuk melakukan investasi;
4) Perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit
jangka pendek pada perusahaan di Indonesia.

kebutuhan akan adanya pasar uang dilatarbelakangi adanya kebutuhan


untuk mendapatkan sejumlah dana dalam jangka pendek atau sifatnya
harus segera dipenuhi.

Pasar uang juga merupakan sarana pengendali moneter (secara tidak


langsung) oleh otoritas moneter dalam melaksanakan operasi terbuka
karena di Indonesia pelaksanaan operasi pasar terbuka oleh bank sentral,
yaitu Bank Indonesia dilakukan melalui pasar uang dengan Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) sebagai
instrumennya.

B. Prinsip Syariah dalam Pasar Uang

Landasan atau dalil yang dijadikan dasar atas diperbolehkannya


pelaksanaan pasar uang dengan prinsip syariah adalah sebagai berikut.

1. Firman Allah SWT.Allah SWT. berfirman:


ۗ ‫َواَ َح َّل هّٰللا ُ ْال َبي َْع َو َحرَّ َم الرِّ ٰب‬
 .... ‫وا‬

Artinya :

... Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba .... "(Q.S. Al

-Baqarah [2]:275).

 ‫اض ِّم ْن ُك ْم‬ َ ‫ٰ ٓيا َ ُّي َها الَّ ِذي َْن ٰا َم ُن ْوا اَل َتْأ ُكلُ ْٓوا اَ ْم َوالَ ُك ْم َب ْي َن ُك ْم ِب ْالبَاطِ ِل ِآاَّل اَنْ َت ُك ْو َن ت َِج‬
ٍ ‫ار ًة َعنْ َت َر‬

9
Artinya:

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan


harta sesamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu ....
"(Q.S. An-Nisa' [4]:29)

2. Hadis Nabi

Ada beberapa hadis nabi yang berkaitan dengan pasar uang syariah,
yaitu sebagai berikut.

a) Riwayat Tirmidzi dari 'Amr bin 'Auf, yaitu "Kaum muslimin terikat dengan
syarat-syarat yang mereka buat, kecuali syarat mengharamkan yang halal
atau menghalalkan yang haram."
b) Riwayat Muslim, Tirmidzi, An-Nasa'i, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari Abu
Hurairah Rasulullah SAW. melarang jual beli yang mengandung gharar"
c) Riwayat Ibnu Majah dari 'Ubadah bin Shamit, riwayat Ahmad dari
Ibnu 'Abbas dan riwayat Imam Malik dari Yahya "Tidak boleh
membahayakan orang lain dan menolak bahaya dengan bahaya." 3
3. Kaidah Ushul

Kaidah yang
menyatakan segala sesuatu urusan muamalah hukumnya mubah
sehingga ada dalil yang mengharamkannya. Juga kaidah yang
menyatakan bahwa tindakan seorang pemegang otoritas harus mengikuti
perkembangan maslahat yang berlaku, ataupun kaidah yang menyatakan
pencegahan dari kerusakan lebih diutamakan dari menolak suatu
mafsadah. Oleh karena itu,Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas
perbankan di Indonesia memiliki kewenangan untuk membatasi jual beli
instrumen sertifikat IMA di pasar sekunder untuk mencegah kesan
terjadinya jual beli yang dapat mengarah pada tindakan spekulatif. 4

3
Ibid,hlm.234
4
Ibid,hlm.234

10
4. Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Pasar Uang

Berdasarkan prinsip syariah latar belakang dikeluarkannya fatwa


Dewan Syariah Nasional No. 37/DSN-MUI/X/2002, pasar uang antarbank
berdasarkan prinsip syariah adalah atas pertimbangan berikut.

a) Bank syariah dapat mengalami


kekurangan likuiditas disebabkan oleh
perbedaan jangka waktu antara
penerimaan dan penanaman dana atau
kelebihan likuiditas yang dapat terjadi
karena dana yang terhimpun belum dapat
disalurkan kepada pihak yang
memerlukan.
b) Dalam rangka peningkatan efisiensi
pengelolaan dana, bank yang melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah memerlukan adanya pasar uang
antar bank.
c) Untuk memenuhi keperluan itu, dipandang
perlu penetapan fatwa tentang pasar uang
antarbank berdasarkanprinsip syariah.

Di antara keputusan fatwa Dewan Syariah Nasional No.


37/DSNMUI/X/2002 tentang pasar uang antarbank berdasarkan prinsip
syariah adalah sebagai berikut.5

1. Ketentuan Umum

Ketentuan Umum, meliputi:

1) Pasar antar bank yang tidak dibenarkan menurut syariah, yaitu


pasar uang antar bank yang berdasarkan bunga;

5
Ibid,hlm.234

11
2) Pasar uang antar bank yang dibenarkan menurut svariah, vaitu
pasar uang antar bank yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
3) Pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syarian adalan
kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antar peserta pasar
berdasarkan prinsip-prinsip syariah;
4) Peserta pasar uang sebagaimana tersebut dalam butir adalah: (a)
banksyariah sebagai pemilik atau penerima dana; dan (b) bank
konvensional hanya sebagai pemilik dana.6
2. Ketentuan Khusus

Ketentuan Khusus, meliputi:

1) Akad dapat digunakan dalam pasar uang antar bank


berdasarkan prinsip syariah adalah mudharabah musyarakah,
qard,wadi’ah,Ash-Sharaf.
2) Pemindahanan instrumen pasar uang sebagaimana tersebut dalam
butir menggunakan akad-akad syariah yang digunakan dan hanya
boleh dipindahtangankan sekali.7

Melihat akad yang digunakan dalam pasar uang syariah adalah akad
mudharabah, musyarakah, qard, wadi’ah dan al-sharf yang tidak
mengandung riba. Dilihat dari kebutuhan bank syariah terhadap pasar
uang, yang mana tugas utama manajemen bank syariah adalah
memaksimalkan laba, meminimalkan risiko, dan menjamin tersedianya
likuiditas yang cukup. Tanpa adanya fasilitas pasar uang bank akan
menghadapi masalah, mengingat perbankan sulit menghindari posisi
keuangan yang mismatched. Untuk memanfaatkan dana, bank dapat
melakukan investasi jangka pendek di pasar uang. Sebaliknya, untuk
memenuhi kebutuhan dana yang likuiditas jangka pendek karena
mismatch, bank juga dapat memperolehnya di pasar uang. 8

6
Ibid,hlm.235
7
Ibid,hlm.235
8
Sarmiana Batubara,Transaksi Pasar Uang pada Perbankan Syaraiah,jurnal Ekonomi
Islam Edisi Vol.1,Nomor.2,2020,hlm.107

12
Implikasi adanya fatwa Dewan Syariah Nasional No. 37 tentang pasar
uang antarbank berdasarkan prinsip syariah ini adalah karena dalam
pasar uang antarbank berdasarkan prinsip syariah tidak dibenarkan
menggunakan bunga, dapat diganti dengan menggunakan alternatif akad-
akad lain berikut.

a) Mudharabah, yaitu akad kerja sama suatu usaha antara dua pihak
yang pihak pertama (malik, shahib al-maal) menyediakan seluruh
modal, sedangkan pihak kedua (‘amil, mudharib, nasabah)
bertindak selaku pengelola, dan keuntungan usaha dibagi di antara
mereka sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam
kontrak.
b) Musyarakah, yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau lebih
untuk usaha tertentu, yang masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana (modal) dengan ketentuan bahwa keuntungan dan
risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
c) Al-Qardh, yaitu akad pembiayaan kepada nasabah tertentu dengan
ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang
diterimanya kepada lembaga keuangan syariah pada waktu yang
telah disepakati oleh lembaga keuangan syariah dan nasabah.
d) Wadiah (titipan uang, barang dan surat-surat berharga), yaitu akad
seseorangkepada yang lain dengan menitipkan suatu benda untuk dijaga
secaralayak (sebagaimana halnya kebiasaan).
e) Ash-Sharf (jual beli valuta asing).9

5. Hal-hal yang Dilarang Dilakukan dalam Pasar Uang Syariah

Hal-hal yang dilarang dilakukan dalam pasar modal dan pasar uang
syariah menurut Fatwa DSN-MUI No. 80 tahun 2011 adalah sebagai
berikut.

a) Manipulasi (Tadlis)
9
Mia Lasmi Wardiyah,op.cit.hlm.237

13
Manipulasi merupakan
tindakan menyembunyikan kecacatan objek akad yang dilakukan oleh
penjual untuk mengelabui pembeli seolah-olah objek itu tidak cacat.Praktik
tadlis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) menyembunyikan cacat
barang; (2) menghiasi dan memperindahnya dengan sesuatu yang
menyebabkan harganya bertambah. Tadlis di pasar modal biasanya
berkaitan dengan transparansi informasi dan emiten berisiko tinggi.

DSN-MUI mengklarifikasi tindakan yang termasuk dalam tadlis di pasar modal, yaitu
sebagai berikut.

1) Front running, yaitu tindakan anggota bursa efek yang melakukan


transaksi lebih dahulu atas suatu efek tertentu, atas dasar
adanya informasi bahwa nasabahnya akan melakukan
transaksi dalam volume besar atas efek yang diperkirakan
memengaruhi harga pasar, tujuannya untuk meraih
keuntungan atau mengurangi kerugian.
2) Misleading information (informasi menyesatkan), yaitu
membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang
secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga
memengaruhi harga efek di bursa efek.
b) Taghir

Taghir merupakan upaya memengaruhi orang lain, baik dengan ucapan


maupun tindakan yang mengandung kebohongan, agar orang lain
terdorong untuk melakukan transaksi. Taghir dikaitkan dengan
perilaku spekulasi yang tidak wajar. Hukum Islam menolak kontrak
yang mengandung elemen spekulasi yang signifikan (gharar fahish)
karena tidak adanya pertukaran harta yang sepadan. Oleh karena itu,
Islam secara tegas melarang semua bentuk permainan undian dan
perjudian.

14
Spekulasi dalam Islam sering diidentikkan dengan istilah gharar dan
maisir/qimar.

1) Gharar adalah setiap aktivitas yang di dalamnya mengandung


elemen ketidakpastian, risiko permainan, informasi yang tidak
akurat, kontrak yang rumit, ketidakjelasan, atau tipu daya.
2) Maisir dan qaimar termasuk bagian dari transaksi yang
mengandung gharar. Kata maisir/qimar secara bahasa berarti
perjudian.
B. Instrumen yang Ditawarkan dalam Pasar Uang Syariah

Jenis-jenis Instrumen Pasar Uang yang ditawarkan dalam pasar uang


dengan sistem Syariah di Indonesia, yaitu Sertifikat Bank Indonesia
Syariah SBIS, Repurchase Agreement (Repo) SBIS, Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN), Repurchase Agreement (Repo) SBSN,
Instrument Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS ), dan surat berharga
lain yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan.

1) Sertifikat Bank Indonesia Syariah atau SBIS adalah surat berharga


berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata
uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
2) Repurchase Agreement SBIS yang disebut Repo SBIS adalah
transaksi pemberian pinjaman oleh Bank Indonesia kepada Bank
Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS) dengan
agunan SBIS(collateralized borrowing)
3) SBSN atau Surat Berharga Syariah Negara adalah surat berharga
negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti
atas bagian penyertaan terhadap asset SBSN dalam mata uang
rupiah.
4) Repo SBSN adalah transaksi penjualan SBSN oleh bank kepada
Bank Indonesia dengan janji Pembelian kembali sesuai dengan
harga dan jangka waktu yang disepakati dalam rangka standing
facilities syariah.

15
PUAS atau Instrumen Pasar Uang Syariah adalah kegiatan transaksi
keuangan jangka pendek antarbank berdasarkan prinsip syariah baik
dalam rupiah maupun valuta asing.Surat berharga lain yang berkualitas
tinggi dan mudah dicairkan yaitu surat berharga dalam mata uang rupiah
yang diterbitkan oleh badan hukum lain yang mempunyai peringkat tinggi
berdasarkan hasil penilaian lembaga pemerintah yang diakui Bank
Indonesia.

Kebijakan mengenai pasar uang


syariah di Indonesia didasarkan pada
Peraturan Bank Indonesia No
:10/36/PBI/2008 Tanggal 10 Desember
2008 tentang Operasi Moneter Syariah
yang merupakan pengejawatan
pengendalian moneter berdasarkan
prinsip-prinsip syariah dalam rangka
mendukung tugas bank Indonesia dalam
menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter.10

10
Direktorat Operasional KJAI,”Pentingnya Akuntansi Keuangan dan Standar
Akuntansi” (https://jagoakuntansi.com/2017/10/25/pasar-uang-syariah/ diakses pada 28 oktober
2022)

16
BAB III PENUTUP

A. KESIMPILAN
1. Pasar uang adalah mekanisme untuk memperdagangkan dana
jangka pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang dari satu tahun.

2. Peserta dalam pasar uang adalah lembaga keuangan, perusahaan


besar, lembaga pemerintah dan individu yang memerlukan dana

17
jangka pendek dan biasanya pembelian
surat-surat berharga.
3. Jenis-jenis instrument pasar uang yang
ditawarkan dalam pasar uang dengan
sistem syariah di Indonesia, antara lain:
a) Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)
b) Repurchase Agreement (Repo) SBIS
c) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
d) Repurchase Agrement (Repo) SBSN
4. Pasar uang konvensional instrument yang diterbitkan adalah
instrument utang yang dijual dengan diskon dan didasarkan atas
perhitungan bunga. Sedangkan pasar uang syariah dilandasi oleh
akad mudharabah, musyarakah, qard, wadhi’ah an al-sharf
tergantung pada kesepakatan pihak yang terkait dan kebutuhan
masing-masing. Instrument yang dijual di pasar konvensional adalah
surat berharga yang mewakili uang di mana unit yang satu memiki
kewajiban kepada unit yang lain. Sedangkan penciptaan instrument
keuangan syariah harus didukung oleh aktiva, proyek aktiva atau
transaksi jual beli yang melatarbelakanginya. Peranti keuangan
syariah harus dibentuk melalui sekuritisasi aktiva atau proyek aktiva
yang merupakan bukti penyertaan musyarakah (management share)
yang meliputi modal tetap dengan hak mengelola, mengawasi dan
hak suara dalam pengambilan keputusan, atau dalam bentuk
penyertaan mudharabah (participation share) yang mewakili modal
kerja, dengan hak atas modal dan keuntungan dari modal tersebut
tanpa adanya hak suara.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. E-BOOK

Wardiyah Lasmi Mia.2017.Manajemen Pasar Uang dan Pasar


Modal.Bandung:Pustaka Setia.

2. JURNAL

Sarmiana .2020.Transaksi Pasar Uang pada Perbankan Syariah.jurnal


Ekonomi Islam,1(2):107

3. ARTIKEL

KJAI Direktorat Operasional.2017.” Pentingnya Akuntansi


Keuangan dan Standar Akuntansi”,
(https://jagoakuntansi.com/2017/10/25/pasar-uang-syariah/ ,diakses pada
28 oktober 2022)

19

Anda mungkin juga menyukai