Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 5

MAKALAH

’’ PASAR UANG SYARIAH ’’


MATA KULIAH : PASAR UANG DAN PASAR MODAL
DOSEN PEMBIMBING : Mustafa Kamal, S.E.Sy, M.Si

DI SUSUN OLEH :
ALDI : 19100915302116
ENDANG MAIRANI : 19100915302132

PROGRAM STUDI : S1 MANAJMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


BANGKINANG
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah


SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidakakan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya
di akhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikanpembuatan makalah sebagai
tugas dari mata kuliah Sistem Lembaga Keuangan Syariah dengan judul
“Pasar Uang Syariah”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih
baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, semoga makalah ini dapat
bermanfaat kepada banyak orang dan semoga dengan pembuatan makalah ini
juga menjadi acuan dan pembelajaran untuk lebih baik lagi dalam membuat
makalah.Terima kasih.

Makassar 20 okt 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ........................................................................................... 4

1.2. Rumusan masalah .......................................................................................4

1.3. Tujuan .........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pasar Modal Syariah..................................................................5

2.2. Payung Hukum Pasar Uang Syariah..........................................................5

2.3. Ciri-ciri Pasar Uang Syariah.............. ..............................................6

2.4. Perbedaan Pasar Uang Syariah Dengan Konvensiona................................7

2.5. Mekanisme Pasar Uang Syariah.........................................................8

2.6. Perkembangan Pasar Uang Syariah...........................................................9

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan.............................................................................................11

3.2. Saran.........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Investasi modal diperlukan. Ini disebut investasi karena menunda


konsumsi saat ini untuk mendapatkan konsumsi masa depan. Pada dasarnya,
investasi melibatkan menginvestasikan uang (modal) dalam berbagai alternatif
aset, yang diharapkan memberikan hasil dalam bentuk pengembalian. Namun,
tidak semua investasi selalu menghasilkan pengembalian yang diharapkan.
Karena berinvestasi selalu melibatkan ketidakpastian dan risiko, dan terkadang
tidak dapat dihindari.

Pada dasarnya, investasi dapat dibagi menjadi dua jenis investasi.


Pertama, aset riil juga disebut investasi langsung. Aset riil adalah investasi
yang dilakukan dalam bentuk barang modal seperti tanah, bangunan, emas,
mesin, dan perusahaan. Kedua, aset keuangan yang biasa disebut sebagai
investasi tidak langsung. Investasi dalam bentuk saham, obligasi, surat
berharga, dan deposito.

1.2. Rumusan masalah

1. Apa itu Pasar Uang Syariah ?

2. Bagaimana ciri-ciri Pasar Uang Syariah ?

3. Apa Perbedaan Pasar Uang Syariah Dengan Konvensional ?

4. Perkembangan Pasar Uang Syariah ?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu pasar uang

2. Untuk mengetahui apa fungsi, peserta dan tujuan pasar uang

3. Untuk mengetahui perbedaan pasar uang dan pasar moda

4. Untuk mengetahui siapa saja yang menjadi peserta pada pasar uang

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pasar Uang Syariah

Soemitro (2017) menyatakan bahwa pasar uang syariah ialah


mekanisme atau prosedur yang memungkinkan lembaga
keuangan syariah untuk memakai instrumen pasar dengan menggunakan
prosedur yang telah ditetapkan dan sesuai dengan prinsip syariah untuk
mengatasi persoalan kelebihan likuiditas maupun kekurangan likuiditas.

Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS) adalah kegiatan transaksi


keuangan jangka pendek antar bank berdasarkan prinsip syariah baik dalam
rupiah maupun dalam valuta asing.

Fungsi pasar uang yang sangat berkaitan erat dengan dunia perbankan
dan moneter merupakan fungsi likuiditas, fungsi sebagai wadah penyaluran
kebijakan dan fungsi informasi.Dalam kaitan dengan fungsi likuiditas, semua
pihak termasuk perusahaan, lembaga keuangan dan masyarakat dapat
menggunakan pasar uang untuk keperluan mengelola uang sekaligus
memperoleh pendapatan.

2.2. Payung Hukum Pasar Uang Syariah

Pasar uang yang dibolehkan hanya pasar uang yang tidak


menggunakan sistem bunga, hal ini untuk menghindari dari riba nasi‟ah
karena kerugian (bahaya) dari bunga itu lebih besar daripada keuntungan
(mashlahah) nya. Selain itu karena dalam Islam melarang adanya jual-
beli uang sebagai komoditi atau spekulasi.

Dasar Hukum :

- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah


diubah dengan UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998

- Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara

5
- Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Regulasi Terkait :

- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/2/DPM 2012 perihal Sertifikat


Investasi Mudharabah Antar Bank

- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/3/ DPM 2012 perihal Sertifikat
Perdagangan Komoditi Berdasarkan Prinsip Syariah Antar Bank

Regulasi Bank Indonesia :

- Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/1/PBI/2012 Tentang Perubahan atas


Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/5/PBI/2007 Tentang Pasar Uang Antar
Bank Berdasarkan Prinsip Syariah

- Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/5/PBI/2007 Tentang Pasar Uang Antar


Bank Berdasarkan Prinsip Syariah

- Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 21/55/KEP/DIR/1988


tentang Pasar Uang Dan Penempatan Dana Antar Bank

- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/1/DPM 2012 perihal Pasar Uang
Antar Bank Berdasarkan Prinsip Syariah

- Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 21/32/UPG 1998 perihal Pasar Uang
Dan Penempatan Dana Antar Bank

2.3. Ciri-ciri Pasar Uang Syariah

 Pasar uang tidak terikat pada tempat Ciri pertama dari pasar uang
adalah tidak memiliki lokasi atau tempat fisik bertemunya penjual,
perantara, dan calon pembeli. Karena itu, pasar uang sering disebut
sebagai tempat abstrak. Pasalnya, transaksi dalam pasar uang yang
dilaksanakan secara Over the Counter Market (OCTC). Artinya,
kegiatan jual-beli dilakukan dibalik meja kerja atau ruangan masing-
masing para pelaku.
 Tidak terorganisir Karena ketiadaan tempat transaksi khusus dan
otoritas langsung yang mengatur, pengelolaan pasar uang menjadi
kurang terorganisir. Meskipun begitu, keberlangsungan pasar uang
tetap diawasi dan dipayungi hukum turunan bank sentral setiap negara.

6
 Instrumen jangka pendek Ciri selanjutnya dari pasar uang adalah
memiliki jangka waktu singkat yaitu mulai dari overnight hingga satu
tahun. Untuk itu, instrumen yang diperdagangkan dalam pasar uang
adalah bersifat jangka pendek dengan likuiditas primer.
 Pasar uang untuk tujuan jangka pendek Pencari modal lewat pasar
uang membutuhkan dana yang dapat dicairkan atau digunakan dengan
segera karena ditujukan untuk membiayai kebutuhan jangka pendek.
 Imbal hasil dan risiko pasar uang rendah Setiap investasi memiliki
karakteristik alamiah yang sejajar yakni tingkat risiko (risk) akan
berimbang dengan nilai manfaat (return) yang diterima. Pasar uang
memiliki risiko harga rendah dan juga biaya yang rendah karena tempo
pembiayaan yang singkat.

2.4. Perbedaan Pasar Uang Syariah Dengan Konvensional

Konvensional

 Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Surat utang yang diterbitkan oleh


Bank Indonesia untuk dieksekusi dengan jumlah tertentu yang
jatuh tempo kepada pemegangnya pada tanggal tertentu. Produk ini
memiliki masa kadaluarsa tidak lebih dari 1 tahun.
 Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) Surat berharga jangka pendek
yang dapat diperdagangkan secara diskonto di Bank Indonesia atau
agen diskonto yang ditunjuk oleh BI.
 Sertifikat Deposito Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh bank
pada saat kedatangan ditandai dengan jumlah, periode, dan tingkat
bunga tertentu. Bukti Setoran adalah deposito berjangka yang
memungkinkan Anda untuk menjual Bukti Setoran. Fitur pembeda
terbesar dari deposito berjangka adalah bahwa mereka dapat
ditransfer atau dijual melalui lembaga keuangan lain sebelum jatuh
tempo.
 Comercial Paper Bill of exchange tanpa jaminan diterbitkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual
kepada investor di pasar uang jangka pendek.
 Call Money Meminjam dana secara jangka pendek dari satu bank
ke bank lain
 Repurchase Agreement Jual menjual surat berharga dengan
perjanjian (sebelumnya) pihak yang menjual akan kmebali
memnbeli sesuai perjanjian diawal.
 Banker's Acceptence Alat pasar uang yang digunakan untuk
memberikan kredit kepada eksportir atau importir untuk membayar
barang tertentu atau membeli mata uang asing.

7
Instrumen pasar uang syariah, diantaranya:

 Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Berdasarkan prinsip Syariah


dalam mata uang rupiah, merupakan surat berharga jangka pendek yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia.
 Repurchase Agreement (Repo) SBIS Transaksi pinjaman diperpanjang
dari BUS Bank Indonesia atau UUS ke agunan GBU (secured borrowing),
dalam hal ini kepemilikan surat berharga di tempat penyimpanan tetap
berada di tangan penjual.
 Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Surat Berharga Negara yang
diterbitkan berdasarkan prinsip Syariah sebagai bukti bunga atas aset
SBSN menggunakan mata uang rupiah ataupun valuta asing.
 Repurchase Agrement (Repo) SBSN SBSN menjual kepada Bank
Indonesia yang telah melakukan repurchase agreement dengan harga yang
disepakati dan jangka waktu pemenuhan syariah.
 Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) Jual beli keuangan antar bank
jangka pendek ini berdasarkan prinsip syariah baik dalam rupiah maupun
valuta asing. Instrumen yang digunakan pelaku pasar dalam perdagangan
Puas adalah Sertifikat Investasi Mudarava Antar Bank (SIMA) dan
Prinsip Syariah Antar Bank berdasarkan Sertifikat Transaksi Komoditas
(Sika).

2.5. Mekanisme Pasar Uang Syariah

Adapun mekanisme dan penyelesaian transaksi Investasi Mudharabah


AntarBankSyari’ah(IMA)dalampasaruang adalahsebagaiberikut:

 Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah (IMA) yang


diterbitkan oleh Bank Pengelola dana dalam rangkap tiga, lembar
pertama dan kedua tersebut wajib diserahkan kepada bank penanam
dana sebagai bukti penanaman dana, sedangkan lembar ketiga
digunakan sebagai arsip bagai bank penerbit dana.
 Bank penanam dana pada Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank
Syari’ah (IMA) melakukan pembayaran kepada bank penerbit
sertifikat IMA dengan mengunakan nota kredit melalui kliring, atau
Bilyet Giro Bank Indonesia dengan melampiri lembar kedua Sertifikat
Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah (IMA) atau

8
dengantransferdanaelektronik yangdisertaidenganpenyampaian lembar
kedua Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah (IMA)
kepada Bank Indonesia.
 Pemindahtanganan Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank
Syari’ah (IMA) hanya dapat dilakukan oleh pihak bank penanam dana
pertama, sedangkan bank penanam dana kedua tidak diperkenankan
untuk memindah tangankan kepada bank lain sampai berahirnya
jangka waktu, artinya sertifikatInvestasiMudharabah AntarBank
Syari’ah (IMA) hanya sekali dapat dipindahtangankan. Hal ini
dimaksudkan agar Bank Penerbitsertifikat IMA dapat melakukan
pembayaran kepada bank yang berhak, oleh karena itu bank pemegang
sertifikat terakhir wajib memberitahukan kepemilikan sertifikat
tersebut kepada bank penerbit Investasi Mudharabah Antar Bank
Syari’ah (IMA) IMA.
 Kemudian pada saat sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank
Syari’ah (IMA) jatuh tempo, penyelesaian transaksi dilakukan oleh
bank Penerbit Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah
(IMA) dengan melakukan pembayaran kepada pemegang sertifikat
terakhir sebesar nilai nominal Investasi (face Value) dengan
menggunakan nota kredit melalui kliring,menggunakan Bilyet Giro BI
atau menggunakan transfer dana secara elektronik. Sedangkan imbalan
Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syari’ah (IMA) akan
dibayar pada hari kerja pertama bulan berikutnya.

2.6. Perkembangan Pasar Uang Syariah

Perkembangan pasar uang syariah di indonesia jauh tertinggal oleh


pasar uang konvesional,  pasar uang syariah volumnya masih jauh
tertinggal, paling tinggi volumenya Rp 1triliun, nominalnya itu ya Rp600-
800 miliar, tapi kalau konvesional mbbisa di atas Rp 10-15 trilun, Harapan
BI ( Bank Indonesia ), lembaga keuangan syariah harus lebih aktif dalam
menjalankan perannya di pasar keuangan syariah di indonesia. Salah
satunya adalah mengemas produk-produk perbankan dengan lebih bagus.

9
Pengembangan instrumen pasar uang syariah jangka pendek dan
standar pengaturan lembaga keuangan syariah merupakan 2 (dua) aspek
utama yang perlu terus diperluas dalam menjaga Stabilitas Sistem
Keuangan (SSK) menghadapi ketidakpastian global akibat normalisasi
kebijakan moneter Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya. Hal ini
mengemuka dalam rangkaian Sidang 28th Governing Board dan 13th
General Assembly - International Islamic Liquidity Management (IILM)
serta Islamic Financial Services Board (IFSB) 40th Council Meeting pada
9 Juni 2022 di Abu Dhabi, UAE yang dihadiri oleh Gubernur Bank
Indonesia.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

10
Pasar uang (money market) adalah mekanisme untuk
memperdagangkan dana jangka pendek, yaitu dana berjangka waktu kurang
dari satu tahun. Kegiatan di pasar ini juga terjadi karena ada dua pihak, pihak
pertama yang kekurangan dana yang sifatnya jangka pendek, pihak kedua
memiliki kelebihan dana dalam waktu jangka pendek juga. Mereka itu
dipertemukan di dalam pasar uang, sehingga unit yang kekurangan
memperoleh dana yang di butuhkan, sedangkan unit yang kelebihan
memperoleh penghasilan atas uang yang lebih tersebut.

Pasar modal adalah pasar yang beroperasi secara terorganisir dimana


terdapat aktivitas perdagangan surat-surat berharga seperti saham, ekuitas,
surat pengakuan hutang, obligasi, dan surat berharga lainnya yang diterbitkan
oleh pemerintah maupun perusahaan swasta dengan memanfaatkan jasa
perantara, komisioner, dan underwriter.

3.2 Saran

Diharapkan agar penelitian selanjutnya, dapat memasukkan beberapa

determinan dari sektor perbankan Indonesia ke dalam model Money demand

tersebut.

Intervensi terhadap kurs tetap perlu dilakukan apabila nilai tukar

mengalami apresiasi atau depresiasi melebihi ambang batas. Meskipun

Indonesia sudah menerapkan sistem devisa bebas dan sistem kurs

mengambang, namun Bank Indonesia tetap perlu mengatur pemanfaatan valas.

Sehubungan dengan itu perlu diterapkan beberapa kebijakan stabilisasi nilai

tukar rupiah seperti penurunan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) valas bank

umum

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, S., & Dkk. (1998). Perangkat Analisis dan Teknik Analisis di

Pasar Modal Indonesia. PT Bursa Efek Jakarta.

11
Ahmad, A. U., Abdullah, A., Abdullahi, A. T., & A M Umar, A. (2015). Stock

Market Returns and Macroeconomics Variables in Negeria: Testing for

Dynamic Linkages with a Structural Break. Journal of Economics,

Business and Management, 2(8A), 816–828.

Anoraga, & Pakarti. (2001). Pengantar Pasar Modal (Edisi Revi). Rineka

Cipta.

Asmara, I. P. W. P., & Suarjaya, A. A. G. (2018). Pengaruh Variabel Makro

Ekonomi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. E-Jurnal Man,

7(3), 1397–1425.

Astuti, R., Apriatni, E. P., & Susanta, H. (2013). Analisis Pengaruh Tingkat

Suku Bunga ( SBI ), Nilai Tukar ( Kurs ) Rupiah , Inflasi , Dan Indeks

Bursa Internasional Terhadap IHSG (Studi Pada IHSG Di BEI Periode

2008-2012). Diponegoro JournalOf Social And Politic Of Science, 1–

8.

Boediono. (1995). Ekonomi Makro. BPFE.

Boediono. (2004). Pengantar Ilmu Ekonomi Moneter (Edisi 3). BPFE.

12

Anda mungkin juga menyukai