Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL

REVIEW

SEJARAH ISLAM

(Peran Dinasti Abbasiyah terhadap Peradaban Dunia, Iqbal, 2015)

Dosen Pengampu: Ika Purnamasari,Spd,M.Si

Mata Kuliah: Sejarah Islam

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya,
sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Joernal Review ini dengan baik. Adapun dalam
penyelesaian Critical Joernal Review ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Terimakasih
saya ucapkan kepada ika purnamasari S.Pd, M.Si selaku dosen yang telah mengajarkan mata
kuliah Sejarah islam, yang telah mengajari penulis dalam penyusunan Critical Jorenal Review
ini.

Critical Joernal Review ini bersikan tentang kritik terhadap jurnal yang satu dengan
jurnal uang lainnya. Kiranya Critical Jorenal Review ini dapat diterima dengan baik, walaupun
di dalamnya masih banyak kekurangan. Demikian juga dalam penyusunan Critical Jorenal
Review ini yang jauh dari sempurna. saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
baik dari segi penyusunan kata, bahasa, isi maupun segi lainnya. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga saya dapat
memperbaiki Critical Jorenal Review ini menjadi lebih baik.

Saya berharap, semoga Critical Joernal Review dapat membantu dan menambah
wawasan pembaca tentang Peran Dinasti Abbasiyah terhadap Peradaban Dunia. Akhir kata saya
ucapkan sekian dan terima kasih.

Medan, oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................................1

BAB II RINGKASAN JURNAL.................................................................................................2

A. Identitas Jurnal Utama dan Pembanding............................................................................2


B. Ringkasan Jurnal Utama dan Pembanding.........................................................................3

BAB III PEMBAHASAN............................................................................................................9

A. Relevansi antara Topik Jurnal dengan Karya-Karya Penulis.............................................9


B. Pokok-Pokok Argumentasi Penulis dalam Pendahuluan...................................................9
C. Pemilihan Serta Cakupan Kajian Teori..............................................................................9
D. Metodelogi Penelitian.........................................................................................................9
E. Kerangka Berpikir Penulis...............................................................................................10
F. Kesimpulan dan Saran diajukan Penulis..........................................................................10
G. Kritik.................................................................................................................................10

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................11

A. Kesimpulan.......................................................................................................................11
B. Saran.................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Critical Jurnal Review(CJR) sangat penting untuk perkembangan di masa sekarang dan yang
akan datang, karena dengan mengkritik suatu Jurnal mahasiswa dan mahasiswi dapat
membandingkan dua jurnal dengan tema ataupun Topik yang sama antara Jurnal. Sehingga
mahasiswa dapat lebih memahami suatu materi yang terdapat pada kedua Jurnal kemudian
setelah mengkritik Jurnal diharapkan mahasiswa/i untuk dapat membuat Jurnal dengan sistem
penulisan yang baik dan benar.

Adapaun tujuan penulis di dalam makalah ini untuk menguraikan 2 jurnal serta perbedaan
antara kedua jurnal tersebut, hal ini dilakukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Islam
yang dimana tujuannya untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa di dalam menilai sebuah
Jurnal. Pemilihan kedua jurnal yang di Kritik sudah sesuai dengan Materi yang diajarkan pada
Mata Kuliah Sejarah Islam.

1
BAB II

RINGKASAN JURNAL

A. Identitas Jurnal
1. Jurnal Utama
Judul : Peran Dinasti Abbasiyah terhadap Peradaban Dunia
Penulis : Iqbal
Penerbit : Iain palangka raya
Terbitan jurnal : 2 Desember 2015
Nama jurnal : Jurnal studi agama dan masyarakat
Volume jurnal 11
Nomor Jurnal 2
ISSN jurnal : 1829-8257

2. Jurnal Pembanding
Judul :Dinasti Abbasiyah: Kemajuan Perdaban Islam, Pendidikan,
Kebangkitan Kaum Intelektual
Penulis : Nunzairina
Penerbit :Program Studi Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia
Terbitan Jurnal 2020
Nama Jurnal : Jurnal Perdaban Islam
Volume Jurnal 3
Nomor Jurnal 2
ISNN Jurnal : 2580-8311

2
B. Ringkasan Jurnal

1. Jurnal Utama “Peran dinasti abbasiyah terhadap Peradaban dunia”

Pendahuluan
Islam sebagai agama yang benar, tentu membawa ajaran yang sesuai dengan realitas serta
prinsip kemanusiaan yang menjujung tinggi harkat, martabat, serta derajat umat manusia yang
berada dalam kegelapan. Islam datang membawa petunjung, agar umat manusia yang berada
dalam kegelapan. Islam datang membawa petunjuk, agar umat manusia selamat dunia maupun
akhirat. Sejarah telah membuktikan bahwa islam pernah menjadi adikuasa di bumi ini. dengan
berdasarkan al-quran dan al-sunnah maka islam telah membuktikan kebenarannya, yang
membawa umat manusia dari tak beradab menjadi manusia yang memiliki peradaban tinggi.

Rasullah sebagai peletak dasar peradaban rasullah bahkan telah memberikan contoh
kepemimpinan yang baik kepadasegenap umat manusia. Al-quran dan sunnah merupakan asas
bagi peradaban islam. Peradaban islam mencapai puncak pada dinasti abbasiyah. Diasti
abbasiyah merupakan dinasti yang berkuasa setelah dinasti abbasiyah membangun peradaban
islam atas asas ilmu pengetahuan.

Hal ini dapat dianggap bahwa ternyata post modernisme telah ada jauh sebelum bangsa eropa
bangkit. Jika demikian berarti dinasti abbasiyah memiliki peranan penting dalam perkembangan
peradaban dunia, oleh karena para ilmuwan banyak muncul pada era dinasti abbasiyah. Hal ini
pun berlaku bagi dinasti abbasiyah. Meskipun dinasti abbasiyah merupakan puncak peradaban,
dinasti abbasiyah pun mengalami kemunduran dan kehancuran. Secara rasio, seseorang yang
telah mencapai puncak gunung, tentu suatu hari akan turun ke kaki gunung, karena ia tak dapat
lagi melanjutkan perjalanan, karena tak ada lagi temat di atas puncak gunung. Demikian pula
dengan dinasti abbasiyah. Sebuah dinasti yang mencakup puncaknya tentu secara perlahan akan
mengalami kemunduran dan kehancuran.

Kajian Teori

Cakupan kajian teori dan jurnal yang digunakan ini merupakan literatur atau referensi yang
sudah cukup lama, yakni tahun 2015. Jurnal ini membahas tentang Peran dinasti abbasiyah
terhadap reradaban dunia, jadi pemilihan serta cakupankajian teorinya sudah cukup baik. Namun
masi bisa ditambahkan dengan informasi informasi atau pembaruan terbaru mengenai
pembahasan topi.

Metodelogi Penelitian

Dalam rangka melakukan penelitian, penulisan melakukan suatu pendekatan yang sesuai
dengan studi dalam penyusunan tesis ini adalah pendekatan historis atau pendekatan sejarah, hal
ini sangat relaven dengan judul penelitian. Pendekatan historis atau pendekatan sejarah
merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan penelitian tentang

3
objek sejarah. Agar mampu mengungkapkan banyak dimensi dari peristiwa tersebut. Mengenai
pengumpulan data penulisan melakukan dalam bentuk library research, yakini mengumpulkan
beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah masalah yang akan dibahas baik buku dan
majala, maupun tulisan lain, yang akan dijadikan bahan acuan dalam penulisan ini.

Pembahasan

Sejarah berdirinya dinasti abbasiyah tentu tidak terlepas dari sejarah kemunduran dinasti
ummayyah. Sejarah kemunduran dinasti umayyah berawal dari bobroknya akhlak para pemimpin
dinasti bani ummayah. Empat pengganti khalifah setelah muawiyah dan abd. Malik kecuali
marwan yang menjadi khalifah terakhir terbukti tidak cakap atau bisa dikatakan tidak bermoral.
Bahkan para khalifah sebelum hisyam pun, yang dimulai oleh yazid I lebih suka berburu, pesta
minum, tenggelam dalam alunan musik dan puisi ketimbang membaca al-qur’an atau mengurus
persoalan negara.

Setelah itu, pada saat hisyam bin abdul malik memrintah pada tahun 105-125 H. – 723-742
M. daulah islam telah mengalami kemerosotan dan melemah. Hal ini terjadi karena fanatisme
antara orang orang arab selatan dan arab utara, secara khusus khurasan. Apalagi setelah hisyam
wafat pada tahun 125 H – 742 M. penguasa setelah itu yakni alid bin yazid bin abdul malik
dikenal sebagai sosok yang menuruti hawa nafsunya dan tindakan tindakan yang tidak pantas,
sehingga banyak manusia yang jengkel terhadapnya.

Melihat keadaan semangkin kacau, keluarga abbas pun memanfaatkan situasi dan
bergabung dengan pendukung ali dengan menekankan hak keluarga hasim. Dengan
memanfaatkan kekecewaan publik dan menampilkan diri sebagai pembela sejati agama islam
para keturunan abbas segera menjadi pemimpin gerakan anti umayyah. Kedatuan dinasti
ummayah semangkin dekat ketika terbentuk koalisi antara kekuatan syiah, khurasan dan
abbasiyah, yang dimanfaatkan oleh kelompok terakhir untuk kepentingan mereka sendiri.

Gerakan untuk mendirikan pemerintahan bani abbasiyah pun semangkin kuat. Pada tahun
129 H-446 M, mereka memproklamirkan berdirinya pemerintahan abbasiyah. Namun marwa
menangkap pemimpinnya yang bernama ibrahim lalu dibunuh. Setelah dibunuh pucuk gerakan
diambil alih oleh saudaranya yang bernama abdul abbas al-saffah yang berangkat bersama sama
dengan keluarganya menuju kufah. Dalam perkembangannya daulah abbasiyah di bagi menjadi
lima periode yakni,

 periode pertama (750 M – 847 M). yang para khalifah abbasiyah berkuasa penuh.
 Periode ke dua (847 M- 945 M) disebut periode pengaruh turki.
 Periode ke tiga (945 M – 1055 M). pada masa ini daulah abbasiyah di bawah
kekuasaan bani buwaihi.
 Periode ke empat (1055 M – 1194 M) dalam periode ini ditandai dengan kekuasaan
bani saljuk atas daulah abbasiyah.

4
 Periode ke lima (1194 M – 1258 M) periode ini khalifah abbasiyah tidak lagi berada
di bawah kekuasaan dinasti tertentu, mereka merdeka berkuasa akan tetapi hanya di
baghdad dan sekitarnya.
Pada periode pertama pemerintahan bani abbas mencapai masa keemasannya. Secara politis,
para khalifah adalah tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama
sekaligus. Periode ini juga berhasil menyapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu
pengetahuan dalam islam, meskipun filsafat dan dan ilmu pengetahuan terus berkembang.
Sebenarnya zaman keemasan bani abbas telah dimulai sejak pemerintahan khalifah abu ja’far al-
mansur akan tetapi popularitas daulah abbasiyah mencapai puncaknya pada masa khalifah harun
al-rashid (786-809 M). kekayaan banyak dimanfaatkan harun al-rashid untuk keperluan sosial.
Kemudian al-mu’mun pengganti harun al-rasyid, dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta
kepada limu filsafat. Pada masa pemerintahannya. Permulaan lahirnya ilmu pengetahuan
sebenernya telah lahir pada masa masa sebelum dinasti abbasiyah yang lebih tepat pada masa
yunani kuno, akan tetapi keilmuan keilmuan ini berkembang pesat pada masa daulah abbasiyah.
Padamasa ini manusia telah menemukan besi, tembaga, dan perak untuk berbgai peralatan.

Demikiannlah kemajuan peradaban islam pada masa dinasti abbasiyah. Selain apa yang
diungkapkan terdahulu, masi banyak kemajuan kemajuan dalam bidang lain, seperti bidang
kedokteran, filsaft, sastra yang melahirkan ulama ulama terkemuka seperti ibnu sina, al-kindi, al
ghazali, al farabi dan lain lain.

Berdirinya dinasti abbasiyah sendiri tidak lepas dari runtuhnya dinasti ummayah. Dinasti
ummayah runtuh akibat permasalahan internal, yaitu tidak mapannya para khalifah dalam
memimpin dinasti umayyah. Khalifah pada masa akhir dinasti ummayah hanya mementingkan
kehidupan dunia tanpa memikirkan aturan agama. Hal ini menimbulkan kemarahan publik
sehingga hal inpun dimanfaatkan oleh keturunan bani abbas untuk menarik simpati masyarakat
dengan cara bergabung dengan kelompok pendukung ali dan membesarkan nama mereka dengan
menyatakan sebagai pembela nabi dan agama.

Masa kejayaan dinasti abbasiyah mencapai puncaknya pada pemerintah harun al-rasyid (786-809
M). ilmu pengetahuan begitu berkembang, apalagi dengan gerakan penerjemahan naskah naskah
yunani. Hal ini pun pada akhirnya melahirkan para ulama ulam handal, seperti al-kindi, al farabi,
ibnu sina. Selain itu dibangun pula perpustakan baitul hikmah pada masa abu ja’far al-manshur
sehingga ilmu pengetahuan berkembang pesat seperti filsafat, matematika dan sastra. Selain itu
masi banyak lagi limu yang berkembang pada masa tersebut sehingga zaman ini disebut sebagai
“the golden age”.

2. Jurnal Pembanding “kemajuan peradaban Islam pendidikan dan kebangkitan kaum intelektual”
Pendahuluan

5
berdirinya dinasti Abbasiyah berawal semenjak merapuhnya kekuasaan Bani Umayyah yang
berujung dalam keruntuhan dinasti Umayyah pada damaskus. Dengan segala permasalahan yang
terdapat dalam tubuh Bani Umayyah, menjadikan Bani Abbasiyah maju menjadi pengganti
kepemimpinan umat Islam. Wajah revolusi kepemimpinan Abbasiyah terhadap Umayyah banyak
menerima simpati berdasarkan masyarakat, terutama berdasarkan kalangan syi'ah dukungan itu
hadir ditimbulkan janji buat menegakkan Baik keadilan misalnya yang dipraktikkan dalam
Khulafaur Rasyidin (Abdurahman, 2003). Nama dinasti Abbasiyah diambil dari nama paman
nabi Muhammad, bernama al-Abbas ibn Abd al-Muyhalib ibn Hisyam. Didirikan oleh Abdullah
al-Saffa ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah al-abbas (Hitti, 2002 p. 395; Yatim, 2008,p.49).
Bani Abbasiyah menganggap lebih pantas dari bani Umayyah atas kekhalifahan Islam karena
mereka adalah cabang dari Bani Hasyim yang secara garis keturunan lebih dekat dengan nabi.
Menurut mereka Bani Umayyah menguasai kekhalifahan Islam secara paksa melalui tragedi
perang shiffin. Oleh sebab itu untuk mendirikan dinasti Abbasiyah, mereka mengadakan gerakan
yang luar biasa melakukan pemberontakan terhadap dinasti Umayyah (karim, 2009, p.143) Bani
Abbasiyah berjalan selama 5 abad sejak tahun 750-1248 M. Sejak akhir abad ke-10, muncul
sejumlah tokoh wanita di bidang ketatanegaraan dan politik seperti khaizura, Ullayah, Zubaidah
dan Bahrun. Pada bidang kasus teraan dikenal Zubaidah dan Fasl.

Berdasarkan informasi sejarah, sebesar 37 khalifah yang pernah sebagai pemimpin dalam masa
kekuasaan Bani Abbasiyah dan masa keemasannya dimulai antara masa Khalifah ketiga Al
Mahdi dan khalifah sampai ke-9 al-watsiq, khususnya dalam masa Harun ar-rasyid dan anaknya
Al Makmun. Setelah itu dinasti Abbasiyah mulai mengalami penurunan dan dalam akhirnya
runtuh.

Kajian Teori

Kajian Teori Ini Menggunakan banyak Teori yang berhubungan dengan topik terkait yang
semakin memperkokoh Landasan pembahasan serta memperkaya rujukan-rujukan dalam
pembahasan.

Metodelogi Penelitian

Metode yang digunakan dalam Jurnal ini dengan menetukan topik yang akan diteliti yakni Peran dinasti
abbasiyah terhadap reradaban dunia dan mnegumpulkan dan menyusun kerangka kajian Teori
dan topik terkait.

Pembahasan

1. Abbasiyah sebagai pusat peradaban dan pendidikan

kota Baghdad didirikan oleh Khalifah Abbasiyah kedua yaitu Al Mansyur pada tahun 762 M.
Beliau sangat pintar dan teliti dalam memilih lokasi yang akan dijadikan ibukota, Baghdad yang
terpilih menjadi ibu kota yang terletak di pinggir sungai Tigris. Philip K. Hitti mengatakan kota
Baghdad sebagai kota intelektual, menurutnya di antara kota-kota di dunia basket merupakann
6
profesi masyarakat Islam. al mansur memerintahkan penerjemahan buku-buku ilmiah dan
kesusastraan dari bahasa asing: India, Yunani, Byzantium, Persia, dan Syria. setelah masa al
mansur kota Baghdad menjadi lebih Mashur lagi karena perannya sebagai pusat perkembangan
peradaban dan kebudayaan Islam. masa keemasan kota Baghdad terjadi pada zaman
pemerintahan khalifah Harun ar-rasyid dan al-ma'mun. Dari kota inilah pemancar sinar
kebudayaan dan peradaban Islam ke seluruh dunia. Prestise politik, supremasi, ekonomi, dan
aktivitas intelektual merupakan tiga keistimewaan kota ini. sejak awal berdirinya kota ini sudah
menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Sebagai pusat
intelektual, terdapat beberapa pusat aktivitas pengembangan ilmu. diantaranya adalah bait
alhikmah, yaitu lembaga ilmu pengetahuan yang menjadi pusat pengkajian berbagai ilmu. selain
itu banyak juga sebagai pusat penerjemahan buku-buku dari berbagai cabang ilmu ke dalam
bahasa Arab. Dan juga banyak berdiri academi, sekolah tinggi dan sekolah biasa yang memenuhi
kota itu. Dua di antaranya yang terpenting adalah perguruan nizhamiyyah, didirikan oleh Nizam
al-Mulk, Wazir Sultan seljuk, pada abad ke-5 Hijriyah dan perguruan mustansiriyah, didirikan
dua abad kemudian oleh khalifah mustazhir Billah (Yatim, 2008).

dalam bidang sastra kota badak terkenal dengan hasil karya yang indah dan digemari orang. Di
antara karya sastra yang terkenal ialah Alf Laila wa Lailah, atau kisah seribu satu malam. kota
Baghdad lahir dan muncul para saintis ulama, filsafat dan sastrawan Islam yang terkenal yaitu Al
khawarizmi ( ahli astronomi dan matematika, penemu ilmu aljabar), al-kindi (filsafat Arab
pertama), Al Razi (filosof, ahli fisika dan kedokteran), al-farabi (filosofi besar yang dijuluki
dengan Al muallim al- Tsani, guru kedua setelah Aristoteles), tiga pendiri madzhab hukum Islam
(Abu Hanifah, Syfi'i, dan ahmad bin Hambal), al-Ghazali ( filosof, teolog, dan sufi besar dalam
Islam yang dijuluki dengan Hujjah al-Islam), Abd al-Qadir al-Jailani (pendiri tarekat Qadariya),
ibn Muqaffa (sastrawan besar) dll. Dalam bidang ekonomi, perkembangannya berjalan seiring
dengan perkembangan politik. Pada mas Harun al-rasyid dan al-Makmun, perdagangan dan
industri berkembang pesat. Kehidupan ekonomi kota ini di dukung oleh tiga buah pelabuhan
yabg ramai dikunjungi para kafilah dagang internasional, yabg menyebabkan Abbasiyah menjadi
salah satu kota termahsyur pada masa sejarah peradaban islam (majalah As-Sunnah Edisi 7 tahun
XV 1432 H/2011).

Lembaga Pendidikan Pada Masa Dinasti Abbasiyah

Dahulunya masjid selain menjadi tempat ibadah tetapi juga lembaga pendidikan Formal.
selain masjid sebenarnya telah berkembang pula lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya
baik yang bersifat formal maupun nonformal lembaga-lembaga ini berkembang terus bersamaan
dengan tumbuh dan berkembangnya bentuk-bentuk lembaga pendidikan baik formal maupun
informal yang semakin luas di antara lembaga pendidikan Islam yang pada masa dinasti
Abbasiyah tersebut ialah: Kuttab, Pendidikan Rendah di Istana, Toko-Tokoh kitab, Rumah-
rumah para Ulama, Majlis atau Saloon kesusteraan, Badiah, Rumah Sakit, Perpustakaan dan
Observatorium, Madrasah.

7
Hasil Terjemahan, Tokoh Intelektual, dan Karya-karya pada Masa Dinasti Abbasiyah

Pada abad ke-9 M, dilakukan penerjemahan besar-besaran buku, dalam penerjemahan


karya-karya itu, ikut berperan orang-orang yahudi dan kristen di samping orang-orang islam
sendiri (Arkoun, 1997 p. 74). Pelopor gerakan penerjemahan adalah khalifah al-Manhur, dengan
mempekerjakan karya-karya berbahasa persia diantaranya: buku tentang Ketatanegaraan (kalila
wa Dimna dan Shindind). Pada masa Harun al-Rasyid, dikenal seorang Yuhanna Yahya ibn
Masawauh yang memiliki peran menerjemahkan beberapa manuskrip tentang kedokteran yang
dibawa oleh khalifah dari Ankara dan Amorium. Babak selanjutnya era penerjemahan yang
berkembang pada Dinasti Abbasiyah adalah babak aktivitas kreatif penulisan karya-karya
orisinil. Pada bidang kedokteran beberapa tokoh yang muncul seperti Ali inmbn Sahl Rabban al-
Thabari, pertengahan abad ke-9; Abu bakr Muh ibn Zakkariyya al-Razi, Ali ibn al-Abbas, Ibn
Sina.

Kesimpulan

Dalam sejarah peradaban Islam, periode pertama pemerintahan Bani Abbasiyah dikenal
sebagai puncak keemasan dari peradaban Islam. Kemakmuran masyarakat mencapai titik
tertinggi, yaitu berhasil menyiapkan landasan perkembangan dunia pendidikan, terutama bagi
perkembangan ilmu filsafat, agama, kedokteran, dan berbagai macam ilmu pengetahuan.
Kelahiran tokoh-tokoh intelektual seperti al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, dan berbagai tokoh
intelektual lainnya telah mewarnai beragam ilmu pengetahuan di dunia sampai saat ini.
Kemajuan yang ada pada Dinasti Abbasiyah juga tidak terlepas dari stabilitas politik dan
kemakmuran ekonomi kerajaan. Pusat kekuasaan Abbasiyah berada di Baghdad. Daerah ini
tertumpu pada pertanian dengan sistem irigasi dan kanal di sungai Eufrat dan Tigris yang
mengalir sampai Teluk Persia. Perdagangan juga menjadi tumpuan kehidupan masyarakat
Baghdad.

8
BAB III

PEMBAHASAN

A. Relevansi Topik Jurnal

Relavansi kedua jurnal yang dibahas dengan karya karya dan bidang keahlian adalah sudah
sangat sesuai. Dalam jurnal utama, artikelnnya berjudul Peran Dinasti Abbasiyah terhadap
Peradaban Duniadan penulis artikel ini adalah iqbal yang merupakan mahasiswa studi agama dan
masyarakat, sehingga ia sudah memiliki pengetahuan dan referensi sesuai dengan artikel yang ia
tulis. Kemudian jurnal kedua yang artikelnya berjudul dinasti abbasiyah kemajuan peradaban
islam, pendidikan kebangkitan kaum intelektual yang ditulis oleh nunzairina yang berasal dari
program studi sejarah peradaban islam, fakultas ilmu sosial, Universitas Islam Negri Sumatra
Utara,Indonesia.

B. Pokok-Pokok Argumentasi Penulis dalam pendahuluan

Berikut adalah pokok pokok argumen penulis dalam pendahuluan jurnal utama adalah:

1. Sejarah berdirinya dinasti abbasiyah tentu tidak terlepas dari sejarah kemunduran dinasti
umayah.
2. Kemajuan-kemajuan dalam bidang lain, seperti bidang kedokteran, filsafat,sastra yang
melahirkan ulama ulama terkemuka seperti ibnu sina, al-kindi, al-ghazali, al-farabi, dan
lain lain.

Kemudian pokok pokok argumen penulis dalam pendahuluan jurnal pembanding adalah :

1. Abbasiyah sebagai pusat peradaban dan pendidikan


2. Lembaga pendidikan pada masa dinasti abbasiyah
3. Hasil terjemahan tokoh intelektual dan karya karya pada masa dinasti abbasiyah

C. Pemilihan Serta Cakupan Kajian Teori

Dalam jurnal utama dan pembanding, cakupan kajian teori dan literatur yang digunakan
kedua jurnal ini merupakan literatur atau referensi yang sudah cukup lama, yakni tahun 2015 an.
Berhubung kedua jurnal ini membahas dinasti abbasiyah, jadi pemilihan serta cakupan kajian
teorinya sudah cukup baik. Namun masih bisa ditambahkan dengan informasi informasi atau
pembaruan terbaru mengenai pembahasan kedua topik ini.

D. Metodelogi Penelitian yang digunakan dalam Relevansinya

Kedua jurnal ini yaitu jurnal utama dan jurnal utama dan jurnal pembandingnya mengandung
jenis metode penelitian studi literatur yaitu dengan mencari referensi yang sesuai dengan topik
pembahasan yang dikaji.

9
E. Kerangka Berpikir Penulis pada Bagian Pembahasan

Pada jurnal utama yang menjadi kerangka perpikir penulis yaitu:

1. Sejarah berdirinya dinasti abbasiyah


2. Kejatuhan dinasti ummayyah semangkin dekat ketika terbentuk koalisi antara kedatuan
syiah, khurasan, dan abbasiyah.
3. Kemajuan kemajuan dalam bidang kedokteran, filsafat, dan

sastra. Pada jurnal pembanding, kerangka perpikir penulis, yaitu:

1. Abbasiyah sebagai pusat peradaban dan pendidikan


2. Lembaga pendidikan pada masa dinasti abbasiyah
3. Hasil terjemahan, tokoh intelektual, dan karya karya pada masa dinasti abbasiyah

F. Kesimpulan dan Saran yang Disampaikan Penulis

Kesimpulan menegenai kedua Jurnal Ini tentang Berhaknya Dinasti Abbasiyah mempimpin
karena adanya Hubungan darah dengan pemimpin sebelumnya ialah Nabi Muhammad sehingga
mereka melakukan perlawan kepada Bani Umayyah yang meyebabkan pemimpin terakhir bani
umayyah terbunuh, kemudian bedirilah Dinasti Abbasiyah.

Kedua jurnal tidak menyertakan saran untuk pengembanganpenelitian selanjutnya sehingga


tidak dapat dapt diinformasikan bagaiamana Implikasi untuk pengembangan penelitian
selanjutnya.

G. Kritik Jurnal

Dalam Hal membandingkan dan mengkritik tentunya ada Kelebihan dan Kekurangan yang
terdapat di salah satu jurnal yang dikritik. Keunggulan dalam Jurnal Pertama sebelum Masuk ke
Pembahasan Jurnal, terdapat Kajian Pustaka dan Metodelogi Penelitian yang memudahkan
pembaca dalam memahami sisitematika penulisan Jurnal Utama ini. Jurnal utama mencakup
Dinasti Abbasiyah Secara Umum mengenai peradaban dunia dan lebih membahas mengenai
Masa Khalifah yang memerintah dan pada keeemasannya. Di Jurnal pembanding lebih
membahas pokok pembahasan Abbasiyyah secara Khusus, kemajuan pendidikan, abbasiyah
yang pada saat itu mengenai peradaban islam, intelektual, dan pendidikan Islam yang dimuat.
Kekeurangan Jurnal Utama dan pembanding adanya kajian materi tidakk relevansi yang terdapat
pada Jurnal Utama penyebab Runtuhnya Umayyah Karena Internal sedangkan Jurnal pembading
kerena Ektermal yang dimana Teerbunuhnya pemimpin terakhir Bani Umayyah yang di bunuh
oleh Khalifah Abbasiyah.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan critical journal review yang sudah saya lakukan, saya mengambil kesimpulan
bahwa bahwa kedua jurnal esebut memiliki kajian pembahsan yang sama yang sangat berkaitan
dengan sejarah peradaban Islam, periode pertama pemerintahan Bani Abbasiyah dikenal sebagai
puncak keemasan dari peradaban Islam. Inti penekanan di dalm kedua jurnal ini adalah
Kemakmuran masyarakat mencapai titik tertinggi, yaitu berhasil menyiapkan landasan
perkembangan dunia pendidikan, terutama bagi perkembangan ilmu filsafat, agama, kedokteran,
dan berbagai macam ilmu pengetahuan. Kedua jurnal ini memiliki kelebihan dan kekurangan
masing masing akan tetapi kedua jurnal ini sudah sangat layak dan sangat bagus untuk dibaca
bagi mahasiswa sehingga memberi keuntungan tersendiri bagi kita pembaca untuk memperluas
wawasan sehingga memberi keuntungan tersendiri bagi kita pembaca untuk memperluas
wawasan dan khasanah bacaan tentangPusat kekuasaan Abbasiyah berada di Baghdad.

B. Saran

Kedua jurnal yang saya bahas dalam critical journal review ini, untuk kedepanya agar
kekurangan dan kelemahan di masing masing jurnal bisa di tingkatkan dan diperbaiki supaya
lebih baik lagi dimanfaatkan dan digunakan pembaca sebagai referensi dalam penelitian ataupun
untuk kegunaan lainnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal. 2015. Peran Dinasti Abbasiyah pada Perdaban Dunia. Jurnal Studi agama dan
Masyarakat. 11(2).

Nunzairina. 2020. Kemajuan Perdaban Islam, Pendidikan, Kebangkitan Kaum Intelektual. 3(2).

12

Anda mungkin juga menyukai