Anda di halaman 1dari 22

“CRITCAL BOOK REPORT”

MK.AGAMA ISLAM

PENGANTAR STUDI ISLAM


(Hasyim Hasanah, M.S.I., 2013)

Disusun Oleh : KELOMPOK 1 (Reg D’18)


 Asyifah Munawarah Purba
 Winny Adeline
 Nursyah Fitri
 Ajizul Hunafah Umri
Dosen Pengampu : Hj. Nurmayani, MA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SENI RUPA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
September 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Critical Book Report
untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam ini dengan baik.

Tulisan ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tulisan ini. Untuk itu penulis menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan tulisan ini
yaitu kepada ibu Nurmayani selaku dosen mata kuliah Agama Islam di UNIMED yang telah
memberikan tugas ini kepada penulis.
Penulis sangat berharap kiranya Critical Book Report ini dapat bermanfaat bagi pembaca
untuk mengetahui isi buku beserta kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Critical Book Report ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan Critical Book Report yang telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Medan, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB IPENDAHULUAN...........................................................................................................................iii
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR.......................................................................................................iii
B. Tujuan Penulisan CBR...................................................................................................................iii
C. Manfaat CBR.................................................................................................................................iii
D. Identitas Buku.................................................................................................................................iv
BAB IIRINGKASAN ISI BUKU..............................................................................................................1
Bab i. Konsep Dasar Agama Dan Studi Islam.........................................................................................1
Babii. Ajaran Islam Dan Studi Islam.......................................................................................................3
Bab iii. Sumber Hukum Ajaran Islam......................................................................................................4
Bab iv. KarakteristikAjaran Islam...........................................................................................................5
Bab v. Materi Ajaran Islam.....................................................................................................................6
Bab vi. Metodelogi Studi Islam...............................................................................................................7
Bab vii. Pendekatan Studi Islam............................................................................................................10
BAB IIIPEMBAHASAN.........................................................................................................................13
A. Kelebihan Buku.............................................................................................................................13
B. Kekurangan Buku..........................................................................................................................13
BAB IVPENUTUP...................................................................................................................................14
A. Kesimpulan....................................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Keterampilan membuat CBR pada penulis agar dapat menguji kemampuan dalam
meringkas dan menganalisis sebuah buku serta membandingkan buku yang dianalisis dengan
buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang
dianalisis.
Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami. Terkadang
kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi analisis
bahasa, pembahasan materi, serta hal lainnya yang terdapat pada buku. Oleh karena itu,
penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih
buku referensi, terkhusus pada pokok bahasan tentang Agama Islam dan untuk memenuhi
tugas wajib KKNI penulis.

B. Tujuan Penulisan CBR


Mengkritisi atau membandingkan sebuah buku tentang Agama Islam serta
membandingkan dengan satu buku yang berbeda dengan topik yang sama. Yang
dibandingkan dalam buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya, keterkaitan antar
babnya dan kelemahan dan kelebihan pada buku-buku yang dianalisis.

C. Manfaat CBR
Manfaat yang dapat kita simpulkan pada hal diatas ialah:
1. Menambah wawasan pengetahuan tentang pengertian Agama Islam, penjelasan teoritis
megenai Agama Islam, dan pokok-pokok penting Agama Islam.
2. Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi
dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan buku
tersebut.
3. Melatih siswa merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas buku-buku
yang dianalisis tersebut.

iii
D. Identitas Buku
a. Buku Utama
1. Judul : PENGANTAR STUDI ISLAM
2. Pengarang : Hasyim Hasanah, M.S.I.
3. Penerbit : Ombak
4. Kota terbit : Yogyakarta
5. Tahun terbit : 2013
6. ISBN : 978-602-258-092-4
7. Jumlah hal : 90 halaman

b. Buku Pembanding
1. Judul : ISLAM & ASPEK-ASPEK KEMASYARAKATAN
2. Pengarang : Drs. Kaelany HD, M.A.
3. Penerbit : PT Bumi Aksara
4. Kota terbit : Jakarta
5. Tahun terbit : 2005
6. ISBN : 979-526-531-8
7. Jumlah hal : 258 halaman

iv
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

BAB I. KONSEP DASAR AGAMA DAN STUDI ISLAM

A. Pengertian Agama

Secara etimologi agama berasal dari bahasa arab yaitu din yang berarti undang-undang,
peraturan, atau hukum. Din juga dipahami sebagai seperangkat sistem yang di dalamnya
mengandung peraturan sebagai hukum yang harus dipatuhi oleh penganut agamanya. Sedangkan
menurut istilah, agama didefinisikan menurut beberapa ahli yaitu :
 Elizabet k. Nottingham dan Durkheim => gelaja dan usaha manusia untuk mengukur
dalamnya makna dari keberadaannya sendiri dan alam semesta sebagai pantulan dari
solidaritas sosial.
 Taib Thahir Abd. Muin => suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang
memiliki akal untuk berkehendak dengan pilihannya sendiri, mengikuti peraturan guna
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jadi dapat disimpulkan agama merupakan ajaran yang berasal dari Tuhan atau renungan
manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun diwariskan oleh satu generasi ke
generasi, dengan tujuan untuk memberikan tuntutan yang pedoman hidup bagi manusia agar
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

B. Ruang Lingkup Kehidupan

Agama memiliki tiga dimensi atau ruang lingkup yang sangat umum, yaitu :

a. Aspek spiritual, berarti mewujudkan adanya ikatan yang harus dipegang dan ditaati oleh
penganutnya.
b. Aspek horizontal, lebih memberikan acuan secara sosial, mengenai bagaimana para penganut
ajaran agama menjalin relasi secara positif dan harmonis dengan makhluk ciptaan lain yang
hidup dan berkembang dalam realitas kehidupan.

C. Karakteristik dan Unsur Agama

1
Adapun karakteristik agama diantaranya adalah kepercayaan kepada kekuatan gaib,
kepercayaan kebahagiaan hidup didunia dan akhirat, respon bersifat emosional dan aspek dari
agama itu sendiri. Dalam struktur fundamental pemikiran teolog ada tiga karakteristik agama
yaitu, kecenderungan yang sangat kuat dari masyarakatnya, adanya keterlibatan dan penghayatan
yang begitu kental dan pekat kepada ajaran teologi yang dianggap benar, dan mengungkapkan
perasaan dan pemikiran dengan menggunakan bahasa actor dan bukan bahasa spectator.

D. Aspek Agama

Adapun aspek agama, yaitu :

a. Asal usul agama => kita meyakini bahwa setiap agama memiliki asal-usul yang berbeda.
b. Tujuan agama => salah satu tujuan agama adalah sebagai pedoman hidup yang dipergunakan
untuk memberikan tuntunan hidup sehari-hari yang berisikan nilai dan norma sesuai aturan
keberagamaan.
c. Ruang lingkup agama => aspek ini berkaitan dengan adanya sistem keyakinan.
d. Berkaitan dengan pemasyarakatan => maksudnya secara sosial agama sebagai suatu sistem
kelembagaan sosial yang ternyata lahir dan diyakini sebagai unsur untuk disampaikan secara
turun temurun.
e. Agama hadir sebagai warisan => maksudnya agama merupakan aspek kepercayaan dan
keyakinan yang diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyangnya.

E. Jenis dan Klasifikasi Agama

Dalam masyarakat maju agama yang dipeluk bukan lagi primitif tetapi agama monoteis atau
agama tauhid yang berdasarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, perkembangan agama ini terbagi
menjadi dua yaitu :

1. Agama Samawi => agama yang datangnya langsung dari Tuhan bukan ciptaan manusia atau
kreasi manusia.
2. Agama budaya/ardhi => agama yang diciptakan dan dikreasi oleh manusia, baik ajarannya,
kitab suci, maupun sumber hukum ajarannya.

2
F. Kebutuhan Manusia akan Agama

Alasan mengapa manusia membutuhkan agama dalam kehidupannya,

1. Fitrah ilahiah dan insaniah


2. Didasarkan atas kelebihan dan kekurangan manusia.
3. Berkaitan dengan tantangan manusia.

G. Fungsi Agama
1. Merupakan sumber moral.
2. Pedoman dan petunjuk kebenaran.
3. Sebagai jalan hidup.
4. Sebagai pandangan dan bimbingan.
5. Sumber informasi tentang masalah metafisika.
6. Memberikan bimbingan rohani.
Fungsi lain dilihat dari keberadaan agama dalam pembangunan umat, ialah fungsi mendidik
(edukatif), fungsi penyelamatan (salvatif), fungsi kenabian (profetik), fungsi pemersatu
(integratif), fungsi mengubah (transformatif) dan fungsi pemecahan masalah (solutif).

H. Dimensi Keberagaman dalam Kehidupan


Aspek keberagamaan merupakan integrasi dari pengetahuan, perasaan dan perilaku
keagamaan dalam diri manusia. Glock dan Stark membagi sikap religius kedalam lima dimensi
yaitu, dimensi keyakinan, pengetahuan, pengalaman, praktek dan konsekuensi.

BAB II. AJARAN ISLAM DAN STUDI ISLAM

A. Pengertian Islam
Secara etimologi kata islam berasal dari bahasa Arab aslama-yuslimu-islaman yang berarti
tunduk, patuh, menyerahkan diri. Sedangkan secara terminologi islam dapat diartikan sebagai
kaidah yang memuat tuntunan yang jelas dan lengkap mengenai aspek kehidupan manusia baik
spiritual maupun material (manifestasi dari rahman dan rahim-Nya) untuk mencapai kebahagiaan
hidup dunia dan akhirat.

3
B. Komponen Ajaran Islam
Secara teori Islam memiliki komponen yang satu dengan lainnya saling keterkaitan dan
mendukung. Dalam hal ini komponen ajaran Islam terdiri dari tiga komponen utama yaitu : iman,
islam dan ihsan. Ketiganya itu saling berkaitan satu sama lain.

C. Ruang Lingkup Ajaran Islam

Secara umum ruang lingkup ajaran islam berkaitan dengan pola hubungan ketuhanan dan
kemanusiaan. Pola hubungan itu dapat dirinci sebagai berikut :

1. Hubungan Manusia dengan Sang Kholik (Allah swt)

Hubungan manusia dengan Allah swt merupakan hubungan vertikal sebagai bentuk
penghambaan dan kepatuhan terhadap segala ketentuan yang telah digariskan oleh Allah swt.
Hubungan ini disebut dengan pengabdian atau ibadah.

2. Hubungan Manusia dengan Manusia

Hubungan manusia dengan manusia lain merupakan salah satu fitrah insaniyah yang dimiliki
oleh manusia itu sendiri. Konsep ini memberikan landasan dan acuan bagi manusia untuk
menjalin hubungan yang baik dengan manusia lainnya sebagai wujud eksistensi kemanusiaan
dan gambaran mengenai ajaran kemasyarakatan, baik yang berbentuk nilai, moral, etika maupun
norma sosial.

3. Hubungan Manusia dengan Mahluk Ciptaan-Nya


Manusia diberi wewenang untuk memanfaatkan alam, manusia juga memiliki kewajiban
untuk mengelola alam dan lingkungan dengan baik, menjaga dan merawat dan bertanggung
jawab terhadap ciptaan Allah swt.

D. Kesempurnaan Ajaran Islam

4
Islam hadir tidak hanya sekedar menjadi agama terakhir, melainkan agama yang memberikan
konsep yang komprehensif bagi segala aspek kehidupan. Kesempurnaan Islam dapat dilihat dari
aspek doktrinasi, ajarannya, sumbernya, manhaj, materinya serta seluruh aspek kehidupan yang
menyetainya.

BAB III. SUMBER HUKUM AJARAN ISLAM

A. Al Qur’an

Al quran adalah firman Allah swt yang diturunkan kepada nabi Muhammad melalui malaikat
Jibril secara mutawatir menggunakan bahasa Arab dan bernilai ibadah bagi yang membacanya.
Al Quran mempunyai banyak fungsi, salah satu fungsinya adalah sebagai hakim atau wasit yang
mengatur jalannya kehidupan manusia agar berjalan lurus.
Sebagai sumber hukum islam yang pertama, tentu Al quran memiliki kandungan isi ajaran
islam yang meliputi : keimanan, syariat, janji dan ancaman, sejarah nabi terdahulu dan kelimuan.

B. Hadis

Kedudukan hadis sebagai sumber ajaran hukum yang kedua setelah Alquran selain
didasarkan pada keterangan ayat al Quran dan hadis juga didasarkan kepada pendapat
kesepakatan para sahabat.
Hadis adalah segala sesuatu yang didasarkan kepada nabi Muhammad saw baik dalam bentuk
ucapan, perbuatan maupun ketetapan. Hadis sebagai sumber hukum kedua setelah alquran tentu
mempunyai fungsi. Adapun fungsi hadis terhadap Al Quran adalah : memberikan perincian
petunjuk dan isyarat al quran yang masih global, sebagai pengecuali isyarat Al Quran yang
bersifat global, sebagai pembatas terhadap ayat yang bersifat mutlak, sebagai pemberi informasi
terhadap sesuatu kasus yang tidak dijumpai dalam Al quran, sebagai penguat hukum yang telah
ada didalam Al quran.

C. Rakyu (al ro’yu)


Sumber hukum yang ketiga yang dapat dijadikan hujah adalah rakyu. Rakyu adalah nilai atau
aturan dan norma tambahan yang digunakan sebagai sumber hukum, yang diperoleh berdasarkan
hasil penglihatan, pemikiran dan kesepakatan para ulama. Produk atau hasil pemikiran ini

5
disebut ijtihad. Adapun jenis-jenis ijtihad diantaranya : ijma’, qiyas, istihsan, masalah mursalah,
istishab, ‘urf dan sadu al zari’ah.

BAB IV. KARAKTERISTIK AJARAN ISLAM

A. Karakteristik Ajaran Islam


Islam merupakan ajaran yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan ajaran agama lain.
Karakteristik sendiri dipahami sebagai sesuatu yang mempunyai karakter, sifat yang khas, dan
memiliki keistimewaan. Islam sebagai salah satu agama, memiliki ciri khusus yang
membedakannya dengan agama lain. Adapan ciri khusus yang dimiliki islam diantaranya : islam
merupakan agama atau jalan hidup yang berasal dari tuhan, ajaran islam menempatkan manusia
sebagai posisi kunci dalam struktur kehidupan, ajaran islam menempatkan seluruh aspek
kehidupan secara seimbang, islam memiliki kejelasan dalam konsep, islam merupakan agama
yang universal integralistik, islam meletakan persoalan tidak hanya satu aspek tertentu, islam
adalah agama yang realitas namun tidak idealis.

B. Bidang Kehidupan
Keistimewaan islam dalam bidang kehidupan tentu memberikan warna tersendiri dalam
setiap kehidupan yang dijalani para pemeluknya. Adapun kehidupan yang dijalani umat muslim
telah memiliki kaidah dan aturan, sehingga memberikan kemudahan dalam melakukan seluruh
kegiatan kemanusiaan dan kegiatan ketuhanan.

BAB V. MATERI AJARAN ISLAM

A. Akidah
Akidah memiliki pengertian mengikat atau terikat, pengertian akidah secara istilah memiliki
pengertian yang sama dengan kepercayaan yang mengikat pemeluknya dalam bersikap dan
berperilaku. Ilmu akidah disebut juga dengan ilmu tauhid, karena membicarakan keesaan Allah
swt. Objek bahasannya adalah arkan al iman. Arkan al iman merupakan komponen yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan lainnya dan memiliki sistematika yang tetap, tidak dapat diubah
karena didalamnya terdapat hubungan kausalitas.

B. Syariat

6
Syariat berarti aturan perundang-undangan yang mengatur pola hubungan manusia dengan
Alloh, manusia dengan manusia dan manusia dengan mahluk ciptaan Alloh swt. Kaidah syariat
yang secara khusus mengatur pola hubungan manusia dengan Alloh disebut ibadah. Sedangkan
kaidah syariat yang mengatur pola hubungan manusia dengan manusia dan alam sekitar disebut
dengan muamalah.

C. Akhlak
Akhlak merupakan sistem perilaku yang dibuat oleh manusia sebagai akibat dari kebiasaan
hidup yang sesuai dengan kaidah dan ketentuan normatif agama. Dalam pengertian lebih luas
lagi, akhlak yang dituntunkan ajaran islam adalah akhlakul karimah, yaitu akhlak sebagai wujud
perilaku yang timbul dari pranata nilai sebagai atribut kualitatif pribadi.

D. Nilai, Moral, dan Etika


Nilai merupakan ketentuan umum dari keyakinan, sentimentil dan identitas kelompok.
Sumber nilai dibagi menjadi dua yaitu nilai ilahiyah dan nilai mandial. Etika dan moral
merupakan pranata perilaku seseorang yang terbentuk melalui kesepakatan bersama sebagai
hukum adat dan menjadi nilai moral kehidupan suatu kelompok.

E. Hubungan Akidah, Syariat, dan Akhlak


Ketiga unsur ini membentuk satu kesatuan utuh dalam totalitas ksempurnaan ajaran agama islam,
dimana masing-masing komponen saling mendukung dan berkaitan. Akidah dalam prakteknya
melahirkan syariat dan akhlak. Syariat menanamkan akidah dalam hati. Akidah merupakan titik
tolak dan pangkal syariat, sedangkan syariat merupakan perwujudan lahir dari akidah. Buah dari
akidah dan syariat disebut akhlak.

BAB VI. METODOLOGI STUDI ISLAM

A. Pengertian Metodologi Studi Islam


Metodologi studi islam merupakan seperangkat ilmu dan teknik yang membahas konsep
teoritik berbagai metode, langkah dan prosedur melalui kekurangan dan kelebihannya serta
pilihan metode yang cocok untuk menkaji islam, baik sebagai doktrin maupun realitas sosial
kehidupannya.

B. Ajaran Islam dan Aspek yang Dikaji

7
Aspek yang dikaji meliputi seluruh aspek yang terdapat dalam ajaran islam. Pertama, seluruh
materi dalam ajaran islam dapat dilakukan pengkajian. Kedua, sumber ajaran: alquran dan hadis.
Ketiga, seluruh dimensi keberagamaan dalam islam. Keempat, tentang realitas mutlak yaitu
tuhan. Kelima, aspek-aspek yang dipakai untuk memahami realitas mutlak.

C. Tema Bahasan
Tema-tema bahasan yang dapat dikaji dalam MSI diantaranya : agama sebagai sistem, islam
merupakan sistem keagamaan dan penelitian agama.

D. Fungi MSI
Mempelajari MSI memiliki kegunaan yang cukup besar dalam pengembangan islamisasi
dimasyarakat. Adapun fungi MSI diantaranya adalah : agar dapat menjawab tantangan
perkembangan kehidupan dimasyarakat, kehadiran MSI dapat memberikan alternatif pilihan
metodologi yang sesuai dengan kebutuhan studi islam.

E. Problematika Studi Agama


Problem utama pada pengkajian studi islam adalah masalah subjektifasi, mestinya umat
muslim perlu mengkaji ajaran islam secara objektif bukan subjektif. Problematika yang kedua
adalah adanya anggapan bahwa agama dianggap sebagai sesuatu yang suci, sakral, dan tidak
boleh disentuh oleh siapapun, mengkajinya berarti mereduksi, melecehkan, atau merusak
kesuciannya. Hal ini tentu akan menghambat proses pengkajian islam, sehingga islam tidak
berkembang dan tidak berdaya.

F. Metode Memahami Islam


Memahami islam dapat dilakukan dengan cara : islam harus dipelajari dari sumber aslinya, yaitu
Al quran dan sunah, islam harus dipelajari secara integral tidak dengan cara parsial, islam harus
dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh ulama besar (salafus sholih), islam dipahami dengan
ketentuan normatif teologis yang ada dalam Al quran baru kemudian dihubungkan atau
dikontektualisasikan dengan kenyataan historis, empiris, dan sosiologis masyarakat.

G. Metode-metode Studi Islam


1. Metode diakronis atau sosiohistoris (al manhaj al tarikhiyah)

8
Merupakan metode untuk mengetahui, memahami dan mengkaji ajaran islam dari sumber
aslinya (Al quran dan Sunah) dengan memahami latar belakang masyarakat, sejarah, budaya, dan
alam pikiran yang berkembang dalam ruang dan waktu tertentu.

2. Metode sinkronik analitik (al manhaj al nadhariyah wa al tathbiqiyyah)

Merupakan metode mempelajari ajaran islam yang bukan saja mengutamakan segi aplikatif
praktis, melainkan juga mengedepankan telaah teoritik.

3. Metode deduktif induktif (al manhaj al istimbathiyah wa al istiqraiyyah)

Merupakan metode memahami ajaran islam dengan menggunakan kaidah kaidah secara logis
dan filosofis untuk menentukan masalah-maslah yang dihadapi.

4. Metode empiris (al manhaj al tajribiyyah)

Merupakan metode mempelajari ajaran islam yang dilakukan melalui proses realisasi,
aktualisasi, dan internalisasi norma-norma dan kaidah-kaidah islam dalam suatu proses aplikasi
sehingga menimbulkan interaksi sosial yang kemudian dapat dirumuskan dalam suatu sistem
norma baru.

5. Metode problem solving (al manhaj halli al musykillat)


Merupakan metode mempelajari ajaran islam dengan cara mencari, merumuskan, dan
memecahkan berbagai masalah yang terjadi ditengah masyarakat berdasarkan terapi islam.

H. Model Penelitian dalam Islam


1. Metode Penelitian Sumber Ajaran Islam
a. Metode penelitian tafsir

Secara etimologi tafsir berasal dari bahasa arab fassara yang berarti keadaan jelas (terang dan
nyata). Sedangkan secara terminologi, tafsir berarti kegiatan ilmiah yang berfungsi memahami
dan menjelaskan kandungan Al quran. Historisitas periwayatan tafsir dibagi menjadi 3 tahap
yaitu : periode nabi saw, sahabat dan tabiin. Pembukuan tafsir dilakukan dalam 5 fase yaitu : fase
pertama dimulai abad 1 H sifatnya tafsir bil ma’tsur, fase kedua dilakukan akhir abad kedua
hijriah (mulai tersusun kitab tafsir, salah satunya berjudul ma’ani alquran karya al farra), fase

9
ketiga terjadi perubahan sedikit, yaitu pada peringkasan dan penaggalan sanad riwayat,
penukilan penafsiran mufassir dan pemalsuan dalm tafsir. Kemudian pada fase keempat adanya
penyimpangan tafsir yang semakin menjadi, berkembang penafsiran berdasarkan nalar. pada fase
kelima lahir berbagai corak tafsir sesuai kapasitas mufasir.

b. Metode penelitian hadis

Model penelitian hadis secara bahasa berasal dari kata takhrij yang dapat diartikan sebagai
penelusuran atau pencarian hadis dalam berbagai kitab hadis (sebagai sumber asli dari hadis
yang bersangkutan), menyangkut materi atau isi (matan), maupun jalur periwayatan (sanad)
hadis yang dikemukakan.

c. Metode penelitian ilmu kalam

Metode penelitian ilmu kalam merupakan salah satu metode menetapkan kepercayaan
keagamaan dan aspek ketuhanan. Tujuannya adalah untuk menemukan alasan-alasan dalam
mempertahankan kepercayaan, iman dengan menggunakan dalil pemikiran dan bantahan
terhadap orang yang menyeleweng dari kepercayaan aliran golongan salaf dan sunah.

2. Metode penelitian pemikiran islam

Yang pertama adalah metode bayani, menurut aspek kebahasaan bayan berarti pemisahan,
keterpisahan, jelas dan penjelasan. Dalam pengertian ini tentu ada dua klasifikasi pemahaman
bahwa al bayan sebagai metodologi (pemisahan dan penjelasan) dan al bayan sebagai pandangan
dunia (keterpisahan dan jelas). Tujuan pendekatan ini adalah memahami atau menganalisis teks
guna menemukan makna kandungan lafadz, mengeluarkan makna zahir dari lafal dan ibarah
yang zahir dan istimbat hukum dari al nusus an diniyyah.

Yang kedua adalah metode irfani, yaitu sebuah metode untuk mengeluarkan makna batin
dari lafal dan ibarah, merupakan istinbat al marifah al qalbiyah. Metode ini berfungsi untuk
menemukan rahasia pengetahuan melalui analogi (berdasarkan angka, tamtsil atau silogisme dan
induksi serta surah dan ashkal).

Yang ketiga adalah metode burhani, yaitu pembuktian dengan tegas dan keterangan yang
jelas. Tujuan pendekatan ini adalah menetapkan aturan yang digunakan untuk menentukan cara
10
kerja akal, mencapai pemikiran mendalam dan penalaran yang bersifat abstrak khususnya dalam
memahami realitas sosial.

3. Metode peneletian sosial keagamaan


a. Metode penelitian fikih

Keberadaan Ilmu fikih menjadi komponen pengatur kehidupan manusia yang tujuannya agar
tercapai ketertiban, dan keteraturan hidup. Model yang ditawarkan Harun Nasution
mendeskripsikan struktur hukum islam secara komprehensif. Pertama, mulai dari kajian terhadap
ayat-ayat hukum yang ada dalam alquran. Kedua, melalui kesejarahan. Ketiga, periode imam
madzhab.

b. Metode penelitian tasawuf

Penelitian tasawuf merupakan penelitian yang menunjukan kemungkinan pelakanaan


kehidupan rohaniyah dan batiniyah para penganutnya. Ada beberapa model penelitian yang
berkembang, diantaranya model Sayyed Husen Nasr (menggunakan pendekatan tematik).

c. Metode penelitian ilmu kalam

Penelitian ilmu kalam berupaya menjelaskan penetapan kepercayaan-kepercayaan


keagamaan dengan bukti meyakinkan. Model penelitian ilmu kalam dibagi menjadi dua. Yang
pertama, yang bersifat dasar dan pemula. Kedua, penelitian yang bersifat lanjutan atau
pengembangan dari penelitian model pertama.

d. Metode penelitian sejarah

Penelitian sejarah merupakan penelitian yang sering dilakukan dengan memperhatikan segi
periodisasi. Terdapat beberapa model penelitian sejarah, diantaranya model penelitian sejarah
kawasan (biasanya berdasar sosial kemasyarakatan tertentu).

e. Metode penelitian antropologi dan sosiologi

11
Metode penelitian antropologi dan sosiologi merupakan penelitian yang berada pada dataran
empirik. Metode penelitian antropologi berupaya melihat hubungan agama dengan pranata sosial
yang terjadi di masyarakat. Model penelitian sosiologi berupaya melihat hubungan interaksi dan
praktik keberagamaan suatu komunitas/kelompok masyarakat.

BAB VII. PENDEKATAN STUDI ISLAM

A. Pengertian Pendekatan Studi Islam


Pendekatan biasa diartikan sebagai cara pandang. Pendekatan juga diartikan sebagai juga
diartikan sebagai paradigma. Pendekatan biasanya selalu melekat atau terdapat dalam suatu
bidang ilmu, selanjutnya digunakan untuk memahami agama serta seluruh aspek yang berkaitan
dengan agama.

B. Latar Belakang Perlunya Pendekatan

Alasan perlunya pendekatan dalam membedah realitas kehidupan didasarkan pada hal berikut
: agama makin dituntut perannya untuk aktif menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi
manusia, objek kajian islam tidak cukup mengkaji agama hanya dari satu perspektif saja,
dibutuhkan bebagai perspektif agar pengkajian terhadap agama makin komprehensif.

Jenis dan Karakteristik Pendekatan

a. Pendekatan teologis-normatif

Pendekatan teologis merupakan pendekatan memahami ajaran agama sevara subjektif dan
bertolak dari teks-teks normatif ajaran agama. Pendekatan ini lebih menekankan pada aspek ilmu
ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik suatu keagamaan, dianggap
sebagai hal yang paling benar dibanding dengan yang lain.

b. Pendekatan Historis

Metode pemahaman terhadap islam sebagai suatu kenyataan yang mempunyai kesatuan
dengan unsur peristiwanya (what), pelaku (who), waktu (when), tempat (where), dan latar
belakang (why).

c. Pendekatan Sosiologis
12
Ada beberapa pendekatan dalam sosiologi yaitu : interaksionis, fungsionalis, evolusionis, dan
konflik.

d. Pendekatan antropologis

Merupakan upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang
tumbuh dan berkembang di masyarakat yang didasarkan adanya hubungan agama dengan
kondisi politik dan ekonomi secara bersama-sama sehinga memengaruhi pada kemasyarakatan
dan kemanusiaan dalam suatu komunitas.

e. Pendekatan psikologis

Pendekatan psikologi dalam studi agama merupakan upaya memperoleh sisi ilmiah dari
aspek gejala kejiwaan dan batiniah pengalaman keagamaan seseorang yang berasal dari sikap
dan perilaku yang dapat diamati.

f. Pendekatan filosofis

Melihat suatu masalah dari tunjauan filsafat berusaha menjawab dan memecahkan masalah
itu secara spekulatif agar hikmah, hakikat/inti masalah dapat dimengerti secara seksama sehingga
seorang tidak terjebak pada formalisme beragama.

g. Pendekatan feminis

Pendekatan feminis dalam studi islam agama merupakan upaya “tranformasi kritis” dari
perspektif teoritis dengan menggunakan “gender” sebagai kategorisasi analisisnya. Fokus
kajiannya didasarkan perhatian pada makna identitas dan totalitas manusia pada tingkat yang
paling dalam dengan mendasarkan pada pandangan interdisipliner (meliputi sosial, budaya,
idiologi, teologi). Jenis pendekatan feminis ada empat yaitu : feminis kritis, feminis radikal,
feminis liberal dan feminis religius.

h. Pendekatan fenomenalogis

Pendekatan fenomenalogis merupakan salah satu studi atau kajian dalam ajaran islam yang
mempelajari islam sebagai sebuah fenomena atau peristiwa yang sedamg hangat

13
diperbancangkan. Fokus pendekatannya adalah masalah subjektifitas atas penglihatan dan
pemahaman realitas yang ada. Pendekatan ini banyak digunakan dalam studi kualitatif,
khususnya untuk menemukan pengalaman dan makna dari peristiwa yang ada.

14
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku
 Penulis sangat memperhatikan informasi yang diberi sesuai dengan pembaca yang dituju
yaitu semua usia, ditambah diakhir bab kerap ditambah tabel ringkasan yang dapat
meningkatkan proses pemahaman dari komunikasi otak dan rasa.
 Buku ini berbentuk motivasi berdasar dari pengalaman penuli, sehingga mudah
dicerna/dipahami oleh pembaca secara mandiri.
 Memiliki alur bab serta tujuan yang jelas.
 Teori yang dipaparkan memiliki sumber yang tertera dan jelas.

B. Kekurangan Buku
 Terjadi pencampuran antara fakta dan opini penulis.
 Buku bersifat pribadi atau masih belum terlalu spesifik karena beberapa penjelasan memiliki
makna yang subjektif.
 Penggunaan bahasa yang sederhana hingga kurang menyampaikan inti pesan yang ingin
disampaikan.
 Sering terjadi pengulangan kata.

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Buku ini menyajikan informasi teoritik ilmiah dan sudut pandang pemahaman kehidupan
keberislaman dimasyarakat. Aspek teoritik yang disajikan dalam buku ini tentu akan membantu
pembaca memahami alur konspetualisasi ajaran islam beserta hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan dalam memahami ajaran islam secara teoritis dan praktis. Hadirnya agama islam
sebagai ajaran agama yang menempati posisi strategis bagi kehidupan umat beragama tentu
memerlukan pemetaan metodologis, sehingga reaalitas keberislaman dapat secara tepat dan
efisien dipahami, dan diramalkan oleh para penganutnya, selanjutnya kehidupan yang dicita-
citakan guna merealisasi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup didunia dan akhirat dapat benar-
benar terwujud.

B. Saran
Buku ini cocok dan memberikan kemudahan bagi pembaca khususnya mahasiswa yang ingin
memahami seluk-beluk studi islam yang diajarkan di perguruan tinggi. Maka dari itu untuk
menarik perhatian pembaca diperlukan perbaikan pada desain dan tata letak buku supaya lebih
terlihat menarik.

16
DAFTAR PUSTAKA
Hasanah, Hasyim. 2013. PENGANTAR STUDI ISLAM. Yogyakarta : Ombak

Kaelany. 2005. ISLAM & ASPEK-ASPEK KEMASYARAKATAN. Jakarta : PT Bumi Aksara

17

Anda mungkin juga menyukai