Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REPORT

AGAMA ISLAM

“Budaya dan Masyarakat Islam”

Dosen Pengampu :

Dra. NURMAYANI, M.Ag.

Disusun Oleh :

AHYANA REHANI (4193220009)

ANISA ATIKA PUTRI (4193220011)

KIKI IMELDA SIRAIT (4193220012)

SILVIA NAZELINA HASIBUAN (4193220031)

BIOLOGI NON DIK C 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Critical Book Report ini. Laporan ini disusun
sebagai salah satu tugas mata kuliah “Agama Islam”. Penulis menyadari bahwa berkat bantuan
dari berbagai pihak laporan ini dapat diselesaikan dengan baik, untuk itu penulis sampaikan rasa
terimakasih yang tak terhingga.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis sangat berterimakasih bila ada saran dan kritik yang
membangun demi sempurnanya penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Medan, Maret 2021

Penulis

Kelompok XII
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................

DAFTAR ISI ..........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................

1.1 Rasiobalisasi Pentingnya CBR..........................................................................

1.2 Tujuan Penulisan CBR......................................................................................

1.3 Manfaat CBR....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................

2.1 Identitas Buku...................................................................................................

2.2 Ringkasan Materi..............................................................................................

A. Buku Utama I..............................................................................................


B. Buku Utama II.............................................................................................
C. Buku Pembanding I.....................................................................................
D. Buku Pembanding II...................................................................................

BAB III KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU........................................

3.1 Kelebihan Buku.................................................................................................

3.2 Kelemahan Buku...............................................................................................

BAB IV PENUTUP................................................................................................

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Pentingnya CBR adalah tugas menulis yang mengharuskan kita untuk meringkas
dan mengevaluasi tulisan. Tugas CBR berupa buku, bab atau artikel. Dalam menulis
CBR kita harus membaca secara seksama dan juga membaca tulisan dari buku lain yang
serupa agar kita bisa memberikan tujuan dari tulisan dan e!aluasi yang lebih
komprehensif, obyektif dan factual.

2. Tujuan Penulisan CBR


Tujuan penulisan CBR adalah untuk menambah pengalaman, pengetahuan dan
wawasan ilmu dan juga untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan dalam hal
mengkritik buku dan membandingkannya dengan buku lain serta untuk menguatkan
kemampuan dan skill dalam mengkritisi suatu buku untuk dijadikan bahan CBR.

3. Manfaat CBR
Manfaat CBR adalah memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif
tentang apa yang tampak dan terungkap dalah sebuah buku yang mengajak pembaca
untuk memikirkan, merenungkan dan mendiskusikan lebih jauh mengenai masalah yang
muncul dalam sebuah  buku.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Identitas Buku
 Buku Utama I
Judul buku : Islam Kaffah
Pengarang : Tim MPK Pendidikan Agama Islam UNIMED Medan
Tahun terbit : 2021
Kota Terbit : Medan
Halaman : 254 Halaman
ISBN : 978-623-7842-60-6

 Buku Utama II
Judul buku : Metodologi Pendidikan Agama Islam
Pengarang : Prof. DR. Ramayulis
Penerbit : Pustaka Pelajar
Tahun terbit : 2004
Kota Terbit : Semarang
Halaman : 256 halaman
ISBN : 979-9075-23-8

 Buku Pembanding I
Judul Buku : Sejarah Pendidikan Islam membangun relevansi masa lalu
dengan masa kini dan masa depan.
Penulis : Prof. Dr. Hasan Asari, MA
Penerbit : Perdana Publishing
Tahun Terbit : September 2018
Tebal Buku : 170 halaman
ISBN : 978-602-5674-37-2

 Buku Pembanding II
Judul buku :
Pengarang :
Tahun terbit :
Kota Terbit :
Halaman :
ISBN :
2. Ringkasan Materi
 Buku Utama I

BUDAYA DAN MASYARAKAT ISLAM

A. BUDAYA DALAM ISLAM


1. Pengertian
Alquran memandang kebudayaan itu merupakan suatu proses, dan meletakkannya
sebagai eksistensi hidup manusia. Kebudayaan merupakan suatu totalitas kegiatan
manusia yang meliputi kegiatan akal, hati, dan tubuh yang menyatu dalam suatu
perbuatan. Kebudayaan islam dalah hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya
manusia yang berlandaskan pada nila-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal
manusia untuk keberpikiran dan berkembangnya. Dalam perkembangannya, budaya
perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidsk terperangkap
pada ambisi yang bersumber dari hafsu hewani, sehingga akan merugikan dirinya
sendiri. Kebudayaan akan terus berkembang, tidak akan pernah berhenti selama
masih ada kehidupan manusia.
Dalam pandanga islam kebudayaan merupakan produk akal manusia atas
penerjemahannya terhadap sumber ajaran islam, alquran dan sunnah. Ajaran islam
diurunkan sesuai dengan kebutuhan manusia, yaitu sebagai pembimbing kehidupan
dan kebudayaannya.

2. Etor Kerja, Sikap Terbuka, dan Adil


Suatu kegiatan adalah cerminan dari “kerja” dan kerja membuahkan “amal” yang
bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, dan lingkungan dimana kita berada.
Dalam konteks budaya, yang selalu menjadi perhatian kaum muslim adalah etos
kerja. Keniscayan etos kerja sebagai oraang muslim dapat dilihat seagai berikut:
a. Iman, iman merupakan dasar utama yang mendorong seotang muslim bekerja.
Iman berarti keyakinan, yaitu yang diyakini dalam kalbu, diucapkan melalui
lidah, dan diamalkan dalam perbuatan.
b. Ikhlas, orang yang bekerja dengan ikhlas tidak pernah menharapkan selain
allah.
c. Ihsan, gambaran ihsan yang diajarkan jibril kepada Rasulullah saw. Dalah
bekerja atau beribadalah kamu kepada Allah seolah-olah kamu melihatnya
dan apabila kamu tidak melihatnya yakinlah bahwa sesungguhnya allah
melihat apa yang engkau kerjakan.
d. Ibadah, hanya ibadahlah yang akan mendapatkan paala dari Allah diakhirat
kelak, padahal diunia pula dinikmati hasil dan manfaatnya.
e. Ilmu, orang yang sholat mengetahui arti lafal-lafar yang dibaca tentu lebuh
banyak pahalanya dari pada orang sholat tapi tidak mengerti apa yang
dibacanya,
f. Islam, sifat islam yaitu menyerahkan seluruhnya kepada Allah setelah kita
berupaya semaksimal mungkin untuk menetapka takdirnya.

B. MASYARAKAT BERADAP DAN SEJAHTERA


Didalam literatur islam kontemporer, masyarakat beradap sering simaknakan
dengan masyarakat madani.
1. Konsep Masyarakat Madani
Istilah masyarakat madani sebenarnya hanya salah satu diantara beberapa yang seiring
digunakan ketika menerjemahkan civil society kedalam bahasa Indonesia. Lawan dari
madani adalah “Masyarakat Liar”. Masyarakat madani sebagai masyarakat yang ideal
itu memiliki karakteristik sebagai beriku:
1) Bertuhan
2) Damai
3) Tolong menolong
4) Toleran
5) Keseimbangan antara hak dan kewajiban social
6) Peradaban tinggi
7) Berakhlak mulia

2. Peran Umat Umat Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani


a. Keniscayaan Peranan Umat Islam
Salah satu wujud nyata masyarakat madani yang pernah diperankan Nabi saw.
Dan umat islam madnah adalah adanya kerja sama antara umat beraga,a untuk guna
membangun dan mempertahankan Madinah. Pada saat otulah lahurnya konstitusi
Hudaibiyah yang dikenal dengan piagam Madinah.
Kesempuraan umat islam menjadi nikmat karena memberikan dasar-dasar
kehidupan yang lengkap dalam berbagi aspek kehidupan. Ajaran islam sangat
menghargai akal dan menjadikan akal sebagai anugrah tertinggi.

b. Keniscayaan system Ekonomi Islam dan Kesejahteraan Umat


Dimaksuddengan system ekonomi islam adalah system ekonomi yang
menggunkan prinsip ekonomi yang diasakan dan dibatasi dengan ajaran-ajaran
islam.

c. Zakat dan Wakaf Sebagai Instrumen Kesejahteraan Umat


Dalam ajaran islam ada 2 dimensi utama hubungan yang hurus dipelihara, yaitu
hubungan manusia dengan Allah, dan hubungan manusia dengan manusia lainnya
dalam bermasyarakat. Kedua hubungan itu harus berjalan serentak. Dalam islam
selain dari kewajiban zakat, masih disyariatkan untuk sumber sedekah, infaq, hibah
dan wakaf kepada pihak-pihak yang memerlukan.
1. Manajemen Zakat
Kata zakar merupakan kata dasar atau Mashdar yang berasal dari zaka,
yazki, tazkiyah, yang berarti betambah, tumbuh dan berkembang, bersih dan suci.
Zakat merupakan dasar prinsipil untuk menegakkan struktur social islam. Zakat
bukanlah derma atau sdekah biasa, ia adalah sedekah wajib. Dengan
terleksanakannya lembaga zakat dengan baik dan benar diharapkan kesulita dan
penderitan fakir miskin dapat berkurang.
Zakat ada 2 macam ayitu, zakat mal (harta) dan zakat fitrah. Zakat mal
adalah sebagaian dari harta kekayaan seseorang atau badan hokum yang wajib
diberikan kepada orang-orang yang tertentu setelah mencapai jumlah minimal
tertentu dan setelah dimiliki waktu tertentu pula. Sedangkan zakat fitrah adalah
zakat yang diwajibkan pada akhir bulan ramadhan.

2. Manajemen Wakaf
Kata Wakaf berasal dari bahasa arab waqf, yang berarti menghentikanatau
menahan artinya sesorang menghentikan hak miliknya tas suatu harta dan
menahan diri dari penggunaannya dengan cara menyertakana harta itu kepada
pengelola untuk digunakan bagi kentingan umum. Dibeberapa Negara seperti
Mesir, Yordania, Saudi Arabia, Turki, Bangladesh, wakaf selain berupa sarana
dan prasarana ibadah dan pendidikan jugaa berupa tanah pertanian, perkebunan,
flat, uang, saham, real state, dan lain lainnya juga dikelola secara produktif.

 Buku Utama II

KEBUDAYAAN DALAM ISLAM

Islam tidak bisa dianggap kebudayaan, karena Islam bukan hasil dari
pemikiran dan ciptaan manusia. Agama Islam adalah sesuatu yang diwahyukan
oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW yang mengandung peraturan-peraturan
untuk jadi panduan hidup manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Tetapi
agama-agama (yang telah banyak mengalami perubahan) selain Islam memang
kebudayaan, sebab agama-agama tersebut adalah hasil ciptaan dan daya
pemikiran manusia.
Walaupun bukan kebudayaan tetapi agama islam sangat mendorong,
bahkan turut mengatur penganutnya untuk berkebudayaan. Agama Islam
mendorong umatnya berkebudayaan dalam semua aspek kehidupan termasuk
dalam bidang ibadah. Contohnya dalam ibadah sembahyang, dalam Al-Qur'an ada
perintah, Terjemahnya : Dirikanlah sembahyang (Al-Baqarah: 43).
Perintah itu bukan kebudayaan karena ia adalah wahyu daripada Allah
SWT. Tetapi apabila kita hendak melaksanakan perintah "dirikanlah sembahyang"
maka timbullah daya pemikiran kita, bagaimana hendak bersembahyang, dimana
tempat untuk melaksanakannya dan lain-lain. Dan dari pemikiran tersebut
terwujudlah usaha atau tindakan yang akhirnya menghasilkan sebuah kebudayaan.
Seperti keterangan sebelumnya yang mengatakan bahwa kebudayaan bisa
melahirkan kemajuan, maka jika kita bisa melaksanakan arahan/perintah lain
dalam agama Islam ini, niscaya lahirlah kebudayaan dan kemajuan dalam
kehidupan kita. Kemajuan yang dicetuskan karena dorongan agama Islam itulah
yang dikatakan kebudayaan dalam Islam.
Dan suatu budaya yang dicetuskan suatu bangsa tanpa meniru bangsa lain
itulah yang dinamakan kebuadayaan bangsa itu. Berbeda, jika suatu bangsa
meniru kebudayaan bangsa lain, maka bangsa tersebut dikatakan bangsa yang
yang berkebudayaan bangsa lain. Sama halnya jika orang Islam melakukan atau
meniru kebudayaan di luar kebudayaan Islam, maka dia dikatakan orang Islam
yang berkebudayaan bangsa lain.
Perbuatan seperti ini terjadi juga dalam urusan membuat masjid.
Contohnya dapat dilihat pada mesjid Cordova Spanyol yang tempat
sembahyangnya dibuat dengan tidak mengikut cara Islam karena disalut dengan
emas. Ini tidak dibenarkan sama sekali oleh ajaran Islam. Maka ini bukan
kebudayaan Islam tetapi kebudayaan orang Islam.
Jadi apa sebenarnya kebudayaan Islam? Umumnya suatu yang dicetuskan
itu bersih dengan ajaran Islam baik dalam bentuk pemikiran ataupun sudah berupa
bentuk, sikap atau perbuatan, dan ia didorong oleh perintah wahyu. Itulah yang
benar-benar dinamakan kebudayaan (tamadun) Islam.
Jika ajaran agama Islam ini diamalkan seungguh-sungguh, umat Islam
akan jadi maju. Dan dengan kemajuan yang dihasilkan itu, lahirlah kebudayaan
atau tamadun. Semakin banyak umat Islam mengamalkan hukum Islam, semakin
banyak kemajuan dihasilkan dan semakin banyak pula kebudayaan atau tamadun
Islam yang lahir.
 Wujud/ Bentuk Kebudayaan Islam
Bentuk atau wujud kebudayaan Islam dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Wujud Ideal (gagasan) Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan
yang sifatnya abstrak. Wujud kebudayaan ini terletak di dalam pemikiran
warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu
dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam
karangan dan buku- buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2. Wujud Aktivitas, aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya
konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dapat diamati dan
didokumentasikan.
kebudayaan Islam yang berwujud aktivitas adalah sebagai berikut :
- Pemberlakuan hukum Islam seperti potong tangan bagi pencuri dan
hukum rajam bagi pezina
- Penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa resmi pemerintahan Islam pada
masa Dinasti Umayyah (masa khalifah Abdul Malik bin Marwan)
memunculkan gerakan ilmu pengetahuan dan penterjemahan ilmu-ilmu
yang berbahasa Persia dan Yunani ke dalam bahasa Arab.
3. Wujud Artefak (benda), artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa
hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Contoh kebudayaan Islam yang berbentuk hasil karya di antaranya: seni
ukiran kaligrafi yang terdapat di masjid-masjid, arsitektur-arsitektur masjid
dan lain sebagainya.

Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang


satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh:
wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas)
dan karya (artefak) manusia. Contoh Kebudayaan Islam lainnya adalah sebagai
berikut :

1. Di bidang Seni : Syair, Kaligafi, Hikayat, Suluk, Babad, Tari Saman, tari
Zapin
2. Di bidang Fisik : Masjid, Istana, Keraton
3. Di Bidang Pertunjukan : Sekaten, Wayang, Hadrah, Qasidah
4. Di bidang Tradisi : Aqiqah, Khitanan, Halal Bihalal, Sadranan, Berzanzi.

 Buku Pembanding I

Pendidikan Islam di Indonesia

Ada beberapa alasan mengapa islam ke Indonesia yaitu pertama, posisi


geografis Indonesia yang sedemikian jauh dari tempat kelahiran dan pusat religius
Islam di Hijaz, Arabia. Kedua, perbedaan metode penyebaran islam (islamisasi) di
Indonesia dibandingkan dengan metode penyebarannya ke banyaknya wilayah.
Ketiga, keunikan hasil islamisasi, yakni kekhasan wajah keberislaman masyarakat
Indonesia.
Islam masuk ke Indonesia pada dasarnya didasari oleh adanya perdagangan
Internasional. Ditangan para pedagang, Islam disampaikan dengan cara-cara
tertentu yang tidak mengganggu kelancaran kegiatan perdagangan. Gelombang
islamisasi atau dakwah berikutnya terjadi pada sekitar abad ke-7/13 hingga abad
ke-10/16. Pada periode ini islam mulai disebarluaskan di Indonesia oleh para
pendakwah profesional. Selain itu juga adanya pernikahan para pedagang oleh
warga pribumi, hal ini merupakan salah satu modus islamisasi yang cukup efektif,
dampaknya luas dan secara permanen.

Pendidikan islam pada masa kerajaan samudera pasai, yang mana kerajaan
tersebut merupakan tempat tumbuhnya lembaga-lembaga pendidika islam yang
paing tua. Pada kerajaan samudera pasai, misalnya, halaqah-halaqah yang
dilaksanakan oleh para ulama dengan dukungan para sultan, mengalami
perkembangan yang sangat baik, sehingga mengundang kehadiran para ulama dari
belahan lain dunia islam, seperti kehadiran Al-Qadhi al-syarif Amir al syirazi
(dari syiraz) dan Taj al-Din al -Isfahani (dari Isfahan).

Pendidikan islam pada masa penjajahan lebih mengarah kepada kepada


kemandekan pendidikan islam itu sendiri, yang mana kemandekan ini berakar
pada dua hal, yakni kemandekan peradaban islam secara internal dan kemudian
diperburuk oleh adanya penjajahan.

Faktor-faktor pembaruan pendidikan islam Indonesia :

1. Arus pemikiran pembaruan Islam dari Hijaz


2. Penjajahan dan perjuangan kemerdekaan
3. Kebutuhan akan pendidikan yang lebih baik

Aspek aspek pembaruan pendidikan islam di Indonesia :

1. Pengenalan lembaga pendidikan baru


2. Perluasan kurikulum
3. Penerapan manajemen modern
4. Publikasi ilmiah

Pendidikan islam pada saat setelah kemerdekaan ringkasnya telah memberi


peluang yang sangat besar bagi umat islam untuk berkontribusi lebih
substantif bagi kemajuan negeri ini. Akan tetapi pengaruh kemandekan
peradaban dan penjajahan bangsa asing masih sedemikian rupa membatasi
kemampuan umat Islam. Faktanya adalah umat islam masih perlu
meningkaatkan diri agar memberi kontribusi yang sebanding dengan posisinya
sebagai mayoritas.
 Buku Pembanding II

BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

1. Kelebihan Buku
Pada Buku Utama I isi materimya sangat mudah dipahami dan dimengerti karena
pada isi pada babnya seperti sudah langsung berisi tentang pokok pokok bahasan
uatamanya. Pada akhir bab juga terdapat kertas kosong yang dimana sangat berguna
sekali untuk dapat menyimpulkan pada bab yang dibaca. Dan kata yang digunakan pada
buku ini sederhana untuk dimengerti dikalangan pelajar maupun mahasiswa.
Pada buku utama II Penulis dalam menyajikan buku ini selalu disertai dengan
sumber, jadi setiap teori ataupun pendapat selalu disertai dengan sumber. Hal ini tentu
menjadi nilai plus bagi buku ini, penyertaan sumber bisa menjadikan para pembaca yakin
bahwa buku ini sangat terpercaya dan layak untuk dikonsumsi berbagai kalangan. Bahasa
yang digunakan pun mudah dimengerti sehingga pembaca dengan mudah pemahami apa
maksud dari buku tersebut
Kelebihan yang ada pada buku pembanding I ialah terletak pada isi buku itu
sendiri, yang mana isi yang dikandung sangat lengkap. Selain itu juga dalam setiap
pembahasannya dipaparkan melalui dalil dan surat-surat Alquran. Selanjutnya bahasa
yang digunakan cukup mudah dipahami bagi orang awam seperti kita dalam mempelajari
sejarah pendidikan islam yang berkembang di dunia maupun di Indonesia

2. Kekurangan Buku
Pada Buku Utama I ada beberapa pengertian yang seperti diulang dan beberapa
kata banyak digunakan seperti pemborosan.
Pada buku utama II tidak disertai dengan gambar yang membuat pembaca hanya
bisa berhayal bagaimana maksud dari buku tersebut. Dan Cover buku kurang menarik,
terlalu kalem sehingga kurang bisa menstimulus para pemilik buku untuk membacanya.
Alangkah lebih baiknya jika cover dibuat menarik sehingga menjadikan para pemilik
bahkan orang yang baru melihatnya tertarik untuk membaca.
kekurangan yang terdapat didalam buku pembanding I adalah ada beberapa
bagian dalam buku yang judul bab dan sub babnya tidak menampilkan suatu korelasi atau
hubungan dan juga ada beberapa bagian yang diulang-ulang pembahasannya.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Asari, Hasan.2018. Sejarah Pendidikan Islam membangun relevansi masa lalu dengan masa kini
dan masa depan.. Medan: Perdana Publishing
Ramli, Ramli. N, Hapni. S, dkk. 2021. Islam Kaffah. Medan: Tim MPK Pendidikan Agama
Islam UNIMED

Ramayulis.2004. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Semarang. Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai