Disusun oleh :
Intan Fadilah 2016510111
Berdasarkan berbagai tingkatan konsistensi dengan sistem lama dan keterpengaruhan oleh
sistem modern, secara garis besar pondok pesantren menurut Departemen Agama RI, dapat
dikategorikan ke dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Pondok Pesantren Salafiyah
2. Pondok Pesantren Khalafiyah (‘Ashriyah)
3. Pondok Pesantren Campuran/Kombinasi
ِح
ُۚون ْل
مف ْ
ُالِك َٰ ُ
ولئ هم
ُِ وأ
ُ ْكرمن ْ ِعن
ُال ْهو
ْن وين
ُِوف
ْر ْ ُون ب
ِالمع مرُْ ْر
ِ ويأ ْ ِلى
الخي ُون إ
دع ُم
َّْة ي ُم
ْ أ ْك ْ م
ِن ُنوْلتك
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh perbuatan yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung” ( QS. Ali Imron: 104).
B. Peran Pondok Pesantren Bagi Indonesia
Pondok pesantren merupakan lembaga Pendidikan yang tertua di Nusantara. Di
tengah-tengah kostitasi Pendidikan modern, eksistensinya masih tetap bertahan.
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan model khas tersendiri bersaing hingga
kini, bersaing dengan pendidikan modern yang cenderung berkiblat pada Pendidikan
Barat yang sejak abad ke-19 M.
Pondok pesantren sebagai model sistem pendidikan pertama dan tertua di
Indonesia, keberadaanya mengilhami model dan sistem-sistem yang ditemukan saat
ini. Bahkan model pondok pesantren tidak lapuk dimakan zaman dengan segala
perubahannya. Karenannya banyak pakar, baik lokal maupun internasional melirik
pondok pesantren sebagai bahan pengkajian.
Tidak jarang beberapa tesis dan disertai menulis tentang lembaga pendidikan Islam
tertua ini. Menurut Kusasi (2013) diantara sisi yang menarik lembaga ini adalah karena
‘’modelnya”. Sifat keIslaman dan keIndonesiaan yang terintegarsi dalam pesantren
juga kesederhanaan, sistem dan manhaj yang terkesan apa-adanya. Hubungan kiai dan
santri yang begitu emosional. Selain itu, peran dan kiprahnya bagi masyarakat, negara,
dan umat manusia.
Pondok pesantren telah terbukti memberikan andil yang sangat besar dalam
mencerdaskan kehiudpan bangsa. Sebelum Indonesia merdeka, model pendidikan di
serau-serau telah membuktikan kiprahnya di pentas nasional. Dengan melahirkan para
pejuang kemerdekaan seperti:
a. Pangeran Dipenogoro,
b. Tuanku Imam Bonjol,
c. Nyi Ageng Serang,
d. Tengku Cik Ditiro
e. K. H. Zaenal Arifin
f. K. H. Hasyim Ashyari
g. K. H. Wahab Hasbullah
h. K. H. Abdul Wahid Hasyim
i. K. H Ahmad Dahlan/
j. K. H. Mas Mansyur
k. Muhammad Natsi
l. K. H. Agus Salim, dan Pejuang-Pejuang lainnya
C. Posisi Pondok Pesantren Diawal Kemerdekaan
Sejak awal Indonesia merdeka, pemerintahan telah menyematkan agama sebagai
fondasi dalam membangun bangsa dan negara. Hal ini dapat kita baca dalam Undang-
Undang Dasar 1945. Dalam pembukuan UUD 1945 alinea ketiga dinyatakan bahwa:
“Kemerdekaan Indonesia adalah semata-mata atas berkat dan rahmat Allah Yang
Mahakuasa”
Dan dialinea ke empat dinyatakan bahwa:
“Pancasila menjadi dasar negara”
D. Lahirnya SKB 3 Menteri Tahun 1975
Awal mula kebijakan pemerintah yang bersinggungan tentang pendidikan di
pondok pesantren yaitu keluarnya surat keputusan bersama (SKB) 3 menteri yang
ditandainya dengan:
1) Menteri Agama ( Prof. Dr. Mukti Ali)
2) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Letjen TNI. Dr. Teuku
Syarif Thayeb)
3) Menteri Dalam Negeri (Jend. TNI Purn. Amir Machmud)
SKB Ini sebagai pengakuan eksistensi madrasah yang isi diktumnya antara lain Dari
SKB 3 menteri yang memperkuat posisi madrasah, yaitu madrasah meliputi tiga
tingkatan:
a. MI setingkat dengan SD, MTs setingkat dengan SMP, dan MA
setingkat dengan SMA
b. Ijazah madrasah dinilai sama dengan ijazah sekolah umum
yang sederajat.
c. Lulusan madrasah dapat melanjutkan ke sekolah umum yang
setingkat lebih atas.
d. Siswa madrasah dapat berpindah kesekolah umum yang
setingkat
Lahirnya Undang-Undang Sisdiknas Tahun 2003
Terbitnya Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang isinya menyamaratakan antara
pendidikan agama dan pendidikan umum. Yang mana pelaksanaannya, pemerintah memberikan
wewenang penuh kepada Kementerian Agama Republik Indonesia untuk mengatur
penyelenggaraan pendidikan di madrasah dan pondok pesantren, baik dalam hal pembiayaan,
pengadaan dan pengembangan sumber daya manusia, pengembangan kelembagaan dan sarana,
serta peningkatkan mutu lembaga pendidikan agama tersebut.
KELOMPOK 4