Anda di halaman 1dari 4

Nama : HESTI VIA HILYATI

NIM : 15201.02.21081
Matkul : Filsafat Pesantren
Dosen : Abdul Aziz, M.Ag
Tugas : Merangkum materi
1. Memahami tentang pesantren
2. Keteladanan H. Muhammad hasan
3. Menggunakan akidah syariat
4. Keunggulan pesantren

1. PESANTREN
a) Pengertian Pesantren
Istilah pesantren pada dasarnya merupakan sebuah tempat pendidikan Islam tradisional
yang di dalamnya juga terdapat asrama bagi para siswa atau muridnya. Dengan kata lain,
para siswa tinggal bersama dan belajar ilmu agama di bawah bimbingan guru yang dikenal
dengan sebutan kiai.
Biasanya berdirinya pondok pesantren bermula dari seorang kiai atau ulama agama
Islam yang menetap di suatu tempat. Kemudian, datanglah para santri yang hendak belajar
berbagai ilmu agama kepadanya.
Tidak jarang santri yang ingin belajar berasal dari daerah yang jauh. Untuk itu,
kemudian dibangun pula tempat bermukim para santri di sekitar kediaman kiai tadi. Semakin
banyak santri yang ingin menuntut ilmu, akan semakin banyak pula pondok yang dibangun.
Pesantren merupakan Sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional yang para
siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan
sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Santri tersebut berada
dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang untuk belajar, dan
kegiatan keagamaan lainnya. Kompleks ini biasanya dikelilingi oleh tembok untuk dapat
mengawasi keluar masuknya para santri sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b) Tujuan Pesantren
Tujuan Umum
Tujuan pendidikan merupakan bagian terpadu dari faktor-faktor pendidikan.
Tujuan termasuk kunci keberhasilan pendidikan, disamping faktor-faktor lainya yaitu,
pendidik, peserta didik, sarana dan prasarana pendidikan, serta lingkungan pendidikan.
Mastuhu (1994: 59) menyatakan “bahwa tidak pernah dijumpai perumusan tujuan
pendidikan pesantren yang jelas dan standar yang berlaku umum bagi semua pesantren”.
Pokok permasalahanya bukan terletak pada ketiadaan tujuan, melainkan tidak tertulisnya
tujuan. Seandainya pesantren tidak memiliki tujuan, tentu aktivitas di lembaga
pendidikan Islam berjalan tanpa arah dan menimbulkan kekacauan. Jadi semua pesantren
memiliki tujuan, hanya saja tidak dituangkan dalam bentuk tulisan. Tujuan dan fungsi
pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan sebagai usaha untuk
menjadikan pondok pesantren tetap terjaga dalam eksistensinya. Pondok pesantren
merupakan lembaga pendidikan yang unik dan berbeda dengan lembaga pendidikan yang
lain, untuk itu pengembangan fungsi dan tujuan pendidikan pesantren sebagai panduan
dan arah pendidikan sangat penting.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus pesantren adalah mempersiapkan para santri untuk menjadi orang
yang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang bersangkutan dan
mengamalkan dalam masyarakat. Adapun tujuan khusus pesantren adalah sebagai
berikut:
1. Mendidik siswa/santri anggota masyarakat untuk menjadi seorang muslim yang
bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan, ketrampilan dan
sehat lahir batin sebagai warga negara yang berPancasila.
2. Mendidik siswa/santri untuk menjadikan manusia muslim selaku kader-kader ulama
dan mubaligh yang yang berjiwa ikhlas, tabah, tangguh, wiraswasta dalam
mengamalkan sejarah Islam secara utuh dan dinamis.
3. Mendidik siswa/santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya dan bertanggung jawab kepada pembangunan bangsa dan negara.
4. Mendidik tenaga-tenaga penyuluh pembangunan mikro (keluarga) dan regional
(pedesaan/masyarakat lingkungannya).
5. Mendidik siswa/santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai sektor
pembangunan, khususnya pembangunan mental-spritual. 6. Mendidik siswa/santri
untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat lingkungan dalam
rangka usaha pembangunan masyarakat bangsa.

c) Karakteristik Pesantren
Pondok pesantren memiliki karakteristik yang pada umumnya pondok pesantren
memiliki tempat-tempat belajar yang saling berdekatan sehingga memudahkan para santri
untuk melangsungkan proses pembelajaran, diantara tempat itu berupa madrasah sebagai
tempat pembelajaran, asrama sebagai tempat tinggal santri yang mondok, masjid sebagai
tempat ibadah para penghuni pesantren dan juga sebagai pusat belajar para santri,
perpustakaan sebagai tempat peminjaman berbagai kitab dan buku-buku pelajaran, rumah
tempat tinggal kyai, ustadz dan ustadzah, dapur umum yang digunakan sebagai tempat
memasak untuk para santri, dan tempat pemandian para santri.
Ada beberapa karakteristik pesantren secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pondok pesantren tidak menggunakan batasan umur bagi santri-santri.
2. Sebagai sentral peribadatan dan pendidikan islam.
3. Pengajaran kitab-kitab islam klasik.
4. Santri sebagai peserta didik. Dan
5. Kyai sebagai pemimpin dan pengajar di pesantren.

d) Sistem Pendidikan di Pesantren


Sistem pendidikan pondok pesantren dapat diartikan serangkaian komponen
pendidikan dan pengajaran yang saling berkaitan yang menunjang pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan oleh pondok pesantren.
Amin Rais, mengemukakan bahwa dalam mekanisme kerjanya, sistem yang
ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan sistem yang
diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu:
1. Memakai sistem tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan
sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan Kiai.
2. Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi karena mereka praktis
bekerja sama mengatasi problema nonkurikuler mereka.
3. Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar dan ijazah, karena
sebagian besar pesantren tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan
ketulusan hatinya untuk masuk pesantren tanpa adanya ijazah tersebut.
4. Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan,
persamaan, rasa percaya diri dan keberanian diri.
5. Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahan, sehingga
mereka hampir tidak dapat dikuasai oleh pemerintah.

e) Manfaat Pesantren
1. Menanamkan nilai-nilai agama
2. Mendidik kemandirian
3. Mengajarkan hidup sederhana
4. Membangun rasa percaya diri
5. Belajar tentang arti kehidupan
6. Melatih Disiplin
7. Membangun mental yang kuat
8. Rutinitas ibadah lebih tertata dan teratur

2. KETELADANAN KH. MOHAMMAD HASAN


Selama mencari ilmu, baik di Jawa maupun di Makkah Ahsan yang kemudian dikenal
dengan KH. Mohammad Hasan Genggong berguru kepada ulama-ulama paham Ahlussunnah
wal- jammaah, diantaranya: KH. Kholil Bangkalan, KH. Mohammad Nawawi bin Umar al-
Bantani, KH. Marzuki Mataram, Habib Ali bin Ali al-Habsy, Syekh Sa‟id al-Yamani, Sayyid
Bakri bin Sayyid Mohamad Syatho al-Misri. Selepas selesai masa studinya di Makkah, KH.
Mohammad Hasan kembali ke tanah Jawa, mengabdikan ilmunya untuk kemajuan umat dan
bangsa di pesantren Zainul Hasan Genggong.
Lambat laun, KH. Mohammad Hasan menyebarkan ilmunya kepada masyarakat
dengan berdakwah, menghadiri undagan, pernikahan, pengajian dengan cara yang santun,
bertutur kata sopan, tidak mengkafirkan atau membid‟ahkan orang lain, tawaddu‟, menerima
perbedaan masyarakat. Dengan metode seperti itu, dakwah KH. Mohammad Hasan diterima
dengan baik oleh masyarakat, disegani bahkan beliau bisa mengambil hati masyarakat.
Sikap tawaddu‟, zuhud, santun dan sebagainya tidak langsung ada pada diri KH. Mohammad
Hasan. Beliau telah berperilaku asketis tersebut sejak dari kecil, suka berpuasa, menolong
orag tua, dan didikan dari guru-guru beliau yang senantiasa mengajarkan nilai-nilai
tasawwufdan akhlak, seperti KH. Kholil Bangkalan, KH. Nawawi bin Umar al-Bantani dan
guru beliau lainnya. Sehingga ketika KH. Mohammad Hasan berdakwah, ucapan dan
perilaku beliau diterima kemudian diamalkan oleh masyarakat banyak. Karena ucapan beliau
dalam berdakwah dengan perilaku beliau sehari-hari sesuai dengan kenyataan.
Ajaran-ajaran beliau mengandung nilai-nilai kehidupan dalam bermasyarakat,
mencerminkan Islam rahmatan lilalamn. Melihat kondisi-situasi masyarakat dalam
berdakwah. Bukan mencaci, menentang apalagi memusuhi perilaku masyarakat primitif
yang tidak sesuai dengan ajaran Islam tapi memperbaikinya dengan metode lemah lembut.
Sebagaimana diketahui, masyarakat zaman dahulu sangat kental dengan tradisi nenek
moyang mereka, seperti sesajen, pesugihan, ramalan nasib dan lain sebagainya.

3. MENGGUNAKAN AKIDAH SYARIAT


Aqidah berasal dari kata „aqada- ya‟qidu-„ yang artinya ikatan. Maksudnya adalah
ikatan yang kuat (mistaqan ghalidhan) antara seorang hamba dengan Allah SWT meyakini
bahwa tidak ada sesembahan yang patut untuk disembah melainkan Allah SWT, meyakini
bahwa Allah yang menciptakan seluruh jagad raya ini beserta isinya. Oleh karena itu,
muncullah istilah aqidah al-islamiyyah, yaitu meyakini dengan hati bahwa Islam adalah
agama yang hanif (lurus) menuhankan pada Tuhan Yang Esa yaitu Allah Rabbul „Izzati.
Ruang lingkup pembahasan pada aspek Aqidah terangkum dalam rukun Iman yaitu
Iman kepada Allah, iman kepada para malaikat, iman kepada kitab-kitabnya Allah, iman
kepada rasul-rasul-Nya, iman kepada hari kiamat, iman kepada qadha dan qadhar-Nya Allah.
Penanaman aqidah (keimanan) yang kuat dalam diri seseorang akan melahirkan
pribadi super yaitu sopan, santun, lembut tutur katanya, empati, simpati, dan lain-lain.
Begitu dahsyatnya dimensi iman apabila tertanam kokoh dalam diri seseorang, akan
melahirkan buah yang manis yaitu akhlaqul karimah. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda
dari abu hurairah, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat maka janganlah
dia menyakiti tetangganya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat
hendaklah dia memuliakan tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
kiamat maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam”.

4. KEUNGGULAN PESANTREN
a) Pondok Pesantren menekankan pendidikan dengan basis mengharusutamakan kecerdasan
spiritual (SQ) disamping kecerdasan intelektual (IQ) dan emosional (EQ) bagi para santri.
Sehingga para santri akan memiliki kecerdasan dan karakter yang kuat dan mudah
bersosialisasi di masyarakat. Hal ini yang menyebabkan para santri lebih mudah diterima
dan bermanfaat di tengah-tengah masyarakat.
b) Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di bumi nusantara ini yang
didirikan oleh para wali, kyai dan penyebar Agama Islam yang melakukan tafaqquh fi Al-
Diin dengan Ikhlas. Mereka adalah orang-orang yang bersih batinnya dan selalu
mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini yang menyebabkan Ilmu yang diperoleh di
Pondok Pesantren menjadi lebih berkah.
c) Saat ini kita sedang khawatir dari beragam pengaruh negatif yang ada di tengah-tengah
masyarakat. Narkoba, pergaulan bebas, kenakalan remaja, dan lain sebagainya sedang
mengancam teman, tetangga bahkan keluarga kita sendiri. Nah, di Pondok Pesantren
dengan pengawasan penuh dari Kyai, Guru-guru dan Pengurus Pondok Pesantren, santri
sepenuhnya bisa dikontrol dan dilindungi dari pengaruh negatif tersebut. Dengan
pendidikan berbasis nilai-nilai Islam Nusantara, Pondok Pesantren menjadi lembaga yang
memiliki daya tahan (imun) dari berbagai ancaman pengaruh negatif.
d) Pondok Pesantren akan menghasilkan alumni santri yang memiliki solidaritas berbasis
Islam yang kuat. Hidup bersama tunggal liwet, tunggal bancik selama bertahun-tahun
telah membentuk santri menjadi pribadi yang memiliki rasa solidaritas dengan sesama.
e) Santri akan mampu mengintegrasikan ilmu yang didapat melalui madrasah formal dengan
ilmu agama yang didapat melalui pendidikan pesantren dengan kitab kuning-nya dalam
kehidupan sehari-hari. Ilmu inilah yang akan memudahkan para santri untuk memahami
makna hidup yang sesungguhnya. Hidup mandiri, terpisah dari orang tua, fasilitas apa
adanya, akan membentuk santri sebagai muslim yang bertanggung jawab dan terbiasa
memotivasi dirinya sendiri untuk lebih baik.
f) Sebagai lembaga pendidikan unggulan, Pondok Pesantren mampu melakukan
pembentukan karakter Muslim Nusantara yang sesuai dengan ajaran Islam yang berpadu
dengan nilai-nilai tradisi, budaya dan kearifan lokal pada semua sisi kehidupan, sehingga
melahirkan Pribadi Muslim Nusantara yang mencintai Islam, berkomitmen penuh pada
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), bertoleransi dalam keberagaman,
menghargai kemajemukan, dan selalu menebarkan perdamaian.

Anda mungkin juga menyukai