PENDAHULUAN
mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tampa pendidikan sama sekali
ِ ولِي
نذ ُروا َق ْو َم ُه ْم ِإذَا َر َجعُوا ِإلَْي ِه ْم لَ َعلَّ ُه ْم حَيْ َذ ُرو َنَُ
طلب العلم فريضة: قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم: قال,سريين عن انس بن مالك
1
Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Rhineka Cipta, 2008), h. 2.
1
Pendidikan Islam di Indonesia mayoritas berakar dari pendidikan
model pondok pesantren, baik yang sudah didesain dengan bentuk pendidikan
formal, maupun yang masih berbentuk non formal. Alasan pokok munculnya
yang terdapat dalam kitab-kitab klasik yang ditulis berabad-abad yang lalu.
berhuruf Arab, sebagai produk pemikiran ulama masa lampau yang ditulis
dengan format khas pramodern sebelum abad ke 17M. 3 Ada juga yang
mengartikan kitab kuning juga kerap disebut kitab gundul karena memang
tidak memiliki harakat atau baris, seperti fathah, kasrah, dhammah dan
sukun. Juga karena tidak ada torehan arti (makna) di bawah setiap kalimatnya.
pesantren. Selain sebagai pedoman bagi tata cara keberagamaan, kitab kuning
2
Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat (Yogyakarta: Gading
publishing, 2015), h. 85.
3
H. Affandi Mochtar, Kitab Kuning dan Tradisi Akademik Pesantren (Bekasi: Pustaka
Isfahan, 2010), h. 32.
4
H. Affandi Mochtar, Kitab Kuning dan Tradisi Akademik Pesantren (Bekasi: Pustaka
Isfahan, 2010), h. 45.
2
potensi awal untuk meraih masa depan, pendidikan merupakan suatu proses
Hal ini sesuai dengan rumusan tujuan pendidikan nasional yang telah
ajaran Islam. Oleh sebab itu, manusia harus dididik melalui pendidikan, Salah
Islam, lembaga pendidikan Islam terdiri dari Pendidikan formal dan non
formal7.
5
Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 25.
6
Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung:
Citra Umbara, 2006), h. 60.
7
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 39.
3
Pendidikan Keagamaan Islam yang terdapat pada BAB I Ketentuan Umum
pendidikan dasar dari 3 jenjang yang ada pada pendidikan diniyah formal, hal
ini termuat dalam peraturan menteri agama nomor 13 tahun 2014 tentang
Pendidikan Keagamaan Islam yang terdapat pada BAB III bagian kedua pasal
Wustha adalah fikih yang bertujuan untuk membekali santri tentang hal
ibadat, muamalat, jinayat, dan munakahat, sehingga para peserta didik dapat
Islam, misalnya, tata cara shalat, zakat, waris, utang piutang dan lain
8
PMA No.13 Tahun 2014, Pendidikan Keagamaan islam, (Kemenag aceh)
https://aceh.kemenag.go.id/id/. Diakses pada 20.01.2021. Jam 21:33
9
PMA No.13 Tahun 2014, Pendidikan Keagamaan islam, (Kemenag aceh)
https://aceh.kemenag.go.id/id/. Diakses pada 20.01.2021. Jam 21:33
4
Pendidikan Diniyah Formal Wustha lebih ditekankan pada teori-teori fikih
secara mendalam.
agama, khususnya fikih yang menjadi salah satu mata pelajaran yang ada di
yang dipelajari dalam pembelajaran Fikih adalah: kitab Fathul Qorib, dan
Qasim Al-Ghazzi (918 H/1512 M) adalah kitab Fikih yang memuat berbagai
ilmu Fikih yang tidak hanya mengkaji persoalan ibadah saja, namun juga
jinayat.
hukum shalat, hukum-hukum zakat, hukum puasa, hukum haji, hukum jual
5
hukum jihad, hukum-hukum buruan sembelihan dan makanan, hukum
dijadikan sebagai bahan ajar ilmu fikih di Pendidikan Diniyah Formal Wustha
kitab Fathul Qorib kelas III peneliti menemukan beberapa permasalahan yang
muncul pada pelaksanaan pembelajaran fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas
pembahasan yang sangat panjang yaitu dari bab thaharah sampai dengan bab
ta’zir, yang mana pada pelaksanaan pembelajaran fikih dengan kitab Fathul
yang timbul adalah tidak semua pelajaran itu bisa diselesaikan dalam dua
6
yang tidak berharakat, yang mana dalam pelaksanaannya harus dijelaskan dan
Kitab Fathul Qorib Kelas III Di Pendidikan Diniyah Formal Wustha (PDFW)
B. Definisi Operasional
tentang istilah-istilah yang ada pada masalah peneliti dengan maksud untuk
penelitian.11
10
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Wustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara langsung
pada tanggal 28 Januari 2021, pada pukul 16:30
11
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2013),h. 287.
12
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat
Bahasa, PT Gramedia Pustaka, 2013), h. 529.
7
2. Pembelajaran adalah: berasal dari kata “ajar” yang mendapatkan
tambahan awalan “pe” dan akhiran “an” yang mempunyai arti proses,
belajar.13
3. Fikih yang di maksud fikih di sini adalah fikih menurut syara yaitu:
4. Kitab Fathul Qorib atau Fathul Qarib Al Mujib atau Al-Qaulul Mukhtar
puasa, hukum haji, hukum jual beli dan berbagai hukum transaksi
5. Kelas III: Yang dimaksud kelas III disini adalah kelas III A yaitu kelas
13
Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.2013.), h. 19.
14
Khallaf Wahab Adbul. Ilmu ushul Fikih (Jakarta: Pustaka Amani, 2012), cet ke 7. h. 1.
8
6. Pendidikan Diniyah Formal Wustha (PDFW) adalah: Pendidikan yang
ayat (7).
yang beralamatkan. Jl. Pahlawan No.43 RT.08 RW.03 Desa Benua Raya,
evaluasi pembelajaran Fikih dengan kitab Fathul Qorib dan apa saja faktor
9
C. Rumusan Masalah
berikut:
10
Wustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim Kecamatan Bati-Bati
E. Tujuan Penelitian
berikut.
Tanah Laut.
F. Signifikansi Penulisan
Islam.
11
G. Sistematika Penulisan
terdiri atas :
sistematika penulisan.
BAB III: Metode penelitian, Bab ini berisi tentang jenis penelitian, subjek
BAB IV: Laporan hasil penelitian, membahas tentang gambaran umum lokasi
BAB V: Penutup, Bab ini berisi simpulan dari pembahasan penelitian dan
12
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Pembelajaran
tambahan awalan “pe” dan akhiran “an” yang mempunyai arti proses,
sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan
didapatkan kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama
pembelajaran.17
proses belajar dan mengajar yang tersusun terarah dan terancang serta
15
Mulyono, Strategi Pembelajaran: Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global.
(Malang: Maliki Press, 2012), h. 7.
16
Muhammad Fathurrohman, Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013 (Strategi
Alternatif Pembelajaran Di Era Global), (Yogyakarta: Kalimedia, 2015), h. 31.
17
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), h.7.
13
melibatkan berbagai unsur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
didik dan pendidik melalui berbagai upaya dan berbagai strategi dan
2. Pengertian Fikih
Secara etimologi Fikih berasal dari kata bahasa arab, yaitu bentuk
masdar dari akar kata فقها فقه يفقه yang berarti pemahaman. Pemahaman
14
Adapun penjelasannya sebagai berikut:20
hanya sampai pada tingkat dugaan (al zdhan). Dalam definisi di atas,
al-ilmu yang dimaksud lebih dimaknai dengan arti yang kedua, yaitu
b. Al-ahkam adalah jamak dari kata al-hukm yang memiliki arti putusan.
perbuatan manusia yang berasal dari Allah SWT. seperti wajib, sunah,
20
Harisudin nor, Pengantar ilmu Fikih (Surabaya: CV Salsabila putra pratama 2019.), h.
2.
15
qalbiyah-khuluqiyah seperti ikhlas, riya, dan sebagainya tidak pula
termasuk Fikih.
dalam ranah studi ushul fiqh. Dalil ijmali misalnya 'am, khas,
Allah SWT untuk dilakukan oleh manusia, maka Fikih secara garis besar
16
a. Tentang apa dilakukan hamba kepada Allah SWT.
manusia.21
ين ِم ْن َقْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َتَّت ُقو َن ِ َّ َ ِالصيَ ُام َك َما ُكت
َ ب َعلَى الذ ِّ ب َعلَْي ُك ُم ِ ِ َّ
َ يَا َأيُّ َها الذ
َ ين َآمنُوا ُكت
ayat 11:
Ayat di atas menjelaskan salah satu contoh budi pekerti yang harus
bukan nama yang buruk. Sesama manusia tidak boleh saling mencaci
21
Hasan saleh, kajian Fikih nabawi & Fikih kontemporer (Jakarta: Rajawali press 2008),
h. 6.
17
maki. Dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan dunia.
ب ِم َن
ٍ ض ِ ْل ِم َن الن
َ ََّاس َوبَ اءُوا بِغ ٍ الذلَّةُ َأيْ َن َم ا ثُِق ُف وا ِإاَّل حِب َب
ٍ ْل ِم َن اللَّ ِه َو َحب ِّ ت َعلَْي ِهم
ُ ْ َض ِرب
ُ
untuk beribadah kepada Allah SWT dan berbuat baik sesama manusia.
a. Ibadah Mahdhah
tafsili (terperinci) dan sharih (jelas) oleh dalil yang qath’i (pasti).
22
M.Anshary, Fikih Kontroversi (Bandung: Humaniora, 2013), h. 23.
18
ijtihad. Manusia hanya diberi kewenangan menjalankan apa yang
umum. Dalam hal muamalah petunjuk yang diberikan dari Allah SWT
aturan yang rinci tentang itu sesuai dengan apa yang dipandangnya
baik dan telah sejalan dengan petunjuk umum yang ditetapkan Allah
ini disebut Fikih muamalat dalam artian khusus seperti jual beli,
19
dalam bentuk ini disebut Fikih munakahat atau perkawinan
warisan.
pidana.
bentuk ini disebut Fikih murafa’at atau qadha, atau disebut juga
hukum acara.
negara lain dalam masa perang dan damai. Aturan dalam bentuk
ini disebut Fikih dauliyah atau disebut juga hukum antara negara
atau internasional.24
24
Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Ushul Fiqh Edisi Pertama (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2012), h. 11-15.
20
4. Pembelajaran Fikih
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
dalam berfikir pada bidang syariat Islam baik dalam segi ibadat,
sehari-hari.
B. Komponen Pembelajaran
25
Undang-Undang RI nomer 20 tahun 2003 beserta penjelasannya, hal.2.
21
Komponen-komponen pembelajaran meliputi: tujuan pendidikan,
berikut:
1. Tujuan
2. Bahan Pelajaran
26
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 77.
27
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar ( Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), Cet: 2 h. 48.
28
Hamruni, Strategi Dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan (Yogyakarta:
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009), h.11.
22
tujuan pembelajaran.29 Bahan adalah segala sesuatu sumber bagi anak
bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik.
didik maka akan dapat memotivasi anak didik dalam jangka waktu
tertentu.30
29
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran (Teoridan Aplikasi) (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2013), h. 29.
30
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta. PT
Rineka Cipta, 2002), Cet: 2 h 50.
31
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar ( Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), Cet: 2 h. 51.
23
b. Tahap inti. Kegiatan inti ini merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai KD. Dalam tahap inti ini dilakukan secara sistematis dan
tindak lanjut.32
4. Metode
dengan baik jika tanpa adanya dukungan dari sebuah metode, strategi dan
a. Metode Ceramah
32
Abdul Gafur, Desain Pembelajaran Konsep, Model Dan Aplikasinya Dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (Yogyakarta: ombak, 2012 ), h. 174-175.
33
Ngalimun, Strategi Pembelajaran (Dilengkapi Dengan 65 Model Pembelajaran),.
(Yogyakarta: Dua Satria Offet, 2017), h. 63.
34
Daryanto dan Mulyo Rahardjo, Model Pembelajaran Inovatif (Yogyakarta: Gava Media,
2012), h. 148.
24
Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan.
ص مِب َا
ِ ص
َ َأح َس َن الْ َق
ْ ْك ُّ )حَنْ ُن َن ُق2( ِإنَّا َأْنَزلْنَ اهُ ُقْرآنً ا َعَربِيًّا لَ َعلَّ ُك ْم َت ْع ِقلُ و َن
َ ص َعلَي
sederhana.
35
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Sinar Baru
Algensindo, 2000), h. 77.
25
4) Memungkinkan untuk menyampaikan materi yang banyak dan
berikut:
2) Kurang kreatif.
kritis siswa. 36
b. Metode Sorogan
santri maju satu persatu untuk membaca dan menguraikan isi kitab di
berikut:
murid.
36
Khuriyah, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Sukoharjo: Fataba
Press, 2014), h. 104.
26
3) Murid mendapatkan penjelasan yang pasti tanpa harus mereka-
muridnya.
kitab.
tertentu. 37
c. Metode Bandongan
37
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam ( Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 150-152.
27
mengikuti penjelasan yang diberikan oleh kyai dengan memberikan
banyak.
secara intensif.
berikut:
terhalang kemajuannya. 38
38
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam ( Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 156.
28
d. Metode Tanya Jawab
dibicarakan.
39
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru) (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 138.
29
6) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya
pikir.
berikut:
bersahabat.
berpikir siswa.
e. Metode Diskusi
40
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 142-143.
30
maintenance) dalam memecahkan sebuah masalah tertentu (problem
solving).
pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti mengenai sesuatu serta
musyawarah.
salah.
berikut:
41
Jumanta Hamdayama, Metodologi pengajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h.
102.
42
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 148-149.
31
f. Metode Demonstrasi
lain:
proses pembelajaran.
setiap siswa.
sebagai berikut:
43
Khuriyah, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Sukoharjo: Fataba
Press, 2014), h. 106-107.
32
1) Memerlukan waktu yang cukup banyak.
efektif. 44
5. Perencanaan Pengajaran
6. Sumber Belajar
proses belajar pada siswa, apapun bendanya, asal bisa digunakan untuk
7. Evaluasi Pembelajaran
siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat
44
Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam ( Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 191-192.
45
Jumanta Hamdayana, Metodologi pengajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h. 18.
46
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21),. (Bandung: Alfabeta 2012), h. 119.
33
mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Evaluasi yang
efektif harus mempunyai dasar yang kuat dan tujuan yang jelas.47
dan penguatan, serta individu.49 Adapun penjelasan secara rinci dari prinsip-
47
Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik (Deskripsi dan
Tujuan Kritis) (Bandung: Nusa media, 2012.), h. 245.
48
Ngalimun, Strategi Pembelajaran (Dilengkapi Dengan 65 Model Pembelajaran)
(Yogyakarta: Dua Satria Offset, 2017), h. 86.
49
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21),. (Bandung: Alfabeta, 2012.), h. 100.
34
Sedangkan motivasi merupakan suatu tenaga yang digunakan
dalam belajar.
2. Keaktifan
demikian keaktifan tidak dapat dilaksanakan oleh orang lain, akan tetapi
sendiri apa yang harus dikerjakan dan memiliki inisiatif dalam belajar.51
3. Keterlibatan Langsung
Belajar secara langsung dalam hal ini tidak hanya sekedar mengamati
dilakukan siswa secara aktif dan guru bertindak sebagai pembimbing dan
fasilitator. 52
50
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21) (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 100.
51
Yatim Riyanto. Paradigma Baru Pembelajaran (Sebagai Referensi Bagi Pendidik
Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas) (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), h. 73.
52
Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21) (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 24.
35
4. Pengulangan
benar.
5. Tantangan
untuk belajar.53
Kunci dari teori belajar ini adalah law of effect-nya yang dikemukakan
7. Perbedaan Individual
perbedaan individu dari tingkat kecerdasan, sifat dan kebiasaan atau latar
53
Aunurrahman, Belajar dan pembelajaran. (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 126.
54
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Mengembangkan
Profesionalisme Guru Abad 21) (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 103.
36
belakang keluarga. Hendaknya guru tidak memperlakukan anak seolah-
1. Tahap Permulaan
2. Tahap Pengajaran
telah dipersiapkan.
55
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2013), h. 88.
56
Yatim Riyanto, Paradigma baru Pembelajaran (Sebagai Referensi Bagi Pendidik
Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas) (Jakarta. Kencana Prenada
Media Group, 2010), h. 132-133.
37
Dari uraian penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan-
tersebut.
1. Faktor Internal
tersebut meliputi:
a. Karakteristik Siswa
38
merupakan salah satu variabel dari kondisi pengajaran. Variabel ini
c. Kesehatan
57
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), h. 158.
58
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta,2009), h. 56.
59
Pupuh Fatturahman, Psikologi Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010 ), h. 97.
60
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta,2009), h. 55.
39
Keadaan jasmani pada umumnya ini dapat melatarbelakangi
1) Minat
minatnya.62
2) Motivasi
61
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010), h.
235.
62
H. Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),.h. 121.
63
Aunurrahman, M.Pd, Belajar Dan Pembelajaran (Bandung: ALVABETA, CV,2009),
h.180.
40
e. Kebiasaan Belajar
belajar.65
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Guru
No. 74 Tahun 2008 BAB II pasal 2-3 yaitu tentang kompetensi dan
64
Sudarwan Denim, Profesionalisasi Dan Etika Profesi Guru (Bandung: CV Alfabeta,
2010), h. 190
65
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 54.
66
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), h. 185.
41
Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
(1)Kompetensi sebagaimana dimaksudkan pada pasal 2
merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan
diaktualisasi oleh guru dalam melaksanakan.
(2)Kompetensi guru sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1
meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi.
guru.68
42
seorang guru, yakni: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
1) Profesi
70
Rofa’ah, Pentingnya Kompetensi Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Dalam
Perspektif Islam (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), h. 6.
71
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2008), h.
20.
43
b) Materi harus sesuai dengan peserta didik. 72
Metode adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum. Metode
72
H. Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan: Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), h. 9.
73
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ( Jakarta: PT Rajagrafindo persada, 2003), h. 15.
74
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h.
107.
75
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 135.
44
terangkum dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).76
b. Sekolah
kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, hal ini turut
sebagainya.
76
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007),h.
173.
77
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum (Jakarta:Ciputat
Pers, 2002), h. 86.
78
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta,2009), h. 59
45
yang lain. Lengkapnya sarana dan prasarana menentukan jaminan
2) Kurikulum
nasional.80
c. Lingkungan Pembelajaran
guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan
79
Dimyati, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), h. 253.
80
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran: Teori Dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan , (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 200.
46
Selanjutnya yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah
belum dimilikinya.81
kertas berwarna kuning dengan memakai huruf arab dalam bahasa Arab,
kitab klasik atau kitab kuning. Kitab- kitab klasik di karang oleh para
81
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2010), h.
125.
82
Prayitno, Pendidikan; Dasar Teori Dan Praksis (Jakarta: PT Grasindo, 2009), h. 56.
83
Nur Efendi. Manajemen perubahan di Pondok Pesantren (Kontruksi Teoritik dan
Praktik Pengelolaan Perubahan sebagai Upaya Pewarisan Tradisi dan Menatap Tantangan Masa
Depan),. (Yogyakarta. 2016. Kalimedia.), h 129
47
ulama terdahulu yang berisi pelajaran mengenai macam-macam ilmu
pengetahuan agama Islam dan bahasa arab. Di sebut kitab kuning, karena
bin Qasim Al-Ghazzi (918 H/1512 M) adalah kitab Fikih yang memuat
bagian yang banyak dan runtut agar mudah dipelajari. Kitab Fathul
Qorib merupakan salah satu kitab atau buku yang berisi tentang ilmu
suatu amal dan diambil dari dalil-dalil yang terperinci dan tertentu.85
84
Rulam Ahmadi. Pengantar Pendidikan (Asas Dan Filsafat Pendidikan),, (Yogyakarta.
2016. Ar Ruzz Media), h 152
85
Muhadjir Ambar, Kupas Fath Al Qorib (penjelasan dan komentar) (Kediri. 2008.
Madrasah Diniyyah Futuhiyyah Yayasan Fathul Ulum), h. Muqoddimah.
48
Isi dari kitab Fathul Qorib ini terdiri dari muqoddimah dan
1) Bersuci.
2) Shalat.
3) Zakat.
4) Puasa.
5) Haji.
yakni:
berhubungan dengannya.
86
Syaikh Muhammad bin Qasim al-Ghazziy, Fathul Qorib (rembang.- maktabah al
anwar), Daftar isi.
49
1) Jinayat.
2) Had-had.
3) Jihad.
87
PMA No.13 Tahun 2014, Pendidikan Keagamaan islam, (Kemenag aceh)
https://aceh.kemenag.go.id/id/. Di Akses pada 20.01.2021. Jam 21:33
50
2. Jenjang Pendidikan Diniyah Formal
diniyah formal, hal ini termuat dalam peraturan menteri agama nomor 13
terdapat pada BAB III bagian kedua pasal 27 ayat (2) bahwa :
51
d. Ilmu pengetahuan alam89
89
PMA No.13 Tahun 2014, Pendidikan Keagamaan islam, (Kemenag aceh)
https://aceh.kemenag.go.id/id/. Di Akses pada 20.01.2021. Jam 21:33
90
Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 60.
52
Keagamaan Islam yang terdapat pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 2
yaitu:
91
PMA No.13 Tahun 2014, Pendidikan Keagamaan islam, (Kemenag aceh)
https://aceh.kemenag.go.id/id/. Di Akses pada 20.01.2021. Jam 21:33
53
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian ini adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan pada jenis penelitian
pribadi, catatan atau memo, dokumen resmi atau data-data yang tertulis,
penelitian.92
yang tercemat terhadap fenomena atau keadaan sosial tertentu tanpa adanya
54
pembelajaran fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III dan faktor-faktor
1. Subjek Penelitian
penelitian ini adalah guru mata pelajaran Fikih dengan Kitab Fathul
Qorib dan santri kelas III di Pendidikan Diniyah Formal Wustha (PDFW)
Laut
2. Objek Penelitian
dua yaitu:
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
3) Evaluasi
55
1) Faktor guru
2) Faktor santri
1. Data
a. Data Pokok
Laut. Meliputi:
94
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2006), h.
93
56
(2) Merencanakan cara menyampaikan materi
Laut. Meliputi:
Agama RI.
2) Data pokok yang diperoleh dari guru dan santri, yang berkenaan
57
Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim
a) Faktor guru
b) Faktor santri
b. Data Penunjang
disebut sebagai data pelengkap atau data yang dianggap perlu karena
Tanah Laut.
Tanah Laut.
95
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 2006), h.
94.
58
4) Keadaan pengajar di Pendidikan Diniyah Formal Wustha
2. Sumber Data
a. Responden, yaitu: guru pada mata pelajaran Fikih dengan kitab Fathul
Laut.
59
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan serangkaian proses yang dilakukan
untuk menggali data pokok dan data penunjang maka, maka peneliti
1. Observasi
selain panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.
2. Wawancara
96
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2012), h. 207
97
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2013), h. 118.
60
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan
melalui observasi.
Tanah Laut.
3. Dokumentasi
Laut.
98
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kenca, 2007), Cet Ke-2, h. 111.
99
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 101.
61
b. Visi dan misi Pendidikan di Pendidikan Diniyah Formal Wustha
Laut.
Laut.
MATRIKS
62
Pengumpulan
Data
1 Data Pokok
Kecamatan Bati-Bati
Meliputi :
a. Perencanaan
1) Merencanakan
ingin dicapai
2) Merencanakan cara
menyampaikan materi
3) Mempelajari materi
4) Merencanakan metode
digunakan
63
b. Pelaksanaan
4) Kegiatan awal
5) Kegiatan inti
6) Kegiatan akhir
c. Evaluasi
1) Evaluasi yang
III
a) Lisan
b) Tertulis
2) Evaluasi yang
dilaksanakan oleh
Direktorat Pendidikan
Diniyah Pondok
Pendidikan Islam
(Dirjen Pendis)
64
pelaksanaan pembelajaran
a. Faktor guru
b. Faktor santri
c. Faktor lingkungan
pembelajaran
Data Penunjang
65
Bati Kabupaten Tanah Laut
4. Keadaan pengajar di
Pesantren Darussalim
Kecamatan Bati-Bati
Pesantren Darussalim
Kecamatan Bati-Bati
dengan kitab Fathul Qorib kelas III di Pendidikan Diniyah Formal Wustha
66
(PDFW) Pondok Pesantren Darussalim Kecamatan Bati-Bati Kabupaten
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
1. Faktor guru
2. Faktor santri
deskriptif.
67
G. Analisis Data
Selanjutnya dilakukan analisis interaktif dari Miles & Huberman dengan tiga
(verifikasi).100
komponen, yaitu:
1. Reduksi Data
pembelajaran fikih dengan Kitab Fathul Qorib kelas III dan faktor-faktor
2. Penyajian Data
100
Nugrahani Farida. Metode Penelitian Kualitatif. (Surakarta, Farida Nugrahani: 2014),
h. 173
68
Penyajian data dilakukan agar data hasil reduksi dapat
yang bersifat khusus kepada hal-hal yang bersifat umum. Jika suatu data
dengan data yang lain dihubungkan, maka seluruhnya akan menjadi satu
H. Prosedur Penelitian
1. Tahap Pendahuluan
69
a. Melakukan observasi sementara ke lokasi penelitian yang diteliti.
Martapura.
2. Tahap Persiapan
Kabupaten Banjar
lokasi penelitian
3. Tahap Pelaksanaan
pembimbing.
pembimbing.
4. Tahap Penyelesaian
70
b. Diserahkan kepada dosen pembimbing skripsi untuk dikoreksi dan
disetujui.
BAB VI
Laut.
71
berdirinya tahun 1967 hanya dengan gedung yang berdinding kajang
(daun rumbia) yang penuh dengan debu dan kotor dan mempunyai
gedung hanya 2 lokal. Pada bilik yang sederhana inilah para santri
Bati-Bati agar mareka mendapat ilmu agama sebagai bekal di dunia dan
72
niat yang kuat dan ikhlas beliau tetap menghadapinya dengan tabah dan
Anak Usia Dini (PAUD) sejak tahun 2004, Madrasah Ibtidaiyah (MI)
tahun 2017, Madrasah Diniah Ulya (MDU/MA) sejak tahun 2004 yang
73
berganti menjadi Pendidikan Diniyah Formal Ulya (PDFU) pada tahun
2017 dan Paket C mulai 2005, Paket B setara SMP tahun 2007 dan
Madrasah Tsanawiyah Satu Atap (MTs SA) tahun 2009 atas bantuan
Majlis Ta’lim yang dilaksanakan pada pagi hari dan malam hari.101
a. Visi
b. Misi
Laut. yaitu:
Jamaah.
101
Nafiah, S.Pd.I. Tata Usaha Pondok Pesantren Darussalim Bati-Bati. Dokumentasi pada
tanggal 22. Februari. 2021. Pukul 10:15
74
2) Mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien
MI 510 orang. MTs SA 258 orang. PDFW 302 orang. PDFU 272 orang.
TABEL I
102
Nafiah, S.Pd.I. Tata Usaha Pondok Pesantren Darussalim Bati-Bati. Dokumentasi pada
tanggal 22. Februari. 2021. Pukul 10:15
103
Nafiah, S.Pd.I. Tata Usaha Pondok Pesantren Darussalim Bati-Bati. Dokumentasi pada
tanggal 22. Februari. 2021. Pukul 10:15
75
JUMLAH SISWA PAUD PONDOK PESANTREN DARUSSALIM
1 15 14 29
TABEL II
1 25 29 54
TABEL III
76
TABEL IV
TABEL V
TABEL VI
77
NO Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 30 59 89
2 33 60 93
3 36 54 90
Jumlah 99 173 272
TABEL VII
NO Nama Jabatan
Pengasuh
1 Muhammad Riduan Sb
TU
2 H.Muhammad Basim
Guru
3 Jamil Hasyim. S. Ag
Guru
4 Nurul Huda
Guru
5 Miskiah
104
Nafiah, S.Pd.I. Tata Usaha Pondok Pesantren Darussalim Bati-Bati. Dokumentasi pada
tanggal 22. Februari. 2021. Pukul 10:15
78
Guru
6 Sibawaihi
Guru
7 Saifullah
Guru
8 Ahmad Baihaki
Guru
9 Murjani
Guru
10 Mariatul,S. Pd.
Guru
11 Haiyah
Guru
12 Sayuti
Guru
13 Zainuddin
Guru
14 Sumiati
Guru
15 Mifdali, S.Pd.I
Guru
16 Asmiah, S.Pd.I
Pustakawan
17 Khairiyani, S.Pd.I
Guru
18 Barsiah
Muhammad Hasani, Guru
19
S.Pd.I
Guru
20 Ahmad, S.Pd.I
Guru
21 Zekiyani, S.Pd.
Guru
22 Hamnah
Guru
23 Wahidah
Guru
24 Nahwani, S.Pd.I
Rabiatul Adawiyah, Guru
25
S.Pd.I
Guru
26 Nordiansyah, S.E.
79
Guru
27 Rahmawati, S.Pd.I
Guru
28 H. Ahmad Zaini
Muhammad Rusydiani, Guru
29
S.Pd.I
Guru
30 Makmun, S.Pd.I
Guru
31 Rahmadi, S.Pd.I
Muhammad arsyad, Guru
32
S.Pd.I
Guru
33 Rozain, S.Pd.I
Guru
34 Juhrani
Guru
35 Idawati
Guru
36 Anas Syaifi, S.Pd.I
Guru
37 Hamdiyannor, S.Pd.I
Satpam
38 Rislani, S.Pd.I
Guru
39 Luffiatun Najah, S.Pd.I
Guru
40 Halimah, S.Pd.I
Guru
41 Yuhyil Mudzakkir
Guru
42 Hadi Salim, S.Pd.I
Guru
43 Fitriana
Guru
44 Muhammad Irsyad, S.Pd.I
Guru
45 Dugafar, S.Pd.I
Guru
46 Samsuddin
Guru
47 Solahiyah, S.Pd.I
80
Guru
48 Husnul Falah, S.Pd.
Guru
49 Alfiatul Hasanah, S.Pd.
Guru
50 Najimussobah, S.Pd.
Guru
51 Muhammad Alwi, S.Pd.
Guru
52 Zainal Lutfi, S.Pd.
Guru
53 Ahmad Nur, S.Pd.I
Guru
54 Riduan, S.Pd.
Guru
55 Lukmanul Hakim
Helda Hayati, S.Pd. Guru
56
nip.197501182005011005
Guru
57 Misbahuddin, S.Pd.
Keamanan
58 Muhammad Irsyad, S.Pd.
Guru
59 Fityati, S.H.I
Guru
60 Nafi'ah, S.Pd.
Guru
61 Husnul Hakim
Keamanan
62 Makinuddin
Muhammad Nor Helmi, Guru
63
S.Pd.I
Guru
64 Nor Helda
Guru
65 Nor Hidayati
Guru
66 Syahliyana
Guru
67 Siti Mawaddah
Guru
68 Muhammad Kahfi
69 Muttaqin Guru
81
Guru
70 Muhammad Zainal Fatoni
Guru
71 Abdullah, S.Pd.
Muhammad Thoha, Guru
72
S.kom
Guru
73 As'ad Irfan
Guru
74 Lukmanul Hakim
Guru
75 H. Abdussalam
Guru
76 Abdul Hakim
Keamanan
77 Muhammad
Guru
78 Abdul Latip
Guru
79 Fachruddin
TABEL VIII
No Sarana Jumlah
2 Asrama 12 buah
105
Nafiah, S.Pd.I. Tata Usaha Pondok Pesantren Darussalim Bati-Bati. Dokumentasi pada
tanggal 22. Februari. 2021. Pukul 10:15
82
3 Perpustakaan 2 buah
4 Musholla 1 buah
5 Ruang WC 25 buah
8 Kantin 2 buah
9 Koperasi 1 buah
10 Poskestren 1 buah
11 BLK 1 buah
B. Penyajian Data
Data yang akan disajikan adalah data dari hasil penelitian yang
sampai 9 April 2021. Adapun teknik yang digunakan penulis dalam menggali
83
Agar data yang disajikan lebih terarah dan memperoleh gambaran
yang jelas dari hasil penelitian, maka peneliti menjabarkannya menjadi dua
a. Perencanaan
proses belajar.
84
Pesantren Darussalim. Dari wawancara tersebut beliau
mengatakan:
menjelaskan:
106
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara
langsung pada tanggal 19 Februari 2021. Pada pukul 11:15
107
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara
langsung pada tanggal 19 Februari 2021. Pada pukul 11:15
85
menjelaskan materinya aja lagi kada be fokus membacakan
kitab lagi”.108
86
Kemudian peneliti bertanya tentang persiapan media yang
b. Pelaksanaan
1) Observasi ke-1
b) Kegiatan Awal
111
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara
langsung pada tanggal 19 Februari 2021. Pada pukul 11:15
112
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara
langsung pada tanggal 19 Februari 2021. Pada pukul 11:15
87
Berdasarkan observasi pertama pada tanggal 15
c) Kegiatan Inti
88
diwariskan). Selanjutnya guru menjelaskan tentang syarat
beda aliran seperti ahlu sunnah dan syiah kada kawa saling
ada lagi santri yang bertanya: “Guru kalau budak bisi bini
89
inya menjadi asbah di dahulukan yang dzawil furud nya kaya
anak lwan bini nya mun nya masih besisa hanyar gasan yang
ini ada semua maka yang mewaris shanya ada 5 yaitu: anak
90
perempuan, cucu perempuan, isteri, ibu, saudara kandung.
maka yang mewaris dari mereka itu ada 5 yaitu: ayah, ibu,
d) Kegiatan Akhir
91
guru membacakan doa dan megucap وة االSول والقSاء هللا الحSماش
باهلل.113
2) Observasi ke-2
a) Kegiatan Awal
Tartibul Fatihah.
b) Kegiatan Inti
( كتاب أحكام النكاح وما يتعلق بهkitab tentang nikah dan apa yang
nikah yang sudah guru ringkas dari kitab Fathul Qorib yang
113
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Observasi langsung
di kelas III A pada tanggal 15 Februari 2021. Pada pukul 08:06-10:10
92
sudah di siapkan guru sebelumnya dirumah. Guru memulai
93
kandung. Seperti contoh lagi nikah beda agama, kemudian
bisa dari nasab atau keluarga perempuan itu seperti: orang tua
94
ayah (kakek), saudara laki-laki kandung, keponakan laki-laki,
c) Kegiatan Akhir
3) Observasi ke-3
a) Kegiatan Awal
114
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Observasi langsung
di kelas III A pada tanggal 17 Februari 2021. Pada pukul 08:12-10:11
95
Observasi ketiga dilaksanakan pada tanggal 19
Tartibul Fatihah.
b) Kegiatan Inti
96
“menjadikan hak milik akan benda yang berupa harta dengan
tukar jual seperti contoh benda yang najis seperti kotoran sapi
meunjun tidak sah jual beli nya jika pakai akad tapi hanya
97
opah gasan pejualnya aja”. Kemudian guru melanjutkan lagi
c) Kegiatan Penutup
guru membacakan doa dan megucap وة االSول والقSاء هللا الحSماش
باهلل.115
c. Evaluasi
keberhasilan belajar dan juga sebagai umpan balik dari proses belajar
115
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Observasi langsung
di kelas III A pada tanggal 19 Februari 2021. Pada pukul 08:39-10:15
98
mengajar, maka kemampuan guru dalam menyusun alat penilaian dan
yaitu:
a) Lisan
b) Tertulis
99
untuk ujian pondok yang dilaksanakan ketika akhir di
Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III yang dilaksanakan di PDFW
beliau mengatakan:
100
lawan materi yang sudah dibahas atau kalau waktunya sedikit
aku jadikan PR aja gasan buhannya (santri) supaya buhannya
tebuka jua kitab dirumah”.116
a. Faktor Guru
116
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara lewat
Whatsapp pada tanggal 12 Maret 2021. Pada pukul 16:45
117
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara lewat
Whatsapp pada tanggal 12 Maret 2021. Pada pukul 16:45
101
Dalam sebuah proses pembelajaran, guru merupakan salah satu
Antara lain:
1) Profesi
118
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara
langsung pada tanggal 19 Februari 2021. Pada pukul 11:15
102
dahulu kitab Fikihnya masih Syarah Sittin kalo wahini mun
sudah kelas III harus Fathul Qorib ''.119
Qorib.
Darussalim.
119
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara
langsung pada tanggal 19 Februari 2021. Pada pukul 11:15
120
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara
langsung pada tanggal 19 Februari 2021. Pada pukul 11:15
121
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara
langsung pada tanggal 19 Februari 2021. Pada pukul 11:15
103
“Iya, metode lawan media nya belain-lain setiap
pertemuanya tergantung materinya ”. 123
4) Perencanaan pembelajaran
beliau mengatakan:
122
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara
langsung pada tanggal 19 Februari 2021. Pada pukul 11:15
123
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara
langsung pada tanggal 19 Februari 2021. Pada pukul 11:15
104
pang yang menjadi kendalanya mungkin gara-gara kelawasan
belajar online jadi pas sudah turunan banyak santri yang sudah
merasa nyaman dirumah. Dari 63 santri yang hadir paling 45
kurang lebih”.124
b. Faktor Santri
kondisi santri itu sendiri yang di dapat beragam aspek dari dirinya dan
Antara lain:
1) Karakteristik Santri
124
Guduru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara
langsung pada tanggal 19 Februari 2021. Pada pukul 11:15
125
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara
langsung pada tanggal 19 Februari 2021. Pada pukul 11:15
105
126
2) Intelegensi Santri
126
22 orang santri kelas III A Pendidikan Diniyah Formal Wustha (PDFW) Pondok
Pesantren Darussalim. Wawancara lewat aplikasi surveyhert, pada tanggal 8 juni 2021, pukul
20:50
106
127
3) Kesehatan Santri
127
22 orang santri kelas III A Pendidikan Diniyah Formal Wustha (PDFW) Pondok
Pesantren Darussalim. Wawancara lewat aplikasi surveyhert, pada tanggal 8 juni 2021, pukul
20:50
107
128
4) Minat Santri
128
22 orang santri kelas III A Pendidikan Diniyah Formal Wustha (PDFW) Pondok
Pesantren Darussalim. Wawancara lewat aplikasi surveyhert, pada tanggal 8 juni 2021, pukul
20:50
108
129 130
5) Motivasi Santri
129
22 orang santri kelas III A Pendidikan Diniyah Formal Wustha (PDFW) Pondok
Pesantren Darussalim. Wawancara lewat aplikasi surveyhert, pada tanggal 8 juni 2021, pukul
20:50
130
22 orang santri kelas III A Pendidikan Diniyah Formal Wustha (PDFW) Pondok
Pesantren Darussalim. Wawancara lewat aplikasi surveyhert, pada tanggal 8 juni 2021, pukul
20:50
109
131 132
6) Kebiasaan belajar
131
22 orang santri kelas III A Pendidikan Diniyah Formal Wustha (PDFW) Pondok
Pesantren Darussalim. Wawancara lewat aplikasi surveyhert, pada tanggal 8 juni 2021, pukul
20:50
132
22 orang santri kelas III A Pendidikan Diniyah Formal Wustha (PDFW) Pondok
Pesantren Darussalim. Wawancara lewat aplikasi surveyhert, pada tanggal 8 juni 2021, pukul
20:50
110
133 134
dan fasilitas yang lengkap juga memiliki dua buah perpustakaan yang
133
18 orang santri kelas III A Pendidikan Diniyah Formal Wustha (PDFW) Pondok
Pesantren Darussalim. Wawancara lewat aplikasi surveyhert, pada tanggal 8 juni 2021, pukul
20:50
134
18 orang santri kelas III A Pendidikan Diniyah Formal Wustha (PDFW) Pondok
Pesantren Darussalim. Wawancara lewat aplikasi surveyhert, pada tanggal 8 juni 2021, pukul
20:50
111
banyak berisi kitab-kitab klasik yang menunjang pembelajaran fikih
senin dengan Irfan Ramadhan salah satu santri kelas III di (PDFW)
Darussalim. Mengatakan:
C. Analisis Data
Dari semua data yang telah penulis sajikan diatas, maka dapat diambil
pembelajaran Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III dan faktor-faktor
yang diteliti. Selanjutnya dilakukan analisis interaktif dari Miles & Huberman
135
Irfan Ramadhan. Santri Kelas III A Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW)
Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara langsung pada 15 Februari 2021 pukul 12:30
112
dengan tiga komponen yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan (verifikasi).136
metode induktif yaitu menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat khusus
dan evaluasi.
a. perencanaan
136
Nugrahani Farida. Metode Penelitian Kualitatif. (Surakarta, Farida Nugrahani: 2014),
h. 173
113
hanya mengacu pada kisi-kisi (UAPDFBN) yang dikeluarkan oleh
metode serta strategi yang akan digunakan kepada santri. Hal ini
b. pelaksanaan
1) Observasi Ke-1
a) Kegiatan Awal
kesiapan santri.
137
Jumanta Hamdayana, Metodologi Pengajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2016), h. 18.
114
(3) Pertama-tama guru membuka pelajaran dengan membaca
b) Kegiatan Inti
138
Abdul Gafur, Desain Pembelajaran Konsep, Model Dan Aplikasinya Dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (Yogyakarta: ombak, 2012 ), h. 174-175.
115
(1) Guru menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan
daerah setempat.
116
pembelajaran dengan intonasi yang jelas dan suara yang
konfirmasi. 139
c) Kegiatan Akhir
139
Abdul Gafur, Desain Pembelajaran Konsep, Model Dan Aplikasinya Dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (Yogyakarta: ombak, 2012 ), h. 174-175.
117
(1) Setelah selesai kurang lebih satu jam pembelajaran. Guru
2) Observasi Ke-2
a) Kegiatan Awal
140
Abdul Gafur, Desain Pembelajaran Konsep, Model Dan Aplikasinya Dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (Yogyakarta: ombak, 2012 ), h. 174-175.
118
(2) Sebelum memulai pembelajaran guru menanyakan
kesiapan santri.
141
Abdul Gafur, Desain Pembelajaran Konsep, Model Dan Aplikasinya Dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (Yogyakarta: ombak, 2012 ), h. 174-175.
119
d) Kegiatan Inti
setempat.
120
kepada guru yang sedang menyampaikan materi
konfirmasi. 142
e) Kegiatan Akhir
142
Abdul Gafur, Desain Pembelajaran Konsep, Model Dan Aplikasinya Dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (Yogyakarta: ombak, 2012 ), h. 174-175.
121
singkat. Guru menutup pembelajaran Fikih dengan kitab
3) Observasi Ke-3
a) Kegiatan Awal
kesiapan santri.
143
Abdul Gafur, Desain Pembelajaran Konsep, Model Dan Aplikasinya Dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (Yogyakarta: ombak, 2012 ), h. 174-175.
122
(3) Pertama-tama guru membuka pelajaran dengan membaca
b) Kegiatan Inti
144
Abdul Gafur, Desain Pembelajaran Konsep, Model Dan Aplikasinya Dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (Yogyakarta: ombak, 2012 ), h. 174-175.
123
memerintahkan untuk mencatat penjelasan yang
setempat.
124
mempersilahkan kepada santri untuk bertanya. Meskipun
konfirmasi. 145
c) Kegiatan Akhir
145
Abdul Gafur, Desain Pembelajaran Konsep, Model Dan Aplikasinya Dalam
Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (Yogyakarta: ombak, 2012 ), h. 174-175.
125
Menurut peneliti kegiatan akhir pelaksanaan
fikih dengan kitab pengayaan dari kitab utama Fathul Qorib dan
penjelasan materi yang telah diringkas oleh guru. Hal ini selaras
penyampaian materi.
126
buhan PDF, di kisi-kisi ujian itu pembahasannya lumayan
panjang, jadi aku memikirkan kayapa caranya supaya kawa
tamat kitab plus santrinya kawa paham materi yang diajarkan,
jadi aku membagi dua dalam satu tahun itu, semester pertama
aku membaca kitab diterjemahkan tapi kada terlalu panjang
penjelasannya, pas sudah semester ke dua aku mulai lagi dari
pemulaan tapi aku fokus menjelaskan materinya aja lagi kada
be fokus membacakan kitab lagi”.147
c. Evaluasi
yaitu:
1) Lisan
147
Guru Misbahuddin S.Pd.I, Guru Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III di
Pendidikan Diniyah Formal Whustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim. Wawancara
langsung pada tanggal 19 Februari 2021. Pada pukul 11:15
127
Evaluasi lisan dilakukan oleh guru dengan cara melakukan
tanya jawab kepada santri yang dipilih secara acak, tentang materi
2) Tertulis
pembelajaran fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III sudah cukup
128
tingkat pencapaian tujuan oleh siswa.148 Jadi dapat diambil kesimpulan
jika tujuan pembelajaran fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III
dari segi kognitifnya saja tentu evaluasi itu masih kurang sempurna.
a. Faktor Guru
1) Profesi
148
Ngalinum, Strategi Pembelajaran (Dilengkapi Dengan 65 Model Pembelajaran)
(Yogyakarta: Dua Satria Offset, 2017), h.86.
129
Beliau merupakan lulusan dari Madrasah Diniyah Ulya (MDU)
Banjarmasin.
yang mengajar fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III. Beliau
149
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2008),
h. 20.
130
Hal ini selaras dengan yang dikatatakan Hasbullah: hal
yang mengajar fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III. Beliau
150
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2008), h
21
151
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran ( Jakarta: PT Rajagrafindo persada, 2003), h. 15.
131
4) Perencanaan pembelajaran
yang mengajar Fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III. Beliau
kepada santri.
Tetapi akan lebih baik jika perencanaan yang dibuat oleh guru
152
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 135.
132
yang terangkum dalam RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran).153
b. Faktor Santri
1) Karakterisktik santri
sudah sangat baik, hal ini dapat di ketahui dari 22 santri yang
memperhatikan.
153
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007),h.
173.
154
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), h. 158.
133
2) Intelegensi santri
Qorib Sudah sangat, baik hal ini dapat di ketahui dari 22 santri
atau 2 orang, biasa saja 9,09% atau 2 orang, sangat sulit 4,55%
belajar.155
3) Kesehatan santri
155
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta,2009), h. 56.
134
Berdasarkan hasil penyajian data diatas dapat diambil
kitab Fathul Qorib lebih banyak dari santri yang sakit dan tidak
4) Minat santri
135
menjawab beberapa kali dan 33,33% atau 8 orang yang menjawab
atau 1 orang, sangat sering tidak hadir 8,33% atau 2 orang, dan
Fikih dengan kitab Fathul Qorib sudah sangat baik hal ini dapat
kitab Fathul Qorib lebih banyak dari santri yang tidak hadir dan
suka terlambat.
5) Motivasi santri
136
saat pembelajaran fikih dengan kitab Fathul Qorib sudah sangat
kitab Fathul Qorib sudah sangat baik, hal ini dapat diketahui dari
Fathul Qorib lebih banyak dari santri yang tidak gemar dan tidak
bersemangat.
137
mengerjakan latihan-latihan dan evaluasi sesuai dengan tuntutan
pembelajaran.158
6) Kebiasaan belajar
158
Aunurrahman, M.Pd, Belajar Dan Pembelajaran (Bandung: ALVABETA, CV,2009),
h.180.
138
melakukan hal yang tidak baik ketika pembelajaran fikih dengan
kitab Fathul Qorib lebih banyak dari santri yang tidak memiliki
yang sangat bersih dan nyaman karena terletak di lokasi yang sejuk
meja santri, papan tulis dan lain-lainnya, berfungsi dengan baik dan
dan fasilitas yang lengkap juga memiliki dua buah perpustakaan yang
dengan kitab Fathul Qorib. Hal ini selaras dengan yang dikatakan M.
139
tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode pengajarannya,
perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, hal ini turut
pembelajaran sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari suasana
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
dengan kitab Fathul Qorib kelas III di Pendidikan Diniyah Formal Wustha
159
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta,2009), h. 59
140
(PDFW) Pondok Pesantren Darussalim Kecamatan Bati-Bati Kabupaten
Tanah Laut, dengan ini peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
141
memberikan penguatan kembali terhadap materi yang telah dijelaskan.
Fathul Qorib dalam seminggu ada tiga kali pertemuan, di mana dalam
pada pelaksanaan pembelajaran fikih dengan kitab Fathul Qorib kelas III
oleh guru dan PD Pontren dan Dirjen Pendis Kementrian Agama RI.
Laut. Yaitu: Faktor guru, dalam hal ini kemampuan guru dalam mehami
dan menyampaikan materi sudah sangat baik hal ini didukung oleh latar
Fathul Qorib. Faktor santri, antusias dan sikap santri ketika dilaksanakan
lingkungan yang sangat baik, hal ini didukung keadaan sarana dan
142
B. Saran-Saran
143
Pendidikan Diniyah Formal Wustha (PDFW) Pondok Pesantren Darussalim
1. Kepada guru
maksimal.
2. Kepada santri
Darussalim.
144