Disusun oleh :
1 Ahmad Jadid Akbar A1C115006
2 Ahmad Tanzil Furqon A1C116002
3 Firmansyah A1C116030
4 Furqan Arvian Ekrianto A1C116031
5 Hendry Ramdhani A1C116032
Menurut pendapat para ilmuwan, istilah pondok pesantren adalah merupakan dua
istilah yang mengandung satu arti. Orang Jawa menyebutnya “pondok” atau “pesantren”.
Sering pula menyebut sebagai pondok pesantren. Istilah pondok barangkali berasal dari
pengertian asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang
terbuat dari bambu atau barangkali berasal dari bahasa Arab “funduq” artinya asrama besar
yang disediakan untuk persinggahan.
Jadi pesantren secara etimologi berasal dari kata santri yang mendapat awala pe-
dan akhiran -an sehingga menjadi pe-santria-an yang bermakna kata “shastri” yang artinya
murid. Sedang C.C. Berg. berpendapat bahwa istilah pesantren berasal dari kata shastri yang
dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu, atau seorang
sarjana ahli kitab-kitab suci agama Hindu. Kata shastri berasal dari kata shastra yang berarti
buku-buku suci, buku-buku suci agama atau buku-buku tentang ilmu pengetahuan.
Dari pengertian tersebut berarti antara pondok dan pesantren jelas merupakan dua
kata yang identiK (memiliki kesamaan arti), yakni asrama tempat santri atau tempat murid /
santri mengaji.
Dari uraian panjang lebar di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengerti pondok
pesantren adalah suatu lembaga pendidikan dan keagamaan yang berusaha melestarikan,
mengajarkan dan menyebarkan ajaran Islam serta melatih para santri untuk siap dan
mampu mandiri.
Atau dapat juga diambil pengertian dasarnya sebagai suatu tempat dimana para
santri belajar pada seseorang kyai untuk memperdalam/memperoleh ilmu, utamanya ilmu-
ilmu agama yang diharapkan nantinya menjadi bekal bagi santri dalam menghadapi
kehidupan di dunia maupun akhirat.
Rumusan Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Metode penelitian
1. Metode Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi lisan yang dilakukan secara
terstruktur oleh dua orang atau lebih, baik secara langsung maupun jarak jauh, untuk
membahas dan menggali informasi tertentu guna mencapai tujuan tertentu pula.
2. Metode Observasi.
Observasi adalah Proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis
mengenai gejala-gejala yang diteliti. Observasi ini menjadi salah satu dari teknik
pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang direncanakan dan
dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan
kesahihannya (validitasnya).
Berikut Hasil Observasi di Pondok Pesantren Abu Hurairah Mataram
VISI
Mewujudkan generasi tangguh dan utuh dengan berwawasan agama, ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berlandaskan pada ajaran agama Islam yang benar dan murni.
MISI
1. Mengupayakan lulusan dengan pemahaman bidang agama Islam yang luas dan
mendalam untuk memasuki jenjang selanjutnya
2. Mengupayakan lulusan dengan berwawasan agama, ilmu pengetahuan, dan
teknologi yang berlandaskan pada ajaran agama Islam yang benar dan murni.
3. Mengupayakan generasi yang tangguh dan utuh dengan berwawasan luas dan
mendalam yang berlandaskan pada ajaran agama Islam yang benar dan murni untuk
membangun agama dan bangsa.
4. Mengupayakan generasi yang tangguh dan utuh dengan kemampuan intelektual,
emosional dan spiritual religi berlandaskan pada ajaran agama Islam yang benar dan
murni untuk membangun agama dan bangsa.
TARGET
1. Menyiapkan siswa dalam penguasaan khusus tentang Agama Islam.
TUJUAN
1. Menghasilkan siswa yang beraqidah dan bermanhaj salaf.
3. Menghasilkan siswa yang mampu berbahasa Arab secara aktif, lisan dan tulisan dan
bisa memahami literatur yang berbahasa Arab dengan benar.
4. Menghasilkan siswa yang bisa berbahasa Inggris yang dapat membantu mereka dalam
berkomunikasi dengan orang lain terutama di bidang keilmuan dan keislaman.
Total
No Nama Mapel Kelas Ket.
JTM
Wakil Kepala
1 Adi Awaluddin, S.Pd. - - -
Sekolah / GTY
Koordinator guru
5 Baiq Hisnawani, S.H. - - -
Umum Putri/GTY
2B
6 Fahrur Rozi, S.PdI. Akidah, Bhs. Arab, Fikih, Adab 28 Guru Agama
2C
3A
Akidah, Bhs. Arab, Fikih, Adab,
7 Ubaidillah 28 Guru Agama/GTY
Hadits
3B
1B
8 Zamroni, S.Pd. Akidah, Bhs. Arab, Fikih, Adab 28 Guru Agama/GTY
1C
9 1A
Guru Agama dan
Erwin Rohadi Akidah, Bhs. Arab, Fikih, Adab 22
Guru Piket /GTY
2A
10 Siti Solehah, S.Pd. Akidah, Bhs. Arab, Fikih, Adab 3C 28 Guru Agama/GTY
3A
11 Syarifuddin, S.Pd. Akidah, Bhs. Arab, Fikih, Adab 28 Guru Agama/GTY
3B
12 2A
Akidah, Bhs. Arab, Fikih, Adab,
Ahmad Tamhid 28 Guru Agama/GTY
Hadits
2B
13 1A
Akidah, Bhs. Arab, Fikih, Adab,
Saefuddin Zuhri, S.Pd. 28 Guru Agama/GTY
Hadits
1B
Unsur Pimpinan
Mudir
Kabid Akademik
Kepala MA Plus
Kepala SMA IT
Kepala SD IT Putra
Kepala SD IT Putri
Munawar, SE.
Kepala Kepondokan
Ust. Jamaluddin, Lc
Ust. Musta’an, Lc
Koordinator Guru-guru
Ust. Firman
Koordinator Guru-guru
Ust. Firman
Ust. Firman
Metode Pembelajaran
Pada Ponpes Abu Hurairah ini Menggunakan Metode pembelajaran yang namanya
Metode muhawarah, yaitu metode yang melakukan kegiatan bercakap-cakap dengan
menggunakan bahasa arab yang diwajibkan pesantren kepada para santri selama mereka
tinggal di pondok. Sebagian pesantren hanya mewajibkan pada saat tertentu yang berkaitan
dengan kegiatan lain, namun sebagian pesantren lain ada yang mewajibkan para santrinya
setiap hari menggunakan bahasa arab.
Kelebihan dari penerapan metode ini yaitu dapat membentuk lingkungan yang
komunikatif antara santri yang menggunakan bahasa arab dan secara kebetulan dapat
menambah pembendaharaan kata tanpa hafalan.
ANALISIS SWOT
Analisis Lingkungan
1. Analisis Internal Pondok Pesantren Abu Hurairah
a. Kekuatan
1) secara kelembagaan Pondok Pesantren Abu Hurairah terletak di wilayah
Mataram.
2) Peran sosial-keagamaan civitas akademika di masyarakat cukup tinggi.
3) Komitmen pimpinan terhadap pengembangan Pondok Pesantren Abu
Hurairah cukup tinggi.
4) Tersedia beasiswa bagi santri berprestasi atau kurang mampu.
b. Kelemahan
1) Kurang optimalnya pelayanan pendidikan. Pelayanan pendidikan dimaksud di sini
adalah pelayanan administrasi dan substansi kependidikan.
2) Rasio SDM (asatidz dan pegawai) dan santri tidak ideal.
3) Sumber pendanaan Pondok Pesantren Abu Hurairah Mataram masih bergantung
pada dana dari siswa yang masih berat untuk menghidupi biaya oprasional.
4) Sarana dan prasarana kurang representatif.
2. Analisis Eksternal Pondok Pesantren Abu Hurairah
a. Peluang
1. Kebijakan otonomi daerah memberi peluang bagi Pondok Pesantren Abu Hurairah
Mataram untuk berpartisipasi dan terlibat dalam program- program pembangunan
daerah.
2. Kualifikasi guru harus memiliki ijasah strata satu (S1). Kebijakan pemerintah ini
berdampak pada keharusan bagi guru yang belum memiliki gelar sarjana untuk
melanjutkan studi lebih lanjut.
3. Komitmen Pemkab/Pemkot Membangun Masyarakat Religius- Madani.
Terbatasnya sumberdaya manusia di daerah Mataram dan sekitarnya
merupakan peluang bagi Pondok Pesantren Abu Hurairah Mataram untuk
menyiapkan tenaga-tenaga ahli dan terampil di bidang agama, pendidikan,
ekonomi, hukum dan sosial kemasyarakatan.
b. Ancaman
Kecenderungan kehidupan sosial masyarakat yang semakin konsumtif, hedonistik,
materialistik, dan serakah berdampak pada maraknya praktik-praktik eksploitatif, korupsi
dan penyalahgunaan wewenang. Kondisi ini menjadi tantangan bagi terwujudnya tata
kehidupan sosial yang bersih, jujur, dan integratif untuk keadilan sosial. Kondisi ini juga
merupakan ancaman bagi pengelola pondok untuk mewujudkan pondok pesantren yang
bersih, transparan dan akuntabel.
Hasil Wawancara Dengan Bapak Tomi Widiatmo, SP. Selaku Kepala Sekolah SMP IT PUTRA
1. Apa Strategi Perekrutan yang digunakan Ponpes saat ini?
2. Kekurangan apa saja yang ada di Ponpes? (Baik dari tenaga kerja maupun ataupun
perlengkapan untuk proses pembelajaran)
Sejauh ini dalam kegiatan yang dilaksanakan di ponpes, alhamdulillah selalu dapat terlaksanakan
dalam baik, belum ada kekurangan
3. Apakah ada kendala yang timbul baik dari luar maupun dari dalam Ponpes tersebut?
Alhamdulillah, baik dari stoke holder, dan instansi yang berkepentingan dalam dunia pendidikan
maupun masyarakat, tidak ada hal yang menjadi hambatan dalam kegiatan dan keberadaan pondok.
Bahakan Animo masyarakat untuk menyekolahkan putra/putinya di Ponpes dari tahun ke tahun
mengalami pningkatan.
Sekolah dalam hal ini lebih mengutamakan tindakan preventif dalam mengondisikan prilaku yang
diharapkan pada peserta didik, namun jika ada pelanggaran, maka sekolah akan melakukan
pendataan dan pembinaan sambil terus dinasihati, jika masih terulang, maka akan dilakukan
pemanggilan orangtua utk kerjasama membina peserta didik
Diadakan tes masuk dengan tujuan pemetaan kemampuan awal peserta didik
Rp. 250.000/bulan
Kerjasama guru dan karyawan yang juga bgian dari PTK (pendidik dan Tenaga Kependidikan) berjalan
sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) masing-masing
Koperasi Sekolah
Lapangan olahraga, Kendaraan Operasional sebanyak 4 Unit (Mobil), Mobil Ambulance, dan sarana
sekolah lain pada umumnya juga dimiliki oleh sekolah kami
Dari tahun ketahun perkembangan ponpes mengalami kemajuan yang pesat, keseluruhan siswa
yang ada di Ponpes dari tingkat SD, SMP dan SMA sekitar 2600 siswa, denga tenaga yang bekerja di
Ponpes sekitar 400 orang
LAMPIRAN DOKUMENTASI PADA SAAT OBSERVASI DAN WAWANCARA