Anda di halaman 1dari 6

EFEKTIVITAS LITERASI KITAB SAFINATU NAJAH DALAM

PEMBELAJARAN FIKIH

(Penelitian di SMA AL – HIDAYAH )

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti

Ujian Akhir Semester

Program Studi Pendidikan Bahasa Arab

Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Cipasung

Oleh :

WAFIQ FAUZIAH

NIM : 21120441

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM KH RUHIAT CIPASUNG

SINGAPARNA TASIKMALAYA

2023/1445H

1
A. Latar belakang Penelitian

Pendidikan Agama Islam atau Pendidikan Bahasa Arab pada dasarnya

merupakan upaya normatif untuk membantu seseorang atau sekelompok peserta

didik dalam mengembangkan pandangan hidup islam (bagaimana akan menjali dan

memanfaatkan hidup serta kehidupan sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai Islami),

sikap hidup islami, yang dimanifestasikan dalam keterampilan hidup sehari-hari.1

Firman Allah Swt dalam surat Al- Mujadalah ayat 11. Menunjukan pentingnya

menuntut ilmu.

َ‫واَال ِع ْلم‬ ِ ‫َّٰللاَُالَّ ِذيْن َٰامنُ ْو‬


ْ ُ ‫اَم ْن ُك ْۙ ْمَوالَّ ِذيْنَا ُ ْوت‬ ُ ‫ش ُز ْواَفا ْن‬
‫ش ُز ْواَي ْرف ِع ه‬ ُ ‫وَاِذاَقِيْلَا ْن‬

‫ّٰللاَُبِماَت ْعملُ ْونَخبِي َْر‬


‫درجٰ ٍۗتَو ه‬

“Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan

mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang

yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan”ََ
2

Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana yang dilakukan dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses

1
Muhaimin, Rekontruksi Pendidikan Islam: Dari Paradigma Penegembangan,
Manajemen, Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pengembangan, (Jakarta:
Rajawali Pres, 2009), h. 262
2
Al- Hufaz, Al-Qur’an dan terjemahannya (Bandung: Cordoba, 2008).

2
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa, dan Negara.3

Sedangkan Pendidikan Agama Islam ialah usaha yang berupa asuhan dan

bimbingan terhadap siswa agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami dan

mengamalkan ajaran Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.4

Berdasarkan tanggung jawab tersebut, maka pendidik terutama pengembang dan

pelaksana kurikulum pendidikan agama Islam harus berfikir ke depan dan

menerapkannya dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya.

Sistem pendidikan yang diinginkan oleh Islam adalah pendidikan yang

mampu membentuk manusia yang unggul secara intelektual, moral dan kaya akan

amal. Seluruh kekuatan dan jalur pendidikan Islam di Indonesia haruslah diarahkan

secara strategis untuk lebih memperkaya corak budaya bangsa dengan nilai-nilai

ajaran Islam yang anggun.

Pendidikan Pondok Pesantren adalah salah satu lembaga yang lahir di

Indonesia. Lembaga ini merupakan model dasar pengembangan konsep baru di

Indonesia. Dengan demikian, pondok pesantren mulai dilirik dari segi

perspektifnya. Meskipun ada kekurangan dan kelebihan dari konsep pesantren ini

sehingga harus dikritik dan dikembangkan kembali.

3
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (bandung:Citra Umbara, 2003), h.3
4
Zakiah Derajat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008), h.86

3
Salah satu sekolah yang menerapkan “Sistem Pondok Pesantren” adalah

SMA Al – Hidayah , sekolah ini menggunakan Kitab Safinah sebagai media

pembelajaran.

Kitab Safinah memiliki nama lengkap “Safinatun Najah Fiima Yajibu ‘ala

Abdi li Maulah” (perahu keselamatan di dalam mempelajari kewajiban seorang

hamba kepada Tuhannya). Kitab ini walaupun kecil bentuknya akan tetapi

sangatlah besar manfaatnya. Di setiap kampung, kota dan negara hampir semua

orang mempelajari dan bahkan menghafalkannya, baik secara individu maupun

kolektif.5

Kitab ini mencakup pokok-pokok agama yang terpadu yang didalamnya

membahas tentang tata cara ibadah atau biasa disebut dengan ilmu fiqih. Di mulai

dari dasar-dasar syari’at agama Islam, bab bersuci, bab shalat, bab zakat , bab puasa,

bab haji dan lain sebagainya.

Pengajaran ilmu fiqih memiliki kontribusi dalam meberikan motivasi

kepada peserta didik untuk mengaplikasikan hukum-hukum islam dalam kehidupan

sehari-hari sebagai perwujudan hubangan antara manusia dangan Allah SWT,

manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkunganya.

Dengan kajian kitab safinah ini, guru/kyai berharap adanya pemahaman

fikih pada peserta didiknya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kitab

Safinatun najah disebut sebagai “perahu keselamatan” dari pernyataan tersebut,

setidaknya kita bisa mengetahui betapa pentingnya kitab ini.

5
Al „Alamah Asy-Syaikh Salim bin Abdullah bin Sumair , Fiqh Ibadah Edisi ke 2 , Terj.KH
Ust. Yahya Abdul Wahid Dahlan Al-Mutamakkin,(Semarang : PT.Karya Toha Putra), hal.5

4
Terkait dengan relasi pesantren dan kitab kuning ini setidaknya terdapat dua

model pesantren. Model pertama, penulis sebut sebagai pesantren kitab kuning atau

juga biasa dikenal orang sebagai pesantren murni salafi. Pesantren model ini adalah

pesantren yang sejak berdirinya hingga kini tetap mempertahankan kitab kuning

sebagai literatur utama dalam kurikulum pembelajaran. Kini, pesantren ini terhitung

amat langka. Pesantren ini jamaknya tidak menyelenggarakan pendidikan formal,

tapi hanya menyelenggarakan sekolah diniyah. Ukuran kelulusan dan keberhasilan

seorang santri betul-betul ditentukan oleh kepiawaiannya dalam penguasaan kitab

kuning. Penguasaan dalam hal ini adalah tidak sekedar bisa membaca dengan benar,

tapi juga memahami, dan mengungkapkan isi kandungan kitab kuning. Model

Kedua, pesantren kolaboratif. Perpaduan antara sekolah formal dan sekolah

diniyah, itulah yang dimaksud dengan kata kolaboratif dalam jenis pesantren ini.

Mulanya pesantren ini hanya menyelenggarakan pendidikan diniyah dengan tanpa

ijazah formal, tapi sesuai dengan perkembangan zaman, lembaga ini juga

menyelenggarakan pendidikan formal. Jenis pesantren inilah yang kini merebak

dan mendominasi karakter pesantren di berbagai penjuru. Biasanya, santri harus

bersekolah dua kali dalam sehari, misalnya sekolah formal pada pagi hari dan

sekolah diniyah pada malam hari.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa perlu melakukan

penguatan yang dapat ditempuh dengan mengimplementasikan konsep penguatan

5
berbasis literasi pesantren atau kitab kuning sebagaimana telah dilaksanakan di

beberapa madrasah yang merupakan sekolah umum yang bercirikan Islam6.

Dari uraian tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti Efektivitas

literasi kitab safinah di pesantren dalam pembelajaran fikih di MTs. Leuwiseeng,

dengan mengangkat sebuah penelitian yang berjudul “Efektivitas Literasi Kitab

Safinatu Najah Dalam Pembelajaran Fikih di SMA Al – Hidayah ”

6
Ihsan, Upaya Penguatan Pendidikan Agama Islam Berbasis Literasi Pesantren, ( jurnal,
Institut Agama Islam Negeri Kudus, Jawa Tengah,2018),h. 175

Anda mungkin juga menyukai