Anda di halaman 1dari 28

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN YANG CINTA

AL-QUR’AN DI MADRASAH DINIYAH AL-MUTTAQIN DESA


BAKALAN KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
MUHAMMAD NUR HAFIDZ
NIM. 2117150

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2020
A. Latar Belakang Masalah
Guru ialah seorang tenaga pendidik profesional yang diberikan
sebuah tanggung jawab besar dan mempunyai sebuah kewajiban untuk
menjadikan peserta didiknya menjadi pribadi yang mempunyai sebuah
akhlak dan perilaku yang baik.1 Dalam agama islam seorang guru
mempunyai sebuah penghormatan yang sangat tinggi. Hal tersebut karena
menjadi seorang guru harus mempunyai sebuah kesabaran dan keikhlasan
yang sangat luar biasa dalam mendidik dan mengajar peserta didiknya.
Guru dalam pemikiran sebagian warga ialah seorang yang
mengajarkan pendidikan di tempat-tempat tertentu. Bukan serta merta
harus di lembaga resmi, melainkan bisa juga melaksanakan pengajaran
pendidikan di rumah, masjid, musholla, pondok pesantren, bahkan di
tempat madrasah diniyah. Pendidik di dalam pandangan agama islam
kerap diartikan atas sebutan ustadz/ustadzah, mu’allim, murrobi,
mudarris, dan mu’addib.2
Tanggung jawab dan tugas seorang guru begitu besar , yang bukan
saja hanya mengaitkan sebuah kemampuan kognitif dalam dirinya, namun
juga mengaitkan sebuah kemampuan afektif dan psikomotorik yang
dimiliki. Tugas dari seorang guru yang bisa dibilang paling sentral dan
paling utama selain dari memberikan sebuah pelajaran ialah membina atau
memperbaiki akhlak dari peserta didiknya hingga menjadi seseorang yang
berperilaku dan berakhlakul karimah dalam kehidupan sehariannya.
Kalam suci Allah SWT merupakan Al- Qur’an , yang berperan
bagaikan mukjizat ( fakta actual atas kerasulan Nabi Muhammad SAW)
Allah SWT menurunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang di tulis pada
lembaran- lembaran (mushaf), yang meriwayatkannya dengan jalan
mutawatir, serta yang melafalkannya ditulis beribadah.3 Agar memperoleh
1
Maisyanah, Nailus Syafa’ah, Fiti Fatmawati, “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam
Dalam Membentuk Akhlakul Karimah Peserta Didik”, (At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Prodi
Pendidikan Agama Islam Vol. 12, No.01, Juni 2020), hlm. 19.
2
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT
Rhineka Cipta, 2010), hlm.31.
3
Maskuf Zuhdi, Pengantar Ulumul Quran, (Surabaya: Karya Abditama, 1997), hlm.1

1
tanggungan keamanan serta keberuntungan dalam menjalani kehidupan
penuh kebaikan di dunia ataupun di akherat lewat Al-Qur’an, sehingga
tiap umat muslim wajib berupaya mendalami, memahami, melafalkan serta
mengkajinya.4
Al-Qur’an ialah pengaruh paling tinggi pada islam. Dia merupakan
akar dasar untuk akidah, ibadah, etika serta hukum.5 Pada agama islam
melakukan pembelajaran serta pengkajian Al-Qur’an merupakan ibadah
kepada Allah SWT. Seorang wali yang membina putra-putri nya
melafalkan dan menulis Al-Qur’an ialah wujud kewajiban hak kepada anak,
ialah hak buat menjaga anak supaya terbebas dari api neraka.
Baginda Rasul SAW menyerukan kepada umatnya (Islam) untuk
menbina putra-putri nya supaya dapat melafalkan serta mencatat Al-
Qur’an seperti halnya hadits Rasulullah SAW, yang terjemahannya:
“Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara, mencintai Nabimu, mencitai
keluarga Nabi, serta membaca Al-Qur’an” (H.R. Ath - Thabrani)6.
Tidak hanya pembelajaran kekeluargaaan yang disampaikan
seorang wali bagi putra-putrinya, mereka perlu memerlukan pembelajaran
Islam dari luar semacam lembaga pembelajaran Islam tidak resmi yang
terdapat diarea warga, yang mana pembelajaran itu meliputi penanaman
kesucian Islamiyah peserta didik, pertumbuhan kemampuan kognitif
peserta didik, kemampuan afektif, kemampuan psikomotorik, dan lain-lain.
sebab tidak seluruh wali murid sanggup menghandle pembelajaran secara
merata, dengan sebab bermacam hal, keadaan waktu yang terbatas, daya
pikir yang dangkal terhadap keilmuan agama, dan ke istiqomahan dalam
membimbing putra-putrinya. Jalan keluar yang cocok untuk permasalahan
tersebut ialah menyampaikan kepercayaan kepada Madrasah Diniyah.7
4
Maskuf Zuhdi, Pengantar Ulumul Quran,... hlm. 2.
5
Muhammad Abdel Haleem, Memahami Al Qur’an: Pendekatan Gaya dan Tema.
(Bandung: Marja’, 1999), hlm. 21.
6
Rizem Aizid, Anak Gemar Baca. (Jogjakarta: 2011), hlm. 11.
7
Asnan Purba, Maturidi, “Mendidik Anak Dalam Mencintai Al-Quran : Studi Kasus di
TPA Darussalam Al-Hamidiyah Bogor”, (Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, VOL: 08/NO
02 Agustus 2019), hlm. 348-349.

2
Madrasah Diniyah ialah sesuatu lembaga pembelajaran non resmi
yang mengarahkan topik poin-poin keislamaan. Poin-poin keislamaan
itu terdapat pada aspek riset yang didalamnya semacam terdapatnya materi
Fiqih, Tauhid, Akhlaq, Hadits, Tafsir serta materi yang lain dan tidak
didapat peserta didik dikala menutut ilmu di sekolah resmi dan tidak
madrasah. Waktu mengaji di madrasah ini juga diawali siang hari jeda jam
14. 10 sampai pukul 17. 10 sore hari dengan jenis santri yang bermacam-
macam usianya.8
Madrasah Diniyal Al–Muttaqin yang beralamatkan di Desa
Bakalan Kec. Kandeman Kab. Batang, disamping para guru-
gurunya/ustadz-ustadzahnya membina akhlak yang baik juga di ajarkan
metode melafalkan Al- Qur’an dengan fasikh serta baik, dengan
membentuk cinta Al- Qur’ an kepada peserta didik/santri, langkah awal yang
baik yang harus diterapkan adalah melafalkan dan mendengarkan kalam suci
Al- Qur’an.
Keikhtiaran mendalami Al- Qur’an harus perlu diarahkan sejak
mulai dini berawal dari per-huruf, per-kalimat, kemudian per-ayat, setelah
peserta didik/santri tumbuh dan dapat melafalkan Al- Qur’an, peserta
didik/santri mulai diajarkan untuk menghafal Al-Qur’an mulai langkah
demi langkah agar kecintaannya mulai tumbuh dalam diri peserta
didik/santri.
Jiwa mereka mulai terkontaminasi dengan hal yang baik bersama
kesucian Al-Qur’an. Jumlah miliaran sel otak yang terdapat dalam pribadi
anak akan membentuk suatu rangkain sel yang begitu rapi juga hidup dan
bercahaya, Daya pikir dalam diri mereka semakin cerdas secara
cendekiawan dan kerohanian. Pribadi yang seperti itulah yang dapat
mengubah kehidupan di era yang akan datang dan akan siap dalam
bersaing teknologi secara global.

8
Zulfia Hanum Alfi Syahr, “Membentuk Madrasah Diniyah Sebagai Alternatif Lembaga
Pendidikan Elite Muslim Bagi Masyarakat”, (Intizar: Puslitbang Hukum dan Peradilan
Mahkamah Agung RI, Vol. 22, No. 2, 2016. hal. 394.

3
)٢۰ ( ‫َّاس َو ُه ًدى َو َر ْح َمةٌ لَِّق ْوٍم يُوقِنُو َن‬
ِ ‫صئِ ُر لِلن‬
َٓ ٰ ‫ٰه َذا ب‬
َ َ
Al-Qur’ an adalah Kitab suci sebagai pegangan bagi seorang’‘
manusia, ajaran serta rahmat untuk kaum yang mengimani’’ (Qs.
Al – Jatsiyah:20)
Seorang yang senang melatunkan ayat suci Al-Qur’ an, Darah yang
mengaliri ke sekujur badannya akan tervibrasi oleh ayat-ayat suci Al-
Qur’an, Kegemarannya melatunkan ayat suci Al-Qur’an dapat
menumbuhkan DNA (Karakteristik Pribadi) Kalam Allah SWT
diibaratkan sebagai suatu mutiara, dilihat dari berbagai sisi akan kelihatan
suatu keindahannya, Mutiara itu memancarkan cahaya yang selalu berkelipaan
sepanjang masa. Pribadi yang berakhlak mulia, suci, sejuk, tulus, dan lapar
akan wawasan keilmuan dalam mendalami Al-Qur’an akan tenang dalam
menjalani kehidupannya.9
Seorang mukmin yang mengatakakan dalam pribadinya menaruh
hati kepada Al-Qur’an dan menyandarkan hidup mereka kepada Al-
Qur’an tapi enggan mengkaji atau berusaha dalam menggali ilmu
pengetahuan tentang kalam Allah SWT maka pribadi yang seperti itu akan
terasa jauh dengan Rabb-Nya serta Rahmat-Nya. Dan seseorang yang merasa
jauh dari kitab suci Allah SWT kehidupannya akan diliputi penyakit hati dan
rasa frustasi dalam mengerjakan sesuatu di dunia, bahkan pribadi yang merasa
jauh dari kitab suci Allah SWT, termasuk orang yang enggan mengimani
adanya Allah SWT dan Rasul-Nya. Al-Qur’an adalah kitab suci sebagai
pegangan setiap manusia dari sejak lahir di dunia sampai ajal menjemput,
yang menjadikan seorang tersebut mampu berperilaku dan bertindak
sesuai adab (baik) di masyarakat maupun dimata Sang pencipta, yaitu Allah
SWT.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beliau Ibu Ri’anah, selaku
ustadzah di Madrasah Diniyah Al-Muttaqin, bahwa selama ini di Desa

9
Ahsin Sakho Muhammad, Oase Al-Qur’an Penyejuk Kehidupan, PT Qaf Media Kreatif,
Cirebon: 2017, hlm 12-13.

4
Bakalan khususya anak -anak dalam minat mendalami Al-Qur’an begitu
minim. Ketika mulai berumur usia baligh (lulus dari SD) mengaji atau
datang ke musholla tidak seperti dulu sekarang sudah begitu jarang
malahan sempat tidak ada yang datang sama sekali. Diri mereka lebih
senang terfokus pada pembelajaran resmi di sekolah dan asyik bermain
game ataupun media sosial yang terdapat di Handphone. Untuk memupuk rasa
cinta Al-Qur’an kepada peserta didik/santri agar membentuk pribadi yang
cinta Al-Qur’an perlu dilaksanakan aktivitas yang positif dalam aspek
ilmu relegi semacam melafalkan Al- Qur’ an serta menghafalkannya.10
Yang menjadi pertimbangan penulis memutuskan di Desa Bakalan,
Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, yang menjadi topik perhatian
yaitu para peserta didik/santri di Madrasah Diniyah sebagai tempat lokasi
penelitian, karena dalam pengamatan peneliti pada tempat ini minat
peserta didik masih minim dalam mengkaji pengetahuan agama. Sebagian
penduduk di desa ini lebih memprioritaskan karier ketimbang
pembelajaran, Banyak peserta didik sudah mempunyai handphone pribadi, jika
sebagai pengampu kita kurang perhatian dalam medidiknya, jangan
salahkan anak kita akan gampang terpengaruh dengan kepribadiannya, maka dari
itu penanaman cinta Al-Qur’an harus dipupuk sejak mulai dini. Apabila
pengkajian dalam Al-Qur’an di nomer duakan bagaimana karakter
generasi era saat ini? atas argumen seperti itu penulis bermaksud
memfokuskan bagaimana “peran guru dalam membentuk kepribadian
yang cinta Al-Qur’an di Madrasah Diniyah Desa Bakalan Kecamatan
Kandeman Kabupaten Batang”
Penulis termotivasi dengan melaksanakan observasi yang berkaitan
atas pembentukan cinta Al-Qur’an mengenai santri/peserta didik supaya
akhtivitas mereka menjadi terarah serta memperoleh modal hidup dari arti
yang terkandung pada kitab suci, dalam mendalami Al-Qur’an akan
membuat hatinya menjadi suci dari suatu perbuatan yang keji, otomatis
10
Wawancara dengan Ibu Ri’anah salah satu ustadzah di Madrasah Diniyah Desa Bakalan,
Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang, Kamis, 23 Oktober 2020 Pukul 20.00 WIB, di Rumah
Ibu Ri’anah.

5
akhlak kepribadian mereka menjadi baik dan positif dalam bertutur kata
dan bertindak.
Ucapan yang mereka katakan merupakan ayat Al-Qur’an serta
karakter pribadinya yang dicerminkan merupakan adab yang berakhlak
seperti kaidah yang diyakini dalam Al-Qur’an. Karakter yang demikianlah
yang di dambakan oleh Allah SWT, yang kedepannya banyak
memunculkan pribadi-pribadi yang hebat, cerdas intelektual dan spiritual
serta tidak mudah tergerus oleh perubahan era yang semakin canggih
hingga mengabaikan perintah keyakinan agama islam, sesuai dari penjabaran
diatas maka peneliti menulis judul “Peran Guru Dalam Membentuk
Kepribadian Yang Cinta Al-Qur’an Di Madrasah Diniyah Desa
Bakalan Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah
dari penelitian ini adalah:
1. Apa saja ayat-ayat Al-Qur’an yang digunakan sebagai landasan dalam
menjelaskan pembentukan kepribadian yang cinta Al-Qur’an bagi
santri Madrasah Diniyah Al-Muttaqin Desa Bakalan Kecamatan
Kandeman Kabupaten Batang ?
2. Apa saja yang harus diterapkan untuk membentuk kepribadian yang
cinta Al-Qur’an bagi santri Madrasah Diniyah Al-Muttaqin Desa
Bakalan Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang ?
3. Bagaimana peran guru dalam membentuk kepribadian yang cinta Al-
Qur’an bagi santri Madrasah Diniyah Al-Muttaqin Desa Bakalan
Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
ialah:
1. Menjelaskan bagaimana ayat-ayat Al-Qur’an yang digunakan sebagai
landasan dalam menjelaskan pembentukan kepribadian yang cinta Al-

6
Qur’an bagi santri Madrasah Diniyah Al-Muttaqin Desa Bakalan
Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang.
2. Menjelaskan apa saja yang harus diterapkan untuk membentuk
kepribadian yang cinta Al-Qur’an bagi santri Madrasah Diniyah Al-
Muttaqin Desa Bakalan Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang.
3. Untuk mengetahui peran guru dalam membentuk kepribadian yang
cinta Al-Qur’an bagi santri Madrasah Diniyah Al-Muttaqin Desa
Bakalan Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ialah sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan dalam ilmu pendidikan khususnya mengenai peran guru
dalam membentuk kepribadian yang cinta Al-Qur’an di Madrasah
Diniyah
b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan
pertimbangan studi pendidikan lebih lanjut serta menjadi sebuah
sumbangan data khususnya di bidang pendidikan agama islam.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi sebuah informasi dan
ilmu pengetahuan yang baru khususnya mengenai pembentukan
kepribadian yang cinta Al-Qur’an di Madrasah Diniyah.
b. Bagi pendidik, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para guru
pada umumnya, khususnya guru dalam membentuk kepribadian
yang cinta Al-Qur’an kepada para santri di Madrasah Diniyah.
E. Tinjauan Pustaka
1. Diskripsi teori
a. Peran Guru
Peran juga diartikan sebagai serangkaian dari sebuah
perilaku seseorang yang diharapkan mampu membawa sebuah
perubahan dalam kondisi masyarakat tertentu, peran juga

7
didefinisikan bagaikan suatu bentuk watak dan karakter yang
dinantikan oleh orang lain terhadap pribadi tertentu yang sesuai
dengan pangkat dalam sesuatu kelompok tertentu11
Guru merupakan seseorang yang berprofesi untuk
mengarahkan serta membina siswa/santri mengenai keagamaan
islam dengan cara mengarahkan, menyampaikan, membina akhlak
yang baik serta menolong untuk mengantarkan siswa/santrinya
untuk menuju sebuah kedewasaan yang baik dari segi jasmani dan
rohaninya.
Guru dalam pandangan pendidikan agama islam biasa
diartikan dengan istilah murobby, muallim, mudarris serta
muaddib. Keempat istilah tersebut mengandung sebuah makna dan
fungsi berbeda-beda antara satu istilah dengan istilah yang lainnya,
tetapi hakikatnya mempunyai sebuah kesamaan dalam menjadikan
sebuah anak didik menjadi pribadi yang dapat berperilaku dengan
baik.
Adapun makna dari perbedaan istilah-istilah tersebut ialah, sebagai
berikut:
1) Murobby
Murobby merupakan seseorang yang bertugas untuk
mendidik, mengawasi, mengasuh, dari kecil hingga dewasa,
menyampaikan sesuatu sedikit demi sedikit dengan rasa sabar
dan ikhlas sehingga nantinya dapat menjadi suatu ilmu
pengetahuan yang terperinci.12
Pendidikan yang dilakukan seorang murobby ini mencakup
aspek kognitif yang berupa pengetahuan tentang keagamaan,
pembinaan akhlak. Seorang murobby juga melakukan sebuah

11
Askhabul Kirom, “Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran Berbasis
Multikultural”, (Al-Murabbi: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 3, No. 1, P-ISSN: 2477-8338
E-ISSN : 2548-1371, Desember 2017), hlm. 72.
12
M. Shabir U, “Kedudukan Guru Sebagai Pendidik (Tugas dan Tanggung Jawab, Hak dan
Kewajiban, dan Kompetensi Guru)”, (Jurnal: Auladuna, Vol. 2, No.2, Desember 2015). hlm. 223.

8
pendidikan dari segi afektif dengan salah satu contohnya yaitu
untuk mengajarkan cara menghormati ayah dan ibu maupun
seseorang yang usianya kian tua dari pada kita. Sementara
pendidikan yang dilakukan seorang murobby dilihat dari segi
aspek psikomotoriknya ialah sebuah tindakan dan perilaku
berbakti kepada kedua orang serta mendo’akannya sepanjang
masa terhadap kedua orang tua.
2) Muallim
Muallim merupakan seseorang yang bertugas untuk
mendidik dan untuk memberikan sebuah pendidikan kepada
anak didik yang tentunya tidak bertentangan dengan sebuah
tatanan norma-norma yang berlaku. Pendidikan yang dilkuakan
oleh seorang muallim melalui sebuah cara dengan memberikan
sebuah ilmu pemahaman serta keahlihan, sebab sebuah
pemahaman yang dipunyai tersebut hanya terbentuk dari
sebuah hasil pemberitahuan. Maka dari itu, muallim juga
disebut juga sebagai seseorang yang mentransferkan ilmunya
kepada peserta didik/santri.
3) Mudarris
Mudarris merupakan seseorang yang bertugas untuk
mendidik dan mengajar pelajaran kepada peserta didik.
Seorang mudarris biasanya mengajarkan kepada para peserta
didiknya tentang ilmu-ilmu yang berhubungan erat dengan
suatu tatanan kehidupan sehari-hari. Mudarris dalam
melakukan pengajaran tidak serumit murobbi, muallim dan
muaddib. Seorang mudarris
Cukup memindahkan sebuah ilmunya kepada para peserta
didik yang sudah dalam taraf pemahamnnya dan daya nalarnya
sudah cukup baik.
Istilah mudarris lebih cocok di sematkan kepada para guru
pengajar yang mengajarkan ilmunya kepada para anak didiknya

9
yang sudah mencapai daya nalar yang baik. Seperti halnya
dosen yang memberikan pengajaran kepada para
mahasiswanya. Para mahasiswa tidak diberikan sebuah teori
yang mendalam, karena haikaktnya sudah mempunyai sebuah
daya nalar yang baik dalam memahami sebuah pelajaran yang
diberikan.
4) Muaddib
Muaddib merupakan seseorang guru yang bertugas untuk
mengajar, mengawasi, memperhatikan pada pemahaman nilai-
nilai akhlak dan budi pekerti serta bertugas untuk membentuk
moral yang baik dan mulia bagi peserta didik/santri. Seorang
muaddib biasanya mempunyai sebuah pribadi yang baik dan
mempunyai sebuah reputasi yang baik dalam pandangan
kalangan masyarakat pada umumnya.13
b. Membentuk Kepribadian Yang Cinta Al-Qur’an
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang
termasyur kata ‘membentuk’ masuk dalam kata kerja yang memiliki
arti menjadikan, menghasilkan, membina, mengarahkan,
membimbing dsb,14 Kata membentuk juga dapat mempunyai sebuah
arti sebagai suatu bentuk dari usaha seseorang yang dilakukannya
secara sadar, pantang menyerah, konsisten, istiqomah, terstruktur
dengan baik melalui cara membimbing, mengarahkan serta
meningkatkan sebuah pengetahuan yang dimilki, dan juga
melakukan sebuah pengamalan ajaran agama islam sehingga
seseorang yang diajak bicara dapat paham dan mengerti serta
mempraktikkannya didalam kehidupan kesehariannya. Membentuk
berarti menghasilkan sesuatu dengan strategi tertentu. Membentuk
yang dimaksudkan disini adalah menghasilkan generasi dengan

13
Syaepul Manan, “Pembinaan Akhlak Mulia Melalui Keteladan Dan Pembiasaan”,
(Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 15, No. 1, 2017), hlm. 52.
14
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 179.

10
strategi tertentu seperti mendidik ,mengarahkan, membimbing,
membina manusia untuk memiliki jiwa qur’ani. Mendiskripsikan hal
yang berkaitan dengan manusia, makhluk bernyawa, berperilaku,
serta berhati nurani, kerap mengenakan. Oleh karena itu, baik
pembicaraan mengenai aspek luar (fisik) maupun aspek dalam dari
diri manusia, seperti jiwa dan hati, tidak pernah selesai.15
Kepribadian, terdapat sebagian sebutan yang digunakan
untuk mendiskripsikan kepribadian, antara lain: Mentality, ialah
suasana mental yang erat kaitannya dengan aktivitas mental,
Personalyty, ialah suatu keseluruhan tingkah laku pribadi seseorang.
Indiviadualyty, merupakan watak khas yang menimbulkan seorang
memiliki watak berbeda dari orang lain, Identity, yaitu perilaku
kedirian bagaikan sesuatu kesatuan dari perilaku-perilaku
mempertahankan dirinya terhadap suatu dari luar.16
Personalyty ataupun kepribadian bermula dari kata
persona, kata persona menunjuk pada topeng yang lazim dipakai
pemeran aktor drama pada Era Romawi. Secara universal
kepribadian merujuk pada bagaimana seseorang tampak serta
mempengaruhi kesan untuk orang-orang yang lainnya. Pada
hakikatnya pengertian dari kepribadian secara universal ini
merupakan rendah sebab cuma memperhitungkan sikap yang bisa
diamati saja serta bukan melalaikan kebolehjadian bahwa
karakteristik ini dapat berganti bergantung pada suasana di
sekelilingnya. Tidak hanya itu pengertian ini diartikan rendah sebab
perubahannya yang bersifat evaluatif (menilai), bagaimanapun pada
hakikatnya kepribadian itu tidak bisa dinilai ‘’baik’’ ataupun
‘’kurang baik’’ sebab bersifat netral .
15
Eka Wahyu Hidayati, Mencetak Generasi Anak Usia Dini Yang Berjiwa Qur’ani, JCE
(Journal of Childhood Education) VOL(3), NO(1), Edisi September 2019 2620-3278 (E-ISSN),
2598-2184 (P-ISSN), hal. 56.
16
Muflichah, Pengaruh Kepribadian Ekstraversi Terhadap Empati Siswa Madrasah Aliyah
Nurush Shobah Banggle Gunung Gangsir Beji Pasuruan, Skripsi Pendidikan Agama Islam,
(Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2015). hlm. 12.

11
Agar dapat menggambarkan suatu kepribadian, bagi ilmu
jiwa ada baiknya memakai filosofi dari George Kelly yang
beragumen bahwa kepribadian bagaikan metode yang unite dari
setiap orang dalam memaknakan suatu cerita dalam kehidupannya.
Sedangkan Gordon Allport menyatakan kepribadian bagaikan suatu
yang ada dalam pribadi seseorang yang membina dan
menyampaikan petunjuk terhadap semua perilaku seseorang yang
berkaitan. Lebih perinci perihal pengertian kepribadian menurut
Gordon Allport ialah kepribadian yaitu sesuatu kelompok (team)
yang hidup dari sistem psikofisik seseorang yang memastikan
karakter serta benak seseorang secara khas.17
Secara bahasa dalam kamus umum bahasa indonesia, arti
cinta mirip dengan kasih-sayang serta rasa kasih, jadi kata cinta serta
kasih-sayang mempunyai hubungan arti yang kuat. Apabila Allah
SWT mencintai serta menyayangi hamba- Nya hingga hamba itu
hendak memperoleh cinta- Nya, apabila orang tua mencintai
anaknya, hingga dia hendak mencintai serta menyayangi sang anak.18
Cinta merupakan asmara ajaib yang meresapi hati tiap
individu yang membuat dia memiliki kemampuan tertentu, untuk
menghasilkan ciptaan-ciptaan bagi pribadinya serta seseorang yang
ada disekelilingnya, yang secara etimologi kerap dimaknakan
“sangat suka” atau “sayang sekali”.
Dalam bukunya tafsir Al-Misbah M.Quraish Shihab
berpendapat bahwa cinta merupakan karunia yang diberikan
terhadap tiap makhluk lewat naluri serta ide, untuk tiap hewan
ataupun manusia, serta bagaikan alat yang sanggup melindungi
generasi mereka.19
17
Muflichah, Pengaruh Kepribadian Ekstraversi Terhadap Empati Siswa Madrasah
Aliyah Nurush Shobah Banggle Gunung Gangsir Beji Pasuruan,... hlm. 13.
18
Pius a Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,
1994). hlm. 89.
19
M. Quraish Shihab, Pengantin Al-Qur’an “Kalung Permata Buat Anak-anakku”,
(Jakarta: Lentera Hati, 2007), hal. 76.

12
Ada pula kepribadian cinta yang sepatutnya dipunyai oleh
tiap muslim bersumber pada sepenggal ayat-ayat suci Al-Qur’an,
merupakan rasa cinta yang mempunyai tahapan paling tinggi kepada
Allah SWT, kemudian setelah itu menyayangi seluruh suatu hanya
karena Allah SWT.20
2. Penelitian Relevan
Berdasarkan penelusuran peneliti, setidaknya terdapat berbagai
observasi yang masih berhubungan atas judul dalam observasi ini.
Dibawah ini adalah observasi sebelumnya yang bisa peneliti
dokumentasikan sebagai pengamatan bahan observasi:
Skripsi yang ditulis oleh Nur Indah Sari yang berjudul
“Implementasi Cinta Al-Quran Sejak Dini Dalam Membentuk
Kepribadian Qur’ani (Studi Kasus di TPQ Tarbiyatul Athfal Jatiroto
Kayen Pati)” Adapun tujuannya dari penelitian ini ialah untuk dapat
mengetahui penerapan penanaman cinta Al-Qur’an bagi siswa/santri
sejak usia dini agar membentuk kepribadian yang berjiwa qur’ani,
yaitu peserta didik yang mencinati Al-Qur’an serta mau mengamalkan
nya di aktivitas kesehariannya.
Persamaan dengan penelitian ini ialah terletak pada
pembahasannya mengenai pembentukan kepribadian yang cinta Al-
Qur’an, Sementara perbedaannya terletak pada objek kajian yang
diteliti. Skripsi yang ditulis oleh Nur Indah Sari ini membahas tentang
Penerapan Cinta Al-Quran Sejak Dini Dalam Membentuk Kepribadian
Qur’ani (Studi Kasus di TPQ Tarbiyatul Athfal Jatiroto Kayen Pati).
sedangkan observasi yang peneliti akan bahas nantinya mengenai cara
membentuk kepribadian yang cinta Al-Qur’an di Madrasah Diniyah
Al – Muttaqin Desa Bakalan Kecamatan Kandeman Kabupaten
Batang.21

20
Buya Riadi, “Bentuk-Bentuk Cinta Dalam Tafsir Al-Misbah Dan Urgensinya Terhadap
Pendidikan Anak (Studi Terhadap Pemikiran M. Quraish Shihab)”. Skripsi Pendidikan Agama
Islam, (Yogyakerta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008). hlm. 3.

13
Tesis yang ditulis oleh Ahmad Fikri Setiawan yang berjudul
“Peranan Guru Al Islam Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca
Al-Qur’an Pada Siswa SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung”.
Adapun tujuannya dari observasi ini ialah agar dapat memahami
mengenai kemampuan dalam membaca sekaligus memahami Al-
Qur’an bagi siswa serta agar mengetahui peran dari guru didalam
meningkatkan sebuah kemampuan untuk membaca dan sekaligus
kemampuan untuk memahami Al-Qur’an bagi para siswa khususnya di
Siswa SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung.
Persamaan dengan penelitian ini ialah terletak pada
pembahasannya mengenai peran guru yang masih berkaitan dengan
mengajarakan Al-Qur’an. Sementara perbedaannya terletak pada objek
kajian yang diteliti. Tesis yang ditulis oleh Ahmad Fikri Setiawan ini
membahas tentang cara meningkatkan kemampuan untuk membaca A-
Qur’an pada Siswa SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung,
sedangkan penelitian yang peneliti akan bahas nantinya mengenai cara
membentuk kepribadian yang cinta Al-Qur’an di Madrasah Diniyah Al
– Muttaqin Desa Bakalan Kecamatan Kandeman kabupaten Batang.22
Skrispi yang ditulis oleh Syifa Ardilla Amri yang berjudul “Peran
Guru Dalam Meningkatkan Minat Membaca Al-Qur’an Pada Anak
Usia Dini DI Raudhatul Athfal Baiturrahman Kecamatan Tanah
Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo”. Adapun tujuannya dari
penelitian ini ialah untuk dapat mengetahui mengenai minat dalam
membaca Al-Qur’an bagi siswa serta untuk mengetahui peran dari
guru didalam meningkatkan sebuah minat untuk membaca Al-Qur’an
bagi para siswa khususnya di Siswa Raudhatul Athfal Baiturrahman
Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo.
21
Nur Indah Sari, “Implementasi Cinta Al-Quran Sejak Dini Dalam Membentuk
Kepribadian Qur’ani (Studi Kasus di TPQ Tarbiyatul Athfal Jatiroto Kayen Pati)”, Skripsi Ilmu
Al-Qur’an Tafsir, (Kudus: Institut Agama Islam Negeri Kudus, 2018). hlm. 7.
22
Ahmad Fikri Setiawan, “Peranan Guru Al Islam Dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca Al-Qur’an Pada Siswa SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung”, Tesis Pendidikan
Agama Islam, (Lampung: Uneversitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2019). hlm. 8.

14
Persamaan dengan penelitian ini ialah terletak pada
pembahasannya mengenai peran guru yang masih berkaitan dengan
mengajarakan Al-Qur’an. Sementara perbedaannya terletak pada objek
kajian yang diteliti. Skripsi yang ditulis oleh Syifa Ardilla Amri ini
membahas tentang cara meningkatkan minat untuk membaca Al-
Qur’an pada Siswa Raudhatul Athfal Baiturrahman Kecamatan Tanah
Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo, sedangkan penelitian yang
peneliti akan bahas nantinya mengenai cara membentuk kepribadian
yang cinta Al-Qur’an di Madrasah Diniyah Al–Muttaqin Desa Bakalan
Kecamatan Kandeman kabupaten Batang.23
Jurnal penelitian yang ditulis oleh Asnan Purba dan Maturidi yang
berjudul “Mendidik Anak Dalam Mencintai Al-Qur’an: Studi Kasus di
TPA Darussalam Al-Hamidiyah Bogor”. Adapun tujuannya dari
penelitian ini ialah bagaimana mendidik anak mencintai Al-Qur’an
yang dilakukan di TPA Darussalam Al-Hamidiyah Bogor.
Persamaan dengan penelitian ini ialah terletak pada
pembahasannya yang masih berkaitan dengan mengajarakan Al-
Qur’an. Sementara perbedaannya terletak pada objek kajian yang
diteliti. Jurnal penelitian yang ditulis oleh Asnan Purba dan Maturidi
membahas bagaimana mendidik anak mencintai Al-Qur’an yang
dilakukan di TPA Darussalam Al-Hamidiyah Bogor, sedangkan
penelitian yang peneliti akan bahas nantinya mengenai cara
membentuk kepribadian yang cinta Al-Qur’an di Madrasah Diniyah
Al – Muttaqin Desa Bakalan Kecamatan Kandeman kabupaten
Batang.24
3. Kerangka Berfikir

23
Syifa Ardilla Amri, “Peran Guru Dalam Meningkatkan Minat Membaca Al-Qur’an Pada
Anak Usia Dini DI Raudhatul Athfal Baiturrahman Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas
Kabupaten Bungo”, Skripsi Pendidikan Agama Islam, (Jambi: Uneversitas Islam Negeri Sultan
Thaha Saifuddin Jambi, 2019). hlm. 9.
24
Asnan Purba, Maturidi, “Mendidik Anak Dalam Mencintai Al-Qur’an : Studi Kasus di
TPA Darussalam Al-Hamidiyah Bogor, Edukasi Islami” (Jurnal Pendidikan Islam, Vol : 08/NO :
02 Agustus 2019). hlm. 347.

15
Kerangka berfikir merupakan sebuah teori yang dimana satu faktor
dengan yang lainnya harus saling berkaitan dan berhubungan di dalam
masalah penelitian. Dalam kerangka berfikir ini peneliti harus bisa
menjelaskan secara detail dan lebih rinci tentang satu konsep atau
variable dengan konsep-konsep lainnya secara sistematis dan terperinci
sehingga nantinya dapat memberikan sebuah gambaran umum bagi para
pembaca sekilas mengenai arah penelitian yang akan dibahas.25
Membentuk kepribadian cinta Al-Qur’an merupakan sebuah
pekerjaan yang tidak mudah selayaknya seperti membalikkan sebuah
telapak tangan, butuh sebuah strategi yang khusus guna mencapai
tujuan yang diinginkan. Membentuk kepribadian cinta Al-Qur’an juga
memerlukan sebuah kontribusi yang datang dari pihak yang berkaitan,
pada masalah ini ialah seorang guru. Guru harus berperan aktif serta
harus bisa menjadi sebuah contoh keteladanan yang baik guna untuk
mendidik anak didik yang berjiwa qur’ani.
Peran dari seorang guru menjadi sangat sentral dengan membentuk
kepribadian cinta Al-Qur’an kepada anak didiknya. Strategi dalam
membentuk kepribadian cinta Al-Qur’an kepada anak didik supaya
menjadi lebih baik, diantaranya dengan melalui sebuah pembiasaan,
keteladanan, teguran serta nasihat-nasihat. Macam-macam strategi
dalam membentuk kepribadian cinta Al-Qur’an anak didik khususnya
seorang santri yang ada di Madrasah Diniyah Desa Bakalan Kecamatan
Kandeman Kabupaten Batang.
Peneliti ingin mendiskripsikan secara mendalam mengenai peran
guru dalam membentuk kepribadian yang cinta Al-Qur’an di Madrasah
Diniyah Desa Bakalan Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang,
semoga kedepan nya akan menghasilkan kesimpulan yang bermanfaat
bagi santri, Madrasah Diniyah dan pembacanya.
Gambar

25
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kulaitataif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2018), hlm. 217.

16
Bagan Kerangka Berfikir

Pembiasaan

Keteladanan
Membentuk
Peran Kepribadian
Guru Berjiwa
Yang Cinta
Qur’ani
Al Qur’an

Teguran

Nasihat

F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunkan sebuah jenis penelitian lapangan
(field research) yang artinya sebuah jenis penelitian yang menarik unit
penelitian di dalam sebuah badan pendidikan secara formal maupun
yang bersifat non formal.26 Peneliti menggunakan metode penelitian
lapangan ini dikarenakan nantiya akan secara langsung terjun kedalam
sebuah tempat penelitian untuk mengungkap sebuah fakta dan data-data
tertentu terkait peran guru dalam membentuk kepribadian yang cinta
Al-Qur’an di Madrasah Diniyah Desa Bakalan Kecamatan Kandeman
kabupaten Batang’’
2. Pendekatan Penelitian

26
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitataif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2014), hlm. 183.

17
Penelitian ini menggunakan sebuah pendekatan kualitatif
deskriptif, yang artinya yaitu prosedur atau tata cara dalam sebuah
penelitian yang nantinya memakai sebuah data-data yang sifatnya
penjabaran yang berupa kata-kata baik tertulis maupun melalui lisan
seorang narasumber yang sedang dan diteliti.27 Peneliti melakukan
penelitiannya dengan memakai pendekatan kualitatif deskriptif
mengenai peran guru dalam membentuk kepribadian yang cinta Al-
Qur’an di Madrasah Diniyah Desa Bakalan Kecamatan Kandeman
Kabupaten Batang.
3. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian adalah subjek tempat yang dipakai
untuk penelitian dalam mencari data atau yang di jumpai dan didadapat
yang kemudian nantinya sumber data itu dapat berupa bahan-bahan dari
pustaka, atau informan (orang yang diwawancarai). sumber data
penelitian menjadi sebuah faktor yang cukup penting untuk digunakan
sebagai bahan pertimbangan didalam menentukan sebuah metode
penelitian data.28 Ada dua macam dalam mencari sumber data yang
nantinya akan digunakan didalam penelitia ini, diantaranya:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer ialah sumber data utama atau pokok
yang didapat dengan cara kontan/real dan diletakan oleh seorang
peneliti dari sebuah objek dalam observasi.29 Sumber data primer di
dalam observasi ini para guru di Madrasah Diniyah Desa Bakalan
Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder ialah sumber data
imbuhan/tambahan yang menurut seorang peneliti bisa menunjang

27
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitataif Dalam Perspektif Rancangan
Penelitian,... hlm. 180.
28
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), hlm.
151.
29
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan,... hlm. 152.

18
kepada data yang pokok atau data yang diambil tidak langusng dari
sumbernya, meliankan mengambilnya di sebuah literatur yang
ada.30Dalam penelitian ini memuat berbagai literatur referensi yang
relevan tentang peran guru dalam membentuk kepribadian yang cinta
Al-Qur’an. Referensi literatur tersebut dapat diambil dari buku,
jurnal, majalah, arsip, berita, atau referensi lainnya yang menunjang
dan mendukung penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara ialah sebuah metode/cara dikumpulkannya
data-data yang digunakan dengan melalui cara memberikan sebuah
pertanyan-pertanyan kepada informan/narasumber.31 Penelitian ini
menggunakan sebuah teknik wawancara yang sistematis dan
terstruktur, dimana setaip pertanyaan-pertanyan yang nantinya akan
diajukan pada seorang informan disusun terlebih dahulu secara rinci
dan sistematis sehingga nantinya akan mendapatkan sebuah data-
data yang menunjang secara terarah dan jelas.
Dalam observasi ini, pengkaji melaksanakan wawancara
kepada kepala Madrasah Diniyah Desa Bakalan Kecamatan
Kandeman Kabupaten Batang, untuk mengetahui gambaran umum
mengenai Madrasah Diniyah tersebut, para guru di Madrasah
Diniyah Desa Bakalan Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang
untuk mengetahui bagaimana bentuk dan peranannya seorang guru
dalam melakukan penanaman cinta Al-Qur’an dari para santri serta
untuk mengetahui berbagai faktor yang dapat mendukung serta
berbagai faktor penghambat yang terjadi dalam membentuk
kepribadian yang cinta Al-Quran pada santri di Madrasah Diniyah
Desa Bakalan Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang, serta para
santri di Madrasah Diniyah Desa Bakalan Kecamatan Kandeman
30
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan,... hlm. 153.
31
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 194.

19
Kabupaten Batang tersebut untuk mengetahui respon dari mereka
dalam proses penanaman cinta Al-Qur’an.
b. Observasi
Observasi ialah suatu bentuk dalam proses penelitian yang
cukup komplit, suatu bentuk proses yang disusun secara sistematis
dari berbagai bentuk proses biologis dan psikologis. Dalam proses
observasi ini, peneliti akan langsung ikut terjun di dalam sebuah
kegiatan yang bertujuan untuk membentuk kepribadian yang cinta
Al-Qurana bagi para santri di Madrasah Diniyah Desa Bakalan
Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang. Hal ini digunakan agar
data yang diperoleh akan semakin lebih lengkap dan rinci.32
Penelitian ini memakai sebuah metode observasi secara
langsung/nyata serta terstruktur, dimana peneliti langusng
melakukan pengamatan di tempat yang dijadikan objek penelitian
dengan tetap mematuhi pedoman pengamatan. Metode ini
digunakan untuk mengamati tentang peran guru dalam membentuk
kepribadian yang cinta Al-Qur’an di Madrasah Diniyah Desa
Bakalan Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah metode dalam mengumpulkan
data-data secara tidak langsung yang tertuju kepada subjek di
dalam penelitian, akan tetapi dengan melalui sebuah dokumen
yang menunjang dan relevan.33 Dokumentasi dipakai guna
mendapatkan sebuah kejadian dan peristiwa yang nyata dan real
tentang sebuah situasi dan kondisi sosial serta arti dari berbagai
faktor yang terjadi disekitar objek penelitian.
Metode dokumentasi dipakai guna mendapatkan sebuah
data-data secara tertulis yang meliputi sejarah berdiri, profil,
kondisi guru, santri, sarana dan prasarana serta berbagai macam
32
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R &
D,... hlm. 203.
33
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan,... hlm. 183.

20
data yang dirasa perlu untuk nantinya dapat mendukung serta
melengkapi data yang diperlukan di Madrasah Diniyah Desa
Bakalan Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang.
5. Tehnik Analisis Data
Analisis data adalah sebuah upaya untuk mencari sekaligus
menata data-data yang telah di didaptkan dari informan atau literatur
lain yang menunjang dan mendukung untuk digunakan sebagai
gambaran bagi peneliti tentang kasus yang sedang diteliti dan sebuah
temuan-temuan baru yang dapat diinformaiskan pada pihak lainnya.34
Penelitian ini memakai teknik analisis penelitian kualitatif
yang artinya suatu proses dalam menganalisis data yang nantinya terdiri
dari tiga macam alur kegiatan yang terjadi. ketiga alur kegiatan tersebut
diantaranya: reduksi data dan penyajian data serta penarikan
kesimpulan ataupun biasa disebut verifikasi data.
a. Reduksi Data
Reduksi data ialah suatu proses untuk memilih,
memfokuskan perhatian kepada penyederhanaan data dan
pengabstrakan serta transformasi dari bentuk data mentah yang
muncul dan dari sebuah catatan secara tertulis di lapangan penelitian.
Analisis yang dilakukan oleh peneliti selama proses dalam
mereduksi data, misalnya dengan melakukan sebuah pemilihan data
yang dibutuhkan, data yang dibuang/tidak dibutuhkan dalam
penelitian, menyeleksi data dan mengorganisisr data secara
sistematis dengan sedmikian rupa sehingga nantinya data tersebut
menjdi terarah dan dapat ditarik sebuah kesimpulan atau verifikasi.35
Tahap ini, peneliti mengumpulkan data-data dan
merangkumnya dengan tetap fokus terhadap hal-hal yang berkaiatan
dengan peran guru dalam membentuk kepribadian yang cinta Al-

34
Ahmad Tanzeh, Metode Penelitian Praktis, (Yogyakarta: TERAS, 2011), hlm. 95.
35
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan
Penelitian,... hlm. 242.

21
Qur’an di Madrasah Diniyah Desa Bakalan Kecamatan Kandeman
Kabupaten Batang.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan berbagai
pemberitahuan dengan cara disusun yang nantinya dapat
memberikan sebuah kemungkinan dalam mengambil atau menarik
sebuah kesimpulan dalam penelitian. penyajian data dalam penelitian
ini dengan melalui cara mengelompokkan data-data yang sejenis
kedalam bentuk teks naratif dan tabel sehingga nantinya dapat
mempermudah dalam penarikan sebuah kesimpulan dalam
penelitian.36
Penyajian data pada proses observasi ini dipaparkan dalam
pola mendeskripsikan secara subjektif yang tentunya difokuskan
kepada fokus penelitian yaitu tentang peran guru dalam membentuk
kepribadian yang cinta Al-Qur’an di Madrasah Diniyah Desa
Bakalan Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang.
c. Menarik Kesimpulan atau Verivikasi
Kesimpulan awal yang ditemukan di tempat penelitian itu
masih dalam sifat sementara, dan nantinya akan bisa berubah jika
tidak ditemukannya sebuah bukti nyata dan kuat dalam proses tahap
pengumpulan data di proses selanjutnnya. Dalam sebuah penelitian
kualitatif ini, temuan yang baru atau data yang baru dapat
distatuskan valid/kuat apabila hal tersebut tidak adanya sebuah
perbedaan data baik yang dilaporkan maupun yang tidak dilaporkan
yang terjadi ditempat penelitian.37 Analisis data yang dipakai pada
observasi ini ialah metode proses analisis induktif, yang artinya
proses pengakumulasikan data yang dilaksanakan secara terperinci
serta berfokus pada permasalahan yang sifatnya khusus yang
kemudian nantinya akan ditarik sebuah bentuk kesimpulan yang
36
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 91.
37
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif R & D,...
hlm. 365.

22
bersifat umum.38 Berfikir dari sebuah peristiwa-peristiwa atau fakta-
fakata data yang sifatnya khusus yang selanjutnya ditarik secara
general atau bersifat umum.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Guna mempermudah dan memahami dalam mencapai sebuah hasil
penulisan dan pembahasan yang sistematis dan terarah, maka perlu adanya
sebuah sistematikan pembahasan penulisan/pembahasan. Adapun
sistematika penulisan dan pembahasan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
BAB I: Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode
penelitian serta sistematika penulisan skripsi.
BAB II: Landasan Teori, berisi tentang berbagai deskripsi teori.
teori peran guru, tugas guru, hak dan kewajiban guru, macam-macam
peran guru, pengertian membentuk kepribadian, tujuan dan dasar hukum
dalam membentuk kepribadian, bentuk-bentuk penanaman cinta Al-Quran,
motode dalam membentuk kepribadian cinta Al-Qur’an, faktor yang
mempengaruhi dalam membentuk kepribadian yang cinta Al-Qur’an
BAB III: Berisikan tentang gambaran tempat yang digunakan
sebagai objek penelitian, yaitu Madrasah Diniyah Desa Bakalan
Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang, seperti gambaran umum,
sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan misi, struktur organisasi,
sarana prasarana, guru pengajar, serta para santri yang masih aktif.
BAB IV: Berisikan tentang bagaimana bentuk-bentuk penanaman
kepribadian yang cinta Al-Qur’an yang ada di Madrasah Diniyah Desa
Bakalan Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang serta peran dari seorang
guru di Madrasah Diniyah tersebut dalam membentuk kepribadian yang
cinta Al-Qur’an

38
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan
Pendidikan,... hlm. 251.

23
BAB V: Penutup, bagian ini memaparkan tentang sebuah
kesimpulan akhir dari proses penelitian dan berisikan juga saran-saran
bagi peneliti yang membangun dan mendukung.

DAFTAR PUSTAKA
Aized, Rizem. 2011. Anak Gemar Baca.Yogyakarta.

Al Barry, M.Dahlan dan Partanto, Pius a. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:
Arkola.

Alfi Syahr, Zulfia Hanum. 2016. Membentuk Madrasah Diniyah Sebagai


Alternatif Lembaga Pendidikan Elite Muslim Bagi Masyarakat. Intizar:
Jurnal Puslitbang Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung RI, Vol. 22, No. 2.

24
Amri, Syifa Ardilla. 2019. Peran Guru Dalam Meningkatkan Minat Membaca
Al- Qur’an Pada Anak Usia Dini DI Raudhatul Athfal Baiturrahman
Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas Kabupaten Bungo. Skripsi
Pendidikan Agama Islam, Jambi: Uneversitas Islam Negeri Sultan Thaha
Saifuddin Jambi.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia,


(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rhineka Cipta.

Haleem, Muhammad Abdel. 1999. Memahami Al Qur’an: Pendekatan Gaya dan


Tema. Bandung: Marja’.

Hidayati, Eko Wahyu. 2019. Mencetak Generasi Anak Usia Dini Yang Berjiwa
Qur’ani. JCE: (Journal of Childhood Education) VOL(3), NO(1), 2620-
3278 (E-ISSN), 2598-2184 (P-ISSN).

Kirom, Askhabul. 2017. Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Proses
Pembelajaran Berbasis Multikultural. Al-Murobbi: Jurnal Pendidikan
Agama Islam, Vol. 3, No. 1, P-ISSN: 2477-8338 E-ISSN: 2548-1371.

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.


Manan, Syaepul. 2017. Pembinaan Akhlak Mulia Melalui Keteladan Dan
Pembiasaan. Ta’lim: Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 15, No. 1.
Masyah, Syarif Hade. 2009. Hikmah-Hikmah Kultum (Kuliah 7 Menit); Allah
Saja Suka yang Indah. Bandung: PT Gelora Aksara Pratama.

Masyanah. dkk. 2020. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk
Akhlakul Karimah Peserta Didik. At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Prodi
Pendidikan Agama Islam Vol. 12, No.01.

Maturidi, Asnan Purba. 2019. Mendidik Anak Dalam Mencintai Al-Quran: Studi
Kasus di TPA Darussalam Al-Hamidiyah Bogor. Edukasi Islam: Jurnal
Pendidikan Islam VOL: 08/NO 02.

25
Muflichah. 2015. Pengaruh Kepribadian Ekstraversi Terhadap Empati Siswa
Madrasah Aliyah Nurush Shobah Banggle Gunung Gangsir Beji
Pasuruan. Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Muhammad, Ahsin Sakho. 2017. Oase Al-Qur’an Penyejuk Kehidupan. Cirebon:


PT Qaf Media Kreatif.

Mulyana, Deddy. 2018. Metodologi Penelitian Kulaitataif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya Offset.

Nawawi, Rif’at Syauqi. 2014. Kepribadian Qur’ani. Jakarta: Amzah.

Patilima, Hamid. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitataif Dalam Perspektif


Rancangan Penelitian. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Riadi, Buya. 2008. Bentuk-Bentuk Cinta Dalam Tafsir Al-Misbah Dan


Urgensinya Terhadap Pendidikan Anak (Studi Terhadap Pemikiran M.
Quraish Shihab). Skripsi Pendidikan Agama Islam. Yogyakerta: Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Ri’anah. 2020. Salah Satu Ustadzah di Madrasah Diniyah. Bakalan: Wawancara


Pribadi. Kamis, 23 Oktober 2020 Pukul 20.00 WIB.

Sari, Nur Indah. 2018. Implementasi Cinta Al-Quran Sejak Dini Dalam
Membentuk Kepribadian Qur’ani (Studi Kasus di TPQ Tarbiyatul Athfal
Jatiroto Kayen Pati. Skripsi Ilmu Al-Qur’an Tafsir. Kudus: Institut Agama
Islam Negeri Kudus.

Setiawan, Ahmad Fikri. 2019. Peranan Guru Al Islam Dalam Meningkatkan


Kemampuan Membaca Al-Qur’an Pada Siswa SMP Muhammadiyah 3
Bandar Lampung, Tesis Pendidikan Agama Islam. Lampung: Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung.

26
Shabir U, M. 2015. Kedudukan Guru Sebagai Pendidik (Tugas dan Tanggung
Jawab, Hak dan Kewajiban, dan Kompetensi Guru). Jurnal: Auladana,
Vol. 2, No.2.

Shihab, M. Quraish. 2007. Pengantin Al-Qur’an “Kalung Permata Buat Anak-


anakku”. Jakarta: Lentera Hati

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif


R & D. Bandung: Alfabeta.

Tanzeh, Ahmad, 2011. Metode Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras.

Zuhdi, Maskuf. 1997. Pengantar Ulumul Quran. Surabaya: Karya Abditama.

27

Anda mungkin juga menyukai