Di Susun Oleh:
Kelompok
Cahya Patwi
Mar’i Rahimullah
Sujud syukur kita hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan kepada penyusun untuk dapat menyelesikan makalah ini. Sesungguhnya
kejayaan dan kebahagiaan manusia ada di dalam agama Islam yang kaffah dengan
taat kepada Allah SWT serta mengikuti cara Rasulullah SAW dan para sahabatnya
hingga hari kiamat.
Penyusun menyadari tentunya dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena terbatasnya
pengetahuan dan kemampuan penyusun. Kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penyususn dan semua pihak yang membacanya.
Dengan segala kerendahan hati, peyusun menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan baik moril maupun materil. Semua pihak yang telah berjasa dan
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah Yang Maha
Menyaksikan selalu melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua atas
segala amal sholeh yang kita perbuat dan mendapat balasan yang berlipat ganda
dari-Nya. Amin.
A. Latar Belakang
Salah satu misi Kerasulan Muhammad SAW adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor
pendukung keberhasilan dakwah Beliau itu antara lain karena dukungan
akhlaknya yang prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah didalam Al-
Qur’an.
Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah diharuskan
agar keluhuran akhlak dan budi Rasulullah SAW dapat dijadikan contoh
dalam khidupan sehari-hari. Mereka yang mematuhi perintah ini dijamin
keselamatan hidupnya baik didunia maupun akhirat. Oleh sebab itu
pemakalah mengangkat tema yang berkenaan tentang aspek-aspek yang
mempengaruhi pembentukan akhlak mulia.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Akhlak Mulia
2. Aspek-aspek Pembentukan Akhlak
3. Metode Pembinaan Akhlak
4. Manfaat Akhlak Mulia
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar para mahasiswa bias memahami
criteria akhlak mulia dan faktor apa saja yang bias mempengaruhi
pembentukan akhlak mulia, dengan harapan agar kedepannya para pembaca
bisa memiliki akhlaqul karimah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak,Jakarta : Raja Grafindo Persada, cet ke-2. Hlm.204
3
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat)Allah dan
(kedatangan)hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S Al-Ahzab :
21)
3. Wirotsah (Keturunan)
Secar istilah Wirotsah adalah berpindahnya sifat-sifat tertentu dari
pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan).2 Wirotsah juga dapat
dikatakan sebagai factor pembawaan dari dalam yang berbentuk
2
Zahruddin AR et-al. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hlm.97
4
kecenderungan, bakat, akal dan lain-lain. Sifat-sifat asasi anak merupakan
pantulan dari sifat-sifat asasi orang tuanya. Terkadang anak mewarisi
sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya. Meskipun keturunan
tidak berperan mutlak tetapi keturunan tersebut bisa menjadikan
seseorang untuk beraktual mazmumah maupun mahmudiah.
4. Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan akhlak
seseorang, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
5
orang tua memperhatikan pada pergaulan anak dilingkungan sekolah
maupun di masyarakat. Karena lingkungan sangat berpengaruh pada
proses pembentukan akhlak seseorang. Melalui kerja sama yang baik
antara orang tua, guru disekolah dan tokoh-tokoh masyarakat, maka aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik yang diajarkan akan terbentuk pada diri
anak.
5. Al-Qiyam
Al-Qiyam adalah nilai-nilai Islam yang telah dipelajari selama
seseorang hidup. Aspek ini sangat mempengaruhi terbentuknya akhlak
mulia dalam diri seseorang. Pedoman akhlak mulia atau akhlak Islami
adalah Al-Quran dan Hadits. Melalui pemahaman tentang nilai-nilai ke
Islaman yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits, seseorang bisa
mengamalkan nilai-nilai tersebut. Sehingga tanpa disadari nilai-nilai
tersebut menyatu dalam kepribadiannya dan terbentuklah akhlak mulia.
3
Abudin Nata. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2003. Hlm.158
6
kepada-Ku, kasih sayang kepada fakir miskin, Ibnu sabil, janda serta
mengasihi orang yang mendapat musibah. (H.R. Al-Bazaar)
Pada hadist Qudsi diatas menjelaskan bahwa sholat diharapkan
dapat menghasilkan akhlak yang mulia. Selain itu sholat khususnya jika
dilakukan berjama’ah akan menghasilkan kesahajaan.
3. Membayar Zakat. Didalam membayar zakat mengandung didikan akhlak,
agar orang yang melaksanakannya dapat membersihkan dirinya dari sifat
kikir, mementingkan diri sendiri dan membersihkan hartanya dari hak
orang lain.
4. Puasa. Puasa bukan hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum
dalam waktu terbatas, tetapi juga mendidik agar bisa menahan diri dari
keinginan untuk melakukan perbuatan keji yang dilarang.
5. Ibadah Haji. Didalam ibadah haji diamping harus menguasai ilmunya,
juga harus sehat fisiknya, ada kemauan keras, bersabar dalam
menjalankannya, mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dan rela
meninggalkan tanah air, harta dan keluarganya.
Adapun pembinaan akhlak lainnya adalah dengan cara :
a. Pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung kontinyu
b. Dengan cara paksaan yang lama kelamaan tidak lagi terasa dipaksa.
c. Melalui keteladanan
d. Dengan cara menuntut ilmu
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak mulia adalah sifat atau tingkah laku seseorang yang sesuai
dengan nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat pada kitab Al-Qur’an dan Sunah
Rasul. Aspek-aspek yang mempengaruhi terbentuknya akhlak seseorang
adalah :
1. Insting – Naluri
2. Lingkungan
3. Keturunan
4. Adat kebiasaan
5. Al-Qiyam
B. Saran
Jika dalam makalah kelompok empat ini terdapat berbagai kesalahan,
kekurangan dan kekeliruan. Pemakalah meminta maaf kepada para pembaca,
selain itu para pemakalah menanti kritik dan saran dari para pembaca, agar
makalah selanjutnya bisa lebih baik.
8
DAFTAR PUSTAKA
Asmaran As. 1994. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta : Raja Grafindo. cet. ke-2
Mustafa, Ahmad. 1997. Akhlak Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia. cet . ke-2
Nata, Abudin. 2003. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Raja Grafindo Persada. cet. ke-5
Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga. 2004. Pengantar Studi Akhlak. Raja
Grafindo Persada