Anda di halaman 1dari 10

Makalah

ASPEK PEMBINAAN AKHLAK DALAM ISLAM

”Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok”

Di Susun Oleh:

Kelompok

Cahya Patwi
Mar’i Rahimullah

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIAYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Sujud syukur kita hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan kepada penyusun untuk dapat menyelesikan makalah ini. Sesungguhnya
kejayaan dan kebahagiaan manusia ada di dalam agama Islam yang kaffah dengan
taat kepada Allah SWT serta mengikuti cara Rasulullah SAW dan para sahabatnya
hingga hari kiamat.
Penyusun menyadari tentunya dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena terbatasnya
pengetahuan dan kemampuan penyusun. Kritik dan saran dari pembaca sangat
kami harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
penyususn dan semua pihak yang membacanya.
Dengan segala kerendahan hati, peyusun menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan baik moril maupun materil. Semua pihak yang telah berjasa dan
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah Yang Maha
Menyaksikan selalu melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua atas
segala amal sholeh yang kita perbuat dan mendapat balasan yang berlipat ganda
dari-Nya. Amin.

Langsa, Oktober 2021


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu misi Kerasulan Muhammad SAW adalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia dan sejarah mencatat bahwa faktor
pendukung keberhasilan dakwah Beliau itu antara lain karena dukungan
akhlaknya yang prima, hingga hal ini dinyatakan oleh Allah didalam Al-
Qur’an.
Kepada umat manusia, khususnya yang beriman kepada Allah diharuskan
agar keluhuran akhlak dan budi Rasulullah SAW dapat dijadikan contoh
dalam khidupan sehari-hari. Mereka yang mematuhi perintah ini dijamin
keselamatan hidupnya baik didunia maupun akhirat. Oleh sebab itu
pemakalah mengangkat tema yang berkenaan tentang aspek-aspek yang
mempengaruhi pembentukan akhlak mulia.

B. Rumusan Masalah
1.      Pengertian Akhlak Mulia
2.      Aspek-aspek Pembentukan Akhlak
3.      Metode Pembinaan Akhlak
4.      Manfaat Akhlak Mulia

C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar para mahasiswa bias memahami
criteria akhlak mulia dan faktor apa saja yang bias mempengaruhi
pembentukan akhlak mulia, dengan harapan agar kedepannya para pembaca
bisa memiliki akhlaqul karimah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Mulia


Menurut Al-Ghazali, akhlah mulia atau terpuji adalah “Menghilangkan
semua adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam
serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan
adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya ”.1 Menurut
Quraish Shihab akhlak mulia adalah akhlak yang menggunakan ketentuan
Allah sebagai tolak ukur dan tolak ukur kelakuan baik mestilah merujuk
kepada ketentuan Allah.
Ada beberapa hal yang mendorong sesorang untuk berbuat baik,
diantaranya :
1.      Karena bujukan atau ancaman dari manusia lain
2.      Mengharap pujian atau karena takut mendapat cela
3.      Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani)
4.      Mengharapkan pahala dan surga
5.      Takut kepada azab Allah
6.      Mengharap keridhoan Allah semata
Akhlak mulia berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang sesuai dengan
norma-norma ajaran Islam. Akhlak mulia dapat kita tiru dari keteladanan
sosok pribadi Rasulullah SAW. Beliau memenuhi kewajiban dan menunaikan
amanah, menyuruh manusia kepada Tauhid yang lurus, pemimpin rakyat
tanpa pilih kasih, dan beragam sifat mulia lainnya. Dengan berbagai sifat dan
perbuatannya, didalam berbagai bidang dan keadaan beliau menjadi panutan
contoh dan suri tauladan bagi manusia.

Artinya :  Sesungguhnya aku diatas hanya untuk menyempurnakan kemuliaan


akhlak (H.R. Malik)

1
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak,Jakarta : Raja Grafindo Persada, cet ke-2. Hlm.204

3
Artinya :  Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat)Allah dan
(kedatangan)hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S Al-Ahzab :
21)

B. Aspek-aspek yang mempengaruhi Pembentukan Akhlak


1. Insting (Naluri)
Insting merupakan seperangkat tabiat yang dibawa manusia sejak
lahir. Para psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai
motivator penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku.

Artinya : Manusia itu diberi hasrat atau keinginan, misalnya kepada


wanita, anak-anak dan kekayaan yang melimpah. (Q.S Ali Imran : 14)
Segenap naluri insting manusia merupakan paket intern dengan
kehidupan manusia yang secara fitrah sudah ada dan tanpa perlu dipelajari
lebih dahulu. Dengan potensi naluri tersebut manusia dapat menghasilkan
aneka corak perilaku yang sesuai dengan corak instingnya.
2. Adat atau Kebiasaan
Adat atau kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang
yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga
menjadi kebiasaan. Perbuatan yang telah menjadi adat kebiasaan tidak
cukup hanya diulang-ulang saja tetapi harus disertai kesukaan dan
kecenderungan hati terhadapnya.

3. Wirotsah (Keturunan)
Secar istilah Wirotsah adalah berpindahnya sifat-sifat tertentu dari
pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan).2 Wirotsah juga dapat
dikatakan sebagai factor pembawaan dari dalam yang berbentuk

2
Zahruddin AR et-al. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hlm.97

4
kecenderungan, bakat, akal dan lain-lain. Sifat-sifat asasi anak merupakan
pantulan dari sifat-sifat asasi orang tuanya. Terkadang anak mewarisi
sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya. Meskipun keturunan
tidak berperan mutlak tetapi keturunan tersebut bisa menjadikan
seseorang untuk beraktual mazmumah maupun mahmudiah.
4. Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap pembentukan akhlak
seseorang, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut Ibumu dalam


keadaan tidak mengetahui sesuatupun. Dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati,agar kamu bersyukur (Q.S An Nahl :
78)
Dalam ayat diatas memberi petunjuk bahwa seorang manusia
dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui segala sesuatu oleh sebab itu
manusia memiliki potensi untuk dididik. Potensi tersebut bisa dididik
melalui pengalaman yang timbul dilingkungan sekitar anak. Jika
lingkungan tempat tinggal ia tinggal bersikap baik maka anak pun akan
cendrung bersikap baik. Sebaliknya jika lingkungannya buruk maka anak
akan cenderung bersikap buruk
Artinya : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua
orang tuanyalah yang membentuk anak itu menjadi yahudi, nasrani atau
majusi (H.R. Bukhari)
Hadits tersebut menjelaskan bahwa lingkungan keluarga (dalam hal
ini adalah kedua orang tua) adalah sebagai pelaksana utama dalam
pendidikan akhlak anak. Ajaran Islam sudah memberi petunjuk yang
lengkap kepada orang tua dalam membina akhlak anak. Jadi apabila orng
tua ingin anaknya berakhlak mulia, maka sedari dini hendaklah anak-
anaknya ditanami dengan nilai-nilai Islam. Sebagai orng tua yang
berpengaruh terhadap pembentukan dan keprobadian anak, seharusnyalah

5
orang tua memperhatikan pada pergaulan anak dilingkungan sekolah
maupun di masyarakat. Karena lingkungan sangat berpengaruh pada
proses pembentukan akhlak seseorang. Melalui kerja sama yang baik
antara orang tua, guru disekolah dan tokoh-tokoh masyarakat, maka aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik yang diajarkan akan terbentuk pada diri
anak.    
5. Al-Qiyam
Al-Qiyam adalah nilai-nilai Islam yang telah dipelajari selama
seseorang hidup. Aspek ini sangat mempengaruhi terbentuknya akhlak
mulia dalam diri seseorang. Pedoman akhlak mulia atau akhlak Islami
adalah Al-Quran dan Hadits. Melalui pemahaman tentang nilai-nilai ke
Islaman yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits, seseorang bisa
mengamalkan nilai-nilai tersebut. Sehingga tanpa disadari nilai-nilai
tersebut menyatu dalam kepribadiannya dan terbentuklah akhlak mulia.

C. Metode Pembinaan Akhlak dan dampaknya


Islam sangat memperhatikan pembinaan Akhlak, sehingga didalam Islam
pembinaan jiwa harus didahulukan dari pada pembinaan fisik, karena dari
jiwa yang baik akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik, yang akan
mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh
kehidupan manusia, lahir dan batin3. Hasil analisis Muhammad Al-Ghazali
menyatakan bahwa dalam rukun Islam terkandung konsep pembinaan akhlak.
1. Mengucapkan dua kalimah syahadat. Kalimat yang mengandung
pernyataan bahwa selama hidup, manusia yang hanya tunduk dan patuh
pada aturan Allah dan Rasul-Nya, sudah dapat dipastikan menjadi orang
yang berakhlak baik atau mulia.
2. Mengerjakan sholat lima waktu
Artinya : Bahwasanya aku menerima sholat hanya dari orang yang
bertawadhu’ dengan sholatnya kepada keagungan-Ku yang tidak terus-
menerus berdosa, menghabiskan waktunya sepanjang hari untuk dzikir

3
Abudin Nata. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 2003. Hlm.158

6
kepada-Ku, kasih sayang kepada fakir miskin, Ibnu sabil, janda serta
mengasihi orang yang mendapat musibah. (H.R. Al-Bazaar)
Pada hadist Qudsi diatas menjelaskan bahwa sholat diharapkan
dapat menghasilkan akhlak yang mulia. Selain itu sholat khususnya jika
dilakukan berjama’ah akan menghasilkan kesahajaan.
3. Membayar Zakat. Didalam membayar zakat mengandung didikan akhlak,
agar orang yang melaksanakannya dapat membersihkan dirinya dari sifat
kikir, mementingkan diri sendiri dan membersihkan hartanya dari hak
orang lain.
4. Puasa. Puasa bukan hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum
dalam waktu terbatas, tetapi juga mendidik agar bisa menahan diri dari
keinginan untuk melakukan perbuatan keji yang dilarang.
5. Ibadah Haji. Didalam ibadah haji diamping harus menguasai ilmunya,
juga harus sehat fisiknya, ada kemauan keras, bersabar dalam
menjalankannya, mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dan rela
meninggalkan tanah air, harta dan keluarganya.
Adapun pembinaan akhlak lainnya adalah dengan cara :
a.       Pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung kontinyu
b.      Dengan cara paksaan yang lama kelamaan tidak lagi terasa dipaksa.
c.       Melalui keteladanan
d.      Dengan cara menuntut ilmu

D. Manfaat Akhlak Mulia


1. Memperkuat dan menyempurnakan agama
2. Mempermudah perhitungan amal di akhirat
3. Menghilangkan kesulitan
4. Selamat hidup di dunia dan akherat

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak mulia adalah sifat atau tingkah laku seseorang yang sesuai
dengan nilai-nilai ajaran Islam yang terdapat pada kitab Al-Qur’an dan Sunah
Rasul. Aspek-aspek yang mempengaruhi terbentuknya akhlak seseorang
adalah :
1.      Insting – Naluri
2.      Lingkungan
3.      Keturunan
4.      Adat kebiasaan
5.      Al-Qiyam

B. Saran
Jika dalam makalah kelompok empat ini terdapat berbagai kesalahan,
kekurangan dan kekeliruan. Pemakalah meminta maaf kepada para pembaca,
selain itu para pemakalah menanti kritik dan saran dari para pembaca, agar
makalah selanjutnya bisa lebih baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Asmaran As. 1994. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta : Raja Grafindo. cet. ke-2
Mustafa, Ahmad. 1997. Akhlak Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia. cet . ke-2
Nata, Abudin. 2003. Akhlak Tasawuf. Jakarta : Raja Grafindo Persada. cet. ke-5
Zahruddin AR dan Hasanuddin Sinaga. 2004. Pengantar Studi Akhlak. Raja
Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai