Anda di halaman 1dari 65

1

PENGARUH METODE BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP


KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA
WALISONGO ISLAMIC FOOTBALL
ACADEMY SRAGEN
TAHUN PELAJARAN
2022/2023

SKRIPSI

Oleh :
Nama : Mochammad Farhan
NIM : 19.2849
NIK : 3275081511000024
Prodi : Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
SURAKARTA
2023
2

Daftar Isi

1. Cover…………………………………………………….
2. Kata Pengantar…………………………………………..
3. Daftar Isi…………………………………………………
4. BAB I PENDAHULUAN
5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6. BAB III OBJEK PENELITIAN
7. BAB IV ANALISIS DATA
8. BAB V PENUTUP
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an yang secara harfiah berarti bacaan “yang sempurna”
merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada suatu
bacaan pun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang lalu
yang dapat menandingi Al-Qur’an Al-Karim bacaan sempurna lagi mulia
itu.
Tiada bacaan sempurna semacam Al-Qur’an yang dibaca oleh
ratusan juta orang yang tidak mengerti artinya atau tidak dapat menulis
dengan aksranya. Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa,
remaja dan anak-anak.
Tiada bacaan seperti Al-Qur’an yang diatur tata cara membacanya,
mana yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus
ucapannya, di mana tempat yang terlarang, atau boleh, atau harus memulai
dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai pada etika
membacanya. Dalam dunia pendidikan, Al-Qur’an menuntut bersatunya
kata dengan sikap1. Karena itu, keteladanan para pendidik dan tokoh
masyarakat merupakan salah satu andalannya.
Demikian Al-Qur’an menuntut keterpaduan orang tua, masyarakat,
dan pemerintah.Tidak mungkin keberhasilan dapat tercapai tanpa
keterpaduan itu. Tidak mungkin berhasil kalau beban pendidikan hanya
dipikuloleh satu pihak, atau hanya ditangani oleh guru dan dosen tertentu,
tanpa melibatkan seluruh unsur kependidikan.2
Islam sangat menganjurkan tentang pendidikan dan tidak suka
kebodohan. Hal ini dapat di lihat pada wahyu yang pertama yang diturunkan
kepada Rasulullah SAW mengenai anjuran belajar membaca. Al-Qur’an
yang telah Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW antara lain

1
M. Quraish Shihab, Wawasan AL-Qur'an, (Jakarta; Mizan ,1997), hal. 3.
2
Adnan Syarif, Psikologi Qur'an , (Bandung; Pustaka Hidayah, 2002), hal.142.
4

berfungsi sebagai pelajaran bagi setiap muslim, petunjuk dan rahmad bagi
orang yang bertaqwa. Serta menjadi penawar obat bagi orang yang beriman
dan masih banyak lagi fungsinya bagi keselamatan manusia sebagai
petunjuk dalam kehidupannya. Maka wajib hukumnya bagi setiap muslim
yang beriman kepada Allah SWT dan Kitab-Nya mempelajari Al-Qur’an.
Sedangkan untuk mempelajari isi kandungannya harus di mulai dari belajar
membaca Al-Qur’an.
Di Indonesia pada umumnya pengajaran Al-Qur’an dilakukan di
TPQ/TPA (taman pendidikan al-quran) oleh karna itu beberapa TPQ sangat
penting. Selain itu keberadaan para ustd-ustadzh atau guru tidakkalah
pentingnya, karna beliau-beliaulah yang sangatberperan dalam mencapai
keberhasilan anak yang belajar di TPQ dalam bidang bacaan Al-Quran .3
Untuk itu, dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya guru harus
memahami sistem pengelolaan kelas yang baik, sehingga keberhasilan
proses belajar mengajar bisa tercapai semaksimal mungkin, dengan harapan
terciptanya suasana yang menyenangkan, bersifat kompetitif (bersaing) dan
terpenuhinya target akhir pengajaran, yaitu terciptanya bacaan Al-Qur’an
santri atau siswa yang Tartil sesuai dengan kaidah tajwidnya. Sebagaimana
Firman Allah :
ٰ‫علَ ْي ِه َو َرتِ ِل ْالقُ ْراٰنَ ت َْرتِي ًْل‬
َ ‫اَ ْو ِز ْد‬
Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan
perlahan-lahan.4
Dalam dunia modern, orang kelihatan kurang mengindahkan
agama.Anak-anak dibesarkan dan menjadi dewasa, tanpa mengenal
pendidikan agama, terutama pendidikan Al-Qur’an dalam rumah tangga.
Keluarga-keluarga banyak yang menumpahkan perhatiannya kepada
pengetahuan umum, tetapi sedikit sekali terhadap pengetahuan agama.
Mereka tidak menyadari bahwa apabila keyakinan beragama itu telah
menjadi bagian integral dari kepribadian seseorang, maka keyakinannya

3
Zainal Abidin S, Seluk Beluk al-Qur'an, (Jakarta; Rineka Cipta, Cet. Pertama ,1992), hal. 180.
4
Sunarjo dkk, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung; Diponegoro, 2003), hal. 225.
5

itulah yang akan mengawasi segala tindakan, perkataan bahkan


perasaannya. Jika terjadi tarikan orang kepada sesuatu yang tampaknya
menyenangkan dan menggembirakan, maka keimanannya cepat bertindak
meneliti apakah hal tersebut boleh atau terlarang oleh agamanya.
Jika kata tersebut mengandung hal-hal yang dilarang, betapapun
tarikan luar itu, tidak akan diindahkan karena ia takut melaksanakan yang
terlarang oleh agamanya. Akan tetapi sudah menjadi tragedi dari dunia
maju, di mana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu
pengetahuan, sehingga keyakinan beragama mulai terdesak, kepercayaan
kepada Tuhan sebagai simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhannya
tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang kepada
ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada dalam dirinya.
Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral
yang dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan
peraturannya.Biasanya pengawasan masyarakat itu tidak sekuat
pengawasan dari dalam diri sendiri.
Karena pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar
tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan mengetahui, maka
dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan
dan hukum-hukum sosial itu.5
Inilah manusia, sesungguhnya ia melakukan dalam segala sesuatu,
Ketika manusia menemukan di dalam dirinya kemampuan untuk itu, dia
tenggelam di dalam kebinasaan penyakit kejiwaan sehingga menjadi
pengikut hawa nafsu, syahwat, serta kelaliman jiwanya.6 Dari sini peran Al-
Qur’an sangat dibutuhkan sebagai sumber utama untuk perubahan, dan
tanpanya tidak akan terwujud hasil yang nyata pada generasi yang
diharapkan. Oleh karena itu, apa pun bentuk pengungkapan Al-Qur’an

5 Zakiah Daradjat, Peranan Agama Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta; PT Gunung Agung

,1969), hal. 65.


6
Adnan Syarif, Psikologi Qur'an , (Bandung; Pustaka Hidayah, 2002), hal.142.
6

setiap orang beriman ataupun orang yang mempergunakan akal sehatnya


pasti akan menerima dan mengaku kebenarannya.
Sebagaimana firman Allah SWT :
ّٰ ‫ِي اَ ْق َو ُم َويُبَش ُِر ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ الَّ ِذيْنَ يَ ْع َملُ ْونَ ال‬
ِ ٰ‫ص ِلح‬
‫ت‬ ْ ‫ا َِّن ٰهذَا ْالقُ ْر ٰانَ يَ ْهد‬
َ ‫ِي ِللَّتِ ْي ه‬
‫اَ َّن لَ ُه ْم اَجْ ًرا َكبِي ًْرا‬
Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan,
bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar (Q.S. Al-Isra’: 9)7
Pada zaman sekarang lembaga pendidikan mendapatkan respon yang
cukup signifikan oleh masyarakat islam khususnya, ini bisa dibuktikan dari
banyaknya lembaga-lembaga pendidikan Al-Qur’an yang bermunculan mulai
dari majelis-majelis ta’lim, lembaga-lembaga formal, bahkan sampai Taman
Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang cukup semarak keberadaannya dalam
memberikan pendidikan Al-Qur’an terhadap anak-anak sehingga dapat
membantu membentuk jiwa anak-anak muslim yang Qur’ani.
Di sinilah letak pentingnya peranan lembaga pendidikan Al-Qur’an yang
ada di Taman Pendidikan Al-Qur’an dalam mendidik anak-anak dan
mengajarkan cara membaca Al-Qur’an lebih mendalam. Inilah bentuk
pendidikan Al-Qur’an yang ada di TPQ atau pusat pendidikan yang lain untuk
bisa terwujud di dalam rumah antara orang tua dengan anak-anaknya atau
antara sesama teman. Ini adalah bentuk terwujudnya pendidikan Al-Qur’an
yang ada di Walisongo Islamic Football Academy (WIFA).
Dalam mengajarkan Al-Qur’an, para guru mengelola kelas para santrinya
dengan menggunakan pembelajaran klasikal dan baca simak. Kelas klasikal di
lakukan untuk memaksimalkan pengajaran Al-Qur’an, di mana dalam sistem
klasikal ini satu orang guru mengajar maksimal 15 santri dalam satu kelas, dan
guru menerangkan dengan menggunakan Alat Peraga kepada seluruh santri
yang hadir, karena dalam satu kelas tersebut pokok bahasan atau halaman yang
di pelajarinya itu sama.

7 Sunarjo dkk, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung; Diponegoro, 2003), hal. 225.
7

Sedangkan baca simak ini santri di ajarkan menggunakan buku atau jilid
masing-masing, yang mana siswa/santri membaca jilid yang halamanya sama
dan di baca secara bergantian, ketika satu santri membaca maka santri lain
menyimak bacaan temannya. Kegiatan ini dilakuakan sampai santri betul-betul
faham dengan pokok bahasan yang di pelajarinya, dan guru hanya sebagai
fasilitator atau yang mengawasi saat siswa ada yang tidak
memperhatikan.kemudian anak maju satu persatu untuk disimak oleh
pengampuh bagia siswa yang namanya blum dipanggil mnulis dibuku terlebih
dahulu bacaan yang akan disetorkan.
Untuk itu guna menghasilkan kualitas bacaan Al-Qur’an yang baik dan
benar, para guru yang mengajarkan Al-Qur’an di Walisongo Islamic Football
Academy (WIFA). di tuntut untuk mengikuti kegiatan Standarisasi Guru Al-
Qur’an atau PGPQ (Pendidikan Guru Pengajar Al-Qur’an) terlebih dahulu
sebelum terjun langsung ke lapangan untuk mengajar.
Dengan tujuan supaya mereka mengerti dan mengetahui tentang
bentuk-bentuk pengelolaan kelas yang tepat, baik bentuk klasikal maupun baca
simak, yaitu terciptanya bacaan Al-Qur’an santri yang Tartil sesuai dengan
kaidah tajwidnya.8
Keberadaan pengajar yang ada di Walisongo Islamic Football
Academy (WIFA). pada saat ini cukup banyak kurang lebih 7 pengajar putra
dari kelas tujuh sampai kelas sembilan.
Yang bertugas mengajari cara membaca al-Qur’an yang baik dan benar
dan mengevaluasinya agar membuahkan hasil yang baik hingga tidak terjadi
pembesaran di satu sisi dan kekurangan di sisi yang lain. Sehubungan dengan
pemaparan di atas, penulis mencoba untuk mengkaji lebih dalam mengenai
betuk pembelajaran Metode baca tulis quran pada keberhasilan membaca Al-
Qur’an anak yang selama ini digunakan oleh guru dalam proses belajar
mengajar, maka penulis mengambil judul dalam pembahasan ini adalah
“PENGARUH METODE BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP

8
Aan Minannurrohman, Koordinator Tim Al-Qur'an Yayasan Pendidikan Sosial Islam (YPSI)
WIFA, Oktober 2020.
8

KEMAMPUAN BACA AL-QUR’AN SISWA KELAS VIII WALISONGO


ISLAMIC FOOTBALL ACADEMY TAHUN PELAJARAN 2022/2023”

B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalah pahaman terkait pengertian judul, maka
penulis akan menjelaskan mengenai judul yang terdapat dalam proposal ini
terlebih dahulu. Proposal ini berjudul “PENGARUH METODE BACA TULIS
AL-QUR’AN TERHADAP KEMAMPUAN BACA AL-QUR’AN SISWA
KELAS VIIIII WALISONGO ISLAMIC FOOTBALL ACADEMY TAHUN
PELAJARAN 2022/2023”.
1. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengaruh adalah daya yang ada
atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan,
atau perbuatan seseorang.9 Adapun definisi atau pengertian pengaruh dari
beberapa ahli yaitu, menurut W.J.S Poewadarmita, pengaruh adalah suatu daya
yang ada dalam sesuatu yang sifatnya dapat memberi perubahan kepada yang
sifatnya dapat memberi perubahan kepada yang lain.10 Menurut Badudu Zain,
pengaruh adalah daya yang menyebabkan sesuatu terjadi, dalam arti sesuatu yang
dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain dengan kata lain pengaruh
merupakan penyebab sesuatu terjadi atau dapat mengubah sesuatu ke bentuk yang
kita inginkan.11

2. Metode
Kata metode berasal dari kata bahasa Jerman ”Methodica” yang
artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani, metode berasal dari
kata ”Methodes” yang artinya jalan, metode yaitu cara yang telah teratur
dan berfikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud (dilihat dari ilmu

9
Pius Abdillah & Danu Prasetya, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Arloka,
2003),hlm. 256
10
W.J.S Poewadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996),
hlm. 664
11
Badudu Zain, Kamus Umum Bahasa Indoensia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996),hlm.
1031
9

pengetahuan dan sebagainya).12 Dalam ”Kamus Besar Ilmu Pengetahuan”,


terdapat dua pengertian dari metode, yaitu : (1) cara kerja yang bersistem
umtuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang telah ditentukan, dan (2) cara melaksanakan atau mencapai ilmu
pengetahuan berdasarkan kaidah-kaidah yang tepat dan jelas.13

3. Kemampuan Membaca Al-qur’an


Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti dalam kamus
besar bahasa indonesia (KBBI) adalah kuasa, bisa, atau sanggup.
Kemampuan adalah kesanggupan, seseorang dalam melakukan sesuatu
pekerjaan.14 Dikatakan mampu dalam artian disini dapat melaksanakan dan
melakukan yang menjadi tuntutan siswa untuk mampu membaca ayat Al-
Qur’an dengan baik dan benar. Sedangkan membaca adalah melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam
hati.15 Jadi dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan proses
pemahaman atau penikmatan terhadap teks bacaan dengan memanfaatkan
kemampuan melihat yang dimiliki oleh pembaca sesuai dengan tujuan yang
dilakukan secara nyaring atau dalam hati.

C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah atau sering disebut problematika merupakan
bagian penting yang harus ada dalam penulisan suatu karya ilmiah. Oleh
karena itu penulis sebelum melakukan penelitian harus mengetahui lebih
duluh permasalahan yang ada. Dengan adanya permasalahan yang jelas
maka proses pemecahan akan terarah pada masalah tersebut.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis
merumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

12
H. Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet ke-1, h. 35
13
M. Arifin, Ilmu Pengetahuan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara , 1991), Cet. 1, h. 61
14
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesi,( Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama), hal. 552-553.
15
Ibid, hal. 6.
10

1. Bagaimana Metode Baca Tulis Al-Qur’an Terhadap Kemampuan Baca


Al-Qur’an Siswa Kelas VIII Walisongo Islamic Football Academy
Tahun Pelajaran 2022/2023 ?
2. Bagaimana Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an Siswa Kelas VIII
Walisongo Islamic Football Academy Tahun Pelajaran 2022/2023?
3. Bagaimana Pengaruh Metode Baca Tulis Al-Qur’an Terhadap
Kemampuan Baca Al-Qur’an Siswa Kelas VIIIII Walisongo Islamic
Football Academy Tahun Pelajaran 2022/2023?

D. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Pengaruh Metode Baca Tulis Al-Qur’an Terhadap
Siswa Kelas VIII Walisongo Islamic Football Academy Tahun Pelajaran
2022/2023.
2. Untuk Mengetahui Kemampuan Baca Tulis Alqur’an Siswa Kelas VIII
Walisongo Islamic Football Academy Tahun Pelajaran 2022/2023.
3. Untuk Mengetahui Pengaruh Metode Baca Tulis Alqur’an Terhadap
Baca Tulis Alqur’an Siswa Kelas VIIIII Walisongo Islamic Football
Academy Tahun Pelajaran 2022/2023.

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu keterangan yang bersifat sementara atau


untuk keperluan pengujian yang diduga mungkin benar dan dipergunakan
sebagai pangkal untuk penyelidikan lebih lanjut sampai memperoleh
kepastian dengan pembuktian16

Selain itu dapat diartikan pula “Sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data

16
The Liang Gie, Cara Belajar yang Efesien Jilid II, (Yogyakarta: Liberti, 1995), hal. 225.
11

yang terkumpul”.17 Juga diartikan “Pernyataan suatu dalil tetapi yang


kebenarannya belum diuji secara empiris”.18

Dalam penelitian ini penulis mengambil hipotesis :“Pengaruh Metode


Baca Tulis Al-Qur’an Terhadap Kemampuan Baca Al-Qur’an Siswa Kelas
VIIIII Walisongo Islamic Football Academy Tahun Pelajaran 2022/2023”.

F. Metode Penelitian

Dalam melakukan kegiatan penelitian metode merupakan suatu unsur


yang sangat penting, karna metode adalah suatu cara yang di kerjakan untuk
dapat memperoleh data yang falid dan dapat dijadikan sebagai kerangka
penelitian. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)
artinya penelitian yang langsung berhubungan pada obyek yang diteliti
atau penelitian yang dilakukan dalam ranah untuk memperoleh data riil.
Sedang dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan
kuantitatif atau mengambil dan mengumpulkan data dari angka
statistik. Dalam penelitian penulis lebih condong menggunakan metode
induktif yaitu cara berfikir dengan berdasarkan pada fakta yang khusus
dan kemudian ditarik menjadi pemecahan yang bersifat umum.19

2. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber
pengambilan sampel, yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan.20 Yang menjadi populasi dalam

17
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
1998), hal. 67-68.
18
Mukayat D. Brotowidjoyo, Metodologi Penelitian dan Penulisan Karangan Ilmiah,
(Yogyakarta: Liberti, t.t), hal. 40.
19
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1992), hal. 221.
20
Tarjo, Metode Penelitian, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2019), Cet. 1, hal. 45.
12

penelitian ini adalah keseluruhan Siswa kelas VIIIII Walisongo Islamic


Football Academy Tahun Pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 13
Siswa.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang didapatkan dengan
menggunakan metode tertentu untuk kemudian dianggap menjadi wakil
dari populasi yang menjadi fokus dalam penelitian.21 Sedangkan
Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa “untuk sekedar ancer-ancer
maka apabila subyek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil
semua, sehingga penelitian merupakan populasi. Dan juga jumlah
subyeknya besar dapat diambil antar 10-15% atau 20-25% atau lebih”.22
Berdasarkan pengertian diatas, karena populasi kecil yaitu kurang
dari 100 maka semua populasi diambil sebagai sampel, yaitu sebanyak
13 siswa.

3. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian anggap sebagai gejala yang


bervariasi. Gejala adalah obyek penelitian, sehingga variabel adalah
obyek penelitian yang bervariasi.23 Pada penelitian ini terdapat dua
variabel yaitu
a. Variabel pengaruh (X) yaitu pendidikan mata pelajaran baca tulis al-
qur’an dengan indikator:
1) Strategi metode baca tulis al-qu’ran (Suatu metode yang sadar
dan terencana dalam menyiapkan dan memberi pengalaman
belajar peserta didik untuk mengenal, memahami tatacara baca
tulis alqur’an dengan benar)

21
Masayu Rosyidah dan Rafiqa Fijra, Metode Penelitian, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2021),
Cet. 1, hal. 130.
22
Suharsimi Arikunto,Op. Cit., hal. 115.
23
Joko Untoro, dkk., Buku Pintar Pelajaran, (Jakarta: PT Wahyu Media, 2010), Cet. 1, hal. 245
13

2) Peran guru professional (Guru bertanggung jawab atas hasil


kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar mengajar)
3) Keefektifan pembelajaran (Hasil guna yang diperoleh setelah
pelaksanaan proses belajar mengajar)
b. Variabel terpengaruh (Y) yaitu prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran baca tulis al-qur’an dengan indikator :
1) Terciptanya tatacara baca dan tulis al-qur’an siswa dengan benar
2) Berkurangnya kesalahan dalam tatacara membaca dan menulis
al-qur’an terhadap siswa
3) Menumbuhkan dan meningkatkan rasa cinta kepada al-qur’an

4. Metode pengumpulan data

a. Metode Angket

Angket atau Kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan untuk orang


yang menjawab”.24Metode ini digunakan untuk mengetahui variabel
kompetensi guru (variabel X), serta interaksi edukatif (variabel Y).
Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup,
yakni daftar pertanyaan yang sudah disediakan jawabannya, sehingga
responden cukup memilih alternatif jawaban yang sudah disediakan
sesuai dengan keadaan dirinya.

b. Meode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan


itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.25 Melakukan tanya jawab
secara langsung dengan objek penelitian yang berhubungan dengan

24
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta : PT. Gramedia, 1994), hlm.
173.
25
Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002),
hal. 135.
14

objek yang sedang diteliti. Metode ini dilakukan secara langsung


kepada sumber data untuk memperoleh data mengenai pembelajaran.

c. Metode Dokumentasi

Metode ini penulis gunakan untuk pelengkap dalam pengumpulan


data yang tidak dapat diungkapkan dalam angket yang berwujud
dokumentasi, berupa monografi dan data-data lain yang dapat
melengkapi hasil penelitian. Semisal data guru, siswa, maupun keadaan
sarana dan prasarana.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data berasal dari pengambilan data, yaitu rangkaian kegiatan
penelaahan, pengelompokan, sistemasi, penafsiran dan verifikasi data agar
sebuah fenomena memiliki nilai social, akademis dan ilmiah.26
Analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh metode baca tulis al-qur’an terhadap kemampuan baca al-qur’an
siswa kelas VIIIII Walisongo Islamic Football Academy .
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
sedang analisis pokok adalah menggunakan analisis statistik. Data yang
dihimpun dengan menggunakan angket yaitu pengaruh metode baca tulis al-
qur’an terhadap kemampuan baca al-qur’an siswa kelas VIIIII Walisongo
Islamic Football Academy tahun pelajaran 2022/2023 dengan diberi kode
X, dan data yang dihimpun dengan metode dokumentasi yaitu penerapan
metode muraja’ah diberi kode Y. Dalam analisis ini meliputi dua tahap
yaitu :
a. Analisis Pendahuluan
Analisa pendahuluan yaitu pengelompokan data yang
dimasukkan ke dalam table dengan pengelolaan seperlunya, yaitu dari
hasil observasi dipadukan dengan hasil kuesioner responden. Adapun
penskoran yang digunakan adalah :
1) Bila jawaban a maka nilainya 4

26
Ibid., hal. 109.
15

2) Bila jawaban b maka nilainya 3


3) Bila jawaban c maka nilainya 2
4) Bila jawaban d maka nilainya 1
b. Analisis Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis yaitu memasukkan nilai dari 2 variabel ke
dalam rumus kolerasi Product Moment:
rxy  xy −  x y
= N



x
2
(
−  x)
2
 


y
2
(
−  y ) 
2


 N  N
  

Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara x dan y rxy
N : Jumlah Subyek
X : Skor item
Y : Skor total
∑X : Jumlah skor items
∑Y : Jumlah skor total
∑X2 :
Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 :
Jumlah kuadrat skor total.27
c. Analisis Lanjut
Dalam analisis ini digunakan untuk penafsiran lanjut. Apabila
ro> rt, maka hasil penelitian ini signifikan, berarti ada pengaruh
metode baca tulis al-qur’an terhadap kemampuan baca al-qur’an
siswa kelas VIIIII Walisongo Islamic Football Academy , Tetapi jika
ro <rt, maka hasil penelitian ini signifikan atau hipotesis penulis tidak
terjawab, berarti tidak ada peningkatan dalam pengaruh metode baca
tulis al-qur’an terhadap kemampuan baca al-qur’an siswa kelas
VIIIII Walisongo Islamic Football Academy

27
Slamet Riyanto dan Aglis Andhita Hatmawan, Metode Riset Penelitian Kuantitatif,
(Yogyakarta: Deepublish, 2020), hal.63.
16

G. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti
uraian penyajian data skripsi ini, maka akan penulis paparkan sistematika
pembahasan yang digunakan dalam penulisan skripsi yaitu secara garis besar
menjadi tiga bagian :
1. Bagian muka memuat :
Halaman Judul, Halaman Persetujuan Pembimbing, Halaman
Pengesahan, Halaman Motto, Halaman Persembahan, Halaman Kata
Pengantar, dan Halaman Daftar Isi.
2. Bagian isi atau batang tubuh karangan memuat :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang : Latar
Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian dan
Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II METODE BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP
KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang : pengertian
motode, sejarah metode baca tulis al-qur’an, garis – garis
besar metode baca tulis al-qur’an dan metode pembelajaran
baca tulis al-qur’an siswa walisongo Islamic football
academy sragen
BAB III GAMBARAN UMUM WALISONGO ISLAMIC
FOOTBALL ACADEMY SRAGEN TAHUN
PELAJARAN 2022/2023
Bab ini membahas tentang : Profil Sekolah , Visi,
Misi dan Tujuan Sekolah, Sarana dan Prasarana, data Guru,
data Siswa, dan data tentang peningkatan perilaku atau
akhlak yang baik Siswa kelas VIII di Walisongo Islamic
Foorball Academy Tahun Pelajaran 2022/2023, diskripsi
data pengaruh pendidikan akidah akhlak terhadap perilaku
17

siswa yang terdiri dari data pendidikan akidah akhlak dan


data tentang perilaku siswa.
BAB IV ANALISIS PENGARUH METODE BACA TULIS AL-
QUR’AN TERHADAP KEMAMPUAN BACA AL-
QUR’AN SISWA KELAS VIIIII WALISONGO ISLAMIC
FOOTBALL ACADEMY TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Dalam bab ini akan diuraikan tentang : Analisis
Pendahuluan, Analisis Lanjut, dan Analisis Uji Hipotesis.
57

H. Time Schedule
Alokasi Waktu Penelitian
No Jenis Kegiatan Penelitian Sep Okt Okt Nov Des Jan
2022 2022 2022 2022 2023 2023
Mencari informasi buku-
1 V
buku dan konsep proposal
Penulisan Proposal dan
2 V
Pengajuan Proposal
Seminar Proposal dan
3 V
Revisi Proposal
Pengajuan bab I-III dan
4 konsultasi dengan Dosen V
Pembimbing
Pengajuan bab IV dan V
5 dan konsultasi ke Dosen V
Pembimbing
6 Ujian Munaqasah V
58

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Baca Tulis Al-qur’an


1. Pengertian Metode
Kata metode berasal dari kata bahasa Jerman ”Methodica”
yang artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani, metode
berasal dari kata ”Methodes” yang artinya jalan, metode yaitu cara
yang telah teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai suatu
maksud (dilihat dari ilmu pengetahuan dan sebagainya).28 Dalam
”Kamus Besar Ilmu Pengetahuan”, terdapat dua pengertian dari
metode, yaitu : (1) cara kerja yang bersistem umtuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah
ditentukan, dan (2) cara melaksanakan atau mencapai ilmu
pengetahuan berdasarkan kaidah-kaidah yang tepat dan jelas.29
Sedangkan menurut M. Arifin, metode secara harfiah adalah
” Jalan yang harus dilalui” untuk mencapai suatu tujuan. Metoda
berasal dari kata ”meta” yang berarti melalui dan ”hodos” yang
berarti jalan. Namun pengertian hakekat dari ”metode” tersebut
adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.30Kemudian dalam ” Kamus Umum Bahasa
Indonesia” menjelaskan bahwa metode mempunyai pengertian

28
H. Hasanuddin, Hukum Dakwah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet ke-1, h.
35
29
M. Arifin, Ilmu Pengetahuan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara , 1991), Cet. 1, h. 61
30
H. M. Arifin, Pendidikan Pelatihan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, ( Jakarta :
Golden Teragon Press, 1998), cet ke-6, h. 43
59

sebagai berikut : ”cara yang telah teratur dan berfikir baik-baik


untuk mencapai sesuatu maksud (mengajar dan sebagainya)”.31
Dengan demikian dari berbagai pengertian tersebut dapat
difahami
bahwa metode merupakan suatu cara yang telah dirancang
sebelumnyauntuk mencapai sesuatu keinginan agar tecapai dengan
baik. Dunia pendidikan mengakui bahwa suatu metode pengajaran
senantiasa memiliki kekuatan dan kelemahan. Keberhasilan suatu
metode pengajaran sangat ditentukan oleh beberapa hal,yaitu :
a. Kemampuan guru.
b. Siswa
c. Lingkungan.
d. Materi pelajaran.
e. Alat pelajaran.
Tujuan yang hendak dicapai. Dari definisi di atas dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa metodologi pembelajaran adalah suatu
ilmu yang membicarakan cara atau tekhnik penyajian bahan
pelajaran terhadap siswa agar tercapai tujuan, tujuan itu adalah
perubahan perilaku positif pada individu yang belajar melalui
proses belajar mengajar yang ada. Jika dihubungkan dengan
pembelajaran al-Qur’an yang harus disampaikan kepada peserta
didik, maka batasannya terletak pada metode atau tekhnik apakah
yang lebih cocok digunakan dalam penyampaian materi membaca
al-Qur’an tersebut dan prinsip-prinsip pengajaran yang
bagaimanakah yang seharusnya diterapkan oleh seorang guru
dalam kegatan belajar mengajarnya.32
Dalam mengajarkan baca tulis al-Qur'an harus menggunakan
metode. Dengan menggunakan metode yang tepat akan menjamin

31
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia,( Jakarta : Balai Pustaka,
1995), cet ke-14, h. 649
32M.Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2002), cet ke-1, h. 4


60

tercapainya tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dan merata bagi


siswa.

2. Sejarah Metode Baca Tulis AI-Qur’an


Setelah wafat Utsman, mushhaf AI-Imam tetap Merupakan
satu-satunya mushhaf yang dijadikan pegangan umat Islam dalam
pembacaan AI-Qur’an, meskipun demikian terdapat juga beberapa
perbedaan dalam pembacaan tersebut, sebab-sebab timbulnya dalam
dua hal.
a. Penulisan AI-Qur’an itu sendiri
b. Perbedaan lahjah (dialek) orang-orang arab
Penulisan AI-Qur’an itu dapat menimbulkan perbedaan
pembacaan, oleh karna mushhaf AI-Imam ditulis oleh sahabat-
sahabat yang tulisannya belum dapat dimasukkan kedalam
golongan tulisan yang baik, sebagaimana diterangkan oleh Ibnu
khaldun ’’bahwa “perhatikanlah akibat-akibat yang terjadi
disebabakan oleh tulisan mushhaf yang ditulis sendiri oleh sahabat-
sahabat dengan tanagnnya”.
Tulisan itu tidak begitu baik, sehingga kadang-kadang terjadilah
beberapa kesalahan dalam penulisan, jika ditinjau dari segi tulisan
yang baik dan bagus. Untuk mengambil berkat, para tabiin dalam
menyalin AI-Qur’an mengikuti saja bentuk tulisan Mushhaf AI-
Iman.karena mushhaf itu ditulis oleh sahabat Rasulullah sendiri
yang menerima AI-Qur’an langsung dari nabi.
Disamping itu penulisan mushhaf AI-Imam adalah tanpa titik
dan baris. adapun perbedaan lahjah orang-orang arab telah
menimbulkan macam-macam qiraat (bacaan) sehingga pada tahun
200 H muncullah ahli-ahli qiraat ibnu Mas’ud.
61

Sebagaimana diterangakan diatas, AI-Qur’an mula-mula ditulis


tanpa titik dan baris. Namun demikian hal ini tidak mempengaruhi
pembacaan AI-Qur’an, karna para sahabat dan para tabiin adalah
orang–orang yang fasih dalam Bahasa Arab. Oleh sebab itu mereka
dapat membacanya dengan baik dan tepat. Akan tetapi setelah
ajaran agama islam tersiar dan banyak bangsa yang bukan bangsa
arab memeluk agam islam, sulitlah bagi mereka membaca AI-
Qur’an tanpa titik dan baris itu.
Apabila keadaan demi keadan demikian dibiarkan,
dikhawatirkan bhwa hal ini akanmenimbulkan kesalahan-kesalahan
dalam pembacaan AI-Qur’an. Maka Abu Aswad Ad- Duwali
mengambil inisiatif untuk memberi tanda-tanda dalam AI-Qur’an.
Tanda-tanda itu adalah titikn diatas untuk fat-hah, tititk dibwah
untuk kasrah, titik di debelah kiri atas untuk dhammah, dan duatitik
untuk tanwin, hal ini terjadi pada masa muawiyah. Kemudian
dimasa khalifah Abdul Malik bin Marwan (685-705 M,) Nashir bin
Ashimdan Yahya bin Ya’mar menambah tanda-tanda untuk huruf-
huruf yang bertitik dengan tinta yang sama dengan tulisan AI-
Qur’an. Itu adalah untuk membedakan antara maksud dari titik Abul
Awad ad Duali dengan titik yang baru ini. Titik Abdul Aswad
adalah untuk tanda baca dan titik Nashir bin Ashim adalah titik
huruf. Cara penulisan seperti ini tetap berlaku pada masa bani
umayyah, dan padapermulaan abbasiyah, bahkan tetap dipakai pula
di spanyol sampai pertenganhan abad ke 4H. Bahwa kemudian
ternyata cara pemberian tanda seperti ini menimbulkan kesulitan
bagi para pembaca AI-Qur’an, karna terlalu banyak titik, sedangkan
titik itu lama-kelamaan hampir menjadi serpa warnanya.
Maka AI-Khalil mengambil inisiatif, untuk memebuat tanda-
tanda yang baru, yaitu huruf wawu kecil (‫ )و‬diatas untuk tanda
dhammah, huruf alif kecil (‫ )ا‬untuk tanda fatha, huruf yaa kecil (
‫ )يي‬untuk tanda kasrah, kepala huruf syin ( ‫ )س‬untuk tanda syiddah,
62

kepala ha ( >) untuk sukun dan kepala ‘ain ( ‫ )ء‬untuk hamzah,


kemudian tanda-tanda ini dipermudah, dipotong dan ditambah
sehingga menjadi bentuk yang ada sekarang ini.33
Adapun AI-Qur’an yang telah dibukukan yang sampai pada kita
sekarang ini khususnya yang ada di indonesia ditulis berdasarkan
Bahasa Quraisy.34
3. Garis–Garis Besar Metode Baca Tulis Qur’an
Al-Qur’an adalah samudra ilmu yang tak akan pernah habis
dibahas dan digital isi dan kandungannya, karena ia adalah kitab suci
yang didalamnya ada kalimat-kalimat Allah AWT. Keistimewaan
AI-Qur’an tidak hanya dari kandungan isinya yang meliputi segala
hal.dalam gaya bahasa ( uslub) atau gramatika (tata bahasa) AI-
Qur’an juga memiliki kelebihan.35
a. AI-Qur’an memberi petunjuk untuk sepanjang masa
Allah SWT menurunkan AI-Qur’an adalah untuk menjadi
petunjuk kepada segenap mereka yang suka berbakti, untuk
menjadi penyuluh bagi seluruh hamba yang tunduk dan
menurut, untuk menjadi pedoman hidup di dunia dan di
akhirat.36
Di dalam AI-Qur’an, Allah SWT menerangkan kaidah-
kaidah syariat serta hukum-hukumnya yang tidak berubah-ubah
karena perubahan masa dan tempat yang melengkapi segenap
manusia tidak tertentu dengan suatu golongan atau suatu bagsa
saja. Di dalam AI-Qur’an, tuhan menerangkan hukum-hukum
yang kully, akidah-akidah yang kuat dan didalamnya pula
terdapat hujjah yang kuat dan teguh untuk menyatakan

33
Mujammah’ Ai-Malik Fahid Li Tiba’at Ai Mush-Haf,
34
Abu Abdullah Az-Zanjani,, Wawasan Baru Tarikh Ai-Qur’an( Bandung: Mizan,1986),
hal. 89.
35
Gus Arifin Dan Suhendri Abu Faqih. Al-Qur’an Sang Mahkota Cahaya. Pt Elex Media
Komputindo: Jakarta, 2010, hal.24.
36
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an
Dan Tafsir.Pt Pustaka Rizki Putra: Semarang. hal. 113.
63

kebenaran agama Islam. Maka oleh karena demikian sifatnya,


dapatlah ia berjalan sepanjang masa, dapatlah kaidah-kaidahnya
dan hukum-hukum kully-nya terus-menerus menjadi sumber
hukum.37
b. AI-Qur’an mengandung kisah yang menjadi pengajaran
Didalam Al-Qur’an kita mendapatkan banyak kisah nabi,
rasul dan umat terdahulu, maka yang dimaksud dengan kisah-
kisah itu adalah pengajaran-pengajaran dan petunjuk-petunjuk
yang berguna bagi para penyeru kebenaran dan bagi orang-
orang yang diseur kepada kebenaran.
Lantaran inilah maka AI-Qur’an tidak menguraikan
kisahnya seperti kitab sejarah tetapi memberi petunjuk.
Petunjuk itu bukan dalam mengetahui kelahiran rasul dan
keturunan serta kejadian-kejadiannya. Tetapi petunjuk itu
didapatkan dalam cara rasulullah mengembangkan kebenaran
dan dalam penderitaan-penderitaan yang dialami oleh para rasul
itu pula.38
Maka diantara maksud-maksud yang paling nyata dari
kisah-kisah AI-Qur’an ialah pengajaran yang tinggi yang
menjadi cermin perbandingan bagi semua umat. Di dalamnya
kita mendapatkan akibat kesabaran, sebagaimana sebaliknya
kita mendapatkan akibat keingkaran. Dan diantara maksud yang
paling nyata ialah mengokohkan muhammad, membuktikan
kebenaran. Muhammad adalah seorang ummy yang hidup dalam
masyarakat yang ummy, maka bagaimana ia dapat
meriwayatkan sejarah-sejarah yang penting jika bukan dari
wahyu.

37
Op, Cit, hal .114.
38
Ibid, hal 123
64

Dan diantara pula memberi petunjuk bagi para penyeru,


jalan-jalan yang harus mereka tempuh dalam melaksanakan
seruan dan dalam menghadapi kaum-kaum yang ingkar.39

c. AI-Qur’an sebagai rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi


AI-Qur’an dapat dipakai sebagai rujukan ilmu pengetahuan,
berarti AI-Qur’an harus bisa memayungi dan bisa menjadi
inspirasi pengembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Padahal ilmu pengetahuan pada saat ini sudah berkembang
begitu pesatnya. Pengembangan ilmu pengetahuan itu bila
sesuai dengan isi dan kandungan yang terdapat dalam AI-
Qur’an itu benar-benar dapat menjadi rujukan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.40

4. Metode Pembelajaran Baca Tulis Qur’an


Metode pembelajaran adalah suatu proses penyampaian materi
pembelajaran kepada pesertab didik yang dilakukan secara sistematis dan
teratur oleh pendidik, dan juga merupakan suatu strategi atau taktik dalam
melaksanakan kegiatan belajar dalam melaksanakan kegiatan belajar dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai
dengan baik. Seorang pendidik harus bisa menerapkan metode yang tepat
dalam kegiatan pembelajaran, sesuai dengan karakter para peserta didik.
Dengan begitu, proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan
peserta didik dapat menyerap pelajaran dengan lebih mudah.
Upaya peningkatan kualitas baca tulis AI-Qur’an diperlukan metode
sebagai faktor pendukung untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan

39
Ibid, hal. 124
40
Wisnu Arya Wardhana. Melancak Teori Einstein Dalam Al-Qur’an. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta. hal 24
65

tersebut diharapkan agas peserta didik lebih kreatif, aktif, serta inovatif.
Dalam upaya peningkatan kualitas baca tulis qur’an, diperlukan metode
pendidikan dan pengajaran yang tepat agar peserta didik dapat memahami
dan mempelajarinya dengan baik.41 Metode pembelajaran mencakup 8
aspek, yaitu :

a. Peragaan
Peragaan ialah suatu cara yang dilakukan oleh guru dengan
maksudmemberikan kejelasan secara realita terhadap pesan yang
disampaikan sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh para sisw.
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana
pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan
dengan menekankan penerapan konsep belajarsetabil mempraktekkan.
Terhadap dua peragaan yang dapat diterapkan guru dalam proses
pembelajaran, yaitu:
1) Peragaan langsung: dengan menunjukkan benda aslinya atau
mengadakan percobaan-percobaan yang dapat diamati siswa.
2) Peragaan tidak langsung
b. Minat dan perhatian
Minat dan perhatian merupakan suatu gejala jiwa yag selalu
bertalian. Seorang siswa yang memiliki niat dalam belajar, akan timbul
perhatiannya terhadap pembelajaran yang diminati tersebut. Akan tetapi
perhatian seseorang kadang kala timbul dan adakalanya hilang sama
sekali. Suatu saat anak-anak kurang perhatiannya terhadap penjelasan
yang diberikan oleh guru di kelas bukan disebabkan dia tidak memiliki
minat dalam belajar, boleh jadi ada gangguan dalam dirinya atau
perhatian lainnya yang mengusik ketenangannya diruang kelas atau
guru kurang dapat memberikan teknik pelajaran yang bervariasi

41
Hernowo. Quantum Reading, ( Bandung: Mlc, 2005), hal. 27.
66

sehingga anak menjadi tidak tertarik terhadap apa yang dijelaskan oleh
guru tersebut.
Pada prinsipnya minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang berapa kegiatan atau dapat dikatakan
suatu rasa lebih suka dan merasa dekat pada suatu kegiatan tanpa adanya
suatu perintah atau paksaan dari pihak lain.
c. Motivasi
Motivasi artinya sebagai dorongan yang timbul dalam diri
seseorang, dimana seseorang memperoleh daya jiwa yang mendorong
untuk melkauakna sesuatu yang timbul dalam dirinya sendiri dinamakan
motivasi intrinsik. Sedagkan dorongan yang timbul yang disebabkan
oleh adanya pengaruh luar disebut ekstrinsik
d. Apersepsi
Apersepsi adalah berstunya memori lama dengan baru pada saat
tertentu. Seorang guru yang akan memeberikan pelajaran kepada
muridnya terlebih dahulu mengetahui pelajaran yang lama dengan yang
baru. Bahan yang lama dapat diingat kembali sehingga dapat
menimbulkan rangsangan dan perhatian siswa dalam belajar.
e. Kolerasi dan konsentrasi
Yang dimaksud kolerasi adalah konsep belajar yang membuat
hubungna antara materi yang diajarkan dengan mata pelajaran lain untuk
mengembangkan suatu kemampuan daam suatu matapelajaran. Dengan
konsep ini, konsentrasi sisa akan terbentuk dan hasil pembelajaran
diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
f. Kooperasi
Kooperasi adalah belajar atau bekerja sama (kelompok). Konsep
belajar ini sangat diutamakan dalam proses belajar mengajar.hal ini
diamggap penting menjalin hubungan sosial antara siswa yang satu
dengan yang lainnya, juga hubungan guru dan siswa
g. Individualisasi
67

Konsep belajar individualisasi pada hakikatnya bukan lawan dari


konsep belajar kooprasi. Konsepini dilatar belakangi oleh adanya
pembedaan siswa, baik dalam menerima, memahami, menghayati,
menganalisis kecepatan mereka dalam mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh seorang guru
h. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian seorang guru terhadap proses atau
kegiatan belajar mengajar. Penilaian tersebut betujuan untuk
mengetahui sampai sejauh mana tujuan pengajaran yang ditetapkan
dapat tercapai, disamping itu juga hambatan-hambatan yang terjadi
dalam proses belajar mengajar tersebut.

B. Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur’an


1. Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti dalam kamus
besar bahasa indonesia (KBBI) adalah kuasa, bisa, atau sanggup.
Kemampuan adalah kesanggupan, seseorang dalam melakukan sesuatu
pekerjaan.42 Dikatakan mampu dalam artian disini dapat melaksanakan dan
melakukan yang menjadi tuntutan siswa untuk mampu membaca ayat Al-
Qur’an dengan baik dan benar. Sedangkan membaca adalah melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam
43
hati. Jadi dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan proses
pemahaman atau penikmatan terhadap teks bacaan dengan memanfaatkan
kemampuan melihat yang dimiliki oleh pembaca sesuai dengan tujuan yang
dilakukan secara nyaring atau dalam hati.
Harapan setelah dapat membaca mampu mengingat sehingga suatu saat
jika diperlukan maka dapat diulang kembali. Sedangkan pengertian Al-
Qur’an adalah sebagai firman Allah yang disampaikan lewat Rasulullah

42
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesi,( Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama), hal. 552-553.
43
Ibid, hal. 6.
68

SAW melalui perantara malaikat Jibril. Mempelajari mempelajari Al-


Qur’an baik dengan membacanya, memahaminya, dan mengamalkannya
yang merupakan suatu yang seharusnya dilaksankan bagi umat Islam.
Terutama dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan
kaidah yang sebenarnya atau ilmu tajwid.
Rasulullah dan para pendidik muslim sangat menaruh perhatian kepada
umat islam agar belajar dan mengajar Al-Qur’an, mampu membaca, mampu
memahami dan mengamalkan. Al-qur’an dijadikan sebagai pedoman hidup
dalam berbagai aspek baik dalam beribadah maupun dalam bermuamalah,
bahkan al-qur’an merupakan sumber mendapatkan pengetahuan . materi
pembelajaran al-qur’an meliputi pengajian membaca al-qur’an dengan
tajwid sifat dan makhrojnya maupun kajian makna terjemahannya dan
tafsirannya.
Maka tidak dapat dihindari bahwa membaca Al-Qur’an merupakan
kewajiban utama umat islam. Karna didalam Al-Qur’an terdapat segala apa
yang dibutuhkan manusia untuk menjalani hidup di dunia dan diakhirat.
Setelah manusia mampu membaca al-qur’an sesuai dengan kaidahnya yang
berlaku, maka tugas selanjutnya manusia adalah membaca arti dan
memahami makna yang terkandung didalam al-qur’an untuk dijadikan
pegangan hidup. Di dalam al-qur’an, tinggal manusia mencari makna dan
maksud ynag terkandung didi dalam Al-Qur’an.
Oleh karna itu, dapat dipahami bahwa kemampuan membaca alqur’an
adalah proses pemahaman teks bacaan yang memanfaatkan kemampuan
melihatyang dimiliki oleh pembaca al-qur’an yang dilakukan secara nyaring
atau dalam hati dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid,
agar bisa dipahami dan diamalkan maknanya.

2. Dasar perintah membaca al-quran


Al-qur’an adalah kalamallah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW melaui malaikat jibril, sebagai mukjizat dan rahmat bagi alam
semesta. Di dalamnya mengandung petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi
69

siapa yang memepercayainya serta mengamalkannya, sungguh mulianya


Al-Qur’an sehingga hanya dengan membaca saja membaca saja sudah
termasuk ibadah, apalagi lagi dengan menerenungkan makna yang
tersimpan di dalamnya. Bukan hanya itu, al-qur’an juga juga kitab suci
terakhir yang diturunkan Allah SWT, yang isinya mencakup segala pokok-
pokok syariat yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan
sebelumnya. Karna itu, setiap orang yang mempercayai al-qur’an, akan
bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari
dan memahaminya serta pula untuk mengamalkan dan mengajarkannya.
Rasulullah saw. Bersabda: “sesungguhnya Allah Azzawajalla membaca
surat thaha dan surat yaa siin 2000 tahun sebelum menciptakan makhluk.
Tatkala malaikat mendengar Al-Qur’an, mereka berkata, “beruntunglah
umat yang diturunkan Al-Qur’an ini kepada mereka, dan beruntunglah
rongga tubuh yang mengandung Al-Qur’an ini serta beruntung pula lisan
yang membacanya”44
Begitu mulianya Al-Qur’an sehinga malaikat pun kagum dan kita
sebagai uamt yang diturunkan Al-Qur’an harus bangga dan harus
mengamalkannya dengan baik. Maka dengan hal itu, kita sebagai umat nabi
Muhammad SAW tentunya mendapat nilai yang lebih dari pada umat-umat
terdahulu, karna Al-Qur’an merupakan pemberi syafaat disisi Allah pada
hari kiyamat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW : “tidak ada pemberi
syafaat yang lebih utama derajatnya disisi allah pada hari kiamat dari pada
al-qur’an”45
Setiap mukmin yakin, bahwa membaca Al-Qur’an termasuk amal yang
sangat mulia dan mendapat pahala. Al-qur’an adalah sebaik-baik bacaan
bagi orang mukmin, baik dikala senang maupun dikala susah dikala gembira
atapun dikala sedih, bahkan membaca Al-Qur’an menjadi obat dan penawar
bagi orang yang gelisah jiwanya.

44
Zeid Husein Al-Hamid, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin,( Jakarta: Pustaka Amani, 2007),
hal. 115.
45
Ibid, hal. 115.
70

Untuk dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar maka perlu
menempuh proses pendidikan. Karna pendidikan merupakan aspek
kehidupan manusia yang perannya sangat penting. Melaui proses
pendidikan seseorang diarahkan dan dibimbing untuk dapat menghadapi
kehidupan ini dengan sebiknya, sebagaimana Allah SWT memerintahkan
kepada nabi Muhammad SAW dengan perintah iqra’ (bacalah) dalam surat
Al-Alaq ayat 1-5

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan.


Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahui.”46
Ayat tersebut merupakan perkenalan dan petunjuk dari Allah SWT.
Bahwa pencipta segala sesuatu itu adalah Allah sendiri tanpa bantuan dari
selainnya. Manusia diciptakan dari segumpal darah melalui proses
pertumbuhan menurut yang telah ditetapkan Allah. Allah menyatakan
ditrinya bahwa dialah yang maha pemurah, sehingga bukan untuk untuk
diikuti apalagi dijauhi. Dialah maha pendidik yang bijaksana, mendidik
manusia dengan ilmu pengetahuan dan dengan menulis dan membaca.47
Membaca dan memahami al-qur’an adalah salah satu keharusan bagi
umat islam, karna al-qur’an merupakan sumber utama bagi umat islam
dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya, tetapi berbicara mengenai
kemampuan membaca dan memahami al-qur’an yang akan kita peroleh
adalah hasil yang bervariasi. Terkadang orang mampu membaca dengan
baik akan pandai memahami isi kandungannya, ada juga orang yang begitu
bagus dalam membaca al-qur’an tetapi tidak pandai memahami isi

46
Departemen Agama Ri. Al-Qur’an Dan Terjemahnya ( Bandung : Dionogoro,2008),
hal. 597.
47
Handani Ihsan Dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam,( Bandung: Pustaka Setia,
2001), ha. 24.
71

kandungan al-qur’an dan yang terakhir adalah orang yang seimbang, dalam
artian ia mampu membaca dan memahami al-qur’an dengan baik dan benar.
Sehubung dengan ini, dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa rasulullah
saw telas bersabda tentang keutamaan membaca al-qur’an sebagai berikut:
Nabi Muhammad SAW bersabda “ ibadah yang paling utama bagi umatku
yaitu membaca al-qur’an .”(HR, abu naim).48
Kemampuan membaca Al-Quran seseorang sangat bervafiasi, dari
mulai dari yang tidak bisa membaca sama sekali sampai yang dapat
membaca dengan baik dan benar bahkan dapat memahaminya. Tidak peduli
kecil atau besa, muda atau tua, SMA atau MA, SMP atau MTS dan SD atau
MI. Yang lulusan MI bukan berarti ia dapat membaca lebih baik dari yang
lulusan SD, yang lulusan MTS bukan berarti ia dapat membacalebih baik
dari yang lulusan SMP, yang lulusan MA bukan berarti ia dapat membaca
lebih baik dari yang lulusan SMA.
Dalam hal kemampuam membaca Al-Qur’an, seseorang yang membaca
Al-Qur’an nya masih kurang baik atau tidak bisa sama sekali tentunya dia
memerlukan bimbingan atau pengajaran membaca Al-Qur’an dari
seseorang yang dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. Sehingga
dengan bimbingan tersebu, dapat meningkatkan kemampuan membaca al-
qur’an nya sehingga menjadi lebih baik. Maka dari ini perlu kita sadari
bahwa upaya untuk pembelajaran Al-Qur’an dimadrasah sangat penting .
Dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an pada
peserta dididk tentunya tidak lepas dari upaya guru dan madrasah yang
mempunyai tujuan demi keberhasilan peserta didik. Karna kemampuan
membaca termasuk keterampilan yan dipelajari dengan sengaja. Tidak sama
halnya dengan berbicara. Kemampuan mendengarkan dan berbiicara
termasuk kemampuan yang diperoleh dengan sewajarnya : misalnya anak
mempelajari fungsi itu dengan sendirinya.49

48
Santri Madrasah Diniah Muallimin Muallimat Darul Taqwa, Sabilul Muttaqin(Jalan
Orang-Orang Taqwa). (Pasuruan : Yayasan Darul Taqwa,2012), hal. 115.
49
Zulkifli. Psikolo Perkembangan, ( Bandung : Pt. Remaja Rosfakarya, 2003), hal.53.
72

Pembelajaran Al-Qur’an sebenarnya tidak hanya menjadi tugas guru


dimadrasah, tetapi juga menjadi tugas kita sebagai orang `mukmin.orang
mukmin yang percaya dengan kitabullah yaitu Al-Qur’an yang menjadi
pedoman kita semua, agarpara siswa dapat memahami dan membaca Al-
Qur’an maka salah satu caranya adalah dengan membimbingnya.
Tidak ada yang mengingkari bahwa setiap muslim ingin mengetahui
dan mendalami ajaran-ajaran agamanya yang begitu luas. Untuk
mengetahui dan mendalami ajaran Agama Islam itu kita harus
mempelajarinya dari sumber asli, yaitu al-qur’an, hadits dan kitab-kitab
agama yang menjelaskan kedua sumber tersebut. Namun untuk mengetahui
itu, tentunya dasar yang harus dimiliki bisa membaca al-qur’an. Tidak
mungkin seseorang yang ingin memahami isi Al-Qur’an tetapi tidak bisa
membaca Al-Qur’an maka dari itu, dapat membaca Al-Quran dengan baik
dan benar itu sangat penting dan salah satu problem yang dihadapi sebagaian
dari siswa adalah kurangnya kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik
dan benar, atau bisa dikatakan tidak lancar.

3. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an


Indikator mrnunjukkan apakah seseorang memoloki suatu kemampuan dan
tingkat penguasaannya. Indikator mengukur kemampuan, nilai, sikap,
keterampilan dan kecakapan hidup yang ditunjukkan bahwa siswa telah mampu
mencapai kompetensi yang ditandai dengan perubahan yang diukur dan diamati
yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.indikator dalah hal-hal
yang dilakukan siswa yang dapat dilihat guru yang menunjukan bahwa siswa
telah belajar untuk melakukan kegiatan secara mandiri.50
Indikator yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan
pendidikan, potensi daerah, dan rumusan dalam kata kerja operasional yang
terukur dan dapat diopservasi. Kemampuan membaca Al-Qur’an adalah

50
Sumiati, Dan Asra, Metode Pembelajaran, ( Bandung : Cv Wacana Prima, 2012), hal.
191
73

keterampilan yang dimiliki siswa untuk memebacakan ayat-ayat Al-Qur’an


yang terdiri kumpulan huruf-huruf hijaiyah.
Indikator kemampuan membaca Al-Qur’an yaitu :
a. Tajwid
Ilmu tajwid berasal dari kata ilmu dan tajwid. Ilmu adalah pengetahuan
tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-
metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu dibidang pengetahuan.51
Dalam membaca al-qur’an terdapat beberapa aturan yang harus
diperhatiakan dan dilaksnakan bagi pembacanya, diantara peraturan itu
adalah memahami kaidah ilmu tajwid. Hukum mempelajari ilmu tajwid
adalah fardhu kifayah sedangkan mengamalkannya adalah fardhu ‘ain. Jika
dilihat dari ilmu tajwid banyak sekali aspek yang harus diperhatiakn dalam
membaca Al-Qur’an. Tujuan mempelajari ilmu tajwid:
1) Agar pembaca dapat menghafal huruf-huruf hijaiyyah denagn baik
sesuai dengan makhroj dan sifatnya
2) Agar dapat memelihara kemurnian bacaan Al-Qur’an melalui tata cara
membaca Al-Qur’an yang benar, sehingga keberadaan bacaan Al-
Qur’an dewasa ini sama dengan bacaan yang pernah diajarkan oleh
Rasulullah, mengingat bacaan Al-Qur’an bersifat tanfiqi yakni
mengikuti apa apa yang diajarkan Rasulullah “sesungguhnya
mengumpulkan Al-Qur’an membacanya adalah tanggung jawab kami,
jika kami telah membacanya maka kamu ikuti bacaan itu.52
3) Menjaga lisan pembaca agar tidak terjadi kesalahn yang mengakibatkan
terjerumus dari perbuatan dosa.
b. Fashahah
Pada umumnya fashohah diartikan kesempurnaan membaca diri
seseorang akan lancar melafalkan seluruh huruf hijaiiyah yang ada didalam

51
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.) hal. 324.
52
Q.S Qiyamah: 17-18
74

Al-Qur’an. Jika seseorang mampu membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai


pelafalkannya, maka orang tersebut akan dapat dikatakan fasih membaca
Al-Qur’an. Komponen yang termasuk dalam fashahah yaitu ahkam al waqaf
wa al-ibtidal, tata cara penguasaan huruf,harakat, dan kalimat, dan ayat-ayat
yang terdapat di dalam Al-Qur’an.53
Namun dalam pelaksaanaan penelitian yang akan dilakukan pada siswa SDI
yang setara dengan sekolah dasar maka, semua aspek yang menjadi
indikator dalam membaca al-qur’an tidak secara langsung diberikan semua
kepada siswa tersebut.

53
Buku Pedoman Mtq, ( Jakarta : Jam’iyyatul Qurrq’ Wal Huffazah.), hal.43.44
75

BAB III
Gambaran Umum Walisongo Islamic Football Academy
Sungkul, Plumbungan, Karangmalang, Sragen Tahun Pelajaran
2022/2023

1. Sejarah Berdirinya
Sekolah Walisongo Islamic Football Academy merupakan sekolah
Swasta yang berdiri dari tahun 2020 yang mana sekolah tersebut termasuk
salah satu bagian dari Yayasan Pondok Pesantren Walisongo Sragen.
Sekolah ini berdiri atas dasar inisiatif dari ketua sekaligus pengasuh
Yayasan Pondok Walisongo Sragen. Sekolah Walisongo Islamic Football
Academy WIFA merupakan Lembaga Pendidikan dasar yang berupaya
untuk menerapkan konsep pendidikan yang terpadu, sekolah asrama atlit
sepak bola yang berbasis pesantren di Sragen. Sekolah ini membina dan
mendidik para santri dengan nuasan kepesantrenan dan olahraga untuk
mencetak atlet yang mempunyai akhlaqul kharimah dan sopan santun di
lapangan ataupun diluar lapangan.
2. Letak Geografis
Walisongo Islamic Football Academy bertempat di wilayah
kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen yang
beralamat di Bangun Asri RT.16 RW.05, Kelurahan Plumbungan,
Kecamatan Karangmalang kode pos 57222, Kabupaten Sragen, tepatnya 2
KM dari kantor Kecamatan Karangmalang dan 300 meter dari Kantor
Kelurahan Plumbungan kearah selatan.54
Walisongo Islamic Football Academy WIFA terletak di pinggiran
pedesaan yang padat penduduknya di Desa Sungkul yang mudah dijangkau
oleh kendaraan umum, menempati area ± 1.340 m2 dengan rician sebagai
berikut:

54
Ibid.,
76

Tabel 1
Penggunaan tanah Walisongo Islamic Football Academy WIFA pelajaran
2022/2023
Luas Tanah (m2) Menurut Status
Sertifikat
No. Penggunaan
Sudah Belum
Total
Sertifikat Sertifikat
1. Bangunan 150 - 150

2. Parkiran 20 - 20

3. Halaman 74 - 74

3. Misi Walisongo Islamic Football Academy

Dalam upaya mewujudkan visi pendidikan tersebut, perlu dirumuskan


misi (strategi) yang berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas.
Berikut rincian misi WIFA Walisongo Islamic Football Academy yang
dirumuskan berdasarkan visi di atas.
1. Menumbuhkembangkan nilai-nilai Pancadharma Yayasan Pondok
Pesantren Walisongo Sragen (YPPWS) yang selaras dengan nilai-nilai
keimanan.
2. Menerapkan nilai-nilai ketaqwaan melalui pengamalan ajaran agama
Islam dan jati diri bangsa.
3. Mengembangkan sikap akhlaqul karimah peserta didik di lingkungan
sekolah, kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM) serta memberikan ruang bagi peserta didik
untuk mengembangkan potensi.
5. Meningkatkan pencapaian nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) yang
memenuhi standar kelulusan satuan pendidikan.
77

6. Menyalurkan minat dan bakat peserta didik dalam rangka


pengembangan keterampilan untuk menggapai prestasi di berbagai
bidang.
7. Membentuk peserta didik yang disiplin, tanggung jawab, jujur, percaya
diri, dan optimis agar dapat beradaptasi dengan lingkungan serta
mampu berkompetisi di dunia global.
8. Mengembangkan manajemen pendidikan yang transparan, kredibel,
profesional, partisipatif, dan berorientasi kemajuan.
9. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan fasilitas
pendidikan secara berkelanjutan melalui pengembangan kerjasama
dengan pihak-pihak terkait.

4. Tujuan Pendidikan Walisongo Islamic Football Academy


Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar mengacu pada tujuan
umum pendidikan dasar yaitu meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut. Adapun rincian tujuan pendidikan
Walisongo Islamic Football Academy sesuai dengan rujukan visi dan misi yang
telah dirumuskan, antara lain:
1. Warga sekolah mampu menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai
Pancadharma YPPWS yang selaras dengan nilai-nilai keimanan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Terwujudnya suasana pergaulan sehari-hari yang berlandaskan nilai-nilai
ketaqwaan, serta senantiasa menunjukkan jati diri bangsa Indonesia.
3. Warga sekolah menerapkan akhlaqul karimah di lingkungan sekolah,
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
4. Terlaksananya pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik,
78

serta memberikan ruang peserta didik untuk mengembangkan potensi


sehingga keilmuan yang diperoleh terpatri dalam sanubari peserta didik.
5. Pencapaian nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) yang memenuhi standar
kelulusan satuan pendidikan sehingga peserta didik memiliki aseptabilitas
tinggi untuk diterima di jenjang pendidikan selanjutnya.
6. Peserta didik mampu berprestasi di berbagai bidang sesuai potensi diri
yang dikembangkan secara terstruktur melalui pendidikan keterampilan.
7. Perserta didik mampu beradaptasi di lingkungan manapun serta
berkompetisi dan berprestasi di dunia global dengan bekal ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan karakter.
8. Terwujudnya manajemen sekolah yang transparan, kredibel, profesional,
partisipatif, dan berorientasi kemajuan, serta memperoleh pengakuan
publik atas kondisi tersebut.
9. Terwujudnya 7K (Keamanan, Kebersihan, Keimanan, Kekeluargaan,
Kerindangan, Kerapian, Keindahan) di lingkungan sekolah agar tercapai
pembelajaran yang optimal.
Tabel 2
Pembagian Pengampu Mata Pelajaran dan Tugas Kependidikan

NO PENGAMPU JABATAN MAPEL


1 Ahmad Nur A’la Kepala WIFA -
2 Arya Kholil Sekertaris WIFA Pengampu
Ngaji
3 Risky Ahmad Nugroho Bendahara WIFA Pengampu
Ngaji
4 Nur Arif Kepala Divisi Matematika
5 Meicha Henriyana, S, Pelatih Futsal Olahraga
Pd.
6 Mochammad Farhan Bendahara Event -
7 M. Khoirulanam, S. Multimedia Pengampu
Kom Ngaji
79

8 Ilham Akbarul Hadi Keamanan Pengampu


Ngaji
9 Salman Lokollo Kitman Pengampu
Ngaji
10 Faridz Abdillah, S. Pd Pelatih Futsal B Indonesia
11 Daffa Abizard Pelatih Kiper Olahraga
12 Mulyadi Pelatih Sepak Olahraga
Bola
13 Agung Gunawan Pelatih Kiper Olahraga
14 M. Fauzan Guru Mapel Diniyah
15 Darmadi, S. Pd Guru Mapel IPA
16 Kayla Addya A Guru Mapel B Inggris
17 M. Arif Hambali Guru Mapel B Inggris
18 Ahmad Fikril Ummam Walikamar -
19 Pandu Oktara Walikamar -
80

5. Siswa Walisongo Islamic Football Academy


Siswa WIFA Walisongo Islamic Football Academy adalah siswa
yang mukim (bertempat tinggal) langsung di Pondok Pesantren
Walisongo Sragen. Siswa yang bersekolah disini dating dari berbagai
macam daerah. Adapun jumlah siswa WIFA Walisongo Islamic
Football Academy pada tahun pelajaran 2020-2023 adalah sebagaimana
rincian berikut:
Tabel 3
No Kelas Jumlah
1 VII (Tujuh) 7
2 VIII (Delapan) 13
3 IX (Sembilan) 13

B. Pembelajaran baca tulis al-qur’an terhadap kemampuan baca al-


qur’an di Walisongo Islamic Football Academy
1. Standart Kompetensi dan Kompetensi dasar baca tulis qur’an
kelas VIII

TABEL 4
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR TAJWID
KELAS VIII
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Membaca surat pendek 1.1 Melafadzkan surat Al-Humazah
dalam Al-Qur’an dengan fasih

2. Menghafal surat pendek 2.1 Menghafalkan surat Al-Humazah


dalam Al-Qur’an dengan fasih dan lancar
81

3. Menerapkan ilmu tajwid 3.1. Mengidentifikasi bacaan Nun


dalam membaca Al-Qur’an Sukun
3.2. Mempraktekan bacaan Nun
Sukun dalam membaca Al-
Qur’an

4. Menerapkan ilmu tajwid 4.1 Mengidentifikasi hukum bacaan


dalam membaca Al-Qur’an Nun Sukun
4.2. Mempraktekan bacaan Nun
sukun dalam bacaan Al-Qur’an
5. Membaca Al-Qur’an dengan 5.1. Mempraktekan membaca Al-
tartil Qur’an

2. Metode Pembelajaran baca tulis al-qur’an terhadap kemampuan


baca al-qur’an di Walisongo Islamic Football Academy

Peneliti yang mengajarkan pembelajaran baca tulis al-qur’an di


Walisongo Islamic Football Academy menggunakan beragam metode
dalam proses pembelajaran. Peneliti faham bahwa efektivitas metode
pembelajaran sangat menentukan prestasi belajar.

Peneliti melakukan observasi di lingkungan Walisongo Islamic


Football Academy sebelum menyebar angket kepada para siswa.
Berikut adalah metode pembelajaran yang digunakan dalam
pembelajaran baca tulis al-qur’an yang ada di Walisongo Islamic
Football Academy.
a. Metode Ceramah dan Tanya Jawab
Metode ceramah bertujuan untuk memberikan informasi
kepada peserta didik mengenai Hukum Bacaan Nun Sukun dan
Tanwin. Ceramah ini di selingi dengan tanya jawab untuk
memancing perhatian peserta didik. Ceramah dilakukan seperlunya
karena untuk pembelajaran baca tulis qur’an lebih di perbanyak
praktek membaca denagn menerapkan hukum bacaan yang telah
diajarkan. Pada saat ceramah para siswa/siswi juga memegang
82

kitab Ghorib, kitab tersebut sudah disediakan dari sekolah oleh


waka kurikulum dinniyah Walisongo Islamic Football Academy.
Karena ceramah membutuhkan konsentrasi peserta didik
untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Biasanya
guru tersebut sudah paham kapan anak didiknya sudah merasa
bosan dengan ceramah dan kapan mereka masih berkonsentrasi.
Dengan begitu pemberian materi bisa berjalan dengan baik.
Metode Tanya jawab menjadi selingan dalam metode
ceramah. Ceramah dengan disertai Tanya jawab tidak hanya
membuat anak didik berkonsentrasi, tetapi juga bisa menjadi sarana
pendalaman materi. Guru memberikan pertanyaan dan siswa
menjawab. Terkadang para siswa bertanya mengenai masalah yang
kurang jelas kepada guru dan guru kemudian memberikan jawaban
atas pertanyaan siswanya.
Metode Tanya jawab dilakukan antara guru dengan siswa
atau siswa dengan siswa. Siswa diminta untuk duduk berhadap-
hadapan, satu siswa membarikan pertanyaan dan yang satu
menjawab pertanyaan yang diberikan. Masing-masing kelompok 5
pertanyaan dan saling bergantian antara siswa yang satu dengan
yang lainnya. Pertanyaan tadi juga harus di tulis lengkap beserta
jawabannya di selembar kertas yang sudah disiapkan sebelumnya.
Hal ini untuk memperkuat ingatan siswa tentang materi yang sudah
diberikan.55
b. Metode diskusi dan Resume Kelompok
Metode diskusi ini dilakukan secara berkelompok. Masing-
masing kelompok diberi tugas untuk mendiskusikan suatu materi
tertentu. Dalam kelompok di pilih seorang moderator dan salah
satu orang yang bertugas menjadi notulen jalannya diskusi. Diskusi
dilakukan dalam waktu 20 menit. Setelah diskusi, maka masing-

55)
Wawancara dengan salah satu ustadz Arya Kholil pada tanggal 9 April 2023 pukul
10.30 WIB.
83

masing kelompok harus presentasi di depan kelas selama 15 menit


secara berutan.
c. Metode Hafalan
Metode ini merupakan metode tambahan agar anak lebih
paham dengan materi yang di pelajari dan selalu ingat, maka
setelah pembelajaran selesai anak-anak diminta untuk
menghafalkan pembelajaran yang telah diberikan. Sebelum
melakukan setoran anak-anak diberi waktu untuk menghafalkan
materinya terlebih dahulu. Setelah hafal satu per satu siswa maju
untuk menyetorkan materi yang telah dihafalkannya.
Metode ini sangat efektif untuk diterapkan kepada anak-
anak. Karena saat masih sekolah dasar ingatan mereka masih kuat
dan juga tidak mudah lupa sehingga anak-anak bisa mengingat
materi yang dihafalkan lebih lama.
d. Paparan dengan kartu
Di era yang sudah modern ini memang seorang guru dituntut
untuk berinovasi agar anak tidak bosan dengan pelajaran yang kita
ajarkan dan anak-anak juga bisa memahami pelajaran yang sudah
diajarkan.
Untuk menarik perhatian siswa maka menggunakan media
berupa kartu. Kartu tersebut berisi huruf hijaiyyah dan harakat
yang sengaja dirancang sedemikian rupa. Karena media pengajaran
yang diselingi dengan game akan lebih teringat oleh siswa. Apalagi
dilihat dari situasi bahwa mereka masih anak-anak jadi metode ini
mudah dipahami dan diingat oleh siswa.
Jika anak-anak sudah faham dengan materi yang telah
diajarkan. Maka anak-anak juga bisa menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu saat membaca Al-Qur’an, baik itu di lingkungan
sekolah maupun saat dirumah.
84

3. Prestasi Belajar baca tulis qur’an di Kelas VIII Walisongo Islamic


Football Academy
Prestasi belajar baca tulis al-qur’an di Kelas VIII Walisongo Islamic
Football Academy dikatakan baik, sebab mayoritas anak sudah memenuhi
target pencapaian jilid Untuk mengetahui pretasi belajar baca tulis qur’an,
maka guru melakukan tes-tesan kenaikan jilid,ketika anak sudah selesai
menyelesaikan 1 jilid sampai selesai dan dari pengampuh anak tersebut
sudah mampu untuk naik kejilid selanjutnya. Makan anak akan melakukan
tes kenaikan jilid. Ujian-ujian ini kebanyakan digunakan untuk mengetahui
prestasi para peserta didik dalam menguasai baca tulis al-qur’an yang telah
disampaikan oleh guru.
Selain prestasi belajar dalam pembelajaran baca tulis qur’an juga ada
prestasi membaca bagi para peserta didik. Untuk mengetahui hasil prestasi
membaca peserta didik maka dilakukan tes membaca dengan KKM 70.
Aspek yang di nilai saat tes membaca yaitu ketepatan makhraj dan
kebenaran tajwid disetiap bacaan.

Jika terpaksa peserta didik belum bisa mencapai ketuntasan belajar, maka
dilakukan pengulangan tes. Dan jika peserta didik belum mencapai ketuntasan
membaca maka akan diberi catatan kekurangan saat membaca agar dipelajari di
rumah. Sehingga saat tes berikutnya peserta didik bisa mencapai ketuntasan
membaca.

B. Deskripsi Data Pengaruh Pembelajaran Baca tulis qur’an Terhadap prestasi


Membaca Al-Qur’an Siswa kelas VIII Walisongo Islamic Football Academy
Walisongo Sragen Tahun Pelajaran 2022/2023
Untuk mengetahui data mengenai Pembelajaran baca tulis qur’an Terhadap
prestasi Membaca Al-Qur’an Siswa kelas VIII Walisongo Islamic Football
Academy Tahun Pelajaran 2022/2023, dengan menyebarkan angket yang berisi 20
pertanyaan kepada 13 responden. Penyebaran angket dilakukan pada 02 Maret 2023
yang hasilnya di rekapitulasi dalam tabel berikut ini :
85

TABEL 5
REKAPITULASI DATA PENGARUH PEMBELAJARAN BACA
TULIS QUR’AN SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
JAWABAN NILAI
NAMA SS S KS TS
NO 4 3 2 1 JML
RESPONDEN (4) (3) (2) (1)
Ajubran Zeva
1 Wardana 9 11 0 0 36 33 0 0 69

Al Ghozi
2 Hizbulloh 8 12 0 0 32 36 0 0 68

Al Faqih
3 Hizbulloh 13 7 0 0 52 21 0 0 73

Aldo Sidiq
4 Wijaya 4 14 2 0 16 42 4 0 62

Alfa Rais
5 Widiyatmoko 7 13 0 0 28 39 0 0 67

Gebri
6 Fadhillah 10 10 0 0 40 30 0 0 70
Nashr
Maulana Fadli
7 Eka Pangestu 7 13 0 0 28 39 0 0 76

Muhammad
8 Farid Alfarisi 7 13 0 0 28 39 0 0 67

Rama Pradipta
9 Tegar 10 10 0 0 40 30 0 0 70
Kurniawan

10 Ramadhani 7 13 0 0 28 39 0 0 67
Riko
11 Arnandhika 10 10 0 0 40 30 0 0 70
Saputra
Wiklid Novian
12 Dwi M H 8 12 0 0 32 36 0 0 68
86

JAWABAN NILAI
NAMA SS S KS TS
NO 4 3 2 1 JML
RESPONDEN (4) (3) (2) (1)
Yusuf Yoga
13 Utama 12 8 0 0 48 24 0 0 72

112 146 2 0 448 438 4 0 899

Keterangan:
a. Untuk jawaban SS memiliki bobot nilai 4 = 112/1060x100 = 51,60%
b. Untuk jawaban S memiliki bobot nilai 3 = 499/1060x100 = 47,08%
c. Untuk jawaban KS memiliki bobot nilai 2 = 14/1060x100 = 1,32%
d. Untuk jawaban TS memiliki bobot nilai 1 = 0/1060x100 = 0,00%

TABEL 6
REKAPITULASI DATA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII
WALISONGO ISLAMIC FOOTBALL ACADEMY TAHUN PELAJARAN
2022/2023

NILAI ULANGAN
HARIAN
NAMA RATA-
NO
RESPONDEN 1 2 3 4 RATA
Ajubran Zeva
1 Wardana 81 77 77 75 77.50

2 Al Ghozi Hizbulloh 82 75 76 76 77.25


3 Al Faqih Hizbulloh 72 75 76 72 73.75
4 Aldo Sidiq Wijaya 83 75 76 77 77.75
Alfa Rais
5 Widiyatmoko 83 76 78 76 78.25

Gebri Fadhillah
6 Nashr 83 75 78 73 77.25
87

NILAI ULANGAN
HARIAN
NAMA RATA-
NO
RESPONDEN 1 2 3 4 RATA

Maulana Fadli Eka


7 Pangestu 84 75 75 76 77.50

Muhammad Farid
8 Alfarisi 84 76 77 76 78.25

Rama Pradipta
9 Tegar Kurniawan 84 75 76 74 77.25

10 Ramadhani 85 77 76 76 78.50
Riko Arnandhika
11 Saputra 85 74 76 76 77.75

Wiklid Novian Dwi


12 MH 86 78 77 76 79.25

13 Yusuf Yoga Utama 86 75 77 78 79.00

1. Struktur Organisasi
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, maka
perlu adanya suatu koordinasi yang baik, efektif serta efesien. Untuk
menjadi organisasi yang baik dituntut adanya sekelompok manusia yang
melakukan kerjasama dengan teratur dan harmonis untuk mencapai tujuan
tertentu. Walisongo Islamic Football Academy, merupakan suatu lembaga
pendidikan yang di dalamnya terdapat berbagai unsur atau bagian yang
semuanya memerlukan suatu tatanan kerjasama yang baik. Ketentuan tugas,
baik yang mengangkat hak, kewajiban, serta tanggung jawab sehingga dapat
mengkoordinir pelaksanaan tugas dan kelancaran penyelenggaraan progam
di sekolah tersebut. Untuk mencapai maksud tersebut, maka diperlukan
suatu struktur yang mengatur dan menetapkan tugas dan hubungan antar
suatu personil dengan personil yang lain.
Struktur Organisasi Walisongo Islamic Football Academy
88
89

BAB IV
PENGARUH METODE BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP
KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS VIII
WALISONGO ISLAMIC FOOTBALL ACADEMY TAHUN
PELAJARAN 2022/2023

Dalam Bab IV ini diuraikan hasil analisis data berdasarkan data yang
diperoleh dari penyebaran angket dan nilai harian siswa.Analisis data penelitian
menggunakan Korelasi Product Moment dari Pearson, yang bertujuan untuk
membuktikan ada atau tidaknya pengaruh metode baca tulis al-qur’an terhadap
kemampuan membaca al-qur’an siswa kelas VIII Walisongo Islamic Football
Academy Tahun Pelajaran 2022/2023
A. Analisis Pendahuluan
Dalam , melalui data yang diperoleh dari angket penelitian dan nilai
harian siswa yang berjumlah 53 siswa. Data kompetensi guru terdiri dari 20
butir pertanyaaan, sedangkan prestasi belajar baca tulis al-qur’an terdiri dari
4 nilai Setelah diperoleh data-data tersebut kemudian dihitung untuk
mengetahui tingkat masing-masing variabel dalam penelitian ini. Adapun
langkah-langkah perhitungan variabel terkait tersebut adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penyebaran angket penelitian terhadap 13 siswa,
tentang kemampuan membaca al-qur’an siswa kelas VIII Walisongo
Islamic Football Academy
2. dapat diketahui dari tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
68

TABEL 7
REKAPITULASI DISTRIBUSI FREKUENSI ANGKET PENELITIAN
METODE BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-
QUR’AN SISWA KELAS VIII WALISONGO ISLAMIC FOOTBALL ACADEMY
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Statistics

nilai

N Valid 13

Missing 0

nilai

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 62 1 7.7 7.7 7.7

67 3 23.1 23.1 30.8

68 2 15.4 15.4 46.2

69 1 7.7 7.7 53.8

70 3 23.1 23.1 76.9

72 1 7.7 7.7 84.6

73 1 7.7 7.7 92.3

76 1 7.7 7.7 100.0

Total 13 100.0 100.0


69

N adalah banyaknya data kasus


Valid = 13, berarti terdapat 13 kasus pada variabel nilai mempunyai data yang
valid
Missing = 0, berarti terdapat 0 kasus pada variabel nilai mempunyai data kosong
Pada tabel Nilai Kemampuan Membaca Al Quran terlihat
o Frekuensi total berjumlah 13 kasus
o Dengan data valid 100%

Jadi nilai rata-rata angket kemampuan membaca siswa kelas VIII Walisongo
Islamic Football Academy Tahun Pelajaran 2022/2023 sebesar 3,412. Untuk
interpretasi nilai rata-rata dapat disusun interval nilai sebagai berikut:
70

TABEL 8
INTERVAL NILAI ANGKET
PENGARUH METODE BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP
KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA KELAS VIIII
WALISONGO ISLAMIC FOOTBALL ACADEMY TAHUN PELAJARAN
2022/2023

No. Interval Nilai Kategori


1 0,00 – 0,99 Kurang Baik
2 1,00 – 1,99 Cukup Baik
3 2,00 – 2,99 Baik
4 3,00 – 4,00 Sangat Baik

Berdasarkan tabel interval nilai di atas diketahui bahwa nilai rata-


rata angket kemampuan membaca al-qur’an siswa 3,412, nilai rata-rata
ini masuk dalam interval nilai antara 3,00–4,00 sehingga termasuk
kategori sangat baik. Hal ini disebabkan karena ustadz/ustadzah yang
mengajar baca tulis al-qur’an di kelas VIIII Walisongo Islamic Football
Academy Tahun Pelajaran 2022/2023 memiliki kemampuan yang sangat
baik.

3. Tingkat Prestasi Belajar


Berdasarkan hasil ulangan harian siswa semester 2, tingkat
kemampuan membaca al-qur’an kelas VIIII Walisongo Islamic Football
Academy Tahun Pelajaran 2022/2023 dapat diketahui dari tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
71

TABEL 7
REKAPITULASI DISTRIBUSI FREKUENSI PRESTASI METODE
BACA TULIS AL-QUR’AN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA
AL-QUR’AN KELAS VIIII WALISONGO ISLAMIC FOOTBALL
ACADEMY TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Statistics

Prestasi

N Valid 13

Missing 0

Prestasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 73,75 1 7.7 7.7 7.7

77,25 3 23.1 23.1 30.8

77,5 2 15.4 15.4 46.2

77,75 2 15.4 15.4 61.5

78,25 2 15.4 15.4 76.9

78,5 1 7.7 7.7 84.6

79 1 7.7 7.7 92.3

79,25 1 7.7 7.7 100.0

Total 13 100.0 100.0


72

Berdasarkan tabel 7 tersebut di atas langkah selanjutnya dicari nilai rata-rata


prestasi belajar baca tulis al-qur’an siswa dengan cara memasukkan data-data
yang diperoleh tersebut kedalam rumus rata-rata (mean) sebagai berikut:

Jadi nilai rata-rata prestasi belajar baca tulis al-qur’an siswa kelas VIII
Walisongo Islamic Football Academy Tahun Pelajaran 2022/2023 sebesar
77,63. Untuk interpretasi nilai rata-rata dapat disusun interval nilai sebagai
berikut:

TABEL 9
INTERVAL NILAI PRESTASI BERLAJAR METODE BACA TULIS AL-
QUR’AN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA
KELAS VIII WALISONGO ISLAMIC FOOTBALL ACADEMY TAHUN
PELAJARAN 2022/2023

No. Interval Nilai Kategori


1 60,00 – 69,99 Kurang
2 70,00 – 79,99 Cukup
3 80,00 – 89,99 Baik
73

4 90,00 – 99,00 Sangat Baik

Berdasarkan tabel interval nilai di atas diketahui bahwa nilai rata-rata


angket pembelajaran baca tulis al-qur’an sebesar 77,63 nilai rata-rata ini masuk
dalam interval nilai antara 70,00-79,99 sehingga termasuk kategori cukup. Hal
ini disebabkan karena siswa memiliki nilai harian yang cukup baik, sehingga
prestasi belajar baca tulis al-qur’an bernilai cukup baik.

A. Analisis Lanjut
Analisis ini dimaksudkan untuk memasukkan data penelitian yaitu data
yang telah masuk dari jawaban siswa mengenai metode baca tulis al-qur’an dan
kemampuan membaca al-qur’an dan nilai rata-rata nilai harian belajar baca
tulis al-qur’an siswa kelas VIII Walisongo Islamic Football Academy Tahun
Pelajaran 2022/2023 baca tulis al-qur’an selanjutnya dilakukan pengolahan data
dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan menggunakan
langkah-langkah perhitungan tabel kerja sebagai berikut:
1. Menyusun tabel kerja
Tabel kerja meliputi nilai total skor angket metode baca tulis al-qur’an
(X), nilai rata-rata nilai harian prestasi belajar baca tulis al-qur’an(Y)
menentukan X2dan Y2,mengkalikannilai X dengan Y, mengkuadratkan X2
dan Y2. Tabel kerja tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
74

TABEL 9
TABEL PENGARUH METODE BACA TULIS AL-QUR’AN
TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA
KELAS VIIII WALISONGO ISLAMIC FOOTBALL ACADEMY TAHUN
PELAJARAN 2022/2023

NO RESPONDEN X Y X2 Y2 XY
1 Ajubran Zeva Wardana 69 77.50 4,761 6,006 5,348
2 Al Ghozi Hizbulloh 68 77.25 4,624 5,968 5,253
3 Al Faqih Hizbulloh 73 73.75 5,329 5,439 5,384
4 Aldo Sidiq Wijaya 62 77.75 3,844 6,045 4,821
5 Alfa Rais Widiyatmoko 67 78.25 4,489 6,123 5,243
6 Gebri Fadhillah Nashr 70 77.25 4,900 5,968 5,408
7 Maulana Fadli Eka Pangestu 76 77.50 5,776 6,006 5,890
8 Muhammad Farid Alfarisi 67 78.25 4,489 6,123 5,243
Rama Pradipta Tegar
9 Kurniawan 70 77.25 4,900 5,968 5,408
10 Ramadhani 67 78.50 4,489 6,162 5,260
11 Riko Arnandhika Saputra 70 77.75 4,900 6,045 5,443
12 Wiklid Novian Dwi M H 68 79.25 4,624 6,281 5,389
13 Yusuf Yoga Utama 72 79.00 5,184 6,241 5,688
JUMLAH 62,309 78,374 69,774

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 Metode Baca
. Enter
Tulis Alqurana

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Kemampuan Baca Alquran


75

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .351a .123 .043 1.31145

a. Predictors: (Constant), Metode Baca Tulis Alquran

b. Dependent Variable: Kemampuan Baca Alquran

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.658 1 2.658 1.545 .240a

Residual 18.919 11 1.720

Total 21.577 12

a. Predictors: (Constant), Metode Baca Tulis Alquran

b. Dependent Variable: Kemampuan Baca Alquran

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 87.174 7.682 11.348 .000

Metode Baca Tulis Alquran -.138 .111 -.351 -1.243 .240

a. Dependent Variable: Kemampuan Baca Alquran

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 76.6903 78.6214 77.6346 .47064 13

Residual -3.35407 1.75798 .00000 1.25562 13

Std. Predicted Value -2.007 2.097 .000 1.000 13

Std. Residual -2.558 1.340 .000 .957 13

a. Dependent Variable: Kemampuan Baca Alquran


76

Dilihat dari nilai R yaitu 351, maka metode baca tulis alquran
77

berpengaruh sebanyak (351 x 100%) yaitu 35,1%. Maka Pengaruh Metode baca
tulis Alquran terhadap kemampuan membaca Al quran siswa siswa kelas VIIII
Walisongo Islamic Football Academy Tahun Pelajaran 2022/2023 sebanyak
35,1%, sedangkan 64,9% dipengaruhi oleh variable lain.
Berdasarkan hasil uji korelasi product moment di atas diketahui nilai
koefisien korelasi product moment atau rxy kemudian dikonsultasikan dengan
rtabel dengan nilai N = 13, dalam taraf pengujian signifikansi 5% (0,05) akan
diuraikan lebih detail dalam analisis uji hipotesis.

B. Analisis Uji Hipotesis


Selanjutnya sebagai langkah terakhir dalam analisis data penelitian ini
adalah dengan menguji kebenaran hipotesis penelitian yang peneliti ajukan
dalam bab I.
Hipotesis penelitian yang peneliti ajukan adalah ada pengaruh kompetensi
guru terhadap prestasi belajar baca tulis al-qur’an terhadap kemampuan membaca
al-qur’an siswa kelas VIIII Walisongo Islamic Football Academy Tahun
Pelajaran 2022/2023. sedangkan analisis untuk menguji kebenaran hipotesis
yang diajukan dengan data-data yang peneliti peroleh dari penyebaran angket
penelitian di lapangan maupun nilai harian membuktikan kebenaran hipotesis,
maka peneliti dianggap ‘terbukti’ dan ‘diterima’ kebenarannya.
Untuk menguji hipotesis penelitian tersebut, langkah selanjutnya
mengkonsultasikan nilai rxy dengan rtabel pada taraf signifikansi 5%. Adapun
untuk mengetahui apakah nilai rxy tersebut signifikan atau tidak adalah dengan
cara menunjukkan atau menguji pada taraf signifikansi rtabel 5% dengan
operasional s ebagai berikut:
Pengaruh metode baca tulis al-qur’an terhadap kemampuan membaca al-
qur’an siswa kelas VIIII Walisongo Islamic Football Academy Tahun Pelajaran
2022/2023, pada taraf signifikansi 5% diperoleh hasil sebagai berikut:
rxy = 0,957
rtabel = 0,602 (dilihat dari nilai derajat bebas (dk) 13 pada taraf 5% =
0,602)
78

maka = 0,957 > 0,602


Jadi rxy > rtabel berarti signifikansi pada taraf 5%.
Berdasarkan dari kedua pengujian hipotesis penelitian dengan taraf
signifikansi 5% di atas, maka hasil yang diperoleh nilai rxy lebih besar dari pada
nilai rtabel.
Jadi hipotesis yang peneliti ajukan dalam Bab I hasilnya adalah Diterima
dan Terbukti kebenarannya. Hal ini berarti bahwa semakin baik Metode baca
tulis Alquran dalam meningkatkan kemampuan baca Al Qur’an siswa di kelas,
maka semakin baik pula prestasi kemampuan membaca Al Quran siswa.
79

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dilanjutkan analisis pendahuluan, analisis
lanjut, serta uji hipotesis maka kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
adalah:
1. Kompetensi baca tulis al-qur’an siswa kelas VIII WALISONGO ISLAMIC
FOOTBALL ACADEMY sragen tahun pelajaran 2022\2023 adalah sangat
baik.Dengan diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,412 termasuk dalam interval
data 3,00–4,00 dan termasuk dalam kategori sangat baik.
2. Prestasi belajar siswa kelas VIII WALISONGO ISLAMIC FOOTBALL
ACADEMY sragen tahun pelajaran 2022\2023 adalah baik. Dengan
diperoleh nilai rata-rata sebesar 78, 37 termasuk dalam interval data 75,00–
80,00 dan termasuk dalam kategori baik.
3. Pengaruh kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII
WALISONGO ISLAMIC FOOTBALL ACADEMY sragen tahun pelajaran
2022\2023 adalah berpengaruh. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya
nilai rxy sebesar 0,706, dimanarxy>rtabelpada taraf signifikansi 5% (0,271)
maupun 1% (0,351) dan termasuk dalam kategori berpengaruh.
B. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti menyampaikan saran kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini:
1. Guru
a. Guru diharapkan lebih meningkatkan kompetensi guru khususnya
dalam mata pelajaran baca tulis al-qur’an.
b. Guru diharapkan lebih aktif dan kreatif lagi dalam menanggapi
pertanyaan-pertanyaan dari siswa.
80

2. Siswa
a. Lebih aktif dalam pembelajaran baca tulis al-qur’an, sehingga siswa lebih
meningkat prestasi belajarnya.
b. Mengamalkan hasil tarikh dari pelajaran baca tulis al-qur’an dan diterapkan dalam
kehidupan sekolah, keluarga maupun masyarakat luas.
3. Peneliti Selanjutnya
Menambahkan metode wawancara agar lebih maksimal hasil penelitian dan dapat
memprediksi lebih tepat peningkatan prestasi belajar baca tulis al-qur’an
C. Kata Penutup
Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
skripsi ini tanpa halangan yang berarti.Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga Walisongo Islamic Football Academy Sragen kedepannya semakin berhasil
dalam mendidik para peserta didiknya, sehingga siswa mampu melanjutkan sekolah ke
jenjang berikutnya, berguna bagi agama, nusa dan bangsa.
Akhirnya, tak ada gading yang tidak retak, begitu pula skripsi ini, Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya maupun pembaca yang budiman pada umumnya.
Penulis menerima segala kritik dan saran perbaikan guna sempurnanya penyusunan skripsi
ini.
81

DAFTAR PUSTAKA

Aan minannurrohman, koordinator tim al-qur'an yayasan pendidikan sosial islam (ypsi)
Walisongo Islamic Football Academy, oktober 2013 departemen pendidikan nasional,
kamusbesarbahasa arab indonesia, jakarta: balai pustaka, 2005.

abidin zainal s, seluk beluk al-qur'an, jakarta; rineka cipta, cet. Pertama ,1992.
Ai-qur’an surat an-nahl dan terjemahnya. Departemen ri, 2002 Op, cit hal 114
Arya wardhana Wisnu. Melancak teori einstein dalam al-qur’an. Pustaka pelajar:
yogyakarta. az-zanjani Abu abdullah,, wawasan baru tarikh ai-qur’an bandung:
mizan,1986.

Buku pedoman mtq, jakarta : jam’iyyatul qurrq’ wal huffazah. Daradjat Zakiah, peranan
agama dalam kesehatan mental, jakarta; pt gunung agung,1969.

Departemen agama ri, al-qur'an dan terjemahnya, bandung; diponegoro, 2003.


Departemen agama ri. Al-qur’an dan terjemahnya bandung : dionogoro,2008
Depdikbud ri, kamus besar bahasa indonesia jakarta: balai pustaka, 1989.
sugiyono, statistika untuk penelitian, bandung : cv. Alfabeta, 2005.
Endng hariyanto, aqidah akhlak sukamaju depok: arya duta,2006.
Gulo W, metodologi penelitian, jakarta: pt gramedia widia sarana, 2007
Gus arifin dan abu faqih suhendri. Al-qur’an sang mahkota cahaya. Pt elex media komputindo:
jakarta, 2010.

Hernowo. Quantum reading, bandung: mlc, 2005.


husin ai munawar Said agil, ai-qur’an membangun tradisi kesalehn hakiki jakarta:ciputat
press, 2002.

Ihsan Handani dan ihsan fuad, filsafat pendidikan islam bandung: pustaka setia, 2001
koentjaraningrat, metode-metode penelitian masyarakat, jakarta : pt. Gramedia, 1994.

M. Hasbi ash shiddiqy, sejarah dan pengantar ilmu al-quran tafsir jakarta: pt. Bulan bintang,
1992.

M. Quraish shihab, wawasan al-qur'an, jakarta; mizan ,1997.


Moelong lexy j, metodologi penelitian kualitatif, bandung : remaja rosdakarya, 2002.
Muslim, aplikasi statistik, semarang : ft. Iain walisongo, 1996.
Nana sudjana,bandung: remaja rosdakarya, 1990.
Santri madrasah diniah muallimin muallimat darul taqwa, sabilul muttaqin(jalan orang-orang
taqwa. pasuruan : yayasan darul taqwa,2012.

Sugiono,metode penelitian kualitatif kuwantitatif dan rdan d jakarta: rineka cipta, 1998.
Sumiati, dan asra, metode pembelajaran, bandung : cv wacana prima, 2012.
82

Syarif Adnan, psikologi qur'an , bandung; pustaka hidayah, 2002. syarif adnan syarif,
psikologi qur'an , bandung; pustaka hidayah, 2002.

Zakiah drajat m, “peranan ustdz-ustadzh dalam pemberantasan butaaksara al-qur’an pada tk-
tpa masjid agung parepare “ skripsi sarjana : jurusan tarbiyah: parepare, 2007.

Zeid husein al-hamid, ringkasan ihya’ ulumuddin, jakarta: pustaka amani, 2007
Zulkifli. Psikolo perkembangan, bandung : pt. Remaja rosfakarya, 2003

Anda mungkin juga menyukai