Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan bimbingan konseling semakin popular dikenal oleh

masyarakat khususnya di sekolah, sebab pelayanan bimbingan dan konseling

terus digalakan pelaksanaannya.Untuk menyelenggarakan pelayanan ini

dengan baik salah satunya syarat pokok yang harus dikuasai adalah

memahami pengertian-pengertian dasar tentang bimbingan dan konseling oleh

guru pembimbing (konselor).

Pembahasan pengertian-pengertian dasar tentang bimbingan dan

konseling ini diupayakan untuk membentuk guru pembimbing (konselor)

pemula dalam memperoleh wawasan tentang lingkup dan kerangka kerja

pelayanan bimbingan dan konseling yang akan diembannya di sekolah.

Untuk lebih memantapkan posisi bimbingan dan konseling ditetapkan

dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal

1 ayat 6 “Pendidikan adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai

guru, konselor, pamong belajar, tutor instruktur fasilitator, dan sebutan lain

yang sesuai dengan khususnya serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan

pendidikan”.1

Diharapkan juga guru bimbingan konseling berperan dalam

pembinaan akhlak siswa yang sesuai dengan ajaran agama, serta sebagai

motivasi belajar maupun masalah pribadi, apabila untuk menghindari

1
www.belajar bkyuk.blogspot.com
2

pengaruh negative dari dampak lingkungan dan pengaruh perkembangan

teknologi yang menawarkan berbagai model baik positif maupun negative.

Maka penanaman pemahaman keagamaan sangatlah perlu dilakukan oleh guru

bimbingan dan konseling serta dibantu oleh guru-guru yang lain sebagai dasar

pada diri anak.

Salah satu contoh yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ulubelu,

yang siswanya terdiri dari para remaja yang berusia rata-rata 17 sampai

dengan 19 tahun yang secara psikologi sifat dan perkembangan fisiknya

sedang tumbuh berkembang pesat serta diiringi dengan egoisme yang tinggi

karena masa ini juga bisa dibilang masa pencarian jati diri remaja.

Dikatakan pula secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana

individu beritegritas dengan masyarakat dewasa, usia dimana tidak lagi

merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam

tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.2

Dimasa inilah siswa rentan terhadap masalah yang berbau criminal,

yang menyebabkan akhlak mereka menjadi kurang baik.Pada hakekatnya

akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan

menjadi kepribadian sehingga timbul berbagai macam perbuatan secara

spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan

pemikiran.Apabila dari kondisi timbul kelakuan yang baik dan teruji menurut

pandangan syariat dan akal pikiran, dimana budipekerti mulia dan sebaliknya

2
Elizabet B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan sepanjang Rentang
Hidup (Jakarta : Erlangga), hal. 206
3

apabila yang lahir kelakuan yang buruk maka disebut budipekerti yang

tercela.3

Sehubungan dengan kelakuan yang buruk, disinilah guru bimbingan

konseling menunjukan perannya guru membantu merubah budi pekerti yang

buruk dari diri siswa. Ada berbagai cara atau upaya yang dapat dilakukan oleh

guru bimbingan konseling, diantaranya dengan teori hikmah dan mau’idah.

Dengan teori hikmah misalnya, memberikan pengarahan bahwa sebagai

seorang siswa seharusnya bersikap baik dan sopan.Dengan teori mau’idah,

memberikan nasihat kepada siswa dan lebih mengarah ke hal-hal yang positif.

Apabila seorang siswa melakukan perbuatan tidak terpuji janganlah

menghukumnya dengan cara kekerasan melainkan dengan memberinya tugas

seperti menghafal ayat Al-Qur’an atau Hadits.

Dalam hal ini, Islam juga memberikan perhatian pada proses

bimbingan, Allah SWT menunjukan adanya bimbingan, nasihat atau petunjuk

bagi manusia yang beriman dalam melakukan perbuatan terpuji, seperti pada

QS. Al-Imran : 104:


‫ٱ‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬ ‫ٱ‬
‫َو ْلَتُكن ِّم نْمُك ُأَّم ٌة َيْد ُعوَن ىَل ْلَخِرْي َو َيْأُم ُر وَن ِب ْلَم ْع ُر وِف َو َيَهْنْو َن َعِن ْلُم نَكِر ۚ َو ُأ۟و َٰٓلِئَك ُمُه ْلُم ْفِلُح وَن‬
‫ِإ‬
Artinya :”Dan hendaklah ada diantara kami segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan

mencegah dari yang munkar” (QS. Ali-Imran : 104).4

Dalam memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap siswa yang

bermasalah, seorang guru bimbingan konseling bendaklah menggunakan

3
Budi Ali, Pendidikan Agama Islam SMK Tingkat I (Bandung : Angkasa, 2004) hal. 201
4
Mahmud Yunus, Tafsir Quranu Karim.
4

metode yang telah diajarkan dalam Al-Qur’an selain mendukung dengan

metode yang lain, seperti dalam surat An-Nahl (16) ayat 125 :

ۖ‫ٱْدُع ٰىَل َس ِبيِل َر ِّبَك ِبٱْلِحَمْكِة َو ٱْلَمْو ِع َظ ِة ٱْلَح َس َنِة ۖ َو َٰج ِد ْلُهم ِبٱَّلىِت َىِه َأْح َس ُن ۚ َّن َر َّبَك ُه َو َأْعُمَل ِبَم ن َض َّل َعن َس ِب يِهِل ۦ‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫ٱ‬
‫َو ُه َو َأْعُمَل ِب ْلُم ْهَتِد يَن‬

Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan

hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara

yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui

tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.(QS An-

Nahl:125).5

Ayat diatas memberikan contoh dalam membimbing, mengarahkan

dan mendidik anak menuju perubahan dan perkembangan yang positif dan

menuju kebahagian, dengan menggunakan teori hikmah dan mau’idhah adalah

suatu pedoman, penuntun dan pembimbing dalam memberikan bantuan

terhadap individu yang membutuhkan pertolongan dan mendidik anak untuk

menemukan jati dirinya dan mampu berperilaku yang baik sesuai dengan

norma agama.

Telah dijelaskan bahwa setiap manusia oleh Allah SWT dituntut untuk

melakukan amal-amal kebaikan dalam kehidupannya.Dengan itulah, manusia

dijanjikan akan memperoleh sesuatu yang berguna atau bermanfaat. Sesuatu

yang tidak hanya akan dirasakan di dunia, tetapi juga di akhirat kelak

5
Ibid.
5

(kenikmatan surga). Salah satu bentuk kebaikan yang harus manusia lakukan

adalah berakhlak baik (husnul khuluq).6

B. Identifikasi Masalah

Dari Latar Belakang Diatas Peranan Guru Bimbingan Konseling Di

SMAN 1 ULUBELU Berperan Penting Dalam Pembinaan Akhlak Siswa.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, terdapat berbagai masalah yang

ada diSekolah SMAN 1 ULUBELU.Diantaranya masih ada yang melanggar

tata tertib yang ada, seperti minuman keras, perkelahian, bolos pada jam

pelajaran, menyalakan ponsel waktu jam belajar dan sebagainya.Namun agar

penelitian ini lebih terarah dan terfokus maka peneliti membatasi

permasalahan ini pada permasalahan tentang peran guru bimbingan konseling

dalam membina akhlak siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ulubelu

Tahun Pelajaran 2022/2023.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka perlu dirumuskan secara jelas, tegas dan bersifat

operasional agar dapat dipertanggung jawabkan.

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Adakah peran guru bimbingan konseling dalam pembinaan akhlak

siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ulubelu Tahun Pelajaran

2022/2023”.

6
Ahmad Badran, Manajemen Ahlaq Menjadi Muslim Antri Stres (Yogyakarta : Mumtaz,
2012) hal. 100.
6

E. Hipotesis

Hipotesis adalah “ jawaban sementara terhadap suatu masalah

penelitian yang harus di uji kebenarannya dengan cara research” 7 Dengan

demikian hipotesis adalah suatu jawaban yang mash bersifat sementara yang

kebenarannya akan diuji melalui suatu penelitian.

Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah :

“Adakah pengaruh Guru bimbingan konseling terhadap pembinaan akhlak

siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ulubelu Tahun Pelajaran

2022/2023.”

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian :

1. Untuk mengetahui peran guru bimbingan dan konseling dalam pembinaan

akhlak siswa.

2. Untuk mengetahui bagaimana pola pembinaan akhlak siswa di Sekolah

Menengah Atas Negeri 1 Ulubelu yang dilaksanakan oleh guru bimbingan

konseling.

3. Untuk mengetahui hambatan yang dialami oleh guru bimbingan konseling

dalam pembinaan akhlak siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Ulubelu.

Kegunaan Penelitian :

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

terhadap pendidik maupun calon pendidik dalam pelaksanaan proses


7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta : Rineka
Cipta, 2000), h. 102
7

mengajar serta dalam pembinaan akhlak, khususnya guru bimbingan dan

konseling.

2. Penelitian diharapkan menjadi salah satu karya ilmiah yang dapat

menambah khazanah keilmuan di dunia pendidikan.

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai