MINI RESEARCH
Dianjurkan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Kualitatif
Oleh :
Dila Febriani
NIM : 2019.151.3463
Dosen Pembimbing :
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam
mengembangkan kualitas kehidupan manusia. Menurut UU No. 20 Tahun
2003 yang dikutip oleh Supriyadi tentang sistem pendidikan nasional
adalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
1
Negara.
Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam undang-undang
No. 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
2
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
1
Supriyadi, Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta:Cakrawala Ilmu, 2015), hal. 55
2
Ibid., hal. 57
5
ُ ع ٱهَّللCC
ِ ش ُزو ْا َي ۡر َف ُ ِس َف ۡٱف َسحُو ْا َي ۡف َس ِح ٱهَّلل ُ َل ُك ۡۖم َوِإ َذا قِي َل ٱن
ُ ش ُزو ْا َفٱن ۡ َ ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذ
ِ ِين َءا َم ُن ٓو ْا ِإ َذا قِي َل لَ ُكمۡ َت َف َّسحُو ْا فِي ٱل َم ٰ َجل
١١ يرٞ ون َخ ِب َ ُِين ُأو ُتو ْا ۡٱلع ِۡل َم َد َر ٰ َج ۚتٖ َوٱهَّلل ُ ِب َما َت ۡع َمل
َ ِين َءا َم ُنو ْا مِن ُكمۡ َوٱلَّذ
َ ٱلَّذ
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al
3
Mujaadilah:11)
3
Al-Quran dan terjemahan (Semarang:Asy Syifa’), hal. 434
7
4
Observasi, Pondok Pesantren Nurul Ihsan Ampelu Mudo. 04 Desember 2019
8
B. Rumusan Masalah
5
Observasi. Pondok Pesantren Nurul Ihsan Ampelu Mudo. 04 Desember 2019
10
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka perlu adanya
pembatasan masalah agar penelitian bisa lebih terfokus. Masalah yang
diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada santri yang menetap di pondok
pesantren tahun ajaran 2020/2021 dengan fokus penelitian “Strategi Guru
Dalam Meningkatkan Disiplin Santri Pondok Pesantren Nurul Ihsan
Ampelu Mudo”.
A. Landasan Teori
1. Pengertian Strategi
Strategi menurut pengertian bahasa adalah “siasat, kiat atau
rencana”.Strategi berarti prosedur atau langkah-langkah pelaksanaan
6
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) strategi adalah
ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan tertentu; rencana yang cermat
7
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Sedangkan menurut
Wina Sanjaya strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan method or series
activities designed to echieves a particular education goal (J.R David,
8
1976).
6
Supriyadi. Op.Cit., hal. 59
7
Kamus besar bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakara: Balai Pustaka, 1994) hal. 964
8
Ali asrun Lubis, Jurnal Darul ‘Ilmi Vol. 01, No. 02, 2013
13
9
Supriyadi, Op.Cit., hal. 67
15
10
Hamka Abdul Azis, Karakter Guru Profesional, (Jakarta : AMP Press, 2016), hal. 19
11
Supriyadi, Op.Cit., hal. 11
16
kiai. Secara etimologi perkataan pesantren berasal dari akar kata santri
dengan awal “Pe” dan akhiran “an” berarti tempat tempat tinggal santri.
Selain itu asal kata pesantren terkadang dianggap gabungan dari kata
“sant” (manusia baik) dengan kata “ira” (suka menolong), sehingga kata
12
pesantren dapat dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.
Istilah pondok berasal dari pegertian asrama para santri, tempat
mondok atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu. Kata tersebut
13
berasal dari “fundug” (bahasa Arab) yang berarti hotal atau asrama.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pondok
pesantren adalah tempat tinggal santri dan tempat dimana pendidikan
dilakukan untuk menjadikan manusia sebagai insan yang baik.
Sebuah pondok pesantren pada dasarnya merupakan lembaga
pendidikan yang menyediakan asrama atau pondok (pemondokan)
sebagai tempat tinggal bersama sekaligus tempat belajar para santri di
bawah asuhan kiai. Asrama untuk santri ini berada dalam lingkungan
kompleks pesantren. Kyai serta keluarganya juga bertempat tinggal
disekitar kompleks. Menurut Samsul Nizar ada beberapa karakteristik
pondok pesantren, yaitu :
a) Pondok pesantren menggunakan batasan bagi santri-santrinya.
b) Tidak menerapkan batas waktu pendidikan, sifat pendidikan pesantren
bersifat seumur hidup (long life education).
c) Di pesantren tidak diklasifikasi dalam jenjang-jenjang menurut
kelompok usia sehingga siapapun diantar masyarakat yang ingin, bias
belajar menjadi santri.
d) Santri boleh bermukim selamanya dan jika dikehendaki santripun
boleh pindah ke pesantren lain.
e) Pesantren tidak memiliki peraturan administrasi tetap, dimana seorang
dapat bermukim diterima tanpa mengaji kitab asal ia memperoleh
12
Samsul Nizar, Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di Nusantara
(Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2013), hal. 87
13
Ibid. hal. 113
17
4. Kompetensi Guru
Kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan
14
Ibid., hal. 136
15
Ibid., hal.128-137
16
Ibid. hal. 89
18
17
layak. Dalam menjalankan kewenangannya guru dituntut memiliki
kecakapan, meliputi :
1) Kecakapan kognitif (kecakapan ranah cipta)
2) Kecakapan afektif (kecakapan ranah rasa).
Kompetensi ranah ini meliputi seluruh fenomenda perasaan dan
emosi seperti; cinta, benci, senang, sedih dan sikap tertentu terhadap
diri sendiri dan orang lain.
3) Kecakapan psikomotor (kecakapan ranah karsa)
Kecakapan keterampilan yang bersifat jasmaniah yang
pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar.
18
4) Kecakapan kepribadian.
Dari keempat kompetensi di atas, kompetensi kepribadian yang
berhubungan langsung dengan pembentukan moral anak didik. Guru
harus menjadi teladan dan memberikan contoh yang baik dari segala sisi
kepada anak didik karena apa yang kita berikan dapat ditiru anak didik.
Dalam suatu pondok pesantren guru disebut dengan Kyai. Kyai
adalah unsur yang esensial dari suatu pesantren. Kyai adalah gelar bagi
seseorang yang memiliki pengetahuan agama yang luas, memiliki
19
kesalehan yang baik dan mempunyai kepribadian yang tepuji. . Para kiai
dari suatu pondok pesantren harus memiliki kemampuan lebih dibidang
pembelajaran agama. Pondok pesantren pada masa sekarang ada yang
memiliki kekhasan tertentu, ada yang khusus mengajarkan disiplin ilmu
Hadist dan Fiqih, Ilmu Bahasa Arab, Ilmu Tafsir, Ilmu tasawuf dan lain-lain.
Kyai menurut Dhofier yang di kutip oleh Samsul Nizar, adalah gelar
yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli agama Islam yang
memiliki atau menjadi pemimpin pesantren dan mengajar kitab-kitab klasik
17
Supriyadi.,Op.Cit. hal. 42
18
Ibid., hal. 43
19
Samsul Nizar, Op.Cit., hal. 123
19
20
kepada para santrinya. Untuk menjadi Kiai ditentukan oleh beberapa
faktor, yakni : Pengetahuan, Keturunan, Kesalehan, murid-muridnya, dan
21
cara yang digunakan dalam mengabdikan diri kepada masyarakat.
Menurut Zakiyah Daradjat, guru atau pendidik Islam yang
profesional harus memiliki kompetensi-kompetensi yang lengkap, meliputi:
1) Taqwa kepada Allah, sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, tidak
mungkin mendidik anak agar bertaqwa kepada Allah, jika ia sendiri
tidak bertaqwa kepadaNya;
2) Berilmu, ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti,
bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan
kesanggupan tertentu yang diperlukan untuk suatu jabatan;
3) Sehat jasmani ;
4) Berkelakuan baik, budi pekerti guru maha penting dalam pendidikan
watak murid. Guru harus menjadi suri teladan, karena anak-anak
bersifat suka meniru. Di antara tujuan pendidikan ialah membentuk
akhlak baik pada anak dan ini hanya mungkin jika guru berakhlak baik
22
pula.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru
merupakan kemampuan seorang guru dalam memenuhi segala
kewajibannya dengan segala kecakapan yang dimilikinya, yaitu
kecakapan kognitif, kecakapan afektif kecakapan psikomotor, kecakapan
kepribadian, meliputi: taqwa kepada Allah, berilmu, sehat jasmani dan
berkelakuan baik
5. Pengertian Santri
Penggunaan istilah santri ditujukan kepada orang yang sedang
menuntut pengetahuan agama di pondok pesantren. Meskipun secara
umum santri identik dengan peserta didik, murid, siswa, atau pelajar yang
20
Ibid., hal. 126
21
Ibid., hal. 131
22
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2017),hal.40-42.
20
23
Samsul Nizar,Op.Cit., hal. 131-132
21
24
Al-quran dan terjemahan (Semarang:Asy Syifa’), hal. 482
22
masa ini menunjukkan bahwa waktu itu sangat penting sehingga Allah
bersumpah dengannya.
Sebagaimana sumpah manusia untuk meyakinkan seseorang akan
kebenaran, maka Allah pun meyakinkan manusia akan pentingnya sebuah
waktu bagi manusia. Sangat disayangkan bahwa kerugian manusia
tersebut tidak banyak yang menyadarinya, sehingga Allah bersumpah
akan hal tersebut untuk meyakinkan manusia bahwa mereka sungguh
berada dalam kerugian karena tidak dapat menggunakan waktu di dunia
ini dengan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu kita hendaknya dapat memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya sebagai perwujudan dari sikap disiplin. Dengan demikian
disiplin dalam aturan tata tertib, disiplin waktu maupun, disiplin belajar
dan disiplin dalam hal lainnya sangat diperlukan sebab dengan sikap
disiplin akan membawa hidup teratur, dan akan menjadikan seseorang
mudah mencapai keberhasilan dari yang dicita- citakan.
Sikap disiplin merupakan proses hasil dari sebuah perjalanan
waktu. Artinya sikap itu muncul berkaitan dengan mau atau tidaknya untuk
tetap menjalankan setiap tindakannya sesuai dengan apa yang ingin
dicapai dari tujuan yang telah ditetapkan. Bila keinginan kita untuk
mentaati tata tertib dalam sekolah sudah menjadi kesadaran maka
keinginan yang lain akan kita kesampingkan terlebih dahulu dan lebih
mendahulukan mentaati tata tertib.
Kedisiplinan erat kaitannya dengan pengetahuan serta perilaku
yang positif, seperti kebenaran, kejujuran, tanggung jawab, tolong
menolong, kasih sayang, patuh atau taat, serta hormat kepada guru.
Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu disciplina yang
berarti perintah dan discipulus yang berarti peserta didik. Jadi disiplin
dapat dikatakan sebagai perintah seorang guru kepada peserta didiknya.
Kemudian dalam New World Dictionary disiplin diartikan sebagai latihan
23
25
Novan Ardy Wiyani, Manajemen Kelas, Teori dan Aplikasinya untuk Menciptakan Kelas
yang Kondusif (Jakarta: Ar-Ruzz media, 2013),hal.159
26
Anggie Meiliyana Putri, dkk. Peningkatan Disiplin Belajar Santri Melalui Bimbingan Dan
Konseling. Journal of Innovative Counseling : Theory, Practice &Research. 2018. Hal. 28
27
Muhammad Fadillah dan Lilik Mualifatu Khorida, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:
Konsep dan Aplikasinya dalam PAUD (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hal. 192
24
28
Novan Ardy Wiyani,Op.Cit., hal. 159-160
25
29
Aulia, Nisak Choriun, Jurnal Pedagogia 2,No.1
26
sama sekali tidak boleh dalam Islam. Kekerasan itu sama dengan
perbuatan dhalim kepada seorang. Hukuman bisa menjadi kekerasan
manakala sanksi yang diberikan bagi pelanggar secara berlebihan atau
diluar batas kewajaran sehingga menyebabkan orang merasakan sakit
secara fisik maupun mental. Menurut Hurlock ada 3 cara penerapan
disiplin, yaitu :
a) Cara Mendisiplin Otoriter
Peraturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang diinginkan
menandai semua jenis disiplin yang otoriter. Tekniknya mencangkup
hukuman yang berat bila terjadi kegagalan, atau sama sekali tidak ada
persetujuan, pujian atau tanda-tanda penghargaan lainnya. Disiplin
otoriter bisa berkisar antara pengendalian perilaku anak yang wajar
hingga yang kaku yang tidak memberi kebebasan bertindak, kecuali yang
sesuai dengan standar yang ditentukan. Disiplin otoriter berarti selalu
mengendalikan melalui kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman,
terutama hukuman badan.
b) Cara Mendisiplin Yang Permasif
Disiplin permasif sebetulnya berarti sedikit disiplin atau tidak
berdisiplin. Biasanya disiplin permasif tidak membimbing anak ke pola
perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman.
Beberapa orang tua dan guru yang menganggap kebebasan
(permissiveness) sama dengan laissez-faire, membiarkananak-anak
meraba-raba dalam situasi yang terlalu sulit untuk ditanggulangi oleh
mereka sendiri tanpa bimbingan atau pengendalian.
Bagi banyak orang tua disiplin permasif merupakan protes terhadap
disiplin yang kaku dan keras masa kanak-kanak mereka sendiri. Dalam
hal seperti itu, anak sering tidak diberi batas-batas atau kendala yang
mengatur apa saja yang boleh dilakukan. Mereka diizinkan untuk
mengambil keputusan sendiri dan berbuat sekehendak merekasendiri.
c) Cara Mendisiplin Demokratis
Disiplin demokratis menggunakan penjelasan demokratis dengan
28
33
Abdul Latief . Skripsi. Strategi Guru Dalam Membina Karakter Siswa di Diniyah
Takmiliyah Awaliyah Darul Haq Desa Tantan Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro
Jambi.2016
30
34
Susi Susanti . Skripsi. Strategi guru dalam penanaman akhlak anak pad ataman
Kanak-Kanak Nurunnajah Desa Lopak Aur Kecamatan Pemayung Kabupaten
Batangahari. 2014
35
Agustina. Skripsi. Strategi Guru Dalam Proses Pemebalajaran PAI di SDN 29/I Terusan
Kecamatan Maro Seboi Ilir. 2013.
31
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif, yang diharapkan nantinya dapat membawa hasil
yang terbaik. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang digunakan untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah
36
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Selain itu, Sugiono juga mengemukakan penelitian kualitatif
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil
37
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Dalam penelitian ini cenderung dilakukan menurut perspektif
peneliti sehingga apa saja yang nantinya ditemukan dalam proses
penelitian dapat menjadi temuan baru bagi peneliti itu sendiri.
36
Lexy J.Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), hal.6
37
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung : Alfabeta, 2012), hal.9
34
38
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi (Sekolah Tinggi Agama Islam: Muara
Bulian. 2017), hal. 5
39
Sugiyono. Op.Cit., hal. 297
35
40
penelitian yang bersangkutan. Data primer yang peneliti maksudkan
dalam penelitian ini adalah data wawancara dan observasi mengenai
strategi guru dalam meningkatkan kedisiplinan di Pondok Pesantren Nurul
Ihsan Ampelu Mudo, yang meliputi:
1) Bagaimana Strategi guru dalam meningkatkan kedisiplinan santri
Pondok Pesantren Nurul Ihsan Ampelu Mudo?
2) Apa kendala guru dan bagaimana upaya yang dilakukan terhadap
strategi guru dalam meningkatkan kedisiplinan santri pondok
pesantren Nurul Ihsan Ampelu Mudo?
b. DataSekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah, Koran
41
keterangan-keterangan atau publikasi lainnya. Data sekunder dalam
penelitian ini adalah data yang diambil dari Pondok Pesantren Nurul Ihsan
Ampelu Mudo:
a. Historis dan geografis
b. Struktur organisasi Pesantren
c. Keadaan guru/Kiai dan Santri
d. Keadaan sarana dan prasarana
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Pondok Pesantren,
ustadz dan ustadzah serta Santri Pondok Pesantren Nurul Ihsan Ampelu
Mudo yang didapat dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.
40
Ibid, hal. 139
41
Ibid., hal. 139
37
42
Ibid., hal. 224
43
Ibid., hal.166
38
2. Wawancara
Wawancara merupakan tekhnik dalam pengumpulan data penelitian
yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi secara lisan baik dari
guru bersangkutan maupun dari siswa yang diteliti. Wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu percakapan itu dilakukan oleh dua
belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewier) yang memberikan jawaban
44
atas pertanyaan itu.
Pengertian di atas bahwasanya dapat diketahui bahwa wawancara
merupakan sebuah percakapan antara dua orang pihak dengan maksud
mencari informasi kepada narasumber. Dalam metode wawancara ini
terlebih dahulu dari pewawancara menyusun sebuah pertanyaan yang
akan ditanyakan.
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang
dibutuhkan untuk menambahi penjelasan-penjelasan terkait penelitian.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap subjek penelitian yaitu
kepala/Waka pondok, pendidik, santri dan staff di Pondok Pesantren Nurul
Ihsan.
Dalam proses penelitian ini peneliti mempersiapkan instrument
yang diperlukan untuk pelaksanaan wawancara dengan tahapan-tahapan
sebagai berikut :
a) Tahap pertama, ialah menemukan siapa yang akan diwawancarai.
Barangkali pada suatu saat pilihan hanya berkisar di antara beberapa
orang yang memenuhi persyaratan sesuai observasi yang dilakukan
peneliti dan diskusi dengan informan yaitu kepala sekolah.
b) Tahap kedua, ialah mencari tahu bagaimana cara yang sebaiknya
untuk mengadakan kontak dengan responden. Karena responden
adalah orang-orang pilihan, dianjurkan agar jangan membiarkan orang
ketiga menghubungi, tetapi peneliti sendirilah yang melakukannya.
44
Ibid., hal.186
39
penelitian ini pada mulanya didapat dari informan sesuai dengan sudut
pandang informan/responden.Data yang sudah dianalisis berdasarkan
dari sudut pandang peneliti.
45
Ibid., hal. 256
41
46
Ibid., hal. 261
47
Ibid., hal. 114
42
F. Triangulasi Data
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
berbagai waktu. Dengan demikian triangulasi dibedakan atas triangulasi
48
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi waktu.
Pada penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan
tiga teknik pengumpulan data. Adapun skema model triangulasi dengan
tiga teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
WAWANCARA
OBSERVASI DOKUMENTASI
Gambar 1.
Skema triangulasi dengan tiga teknik pengumpulan data
48
Ibid., hal. 372
49
Ibid., hal. 373
43
50
Pedoman Penulisan Skripsi, Op.Cit. Hal. 12
44
H. Jadwal Penelitian
Untuk kelancaran pelaksanaan penelitian, maka peneliti membuat
rincian jadwal penelitian sebagai berikut:
45
46
Tabel 1.
Jadwal Penelitian
8 Penelitian √ √ √ √
Lapangan/
pengumpulan data
9 Penulisan draf √ √ √
skripsi
10 perbaikan draf √ √
skripsi
11 Pendaftaran √
ujian muna-
qasyah
12 Ujian Muna √
47
qoysah
13 Skripsi setelah √
ujian
14 Penggandaan √
15 Penyerahan √
skripsi
48
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi
1. Letak Geografis
Pondok Pesantren Nurul Ihsan Ampelu Mudo terletak di Jalan
Sarolangun KM. 7 RT. 01 Desa Ampelu Mudo Kecamatan Muara Tembesi
Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi, kode pos 36653. Secara geografis
Desa Ampelu Mudo Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batang Hari
terletak pada posisi 1.15’ Lintang Selatan sampai 2.2’ Lintang Selatan dan
diantara 102,30’ bujur timur sampai 104.30’ bujur timur, dengan batas
wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
Maro Sebo Ilir, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batin
XXIV, Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Muara Bulian,
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Mersam. Kecamatan
Muara Tembesi terdiri dari 2 (dua) Kelurahan dan 12 (Dua Belas Desa).
Desa Ampelu Mudo dengan jumlah penduduk pada tahun 2018
sebanyak 1.136 orang dengan Karakteristik masyarakat adalah rumpun
masyarakat Melayu dan kecenderungan tetap mempertahankan adat
istiadat dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar 2.
Struktur Kelembagaan
Pondok Pesantren Nurul Ihsan Ampelu Mudo
52
13. Gudang 1
14. Toilet Guru 1
15. Toilet Siswa 10
6. Jumlah Peserta didik dan Guru
Tabel 3.
Jumlah Peserta didik dan Guru
Pondok Pesantren Nurul Ihsan Ampelu Mudo
JUMLAH
N
Siswa Guru Pegawai
O
L P L+P L P L+P L P L+P
1 79 50 129 10 12 22 - 1 1
senior dan telah mengajar cukup lama dan telah berkeluarga, biasanya
hanya ada dan hadir saat waktu sekolah saja, sehingga hanya
bertanggung jawab untuk mengawasi kedisiplinan santri saat di kelas.
Para guru yang tinggal di asrama mengawasi dan mengontrol santri,
kehadirannya bisa dibilang sebagai pengganti orang tua santri saat di
pondok.
B. Temuan Penelitian
Penerapan kedisiplinan di Pondok Pesantren Nurul Ihsan
merupakan suatu kewajiban. Kedisiplinan di pondok ini terus diupayakan
perbaikannya dari waktu ke waktu oleh pendidik. Berkaitan dengan sikap
disiplin, pondok pesantren Nurul Ihsan Ampelu mudo menuntut santri
untuk disiplin terhadap semua aturan pondok. Pondok Pesantren Nurul
Ihsan Ampelu Mudo telah membuat suatu aturan berupa tata tertib
pondok dan berisi tentang semua aturan, larangan dan sanksi
terhadap seluruh jajaran pondok pesantren dan wajib untuk dipatuhi.
Adapun aturan tersebut, yaitu:
PASAL 1
KETENTUAN UMUM
1. Selalu mentaati syariat Islam, peraturan yang berlaku dan Tata Tertib
Pondok Pesantren
2. Menjaga nama baik pondok pesantren
3. Taat kepada kyai pengasuh Pondok Pesanter serta hormat kepada
dewan guru (ustadz)
PASAL 2
KEWAJIBAN SANTRI
Setiap santri diwajibkan untuk:
1. Selalu bersikap jujur, ramah serta saling menghargai
2. Mengerjakan sholat fardlu secara berjamaah. Mengikuti pengajian
sesuai dengan jadwal serta belajar menurut waktu yang telah
ditentukan
55
51
Dokumentasi Tata Tertib. Pondok Pesantren Nurul Ihsan Ampelu Mudo
59
52
Observasi. Pondok Pesantren Nurul Ihsan Ampelu Mudo. 13 Maret 2020
61
53
Pendidik Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Yusnida, S.Ag.,M.Pd, Wawancara, 12 Maret
2020. Ampelu Mudo. Rekam Tertulis. Pelaksanaan Kegiatan Rutin
54
Pendidik Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Rasjamsi, S.Pd.I, Wawancara, 26 Maret
2020. Ampelu Mudo. Rekam Tertulis. Pelaksanaan Kegiatan Rutin
62
56
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Drs. Zulkifli, Wawancara, 26 Maret 2020.
Ampelu Mudo. Rekam Tertulis. Penerapan metode hukuman
57
Kepala Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Salmi Abadi, Lc. Wawancara, 09 April 2020.
Ampelu Mudo. Rekam Tertulis. Penerapan Disiplin Santri
64
58
Pendidik Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Yusnida, S.Ag.,M.Pd, Wawancara, 26 Maret
2020. Ampelu Mudo. Rekam Tertulis. Penerapan Disiplin Santri
59
Pendidik Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Dede Yunia, S.Pd.I, Wawancara, 09 April
2020. Ampelu Mudo. Rekam Tertulis. Penerapan Disiplin Santri
65
60
Observasi peneliti. Pondok Pesantren Nurul Ihsan Ampelu Mudo. 26-09 april 2020
66
menetapkan berbagai peraturan yang disebut tata tertib, tentu saja -, nah,
santri wajib mentaati semua yang termuat dalam peraturan tata tertib
pondok termasuk berbagai sanksi yang akan dijatuhkan apabila santri
melakukan pelanggaran tata tertib di pondok pesantren ini.”
Lebih jauh Beliau juga mengatakan bahwa:
“Peraturan yang ada di pondok ini -, selalu mengedepankan
pendidikan agama dan akhlak terlebih dahulu. Walaupun bidang studi
yang lain juga menjadi prioritas, tapi kami yakin agama dan akhlak akan
menjadikan murid lebih baik lagi. Nah, kalo’ ndak disiplin, tata tertib yang
sudah kami buat sia-sia nantinya. Pasti banyak pelanggarannya. saya
sebagai pimpinan pondok pesantren Nurul Ihsan berkewajiban
memastikan bahwa segala peraturan dan tata tertib pondok dilaksanakan
oleh semua jajaran, baik oleh ustadz dan ustadzah maupun oleh seluruh
61
santri.”
Metode-metode penerapan disiplin terhadap seluruh kegiatan
pondok diharapkan mampu meningkatkan disiplin santri. Metode nasihat,
teguran, pembiasaan, tauladan, pengawasan, bahkan metode hukuman
dapat menjadikan santri memahami dan mengaplikasikan kedisiplinan di
dalam diri mereka agar dapat hidup serasi dengan lingkungannya.
Menjadikan disiplin bukan karena diawasi dan takut hukuman, namun
menjadi suatu pembiasaan baik sehingga nantinya diharapkan mampu
terus menerus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidik juga harus menjadi tauladan yang baik bagi peserta didik.
Tauladan sebagai figur yang harus dicontoh, ditiru dan digugu. Tauladan
dalam pembelajaran dan tingkah laku sehari-hari. Diharapkan dengan
sikap tauladan ini dapat memberikan sumbangsih terhadap sikap santri
kearah yang lebih baik. Lembaga pendidikan harus menggunakan
metode-metode disiplin bukan hanya mematuhi keinginan tuntutan
pendidikan semata saja, akan tetapi pendidik harus juga dapat
61
Kepala Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Salmi Abadi, LC, Wawancara, 12 Maret 2020.
Ampelu Mudo. Rekam Tertulis, Tata Tertib Pesantren
69
masing-masing latar belakang atau karakteristik yang ada pada diri santri,
63
jadi nanti lebih mudah dalam penanganannya.“
Selanjutnya ustadzah Ira Bima, S.Pd.I berpendapat terkait
tingkat keberhasilan dalam penggunaan metode-metode tersebut.
Beliau berpendapat bahwa metode pengawasan dan hukuman sudah
sangat efektif karena memang dari dulu sudah diberlakukan adanya
hukuman. Lebih detailnya beliau mengatakan bahwa:
“Namanya anak-anak punya karakter yang berbeda-beda dan
lingkungan tinggal yang berbeda pula. Ada yang tertib ada yang tidak,
tapi disini ya ustadz berupaya semaksimal mungkin untuk bisa
membuat tertib anak-anak. Memang kalau dilihat secara umum,
metode pengawasan dan metode hukuman yang diterapkan disini itu
bisa membuat santri menjadi tertib, karena mungkin dari santri sendiri
ada yang takut dihukum. Jadi dengan paksaan diharapkan agar
terbiasa begitu. Pembiasaan akan menjadi hal baik dalam tata tertib.
Kalau anak sudah terbiasa tertib maka pelanggaran dapat cepat
64
berkurang. Kesadaran tata tertib anak akan meningkat.”
2) Pengawasan yang longgar
Pondok Pesantren Nurul Ihsan melakukan pengawasan terhadap
kedisiplinan santri dibantu oleh OSPOP, namun demikian banyaknya
santri yang belajar di pondok menyebabkan pengawasan terkadang
menjadi longgar. Hal ini sering dimanfaatkan santri untuk membolos,
merokok atau sekedar ngobrol dengan teman disuatu tempat tertentu.
Perilaku santri yang seperti ini juga berpengaruh terhadap santri
yang lain, hal ini menyebabkan pelanggaran di pondok akan semakin
meningkat. Kepedulian santri terhadap lingkungan sekitar dan terhadap
teman sejawat sangat dibutuhkan karena kepedulian santri lain akan
membawa dampak baik bagi pihak pondok. Misalnya ada santri yang
63
Pendidik Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Dewi Hasnawati, S.Pd.I, Wawancara, 09 April
2020. Ampelu Mudo. Rekam Tertulis. Penerapan Disiplin Santri
64
Pendidik Pondok Pesantren Nurul Ihsan. Ibu Ira Bima, S.Pd.I., Wawancara.
73
3) Sanksi berat
Sanksi jenis ini diberikan kepada santri yang melakukan
pelanggaran berat, sanksi diberikan dengan membacakan kesalahan
santri di depan semua santri, pengurus, serta dewan guru kemudian santri
dihukum hafalan surah, membersihkan seluruh halaman pondok, toilet
dan pendopo. Pengurus juga memanggil orang tua santri untuk
berkomunikasi tentang perilaku santri yang bersangkutan. Bila orang tua
tidak dapat menerima kesalahan santri atau santri yang bersangkutan
tidak menunjukkan perubahan perilaku maka pihak pesantren akan
memberhentikan santri dan mengembalikannya kepada orang tua wali.
4) Sanksi sangat berat
Sanksi ini diberikan kepada santri yang melakukan pelanggaran
pada kategori sangat berat. Sanksi tersebut yaitu dengan membacakan
kesalahannya di depan semua santri, pengurus, serta dewan guru
kemudian santri tersebut langsung dikeluarkan secara tidak terhormat dan
tidak diperbolehkan lagi kembali ke pesantren. Hukuman tersebut berlaku
bagi santri yang telah merusak citra dan nama baik pesantren,
menggunakan narkoba atau terlibat dalam tindakan kriminal lain. Adapun
bagi santri yang berkhalwat atau berduaan dengan lawan jenis yang
bukan muhrim, maka santri yang bersangkutan masih akan diberikan
kesempatan untuk menetap di pesantren dengan syarat melakukan
perjanjian bahwa ia tidak akan mengulangi perilaku yang melanggar nilai
dan norma tersebut. Perjanjian dibacakan di depan semua santri,
pengurus, dan dewan guru. Namun, jika mengingkari perjanjian tersebut,
maka santri tetap akan dikeluarkan dan tidak diperbolehkan lagi kembali
ke pesantren.
Dari kesemua sanksi tersebut, dapat peneliti katakan bahwa
penerapan sanksi yang diberikan oleh podok terhadap pelanggaran
tata tertib sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan santri. Semakin
santri memahami sanksi tersebut diharapkan santri akan menyadari
bahwa ada konsekuensi dari semua pelanggaran. Dari itu semua,
77
66
Kepala Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Salmi Abadi, Lc.. Wawancara. 30 Mei 2020.
Ampelu Mudo. Rekam Tertulis. Jenis pelanggaran santri
67
Pendidik Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Drs. Zulkifli. Wawancara. 30 April 2020.
Ampelu Mudo. Rekam Tertulis. Metode Hukuman dan Pengawasan
78
68
Peserta didik Pondok Pesantren Nurul Ihsan, M. Romadhan. Wawancara. 12 Maret
2020. Ampelu Mudo. Rekam Tertulis. Penerapan Displin Santri
69
Peserta didik Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Sati Nurhikmah. Wawancara. 12 Maret
2020. Ampelu Mudo. Rekan Tertulis. Penerapan Disiplin Santri
79
70
Pendidik Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Ira Bima, S.Pd.I. Wawancara. 30 April 2020.
Ampelu Mudo. Rekam Tertulis. Metode Hukuman dan Pengawasan
71
Kepala Pondok Pesantren Nurul Ihsan, Salmi Abadi, Lc.. Wawancara. 30 Mei 2020.
Ampelu Mudo. Rekam Tertulis. Tingkat keberhasilan strategi guru
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian dan penelaahan serta analisis,
maka selanjutnya penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi guru dalam
meningkatkan kedisiplinan santri Pondok Pesantren Nurul Ihsan Ampelu
Mudo adalah sebagai berikut:
1. Penerapan kedisiplinan santri Pondok Pesantren Nurul Ihsan,
menggunakan beberapa strategi dalam pelaksanaannya yaitu, dengan
metode pembiasaan, metode tauladan, metode teguran, pengawasan
dan metode hukuman. Dari Observasi dan wawancara yang telah
dilakukan, metode yang diterapkan oleh pendidik dalam meningkatkan
kedisiplinan santri Pondok Pesantren Nurul Ihsan Ampelu Mudo
sudah berjalan baik dan sesuai dengan harapan, hal ini terlihat dari
teraturnya kehidupan santri di asrama dan proses kegiatan belajar
mengajar yang efektif dan catatan pelanggaran santri yang makin
sedikit.
2. Kendala yang dihadapi dalam proses penerapan kedisiplinan di
Pondok Pesantren Nurul Ihsan Ampelu Mudo adalah:
a. Latar belakang santri yang berbeda sehingga mempunyai tingkat
kesadaran kedisiplinan yang berbeda pula.
b. Pengawasan yang longgar dari pihak pesantren menjadi salah
satu kendala, banyaknya murid di pesantren menyebabkan
pengawasan menjadi longgar hingga memungkinkan santri untuk
melakukan pelanggaran seperti membolos, berpakaian tidak
sesuai aturan pondok, tidak mengikuti kegiatan piket, dan lainnya.
3. Upaya Pondok Pesantren Nurul Ihsan dalam mengatasi kendala
85
5. Rekomendasi
1) Melalui penelitian ini pendidik dapat menerapkan bermacam strategi
penerapan kedisiplinan dengan tujuan meningkatkan kedisiplinan
siswa.
2) Penelitian ini dapat dijadikan suatu masukan terhadap penerapan
disiplin baik dilembaga pendidikan umum maupun pesantren.
3) Peserta didik diharapkan mampu memahami suatu aturan dan tata
tertib dan menjadi pembiasaan untuk mentaati aturan tersebut dalam
semua aspek kehidupan.
6. Saran
Untuk meningkatkan kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Nurul
Ihsan Desa Ampelu Mudo terutama berkaitan dengan santri yang
jumlahnya banyak, perkenankan penulis memberikan masukan dan saran-
saran, kepada:
a. Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ihsan Desa Ampelu Mudo
1) Hendaknya sering mengontrol keadaan santri terutama saat
kegiatan di pondok berlangsung.
87
Ali asrun Lubis, “Konsep strategi Belajar Bahasa Arab”. Jurnal Darul ‘Ilmi
Vol. 01, No. 02.2013
Aulia, Nisak Choriun. “Penanaman Disiplin Pada Anak Usia Dini”. Jurnal
Pedagogia 2,No.1. 2013
Nikmah Sofia Afiat. Kualitas Kehidupan Sekolah Dan Disiplin Pada Santri
asrama Pondok Pesantren. Jurnal InSight, Vol.20 No.1. Februari.
ISSN: 1693–2552. 2018.
Susi Susanti . Skripsi. Strategi guru dalam penanaman akhlak anak pad
ataman Kanak-Kanak Nurunnajah Desa Lopak Aur Kecamatan
Pemayung Kabupaten Batangahari. 2014